Manajemen Proyek | 91 berbagai kegiatan yaitu menetapkan ketentuanketentuan yang harus dipatuhi, menentukan sasaran, menyepakati anggaran belanja dan mendapatkan persetujuan / izin proyek. 2. Spesifikasi : Fase untuk menentukan secara rinci persyaratan sebuah proyek yang akan didokumentasikan dalan Spesifikasi Persyaratan 3. Desain : Fase Desain menterjemahkan apa yang diinginkan menjadi bagaimana melaksanakan. 4. Pembangunan : Fase ini membuat seluruh fase sebelumnya menjadi nyata secara fisik. 5. Instalasi / Implementasi : Proyek yang telah selesai didesain dan dibangun, siap untuk dioperasikan dan diuji apakah semua sistim yang ada (instalasi) dapat berfungsi dengan baik. 6. Operasi dan Tinjauan Kembali : Bangunan yang dioperasikan sesuai dengan tujuan. Bangunan yang telah digunakan akan muncul persyaratan-persyaratan dan persoalan lain dan siklus atau daur yang seperti semula secara utuh akan mulai muncul lagi. 1. Kontraktor Kontraktor adalah sebutan yang pada umumnya diterapkan untuk seseorang yang melaksanakan pekerjaan dalam industri konstruksi. Dalam hal ini kontraktor yang dimaksud adalah kontraktor (trade contractor), adalah kontraktor yang bertanggung jawab atas keseimbangan pekerjaan dan kinerja para subkontraktornya, dimana kontraktor jenis ini dapat
92 | Manajemen Proyek memiliki sub-sub kontraktor yang mengadakan kontrak dengannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaan ( Vincent G.Bush, 1991 ) Pelaksanaan suatu pekerjaan biasanya berdasarkan harga yang disepakati dalam kontrak. Akan menjadi masalah bila kontraktor pelaksana ternyata mengalami kesulitan untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan batasan harga kontrak tersebut, sehingga sebaiknya penilaian calon kontraktor pemenang tidak hanya berdasarkan pada penawaran saja namun perlu mempertimbangkan kemampuan keuangannya, dimana neraca keuangan diharapkan mampu menunjukkan stabilitas dan kemampuan calon kontraktor untuk merampungkan pekerjaannya. Faktor-faktor utama penyebab kegagalan kontraktor antara lain ( Vincent G.Bush, 1991 ) : a. Penafsiran harga yang lemah atau catatan-catatan tentang pembiayaan pekerjaan terdahulu yang kurang tepat b. Munculnya kejadian-kejadian yang tak terduga, misalnya terjadinya penangguhan pekerjaan, kenaikan upah dan harga yang tak terduga, keputusan pemilik proyek yang terlambat, perubahan desain. c. Manajemen yang lemah, kemampuan manajer proyek yang kurang sesuai dan dukungan manajemen pusat yang tidak selaras dengan lapangan. d. Bencana alam, banyak kecelakaan tidak dilindungi oleh asuransi
Manajemen Proyek | 93 e. Pemilik bangkrut. Untuk mencegah kerugian, kontraktor harus melakukan tinjauan secara sungguh-sungguh. Karena bila sudah terancam rugi dilapangan, kadangkala kontraktor kurang memperhatikan masalah mutu. Ada 4 elemen penting dalam tinjauan kontrak pada kontraktor, yaitu: 1) Kontrak Kuantitas : Menjelaskan volume pekerjaan yang harus dikerjakan, dinyatakan secara implisit dalam dokumen gambar dan ekspisit dalam daftar volume. 2) Kontrak Kualitas : Tuntutan spesifikasi mutu dari setiap begian pekerjaan, secara khusus dinyatakan dalam dokumen gambar dan dokumen spesifikasi. 3) Kontrak Biaya : Kesepakatan besarnya biaya pekerjaan, dinyatakan dalam perjanjian kontrak 2. Manajer Proyek Kualitas seorang manejer proyek, sebagai wakil dari perusahaan kontraktor yang memimpin tim kerja dilapangan, mempunyai pengaruh terhadap kinerja tim proyeknya secara keseluruhan. Kegagalan dari produk yang dihasilkan dapat menimbulkan penambahan waktu dan biaya sebagai konsekuensinya. Hal ini dapat saja terjadi bila pemberi kerja merasa tidak puas atas mutu hasil kerja kontraktor kemudian menolaknya. Tentu saja hal ini akan mengakibatkan penambahan biaya pelaksanaan. Sehingga reputasi manajer proyek, tim proyek lapangan, perusahaan kontraktor dapat terpengaruh tentunya.
