Kewirausahaan Digital - 91 4. Telemedicine. Layanan ini merupakan layanan kesehatan, tidak hanya untuk memesan obat namun juga memungkinkan pengguna untuk berkonsultasi dengan dokter dan berbagai layanan kesehatan lainnya. Gambaran akan produk dan layanan digital secara umum telah digunakan dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari terutama dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Namun, sama halnya dengan produk pada umumnya, produk digital merupakan bentuk inovatif dari akumulasi pengetahuan yang akan tertinggal apabila tidak dikembangkan secara berkala, ibarat antivirus yang terus diperbaharui agar mampu menangani virus-virus baru. Produk digital secara umum menampakkan berbagai fitur tambahan pada tiap paket perbaharuannya. Dalam konteks bisnis, produk dan layanan digital harus tetap mampu menarik perhatian konsumen untuk terus relevan dan diminati konsumen. Dengan demikian urgensi akan pengembangan produk dan layanan digital adalah suatu keharusan terutama dengan mempertimbangkan zaman yang semakin modern. B. Potensi Produk dan Layanan Digital Layaknya setiap produk pada umumnya, produk digital merupakan bentuk produk yang memiliki banyak potensi terutama di era digital. Salah satu faktor yang mendasari perkembangan produk digital adalah kemajuan teknologi dan perubahan akan preferensi konsumen yang semakin beragam dan semakin menuntut adanya fleksibilitas dan aksebilitas yang mudah pada suatu
92 - Kewirausahaan Digital produk. Produk digital berpotensi sangat besar dengan aksebilitas dan distribusi yang mudah, selain itu, efisiensi dan sifat produk ini yang praktis juga mendorong peningkatan minat konsumen untuk menggunakannya. Potensi pasar yang luas juga dapat dibentuk oleh produk digital melalui inovasi dan pengembangan produk-produk baru, dengan demikian maka peningkatan akan permintaan produk digital menjadi sangat potensial (Setiawan et.al, 2018). Produk digital memiliki banyak potensi sehingga pengembangan produk digital dapat membuka lebih banyak peluang untuk semakin meningkatnya pengguna produk digital, terdapat beberapa langkah yang dapat menunjang pengembangan produk digital diantaranya adalah (Bakon et.al, 2022): 1. Personalisasi Halaman Pemesanan. Langkah awal dalam business cycle adalah pemesanan, halaman pemesanan produk yang menarik dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan. 2. Pengelolaan dan Manajemen Pesanan. Setelah tahap pemesanan, pengelolaan pesanan dapat memperlihatkan produk mana yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi, dengan demikian maka produsen dapat berfokus pada produk tertentu yang banyak diminati konsumen. 3. Pemilihan Mitra. Pengembangan produk merupakan bagian dari adanya kolaborasi untuk menciptakan inovasi dan ide-
Kewirausahaan Digital - 93 ide baru pada suatu produk, sehingga memilih mitra yang tepat merupakan hal penting untuk pengembangan produk secara berkelanjutan. 4. Permodelan Produk. Suatu produk terutama produk digital memiliki tingkat aksebilitas yang baik, dengan demikian hampir setiap produk digital memungkinkan untuk dikembangkan, namun dalam prosesnya pengembang harusnya mencatat riwayat perbaharuan agar dapat mengetahui arah atau kecenderungan produk tersebut. 5. Pengembangan Sarana dan Fasilitas. Layaknya produk pada umumnya, produk digital memerlukan berbagai perlengkapan dan peralatan untuk menunjang pengembangannya, dengan demikian saran dan fasilitas yang terus dikembangkan akan berkontribusi terhadap pengembangan produk digital. Layanan digital memiliki potensi yang sama dengan produk digital terutama dengan transformasi proses dan alur kerja pada bisnis-bisnis modern. Perubahan yang melibatkan layanan digital dapat dilihat pada berbagai proses bisnis seperti penciptaan, transformasi, dan distribusi. Kebutuhan akan agilitas bisnis membutuhkan adanya infrastruktur dan manajemen data yang cepat, tepat, dan akurat yang umumnya didukung oleh penyedia layanan digital, transformasi bisnis digital sendiri sesungguhnya merupakan suatu faktor penunjang dalam
94 - Kewirausahaan Digital meningkatkan potensi layanan-layanan digital (Repetto, 2023). Layanan digital dapat dikembangkan melalui berbagai strategi dan metode sebagaimana layanan digital tidak memiliki bentuk fisik, melainkan dalam setiap pengembangannya layanan digital memberikan perbaharuan akan fitur dan fungsi-fungsi yang sebelumnya dianggap kurang, adapun langkah yang dapat dilakukan dalam mengembangkan layanan digital adalah sebagai berikut (Sala-Vilar et.al, 2024): 1. Analisis Kebutuhan. Data dan feedback merupakan suatu hal yang umum ditemui pada suatu layanan digital, dengan memanfaatkan informasi ini maka pengembang akan mampu menciptakan peningkatan pada layanan digital yang memenuhi dan menjawab kebutuhan konsumen. 2. Pengembangan Kompetensi. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bekal utama dalam menciptakan suatu inovasi, sama halnya dalam pengembangan layanan digital, peningkatan kompetensi merupakan suatu keharusan bahkan melibatkan outsourcing layanan kepada kepada mitra komersial untuk meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan layanan digital baru. 3. Adopsi Teknologi Digital. Pengembangan layanan digital dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai teknologi inovatif
Kewirausahaan Digital - 95 yang kini tersedia seperti kecerdasan buatan, algoritma big data, komputasi kuantum, internet of things, dan cloud computing, semuanya dapat diintegrasikan kedalam suatu layanan digital untuk menciptakan layanan digital yang lebih inovatif. C. Keberlanjutan Produk dan Layanan Digital Produk dan layanan digital menjadi sebuah produk yang memiliki potensi yang besar terutama di era digital yang dibarengi oleh semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Adanya inovasi digital memungkinkan perusahaan untuk terus mengembangkan produk dan layanan digital yang didukung dengan ketersediaan teknologi. Bentuk produk ini juga tidak mengabaikan aspek maksimalisasi kegunaan, estetika, dan keterlibatan atau respon interaktif dari pengembang. Hal ini dapat dilihat dari peralihan buku cetak menjadi EBook, peralihan CD menjadi paid downloadable content, dan banyak contoh lainnya (Nylen & Holmstrom, 2015). Produk digital merupakan suatu produk yang juga memerlukan inovasi dan hal ini sangat potensial, produk ini tidak memakan banyak biaya seperti produk-produk fisik sehingga pengembang dapat terus meningkatkan atau memperbaharui produk digital tanpa tambahan biaya yang signifikan. Selain itu semakin banyaknya teknologi digital yang memudahkan akumulasi data dan informasi memungkinkan pengembangan produk digital untuk semakin memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Namun secara umum keberlanjutan produk digital didasarkan pada kemampuan pengembang untuk lebih
96 - Kewirausahaan Digital efisien dan inovatif sembari menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan prefensi pelanggan yang terus mengalami perubahan secara konstan (Klippert et.al, 2020). Layanan digital berkontribusi penting dalam menunjang kemampuan dinamis perusahaan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses-proses usaha, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan baik instansi tersebut merupakan instansi negara maupun perusahaan swasta. Layanan digital menciptakan inovasi yang lebih efisien biaya dibandingkan bentuk-bentuk layanan tradisional, perkembangan zaman menghadirkan teknologi yang memerlukan berbagai produk dan layanan digital untuk memaksimalkan potensinya, perkembangan konten digital mendorong kebutuhan akan layanan digital dimana kebutuhan akan dokumen dan berbagai template terkadang dibutuhkan secara instan mendorong permintaan akan layanan digital. Secara umum sama halnya dengan produk digital, layanan digital memiliki potensi keberlanjutan yang bergantung pada bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan permintaan pasar serta bagaimana mereka dapat selalu menciptakan nilai dalam produk mereka. Semakin dibutuhkannya layanan digital akan menjadi hal umum di masa depan terutama dengan adanya transformasi bisnis digital yang juga terjadi pada bisnis (Saunila et.al, 2019).
