The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini difokuskan dalam pengulasan konsep-konsep dan implementasi rural entrepreneurship yang ada pada masyarakat pedesaan sehingga relatif kompleks dan relate dengan permasalahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya di Indonesia. Ulasan mengenai permasalahan desa,strategi pengembangan wirausaha desa di bahas dengan lugas. Buku ini diperuntukkan khusus untuk mahasiswa atau peneliti yang berkonsentrasi dalam
entrepreneurship masyarakat pedesaan. Buku ini menyajikan 8 bab yang kompherensif dan lengkap disertai dengan penelitian-penelitian dan contoh aplikatif yang relevan dengan kondisi saat pedesaan kewirausahaan pedesaan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-03-02 02:14:15

RURAL ENTREPRENEURSHIP

Buku ini difokuskan dalam pengulasan konsep-konsep dan implementasi rural entrepreneurship yang ada pada masyarakat pedesaan sehingga relatif kompleks dan relate dengan permasalahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya di Indonesia. Ulasan mengenai permasalahan desa,strategi pengembangan wirausaha desa di bahas dengan lugas. Buku ini diperuntukkan khusus untuk mahasiswa atau peneliti yang berkonsentrasi dalam
entrepreneurship masyarakat pedesaan. Buku ini menyajikan 8 bab yang kompherensif dan lengkap disertai dengan penelitian-penelitian dan contoh aplikatif yang relevan dengan kondisi saat pedesaan kewirausahaan pedesaan.

Rural Entrepreneur - 43 1. Adanya inovasi dan Praktik Inovasi ditemukan sebagai praktik penting dalam semua contoh yang ada, organisasi melakukan Out Of Box memikirkan dan berinovasi produk dan layanan untuk melayani tujuan pembangunan pedesaan atau peningkatan gaya hidup gradasi dari populasi masyarakat pedesaan. 2. Adanya teknologi Teknologi merupakan praktik baik penting yang ditemukan sebagai pembawa layanan di sebagian besar perusahaan pedesaan dibahas. Teknologi membantu organisasi di dalam menghubungkan dengan pasar, pemasok, pengguna Dan lainnya pemangku kepentingan di dalam nilai rantai. 3. Manajemen pengelolaan dan risiko Manajemen risiko merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan. Perusahaan yang berbeda memiliki risiko dan yang berbeda harus mengembangkan strategi untuk mengelola hal yang sama. Ada kalanya perusahaan lahir dari risiko, seperticara untuk mengelolanya. Dalam banyak kasus, risiko operasional dikelola dengan menggunakan platform TI, baik berbasis aplikasi atau beberapa instrumen. Risiko keuangan dikelola dengan mengubah struktur modal organisasi. Organisasi yang didasarkan pada inovasi memerlukan modal awal untuk berinovasi, melakukan uji coba, dan kemudian memproduksi. Beberapa organisasi menggunakan dana modal ventura, ada pula yang menggunakan pinjaman lunak, ada pula yang hanya memilih investasi utang atau ekuitas


44 - Rural Entrepreneur 4. Pengadaan inkubasi Inkubator start-up adalah biasanya organisasi nirlaba. Itu istilah “inkubator” atau “pusat inkubasi” digunakan secara bergantian untuk lingkungan kolaboratif yang dirancang untuk membantu keberhasil-an start-up baru. Dia bagian penting dari ekosistem kewirausahaan apa pun. Pusat inkubasi mana pun dapat ditempatkan secara besar-besaran lembaga pengetahuan seperti IIT, IIM atau NITs. Pusat-pusat ini membantu sebagai platform bersama untuk menarik investor,donor Dan CSR agensi ke dana setiap baru ide. Itu ide ide mungkin atau mungkin bukan menjadi asalkan oleh itu siswadari institut tersebut. Dalam banyak kasus, inovator ingin membuktikan inovasinya, mengujinya, membuat prototipe, dan sebagainya. Menggunakan sumber daya lembaga manajemen pengetahuan membantu lembaga dalam mengumpulkan beberapa pengetahuan baru dan bertindak sebagai forum membiarkan inovator dan investor datang pada platform bersama. 5. Pendanaan Sumber daya keuangan untuk perusahaan mana pun sangat penting. Jumlah uang yang dibutuhkan untuk menyiapkannya pun perusahaan bergantung pada itu ukuran Dan rencana bisnis dari sebuah organisasi. Modal struktur diputar sebuah penting peran dalam memutuskan tentang itu masa depan uang tunai mengalir, laba margin dan pendapatan. Banyak pengusaha pedesaan, yang bekerja di sektor pertanian memerlukan uang awal untuk mobilisasi masyarakat, kapasitas bangunan dan mengembangkan


Rural Entrepreneur - 45 platform untuk pemantauan dan evaluasi dari itu kegiatan. Pengusaha membutuhkan modal awal untuk berinvestasi pada pabrik dan mesin, pembelian produk, pengembangan nilai rantai, pada asrama dari nilai rantai pendukung Dan banyak lagi kegiatan. Ini uang adalah awal investasi, hanya orang yang berani mengambil risiko yang dapat berinvestasi dalam ide ini, karena ide ini bersifat futuristik. Usaha kapitalis, malaikat investor Dan lainnya dermawan meletakkan milik mereka uang di dalam ini jenis dari organisasi setelah menilai risiko dan keuntungan dari itu perusahaan. Perusahaan seperti Jain Irrigation mengerjakan aset mereka sendiri dan selalu mengambil pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Perusahaanperusahaan ini mencari ekuitas hanya jika pemiliknya siap pengenceran dari kepemilikan 6. Dampak sosial Kewirausahaan pedesaan adalah berbeda dari lainnya perusahaan pada satu penting parameter, yaitu porsi, memanfaatkan atau mengembangkan pedesaan komunitas. Sosial dampak adalah sebuah penting faktor untuk pedesaan perusahaan. Dampak sosial membantu organisasi dalam menurunkan biaya modalnya, yang sangat membantu dalam menurunkannya menurunkan periode tenang, menurunkan titik impas dan menurunkan biaya produksi jasa atau produk; ini merupakan masukan penting bagi penduduk pedesaan. Dari contoh-contoh yang dibahas telah kami amati itu membantu di dalam diluar jangkauan, dana membantu di dalam penurunan biaya dari modal dan inkubasi pusat membantu di dalam inovasi.


46 - Rural Entrepreneur Sosial dampak dari setiap perusahaan/proyek membantu di dalam memahami itu efektivitas, efisiensi Dan keberlanjutan. Dampak sosial yang lebih tinggi membantu organisasi untuk bernegosiasi untuk menurunkan biaya modal baik untuk usaha di pedesaan, karena salah satu tujuannya adalah membuat produk terjangkau oleh masyarakat umum orang di dalam pedesaan daerah. Dampak sosial dari program penghidupan yang dijalankan oleh Dharma Life sangat besar, karena diperkirakan akan berdampak pada kehidupan banyak orang masyarakat melalui berbagai bidang tematik yang berbeda dan berpotensi menghadirkan inklusivitas di daerah setempat. Dia Mungkin usaha ini akan sukses atau tidak di masa depan, namun akan ada penyandang dana yang siap melakukannya mengambil risiko ini. 7. Rantai nilai Kemitraan Salah satu praktik terbaik yang terlihat di seluruh contoh adalah penciptaan kemitraan dan penguatan kemitraan secara keseluruhan rantai nilai untuk produk atau layanan utama perusahaan. Hal ini sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang perusahaan mana pun yang rantai nilainya secara keseluruhan diperkuat.


Rural Entrepreneur - 47 Rural Entrepreneurship dalam pemanfaatan dan pelaksanaan kegiatan bisnis melakukan banyak aktivitas yang berciri khas unik dan menarik antara lain sebagai berikut : 1. Pemanfaatan Tenaga Kerja yang Intensif Pedesaan kewirausahaan bersifat padat karya, terlepas dari tahapan apa pun dalam kehidupan Kewirausahaan pedesaan menciptakan peluang bagi migrasi penduduk, karena fakta bahwa mereka mampu menciptakan lapangan kerja lokal. Karena mekanisasi yang lebih sedikit, biasanya dibutuhkan hari kerja dan jam kerja lebih dari kebutuhan perusahaan lainnya. Selain itu, keuntungan tambahannya adalah ketersediaan tenaga kerja yang murah daerah pedesaan. Secara sederhana, perusahaan-perusahaan ini berfungsi sebagai


48 - Rural Entrepreneur katalisator penciptaan lapangan kerja di pedesaan daerah Dan membuat peluang untuk kurang dimanfaatkan manusia sumber daya membantu dalam pengembangan dari lokal ekonomi melalui peningkatan di dalam pembelian kekuatan Dan adalah di dalam sinkronisasi dengan konsep pertumbuhan inklusif. Kewirausahaan pedesaan membantu dalam mengubah sumber daya manusia yang menganggur untuk menciptakan dan berkembang lebih lanjut menjadi sumber daya ekonomi yang lebih berguna, dan sumber daya bernilai tambah ini sangat membantu mengembangkan perekonomian lokal dalam jangka pendek dan menengah. Dalam jangka panjang nilai tambah sumber daya manusia membantu di dalam pertumbuhan nasional. Kita telah melihat bahwa usaha pedesaan termasuk pertanian, kegiatan terkait lainnya, dll; ketika dilakukan di skala komersial. Semua kegiatan ini bila dilakukan dalam skala komersial, pada awalnya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena kurangnya investasi modal dan ketersediaan pengetahuan tradisional lokal. Setelah titik tertentu saat ketika produksi suatu perusahaan mencapai tingkat tertentu dan mampu memperoleh sejumlah keuntungan darinya aktivitasnya, ia memulai mekanisasi proses untuk meningkatkan produksi. Pada saat produksi meningkat, jumlah jam kerja yang dibutuhkan di tingkat perusahaan menjadi lebih sedikit, namun individu terlibat dalam agregasi mentah bahan Dan itu menjualnya di dalam masingmasing pasar menjadi lagi.


