Dasar Manajemen 41 sementara perencanaan strategi merupakan proses untuk memutuskan bagaimana implementasikan strategu tersebut. (Anthony & Govindrajan: 2011,19). Dalam proses perumusan strategi, manajemen menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita tersebut.Aspek penting dalam manajemen strategik adalah perumusan strategi (Strategy Formulation), implementasi strategi (Strategy implementation), dan evaluasi strategi (Strategy Evaluation).(Akdon:79). Tujuan utama dari perumusan strategu adalah pembuatan tujuan rasional.Penekanan rasionalitas dalam perkembangannya semakin komplek dalam menjawab globalisasi perkembangan lingkungan organisasi tersebut berada. Perkembangan lingkungan ini menurut organisasi agar selalu melakukan perubahan kearah perbaikan untuk mempertahankan eksistensinya. Kemampuan internal organisasi dan tuntutan perubahan eksternal merupakan dua komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.Permusan strategi yang realistis dan up-to-do adalah dua tuntutan yang harus dijawab dalam pembuatannya.Dengan demikian perumusan strategi sebagai cara untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan efesien, sampai kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai.. 3. Perencanaan Strategi (Strategic Planning) Perencanaan (planning) melibatkan pendefenisian tujuan organisasi, perencanaan strategi untuk mencapai tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk mengintgrasikan serta mengkoordinasikan kegiatan kerja
42 Dasar Manajemen mereka.Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir (apa) dan sarana (bagaimana).(Robbins & Mary Coulter:2010,190). Proses perencanaan strategi kemudian mengambil cita-cita dan strategi ini cenderung untuk menjadi terinstitutisinalisasi sehingga mengurangi aktivitas-aktivitas yang murni kreatif. Perencanaan strategi ini sistematis, ada proses perencanaan strategi tahunan, dengan prosedur dan jadwal yang sudah ditentukan. Strategi diperiksa kembali sebagai respons terhadap kesempatan atau ancaman yang dirasakan. Dengan demikian idealnya inisiatif strategis yang mungkin dapat muncul kapanpun dari siapa pun di dalam organisasi. . (Anthony & Govindrajan: 2011,21), suatu proses perencanaan strategi formal dapat memberikan kepada organisasi : a. Kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan. b. Alat pengembangan manajemen. c. Mekanisme untuk memaksa manajemn agar memikirkan jangka panjang d. Alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi jangkan panjang organisasi atau perusahaan. Perencanaan strategi merupakan proses yang memakan waktu dan mahal. Artinya sasaran dari perencanaan strategi adalah meningkatkan : a. Kualitas organisasi b. Efesiensi anggaran c. Penggunaan sumber daya d. Kualitas evaluasi program dan pemantauan kinerja e. Kualitas pelaporan.
Dasar Manajemen 43 Yusar Sagara (2021:12) menegaskan fungsi pengendalian manajemen membantu manajer mendorong organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Oleh karena itu, pengendalian manajemen terutama berfokus pada pelaksanaan strategi. Selain pengendalian manajemen, strategi juga diterapkan melalui struktur organisasi, manajemen sumber daya manusia, dan budaya. Selanjutnya akan penulis ilustrasikan pada gambar dibawah ini : Gambar 2. Kerangka Kerja untuk Pengimplementasian Strategi Sumber: Anthony & Govindarajan (2011: 8) Struktur organisasi: Struktur organisasi terutama merupakan konsep hierarki atasan bawahan dari perusahaan yang berkolaborasi dan melayani tujuan bersama. Struktur organisasi memungkinkan tanggung jawab, fungsi dan proses yang berbeda untuk ditugaskan ke entitas yang berbeda. Deskripsi khas entitas ini adalah bagian, cabang, departemen, kelompok kerja, dan diri mereka sendiri. Kontrak individu dalam struktur organisasi biasanya berada di bawah Perintah Kontrak Kerja atau di bawah kontrak kerja atau pesanan terencana dengan batas waktu atau tidak terbatas. Ini mendefinisikan peran, hubungan pelaporan, dan pembagian tanggung jawab yang
44 Dasar Manajemen memengaruhi pengambilan keputusan organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM): Manajemen Sumber Daya Manusia adalah metode strategis dan koheren untuk mengelola aset organisasi yang paling berharga: orang-orang yang bekerja di sana dan mereka yang secara individu dan kolektif berkontribusi untuk mencapai tujuan bisnis. Singkatnya, manajemen sumber daya manusia berarti mempekerjakan orang berdasarkan pekerjaan dan kebutuhan organisasi, mengembangkan sumber daya mereka, dan menggunakan, memelihara, dan memberikan kompensasi atas layanan mereka. Selain itu dikenal istilah Human Resource Management (HRM) yang merupakan aktivitas seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi dan pemberhentian karyawan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi organisasi Budaya Organisasi: Budaya secara sederhana dapat dikatakan sebagai serangkaian keterampilan, kebiasaan dan pemahaman yang dipelajari dan disampaikan dalam suatu kelompok, organisasi atau lingkungan sosial tertentu. Setiap organisasi memiliki budaya tidak tertulis yang mendefinisikan standar perilaku yang dapat diterima dantidak dapat diterima bagi karyawan. Setelah beberapa bulan, sebagianbesar karyawan belajar tentang budaya organisasi Anda. Mereka tahu cara berpakaian untuk bekerja, apakah aturan ditegakkan dengan ketat, perilaku mencurigakan seperti apa yang pasti akan menimbulkan masalah bagi mereka, perilaku apa yang mudah diabaikan, pentingnya kejujuran dan integritas, dan lain lain. Meskipun banyak organisasi memiliki subkultur, biasanya dibangun di sekitar kelompok kerja,
Dasar Manajemen 45 dan seperangkat standar tambahan dan dimodifikasi, mereka masih memiliki budaya dominan yang menyampaikan nilai-nilai organisasi yang paling dalam kepada semua karyawan. Jika anggota kelompok kerja ingin mempertahankan reputasi yang baik, mereka harus menerima standar yang tersirat dalam budaya dominan organisasi. 4. Penganggaran Anggaran merupakan salah satu rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi, anggaran mencakup seluruh sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang dianggarkan. Anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam suatu organisasi. Anthony & Govindarajan (2011:91-92), suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun ini.Anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut. b. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi). c. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, mungkin ada dua anggaran per tahun, misalnya perusahaan busana biasanya memiliki anggaran musin gugur dan anggaran musim semi.