Kewirausahaan Digital - 97 Pengukuran Kinerja dan Analisis Data dalam Kewirausahaan Digital Hedi Cupiadi, S.E., M.Si., MCE. A. Pentingnya Pengukuran Kinerja Dalam konteks kewirausahaan digital, pengukuran kinerja menjadi fondasi keberhasilan. Pengukuran kinerja ini dapat dijadikan sebagai evaluasi efektivitas strategi atau taktik yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan bisnis. Selain itu pengukuran kinerja dimaksudkan untuk pengambilan keputusan yang informasional, dengan datadata yang dimiliki oleh pelaku usaha , pengambilan keputusan tidak hanya berdasarkan instuisi namun berdasatkan pada data dan fakta yang telah diolah menjadi satu kesatuan(sifa, Farida; Akhmad, 2016). Dengan memantau kinerja usaha, dapat mengidentifikasikan hal mana yang perlu dilakukan peningkatan atau perubahan. Lebih lanjutnya pengukuran kinerja dapat memungkinkan untuk mengevaluasi tingkat pengembalian investasi ( 10
98 - Kewirausahaan Digital ROI)(Khoiroh, Mundari and Sofianto, 2019) dari berbagai kegiatan bisnis. Mengetahui apakah bisnis yang dilakukan layak untuk dilanjutkan atau memerlukan beberapa evaluasi dalam pelaksanaannya. Pengukuran kinerja juga akan memberikan umpan balik yang bagi perkembangan bisnis(Deti, Mantri and Yusuf, 2022). B. Tujuan Pengukuran Kinerja Tujuan pengukuran kinerja dalam hal ini bermacam – macam tergantung pada tujuan bisnis secara spesifik (Damayanti, 2016). Secara umum tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi proses dalam pelaksanaan usaha yang telah dijalani. 2. Mengevaluasi pencapaian tujuan bisnis, mengukur kinerja termasuk didalamnya peningkatan penjualan, pertumbuhan basis pelanggan dan juga peningkatan kesadaran merek. 3. Mengevaluasi dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan usaha yang dijalankan. 4. Optimalisasi stratefi dan taktik dalam mencapai tujuan bisnis. 5. Mengukur tingkat pengembalian investasi (ROI), hal ini dimkasudkan untuk mengetahui layak atau tidaknya bisnis dilanjutkan atau memerlukan perbaikan strategi. 6. Mendorong pertumbuhan dan inovasi sehingga dapat terus berkembang dan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Kewirausahaan Digital - 99 7. Mengidentifikasi tren pasar dan peluang baru yang muncul sehingga dapat disesuaikan strategi dan langkah–langkah proaktif untuk memanfaatkan peluang tersebut. C. Pengukuran Kinerja sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pengukuran kinerja ini merupakan alat yang tepat dalam pengambilan keputusan dalam berbagai aspek dalam bisnis. Dalam pengukuran kinerja ini , data yang akurat mengenai aspek bisnis seperti penjualan , konversi, kepuasan pelanggan, akan menjadi dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang infoemasional. Dengan analisa yang tepat dan perhitungan dapat memantau kinerja bisnis dan mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul sehingga dapat dideteksi lebih awal(Ulfa and Ridwan, 2015). Data – data yang dihasilkan akan memberikan sinyal bagaimana merubah strategi bisnis yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Data Kinerja bisnis memungkinkan untuk mengevaluasi seberapa efektif strategi dan taktik yang digunakan dalam mencapai tujuan bisnis. Selain itu dapat memutuskan apakah telah tepat mengalokasikan sumber daya yang ada atau apakah hanya pemborosan saja. D. Metode Pengukuran Kinerja yang Efektif 1. Balanced Scorecard (BSC) untuk Kewirausahaan Digital Balanced Scorecard ( BSC) adalah kerangka kerja manajemen kinerja yang dikembangkan oleh Robert
100 - Kewirausahaan Digital Kaplan dan David Norton pada awal tahun 1990-an. Ini dirancang untuk membantu organisasi dalam mengartikulasikan dan mengukur progres mereka terhadap tujuan strategis mereka. Konsep dasar Balanced Scorecard adalah bahwa kinerja sebuah organisasi tidak boleh hanya diukur dari sudut pandang keuangan saja, tetapi juga harus mencakup perspektif lain yang penting seperti pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan (Krieger, Block and Stuetzer, 2018). Prinsip utama BSC adalah mengacu pada 4 pilar perspektif yang saling berkaitan , kempat pilar tersebut adalah : a. Perspektif Keuangan, mencakup pada metric keuangan tradisional seperti pendapatan, laba bersih, ROI dan cash flow. Tujuannya memastikan organisasi mencapai tujuan keuangan jangaka pendek dan jangka panjang . b. Perspektif pelanggan , berfokus pada kepuasan , retensi pelanggan dan pangsa pasar. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa organisasi memberikan nilai tambah yang baik bagi pelanggan . c. Perspektif proses internal, berfokus pada proses interna yang kritis pada organisasi , seperti efisiensi operasional, kualitas produk atau layanan dan inovasi. Bertujuan untuk memastikan organisasi beroperasi secara efektif dan efisien. d. Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan , berfokus pada kemampuan organisasi untuk belajar dan berkembang dari pengalaman yang didapat organisasi.
