KEWIRAUSAHAAN DAN UMKM Strategi Mengelola UMKM Secara Efektif Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si ISBN: 978-623-8586-36-3 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Mei 2024 xiv + 186, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar Saudara-saudari yang terhormat, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Salam sejahtera juga kami sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umat Islam yang senantiasa setia dalam menjalani kehidupan ini. Sebagai Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis, dengan penuh kebanggaan menyampaikan khabar gembira kepada seluruh sivitas akademika, khususnya mahasiswa, dosen, dan praktisi yang peduli dengan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), atas terbitnya buku ajar dengan judul KEWIRAUSAHAAN DAN UMKM: Strategi Mengelola UMKM Secara Efektif. Buku yang ditulis oleh Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si ini merupakan karya kolaboratif dari praktisi perbankan yang juga merupakan akademisi, yang telah bekerja keras untuk menyajikan informasi terkini dan relevan mengenai prinsip kewirausahaan bagi pelaku bisnis UMKM. Kehadiran buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan literatur yang komprehensif dan mendalam di bidang yang begitu dinamis dan strategis ini, sekaligus dapat memperkuat landasan ilmiah dan praktis dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di sektor dunia usaha khususnya bagi pelakua bisnis UMKM.
vi Buku ini tidak hanya dirancang untuk memenuhi kurikulum akademis, tetapi juga sebagai panduan praktis bagi mereka yang tengah menggeluti usaha UMKM pada umumnya dan para pelaku usaha pada khususnya. Saya yakin, setiap halaman dari buku ini akan memberikan wawasan baru, memperluas pemahaman, dan menginspirasi inovasi di kalangan pembaca. Terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam mewujudkan terbitnya buku ini. Semoga buku KEWIRAUSAHAAN DAN UMKM: Strategi Mengelola UMKM Secara Efektif ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, saya ucapkan selamat membaca dan semoga buku ini memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan praktik di bidang kewirausahaan dan UMKM. Terima kasih dan selamat belajar. Jakarta, Mei 2024 Prof. Harries Mardiistriyanto, S.Hum. M.Si Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Mitra Bangsa
vii Pengantar ENGAN rasa syukur yang mendalam, kami mengakui peran penting sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sebagai tulang punggung perekonomian global, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi di seluruh dunia. Di tengah persaingan yang semakin ketat dan perubahan yang cepat, kami menyadari betapa pentingnya pemahaman yang mendalam tentang strategi pengembangan bisnis yang efektif bagi para pelaku UMKM. Oleh karena itu, kami dengan bangga mempersembahkan buku ini, yang menjelajahi konsep strategi pengelolaan UMKM secara efektif berbasis Business Model Canvas (BMC). Saat ini, sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) telah menjadi tulang punggung perekonomian di berbagai belahan dunia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi. Dalam era di mana persaingan semakin ketat dan perubahan terjadi dengan cepat, penting bagi para pelaku UMKM untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang strategi pengembangan bisnis yang efektif. Salah satu alat yang terbukti sangat berguna dalam merancang dan mengelola bisnis UMKM adalah Business Model Canvas (BMC). Dengan BMC, para pengusaha dapat memvisualisasikan secara komprehensif semua aspek penting dari bisnis mereka, mulai dari segmen pasar hingga struktur biaya, D
viii memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang terinformasi dan menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri. Dalam buku ini, kami akan menjelajahi konsep pengembangan UMKM berbasis BMC, memberikan panduan praktis dan wawasan mendalam tentang cara mengoptimalkan potensi bisnis Anda. Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang berharga bagi pembaca dalam perjalanan menuju kesuksesan bisnis yang berkelanjutan. Jakarta, Mei 2024 Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si
ix Daftar Isi Kata Pengantar ...........................................................................v Pengantar ..................................................................................vii Daftar Isi ......................................................................................ix Bab 1 Dasar-Dasar Kewirausahaan .....................................................1 A. Definisi Kewirausahaan........................................................2 B. Peran Kewirausahaan dalam Perekonomian..................4 C. Karakteristik Wirausaha........................................................6 D. Motivasi dan Tantangan dalam Kewirausahaan............7 E. Rangkuman.........................................................................15 F. Evaluasi ................................................................................16 Bab 2 Konsep Business Model Canvas (BMC)...................................17 A. Pengenalan Business Model .............................................18 B. Business Model Canvas (BMC) sebagai Alat Pengembangan.................................................................22 C. Komponen-komponen BMC.............................................24 D. Manfaat Penggunaan BMC untuk UMKM......................25
x E. Rangkuman ........................................................................ 28 F. Evaluasi................................................................................ 29 Bab 3 Analisis Lingkungan Bisnis UMKM.............................................31 A. Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum) ................................................. 32 B. Analisis Porter's Five Forces ............................................... 35 C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)................................................................................ 37 D. Rangkuman ........................................................................ 40 E. Evaluasi................................................................................ 41 Bab 4 Pemilihan Ide Bisnis dan Model Bisnis .....................................43 A. Proses Pemilihan Ide Bisnis ................................................ 44 B. Jenis-jenis Model Bisnis....................................................... 46 C. Kaitan Ide Bisnis dengan Model Bisnis............................. 48 D. Rangkuman ........................................................................ 50 E. Evaluasi................................................................................ 51
xi Bab 5 Perancangan Business Model Canvas (BMC)........................53 A. Langkah-langkah Perancangan BMC............................54 B. Studi Kasus Implementasi BMC pada UMKM .................58 C. Evaluasi dan Penyesuaian BMC.......................................59 D. Rangkuman.........................................................................62 E. Evaluasi ................................................................................63 Bab 6 Sumber Daya dan Mitra Strategis ............................................65 A. Identifikasi Sumber Daya Kunci ........................................66 B. Membangun Mitra Strategis untuk UMKM......................70 C. Manfaat Kerjasama dalam Pengembangan UMKM....73 D. Rangkuman.........................................................................74 E. Evaluasi ................................................................................75 Bab 7 Pemasaran dan Branding UMKM.............................................77 A. Perencanaan Strategi Pemasaran..................................78 B. Penggunaan Media Sosial untuk Pemasaran................80 C. Pembentukan dan Pengelolaan Merek (Branding)......83 D. Rangkuman.........................................................................87 E. Evaluasi ................................................................................88