46 Dasar Manajemen d. Merupakan komitemen manajemen; manajer setuju untuk menerima tanggungjaab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran e. Usulan anggaran ditinjau dsn disetujui oleh pejabat yang lebih baik tinggi wewenanggnya dari pembuat anggaran. f. Setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu. g. Secara berkala, kinerja keuangan actual dibandingkan dengan anggaran dan varians dianalisis serta dijelaskan. Maka penganggaran adalah upaya menciptakan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam bidang perencanaan, pengendalian, maupun pembuatan keputusan.Selanjutnya tujuan lain dari pada anggaran adalah : a. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang akan dicari ataupun digunakan b. Untuk menanpung dan menganalisa serta memutuskan semua usulan yang berkaitan dengan keuangan c. Sebagai penyempurnaan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran dapat terlihat lebih jelas dan nyata. d. Untuk merinci jenis sumber dana yang yang dicari maupun jenis penggunaan dana ,sehingga dapat mempermudah pengawasan. e. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar mencapai hasil yang maksimal.(Murhaban & Adnan:189).
Dasar Manajemen 47 Sebuah pandangan sudut manajemen bahwa prediksi keuangan hanya merupakan alat perencanaan, sedangkan anggaran adalah alat perencanaan maupun pengendalian.Dengan demikian semua anggaran mencakup elemen-elemen prediksi,dengan sasaran pembuat anggaran tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas peristiea-peristiwa tertentu yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan yang dianggarkan. Govindrajan (2011:100-101), anggaran dalam penyusunannya meliputi anggaran : a. Anggaran modal, anggaran modal proyek-proyek modal yang telah disetujui ditambah jumlah sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak memerlukan peresetujuan tingkat yang lebih tinggi. Anggaran ini biasanya disusun secara terpisah dari anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda. Selama tahun tersebut, usulan-usulan pengeluaran modal dipertimbangkan diberbagai tingkatan dalam organisasi dan beberapa diantaranya akhirnya disetujui.Ini merupakan bagian proses perencanaan strategis. b. Anggaran neraca, menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan yang tercakup dalam anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara keseluruhan anggaran neraca bukanlah alat pengendalian manajemen, namun beberapa bagiannya memang untuk bermanfaat untuk pengendalian. penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan secara keseluruhan. Strategi mencakup perencanaan masa depan perusahaan. Penganggaran modal secara implicit
48 Dasar Manajemen memerlukan suatu komitmen kedalam masa depan perusahaan. Sebagai contoh, pembelian suatu mesin yang memiliki umur ekonomis 10 tahun mencakup periode waktu yang lama untuk menunggu sebelum hasil akhir dari keputusan tersebut dapat diketahui. Selama periode waktu 10 tahun ada berbagai kondisi ekonomi dan keuangan yang terjadi dan dapat meningkatkan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan. c. Anggaran laporan arus kas,menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan selama tahun tersebut yang akan dipasok oleh laba ditahan dan berapa banyak, jika ada yang harus diperoleh dari pinjaman atau sumber-sumber luar lainnya. Hal ini tentunya adalah penting untuk perencanaan keuangan. Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan keluar selama tahun ini, biasanya dibuat per kaurtal.Selain itu bendaharawan memerlukan estimasi atas kebutuhan kas bulanan sebagai dasar untuk merencanakan jenis kredit dab pinjaman jangka pendek. Berdasarkan pendapat diatas, terlihat bahwa anggaran merupakan perencanaan adalah gambaran tentang apa-apa yang akan dilakukan mulai dari penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan anggaran hingga sistem perencanaan untuk mengkoordinasi dan mengintegrasi seluruh pekerjaan organisasi sehingga tujuan bisa tercapai. Hal ini sekaligus menjawab juga apa saja yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya.
Dasar Manajemen 49 5. Operasional Pelaksanaan Anggaran Penjelasan diatas pada point (4) telah dijabarkan persoalan penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Atas dasar ini anggaran juga dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan atau organisasi guna mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain anggaran merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivitas perusahaan. Persoalan ini tidak terlepas dari perencanaan yang baik, perusahaan dapat mengantisipasi kemungkinan akan timbulnya masalah yang dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya kurang efektif dan efisien yang akhirnya dapat berujung pada kerugian perusahaan. Dengan demikian suatu perencanaan harus diikuti dengan pengendalian untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. sebagai alat perencanaan, anggaran digunakan oleh manajemen perusahaan. Selanjutnya mengutip pendapat Mulyadi (2001: 522- 513), karak teristik anggaran yang baik yaitu : a. Anggaran disusun berdasarkan program, b. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan, c. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan alat pengendalian. Dari pendapat tiga poin ini maka dapat dikatakan pelaksanaan operasional anggaran ini berkaitan dengan keuangan (finance), sebagai bidang yang sangat luas dan
50 Dasar Manajemen dinamis.Alasannya keuangan langsung memengaruhi sisi kehidupan setiap orang dan perusahaan atau organisasi. Berkaitan dengan Nafarin menegaskan bahwa operasional pelaksanaan anggaran ini tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen ini sendiri seperti : fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan atau pengendalian. (2004:20-21). Sehingga dengan mengkolaborasi fungsi-fungsi mana-jemen ini dalam operasional pelaksanaan anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik mungkin dan menekan keterbatasan sekecil mungkin maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: (1) Adanya organisasi perusahaan yang sehat, dan (2) Adanya sistem akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi yang memadai. Menurut Nafarin tujuan operasional pelaksnaan anggaran itu sendiri (2004 : 15), diantaranya: 1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilihsumber dan investasi dana. 2. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dandigunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi 4. Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Untuk menyem-purnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. 6. Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulanyang berkaitandengan keuangan. Sepaham dengan pendapat diatas maka dalam hal ini penulis mengutip pendapat Mulyadi (2001 : 502) dalam
Dasar Manajemen 51 organisasi penyusunan operasional anggaran terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan dalam pelaksanaan anggaran, yaitu komite anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat pertanggungjawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasi-kan dan diadministrasikan oleh dua unit organisasi, diantaranya : a. Komite anggaran : Komite anggaran merupakan unit organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai jenis usulan anggaran dari berbagai pusat pertanggung-jawaban untuk kemudian disusun menjadi rancangan anggaran induk (master budget). Komite anggaran terdiri dari : a) Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite b) Direktur pemasaran, sebagai anggota c) Direktur produksi, sebagai anggota d) Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota e) Manajer departeman keuangan, sebagai sekretaris komite. Adapun beberapa tugas komite anggaran, sebagai berikut : 1. Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk tahun Anggaran. 2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut kepadapara manajer pusat pertanggungjawaban. 3. Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban. 4. Melakukan negosiasi dengan para manajer pusat pertanggung-jawaban mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan. 5. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan kepada dewankomisaris dan rapat umum pemegang saham (RUPS). 6. Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris
52 Dasar Manajemen dan RUPS.7.Melakukan negosiasi dengan para manajer di pusat pertanggungjawaban mengenai anggaran yang telah disahkan oleh RUPS,8. Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan rapat umum pemegang saham (RUPS). b. Departeman anggaran Fungsi dari departemen anggaran, antara lain : 1) Menerbitkan prosedur dan formulir untuk persiapan rancangan anggaran setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. 2) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsiasumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan. 3) Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun rancangan anggaran pusat pertanggung jawaban. 4) Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban manjadi rancangan anggaran induk (master budget). 5) Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada komite anggaran. 6) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi. 7) Mengadministrasikan proses perubahan dan penye-suaian anggaran perusahaan Masih mengutip pendapat Mulyadi bahwa proses dari oprasional pelaksanaan anggaran merupakan proses dari pengendalian anggarandilaksanakan melalui tiga tahap utama, antara lain :
Dasar Manajemen 53 a. Tahap Penetapan Sasaran Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses penyusunan anggarannya. Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan anggaran perlu diukur dengan satuan moneter standar dengan menggunakan ukuran akuntansi. Informasi akuntansi manajemen berperan dalam tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim peran. b. Tahap Implementasi Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya kepada manajer yang diberi peran dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran dalamperusahaan kemudian mengkon solidasikannya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting, yaitu: 1) Komunikasi anggaran Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah. 2) Kerjasama dan koordinasi Untuk dapat menyelesai-kan suatu tugas, orang harus mengetahui peran yang harus dimainkan oleh orang lain, baik dalam organisai formal maupun informal. c. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Dalam tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang tercantum dalam anggaran,
54 Dasar Manajemen untuk menunjukkan bidang masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.(2001,508). Atas dasar ini seorang manajer harus prosfek dalam mengendalikan tujuan dan strategi pengembangan kualitas pelaksanaan operasional anggaran dalam pencapaian tujuan tersebut. Artinya fungsi pengendalian dalam sistem manajemen merupakan alat atau sarana yang diperlukan menghilangkan atau mengurangi kecurangan, penyim-pangan, kebocoran, pemborosan atau penyalahgunaan yang terjadi diperusahaan atau organisasi. Artinya kenyataannya sistem pengendalian manajemen dapat mengurangi tekanan dan gangguan dalam proses pelaksanaan manajemen. 6. Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, S.Martin menjelaskan evaluasi merupakan usaha untuk menilai secara objektif dari pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam kamus istilah manajemen evaluasi yaitu suatu proses yang bersistem dan objektif yang menganalisa sifat dan ciri dari suatu pekerjaan di sebuah perusahaan atau organisasi.(2000,29). Willam N.Dunn, menjelaskan evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi.(2003,38).
Dasar Manajemen 55 Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem manajerial , karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil tujuan yang dicapai. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk tambah menjadi lebih baik ke depan. Dengan demikian pengertian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa evaluasi adalah bagian dari suatu proses manajemen yang berusaha untuk menilai ataumengukur suatu perencanaan yang dibandingkan dengan keadaan yang sesungguhkan. S.Martin membagi 3 tahap dalam pelaksanaan evaluasi bila ditinjau dari fungsi pengendalian sistem manajemen sebagai berikut : a. Evaluasi Pada Tahap Perencanaan Evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dengan tujuan untuk mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternative dan kemungkinan dari berbagai cara untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka dari itu dibutuhkan teknikteknik yang dapat digunakan oleh perencana. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan ini yaitu metode-metode yang digunakan dalam penentuan prioritas ini tidak selalu sama untuk setiap keadaan, akan tetapi berbeda-beda menurut hakikat dan permasalahannya tersendiri. b. Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan Evaluasi pada tahap ini merupakan bentuk kegiatan melakukan analisis untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan
56 Dasar Manajemen dibandingkan dengan yang sudah direncanakan. Evaluasi juga dapat melihat perencanaan masih tetap dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut terdapat perubahan atau apakah pencapaian hasil perencanaan tersebut dapat memecahkan suatu masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga dapatmempertimbangkan faktor luar yang dapat menghambat keberhasilan dari sebuah perencanaan baik yang mendorong maupun yang menghambat. c. Evaluasi Pada Tahap Purna Pelaksanaan Pengertian evaluasi pada tahap ini hampir sama dengan pengertian evaluasi pada tahap pelaksanaan. Akan tetapi terdapat perbedaannya yaitu yang dinilai dan dianalisis bukan lagi tingkat kemajuan dari sebuah pelaksanaan yang dibandingkan dengan rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibandingkan dengan rencana yaitu apa dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan dari perencanaan tersebut sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hubungan antara evaluasi dengan organisasi sangat erat , karena dalam organisasi membutuhkan evaluasi guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, programprogram yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya Dengan demikian suatu program manjajemen dalam organisasi tidak akan berjalan dengan lancar atau tepat sasaran ,dengan cara mengevaluasi bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Jika suatu organisasi atau instansi melakukan evaluasi akan mempunyai
Dasar Manajemen 57 manfaat yang cukup baik untuk organisasinya, yaitu : membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu memperbaiki kesalahan- kesalahan dan kelemahankelemahan yang ada, menganalisis masalah-masalah yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki kinerja anggota/karyawan. Perwujudan dari pengendalian manajemen sebagai konsep tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang telah direncanakan. Tujuan evaluasi dicerminkan oleh indeks evaluasi dan proses evaluasi mengandung unsur-unsur lain seperti memilih indeks evaluasi, menetapkan standar evaluasi, memutuskan metode evaluasi, dll. Jadi, bagian utama dari sistem pengendalian evaluasi adalah indeks evaluasi, standar evaluasi dan metode evaluasi. Fungsi sistem pengendalian evaluasi semakin lengkap dengan berkembangnya teori dan praktik evaluasi kinerja. Sistem pengendalian evaluasi memiliki empat fungsi, yaitu melibatkan evaluasi, pengendalian, prediksi dan insentif. a. Fungsi Evaluasi, Evaluasi merupakan fungsi dasar dari sistem pengendalian manajemen. Proses evaluasi adalah proses penilaian nilai menurut hasil operasi objek. b. Fungsi Kontrol,Kontrol adalah fungsi dasar lain dari sistem kontrol evaluasi. Apakah mencapai tujuan strategis atau tidak dan sejauh mana dapat dicapai adalah bagian penting untuk memastikan tujuan