Kewirausahaan Digital - 101 2. Key Performance Indicators (KPI) yang Relevan Key Performace Indicators (KPI) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu bisnis terhadap tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. KPI ini akan mengacu pada visi dan misi perusahaan yang berkaitan dengan budaya, tujuan dan sasaran perusahaan(Low et al., 2020). Dalam konteks kewirausahaandigital, ada beberapa KPI yang relevan yang dapat membantu memantau dan mengukur kinerja bisnis Anda. Berikut beberapa KPI yang relevan : a. Tingkat konversi, KPI ini mengukur persentase pengunjung web/ pengguna aplikasi yang ada. b. Tingkat lalu lintas situs web, KPI ini mengukur jumlah pengunjung yang mengunjungi situr web . Dapat dilihat seberapa tinggi strategi pemasaran yang digunakan menarik pengunjung. c. Tingkat retensi pelanggan, KPI ini mengukur tingkat kesetiaan pelanggan terhadap produk, apakah akan melakukan pembelian ualng atau tidak. d. Nilai Hidup Pelanggan ( Customer Lifetime Value (CVL), KPI ini mengukur nilai total yang dihasilkan pelanggan selama berhubungan dengan perusahaan e. Tingkat kepuasan pelanggan, KPI ini mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan produk atau layanan melalui survei atau ulasan f. Tingkat pembatalan ( Churn Rate), KPI ini mengukur persentase pelanggan yang melakukan retur atau bahkan meninggalkan produk dari
102 - Kewirausahaan Digital usaha. Tingkat pembatalan yang rendah menunjukkan indicator kepuasan pelanggan yang tinggi. g. Waktu respon layanan pelanggan, KPI ini mengukur rata- rata waktu yang dibutuhkan untuk merespon pertanyaan atau masalah pelanggan. h. Tingkat interaksi media social, KPI ini mengukur jumlah dan kualitas interaksi yang diterima media social seperti jumlah likes, komentar dan berbagi. i. Tingkat Engagement Konten, KPI ini mengukur banyaknya pengguna terlibat dalam konten yang diluncurkan. j. Tingkat profitabilitas, KPI ini mengukur profitabilitas bisnis dengan membandingkan pendapatan dengan biaya dan investasi. E. Analisis Data dalam Kewirausahaan Digital 1. Pentingnya Analisis Data Analisis data merupakan elemen kunci dalam kewirausahaan digital karena memberikan wawasan yang berharga yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mengoptimalkan kinerja bisnis. Melibatkan konsep data-driven decision making dan strategi analisis yang relevan. Konsep data–driven decision making (Supriadi Thalib; Setiarini; Yuli Ardianto, 2020),( pengambilan keputusan berbasis data) merupakan pendekatan dalam pengelolaan bisnis dimana setiap keputusan dibuat berdasarkan analisis data yang
Kewirausahaan Digital - 103 obyektif dan terukur, bukan hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman semata. Berikut adalah beberapa prinsip utama dari konsep data-driven decision making: a. Pengumpulan data yang relevan b. Analisis data mendalam c. Pengambilan keputusan berbasis bukti d. Pemantauan dan evaluasi e. Budaya organisasi yang tebuka terhadap data f. Penggunaan alat dan teknologi yang sesuai 2. Data sebagai Aset Bisnis Data merupakan asset berharga dalam bisnis digital. Data pelanggan dapat memberikan informasi mengenai perilaku, referensi dan kebutuhan pelanggan lainnya. Data operasional dapat memberikan informasi mengenai efisiensi dan kinerja operasional yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya. Data tren pasar dapat memberikan informasi mengenai tren pasar, umpan balik pelanggan dan performa produk. Data pemasaran dan penjualan dapat memberikan informasi efektivitas kampanye pemasaran, perilaku konsumen dan proses penjualan . Data data – data yang bisa diperoleh dalam proses usaha , banyak hal dapat dijadikan bahan untuk analisis dan sumber dari keputusan strategi yang di lakukan perusahaan. 3. Meningkatkan Efisiensi melalui Analisis Data Beberapa strategi yang dilakukan berdasarkan data akan meningkatkan efisiensi baik secara
104 - Kewirausahaan Digital financial, tenaga maupun risiko yang akan dihadapi . Analisis data dapat menghasilkan banyak output sehingga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan dengan menggunakan sumber daya yang sama atu bahkan lebih sedikit. Efisiensi yang ditingkatkan seringkali bersrti penggunaan sumber daya yang efisien yang akan menghasilkan penghematan biaya yang signifikan. Efisiensi yang dapat dirasakan selanjutknya adalah tentang kinerja proses bisnis, bisnis dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan mengimplementasikan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan. Dengan mengidentifikasikan daerah mana yang memerlukan sumber daya lebih besar menghemat waktu dalam mencari penyebab lost di daerah tertentu. Analisis data dapat meningkatkan efisiensi dalam proses perusahaan , seperti : a. Menganalisis data operasional untuk mengidentifikasi pola, tren dan anomaly yang dapat memberikan wawasan utnuk meningkatkan efisiensi b. Pemanfaatan analisis data untuk mengoptimalkan rantai pasok c. Penggunaan analisis data untuk memprediksi kebutuhan di masa depan . d. Penggunaan analisis data untuk optimalisasi tingkat persediaan dan mengurangi biaya penyimpangan . e. Menerapkan teknologi dalam menganalisis data untuk membantu perencanaan , pengambilan
Kewirausahaan Digital - 105 keputusan dan identifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional . 4. Teknik Analisis Data yang Relevan a. Data Mining dan Prediksi Tren Data mining merupakan proses ekstraksi pengetahuan yang bermakna, berpola dan informasi yang dapat digali dari data yang besar . tujuan dari data mining adalah menemukan pola yang tidak jelas , berarti dan dapat diprediksi dalam data, yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Teknik – teknik data mining meliputi klasterisasi, klasisfikasi, regresi, asosiasi dan deteksi anomali. Prediksi tren melibatkan analisis data historis untuk mengidentifikasi pola atau kecenderungan yang dapat membantu memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan . Prediksi tren bertujuan untuk memebrikan wawasan mengenai perkembangan pasar, perilaku pelanggan dan juga kejadian lain yang dapat dijadikan langkah- langkah strategi yang sesuai. Metode prediksi tren meliputi pemodelan statistic, analisis deret waktu dan penggunaan kecerdasan buatan
106 - Kewirausahaan Digital
Kewirausahaan Digital - 107 Pengelolaan Risiko dalam Bisnis Digital Dewi Mustika Ratu S.Ak., M.Sc. RA digital mendorong banyak perusahaan untuk gencar menerapkan teknologi. Salah satu tujuan dibaliknya adalah agar dapat memacu pertumbuhan laba. Namun, di balik kemajuan ini, penting bagi organisasi untuk mewaspadai dan menanggapi berbagai potensi risiko yang muncul. Risiko ini berupa konsekuensi yang tidak diinginkan dari adopsi teknologi baru sehingga dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. Risiko digital adalah paparan negatif yang timbul dari penggunaan teknologi baru. Konsekuensi ini umumnya tidak terduga dan isu baru di era digital. Mengelola risiko digital berarti memahami implikasi penerapan teknologi tertentu. Dengan kata lain, organisasi perlu menerapkan teknologi dengan cara yang tepat, proaktif, dan terencana untuk meminimalisir risiko yang timbul. E 11
108 - Kewirausahaan Digital Dinamika dalam bisnis digital mendorong perusahaan terus-menerus melakukan perbaikan. Data PwC (2023) menunjukkan bahwa risiko siber dan digital merupakan kekhawatiran utama bagi dunia usaha pada tahun 2023, meskipun 60% melihatnya juga sebagai peluang. Gambar 1 Survei mengenai Risiko Digital Sumber: KPMG (2019) Diperkuat pula data dari KPMG (2019), 67% responden survei menyatakan risiko digital sebagai risiko utama perusahaan dan 90% percaya bahwa paparan akibat risiko digital diakibatkan oleh maraknya penggunaan teknologi pada operasional perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu berfokus pada pengelolaan risiko digital secara efektif agar dapat dimanfaatkan sebagai peluang dan meminimalisir dampak negatif yang hadir.