Rural Entrepreneur - 49 2. Menggunakan dari Keterampilan Tradisional Kewirausahaan pedesaan melibatkan kegiatan bisnis seputar produk pedesaan termasuk karya seni otentik, industri desa dan rumah tangga, khadi, alat tenun tangan, serikultur, dan lain-lain. Dalam sebagian besar kasus, kita dapat mengamati hal tersebut pengusaha perorangan menghasilkan lebih banyak produk atau mulai memotivasi orang lain untuk memproduksi lebih banyak dan menjadi titik agregasi. Produsen menggunakan keterampilan tradisional mereka dan menjual produk mereka. 3. Lebih sedikit Modal Investasi Pedesaan kewiraswastaan tidak seperti lainnya sedang Dan kecil perusahaan memerlukan lebih sedikit modal ke mulai dengan, skenario spesifik tertentu berlaku pedesaan tergantung pada karakteristiknya dari individu sikap Dan itu jenis dari pedesaan kewiraswastaan terpilih. Itu faktor dipertimbangkan adalah kewirausahaan individu atau berbasis kelompok, bersifat padat modal atau capital intensif dan Inovasi atau peniruan. Ketika mempertimbangkan kebutuhan modal untuk kewirausahaan pedesaan, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi dia: a. Sikap seorang pengusaha pedesaan menentukan banyak hal; seorang inovator pengambil risiko akan mencoba untuk menempatkan uangnya terlebih dahulu dan membuat solusi lokal untuk masalah dengan harga terjangkau bagi orang lain. Risiko apa pun enggan inovator akan mengambil keuangan mendukung dari teman, relatif, malaikat investor


50 - Rural Entrepreneur atau lainnya formal/non-formal keuangan lembaga. b. Ketersediaan Modal dalam rangka promosi kewirausahaan di pedesaan tergolong rendah jika dibandingkan dengan daerah lain perusahaan. Peluang kewirausahaan dengan margin rendah menarik lebih sedikit individu untuk melakukannya memulai suatu perusahaan. Seorang pengusaha pedesaan selalu memperkirakan biaya berbisnis pilihan mata pencaharian lain yang tersedia. Sebagian besar pengusaha dengan ekspektasi keuntungan yang lebih tinggi melakukan hal tersebut tidak terlibat langsung dalam usaha di pedesaan, terutama karena risiko operasional dan biaya peluang. Mereka selalu mencoba ke membuat A tautan dengan pedesaan daerah melalui beberapa penengah, Dan ini penengah adalah pedesaan pengusaha. c. Keahlian Dan kualifikasi Juga bermain sebuah penting peran di dalam bangunan pedesaan kewiraswastaan. Bahkan kesadaran tentang tren terkini dan hal-hal yang dapat dimanfaatkan di tingkat lokal membantu pedesaan mana pun pengusaha. Setiap pembuat tikar yang terampil dapat menggunakan bahan yang tersedia secara lokal dan menjualnya di daerah terdekat Di pasar, membimbingnya untuk memulai usaha tenun tikar. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama produsen dapat membuat sekelompok kecil penenun dan kemudian secara kolektif memproduksi tikar sesuai standar kualitas yang diminta di pasar perkotaan. Kedua, sebuah individu produsen dengan kewirausahaan ketajaman Bisa awal bangunan


Rural Entrepreneur - 51 kapasitas dari tertarik individu dan kemudian meminta mereka untuk berproduksi untuk suatu perusahaan. Kualifikasi tambahan akan membantu pengusaha untuk menyinkronkan tersedia terhadap kesenjangan sumber daya pada tingkat perusahaan. d. Jenis dari pedesaan kewiraswastaan adalah Juga A bermanfaat di dalam memutuskan tentang itu jumlah dari uang diperlukan. Pengusaha pedesaan memanfaatkan agregasi pasokan, etnis lokal, ketersediaan tenaga kerja, kemudahan bahan alam dan faktor sosial ekonomi lainnya. Jenis kewirausahaan adalah permainan lain peran; kelompok kewiraswastaan adalah mudah ke awal Dan mengelola ketika kooperatif Kewirausahaan memerlukan sistem manajemen tingkat besar dan memerlukan dana yang lebih besar. Kelompok kecil dapat berkumpul dengan investasi kecil dan menjalankan usaha mereka dengan lebih baik kontrol. Dalam kewirausahaan koperasi, basis keanggotaannya sangat besar bahkan kecil kontribusinya bersifat lump sum yang besar, sehingga memberikan banyak pilihan dalam kegiatan usaha Dan potensinya pasar (anggota itu sendiri). 4. Terdesentralisasi Produksi Produksi yang terdesentralisasi merupakan karakteristik penting dari setiap usaha pedesaan, alasan utamanya adalah perluasan kapasitas produksi tanpa atau minimal investasi di bidang infrastruktur. Sebagian besar pedesaan produk agregat perusahaan pada tingkat rumah tangga, kelompok atau klaster; ini membantu


52 - Rural Entrepreneur menurunkan biaya fisik infrastruktur diperlukan untuk itu perusahaan dimana seluruh anggotanya perempuan dari kelompok diberikan bahan baku (standar) di mereka tengah dan kemudian masuk malam harinya mereka diharapkan membawa kembali papad. Manajer pusat menghitung papad, mengemasnya, menimbangnya dan mengamati kualitas produk akhir. Anggota perempuan mempunyai fleksibilitas untuk bekerja rumah, Dan perusahaan Juga menikmati investasi 5. Menggunakan dari Lokal Mentah Bahan Ide inti kewirausahaan pedesaan dimulai dengan mengubah materi yang tersedia secara lokal menjadi lebih bernilai barang atau jasa. Materi lokal memberikan pengaruh dalam dua cara; satu adalah ketersediaan bahan dan satu lagi karena keterampilan tradisional untuk menggunakan hal yang sama, diperlukan beberapa inovasi atau peniruan. Solusi yang tersedia secara lokal itu berbagai permasalahan terkait risiko operasional. Untuk membuat kewirausahaan pedesaan layak secara finansial, hal ini perlu dilakukan sangat penting untuk menghemat berbagai biaya terkait ketersediaan dan aksesibilitas bahan baku, pelatihan dan kapasitas bangunan dari manusia sumber ke secara optimal memanfaatkan milik mereka keterampilan untuk produksi dari barang-barang dan jasa. Poligon kolaboratif di sini menunjukkan kerangka kerja terpadu bagi produsen pedesaan. Itu terdiri dari elemen eksternal termasuk penyedia jasa keuangan, pemasar produk lembaga, lembaga penelitian dan pelatihan, dan terakhir pemasok input. Ide poligon ini adalah untuk menunjukkan kolaborasi antara semua


Rural Entrepreneur - 53 faktor eksternal yang penting bagi keberhasilan wirausaha apa pun proses. Pengamatan dekat poligon kolaboratif ini dapat dilihat sebagai ekosistem kewirausahaan, dimana para pelaku pasar, penyedia hubungan,lembaga manajemen pengetahuan dan penasihat teknis berada tersedia. Semua faktor ini bekerja sama untuk mendukung wirausaha pedesaan. Gambar 8. Poligon Kolaboratif (Zarifian, 2010) memandang kompetensi sebagai perpaduan tiga unsur yang saling terkait, pertama adalah individu yang mengambil tanggung jawab dan inisiatif untuk situasi profesional yang mereka hadapi, yang kedua adalah pemahaman logis tentang isu-isu yang didukung oleh pengetahuan yang diperoleh dan evolusi pengalaman baru dalam menghadapi perubahan situasi; Dan kemampuan ke mengerahkan pemangku kepentingan sekitar itu sama situasi. Di dalam sederhana ketentuan Dia menjelaskan kompetensi sebagai gagasan mengambil inisiatif dan


54 - Rural Entrepreneur tanggung jawab atas masalah tertentu dalam situasi spesifik yang dihadapi di dalam kehidupan profesional negara dari urusan. Definisi kompetensi kewirausahaan menurut (Zampier & Takahashi, 2011) menyatakan bahwa itu adalah campuran dari keterampilan, pribadi sifat, pengetahuan, pendapat, karakteristik, sikap atau orientasi itu dapat menambah nilai keterampilan penalaran untuk meningkatkan efektivitas dalam kegiatan bisnis. Hal ini juga memungkinkan seseorang untuk mendukung tindakan dan strategi untuk penciptaan nilai sosial. Kompetensi kewirausahaan fokus pada ciri-ciri pribadi setiap wirausahawan, termasuk pemahaman dan ketrampilan yang memungkinkannya menjalankan suatu usaha lagi efisien dan efektif jalan. Diharapkan para wirausaha bereaksi secara proaktif dan positif terhadap bisnis apa pun yang akan datang atau yang sedang berjalan tantangan, hal ini membantu dalam meminimalkan dampak negatif dari tantangan dan hambatan dalam kewirausahaan ekosistem. Pada ini titik waktu, itu kewirausahaan kompetensi dari sebuah individu diputar -nya kritis peran di dalam menyusun strategi A proaktif mendekati ke menangani mendatang atau berlaku tantangan. Ketika penanganan setiap situasi pada setiap titik di dalam waktu, milik pengusaha prioritas selalu tetap itu perusahaan diri. Wirausaha Kompetensi Bisa menjadi dikategorikan ke dalam lima bagian, yaitu Demografis Karakteristik, sikap, perilaku, Manajerial Dan Teknis. 1. Sikap Kompetensi Sikap merupakan salah satu unsur penting dalam kompetensi kewirausahaan. Kompetensi Sikap adalah kemampuan individu untuk mengadopsi atau menyesuai-


