43 3. Profil pembelajaran siswa yakni metode atau cara yang dipilih atau dilakukan untuk memperoleh informasi atau keterampilan baru. Cara itu, misalnya belajar dengan cara, visula, auditory, hand-on, atau memakai secara deduktif/induktif, serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pembelajaran siswa, misalnya kondisi fisik ruang kelas, aktivitas berkelompok, rasa nyaman, rasa aman, dukungan psikologis lainnya dan iklim belajar di antara sesama siswa di dalam kelas. Selain itu, profil siswa juga dapat dipengaruhi oleh gender dan lebih nyaman belajar dengan cara berkelompok. Guru bisa mengetahui profil pembelajaran siswa melalui inventory yang diis oleh siswa dan mengamati siswa pada saat pembelajaaran berlangsung.
44 Bab 4 Penggunaan Teknologi A. Peran teknologi dalam mendukung personalisasi pembelajaran Dengan perkembangan teknologi pembelajaran yang begiru cepat, dan seiring berjalannya waktu, bahwa teknologi dalam pembelajaran ini adalah suatu kebutuhan serta Upaya untuk meningkatkan suatu mutu diranah dunia Pendidikan. Perkembangan pendidikan serta jugaa pengajaran berjalan secara dinamis sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman yang ada saat ini, maka dari itu diperlukan adanya sebuah kreativitas dan inovasi jalan keluarnya yang tepat, agar dalam penggunaannya disesuaikan dengan perkembangan zaman dan berkesesuaian dengan cakupan serta landasaan teknologis. Oleh
45 karena itu pada umumnya penggunaaan teknologi pembelajaran ini dapat mempermudah anak didik atau peserta didik dalam mencari sumber-sumber belajar tanpa terhalang oleh ruang dan zaman, agar kegiatan belajar mengajar ini dapat terlaksana dengan baik serta lancar dan mampu meningkatkan adanya kualitas pendidikan masa yang akan datang. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Istilah dari teknologi ini bukanlah istilah yang asing bagi setiap semua orang. Apaah lagi pada saat ini, dengan dunia yang sudah canggih, hampir tidak ada lagi batasnya. Untuk sekarang ini setiap orang menggunakan teknologi, tidak hanya pada kalangan orang dewasa atau kalangan terdidik saja, akan tetapi juga sudah mulai merambah kepada anak kecil serta pada kalangan masyarakat biasa sekalipun. Penggunaan teknologi yang dikemukakan tersebut, diantaranya adalah komputer, laptop, serta alat komunikasi seperti Handphone dan lain sebagainya. Teknologi ini merupakan teknologi artian sebuah perangkat keras. Oleh karena itu teknologi telah dikenal sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Serta Inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Inovasi adalah
46 objek dan teknologi pendidikan adalah subyeknya. Keberadaan teknologi ini memiliki makna sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari suatu masalah, karena teknologi ini lahir dan dikembangkan untuk memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh setiap insan manusia. Maka dari ini berkaitan dengan hal-hal , teknologi pendidikan juga dipandang sebagai suatu produk dan juga sebuah proses. Dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan tidak hanya sebuah ilmu akan tetapi juga sebagai sumber informasi dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran. Pada era revolusi industry 4.0 atau yang dikenal sebagai era digital ini telah mengubah paradigma Pendidikan di era abad 21 dengan tidak berfokus pada metode pengajaran, akan tetapi pada pandangan terhadap konsep pembelajaran. Karena ini Pendidikan adalah pondasi yang penting dalam kemajuan suatu bangsa dan negara di Indonesia dengan mengutamakan dalam sektor Pendidikan sebagai tanggung jawab negara. Dalam beberapa decade terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menciptakan perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan munculnya berbagai perangkat keras dan perangkat lunak. Perkembangan teknologi digital pada saat ini dapat mengubah peran manusia dalam segala bentuk dimensi kehidupan, tidak terkecuali dibidang Pendidikan serta pembelajaran. Saat ini teknologi pembelajaran telah memaminkan peran yang semakin penting dalam proses belajar-mengajar.
47 Kecendrungan adanya perubahan serta inovasi dalam dunia pendidikan akan terus terjadi dan berkembang dalam memasuki abad ke- 21 sekarang ini. Perubahan tersebut antara lain: lebih mudah dalam mencari sumber belajar, lebih banyak pilihan untuk menggunakan dan memanfaatkan ICT, makin meningkatnya peran media dan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya sebuah kecendrungan perubahan dan juga sebuah inovasi ini, memiliki implikasi yang sangat luas dalam dunia pendidikan, yaitu perubahan dalam program pembaharuan serta teknologi dalam pembelajaran, perubahan yang ada pada program belajar serta pembelajaran dengan menggunakan metode ekspremental, pengendalian belajar lebih kepada peserta didik, peningkatan adanya IQ (intlelligence quontient) yang diimbangi dengan pembinaan EQ (emotional qoutient), dan SQ (spritual qoutient), ini untuk menuntut pengintegrasian TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dalam kegiatan pembelajaran. Adanya perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan, maka pada saat ini sudah memungkinkan untuk diadakan pembelajaran jarak jauh/daring dalam jaringan dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara peserta didik dengan pendidik. Perubahan adanya tuntutan yang menjadikan didalam dunia pendidikan memerlukan sebuah inovasi dan kreativitas dalam proses kegiatan pembelajarannya oleh karena itu banyak orangorang mengusulkan dalam pendidikan khususnya pembelajaran, akan tetapi sedikit sekali orang berbicara mengenai solusi pemecahan masalah tentang proses
48 belajar dan mengajar yang sesuai dengan tuntutan global pada abad ke 21 saat ini. 1. Pengertian Teknologi Informasi dalam pembelajaran Adanya kemajuan ilmu dan teknologi informasi ini telah semakin banyak merambah dan mengubah dari sudut cara pandang serta gaya hidup masyarakat Indonesia dalam menjalankan setiap aktivitasaktivitas dan kegiatan lainnnya. Perkembangan teknologi informasi semakin pesat di era globalisasi dari keberadaan serta peranan teknologi informasi ini dalam sistem pendidikan telah membawa era baru perkembangan di dunia pendidikan, akan tetapi dengan perkembangan tersebut belum diimbanginya dengan peningkatan sumber daya manusia yang telah menentukan keberhasilan didalam dunia pendidikan di Indonesia umumnya. Peran teknologi dalam pembelajaran adalah untuk mendorong hubungan kolaboratif dan membangun makna dalam konteks yang lebih mudah dipahami. Peran teknologi pendidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas 2. Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu a. Teknologi berfungsi sebagai alat, hal ini TIK digunakan untuk alat bantu bagi pengguna (user) atau peserta didik guna membantu proses
49 kegiatan pembelajaran, contohnya dalam mengolah angka, mengolah kata, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk peserta didik, pendidik serta staf/karyawan, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya. b. Teknologi juga dapat berfungsi sebagai ilmu pengetahuan. Yang dimana dalam hal ini teknologi merupakan bagian dari ilmu yang harus dikuasai oleh peserta didik. Contohnya yaitu teknologi dalam komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi dan ilmu komputer. Dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum yang ada terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh para peserta didik dalam semua kompetensinya. c. Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu dalam kegiatan pembelajaran (literacy). Yang dimana hal ini teknologi diartikan sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Maka dari itu alat komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. Maka dari itu hal ini penempatan teknologi tidak ubahnya pendidik yang berfungsi sebagai: fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