Kewirausahaan Digital - 109 A. Risiko Privasi Risiko privasi adalah pencurian, kehilangan, atau pengungkapan informasi yang tidak sah (Balasubramanian et al., 2020). Data yang dicuri bisa berupa informasi pelanggan, tenaga kerja, konsumen, dan sebagainya. Kemajuan teknologi yang melebihi kemampuan adaptasi sistem keamanan mendorong perusahaan memiliki banyak titik lemah yang bisa diburu pelaku kejahatan. Gambar 2 Survei Surfshark mengenai peringkat kasus kebocoran data Sumber: Katadata (2022) Data dapat dicuri melalui serangan hacker atau kebocoran data yang disebabkan oleh kelemahan sistem keamanan. Berdasarkan data dari perusahaan keamanan siber Surfshark, Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara dengan kasus kebocoran data terbanyak di dunia (Katadata, 2022). Kesadaran rendah masyarakat
110 - Kewirausahaan Digital Indonesia terhadap keamanan siber membuka peluang besar bagi terjadinya kebocoran data. Pencurian identitas, serangan siber, dan penyalahgunaan data adalah tiga ancaman utama yang dihadapi oleh bisnis digital terkait risiko privasi. Ancaman keamana terhadap data pelanggan yang sensitif seperti nomor kartu kredit, kartu identitas, dan lainnya menjadi tinggi karena adanya upaya pengambilan identitas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Situs web e-commerce dapat diretas, dirusak, atau diinjeksi dengan malware dan ransomware. Hal ini dapat mengakibatkan pencurian data pelanggan, gangguan operasional, dan kerusakan reputasi bisnis. Selain itu, data pelanggan yang dikumpulkan, seperti informasi kontak dan riwayat pembelian, dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan seperti spam iklan hingga penipuan online. Beberapa langkah perlu diambil bisnis di era digital terkait mengelola risiko ini adalah menggunakan teknologi keamanan yang tepat yakni enkripsi data, firewall, autentifikasi dua langkah, dan lainnya. Lalu, membuat aturan dan kebijakan privasi perusahaan, melatih sumber daya perusahaan dalam merespon situasi terkait keamanan data, dan melakukan pemeriksaan keamanan secara berkala. B. Risiko Third-party Risiko ini berkaitan dengan risiko yang ditimbulkan if_b gcnl[ _emn_lh[f. Mcnl[ chc ^[j[n \_loj[ ‚upstream‛ (j_g[mie ^[h p_h^il) [n[o ‚downstream‛ (^cmnlc\utor dan reseller) (Balasubramanian et al., 2020). Jika pihak ketiga
Kewirausahaan Digital - 111 tidak mempunyai langkah-langkah keamanan yang memadai, maka dapat menjadi kelemahan dalam keamanan yang dimiliki perusahaan. Tim keamanan perusahaan sering kali kesulitan untuk mengontrol keamanan pihak ketiga karena berada di luar jangkauan dan pantauan perusahaan sehingga sulit untuk memastikan apakah sistem yang terhubung dengan jaringan perusahaan aman dari serangan. Misalnya, perusahaan Target Corp. mengalami pelanggaran keamanan data yang besar pada tahun 2013 ketika data kartu kredit dan informasi pribadi pelanggan dicuri oleh peretas melalui jaringan vendornya yakni Fazio Mechanical Services (VoA, 2013). Untuk menelola risiko pihak ketiga, perusahaan perlu menerapkan rencana manajemen risiko pihak ketiga sebagai bagian dari keseluruhan program manajemen risiko perusahaan. Lalu, melalukan review dan pemeriksaan berkala untuk memastikan langkah-langkah keamanan siber yang tepat. C. Risiko Perubahan Teknologi Risiko teknologi mencakup kegagalan dalam komputer, aplikasi, basis data, infrastruktur, dan perangkat terhubung dapat menyebabkan gangguan pada operasional bisnis (Balasubramanian et al., 2020). Ditambah lagi, teknologi berkembang dengan cepat mendorong perusahaan untuk berlomba-lomba beradaptasi. Bisnis yang tidak beradaptasi dengan teknologi terbaru terancam tertinggal dan kalah bersaing. Contohnya, perusahaan e-commerce yang tidak memperbarui layanannya untuk mendukung pembayaran digital, maka
112 - Kewirausahaan Digital berisiko kehilangan pelanggan yang beralih ke pesaing dengan teknologi yang lebih maju. Di satu sisi, adopsi teknologi baru juga membawa ancaman risiko, yakni biaya implementasi yang tinggi, kerentanan keamanan, ketidakcocokan infrastruktur, dan tingkat adopsi konsumen yang rendah. Mengadopsi teknologi baru seringkali membutuhkan biaya besar untuk penerapan dan integrasi sistem baru. Hal ini dapat menekan keuntungan bisnis, terutama bagi perusahaan yang berhadapan dengan persaingan ketat. Teknologi baru seringkali membawa risiko keamanan baru. Serangan siber, malware, dan kebocoran data menjadi lebih marak seiring adopsi teknologi baru. Bisnis yang tidak mampu mengendalikan risiko ini dapat mengalami pelanggaran data dan kehilangan kepercayaan pelanggan. Selain itu, penerapan teknologi baru oleh bisnis berisiko inkompatibilitas dengan infrastruktur yang ada. Misalnya sebuah perusahaan e-commerce yang memutuskan untuk mengadopsi sistem manajemen inventaris yang lebih canggih mungkin menemukan fakta bahwa infrastruktur server mereka tidak cukup kuat untuk menangani volume data yang lebih besar. Kadangkala, meskipun teknologi baru menawarkan keuntungan besar, penerimaan konsumen belum tentu tinggi. Bisnis yang berinvestasi besar dalam pengembangan produk atau layanan berbasis teknologi baru berisiko mengalami kerugian finansial jika pasar tidak menyambutnya dengan baik.
Kewirausahaan Digital - 113 D. Risiko Regulasi Risiko kepatuhan regulasi adalah risiko bahwa ketidakpatuhan terhadap regulasi akan berdampak negatif pada bisnis. Risiko regulasi juga terkait perubahan dalam peraturan atau legislasi yang akan mempengaruhi keamanan, perusahaan, atau industri (Balasubramanian et al., 2020). Regulasi yang dibuat oleh lembaga pemerintah berada di luar kendali perusahaan dan sering sulit diprediksi. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam regulasi dapat menyebabkan efek domino di seluruh industri. Regulasi dapat meningkatkan biaya operasi, memperkenalkan hambatan hukum dan administratif, dan terkadang bahkan membatasi sebuah perusahaan dari menjalankan bisnis. Misalnya, terkait pajak pertambahan nilai (PPN) untuk e-commerce telah berubah beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Bisnis e-commerce harus memahami dan mematuhi kewajiban pajak ini, termasuk registrasi, pelaporan, dan pembayaran PPN sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kemampuan mengelola perubahan regulasi menjadi kunci bagi kelangsungan hidup organisasi. Keselarasan antara regulasi dan tujuan bisnis, serta penyesuaian teknologi, menjadi tantangan utama dalam memastikan kepatuhan dan pemenuhan kewajiban regulasi yang efektif. E. Risiko Ketidakpastian Pasar Dalam bisnis digital, pasar dapat berubah dengan cepat dan tak terduga. Perubahan perilaku konsumen hingga kondisi perekonomian dapat memiliki dampak
114 - Kewirausahaan Digital yang signifikan pada bisnis. Perilaku belanja konsumen dapat berubah secara tiba-tiba, dipengaruhi oleh faktor seperti tren mode, preferensi merek, atau kondisi ekonomi. Risiko ini dapat menyebabkan fluktuasi dalam permintaan produk dan layanan bisnis digital. Risiko ketidakpastian pasar juga berkaitan dengan risiko persaingan ketika kompetitor lebih unggul dalam sumber daya sehingga berdampak pada laba dan pendapatan perusahaan. Bahkan terdapat pula relasi antara risiko dan persaingan siber misalnya jika pesaing secara tidak etis menggunakan teknik siber untuk mencuri hak kekayaan intelektual. Perubahan kondisi ekonomi makro, seperti inflasi, tingkat pengangguran, atau pertumbuhan produk domestik bruto juga dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, bisnis harus siap untuk menanggapi fluktuasi dalam permintaan pasar yang terkait dengan kondisi ekonomi tersebut. F. Risiko Sumber Daya Meskipun perusahaan mengandalkan teknologi secara besar-besaran, faktor manusia tetap menjadi bagian vital yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola risiko (Balasubramanian et al., 2020). Karyawan tidak hanya menjadi tulang punggung operasi, tetapi juga bisa menjadi sumber risiko, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam era tenaga kerja yang dinamis, organisasi dihadapkan pada tantangan besar terkait perolehan sumber daya manusia. Menemukan dan mempertahankan karyawan berpengalaman terkait penggunaan teknologi
Kewirausahaan Digital - 115 baru bisa menjadi tantangan tersendiri (RiskOptics, 2023). Sulitnya mencari sumber daya yang mumpuni terkait teknologi yang sesuai bukanlah satu-satunya masalah, mempertahankan karyawan yang sudah ahli di bidangnya bisa jadi lebih menantang. Dengan lingkungan kerja yang terus berubah dan tuntutan kualitas kehidupan kerja yang semakin meningkat, menjaga kesejahteraan karyawan bukan hanya tentang moralitas, tetapi juga tentang mengurangi risiko potensial yang bisa ditimbulkan pada perusahaan.