Rural Entrepreneur - 55 kan sikap terbaiknya untuk menghadapi masa lalu, saat ini, atau masa depan peristiwa. Individu sebaiknya bukan mendapatkan terjebak dengan kebiasaan sikap Seorang wirausahawan harus percaya diri, karena ia terusmenerus akan menghadapi berbagasi situasi yang mengharuskannya membuat keputusan berdasarkan firasatnya. Seseorang harus memiliki keyakinan yang besar terhadap dirinya keputusan Dan sebaiknya menjadi percaya diri cukup ke mengambil dihitung risiko. Kewirausahaan pedesaan sebaiknya memahami itu keterbatasan dari miliknya perusahaan Dan kewirausahaan sasaran, kepercayaan diri sebaiknya menjadi fakta- berdasarkan dan realistis. Harus selalu tetap positif terhadap mencapai telah ditentukan sebelumnya sasaran Kemampuan wirausaha untuk mengembangkan kepercayaan diri dan rasa hormat terhadap dirinya disebut sebagai harga diri. Sebuah Pengusaha memuji dirinya sendiri dan merasa bangga karena mampu mencapai kebahagiaan membela kepentingan dan kebutuhannya sendiri. Ia juga harus menjadi pembelajar yang baik dari kesalahan dan harus mampu bangkit kembali ke normal setelah kejadian yang tidak beralasan. Ia sangat memahami kegagalan dan kesuksesan itu adalah dua fase dari setiap proses kewirausahaan, tidak ada yang bisa bertahan lama, tergantung selera pengambilan risikonya tentang miliknya sikap terhadap memakan kegagalan dan melambung kembali. Pengusaha adalah cepat pelajar, mereka Mengerjakan tidak tinggal panjang pada kegagalan, mereka dengan cepat pulih Dan bergerak maju.


56 - Rural Entrepreneur Pengusaha pedesaan bekerja di lingkungan yang penuh ambiguitas, dan itulah bagian tak terpisahkan dari prosesnya. Jika semuanya transparan, mungkin tidak banyak ruang untuk inovasi dan peniruan. Pengusaha toleransi terhadap ambiguitas berarti bahwa ia mampu membuat keputusan berdasarkan situasi tertentu dan mencipta peluang ke membuat itu keseluruhan sistem berkelanjutan. Berhasil pengusaha melihat itu milik mereka pertunjukan adalah berbeda dari yang lain; ini pada akhirnya membedakan berdasarkan berkinerja rendah. Kewirausahaan pedesaan selalu mencoba menghasilkan lebih baik kualitas produk dan jasa, dapat diterima atau di dalam tuntutan di antara milik mereka konsumen. Ini memberi mereka sebuah tepian ke mengantarkan lebih cepat, lebih baik dan lebih murah jalan;Juga, menyimpan mereka di depan dari yang lain di itu pasar. 2. Perilaku Kompetensi Perilaku kompetensi merujuk ke setiap pertunjukan atribut yang dimiliki individu sifat-sifat ditampilkan oleh sebuah pengusaha ke membantu memahami miliknya kesuksesan atau kegagalan di dalam itu diajukan kewirausahaan aktivitas. Perilaku kompetensi adalah keras ke ukuran, sebagai dia adalah lagi bergantung pada milik seseorang reaksi ke luar atau internal tindakan. Perilaku meliputi beberapa yakni insiatif, action, persisten, mengambil risiko, kreatif, dan inovatif. Pengusaha tidak mengikat diri mereka dalam pola tertentu, mereka mengambil tugas dan tanggung jawab multi-domain; ini membantu mereka masuk


Rural Entrepreneur - 57 mengendalikan itu awal kewirausahaan proses. Memukau inisiatif lebih jauh menunjukkan itu sebuah individu adalah mampu dan melihat ke depan ke lagi tantangan dan tugas. Pengusaha selalu mencari peluang untuk menaiki tangga dalam perjalanan kewirausahaan mereka. Mereka selalu membuka mata dan telinga terhadap informasi, ide, dan tren pasar baru. Mereka selalu berusaha melakukannya memanfaatkan apa saja kesempatan, dan cobalah mengidentifikasi peluang bisnis potensial bahkan sebelumnya itu saingan. Seorang wirausaha perlu terus-menerus termotivasi, bahkan dalam situasi bisnis yang penuh tantangan. Mereka tidak mudah menyerah, dan selalu berusaha mewujudkan mimpinya; setelah semua kewirausahaan idenya adalah miliknya otak anak. Pengusaha selalu memikirkan cara dan sarana untuk mendorong atau mengembangkan bisnisnya dengan sukses. Mereka energik, memiliki motivasi diri dan selalu mencari hal-hal baru sebagai peluang untuk bisnisnya. Mereka didorong untuk menjadi sukses dan memiliki banyak motivasi. Inovasi atau peniruan juga penting dalam perjalanan kewirausahaan. Inovasi mengacu pada pola perilaku seorang individu yang memiliki rasa ingin tahu dan aspirasi untuk mengupayakan perubahan dalam modus operandi dan menyambut perubahan tersebut dalam operasinya setelahnya disengaja memeriksa. Pengusaha seharusnya cukup kreatif untuk mengkonversi pasar kesenjangan ke dalam produk atau melayani. Kreativitas dari sebuah pengusaha merujuknya kemampuan ke memikirkan dari baru cara dan memberi solusi.


58 - Rural Entrepreneur 3. Kompetensi Manajerial Kompetensi manajerial mengacu pada seperangkat keterampilan, tujuan dan pendekatan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas. Ciri-ciri keterampilan manajerial termasuk namun tidak terbatas pada keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, pelanggan sentris mendekati Dan mendekati ke bekerja sebagai tim anggota (Czaja, 2017). Kompetensi manajerial antara lain Information Seeking, Systematic Planning, Problem Solving, Persuation, Goal Setting & Persevarance, Technical Knowledge. Keterampilan pemecahan masalah juga sangat penting bagi keberhasilan setiap wirausahawan penerapan pengetahuan dan kemahiran yang sesuai untuk memecahkan masalah apa pun. Masalah-masalah ini muncul saat membawa pada aktivitas bisnis tersebut. Solusi terhadap permasalahan ini memerlukan pemikiran yang inovatif dan kreatif tetap relatif dan tidak dapat diprediksi untuk pesaing. Pengusaha mengambil ke dalam pertimbangan bermacam-macam teknik terlibat di dalam menyelesaikan berbeda masalah dari lingkungan bisnis. Persuasi mengacu pada kemampuan individu untuk menghubungkan, mendorong dan membujuk orang lain untuk mempertahankan kebaikan citra di antara seluruh pemangku kepentingan. Pengusaha yang baik dalam persuasi mampu mendapatkan dukungan dari orang lain hadiah di dalam milik mereka bisnis lingkungan. Sasaran pengaturan adalah Juga sebuah penting elemen di dalam manajerial kompetensi, dia membantu pengusaha di dalam perencanaan terhadap mencapai itu terakhir objektif dari itu proses kewirausahaan.


Rural Entrepreneur - 59 Penetapan tujuan membantu dalam menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik untuk perusahaan bertindak sebagai kekuatan penuntun. Pengusaha sukses mencapai hal-hal besar dengan mengatasi segala rintangan yang datangdi jalan mereka. Wirausahawan perlu mempunyai ketekunan yang meliputi kewajiban, kerja keras, toleransi, dan daya tahan untuk tetap bertahan tenang sambil menghadap kesulitan apa pun. Pengusaha perlu berkomunikasi dengan karyawan internal, vendor eksternal, dan pemangku kepentingan lainnya.Komunikasi mengacu pada transfer ide, rencana, kebijakan dan program kepada semua individu yang relevan. Ini mencakup karyawan, debitur, kreditur, pelanggan, dan semua orang yang berhubungan dengan bisnis. Komunikasi adalah didirikan ke menginformasikan, mempengaruhi Dan cepat milik pengusaha perasaan. Salah satu komponen penting dari setiap wirausahawan pedesaan adalah keterampilan sosialnya; itu termasuk kemampuan mempersepsi orang lain, mengungkapkan perasaan, menciptakan kesan yang baik pada orang lain dan menyesuaikan tindakannya saat ini keadaan sosial di proses bisnis. 4. Kompetensi Teknis Setiap wirausahawan di dunia saat ini perlu memahami perubahan teknis yang cepat yang terjadi di dunia teknologi. Pengusaha memperkenalkan berbagai teknologi dalam tahap produksi untuk memenuhi permintaan. Teknologi membantu pengusaha dalam melayani pelanggannya dengan cepat dan efektif, pengusaha pedesaan beberapa waktu menggunakan


