The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dikjow.057, 2021-11-29 22:44:49

Panduan KTSP SMA_DIY 2020_170720

Panduan KTSP SMA_DIY 2020_170720

Revisi 2020

PENGEMBANGAN DAN SISTEMATIKA
PENYUSUNAN KTSP SMA

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tim Pengembang Kurikulum SMA
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Daerah Istimewa Yogyakarta
2020



Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii

BAB I KOMPONEN DAN PENGEMBANGAN KTSP ........................................................... 1
A. Komponen KTSP.......................................................................................................... 1
B. Pengembangan KTSP.................................................................................................... 1

BAB II LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP .......................................................... 5
A. Kegiatan Analisis ......................................................................................................... 6
B. Kegiatan Penyusunan ................................................................................................... 8
C. Penetapan dan Pengesahan........................................................................................... 9

BAB III SISTEMATIKA PENYUSUNAN KTSP....................................................................... 10
A. Sistematika KTSP Dokumen 1 .................................................................................. 10
B. Sistematika KTSP Dokumen II .................................................................................. 36
C. Sistematika KTSP Dokumen III................................................................................. 37

LAMPIRAN.................................................................................................................................... 38
A. Contoh Pengelolaan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19................................ 38
B. Contoh RPP................................................................................................................ 45

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY ii - ii

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

BAB I
KOMPONEN DAN PENGEMBANGAN KTSP

A. Komponen KTSP
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen, yaitu:
1. Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi,
tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.
2. Dokumen 2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus
3. Dokumen 3 yang disebut dengan Buku III KTSP berisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di
lingkungan belajar.

B. Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP SMA mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum, dan pedoman implementasi Kurikulum 2013. KTSP dikembangkan oleh
satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah, dan kemudian disahkan oleh kepala
dinas pendidikan provinsi.

Pengembangan KTSP paling sedikit memperhatikan:
1. Acuan Konseptual

Acuan konseptual paling sedikit meliputi:
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia

Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh, sehingga perlu dituangkan dalam KTSP, agar semua kegiatan yang
terkait pembelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
b. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan inter-umat dan antar-umat beragama.
c. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI, melalui kegiatan terkait
yang diatur dan dituangkan dalam KTSP.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 1-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

d. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun
dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik, melalui berbagai
kegiatan yang diatur dan dituangkan dalam KTSP.

e. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu, yang dapat dituangkan dalam proses dan
mekanisme rekruitmen dan mutasi peserta didik.

f. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan
pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan
tanggung jawab warga negara. Hal tersebut dapat tertuang dalam komponen
kurikulum nasional, daerah, satuan pendidikan, maupun pengembangan diri.

g. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta
didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal
tersebut antara lain dapat dikembangkan melalui aktualisasi mata pelajaran prakarya
dan kewirausahaan, pengembangan muatan lokal maupun pengembangan diri.

h. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis
pengetahuan di mana ipteks sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan
ipteks sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ipteks, melalui pengembangan secara berkelanjutan dalam kurikulum
satuan pendidikan.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 2-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

i. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat hal tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkunganya, yang dituangkan dalam
pengembangan KTSP.

j. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.

k. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik secara individu,
masyarakat maupun bangsa dan Negara. Kemandirian sangat penting di era
globalisasi. Hubungan antar bangsa yang tidak lagi mengenal batas wilayah,
persaingan dalam pelaksanaan pasar bebas, menuntut kemandirian dan ketangguhan
daya saing, oleh karena itu perlu dipersiapkan generasi yang siap menghadapi
persaingan dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain, yang mendasari
pengembangan KTSP.

l. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

m. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan,
sehingga KTSP memiliki kekhasan satuan pendidikan.

2. Prinsip pengembangan
Prinsip pengembangan paling sedikit meliputi:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 3-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi
sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
b. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
kemampuan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan
keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
c. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan,
dan keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

3. Prosedur operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:
a. Analisis yang mencakup:
1) analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
2) analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
3) analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
b. Penyusunan yang mencakup:
1) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
2) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
3) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;
4) penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
5) penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan
6) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
c. Penetapan yang dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik
satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah.
d. Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 4-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

BAB II
LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN KTSP

Langkah kerja pengembangan KTSP merupakan proses perencanaan, penyusunan dan
pengesahan KTSP pada satuan pendidikan. Kegiatan ini dimulai dalam bentuk rapat kerja
satuan pendidikan yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan
pengembangan KTSP secara garis besar meliputi: (1) penyusunan draf KTSP berdasarkan
hasil analisis konteks; (2) reviu, uji publik, revisi, dan finalisasi KTSP; serta
(3) penetapan dan pengesahan. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur
dan diselenggarakan oleh tim pengembang kurikulum satuan pendidikan. Tim pengembang
kurikulum satuan pendidikan terdiri atas: tenaga pendidik, konselor, dan kepala sekolah
sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan KTSP, tim pengembang
kurikulum satuan pendidikan mengikutsertakan komite sekolah, narasumber, dan pihak lain
yang terkait.

KTSP yang telah disusun, terlebih dahulu disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah
setelah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung
jawab bersama seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah, pendidik dan tenaga
kependidikan. Dinas Pendidikan Provinsi dan Balai Dikmen Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya melakukan koordinasi dan supervisi.

Langkah kerja pengembangan KTSP terdiri atas 3 (tiga) kegiatan pengembangan KTSP, yaitu;
1) kegiatan analisis, 2) penyusunan KTSP, 3) penetapan dan pengesahan. Dapat digambarkan
seperti pada bagan berikut:

Kegiatan Analisis: Penyusunan KTSP: Penetapan dan Pengesahan:
1. Evaluasi KTSP 1. Penyusunan Draf 1. Penetapan oleh Kepala Sekolah

tahun lalu KTSP diketahui Komite Sekolah
2. Analisis konteks 2. Review dan Uji 2. Diverifikasi oleh Pengawas
3. Telaah regulasi 3. Direkomendasi oleh Kepala
Publik
3. Revisi dan Balai Dikmen
4. Disahkan oleh Dinas Dikpora
Finalisasi
DIY

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 5-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Masing-masing kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Kegiatan Analisis

Kegiatan analisis dilakukan dengan langkah-langkah;
a. Kepala SMA berkoordinasi dengan pengawas untuk membentuk atau melakukan

revitalisasi Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Satuan Pendidikan dan memberi
pengarahan teknis untuk melakukan proses pengembangan KTSP, antara lain:
1) Evaluasi Kurikulum tahun sebelumnya, yang meliputi analisis keberhasilan,

kendala, dan kekurangan, baik pada dokumen maupun dalam implementasinya.
2) Telaah regulasi implementasi Kurikulum dengan pengembangan Kurikulum

Satuan Pendidikan.
3) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan analisis konteks.