xii Bab 8 Pengembangan Produk dan Inovasi ......................................91 A. Proses Pengembangan Produk ....................................... 92 B. Inovasi dalam Konteks UMKM.......................................... 95 C. Implementasi Inovasi dalam BMC................................... 97 D. Rangkuman ........................................................................ 99 E. Evaluasi.............................................................................. 100 Bab 9 Manajemen Keuangan dan Akuntansi UMKM.....................103 A. Pengelolaan Keuangan yang Efektif............................ 104 B. Sistem Akuntansi yang Tepat untuk UMKM .................. 107 C. Strategi Pengelolaan Risiko Keuangan ........................ 110 D. Rangkuman ...................................................................... 114 E. Evaluasi.............................................................................. 115 Bab 10 Operasional dan Supply Chain Management .....................117 A. Efisiensi Operasional dalam UMKM ............................... 118 B. Pengelolaan Rantai Pasokan (Supply Chain Management).................................................................. 120 C. Penggunaan Teknologi dalam Operasional UMKM... 124 D. Rangkuman ...................................................................... 127 E. Evaluasi.............................................................................. 127
xiii Bab 11 Manajemen SDM dalam UMKM.............................................129 A. Rekrutmen dan Pengembangan Karyawan................130 B. Kepemimpinan dalam Konteks UMKM .........................135 C. Peningkatan Kinerja melalui Pengelolaan SDM...........136 D. Rangkuman.......................................................................138 E. Evaluasi ..............................................................................139 Bab 12 Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial UMKM...................141 A. Prinsip-prinsip Etika Bisnis..................................................142 B. Implementasi Tanggung Jawab Sosial dalam UMKM 146 C. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial.......148 D. Rangkuman.......................................................................150 E. Evaluasi ..............................................................................151 Bab 13 Evaluasi dan Pengukuran Kinerja UMKM ..............................155 A. Kriteria Evaluasi Kinerja UMK ...........................................156 B. Pengukuran Keberhasilan Implementasi BMC.............159 C. Rangkuman.......................................................................163 D. Evaluasi ..............................................................................164
xiv Bab 14 Masa Depan UMKM dengan BMC.........................................165 A. Tren dan Perkembangan Bisnis...................................... 166 B. Perspektif Masa Depan untuk UMKM............................ 168 C. Rekomendasi untuk Pengembangan UMKM .............. 169 D. Rangkuman ...................................................................... 171 E. Evaluasi.............................................................................. 171 Daftar Pustaka .........................................................................174 Glosarium.................................................................................178 Indeks…...................................................................................182 Tentang Penulis .......................................................................185
1 Bab 1 Dasar-Dasar Kewirausahaan
2 AB ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada mahasiswa tentang Dasar-Dasar Kewirausahaan. Pembelajaran ini mencakup empat aspek utama, yaitu definisi kewirausahaan, peran kewirausahaan dalam perekonomian, karakteristik wirausaha, serta motivasi dan tantangan yang terkait dengan dunia kewirausahaan. Melalui pemahaman mendalam tentang konsep-konsep ini, diharapkan mahasiswa akan dapat mengembangkan landasan yang kokoh dalam memahami esensi kewirausahaan, menilai peran pentingnya dalam menggerakkan perekonomian, mengidentifikasi karakteristik yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, serta memahami motivasi dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan kewirausahaan mereka. Dengan demikian, bab ini menjadi fondasi yang penting bagi mahasiswa untuk memulai eksplorasi lebih lanjut dalam bidang kewirausahaan. A. Definisi Kewirausahaan Definisi kewirausahaan telah menjadi subjek diskusi yang luas dan kompleks di kalangan para ahli, yang mencerminkan kompleksitas dan variasi praktik kewirausahaan di seluruh dunia. Menurut beberapa ahli, kewirausahaan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, menciptakan, dan mengelola peluang bisnis dengan cara yang inovatif. Pada intinya, kewirausahaan adalah proses yang melibatkan pengambilan risiko yang terukur untuk menciptakan nilai atau manfaat yang baru. Sebagai contoh, para akademisi seperti Peter Drucker menekankan aspek inovasi dalam definisi B
3 mereka, menggambarkan kewirausahaan sebagai kegiatan yang terkait erat dengan menciptakan sesuatu yang baru. Di sisi lain, para ahli lain, seperti Joseph Schumpeter, mengaitkan kewirausahaan dengan konsep "penghancuran kreatif". Bagi Schumpeter, kewirausahaan melibatkan pembentukan dan penyebaran inovasi yang mengganggu pasar dan mengubah dinamika ekonomi secara keseluruhan. Dalam perspektif ini, kewirausahaan bukan hanya tentang penciptaan bisnis baru, tetapi juga tentang mengguncang status quo dengan ide-ide baru yang memperbarui dan meningkatkan proses ekonomi. Selain itu, beberapa ahli, seperti Saras Sarasvathy, menekankan pentingnya aspek pengambilan keputusan dalam definisi kewirausahaan mereka. Menurut Sarasvathy, kewirausahaan adalah tentang membuat keputusan dalam kondisi ketidakpastian, di mana informasi yang tersedia terbatas. Dalam perspektif ini, kewirausahaan tidak hanya melibatkan pengambilan risiko, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Selanjutnya, beberapa ahli seperti Howard Stevenson memandang kewirausahaan sebagai proses menciptakan nilai melalui penyelesaian masalah. Bagi Stevenson, seorang wirausaha adalah seseorang yang mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan atau pasar, dengan menciptakan solusi yang unik dan bernilai. Definisi ini menekankan pentingnya pemecahan masalah sebagai inti dari kegiatan kewirausahaan. (Yulius, 2021)
