137 pengembangan karyawan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam jangka panjang. Salah satu pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kinerja melalui pengelolaan SDM adalah dengan memberikan pelatihan dan pengembangan yang kontinu kepada karyawan. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, karyawan dapat menjadi lebih produktif, inovatif, dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Selain itu, pelatihan juga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada kualitas produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMKM. Pengelolaan kinerja juga menjadi bagian integral dari upaya peningkatan kinerja melalui SDM. Dengan menyusun tujuan yang jelas, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan melakukan evaluasi kinerja secara teratur, pemimpin UMKM dapat membantu karyawan untuk fokus pada pencapaian target dan standar kinerja yang ditetapkan. Selain itu, pengelolaan kinerja yang efektif juga memungkinkan identifikasi potensi karyawan yang dapat dikembangkan lebih lanjut, serta memastikan bahwa kebutuhan pelatihan dan pengembangan mereka dapat dipenuhi. (Jeong & Kim, 2022) Pemimpin UMKM juga perlu memperhatikan aspek lain dari pengelolaan SDM, seperti keadilan dalam memberikan imbalan dan pengakuan kepada karyawan, serta menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan kolaboratif. Dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan karyawan, UMKM dapat membangun budaya
138 organisasi yang positif dan memotivasi, yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja dan kesuksesan jangka panjang perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan SDM yang efektif menjadi kunci dalam upaya UMKM untuk meningkatkan kinerja mereka dan tetap bersaing di pasar yang dinamis dan kompetitif. D. Rangkuman 1. Dalam konteks manajemen sumber daya manusia (SDM) di UMKM, rekrutmen dan pengembangan karyawan, kepemimpinan, dan peningkatan kinerja melalui pengelolaan SDM saling terkait untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkinerja tinggi. 2. Rekrutmen yang cermat dan pengembangan karyawan yang efektif membantu UMKM menarik dan mempertahankan bakat terbaik, sementara kepemimpinan yang kuat membimbing, menginspirasi, dan memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. 3. Pada saat yang sama, peningkatan kinerja karyawan didorong melalui pengelolaan SDM yang baik, termasuk pengembangan keterampilan, pelatihan yang berkelanjutan, dan pengakuan atas prestasi. Dengan mengintegrasikan ketiga aspek ini, UMKM dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif,
139 berdaya saing, dan berorientasi pada pencapaian tujuan bisnis yang berkelanjutan. E. Evaluasi 1. Bagaimana rekrutmen karyawan yang efektif dapat membantu UMKM meningkatkan kualitas produk atau layanan mereka? Diskusikan beberapa strategi rekrutmen yang dapat digunakan UMKM untuk menarik bakat terbaik. 2. Dalam konteks UMKM, mengapa penting bagi pemimpin untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang efektif? Bagaimana kepemimpinan yang kuat dapat memengaruhi budaya organisasi dan kinerja karyawan? 3. Bagaimana pengelolaan kinerja yang efektif dapat memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan bisnis UMKM? Diskusikan beberapa metode atau alat yang dapat digunakan untuk mengelola kinerja karyawan dengan baik. 4. Apa peran pelatihan dan pengembangan dalam meningkatkan kinerja karyawan di UMKM? Bagaimana UMKM dapat merancang program pelatihan yang efektif untuk mengembangkan keterampilan karyawan mereka? 5. Mengapa penting bagi UMKM untuk memperhatikan aspek keadilan dan kepuasan kerja dalam pengelolaan
140 SDM mereka? Bagaimana UMKM dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan kolaboratif untuk mendukung kinerja dan kesejahteraan karyawan?
141 Bab 12 Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial UMKM
142 ETELAH mempelajari tentang Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial UMKM, mahasiswa akan meningkatkan pemahamannya tentang prinsip-prinsip dasar etika bisnis yang mencakup integritas, keadilan, dan transparansi dalam setiap aspek operasional. Mereka juga akan memahami pentingnya implementasi tanggung jawab sosial dalam UMKM, termasuk upaya untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan komunitas lokal, dan penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, mahasiswa akan menyadari manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial bagi UMKM, seperti peningkatan reputasi merek, kepercayaan pelanggan, dan hubungan yang lebih baik dengan pihak-pihak terkait. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hal ini, diharapkan mahasiswa dapat menjadi pemimpin bisnis yang bertanggung jawab dan berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. A. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Etika bisnis merupakan bidang studi yang mengkaji prinsip-prinsip moral dan standar perilaku yang terkait dengan kegiatan bisnis dan organisasi. Menurut beberapa ahli, etika bisnis memegang peranan penting dalam membimbing tindakan bisnis yang bertanggung jawab dan adil. Pertama, menurut ahli filosofi bisnis, etika bisnis melibatkan penerapan nilai-nilai moral dalam pengambilan keputusan bisnis, yang meliputi kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial. Nilai-nilai ini menjadi dasar dalam memandu tindakan dan keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan. Selain itu, menurut pandangan ekonomi, etika bisnis membantu menciptakan lingkungan S
143 bisnis yang adil dan kompetitif dengan memastikan bahwa pelaku bisnis bertindak sesuai dengan standar moral yang diterima secara luas. Hal ini menciptakan kepercayaan di antara pelaku bisnis, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya. Kedua, dari sudut pandang manajemen, etika bisnis berfokus pada pembangunan budaya organisasi yang mempromosikan integritas, saling menghormati, dan keberlanjutan. Ini termasuk pengembangan kebijakan internal yang mendukung keberagaman, kesetaraan, dan keadilan dalam lingkungan kerja. Ahli manajemen juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang moral dan etis dalam membentuk budaya organisasi yang berorientasi pada nilai-nilai. Ketiga, dalam pandangan hukum bisnis, etika bisnis mencakup pemahaman dan penerapan hukum yang berlaku serta norma-norma etis yang melandasi praktik bisnis. Ini melibatkan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang ada, serta mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi isu-isu etis yang mungkin timbul dalam aktivitas bisnis. Dengan demikian, etika bisnis memainkan peran penting dalam menjaga integritas dan reputasi perusahaan, serta meminimalkan risiko hukum. Keempat, dari perspektif sosial, etika bisnis melibatkan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Ini mencakup praktik bisnis yang berkelanjutan, perlindungan terhadap hak asasi manusia, dan keterlibatan dalam inisiatif sosial yang memberikan manfaat bagi komunitas. Dengan memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis
144 mereka, perusahaan dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, etika bisnis menjadi landasan bagi praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. (Yulius, 2021) Prinsip-prinsip etika bisnis adalah panduan moral yang membimbing perilaku dan pengambilan keputusan dalam konteks bisnis. Dalam pengantar tersebut, penting untuk memahami bahwa etika bisnis menekankan nilainilai moral yang melandasi praktik bisnis yang bertanggung jawab dan adil. Berikut adalah beberapa prinsip etika bisnis yang umumnya diakui: (DR. Istianingsih. M.S.AK., C.A., CSRA., 2019) 1. Integritas Menekankan pentingnya konsistensi, kejujuran, dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan nilainilai yang dianut, bahkan dalam menghadapi tekanan atau godaan yang besar. 2. Keadilan Menjamin perlakuan yang adil dan setara terhadap semua pihak yang terlibat dalam aktivitas bisnis, tanpa memihak atau mendiskriminasi siapapun. 3. Tanggung Jawab Sosial Mengakui kewajiban perusahaan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, serta meminimalkan dampak negatif dari kegiatan bisnis.