50 B. Aplikasi platform pembelajaran daring dan alat pembelajaran digital lainnya. Pembelajaran daring/online ini adalah sistem pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan platform atau aplikasi pembelajaran yang dapat menunjang sebuah proses kegiatan pembelajaran meskipun dari jarak jauh. Pembelajaran daring merupakan salah satu kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam jarak jauh melalui media yaitu internet dan alat seperti komputer, laptop dan smartphone. Pembelajaran daring lebih menekankan pada ketelitian peserta didik dalam menerima serta mengolah sebuah informasi yang disajikan secara online. Untuk ini dapat disimpulkan pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam kondisi berjauhan dengan memanfaatkan media elektronik serta memerlukan jaringan adanya internet, sehingga dapat memudahkan para peserta didik dalam kegiatam pembelajaran. Proses pembelajaran daring/online bertujuan agar saat pembelajaran dapat lebih mudah dan lancar serta dapat meningkatkan adanya minat, hasil proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran daring ini bertujuan memberikan fasilitas pembelajaran yang bermutu dalam jaringan atau (daring) yang bersifat utuh dan terbuka untuk menjangkau peminat yang lebih banyak dan luas. Perkembangan TIK sebagai media pembelajaran harus benar-benar dipertimbangakan karena apabila tidak tepat dapat memberikan adanya dampak buruk pada manfaat pembelajaran. Salah satu hasil dari perkembangan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang dapat
51 digunakan oleh para pendidik sebagai media guna menunjang pembelajaran daring di masa pandemi yaitu aplikasi zoom, whatsapp group, google meet dan Youtube sebagai sarana pembelajaran berlangsung. Adapun beberapa Aplikasi yang menunjang pembelajaran daring serta alat pembelajaran daring lainnya. 1. Zoom Zoom dapat diartikan sebuah aplikasi video converence yang dikembangkan oleh Perusahaan asal Amerika Serikat (Zoom Video Communications, Inc). yang dapat digunakan pada perangkat computer, smartphone hingga system ruang. Aplikasi zoom ini tersedia dalam 4 pilihan (Basic/gratis, pro, Business dan Enterprices). Secara garis besar fungsi dari aplikasi zoom ini adalah untuk komunikasi dengan menggunakan video serta audio melalui jaringan internet. Aplikasi ini sangat berguna untuk proses kegiatan belajarmengajar secara online serta adanya rapat-rapat penting Perusahaan tanpa perlu kita bertatap muka secara langsung. Melalui aplikasi zoom ini kegiatan pembelajaran dapat memberikan sebuah pengalaman yang lebih bagi peserta didik yang Dimana peserta didik ini dapat berinteraksi secara langsung, peserta didik bisa melakukan tanya jawab, diskusi dan presentasi tentang masalah pembelajaran yang dihadapinya. Zoom dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran online yang dimana sebagai suatu jenis belajar
52 mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet. Pembelajaran virtual ini dilakukan oleh peserta didik dan pendidik dilokasi yang berbeda pada waktu hamper bersamaan. Aplikasi zoom merupakan salah satu metode pembelajaran berbasis e-learning yang Dimana banyak diminati oleh setiap kalangan, dikarenakan dengan aplikasi zoom pendidik dapat memberikan materi, berbagai pertanyaan bahkan juga mengajukan pertanyaan kepada peserta didik secra online dengan berbantuan sebuah internet. Aplikasi zoom merupakan salah satu media pengajaran daring berupa aplikasi yang mempunyai fitur konferensi jarak jauh dengan menyatukan perpaduan video, obrolan online, pertemuan online dan juga bisa dikolaborasikan dengan seluler 2. Google Meet Sebagai platform konferensi video yang dikembangakan oleh pihak Google ialah Google Meet, Google meet merupakan aplikasi yang menyediakan berbagai fitur menarik dan berguna, yang memungkinkan pengguna dapat berkomunikasi, berkolaborasi untuk mengadakan adanya pertemuan secara virtual dengan mudah. Google meet sendiri salah satu platform konferensi video yang efektif serta sanagt disenangi oleh kalangan banyak orang, yang menggambarkan manfaatnya di dalam lingkungan kerja jarak jauh atau dalam jaringan, dan juga dapat memberikan panduan Langkah demi Langkah yang
53 ada tentang cara menggunakan google meet secara efisien dan fleksibel. Penggunaan google meet efektif meningkatkan hasil belajar siswa penggunaan Google Meet juga dapat digunakan untuk proses evaluasi sikap siswa, seperti pada saat siswa menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat maupun pertanyaan terkait materi yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian antusias siswa dapat terlihat. Guru juga dapat dengan mudah untuk menilai keaktifan siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung. 3. Whatsapp Aplikasi ini tidak asing lagi dikalangan masyarakat pada umumnya, semua yang ada dalam genggaman tangan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Dari berbagai generasi-genarasi baik generasi X,Y,Z dan Alpha tidak pernah lepas dengan smarthphone, oleh karena itu dapat memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan guna memanfaatkan salah satu aplikasi sebagai media pembelajaran. Contohnya aplikasi WhatsApp. Apliksi WhatsApp ini banyak pengguna nya dan aplikasi tersebut dapat diperoleh manfaatnya. whatsApp memiliki berbagai fitur-fitur yang cukup lengkap dengan kemampuan mengirimkan pesan, diskusi, mengirim gambar, suara dan juga dokumen. Aplikasi WhatsApp dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran daring. Namun tidak secara komprehensif memperhatikan alasan guru memilih aplikasi
54 WhatsApp sebagai media pembelajaran daring dan bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran daring dengan memanfaatkan aplikasi WhatsApp. 4. Youtube Teknologi digital menjadi media pembelajaran yang sangat berperan penting untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru. Di era teknologi informasi, berbagai macam aplikasi bermunculan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Contoh aplikasi Youtube yang sudah menjadi bagian dari kemajuan teknologi saat ini. Youtube merupakan situs web berbagai video, Youtube didirikan di Amerika pada februari tahun 2005. Saat ini Youtube bisa diunduh di google playstore maupun di web dan dapat di akses secara gratis menggunakan jaringan internet. Pengguna youtube bahkan cukup beragam dari tingkat anak-anak bahkan dewasa. Karakteristik youtube dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu tidak memiliki batas durasi dalam pengunggahan video, memiliki sistem keamanan yang mulai akurat, berbayar, memiliki sistem offline dan memiliki editor sederhana. Hal ini yang membedakan youtube dengan aplikasi lain karena memiliki karakteristik yang membuat banyak orang menggunakannya. Menurut Suryaman (2015) youtube memilki kelebihan sebagai media pembelajaran yaitu sebagai berikut: a. Informatif, yaitu youtube dapat memberikan informasi mengenai perkembangan ilmu dan teknologi.