Dilanjutkan dengan pembuatan analisis konteks, yaitu analisis pemenuhan
Standar Nasional Pendidikan, antara lain menganalisis Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, serta Standar Sarana dan Prasarana.
4) Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan manfaat pengembangan KTSP,
difokuskan pada pencapaian kompetensi Kurikulum 2013 sesuai Visi dan Misi
Satuan Pendidikan. Manfaat pengembangan KTSP sebagai acuan dalam
implementasi kurikulum.
5) Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengembangan KTSP terkait dengan
pengembangan potensi peserta didik yang mencakup tiga domain yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
6) Menyampaikan unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam pelaksanaan
pengembangan KTSP.
b. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Satuan Pendidikan selanjutnya menyusun
rencana, jadwal, materi, dan strategi pengembangan kurikulum untuk tahun berjalan.
Kegiatan tersebut antara lain:
1) Penyamaan persepsi terhadap Kurikulum 2013 berikut peraturan perundangan
yang berlaku, antara lain PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter, Permendikbud RI Nomor 61 Tahun 2014
tentang KTSP SMA/MA, Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Ekstrakurikuler, Permendikbud RI Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan, Permendikbud RI Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan,
Permendikbud RI Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal, Permendikbud
RI Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 6-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah (satuan pendidikan
penyelenggara SKS), Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi
Kurikulum, Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti, Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud RI Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah., Permendikbud RI
Nomor 22 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah ,
Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian,
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan Formal, Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum
SMA/MA, Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah,
Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian Yang
Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, Surat Edaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2019 Tentang
Penyederhanaan RPP, Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tentang Merdeka Belajar, serta peraturan perundangan lainnya yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan.
2) Pemahaman tentang kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19) dan peraturan perundangan yang berlaku,
antara lain: Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 01/KB/2020
Nomor 516 Tahun 2020 Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-882
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021
dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease
(Covid-19), Surat Edaran Kemendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Satuan Pendidikan, Surat
Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19),
Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease (Covid-19), Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 420/10074
tentang Kebijakan Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di Tengah Pandemi

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 7-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Corona Virus Disease (Covid-19) di Lingkungan Pendidikan di DIY, Surat
Edaran Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Nomor 421/04565
tentang Kebijakan Pendidikan Tahun Ajaran Baru 2020/2021 di Tengah Pandemi
Corona Virus Disease (Covid-19) di SMA, SMK, dan SLB di DIY.
3) Pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan keberhasilan dan
kendala pelaksanaan Kurikulum yang dilakukan melalui kajian analisis terhadap
dokumen kurikulum tahun sebelumnya, serta kemungkinan kendala dalam
pelaksanaan Kurikulum Satuan Pendidikan yang akan disusun untuk tahun
berjalan.
4) Analisis kondisi riil satuan pendidikan terutama yang berkaitan dengan tenaga
pendidik, sarana dan prasarana yang akan dijadikan dasar dalam menyusun
program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat (lihat naskah Peminatan,
Lintas Minat, dan Pendalaman Minat). Hasil analisis tersebut merupakan
gambaran kondisi riil satuan pendidikan, terutama tentang ketersediaan pendidik
dan tenaga kependidikan, serta sarana-prasarana sekolah sebagai acuan dalam
menyusun program peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat.
5) Perencanaan penambahan mata pelajaran kelompok umum B, penambahan jam
dan mata pelajaran, sesuai hasil analisis kondisi riil sekolah atau berdasarkan
keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DIY (Muatan Lokal Wajib Bahasa
Jawa). Penambahan mata pelajaran muatan lokal ini dapat dipadukan pada mata
pelajaran kelompok Umum B atau berdiri sendiri sebagai mata pelajaran Muatan
Lokal (Mulok).
6) Penetapan aspek mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan didasarkan pada
hasil analisis ketersediaan pendidik dan sarana prasarana pendukung. Tiap satuan
pendidikan diwajibkan menyelenggarakan minimal 2 aspek dari aspek kerajinan,
rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

B. Kegiatan Penyusunan

Hasil analisis pada persiapan penyusunan KTSP dijadikan bahan dan materi serta strategi

penyusunan KTSP dengan langkah kegiatan antara lain;

a. Menyusun draf KTSP

TPK satuan pendidikan menyusun draf KTSP untuk tahun berjalan berdasarkan hasil

analisis seperti tersebut di atas.

b. Kegiatan Review, Uji Publik, Revisi, dan Finalisasi

Setelah draf KTSP selesai disusun, maka TPK satuan pendidikan melakukan review

dan uji publik. Hasil review dan uji publik selanjutnya direvisi untuk difinalisasi.

Kegiatan tersebut melibatkan Pengawas, Dinas Pendidikan Provinsi/Balai Dikmen,

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 8-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

serta dapat melibatkan stakeholder lainnya, misalnya narasumber yang berkaitan
dengan pelaksanaan keunggulan sekolah, muatan lokal dan lain-lain.

Pengembangan Silabus dilakukan oleh MGMP Satuan Pendidikan dan pengembangan
RPP dilakukan oleh guru mata pelajaran/MGMP Satuan Pendidikan, sehingga silabus
dan RPP yang dikembangkan benar-benar sudah sesuai dengan tuntutan Kurikulum
2013 dan Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP serta
mengintegrasikan Pendidikan Berbasis Budaya.

C. Penetapan dan Pengesahan
Kepala SMA dan Ketua Komite Sekolah menandatangani dokumen kurikulum yang telah
difinalisasi kemudian diverifikasi oleh Pengawas, selanjutnya direkomendasi oleh Kepala
Balai Dikmen Kabupaten/Kota untuk disahkan di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
DIY. Kepala Dinas Pendidikan atau pejabat yang ditunjuk menandatangani dokumen
KTSP tersebut. Kepala SMA menetapkan pemberlakuan KTSP dan menyosialisasikan
kepada semua warga sekolah dan stakeholders. TPK Satuan Pendidikan menggandakan
dan mendistribusikan dokumen KTSP kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
selanjutnya KTSP siap untuk diimplementasikan.
Satuan pendidikan merancang agenda pengembangan KTSP pada akhir tahun pelajaran,
sehingga pada awal tahun pelajaran (bulan Juli), setiap satuan pendidikan sudah memiliki
dokumen KTSP yang telah disahkan. Selanjutnya dokumen KTSP disahkan oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 9-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

BAB III
SISTEMATIKA PENYUSUNAN KTSP

A. Sistematika KTSP Dokumen 1

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
COVER Berisi judul (nama sekolah dan dapat ditambahkan
keunggulan/karakteristik sekolah), logo sekolah dan/atau
logo pemda DIY, tahun pelajaran, dan alamat sekolah

LEMBAR Berisi kalimat pengesahan yang ditandatangani oleh kepala
PENGESAHAN sekolah, ketua komite sekolah, dan kepala dinas pendidikan
provinsi/ pejabat yang ditunjuk

KATA PENGANTAR Cukup jelas

DAFTAR ISI Cukup jelas

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berisi tentang :
- Kondisi ideal