58 Dasar Manajemen tercapai. Dengan demikian, untuk memastikan tugas selesai tepat waktu, perlu dilakukan evaluasi tujuan evaluasi dalam berbagai tahap evaluasi. Evaluasi dapat memberikan pengendalian informasi tentang bagaimana mewujudkan tujuan strategis, menemukan penyimpangan, menganalisis alasan obyektif dan subyektif dan penyimpangan yang benar yang memungkinkan manajer operasi untuk mempromosikan metode manajemen secara bertahap dan menjamin pencapaian tujuan akhir. c. Fungsi Prediksi, Tujuan dari retrospeksi masa lalu dan menyadari yang baru adalah untuk memprediksi masa depan. Fungsi penting dari pengendalian evaluasi adalah untuk memprediksi tren masa depan kegiatan bisnis dengan menggunakan informasi kinerja masa lalu dan sekarang. Ini memberikan informasi yang mendukung bagi manajer untuk menyesuaikan strategi yang memungkinkan manajer untuk merencanakan masa depan dengan lebih baik dan memahami arah pengembangan perusahaan. d. Fungsi Insentif, Insentif adalah fungsi penting dari sistem pengendalian evaluasi. Sebab, hasil evaluasi sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan dan kegiatan manajemen para manajer. Dengan menghitung indeks evaluasi dan membandingkan dengan standar, hasil evaluasi dapat mencerminkan kelebihan dan kekurangan korporasi.Pada saat yang sama penghargaan dan hukuman menurut hasil evaluasi dapat memotivasi manajer untuk mengambil tindakan yang benar dan
Dasar Manajemen 59 tindakan yang berguna untuk mengubah situasi saat ini.(Agus Wibowo: 2005,205). Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat juga dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan j_hcf[c[h. Ep[fo[mc ^[j[n g_hd[q[\ j_ln[hs[[h ‚Aj[ j_\_^[[h s[ha ^c\o[n‛ (Wcffc[g N Dohh : 2000). Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan
60 Dasar Manajemen selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi. Untuk memudahkan pelaporan evaluasi dibawah ini akan penulis tampilkan tabel tahapan evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai. Tabel 2. Tahap Laporan Sebagai Evaluasi Pengendalian No Indikator Pengamatan Nilai Capaian Rekomendasi Dari tabel ini hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan evaluasi adalah acuan kegiatan fungsi pengendalian dalam sistem manajemen adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelak sanaannya objektivitas sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.
Dasar Manajemen 61 Muhammad Arif, S.E.,M.M. Manusia sebagai makhluk sosial menjadikan dirinya tidak mampu hidup tanpa pertolongan orang lain. Demikian halnya bawahan, tidak ada yang mampu menghasilkan kerja yang baik tanpa bantuan orang lain. Bawahan memerlukan petunjuk dan arahan dari pimpinan maupun sistem orga4
62 Dasar Manajemen nisasi, baik langsung maupun melalui norma-norma yang berlaku dan tertulis (Siswanto, 2005). Petunjuk operasional sangat dibutuhkan oleh bawahan untuk melakukan kegiatan operasional organisasi, semakin besar beban pekerjaan maka semakin besar pula petunjuk operasional yang dibutuhkan. Walaupun dalam pelaksanaannya bawahan seakan-akan mampu mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Akan tetapi sebelum pekerjaan itu dilakukan, langkah-langkah pelaksanaannya sudah dipelajari dengan matang. Menurut Siswanto (2005) pengarahan dapat diartikan sebagai suatu proses bimbingan, pemberian petunjuk dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan bearti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran (management by objective). Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan managerial dan usahausaha organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan dari salah satu peran supervisor. Kegiatan pengarahan oleh supervisor bisa dilakukan saat supervise, delegasi, koordinasi dan evaluasi atau pengawasan (Suarli & Bachtiar, 2009). Pengarahan dapat juga diartikan sebagai proses pemberian formulasi atau cara kerja kepada bawahan agar pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan organisasi.
Dasar Manajemen 63 Menurut Siswanto (2005) tujuan pengarahan adalah sebagai berikut : 1. Menjamin Kontinuitas Perencanaan 2. Membudayakan Prosedur Standar 3. Menghindari Kemangkiran yang Tak Bearti 4. Membina Disiplin Kerja 5. Membina Disiplin Kerja Tujuan akhir dilaksanakannya pengarahan adalah tercapainya tujuan dan target organisasi yang telah ditetapkan pada pase perencanaan, sehingga akan berimplikasi pada peningkatan produktivitas organisasi. C. Menurut Siagian (2012) elemen-elemen yang ada dalam pengarahan adalah sebagai berikut : 1. Coordinating Coordinating/mengkoordinir adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. 2. Motivating Motivating/motivasi merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja karyawan dalam perusahaan akan optimal.
64 Dasar Manajemen 3. Communication Communication/komunikasi adalah koumikasi antara pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Commanding Commanding/memerintahkan adalah dalam memberikan perintahpun seorang atasan tidak boleh seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah dan resiko dari langkah yang para atasan ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberikan pengaruh bagi perusahaan. Pengarahan akan dapat mencapai tujuannya apabila elemen-elemennya dijalankan, elemen yang meliputi koordinasi, motivasi, komunikasi dan perintah saling mempengaruhi dan melengkapi fungsi pengarahan. Suatu pengarahan dalam fungsi manajemen, komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting, karena komunikasi yang efektif bagi para manajer adalah proses memulai dimana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Selain itu komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mengarahkan dan mencurahkan sebagian besar proporsi waktunya. Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Dalam pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan kelompok dapat tercapai. Komunikasi sebagai suatu proses dengan orang-orang bermaksud memberikan
Dasar Manajemen 65 pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara simbolis dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula. Suatu komunikasi dapat diberikan beberapa batasan. Salah satunya batasan umum dan seringkali berlaku pada beberapa sistem organisasi adalah proses penyampaian informasi atau pengertian dari pengiriman pesan kepada penerima dengan menggunakan tanda dan simbol yang sama, baik yang bersifat oral maupun bukan oral (Siswanto,1988). Dalam hubungannya dengan struktur organisasi dapat mengalir secara : 1. Sistem Komunikasi Vertikal Sistem ini terjadi dan berlangsung dari atas maupun dari bawah. Komunikasi dari atas terjadi manakala manajer mengadakan komunikasi dengan para bawahannya dari jenjang hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah dan sebaliknya. 2. Sistem Komunikasi Horizontal Komunikasi ini terjalin antar derpatemen, unit, dan bagian dalam satu hierarki organisasi. 3. Sistem Komunikasi Diagonal Komunikasi ini sebenarnya merupakan jalur komunikasi yang menggunakannya amat langka. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu sebenarnya amat penting, khususnya apabila para bawahan tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui media lainnya.