60 - Rural Entrepreneur lokal teknologi solusi (jugad) untuk pelurusan berbeda fase dari bisnis proses lagi efektif jalan. Sebuah pengusaha kebutuhan ke memikirkan secara kreatif di dalam A jalan itu miliknya saingan tidak bisa memikirkan, ini memberi sebuah peluang untuk sukses di pasar. Ia harus ahli secara teknis di bidang operasi yang dipilih. Keterampilan komputer setiap pengusaha di abad ke-21 sebanding dengan kemampuan melek huruf rata-rata orang, teknologi memberi sebuah tepian pada informasi Dan meningkatkan itu efisiensi Dan efektivitas dari perusahaan. Lain penting elemen adalah mengelola itu data yang akan datang dari bidang, penjualan, produksi, memasok, penjualan, dll; manajemen data keterampilan dari sebuah pedesaan pengusaha sangat penting sebagai dia membantu di dalam pemantauan itu aktivitas saat ini dan juga mendukung masa depan rencana melalui ramalan tren. Seorang wirausahawan juga harus menguasai teknis semua peralatan yang relevan lini bisnis, ini penting saat memilih mesin pada tahap berikutnya dan saat menghitung biaya analisis manfaat proses bisnis. Hal yang sama pentingnya bagi seorang wirausaha untuk mengetahui dan memahaminya elemen kebijakan dan perencanaan proses bisnisnya. Ini mencakup semua peraturan dan ketentuan terkait dengan kepatuhan, fidusia, lisensi, dll.; ini membantu dalam merencanakan rencana masa depan dan menjalankan perusahaan itu dengan lancar. 5. Demografi Demografi adalah studi statistik tentang populasi,


Rural Entrepreneur - 61 khususnya manusia; itu mencakup studi tentangukuran, struktur, dan distribusi populasi ini, dan perubahan spasial atau temporal di dalamnya tanggapan ke kelahiran, migrasi, penuaan, Dan kematian (Wikipedia). Demografi bermain sebuah penting peran di dalam kewirausahaan kompetensi, itu diputar lagi kritis peran dalam kewirausahaan pedesaan. Itu demografis karakteristik termasuk, usia, seks, keluarga status perkawinan, literasi tingkat, penghasilan, mata pencaharian pilihan Dan balapan ke yang itu rumah tangga milik. Ini demografis karakteristik membantu individu di dalam memahami itu preferensi dari pilihan, yang di dalam berbelok membantu di dalam temuan itu larutan ke menjadi ditawarkan. Demografi memahami membantu dalam memutuskan tentang itu bisnis


62 - Rural Entrepreneur ural Enterpreneurship menjadi salah satu strategi dalam mendukung pengembangan kesejahteraan dan kemak-muran masyarakat pedesaan secara global. Wirausaha desa berbasis optimalisasi sumber daya lokal memberikan dampak yang besar dalam pengembangan potensi sumber daya manusia pedesaan, meningkatkan akses fasilitas serta prasarana menjadi representative bagi komunitas masyarakat desa untuk pengembangan sosial ekonomi pedesaan (Ansari et al., 2013). Tingkat perkembangan dan struktur produksi industri, ketersediaan modal kewirausahaan, ketersediaan modal manusia yang memadai, fasilitas alam pedesaan (geografis) lokasi, iklim, bantuan), warisan dan kekayaan budaya, serta membangun fasilitas daerah pedesaan (lalu lintas, komunikasi, sosial, infrastruktur wisata) menjadi faktor pendukung akselerasi pembangunan Rural Entrepreneurship. Namun, dibalik faktor tersebut terdapat permasalahan yang seringkali dihadapi oleh masyarakat pedesaan dalam implementasi Rural R


Rural Entrepreneur - 63 Entrepreneurship mulai dari rendahnya edukasi masyarakat, kurangnya awareness masyarakat, hingga pengelolaan potensi desa yang massif. Masyarakat pedesaan umumnya telah mengimplementasikan sistem Rural Entrepreneurship. Namun pelaksanaan Rural Entrepreneurship yang dilaksanakan masih hanya sebatas wirausaha jasa. Mata pencaharian masyarakat pedesaan dengan mayoritas sebagai petani menyebabkan kebutuhan masyarakat akan jasa lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan primer. Tentunya, melihat potensi tersebut, masyarakat pedesaan dengan orientasi profit lebih condong untuk mengimplementasikan wirausaha jasa sebagai pekerjaan sampingan. Faktanya, implementasi wirausaha jasa hanya meningkatkan potensi ekonomi masyarakat pedesaan secara fluktuatif. Sebagai upaya perkembangan ekonomi pedesaan keberadaan desa wirausaha mulai digagas dengan optimalisasi gerakan dan aktivitas kesadaran optimalisasi potensi lokal. Struktur, kondisi lingkungan serta kondisi sosial budaya pedesaan menjadi faktor strategis dalam pengembangan potensi pelaksanaan Rural Entrepreneurship. Penataan ekonomi perdesaan tentunya, sangat penting untuk segera dilakukan dengan pemanfaatan potensi sumber daya desa secara optimal. Pemanfaatan potensi sumber daya desa dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat guna mencapai kesejahteraan yang merata dan berkelanjutan. Pemanfataan sumber daya alam desa dapat diwujudkan melalui dua pendekatan. Pertama, kesadaran kolektif masyarakat untuk melaksanakan perubahan berkelanjutan dan tindakan pencegahan dari kegiatan deskonstruktif. Kedua, kebijakan pemerintah desa dengan dukungan masyarakat untuk mencapai pembangunan berkelanjutan sesuai perencanaan terpadu. Faktanya, saat ini pemanfaatan sumber daya alam desa


64 - Rural Entrepreneur cenderung bersifat eksploitatif sehingga berdampak negatif terhadap keberlanjutan lingkungan dan masyarakat pedesaan. Melihat urgensi permasalahan tersebut, kehadiran Rural Entrepreneurship yang produktif dapat berpotensi untuk menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di desa secara nyata dan implementatif. Kehadiran Rural Entrepreneurship mampu mendorong peningkatkan produktifitas yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi desa secara nyata. Rural Entrepreneurship merupakan bentuk desa yang melaksanakan kewirausahaan secara terorganisir oleh segenap komponen desa. Rural Entrepreneurship juga dapat diartikan sebagai desa yang mampu menumbuhkan unit-unit usaha skala desa oleh warga desa itu sendiri dengan penguatan pengetahuan, keterampilan, kesadaran berwirausaha. Pengembangan Rural Entrepreneurship mampu memberikan beberapa manfaat mulai dari mengurangi kemiskinan; membuka lapangan pekerjaan baru; melestarikan budaya tradisional; meningkatkan pendapatan masyarakat; menurunkan kesenjangan desa dengan kota; branding dan promosi desa sehingga dikenal lebih luas; dan memanfaatkan sumber daya alam desa secara tepat, lestari, dan berkesinambungan (Kusuma dan Purnamasari, 2016; Purnomo, 2022). Pengembangan kewirausahaan desa menjadi upaya nyata untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi desa. Dibutuhkan kesadaran oleh pemangku kepentingan dan kerjasama dengan masyarakat desa guna menumbuhkan kewirausahaan desa yang tangguh, penuh inovasi, dan kreatifitas. Pelaksanaan Rural Entrepreneurship, pada dasarnya menekankan kolaborasi serta peran aktif lembaga ekonomi desa seperti UMKM, koperasi, hingga BUMDes. Kolaborasi aktif antar peran tersebut mampu membentuk ekosistem dan strategi pemasaran bersama dengan optimalisasi hasil produk dari sumber daya desa dan jasa dari


Rural Entrepreneur - 65 warga. Disisi lain, peran dari lembaga lain juga sangat penting untuk keberlanjutan Rural Entrepreneurship seperti perguruan tinggi, perbankan, hingga kerjasama program Corporate Sosial Responsibility (CSR), diharapkan dapat menjadi mediator dan pendamping kelompok usaha kecil dalam mengembangkan produk barang atau jasa yang memiliki daya saing. Penguatan komunitas pada masyarakat secara berkelanjutan tentunya juga akan mendorong penguatan ekonomi desa berbasis potensi dan kearifan lokal. Penguatan komunitas pada masyarakat pedesaan menyasar pada kemandirian serta kesuksesan hidup bagi masyarakat pedesaan melalui program ini, masyarakat diberikan edukasi mengenai bagimana cara atau upaya memberdayakan dan menggali potensi desa sehingga desa menjadi lebih produktif baik dari segi hasil bumi maupun dari sumberdaya manusianya itu sendiri. Penguatan komunitas pedesaan menggali potensi desa dan peluang usaha yang bersumber dari hasil bumi atau sumber daya alam yang ada di desa tersebut. Menurut Muhi (2011) potensi desa mencakup potensi geografis desa (aspek topologi dan aspek non biotik); Potensi sumberdaya alam di wilayah desa (sumberdaya tanah, sumberdaya hutan, serta sumberdaya air dan kelautan); Potensi sumberdaya manusia di perdesaan (angkatan kerja dan pengangguran); Sumberdaya ekonomi di perdesaan (potensi ekonomi desa, peluang kerja, dan usaha di desa); Potensi sosial dan budaya di perdesaan; serta Potensi kelembagaan di desa. Pengembangan Rural Entrepreneurship di Indonesia saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah daerah setempat untuk mendorong peningkatan ekonomi secara nasional. Namun rendahnya jiwa entrepreneurship mengakibatkan pemerintah menumbuhkan berbagai cara dalam entrepreneurship melalui pendidikan maupun pelatihan. Pemberian materi pendidikan entrepreneurship mulai diarahkan pada dunia pendidikan. Upaya