Dasar pemikiran pengembangan KTSP dan pemberlakuan
Kurikulum 2013. Untuk sekolah yang melaksanakan

Sistem Kredit Semester (SKS) dijelaskan dasar pemikiran

pengembangan dan pelaksanaan SKS tersebut.
- Kondisi nyata (hasil evaluasi kurikulum satuan

pendidikan)
- Upaya satuan pendidikan untuk memenuhi kondisi ideal

B. Landasan Hukum - Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional

- Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan

- Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 10-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
Penguatan Pendidikan Karakter
- Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
- Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan

Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
- Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
- Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan
Pada Pendidikan Menengah
- Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan
Lokal Kurikulum 2013
- Permendikbud Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi
Kurikulum
- Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
- Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 tentang Perubahan
Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru
TIK dan KKPI dalam Implementasi Kurikulum 2013
- Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti
- Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
- Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 11-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
- Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite
Sekolah

- Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan Formal

- Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 SMA/MA

- Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Menengah

- Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan
Pendidikan dan Ujian Nasional

- Permendikbud Nomor 44 Tahun 2019 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan
Sekolah Menengah Kejuruan

- Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Penyederhanaan RPP

- Perda DIY Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai
Budaya Yogyakarta.

- Perda DIY Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya.

- Perda DIY Nomor 15 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Menengah

- Pergub DIY Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penerapan Nilai-nilai Luhur Budaya dalam Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.

- Pergub DIY Nomor 64/KEP/2013 tentang Mata Pelajaran
Bahasa Jawa Sebagai Mulok Wajib di Sekolah

- Pergub DIY Nomor 66 Tahun 2013 tentang Kurikulum
Pendidikan Berbasis Budaya

- Pergub DIY Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan,

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 12-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
- Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga DIY Nomor 3194/KEPKA/2020 tentang
Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru
Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus di Sekolah
Tahun Pelajaran 2020/2021
- Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga DIY Nomor 3196/KEPKA/2020 tentang
Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Daring/Online Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021
- Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga DIY Nomor 3310/KEPKA/2020 tentang
Perubahan Atas Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga DIY Nomor 3196/KEPKA/2020
tentang Petunjuk Teknis Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) Daring/Online Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020/2021
- Peraturan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
DIY Nomor 010226 PERKA 2020 tentang Pedoman
Penyusunan Kalender Pendidikan di DIY Tahun Pelajaran
2020/2021
- Serta Peraturan Daerah/Dinas yang sesuai dengan
karakteristik sekolah.

Bagi SMA yang menyelenggarakan kekhasan dan
keunggulan sekolah dapat ditambah dengan
Permen/Peraturan lain yang sesuai (misalnya
Penyelenggara SKS, Kelas Khusus Olah Raga, Seni,
dll) sebagai berikut:

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 13-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun
2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
Yang memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

- Permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus.

- Permendikbud Nomor 158 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah (untuk sekolah
pelaksana SKS)

- Dan Peraturan lainnya yang sesuai.

Landasan Hukum dan Kebijakan Pendidikan dalam
masa darurat penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19).
- Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri RI Nomor 01/KB/2020 Nomor
516 Tahun 2020 Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020
Nomor 440-882 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun
Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19).
- Surat Edaran Kemendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Pada
Satuan Pendidikan
- Surat Edaran Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
- Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19)

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 14-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
- Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 420/10074 tentang
C. Tujuan Kebijakan Pendidikan Tahun Ajaran Baru2020/2021 di
Pengembangan Tengah Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di
Lingkungan Pendidikan di DIY

- Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga DIY Nomor 421/04565 tentang Kebijakan
Pendidikan Tahun Ajaran Baru2020/2021 di Tengah
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di SMA,
SMK, dan SLB di DIY.

Berisi tujuan pengembangan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan

BAB II. TUJUAN Berisi tujuan pendidikan menengah:
SATUAN PENDIDIKAN Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
A. Tujuan Pendidikan mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut dengan memiliki keseimbangan
Menengah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam
kehidupan sehari-hari

B. Visi Berisi visi satuan pendidikan:
Merupakan cita-cita bersama pada masa mendatang dari
warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
a. dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan

pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan pada
masa yang akan datang;
b. Memuat Pendidikan Berbasis Budaya
c. Memuat Keunggulan Sekolah
d. mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan
pada warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang
berkepentingan;
e. dirumuskan berdasar masukan dari warga satuan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 15-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras
dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional;
f. diputuskan dalam rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah;
g. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan;
h. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

C. Misi Berisi misi satuan pendidikan:
Sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun
waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan
program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,
dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan
pendidikan.
a. memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan

pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
b. memberikan arah dalam implementasi pendidikan

berbasis budaya;
c. memberikan arah dalam implementasi keunggulan

sekolah (adiwiyata, sekolah sehat, sekolah ramah
anak, dll);
d. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu;
e. menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
f. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;
g. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program satuan pendidikan;
h. memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit satuan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 16-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
pendidikan yang terlibat;
D. Tujuan SMA ….. i. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak

yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah;
j. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan;
k. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Berisi tentang gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun.
Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan
yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala prioritas,
mencakup:
a. menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
setiap tahun;
b. mengacu pada visi, misi, tujuan pendidikan nasional,
pendidikan berbasis budaya dan keunggulan satuan
pendidikan;
c. mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
d. mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah;
e. disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan.

BAB III. STRUKTUR Dapat diadaptasi dari lampiran 1 Permendikbud Nomor 36
KURIKULUM tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/
A. Kerangka Dasar Madrasah Aliyah, yang meliputi:
1. Landasan Filosofis

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 17-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikopedagogis
4. Landasan Teoritis
5. Landasan Yuridis
Ditambah dengan landasan lain yang menjadi landasan
kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik Daerah
Istimewa Yogyakarta dan/atau Satuan Pendidikan.

B. Struktur Kurikulum Berisi:
1. Kompetensi Inti (diambil dari Permendikbud No. 21

tahun 2016 tentang Standar Isi)
Uraian KI-1 untuk kompetensi inti sikap spiritual
Uraian KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial
Uraian KI-3 untuk kompetensi inti pengetahuan
Uraian KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan

2. Mata Pelajaran
a. Uraian tentang struktur mata pelajaran umum
kelompok A, mata pelajaran umum kelompok B
(wajib memuat mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa
Jawa), dan mata pelajaran peminatan akademik
kelompok C. Mata pelajaran peminatan akademik
kelompok C dikelompokkan atas mata pelajaran
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
mata pelajaran Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial,
dan mata pelajaran Peminatan Bahasa dan Budaya
b. Mata Pelajaran Peminatan Akademik
Dikembangkan mengacu lampiran 1 Permendikbud
Nomor 36 Tahun 2018 tentang Kurikulum
SMA/MA.
c. Pemilihan Peminatan dan Pemilihan Mata Pelajaran
Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat.
Disusun berdasarkan kebutuhan dan minat peserta
didik dan satuan pendidikan terkait dengan upaya

