The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul ini bisa memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang isi pembelajaran yang akan dibahas. Kompetensi dasar, menjelaskan target minimal yang harus diketahui oleh mahasiswa. Kemampuan akhir, berisi tentang kemampuan yang harus dipahami oleh mahasiswa. Penjelasan materi berisi intisari pembelajaran yang dibahas. Latihan, digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa. Rangkuman, berisi ringkasan materi yang telah disajikan. Tes formatif, berisi tes-tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa. Umpan balik dan tindak lanjut, berisi ukuran yang akan digunakan dosen dalam mengukur kemampuan minimal mahasiswa, dan untuk memberikan keputusan bahwa mahasiswa boleh lanjut ke materi berikutnya atau mengulang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ekonfuad, 2022-03-17 00:10:45

Auditing

Modul ini bisa memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang isi pembelajaran yang akan dibahas. Kompetensi dasar, menjelaskan target minimal yang harus diketahui oleh mahasiswa. Kemampuan akhir, berisi tentang kemampuan yang harus dipahami oleh mahasiswa. Penjelasan materi berisi intisari pembelajaran yang dibahas. Latihan, digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa. Rangkuman, berisi ringkasan materi yang telah disajikan. Tes formatif, berisi tes-tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa. Umpan balik dan tindak lanjut, berisi ukuran yang akan digunakan dosen dalam mengukur kemampuan minimal mahasiswa, dan untuk memberikan keputusan bahwa mahasiswa boleh lanjut ke materi berikutnya atau mengulang.

Keywords: Auditing

melakukan trace backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan per taanggal
stock opname dengan per tanggal neraca).

Contoh trace forward di perusahaan dagang

Saldo persediaan per tanggal

Tanggal

30-11-10 Stock opname Rp 150.000.000
Rp 350.000.000
1-12-10 s/d 31-12-10 Pembelian (Rp 430.000.000)
Rp 70.000.000
1-12-10 s/d 31-12-10 Penjualan

Per 31-12-10 Saldo persediaan

Ada beberapa yang harus diperhatikan auditor sebelum melaksanakan stock
opname.
1) Dapatkan dan pelajari Petunjuk Pelaksanaan Stock Opname (Phisycal Inventory

Intruction) yang dibuat oleh perusahan, di mana biasanya mencakup tentang:
a) Pengaturan team/petugas stock opname.
b) Tanggal pelaksanaan opname.
c) Lokasi dan denah gudang
d) Pembatasan seminimal mungkin ke luar masuknya barang pada waktu

pelaksanaan stock opname.
e) Prosedur cut-off, yaitu mencatat nomor dan tanggal terakhir dari receiving

report dan issuing report/shipping report.
f) Penggunaan bin-tag untuk mencatat hasil perhitungan, yang sebelumnya

ditempelkan jenis barang.
Di dalam Bin-tag tercantum: nama dan jenis barang, nomor kode barang,
satuan dan jumlah unit, dan diberi nomor urut tercetak (prenumbered).

Latihan

1) Jelaskan pengertian persediaan!
Jawab:
Persediaan merupakan asset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
dalam proses produksi dan atau perjalanan; atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa.

2) Sebutkan sifat-sifat persediaan?
Jawab:
a. Biasanya merupakan aset lancar (current assets) karena masa perputarannya
biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan
perhitungan laba rugi

3) Berikan contoh persediaan!
Jawab:

94

Bahan baku (raw materials), barang dalam proses (work in process), barang jadi (finish
goods), suku cadang (spare-part), bahan pembantu, bahan dalam perjalanan (goods in
transit), barang konsinyasi.

4) Sebutkan tujuan pemeriksaan persediaan?
Jawab:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
b. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada yang
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca.
c. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan (volution) sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
d. Untuk memeriksa apakah sistem pencatatan persediaan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
e. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective), bergerak
lambat (slow moving), dan ketinggalan mode (absolescance) sudah dibuatkan
allowance yang cukup.
f. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit.
g. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan yang
cukup.
h. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan
(purchase/sales commitmen) yang mempunyai pengaruh besar terhadap laporan
keuangan.
i. Untuk mengetahui apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

5) Bagaimana prosedur audit atas persediaan?
Jawab:
a. Prosedur pemeriksaan untuk compliance test
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan.
b. Prosedur pemeriksaan subtantive atas persediaan
1. Lakukan observasi atas stock opname (perhitungan fisik) yang dilakukan
perusahaan (klien)
2. Minta final inventory list.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.
4. Periksa unit price dari bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, bahkan
bahan pembantu.
5. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca.
6. Periksa cukup tidaknya barang-barang yang bergerak lambat, barang-barang yang
rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode atau tidak trend lagi.
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event).
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian
9. Periksa jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit (loan agreement), notulen rapat.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase comitment per tanggal neraca.
11. Seandainya ada barang dalam perjalanan (good in transit), lakukan prosedur
berikut ini:

95

➢ Minta rincian good in transit per tanggal neraca.
➢ Periksa mathematical accuracy.
➢ Periksa subsquent clearance.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjusment
jika diperlukan.
13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK/ETAP/IFRS.