94 | Manajemen Proyek Salah satu untuk mengurangi kegagalan produksi, adalah dengan cara meningkatkan kualitas kerja, dalam hal ini manajer proyek. Peningkatan kualitas manejer proyek, sebagai bagian dari program peningkatan manajemen mutu (quality management) dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendidikan yang merupakan bagian dari prosedur mutu ISO 9000. Tentunya kualitas manajer proyek juga perlu dukungan oleh kualitas manajemen kantor pusat yang baik agar dapat menunjang keberhasilan tim kerja lapangan, hal ini melibatkan tim kerja terpadu yang bermutu sesuai dengan prinsip total quality management (TQM). Beberapa pengertian mengenai total quality management, yaitu : a. Suatu pendekatan manajemen dari suatu organisasi yang berpusat pada kualitas, bedasarkan partisipasi dari seluruh anggotanya dan bertujuan pada keberhasilan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan menguntungkan anggota organisasi dan masyarakat. b. Suatu usaha perusahaan yang meluas yang melibatkan setiap orang dalam organisasi dalam usaha untuk meningkatkan hasil kerja. 3. Pengendalian Biaya Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan dan pemakaian dana proyek, mulai dari proses memperkirakan jumlah keperluan dana, mencari dan memilih sumber dan macam pembiayaan, perencanaan serta pengendalian
Manajemen Proyek | 95 alokasi pemakaian biaya sampai pada akuntasi dan administrasi pinjaman / keuangan. Proses pengelolaan biaya ada beberapa hal yang perlu diketahui: a. Perencanaan Sumber Daya, Perencanaan sumber daya meliputi pengidentifikasian jenis dan kualitas sumber daya (man power, peralatan dan material) yang diperlukan guna melaksanakan pekerjaan sesuai dan lingkup proyek. Output dari proses ini ialah catatan atau daftar jenis sumber daya yang diperlukan serta kuantitas masing-masing komponennya. b. Perkiraan Biaya, Kuantitas dan jenis sumber daya diidentifikasi dilanjutkan dengan estimasi keperluan biaya guna pengadaan sumber daya bersangkutan yang dinyatakan dalam satuan uang misalnya Rupiah atau US$. Mengadakan perkiraan biaya termasuk mengkaji atau menjadi alternatif terbaik dari segi biaya. Output dari proyek ini adalah dokumen yang berisi perkiraan biaya proyek beserta penjelasan yang diperlukan. c. Penyusunan Anggaran, Penyusunan anggaran berarti memerinci alokasi biaya untuk masingmasing kegiatan, yang diintegrasikan dengan jadwal enggunaannya. Anggaran ini nantinya akan menjadi tolak ukur pengendalian kinerja kegiatan yang bersangkutan. Output dari proses ini adalah dokumen anggaran biaya proyek serta rencana penarikannya.
96 | Manajemen Proyek d. Pengendalian Biaya, Proses pengendalian biaya termasuk memantau dan mencatat apakah penggunaan biaya telah sesuai dengan perencanaan. Biaya tidak sesuai, dicari sebabnya dan dievaluasi dampak yang mungkin terjadi serta diadakan koreksi. .