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 18-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
pencapaian SKL yang mencakup domain sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
struktur kurikulum yang meliputi mata pelajaran
wajib dan mata pelajaran pilihan (peminatan, lintas
minat, dan pendalaman minat)
d. Mata pelajaran di kelas X minimal 16 mata
pelajaran yang terdiri atas 6 mata pelajaran umum
kelompok A sebagai muatan kurikulum nasional,
minimal 3 mata pelajaran umun kelompok B dan
ditambah dengan mata pelajaran muatan lokal
Bahasa Jawa, dan 3 atau 4 mata pelajaran peminatan
akademik kelompok C.
e. Peserta didik dapat mengambil 3 (tiga) mata
pelajaran dari 4 (empat) mata pelajaran peminatan
yang tersedia setelah mendapat rekomendasi dari
Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Mata
pelajaran pada setiap peminatan yang tidak diambil,
beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran lintas
minat dan/atau pendalaman minat
f. Mata pelajaran lintas minat diambil dari luar
kelompok peminatan akademiknya, kecuali untuk
kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya dapat
diambil dari luar dan/atau dari dalam kelompok
peminatan akademiknya pada satuan pendidikan
yang sama
g. Pemilihan kelompok peminatan dilakukan sejak
peserta didik mendaftar ke SMA sesuai dengan
minat, bakat dan/atau kemampuan akademik peserta
didik. Peserta didik mengambil semua mata pelajaran
yang tersedia dalam peminatan tertentu mulai awal
semester 1 (satu) sampai dengan lulus.
h. Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII
untuk semua peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, peminatan Ilmu Pengetahuan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 19-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
Sosial , dan peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
minimal 15 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B
dan 1 Muatan Lokal Bahasa Jawa, 5 mata pelajaran
peminatan yang sebaiknya tetap dari kelas X.
i. Mengatur tentang Pengembangan Diri/BK dan
Bimbingan TIK.

3. Beban Belajar
a. Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan
pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pelajaran. Beban belajar di SMA terdiri atas:
kegiatan tatap muka; penugasan terstruktur; dan
kegiatan mandiri. Beban belajar kegiatan tatap muka
dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu,
dengan durasi setiap satu jam pelajaran adalah 45
menit. Beban belajar penugasan terstruktur dan
beban belajar kegiatan mandiri paling banyak 60%
dari waktu kegiatan tatap muka yang bersangkutan.
b. Beban belajar satu minggu untuk kelas X adalah 44
jam pelajaran; kelas XI adalah 46 jam pelajaran; dan
kelas XII adalah 46 jam pelajaran. Beban belajar satu
semester di kelas X dan XI masing-masing paling
sedikit 18 minggu efektif. Beban belajar di kelas XII
semester ganjil paling sedikit 18 minggu efektif dan
semester genap paling sedikit 14 minggu efektif.
c. Beban belajar dalam KTSP jenjang SMA diatur
dalam bentuk Sistem Kredit Semester (SKS) atau
Sistem Paket
d. Ketentuan tentang beban belajar tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri untuk
SKS dan Sistem Paket disesuaikan dengan ketentuan
masing-masing

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 20-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
e. Beban belajar tambahan disesuaikan dengan hasil
analisis kondisi riil sekolah (keunggulan sekolah)
menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing.

4. Kompetensi Dasar
Berisi kompetensi dasar untuk semua mata pelajaran
(dilampirkan)

5. Proses Pembelajaran
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik, dengan menerapkan prinsip-
prinsip pembelajar kurikulum 2013.

Proses pembelajaran di masa pandemi Corona Virus
Disease (Covid-19) diatur sebagai berikut:
a. Belajar Dari Rumah (BDR)

Belajar dari Rumah selama darurat penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19) dilaksanakan
dengan tetap memperhatikan protokol penanganan
COVID-19. Belajar dari Rumah melalui
pembelajaran jarak jauh daring dan/atau luring
dilaksanakan dengan berpedoman pada Surat Edaran
Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19).

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 21-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
b. Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi
Corona Virus Disease (Covid-19)
Daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan
merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap
muka, satuan pendidikan pada zona-zona tersebut
tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR).
Sedangkan daerah yang berada di zona hijau
diperbolehkan memulai pembelajaran tatap muka
secara bertahap. Pembelajaran tatap muka di Masa
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
berpedoman pada Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri RI
Nomor 01/KB/2020 Nomor 516 Tahun 2020 Nomor
HK.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-882 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun
Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021
di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).
Contoh pengekolaan pembelajaran pada Masa
Pandemi Covid-19 dapat dilihat pada lampiran 1
naskah ini.

1. Kegiatan Berisi:
Ekstrakurikuler 1. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler: untuk mengembangkan

potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan
nasional
2. Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan
Ekstrakurikuler pilihan.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
dilaksanakan dalam 3 model, yaitu:
a. Model Blok dilaksanakan melalui perkemahan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 22-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
(wajib untuk semua peserta didik), dapat dilakukan
pada saat MOPD atau pada libur semester dengan
alokasi waktu 36 jp pertahun.
b. Model Aktualisasi Mata Pelajaran (wajib untuk
semua peserta didik); kegiatan-kegiatan sebagai
aktualisasi mata pelajaran yang dirancang oleh guru
mata pelajaran untuk dilaksanakan kepada pembina
pramuka dan dilaksanakan pada kegiatan
kepramukaan, alokasi waktu 120 menit perminggu.
c. Model Reguler, merupakan kegiatan sukarela
berbasis minat yang dilaksanakan di Gugus depan
satuan pendidikan
4. Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh
satuan pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan
minat peserta didik. Pengembangan kegiatan
Ekstrakurikuler pilihan dilakukan melalui tahapan:
a. analisis sumber daya yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler;
b. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta
didik;
c. menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
d. mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta
didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan
atau lembaga lainnya;
e. menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
5. Bentuk Kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa:
a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan
Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja
(PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan
Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja
(KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan
kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya:

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 23-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya,
pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi
dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah
keagamaan, baca tulis alquran, retreat; atau
e. Budaya Yogyakarta, misalnya: Tari Klasik, Tari
Tradisional, Karawitan, Macapat, Kethoprak, Batik,
Pedalangan, Geguritan, dll.
6. Satuan pendidikan memberikan penilaian terhadap kinerja
peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler secara
kualitatif dan dideskripsikan pada rapor peserta didik
7. Satuan pendidikan melakukan evaluasi Program Kegiatan
Ekstrakurikuler pada setiap akhir tahun ajaran untuk
mengukur ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang
telah ditetapkan.
8. Hasil evaluasi Program Kegiatan Ekstrakurikuler
digunakan untuk penyempurnaan Program Kegiatan
Ekstrakurikuler tahun pelajaran berikutnya.