55 b. Cost Effective, yaitu youtube dapat diakses secara gratis dengan menggunakan jaringan internet. c. Potensial, yaitu youtube merupakan situs yang sangat populer dan memilki banyak video sehingga mampu memberikan dampak bagi pendidikan. d. Praktis dan lengkap, yaitu youtube bisa digunakan dengan mudah dan memilki informasi yang lengkap. e. Shareble, yaitu video youtube dapat dubagikan dengan mudah dengan membagikan link. f. Interaktif, yaitu youtube memiliki fasilitas untuk tanya jawab melalui kolom komentar. Youtube mendapat respon yang baik dari peserta didik karena media pembelajaran yang menampilkan sebuah konten berupa video sehingga menjadi contoh nyata. Konten yang disediakan youtube juga dianggap dapat lebih mudah dipahami. Youtube memang memungkinkan untuk media pembelajaran jarak jauh mengingat kesamaan fungsi dan skema pembelajaran yang tidak menekankan kesatuan ruang dan waktu. Bahkan jika video-video pembelajaran dihadirkan dengan konten menarik tentunya dapat mendorong semangat belajar peserta didik. Tren pengguna youtube yang semakin meningkat dapat menjadi dasar untuk memanfaatkan platform tersebut sebagai media pembelajaran. Dengan pemilihan media YouTube merupakan salah satu media yang cocok dalam penerapan proses belajar mengajar. Adapun keuntungan guru di dalam penggunaan media YouTube adalah YouTube sebagai sumber
56 instruksional yang baik, sebagai sumber alat motivasi mengajar yang dapat melibatkan peserta didik dan gaya belajar yang modern, sebagai sumber pembelajar yang gratis dalam pertimbangan anggaran pendidikan 5. Komputer Alat ini sudah tidak asing lagi dikalangan Masyarakat, computer merupakan alat elektronik yang bekerja secara sistematis dan untuk mengolah berbagai macam data. Computer ialah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas yaitu menerima input serta memproses input sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kemajuan teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia seperti tanpa batas. Berbagai jenis informasi dapat diakses dengan cepat dan akurat. Teknologi komputer ini berbagai kemudahan dapat dirasakan dalam proses pembelajaran seperti persentasi mengajar, akses informasi (e-learning) dan pembuatan pembelajaran berbasis komputer. Secara garis besar peranan teknologi komputer seperti: a. Menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi komputer melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. b. Teknologi komputer memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan infomasi terhadap suatu tugas atau proses. c. Teknologi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-
57 perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses. Dampak komputer dalam pembelajaran Dalam sektor di dunia pendidikan ini pada umumnya dalam pembelajaran dengan hadirnya komputer di meja belajar anak dapat menjadikan minat belajar anak menurun jika apabila tidak ada pengawasan anak bisa menggunakan program komputer yang justru tidak mendidik bahkan membuat anak malas dan kecanduan sehingga enggan belajar. 6. Laptop Laptop adalah salah satu media pendukung dalam proses kegiatan pembelajaran. Terdapat pengaruh yang signifikan antara media pembelajaran dengan prestasi belajar. Penggunaan laptop juga sebagai media belajar memberikan manfaat untuk mempercepat penyelesaian tugas, mengakses informasi literatur mata kuliah, dan mencari sumber materi belajar yang bisa diakses kapan saja. Laptop sebagai teknologi canggih memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam pemanfaatanya khususnya dalam bidang pendidikan. Laptop memiliki beberapa input yang dapat dimanfaatkan antara lain penggunaan laptop sebagai pemutar video ataupun audio, sumber informasi jika terkoneksi dengan internet, penyampaian informasi dengan LCD, proyektor dan berbagai aplikasi yang dapat diterapkan dalam laptop untuk pembelajaran yang efektif dan aktif. Penggunaan laptop dalam kegiatan belajar
58 mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan materi dengan presentasi di depan kelas denga desain power point yang menarik dan disertai dengan sessi tanya jawab. Itu akan memberi sedikit inovasi dalam penyampaian materi sehingga 7. Smartphone penggunaan media pembelajaran berbasis smartphone menjadi sangat baik. Dengan munculnya smartphone aktif dalam mengamati, mendemonstrasikan, melakukan, dan lain sebagainya. Di samping itu, smartphone juga sangat cocok untuk diterapkan sebagai media pembelajaran daring tanpa harus ada pertemuan tatap muka langsung antara pendidik dan peserta didik. Dalam penggunaan smartphone, pendidik harus betulbetul mempertimbangkan beberapa hal, misalnya kemampuan siswa dalam pemanfaatan teknologi, kondisi atau latar belakang orang tua, dan sarana prasarana yang ada. Hal tersebut perlu dilakukan agar nanti ketika sudah menggunakan perangkat yang dipilih tidak menimbulkan masalah baru. Pemanfaatan smartphone sebagai media pembelajaran didukung yang menyatakan bahwa menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran memberikan kesempatan belajar yang lebih mendalam bagi siswa karena dengan menggunakan smartphone siswa dapat mengembangkan pembelajaran melalui penulusuran informasi dari internet, serta melatih ketrampilan mereka dalam melaksanakan praktikum karena prinsip mobilitas yang dimiliki oleh smartphone.