66 - Rural Entrepreneur ini merupakan langkah pemerintah untuk menumbuhkan korelasi antara inovasi entrepreneur dengan kombinasi sumberdaya. Kegiatan produktif tersebut mampu meningkatkan output pembangunan sehingga negara akan berlomba-lomba untuk menciptakan rural enterpreneurship sebagai akselerator pembangunan. Upaya-upaya kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan Rural Entrepreneurship saat ini dilaksanakan dengan mengembangkan ide, dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan hidup masyarakat pedesaan. Pengembangan Rural Entrepreneurship dilaksanakan melalui cara-cara sebagai berikut, mulai dari pengembangan teknologi baru (developing newtechnology) yang dapat diamati dari pengaplikasian alat-alat pendukung usaha para pelakuusaha; penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge), hal ini bisa diperoleh melalui pemagangan. Penggalian gagasan ide untuk mengembangkan usaha para pelaku, dirasakan dapat disinkronkan dengan potensi desa yang ada di daerah dengan menyusun perencanaan business model canvas. Konsep Business Model Canvas yang diperkenalkan oleh Osterwalder dan Pigneur memegang peran penting dalam membantu masyarakat pedesaan memahami dan merancang kembali model bisnis agar sesuai dengan dinamika era digital. Business Model Canvas merupakan kerangka kerja yang menyajikan secara visual komponen-komponen kunci dalam suatu bisnis serta membantu pemangku kepentingan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih spesifik. Melalui Business Model Canvas, masyarakat pedesaan dapat dengan jelas mengidentifikasi elemen-elemen Rural Entrepreneurship mulai dari segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan dengan pelanggan, sumber daya kunci, kegiatan kunci, mitra kunci, dan sumber pemasukan. Dengan merinci setiap


Rural Entrepreneur - 67 aspek secara detail, perusahaan dapat lebih memahami bagaimana upaya menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai dalam konteks bisnis digital. Era digital memberikan dampak dan perkembangan pada Rural Entrepreneurship di Indonesia saat ini. Kegiatan wirausaha jasa yang monoton, kemudian berkembang dengan pendekatan penguatan potensi desa melalui pendampingan dan peran aktif beberapa lembaga, hingga saat ini lembaga Rural Entrepreneurship telah memasuki era digitalisasi. Lanskap lingkungan bisnis global yang dinamis, tentunya akan menjadi faktor pendukung kemajuan teknologi yang pesat yang sejalan dengan perubahan paradigma masyarakat pedesaan dalam melaksanakan rural enterpreneurship. Melalui transformasi digital rural enterpreneurship mengalami perkembangan yang sangat signifikan terhadap berbagai industri, termasuk UMKM, dan telah mendorong munculnya model dan peluang bisnis baru pada masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan telah mengimplementasikan platform e-commerce untuk mengoptimalkan potensi keberlanjutan UMKM serta memperluas jangkauan pasar dan mengkatkan penjualan skala masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan telah menyadari bahwa transformasi digitalisasi dan teknologi memberikan perubahan positif dan percepatan dalam berbagai kegiatan khususnya penjualan dan akses edukasi. Proses adopsi ecommerce pada masyarakat pedesaan bergantung pada faktorfaktor berikut mulai dari sumber daya manusia, keuangan, dan infrastruktur (Kurniawati et al., 2021). Masyarakat pedesaan melalui implemetasi UMKM harus memprioritaskan inovasi pemasaran dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen serta potensi sumber daya desa. Saat ini, tak jarang implementasi rural enterpreneurship pada UMKM telah memanfaatkan strategi pemasaran digital seperti membuat akun bisnis Google,


68 - Rural Entrepreneur mempromosikan produk melalui media sosial, berkolaborasi dengan influencer, dan menggunakan email marketing. Gambar 9. Evolusi dari Kewirausahaan Pedesaan Agriculture - Primary Livelihood Large rural population engagedin Rural population remain New livelihood optionsin Rural to urban Incerase pressure Increased inequality between rural Policy advocacy for rural employmen Diversified livelihood optionthrough rural enterprise promotion Evolution of Rural Entreprenuership ecosystem


Rural Entrepreneur - 69 Bumdes, atau Badan Usaha Milik Desa, adalah entitas hukum yang dimiliki oleh desa dan dikelola oleh pemerintah desa serta masyarakat setempat. Bumdesa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pengembangan usaha ekonomi lokal. BUMDesa bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dengan melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, penerapan proyek, dan manajemen bisnis. Ini memungkinkan masyarakat desa untuk menjadi pemilik dan pengelola aktif dalam pembangunan ekonomi mereka sendiri. BUMDesa memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi lokal di pedesaan. Dengan pendekatan yang partisipatif dan berkelanjutan, BUMDesa


70 - Rural Entrepreneur dapat menjadi katalisator untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan. Menurut Pradani, (2020) dalam penelitiannya BUMDesa sebgai wadah masyarakat untuk berkreasi, menciptakan produk serta meningkatkan nilai tambah. BUMDesa berperan dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan di desa, dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam setiap kegiatan bisnis yang mereka jalankan. BUMDesa memiliki peran pemberdayaan ekonomi wanita di pedesaan, dengan memberikan kesempatan kerja, pelatihan, dan dukungan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi. Salah satu yanag dilakukan yakni dengan menjalankan program one village one product (OVOP). Program "One Village One Product" (OVOP) adalah inisiatif yang berasal dari Jepang yang bertujuan untuk mempromosikan pengembangan ekonomi lokal di daerah pedesaan dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan produk unggulan setiap desa. Dalam konteks BUMDesa, konsep "One Village One Product" dapat diadopsi sebagai strategi untuk mengembangkan bisnis lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. BUMDesa dapat bekerja sama dengan masyarakat desa untuk mengidentifikasi produk lokal atau kerajinan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan desa. Ini bisa berupa produk pertanian, kerajinan tangan, makanan dan minuman lokal, atau produk lain yang memiliki ciri khas dan keunggulan kompetitif. BUMDesa membantu sebgai wadah dalam pengembangan kualitas produk dan penerapan strategi


Rural Entrepreneur - 71 branding untuk meningkatkan daya saing produk desa di pasar lokal, regional, atau bahkan global. Ini dapat meliputi pelatihan untuk meningkatkan keterampilan produksi, pengemasan yang menarik, dan pemasaran yang efektif. BUMDesa dapat mengembangkan strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk desa melalui inovasi, diferensiasi, atau pengembangan produk turunan. Misalnya, produk pertanian dapat diolah menjadi produk olahan yang lebih bernilai tambah, atau kerajinan tradisional dapat dimodifikasi menjadi produk dengan desain yang lebih modern dan menarik. BUMDesa dapat menjalin kemitraan dengan pihak-pihak eksternal, seperti pemerintah daerah, lembaga finansial, perguruan tinggi, atau organisasi non-pemerintah, untuk mendukung pengembangan produk unggulan desa. Kemitraan ini dapat memberikan akses tambahan terhadap sumber daya, pengetahuan, dan jaringan yang dapat memperkuat kapasitas BUMDesa dalam mengembangkan bisnis lokal. Penerapkan konsep "One Village One Product" dalam BUMDesa, diharapkan dapat tercipta peluang-peluang baru untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa, serta memperkuat ekonomi lokal secara keseluruhan. Dalam konteks wirausaha pedesaan, baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human resources) memainkan peran penting dalam pengembangan potensi, bisnis dan ekonomi lokal. Desa-desa sering memiliki potensi besar dalam pertanian dan perkebunan. Wirausaha pedesaan dapat memanfaatkan lahan


72 - Rural Entrepreneur pertanian untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, dan tanaman komersial lainnya. Mereka juga dapat mengembangkan usaha perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kopi, atau kakao. Desa-desa yang dikelilingi oleh hutan memiliki potensi dalam pengembangan bisnis yang berkaitan dengan sumber daya hutan, seperti kayu, rotan, bambu, atau rempah-rempah. Wirausaha pedesaan dapat mengelola hutan secara berkelanjutan untuk produksi kayu dan hasil hutan non-kayu lainnya. Beberapa desa memiliki akses terhadap sumber daya air seperti sungai, danau, atau mata air. Sumber daya air ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pertanian irigasi, pembangkit listrik mikrohidro, budidaya ikan, atau pariwisata air. Desa-desa yang memiliki keindahan alam atau potensi wisata alam juga dapat mengembangkan bisnis pariwisata pedesaan. Ini bisa termasuk pengembangan wisata petualangan, ekowisata, homestay, atau agrowisata yang menarik wisatawan lokal maupun internasional (Pradani, 2020). Human Resources dalam masyarakat pedesaan identic dengan keterampilan tradisional dalam kerajinan tangan, pertanian, perikanan, dan kegiatan lainnya. Wirausaha pedesaan dapat memanfaatkan keterampilan ini untuk mengembangkan bisnis kerajinan, pengolahan makanan lokal, atau produk-produk unggulan desa lainnya. engembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan juga penting dalam mendukung wirausaha pedesaan. BUMDesa dapat menyelenggarakan programprogram pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat desa dalam berbagai bidang seperti manajemen usaha, pertanian organik, pengolahan makanan, dan pemasaran.