2. Pengaturan Beban Berisi:
Belajar 1. Mengatur alokasi waktu pembelajaran tatap muka seluruh

mata pelajaran minimal 44 jam pelajaran per minggu.
2. Beban belajar tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri, baik Sistem Paket maupun yang
melaksanakan Sistem Kredit Semester (SKS).
3. Beban belajar tambahan: satuan pendidikan dapat
menambah beban belajar perminggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, baik dalam jam pelajaran
maupun dalam satuan kredit semester (sks). Namun
penambahan jam pelajaran tersebut tidak dapat dihitung
sebagai syarat pemenuhan 24 jam untuk kepentingan
sertifikasi, penambahan jam tersebut menjadi tanggung
jawab satuan pendidikan.
4. Mencantumkan mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 24-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
pada mata pelajaran wajib kelompok B.
5. Bagi sekolah yang melaksanakan SKS diuraikan tentang

struktur dan jam pelajaran dalam sks, serta jumlah sks
maksimal dan minimal yang harus ditempuh oleh peserta
didik, persemester, pertahun, atau selama masa
pendidikan di SMA sesuai dengan hasil analisis dan
perhitungan internal sekolah serta mengacu kepada
Permendikbud Nomor 158 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada
Pendidikan dasar dan Menengah.
6. Pengaturan beban belajar di masa pandemi Corona
Virus Disease (Covid-19) diatur sebagai berikut:
a. Masa Belajar Dari Rumah (BDR)

Pengaturan Beban belajar pada masa Belajar Dari
Rumah (BDR) selama darurat penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19), berpedoman pada Surat
Edaran Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19).
b. Masa Pembelajaran Tatap Muka di Masa
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19)
Pengaturan beban belajar pada pembelajaran tatap
muka di masa pandemi Covid-19 dapat melihat
contoh pada lampiran 1 naskah ini.

3. Ketuntasan Belajar Berisi:
Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM
adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, kondisi satuan
pendidikan, dan analisis hasil penilaian.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 25-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA

4. Asesmen Kompetensi Berisi:

Minimum (AKM) 1. Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei

dan Survei Karakter Karakter yang terdiri dari kemampuan bernalar

menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar

menggunakan matematika (numerasi), dan penguatan

pendidikan karakter.

2. Survei karakter digunakan untuk sekolah dan pemerintah

sebagai umpan balik dalam melakukan perubahan

3. Pelaksanaan Ujian Asesmen Kompetensi Minimum dan

Survei Karakter dilaksanakan di kelas XI.

5. Kriteria Kenaikan Berisi:
Kelas 1. Pada sistem SKS tidak ada kenaikan kelas bagi peserta

didik, sedangkan pada Sistem Paket peserta didik
dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam

dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti.
b. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya minimal BAIK

yaitu memenuhi indikator kompetensi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
c. Deskripsi kegiatan ekstrakurikuler pendidikan
kepramukaan minimal BAIK sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.
d. Tidak memiliki lebih dari 2 (dua) mata pelajaran
yang masing-masing nilai pengetahuan dan/atau
keterampilan di bawah KKM. Apabila ada mata
pelajaran yang tidak mencapai ketuntasan belajar
pada semester ganjil dan/atau semester genap, nilai
akhir diambil dari rerata semester ganjil dan genap
pada mata pelajaran yang sama pada tahun pelajaran
tersebut.
e. Satuan pendidikan dapat menambahkan kriteria lain
sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
2. Uraian tentang pelaksanaan penilaian proses dan hasil

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 26-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
belajar siswa (penilaian oleh pendidik dan satuan
pendidikan) sesuai dengan panduan penilaian.
Pelaksanaan penilaian diawali dengan pendidik
merumuskan indikator pencapaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari KD
pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan
dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat terukur
dan/atau diobservasi termasuk pada mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan perumusan indikator
sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. Indikator
pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi indikator
soal yang diperlukan untuk penyusunan instrumen
penilaian.
3. Uraian tentang mekanisme pengolahan nilai dan prosedur
pelaporan hasil belajar peserta didik.
a. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial.

Sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap
sosial. Hasil penilaian pencapaian sikap dalam
bentuk predikat dan deskripsi. Predikat untuk sikap
spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A=
sangat baik, B= baik, C= cukup, dan D= kurang.
Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi
dan bahan refleksi.
b. Nilai Pengetahuan.
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian
harian selama satu semester untuk mengetahui
pencapaian kompetensi pada setiap KD pada KI-3.
Penilaian harian dapat dilakukan melalui tes tertulis
dan/atau penugasan, maupun lisan, dan lain-lain
sesuai dengan karakteristik masing-masing KD.
Penilaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir Tahun
digunakan untuk mengukur penilaian setiap KD.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 27-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
c. Nilai Keterampilan.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian
unjuk kerja/kinerja/praktik, proyek, produk,
portofolio, dan bentuk lain sesuai karakteristik KD
mata pelajaran.

4. Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan
pengayaan
Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM maka
dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang
sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar
dilakukan pengayaan. Pembelajaran remedial dan
pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan
dan keterampilan, sedangkan sikap tidak ada remedial
atau pengayaan namun menumbuhkembangkan sikap,
perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
a. Bentuk Pelaksanaan Remedial. Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain: (1)
Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda. (2) Pemberian bimbingan secara
khusus, misalnya bimbingan perorangan. (3)
Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. (4)
Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman
sekelas atau kakak kelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih.
Nilai remedial diperoleh dari capaian nilai remedial.
Satuan Pendidikan boleh menetapkan jumlah
pelaksanaan remedial untuk mencapai ketuntasan.
b. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan. Bentuk-bentuk
pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan
antara lain melalui: (1) Belajar kelompok, yaitu
sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam
pelajaran, satuan pendidikan. (2) Belajar mandiri,
yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 28-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
sesuatu yang diminati. dan(3) Pembelajaran berbasis
tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema
besar sehingga peserta didik dapat mempelajari
hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

6. Kriteria Kelulusan Berisi:
1. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP 19/2005

sebagaimana yang telah diubah dengan PP 13/2015 dan
Permendikbud no. 53 tahun 2015 serta mengacu pada
Permendikbud/aturan yang berlaku.
2. Uraian tentang pelaksanaan Ujian Sekolah.
3. Rekapitulasi hasil Ujian Sekolah tiga tahun terakhir dan
target capaian tahun berjalan
4. Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan
5. Uraian tentang program-program sekolah dalam
meningkatkan kualitas lulusan
6. Uraian tentang program pasca ujian sekolah sebagai
antisipasi bagi siswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi.