66 Dasar Manajemen Ada 8 (delapan) elemen penting menurut Stoner dan Wankel (1986 : 501-504) tersebut meliputi : a. Pengirim (sender atau source) b. Penyanding (encoding) c. Pesan (message) d. Saluran (channel) e. Penerima (receiver) f. Pengurai sandi (decoding) g. Gaduh (noise) h. Umpan Balik (feedback) Komunikasi memiliki peran penting dalam penerapan fungsi-fungsi manajemen, termasuk dalam hal ini fungsi pengarahan. Oleh sebab itu, dalam implementasi fungsi pengarahan komunikasi menjadi kunci keberhasilan tercapainya arahan yang diberikan pimpinan organisasi kepada bawahannya, sehingga para karyawan dapat merealisasikan tujuan organisasi yang diusahakannya. Menurut Siswanto (2005), manajer sebuah perusahaan dituntut untuk menjalankan komunikasi melalui proses bimbingan dan seliaan para bawahan maka perlu adanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. 1. Koordinasi Koordinasi adalah penyelarasan aktivitas secara teratur guna memberikan jumlah, waktu dan pengarahan pelaksanaan yang tepat sehingga mengakibatkan adanya aktivitas yang selaras dan disatukan untuk tujuan tertentu.
Dasar Manajemen 67 2. Integrasi Integrasi adalah penggabungan bagian menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. 3. Sinkronisasi Sinkroniasi adalah menyatukan berbagai aktivitas untuk dilaksanakan secara bersamaan sehingga terhindar adanya inefisiensi yang berkepanjangan. Manejer harus bertanggungjawab atas kinerja bawahannya. Oleh sebab itu, selain komunikasi yang efektif dalam melakukan pengarahan juga harus menyediakan lingkungan yang aman dan rahasia bagi staff dalam merenungkan dan mendiskusikan pekerjaan mereka yang meningkatkan kesadaran dan kerampilan dalam bekerja dan mengarah kepada peningkatan kompetensi.
68 Dasar Manajemen Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han. Pengorganisasian secara harfiah berasal dari kata organize s[ha g_loj[e[h e[n[ e_ld[ ^[lc ‚organizing‛ s[ha dapat berarti menciptakan sebuah struktur dengan bagianbagian tertentu yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungannya satu sama yang lain dapat terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya (Weol et al., 2019). 5
Dasar Manajemen 69 Selain itu, pengorganisasian (organizing) adalah salah satu fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis (Prasetyo & Sukatin, 2021). Sebagai fungsi kedua setelah perencanaan, pengorganisasian ini merupakan penentuan pekerjaan, pengelompokan tugas, dan penentuan hubungan dalam rangka mencapai tujuan (Arifin, 2017). Adapun beberapa pendapat pakar mengenai makna dari fungsi pengorganisasian yaitu sebagai berikut. 1. Hasibuan (dalam Akyuni, 2018) menyebutkan bahwa pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas tersebut, menyediakan alat-alat yang diperlukan, dan menetapkan wewenang yang secara relatif yang didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. 2. Terry (dalam Subekti, 2022) menambahkan bahwa pengorganisasian sebagai suatu tindakan mengusahakan hubungan-hubungan akan perbuatan yang efektif antar orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. 3. Abu Sinn (dalam Retpitasari, 2019) menyebutkan bahwa pengorganisasian itu sebagai proses penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, penugasan kelompok-kelompok kepada manajer, serta pendelegasian wewenang dan informasi, baik secara horizontal maupun vertikal dalam sebuah struktur organisasi.
70 Dasar Manajemen 4. M[c^[q[nc (^[f[g Wcd[s[ & Rc`[’c, 2016) g_hd_f[me[h bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota suatu kelompok, penetapan hubungan antar perkerjaan yang efektif di antara anggota kelompok tersebut, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka berkerja secara efisien, selain itu juga menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi. 5. Siagian (dalam Nugroho, 2017) menjelaskan juga pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 6. Soekarno (dalam Syafruddin, 2022) menjelaskan juga pengorganisasian sebagia fungsi manajemen yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Berdasarkan berbagai defenisi di atas, pada prinsipnya mempunyai banyak kesamaan, maka dengan demikian dapat disimpulkan pengorganisasian adalah suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan untuk mengelompokkan individuindividu, penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang serta tanggung jawab, dan mengatur hubungan yang efektif antar individu secara formal agar dapat bekerja sama secara efektif dalam satu kesatuan, sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Dasar Manajemen 71 Hasil pengorganisasian adalah sebuah organisasi. Organisasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, melalui pengorganisasian sebagai fungsi manajemen kedua setelah rencana-rencana disusun, maka tugas manajer yang bersangkutan adalah mengorganisasi sumber-sumber daya manusia dan sumbersumber fisik di dalamnya dan memanfaatkannya dengan tepat (Aditama, 2020). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Fungsi Organizing Tujuan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas, karena jika tidak mempunyai tujuan yang jelas maka suatu organisasi tersebut tidak terarah. Tujuannya adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai menjadi sebab dilaksanakannya sesuatu kegiatan. Terry (dalam Priyatna,
72 Dasar Manajemen 2017) menyebutkan bahwa tujuan organisasi ialah untuk membimbing manusia-manusia bekerja sama secara efektif. Sedangkan Sapoerta (dalam Djafri, 2017) memahami tujuan pengorganisasian adalah sebagai berikut. 1. Organizing yang efektif akan menyebabkan masingmasing anggota suatu organisasi mengetahui kelompokkelompok aktivitas apa yang dilaksanakan. 2. Dengan organizing yang tepat, akan didapat ketegasan dan kejelasan dalam hubungan-hubungan kerja dalam suatu organisasi perusahaan atau kantor dinas. 3. Hubungan-hubungan yang tetap dan diinginkan di antara aktivitas-aktivitas dan pelaksanaan akan tercapai, jika organizional ini jauh lebih besar manfaatnya dari pada sekelompok usaha-usaha individual. 4. Organizing yang baik berarti juga pendelegasian wewenang dilakukan dengan mantap, sehingga mereka menerima limpahan wewenang yang dapat bertanggung jawab. 5. Organizing yang efektif berarti pemanfaatan dengan sebaik mungkin komponen manusia dan hubungan yang tepat antara pekerjaan tertentu, orang-orang, pelaksanaan dan fasilitas diteliti lebih lanjut dan diseimbangkan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efektivitas dan efesiensi kerja. Unsur merupakan bagian dari keseluruhan yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya (Koerninatono, 2019). Apapun bentuk sebuah kegiatan tidak terlepas dari unsur-unsur yang melingkupinya, begitu juga
Dasar Manajemen 73 dengan pengorganisasian. Ada beberapa unsur pengorganisasian sebagaimana yang dikemukakan Effendi (dalam Umar, 2003) bahwa unsur pengorganisasian terdiri dari tiga, yaitu: (1) pengenalan dan pengelompokan kerja, (2) penentuan dan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang, dan (3) pengaturan hubungan kerja. Terry (dalam Firmansyah & Mahardhika, 2018) mengatakan bahwa unsur-unsur pengorganisasian adalah: (1) pekerjaan yang dibagi-bagi, (2) orang-orang yang ditugaskan melaksanakan pelaksanaan yang dibagi-bagi tersebut, (3) lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan, dan (4) pengelompokan dan pengaturan serta jalinan hubungan antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja lainya. Prinsip-prinsip pengorganisasian bertujuan agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik atau dalam usaha menyusun suatu organisasi dapat tewujud organisasi yang efektif dan efisien (Taufiq, 2019). Manulang (dalam Azizah, 2021) mengemukakan bahwa prinsip pengorganisasian adalah sebagai berikut. 1. Adanya tujuan yang jelas. Tujuan pengorganisasian harus ditetapkan sebelum merumuskan perencanaan kegiatan karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah kepada upaya tercapainya tujuan organisasi. 2. Pembagian kerja. Dalam sebuah organisasi, pembagian kerja adalah keharusan sebab tanpa adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas yang menjadi amat besar. Pembagian kerja akan menghasilkan departemen-departemen dan job description dari