Rangkuman

Menurut standar Akuntansi Keuangan (PSAK: NO. 14, hal 14. 1 s/d 14.2 dan 14.9–IAI,
2002), persediaan merupakan aset: Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
dalam proses produksi dan atau perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa. Adapun sifat-sifat persediaan
meliputi: a) Biasanya merupakan aset lancar (current assets) karena masa perputarannya
biasanya kurang atau sama dengan satu tahun. b) Merupakan jumlah yang besar, terutama
dalam perusahaan dagang dan industri. c) Mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan
posisi keuangan (neraca) dan perhitungan laba rugi, karena kesalahan dalam mementukan
persediaan pada akhir periode akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aset lancar dan
total aset, beban pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan,
pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan
keuangan berikutnya.

Tes Formatif 10

Jawablah pernyataan-pernyataan berikut dengan “Benar” atau “Salah”.
1) Dalam suatu perusahaan industry, persediaan terdiri atas barang dalam proses dan

barang jadi. (Benar/Salah)
2) Salah satu tujuan pemeriksaan persediaan adalah untuk memeriksa apakah persediaan

yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada dan dimiliki oleh
perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca). (Benar/Salah)
3) Salah satu ciri dari internal control yang baik atas persediaan adalah digunakannya system
anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan dan penerimaan serta
pengeluaran kas. (Benar/Salah)
4) Untuk memeriksa kewajaran unit cost dari raw material, work in process dan finished
goods, auditor harus melakukan tes atas supplier invoice. (Benar/Salah)
5) Dalam melakukan observasi atas inventory taking, auditor bertindak sebagai
pimpinan team dan auditorlah yang harus menyusun “Physical Inventory Instruction”.
(Benar/Salah)

96

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk melanjutkan ke materi berikutnya, mahasiswa harus mampu menjawab semua
pertanyaan paling tidak 80% benar. Selamat bagi mahasiswa yang lolos ke materi berikutnya.

Kunci Jawaban

1. Tes formatif 1
1) Dalam suatu perusahaan industry, persediaan terdiri atas barang dalam proses dan
barang jadi. (Salah)
2) Salah satu tujuan pemeriksaan persediaan adalah untuk memeriksa apakah
persediaan yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca). (Benar)
3) Salah satu ciri dari internal control yang baik atas persediaan adalah digunakannya
system anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan dan penerimaan serta
pengeluaran kas. (Benar)
4) Untuk memeriksa kewajaran unit cost dari raw material, work in process dan finished
goods, auditor harus melakukan tes atas supplier invoice. (Salah)
5) Dalam melakukan observasi atas inventory taking, auditor bertindak sebagai
pimpinan team dan auditorlah yang harus menyusun “Physical Inventory Instruction”.
(salah)

Daftar Pustaka

Agoes, S. (2004). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2013. Auditing Buku 1 edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.
Islahuzzaman. (2012). Istilah-istilah Akuntansi & Auditing. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

97

Topik 11:

Pemeriksaan Aset Tetap

Pendahuluan

Sebelum saudara melakukan pemeriksaan asset tetap sebaiknya saudara memahami
apa itu asset tetap. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 – IAI,
2002): Aset tetap adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68): Aset tetap adalah aset berwujud yang: Dimiliki
untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak
lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan ini, mahasiswa mampu memahami
pemeriksaan asset tetap. Minimal 95% benar.

Kemampuan Akhir yang Diharapkan

Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan asset tetap.

Kegiatan Belajar 11

Pengertian Aset Tetap

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 – IAI, 2002): Aset
tetap adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009; 68):
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b. Diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Sifat dan Contoh Aset Tetap

Sifat atau ciri aset tetap adalah:
a. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai barang

dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
c. Jumlahnya cukup material.

98

Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang membedakan aset tetap dari persediaan
barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki PT. Astra sebagai produsen mobil, hasil
produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang
dagangan (inventory), sedangkan mobil yang dipakai untuk antar jemput pegawai, digunakan
oleh direksi dan para manajer perusahaan harus digolongkan sebagai aset tetap.

Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset tetap harus
disusutkan. Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap selama
masa manfaatnnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang
diterapkan secara konsisten).

Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus
mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure dan revenue
expenditure.