7. Kriteria Peminatan, Berisi:
Lintas Minat, dan 1. Peminatan Akademik adalah program kurikuler yang
Mutasi Peserta Didik
disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan
orientasi penguasan kelompok mata pelajaran keilmuan.
 Peminatan pada SMA terdiri atas: (a) Peminatan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; (b)
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial; (c) Peminatan
Bahasa dan Budaya.
 Peserta didik mengambil semua mata pelajaran yang
tersedia dalam peminatan tertentu mulai awal semester
1 (satu) sampai dengan lulus
 Pemilihan kelompok peminatan dilakukan sejak
peserta didik mendaftar ke SMA sesuai dengan minat,

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 29-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
bakat dan/atau kemampuan akademik peserta didik
 Pemilihan kelompok peminatan didasarkan pada

Juknis tentang Penerimaan Peserta Didik Baru oleh
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
2. Lintas Minat adalah program kurikuler yang disediakan
untuk mengakomodasi perluasan pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan akademik peserta didik dengan
orientasi penguasaan kelompok mata pelajaran keilmuan
di luar pilihan minat.
Mata pelajaran lintas minat di SMA diambil dari luar
kelompok peminatan akademiknya, kecuali untuk
kelompok peminatan bahasa dan budaya dapat diambil
dari luar dan/atau dari dalam kelompok peminatan
akademiknya pada satuan pendidikan yang sama. Mata
pelajaran lintas minat salah satunya dapat memilih mata
pelajaran informatika.
3. Peserta didik SMA dapat pindah antar kelompok
peminatan akademik dalam satuan pendidikan yang sama
paling lambat pada akhir semester 1.
 Perpindahan kelompok peminatan akademik
didasarkan pada hasil pembelajaran pada semester
berjalan dan rekomendasi guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor.
 Peserta didik yang pindah kelompok peminatan
akademik wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata
pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran
pada peminatan baru dimulai.
4. Pengaturan mutasi peserta didik antar satuan pendidikan
dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku.

8. Pendidikan Berisi:
Kecakapan Hidup Bagaimana penerapan pendidikan kecakapan hidup pada
satuan pendidikan:
1. Kurikulum untuk SMA dapat memasukkan pendidikan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 30-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau
kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
integral dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau
berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
4. Rumusan dalam dokumen KTSP lebih operasional

9. Pendidikan Berbasis Berisi
Keunggulan Global Definisi pendidikan berbasis keunggulan global yaitu
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan dan kebutuhan
daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain,
yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi
peserta didik.
Satuan pendidikan melakukan analisis potensi keunggulan
global. Contoh: Bidang Riset, Bahasa Asing, TIK, Seni
Budaya, Olah Raga, Kepemimpinan, Lingkungan, dan lain-
lain.

10. Pendidikan Berbasis Berisi
Keunggulan Lokal Definisi pendidikan berbasis keunggulan lokal yaitu
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dari aspek
Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Geografis,
Historis dan Budaya, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
Satuan pendidikan melakukan analisis potensi keunggulan
lokal satuan pendidikan. Contoh: Seni Budaya, Batik, Tari
Tradisional, Karawitan, Kethoprak, Wayang, dan lain-lain.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 31-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
11. Pendidikan Berisi:
Kewirausahaan 1. Menjelaskan bagaimana bentuk pendidikan

kewirausahaan dikembangkan di sekolah, (dapat
dilakukan dengan penanaman nilai-nilai kewirausahaan
melalui integrasi berbagai kegiatan sekolah, maupun
kegiatan riil praktik wirausaha)
2. Sekolah melakukan analisis internal sekolah dan
dukungan lingkungan (eksternal sekolah) untuk
menentukan tema dan jenis kewirausahaan yang sesuai
untuk dilaksanakan.
3. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dapat dipadukan
pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, dengan
mengambil KD Kewirausahaan untuk diaktualisasikan
pada kegiatan kewirausahaan.
4. Dapat diwujudkan dalam kegiatan kunjungan industri,
pameran, bazar, dan lain-lain.
5. Satuan pendidikan wajib menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti program FIKSI (Festival Inovasi dan
Kewirausahaan Siswa Indonesia)

12. Penguatan Pendidikan 1. Pembinaan 5 Nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter

Karakter di Satuan Pendidikan, meliputi: Religiusitas,

Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong, dan

Integritas.

2. Implementasi Pendidikan Berbasis Budaya, meliputi: a)

Nilai-nilai luhur budaya Yogyakarta pada proses

pembelajaran dan budaya sekolah, contoh: unggah-

ungguh, tata krama, undha usuk basa, dll. b) Artefak

(ornament, hiasan, tulisan) tentang budaya Yogyakarta,

contoh: mengenakan pakaian adat gagrag Yogyakarta,

menuliskan/memasang sengkalan berdirinya sekolah,

memajang wayang gagrag Yogyakarta, memasang

slogan-slogan budaya Yogyakarta, dll. c) Adat/tradisi,

contoh: gugur gunung/kerja bakti, jemparingan Mataram,

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 32-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
dll. (Contoh indikator implementasi pendidikan berbasis
13. Kegiatan Literasi di budaya di sekolah terlampir).
Satuan Pendidikan - Rumusan dalam dokumen KTSP lebih operasional
(mengacu Permendikbud No.20 Tahun 2018 tentang
Penguatan Pendidikan karakter dan Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :
097/D/Hk/2019 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter Pada
Satuan Pendidikan Formal dan Pergub No. 68 Tahun
2012).

1. Pembiasaan
Penumbuhan budaya literasi dan minat baca di satuan
pendidikan, salah satunya melalui kegiatan 15 menit
membaca sebelum pembelajaran

2. Pengembangan
Pengembangan kecakapan literasi melalui kegiatan
nonakademik, misalnya kegiatan ekstrakurikuler
dan kunjungan wajib ke perpustakaan

3. Pembelajaran
Kegiatan intrakurikuler/pembelajaran menggunakan
strategi literasi

4. Penelitian
Terintegrasi pada kegiatan pembelajaran dan/atau
ekstrakurikuler.
Satuan Pendidikan wajib menyiapkan peserta didik untuk
mengikuti program Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia
(KOPSI), dulu namanya OPSI.

14. Layanan Pendidikan 1. Layanan Pendidikan khusus merupakan layanan bagi
Khusus peserta didik berkelainan atau berkebutuhan khusus yaitu
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial; dan/atau peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 33-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
2. Layanan pendidikan khusus berfungsi memberikan
layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial.

3. Layanan pendidikan khusus bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
sesuai kemampuannya.

4. Layanan pendidikan khusus berfungsi memberikan
layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

5. Layanan pendidikan khusus bertujuan mengaktualisasikan
seluruh potensi keistimewaannya tanpa mengabaikan
keseimbangan perkembangan kecerdasan spiritual,
intelektual, emosional, sosial, estetik, kinestetik, dan
kecerdasan lainnya.

6. Program layanan kebutuhan khusus diberikan alokasi
waktu sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkelainan
atau berkebutuhan khusus.

7. Pembelajaran peserta didik berkelainan atau
berkebutuhan khusus mengacu pada prinsip dan
pendekatan pembelajaran reguler yang disesuaikan
dengan karakteristik belajar peserta didik berkelainan atau
berkebutuhan khusus bercirikan keunikan setiap peserta
didik.