Manajemen Proyek | 97 9 Pembiayaan Proyek NTUK menghitung berapa besar biaya yang di perlukan dalam Pembangunan suatu infrastruktur disebut dengan estimasi, yang merupakan salah satu kegiatan utama proyek. Estimasi akan menjadi dasar untuk pelaksanaan proyek di lapangan, dimana terdapat model pembiayaan proyek. Estimasi di buat dengan memperkirakan kemungkinan kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Estimasi dilakukan pada tahap perencanaan dan pada tahap pelaksanaan. Estimasi pada tahap perencanaan untuk mendapatkan berapa biaya yang di butuhkan dari desain (gambar dan spesifikasi teknis) yang sudah di buat. Perencanaan biaya adalah salah satu komponen dalam Detailed Engineering Design (DED). Jadwal pelaksanaan di susun berdasarkan estimasi yang sudah di buat dengan menggunakan ketentuan-ketentuan yang ada. Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, kontraktor akan memperkirakan secara rinci berdasarkan tahapan-tahapan kegiatan, kualitas dan waktu pelaksanaan. Dari gambar perencanaan akan di hitung berapa banyak material yang di gunakan (Ervianto, 2005) . Faktor-faktor yang akan berpengaruh dalam perhitungan perkiraan biaya konstruksi, sebagai berikut : U
98 | Manajemen Proyek 1. Output yang di hasilkan atau produktivitas dari tenaga kerja 2. Kecukupan material di lokasi 3. Ketersediaan peralatan 4. Keadaan cuaca / musim 5. Jenis kontrak yang di pakai 6. Target kualitas 7. Etika dalam bekerja 8. Manajemen atau pengendalian 9. Kecakapan manajemen Pembiayaan proyek tergantung dari pemilik proyek (Owner). Pemilik proyek swasta dapat menggunakan dana sendiri maupun investasi atau pinjaman pihak ketiga. Sedangkan untuk proyek pemerintah, akan mengacu kepada ketentuan-ketentuan tersendiri (PUPR, 2017). Proyek pemerintah menggunakan beberapa cara untuk pendanaan, sebagai berikut : 1. Pendanaan Pusat a. Pemerintah Pusat Sumber-sumber pendanaan infrastruktur dari pemerintah pusat, antara lain : 1) APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) APBN merupakan perwujudan pengelolaan keuangan negara yang di tetapkan setiap tahun berjalan secara terbuka dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penggunaan-
Manajemen Proyek | 99 nya mulai 01 Januari sampai 31 Desember. Alokasi dana infrastruktur dalam APBN, idealnya 5 (lima) % dari produk domestik bruto (PDB). 2) PHLN (Pijaman/Hibah Luar negeri) Pemerintah dapat menerima pinjaman atau hibah dari dalam ataupun luar negeri yang kemudian akan diteruskan atau dipinjamkan kepada BUMN atau daerah. Pinjaman luar negeri harus disesuaikan dengan kemampuan perekonomian negara. Pinjaman/hibah luar negeri ditetapkan oleh Presiden selama 5 (lima) tahun, yang dibuat berdasarkan usulan Menteri dan Menteri perencanaan dengan prioritas bidang pembangunan berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah negara (RPJMN) yang dapat dibiayai dengan pinjaman luar negeri. 3) Surat Utang Negara (SUN) Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah SUN yang berlaku selama maksimal 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto, sedangkan Obligasi Negara adalah SUN yang berlaku diatas 12 (dua belas) bulan dengan kupon atau pembayaran bunga secara diskonto. Pembiayaan infrastruktur dapat menggunakan dana dari SUN. 4) Likuidasi Aset Negara Salah satu sumber pembiayaan negara adalah likui-ditas asset negara.
100 | Manajemen Proyek b. Pemerintah Daerah 1) APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) APBD merupakan perwujudan pengelolaan keuangan negara yang di tetapkan setiap tahun berjalan secara terbuka dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Penggunaannya mulai 01 Januari sampai 31 Desember. Setiap alokasi dana APBD harus sesuai dengan tingkat pelayanan yang akan dicapai. Hal ini akan menjadi tolak ukur kinerja pemerintah yang akan dievaluasi melalui laporan APBD. Dalam penyusunan APBD melibatkan rakyat, eksekutif dan legislatif. 2) Surat Hutang Daerah Surat hutang daerah diterbitkan daerah dalam bentuk Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah. Obligasi daerah adalah surat berharga berupa pengakuan utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah, sedangkan Sukuk Daerah adalah surat berharga berdasarkan prinsip Syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan aset Sukuk Daerah yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Penerbitan Obligasi Daerah dan Sukuk Daerah dilakukan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur daerah terutama untuk penyediaan sarana dan prasarana daerah. Pernerbitan ini dilakukan atas persetujuan Menteri Keuangan dan disetujui oleh Menteri Dalam Negeri serta penerbitannya dilakukan