Fixed assets atau Aset Tetap Dibedakan:
a. Fixed tangible assets, aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba.
b. fixed intangible asset, aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa

dilihat dan tidak bisa diraba.
Yang termasuk Fixed Tangible Assets misalnya:
a. Tanah (Land) yang diatasnya dibangun gedung kantor, pabrik atau rumah. Tanah ini tidak

disusutkan (menurut PSAK maupun peraturan pajak).
b. Gedung (Building) termasuk pagar, lapangan parkir, taman, mesin-mesin, peralatan,

Furniture & Fixtures (meja, kursi), Delivery Equipment/Vahicles (mobil, motor, kapal laut,
pesawat terbang).
c. Natural Resources (Sumber Alam), sepertipertambangan minyak, batu bara, emas,
marmer dan hak pengusahaan hutang (HPH). Natural Resources ini harus dideplesi,
bukan disusutkan, pada saat sumber alam tersebut mulai menghasilkan.
Yang termasuk Intangible Assets misalnya: Hak paten, hak cipta (copy right), franchise,
goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan
berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).

Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aset Tetap

Tujuan Pemeriksaan Aset Tetap:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap.
b. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)

betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
c. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang

diperiksa) betul betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan
benar.
d. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan benar di
buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
e. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang di periksa
dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya
telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
f. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
g. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia.

99

Prosedur dan Penjelasan Pemeriksaan Aset Tetap

Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut:

a. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap

Dalam hal ini biasanya auditor menggunakan INTERNAL CONTROL

QUESTIONNAIRES.

Beberapa ciri Internal Control yang baik atas aset tetap adalah:

1) Digunakannya anggaran untuk penambahan aset tetap.

Jika ada aset tetap yang ingin dibeli tetapi belum tercantum dianggaran maka

aset tetap tersebut tidak boleh dibeli dahulu.

2) Setiap penambahan dan penerimaan aset tetap terlebih dahulu harus diotorisasi oleh

pejabat perusahaan berwenang.

3) Adanya kebijakan tertulis darimanajemen mengenai capitalization dan depreciation

policy.

4) Diadaannya kartu ast tetap atau sub buku besar aset tetap yang mencantumkan

tanggal pembelian, nama supplier, harga perolehan, metode dan persentase

penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset tetap.

5) Setiap aset tetap diberi nomor kode.

6) Minimal setahun sekali dilakukan inventarisasi (pemeriksaan fisik aset tetap), untuk

mengetahui keberadaanya dan kondisi dari aset tetap.

7) Bukti-bukti aset tetap disimpan di tempat yang aman.

8) Aset diasuransikan dengan jumlah Insurance Coverage (nilai pertanggungan) yang

cukup.

b. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap, yang berisikan:

Saldo awal, penambahan serta pengurangan-pengurangannya dan saldo akhir, baik untuk

harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya.

c. Periksa footing dan cross footingnganya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger

atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.

d. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut.

Misalkan: mesin dengan harga perolehan Rp 100.000.000 dan diakumulasikan

penyusutan (sampai dengan tanggal penarikan) Rp 80.000.000 dijual dengan harga Rp

30.000.000 secara tunai.

Jurnal Entry yang Rp 30.000.000 -

seharusnya adalah:

Kas

Akum Penyusutan Rp 80.000.000 -

Mesin

Mesin - Rp 100.000.000

Laba Penjualan Aset - Rp 10.000.000

Tetap

Seringkali perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit Kas Rp
30.000.000 dan mengkreditmesin Rp 30.000.000. Auditor juga harus memeriksa apakah
uang kas sebesar Rp 30.000.000 sudah diterima perusahaan dan dicatat dalam buku
penerimaan kas.
e. Periksa fisik dari aset tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari aset tetap.

Pemeriksa fisik dari aset tetap dan diperhatikan kondisinya apakah masih dalam
keadaan baik atau sudah rusak.

100

Tentang pemeriksaan fisik aset tetap secara test basis ada 2 (dua) pendapat:
1) Yang dites hanya penambahan dalam tahun berjalan yang jumlahnya besar.
2) Diutamakan penambahan yang baru serta beberapa aset tetap.yang lama.

Pada pendapatan pertama memang akan lebih cepat pelaksanaannya,tetapi ada
kelemahannya yaitubila ada aset tetapyang lama dibeliata tidak dapat dipakai lagi, tetapi
masih tercantum di dalam daftar aset tetap, maka dengan cara pertama tidak dapat
diketahui.
f. Periksa bukti pemilikan aset tetap.

Dalam hal ini harus dicocokan dengan nomor mesin, chasis, dan nomor polisis
kendaraan yang tercantum BPKB dan STNK dengan yang terdapat di kendaraan.
Perhatikan juga apakah surat-surat tanah, gedung, kendaraan atas nama perusahaan.
g. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan
konsisten dengan tahun sebelumnya.

Tentang policy dari Capitalization tersebut ada beberapa kemungkinan:
1) Berdasarkan jumlahnya, misalnya di atas Rp 500.000 harus dikapitalisir.
2) Berdasarkan masa manfaatnya.
3) Campuran antara jumlah dan masa manfaat.