116 - Kewirausahaan Digital
Kewirausahaan Digital - 117 Inovasi dan Pertumbuhan dalam Kewirausahaan Digital Jusmawandi ERSAINGAN usaha di era digital sangatlah cepat, Penerapan teknologi masa kini juga turut berpengaruh terhadap usaha. UMKM yang awalnya masih menggunakan pembayaran tunai (cash) sudah bertranformasi ke pembayaran digital. Deretan barcode telah mengihiasi meja kasir, kode promosi di website lapak sudah memudahkan konsumen dalam menjual produk maupun jasa yang ditawarkan. Berbagai inovasi di era digital terus berkembang pada kemudahan pelanggan dalam mengakses produk. Inovasi digital adalah penerapan dan adopsi teknologi digital dengan cara yang strategis untuk meningkatkan operasi bisnis, menciptakan produk atau layanan baru, meningkatkan interaksi pelanggan, dan memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang (Abdulah, Setyawan, and Kom 2018). Hal ini pada dasarnya merupakan perombakan sistem yang mengP 12
118 - Kewirausahaan Digital ganggu metode tradisional dan mendorong diferensiasi kompetitif. Ide-ide seperti transformasi digital dan digitalisasi erat kaitannya dengan konsep inovasi digital. Inovasi digital difasilitasi oleh teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan (AI), analisis data besar, dan komputasi awan. Teknologi ini menggunakan sumber daya teknologi untuk menemukan peluang baru dan mendorong pertumbuhan bisnis atau organisasi, dengan fokus pada pemanfaatan alat dan sistem yang sudah ada. Perlu diingat bahwa inovasi digital bukan hanya tentang teknologi, namun tentang memanfaatkan teknologi secara cerdas untuk mendapatkan manfaat maksimal. Inovator digital yang paling sukses adalah mereka yang menyadari bahwa lanskap persaingan terus berubah dan melakukan apa yang mereka bisa untuk tetap menjadi yang terdepan. Namun, penting untuk dicatat bahwa inovasi digital adalah proses yang berulang, sebuah perjalanan penemuan dan pembelajaran yang berkelanjutan (Deni 2023). Satu-satunya cara untuk mengikuti perkembangan yang terus berubah adalah dengan tetap memiliki rasa ingin tahu, bereksperimen, dan tetap berpikiran terbuka. Penting juga untuk memiliki alat yang tepat untuk menciptakan lingkungan di mana inovasi digital dapat berkembang. Inovasi digital mengacu pada penciptaan dan penerapan teknologi digital baru atau penggunaan inovatif teknologi yang sudah ada. Ini melibatkan pengembangan layanan, produk, atau model bisnis baru yang memanfaatkan teknologi digital. Inovasi digital adalah ajang pengujian ide-ide baru dalam skala yang lebih kecil, memberikan nilai langsung dan peluang
Kewirausahaan Digital - 119 pembelajaran (Huda, Karsudjono, and Maharani 2020). Misalnya, sebuah perusahaan mungkin berinovasi dengan mengembangkan aplikasi seluler baru untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan atau memanfaatkan analisis data besar untuk mendapatkan wawasan tentang tren pasar. Salah satu unsur proses kewirausahaan adalah pertumbuhan (Pasande and Tari 2019). Setelah mencoba Digipreneur, perlahan tapi pasti, usaha tersebut akan mulai bertumbuh dan berkembang. Tahapan ini didukung dua faktor, yakni organisasi juga lingkungan. A. Faktor pendorong organisasi Munculnya media sosial meningkatkan interaksi antar manusia di dunia secara cepat. Keuntungan bagi organisasi yang membutuhkan dukungan teknologi dalam menyelesaikan permasalahan dalam usaha. Pertumbuhan usaha digital dapat dipengaruhi organisasi seperti (1) Kekompakan tim, (2) Strategi yang mantap, (3) Munculnya struktur dan budaya organisasi dan (4) Adanya produk yang dibanggakan (Saepulloh and Susila 2021). 1. Kekompakan Tim Peran kekompakan tim sangat mempengaruhi produktivitas kerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Tumbuhnya ecommerce menjadi bukti bagaimana perusahaan mampu membentuk tim yang saling mendukung. Peran IT tidak hanya menjadi core, dibutuhkan akuntan dalam menghitung pengeluaran dan pemasukan, bagaimana ahli gizi, kedokteran mampu mengambil peran dalam bisnis
120 - Kewirausahaan Digital daring saat ini. Semua berperan dalam menyukseskan usaha secara digital. Pertumbuhan perusahaan e-commerce di Indonesia dibuktikan oleh shopee sebagai aplikasi belanja online paling popular di Indonesia. Terbukti pada tahun 2023 tercatat dikunjungi sebanyak 2.349.900.000 orang. Kemudian disusul oleh Tokopedia sebanyak 1.254.700.000 pengunjung. Kekompakan tim membawa perusahaan untuk meraup pengunjung yang berpeluang mendatangkan profit bagi perusahaan. Merangkul para influencer dan pesohor tanah air, merupakan rangkaian kerja sama dalam mempertahankan eksistensi usaha. Selain itu e-commerce tersebut sudah menggunakan aplikasi chatbot dimana aplikasi ini sudah terintegrasi untuk menjawab pertanyaan customer secara cepat. Sehingga pelanggan merasa tidak diabaikan ketika menemui kendala dalam menggunakan aplikasi. Bisnis digital tentu memiliki kendala baik secara jaringan hingga manajemen di luar dari kendali pengelola. Chatbot ini merupakan rangkaian kerja sama tim untuk menciptakan pelayanan bagi pelanggan. Contoh aplikasi yang menerapkan sistem ini seperti shopee, tokopedia, buka lapak, Lazada, Blibli dan lain-lain. 2. Strategi yang mantap Strategi bisnis di era digital tentu adalah pemasaran secara digital pula. Strategi ini melibatkan beberapa teknik secara digital dalam menjangkau pelanggan potensial. Strategi pemasaran digital
Kewirausahaan Digital - 121 terencana sangat penting bagi pemilik bisnis pemula ataupun perusahaan raksasa (Komalasari, Pebrianggara, and Oetarjo 2021). Strategi pemasaran digital merupakan rencana pencapaian tujuan tertentu melalui metode pemasaran digital (Fadhilah and Pratiwi 2021). Strategi ini bisa melalui iklan gratis atau berbayar dalam bentuk platform digital yang ada seperti media sosial, situs bisnis, dan banyak lagi. Strategi pemasaran digital harus unik dan menarik sesuai dengan keinginan target pasar. 3. Munculnya struktur dan budaya organisasi Budaya organisasi dikembangkan sesuai dengan tantangan yang dihadapi sesuai dengan perkembangan zaman dan target, dijalankan melalui sejumlah program kerja dan memiliki sistem pengukur keberhasilan (Maghfira, Fasa, and Suharto 2022). Pembangunan budaya organisasi berlangsung dalam jangka panjang, perlu pemimpin yang bisa menjadi role model dan adanya agent of changes yang senantiasa mengkomunikasikan dan menularkan budaya organisasi ke berbagai unit organisasi atau kepada individu. Diera digitalisasi saat ini mau tidak mau setiap individu dan setiap organisasi dituntut harus mampu beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan pelayanan yang diberikan, sehingga budaya organisasi yang kuat penting untuk dimiliki setiap organisasi. Beberapa cara untuk membangun budaya organisasi yang kuat, yakni dengan Tetapkan
122 - Kewirausahaan Digital dan komunikasikan Visi dan Misi, Menentukan Standard Perilaku Yang Harus Dilakukan Sebagai Nilai Nilai, Komunikasi Efektif, Implementasi Melalui Pelatihan & Pengembangan, Apresiasi dan Konsekuensi, dan Evaluasi Melalui Penilaian Kinerja Secara Berkala (Husni and Puadi 2018). 4. Adanya produk yang dibanggakan Produk unggulan adalah produk yang memiliki keunggulan dan kelebihan dibandingkan dengan produk sejenis dari pesaing (Musyawarah and Idayanti 2022). Produk ini mampu memberikan nilai tambah kepada konsumen dan membuatnya memilih produk tersebut daripada yang lain. Dengan produk unggunlan ini, kamu bisa membuat bisnis semakin dikenal konsumen dan makin maju ke depannya. Membangun produk unggulan dalam bisnis online bukanlah pilihan, tapi suatu keharusan. Mengapa membangun produk unggulan itu penting? Karena produk unggulan memberikan sejumlah keuntungan, seperti: Menarik Perhatian Pelanggan, Produk unggulan mampu menonjol di antara berbagai macam produk sejenis di pasar. Ini membantu menarik perhatian pelanggan potensial. Cara kerja produk unggulan seperti umpan lezat yang sangat menarik perhatian. Meningkatkan Citra Brand Bisnis, Dengan memiliki produk unggulan, citra merek kamu akan semakin baik. Konsumen akan mengenali merek kamu sebagai penyedia produk berkualitas dan inovatif. Jika brand bisnis meningkat dan makin