Manajemen Proyek | 101 melalui pasar modal domestik dan dalam mata uang Rupiah. 2. Pendanaan BUMN/BUMD Pendanaan pembangunan infrastruktur yang berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berasal dari tiga sumber pendanaan yaitu : a. Cadangan kas dan Kas Operasional Untuk pembiayaan yang berasal dari cadangan kas dan operasional diperoleh dari arus kas cair BUMN atau kas operasional. b. Surat Hutang dan Obligasi Perusahaan Surat hutang dan Obligasi perusahaan diterbitkan berdasarkan kredit rating Perusahaan. c. Pinjaman Langsung BUMN/BUMD Pinjaman langsung BUMN/BUMD berasal dari Pemerintah, Pemerintah daerah lain, Lembaga keuangan, Lembaga keuangan bukan bank. untuk BUMN/BUMD, Lembaga keuangan bukan Bank. 3. Pendanaan Off Balance Sheet Pemerintah melakukan pendanaan ini dalam bentuk availability payment yang merupakan solusi dalam penyeimbangan affordability pemerintah /pengguna layanan dan kelayakan proyek. Availability payment juga digunakan sebagai alat alokasi risiko permintaan. Contaohnya ada proyek pembangunan jalan non-tol yang tidak ada tarif dikenakan, badan usaha yang sudah melakukan pembangunan tetap mendapatkan kompensasi dari pemerintah, walaupun jumlah kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut tidak tetap
102 | Manajemen Proyek (berfluktuasi). Availability payment baru bisa dilakukan apabila semua persyaratan pelayanan yang dijanjikan dapat dipenuhi oleh badan usaha. Availability payment terdiri dari 2 (dua) yaitu availability payment (pemerintah pusat) dan availability payment (pemerintah daerah) 4. Pendanaan Strategis Ada 3 (tiga) cara yang dilakukan untuk pendanaan strategis, yaitu : a. Vertikal, Horizontal Split Pendanaan ini merupakan campuran dari beberapa metodologi yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan memilah asset yang akan digunakan dalam pembangunan infrastruktur. b. Paket Lintas Sektor Penggunaan campuran beberapa metodologi sebelumnya dengan metodologi pendanaan dimana proyek proyek terkait dipaketkan. c. Lain-lain Pendanaan infrastruktur yang berasal dari surat hutang khusus infrastruktur, obligasi proyek dan lainlain 5. Pendanaan KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha). KPBU adalah kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur dan/atau layanannya untuk kepentingan umum, berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemerintah, dimana sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha dengan memperhatikan pembagian resiko diantara para
Manajemen Proyek | 103 pihak (kbpu.kemenkeu.id). Infrastruktur sosial dan ekonomi termasuk infrastruktur Kementerian PUPR dapat menggunakan skema ini. Infrastruktur Kementerian PUPR, seperti Infrastruktur jalan, sumber daya alam dan irigasi, air minum, sistem pengolahan air limbah terpusat, sistem pengolahan air limbah setempat, sistem pengolahan persampahan, dan infrastruktur perumahan rakyat. Seseorang yang mempunyai kemampuan dalam estimasi anggaran biaya konstruksi dinamakan dengan estimator. Seorang estimator harus mempunyai kemampuan dalam membaca gambar dan spesifikasi teknis yang telah di buat oleh Konsultan Perencana. Pengalaman estimator dalam pelaksanaan di lapangan akan sangat berpengaruh dalam perhitungan anggaran biaya selama kontruksi (Mahendra, 2004). Kompetensi yang harus di punyai oleh seorang estimator: 1. Mempunyai kemampuan dalam membaca dan menerjemahkan gambar dan spesifikasi. 2. Mempunyai kemampuan dalam memvisualisasikan bentuk tiga dimensi proyek dari gambar desain. 3. Paham akan hal – hal tentang perhitungan produktivitas tenaga kerja dan produktivitas peralatan. 4. Mempunyaimkreatifitas dan mampu mencari alternatif metoda konstruksi. 5. Dapat berkomunikasi yang baik.