Tentang policy dari penyusutan ada beberapa kemungkinan, apakah penyusutan
tersebut dimulai:
1) Pada tanggal pembelian
2) Pada tanggal pemakaian
3) Juga perlu masa penyusutannya, misal pembelian tanggal 1 s/d 15 dihitung satu bulan

penuh sedang tanggal 16 s/d 31 dihitung setengah bulan.
h. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Mainteance, sehingga kita dapat mengetahui

apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures
tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.

Harus diperhatikan kemungkinan client memperkecil laba dengan mencatat capital
expenditure sebagai revenue expenditure.
i. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance
Coveragenya cukup atau tidak.

Pemeriksa kecukupan insurance coverage, dalam arti jangan sampai terlalu kecil
atau terlalu besar. Jika terlalu kecil ada bahaya bahwa jika terjadi kebakaran, ganti rugi
dari perusahaan asuransi tidak mencukupi untuk membeli aset tetap (misalkan gedung
atau mesin) yang baru sehingga mengganngu kegiatan operasi perusahaan. Tentang
penilaian cukup tindakan insurance coverage tersebut adalah atas dasar jumlah yang
mendekati harga pasar.
j. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan di perkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.

Penyusustan ini biasanya dari aset tetap yang dapat disusutkan, seperti gudang
kantor, dan sebagainya, sebab ada juga Fixed Assets yang tidak dapat disusutkan seperti
tanah hakmilik. Tetapi bila tanah tersebut digunakan untuk bahan baku pembuatan batu
bata atau genteng, maka dapat disusutkan yaitu dengan istilah deplesi.

Apabila tanah tersebut merupakan tanah dengan hak guna bangunan, maka tanah
tersebut juga tidak dapat disusutkan. Auditor harus memeriksa akurasi dari perhitungan
penyusutanyang dibuat clien, dan ketetapan alokasi biaya penyusutan sebagai bagian dari
biaya produksi tidak langsung, biaya umum dan administrasi, serta biaya penjualan.

101

k. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk memeriksa

apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak.

l. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau

menjual aset tetap.

m. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada

Construction in Progress yang harus di transfer ke aset tetap.

n. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa

apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing.

o. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.

Jika aset tetapdijaminkan berarti bukti pemilikan diserahkan (disimpan) di bank,

sehingga auditor harus memeriksa tanda terima penyerahan bukti-bukti pemilikan. Selain

itu jika ada aset tetap yang dijaminkan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan.

p. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar akuntansi

keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Contoh Penyajiannya:

di Neraca Catatan No. 31/12/2002 31/12/2001

ASET TETAP :

Harga Perolehan 9 Rp 2.230.000.000 Rp 2.000.000.000

Akumulasi Penyusutan Rp 525.000.000 Rp 240.000.000

Rp 1.705.000.000 Rp 1.760.000.000

Di Kebijakan Akuntansi

d. Aset Tetap

Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan.

Perusahaan menyusutkan aset tetapnya dengan menggunakan metode garis lurus dengan

presentase penyusutan sebagai berikut (berdasarkan transaksi masa manfaat aset tetap):

Gedung : 4% per tahun

Kendaraan : 25% pertahun

Mesin : 20% pertahun

Peralatan Kantor : 10% per tahun

Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikantanggal pembeliannya.

Biaya pemelikharaan dan pernaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi pada saat

terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi.

Di catatan atas laporan Keuangan No.9
9. Aset Tetap
Saldo aset Tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri atas:
Beban penyusutan untuk tahun 2010 dan tahun 2009 masing-masing sebesar Rp
525.000.0000 dan Rp 240.000.000.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Mandiri.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 75):

Entitas harus mengungkapkan untuksetiap kelompok aset tetap:
a) Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto;
b) Metode penyusutan yang digunakan;
c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;

102

d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi kerugian
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan

e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang diajukan:
i. Penambahan
ii. Pelepasan
iii. Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi sesuai
dengan penurunan nilai aset

iv. penyusutan
v. perubahan nilai
Entitas juga harus mengungkapkan:
a) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk

utang;
b) Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.

Latihan

1) Jelaskan pengertian asset tetap!
Jawab:
Aset tetap adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun.

2) Sebutkan ciri-ciri asset tetap?
Jawab:
a. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai
barang dagangan, tetapi untuk dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
c. Jumlahnya cukup material.

3) Fixed asset dibedakan menjadi 2, yaitu fixed tangible assets dan fixed intangible assets.
Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab:
a. Fixed tangible assets adalah aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat,
bisa diraba. Misalnya: tanah, gedung, natural resources (sumber alam), seperti
pertambangan minyak, batu bara, emas, marmer dan hak pengusahaan hutang (HPH).
b. fixed intangible asset, aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak
bisa dilihat dan tidak bisa diraba. Misalnya: Hak paten, hak cipta (copy right), franchise,
goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan
berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).

4) Sebutkan tujuan audit atas asset tetap?
Jawab:
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap.
b. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.

