41 Dengan demikian, hakekat penelitian kualitatif melibatkan pencarian pemahaman yang lebih mendalam tentang realitas sosial melalui interpretasi, deskripsi, dan konteks. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang berharga dalam mengembangkan pengetahuan tentang makna, nilai, dan pengalaman manusia dalam berbagai konteks budaya dan sosial. Metodologi penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang esensial dalam ilmu pengetahuan sosial dan humaniora karena menawarkan wawasan yang mendalam terhadap kompleksitas fenomena manusia. Dalam metodologi ini, peneliti tidak hanya berfokus pada angka dan statistik, tetapi juga pada interpretasi makna, proses, dan konteks yang melingkupi fenomena yang diamati. Pendekatan kualitatif memungkinkan peneliti untuk menangkap keunikan dan kompleksitas manusia serta realitas sosial dengan cara yang tidak mungkin dilakukan melalui penelitian kuantitatif saja. Buku ini dihadirkan sebagai panduan komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menguasai prinsip-prinsip, konsep, dan teknik-teknik kunci dalam penelitian kualitatif. Sejarah penelitian kualitatif Sejarah penelitian kualitatif mencakup perkembangan dan evolusi pendekatan ini dari waktu ke waktu, mulai dari awal munculnya minat terhadap metode kualitatif hingga menjadi pendekatan yang diterima secara luas dalam ilmu sosial dan humaniora.Sejarah ini dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19, ketika minat terhadap studi-studi kualitatif mulai muncul sebagai respons
42 terhadap kebutuhan untuk memahami kompleksitas fenomena sosial dan budaya. Pada masa itu, para peneliti seperti Max Weber dan Wilhelm Dilthey di Jerman, serta Émile Durkheim di Prancis, telah mengusulkan pendekatan kualitatif dalam penelitian ilmu sosial untuk mendalami makna, nilai, dan norma dalam masyarakat. Pada awal abad ke-20, metode kualitatif semakin diperkuat oleh kontribusi dari tokoh-tokoh seperti Alfred Schutz, yang mengembangkan fenomenologi untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif individu. Di Amerika Serikat, George Herbert Mead dan John Dewey memperkenalkan prinsip-prinsip pragmatisme yang menekankan pada pengamatan lapangan dan studi kasus untuk memahami interaksi sosial. Seiring waktu, penelitian kualitatif semakin berkembang terutama di bidang antropologi dan etnografi. Pada tahun 1920-an, Bronisław Malinowski membawa konsep etnografi ke Inggris dengan pendekatannya yang mendalam terhadap studi lapangan dan observasi partisipan di Kepulauan Trobriand. Selanjutnya, pada tahun 1960-an, penelitian etnografi semakin mendapatkan perhatian dengan kontribusi dari Clifford Geertz yang mengembangkan antropologi interpretatif. Era 1970-an dianggap sebagai masa keemasan bagi gerakan penelitian kualitatif modern. Pada saat ini, banyak metode kualitatif seperti wawancara mendalam, observasi partisipan, analisis naratif, dan grounded theory mulai berkembang sebagai alat utama dalam penelitian sosial dan humaniora. Tokoh-tokoh seperti Howard S. Becker, Anselm Strauss, dan Barney G. Glaser turut
43 berperan dalam pengembangan metode kualitatif yang sistematis dan terstruktur. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, penelitian kualitatif semakin diakui secara akademis dan mendapatkan tempatnya dalam dunia ilmu pengetahuan sosial. Banyak jurnal akademis mulai menerbitkan artikel-artikel penelitian kualitatif, sementara pendekatan kualitatif juga mulai digunakan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk sosiologi, antropologi, psikologi, dan pendidikan. Seiring dengan kemajuan teknologi dan globalisasi pada abad ke-21, penelitian kualitatif terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Penggunaan teknologi informasi seperti analisis teks komputerisasi (computer-assisted qualitative data analysis) dan riset daring (online research) menjadi bagian penting dalam penelitian kualitatif modern. Di era yang semakin terhubung secara global ini, penelitian kualitatif juga semakin menjangkau konteks-konteks yang lebih luas dan beragam di seluruh dunia. C. Perbedaan dan Kombinasi Antara Kuantitatif dan Kualitatif Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi pendekatan, tujuan, jenis data, metode pengumpulan data, analisis, serta generalisasi dan interpretasi hasil. Di sisi lain, kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif dapat menghasilkan penelitian yang lebih komprehensif dan holistik. Berikut adalah uraian lebih
44 detail mengenai perbedaan dan kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif: 1. Perbedaan Antara Kuantitatif dan Kualitatif a. Pendekatan Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, di mana hipotesis diuji secara kuantitatif menggunakan data numerik untuk membuat generalisasi. Sedangkan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan induktif, di mana data deskriptif dianalisis untuk menghasilkan temuan atau teori baru. b. Tujuan Tujuan utama penelitian kuantitatif adalah menguji hipotesis, membuat generalisasi, dan mengidentifikasi hubungan antar variabel dengan menggunakan statistik. Sedangkan tujuan penelitian kualitatif adalah memahami dan menjelaskan fenomena secara mendalam, menangkap makna subjektif, dan menggambarkan kompleksitas dalam konteks alamiah. c. Jenis Data Penelitian kuantitatif menghasilkan data berupa angka atau variabel numerik yang dapat diukur dan dihitung secara statistik. Sedangkan penelitian kualitatif menghasilkan data berupa teks, narasi, atau gambaran deskriptif yang menangkap konteks dan makna. d. Metode Pengumpulan Data Penelitian kuantitatif menggunakan metodemetode seperti survei, eksperimen, atau analisis statistik untuk mengumpulkan data secara terstruktur.
45 Sementara penelitian kualitatif menggunakan metode seperti wawancara mendalam, observasi partisipan, atau analisis konten untuk mengumpulkan data secara mendalam dan deskriptif. e. Analisis Data Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan teknik statistik seperti uji t, regresi, atau analisis varian untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi. Sedangkan analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik seperti analisis tematik, analisis naratif, atau analisis grounded theory untuk mengidentifikasi pola dan tema. f. Generalisasi dan Interpretasi Penelitian kuantitatif cenderung melakukan generalisasi terhadap populasi dengan menggunakan sampel yang representatif, sedangkan penelitian kualitatif fokus pada interpretasi mendalam terhadap data dan konteks spesifik. 2. Kombinasi Antara Kuantitatif dan Kualitatif a. Pendekatan Campuran (Mixed Methods) Kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan melalui pendekatan campuran (mixed methods) di mana peneliti menggunakan kedua jenis metode dalam satu studi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan holistik. b. Penguatan Validitas Dengan menggabungkan kuantitatif dan kualitatif, peneliti dapat melakukan triangulasi data untuk memperkuat validitas temuan. Penggunaan data dan
46 metode yang berbeda dapat saling melengkapi dan mengonfirmasi hasil. c. Pengembangan Teori Kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif memungkinkan pengembangan teori yang lebih kuat dan berbasis bukti. Data kualitatif dapat digunakan untuk mengembangkan teori baru, sementara data kuantitatif dapat digunakan untuk menguji dan mengonfirmasi teori tersebut. d. Konteks dan Pengayaan Kombinasi kedua jenis metode dapat memberikan pengayaan dalam memahami fenomena dengan lebih dalam, karena data kualitatif memberikan konteks dan makna yang diperlukan untuk memahami data kuantitatif. Dengan demikian, kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif dapat memberikan keuntungan tambahan dalam menjawab pertanyaan penelitian yang kompleks dan mendalam, serta memungkinkan interpretasi yang lebih komprehensif terhadap fenomena yang diteliti.