4 Namun demikian, tidak ada definisi kewirausahaan yang benar-benar universal atau mutlak. Setiap definisi mencerminkan pandangan dan konteks individu atau kelompok ahli yang mengembangkannya. Oleh karena itu, dalam memahami kewirausahaan, penting untuk mempertimbangkan beragam perspektif ini dan mengakui kompleksitas serta dinamika yang melekat dalam fenomena kewirausahaan. B. Peran Kewirausahaan dalam Perekonomian Peran kewirausahaan dalam perekonomian sangat penting dan beragam, karena berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, inovasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu peran utama kewirausahaan dalam perekonomian adalah sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Para wirausaha sering kali menciptakan peluang baru, memperkenalkan produk dan layanan inovatif, serta menciptakan pasar baru, yang secara langsung meningkatkan aktivitas ekonomi dan produktivitas. Selain itu, kewirausahaan juga memiliki peran signifikan dalam menciptakan lapangan kerja. Para wirausaha sering kali menjadi pengusaha kecil dan menengah yang mempekerjakan sejumlah besar orang. Dengan membuka usaha baru atau memperluas bisnis mereka, mereka menciptakan kesempatan kerja bagi individu-individu yang mencari pekerjaan, sehingga
5 berkontribusi pada pengurangan tingkat pengangguran dan peningkatan kesejahteraan sosial. Tidak hanya menciptakan lapangan kerja, kewirausahaan juga menjadi sumber inovasi yang penting dalam perekonomian. Para wirausaha sering kali menjadi agen perubahan yang mengganggu pasar dengan menciptakan solusi baru untuk masalah yang ada. Melalui penemuan baru, teknologi inovatif, atau model bisnis yang kreatif, kewirausahaan memicu perkembangan dan kemajuan dalam berbagai sektor ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing ekonomi suatu negara. Kemudian, kewirausahaan juga memiliki peran dalam menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Dengan menyediakan produk dan layanan yang memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, para wirausaha tidak hanya menciptakan nilai ekonomis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Melalui kegiatan bisnis mereka, para wirausaha berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan, peningkatan akses terhadap barang dan jasa, serta peningkatan standar hidup masyarakat. (DR. Istianingsih. M.S.AK., C.A., CSRA., 2019) Secara keseluruhan, peran kewirausahaan dalam perekonomian sangat penting karena berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, inovasi, dan peningkatan kesejahteraan sosial. Dengan memberdayakan para wirausaha dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi perkembangan bisnis, pemerintah dan pemangku
6 kepentingan lainnya dapat memanfaatkan potensi kewirausahaan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. C. Karakteristik Wirausaha Dalam memahami peran wirausaha dalam menggerakkan perekonomian, penting untuk mengidentifikasi karakteristik kunci yang membedakan mereka dari individu lainnya. Pertama-tama, seorang wirausaha cenderung memiliki sifat proaktif, mereka tidak menunggu peluang datang, tetapi secara aktif mencari dan menciptakan peluang bisnis baru. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat kekosongan pasar atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan bertindak untuk mengisi celah tersebut dengan solusi kreatif. Selain itu, fleksibilitas juga merupakan karakteristik penting dari seorang wirausaha. Mereka mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis, mengubah strategi mereka jika diperlukan, dan menghadapi tantangan dengan sikap yang terbuka dan responsif. Kecerdasan emosional juga seringkali dimiliki oleh wirausaha, memungkinkan mereka untuk berhubungan dengan orang lain, memotivasi tim, dan mengelola konflik dengan efektif. Selanjutnya, kemandirian merupakan karakteristik yang mencolok dari seorang wirausaha. Mereka memiliki motivasi internal yang tinggi dan kemampuan untuk mengambil inisiatif tanpa perlu dipimpin atau diarahkan oleh orang lain. Mereka juga memiliki toleransi risiko
7 yang tinggi, siap mengambil risiko dalam mengembangkan ide-ide baru dan mencoba hal-hal baru meskipun dengan kemungkinan kegagalan. Selain itu, inovasi merupakan ciri khas yang melekat pada wirausaha. Mereka cenderung memiliki pemikiran kreatif dan out-of-the-box, menciptakan produk, layanan, atau proses baru yang membedakan mereka dari pesaing. Kemampuan untuk berinovasi memungkinkan mereka untuk selalu berada di garis depan dalam mengantisipasi tren pasar dan memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang unik dan menarik. Terakhir, etos kerja yang kuat adalah karakteristik penting lainnya dari seorang wirausaha. Mereka biasanya memiliki dedikasi yang tinggi, keterlibatan penuh dalam bisnis mereka, dan komitmen untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Mereka siap bekerja keras, mengatasi rintangan, dan tetap gigih dalam mencapai tujuan mereka. (Aripin et al., 2022) Dengan memahami karakteristik-karakteristik ini, kita dapat melihat bahwa wirausaha bukan hanya memegang peran penting dalam menggerakkan perekonomian, tetapi juga membawa dinamika dan inovasi yang krusial bagi perkembangan bisnis dan masyarakat secara keseluruhan. D. Motivasi dan Tantangan dalam Kewirausahaan Dalam menjalankan peran sebagai wirausaha, motivasi dan tantangan memainkan peran penting dalam menentukan kesuksesan dan keberlanjutan bisnis.
8 Motivasi yang kuat sering menjadi pendorong utama di balik keputusan seseorang untuk memulai usaha sendiri. 1. Kemandirian finansial Kemandirian finansial merupakan salah satu motivasi utama di balik keputusan seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Ini melibatkan keinginan yang kuat untuk memiliki kendali penuh atas pendapatan dan keuangan pribadi tanpa bergantung pada pihak lain. Para wirausaha mendorong diri mereka untuk mencapai kemandirian finansial agar dapat mengelola sumber daya mereka sendiri dengan fleksibilitas dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tujuan bisnis mereka. Dengan mencapai kemandirian finansial, mereka merasa memiliki tanggung jawab penuh atas kesuksesan dan kegagalan bisnis mereka sendiri. 2. Impian dan hasrat Impian dan hasrat menjadi pendorong utama di balik keputusan seseorang untuk terjun ke dalam dunia kewirausahaan. Motivasi ini berakar pada keinginan yang mendalam untuk mewujudkan impian, menciptakan sesuatu yang baru, atau bahkan meninggalkan warisan bagi masa depan. Para wirausaha sering kali memiliki visi yang jauh ke depan dan memimpikan pencapaian besar yang dapat mereka raih melalui bisnis mereka. Mereka ingin menciptakan dampak positif yang signifikan, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi masyarakat secara luas. Dengan penuh semangat dan tekad, mereka memperjuangkan visi dan impian mereka,
9 menggunakan kreativitas dan inovasi untuk mengatasi rintangan dan mengubah impian menjadi kenyataan. Kesempatan untuk mewujudkan impian mereka menjadi salah satu pendorong utama yang menginspirasi dan memotivasi para wirausaha dalam menjalani perjalanan kewirausahaan mereka.. 3. Kebebasan waktu Dalam dunia kewirausahaan, kebebasan waktu menjadi dorongan utama bagi banyak individu yang memilih jalur ini. Motivasi ini tercermin dari keinginan yang mendalam untuk memiliki kendali penuh atas waktu mereka sendiri dan memperoleh kebebasan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Para wirausaha tidak terikat oleh jadwal kerja yang konvensional atau rutinitas harian yang ketat. Sebaliknya, mereka memiliki fleksibilitas untuk menentukan kapan dan di mana mereka bekerja, sesuai dengan kebutuhan bisnis dan preferensi pribadi mereka. Kebebasan waktu memungkinkan mereka untuk menyesuaikan jadwal kerja dengan kehidupan pribadi, memprioritaskan waktu bersama keluarga, mengejar hobi, atau bahkan melakukan perjalanan tanpa terikat oleh batasan waktu yang ditetapkan. Dorongan untuk mencapai kebebasan waktu memotivasi para wirausaha untuk menciptakan gaya hidup yang seimbang dan memenuhi kebutuhan pribadi mereka sambil meraih kesuksesan dalam bisnis mereka.
