The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini difokuskan dalam pengulasan konsep-konsep dan implementasi rural entrepreneurship yang ada pada masyarakat pedesaan sehingga relatif kompleks dan relate dengan permasalahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya di Indonesia. Ulasan mengenai permasalahan desa,strategi pengembangan wirausaha desa di bahas dengan lugas. Buku ini diperuntukkan khusus untuk mahasiswa atau peneliti yang berkonsentrasi dalam
entrepreneurship masyarakat pedesaan. Buku ini menyajikan 8 bab yang kompherensif dan lengkap disertai dengan penelitian-penelitian dan contoh aplikatif yang relevan dengan kondisi saat pedesaan kewirausahaan pedesaan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-03-02 02:14:15

RURAL ENTREPRENEURSHIP

Buku ini difokuskan dalam pengulasan konsep-konsep dan implementasi rural entrepreneurship yang ada pada masyarakat pedesaan sehingga relatif kompleks dan relate dengan permasalahan sosial ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya di Indonesia. Ulasan mengenai permasalahan desa,strategi pengembangan wirausaha desa di bahas dengan lugas. Buku ini diperuntukkan khusus untuk mahasiswa atau peneliti yang berkonsentrasi dalam
entrepreneurship masyarakat pedesaan. Buku ini menyajikan 8 bab yang kompherensif dan lengkap disertai dengan penelitian-penelitian dan contoh aplikatif yang relevan dengan kondisi saat pedesaan kewirausahaan pedesaan.

Rural Entrepreneur - 93 industri yang tidak fokus dari kelembagaan baik pemerintah ataupun swasta yang bertanggungjawab. Ada beberapa strategi yang dapat dikerjakan guna mewujudkan gagasan desa wirausaha mulai dari peningkatan kualitas sumberdaya manusia; pengembangan kuantitas dan kualitas alat produksi; pembangunan struktur kelembagaan wirausaha; pengembangan kualitas layanan aparatur desa; peningkatan pemasaran desa wirausaha; pengembangan kualitas infrastruktur yang representatif; serta penyiapan karakter dan dukungan masyarakat desa. Namun, lebih spesifik dalam era digital, strategi inovatif yang dilaksanakan dalam kegiatan wirausaha desa khususnya pelaku UMKM meliputi: 1. Penggunaan E-commerce dan Kehadiran Platform Edukasi Daring Membangun dan berkolaborasi melalui platform ecommerce memungkinkan pelaku UMKM menjangkau konsumen dengan skala yang lebih luas dan menjajaki pasar baru. Platform online mampu memfasilitasi keterlibatan konsumen secara langsung, meningkatkan visibilitas merek, dan merampingkan proses penjualan. Disisi lain, melalui media online masyarakat desa dapat belajar dengan lebih praktis dan mudah, masyarakat juga mampu mendapatkan akses untuk mengembangkan produknya lebih variatif dan unggul 2. Pengambilan Keputusan Berbasis Data Perkembangan digita memudahkan masyarakat untuk lebih memanfaatkan analisis data yang memungkinkan pelaku UMKM mendapatkan wawasan baru mengenai preferensi pelanggan, tren pasar, dan efisiensi operasional. Pengambilan keputusan berbasis data meningkatkan akurasi dan efektivitas pilihan yang lebih strategis dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor pendukung kemajuan


94 - Rural Entrepreneur wirausaha desa. Masyarakat mampu meninjau kebutuhan konsumen dan memperhatikan potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. 3. Kolaborasi dan Jaringan Platform Digital Melalui platform digital, masyarakat desa serta UMKM memiliki peluang baru untuk berkolaborasi dengan bisnis lain, berbagi sumber daya, dan mengakses ide-ide baru. Jaringan melalui saluran digital meningkatkan pertukaran pengetahuan dan membuka pintu untuk kemitraan potensial. Masyarakat desa dapat mengembangkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen dengan mengakses berbagai sumber daya dengan lebih mudah, cepat dan inovatif. 4. Inovasi dalam Pengalaman Pelanggan Teknologi digital menawarkan peluang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan melalui pemasaran yang dipersonalisasi, transaksi yang lancar, dan dukungan pelanggan yang responsif. Pelaku UMKM dapat membedakan diri mereka dengan menawarkan pengalaman pelanggan yang inovatif dan nyaman, disisi lain juga dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan melalui pengalaman dalam merasakan produk. Dalam hal ini, pelaku UMKM dapat memperhatikan kritik saran yang membangun untuk optimalisasi produk maupun jasa yang ditawarkan. Hal ini mencakup peningkatan efisiensi operasional, peningkatan jangkauan pasar, peningkatan keterlibatan pelanggan, manajemen biaya yang lebih baik, dan kelincahan yang lebih besar dalam menanggapi perubahan pasar 5. Peran Pemerintah dan Ekosistem Pendukung Kebijakan pemerintah dan ekosistem pendukung memainkan peran penting dalam memfasilitasi adopsi strategi inovasi digital di kalangan wirausaha desa serta UMKM. Selain itu, inovasi digital dapat mendorong lingkungan