Rural Entrepreneur - 73 Pemberdayaan wanita dan pemuda di desa merupakan bagian penting dari pengembangan sumber daya manusia. Dukungan untuk pengembangan keterampilan, akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bisnis dapat membantu menciptakan lingkungan yang inklusif dan berdaya saing. Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada di desa, wirausaha pedesaan dapat mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah pedesaan. Memiliki Lembaga pemberdayaan desa belum menjamin kesejahteraan perekonomian masyrakat, desa. Banyak ditemui Lembaga desa yang secra hokum telah legal, belum diiringi dengan pendampingan atau pengembangan lebih lanjut. Menurut Syaprianto & Prihatin, (2016) Faktor internal yakni masyarakat desa sendiri dalam menciptakan power mereka sendiri dengan memanfaatkan potensi serta sumber daya hingga dapat mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Oleh karena itu membutuhkan proses yang secara bertahap dengan menjalin meningkatkan peran-peran aktor serta Lembaga pendukung, berikut ini merupakan beberapa Lembaga desa yang memiliki peren meningkatkan perkonomian masyrakat desa. 1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) BUMDesa dapat memainkan peran penting dalam pengembangan pariwisata pedesaan dengan mengelola tempat-tempat wisata lokal, menyediakan layanan pendukung bagi wisatawan, dan mempromosikan destinasi


74 - Rural Entrepreneur pariwisata di desa. BUMDesa adalah lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa untuk mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi di desa. Tujuan utama BUMDesa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat desa. 2. Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) adalah sebuah organisasi lokal yang dibentuk oleh masyarakat di destinasi wisata tertentu dengan tujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan pariwisata di wilayah mereka. POKDARWIS biasanya terdiri dari para pelaku wisata lokal, seperti pemilik usaha wisata, pengusaha lokal, petani, pengrajin, dan masyarakat setempat lainnya yang tertarik untuk memanfaatkan potensi pariwisata di lingkungan mereka. POKDARWIS membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal dengan melibatkan mereka dalam kegiatan pariwisata. Mereka mungkin memberikan pelatihan dan pendidikan kepada warga lokal tentang industri pariwisata, membantu mereka dalam mengembangkan produk atau layanan wisata, dan memberikan kesempatan kerja dan pendapatan tambahan. 3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) PKK bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota keluarga dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan


Rural Entrepreneur - 75 lingkungan. PKK aktif dalam mengembangkan keterampilan ekonomi anggota keluarga melalui program-program seperti pelatihan kewirausahaan, pengembangan usaha mikro, dan pengolahan produk lokal. 4. Karang Taruna Sebagai organisasi kepemudaan yang berbasis di tingkat lokal, Karang Taruna memiliki peran yang penting dalam pembangunan di tingkat daerah. Mereka berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui peran dan kegiatannya, Karang Taruna turut berperan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan potensi generasi muda dan dalam mendorong partisipasi mereka dalam pembangunan nasional. Karang Taruna juga memperhatikan peran perempuan dalam pembangunan dengan menggalang partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan. Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) memiliki peran penting dalam meniptakan jaringan perdagangan desa. Peraan ini dilakukan dengan meningkatakan kesadaran masyarakat akan potensi sumber daya. Kekuatan ekonomi baru dalam pembangunan pedesaan di Indonesia, terealisasi dengan menjalin kolaborasi serta meningkatkan peran masyarakat, diimbangi dengan transparansi antara aktor (Srirejeki, 2018).


76 - Rural Entrepreneur Wirausaha lokal, baik itu individu maupun kelompok, memiliki peran penting dalam menciptakan peluang usaha baru dan memanfaatkan potensi ekonomi lokal di pedesaan. Mereka bisa terlibat dalam berbagai sektor, seperti pertanian, pariwisata, kerajinan, dan jasa. Pemerintah daerah memiliki peran dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan kewirausahaan pedesaan, serta menyediakan fasilitas dan layanan yang diperlukan bagi para pelaku usaha di pedesaan. Organisasi masyarakat, seperti kelompok tani, kelompok wanita, karang taruna, dan lain-lain, dapat menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dalam mengembangkan usaha mereka. Tidak menutup kemungkina Investor dan donatur, baik itu dari sektor swasta, lembaga keuangan, maupun lembaga donor, dapat memberikan dukungan finansial dan sumber daya lainnya bagi pengembangan usaha di pedesaan.


Rural Entrepreneur - 77 Berbagai upaya dilakukan dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi desa, salah satunya melalui pembentukan Badan Usaha Milik Desa yang disingkat menjadi BUMDes. Pembentukan BUMDes hadir dengan adanya pendekatan baru yang didasarkan atas berbagai potensi, kebtuhan, pengelolaan penuh melalui desa dan masyarakat lokal. Hal ini bertujuan dalam memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat desa. Kehadiran BUMDes merupakan salah satu inovasi birokrasi daerah yang hadir ditengah-tengah masyarakat pedesaan. Optimalisasi berbagai asset daerah, pengelolaan keuangan, manajemen investasi usaha dilakukan dengan menjunjung nilai-nilai transparansi, keterbukaan, partisipatif dan berkeadilan. Disamping itu, kehadiran BUMDes juga memberikan motor penggerak masyarakat dalam peningkat-


78 - Rural Entrepreneur an Pendapatan Asli Daerah, penguatan ekonomi desa, minimalisasi pengangguran, dan percepatan ekonomi pedesaan. BUMDes hadir dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sejumlah dana yang digelontorkan dalam menyuntikkan semangat agar masyarakat berkeinginan secara partisipatif dalam pembangunan. Landasan hukum pembentukan BUMDes melalui Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah nomor 32 tahun 2004 dan peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang Desa. Hal ini mengindikasikan bahwa pendirian BUMDes wajib dimiliki oleh desa dengan melihat potensi desa. BUMDes adalah lembaga usaha desa yang pengelolaan secara penuh oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam penguatan ekonomi desa yang dibetuk sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa. Kehadiran BUMDes dibentuk memiliki beberapa tujuan yakni 1) mendorong peningkatan dan perkembangan ekonomi desa, 2) peningkatan pendapatan asli desa, 3) peningkatan kreativitas dan peluang usaha bisnis kreatif bagi masyarakat ekonomi kelas rendah, 4) meningkatkan perkembangan usaha sektor mikro dan kecil desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi sehingga menjadi usaha prioritas desa. Harapannya, peningkatan ekonomi, pendapatan asli daerah dan pertumbuhan dan pengelolaan potensi serta pemerataan pembangunan nasional sehingga angka kemiskinan akan menurun. Berkaitan dengan alasan ini maka seharusnya BUMDes mampu untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam implementasinya, BUMDes memiliki beberapa peran dalam perekonomian masyarakat desa. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Undang-


Rural Entrepreneur - 79 undang desa, peran BUMDes antara lain 1) Peran BUMDes ditinjau dari Layanan, Keuntungan, dan Keberlangsungan, 2) Peran BUMDes Ditinjau dari Peningkatkan Taraf Hidup Pengurus, Komisaris, dan Masyarakat, Peran BUMDes Ditinjau dari Ketaatan pada Peraturan dan Perundangundangan Berikut merupakan ciri-ciri dan faktor pembeda BUMDes dengan lembaga ekonomi lainnya: 1. Badan yang dimiliki dan dikelola oleh desa secara bersama-sama 2. Modal usaha didasarkan atas sumber desa (51%) dan masyarakat (49%) melalui penyertaan modal 3. Operasional yang berlandasrkan pada falsafah bisnis lokal yang arif 4. Bidang usaha yang dijalankan masing-masing BUMDes berbeda dan sesuai dengan potensi dan informasi pasar yang dimiliki 5. Keuntungan yang diperoleh akan ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan desa 6. Fasilitator dan evaluasi kebijakan dilakukan oleh pemerintah dilevel atas yakni kabupaten, provinsi, dan pemerintah pusat 7. pengawasan dan control dilakukan secara sinergi bersamap-sama dengan Pemerintah desa dan unit-unit didalamnya Beberapa jenis usaha yang ada pada masyarakat lokal perlu untuk dibangun sebagai upaya dalam peningkatan


80 - Rural Entrepreneur perekonomian masyarakat. Berdasarkan informasi dari Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, ada beberapa hal yang dapat mendukung munculnya usaha baru antara lain sebagai berikut Azizah & Muhfiatun (2018): 1. Aspek kearifan lokal (ekonomi berbasis kearifan lokal) Ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal yakni upaya untuk memanfaatkan potensi budaya lokal yang berada di lingkungan sekitar sehingga mampu dijadikan sebagai inspirasi dalam pembuatan produk atau karya yang bersifat kreatif sehingga memperoleh keuntungan lebih. Kearifan lokal bermakna gagasan-gagasan yang dikembangkan dengan penuh kearifan dan bersifat bijaksana sehingga menjadi keunggulan daerah. Kearifan lokal menjadi inspirasi dalam menciptakan produk dan karya yang kreatif. Upaya membangun destinasi ekonomi baru yang ada di daerah harus diselaraskan dengan budaya setempat yang menjadi pegangan. Ekonomi Kearifan lokal dimaksudkan memunculkan produk yang bersifat khas sesuai dengan daerah setempat. Keunikan dan kekhasan produk yang ditawarkan dan bersifat lokal menjadi unsur penting 2. Aspek sumberdaya alam (keunikan berbasis sumberdaya alam lokal) Peranan sumberdaya alam dalam pembentukan identitas produk dan karya cukup penting bagi kehidupan. Upaya peningkatan perekonomian didorong dengan menggali potensi sumberdaya alam yang ada. Pengelolaan sumberdaya alam yang baik didudukung oleh promosi akan menciptakan produk makanan khas yang diminati