8. Penilaian hasil belajar peserta didik berkelainan atau
berkebutuhan khusus mengacu pada prinsip dan
pendekatan penilaian hasil belajar reguler yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
berkelainan atau berkebutuhan khusus bercirikan
keunikan setiap peserta didik yang berkaitan dengan cara,
alat, waktu, dan tempat.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 34-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Sistematika Penjelasan
KTSP SMA
BAB IV. Kalender Berisi:
Pendidikan 1. Berisi tentang kalender pendidikan dan rencana kegiatan

yang akan dilaksanakan dan disusun berdasarkan kalender
pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
satuan pendidikan, serta kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender
pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.
2. Rencana kegiatan atau jadwal memuat antara lain;
kegiatan awal tahun, jumlah minggu efektif (Proses
Pembelajaran, Ujian, Penilaian, dll), implementasi
pendidikan berbasis budaya dan hari libur.
3. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan

Lampiran 1. Tim Pengembang Kurikulum Satuan Pendidikan
2. Laporan hasil analisis konteks
3. Kompetensi Dasar seluruh mata pelajaran

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 35-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

B. Sistematika KTSP Dokumen II
Berisi silabus untuk semua mata pelajaran kelas X, XI, dan XII

Contoh Format Silabus:

SILABUS

Nama Sekolah :
Kelas :
Program/Peminatan :

Kompetensi Inti (KI):

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b. disiplin, c. santun, d. peduli (gotong royong,
KI 3: kerjasama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan g. pro-aktif, dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
KI 4: lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang a. ilmu pengetahuan, b. teknologi, c. seni, d. budaya, dan e. humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: a. efektif, b. kreatif, c.
produktif, d. kritis, e. mandiri, f. kolaboratif, g. komunikatif, dan h. solutif, dalam ranah konkret
dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

No. Kompetensi IPK Materi Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber
Dasar (KD) Pokok Waktu Belajar

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 36-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

C. Sistematika KTSP Dokumen III

Berisi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan pertimbangan
kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan belajar peserta didik dikelas. Penyusunan RPP
dilakukan dengan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada peserta didik. Guru Mata
Pelajaran/MGMP Sekolah secara bebas dapat memilih, membuat, menggunakan, dan
mengembangkan format RPP secara mandiri untuk keberhasilan peserta didik sebesar-
besarnya.

Contoh Format RPP:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Tahun Pelajaran :

A. Tujuan Pembelajaran
Merujuk pada kurikulum dan kebutuhan belajar siswa

B. Langkah-Langkah (Kegiatan) Pembelajaran
Efisien (dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga)
Efektif (langah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan)

C. Penilaian Pembelajaran
Efisien (dilakukan dengan tepat dan tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga)
Efektif (membantu guru dan siswa mencapai tujuan).

Mengetahui, Yogyakarta, Juni 2020
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

……………………. ………………………..
Contoh RPP dapat dilihat di lampiran-B naskah ini.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 37-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Lampiran-A.

CONTOH PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Tahun Pelajaran Baru 2020/2021 dimulai pada tanggal 13 Juli 2020. Daerah yang berada di zona
kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan pembelajaran tatap muka, satuan pendidikan pada
zona-zona tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR). Sedangkan daerah yang berada di
zona hijau diperbolehkan memulai pembelajaran tatap muka secara bertahap. Pembelajaran tatap
muka di satuan pendidikan yang berada di daerah zona hijau harus dilakukan dengan protokol
kesehatan yang ketat dan termonitor dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat dalam
rangka pencegahan dan pengendalian COVID-l9.

Pengelolaan pembelajaran pada masa pandemi COVID-19 dapat dibagi menjadi 3 tahapan:
1. Belajar Dari Rumah (BDR)

BDR dilaksanakan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dibagi ke dalam 2 (dua)
pendekatan:
a. Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (Daring)
b. Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (Luring)
Dalam pelaksanaan PJJ, satuan pendidikan dapat memilih pendekatan (daring atau luring atau
kombinasi keduanya) sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana.
2. Masa Transisi
Masa transisi adalah pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan yang berada di
daerah Zona Hijau dan dilaksanakan melalui dua fase sebagai berikut:
a. Berlangsung selama 2 (dua) bulan sejak dimulainya pembelajaran tatap muka di satuan

pendidikan.
b. Jadwal pembelajaran dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan

dengan pembagian rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan
pendidikan.
3. Masa Kebiasaan Baru
Setelah masa transisi selesai, apabila daerahnya tetap dikategorikan sebagai daerah Zona
Hijau maka satuan pendidikan masuk dalam Masa Kebiasan Baru.

Pembagian kelompok belajar dalam sistem shift ditentukan oleh satuan pendidikan dengan tetap
mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan. Setiap kelas maksimal berisi
18 peserta didik dengan jarak minimal 1,5 meter antar peserta didik.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 38-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Contoh Pembagian Kelompok Belajar

NO KELAS KELOMPOK JUMLAH SISWA NAMA KELOMPOK
MAKSIMAL BELAJAR
1. X MIPA1 A
2. X MIPA2 B 18 X MIPA1-A
3. X IPS1 A 18 X MIPA1-B
4. X IPS2 B 18 X MIPA2-A
5. X BHS A 18 X MIPA2-B
dan seterusnya. B 18 X IPS1-A
A 18
B 18 X IPS1-B
A 18 X IPS2-A
B 18 X IPS2-B
18 X BHS-A
X BHS-B

Pengaturan jumlah hari dalam seminggu dan jumlah jam belajar setiap hari dilakukan dengan
pembagian rombongan belajar dengan sistem shift yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan keselamatan warga satuan pendidikan.

Contoh Pengaturan Jam Belajar

JAM KE- SHIFT PAGI JAM KE- SHIFT SIANG
KELOMPOK A KELOMPOK B
1. 1.
2. 08.00 – 08.30 2. 12.30 – 13.00
08.30 – 09.00 13.00 – 13.30

3. 09.00 – 09.30 3. 13.30 – 14.00
4. 09.30 – 10.00 4. 14.00 – 14.30
5. 10.00 – 10.30 5. 14.30 – 15.00

6. 10.30 – 11.00 6. 15.00 – 15.30

Jam 11.00 – 12.00 Jam 15.30 – 16.30

Pengosongan Sekolah Pengosongan Sekolah

Penyemprotan Desinfektan Penyemprotan Desinfektan

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 39-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Pengaturan tempat duduk peserta didik di kelas diatur dengan jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter, dengan kecukupan raung terbuka dan saluran udara untuk memastikan sirkulasi yang baik.
Guru dan peserta didik disarankan duduk di mejanya masing-masing dan tidak melakukan aktifitas
jalan-jalan.
Contoh Pengaturan Tempat Duduk Peserta Didik dan Guru di Kelas