104 | Manajemen Proyek 6. Tidak tergesa-gesa dan mempunyai ketelitian dalam melakukan pekerjaan. 7. Menguasai ilmu matematika dasar. 8. Punya pengetahuan dan pengalaman tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 9. Mempunyai kemampuan mengidentifikasi dan mengurangi resiko. 10. Mampu berorganisasi dengan baik dan dapat menyampaikan estimasi secara logis dan jelas. 11. Mempunyai kemampuan dalam membuat jadwal pelaksanaan konstruksi 12. Memahami system pembiayaan perusahaan. 13. Mempunyai pengetahuan tentang hukum kontrak 14. Memiliki kemampuan dalam menyusun strategi sukses pada tahap pelelangan dan negosiasi proyek 15. Mempunyai kemampuan dalam pengendalian waktu. 16. Mempunyai standar kode etik yang tinggi. Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dengan tujuan tertentu tergantung dari pihak yang menyusunnya. Estimasi awal yang di buat oleh Pemilik proyek (Owner) di kenal dengan istilah disebut OE (owner estimate) atau EE (enginering estimate) adalah estimasi detail yang sudah di kerjakan oleh Engineer. Estimasi dapat dibedakan beberapa jenis yaitu (Mahendra, 2004):
Manajemen Proyek | 105 1. Estimasi Kelayakan, untuk menentukan apakah proyek tersebut layak dibangun. Biaya yang diperlukan diperhitungkan dalam estimasi ini mencakup biaya untuk akuisisi tanah, perancangan, depresiasi, pajak, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan tahunan, dan lain – lainnya. 2. Estimasi Konseptual, estimasi yang dilakukan selama proses perancangan berlangsung. Untuk setiap revisi estimasi, tingkat ketelitian biaya akan meningkat sesuai tahap perancangan. Jenis – jenis estimasi konseptual adalah : a. Estimasi harga satuan fungsional b. Estimasi biaya satuan permeter persegi c. Estimasi biaya satuan permeter kubik, d. Estimasi faktorial e. Estimasi sistematis 1. Komponen-komponen Biaya Konstruksi Komponen-komponen biaya konstruksi antara lain: a. Biaya Langsung Biaya langsung meliputi biaya untuk pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan, yaitu : 1) Biaya Material Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan material sampai ke lokasi proyek. Biaya material ini terdiri dari harga material, biaya pengangkutan (transportasi) dan biaya pengelolaan (material handling).
106 | Manajemen Proyek 2) Biaya Tenaga Kerja atau Upah Merupakan komponen yang sukar untuk dihitung. Upah tergantung dari beberapa faktor, seperti peraturan setempat. Metoda yang umum dipakai untuk menetukan unit cost of labor : experience, historical productivity data (data perusahaan atau referensi), crew size calculation. 3) Biaya Peralatan Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan dan operasional peralatan berat dan peralatan ringan. Yang termasuk ke dalam biaya peralatan ini, yaitu: biaya kepemilikan, biaya untuk pembelian alat berat, biaya sewa, biaya sewa-beli, biaya operasi peralatan. b. Biaya Tidak Langsung 1) Biaya umum (overhead cost), pembukuan biaya umum biasanya tidak segera dimasukkan ke dalam pembelanjaan suatu pekerjaan dalam proyek. 2) Biaya proyek, biaya proyek dapat dibebankan pada proyek, tapi tidak dimasukkan pada biaya material, upah, atau peralatan. 3) Keuntungan Perusahaan Nilai keuntungan perusahaan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari seluruh jumlah pembiayaan yang besarnya sangat bergantung pada keputusan kontraktor.
Manajemen Proyek | 107 Gambar 1. Komponen Biaya Proyek 2. Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya Tahap-tahap yang seharus nya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah berikut (Mahapatni, 2019) : a. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan atau material konstruksi secara berkelanjutan. b. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah lokasi proyek atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar lokasi proyek. c. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisa yang di yakini baik oleh si pembuat anggaran. Dalam tulisan ini digunakan perhitungan berdasarkan BOW (Burgelijke Openbare Wercan) maupun Satuan Nasional Indonesia (SNI)
108 | Manajemen Proyek d. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan. e. Membuat rekapitulasi. Gambar rencana Daftar jenis-jenis pekerjaan Daftar volume pekerjaan Daftar upah pekerja Daftar harga bahan Daftar analisa harga satuan pekerjaan Harga tiap jenis pekerjaan Rencana anggaran biaya per kelompok pekerjaan RAB total Gambar 2. Tahapan penyusunan rencana anggaran biaya (RAB)