Rural Entrepreneur - 81 3. Aspek sumberdaya manusia (peran generasi muda dalam perencanaan destinasi ekonomi) Peningkatan peran generasi muda dalam pembangunan destinasi ekonomi berkaitan dengan beberapa hal yakni peningkatan kualitas ekonomi melalui produk dan peluang pemanfaatan melalui berbagai aktivitas. Sumberdaya manusia yang produktif dan inovatif membentuk ekonomi padat karya dan keuntungan yang lebih baik. Banyaknya sumberdya manusia yang produktif dan bonus demografi dengan usia produktif meningkat, maka mampu menghasilkan karya yang kreatif dan fresh. Sehingga diperlukan aktor dan model kompherensif yang tepat sebagai penunjang ekonomi lokal 4. Aspek konsumen dan pasar Aspek konsumen meliputi keinginan dan preferensi pembeli terhadap produk yang dibeli Aspek ini didefenisikan sebagai pertimbangan terbaik pembeli dalam memilih produk melalui trend yang ada. Partisipasi dan kepuasan konsumen memanfaatkan trend melalui informasi yang sedang dibicarakan dan menjadi pusat perhatian masyarakat. Salah satu unit usaha yang perlu dikembangkan secara kreatif di desa adalah produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang ada di Desa. Produk UKM pembentuk destinasi ekonomi merupakan produk yang diperjualbelikan dalam membangun ekonmi desa. Produk tersebut seperti hasil pertanian, tekstil, kerajinan, dan potensi lokal lainnya. Produk UKM merupakan produk yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif agar dapat bersaing di pasar. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki defenisi yang berbeda-beda sesuai instansi dan lembaga tertentu. Menurut Undang-undang No.20 Tahun


82 - Rural Entrepreneur 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah didefenisikan sebagai berikut (Bagus et al., 2018) : 1. Usaha Mikro merupakan kegiatan produktif yang dimiliki oleh orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana diatur dalam undang-udang ini. 2. Usaha Kecil didefenisikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian langsung atau tidak langsung dari usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan undang-undang ini. 3. Usaha Menegah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini. Kegiatan ekonomi bermakna upaya yang dilakukan individu dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bentuk aktivitas keterampilan, kemampuan, kegiatan yang berdaya guna dan bermanfaat. Beberapa aktivitas ekonomi yang menjadi pembentuk wirausaha desa antara lain sebagai berikut (Utami et al, 2020). : 1. Usaha kerajinan (Craft) Usaha kerajinan merupakan salah satu bagian dari seni yang dibuat dari tangan manusia dan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan alat, teknik dan bahan


Rural Entrepreneur - 83 tertentu. Kerajinan memiliki nilai guna dan estetika tersendiri. Usaha kerajinan merupakan usaha yang dibuat dengan pembuatan barang yang mengandung nilai seni dan menarik perhatian wisatawan. Usaha kerajinan dibagi menjadi beberapa jenis antara lain seni kerajinan tangan, seni kerajinan pembuatan anyaman, dan seni kerajinan keramik. 2. Usaha sektor kuliner dan makanan Usaha sektor kuliner dan makanan memiliki kaitan erat dengan proses memasak makanan dan berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga aktivitas tersebut membantu sebagai pusat dan sentra makanan olahan dan siap saji 3. Usaha destinasi agroekowisata Agroekowisata merupakan aktivitas pembelajaran dan wisata untuk belajar memahami aktivitas pertanian dan sektor agrokompleks lainnya yang dinikmati secara langsung oleh pengunjung 4. Aktivitas penginapan dan homestay Aktivitas ekonomi berkaitan dengan penginapan dan pengunjung sangat diperlukan dalam pembangunan destinasi ekonomi lokal. Sebagai salah satu persyaratan homestay di desa wisata antara lain berlokasi pada daerah setempat, pengelolaan di bawah komunitas dan pengurus desa, nuansa khas lokal budaya setempat serta penyewaan maksimal lima kamar dalam satu rumah. 5. Usaha jasa pariwisata Kegiatan ekonomi ini dilakukan sebagai upaya dalam penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan penyelenggaraan kegiatan ekonomi. Usaha ekonomi yang terlibat antara lain jasa perjalanan wisata, agen per-


84 - Rural Entrepreneur jalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan intensif, pameran, serta jasa informasi pariwisata. 6. Usaha objek dan daya tarik wisata Usaha ini meliputi kegiatan ekonomi dalam pembangunan dan pengelolaan obejek dan daya tarik wisata beserta sarana dan prasaran yang diperlukan. 7. Usaha sarana ekonomi wisata Usaha sarana ekonomi wisata meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan penyediaan fasilitas serta pelayanan yang diperlukan dalam penyelenggaran wisata. Aktivitas tersebut meliputi penyediaan akomodasi, makan minum, sarana wisata tirta dan kawasan wisata. Aspek pemasaran sangat penting untuk diperhatikan dalam usaha. Pemasaran bertugas untuk mengawal proses pemasaran mulai dari memutuskan bentuk produk sampai ke inovasi produk, berapa orang yang ditugasi untuk memasarkan produk, berapa alokasi dana untuk biaya iklan, sampai memutuskan packaging produk, segmen pasar dan masih banyak lagi. Para pemasar harus memahami kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar sasaran: Produk atau tawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Pasar saat ini berkembang tidak hanya tempat pasar secara fisik tetapi mulai ruang-pasar digital, serta ada pula pasar mega (megamarket). Definisi pemasaran secara umum merupakan proses yang dilakukan baik individu maupun sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk/jasa yang bernilai tambah dengan bebas


Rural Entrepreneur - 85 dengan orang lain. Menurut American Marketing Association pemasaran merupakan proses perencanaan dan melaksanakan konsep harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptkan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Berikut merupakan beberapa manajemen pengelolaan sebagai salah satu tahapan penting dalam keberhasilan usaha. manajemen pengelolaan merupakan salah satu kegiatan dalam penetapan sebuah tujuan serta menetukan langkah-langkah yang diperlukan dalam penetapan tujuan tersebut. manajemen pengelolaan berarti proses memilih, pengalokasian sumberdaya, pemanfaatan untuk mencapai tujuan, serta orientasi masa depan. Menurut Winarno & Harianto (2017) dalam bukunya menjelaskan manajemen pengelolaan wirausaha desa meliputi beberapa hal sebagai berikut, antara lain: 1. Memahami dan mengkaji secara terkonsentrasi terkait dengan keadaan dan sosial ekonomi kemasyarakatan setempat (study preparation). Tujuan utama pemahaman ini harus teridentifikasi sesuai dengan keadaan sosial budaya dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Kegiatan tersebut dilakukan agar mempermudah pelaksanaan perancangan yang akan dilakukan sehingga perencanaan tidak overlapping sehingga diperlukan studi pendahuluan dalam menjamin informasi dan integrasi secara keseluruhan dan terintegrasi. 2. Analisis pasar melalui prediksi dan proyeksi trend (analysis of tourism market). Dalam memahami pasar yang akan dituju, dalam hal ekonomi penting untuk diperkirakan terkait dengan aspek demografi, psikografi dan perilaku wisatawan yang akan membeli produk. Analisis pasar juga dilakukan sebagai bentuk tuntutan


86 - Rural Entrepreneur terhadap produk yang memiliki maksud dan tujuan meliputi edukasi pengelolaan sesuai dengan trend yang sedang dibicarakan ditengah masyarakat. 3. Survei aset dan komponen yang dimiliki (survey of all elements) Ekonomi yang dibangun harus senantisa melibatkan masyarakat lokal dan mengintegrasikan dalam setiap aspek dalam pemanfaatan aset serta sumberdaya yang akan dilakukan sebagai bagian dari subsistemnya. Survei aset dan komponen ekonomi sangat penting dilakukan dalam mempermudah perencanaan ekonomi yang akan dirancang. 4. Penetapan strategi dan rencana alternatif pembangunan ekonomi secara menyeluruh. Strategi dan rencana alternatif yang dilakukan terkait dengan ekonomi lokal perlu mendapat dukungan semua pihak. Hal ini meliputi kepuasan produk, pengembangan ekonomi, perlindungan dan loyalitas produk. 5. Melakukan penaksiran terhadap ruang lingkup perencanaan ekonomi sesuai dengan permintaan pasar. Penaksiran yang dilakukan berkaitan dengan perencanaan yang akan dikembangkan. Ruang lingkup yang akan dibangun memiliki karakteristik sesuai dengan permintaan pasar terhadap produk yang diinginkan. Penaksiran juga berkaitan dengan asumsi yang ingin dibangun serta dikembangkan sesuai dengan perencaaan yang matang.