145 4. Menghormati Hak Asasi Manusia Menjamin penghargaan terhadap hak asasi manusia dalam semua aspek operasional, termasuk hak-hak karyawan, konsumen, dan pihak-pihak lain yang terlibat. 5. Transparansi Memastikan keterbukaan dan kejelasan dalam komunikasi bisnis, termasuk pengungkapan informasi yang relevan kepada semua pihak yang terlibat. 6. Kepatuhan Hukum Menjunjung tinggi kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku, serta menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip hukum yang adil dan berlaku. 7. Keterlibatan Komunitas Mengutamakan keterlibatan dan dukungan terhadap inisiatif dan kegiatan yang memberikan manfaat bagi komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Prinsip-prinsip ini membentuk landasan etis yang kuat bagi praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat membangun kepercayaan, reputasi, dan keberlanjutan jangka panjang bagi perusahaan.
146 B. Implementasi Tanggung Jawab Sosial dalam UMKM Tanggung jawab sosial dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki urgensi yang sangat penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pertama, UMKM seringkali menjadi tulang punggung ekonomi di banyak negara, terutama di negara berkembang, dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi lokal, dan pengurangan kemiskinan. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial UMKM dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat di tingkat lokal. Kedua, UMKM memiliki dampak yang cukup besar terhadap lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui kegiatan produksi dan penggunaan sumber daya. Dengan mengadopsi tanggung jawab sosial, UMKM dapat meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, serta mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketiga, tanggung jawab sosial juga dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan publik terhadap UMKM. Dalam era di mana konsumen semakin sadar akan isu-isu sosial dan lingkungan, UMKM yang mempraktikkan tanggung jawab sosial akan lebih diminati dan dipilih oleh konsumen yang mengutamakan nilai-nilai etis dan berkelanjutan. Oleh karena itu, secara keseluruhan, integrasi tanggung jawab sosial dalam UMKM tidak hanya penting untuk keberlangsungan bisnis,
147 tetapi juga untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Implementasi tanggung jawab sosial dalam UMKM Implementasi tanggung jawab sosial dalam UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan proses yang melibatkan berbagai langkah strategis untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis dilakukan dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Pertama-tama, UMKM dapat menerapkan kebijakan dan praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, pemotongan emisi karbon, dan pengurangan limbah. Selain itu, UMKM juga dapat berperan aktif dalam memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat melalui berbagai program sosial, seperti pelatihan keterampilan bagi masyarakat setempat, program pengentasan kemiskinan, atau dukungan terhadap komunitas lokal. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas dalam melaporkan praktik bisnis dan dampak sosialnya juga merupakan bagian integral dari implementasi tanggung jawab sosial dalam UMKM. Dengan menyediakan informasi yang jelas dan terbuka tentang praktik bisnisnya, UMKM dapat membangun kepercayaan dan hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum. Selanjutnya, kolaborasi dengan pemangku kepentingan eksternal, seperti pemerintah, lembaga nirlaba, dan
148 organisasi masyarakat sipil, juga dapat memperkuat implementasi tanggung jawab sosial UMKM dengan memperluas dampak positifnya dan memperkuat jaringan dukungan yang ada. Dengan demikian, implementasi tanggung jawab sosial dalam UMKM bukan hanya tentang memenuhi kewajiban moral, tetapi juga merupakan investasi strategis dalam keberlanjutan bisnis jangka panjang dan penciptaan nilai bagi masyarakat dan lingkungan. C. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Manfaat etika bisnis dan tanggung jawab sosial (TJS) bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sangatlah beragam dan signifikan. Pertama, menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis dan TJS dapat meningkatkan reputasi dan citra UMKM di mata pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum. Dengan memperhatikan kebutuhan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, UMKM dapat membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pemangku kepentingan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mendukung pertumbuhan bisnis. Selain itu, dengan memperhatikan etika bisnis dan TJS, UMKM dapat mengurangi risiko hukum dan reputasi yang dapat timbul akibat pelanggaran etika atau dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini dapat membantu UMKM menghindari sanksi hukum dan denda, serta menjaga integritas perusahaan dalam jangka panjang.
149 Kedua, praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab juga dapat meningkatkan daya tarik pasar bagi UMKM. Konsumen semakin menyadari pentingnya dampak sosial dan lingkungan dari produk dan layanan yang mereka beli, sehingga mereka cenderung memilih produk dari perusahaan yang memiliki reputasi baik dalam hal etika bisnis dan TJS. Dengan demikian, UMKM yang mampu menunjukkan komitmen mereka terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar dan menarik perhatian konsumen yang semakin peduli terhadap isu-isu tersebut. Ketiga, praktik bisnis yang beretika dan bertanggung jawab juga dapat membuka pintu bagi peluang kemitraan dan pendanaan. Banyak investor dan lembaga keuangan semakin memperhatikan faktor-faktor ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam proses pengambilan keputusan investasi mereka. UMKM yang dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap etika bisnis dan TJS memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan dukungan finansial dan investasi dari pihak-pihak yang memiliki nilai-nilai serupa. Dengan demikian, etika bisnis dan TJS tidak hanya membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, tetapi juga dapat menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis UMKM. (Hasibuan et al., 2021)
150 D. Rangkuman 1. Dalam konteks bisnis, mematuhi prinsip-prinsip etika bisnis dan melaksanakan tanggung jawab sosial merupakan hal yang krusial bagi UMKM. Prinsipprinsip etika bisnis seperti kejujuran, integritas, dan transparansi membentuk landasan yang kokoh untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan. 2. Dengan menerapkan tanggung jawab sosial, UMKM dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan sekitarnya, seperti dengan memperhatikan hak-hak pekerja, menjaga lingkungan, dan berkontribusi pada pembangunan komunitas. 3. Implementasi yang konsisten dari prinsip-prinsip ini dapat menghasilkan manfaat berkelanjutan bagi UMKM, termasuk peningkatan reputasi, kepercayaan pelanggan, dan keunggulan kompetitif yang lebih besar di pasar. Dengan demikian, kesadaran akan etika bisnis dan tanggung jawab sosial menjadi penting dalam memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan positif bagi UMKM.