Kewirausahaan Digital - 123 dikenal, selanjutnya kamu tak perlu bersusah payah untuk mengenalkannya. Seperti kabar baik, produk unggulan ini akan membawa angin segar dan tersebar dengan sendirinya ke telinga para calon konsumen (Asshiddieqi, Fuad 2012). Daya Saing yang Tinggi, Produk unggulan membuat bisnis lebih kompetitif. Ketika produk unggul, pelanggan cenderung memilihnya daripada produk pesaing. Daya saing yang tinggi bakal membuat bisnis menempati posisi teratas dan ini akan membuat bisnis online semakin famous. B. Faktor pendorong lingkungan Untuk tetap kompetitif dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat saat ini, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan. Transformasi bisnis, yang memerlukan perubahan besar dalam prosedur, budaya, dan rencana bisnis suatu organisasi, menjadi semakin penting untuk kelangsungan hidup. Era modern dibentuk oleh beberapa pendorong utama transformasi bisnis, beberapa di antaranya akan kami bahas dalam artikel ini. Pendorong Utama Transformasi Bisnis di Era Digital 1. Transformasi Digital Salah satu kekuatan utama di balik transformasi perusahaan adalah meluasnya penggunaan teknologi digital. Ketika dunia usaha mulai menerapkan digitalisasi, operasional, model bisnis, dan pengalaman konsumen mereka harus dipikirkan ulang.
124 - Kewirausahaan Digital Teknologi, terutama kemajuan di bidang seperti Kecerdasan Buatan, Pembelajaran Mesin, otomatisasi, dan Internet of Things, mempunyai dampak besar terhadap cara organisasi berfungsi, berinteraksi satu sama lain, dan memberikan nilai kepada pelanggannya. 2. Permintaan Konsumen yang Berubah Preferensi konsumen berubah dengan cepat, dan dunia usaha pun harus ikut berubah. Konsumen modern mengharapkan pengalaman yang disesuaikan, kepuasan instan, dan interaksi omni-channel yang lancar. Oleh karena itu, organisasi termotivasi untuk mengubah proses internal mereka guna meningkatkan pengalaman konsumen di semua saluran. Hal ini mencakup rekomendasi produk yang dipersonalisasi dan proses pembayaran tanpa hambatan. 3. Globalisasi dan Persaingan Globalisasi telah menciptakan pasar-pasar baru dan meningkatkan persaingan, memaksa dunia usaha untuk mengubah operasi mereka agar tetap kompetitif. Perusahaan harus mampu berfungsi dalam perekonomian global, menyesuaikan diri dengan berbagai standar budaya, dan memenuhi keinginan klien baru. Hal ini memerlukan perubahan mendasar dalam cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan konsumen, termasuk penggunaan media sosial.
Kewirausahaan Digital - 125 4. Perubahan Peraturan Pendorong penting lainnya dalam transformasi bisnis adalah perubahan peraturan. Modifikasi peraturan dapat mempengaruhi operasi bisnis, termasuk desain produk, manufaktur, distribusi, dan pemasaran. Agar tetap patuh dan kompetitif, dunia usaha harus mampu beradaptasi dengan cepat dan efektif terhadap perubahan peraturan. 5. Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Konsumen dan investor kini semakin peduli terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan. Dunia usaha harus mengubah operasi mereka untuk mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan hasil sosial dan menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan. Hal ini mencakup segala hal mulai dari penurunan limbah dan emisi karbon hingga investasi dalam rantai pasokan jangka panjang dan membantu masyarakat lokal. 6. Transformasi Bakat dan Tenaga Kerja Ketika persaingan untuk mendapatkan talenta semakin memanas, perusahaan perlu menyesuaikan tenaga kerja mereka agar dapat bertahan dan bersaing. Organisasi perlu menciptakan budaya inovasi dan pembelajaran berkelanjutan untuk menarik dan mempertahankan karyawan terbaik. Hal ini memerlukan perubahan radikal dalam cara organisasi melakukan pendekatan terhadap manajemen talenta dan pertumbuhan karyawan.
126 - Kewirausahaan Digital 7. Keamanan siber Ketika dunia usaha semakin bergantung pada teknologi dan data digital, keamanan siber telah menjadi isu yang sangat penting. Serangan siber dapat menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang besar, sehingga penting bagi dunia usaha untuk memprioritaskan keamanan siber dalam strategi transformasi bisnis mereka. Cybersecurity Ventures memperkirakan bahwa kejahatan dunia maya akan merugikan perekonomian global sebesar $10,5 triliun per tahun pada tahun 2025. Dunia usaha harus berinvestasi dalam langkah-langkah keamanan siber yang komprehensif untuk melindungi data mereka dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Kewirausahaan Digital - 127 Etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis Digital Arie Hendra Saputro A. Konsep Etika Bisnis (Durin, 2020) menyatakan bahwa secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. (Durin, 2020) menyatakan bahwa etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern 13
128 - Kewirausahaan Digital untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi (Aviatri & Nilasari, 2021) menyatakan bahwa Etika bisnis dalam persaingan usaha perdagangan berperan untuk menghindarkan penipuan yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha terhadap konsumen, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun pelayanan. (Aviatri & Nilasari, 2021) menyatakan bahwa etika bisnis menilai perbuatan baik, buruk, salah maupun benar yang dilakukan oleh seorang individu di lingkup organisasi dimana hak dan kewajiban seseorang harus bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu, etika bisnis mengajarkan bahwa sebagai pelaku bisnis apabila ingin perusahaannya tetap berjalan maka ia harus menjunjung tinggi nilai dan prinsip dari etika bisnis. Etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara, pengaturan, dan pengelolaan bisnis yang memprhatikan norma dan moralitas. Maka setiap pelaku bisnis akan melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk : (1) memproduksi dan mendistribusikan barang atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba memuaskan konsumen. (Klaudia et al., 2022) menyatakan bahwa Prinsip kejujuran adalah sifat terbuka dan memenuhi syaratsyarat dalam sebuah kontrak bisnis. Prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu (Klaudia et al., 2022) menyatakan bahwa agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip integritas moral mengandung sebuah imperatif moral yang berlaku bagi diri pelaku bisnis dan perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar
Kewirausahaan Digital - 129 tetap menjadi yang paling unggul dan tetap dapat dipercaya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat memberikan informasi bahwa etika bisnis adalah Etika bisnis adalah hal-hal yang berkenaan dengan moral serta aturan yang mengatur perilaku dan keputusan dalam aktivitas bisnis. Aturan ini dijadikan standar dalam menjalankan setiap aktivitas bisnis. Di dalam aktivitas bisnis turut mengatur pula berkenaan dengan interaksi dengan karyawan, pelanggan, mitra bisnis, masyarakat, dan lingkungan. B. Etika Bisnis dalam Konteks Digital (Vera Maria & Maulana, 2022) mengungkapkan bahwa penerapan etika bisnis di era digitalisasi dengan teknologi dan informasi diperlukan sebagai rambu pengingat agar bisnis berjalan tanpa merugikan pihak manapun dan terus tumbuh dengan keputusan yang bijaksana dengan memperhatikan baik buruknya suatu tindakan. Maka dari itu prinsip yang kuat dan mendasar perlu diterapkan, prinsip tersebut yaitu ; 1. Prinsip otonomi, dimana pelaku bisnis secara sadar bertanggung jawab atas bisnisnya dan bebas namun tetap sadar dalam melakukan suatu tindakannya. 2. Prinsip kejujuran, dimana hal ini penting untuk keberlangsungan bisnis, kejujuran relevan dalam hubungan kerja internal dan external dalam suari bisnis.