74 Dasar Manajemen masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. 3. Delegasi kekuasaan. Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsi yang dijalankan dengan sebaik-baiknya. Kekuasaan atau wewenang terdiri dari berbagai aspek diantaranya: wewenang dalam mengambil keputusan, sumber daya, wewenang perintah, dan wewenang memakai batas waktu tertentu. 4. Rentangan kekuasaan. Rentang kekuasaan yang dimaksud adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi bawahan seorang pemimpin, sehingga pemimpin itu dapat memimpin, membimbing, serta mengawasi secara baik sehingga bisa berhasil dan berdaya guna. 5. Tingkat-tingkat pengawasan. Di dalam suatu organisasi harus diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin, selain memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai tingkattingkat di dalam struktur organisasi. 6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Berdasarkan prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa ia memberi pertanggung jawaban akan pelaksanaan tugasnya. 7. Koordinasi. Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit organisaisi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin guna mencapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan menjadikan keselarasan aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Dasar Manajemen 75 Sementara itu, Hasibuan (dalam Azizah, 2021) berpendapat bahwa prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu sebagai berikut. 1. Principle of organizational (asas tujuan organisasi). Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba, atau untuk memberikan pelayanan. Prinsip ini merupakan bagian paling penting dalam menentukan struktur organisasi. 2. Principle of unity of objective (asas kesatuan arah). Di dalam suatu organisasi atau perusahaan harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. 3. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah). Menurut asas ini, hendaknya setiap baawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan. 4. Principle of the span of management (asas rentang kendali). Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu, misalnya tiga sampai sembilan orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan. 5. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang). Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui wewenangnya. 6. Principle of parity of authority and responsibility (asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab). Menurut
76 Dasar Manajemen asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. 7. Principle of responsibility (asas tanggung jawab). Menurut asas ini, hendaknya pertanggung jawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut. 8. Principle of devision of work (asas pembagian kerja). Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja atau departemen hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut. 9. Principle of personnel placement (asas penempatan personalia). Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas kecakapan, keahlian, dan keterampilannya. 10. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai). Menurut asas ini, hendaknya saluran pemerintah atau wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya, pertanggung jawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya. 11. Principle of officiency (asas efesiensi). Menurut asas ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
Dasar Manajemen 77 12. Principle of continuity (asas kesinambungan). Menurut asas ini, organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya. 13. Principle of coordination (asas koordinasi). Menurut asas ini, koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai. Agar fungsi pengorganisasian dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan, terdapat beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Menurut Hasibuan (dalam Kosasih, 2022), langkah-langkah pengorganisasian adalah sebagai berikut. 1. Manajemen harus mengetahui, tujuan organisasi yang ingin dicapai apakah profit, motive atau service motive. 2. Penentuan kegiatan-kegiatan artinya manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. 3. Pengelompokan kegiatan-kegiatan artinya manajer harus mengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatankegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke dalam satu departemen atau satu bagian. 4. Pendelegasian wewenang artinya manajer harus menetapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
78 Dasar Manajemen 5. Rentang kendali artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian. 6. Peranan perorangan artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang tindih tugas dihindarkan. 7. Tipe organisasi artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan dipakai, apakah line organization, line and staff organization, ataukah function organization. 8. Struktur (organization chart/ bagan organisasi) artinya manajer harus menetapkan struktur organisasi yang bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi segitiga vertikal, segitiga horizontal berbentuk lingkaran, berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut vertikal/ horizontal ataukah berbentuk oval (Mulyadi, 2020). Handoko (dalam Kosasih, 2022) menyebutkan langkahlangkah pengorganisasian adalah sebagai berikut. 1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. 2. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatankegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan untuk satu orang. Pembagian pekerjaan tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga biaya dan waktu yang digunakan tidak efisien. 3. Pengadaan atau pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membantu para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan
Dasar Manajemen 79 organisasi dan mengurangi ketidak efesienan dan konflik-konflik yang merusak. Proses pengorganisasian dalam manajemen dapat dilakukan melalui enam tahapan sebagaimana yang dijelaskan dalam Gambar 1. Tahapan pengorganisasian dimulai dengan menetapkan tujuan pengorganisasian, kemudian menetapkan tugas-tugas pokok anggota organisasi, melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi tugastugas yang lebih rinci, mengalokasikan sumber daya yang tersedia, memberikan arahan-arahan untuk tugas-tugas, dan melakukan evaluasi atas hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yang telah dilakukan (Rahman et al., 2023). Gambar 2. Tahapan Pengorganisasian Selain itu, dalam tahapan pengorganisasian tersebut terlihat bahwa manajer harus secara terus-menerus
80 Dasar Manajemen melakukan pengulangan proses atau tahapan pengorganisasian. Hal ini dilakukan mengingat melalui kegiatan pengulangan ini para manajer akan mendapatkan umpan balik yang akan membantunya dalam menyempurnakan sistem organisasi yang sedang berjalan. Fungsi pengorganisasian atau disebut juga dengan organizing dapat memberikan manfaat terutama bagi suatu perusahaan (Tahir et al., 2023). Adapun manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1. Membantu mempermudah koordinasi antar pihak di dalam suatu kelompok. 2. Membantu membagi tugas sesuai dengan kondisi yang ada di sebuah perusahaan. 3. Membuat setiap bagian perusahaan mengetahui apa yang akan dilakukan dan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 4. Mempermudah melakukan pengawasan dterhadap perusahaan. 5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi yang ada pada suatu perusahaan 6. Mengefisienkan biaya dan anggaran suatu perusahaan. 7. Membantu mewujudkan hubungan yang harmonis antar pegawai dan pimpinan di suatu perusahaan.