Manajemen Proyek | 109 DAFTAR PUSTAKA Adzima, F., & Sjahruddin, H. JURNAL ORGANISASI DAN MANAJEMEN. Agus, 2016. Manajemen Organisasi, Bahan Ajar : Institut Agama Islam Negeri Mataram Adi Bayuni Rahmat, ‚Pengaruh Kualitas Manajemen Pelaksanaan Proyek Sipil Umum PT. Wijaya Karya Terhadap Kinerja Waktu dan Biaya‛, Tesis, 2006 BPS ( Badan Pusat Statistik), ‚Statistik Konstruksi‛, Jakarta, 2007, hal XII Barrie, D.S. (1993) Manajemen Konstruksi Profesional. Edisi Kedu. Jakarta: Erlangga. Clough, H.R, ‚Construction Contracting‛, John Wiley & Son Inc, New Mexico, 1986, pg 1 Dipohusodo I, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Penerbit Kanisius Djojowirono S, 2005, Manajemen Konstruksi, Biro Penerbit KMTS FT UGM David, F.R. 2008. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10. Jakarta: Salemba Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan,
110 | Manajemen Proyek Bappenas, 2014, Kajian Terhadap Pelaksanaan Evaluasi Pembangunan, Jakarta Ervianto W I, 2005, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit ANDI Yogyakarta Ervianto, W.I., 2005. Book Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Fitria, N., Azmy, N. U., & Anshori, M. I. (2023). Manajemen Pengetahuan dan Pembelajaran Organisasi di Era VUCA; Studi Literatur. Student Research Journal, 1(5), 246-258. Husen A, 2010, Manajemen Proyek (Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek), Penerbit ANDI Yogyakarta Hari Wahyono, A., Suyadi and Azis, S. (2016) ‘Analisa Pengaruh Kompetensi Manajer Proyek Terhadap Ketepatan Biaya, Mutu Dan Waktu’, Jurnal Info Manajemen Proyek, 7(1), pp. 21–33. Heryanto, Iman & Triwibowo, T. (2013) Manajemen Proyek Berbasis Teknologi Informasi. Bandung: Penerbit Informatika. Husen, A. (2009) Manajemen Proyek: Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek. Yokyakarta: PENERBIT ANDI. Husen A, 2010, Manajemen Proyek (Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek), Penerbit ANDI Yogyakarta Hasanah, J., Alim, M. Z., Febriansyah, V., & Anshori, M. I. (2023). Budaya Organisasi Dan Kepemimpinan Transformasional: Sistematika Tinjauan Literatur. Jurnal Ilmiah Dan Karya Mahasiswa, 1(4), 248-261. Idrus, S., Ruhana, F., Amalia, M. R., Rosyid, A. F., & Kuswandi, D. (2023). Implementasi kebijakan Manajemen Sumber
Manajemen Proyek | 111 Daya Manusia Yang Efektif Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Di Era Bisnis Global. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA), 7(1), 72-89. Imbron, Ibrahim Bali Pamungkas. 2021. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Widina bhakti Persada Bandung. Instrumen, P. & Dan, M. EVALUASI MANFAAT PROGRAM PEMBANGUNAN DI KOTA SEMARANG. 3, 11–20 (2010). Julianto, B., & Carnarez, T. Y. A. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Organisasi Professional: Kepemimpinan, Komunikasi Efektif, Kinerja, Dan Efektivitas Organisasi (Suatu Kajian Studi Literature Review Ilmu Manajemen Terapan). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 2(5), 676-691. Kerzner, H. (1995) Project Management. New York: John Willey &Son. Kerzner, H, ‚Project Management : A System Approach to Planning, Scheduling and Controlling‛, Van Nostrand Reinhold, USA, 1995, pg. 817-825 Mahapatni, I.A.P.S. (2019) METODE PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI IDA AYU PUTU SRI MAHAPATNI UNHI PRESS. Denpasar: UNHI Press. Mahapatni, I.A.P.S., 2019. Metode Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi. UNHI Press, Denpasar. Mahendra, S.S., 2004. Manajemen Proyek : Kiat Sukses Mengelola Proyek, pertama. ed. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
112 | Manajemen Proyek Mark Brown, ‚Manajemen Proyek yang Sukses Dalam Sepekan‛, alih bahasa, Sugeng Panut, Edisi Revisi, Kesaint Blanc Jakarta, 1991 Manurung, E.H. (2020) ‘Perencanaan K3 Pekerjaan Bidang Konstruksi’, Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil (JRKMS), 3(1), pp. 49–54. Available at: https://doi.org/10.54367/jrkms.v3i1.703. Monica, V. A. (2013). Praktek Perencanaan dan Pengendalian Biaya Proyek Pada Kontraktor di Nunukan kalimantan Timur. Universitas Atma Jaya Jogjakarta. Mutadi, M., Abdullah, M. L., & Kasidin, S. (2023). ANALISIS KRITIS KAJIAN LITERATUR: FAKTOR-FAKTOR KUNCI DALAM MANAJEMEN PROYEK YANG EFEKTIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK. Exchall: Economic Challenge, 5(1), 31-38. Ni Luh Made, A.M.P. (2022) ‘Komitmen Manajer Proyek Terhadap Keberhasilan Proyek Konstruksi Gedung di Wilayah Perkotaan Sarbagita’, Jurnal Ilmiah Telsinas Elektro, Sipil dan Teknik Informasi, 4(1), pp. 1–5. Available at: https://doi.org/10.38043/telsinas.v4i1.2882. Novianti, T. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 3, 3 (1992). Oberlender, G.D. (2000) Project Managemen For Enggineering dan Construction. 2nd edn. USA: Mc.Graw Hill Company. PUPR, 2017. Modul Sumber dan Pola Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR 2017. Modul Sumber dan Pola Pembiayaan Infrastruktur 1–30. PMI (2013) Project Management Body of Knowledge. Edisi 6th.