130 - Kewirausahaan Digital 3. Prinsip keadilan, inti dari prinsip ini adalah keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap orang khususnya yang berhubungan dengan bisnis. 4. Prinsip saling menguntungkan, prinsip ini mengutamakan tidak adanya pihak yang merasa dirugikan dengan kata lain menanamkan kesadar-an kesemua pihak untuk saling meberikan keuntungan. 5. Prinsip integritas moral, pelaku bisnis dituntut untuk berbuat dan bertindak dengan baik dan menjadi yang terbaik bagi bisnisnya. (Bengu et al., 2024) menyatakan bahwa tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam bisnis yang berbasis teknologi informasi seiring dengan perkembangannya adalah sebagai berikut : 1. Tantangan Pasar di Era GlobalGlobalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan vertikal, dimana setiap perusahaan harus selalu siap dalam bermain dikompetisi yang sangat ketat. Persaingan yang ketat tersebut akan membuat semua perusahaan menggunakan segala cara termasuk mengkesampingkan etika dalam berbisnis, hal inilah yang patut diperhatikan bahwa prinsip-prinsip etika tersebut harus tetap ditegakkan secara konsisten. 2. Tantangan Perkembangan Sikap dan Tanggung Jawab PribadiPerkembangan teknologi yang cepat, memberikan tantangan bagi penegakkan etika dan nilai-nilai moral dalam diri seorang individu dalam menjalankan kegiatan bisnis. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk, sedangkan bisnis adalah hal konkrit yang
Kewirausahaan Digital - 131 harus diwujudkan melalui tindakan dan keputusan. Etika bisnis juga membatasi beberapa hal, contohnya membatasi soal keuntungan yang didapat sebatas tidak merugikan kepentingan orang lain, meskipun keuntungan adalah hak setiap pengusaha, keuntungan yang didapat haruslah memperhatikan kebutuhan dan keadaan masyarakat sekitar. 3. Tantangan Inovasi dan PerubahanSeringkali perubahan yang terjadi memberikan tekanan bagi masyarakat dan perusahaan untuk ikut menyesuaikan dengan perubahan tersebut. perusahaan yang menolak mengikuti perubahan tentunya akan satu langkah kebelakang menuju kemunduran, dampak inovasi dari perubahan tersebut seringkali menimbulkan masalah yang menyangkut beberapa aspek terutama kesiapan sumber daya manusia. Tantangan etika yang dihadapi pun juga sama dengan adanya perubahan tersebut, perusahaan yang telah menguasai perubahan akan dengan mudah menggunakan cara untuk mempedayai pelanggan yang belum menyesuaikan terhadap perubahan. Beberapa contoh banyaknya kasus penipuan saat ini menjadi bukti bahwa ada banyak tantangan baru dalam etika bisnis. 4. Tantangan Pergaulan InternasionalSeringkali terjadi bahwa perusahaan yang berekspansi ke luar negeri mengambil keputusan yang tidak dapat diterima secara etika dalam suatu negara, hal ini juga menjadi tantangan dalam bagi perusahaan maupun perorangan untuk menegakkan prinsip-
132 - Kewirausahaan Digital prinsip pribadi serta kode etik dalam menjalankan bisnis ke suatu negara. 5. Tantangan Sumber Daya Manusia Perubahan dalam sistem juga harus merubah manusia dalam sistem tersebut agar lebih siap dalam mengikuti arus perubahan, sebuah bisnis memang berorientasi pada keuntungan secara ekonomi. Namun, tanggung jawab serta kewajiban-kewajiban sosial memiliki nilai yang tinggi pula untuk keberhasilan suatu bisnis. Sumber daya manusia yang handal pun sangat diperlukan untuk melaksanakan kewajiban itu. Dari segi etika, perubahan dalam teknologi juga akan membawa arus budaya baru dalam masyarakat, kesiapan sumber daya manusia juga dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan budaya itu agar tidak terjadi potensi pelanggaran etika dikemudian hari. (Bengu et al., 2024) mengungkapkan bahwa Penerapan etika bisnis di era digital memiliki implikasi yang signifikan bagi keberlanjutan dan keberhasilan UMKM. Dengan mengatasi tantangan yang dihadapi dan memanfaatkan peluang yang ada, UMKM dapat membangun reputasi yang kuat sebagai organisasi yang bertanggung jawab dan beretika, yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memperkuat posisi mereka dalam pasar yang semakin kompetitif dan dinamis. Salah satu implikasi langsung dari penerapan etika Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa etika bisnis dalam
Kewirausahaan Digital - 133 konteks digital adalah hal-hal yang berkenaan dengan moral dan aturan yang akhirnya dijadikan sebagai acuan dan standar bersama serta mengikat di dalam aktivitas bisnis. aktivitas bisnis tersebut didukung oleh teknologi, perkembangan internet dan era digitalisasi. C. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Konteks Digital Tanggung jawab sosial merupakan suatu pemikiran bahwa bisnis memiliki tanggung jawab tertentu kepada masyarakat selain mencari keuntungan. Makna Corporate Social Responsibility (CSR) yang lebih luas adalah menuju Social Responcibility dan Social Leadership. Tanggungjawab sosial dapat diartikan sebagai kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada Masyarakat (Fatmawatie, 2017). (Fatmawatie, 2017) menyatakan bahwa Social Responcibility atau tanggungjawab sosial merupakan kontribusi menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembnagunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiataanya (Suparman, 2013) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
134 - Kewirausahaan Digital operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Suparman, 2013) menyatakan bahwa CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan, dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. (Probosiwi, 2016) menyatakan bahwa CSR merupakan pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi dengan stakeholders berdasar atas prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Operasional bisnis yang berkaitan langsung dengan masyarakat sekitar (local community) baik langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak baik positif maupun negatif. (Probosiwi, 2016) menyatakan bahwa CSR adalah sebuah konsep perusahaan melakukan tanggung jawab tertentu terhadap masyarakat. Meskipun kegiatan yang dilakukan tidak berhubungan langsung dengan bisnis yang dijalankan, ada dampak positif yang tidak langsung mereka dapatkan, misalnya citra positif perusahaan di mata publik dan peningkatan semangat karyawan, yang pada gilirannya memiliki efek positif pada produktivitas perusahaan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa tanggun jawab sosial Perusahaan dalam konteks bisnis memberikan pemahaman bahwa Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam konteks bisnis mengacu pada kewajiban
Kewirausahaan Digital - 135 moral dan etika yang dimiliki oleh perusahaan terhadap masyarakat, lingkungan, dan semua pemangku kepentingan yang terpengaruh secara langsung maupun tidak langsung oleh operasi bisnis dan aktivitas bisnis perusahaan. Hal tersebut mencakup berbagai praktik dan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan, di samping mencapai tujuan keuangan, operasional Perusahaan dan visi serta misi perusahan.