47 Rangkuman Penelitian ilmiah mencakup dua pendekatan utama: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan data berbentuk angka untuk mengukur variabel dan membuat generalisasi ilmiah, dengan tujuan utama untuk mendapatkan pemahaman yang objektif dan umum tentang fenomena. Di sisi lain, penelitian kualitatif menekankan pemahaman mendalam tentang konteks, makna, dan kompleksitas fenomena sosial atau manusia dengan menggunakan data berbentuk kata-kata atau narasi. Perbedaan antara keduanya terletak pada pendekatan, jenis data, dan tujuan. Namun, dengan menggabungkan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian mixed methods, peneliti dapat memanfaatkan kelebihan masing-masing pendekatan untuk mendapatkan interpretasi yang lebih komprehensif dan holistik tentang fenomena yang diteliti. Integrasi ini memungkinkan triangulasi data, penguatan validitas, dan pengembangan teori yang lebih kuat, serta memberikan ruang bagi interpretasi yang mendalam dan terinci terhadap data secara bersamaan.
48 Evaluasi 1. Jelaskan perbedaan mendasar antara penelitian kuantitatif dan kualitatif berdasarkan pendekatan yang digunakan. Apa karakteristik utama dari pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ilmiah? 2. Sebutkan contoh metode pengumpulan data yang biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Apa kelebihan masing-masing metode tersebut dalam konteks penelitian? 3. Bagaimana triangulasi data dapat digunakan dalam penelitian mixed methods untuk meningkatkan validitas hasil penelitian? Jelaskan konsep triangulasi data dan mengapa hal ini penting dalam penggabungan kuantitatif dan kualitatif. 4. Apa yang dimaksud dengan pendekatan mixed methods dalam penelitian ilmiah? Jelaskan mengapa kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena dibandingkan dengan pendekatan tunggal. 5. Mengapa penting bagi peneliti untuk memahami baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif? Jelaskan bagaimana peneliti dapat memilih dan menggabungkan metode yang tepat berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
49 Desain Penelitian Mixed Methods 3
50 alam bab ini, mahasiswa akan memperoleh pemahaman mendalam tentang Desain Penelitian Mixed Methods, yang mencakup jenis-jenis desain, pemilihan desain yang tepat, serta integrasi dan rancangan penggabungan metode. Mereka akan mempelajari berbagai jenis desain mixed methods, seperti Sequential Explanatory Design, Concurrent Triangulation Design, dan Embedded Design, serta bagaimana menerapkan setiap desain sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis pertanyaan penelitian yang diajukan. Mahasiswa juga akan memahami pentingnya memilih desain yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan efektif dan mengoptimalkan kombinasi antara data kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, mereka akan belajar tentang integrasi metode dan rancangan penggabungan metode, yang melibatkan proses menggabungkan data dan analisis dari kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) dalam satu studi. Konsep ini akan membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dalam merancang penelitian yang komprehensif dan holistik, serta memaksimalkan potensi penelitian mixed methods dalam menghasilkan wawasan yang mendalam dan terinci tentang fenomena yang diteliti. A. Jenis-jenis Desain Penelitian Mixed Methods Desain Penelitian Mixed Methods mengacu pada penggabungan atau integrasi data dan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu studi untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena penelitian. Berikut adalah beberapa jenis-jenis desain penelitian mixed methods yang umum digunakan: D
51 1. Sequential Explanatory Design Sequential Explanatory Design adalah salah satu jenis desain penelitian mixed methods yang melibatkan pengumpulan dan analisis data secara bertahap, dimulai dengan fase kualitatif diikuti oleh fase kuantitatif. Pada awalnya, peneliti melakukan pengumpulan data kualitatif untuk mendalami fenomena yang diteliti dengan cara yang mendalam. Data kualitatif ini kemudian dianalisis untuk menghasilkan temuan awal dan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena tersebut. Hasil dari analisis kualitatif digunakan untuk mengembangkan pertanyaan kuantitatif yang lebih spesifik dan relevan untuk fase berikutnya. Tujuan utama dari fase kuantitatif dalam desain ini adalah untuk menguji generalisasi temuan yang dihasilkan dari analisis kualitatif, serta untuk menyediakan bukti yang lebih kuat atau umum tentang fenomena yang diteliti. Dengan kata lain, fase kuantitatif bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat temuan yang didapatkan dari fase kualitatif. Desain Sequential Explanatory berguna ketika peneliti ingin mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena yang kompleks sebelum melangkah ke analisis statistik yang lebih umum. Dengan menggabungkan kedua jenis data secara bertahap, peneliti dapat mengoptimalkan kelebihan masingmasing pendekatan (kualitatif dan kuantitatif) untuk mendapatkan gambaran yang lebih holistik dan terinci tentang fenomena penelitian. Tahap kualitatif memungkinkan peneliti untuk menjelajahi aspek-
52 aspek yang lebih dalam dan kompleks sebelum mengujinya secara lebih luas menggunakan data kuantitatif. 2. Sequential Exploratory Design Sequential Exploratory Design adalah salah satu jenis desain penelitian mixed methods yang melibatkan urutan pengumpulan dan analisis data yang berbeda dengan Sequential Explanatory Design. Dalam Sequential Exploratory Design, fase pertama adalah pengumpulan data kuantitatif, diikuti oleh fase pengumpulan dan analisis data kualitatif. Pada fase pertama dengan data kuantitatif, peneliti mengumpulkan data untuk mengidentifikasi pola atau tren yang menarik dalam fenomena yang diteliti. Data kuantitatif ini dapat memberikan gambaran awal yang lebih umum atau statistik tentang fenomena tersebut. Setelah itu, pada fase kualitatif, peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data kualitatif untuk menjelajahi pola atau tren yang telah diidentifikasi secara kuantitatif dengan lebih mendalam. Tujuan utama dari Sequential Exploratory Design adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan komprehensif tentang fenomena yang sudah diidentifikasi melalui analisis data kuantitatif. Dengan mengintegrasikan data kuantitatif dan kualitatif secara bertahap, peneliti dapat memanfaatkan kelebihan masing-masing pendekatan untuk mendapatkan wawasan yang lebih holistik tentang fenomena penelitian. Dalam desain ini,