59 Bab 5 Pendektan Instruksional Kreatif A. Pengembangan Strategi Pembelajaran Yang Menggugah Minat Dan Kreativitas Siswa. Istilah dari kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategia. Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis besar haluan bertindak untuk mencapai sasaran yang telah dijelaskan atau diberikan. Menurut Ciputra, pengertian strategi menyangkut 4 (empat) hal penting yakni: sebuah atau lebih cara yang akan ditempuh terus menerus demi tercapainya visi yang
60 dicapainya, dengan menyangkut jangka yang cukup panjang, dan menyangkut sebuah panduan yang mampu merangkum seluruh aspek kehidupan seseorang dan sebuah organisasi, dan mampu memadukan berbagai potensi yang ada dalam diri organisasi atau dalam diri seseorang. Strategi pembelajaran yang dimaksud disini ialah cara yang akan dipilih serta digunakan dari seorang pengajar untuk menyampaikan terkait materi-materi pembelajaran yang ada sehingga akan memudakan peserta didik untu menerima serta memahami materi-materi pembelajaran yang diberikan, pada akhirnya dengan tujuan pembelajaran ini dpaat dikuasainya dan diakhir kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam strategi pembelajaran terdapat sebuah prosedur, teknik atau juga metode-metode, pada akhirnya bahwa ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Menurut Yatim Riyanto, strategi pembelajaran adalah langkah seorang pendidik dalam mengaktifkan, mengefisiensikan serta mengoptimalkan adanya fungsi dan juga interaksi antar peserta didik degan komponen pembelajaran dalam suatu wadah kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang optimal. Modelmodel mengajar ini ialah rencana ataupun pola yang digunakan untuk membentuk sebuah kurikulum, merancang materi-materi yang ada didalam pelajaran, serta dpaat menjadi pedoman pembelajaran di dalam kelas ataupun ditempat lain, dapat disimpulkan bahwasannya strategi Pengembangan strategi pembelajaran yang mampu menggugah minat dan kreativitas siswa asalah aspek
61 penting dalam Pendidikan modern. Strategi pembelajaran ialah sebagai sebuah pola kegiatan pembelajaran yang dipilih serta digunakan oleh pendidik secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, lingkungan sekitar dan kondisi sekolah serta tujuan dalam pembelajaran yang dirumuskan. Adanya kaitan antara strategi pembelajaran dan juga dengan tujuan pembelajaran, diperolehnya sebuah Langkah-langkah dalam proses kegiatan pembelajaran yang efektif serta efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan juga Teknik atau prosedur untuk menjamin bahwa para peserta didik akan mencapai tujuan pembelajaran. 1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning- PBL) Pembelajaran berbasis proyek ini adalah model pembelajaran yang menyangkut adanya pemusatan pertanyaan serta masalah yang ada, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber-sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata. Model pembelajaran berbasis proyek ini berfokus pada suatu konsep serta prinsip inti, memfasilitasi para peserta diidk untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada peserta didik (students centered) dan menghasilkan produk nyata. Menurut Thomas (dalam wena) pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model pembelajaran yang memberikan adanya kesempatan kepada pendidik guna untuk mengelolaa
62 pembelajaran yang ada dikelas dengan melibatkan sebuah projek kerja. Pembelajaran berbasis proyek ialah penerapan dari pembelajaran secara aktif. Pembelajaran berbasis proyek ini salah satu sebgai pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang menyangkut dengan peserta didik atau dengan adanya projek-projek sekolah. Menurut Trianto model pembelajaran berbasis proyek ini mempunyai potensi-potensi yang besar guna membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik, model ini bisa dikatakan bahawa peserta didik terdorong terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan mendalam tentang topik tertentu melalui pengerjaan proyek nyata. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa berperan aktif dalam merencanakan, merancang, dan melaksanakan proyek yang memiliki tujuan spesifik dan hasil yang nyata. B. Konsep dan prinsip pembelajaran berbasis proyek 1. Konteks nyata, pembelajaran berbasis proyek menciptakan konteks nyata dan autentik untuk peserta didik. Peserta didik berurusan dengan proyek
63 yang terkait dengan dunia nyata, memberikan relevansi yang jelas bagi pembelajaran mereka. 2. Kolaborasi, prinsip kolaborasi ditekankan dalam pembelajaran berbasis proyek. Pesreta didik bekerja sama dalam tim atau kelompok untuk menyelesaikan proyek. Melalui kolaborasi, mereka dapat berbagi ideide, memecahkan masalah bersama, dan belajar dari perspektif dan keahlian anggota kelompok lainnya. 3. Inquiry (Penyelidikan), pembelajaran berbasis proyek mendorong penyelidikan peserta didik. Mereka mengumpulkan informasi, melakukan analisis, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri melalui proses penemuan. Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, serta mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi. 4. Pemecahan masalah, pembelajaran berbasis proyek mengajarkan peserta didik untuk menjadi pemecah masalah. Mereka dihadapkan pada situasi atau masalah kompleks yang harus mereka tangani melalui perencanaan, pemodelan, dan pengambilan keputusan. Peserta didik belajar melalui proses pemecahan masalah yang melibatkan berpikir kritis, kreativitas, dan inovasi dalam pemecahan masalah yang terstruktur. Langkah-langkah implementasi pembelajaran berbasis proyek 1. Memilih topik atau masalah yang relevan dan menarik bagi siswa. 2. Menentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan hasil yang diharapkan dari proyek.
64 3. Mendesain kegiatan atau tugas yang mendukung penyelidikan dan pemecahan masalah. 4. Mengorganisir siswa ke dalam kelompok kerja yang terdiri dari anggota dengan peran yang terdefinisi. 5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, dan menganalisis informasi. 6. Memberikan bimbingan dan umpan balik kepada siswa selama proses pembelajaran. 7. Memfasilitasi refleksi dan evaluasi atas hasil proyek yang telah diselesaikan. 8. Menggabungkan presentasi atau pameran proyek untuk membagikan hasil dengan audiens yang relevan Pembelajaran berbasis inkuiri Pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar muridmurid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional. inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada peserta didik, yang mendorong peserta didik untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi. Model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut.
65 Pembelajaran berbasis inkuiri ini merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dosen harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah 2. Mengamati atau observasi 3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya 4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audien yang lain Penerapan pendekatan inkuiri, pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap peserta didik sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar peserta didik telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena
66 persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri ini mahasiswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran Kolaboratif Definisi collaboration yang berasal dari akar kata Latin dengan makna yang menitikberatkan proses kerjasama sedangkan kata cooperation berfokus pada produk kerjasama. Pembelajaran kolaboratif memudahkan para peserta didik belajar dan bekerja bersama, saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu. Pembelajaran kolaboratif adalah suatu filsafat personal, bukan sekadar teknik pembelajaran di kelas. Menurutnya, kolaborasi adalah filsafat interaksi dan gaya hidup yang menjadikan kerjasama sebagai suatu struktur interaksi yang dirancang sedemikian rupa guna memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Pada segala situasi, ketika sejumlah orang berada dalam suatu kelompok, kolaborasi merupakan suatu cara untuk berhubungan dengan saling menghormati dan menghargai kemampuan dan sumbangan setiap anggota kelompok. Di
67 dalamnya terdapat pembagian kewenangan dan penerimaan tanggung jawab di antara para anggota kelompok untuk melaksanakan tindakan kelompok. Pokok pikiran yang mendasari pembelajaran kolaboratif adalah konsensus yang terbina melalui kerjasama di antara anggota kelompok sebagai lawan dari kompetisi yang mengutamakan keunggulan individu. Para praktisi pembelajaran kolaboratif memanfaatkan filsafat ini di kelas, dalam rapat-rapat komite, dalam berbagai komunitas, dalam keluarga dan secara luas sebagai cara hidup dengan dan dalam berhubungan dengan sesama. Penggunaan Teknologi dan Alat Digital Teknologi digital telah membawa perubahan dalam cara penyampaian materi pembelajaran. Sebelumnya, siswa terbatas pada buku teks dan materi pengajaran dalam bentuk cetak. Namun, dengan adanya teknologi digital, siswa sekarang dapat mengakses sumber daya pendidikan yang lebih luas dan beragam, seperti e-book, video pembelajaran, simulasi interaktif, dan konten multimedia lainnya. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui berbagai cara yang lebih menarik, visual, dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Teknologi digital ini memperkenalkan pendekatan pembelajaran yang adaptif. Dengan adanya pembelajaran yang semakin canggih, aplikasi dan platform pembelajaran dapat mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran di setiap individu dan menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan gaya belajar mereka. Hal ini membantu peserta didik untuk belajar