Rural Entrepreneur - 95 pembelajaran dan adaptasi yang berkelanjutan, yang memposisikan UMKM untuk berkembang dalam lanskap bisnis yang dinamis. Melalui sinergi yang kuat akses ke pendanaan, program pelatihan, infrastruktur teknologi, dan kerangka kerja peraturan dapat secara signifikan memengaruhi kapasitas UMKM untuk merangkul trans-formasi digital secara efektif. Pentingnya memahami dan menyesuaikan model bisnis di era digital tidak hanya berkaitan dengan kehadiran media online semata, tetapi juga dengan mempertimbangkan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, tren pasar, dan perilaku konsumen. Model bisnis yang sukses dalam lingkungan digital memerlukan fleksibilitas untuk menanggapi perubahan dan inovasi secara proaktif. Pada dasarnya terdapat empat faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan Rural Entrepreneurship mulai dari akses terhadap permodalan, peran inovasi yang strategis, pelatihan Rural Entrepreneurship, dan peran pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi rural entrepreneur yang berdaya saing. Keterlibatan pemerintah sangat penting dalam pengembangan inovasi, proses wirausaha desa serta edukasi yang menyangkut pusat-pusat pelayanan, eksibisi bisnis, program pelatihan, dan inkubator bisnis yang dikenal sebagai Business Model Canvas. Business Model Canvas merupakan model bisnis yang mampu mendorong pelaksanaan wirausaha desa untuk terus mempertanyakan dan memperbarui model bisnis mereka secara berkala. Melalui implementasi Business Model Canvas Ini menciptakan siklus perbaikan yang berkelanjutan, di mana wirausaha desa dapat terus mengoptimalkan dan menyempurnakan strategi mereka berdasarkan pemahaman


96 - Rural Entrepreneur yang lebih baik tentang kebutuhan pasar dan pelanggan. Business Model Canvas bukan hanya sebagai alat perancangan awal, tetapi juga sebagai panduan yang dapat membantu perusahaan untuk tetap relevan, kompetitif, dan sukses di era digital ini. Kesadaran akan pentingnya penyesuaian model bisnis menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan jangka panjang di tengah perubahan yang cepat dan dinamis. Kesadaran ini menjadi tugas utama pendamping yang bersinergi untuk memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi mediator untuk penguatan kemitraan baik antara usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah dengan usaha besar. The World Economic Forum menyampaikan bahwa “untuk berhasil di era digital, (perusahaan) perlu menjadi perusahaan digital, memikirkan kembali setiap aspek bisnis mereka.” Bercermin dari hal tersebut, pengembangan bisnis digital harus menjadi strategi utama bagi wirausaha desa yang berpikiran maju. Pesan yang ditargetkan memungkinkan untuk membentuk opini dan memotivasi masyarakat desa. Salah satu transformasi yang telah dilaksanakan oleh wirausaha desa khususnya UMKM yaitu memanfaatkan Big Data dengan menempatkan data dan analitik di pusat strategi transformasi digitalnya. Mellaui implementasi Internet of Things, bisnis memiliki akses ke volume data yang lebih tinggi daripada sebelumnya (IoT). Data ini dapat diubah menjadi wawasan maupun edukasi penting dengan kombinasi alat analitik yang tepat, serta sangat memungkinkan pelaku UMKM membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat. Proses dan strategi yang telah berhasil dengan optimalisasi digitalisasi teknologi akan menarik masyarakat untuk terus mengembangkan produk dan jasa dengan lebih


Rural Entrepreneur - 97 signifikan. Rural enterpreneur yang ingin bertahan di era digital ini, diharuskan untuk melaksanakan penyelarasan antara faktor berikut mulai dari proses produksi, platform atau media produksi, kualitas sumber daya manusia, kualitas bahan baku, rantai pemasaran, dan pengalaman pelanggan dengan memberikan kritik dan saran yang membangun. Transformasi digital dikenal sebagai transformasi hubungan bisnis dan interaksi antara organisasi, konsumen, pemasok, dan masyarakat secara berkelanjutan sehingga dapat menghindari kesenjangan antara harapan konsumen dan apa yang dapat ditawarkan oleh model bisnis yang telah disusun melalui Business Model Canvas. Dengan demikian digitalisasi bisnis dipahami sebagai penggunaan “peluang digital” melalui penggabungan berbagai teknologi berbasis internet sebagai penggerak transformasi digital bisnis pedesaan.