10 4. Pengakuan dan pencapaian Salah satu motivasi utama dalam kewirausahaan adalah keinginan untuk mencapai pengakuan atas prestasi mereka dan meraih keberhasilan dalam bidang yang mereka geluti. Para wirausaha didorong oleh keinginan yang kuat untuk diakui atas kontribusi dan prestasi mereka dalam dunia bisnis. Mereka menginginkan penghargaan dan apresiasi dari rekan sejawat, pelanggan, serta masyarakat umum atas karya keras dan dedikasi mereka. Pengakuan ini tidak hanya menjadi simbol prestise dan kebanggaan pribadi, tetapi juga dapat memperkuat motivasi dan rasa percaya diri mereka dalam menghadapi tantangan bisnis. Selain itu, wirausaha juga memiliki dorongan intrinsik untuk meraih pencapaian yang bermakna dalam bidang yang mereka geluti. (DR. Istianingsih. M.S.AK., C.A., CSRA., 2019) Mereka ingin melampaui batas dan mencapai tujuan-tujuan yang mereka tetapkan, baik dalam hal pertumbuhan bisnis, inovasi produk atau layanan, maupun dampak positif yang dihasilkan bagi masyarakat atau lingkungan. Keinginan untuk mencapai pengakuan dan pencapaian ini menjadi salah satu motor penggerak bagi para wirausaha untuk terus berupaya mencapai kesuksesan dan memperbaiki kinerja bisnis mereka. 5. Inovasi dan kreativitas Inovasi dan kreativitas menjadi pendorong utama di balik kewirausahaan, tercermin dari hasrat yang mendalam untuk mengeksplorasi ide-ide baru,
11 menciptakan solusi inovatif, dan berkontribusi pada perkembangan industri atau masyarakat secara keseluruhan. Para wirausaha ditenagai oleh keinginan untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga menciptakan tren baru dan mengubah cara orang berpikir atau melakukan sesuatu. Mereka memanfaatkan kreativitas mereka untuk mengidentifikasi celah di pasar atau masalah yang belum terpecahkan, dan kemudian menciptakan solusi yang unik dan berbeda dari yang sudah ada. Dengan sikap terbuka terhadap eksperimen dan risiko, para wirausaha berani mengambil langkah-langkah di luar zona nyaman untuk menghadirkan produk atau layanan yang revolusioner. Mereka berusaha untuk mengubah paradigma dan meningkatkan efisiensi, produktivitas, atau kualitas dalam berbagai aspek kehidupan. Inovasi dan kreativitas membantu wirausaha untuk terus berkembang dan bersaing dalam lingkungan yang dinamis, serta membangun reputasi sebagai pemikir yang visioner dan pembuat perubahan yang signifikan. Dorongan untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan menciptakan solusi inovatif menjadi salah satu faktor penting yang mendorong kesuksesan dalam bisnis dan membawa dampak positif bagi kemajuan industri dan masyarakat secara luas. (Rusdiana, 2018; Yulius, 2021) Namun, di samping motivasi, wirausaha juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat menghalangi perjalanan mereka, diantaranya : (Priansa, 2014)
12 1. Risiko finansial Risiko finansial merupakan tantangan utama dalam kewirausahaan, terutama karena adanya ketidakpastian pasar yang tinggi dan risiko yang melekat dalam memulai serta mengelola bisnis. Para wirausaha harus menghadapi fluktuasi pasar, perubahan tren konsumen, dan dinamika ekonomi yang tidak terduga, yang semuanya dapat mempengaruhi kinerja bisnis mereka. Selain itu, mereka juga harus siap menghadapi risiko finansial yang signifikan, termasuk kemungkinan kehilangan modal investasi mereka jika bisnis tidak berhasil atau mengalami kerugian. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola dan memitigasi risiko finansial menjadi keterampilan yang sangat penting bagi para wirausaha dalam menjalankan bisnis mereka. 2. Persaingan sengit Persaingan sengit merupakan tantangan signifikan dalam kewirausahaan, terutama di tengah kompetisi yang kuat di pasar yang padat dan dinamis. Para wirausaha harus menghadapi persaingan yang intens, di mana pesaing berusaha keras untuk menarik perhatian pelanggan dan merebut pangsa pasar. Perubahan tren konsumen dan perkembangan teknologi yang cepat juga menambah kompleksitas persaingan, mengharuskan para wirausaha untuk selalu beradaptasi dan berinovasi agar tetap relevan dan bersaing dalam pasar yang terus berubah. Dalam menghadapi tantangan ini, strategi diferensiasi, fokus pada nilai tambah yang unik, dan pemahaman
13 mendalam tentang pasar menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. 3. Keterbatasan sumber daya Keterbatasan sumber daya, seperti kurangnya akses terhadap modal, keterampilan, atau jaringan, menjadi tantangan yang signifikan bagi para wirausaha dalam mengembangkan bisnis mereka. Terbatasnya modal membuat sulit bagi mereka untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, sementara kurangnya keterampilan atau pengetahuan tertentu dapat menghambat kemampuan mereka dalam mengelola operasi bisnis secara efektif. Selain itu, kurangnya jaringan atau hubungan yang kuat dalam industri atau komunitas bisnis dapat membuat sulit bagi para wirausaha untuk memperoleh dukungan, saran, atau peluang kerjasama yang dapat membantu dalam pertumbuhan bisnis mereka. Oleh karena itu, mengatasi keterbatasan sumber daya ini memerlukan strategi yang cermat, termasuk mencari pendanaan alternatif, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, serta membangun jaringan yang solid dan saling mendukung. 4. Ketakutan akan kegagalan Ketakutan akan kegagalan merupakan tantangan psikologis yang sering kali dihadapi oleh para wirausaha. Rasa takut akan kegagalan dan tekanan untuk sukses dapat menghambat kreativitas dan inovasi mereka. Ketika terobsesi dengan keberhasilan dan ketakutan akan kegagalan, para wirausaha