103

c. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang
diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat
dengan benar.

d. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan benar
di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

e. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode) yang di
periksa dilakukan dengan cara yang sesuai dengan SAK, konsisten, dan apakah
perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).

f. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
g. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai

dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

5) Bagaimana prosedur audit atas aset tetap?
Jawab:
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset tetap.
b. Minta kepada klien Top Schedule serta Supporting Schedule aset tetap.
c. Periksa footing dan cross footingnya dan cocokkan totalnya dengan General Ledger
atau Sub-Ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
d. Vouch penambahan serta pengurangan dari aset tetap tersebut.
e. Periksa fisik dari aset tetap tersebut dan periksa kondisi dan nomor kode dari aset
tetap.
f. Periksa bukti pemilikan aset tetap.
g. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang
dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya.
h. Buat analisis tentang perkiraan Repair & Mainteance, sehingga kita dapat mengetahui
apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital
Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditures.
i. Periksa apakah aset tetap tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance
Coveragenya cukup atau tidak.
j. Tes perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya
penyusutan di perkirakan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan.
k. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi dari bank, untuk
memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak.
l. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau
menjual aset tetap.
m. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada
Construction in Progress yang harus di transfer ke aset tetap.
n. Jika ada aset tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan
periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi
leasing.
o. Periksa atau tanyakan apakah ada aset tetap yang dijadikan agunan kredit di bank.
p. Periksa penyajiannya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

104

Rangkuman

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 16.2 & 16.3 – IAI, 2002): Aset tetap
adalah asset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut
SAK ETAP (IAI, 2009; 68): Aset tetap adalah aset berwujud yang: Dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk
tujuan administratif, dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

Tes Formatif 11

Jawablah pernyataan-pernyataan berikut dengan “Benar” atau “Salah”.
1) Fixed tangible assets adalah asset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga

tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung. (Benar/Salah)
2) Salah satu prosedur pemeriksaan asset tetap adalah “Buat analisis tentang perkiraan

repair dan maintenance sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang
seharusnya masuk dalam kelompok capital expenditures tetapi dicatat sebagai revenue
expenditures”. (Benar/salah)
3) Salah satu contoh internal control yang baik atas asset tetap adalah adanya kebijakan
tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy. (Benar/Salah)
4) Tujuan dari pembelian asset tetap untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai
barang dagangan. (Benar/Salah)
5) Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal baik jumlahnya material maupun
immaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. (Benar/Salah)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Untuk melanjutkan ke materi berikutnya, mahasiswa harus mampu menjawab semua
pertanyaan paling tidak 80% benar. Selamat bagi mahasiswa yang lolos ke materi berikutnya.

Kunci Jawaban

1. Tes formatif 1
1) Fixed tangible assets adalah asset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk,
sehingga tidak bisa dilihat dan tidak bisa diraba, misalnya: tanah, gedung. (Salah)
2) Salah satu prosedur pemeriksaan asset tetap adalah “Buat analisis tentang perkiraan
repair dan maintenance sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran
yang seharusnya masuk dalam kelompok capital expenditures tetapi dicatat sebagai
revenue expenditures”. (Benar)
3) Salah satu contoh internal control yang baik atas asset tetap adalah adanya kebijakan
tertulis dari manajemen mengenai capitalization dan depreciation policy. (Benar)
4) Tujuan dari pembelian asset tetap untuk dijual kembali atau diperjualbelikan sebagai
barang dagangan. (Salah)

105

5) Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal baik jumlahnya material maupun
immaterial, dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. (Benar)

Daftar Pustaka

Agoes, S. (2004). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2013. Auditing Buku 1 edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Jakarta: Salemba Empat.
Aren & Loebbecke. 2009. Auditing Pendekatan Terpadu. Terjemahan Amir Abadi Yusuf

Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat
Wisudawan G.A. dkk 2019 Tanggung Jawab Hukum Akuntan Publik Sebagai Salah Satu

Profesi Penunjang Pasar Modal Terhadap Misleading Prospektus Jurnal
JATISWARA No 2 2019
Minaryati A.A. & Ridwan M. 2015 Tanggung Jawab Pendeteksian Kecurangan sebagai
Pencegahan Kegagalan Audit (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta) Jurnal
Trikominika

106

Lampiran

Penugasan

Bentuk tugas yang diberikan berupa:
“STUDI KASUS AUDIT PLAN PADA PERUSAHAAN”

Deskripsi Tugas

• Penugasan studi kasus audit plan ini terbatas pada bagaimana mahasiswa
merencanakan audit berdasarkan kondisi dilapangan

• Setelah menyelesaikan tugas ini mahasiswa mampu membuat audit plan pada suatu
perusahaan atau organisasi.

