93 ceritera saat pertunjukan; sebutan dendang saluang, karena alat musik pengiring dendang alat musik saluang; dendang pasisia karena wilayah tempat pertumbuhannya di daerah pesisir kota Padang; dendang Pauah karena nama daerah pertumbuhannya di daerah Pauh; sebutan dendang darek karena asal usul masyarakat di Pauh datang dari daerah daratan antara lain dari Solok, Padangpanjang, Batusangkar. Sebutan saluang dendang karena penyajian dendang diawali instrumen saluang. Akan tetapi, nama yang paling dekat dengan masyarakat di kecamatan Pauh, sebutannya adalah Dendang Pauah. Pertunjukan dendang Pauah sama dengan pertunjukan kesenian tradisional lainnya di Minangkabau, diminati oleh masyarakat kota dan desa, berasal dari berbagai strata sosial masyarakat yang berbeda, yaitu golongan surau, golongan lapau atau parewa, golongan adat, golongan cerdik pandai, serta golongan masyarakat non Minangkabau. Suasana yang muncul pada waktu pertunjukan adalah keakraban, rasa kekeluargaan, dan keceriaan. Pertunjukan dendang sangat dinamis sebagai hasil kerja sama yang baik karena semua komponen pertunjukan saling mendukung.
94 Menurut (Krisna, 2001) dendang terbagi kedalam tiga bagian irama yaitu sebagai berikut: C. Dendang Manjujai Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam kegiatan dendang untuk manjujai anak mempunyai kata-kata yang tidak baku. Kata-kata yang diucapkan tergantung keinginan, niat dan tujuan pendendang yang mau disampaikan kepada si buah hati, namun kata-katanya harus mendidik dan mempunyai makna serta mempunyai nila-nilai moral dan agama. Di dalam buku ini ada beberapa contoh dendang yang dapat digunakan dalam manjujai anak yaitu sebagai berikut: 1. Sholawat (Shalatullah shalamullah) Sholatullah...salamullah... Ala thooha rasulillah Sholatullah...salamullah
95 Alaa yaasin habilillah Tawassalna bi bismillaah Wabil haadi rosulillaah Wakulli mujahidin lillaah Bi ahlil badri yaa Allah Ilaahi sallimil ummah Minal aafaati wannigmah Wa min hammin Wa min ghummah Bi ahlil badri yaa Allah. Gambar 11. Sholawat (Sholatullah salamullah )
96 Alat dan Bahan Teknis Mendendang Aspek yang dikembangkan Anak Orang tua atau guru (pengasuh) Ayunan Letakkan anak di pangkuan atau di ayunan Dendangkan lagu shalawat dengan penuh penghayatan dan kasih sayang Nilai agama dan moral Sosial emosional Bahasa Seni kognitif 2. Asmahul Husna Gambar 12. Dendang Asmahul Husna
97 Alat dan Bahan Teknis Mendendang Aspek yang dikembangkan Anak Orang tua atau guru (pengasuh) Ayunan Letakkan anak di pangkuan, di ayunan atau digendong Dendangkan lagu Asmahul Husna dengan penuh penghayatan dan kasih sayang Nilai agama dan moral Sosial emosional Bahasa Seni kognitif 3. Lagu Sepohon Kayu Sepohon kayu daunnya rimbun Lebat bunganya serta buahnya Walaupun hidup seribu tahun Bila tak sembahyang apa gunanya Kami bekerja sehari-hari Untuk bekerja rumah sendiri Walaupun hidup seribu tahun Bila tak sembahyang apa gunanya Kami sembahyang fardhu sembahyang Sunnah yang ada bukan sembarang Supaya Allah menjadi sayang Kami bekerja hatilah riang Kami sembahyang lima lah waktu Siang dan malam sudahlah tentu Hidup di kubur yatim piatu Tinggallah seorang dipukul dipalu
98 Dipukul dipalu sehari-hari Barulah ia sadarkan diri Hidup di dunia tiada berarti Akhirat di sana sangatlah rugi. Gambar 13. Dendang Sepohon Kayu (Foto, Swandra Rahayu, 2019) Alat dan Bahan Teknis Mendendang Aspek yang dikembangkan Anak Orang tua atau guru (pengasuh) Ayunan Letakkan anak di pangkuan, di ayunan atau digendong Dendangkan lagu Sepohon Kayu dengan penuh penghayatan dan kasih sayang Nilai agama dan moral Sosial emosional Bahasa Seni kognitif