53 penggunaan data kuantitatif sebagai langkah awal membantu dalam mengarahkan fokus pengumpulan dan analisis data kualitatif untuk menjelajahi aspekaspek yang lebih mendalam dan kompleks dari fenomena tersebut. 3. Concurrent Triangulation Design Concurrent Triangulation Design adalah salah satu jenis desain penelitian mixed methods di mana pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara simultan, dan kedua jenis data dianalisis secara terpisah. Dalam desain ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dari berbagai sumber atau responden yang sama. Setelah data terkumpul, kedua jenis data tersebut dianalisis secara terpisah menggunakan metode analisis yang sesuai untuk masing-masing jenis data. Analisis dilakukan untuk menghasilkan temuan yang spesifik dan mendalam dari setiap jenis data. Setelah analisis selesai, peneliti membandingkan dan mengintegrasikan temuan dari kedua jenis data untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih komprehensif dan holistik tentang fenomena yang diteliti. Tujuan utama dari Concurrent Triangulation Design adalah untuk memvalidasi temuan dengan cara mengonfirmasi atau menyelaraskan temuan dari kedua jenis data. Selain itu, desain ini memungkinkan peneliti untuk memperkuat generalisasi temuan dengan mengintegrasikan hasil dari dua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif). Dengan cara ini, desain ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
54 dan terintegrasi tentang fenomena penelitian, serta meningkatkan keandalan dan kevalidan temuan secara keseluruhan. 4. Concurrent Nested Design Concurrent Nested Design merupakan jenis desain penelitian mixed methods di mana pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara simultan, tetapi salah satu jenis data (biasanya kualitatif) menjadi lebih dominan atau terfokus daripada yang lain. Dalam desain ini, data kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan tambahan atau konteks yang lebih mendalam terhadap temuan kuantitatif yang telah diidentifikasi. Proses pengumpulan data dilakukan secara bersamaan untuk kedua jenis data, namun penekanan utama dalam analisis dan interpretasi dapat berbeda. Data kualitatif sering kali digunakan untuk mendalami atau menjelaskan temuan kuantitatif tertentu yang mungkin memerlukan penjelasan lebih lanjut. Hal ini membantu memperkaya interpretasi temuan kuantitatif dengan informasi yang diperoleh melalui data kualitatif. Tujuan dari Concurrent Nested Design adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan terintegrasi tentang fenomena penelitian dengan memanfaatkan kekuatan masingmasing jenis data. Desain ini dapat memberikan wawasan tambahan yang mendalam dan kontekstual terhadap temuan kuantitatif, serta meningkatkan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa suatu
55 fenomena terjadi. Dengan cara ini, peneliti dapat menyajikan temuan secara lebih holistik dan terinci kepada pembaca atau pemangku kepentingan. 5. Embedded Design Embedded Design adalah salah satu jenis desain penelitian mixed methods di mana data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan secara bersamaan dan diintegrasikan selama proses analisis dalam satu fase penelitian. Dalam desain ini, kedua jenis data diintegrasikan dan dianalisis secara simultan untuk memberikan wawasan yang lebih holistik dan terintegrasi tentang fenomena yang diteliti. Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara paralel, dan kemudian data tersebut diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena penelitian. Analisis data dilakukan secara bersamaan, dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing jenis data untuk mengoptimalkan interpretasi dan generalisasi hasil penelitian. Tujuan utama dari Embedded Design adalah untuk menghasilkan wawasan yang holistik dan terintegrasi tentang fenomena penelitian dengan menggabungkan kekuatan kuantitatif dan kualitatif secara efektif. Desain ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi fenomena secara lebih komprehensif dan mendalam, serta memberikan sudut pandang yang lebih lengkap tentang berbagai aspek yang terkait dengan penelitian. Dengan cara ini, Embedded Design dapat menghasilkan temuan yang
56 lebih mendalam dan terinci, serta memberikan kontribusi yang berharga dalam pengembangan teori atau praktik terkait bidang studi yang diteliti.. Setiap jenis desain penelitian mixed methods memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada tujuan penelitian, jenis pertanyaan penelitian, serta sumber daya yang tersedia. Pemilihan desain yang tepat sangat penting untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif dan menghasilkan pemahaman yang komprehensif tentang fenomena yang sedang diteliti. B. Pemilihan Desain yang Tepat Pemilihan desain penelitian mixed methods yang tepat sangat penting dalam menentukan keberhasilan dan kualitas sebuah penelitian. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemilihan desain yang tepat diperlukan: 1. Tujuan Penelitian yang Jelas Pemilihan desain yang tepat akan memastikan bahwa tujuan penelitian dapat tercapai dengan efektif. Setiap desain mixed methods memiliki karakteristik yang berbeda dan dapat lebih cocok untuk tujuan penelitian tertentu. Misalnya, jika tujuan utama adalah mendalami pemahaman tentang fenomena sebelum menguji generalisasi dengan data kuantitatif, Sequential Explanatory Design mungkin lebih cocok. 2. Jenis Pertanyaan Penelitian Desain mixed methods harus dipilih berdasarkan jenis pertanyaan penelitian yang diajukan. Pertanyaan penelitian yang lebih fokus pada eksplorasi mendalam
57 mungkin memerlukan desain yang berbeda dari pertanyaan yang menuntut validasi atau konfirmasi. 3. Kombinasi Optimal Pemilihan desain yang tepat memungkinkan peneliti untuk mengoptimalkan kombinasi antara data kuantitatif dan kualitatif. Setiap desain memiliki cara yang berbeda untuk menggabungkan data tersebut, dan pemilihan yang tepat akan memastikan bahwa data digunakan secara efisien untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik. 4. Konteks Penelitian Konteks penelitian, termasuk sumber daya yang tersedia dan keterbatasan waktu, juga mempengaruhi pemilihan desain penelitian. Beberapa desain mungkin lebih membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih besar daripada yang lain. 5. Validitas dan Keandalan Pemilihan desain yang tepat dapat meningkatkan validitas dan keandalan hasil penelitian. Desain yang dipilih harus dapat memberikan bukti yang kuat dan mendukung temuan penelitian. 6. Keterampilan Peneliti Pemilihan desain harus mempertimbangkan keterampilan dan pengalaman peneliti dalam mengelola dan menerapkan desain penelitian mixed methods yang kompleks. Desain yang terlalu rumit mungkin tidak sesuai dengan kemampuan peneliti yang ada.