14 mungkin menjadi enggan mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru yang diperlukan untuk inovasi. Ketakutan ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk berpikir di luar batas dan menghadirkan solusi yang unik untuk masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, penting bagi para wirausaha untuk mengatasi ketakutan ini dengan mengubah paradigma mereka terhadap kegagalan, melihatnya sebagai bagian dari proses belajar dan kesempatan untuk tumbuh, bukan sebagai akhir dari perjalanan mereka. Dengan mengadopsi sikap yang lebih positif terhadap kegagalan, para wirausaha dapat membebaskan diri dari tekanan berlebihan dan memungkinkan kreativitas dan inovasi mereka berkembang secara optimal. 5. Tekanan mental Tekanan mental merupakan tantangan serius yang dihadapi para wirausaha, meliputi ketidakpastian akan masa depan, tingkat stres yang tinggi, dan tekanan untuk mengatasi hambatanhambatan yang muncul sepanjang perjalanan bisnis mereka. Ketidakpastian masa depan sering kali menghantui pikiran para wirausaha, karena mereka harus menghadapi risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan kesuksesan bisnis mereka. Stres juga merupakan dampak yang umum dari tekanan yang terus-menerus untuk menjaga bisnis tetap berjalan dengan lancar dan mengatasi berbagai tantangan yang muncul. Selain itu, ada tekanan yang kuat untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan yang muncul, baik
15 dalam hal finansial, operasional, atau strategis. Semua tekanan ini dapat menciptakan beban mental yang besar bagi para wirausaha, dan oleh karena itu, penting bagi mereka untuk menjaga kesehatan mental mereka dengan cara yang seimbang, seperti mengelola stres, mencari dukungan sosial, dan mengembangkan strategi coping yang efektif. Dengan memahami motivasi dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, para wirausaha dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan dan memanfaatkan motivasi mereka untuk meraih kesuksesan dalam bisnis. E. Rangkuman 1. Kewirausahaan membahas esensi kewirausahaan sebagai penciptaan nilai melalui inovasi dan pengambilan risiko. 2. Peran Kewirausahaan dalam Perekonomian menyoroti kontribusi kewirausahaan dalam menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan mendorong inovasi. 3. Karakteristik Wirausaha menggambarkan atribut utama wirausaha seperti proaktif, fleksibel, dan inovatif. 4. Motivasi dan Tantangan dalam Kewirausahaan menyoroti dorongan seperti keinginan akan
16 kemandirian finansial, serta tantangan seperti risiko finansial dan ketakutan akan kegagalan. F. Evaluasi 1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan kewirausahaan menurut definisi yang diajarkan dalam materi ini. 2. Sebutkan dan jelaskan tiga peran utama kewirausahaan dalam perekonomian berdasarkan yang dibahas dalam materi. 3. Apa saja karakteristik utama yang dimiliki oleh seorang wirausaha, dan mengapa karakteristik tersebut dianggap penting dalam dunia kewirausahaan? 4. Bagaimana motivasi dapat memengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi seorang wirausaha, dan apa saja tantangan utama yang mungkin dihadapi oleh para wirausaha berdasarkan yang dibahas dalam materi? 5. Berikan contoh konkret dari situasi di mana risiko finansial dapat menjadi hambatan dalam memulai atau mengelola bisnis, dan jelaskan bagaimana seorang wirausaha dapat mengatasinya berdasarkan pembahasan dalam materi.
17 Bab 2 Konsep Business Model Canvas (BMC)
18 ALAM bab ini, mahasiswa akan diperkenalkan dengan Konsep Business Model Canvas (BMC) sebagai alat yang sangat berguna dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka akan mempelajari pengenalan tentang apa itu model bisnis dan bagaimana BMC menjadi instrumen kunci dalam merancang serta mengembangkan model bisnis yang efektif. Selanjutnya, mahasiswa akan memahami komponen-komponen BMC yang mencakup segmen kunci seperti mitra kunci, kegiatan kunci, sumber daya kunci, dan proposisi nilai yang unik. Tak ketinggalan, mereka juga akan mengeksplorasi manfaat penggunaan BMC khususnya bagi UMKM, termasuk kemampuannya dalam membantu identifikasi peluang baru, mitigasi risiko, dan pengoptimalan strategi bisnis untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Keseluruhan, materi ini memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya BMC dalam mendukung perkembangan dan kesuksesan UMKM di pasar yang semakin kompetitif. A. Pengenalan Business Model Business model adalah kerangka kerja yang menggambarkan cara sebuah perusahaan menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai ekonomi. Pada intinya, business model menjelaskan bagaimana suatu bisnis beroperasi dan menghasilkan keuntungan. Definisi ini mencakup serangkaian elemen penting yang membentuk fondasi dari strategi bisnis suatu perusahaan. Pertama-tama, business model menjelaskan proposisi nilai perusahaan, yaitu apa yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan atau D
19 keinginan mereka. Ini bisa berupa produk, layanan, atau kombinasi keduanya yang memberikan nilai tambah yang unik bagi pelanggan. Proposisi nilai ini harus jelas dan meyakinkan untuk menarik minat pelanggan. Selain itu, business model merinci segmentasi pasar, yaitu kelompok pelanggan yang menjadi target utama perusahaan. Dengan memahami segmen pasar dengan baik, perusahaan dapat menyesuaikan proposisi nilai dan strategi pemasaran mereka untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pelanggan dengan lebih efektif. Selanjutnya, business model menjelaskan kanal distribusi, yaitu cara perusahaan mengirimkan produk atau layanan mereka kepada pelanggan. Kanal distribusi yang efisien dan efektif penting untuk memastikan produk atau layanan dapat mencapai pasar dengan tepat waktu dan dengan biaya yang terjangkau. Selain itu, business model juga mencakup struktur biaya dan sumber pendapatan perusahaan. Struktur biaya mencakup semua biaya yang terkait dengan operasi bisnis, sementara sumber pendapatan adalah cara perusahaan menghasilkan pendapatan dari penjualan produk atau layanan mereka. Terakhir, business model menjelaskan kegiatan kunci yang perlu dilakukan perusahaan untuk menjalankan operasinya. Ini bisa mencakup proses produksi, pemasaran, penjualan, layanan pelanggan, dan lain-lain. Memahami kegiatan kunci ini membantu perusahaan untuk mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan atau ditingkatkan dalam operasinya. Dengan demikian, business model memberikan pandangan menyeluruh