99 4. Dendang Lalok la Nak anak oi anak lalok la dulu lolok la anak amak buaikan Tuai-tuai padi di tuai ambiek katan di dalam peti buai - buai anak babuai amak sadang batanak nasi Dari kuok kabangkinang singgah lalu ka ayi tiyi makan sasuok kanyang-kanyang sapiring kok ta abih. Gambar 14. Dendang Lalok la nak (Foto: Swandra Rahayu, 2019)
100 Alat dan Bahan Teknis Mendendang Aspek yang dikembangkan Anak Orang tua atau guru (pengasuh) Ayunan Letakkan anak di pangkuan, di ayunan atau digendong Dendangkan lagu Lalok la nak dengan penuh penghayatan dan kasih sayang Nilai agama dan moral Sosial emosional Bahasa Seni kognitif
101 Anak usia dini merupakan anak usia 0-6 tahun pada usia dini disebut juga dengan golden age dimana fungsi kerja otak bekerja dengan optimal. Anak usia dini diibaratkan juga dengan kertas putih yang bersih dan suci, dimana anak belum tau apa-apa, orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya yang akan membimbing dan mengajarkannya. Oleh karena itu pengasuhan (parenting) stimulasi yang sesuai sangat dibutuhkan anak karena akan mempengaruhi kehidupan anak selanjutkan. Dalam masayarakat Minangkabau Salah satu stimulasi yang dapat mengembangkan yaitu manjujai. Jadi sangat penting pengasuhan (parenting) dan stimulasi untuk menembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sehingga anak akan tumbuh menjadi anak yang baik, pintar, berbakti kepada orang tua dan dapat berguna bagi
102 Tanah Air. Demikian pedoman ini disusun semoga dapat dimanfaatkan oleh orang tua dan guru (pengasuh) untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak sehingga anak dapat berkembang dengan optimal.
103 Anwar dan H. Arsyad Ahmad. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Panduan Praktis Bagi Orang Tua dan Calon Ibu. Bandung: CV. Alfabeta. Bahri Djamarah Syaiful. (2014). Pola Pengasuhan Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Dahrizal, Musrah. 2018. Wawancara tentang manjujai. JL. Bundes Kecamatan Nanggalo Kota Padang Fadillah, M. (2012). Desain Pembelajaran PAUD. Jakarta: Perpustakaan Nasional. Hapsari, I. I. (2016). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Permata Puri Media. Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press. Hasnida. (2016). Panduan Pendidik Dalam Mengimplementasi Kurikulum PAUD 2013. Jakarta: PT. Luxima Metro Media. Helmizar. (2018). Buku Pedoman Manjujai. Padang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
104 HS, W. (2014). Dramaturgi Teater Rakyat Randai Di Minangkabau. Jurnal Kajian Seni, 1(1), 32–47. https://doi.org/10.22146/ART.5874 Hsueh, J. (2013). Strengthening Low-Income Families : A Research Agenda for Parenting , Relationship , and Fatherhood Programs, 1–2. Huliyah, M. (2016). Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan Guru Raudlatul Athfal, 1(1), 60–71. Krisna, E. (2001). Saluang Sastria Liasan Minangkabau. Padang: Balai Bahasa Padang. latif, mukhtar. Zukhairina, R. Z. dan M. A. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Mahyuddin Nenny, Yarmis Syukur, A. H. (2016). efektivitas penggunaan video ca-mera dalam pembelajaran dan implikasinya terhadap pelayanan anak usia dini ( usia 4-6 tahun )) di kota padang jumlah guru dan perbandingan yang dengan dibutuhkan alat perekam yang dapat. Pendidikan Anak Usia Dini, 10(1), 45–60. https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JPUD.101.03 Mayar, F. (2013). Perkembangan sosial anak usia dini sebagai bibit untuk masa depan bangsa. Jurnal Al-Ta’lim, 1(6), 459–465. Mutia, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Prenadamedia Group.