Rural Entrepreneur - 87 6. Pemasaran dan publisitas produk secara ekonomi (branding destination) Pemasaran ekonomi diberikan melalui layanan atau jasa sehingga muncul istilah yang sering digunakan antara lain service marketing. 7. Penyediaan pelatihan masyarakat lokal dalam mengisi lapangan pekerjaan. Pelatihan bagi masyarakat lokal sangat penting dilakukan. Kesempatan yang diberikan berupa pelatihan diharapkan menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat setempat. 8. Mengatur komponen pasokan ekonomi. Komponen tersebut meliputi permintaan dan penawaran pasar. Permintaan dipandang sebagai motivasi dan perilaku pengunjung terhadap produk, lingkungan toko serta dukungan dalam diri untuk membeli produk. Sedangkan pengaturan komponen penawaran dilakukan terhadap fasilitas dan layanan yang dimiliki meliputi kemasan, produk dan barang yang dihasilkan sehingga mendorong orang-orang untuk membeli. 9. Penyediaan infrastruktur pendukung Salah satu kegiatan dalam rangka melakukan penjualan terkait dengan produk destinasi ekonomi yakni menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen untuk merealisasikan tujuan akhir pemasaran. Alur penjualan produk dilakukan melalui tahapan berikut antara lain perolehan informasi tentang 5W+1 H terkait dengan produk yang dijual, penawaran produk yang dilakukan, dan upaya negoisasi. Penjualan produk dapat dilakukan melalui cara berikut, antara lain:


88 - Rural Entrepreneur a. Event Salah satu cara penjualan produk ekonomi yang dilakukan adalah pemanfaatan event yang dilakukan pada saat kegiatan tertentu. Hal ini dilakukan dalam rangka mempromosikan produk atau brand baru kepada masyarakat luas. Kegitan promosi melalui event menciptakan sikap fanatisme konsumen produk sehingga tertarik untuk membeli produk di lokasi (Yunita & Handayani, 2018). b. Direct buyer Direct buyer adalah strategi penjualan produk destinasi yang secara langsung dengan media bertemunya penjual dan pembeli hingga penetapan keputusan harga secara bersama. Penjualan secara direct buyer ini memperkenalkan produk secara langsung dan merangsang agar membeli produk yang ditawarkan (Mirayani, 2019). c. Media sosial dan website Pemanfaatan media sosial dan website memberikan informasi penting bagi para pembeli terkait dengan penjualan produk ditawarkan. Pemanfaatan media sosial dan website dalam promosi produk destinasi ekonomi diharapkan dapat menarik konsumen dengan harga yang ditawarkan lebih murah dan waktu yang relatif singkat dalam menarik perhatian pengunjung. Harapannya penjualan menggunakan media sosial dalam terlaksana dengan optimal (Indika & Jovita, 2017)


Rural Entrepreneur - 89 ransformasi digital bisnis merupakan penerapan teknologi untuk membangun model bisnis, proses, perangkat lunak, dan sistem baru yang menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, keunggulan kompetitif yang lebih signifikan, dan efisiensi yang lebih besar. Strategi bisnis digital juga dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang bertujuan secara spesifik bagi Rural Entrepreneurship untuk penilaian prospek bisnis dengan alokasi sumber daya yang memadai untuk berbagai inisiatif bisnis digital, bermanfaat untuk penentuan arah strategi bisnis digital yang sesuai. Model bisnis yang inovatif dapat menciptakan peluang baru, mengubah cara masyarakat pedesaan untuk berinteraksi dengan pelanggan, dan memberikan nilai tambah yang signifikan. Dalam konteks transformasi digital, inovasi bisnis menjadi kunci untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Rural enterpreneurship yang mampu menggabungkan inovasi bisnis dengan adopsi teknologi T


90 - Rural Entrepreneur yang cerdas dapat mencapai keunggulan kompetitif yang lebih besar. Sebagai contoh, adopsi model bisnis berbasis platform atau ekosistem dapat memungkinkan kolaborasi yang lebih erat dengan mitra bisnis, menciptakan nilai ekosistem yang lebih besar, dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar digital. Pentingnya inovasi bisnis juga terletak pada kemampuannya untuk menciptakan diferensiasi. Dalam lingkungan bisnis yang penuh dengan persaingan, masyarakat pedesaan perlu mampu membedakan diri mereka melalui pendekatan bisnis yang unik. Inovasi bisnis dapat dikatakan berhasil ketika mampu menciptakan keunggulan yang sulit ditiru oleh pesaing. Salah satu inovasi bisnis yaitu implementasi teknik komunikasi pemasaran yang dulunya kuno dan tradisional kini terintegrasi dengan dunia digital. Teknik komunikasi pada rural enterpreneurship yang telah beralih dari tradisional hingga saat ini telah menerapkan teknik digital communication yang memanfaatkan kecanggihan teknologi digital atau Digital Marketing. Strategi pemasaran dengan menggunakan digital marketing menjadi sebuah media untuk membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi masyarakat pedesaan yang menghasilkan produk ataupun jasa. Strategi pemasaran bisa dilihat menjadi keliru satu dasar buat menciptakan planning usaha yg komprehensif. Mengingat semakin ketatnya persaingan yang biasa dihadapi pelaku usaha UMKM, dalam situasi seperti ini UMKM perlu menyusun strategi pemasaran untuk menahan persaingan antar UMKM. Dalam menghadapi tantangan era digital yang terus berkembang, dituntut untuk memperkuat daya saing melalui strategi inovatif. Transformasi digital telah merubah fundamental cara pelaku Rural Entrepreneurship menjalankan operasional dan berinteraksi dengan pelanggan. Strategi bisnis yang sukses di era digital memerlukan integrasi teknologi informasi dengan model bisnis yang kreatif dan inovatif. Keselarasan antara strategi


Rural Entrepreneur - 91 bisnis dan teknologi menjadi kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar. Dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya tentang adopsi teknologi, tetapi juga melibatkan peran unggul masyarakat pedesaan dalam budaya wirausaha desa melalui potensi lokal, proses operasional, dan pengembangan keterampilan masyarakat desa. Pentingnya keselarasan antara strategi bisnis dan teknologi dapat tercermin melalui kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan proses bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Dengan adopsi teknologi dan digitalisasi yang tepat, masyarakat desa dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global dan menghadapi perubahan lingkungan bisnis dengan lebih fleksibel. Namun, transformasi digital juga menuntut keterlibatan aktif dari semua lapisan pemangku adat dan masyarakat setempat. Perubahan budaya dan mentalitas yang mendorong inovasi perlu diterapkan secara optimal agar semua pelaku rural enterpreneurship dapat bersinergi dalam menerapkan solusi digital. Dalam konteks, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah muncul sebagai pendukung yang mendorong pentingnya pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Meningkatkan pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan para pelaku UMKM sangat penting untuk mendorong inovasi dan meningkatkan kinerja bisnis. UMKM harus tergabung dalam program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk membantu tenaga kerja mereka beradaptasi dengan era digital. UMKM dapat fokus pada pengembangan produk, proses, dan strategi pemasaran baru agar tetap kompetitif di era digital. Namun tidak dapat dipungkiri lagi bahwa, terdapat beberapa tantangan yang menghambat adopsi inovasi pada implementasi Rural Entrepreneurship.


92 - Rural Entrepreneur Tantangan-tantangan dalam optimalisasi digitalisasi pada Rural Entrepreneurship muncul sejalan dengan segudang potensi dan dampak positif yang ditawarkan. Tantangan yang dimaksud mulai dari tantangan pasar, tantangan transfer pengetahuan dan teknologi, tantangan sumberdaya manusia serta tantangan birokratis. Tantangan pasar, terkait dengan pengetahuan dan keinginan konsumen untuk memperoleh produk yang ditawarkan oleh pelaku wirausaha desa memiliki kualitas yang tinggi dan inovatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam konteks tingkat persaingan yang tinggi maka keunggulan bersaing ditentukan dengan kualitas dan inovasi. Selanjutnya yaitu tantangan transfer pengetahuan dan teknologi. Implementasi rural enterpreneurship kreatif digital dicirikan oleh penguasaan dan pemanfaatan teknologi digital. Teknologi digital itu sendiri berkembang cepat dan dinamis sehingga perlu adanya kebijakan dari pemerintah untuk bisa menjembatani alih teknologi ini dari lembaga penelitian, dan universitas dengan industri. Kompetensi sumberdaya manusia menjadi kunci untuk memperoleh keunggulan bersaing pada industri yang memiliki karakteristik unggu dan teknologi yang berkembang pesat. Kompetensi yang harus dimiliki yaitu pengetahuan dasar tentang teknologi digital, konten atau isi dan pemrograman. Sumberdaya manusia yang inovatif dan kreatif sangat diperlukan sehingga proses dan produk akhir yang dihasilkan memiliki keunikan yang berbeda dengan produk lain. Kompetensi manajerial juga sangat membutuhkan untuk pembinaan dan pendampingan agar mampu mengintegrasikan sisi produksi dengan manajemen keuangan, pemasaran dan sumberdaya manusia. Dan tantangan yang terakhir yaitu tantangan birokratis yang terkait dengan aksesabilitas pada sumber pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas usaha di lingkungan industri kreatif digital, pembinaan


Click to View FlipBook Version