98 - Rural Entrepreneur ewirausahaan desa saat ini telah menjadi prospek bisnis yang menjanjikan. Keberadaan para pelaku usaha yang tidak ada matinya, seakan menunjukkan bahwa usaha desa patut dikedepankan dan dikembangkan serta menjadi perhatian bagi semua pihak. Berbagai potensi dan berlimpahnya sumber daya alam yang tersedia menjadikan dukungan tersendiri buat pelaku usaha untuk memperoleh bahan baku sesuai dengan bidang usaha yang ditekuninya. Secara umum Penelitian tentang kewirausahaan menekankan pembahasan mengenai pembangunan pedesaan, yang terdiri dari aspek manajemen individu, kelembagaan, pemasaran, dan organisasi. Namun, perhatian eksplisit terhadap peran pengusaha penyedia jasa dalam diskusi ini masih terbatas meskipun beberapa penulis telah menekankan pentingnya pentingnya kewirausahaan dan pembangunan K


Rural Entrepreneur - 99 pedesaan yang mencakup peran individu, keragaman produk, dan kontribusi terhadap tujuan produk secara keseluruhan. Penelitian sebelumnya oleh Korsgaard et al. (2015) mengidentifikasi peran wirausaha dan pembangunan desa hanya pada tahap keterlibatan dan pengembangan pembangunan pedesaan tanpa pembahasan lebih lanjut pada tahap selanjutnya yang menyoroti kontribusi wirausaha. Penelitian lain dilakukan oleh (Kartika, 2013) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri berjudul Peluang Mengembangkan Kewirausahaan Desa Berbasis Potensi Desa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peluang kewirausahaan desa berbasis potensi desa. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, penggalian informasi diperoleh dari pelaku usaha berjumlah 3 orang dan pejabat Pemerintah Daerah. Hasil penelitian mengungkapkan peluang pengembangan kewirausahaan desa sangat besar dan dikategorikan sebagai usaha kecil. Produk unggulannya yaitu bidang pertanian, perkebunan dan adanya pemanfaatan sumber daya alam yang juga potensial. Kewirausahaan yang ada di desa memiliki prospek yang baik asalkan didukung oleh sarana prasarana, regulasi yang pro ke pelaku usaha dan adanya kepercayaan dari pihak lain untuk menjaring kemitraan kepada pelaku usaha. Penelitian lain dilakukan oleh (Moonti et al., 2021) berjudul Strategi pengembangan potensi kewirausahaan desa Botubarani masa pandemi covid-19 bertujuan untuk memberikan pemahaman wawasan tentang pendidikan kewirausahaan. Kegiatan pengabdian ini diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk berwirausaha dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Desa Botubarani. Hasil dari penelitian ini menumbuhkan keinginan yang sangat kuat dari masyarakat sehingga tergerak hatinya untuk merintis usaha secara mandiri dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki di Desa Botubarani. Hal ini juga akan


100 - Rural Entrepreneur berlanjut pada kegiatan pendampingan dan pelatihan inovasi kewirausahaan untuk lebih menggali potensi diri yang dimiliki oleh masyarakat di desa Botubarani. Penelitian lain dilakukan oleh (Darwis et al., 2020) tentang Pengembangan Potensi Wirausaha Di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang masih menghadapi permasalahan kapasitas usaha yang lemah, akses dan pengembangan pasar yang lemah, manajemen usaha yang lemah, serta jejaring usaha yang terbatas. Tulisan ini akan memaparkan upaya pengembangan kapasitas para pelaku UMKM di Desa Mekargalih melalui kegiatan lokakarya mengenai kewirausahaan. Lokakaryadilakukan dengan penyempaian materi tentang pengembangan wawasan kewirausahaan, pengembangan legalitas produk melalui sertifikasi halal dan hak merk, serta berbagi pengalaman dari pelaku UMKM Desa Mekargalih. Dalam pelaksanaannya, tidak seluruh peserta yang diundang dapat hadir karena waktu pelaksanaan bersamaan dengan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Hasil evaluasi terhadap peserta yang hadir, menggunakan metode Uji Wilcoxon menunjukan kegiatan lokakarya memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan peserta meskipun peningkatannya kecil dan untuk aspek cara pengembangan usaha sesuai target pasar’ tidak ada peningkatan pengetahuan. Sebagai saran, pemberian materi untuk pengembangan usaha sesuai target pasar perlu disertai dengan penyajian data-data yang konkrit untuk menjadi dasar pengembangan usaha.