58 Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, peneliti dapat memilih desain penelitian mixed methods yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian dengan efektif dan menghasilkan temuan yang bermakna serta relevan dalam konteks ilmiah atau praktis. C. Integrasi dan Rancangan Penggabungan Metode Integrasi dan rancangan penggabungan metode dalam penelitian mixed methods merujuk pada proses menggabungkan data dan analisis dari kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) secara sinergis. Tujuan dari integrasi ini adalah untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan holistik tentang fenomena penelitian, serta memaksimalkan kekuatan masingmasing jenis data untuk menghasilkan temuan yang lebih kuat dan valid. Rancangan penggabungan metode dalam penelitian mixed methods dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Triangulasi Triangulasi dalam konteks penelitian mixed methods merupakan pendekatan yang penting untuk memvalidasi temuan dan mengonfirmasi hasil penelitian dari berbagai sudut pandang. Triangulasi dilakukan melalui tiga aspek utama: a. Triangulasi Data Triangulasi data melibatkan penggunaan data dari berbagai sumber atau pendekatan untuk menguji
59 keabsahan temuan. Ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber yang berbeda, seperti menggabungkan data dari wawancara, observasi lapangan, dan dokumen tertulis. Dengan menggunakan variasi sumber data, peneliti dapat memastikan bahwa temuan tidak hanya bergantung pada satu jenis informasi atau perspektif. b. Triangulasi Metode Triangulasi metode terjadi ketika peneliti menggunakan beberapa pendekatan analisis yang berbeda untuk menginterpretasi data yang sama. Misalnya, dalam penelitian mixed methods, hasil kuantitatif dari survei dapat diinterpretasikan dengan menggunakan analisis statistik, sementara hasil kualitatif dari wawancara dapat dianalisis dengan metode analisis teks atau naratif. Penggunaan metode analisis yang berbeda membantu memperkuat validitas temuan dengan memastikan bahwa hasil tidak hanya tergantung pada satu teknik analisis. c. Triangulasi Peneliti Triangulasi peneliti terjadi ketika penelitian melibatkan lebih dari satu peneliti atau tim peneliti yang bekerja secara bersama-sama. Kolaborasi antara peneliti yang memiliki latar belakang dan perspektif yang berbeda dapat membantu mengurangi bias dan memvalidasi interpretasi data. Dengan melibatkan beberapa peneliti, penelitian dapat memperoleh sudut pandang yang lebih komprehensif dan objektif terhadap fenomena yang diteliti. Melalui triangulasi data, metode, dan peneliti, penelitian mixed methods dapat menghasilkan
60 temuan yang lebih kuat, valid, dan bermakna. Pendekatan ini membantu meminimalkan ancaman terhadap keandalan hasil penelitian dengan mengonfirmasi atau memvalidasi temuan dari berbagai sudut pandang, serta memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena penelitian.. 2. Konvergensi Konvergensi data dalam konteks penelitian mixed methods merujuk pada pendekatan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dan terintegrasi tentang fenomena penelitian. Dalam konvergensi, data dari kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) digunakan bersama-sama untuk menghasilkan pemahaman yang lebih holistik. Proses konvergensi dimulai dengan mengintegrasikan hasil dan temuan dari analisis data kuantitatif dan kualitatif. Misalnya, hasil analisis statistik dari data kuantitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola atau tren yang menarik. Selanjutnya, data kualitatif digunakan untuk menjelaskan atau memberikan konteks yang lebih dalam terhadap pola atau tren tersebut. Melalui konvergensi data, peneliti dapat mengembangkan teori atau kerangka konseptual yang lebih komprehensif. Data kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti, dan integrasi antara kedua jenis data membantu mengisi celah atau memperkaya interpretasi dan penjelasan.
61 Tujuan utama dari konvergensi data adalah untuk memanfaatkan kekuatan masing-masing pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) untuk menghasilkan pemahaman yang lebih terintegrasi dan bermakna tentang fenomena penelitian. Proses ini dapat menghasilkan teori atau model yang lebih kuat dan dapat diterapkan dalam konteks ilmiah atau praktis. Dengan memadukan data kuantitatif dan kualitatif, peneliti dapat mengoptimalkan penggunaan informasi yang tersedia dan menghasilkan temuan yang lebih relevan dan berkelanjutan. 3. Pemeriksaan Pemeriksaan (checking) dalam konteks penelitian mixed methods adalah salah satu strategi integrasi metode di mana satu jenis data digunakan untuk mengonfirmasi atau memperdalam pemahaman terhadap hasil yang dihasilkan dari jenis data lainnya. Misalnya, dalam proses pemeriksaan, data kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan atau konteks tambahan terhadap temuan kuantitatif yang telah diidentifikasi. Proses pemeriksaan dimulai dengan menggabungkan temuan atau hasil yang berasal dari analisis kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif, seperti statistik atau angka, dapat memberikan gambaran umum tentang fenomena yang diteliti. Kemudian, data kualitatif digunakan untuk menjelaskan atau memberikan konteks yang lebih mendalam terhadap temuan kuantitatif tersebut.
62 Contoh penerapan pemeriksaan adalah ketika hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi secara kuantitatif. Peneliti kemudian menggunakan wawancara atau diskusi kelompok kualitatif untuk mengeksplorasi alasan di balik kepuasan tersebut, serta konteks atau faktor-faktor yang memengaruhi persepsi pelanggan. Tujuan utama dari pemeriksaan adalah untuk mengoptimalkan interpretasi hasil penelitian dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing jenis data. Data kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang lebih mendalam, memberikan penjelasan tambahan, atau memvalidasi temuan kuantitatif. Dengan cara ini, integrasi metode melalui pemeriksaan membantu memperkaya interpretasi hasil penelitian dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang diteliti.. 4. Penjelasan Penjelasan (explanation) dalam konteks penelitian mixed methods mengacu pada penggabungan metode di mana data kualitatif digunakan untuk memberikan interpretasi atau penjelasan yang lebih mendalam terhadap temuan kuantitatif. Dalam proses penjelasan, informasi atau konteks yang diperoleh dari data kualitatif digunakan untuk memperkaya atau melengkapi interpretasi hasil kuantitatif yang telah diidentifikasi. Proses penjelasan dimulai dengan mengintegrasikan temuan atau hasil yang berasal dari analisis kuantitatif. Hasil analisis kuantitatif dapat memberi-
63 kan gambaran umum atau trend terkait fenomena yang diteliti. Kemudian, data kualitatif digunakan untuk memberikan insight yang lebih mendalam, memperjelas pola atau tren tersebut, atau menjelaskan faktor-faktor yang mendasarinya. Contoh penerapan penjelasan adalah ketika hasil survei menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi secara kuantitatif. Peneliti kemudian menggunakan wawancara mendalam atau studi kasus kualitatif untuk mengidentifikasi alasan di balik kepuasan tersebut, serta memperoleh wawasan tentang pengalaman individu pelanggan. Tujuan utama dari penjelasan adalah untuk mengoptimalkan interpretasi hasil penelitian dengan memadukan kekuatan kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif digunakan untuk memberikan insight yang lebih mendalam, menjelaskan fenomena dengan cara yang lebih holistik, atau melengkapi temuan kuantitatif dengan konteks yang diperoleh dari pengalaman individu atau situasi konkret. Dengan cara ini, integrasi metode melalui penjelasan membantu meningkatkan interpretasi hasil penelitian dan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang fenomena yang sedang diteliti. Integrasi dan rancangan penggabungan metode dalam penelitian mixed methods membutuhkan perencanaan dan strategi yang matang. Peneliti harus mempertimbangkan bagaimana menggabungkan data dan analisis dari kedua pendekatan secara efisien untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Selain itu, transparansi dan ketelitian dalam proses
64 integrasi diperlukan untuk memastikan keandalan dan validitas hasil penelitian yang dihasilkan.