151 E. Evaluasi 1. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan (TJS)? a. Tanggung jawab individu dalam lingkungan kerja b. Tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan c. Tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan d. Tanggung jawab perusahaan dalam mencapai target keuangan 2. Prinsip etika bisnis yang mengharuskan perusahaan untuk bertindak dengan jujur, adil, dan konsisten disebut: a. Transparansi b. Integritas c. Tanggung jawab sosial d. Kepatuhan hukum 3. Manfaat apa yang dapat diperoleh UMKM dari penerapan etika bisnis dan TJS? a. Penurunan kualitas produk b. Peningkatan reputasi dan kepercayaan pelanggan c. Penyimpangan terhadap standar etika bisnis d. Pembatasan akses ke pasar global
152 4. Salah satu contoh implementasi TJS dalam UMKM adalah: a. Mengabaikan hak-hak pekerja b. Menghasilkan limbah berbahaya tanpa perawatan c. Mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan d. Menghindari pembayaran pajak 5. Mengapa penting bagi UMKM untuk memperhatikan etika bisnis dan TJS? a. Hanya untuk memenuhi persyaratan pemerintah b. Untuk meningkatkan keuntungan finansial semata c. Agar dapat menjaga reputasi dan memenangkan kepercayaan pelanggan d. Tidak penting, yang terpenting adalah pertumbuhan bisnis yang cepat 6. Apa yang dimaksud dengan "greenwashing" dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan (TJS)? a. Upaya perusahaan untuk mempromosikan produk-produk berwarna hijau. b. Praktek perusahaan yang bertujuan menipu konsumen dengan mengklaim produk mereka ramah lingkungan. c. Program pemerintah yang mendorong perusahaan untuk berperilaku lebih ramah lingkungan. d. Inisiatif perusahaan untuk mengurangi emisi karbon.
153 7. Salah satu contoh prinsip etika bisnis adalah: a. Mengutamakan keuntungan perusahaan di atas segalanya. b. Memanipulasi informasi untuk meningkatkan penjualan. c. Memberikan perlakuan yang adil kepada semua pemangku kepentingan. d. Menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. 8. Bagaimana etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan? a. Dengan mengabaikan masalah lingkungan demi keuntungan finansial. b. Dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal. c. Dengan mengurangi limbah dan emisi, serta mengadopsi praktik-produksi yang ramah lingkungan. d. Dengan menutup mata terhadap masalah lingkungan yang terjadi. 9. Apa yang dimaksud dengan "triple bottom line" dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan? a. Fokus pada keuntungan finansial semata. b. Memperhitungkan keuntungan, kerugian, dan risiko perusahaan.
154 c. Menilai kinerja perusahaan berdasarkan dampaknya terhadap orang, planet, dan keuntungan. d. Mengukur kesuksesan perusahaan hanya berdasarkan pertumbuhan penjualan. 10. Bagaimana UMKM dapat mempromosikan etika bisnis dan TJS dalam operasional mereka? a. Dengan menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi. b. Dengan memberikan perlakuan tidak adil kepada karyawan. c. Dengan menerapkan praktik-produksi yang ramah lingkungan dan berkomitmen pada keadilan sosial. d. Dengan mengabaikan kontribusi mereka terhadap masyarakat dan lingkungan.
155 Bab 13 Evaluasi dan Pengukuran Kinerja UMKM
156 ADA bab ini, mahasiswa akan dihadapkan pada materi yang membahas Evaluasi dan Pengukuran Kinerja UMKM. Mereka akan mempelajari Kriteria Evaluasi Kinerja UMK, yang mencakup parameter-parameter penting yang digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan dan efektivitas UMKM. Selain itu, mahasiswa juga akan memahami Pengukuran Keberhasilan Implementasi BMC, di mana mereka akan belajar bagaimana menggunakan Business Model Canvas (BMC) sebagai kerangka kerja untuk mengukur kinerja UMKM berdasarkan berbagai faktor yang relevan. Dengan memahami kedua konsep ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengukur dan mengevaluasi kinerja UMKM dengan cara yang efektif dan holistik. A. Kriteria Evaluasi Kinerja UMK Evaluasi kinerja UMK (Usaha Mikro Kecil) merupakan proses penting dalam mengukur dan menilai sejauh mana UMK mencapai tujuan dan memenuhi standar yang ditetapkan. Proses ini melibatkan analisis menyeluruh terhadap berbagai aspek kinerja UMK, mulai dari pencapaian target keuangan hingga efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan. Pertama-tama, dalam evaluasi kinerja UMK, penting untuk menetapkan kriteria evaluasi yang jelas dan terukur. Hal ini dapat mencakup parameter seperti pertumbuhan pendapatan, laba bersih, tingkat kepuasan pelanggan, dan efisiensi penggunaan sumber daya. Dengan menetapkan kriteria yang tepat, UMK dapat memiliki panduan yang jelas dalam mengevaluasi pencapaian mereka. P
157 Selanjutnya, dalam proses evaluasi kinerja UMK, penting untuk mengumpulkan data yang akurat dan relevan terkait dengan setiap kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Data ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk catatan keuangan, survei pelanggan, dan analisis pasar. Dengan data yang lengkap dan akurat, UMK dapat melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap kinerja mereka dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan atau dioptimalkan. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan cermat untuk mengevaluasi sejauh mana UMK mencapai target-target yang telah ditetapkan. Proses evaluasi kinerja UMK juga melibatkan perbandingan antara kinerja aktual dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan target yang diharapkan, UMK dapat mengevaluasi seberapa efektif strategi dan taktik yang mereka terapkan dalam mencapai tujuan mereka. Selain itu, proses evaluasi ini juga memungkinkan UMK untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan antara kinerja aktual dan target, sehingga mereka dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Terakhir, evaluasi kinerja UMK juga melibatkan tindakan perbaikan dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada temuan evaluasi tersebut. UMK perlu merumuskan rencana tindak lanjut yang jelas berdasarkan hasil evaluasi, termasuk langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kinerja di area-area yang ditemukan memiliki kelemahan. Dengan demikian, evaluasi kinerja
158 UMK bukan hanya tentang mengevaluasi masa lalu, tetapi juga merupakan langkah penting dalam merencanakan dan meningkatkan masa depan bisnis mereka. Kriteria evaluasi kinerja UMK (Usaha Mikro Kecil) dapat mencakup berbagai aspek yang penting untuk keberhasilan bisnis. Berikut adalah beberapa kriteria umum yang digunakan dalam proses evaluasi kinerja UMK: (Lina, 2015) 1. Pertumbuhan Pendapatan: Menilai apakah UMK berhasil meningkatkan pendapatan secara konsisten dari waktu ke waktu. 2. Profitabilitas: Mengukur kemampuan UMK untuk menghasilkan laba bersih setelah memperhitungkan semua biaya operasional. 3. Efisiensi Operasional: Menilai sejauh mana UMK menggunakan sumber daya secara efisien dalam proses bisnis mereka, termasuk tenaga kerja, bahan baku, dan waktu. 4. Tingkat Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan UMK, biasanya melalui survei dan umpan balik langsung. 5. Kualitas Produk atau Layanan: Menilai kualitas produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMK dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. 6. Inovasi: Menilai sejauh mana UMK melakukan inovasi dalam produk, layanan, atau proses bisnis mereka untuk tetap kompetitif di pasar. 7. Pemenuhan Tantangan Lingkungan: Menilai kemampuan UMK untuk beradaptasi dengan