68 dalam ritme mereka sendiri, dengan menyesuaikan tingkat kesulitan dan tempo pembelajaran. Selain itu, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analitik pembelajaran juga memungkinkan pendidik untuk melacak perkembangan pendidik dengan lebih efektif dan memberikan umpan balik yang spesifik untuk membantu mereka dalam mengatasi kesulitan dan mengoptimalkan pembelajaran. Penggunaan media digital ini membutuhkan untuk mempunyai kesadaran akan adanya sebuah etika digital serta tanggung jawab dalam penggunaannya. Peserta didik ini perlu memahami hak cipta, privasi, dan etika dalam penggunaan konten digital. Mereka belajar untuk menghormati hak kekayaan intelektual orang lain, tidak menyalin atau menyebarkan konten tanpa izin, dan menjaga kerahasiaan informasi pribadi mereka dan orang lain. Selain itu, peserta didik juga perlu belajar untuk menggunakan media digital dengan bijak, memahami dampak sosial dan psikologis dari media sosial, serta mempraktikkan perilaku yang aman serta bertanggung jawab dalam lingkungan digital. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan peserta diidk untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap dari metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
69 suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode atau strategi pembelajaran yang menghadirkan permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dan stimulus dalam proses belajar mengajar, Strategi pembelajaran berbasis masalah juga dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pada intinya, metode pembelajaran berbasis masalah ini melatih keterampilan kognitif yang ada pada peserta didik agar terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan, mengumpulkan informasi, bisa mengambil keputusan, membuat kesimpulan sebagai laporan dari mereka. Langkah-langkah di atas sudah sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Nurhadi dan Senduk, sebagaimana dijelaskan bahwa ltahap-tahapan dalam menerapkan metode pembelajaran berbasis masalah diantaranya (Nurhadi & Senduk, 2004): 1. Orientasi siswa kepada masalah; Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar; Pada tahap ini guru membantu siswa mendefinisikan dan
70 mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok; Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya. 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Pada tahap ini guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah; Pada tahap ini guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Selain langkah-langkah tersebut, peneliti dapat mengetahui cara pendidik dalam membimbing peserta didik dengan diterapkannya metode pembelajaran berbasis masalah. Pendidik membimbing peserta didik dengan cara memberikan arahan terkait pembelajaran yang dilakukan, dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi terkait dengan permasalahan yang telah ada, guna mencari informasi, kemudian mendiskusikannya bersama teman-teman sekelompoknya. Sehingga dalam pembelajaran di kelas menjadi aktif karena peserta didik saling berbagi tugas dan saling bertukar ide terhadap persoalan yang akan diselesaikan.
71 Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata pembelajar dan mendorong pembelajar membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan peserta didik. Model pembelajaran kontekstual atau sering dikenal dengan contextual teaching and learning dapat membangkitkan keterlibatan peserta didik ketika belajar di kelas. Pembelajaran kontekstual ini memberikan adanya pengaruh keterkaitan antara bahan ajar serta kehidupan peserta didik di kehidupan dunia nyata. Peserta didik dapat menyatukan pembelajaran pada kehidupan peserta didik sehari-hari yaitu melalui konteks kesesuaian peserta didik di kehidupan sosial dan budaya. Sebuah metode kontekstual ini dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar secara alami. Teori kontekstual ini menerapkan konsep pembelajaran yang dapat membantu pendidik. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (Contextual theaching learning) Beberapa item yang menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut : Melaksanakan komonikasi yang komonikatif (making meaningfull conection) Siswa memposisikan diri sebagai orang belajar aktifdalam mengembangkan minat secara individual, orang yang dapat bekerja mandiri atau kerja
72 kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (Laerning by doing). 1. Melakukan aktivitas-aktivitas yang signifikan (doing significan work). Siswa mengkait-kaitkan antara sekolah dan berbagai konteks dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. 2. Belajar dengan pengaturan sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan kegiatan yang signifikan : ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya atau hasil yang sifatnya nyata. 3. Berkerjasama (colaborating). Guru dan siswa berkolaborasi secara efektif dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomonikasi. 4. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat berpikir ke tingkat yang lebih tinggi, kritis dan kreatif dengan menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuatkeputusan dan menggunakan logika dan bukti-bukti. 5. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa memelihara pribadinya dengan mengetahui, memberi perhatian, memberi harapanharapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiriwalaupunsiswa memerlukan dukungan orang dewasa. 6. Mencapai standar yang tinggi (reaching highstandard). Siswa mengenal dan mencapai standar
73 yang tinggi, maka guru harus mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru menunjukan kepada siswa untuk mencapai (excellece). 7. Dengan penilaian autentik (using autentic assessment). Untuk tujuan yang baik (bermakna) siswa mempergunakan pengetahuan akademik dalan dunia nyata. Contohnya, siswadapat menggambarkan informasi akademik yang telah dipelajarinya untuk dipublikasikan dalam kehidupan nyata. Komponen Pembelajaran Kontekstual (Contextual Theaching Learning) Komponen utama model pembelajaran kontekstual Contextual Theaching Learning) adalah sebagai berikut: 1. Konstruktivisme (constructivim) Konstruktivisme yaitu mengembangkan pikiran siswa untuk belajar lebih baik dengan cara bekerja sendiri, mengkonstruksi sendiri, pengetahuan dan ketrampilan barunya. Hal ini adalah landasan berpikir pembelajaran bagi pendekatan (Contextual Theaching Learning). Pengetahuan riil baginya adalah suatu yang dibangun atau ditemukan oleh siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang harus diingat siswa, tetapi siswa harus merekonstruksi pengetahuan itu kemudian mengartikan melalui pengalaman nyata.
74 2. Menemukan (Inquiry) Inquiry merupakan proses pembelajaran yang berdasarkan pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistimatis, proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, siswa belajar dengan ketrampilan berfikir kritis. Dalam hal ini guru harus merencanakan situasi kondusif supaya siswa belajar dengan prosedur mengenali masalah, menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian (investigasi), menyiapkan kerangka berfikir, hipotesis dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman pada dunia nyata. 3. Bertanya (question) Question adalah mengembangkan sifat ingin tahusiswa dengan dialog interaktif oleh kesluruhan unsur yang terlibat dalam komonitas belajar. Dengan demikian pembelajaran lebih hidup, mendorong proses dan hasil pembelajaran lebih luas dan mendalam. Dengan question mendorong siswa selalu bersikap menolak suatu pendapat, ide atau teori secara mentah. Hal ini mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan mendalami (coriosity) berbagai teori dan dapat mendorong untuk belajar lebih jauh. 4. Masyarakat belajar (learning commonity) learning commonity adalah pembelajaran yang didapat dari berkolaborasi dengan orang lain. Dalan pembelajaran ini selalu dilaksanakan dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah
75 tahu memberu tahu yang belum tahu dan seterusnya. Dalam prakteknya terbentuklah kepompok-kelompok kecil, kelompok besar, mendatangkan ahli ke kelas,bekolaborasi dengan kelas paralel, bekerja kelompok dengan kakak kelas dan bekolaborasi dengan masyarakat. 5. Pemodelan (modeling) Dalam pembelajaran perlu ada model yang dapat dicontoh oleh siswa. Terkait hal ini model bisa berupa cara mengoperasikan, cara melempar atau menendang bola dalam olah raga, cara melafalkan dalam bahasa asing, atau guru memberi contok cara mengerjakan sesuatu. Ketika guru sanggup melakukan sesuatu maka siswa akan berfikir sama bahwa dia juga bisa melakukannya. 6. Refleksi (reflektion) Reflektion merupaksuatu upaya untuk melihat mengorganisir, menganalisis, mengklarifikasi dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari. Untuk merealisasikan, di kelas dirancang pada stiap akhir pelajaran, guru menyisahkan waktu untuk memberikan kesempatan kepada siswa melakukan refleksi dengan cara: pernyataan langsung dari siswa tentang apa apa yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran, catatan atau jurnal di buku siswa, kesan dan saran siswa tentang pembelajaran hari itu, diskusi dan ragam hasil karya.