Rural Entrepreneur - 101 Arifayusa, M. R., & Widyarini, N. (2015). NILAI MOTIVASIONAL PADA WIRAUSAHA. Acta Universitatis Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53(9), 1689–1699. Azizah, S. N., & Muhfiatun, M. (2018). Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft dalam Menghadapi Pasar Modern Perspektif Ekonomi Syariah (Study Case di Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta). Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(2), 63. https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i2.1273 Bagus, P., Suryoko, & Sri. (2018). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Perkembangan Umkm Pada Kawasan Wisata Dieng. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 7(4), 310–320. Darwis, R. S., Sulastri, S., & Irfan, M. (2020). Pengembangan Potensi Wirausaha Di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, 3(1), 116–126. Indika, D. R., & Jovita, C. (2017). Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Jurnal Bisnis Terapan, 1(01), 25–32. https://doi.org/10.24123/jbt.v1i01.296 Kartika, R. (2013). Peluang Mengembangkan Kewirausahaan Desa Berbasis Potensi Desa (Studi Deskriptif di Desa Karang Rejo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran,


102 - Rural Entrepreneur Kampung Suka Jawa Kecamatan Bumi Ratu Kabupaten Lampung Tengah dan Desa Sidoasri Kecamatan Candi Puro Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung). Jurnal Bina Praja, 05(04), 281–300. https://doi.org/10.21787/jbp.05.2013.281-300 Maulida, S., & Yunani, A. (2017). Peluang dan Tantangan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dari Berbagai Aspek Ekonomi. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 181–197. Mirayani, L. (2019). Analisis Penerapan Strategi Direct Selling Dan Dampaknya Terhadap Volume Penjualan Pada Pt. Karya Pak Oles Tokcer Di Desa Bengkel Tahun 2016. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 10(1), 126. https://doi.org/10.23887/jjpe.v10i1.20084 Moonti, U., Rahim, E. I., & Ardiansyah, A. (2021). Strategi Pengembangan Kewirausahaan Desa Botubarani Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Abdimas Terapan, 1(1), 1–4. https://doi.org/10.56190/jat.v1i1.1 Pradani, R. F. E. (2020). Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Berbasis Potensi Lokal Sebagai Penggerak Ekonomi Desa. Juornal of Economics and Policy Studies, 1(1), 23–33. https://doi.org/10.21274/jeps.v1i1.3429 Rukmana, T. Y. (2018). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KEWIRAUSAHAAN. 6(2), 8–11. Salassa, D. I., Mohammad Baga, L., & Etriya, E. (2023). Hubungan Budaya Bugis Terhadap Akses Finansial dan Pelatihan Pada Perempuan Wirausaha di Sulawesi Selatan. Jurnal Agribisnis Indonesia, 11(1), 48–63. https://doi.org/10.29244/jai.2023.11.1.48-63 Srirejeki, K. (2018). Empowering the role of village owned


Rural Entrepreneur - 103 enterprises (BUMDes) for rural development: case of Indonesia. In Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. https://doi.org/10.32424/1.jame.2018.20.1.1018 Syaprianto, & Prihatin, panca setyo. (2016). PEMBANGUNAN DESA Jurnal Pemerintahan , Politik dan Birokrasi. II(April), 59–70. Utami, A., Soeprayogi, H., Cerah, A., & Azis, K. (2020). Pembuatan Kerajinan Bunga Berbahan Kulit Jagung Ditinjau Dari Prinsip Prinsip Seni Rupa Dan Kerajinan Making Flower Handicrafts Made From Corn Husks In Terms Of The Principles Of Fine Arts And Crafts Principles. 3(1), 260– 264. Winarno, G. D., & Harianto, S. P. (2017). Ekowisata. Yunita, L. D., & Handayani, T. (2018). Strategi Bauran Promosi Penyelenggaraan Event (Studi Kasus Perencanaan dan Penyelenggaraan Event Pasar Murah). Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 4(1), 14. https://doi.org/10.35697/jrbi.v4i1.989 Djahmiq, N.I., dan Salahudin. (2022). Analisis Tantangan dan Potensi Dalam Meningkatan Inovasi Pembangunan Desa Bagi Keberlangsungan Masyarakat Desa. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 7 (1): 25-44 Mondong, H. (2013). Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa. Governance, 5(1), 1–18. Nursetiawan, I. (2018). Strategi Pengembangan Desa Mandiri Melalui Inovasi Bumdes. Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 4(2), 72–81.