20 tentang bagaimana sebuah perusahaan beroperasi dan menciptakan nilai untuk pelanggan serta pemegang sahamnya. (Sulastri, 2016) Sejarah perkembangan Business Model Sejarah perkembangan konsep business model dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20 ketika ekonomis awal mulai memperhatikan pentingnya struktur dan strategi bisnis. Namun, istilah "business model" mulai mendapatkan perhatian yang signifikan pada tahun 1950- an dan 1960-an melalui karya-karya seperti Dr. Peter Drucker, seorang guru manajemen ternama, yang membahas pentingnya menggambarkan cara perusahaan beroperasi untuk mencapai tujuan mereka. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, dengan berkembangnya teknologi dan revolusi digital, konsep business model menjadi semakin penting dalam konteks perusahaan baru di bidang teknologi dan internet. Salah satu titik balik penting adalah saat dot-com boom pada akhir 1990-an, ketika banyak perusahaan internet baru mulai muncul dengan model bisnis yang unik. Pada awal abad ke-21, dengan semakin kompleksnya ekonomi global dan pesatnya perubahan teknologi, konsep business model terus berkembang menjadi lebih luas dan kompleks. Kini, konsep business model telah menjadi landasan strategis bagi hampir semua jenis perusahaan, dari start-up teknologi hingga bisnis tradisional, sebagai cara untuk merumuskan strategi bisnis yang efektif dalam menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai ekonomi. Ini mencakup serangkaian elemen penting,
21 termasuk proposisi nilai, segmentasi pasar, kanal distribusi, struktur biaya, sumber pendapatan, dan kegiatan kunci. Dengan demikian, konsep business model bukan hanya menjadi alat untuk menggambarkan operasi bisnis, tetapi juga menjadi panduan strategis yang penting dalam memandu perusahaan menuju keberhasilan dan keuntungan jangka panjang. Konsep business model masuk ke Indonesia tidak memiliki tanggal pasti yang dapat ditentukan, karena pengenalan dan penerapan konsep ini dapat terjadi secara bertahap seiring dengan perkembangan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Namun demikian, kita dapat melihat bahwa pemahaman dan penerapan konsep business model semakin meningkat seiring dengan globalisasi, perkembangan teknologi informasi, dan masuknya investasi asing ke dalam pasar Indonesia. Pengusaha, pelaku bisnis, dan profesional di Indonesia mulai mengadopsi dan mengimplementasikan konsep business model dalam berbagai sektor industri untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan bisnis mereka. Hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan bisnis startup teknologi, pengembangan model bisnis baru di sektor ritel, dan adopsi strategi bisnis yang inovatif oleh perusahaanperusahaan besar di Indonesia. Dengan demikian, meskipun tidak ada tanggal pasti masuknya konsep business model ke Indonesia, namun penerapan dan perkembangannya telah menjadi bagian integral dari ekosistem bisnis Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. (Santoso, 2018)
22 B. Business Model Canvas (BMC) sebagai Alat Pengembangan Business Model Canvas (BMC) telah menjadi salah satu alat yang sangat berharga dalam pengembangan bisnis di berbagai sektor industri. Dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, BMC menawarkan cara yang inovatif dan terstruktur untuk merancang, menganalisis, dan memvisualisasikan model bisnis. Alat ini terdiri dari sembilan blok utama yang mencakup segmen kunci dari suatu bisnis, mulai dari proposisi nilai hingga struktur biaya. BMC memungkinkan pemangku kepentingan bisnis untuk memetakan elemenelemen inti dari model bisnis mereka dalam satu gambaran yang terpadu dan mudah dipahami. Salah satu keunggulan utama dari BMC adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi secara visual. Dengan tata letak yang jelas dan terstruktur, BMC memungkinkan pemangku kepentingan bisnis untuk dengan cepat memahami kompleksitas model bisnis mereka tanpa harus terjebak dalam detail yang rumit. Ini memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara tim bisnis, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan dengan lebih baik serta mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan strategi bisnis mereka. Selain itu, BMC juga membantu dalam menganalisis keterkaitan antara berbagai aspek bisnis. Dengan melihat hubungan antara blok-blok yang berbeda dalam BMC, pengusaha dapat memahami bagaimana perubahan dalam
23 satu area bisnis dapat memengaruhi area lainnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi potensi risiko dan menciptakan strategi yang lebih holistik dan terintegrasi. Tidak hanya sebagai alat pengembangan, BMC juga berguna sebagai alat komunikasi yang efektif. Dengan menggunakan BMC, pengusaha dapat dengan jelas menjelaskan model bisnis mereka kepada investor, mitra bisnis potensial, atau tim internal. Ini membantu memperkuat pemahaman bersama tentang arah dan tujuan bisnis, serta memungkinkan semua pihak untuk berkolaborasi dalam mencapai keberhasilan bersama. Selain itu, BMC juga memfasilitasi eksperimen dan inovasi. Dengan merancang model bisnis dalam BMC, pengusaha dapat dengan cepat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau diubah. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan eksperimen dengan lebih mudah, menciptakan model bisnis yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. (Sulastri, 2016) Dengan demikian, Business Model Canvas (BMC) tidak hanya sekadar alat pengembangan bisnis, tetapi juga menjadi landasan bagi inovasi dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, penggunaan BMC memberikan keunggulan yang signifikan bagi perusahaan dalam merancang strategi bisnis yang efektif dan mengatasi tantangan yang ada.