76 7. Penilaian Otentik (authentic assessment) Untuk mengukur hasil pembelajaran selain dengan tes, harus diukur juga dengan assessment authentic yang dapat memberikan informasi yang benar dan akurat tentang apa yang benar-benar diketahui dan bisa dilakukan siswa atau tentang kualitas program pendidikan. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) menurut (Hasibuan, 2014) adalah sebagai berikut. 1. Membagi siswa dalam kelompok kecil heterogen. 2. Memberikan setiap kelompok satu topik bahasan. 3. Mengembangkan hasil diskusi secara kontekstual dengan bahan ajar yang tersedia. 4. Menarik kesimpulan. Dalam prosesnya, model pembelajaran selalu dipengaruhi oleh kelebihan maupun kekurangan yang tidak dapat terlepas dalam mengaplikasikannya di dalam proses belajar mengajar. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning (Hasibuan, 2014). Adapun kelebihan dari model pembelejaran kontekstual adalah untuk menciptakan suatu proses belajar yang bermakna dan nyata. Peserta didik secara tidak langsung dipengaruhi untuk mampu mendapatkan materi yang sesuai agar tidak terbebani saat banyaknya bahan ajar yang harus dipelajari. Hal ini bisa diperoleh peserta didik untuk tersimpan di memori otak dan peserta didik dengan mudah memahami materi-materi pelajaran.
77 Adapun kelemahan dari model pembelajaran kontekstual menurut (Rusman, 2010) adalah guru berperan dalam membimbing siswa. Dalam penerapannya, peserta didik menyelesaikan masalah secara bersama-sama dengan cara diskusi. Guru bertugas mengelola kelas agar tetap kondusif. Selain itu, guru mengawasi siswa untuk berkembang sesuai proses perkembangannya.
78
79 Bab 6 Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Mandiri A. Keterlibatan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur sedemikian rupa sehingga timbul reaksi siswa ke arah perubahan perilaku yang diinginkan. Dengan konteks pentingnya partisipasi dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran melibatkan pemahaman secara aktif dalam proses belajar. pendidik dituntut untuk mampu berinovasi. Saat peserta didik aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, maka dari itu peserta didik merasa
80 lebih termotivasi dan tertarik pada materi-materi yang dipelajarinya. Dengan keterlibatan dan partisipasi oleh peserta didik ini dapat memungkinkan peserta didik untuk memiliki pengalaman secara langsung, merasa lebih terlibat dan materi yang relevansi dalam konteks dalam kehidupan peserta didik itu sendiri. Adanya partisipasi secara aktif, peserta didik mendapatkan kesempatan untuk beresplore atau menjelajahi ide-ide serta konsep yang ada secara lebih mendalam. Dalam ini peserta didik dapat berdiskusi, mengajukan sebuah pertanyaan terkait materi pembelajaran dan menerapkan pengetahuan yang ada di dalam situasi dunia nyata. Keterlibatan dan juga partisipasi secara aktif ini, peserta didik diajak untuk berpikir kritis serta menganalisis sebuah informasi-informasi yang diterimanya. Oleh karena itu guna untuk menyusun argumen-argumen yang ada, mengambil keputusan dan juga memecahkan sebuah masalah yang ada dengan baik. Ini dapat membantu guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting untuk kehidupan sehari-hari mereka dan masa yang akan datang. Akan hal ini partisipasi aktif dapat melibatkan peserta didik dalam mengerjakan secara kelompok, berdiskusi serta interaksi sosial peserta didik. Bisa jadi dapat memungkinkan peserta didik ini yang nantinya dalam belajar bekerja sama secara kelompok, dapat membangunn komunikasi yang aktif serta efektif, dapaat menghargai pendapat orang lain, serta dapat mengembangkan kreativitas keterampilan sosial ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pembelajaran yang melibatkan partisipasi dan keterlibatan secara aktif, peserta didik didorong dapat mengam-
81 bil sebuah rasa tanggung jawab dari materi pembelajaran yang telah diberikan. Disini peserta didik diberikan kesempatan guna memecahkan sebuah masalah, mengelola waktu, dan mencari sumber daya. Ini dapat membangun suatu kemandirian dan keterampilan pemecahan masalah yang esensial dalam kehidupan peserta didik. Jonassen dan Hung (2008) berpendapat bahwa pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam membangun sebuah pengetahuan, memecahkan adanya permasalahan, dan mengkonstruksi pemahaman-pemahan atau penemuan hal yang baru melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan berpikir, merencanakan atau merancang, berdiskusi, dan mencipta 1. Prinsip-prinsip pembelajaran aktif Prinsip dasar pembelajaran aktif adalah mendorong partisipasi secara aktif oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya menjadi seorang pendengar yang pasif, akan tetapi juga keterlibatan secara langsung dalam kegiatan seperti berkolaborasi aktif, melakukan sebuah mini riset atau penelitian, berdiskusi dalam kelompok, atau melakukan sebuah eksperimen. Prinsip dalam kolaborasi, prinsip kolaborasi ini menekankan pentingnya dari kerja sama dan juga membangun sebuah interaksi sosial antara peserta didik dalam pembelajaran. Dengan melalui kolaborasi, peserta didik dapat saling berbagi pendapat, ide-ide, serta juga pengetahuan yang baru, dan belajar dari perspektif juga pengalaman teman sejawat ataupun teman
82 sebayanya. Aktivitas seperti diskusi kelompok, proyek kelompok, atau simulasi peran dapat digunakan untuk mendorong kolaborasi dalam pembelajaran aktif. Prinsip pemecahan masalah, pembelajaran aktif ini dapat mendorong peserta didik untuk menemukan pemecahan masalah. Peserta didik diberikan tugas atau masalah yang mendorong peserta didik untuk berpikir kritis, mencari solusi, dan menganalisis yang kreatif. Sehingga proses ini, peserta didik akan mendapatkan pengetahuan atau penemuan baru belajar bagaimana mengidentifikasi sebuah masalah, mengumpulkan informasi-informasi ataupun sumber yang didapat, merencanakan strategi, dan mengevaluasi hasil. 2. Manfaat keterlibatan peserta didik serta partisipasi dalam pembelajaran Saat ini ketika peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan proses pembelajaran, memiliki adanyaa kesempatan untuk membangun pemahaman yang cukup mendalam. Keterlibatan dalam diskusi, untuk berbagai ide-ide yang kreatif serta melakukan kegiatan yang interaktif lainnya. Peserta didik juga dapat berpikir kritis dan merefleksikan yang dapat memperkuat pemahaman-pemahaman yang didapatkan oleh peserta didik itu langsung terhadap konsep dan materi-materi pembelajaran. Guna pengembangan keterampilan sceara kognitif peserta didik ini keterlibatan dan juga partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran melibatkan mereka dalam berpikir, menganalisis, sintesis dan juga evaluasi. Ini