136 - Kewirausahaan Digital Daftar Pustaka Aini, N., Amanah, D. M. N., & Putri, N. K. (2023). Pengembangan Kewirausahaan Digital di Indonesia. Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen, 14(2), 243-252. Aprillia, N. M., Ramadhan, T., & Ramdhan, H. (2023). Pendekatan Lean Startup untuk Inovasi dalam Model Bisnis Ramah Lingkungan dan Kewirausahaan Digital. ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal, 4(2), 88-93. Asikin, M. Z., & Fadilah, M. O. (2024). Masa Depan Kewirausahaan dan Inovasi: Tantangan dan Dinamika dalam Era Digital. Jurnal Syntax Admiration, 5(1), 303-310. Ali, S. (2019) Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap Pendidikan Akuntansi di Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Allen, J. (2019) Digital entrepreneurship. Routledge. Adindo, A.W. (2021) Kewirausahaan dan Studi Kelayakan Bisnis untuk Memulai dan Mengelola Bisnis. Deepublish.
Kewirausahaan Digital - 137 Abdulah, Arif Tio Buqi, Sidiq Setyawan, and M I Kom. 2018. ‚A^ijmc T_ehifiac Dcacn[f Audio Workstation Dengan Pendekatan Difusi Inovasi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Adopsi Teknologi Rekaman Digital Pada Studio Rekaman Dc Kin[ Sifi).‛ Ammbc^^c_kc, Fo[^, Mo^c[hnihi. 2012. ‚Ah[fcmcm P_ha[lob Harga, Desain Produk, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Produk Cliit Dc Dcmnli Ufnl[[ Snil_ S_g[l[ha).‛ Aviatri, P., & Nilasari, A. P. (2021). ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERUSAHAAN DAGANG. In ACCOUNTHINK : Journal of Accounting and Finance (Vol. 6, Issue 02). Bengu, H., Kelin, S. P., & Hadjon, R. P. (2024). PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM KEGIATAN UMKM DI ERA DIGITAL (Vol. 2, Issue 1). Brigham, Eugene F and Joel F. Houston. (2004). Fundamentals of Financial Management 10th Ed. South-Western Publishing co. Bakon, K., Holczinger, T., & Jaskó, S. (2022). Production flow of customized products in a digital factory. Procedia Computer Science, 200, 1201- 1208. Balasubramanian, V., Kay, B., Guzek, T., & Aaron, P.
138 - Kewirausahaan Digital (2020). Digital Transformation & Risk For Dummies. John Wiley & Sons. B[bl[gc, H. [h^ Y[abio\c, S. (2024) ‚Plc]_ mqcn]bcha policies under advertising effect and dynamic environment in supply chain: Product life-cycle [jjli[]b,‛ Expert Systems with Applications, 247, p. 123347. doi: 10.1016/j.eswa.2024.123347. D[lid[n, O. [h^ Sogcs[nc, S. (2015) ‘Kihm_j-konsep Dasar K_qcl[om[b[[h/ Ehnl_jl_h_olmbcj’, Pendidikan Kewirausahaan, 9, nomor 2(volume 9, nomor 2, agustus 2016), pp. 1–53. Dhani Kolhc[q[h (2013) ‘Kihm_j D[m[l K_qcl[om[b[[h ^[h Plim_m K_qcl[om[b[[h’, Gema Eksos, 8(2), p. 218030. D[g[s[hnc, N. (2016) ‘P_g[m[l[h Dcacn[f ^c Ih^ih_mc[’, Pemasaran, (July), pp. 1–23. Dearlove, T. et al. (2021) ‘Dcacn[f g[le_ncha i` ]igg_l]c[f complementary foods in australia: An analysis of \l[h^ g_mm[acha’, International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(15). Available at: https://doi.org/10.3390/ijerph18157934. D[g[s[hnc, N. (2016) ‘P_g[m[l[h Dcacn[f ^c Ih^ih_mc[’, Pemasaran, (July), pp. 1–23. D_nc, R., M[hnlc, Y.M. [h^ Yomo`, R. (2022) ‘I^_hnc`c][ncih of Productivity Factors in Increasing Economic
Kewirausahaan Digital - 139 R_mcfc_h]_ ch W_mn J[p[’, Wacana Ekonomi [Preprint]. Deni, Asep. 2023. Kepemimpinan Digital. Cendikia Mulia Mandiri. Durin, R. (2020). ARTI PENTING MENJALANKAN ETIKA DALAM BISNIS. Jurnal Valuta, 6(1). D_q[, C.B. [h^ S[`cnlc, L.A. (2021) ‘P_g[h`[[n[h M_^c[ Sosial Tiktok Sebagai Media Promosi Industri Kuliner Di Yogyakarta Pada Masa Pandemi Covid19 (Sno^c K[mom Aeoh TceTie J[p[`ii^c_)’, Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 12(1), pp. 65–71. Available at: https://doi.org/10.31294/khi.v12i1.10132. Firman, A. and Hidayat, M. (2023) Manajemen Strategi ‘M_ha_g\[hae[h K_ohaaof[h B_lm[cha ^[f[g Dohc[ Bcmhcm’. Goresan Pena. Fadhilah, Dian Azgc, [h^ T[gc Pl[ncqc. 2021. ‚Snl[n_ac Pemasaran Produk UMKM Melalui Penerapan Digital Marketing: Studi Kasus Pada Kelompok Um[b[ ‘Kl_g_m U\c’ Dc D_m[ Cc\oh[l, K_][g[n[h R[h][e[fiha, Sog_^[ha.‛ Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen 12(1): 17–22. Fatmawatie, H. N. (2017). TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (1st ed., Vol. 1). Günther, M., Vossebein, U. W. and Wildner, R. (2022) Market research with panels: types, surveys,
140 - Kewirausahaan Digital analysis, and applications. Hartatik, H. and Dkk (2023) Tren Technopreneursihp Strategi & Inovasi Pengembangan Bisnis Kekinian dengan Teknologi Digital. Sonpedia Publishing Indonesia. Hasan, dkk. (2022). Bisnis Digital. Media Sains Indonesia. Hasibuan, T. H. (2023). Sistem Informasi Penjualan Dalam Peningkatan Layanan Digital Berbasis Web. Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Komunikasi, 3(2), 250-257. Hendarsyah, D. (2020). Pemasaran digital dalam kewirausahaan. IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 9(1), 25-43. H[lsihi, N. [h^ O]n[pc[, R. (2020) ‘Ah[fcmcm P_ha[lob Citra Merek Dan Mutu Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Serta Dampaknya Terhadap Lis[fcn[m Kihmog_h’, Indept, 4(1), pp. 20–27. Hendrayati, Heny; Yusuf, Ramayani; Ridwanudin, Oce; H_hlc, M. (2020) ‘A^[jn[mc K_\c[m[[h B[lo : Perspektif UMKM Jasa Oleh Womanpreuner di Jawa Barat Bangkit di Era Covid 19’, JMBP UPI, 53(9), pp. 1689–1699. Huda, Isra Ul, Anthonius Karsudjono, and Pupita Nia M[b[l[hc. 2020. ‚P_ha[lob Olc_hn[mc Kewirausahaan Dan Inovasi Produk Terhadap Kinerja Usaha Kecil Menengah Dengan Variabel