Manajemen Proyek | 113 Pennsylvania, USA: Project Manajemen Institue. Priyono, 2017. Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher. PMI and Agile Alliance, PMBOK ® Guide – Sixth Edition and Agile Practice Guide, September 2017. Proyek, P. E. & Metode, A. D. A. N. Sap 2 Evaluasi Proyek : Project Management Institute (2013) A guide to the project management body of knowledge (PMBOK® guide). 5th edn. Riesna, Deby Mega Rizkia, et al. "Identifikasi Platform dan Faktor Sukses dalam Manajemen Proyek Teknologi Informasi." Jurnal Teknologi Riset Terapan 1.1 (2023): 1- 9. Soeharto I, 2009, manajemen Proyek Dari konseptual sampai Operasional. Penerbit Erlangga Soeharto Imam. (1995). Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional (1st ed., Vol. 1). Erlangga. Suhairi, S., Rahmah, M., Uljannah, A., Fauziah, N., & Musyafa, M. H. (2023). Peranan Komunikasi Antarpribadi Dalam Manajemen Organisasi. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(3), 4810-4823. Soeharto, I. (1999) Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai Operasional. Edisi Kedu. Jakarta: Erlangga. Soeharto, I. (1999) e-book-manajemen-proyek Imam Soeharto. Jakarta: Erlangga. Sutan Syah, M. (2004) Manajemen Proyek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
114 | Manajemen Proyek Tannady, H. (2015) Pengendalian Kualitas. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Utama, T.W.W. (2018) ‘Dasar-Dasar Manajemen Proyek Dan Pengendalian Proyek’, Pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK), 758, p. 356. Available at: https://simantu.pu.go.id/. 75069-ID-metode-monitoring-dan-evaluasi-diskusi.pdf.
Manajemen Proyek | 115 TENTANG PENULIS Elvi Syamsuir, S.T., M.T. Lahir di Payakumbuh pada tanggal 10 Januari 1973. Penulis menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Sipil pada Universitas Bung Hatta Padang tahun 1998, dan menyelesaikan Pendidikan Strata 2 Program Studi Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi pada Universitas Bung Hatta Padang tahun 2011. Penulis adalah Dosen tetap Program Studi S1 Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh . Pengajaran dan penelitian penulis berfokus pada bidang Manajemen Konstruksi dan Transportasi Fatma Ira Wahyuni, S.T., M.T. Lahir di Peranap, 26 Januari 1979. Pada tahun 2003 menamatkan Strata 1 Jurusan Teknik Sipil, dan tahun 2015 menamatkan S2 Jurusan Manajemen Konstruksi di Universitas Bung Hatta Padang. Saat ini bekerja sebagai dosen tetap di Program Studi Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Sumatera Barat dan aktif sebagai tenaga ahli di beberapa pekerjaan konstruksi sebagai Team Leader (Konsultan Perencana dan Konsultan pengawas). Penulis aktif sebagai pengurus dan anggota di Perkindo dan Pertahkindo Sumatera Barat.