65 Rangkuman Rangkuman ini mencakup tiga aspek utama terkait penelitian mixed methods. Pertama, terdapat berbagai jenis desain penelitian mixed methods seperti Sequential Explanatory Design, Sequential Exploratory Design, Concurrent Triangulation Design, Concurrent Nested Design, dan Embedded Design, masing-masing dengan pendekatan penggabungan data kuantitatif dan kualitatif yang unik. Kedua, pemilihan desain yang tepat sangat penting dalam menentukan kesuksesan dan relevansi penelitian terhadap tujuan yang ingin dicapai. Desain harus dipilih berdasarkan jenis pertanyaan penelitian, tujuan, jenis data yang akan digunakan, dan konteks penelitian. Ketiga, integrasi dan rancangan penggabungan metode dalam penelitian mixed methods merupakan proses menggabungkan data dan analisis dari kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) secara sinergis untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan holistik tentang fenomena penelitian. Integrasi ini melibatkan strategi seperti triangulasi data, konvergensi data, pemeriksaan, dan penjelasan untuk memaksimalkan validitas dan relevansi temuan penelitian. Dengan memahami jenis desain yang tersedia, memilih desain yang tepat, dan melaksanakan integrasi metode dengan baik, peneliti dapat menghasilkan penelitian mixed methods yang kuat dan bermakna.
66 Evaluasi 1. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian Sequential Explanatory dalam konteks penelitian mixed methods? Jelaskan langkah-langkah utama yang dilakukan dalam desain ini. 2. Mengapa penting untuk memilih desain penelitian yang tepat dalam penelitian mixed methods? Sebutkan faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih desain penelitian. 3. Bagaimana integrasi dan penggabungan metode berkontribusi terhadap kualitas dan validitas penelitian mixed methods? Jelaskan beberapa strategi integrasi yang dapat digunakan dalam penggabungan data kuantitatif dan kualitatif. 4. Apa perbedaan utama antara Concurrent Triangulation Design dan Sequential Exploratory Design dalam penelitian mixed methods? Jelaskan kapan masing-masing desain ini lebih cocok untuk digunakan. 5. Mengapa pemeriksaan (checking) dan penjelasan (explanation) penting dalam integrasi data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian mixed methods? Berikan contoh konkret bagaimana strategi ini dapat digunakan untuk memperkaya interpretasi hasil penelitian.
67 Perumusan Masalah Penelitian Mixed Methods 4
68 etelah menyelesaikan bacaan di bagian Perumusan Masalah Penelitian Mixed Methods, mahasiswa akan memperoleh pemahaman mendalam tentang langkahlangkah kunci dalam merumuskan masalah penelitian yang efektif. Pertama, mahasiswa akan belajar cara mengidentifikasi masalah penelitian yang relevan dan signifikan, serta memahami kebutuhan untuk merumuskan masalah yang dapat diinvestigasi secara baik. Kedua, mahasiswa akan mengembangkan keterampilan dalam merumuskan hipotesis dan pertanyaan penelitian yang jelas dan terarah, sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Terakhir, mahasiswa akan belajar tentang pentingnya membangun kerangka konseptual penelitian yang dapat memberikan landasan teoritis yang kuat untuk mendukung dan mengarahkan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang akan dilakukan dalam penelitian mixed methods. Dengan memahami konsep dan proses perumusan masalah penelitian ini, mahasiswa akan dapat mengembangkan rencana penelitian yang kokoh dan relevan dalam konteks penelitian mixed methods. A. Identifikasi Masalah Penelitian Identifikasi masalah penelitian dalam konteks penelitian mixed methods merupakan langkah awal yang krusial dalam menyusun rencana penelitian yang efektif. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian yang tepat, relevan, dan dapat diinvestigasi dengan baik melalui pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. S
69 Salah satu tujuan utama identifikasi masalah penelitian adalah untuk mengenali kelemahan dalam pengetahuan atau pemahaman tentang suatu fenomena atau topik tertentu. Dengan mengidentifikasi masalah penelitian yang belum terselesaikan atau aspek yang belum dipahami secara memadai, peneliti dapat merumuskan pertanyaan penelitian yang spesifik dan relevan untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menyumbangkan pengetahuan baru atau memperbaiki pemahaman yang ada. Identifikasi masalah penelitian juga membantu peneliti untuk memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting dan signifikan dari fenomena yang ingin diteliti. Dengan mengidentifikasi masalah yang relevan, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mereka memiliki nilai dan dampak yang signifikan dalam konteks akademis, praktis, atau sosial. Disamping itu proses identifikasi masalah penelitian membantu menentukan tujuan penelitian secara lebih jelas. Dengan merumuskan masalah penelitian yang spesifik, peneliti dapat mengembangkan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang terarah dan dapat diuji melalui pendekatan mixed methods. Tujuan penelitian yang jelas dan terdefinisi dengan baik membimbing seluruh proses penelitian dari perumusan desain hingga analisis data. Prosedur ini seringkali mempengaruhi pemilihan metode penelitian yang tepat. Dengan memahami masalah penelitian secara mendalam, peneliti dapat memilih metode kuantitatif dan kualitatif yang sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mencapai tujuan
70 penelitian. Pemilihan metode yang tepat sangat penting dalam penelitian mixed methods untuk memaksimalkan validitas dan relevansi temuan. Akhirnya, tujuan identifikasi masalah penelitian dalam penelitian mixed methods adalah untuk menghasilkan kontribusi ilmiah yang berarti. Dengan merumuskan masalah penelitian yang baik, peneliti dapat menghasilkan pengetahuan baru atau kontribusi teoretis yang berdampak dalam bidang penelitian tertentu. Identifikasi masalah yang tepat membuka jalan bagi peneliti untuk menjelajahi dan menganalisis fenomena dengan lebih mendalam dan holistik, menghasilkan temuan yang dapat memberikan wawasan baru bagi komunitas ilmiah. Langkah-langkah identifikasi masalah penelitian mix methods Proses identifikasi masalah penelitian dalam penelitian mixed methods melibatkan langkah-langkah yang sistematis untuk memastikan bahwa masalah yang dipilih dapat diinvestigasi secara efektif melalui pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam identifikasi masalah penelitian: Pemahaman Konteks dan Literatur: Langkah pertama adalah memahami konteks yang relevan dan literatur terkait dengan topik penelitian. Peneliti perlu melakukan tinjauan literatur yang cermat untuk mengidentifikasi kelemahan dalam pengetahuan yang ada, masalah yang belum terpecahkan, atau area-area yang perlu dipelajari
71 lebih lanjut. Tinjauan literatur ini membantu peneliti mengidentifikasi fokus penelitian yang tepat. 1. Identifikasi Area Penelitian Setelah memahami konteks dan literatur, peneliti dapat mengidentifikasi area penelitian yang spesifik. Area penelitian ini sebaiknya merupakan topik atau masalah yang signifikan, menarik, dan relevan dalam konteks disiplin ilmu tertentu. Identifikasi area penelitian membantu mempersempit fokus penelitian menjadi hal-hal yang lebih konkret. 2. Perumusan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan area penelitian yang diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan terarah. Pertanyaan penelitian sebaiknya bersifat spesifik, dapat diuji, dan relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan penelitian yang baik membantu memandu seluruh proses penelitian dan membentuk dasar bagi hipotesis penelitian. 3. Pembangunan Kerangka Konseptual Setelah merumuskan pertanyaan penelitian, peneliti perlu membangun kerangka konseptual yang mendasari penelitian. Kerangka konseptual berfungsi sebagai landasan teoretis yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama dalam penelitian. Pembangunan kerangka konseptual membantu menghubungkan teori dengan praktik penelitian yang dilakukan.