83 dapat membantu mereka mengembangkan suatu keterampilan kognitif mereka. Dengan adanaya diberikan pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan penalaran yang baik. Peserta didik juga dpaat banayk belajar dari menghubungkan sebuah sumber informasi-informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, dapat memperluas pemahaman peserta didik itu sendiri serta bisa membuat koneksi pengetahuan yang lebih kuat dalam belajarnya. Dapat meningkatkan sebuah motivasi belajar peserta didik, saat peserta didik terlibat aktif dalam proses kegiatan pembelajaran peserta didik ini merasa lebih mempunyai kontrol atas proses pembelajaran berlangsung. Keterlibatan serta partisipasi secara aktif dpaat memberikan rasa kepemilikan terhadap kegiatan pembelajaran dan juga menciptakan suatu lingkungan yang dapat mendukung eksplorasi dan mencukupi kebutuhan individu setiap peserta didik, maka ini dapat meningkatkann adanya semangat dan juga minat peserta didik dalam memahami materimateri pembelajaran yang telah diberikan. Manfaat selanjutnya pengembangan keterampilan sosial peserta didik, dalam proses terjadinya kegiatan pembelajaran melibatkan antar kolaborasi-kolaborasi secara aktif, yaitu adanya diskusi kelompok atau projek antar kelompok, dapat membantu peserta didik mengembangkan keterampilan interasi sosial serta kolaboratif yang baik. Disini peserta didik dapat membangun sebuah komunikasi, bekerja sama, mendengarkan dan menghargai tia-tiap perspektif dari oranglain, bisa menghargai pendapat dan
84 masukan. Keterampilan sosial penting dalam kehidupan sehari-hati dan partisipasi peserta didik untuk berinteraksi dalam lingkungan masyarakat. Peningkatan retensi dan pemindahan dalam pembelajaran, saat peserta didik keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran, peserta didik kesempatan ini dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang peserta didik akan pelajari dalam situasi nyata. Aktivitas interaktif membantu memperkuat koneksi dan meningkatkan kemampuan peserta didik dengan mengingat kembali informasi. Dengan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang secara relevan, peserta didik dapat memahami dan memindahkan pembelajaran ke situasi baru dengan hal baru. Adanya demikian keterlibatan dan partisipasi dan pembelajaran memberikan manfaat yang terperinci, termasuk pemahaman yang lebih baik, pengembangan keterampilan secara kognitif dan sosial, dan juga motivasi belajar yang meningkat, dan kemampuan untuk menerapkan pembelajaran dalam situasi dunia nyata. B. Keterampilan Belajar Mandiri Dan Penyelesaian Masalah Kemandirian belajar adalah implementasi dari tanggung jawab sebagai usaha belajar guna memperoleh adanya pengetahuan, sikap, dan juga keterampilan. Belajar secara mandiri dipengaruhi oleh keterampilan belajar mandiri, disiplin belajar mandiri, dan keinginan untuk mencapai sebuah tercapainya presetasi belajar, motivasi belajar mandiri ini sangat berpengaruh terhadap
85 hasil belajar yang didapatkan. Jenjang pendidikan tinggi mahasiswa memiliki kebiasaan untuk menentukan materi yang akan dipelajari berapa lama waktu yang dibutuhkan belajar, merekam hasil bacaan dan mengevaluasi sendiri penguasaan materi. pembelajaran yang terjadi teacher centered learning menjadi student centered learning membawa dampak terhadap metode, aktivitas dan hasil belajar saat ini pembelajaran dikenal dengan berbagai aspek pembelajaran yaitu harus seimbang antara kognitif, afektif serta psikomotorik mendorong peserta didik dapat persiapan kemampuan belajar sepanjang hayat, mengintegrasikan dari pengetahuan dasar. Kemampuan memecahkan masalah antara siswa yang difasilitasi belajar mandiri dengan konvesional. Peserta didik yang difasilitasi belajar mandiri menampilkan kemampuan memecahkan masalah lebih baik dibanding peserta didik yang difasilitasi pembelajaran konvensional. Kemampuan memecahkan masalah muncul dalam bentuk kemampuan memahami masalah, menganalisis masalah dan memecahkan masalah yang diberikan kepadanya. Belajar mandiri adalah belajar yang dilakukan oleh peserta didik secara bebas menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan akademik, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajarnya.
86 Bab 7 Evaluasi Umpan Balik A. Pendekatan dalam mengevaluasi kemajuan siswa dalam konteks pembelajaran yang dipersonalisasi Kebijakan evaluasi kinerja pendidik adalah dengan memainkan peran penting dalam menilai serta meningkatkan kualitas pengajaran. Kebijakan-kebijakan ini akan melibatkan berbagai alat, proses, dan standar untuk mengevaluasi praktik mengajar pendidik, pengembangan profesional, dan dampak yang terjadi terhadap pembelajaran peserta didik. Di Indonesia, sama halnya di beberapa negara lain, efektivitas kebijakan- kebijakan tersebut sangat diperlukan untuk memastikan bahwa tenaga pendidik siap untuk memenuhi kebutuhan peserta
87 didik yang terus- menerus berubah dan menyediakan pendidikan yang berkualitas tinggi. Penggunaan sistem ini adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis web dan penerapan standar kinerja pendidik yang merupakan contoh inisiatif yang mempunyai tujuan dapat meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan pengem-bangan profesi pendidik. Mengevaluasi kinerja pendidik, lembaga pendidikan dapat mengidentifikasi area yang kiranya perlu diperbaiki, memberikan dukungan kepada yang tepat sasaran, dan pada akhirnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan kepada para peserta didik. Hubungan antara kebijakan evaluasi kinerja tenaga pendidik dan hasil belajar peserta didik, kualitas layanan pendidikan, dan kepuasan pemangku kepentingan di lanskap pendidikan Indonesia sangat pennting dalam pengambilan keputusan berbasis bukti. Bagian seleksi dan evaluasipada pendidik yang efektif berdampak positif pada prestasi peserta didik serta penghasilan di masa depan. Sistem yang diimplementasikan seperti Sistem Pendukung Keputusan berbasis web mampu menyederhanakan pada proses evaluasi pendidik. Supervisi dan evaluasi diri kepala sekolah secara relevan yang berhubungan terhadap kinerja tenaga pendidik, termasuk dalam kompetensi profesional dan pedagogik. Program Pendidikan Guru (PPG) memainkan peran penting dalam merancang tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Memahami dinamika ini guna membantu para pembuat kebijakan dalam mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu dibenahi, alokasi sumber daya, serta peningkatan sistem secara menyeluruh.