Tahapan Pelaksanaan Studi Alamat
107
Buatlah Audit Plan yang berisi:
1. Gambaran Umum Perusahaan, Maksud dan Tujuan Perusahaan, serta

Perusahaan.
2. Susunan Pengurus Perusahaan
3. Posisi Ekuitas Perusahaan
4. Kebijakan Akuntansi yang Digunakan oleh Perusahaan, yang meliputi:

a. Penyajian Laporan Keuangan;
b. Persediaan;
c. Piutang Usaha;
d. Penyertaan Dalam Bentuk Saham;
e. Aset Tetap;
f. Biaya Perizinan;
g. Liabilities/Piutang Dalam Rangka Hubungan Khusus;
h. Pengakuan Pendapatan;
i. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing;
j. Taksiran Pajak Penghasilan;
k. Tahun Buku;
5. Buku-buku yang Digunakan Perusahaan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
6. Laporan Posisi Keuangan Komparatif dan Laba Rugi Komparatif
7. Masalah Akuntansi Perusahaan
8. Masalah Perpajakan Perusahaan
9. Masalah Pemeriksaan Perusahaan
10. Rencana Kerja Pemeriksaan
11. Jasa Akuntan
12. Biaya Pemeriksaan
13. Waktu:
₋ Pemeriksaan lapangan dimulai/selesai;
₋ Pemeriksaan stock fisik/kas;
₋ Evaluasi internal control;

₋ Penyerahan laporan akuntan;
₋ Pelaksanaan stock opname.

Contoh Audit Plan

PT RENIKU
RENCANA PEMERIKSAAN

Tahun Buku 2020

1. Umum
PT RENIKU didirikan berdasarkan Akta notaris Abadi Timothy, Sarjana Hukum, Nomor 7,
tertanggal 15 Mei 1992, dengan perubahan-perubahannya dan yang terakhir dengan Akta
No.47, tertanggal 25 Januari 1993, yang dibuat dihadapan notaris yang sama.

Akta pendirian telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat
No. Y.A.7/777/93 tertanggal 27 Juli 1993 dan telah dimuat dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 2 November 1993 No. 99, tambahan No. 797.

Maksud dan Tujuan Perusahaan
Perusahaan bergerak di bidang industri perajutan, pencelupan, konveksi, dan finishing.

Alamat Perusahaan : Jl. Duren Delima No.79, Jakarta Barat
Kantor : Jl. Muara Sakti No. 288, Jakarta Utara
Pabrik

2. Susunan Pengurus : Hasan Oramahi
Dewan Komisaris : Asmawti
Presiden Komisaris Keisyah
Komisaris
: Iman Kurniawan
Direksi : Dhian Febrianasari
Presiden Direktur : Tarra Alea
Direktur Keuangan : Tierro
Direktur Umum : Syafruddin
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran

3. Ekuitas
Modal dasar perusahaan berjumlah Rp. 50.000.000,- yang terbagi atas 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp. 5.000,- per saham.
Dari jumlah tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 5.000 lembar saham
@ Rp. 5.000,- atau sebesar Rp. 25.000.000,- dan diambil seluruhnya oleh Tuan Iman
Kurniawan.

4. Kebijakan Akuntansi
a. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, laporan arus kas
disusun berdasarkan metode tidak langsung (indirect method).

108

b. Persediaan

1) Persediaan bahan baku, olie dan solar dibukukan berdasarkan harga

perolehannya. Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode FIFO.

2) Persediaan barang dalam proses (WIP) dinilai berdasarkan tahap-tahap

penyelesaian dalam proses produksinya. Penilaian persediaan tersebut didasarkan

atas taksiran ekuivalen unit selesai dari WIP dari masing-masing tahap proses

produksi yang bersangkutan.

3) Persediaan barang jadi dinilai berdasarkan metode rata-rata.

c. Piutang Usaha

Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang ragu-ragu, tetapi langsung

membebankan ke perkiraan laba rugi, piutang yang benar-benar tak tertagih.

d. Penyertaan Dalam Bentuk Saham

Penyertaan dalam bentuk saham yang mencapai 20% atau lebih dibukukan

berdasarkan metode equity.

e. Aset Tetap

Aset tetp dinilai berdasarkan harga perolehan dan penyusutannya dihitung dengan

menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset

tetap. Taksiran umur ekonomis aset tetap adalah sebagai berikut:

Bangunan : 20 tahun

Mesin-mesin : 10 tahun

Kendaraan Bermotor : 5 tahun

Inventaris Kantor & Pabrik : 5 tahun

f. Biaya Perizinan

Biaya perizinan yang ditangguhkan diamortisir selama 5 tahun dengan metode garis

lurus.

g. Liabilities/Piutang Dalam Rangka Hubungan Khusus

Hubungan khusus adalah hubungan yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi keputusan atau pengelolaan perusahaan di luar hubungan afiliasi.

Utang piutang ini diselenggarakan atas dasar transaksi dengan syarat-syarat sebagai

mana lazimnya transaksi normal.

h. Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat dilakukan penyerahan barang kepada

pembeli.

i. Transaksi dan Penjabaran Mata Uang Asing

Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam

mata uang asing dibukukan dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi.

Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi

keuangan (neraca) dijabarkan dengan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal

laporan posisi keuangan (neraca). Selisih kurs yang terjadi dikreditkan (dibebankan)

pada perhitungan laba rugi tahun berjalan.

j. Taksiran Pajak Penghasilan

Taksiran pajak penghasilan ditentukan berdasarkan taksiran laba kena pajak dari

tahun yang bersangkutan. Perusahaan tidak menganut deferred tax accounting

method atas perbedaan waku.

k. Tahun Buku

Tahun buku perusahaan berjalan dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

109

5. Buku-buku yang Digunakan Perusahaan
Dalam rangka penyusunan laporan keuangan, perusahaan telah menyelenggarakan,
antara lain:
• Buku Kas
• Buku Bank
• Buku Besar
• Ayat-Ayat Jurnal
• Proses-proses pembukuan masih dilakukan secara manual.

6. Per Book Audited
a. Laporan Posisi Keuangan Komparatif 31/12/2020 31/12/2019

Aset Lancar (Rp) (Rp)
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha 25.000.000 20.000.000
Persediaan 40.500.000 55.000.000
Biaya Dibayar di Muka 65.000.000 35.000.000
Pajak Dibayar di Muka
3.500.000 2.500.000
1.000.000 750.000

Jumlah Aset Lancar 135.000.000 113.250.000

Aset Tetap 40.000.000 40.000.000
Harga Perolehan (20.000.000) (10.000.000)
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 20.000.000 30.000.000
Aset Lain-lain 5.000.000 6.000.000

Jumlah Aset 160.000.000 149.250.000

Liabilities Jangka Pendek 37.500.000 38.000.000
Utang Dagang 12.500.000 7.700.000
Biaya yang Masih Harus Dibayar 1.750.000
Utang Pajak 2.700.000
Kredit Modal Kerja 25.000.000 15.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 77.700.000 62.450.000

Liabilities Jangka Panjang 30.000.000 40.000.000
Kredit Investasi 7.000.000 10.000.000
Utang Pemegang Saham 50.000.000
Jumlah Liabilities Jangka Panjang 37.000.000

Ekuitas 25.000.000 25.000.000
Modal Disetor 20.300.000 11.800.000
Saldo Laba

110

Jumlah Ekuitas 45.300.000 36.800.000
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 160.000.000 149.250.000

b. Laba Rugi Komparatif Per Book Audited
31/12/2020 31/12/2019
Penjualan Bersih
Beban Pokok Penjualan (Rp) (Rp)
Laba Kotor 120.000.000 100.000.000
Beban Operasi
80.000.000 70.000.000
Beban Penjualan 40.000.000 30.000.000
Beban Umum dan Administrasi
11.500.000 10.000.000
Jumlah Beban Operasi 10.000.000 7.000.000
Laba Atas Operasi
Pendapatan dan Beban Lain-Lain 21.500.000 17.000.000
18.500.000 13.000.000
Laba Sebelum Pajak (8.500.000) (5.000.000)
Taksiran Pajak Penghasilan
10.000.000 8.000.000
Laba Bersih Setelah Pajak (1.500.000) (1.200.000)
Saldo Laba Awal Tahun
Saldo Laba Akhir Tahun 8.500.000 6.800.000
11.800.000 5.000.000
20.300.000 11.800.000

7. Masalah Akuntansi
• Pembukuan dilakukan secara manual, sekarang dalam proses menuju komputerisasi.
• Saldo antara cotrolling account dengan sub ledger tidak sama.
• Rekonsiliasi saldo bank dilakukan pada akhir tahun dan masih terdapat selisih.
• Perusahaan yang menuju pada komputerisasi akan dapat memberikan laporan yang
lebih cepat, akan tetapi dalam praktiknya perusahaan masih mengalami hambatan-
hambatan dalam penggunaan media tersebut yang berakibat pada terlambatnya
penerimaan laporan final. Untuk mengimbangi perkembangan dan masalah-masalah
yang timbul, perusahaan perlu meningkatkan pemakaian komputer, dalam hal ini
menerapkan program yang lebih mantap.

8. Masalah Perpajakan
• Dalam pengelompokan biaya masih ditemukan biaya-biaya yang seharusnya tidak
termasuk pada kelompok biaya menurut fiskal, hal ini perlu penegasan lebih lanjut
untuk penyusunan rekonsiliasi laba komersial dan laba fiskal.
• Tahun sebelumnya semua pajak-pajak yang terutang telah diselesaikan, dengan kata
lain tidak ada pajak-pajak yang belum dibayarkan.

9. Masalah Pemeriksaan
• Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2019 diperiksa oleh Kantor Akuntan
Drs. Satrio.

111

• Kesulitan dalam membuat rekonsiliasi saldo hubungan R/K dengan anak perusahaan.
• Pada pelaksanaan pemeriksaan fisik persediaan masih timbul kemungkinan kesulitan

dalam rekonsiliasi hasil stock opname dengan kartu stock.