72 4. Evaluasi Potensial Pendekatan Mixed Methods Terakhir, dalam identifikasi masalah penelitian, peneliti perlu mengevaluasi potensi pendekatan mixed methods untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Hal ini melibatkan pertimbangan terhadap jenis data yang dibutuhkan, metode analisis yang cocok, serta kemungkinan integrasi data kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi ini membantu memastikan bahwa masalah penelitian yang dipilih dapat diinvestigasi secara efektif melalui pendekatan mixed methods. (Halcomb & Hickman, 2015) Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian yang tepat dan relevan untuk dieksplorasi melalui pendekatan mixed methods. Proses identifikasi yang cermat dan sistematis membantu memastikan bahwa penelitian memiliki fokus yang jelas dan dapat menghasilkan kontribusi yang bermakna dalam bidang pengetahuan. Proses identifikasi masalah penelitian dalam konteks penelitian mixed methods dapat menghadapi beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Salah satu tantangan utama adalah kompleksitas dalam mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian mixed methods memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kedua jenis pendekatan ini dan bagaimana mereka dapat saling melengkapi. Peneliti perlu mempertimbangkan bagaimana mereka akan menggabungkan data, menganalisis temuan, dan menyusun
73 kesimpulan yang berasal dari kedua pendekatan tersebut. Kompleksitas ini membutuhkan keterampilan metodologis yang kuat dan pemahaman yang mendalam tentang metodologi penelitian. Tantangan lainnya adalah menemukan keseimbangan antara kedua pendekatan dalam merumuskan masalah penelitian. Peneliti perlu memastikan bahwa masalah penelitian yang dirumuskan dapat diinvestigasi secara efektif melalui pendekatan mixed methods. Hal ini melibatkan menemukan pertanyaan penelitian yang tepat yang dapat dijawab baik secara kuantitatif maupun kualitatif, serta menentukan strategi integrasi yang sesuai untuk memperoleh wawasan yang komprehensif. Selain itu, kompleksitas identifikasi masalah penelitian juga dapat terjadi karena perlu memahami literatur dan konteks yang luas terkait dengan topik penelitian. Tinjauan literatur yang cermat dan pemahaman yang mendalam tentang kelemahan pengetahuan yang ada dapat menjadi tantangan tersendiri. Peneliti harus mampu mengidentifikasi area-area yang belum dipahami dengan baik atau masalah-masalah yang belum terpecahkan dalam literatur terkait. Tantangan lainnya mungkin terkait dengan pembangunan kerangka konseptual yang kuat. Memahami teori-teori yang relevan dan membangun kerangka konseptual yang sesuai untuk mendukung pertanyaan penelitian memerlukan pemahaman yang mendalam tentang disiplin ilmu tertentu. Peneliti juga perlu mempertimbangkan kemungkinan bias dan kendala
74 metodologis yang mungkin terjadi dalam merumuskan masalah penelitian. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi peneliti untuk memiliki keterampilan analitis yang baik, kemampuan untuk berpikir kritis, dan kerja sama antardisiplin ilmu jika diperlukan. Kolaborasi antar peneliti dengan latar belakang metodologi yang berbeda juga dapat membantu mengatasi tantangan dalam identifikasi masalah penelitian dalam penelitian mixed methods. B. Pengembangan Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian Pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian dalam konteks penelitian mixed methods merupakan langkah penting untuk menyusun rencana penelitian yang sistematis dan terarah. Dalam pendekatan mixed methods, pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan baik aspek kuantitatif maupun kualitatif dari penelitian. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian mix methods: (McKim, 2017) 1. Konsistensi dengan Tujuan Penelitian Pertama, hipotesis dan pertanyaan penelitian harus selaras dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Tujuan penelitian yang jelas membimbing pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian untuk memastikan bahwa penelitian dapat menghasilkan jawaban yang relevan dan bermanfaat.
75 2. Terbuka terhadap Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian harus memperhitungkan kemungkinan penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif dalam analisis. Hipotesis dan pertanyaan penelitian perlu dirumuskan agar dapat diuji secara empiris melalui pendekatan kuantitatif, sementara juga memberikan ruang untuk eksplorasi mendalam melalui pendekatan kualitatif. 3. Spesifik dan Dapat Diuji Hipotesis dan pertanyaan penelitian haruslah spesifik dan dapat diuji secara empiris. Pertanyaan penelitian yang terlalu umum atau ambigu mungkin sulit untuk dijawab melalui pendekatan mixed methods. Oleh karena itu, perlu merumuskan pertanyaan yang jelas dan terukur. 4. Integrasi Teori Pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian mix methods juga memerlukan integrasi dengan teori yang relevan. Hipotesis dan pertanyaan penelitian sebaiknya didasarkan pada pemahaman teoritis yang kuat untuk memperkuat landasan konseptual penelitian. 5. Kompatibilitas dengan Metode Analisis Terakhir, hipotesis dan pertanyaan penelitian harus kompatibel dengan metode analisis yang akan digunakan. Peneliti perlu mempertimbangkan bagaimana mereka akan menganalisis data kuantitatif dan
76 kualitatif secara bersamaan atau berturut-turut, dan merumuskan pertanyaan yang dapat mendukung proses analisis ini. Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, peneliti dapat mengembangkan hipotesis dan pertanyaan penelitian yang kuat dan relevan dalam konteks penelitian mixed methods. Pendekatan ini memungkinkan penggabungan antara kekuatan analisis kuantitatif dan kualitatif untuk menghasilkan pemahaman yang lebih holistik dan mendalam terhadap fenomena yang diteliti. C. Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian mixed methods memiliki urgensi yang sangat penting karena berfungsi sebagai landasan teoretis yang mengarahkan seluruh proses penelitian. Berikut adalah beberapa urgensi atau pentingnya kerangka konseptual dalam penelitian mixed methods: (Halcomb & Hickman, 2015) 1. Mengintegrasikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Kerangka konseptual membantu mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian. Dengan membangun kerangka konseptual yang kokoh, peneliti dapat menggabungkan teori dan konsep-konsep dari kedua pendekatan untuk menyusun strategi analisis yang komprehensif dan terintegrasi.