88 1. Kebijakan Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik Kebijakan evaluasi kinerja pendidik sangat penting dalam penilaian serta peningkatan kualitas pengajaran dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Kebijakan-kebijakan ini mencakup berbagai metode seperti kriteria evaluasi, proses dan sistem umpan balik dalam meningkatkan efektivitas pendidik serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktorfaktor yang sangat berperan dengan efektivitas penilaian kinerja di sekolah termasuk komitmen manajemen, metode berbasis kinerja, dan prosedur tindak lanjut. Selain itu, pendapat pendidik dan administrator memainkan peran Kebijakan evaluasi kinerja pendidik sangat penting dalam penilaian serta peningkatan kualitas pengajaran dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Kebijakan-kebijakan ini mencakup berbagai metode seperti kriteria evaluasi, proses dan sistem umpan balik dalam meningkatkan efektivitas pendidik serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktor-faktor yang sangat berperan dengan efektivitas penilaian kinerja di sekolah termasuk komitmen manajemen, metode berbasis kinerja, dan prosedur tindak lanjut. Selain itu, pendapat pendidik dan administrator memainkan peran penting dalam membentuk sudut pandang tentang proses evaluasi kinerja, dengan penekanan cukup pada penerapan demokratis dalam mendapatkan penerimaan yang positif. Kebijakan evaluasi sangat penting karena memandu keputusan serta tindakan dalam proses evaluasi, yang memungkinkan dalam membatasi potensi kontribusi evaluasi.
89 2. Pemenuhan Kebutuhan Peserta Didik Memenuhi kebutuhan peserta didik sangat beragam dan merupakan suatu hal yang rumit dalam dunia pendidikan, yang melibatkan dukungan akademis, sosial, dan emosional. Praktik pengajaran yang efektif serta pembelajaran yang dipersonalisasi merupakan suatu faktor kunci dalam proses ini. Di Indonesia, tantangan ini muncul dikarenakan berbagai macam hal seperti keragaman budaya, sosioekonomi, dan geografis yang memberikan dampak pada pemenuhan kebutuhan peserta didik. Memahami pengaruh kebijakan evaluasi kinerja pendidik dalam memenuhi kebutuhan peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesetaraan pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Dengan banyak pertimbangan melalui dukungan otonomi, kompetensi, dan keterkaitan, para pendidik dapat mendorong kesejahteraan peserta didik dan keberhasilan akademik, terutama bagi mereka yang memiliki ADHD. Pendekatan holistik ini, mencakup beberapa aspek terhadap perkembangan peserta didik, sangat penting untuk mempromosikan lingkungan sekolah yang terlibat langsung dalam hal mendukung serta memberikan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. 3. Kualitas Layanan Pendidikan Kualitas layanan pendidikan mencakup beberapa hal seperti relevansi kurikulum, metode pengajaran, infrastruktur, serta layanan pendukung. Faktor-faktor
90 kunci yang dapat menentukan kualitas layanan pendidikan dan mengukur faktor-faktor penentu ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas layanan pendidikan termasuk motivasi peserta didik, infrastruktur digital, efektivitas interaksi, pengalaman manajerial, dan dukungan teknis. Model kualitas layanan pendidikan dapat dibentukoleh elemenelemen seperti daya tanggap, jaminan, aspek berwujud, empati, dan keandalan yang mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan terhadap peserta didik. B. Hubungan Kemampuan Guru dalam Efektivitas Proses PendidikanInklusi Siswa Sekolah Dasar Menganalisis hubungan antara kemampuan guru dan efektivitas pendidikan inklusif bagi peserta didik khususnya sekolah dasar melibatkan beberapa pertimbangan berbagai faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan pada lingkungan kelas inklusif. Pendidikan inklusif bertujuan untuk meneruskan kesempatan yang tidak memihak bagi semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki beragam kebutuhan belajar. Berdasarkan tujuh Domain Utama menurut teori oleh Educator Standard Ohio Teacher dalam kulipan milik Damayanti (2018) dan lima aspek kompetensi inklusi oleh Harfiani dan Setiawan (2019), efektivitas ini dapat ditinjau berdasarkan beberapa sebagai berikut:
91 1. Hubungan pengembangan pengetahuan profesional dasar. Pendidik memerlukan pemahaman yang kuat tentang prinsip- prinsip pendidikan inklusif, seperti pengajaran yang berbeda, Desain Universal untuk Pembelajaran (UDP), dan dukungan perilaku positif (Jalil, 2018). Seorang pendidik yang berpengetahuan luas dapat menyesuaikan metode pengajarannya untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik. 2. Hubungan pengembanfan pembelajaran peserta didik. Pendidik memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung. Mereka perlu mengelola beragam gaya belajar, kemampuan, dan perilaku secara efektif untuk memastikan suasana positif dan inklusif. 3. Hubungan pengembangan rencana pembelajaran variatif. Pendidik yang terampil dapat menggunakan teknik pengajaran yang berbeda untuk mengatasi beragam gaya dan kemampuan belajar di dalam kelas. Hal ini mungkin termasuk memodifikasi recana pembelajaran, menyediakan sumber daya tambahan, atau menggunakan teknologi bantu. 4. Hubungan pengembangan kolaborasi dan kepemimpinan. Pendidikan inklusif yang sukses bergantung pada kolaborasi antara pendidik, profesional pendidikan khusus, dan staf pendukung, komunikasi dan kolaborasi yang efektif berkontribusi pada pengembangan dan implementasi rencana akomodasi. 5. Hubungan pengembangan analisis dalam penilaian. Pendidik memerlukan peluang pengembangan profesional berkelanjutan untuk tetap mendapat informasi tentang praktik pendidikan inklusif terkini,
92 strategi pengajaran, dan teknologi bantu. Hal ini memastikan mereka dapat terus meningkatkan kemampuan mereka untuk memenuhi beragam kebutuhan peserta didik. 6. Hubungan pengembangan kemampuan sosial dan etika profesional. Sikap dan keyakinan pendidik tentang inklusi berdampak signifikan terhadap keberhasilan pendidikan inklusif. Pendidik dengan sikap positif lebih cenderung menciptakan lingkungan ramah yang menumbuhkan rasa memiliki bagi semua peserta didik. 7. Hubungan pengembangan penerapan lingkungan dengan teknologi. Membangun kemitraan yang kuat dengan orang tua dan masyarakat dapat meningkatkan efektivitas pendidikan inklusif. Pendidik yang melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dan mencari dukungan masyarakat menciptakan jaringan dukungan yang lebih komprehensif bagi peserta didik melalui pemanfaatan digitalisasi. Oleh karena itu, hubungan dan pengaruh antara kemampuan pendidik dengan efektivitas pendidikan inklusif bagi peserta didik sekolah dasar mempunyai banyak segi. Pendidik yang berlandaskan kuat dalam prinsip pendidikan inklusif, keterampilan manajemen kelas yang efektif, dan komitmen terhadap pengembangan profesional berkelanjutan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap keberhasilan praktik inklusif. Kolaborasi, sikap positif, dan lingkungan pendidikan yang mendukung merupakan komponen penting dalam proses pendidikan inklusif yang berhasil.