159 perubahan lingkungan bisnis, termasuk perubahan regulasi, teknologi, dan tren pasar. 8. Tanggung Jawab Sosial: Mengukur sejauh mana UMK memenuhi tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. 9. Kinerja Keuangan: Menilai kinerja keuangan UMK melalui indikator-indikator seperti rasio keuangan, arus kas, dan neraca keuangan. 10. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Menilai upaya UMK dalam mengembangkan karyawan mereka melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan. Dengan mempertimbangkan berbagai kriteria ini, UMK dapat memiliki gambaran yang komprehensif tentang kinerja bisnis mereka dan mengidentifikasi areaarea yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. B. Pengukuran Keberhasilan Implementasi BMC Pengukuran keberhasilan implementasi BMC (Business Model Canvas) sangat penting untuk mengevaluasi sejauh mana sebuah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) berhasil menerapkan model bisnis yang efektif. Berikut adalah beberapa metode pengukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan implementasi BMC: (Kemdikbud, 2021) 1. Konsistensi dan Kesesuaian Mengukur sejauh mana model bisnis yang diimplementasikan sesuai dengan BMC yang telah dirancang sebelumnya. Evaluasi ini mencakup sejauh
160 mana setiap elemen BMC, seperti segmen pasar, proposisi nilai, kanal distribusi, dan sumber pendapatan, diimplementasikan sesuai dengan rencana. 2. Peningkatan Pendapatan Menilai apakah implementasi BMC berhasil meningkatkan pendapatan UMKM secara signifikan. Pengukuran ini bisa berupa peningkatan pendapatan per bulan atau per tahun setelah implementasi BMC dibandingkan dengan sebelumnya. 3. Peningkatan Efisiensi Operasional Mengukur apakah implementasi BMC berhasil meningkatkan efisiensi operasional UMKM. Ini bisa mencakup pengurangan biaya produksi, pengurangan waktu siklus produksi, atau peningkatan produktivitas tenaga kerja. 4. Peningkatan Keunggulan Bersaing Menilai sejauh mana implementasi BMC membantu UMKM untuk mencapai keunggulan bersaing di pasar. Pengukuran ini bisa mencakup peningkatan pangsa pasar, peningkatan kepuasan pelanggan, atau peningkatan brand awareness. 5. Kepuasan Pelanggan Mengukur tingkat kepuasan pelanggan setelah implementasi BMC dilakukan. Ini bisa dilakukan melalui survei pelanggan atau pengamatan langsung terhadap umpan balik pelanggan terkait perubahan
161 yang dilakukan oleh UMKM setelah menerapkan BMC. 6. Peningkatan Inovasi Mengukur sejauh mana implementasi BMC mendorong inovasi dalam produk atau layanan yang ditawarkan oleh UMKM. Ini bisa berupa jumlah produk baru yang diperkenalkan, peningkatan dalam proses inovasi, atau paten baru yang didaftarkan. 7. Peningkatan Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan Mengukur apakah implementasi BMC berhasil meningkatkan kemampuan manajemen UMKM dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif. Evaluasi ini bisa dilakukan melalui peningkatan dalam keputusan strategis yang diambil atau peningkatan dalam pengambilan risiko yang terukur. Melalui pengukuran keberhasilan implementasi BMC menggunakan metode-metode di atas, UMKM dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas model bisnis yang mereka terapkan dan mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar. Pengukuran keberhasilan implementasi BMC atau model bisnis sangat penting bagi UMKM karena memberikan pemahaman yang jelas tentang sejauh mana strategi bisnis yang mereka terapkan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pertama-tama, pengukuran keberhasilan memungkinkan UMKM untuk mengevaluasi efektivitas model bisnis yang mereka gunakan. Dengan
162 mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan dalam menerapkan elemen-elemen BMC seperti segmen pasar, proposisi nilai, atau kanal distribusi, UMKM dapat menilai sejauh mana model bisnis mereka relevan dengan pasar dan mengadaptasinya jika diperlukan. Selanjutnya, pengukuran keberhasilan juga membantu UMKM untuk memonitor kinerja operasional mereka. Dengan melihat peningkatan pendapatan, efisiensi operasional, atau pangsa pasar setelah implementasi BMC, UMKM dapat mengidentifikasi areaarea di mana mereka telah berhasil dan menerapkan praktik terbaik sebagai bagian dari strategi bisnis mereka. Selain itu, pengukuran ini juga memungkinkan UMKM untuk mengidentifikasi tantangan atau hambatan yang mungkin dihadapi dalam proses implementasi dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pengukuran keberhasilan juga penting dalam mengarahkan UMKM menuju pencapaian tujuan jangka panjang mereka. Dengan memantau kemajuan mereka secara teratur, UMKM dapat menyesuaikan rencana bisnis mereka sesuai dengan perubahan pasar atau kondisi internal yang mungkin terjadi. Hal ini memungkinkan UMKM untuk tetap kompetitif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis, sehingga dapat memastikan kelangsungan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Terakhir, pengukuran keberhasilan juga merupakan alat yang efektif untuk membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan, termasuk investor, mitra bisnis, dan pelanggan. Dengan dapat menyediakan data yang jelas dan terukur tentang kinerja bisnis mereka, UMKM dapat
163 menunjukkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasional mereka. Ini dapat meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan dan membuka peluang untuk kerjasama yang lebih baik serta mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang. Dengan demikian, pengukuran keberhasilan implementasi BMC menjadi kunci untuk membantu UMKM meraih kesuksesan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan dinamis. C. Rangkuman 1. Kriteria evaluasi kinerja UMK dan pengukuran keberhasilan implementasi BMC merupakan dua aspek penting yang saling terkait dalam memastikan kesuksesan dan pertumbuhan bisnis UMK. Kriteria evaluasi kinerja UMK memberikan kerangka kerja yang jelas untuk mengevaluasi efektivitas operasional dan pencapaian tujuan bisnis, sedangkan pengukuran keberhasilan implementasi BMC memberikan pandangan yang terukur tentang sejauh mana model bisnis yang diterapkan UMK berhasil mencapai tujuan strategisnya. 2. Pengukuran keberhasilan implementasi BMC memberikan data konkret tentang efektivitas strategi bisnis yang diterapkan, memungkinkan UMK untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan, serta mengadaptasi rencana bisnis mereka sesuai kebutuhan. Dengan mengintegrasikan kedua aspek
164 ini, UMK dapat meningkatkan kinerja operasional mereka secara keseluruhan, memastikan relevansi model bisnis mereka dengan pasar yang berkembang, dan meraih pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. D. Evaluasi 1. Dalam konteks evaluasi kinerja UMK, jelaskan bagaimana Anda akan mengukur efektivitas strategi pemasaran sebuah UMK berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. 2. Diskusikan tantangan terbesar yang dihadapi UMK dalam mengimplementasikan BMC (Business Model Canvas) dan berikan strategi konkret untuk mengatasi tantangan tersebut. 3. Berdasarkan pengalaman atau penelitian Anda, jelaskan dampak yang mungkin terjadi jika sebuah UMK gagal dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. 4. Dalam konteks pengukuran keberhasilan implementasi BMC, bahaslah mengapa keterlibatan seluruh tim dalam proses evaluasi penting dan berikan contoh konkret bagaimana hal ini dapat dilakukan. 5. Diskusikan bagaimana keputusan dalam pengelolaan rantai pasokan (Supply Chain Management) dapat mempengaruhi efisiensi operasional dan kinerja keseluruhan sebuah UMK, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan pengelolaan rantai pasokan tersebut.