77 2. Mengarahkan Pemilihan Metode Kerangka konseptual membantu dalam pemilihan metode penelitian yang tepat. Berdasarkan kerangka konseptual, peneliti dapat memutuskan metode pengumpulan data, teknik analisis, dan pendekatan integrasi yang sesuai dengan tujuan penelitian dan konsep-konsep yang ingin dieksplorasi. 3. Memberikan Dasar Teoritis Kerangka konseptual menyediakan dasar teoritis yang kuat bagi penelitian. Dengan membangun kerangka konseptual yang berlandaskan pada teoriteori yang relevan, peneliti dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antarvariabel dan fenomena yang diteliti. 4. Membimbing Interpretasi Hasil Selain itu, kerangka konseptual membantu memandu interpretasi hasil penelitian. Dengan memahami kerangka konseptual, peneliti dapat menginterpretasikan temuan penelitian dengan lebih terstruktur dan menyeluruh, serta mengaitkan hasil kuantitatif dan kualitatif secara kohesif. 5. Menyediakan Landasan untuk Generalisasi Kerangka konseptual yang kokoh juga memberikan landasan untuk generalisasi temuan penelitian. Dengan merujuk pada teori dan konsep dalam kerangka konseptual, peneliti dapat menggeneralisasikan temuan penelitian dengan lebih baik dan menyampaikan implikasi penelitian secara lebih luas.
78 Bentuk kerangka konseptual dalam penelitian mixed methods dapat berupa diagram, tabel, atau narasi teoritis yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep utama yang akan diteliti. Bentuk ini membantu menyusun kerangka kerja teoritis yang akan digunakan sebagai landasan untuk merancang dan melaksanakan penelitian. Berikut adalah beberapa bentuk yang umum digunakan dalam pembuatan kerangka konseptual: 1. Diagram Konseptual Bentuk ini menggunakan diagram untuk menunjukkan hubungan antara variabel-variabel atau konsep-konsep utama dalam penelitian. Diagram konseptual sering kali menggunakan panah atau garis untuk menggambarkan arah hubungan antarvariabel, sehingga memvisualisasikan konsep-konsep yang akan diselidiki. 2. Tabel Konseptual Bentuk tabel dapat digunakan untuk menyusun konsep-konsep utama dan menjelaskan hubungan antarvariabel atau dimensi yang relevan. Tabel konseptual membantu mengorganisir informasi dengan jelas dan menyediakan ringkasan terstruktur tentang kerangka konseptual penelitian. 3. Narasi Teoritis Bentuk narasi teoritis adalah deskripsi atau paparan teoritis yang menjelaskan hubungan antara konsep-konsep dalam penelitian. Narasi teoritis berfungsi untuk merangkum teori-teori yang relevan
79 dan menggambarkan bagaimana konsep-konsep tersebut saling terkait dalam konteks penelitian. 4. Model atau Framework Bentuk kerangka konseptual juga dapat berupa model atau framework teoritis yang lebih kompleks. Model atau framework ini sering digunakan untuk mewakili struktur konseptual secara menyeluruh, dengan menunjukkan interaksi antarvariabel atau komponen-komponen utama penelitian. 5. Visualisasi yang Komprehensif Bentuk kerangka konseptual pada dasarnya adalah visualisasi yang komprehensif tentang teoriteori, konsep-konsep, dan hubungan antarvariabel yang relevan dengan penelitian. Bentuk ini membantu peneliti dan pembaca untuk memahami struktur teoritis penelitian dengan jelas dan menyeluruh. Dengan menggunakan bentuk kerangka konseptual yang sesuai, peneliti dapat mengembangkan landasan teoritis yang kuat untuk penelitian mixed methods. Bentuk kerangka konseptual yang dipilih harus memadai untuk merangkum teori-teori yang relevan, menyusun konsepkonsep utama, dan menunjukkan hubungan antarvariabel secara efektif.
80 Rangkuman Proses identifikasi masalah penelitian, pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian, serta pembentukan kerangka konseptual merupakan tahapan krusial dalam perencanaan penelitian mixed methods. Identifikasi masalah penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi area penelitian yang signifikan dan memilih fokus yang tepat untuk diteliti melalui pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif, serta bertujuan untuk merumuskan pertanyaan yang dapat diuji secara empiris dan mengarahkan analisis data. Sementara itu, pembentukan kerangka konseptual menjadi penting karena memberikan dasar teoritis yang kokoh, mengintegrasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, serta memandu seluruh proses penelitian dari perumusan masalah hingga interpretasi hasil. Dengan menyusun tahapan ini secara sistematis, peneliti dapat memastikan bahwa penelitian mixed methods dilakukan dengan fokus yang jelas, pertanyaan yang terarah, dan kerangka teoritis yang mendukung untuk menghasilkan pemahaman yang holistik tentang fenomena yang diteliti.
81 Evaluasi 1. Apa pentingnya identifikasi masalah penelitian dalam penelitian mixed methods? Jelaskan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi masalah penelitian yang tepat dalam pendekatan ini. 2. Mengapa pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian merupakan langkah penting dalam perencanaan penelitian mixed methods? Bagaimana cara merumuskan pertanyaan penelitian yang dapat diuji secara empiris melalui pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif? 3. Apa perbedaan antara hipotesis dalam penelitian kuantitatif dan penelitian mixed methods? Berikan contoh hipotesis yang cocok untuk penelitian mixed methods yang ingin menggabungkan kedua pendekatan ini. 4. Mengapa pembentukan kerangka konseptual menjadi penting dalam penelitian mixed methods? Bagaimana kerangka konseptual membantu mengintegrasikan teoriteori dari kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif) dalam penelitian? 5. Jelaskan bagaimana proses identifikasi masalah penelitian, pengembangan hipotesis dan pertanyaan penelitian, serta pembentukan kerangka konseptual saling terkait dalam perencanaan penelitian mixed methods. Mengapa penting untuk memahami dan mengintegrasikan ketiga langkah ini secara efektif dalam pendekatan penelitian yang kompleks ini?