Dasar Manajemen 81 Nur Aini Anisa, S.Pd, M.Pd EIRING perkembangan jaman sistem manajemen merupakan salah satu komponen penting dari teknologi informasi yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Sebelum pembahasan tentang apa itu manajemen sistem informasi, maka terlebih dulu kita harus mengetahui pengertian S 6
82 Dasar Manajemen teknologi informasi, pengertian data, pengertian informasi, konsep sistem, konsep sistem informasi, jenis-jenis sistem informasi, dan pengertian manajemen sistem informasi. Pengertian Teknologi Informasi Perkembangan zaman memberikan pengaruh yang besar. Salah satunya terjadi pada perkembangan di bidang teknologi informasi. Kenyataan yang terjadi kebutuhan sehari-hari manusia terus meningkat dan kesibukan pun tidak bisa dihindari, begitu juga dengan Teknologi industri yang semakin hari berkembang guna memenuhi kebutuhan para pekerjanya. Manusia pada dasarnya ingin suatu hal serba mudah dan praktis. Dari perkembangan teknologi informasi tersebut, berbagai macam kegiatan atau pekerjaan manusia sudah dapat digantikan dengan alat-alat mekanik bahkan elektronik. Hingga, pada saat ini jarak dan waktu seakan sudah tidak menjadi penghalang dalam menyampaikan atau menerima informasi. (Ismai, 2020) Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang mana informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.(Sudjiman, 2018) Teknologi identik dengan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang
Dasar Manajemen 83 dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi meliput informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian informasi yang berkaitan dengan profesi meliputi sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Kerjasama antara pribadi atau kelompok atau atau pribadi yang satu dnegan yang lainnya tanpa memberi batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran. Perkembangan Teknologi Informasi memberikan cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan sekarang sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik atau system. Dan sekarang ini yang sedang terjadi istilah-istilah dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, eeducation, e-library, e-journal, e-medicine, elaboratory, ebiodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan data adalah kumpulan fakta atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan, pengukuran, atau penelitian, biasanya dalam bentuk angka, teks, atau gambar, dan dapat diolah serta dianalisis untuk mendapatkan pemahaman atau pengetahuan lebih lanjut. Selanjutnya, data adalah sekumpulan keterangan yang diperoleh dari suatu pengamatan yang dapat berupa angka, lambang, atau sifat. (Kuswadi dan Mutiara Erna, 2004). Dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan keterangan atau fakta mentah berupa simbol, angka, katakata, atau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan atau pencarian ke sumber-sumber tertentu. Data menjadi
84 Dasar Manajemen acuan dalam berbagai hal dalam suatu deskripsi atau permasalahan yang terjadi semua akan mengacu pada data yang ada. Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat ini atau di masa mendatang. (McLeod, R., & Schell, 2007). Informasi menjadi suatu hal yang penting, karena pada dasarnya setiap hal dan kegiatan apapun yang akan dilakukan kita selalu mengumpulkan atau mencari informasi terlebih dahulu. Selanjutnya informasi merupakan data yang disajikan dalam bentuk yang lebih berguna untuk mengambil suatu keputusan. Atau dalam dikatakan bahwa informasi merupakan sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang mudah dimengerti dan bermanfaat bagi penerimanya. Sistem merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,komponen, variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain sehingga terpadu. Selain itu secara arti yang lain bahwa sistem dapat didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama – sama atau dapat menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pada suatu sistem ada beberapa konsep sistem didalamnya yang saling berkaitan sama lainnya untuk mencapai tujuan
Dasar Manajemen 85 tertentu yang mana konsep sistem tersebut meliputi : (Tata sutabri, 2014) 1. Dekomposisi Dekomposisi merupakan pembagian sistem kaitannya ke dalam komponen – komponen yang lebih kecil (Sub Sistem). Dekomposisi memiliki manfaat atau keuntungan diantaranya sebagai berikut : a. Analisis menjadi lebih mudah mengatur dan menganalisa setiap subsistem secara lebih detail. b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa didekomposisi menjadi beberapa modul. Pengembangan beberapa modul bisa dilakukan secara paralel dengan syarat tidak ada ketergantungan antar modul yang dibangun. 2. Modularitas Modularitas berhubungan dengan Dekomposisi, dalam melakukan Dekomposisi, maka sistem yang besar terbagi menjadi subsistem – subsistem yang relatif sama ukurannya. Modul – modul ini maka beban kerja mengembangkan system dapat didistribusikan secara merata pada semua sumber daya yang ada dengan melalui sebuah modul. 3. Coupling Kaitannya modul – modul yang kita peroleh, kadang – kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki ketergantungan dengan modul yang lain. Pada hal ini, modul – modul tersebut perlu dipasangkan (di couple). Dengan cara ini dapat diketahui modul yang bisa bekerja secara idependen dan modul – modul yang harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain bisa bekerja.