165 Bab 14 Masa Depan UMKM dengan BMC
166 ALAM bab ini, mahasiswa akan diajak untuk menjelajahi masa depan UMKM dengan pendekatan BMC (Business Model Canvas), yang mencakup beberapa aspek kunci. Pertama, mereka akan mempelajari tren dan perkembangan bisnis terkini yang dapat memengaruhi UMKM, seperti perkembangan teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan dinamika pasar. Selanjutnya, mereka akan dipandu untuk melihat perspektif masa depan untuk UMKM dengan menganalisis peluang dan tantangan yang mungkin dihadapi, serta strategi adaptasi yang diperlukan untuk menghadapi perubahan tersebut. Terakhir, mahasiswa akan diberikan rekomendasi praktis untuk pengembangan UMKM berdasarkan pemahaman yang mereka peroleh, termasuk langkah-langkah konkret dalam merancang dan mengelola bisnis mereka secara efektif. Dengan demikian, bab ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan wawasan yang mendalam tentang bagaimana UMKM dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang dinamis dan penuh tantangan. A. Tren dan Perkembangan Bisnis Tren dan perkembangan bisnis saat ini menggambarkan lanskap yang dinamis dan terus berubah bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu aspek yang memperkuat transformasi ini adalah adopsi teknologi. UMKM semakin mengintegrasikan solusi teknologi informasi dan komunikasi dalam operasional mereka, termasuk aplikasi manajemen inventaris, sistem pembayaran digital, dan pemasaran online. Ini D
167 memungkinkan UMKM untuk meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan layanan pelanggan, dan memperluas jangkauan pasar melalui platform e-commerce. Fenomena ini diperkuat oleh penetrasi internet yang semakin luas, ketersediaan infrastruktur digital yang lebih baik, dan perangkat seluler yang semakin terjangkau. Selain itu, tren keberlanjutan menjadi aspek penting dalam pengembangan UMKM modern. Perubahan iklim dan kesadaran lingkungan yang meningkat telah mendorong permintaan akan produk dan layanan yang ramah lingkungan. Sebagai respons, UMKM mulai mengintegrasikan praktik bisnis berkelanjutan dalam operasional mereka, termasuk penggunaan bahan baku daur ulang, pengurangan limbah, dan peningkatan efisiensi energi. Langkah-langkah ini tidak hanya memenuhi tuntutan pasar yang semakin peduli lingkungan, tetapi juga menghasilkan efisiensi biaya jangka panjang dan memperkuat citra merek. Selain teknologi dan keberlanjutan, perubahan dalam perilaku konsumen juga menjadi pendorong utama dalam tren bisnis. Konsumen kini lebih memperhatikan pengalaman pembelian, personalisasi produk, dan keterlibatan merek. Dalam menanggapi hal ini, UMKM perlu memperhatikan strategi pemasaran yang memprioritaskan interaksi langsung dengan pelanggan, penggunaan data untuk personalisasi pengalaman belanja, dan membangun merek yang memiliki narasi dan nilai yang kuat. Dengan memahami tren ini, UMKM dapat mengidentifikasi peluang baru, mengantisipasi perubahan
168 pasar, dan mengembangkan strategi pertumbuhan yang tepat untuk masa depan yang lebih baik. B. Perspektif Masa Depan untuk UMKM Perspektif masa depan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menawarkan pemandangan yang menarik dan penuh potensi. Salah satu aspek kunci yang akan memengaruhi masa depan UMKM adalah terus meningkatnya digitalisasi. Dalam beberapa tahun terakhir, terobosan teknologi telah mengubah cara UMKM beroperasi, terutama dalam hal pemasaran, manajemen inventaris, dan layanan pelanggan. Masa depan UMKM diperkirakan akan semakin terhubung secara digital, dengan lebih banyak bisnis yang mengadopsi solusi berbasis teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan daya saing. Selain digitalisasi, globalisasi juga akan memainkan peran penting dalam perkembangan UMKM di masa depan. Dengan terbukanya pasar global melalui platform e-commerce dan kemajuan dalam logistik internasional, UMKM sekarang memiliki akses yang lebih luas ke pasar luar negeri. Ini membuka peluang baru untuk ekspansi bisnis, kolaborasi lintas batas, dan kerja sama internasional. Namun, UMKM perlu mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi tantangan seperti perbedaan budaya, persaingan global, dan regulasi perdagangan internasional. Terakhir, pemberdayaan UMKM akan menjadi fokus utama dalam perspektif masa depan. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah semakin memberikan
169 dukungan dalam bentuk pelatihan, pendanaan, dan infrastruktur untuk membantu UMKM tumbuh dan berkembang. Dengan meningkatnya perhatian terhadap sektor UMKM, diharapkan lebih banyak wirausaha muda yang terinspirasi dan lebih banyak bisnis UMKM yang berkembang menjadi perusahaan yang sukses dan berkelanjutan. Dengan menerapkan strategi yang tepat dan memanfaatkan peluang yang tersedia, UMKM dapat menjadi tulang punggung ekonomi yang kuat dan berkelanjutan di masa depan. C. Rekomendasi untuk Pengembangan UMKM Dalam merumuskan rekomendasi untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), beberapa langkah strategis dapat diambil untuk memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif. Pertama, penting untuk terus mendorong digitalisasi UMKM dengan memberikan akses lebih luas ke teknologi informasi dan pelatihan terkait. Pemerintah dan lembaga terkait dapat memberikan insentif dan bantuan untuk memfasilitasi adopsi teknologi, yang dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar mereka. Selanjutnya, kolaborasi dan kemitraan strategis antara UMKM dapat menjadi kunci keberhasilan di masa depan. Dengan bekerja sama dalam rantai pasokan atau menggabungkan sumber daya untuk inovasi produk atau pemasaran bersama, UMKM dapat memperkuat posisi mereka di pasar dan meningkatkan daya saing.