82
83 Pengumpulan Data Penelitian Mixed Methods 5
84 elalui pembahasan tentang pengumpulan data dalam penelitian mixed methods, mahasiswa akan memahami berbagai instrumen dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen pengumpulan data kuantitatif mencakup survei, kuesioner, skala pengukuran, dan alat pengukuran lainnya yang menghasilkan data numerik atau terukur. Di sisi lain, teknik pengumpulan data kualitatif melibatkan wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi kasus, atau pengumpulan data melalui fokus grup. Pemahaman terhadap instrumen dan teknik ini penting dalam penelitian mixed methods karena memungkinkan peneliti untuk menggabungkan kekuatan analisis kuantitatif dan kualitatif guna mendapatkan pemahaman yang lebih holistik dan mendalam tentang fenomena yang diteliti. A. Instrumen Pengumpulan Data Kuantitatif Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan instrumen pengumpulan data harus dijelaskan secara rinci dalam metodologi penelitian. Penjelasan yang komprehensif tentang instrumen membantu pembaca atau pemeriksa penelitian memahami bagaimana data dikumpulkan, sehingga memungkinkan evaluasi terhadap validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Juga, transparansi dalam penggunaan instrumen memungkinkan peneliti lain untuk mereplikasi atau mengulangi penelitian untuk memverifikasi temuan. M
85 Kuesioner Kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan informasi dari responden melalui serangkaian pertanyaan tertulis atau struktur yang disusun secara sistematis. Menurut Sugiyono (2017) kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang berisi daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi atau dijawab oleh responden. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau mengukur variabel-variabel tertentu. Kerlinger (2013) mendefinisikan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang dirancang untuk mengumpulkan informasi dari responden dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi sesuai dengan instruksi yang diberikan. Kuesioner berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur pendapat, sikap, atau perilaku responden. Arikunto (2010) memberikan pendapat bahwa kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data dari responden dalam bentuk jawaban tertulis atas serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis. Kuesioner digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan informasi tentang variabel-variabel yang diteliti. Sekaran & Bougie (2016) mendefinisikan kuesioner sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden dengan memberikan daftar pertanyaan tertulis yang harus diisi oleh mereka. Kuesioner sering digunakan dalam survei atau penelitian untuk
86 mendapatkan data tentang preferensi, pendapat, atau perilaku responden. Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa kuesioner adalah alat pengumpulan data yang terdiri dari daftar pertanyaan tertulis yang dirancang secara sistematis untuk mengumpulkan informasi dari responden dalam penelitian atau survei. Kuesioner digunakan untuk mengukur variabel-variabel tertentu, seperti sikap, pendapat, atau perilaku, dan membantu peneliti memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang diajukan Karakteristik kuesioner dalam konteks pengumpulan data untuk penelitian memiliki beberapa elemen yang penting untuk memastikan keefektifan dan kehandalan instrumen tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik kuesioner: (Hidayat, 2021) 1. Struktur yang Sistematis: Kuesioner harus memiliki struktur yang terorganisir dengan baik. Pertanyaanpertanyaan harus disusun secara logis dan berurutan untuk memfasilitasi pemahaman responden. Biasanya, kuesioner dimulai dengan pertanyaan pengantar atau informasi demografis, diikuti dengan pertanyaan yang lebih spesifik sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Jelas dan Tepat: Setiap pertanyaan dalam kuesioner harus jelas dan tepat. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami oleh responden target dan tidak mengandung ambiguitas atau arti ganda. Penyusunan pertanyaan harus mempertimbangkan tingkat literasi
87 dan latar belakang responden untuk memastikan kejelasan dan akurasi jawaban. 3. Relevan dan Berfokus pada Tujuan: Kuesioner harus berfokus pada tujuan penelitian atau survei yang telah ditetapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus relevan dengan variabel-variabel yang ingin diukur atau informasi yang ingin dikumpulkan. Setiap pertanyaan harus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemecahan masalah penelitian. 4. Varian Jenis Pertanyaan: Kuesioner dapat mengandung berbagai jenis pertanyaan, termasuk pertanyaan tertutup (pilihan ganda, skala likert) dan terbuka (jawaban bebas). Penggunaan variasi jenis pertanyaan ini dapat membantu menggali informasi secara komprehensif dan memungkinkan analisis data yang lebih mendalam. 5. Validitas dan Reliabilitas: Kuesioner harus dirancang dengan memperhatikan validitas dan reliabilitas. Validitas berkaitan dengan sejauh mana pertanyaan mengukur apa yang seharusnya diukur, sementara reliabilitas berkaitan dengan konsistensi jawaban dari responden jika kuesioner digunakan secara berulang. Pengujian kuesioner sebelum digunakan secara luas dapat membantu memastikan validitas dan reliabilitasnya. 6. Kesesuaian dengan Target Responden: Desain kuesioner harus sesuai dengan karakteristik dan preferensi responden target. Misalnya, penggunaan bahasa yang sesuai, penyusunan pertanyaan yang relevan dengan konteks sosial atau budaya responden,
88 dan penggunaan instruksi yang jelas untuk mengisi kuesioner. 7. Tampilan yang Menarik dan Profesional: Penampilan visual kuesioner juga penting untuk mempertahankan minat dan partisipasi responden. Kuesioner harus terlihat bersih, rapi, dan profesional, dengan penggunaan font yang mudah dibaca, ruang putih yang memadai, dan pengaturan tata letak yang terstruktur. Dengan memperhatikan karakteristik-karakteristik ini, peneliti dapat merancang kuesioner yang efektif dan efisien untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian kuantitatif. Kualitas kuesioner yang baik akan membantu memastikan validitas dan reliabilitas data yang dikumpulkan serta memberikan informasi yang berharga untuk analisis dan interpretasi. Gambar contoh kuesioner
89 Tes Tes adalah suatu metode atau alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik tertentu dari individu. Penggunaan tes dalam konteks penelitian kuantitatif sering kali bertujuan untuk memperoleh data numerik atau hasil yang dapat diukur secara objektif. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pengertian tes: (Hidayat, 2021) 1. Tujuan Pengukuran Tes digunakan untuk mengukur atau menilai suatu hal tertentu yang ingin diketahui atau dipahami. Tujuan pengukuran ini dapat bervariasi tergantung pada konteks penggunaannya, seperti mengukur kemampuan kognitif, menguji pengetahuan atau pemahaman, menilai keterampilan praktis, atau mengukur aspek psikologis tertentu. 2. Standar Pengukuran Tes harus dirancang dengan menggunakan standar pengukuran yang jelas dan dapat diandalkan. Standar pengukuran ini mencakup kriteria atau skala untuk menentukan tingkat atau hasil dari tes tersebut. Contohnya, tes tertulis dapat menggunakan skala poin atau skor numerik untuk menilai jawaban. 3. Objektivitas Tes diharapkan menghasilkan data atau nilai yang objektif, artinya tidak dipengaruhi oleh interpretasi subjektif dari pemberi tes atau penerima tes. Untuk mencapai objektivitas, tes harus terstandarisasi
90 dengan baik dan dirancang untuk memberikan hasil yang konsisten. 4. Validitas Validitas tes mengacu pada sejauh mana tes tersebut benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas tes sangat penting untuk memastikan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan tujuan penggunaannya. 5. Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keandalan hasil tes jika tes dilakukan berulang kali pada subjek yang sama atau subjek yang serupa. Tes yang reliabel akan menghasilkan hasil yang konsisten jika diberikan pada situasi atau populasi yang sama. 6. Jenis-jenis Tes Ada berbagai jenis tes yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, termasuk tes objektif (misalnya, pilihan ganda, benar-salah) dan tes subjektif (misalnya, esai). Penggunaan jenis tes yang tepat tergantung pada tujuan pengukuran dan variabel yang ingin diukur. 7. Penggunaan dalam Penelitian Tes digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data yang dapat diolah secara statistik. Hasil tes dapat memberikan informasi yang berguna untuk analisis data, menguji hipotesis, atau membuat generalisasi tentang populasi yang lebih luas.