24 C. Komponen-komponen BMC Business Model Canvas (BMC) terdiri dari sembilan komponen kunci yang membentuk landasan dari sebuah model bisnis yang komprehensif diantaranya : (Rukmana, 2021) 1. Proposisi Nilai: Menjelaskan nilai unik yang ditawarkan kepada pelanggan, seperti solusi masalah atau kepuasan kebutuhan tertentu. 2. Segmen Pasar: Mengidentifikasi kelompok pelanggan atau pasar target yang diinginkan oleh bisnis untuk menjangkau dengan produk atau layanan mereka. 3. Kanal Distribusi: Merincikan cara perusahaan menyampaikan produk atau layanan kepada pelanggan, baik melalui saluran online maupun offline. 4. Hubungan Pelanggan: Menjelaskan jenis hubungan yang dibangun perusahaan dengan pelanggan, apakah itu interaktif, otomatis, personal, atau lainnya. 5. Sumber Pendapatan: Mengidentifikasi sumbersumber pendapatan utama perusahaan, seperti penjualan langsung, biaya langganan, atau model berbasis iklan. 6. Sumber Daya Kunci: Merinci aset, teknologi, keterampilan, atau sumber daya lainnya yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan operasi bisnisnya. 7. Aktivitas Kunci: Langkah-langkah kritis yang dilakukan perusahaan untuk memberikan nilai kepada pelanggan, seperti produksi, pemasaran, atau pelayanan.
25 8. Mitra Kunci: Entitas eksternal yang berkontribusi pada kesuksesan bisnis, seperti pemasok, mitra strategis, atau afiliasi. 9. Struktur Biaya: Merincikan semua biaya yang terkait dengan menjalankan operasi bisnis, termasuk biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administratif. Dengan memahami dan merancang setiap komponen ini dengan baik, perusahaan dapat mengembangkan model bisnis yang kokoh dan dapat bertahan dalam pasar yang kompetitif. D. Manfaat Penggunaan BMC untuk UMKM Penggunaan Business Model Canvas (BMC) membawa manfaat yang signifikan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan dan pengelolaan bisnis mereka. BMC menyajikan pendekatan yang terstruktur dan terpadu untuk merancang serta mengoptimalkan model bisnis, memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek bisnis dalam satu gambaran yang jelas. Dalam konteks UMKM, penggunaan BMC tidak hanya membantu dalam memahami model bisnis secara komprehensif, tetapi juga memberikan berbagai manfaat yang dapat membantu dalam merencanakan strategi dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis mereka. Berikut adalah beberapa manfaat utama penggunaan BMC bagi UMKM: (Rusanti, 2020)
26 1. Visualisasi yang Komprehensif BMC memungkinkan UMKM untuk dengan jelas memvisualisasikan seluruh struktur bisnis mereka dalam satu gambaran, yang mencakup elemenelemen kunci seperti proposisi nilai, segmen pasar, dan sumber pendapatan. Ini membantu pengusaha UMKM untuk memahami secara menyeluruh model bisnis mereka. 2. Identifikasi Peluang dan Tantangan Dengan menggunakan BMC, UMKM dapat mengidentifikasi peluang baru untuk pengembangan bisnis serta mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi. Ini membantu mereka dalam merumuskan strategi yang lebih efektif untuk pertumbuhan bisnis. 3. Pengambilan Keputusan yang Terinformasi BMC memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai aspek bisnis, memungkinkan pengusaha UMKM untuk mengambil keputusan yang lebih terinformasi. Mereka dapat mengevaluasi konsekuensi dari keputusan mereka terhadap seluruh model bisnis. 4. Kolaborasi Tim yang Lebih Baik Penggunaan BMC memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara anggota tim, yang memungkinkan untuk pembuatan keputusan bersama dan perencanaan strategis yang lebih efektif.
27 5. Mengoptimalkan Model Bisnis Dengan memahami setiap elemen dalam BMC, UMKM dapat mengidentifikasi area yang perlu dioptimalkan atau ditingkatkan dalam model bisnis mereka. Ini membantu mereka untuk menciptakan model bisnis yang lebih efisien dan menguntungkan. 6. Membantu Presentasi kepada Investor atau Pihak Pemangku Kepentingan BMC memberikan cara yang jelas dan terstruktur untuk menyajikan model bisnis kepada investor potensial atau pihak pemangku kepentingan lainnya. Ini memudahkan dalam menjelaskan arah dan tujuan bisnis serta potensi pertumbuhan kepada pihak eksternal. Dengan demikian, penggunaan BMC memberikan berbagai manfaat penting bagi UMKM dalam pengembangan dan pengelolaan bisnis mereka, memungkinkan mereka untuk berkembang dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
28 E. Rangkuman 1. Pengenalan Business Model memberikan dasar pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar yang membentuk struktur bisnis suatu perusahaan, memperjelas pentingnya memahami operasi bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan. 2. Business Model Canvas (BMC) dihadirkan sebagai alat pengembangan yang memungkinkan perusahaan untuk merancang, menganalisis, dan mengoptimalkan model bisnis mereka. 3. BMC mencakup sembilan blok utama yang memvisualisasikan aspek kunci dari suatu bisnis, mulai dari proposisi nilai hingga struktur biaya. 4. Dalam penggunaannya, BMC membantu UMKM dalam memahami model bisnis secara menyeluruh, memungkinkan identifikasi peluang dan tantangan bisnis, serta pengambilan keputusan yang terinformasi. Terlebih lagi, penggunaan BMC memfasilitasi kolaborasi tim yang lebih baik, presentasi yang efektif kepada investor, dan pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan.
29 F. Evaluasi 1. Jelaskan pengertian Business Model Canvas (BMC) dan jelaskan mengapa BMC dianggap sebagai alat yang efektif dalam pengembangan bisnis? 2. Sebutkan dan jelaskan lima komponen utama dari Business Model Canvas (BMC). Mengapa setiap komponen ini penting dalam merancang model bisnis? 3. Bagaimana Business Model Canvas (BMC) dapat membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan bisnis mereka? Berikan dua contoh konkret. 4. Apa perbedaan utama antara proposisi nilai dan sumber pendapatan dalam BMC? Mengapa penting bagi perusahaan untuk memahami kedua elemen ini dengan baik? 5. Mengapa penting bagi tim bisnis untuk menggunakan BMC dalam proses perencanaan dan pengembangan strategi bisnis? Jelaskan dua manfaat utama yang diperoleh dari penggunaan BMC dalam konteks kolaborasi tim.