170 Pemerintah dan organisasi industri juga dapat memfasilitasi terbentuknya jaringan kemitraan dan inkubator bisnis untuk mendukung pertumbuhan UMKM. Selain itu, keberlanjutan lingkungan harus menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan UMKM. Mendorong praktik bisnis yang ramah lingkungan dan mendukung inisiatif yang berkelanjutan dapat membantu UMKM memenuhi tuntutan pasar yang semakin sadar lingkungan. Insentif fiskal dan pendanaan khusus untuk UMKM yang mengadopsi praktik bisnis berkelanjutan dapat menjadi salah satu langkah yang efektif. Hal yang tidak kalah penting adalah meningkatkan akses UMKM ke pasar global. Ini bisa dilakukan melalui pembukaan akses ke platform perdagangan internasional, pameran dagang, atau program ekspor-impor yang didukung oleh pemerintah. Dukungan dalam hal pelatihan tentang persyaratan perdagangan internasional dan akses ke layanan logistik global juga dapat membantu UMKM mengatasi hambatan dalam ekspansi ke pasar luar negeri. Dengan menerapkan rekomendasi ini secara efektif, UMKM dapat menghadapi masa depan dengan keyakinan dan memperkuat kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
171 D. Rangkuman 1. Tren dan perkembangan bisnis saat ini menunjukkan pentingnya UMKM untuk terus beradaptasi dengan perubahan, baik dalam hal teknologi, pasar global, maupun keberlanjutan lingkungan. 2. Dalam perspektif masa depan, UMKM memiliki potensi besar untuk berkembang jika dapat memanfaatkan peluang yang muncul dan mengatasi tantangan yang ada. 3. Untuk mencapai hal tersebut, rekomendasi penting termasuk memperkuat digitalisasi, mendorong kolaborasi dan kemitraan, memperhatikan keberlanjutan lingkungan, dan meningkatkan akses pasar global. E. Evaluasi Master Plan Rekomendasi untuk Masa Depan UMKM Deskripsi Tugas Mahasiswa diminta untuk menyusun sebuah master plan yang berisi rekomendasi untuk pengembangan dan pertumbuhan UMKM ke depan. Master plan ini harus
172 mencakup berbagai aspek, termasuk strategi pemasaran, inovasi produk, pengelolaan keuangan, dan tanggung jawab sosial. Plan harus didasarkan pada analisis mendalam tentang tren bisnis, tantangan, dan peluang yang dihadapi UMKM saat ini, serta perspektif masa depan industri. Langkah-langkah 1. Lakukan analisis tentang tren bisnis terkini dalam industri UMKM. Tinjau perkembangan pasar, teknologi, dan kebijakan yang dapat mempengaruhi UMKM. 2. Identifikasi tantangan utama yang dihadapi UMKM saat ini, seperti persaingan pasar, perubahan teknologi, atau keterbatasan sumber daya. Selain itu, identifikasi juga peluang yang ada, seperti permintaan pasar yang berkembang atau tren inovasi. 3. Buat strategi pemasaran yang efektif untuk membantu UMKM meningkatkan visibilitas dan mencapai target pasar yang lebih luas. Pertimbangkan penggunaan media sosial, promosi online, dan kemitraan strategis. 4. Usulkan inovasi produk dan layanan yang dapat membantu UMKM tetap relevan dan kompetitif dalam pasar yang berubah. Tinjau tren konsumen dan identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi. 5. Berikan rekomendasi tentang pengelolaan keuangan yang efisien dan berkelanjutan untuk UMKM. Tinjau strategi pengelolaan kas, pembiayaan, dan perencanaan anggaran.
173 6. Sertakan rekomendasi tentang bagaimana UMKM dapat memperkuat tanggung jawab sosial mereka, baik dalam hal lingkungan, kesejahteraan karyawan, maupun kontribusi terhadap masyarakat lokal. 7. Tentukan langkah-langkah implementasi untuk setiap rekomendasi yang diajukan, termasuk waktu pelaksanaan, alokasi sumber daya, dan penilaian kinerja. Catatan Tambahan: 1. Pastikan untuk memberikan pembenaran yang kuat untuk setiap rekomendasi yang dibuat didukung oleh data dan analisis yang relevan. 2. Pertimbangkan juga kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam implementasi rencana, dan sertakan strategi mitigasi yang sesuai.
174 Daftar Pustaka Aribawa, D. (2016). Pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja dan keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Jurnal Siasat Bisnis, 20(1 SE-Articles), 1–13. https://doi.org/10.20885/jsb.vol20.iss1.art1 Aripin, M. Z., Febrianto, A., & Jadid, U. N. (2022). Product Based Value Added Dalam Meningkatkan. 8(1), 102– 120. https://doi.org/10.30739/istiqro.v8i1.1310 Citrawati, J., & Ahmar, N. (2018). Klasifikasi “BUKU”(Bank Umum Kegiatan Usaha) dan determinan kinerja keuangan bank. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP), 5(02), 259–270. Dahri, N., & Dewi, M. (2023). Dasar Kewirausahaan. CV. MUHARIKA RUMAH ILMIAH. Dan, K., Kewirausahaan, I., Penyusun, T. I. M., Kelautan, P., & Perikanan, D. A. N. (2021). Kreatifitas dan inovasi kewirausahaan. Dr. Alexander Thian, M. S. (2020). Kewirausahaan. Penerbit Andi. DR. Istianingsih. M.S.AK., C.A., CSRA., C. (2019). Kewirausahaan | Buku Ajar Untuk Mahasiswa. Tribudhi Pelita Indonesia. Dr. Muh. Fahrurrozi, S.E., M.M. Pahrudin, M. P. (2021). Kewirausahaan. In Universitas Hamzanwadi Press. Universitas Hamzanwadi Press.