10. Rencana Kerja :
Staffing : Astrid Krisanti
Partner : Fifiani
Manager : Maria
Supervior : Indra
Senior : Yevy
Semi Senior Lusy
: Anis - Lisae
Junior Ivon - Alfian

11. Jasa Akuntan
Pemeriksaan umum atas laporan keuangan untuk dapat memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

12. Biaya Pemeriksaan
Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah), ditambah PPN 10%, dikurangi PPh 23 2%.

13. Waktu : 13 Desember 2020 s/d 12 Maret 2021
Pemeriksaan lapangan dimulai/selesai : 2 Januari 2021 s/d 9 Januari 2021
Pemeriksaan stock fisik/kas : 13 Desember 2020 s/d 12 Maret 2021
Evaluasi internal control : 25 Maret 2021
Penyerahan laporan akuntan
Pelaksanaan stock opname: • Lusy
• Fifiani • Yevy
• Maria • Ivon
• Elin • Alfian
• Wanny
• Indra

Ketentuan Penugasan

1. Bentuk kelompok sesuai dengan kelompok presentasi di kelas.
2. Mencari objek perusahaan sebagai tempat studi lapangan.

₋ Dosen menyampaikan kriteria objek observasi;
₋ Mahasiswa melakukan koordinasi awal dengan objek yang akan dituju;
₋ Mahasiswa mengajukan objek ke Dosen pengampu, dengan memberikan data nama

perusahaan, jenis usaha, nama pimpinan dan alamat;
₋ Dosen pengampu berkoordinasi dengan bagian TU FEB untuk pengajuan surat ijin

riset;
₋ Ijin riset dapat diambil masing-masing kelompok ke bagian TU FEB atau melalui

koordinasi dosen pengampu;
Keterangan:

112

₋ Objek perusahaan dipastikan berbeda untuk setiap kelompok dan setiap kelas;
₋ Mekanisme penetapan objek observasi dikoordinir oleh dosen pengampu.
3. Teknis observasi lapangan
₋ Observasi dilakukan kelompok diikuti oleh seluruh anggota;
₋ Menyusun panduan obervasi berisi daftar pertanyaan dan daftar kebutuhan

data/informasi dan semua hal yang diperlukan, dalam bentuk form;
₋ Membuat dokumentasi foto aktivitas observasi, meminta data dan dokumen yang

diperlukan.

4. Teknis presentasi
₋ Menyiapkan bahan presentasi dan dikirim ke LMS, minimal 1 minggu sebelum jadwal
presentasi (dalam bentuk ppt paparan presentasi, draft laporan akhir dan lampiran
lainnya yang diperlukan);
₋ Melakukan presentasi di kelas;
₋ Melakukan revisi dan perbaikan, atas hasil review yang diberikan pada saat presentasi
di kelas.

5. Teknis laporan akhir

Sistematika laporan:

1) Cover
2) Daftar Isi

3) Pendahuluan

4) Identifikasi Audit Plan pada perusahaan

5) Kesimpulan
6) Lampiran

₋ Dokumentasi foto kegiatan dan lampiran lainnya yang mendukung laporan.
₋ Deskripsi pembagian peran masing-masing anggota kelompok.

Teknis Penulisan

1) Laporan ditulis format A4 1,5 space, Times New Roman 12, margin (normal)

Teknis Pelaporan

1) Laporan versi softcopy dalam bentuk file pdf dikirim ke LMS (sebagai tugas akhir UAS);
2) Laporan versi cetak untuk diserahkan ke objek (pengguna), setelah mendapatkan

validasi persetujuan oleh Dosen Pengampu;
3) Menyerahkan form penilaian dan umpan balik pengguna kepada pihak perusahaan.

Formulir Penilaian Bobot Nilai
30 113
No Komponen
1. Perencanaan ke Lapangan 30
40
- Kekompakan Anggota Kelompok
- Form Audit Plan
2. Bukti yang didapat
- Kelengkapan Bukti Sesuai dengan Form
3. Pelaporan
- Kesesuaian dengan Deskripsi Tugas

114

Formulir Permohonan Ijin Observasi Lapangan

Formulir Permohonan Ijin Obervasi
Problem Based Learning -Team Based Project

Nama MK : AUDITING I
Dosen : ______________________________________________________
Jenis Penugasan : Audit Plan pada Perusahaan
Waktu Observasi : ______________________________________________________

Data Perusahaan objek observasi

Nama Perusahaan : ______________________________________________________

Alamat : ______________________________________________________

Data Kelompok : ________________
Nomor Kelompok

No NIM Nama
1
2
3
4
5

Nomor HP Koord Kelompok : _______________________________

115

Program Kompetisi Kampus Merdeka
PKKM Liga 2 Tahun 2021 Kemendikbud-Ristek
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

TAHUN 2021

lms.unisnu.ac.id [email protected] feb.unisnujepara


Click to View FlipBook Version