116 | Manajemen Proyek Gusmulyani, S.T., M.T. Penulis adalah dosen di Prodi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Saat ini aktif mengajar beberapa mata kuliah di bidang transportasi dan manajemen proyek. Sebelumnya penulis mengabdi di Universitas Islam Kuantan Singingi, Riau sejak tahun 2006 dan telah melakukan beberapa penelitian dibidang transportasi dan manajemen konstruksi yang dipublikasikan. Selain mengajar penulis juga aktif terlibat dalam pengelolaan jurnal ilmiah sebagai editor dan anggota organisasi profesi Penulis lulusan dari Jurusan Teknik Sipil Unand tahun 1998 dan program Pasca Sarjana di Jurusan Teknik Sipil Unand dengan kosentrasi Transportasi tahun 2012. Sedangkan pendidikan SDsampai SMP ditempuh di Kab.Agam, dan pendidikan SMA ditempuh di SMAN2 Bukittinggi. Penulis, lahir di Padang Panjang tanggal 16 Februari 1966. Menjalani pendidikan SD sampai SMA di Padang Panjang, S1 di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (1994) dan S2 di Program Studi Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Bung Hatta (2014). Mulai 1996 - sekarang sebagai Dosen Tetap di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UM Sumatera Barat. Disamping itu juga sebagai Pegawai Tidak Tetap di CV. Indo Sarana Konsultan. Sejak tahun 2014 sampai sekarang sebagai Tenaga Ahli pada PT. Multi Karya Interplan Konsultan. Penulis memperoleh Sertifikat
Manajemen Proyek | 117 Pendidik dari Kemenristekdikti Tahun 2017. Penulis telah mengikuti AA/PEKERTI yang dilaksanakan oleh LLDIKTI X Sumbar-Riau-Jambi-Kepri tahun 2017. Penulis terlibat dalam Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek Republik Indonesia. Penulis menjadi Asessor Kompetensi Tenaga Kerja pada bidang Asesmen/Uji Kompetensi dengan memperoleh Sertifikat Kompetensi dari BNSP Tahun 2022. Penulis memperoleh sertifikat menjadi Instruktur dari BNSP Tahun 2023. Penulis memperoleh Sertifikat Keahlian - Ahli Madya dari BNSP Tahun 2023. Terakhir penulis ikut serta menulis Buku Kolaborasi (ISBN dan HAKI), berjudul: Manajemen Konstruksi (sub bab: Tahapan Konstruksi) tahun 2023. Gusni Vitri, lulus sarjana Strata 1 pada tahun 2005 dan Strata 2 dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas pada tahun 2012 konsentrasi Manajemen Rekayasa Konstruksi. Pernah bekerja dan masih aktif sebagai praktisi pada proyek konstruksi dan proyek pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2015, bekerja sebagai Dosen Tetap pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Dharma Andalas. Elviyanti. Lahir di Bandung pada Tanggal 23 Agustus 1072. Domisili di Kota Padang. Dosen di Universitas Ekasakti Prodi Teknik Sipil . Pelaksanaan Pendidikan S2 di Universitas Bung Hatta pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010. Memiliki 3 orang anak , anak pertama putri , kedua Putra dan ke tiga putra. Saat ini sedang
118 | Manajemen Proyek aktiv mengajar dan juga Praktisi di bidang Konsultan dengan nama Perusahaan PT. Yasa Kreasindo Cemerlang , selain itu juga aktiv sebagai Anggota Pengurus di Ikatan Konsultan Indonesia Propinsi Sumatera Barat. Dian Wahyoni Dewifitri, lahir di Padang 13 Oktober 1968, adalah seorang dosen fungsional dengan jabatan Lektor / gol III C di Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Ekasakti Padang Program Studi Teknik Sipil. Riwayat Pendidikan penulis menempuh Sarja (S1) Arsitektur di Universitas Ekasakti Padang tahun (1997) dan telah menyelesaikan Pendidikan S2 di Universitas Andalas Padang tahun 2011 pada Program Studi Teknik Sipil dengan konsentrasi pada Manajemen Rekayasa Konstruksi, penulis menjadi dosen di Bidang Teknik Sipil dengan mengampu mata kuliah Manajemen proyek dan K3 Konstruksi. Selain aktif sebagai dosen penulis juga aktif di Asosiasi Perkumpulan ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia (PAKKI) dan berbagai kegiatan pelatihan dan kegiatan kajian lapangan bidang K3 Konstruksi yang sering penulis ikuti. Umar Khatab S.T., M.T. Penulis adalah dosen tetap Program Studi S1 Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh di payakumbuh. Pengajaran dan penelitian penulis berfokus pada bidang Sipil .yang membahas seputar Manajemen Kontruksi.
Manajemen Proyek | 119 Wiwin Putri Zayu, lulus sarjana Strata 1 pada tahun 2005 dari Universitas Gajah Mada dan Strata 2 dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas pada tahun 2012 konsentrasi Transportasi. Pernah bekerja sebagai Technical Engineer pada PT. Cahaya Araminta (Fabrikator PT. Blue Scope Steel Indonesia), dan sebagai praktisi pada proyek konstruksi. Pada tahun 2015, bekerja sebagai Dosen Tetap pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Dharma Andalas sampai sekarang.
120 | Manajemen Proyek