105 Nigel, P. (1981). Si Jobang Sung Narative Poetry Of West Sumatra. London: Cambridge University Press. Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Roberta, B. (2007). Child, Family, School, Comm unity Socialization and Support Seventh Edition. Canada: Thomson Learnig Inc. Rustiyanti, S. (2014). Foklor Sastra Minangkabau Sebagai Identitas KeIndonesiaan dan Kekuatan Kultural di Era Globalisasi, 2(1). Rustiyanti, S. (2015). Aluang Bunian Karawitan Minangkabau dalam Pamenan Anak Nagari dari Penyajian Bagurau ke Presentasi Estetik. Resital, 16(2), 104–115. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang. Surbakti. (2012). Parenting Anak-Anak. Jakarta: Gramedia. Suryana, Dadan. Rizka, N. (2019). Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Akreditasi Lembaga. Jakarta: Prenadamedia Group. Suryana, D. (2013a). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran. Padang: UNP Press Padang. Suryana, D. (2013b). Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Peraturan Menteri N0. 58 Tahun
106 2009. Ilmiah, Jurnal Pendidikan, Ilmu Xiii, Volume, XIII(2), 53–61. https://doi.org/http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pe dagogi Suryana, D. (2018). Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Prenadamedia Group. Susanto, A. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep dan Teori). Jakarta: PT Bumi Aksara. Suyadi. (2014).Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyadi. (2016). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Tarmizi, P. (2010). Fungsi Kesenian Dendang dalam Upacara Adat Perkawinan di Desa Gunung Ayu Kota Manna Bengkulu Selatan, XVI(1), 48–54. Trainer, S. T. (2012). PAUD Panduan Praktis Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Triharso, A. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Upton, P. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Yusuf, Syamsu. Sugandi, N. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Zaman, Saeful. Helmi, D. (2009). 12 Permainan untuk
107 meningkatkan Intelegensi Anak. Jakarta: Transmedia Pustaka. Syamsul Yusuf L.N. Perkembangan Peserta Didik (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,2013). Nurhasanah, 2019: Belajar Atau Bermain: Upaya Memahami Perkembangan Anak Usia Dini Dalam Pembelajaran Di Lembaga PAUD;Ya Bunayya, Volume 1 Nomor 1 Kadir, M. 1990. Dendang Darek: Salah Satu Dendang Minangkabau. Padangpanjang: ASKI Padangpanjang Bornstein, Marc.2002. Handbook of Parenting Second Edition Marzuki, Amzah (2015). Pendidikan Karakter Islam. Jakarta: Gramedia. Amirullah Syarbini, (2016). Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Jakarta: Ar-Ruzz Media Helmawati (2015). Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ulfiah (2016). Psikologi Keluarga, Bogor: Ghalia Indonesia Anita Yus, 2011 Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Triharso,A (2013) Permainan Kreatif dan Edukatif Anak Usia Dini, Yogyakarta : CV. Andi Offset. Hurlock, E. B. 2006. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
108 kelima. Alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. Jackman, H. L. (2009). Early education curriculum. USA: Delmar, Cengage Learning. Ahmad, Susanto. (2016). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks Dwijawiyata. (2013). Mari Bermain Permainan Kelompok Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kanisius Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Kartono Kartini.(2007).Psikologi Anak.Bandung : Mandar Maju Essa, Eva. L. 2014. Introduction to Early Childhood Education 6th Edition. Canada: Wadsworth Kusbudiah (2014) Workshop Inovasi Pembelajaran Angka Bentuk dan Warna Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAUD Kavramina, O., & Metaforlari, G. (2016). Early Childhood Education Teachers. Metaphors about Play Concept for, 12(1), 372-388. Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan anak usia dini. Jogjakarta: Diva Press.
109