175 Fabiana Meijon Fadul. (2019). Buku Ajar Kewirausahaan. Eureka Media Aksara. Hanana, A. (2022). Trend Postingan Selebrasi sebagai Bentuk Eksistensi Diri Generasi Muda di Sosial Media Instagram. AL MUNIR: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 13(01), 87–107. Hariyanto, D. (2021). MEMENANGKAN PERSAINGAN BISNIS PRODUK FARMASI MELALUI MARKETING PUBLIC RELATIONS. Hasibuan, A., Purnomo, A., Nurofik, A., Sudarso, A., Faried, A. I., Saputra, D. H., Aribowo, H., Soetijono, I. K., Simarmata, J., & Hastuti, P. (2021). Kewirausahaan dan UMKM. Hendro. (2021). Kewirausahaan. Erlangga. Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Buku Ajar Kewirausahaan Entrepreneur Agribuisiness Start Your Own Buisiness. Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58. Hery, A. (2019). Kewirausahaan. Penerbit Yrama WIdya. Jamaaluddin, J. (2017). Buku Ajar Kewirausahaan. In Muharika Rumah Ilmiah. Muharika Rumah Ilmiah. https://doi.org/10.21070/2017/978-602-5914-55-3 Jeong, Y., & Kim, M. (2022). Effects of perceived organizational support and perceived organizational politics on organizational performance: Mediating role of differential treatment. Asia Pacific Management Review, 27(3), 190–199. https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2021.08.002
176 Kemdikbud. (2021). Panduan Program Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia 2021. Belmawa Kemdikbud. Komalasari, D., Pebrianggara, A., & Oetarjo, M. (2021). Buku Ajar Digital Marketing. Umsida Press, 1–83. Kuswibowo, C., Muhammad Fuad, S. E., Lalita Vistari, S. S., Agus Gunawan, S. E., Wulandari, S. S., Rachman, I. R. H. A., ST, M. M., Titin Dunggio, S. E., Mogi, I. K. A., & Kom, S. (2024). Modal Dasar Kewirausahaan. CV Rey Media Grafika. Lina. (2015). Analisis Kelayakan Usaha Gula Semut Anggota Koperasi Serba Usaha (Ksu) Jatirogo. Ekp, 13(3), 1576– 1580. Priansa, S. dan D. J. (2014). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Alfabeta. Razak, M. A. M. (2015). Kewiraushaan Teori dan Aplikasi. In MagnaScript Publishing. Riniwati, H. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia: Aktivitas Utama dan Pengembangan SDM. UB Press. Romadhoni, S. A., & Anwar, M. (2024). Analisis Brand Awareness Pada Minuman Kekinian Di Kelurahan Rungkut Kidul: Studi Pada Usaha Minuman Lokal. Pandawa: Pusat Publikasi Hasil Pengabdian Masyarakat, 2(1), 194–201. Rukmana, E. H. (2021). Pengantar Kewirausahaan. DIVA PRESS. Rusanti, W. D. (2020). Kewirausahaan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rusdiana, H. A. (2018). Kewirausahaan Teori dan Praktik. In
177 Journal for Research in Mathematics Learning (Vol. 2, Issue 4). Pustaka Setia. Santoso, E. (2018). Pengaruh Era Globalisasi terhadap hukum bisnis di Indonesia. Prenada Media. Setiawan, H. C. B., & Fatimah, N. (2020). Dasar Dasar Kewirausahaan: Teori dan Aplikasi. PT Berkat Mukmin Mandiri. Shalahuddin, I., Maulana, I., & Eriyani, T. (2018). Prinsipprinsip dasar kewirausahaan. Deepublish. Solehudin, M. M., Zulkifli, S. E., SH, G. A. A., MM, Ch., Puspitasari, N., Rita, I. W., Anis Marjukah, S. E., Suarni, A., Melati, S. E. M., & Noor, L. S. (2023). Konsep Dasar Kewirausahaan Digital. Cendikia Mulia Mandiri. Sulastri, L. (2016). Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha. In LaGood’s Publishing. Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Bookchapter Kewirausahaan (Konsep dan Praktik). In Suparyanto dan Rosad (Vol. 5, Issue 3). Nuta Media. Tinggi, S., Ekonomi, I., & Ekatana, I. (2022). DIGITAL MARKETING BEBASIS MEDIA SOSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN UMKM : SYSTEMATIC LITERATURE. 1(November). Triningtyas, D. A. (2016). Dasar-Dasar Kewirausahaan. CV. Ae Media Grafika. Yulius, Y. (2021). Manajemen Kreatif dan Inovatif. Fakultas Ekonom dan Bisnis UPI Y.A.Ii.
178 Glosarium Kemandirian Finansial : Kemampuan individu atau entitas untuk mengelola keuangan mereka sendiri tanpa tergantung pada pihak lain Bisnis Model Canvas (BMC) : Alat pengembangan bisnis yang digunakan untuk merancang, menggambarkan, dan menjelaskan model bisnis sebuah perusahaan secara komprehensif Kewirausahaan : Proses memulai, mengembangkan, dan mengelola bisnis baru atau inovatif dengan tujuan mencapai keuntungan dan pertumbuhan. Pengakuan dan Pencapaian : Dorongan untuk mencapai pengakuan atas prestasi dan keberhasilan yang diraih dalam bidang tertentu. Inovasi dan Kreativitas : Kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru atau solusi yang inovatif untuk memecahkan masalah yang ada. Tantangan Bisnis : Hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh individu atau
179 organisasi dalam menjalankan usaha atau mencapai tujuan bisnis mereka. Pemasaran : Serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mempromosikan, menjual, atau mendistribusikan produk atau layanan kepada pelanggan potensial. Keberlanjutan : Konsep yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Analisis SWOT : Pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dalam sebuah proyek atau organisasi. Rantai Pasokan : Serangkaian proses yang melibatkan pergerakan barang atau informasi dari pemasok hingga konsumen akhir. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) : Pengelolaan aspek-aspek yang berkaitan dengan karyawan, termasuk perekrutan, pengembangan, dan
180 pemeliharaan staf organisasi. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) : Konsep di mana perusahaan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari kegiatan mereka serta bertanggung jawab secara moral. Keuangan : Bidang yang berkaitan dengan pengelolaan uang, investasi, dan sumber daya keuangan lainnya. Kinerja Bisnis : Penilaian atas seberapa efektif sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Risiko Bisnis : Kemungkinan terjadinya kerugian atau ketidakpastian yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam operasinya. Pengembangan Produk : Proses merancang, mengembangkan, dan memperkenalkan produk baru atau yang sudah ada ke dalam pasar. Manajemen Risiko : Proses identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko yang mungkin dihadapi oleh sebuah organisasi. Pasar : Tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan pertukaran barang atau layanan.