86 Dasar Manajemen 4. Kohesi Dari proses coupling antar modul, maka didapatkan kelompok – kelompok modul dengan karakteristik yang hampir sama. Dari sini muncul konsep kohesi dimana kelompok modul itu harus dianalisis bersama – sama dengan kelompok modul yang saling berkohesi. Sistem informasi (Information System) merupakan pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk dapat mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi / manajemen. Berikut merupakan Komponen – komponen sistem informasi yang terdiri dari : 1. Hardware (Perangkat Keras), yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan data, memproses data, dan keluaran data. 2. Software (Perangkat Lunak), yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer. 3. Data base, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi. 4. Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama – sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif. 5. Manusia, yaitu meliputi personel dari sistem informasi yang meliputi manajer, analisis, programer, dan operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.
Dasar Manajemen 87 Adapun jenis-jenis dari sistem informasi, yaitu: 1. Sistem Informasi Perusahaan yaitu salah satu sistem informasi yang menggabungkan berbagai macam sistem informasi didalam suatu organisasi. 2. Sisterm Informasi geografis merupakan Sistem bebasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis. 3. Sistem informasi eksekutif, yaitu Sistem informasi yang memudahkan manager dan ekskutif untuk mengetahui informasi internal maupun eksternal perusahaan. 4. Sistem pendukung keputusan, yaitu sistem informasi yang menyediakan berbagai informasi, pemodelan dan data yang berguna untuk pengambilan sebuah keputusan. 5. Sistem otomasi perkantoran, yaitu sistem yang memberikan informasi sehari-hari berupa pesan ataupun dokumen dalam bentuk elektornik didalam perkantoran. 6. Sistem informasi manajemen, yaitu sistem yang menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. 7. Sistem informasi manufaktur merupakan sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses dalam memproduksi barang atau jasa. 8. Sistem informasi keuangan, yaitu sistem informasi yang digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam pengambilan sebuah keputusan yang menyangkut persoalan keuangan perusahaan.
88 Dasar Manajemen 1. Pengertian Manajemen Sistem Informasi (MSI) Manajemen Sistem Informasi (MSI) adalah seperangkat prosedur gabungan yang mengumpulkan dan menghasilkan data yang andal, relevan, dan terorganisir dengan baik yang mendukung proses pengambilan keputusan suatu organisasi. Singkatnya, adalah sekelompok proses dimana data diperolah, dianalisa dan ditampilkan dengan cara yang berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. 2. Manfaat dan tujuan Manajemen Sistem Informasi Dalam praktiknya, MSI memakai sistem berbasis komputer, terutama Microsoft Excel dan platform yang lebih kompleks. Manajemen ini pun mempunyai tiga tujuan utama, antara lain: a. Mengumpulkan data Seperti yang disebutkan, MSI ditujukan untuk mengumpulkan data-data yang dinilai berpengaruh terhadap bidang tertentu. Sebagai contoh, MSI dalam bisnis membutuhkan data yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran, transaksi, hingga kegiatan operasional perusahaan. b. Mengolah data Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka dengan MSI, Anda dapat meneruskannya dengan mengolah informasi-informasi tersebut. Beberapa langkah yang dilakukan meliputi seleksi dan pengelompokan data hingga perhitungan yang menghasilkan data akhir. c. Menyajikan informasi Informasi yang dihasilkan dari pengumpulan dan pengolahan data akan diberikan pada pihak-pihak yang
Dasar Manajemen 89 membutuhkan. Supaya dipahami dengan mudah tanpa mengubah konteks, informasi tersebut harus disajikan dengan rapi dan sesuai keperluan pihak yang bersangkutan. 3. Jenis-jenis Manajemen Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi (MSI) dibagi menjadi beberapa jenis kesesuaian bidang dan kebutuhan. Terdapat lima jenis bidang antara lain : a. Supply Chain Management. Jenis ini biasa digunakan perusahaan yang mempunyai data saling terhubung. Dengan SCM, perusahaan akan lebih mudah dalam mengontrol bagaian operasional perusahaan; b. Office Automation System. OAS berfungsi untuk menyatukan perangkat komputer dalam sebuah perusahaan. Adapun Tujuannya yaitu melancarkan komunikasi di antara departemen dengan cepat; c. Enterprise Resource Planning. ERP biasa dipakai perusahaan besar dalam mengelola dan mengontrol seluruh unit yang mana untuk memaksimalkan waktu secara efisien; d. Knowledge Work System. KWS yaitu suatu sistim yang memudahkan perusahaan membagi informasi maupun pengetahuan yang terintegrasi ke seluruh perusahaan; e. Executive Support System. ESS digunakan untuk para manajer dalam berkomunikasi dengan karyawan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Karakteristik, Cara Kerja, dan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sistem Management Informasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut, (Miyarso Dwi Ajie, 2015):
90 Dasar Manajemen a. Beroperasi pada tugas-tugas terstruktur b. Menyediakan laporan c. Fokus pada event-event internal Contoh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen: a. Sistem Informasi Registrasi dan Pembayaran Kuliah Sistem ini dibangun kaitannya dalam melakukan pencatatan dan menyajikan informasi- informasi berkaitan dengan pengambilan jumlah mata kuliah dan sistem kredit semester yang dilakukan oleh para mahasiswa. Sistem ini juga dapat menghitung berapa banyak mahasiswa yang melakukan registrasi, mencetak daftar nilai dan presensi, serta memberikan informasi tentang pengajar mana yang disukai, konsentrasi apa yang paling diminati. Selain itu sistem tersebut juga dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam hal administrasi keuangan, sehingga secara terbuka dan mudahnya diakses mahasiswa dapat melakukan pembayaran dengan barcode atau dapat mengetahui jadwal pembayaran dan jumlah serta tagihannya. b. Sistem Informasi Supermarket Sistem ini dibangun kaitannya dalam meningkatkan kontrol baik terhadap tingkat pembelian, persediaan barang maupun omset supermarket tersebut. Supermarket adalah pasar modern yang harus menyediakan kebutuhan harian, maka dengan bantuan sistem informasi pada Supermarket pihak pengelola dapat mengetahui setiap saat jenis barang yang harus disorder kembali, diretur atau tidak dipesan lagi karena tidak terjual dalam jangka waktu lama. Titik kritis dari sistem ini adalah pemodelan database untuk mendeteksi dimana satu jenis produk tersedia dalam jumlah yang