30
31 Bab 3 Analisis Lingkungan Bisnis UMKM
32 ETELAH mempelajari bab ini, mahasiswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Analisis Lingkungan Bisnis UMKM, yang mencakup Analisis PESTEL, Analisis Porter's Five Forces, dan Analisis SWOT. Analisis PESTEL membantu UMKM untuk memahami berbagai faktor eksternal yang dapat memengaruhi operasi bisnis mereka, seperti faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum. Sementara itu, Analisis Porter's Five Forces membantu UMKM untuk mengevaluasi kekuatan persaingan dalam industri mereka, yang meliputi kekuatan dari para pesaing, potensi ancaman produk pengganti, kekuatan tawar supplier, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman dari produk atau jasa yang baru. Selain itu, Analisis SWOT membantu UMKM untuk mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam bisnis mereka. Dengan pemahaman yang mendalam tentang ketiga analisis ini, UMKM dapat membuat keputusan strategis yang lebih baik, merencanakan langkahlangkah untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan, serta meningkatkan daya saing mereka di pasar. A. Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum) Analisis PESTEL merupakan sebuah kerangka kerja yang dikembangkan untuk memahami dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang memengaruhi lingkungan bisnis suatu organisasi. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis Aguilar dalam bukunya "Scanning the Business Environment" pada tahun 1967. Aguilar mengemukakan bahwa organisasi perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang bersifat S
33 politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum (PESTEL) untuk membuat keputusan strategis yang tepat. Menurut Aguilar, analisis PESTEL membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan memahami tren dan perubahan dalam lingkungan bisnis eksternal mereka, sehingga mereka dapat menyesuaikan strategi dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meminimalkan risiko dan memanfaatkan peluang. Dengan memperhatikan dan menganalisis setiap aspek PESTEL, organisasi dapat mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi dan meningkatkan daya adaptasi mereka terhadap lingkungan bisnis yang dinamis. Selain Aguilar, Michael Porter juga menekankan pentingnya analisis lingkungan eksternal dalam kerangka kerja Five Forces yang mencakup persaingan industri. Porter menyoroti bahwa analisis PESTEL merupakan langkah awal dalam memahami kekuatan persaingan di pasar, karena faktor-faktor eksternal tersebut dapat memengaruhi dinamika industri dan strategi bersaing suatu organisasi. (Hery, 2019) Dengan demikian, menurut para ahli seperti Aguilar dan Porter, analisis PESTEL merupakan instrumen penting dalam pengambilan keputusan strategis, yang membantu organisasi untuk memahami dan mengelola risiko serta peluang dalam lingkungan bisnis yang kompleks dan terus berubah.
34 Analisis PESTEL (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum) mencakup metode analisis yang digunakan untuk memahami faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi lingkungan bisnis suatu organisasi, yaitu :(Fabiana Meijon Fadul, 2019) 1. Politik Faktor politik mencakup kebijakan pemerintah, stabilitas politik, dan regulasi industri. Contohnya, perubahan kebijakan pemerintah terkait pajak atau regulasi perdagangan internasional dapat berdampak signifikan pada UMKM. 2. Ekonomi Aspek ekonomi meliputi kondisi makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan inflasi. Perubahan dalam kondisi ekonomi, seperti resesi atau pertumbuhan ekonomi yang lambat, dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan biaya produksi UMKM. 3. Sosial Faktor sosial mencakup tren demografis, budaya, dan perilaku konsumen. Contohnya, perubahan tren gaya hidup atau preferensi konsumen dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMKM. 4. Teknologi Aspek teknologi mencakup perkembangan teknologi baru, tingkat inovasi, dan adopsi teknologi. Perubahan teknologi dapat memengaruhi proses
35 produksi, komunikasi, dan distribusi produk atau layanan UMKM. 5. Lingkungan Faktor lingkungan mencakup isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. UMKM perlu memperhatikan dampak bisnis mereka terhadap lingkungan dan mengikuti tren keberlanjutan untuk memenuhi tuntutan konsumen dan regulasi. 6. Hukum Aspek hukum mencakup regulasi dan hukum yang berlaku dalam bisnis, seperti hukum ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, dan paten. Perubahan dalam peraturan hukum dapat memengaruhi kewajiban dan tanggung jawab hukum UMKM. Analisis PESTEL membantu UMKM untuk mengidentifikasi dan memahami berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis mereka, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan memanfaatkan peluang yang ada. B. Analisis Porter's Five Forces Analisis Porter's Five Forces adalah kerangka kerja yang dikembangkan oleh Profesor Michael Porter dari Harvard Business School pada tahun 1979. Teori ini dirancang untuk membantu organisasi dalam memahami dinamika persaingan industri dan mengidentifikasi
36 kekuatan-kekuatan yang memengaruhi daya tarik industri tertentu. Menurut teori ini, terdapat lima kekuatan utama yang mempengaruhi daya saing dan profitabilitas suatu industri: (Setiawan & Fatimah, 2020) 1. Ancaman dari Persaingan dalam Industri Ini merujuk pada intensitas persaingan yang ada di antara pesaing dalam industri yang sama. Semakin tinggi intensitas persaingan, semakin rendah kemungkinan profitabilitasnya. 2. Ancaman dari Produk Pengganti Ini mencakup kemungkinan munculnya produk atau layanan pengganti yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang sama atau lebih baik, yang dapat mengurangi permintaan untuk produk atau layanan dalam industri tersebut. 3. Kekuatan Tawar Supplier Ini menggambarkan seberapa kuat posisi para pemasok dalam menentukan harga, kualitas, dan kondisi perdagangan bagi organisasi dalam industri tersebut. Jika para pemasok memiliki kekuatan tawar yang tinggi, ini dapat mempengaruhi profitabilitas industri. 4. Kekuatan Tawar Pembeli Ini merujuk pada seberapa kuat posisi para pembeli (konsumen) dalam menegosiasikan harga dan kondisi pembelian dengan organisasi dalam industri tersebut. Jika para pembeli memiliki