181 Keputusan Bisnis : Keputusan yang diambil oleh manajemen atau pemilik bisnis untuk mempengaruhi arah atau hasil dari operasi bisnis. Pengukuran Kinerja : Proses mengevaluasi kinerja sebuah organisasi atau individu berdasarkan tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
182 Indeks A Analisis, v, 37, 38, 40, 42, 44, 47, 48, 49, 62, 69, 76, 96, 207, 208, 211 ancaman, 37, 45, 46, 47, 48, 50, 51, 56, 73, 77, 211 aspek, vii, 1, 2, 3, 13, 27, 31, 32, 34, 39, 45, 54, 66, 75, 80, 83, 105, 106, 112, 131, 137, 140, 146, 147, 149, 151, 156, 160, 162, 163, 164, 166, 167, 171, 184, 186, 193, 195, 196, 198, 203, 211, 216 B barang, 6, 139, 142, 143, 148, 150, 151, 211, 212 Bisnis, iii, v, vi, vii, 33, 37, 53, 54, 56, 59, 62, 120, 167, 168, 175, 196, 205, 207, 209, 210, 212 BMC, vi, vii, v, vi, vii, 21, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 111, 118, 119, 120, 121, 122, 183, 188, 189, 190, 191, 192, 193, 194, 195, 210, 216 E ekonomi, vi, 2, 4, 5, 6, 14, 19, 22, 24, 25, 37, 38, 40, 48, 80, 133, 168, 172, 199, 201, 211 entitas, 131, 132, 135, 210 F Finansial, 127, 210 I ide, 3, 7, 13, 14, 53, 54, 55, 59, 60, 61, 62, 63, 111, 114, 210 individu, 4, 5, 6, 11, 54, 61, 131, 153, 155, 156, 161, 178, 210, 213 Inovasi, vi, 13, 14, 111, 115, 116, 117, 118, 121, 157, 187, 189, 210
183 investasi, 15, 25, 80, 98, 124, 126, 131, 148, 157, 162, 175, 176, 212 K Kemandirian, 9, 210 keuangan, 9, 57, 69, 79, 80, 85, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 131, 132, 133, 135, 136, 137, 138, 160, 176, 178, 184, 187, 203, 204, 205, 210, 212 Kewirausahaan, v, 1, 2, 4, 9, 19, 205, 206, 207, 208, 209, 210 Kinerja, vii, 157, 162, 183, 187, 212, 213 Konsep, v, 21, 25, 209, 211 Kreativitas, 210 M Manajemen, iii, v, vi, vii, 123, 127, 139, 144, 153, 207, 208, 209, 211, 212 Model, vi, vii, v, vi, 21, 22, 24, 26, 28, 29, 31, 33, 34, 35, 53, 56, 57, 59, 60, 62, 65, 66, 68, 70, 77, 111, 118, 121, 183, 188, 194, 195, 210, 216 O Opportunities, v, 44, 46, 211 organisasi, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 56, 75, 126, 144, 154, 155, 156, 157, 158, 159, 163, 165, 168, 174, 199, 200, 210, 211, 212, 213 P Pasar, 29, 68, 76, 102, 133, 212 Pasokan, vii, 139, 142, 143, 211 Pemasaran, vi, 95, 96, 98, 211 pemasok, 30, 43, 79, 84, 122, 134, 139, 142, 144, 145, 146, 174, 175, 211 Penilaian, 212 perusahaan, 22, 23, 24, 26, 29, 30, 34, 35, 41, 56, 57, 59, 60, 61, 62, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 80, 81, 82, 83, 84, 87, 91, 92, 93, 112, 113, 115, 119, 120, 122, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 131, 133, 134, 143, 145, 146, 153, 154, 159, 161, 162, 163, 168, 169, 170, 172, 176, 178, 180, 181, 199, 210, 211, 212 produk, 4, 5, 8, 12, 13, 22, 23, 29, 37, 41, 43, 48, 49, 56, 58, 59, 60, 68, 69, 71, 73, 80, 87, 97, 99,
184 100, 101, 102, 103, 104, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 121, 122, 139, 143, 144, 146, 148, 149, 150, 158, 163, 165, 176, 179, 180, 186, 187, 189, 196, 197, 200, 203, 211, 212 R Rantai, vii, 139, 142, 143, 211 W Weaknesses, v, 44, 45, 211
185 Tentang Penulis Dr. Ir. Hadi Purnomo, M.Si. Penulis lahir di Medan pada bulan Agustus tahun 1966. Meraih gelar Doktor dari Sekolah Bisnis IPB Bogor. Gelar Magister Sains (M.Si) diraih dari Sekolah Pasca Sarjana Buku Timur Tengah Universitas Indonesia pada tahun 2009, mengambil kekhususan Ilmu Ekonomi dan Keuangan Syariah. Karir Penulis sebagai bankir profesional adalah sebagai Direktur Bisnis di Bank Panin Dubai Syariah (2013-2025), Kepala Divisi Pembiayaan Korporasi dan Investasi di Bank Syariah Mandiri (2009- 2013), Kepala Divisi Restrukturisasi di Bank Syariah Mandiri (2007- 2009). Penulis pernah bekerja di Bank Danamon Indonesia, sebagai Area Branch Coordinator Bank Danamon Yogyakarta dan Bank Danamon Solo. Selama berkarir lebih dari 26 tahun di industri perbankan, penulis telah memiliki berbagai sertifikasi keahlian dibidang perbankan konvensional dan syariah, training dan workshop baik di dalam maupun di luar negeri. Sejak tahun 2022, Penulis dipercaya sebagai Komisaris Utama PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera. Saat ini Penulis merupakan Anggota Komite Skema di LSPBadan Sertifikasi Manajemen Risiko (LSP-BSMR). Keahlian di bidang risk management, banking strategic management, corporate banking, restructuring and collection, dan human
186 capital development, telah menjadikan penulis aktif sebagai pembicara utama pada berbagai seminar, workshop dan training lingkup nasional, dan juga sebagai konsultan manajemen proses spin-off dan konversi bank syariah serta penyusunan studi kelayakan bisnis dan penyusunan corporate planning, blueprint and roadmap. Sejak tahun 2016, Penulis aktif sebagai Dosen Pasca Sarjana STIMA IMMI, Jakarta dan Dosen Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Tazkia dan pengajar S1 di Perbanas Institute. Beberapa karya ilmiah dalam bentuk jurnal dan buku telah dihasilkan oleh penulis. Tujuh buku terakhir yang telah dihasilkan adalah Kapital Intelektual: Modal Tidak Berwujud Pendorong Pertumbuhan Bank Syariah di Era Digital; Model Penguatan Tata Kelola Bank Syariah: Teori, Praktek dan Gagasan Konseptual; Pendekatan Model Logit: Strategi Memprediksi Peluang Kegagalan Penanganan Pembiayaan Bermasalah di Perbankan (buku monograf), Manajemen Stratejik Bank: Strategi Bisnis Bank Syariah Pasca Spin Off dan Konversi; Model Tata Kelola Bank Syariah Berbasis Soft System Methodology (buku monograf); Manajemen Pemasaran: Meningkatkan Kinerja Pemasaran Bisnis UMKM melalui Iconic Ethnical Product; Buku Monograf berjudul Model Inovasi Produk Berbasis Kinerja Pemasaran Pengusaha UMKM Batik Pamekasan; dan Manajemen Keuangan: Peran Struktur Modal Dalam Penciptaan Nilai Perusahaan.