104 - Rural Entrepreneur Penulis bernama lengkap Putra Irwandi lahir di Telaga Tujuh, 01 Mei 2000. Saat ini penulis menempuh pendidikan Magister Sains Agribisnis di IPB University dengan beasiswa LPDP. Menamatkan pendidikan di S1 Agribisnis Universitas Brawijaya Malang, berbagai pengalaman telah dimiliki oleh penulis. Berfokus pada konsentrasi penelitian dibidang manajemen agribisnis, strategi pemasaran, finance, dan kebijakan. Penulis juga aktif dalam berbagai kepenulisan artikel baik di Jurnal nasional dan internasional serta melakukan konferensi internasional maupun pengabdian masyarakat pedesaan. Penulis bernama lengkap Erwinda Mufidah Izzati, Lahir di Lamongan 29 Juli 2000. Penulis mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dalam bidang kelimuan sosiologi pertanian. saat ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana universitas brawijaya mendalami ilmu sosiologi dengan minat Komunikasi dan Penyuluhan Pembangunan Pertanian. penulis juga aktif tergabung dalam beberapa proyek dibidang sosial terkait pemberdayaan BUMDesa, program Communal Branding menuju Desa Devisa, Bantuan Keuangan Khusus, dan ikut serta dalam pelaksaan pemberdayaan yang berlokasi di Kabupaten Malang.


Rural Entrepreneur - 105 Ni Wayan Atik Sarmila Dewi, lahir di Kota Denpasar pada tanggal 10 April 2001. Dikenal sebagai gadis Bali yang memiliki ketertarikan pada riset dan pengabdian yang berfokus pada sektor pertanian dan lingkungan berkelanjutan. Penulis melanjutkan Pendidikan jenjang Sarjana pada jurusan Sosial Ekonomi Pertanian di Universitas Brawijaya dan kini melanjutkan jenjang Magister jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di Universitas Gadjah Mada. Penulis aktif menjadi bagian dari Duta Bahasa Provinsi Bali dan menjadi Delegasi Bali dalam Putera Puteri Pendidikan Indonesia 2022. Selain itu, penulis juga berhasil menjadi representasi pemuda dalam Y20 Post Summit oleh Indonesia Youth Diplomacy, serta meraih Gold Medal pada Korea International Women Invention Exposition 2022 Penulis bernama lengkap Zulfikar Dabby Anwar, lahir di Mojokerto, 26 Januari 2001. Penulis mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Semasa perkuliahan, penulis berkesempatan menjadi representasi pemuda dalam Y20 Post Summit oleh Indonesia Youth Diplomacy sekaligus narasumber dalam The World Environment Day 2023 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Penulis juga menjadi Youth Leader Kontingen Indonesia dalam The 47th Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program tahun 2023. Saat ini, penulis aktif dalam mengembangkan komunitas lingkungan yang bergerak di bidang pengelolaan sampah makanan skala rumah tangga di Kota Malang, Jawa Timur.


106 - Rural Entrepreneur Penulis bernama lengkap Novi Haryati yang lahir di Jember, 10 November 1984. Penulis mendapatkan gelar magister di Fakultas Pertanian Universitas Jember dengan bidang keilmuan Manajemen Agribisnis Pertanian. Sebagai dosen Fakultas Pertanian di Universitas Brawijaya, Penulis memiliki keahlian di bidang manajemen rantai pasok dan pemasaran produk pertanian dengan ruang lingkup hasil studi meliputi manajemen rantai pasok produk pertanian, model bisnis canvas UMKM di bidang olahan pangan, kinerja rantai pasok produk pertanian dan entrepreneurial marketing untuk bisnis kecil. Penulis memiliki pengalaman dalam penulisan jurnal bidang terkait yang terindeks nasional hingga internasional (scopus) dan melakukan kerjasama pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan rantai nilai produk pertanian di era ketidakpastian demi peningkatan kesejahteraan petani.


Rural Entrepreneur - 107


Click to View FlipBook Version