Meja Guru

X1 X2 5X 6X
3X 4X X9 X 10
X7 X8 13 X 14 X
11 X 12 X X 17 X 18
X 15 X 16

Sebelum tahun ajaran baru semua guru mata pelajaran yang tergabung dalam MGMP sekolah
melakukan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) untuk menentukan apakah materi pembelajaran
dapat dilaksanakan secara daring/luring atau harus dilakukan melalui tatap muka.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 40-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Contoh Pemetaan Pembelajaran Tatap Muka dan Daring/Luring

Mata Pelajaran : Seni Budaya

Kelas : XII MIPA, IPS, dan Bahasa

Semester : 1 (satu)

No Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Pelaksanaan Waktu
Dasar Pembelajaran Pembelajaran

3.1 Mengevaluasi  Konsep, unsur,  Mengamati dan  Daring/Luring 2

konsep, unsur, prinsip, bahan mengevaluasi konsep,

prinsip, bahan dan teknik unsur, prinsip dan

dan teknik dalam berkarya bahan dalam karya

dalam seni rupa seni rupa

berkarya seni  Menganalisis teknik  Daring/Luring 2

rupa dan bentuk dalam

 Pembuatan berkarya seni rupa

4.1 Berkreasi  Mempresentasikan  Tatap Muka  4
2
karya seni rupa karya seni rupa hasil pengamatan dan

dua dimensi dua dimensi evaluasinya terhadap

berdasarkan berdasarkan konsep, unsur, prinsip,

imajinasi imajinasi bahan dan teknik

dengan dengan berbagai dalam berkarya seni

berbagai media dan rupa

media dan teknik  Membuat karya seni  Daring/Luring

teknik rupa dua dimensi

berdasarkan imajinasi

dengan berbagai

media, teknik, dan

tema sesuai gaya

pilihan sendiri

 Mempresentasikan  Tatap Muka  4

hasil karya imajinatif

dengan berbagai media

dan teknik secara

tertulis dan lisan

Hasil pemetaan pembelajaran tatap muka dan daring/luring tersebut digunakan untuk menentukan
pembagian tugas pembelajaran tatap muka dan daring/luring yang tercantum dalam pembagian
tugas mengajar guru. Tim Pembelajaran bersama Tim Pengembang Kurikulum Sekolah bertugas
untuk membuat pembagian tugas mengajar guru untuk pembelajaran tatap muka dan daring/luring.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 41-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Contoh Struktur Pembagian Tugas Mengajar Guru Untuk Pembelajaran Tatap Muka dan
Daring/Luring

Alokasi Pelaksanaan Pembelajaran
Waktu
No Mata Pelajaran Perminggu Tatap Daring/
1 Pend. Agama dan Budi Pekerti
3 Muka Luring

12

2 Pend. Pancasila dan Kewarganegaraan 2 11

3 Bahasa Indonesia 4 22

4 Matematika 4 22

5 Sejarah Indonesia 2 11

6 Bahasa Inggris 2 11

7 Seni Budaya 2 11

8 Pend Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 12

9 Prakarya dan Kewirausahaan 2 11

10 Mulok (Bahasa Jawa) 2 11

Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

1 Matematika 3 21
12
2 Biologi 3 21
21
3 Fisika 3

4 Kimia 3

Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial

1 Geografi 3 21
12
2 Sejarah 3 12
21
3 Sosiologi 3

4 Ekonomi 3

Peminatan Bahasa dan Budaya

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 12
21
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 21
12
3 Bahasa dan Sastra Asing Lain 3

4 Antropologi 3

Lintas Minat dan/ atau Pendalaman Minat

1 Pilihan 1 3 21
12
2 Pilihan 2 3

Struktur pembagian tugas mengajar tersebut digunakan sebagai dasar dalam menyusun jadwal

pelajaran untuk pembelajaran tatap muka dan daring/luring.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 42-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Contoh Jadwal Pelajaran Pembelajaran Tatap Muka dan Daring/Luring

Kelas X MIPA1-A

No Hari Jam Mata Pelajaran Pelaksanaan
1. Senin 08.00 – 08.30 Bahasa Indonesia Tatap Muka
08.30 – 09.00 Bahasa Indonesia Tatap Muka
09.00 – 09.30 Matematika Tatap Muka
09.30 – 10.00 Matematika Tatap Muka
10.00 – 10.30 Kimia Tatap Muka
10.30 – 11.00 Kimia Tatap Muka

Istirahat Bahasa Indonesia Daring/Luring
12.30 – 13.00 Bahasa Indonesia Daring/Luring
13.00 – 13.30 Matematika Daring/Luring
13.30 – 14.00 Matematika Daring/Luring
14.00 – 14.30 Kimia Daring/Luring
14.30 – 15.00 Kimia Daring/Luring
15.00 – 15.30

Kelas X MIPA1-B Jam Mata Pelajaran Pelaksanaan
No Hari 08.00 – 08.30 Bahasa Indonesia Daring/Luring
1. Senin 08.30 – 09.00 Bahasa Indonesia Daring/Luring
09.00 – 09.30 Matematika Daring/Luring
09.30 – 10.00 Matematika Daring/Luring
10.00 – 10.30 Kimia Daring/Luring
10.30 – 11.00 Kimia Daring/Luring

Istirahat Bahasa Indonesia Tatap Muka
12.30 – 13.00 Bahasa Indonesia Tatap Muka
13.00 – 13.30 Matematika Tatap Muka
13.30 – 14.00 Matematika Tatap Muka
14.00 – 14.30 Kimia Tatap Muka
14.30 – 15.00 Kimia Tatap Muka
15.00 – 15.30

Keterangan:
1. Pada masa TRANSISI kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler tidak diperbolehkan
dilaksanakan di satuan pendidikan, warga sekolah tetap melaksanakan aktivitas fisik di
rumah.
2. Pada masa KEBIASAAN BARU kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler diperbolehkan
dilaksanakan di satuan pendidikan, kecuali kegiatan dengan adanya penggunaan
alat/fasilitas yang harus dipegang oleh banyak orang secara bergantian dalam waktu yang
singkat dan atau tidak memungkinkan penerapan jaga jarak minimal 1,5 (satu koma lima)
meter, misalnya: basket dan voli.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 43-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Pengelolaan penilaian pada masa pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut:

Sistem penilaian pembelajaran pada masa pandemi covid-19 harus tetap memenuhi 3 (tiga)
kompetensi sesuai tuntutan kurikulum, yang terdiri dari:
1. Kompetensi sikap

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai
perilaku peserta didik
2. Kompetensi pengetahuan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik
3. Kompetensi keterampilan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan
pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.

Penilaian dilakukan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian oleh pendidik
dilakukan melalui penilaian harian, sedangkan penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan
melalui penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun dan ujian sekolah. Ujian sekolah yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan merupakan penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk
menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.

Bentuk-bentuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan dapat berupa:
1. Portofolio

Penilaian portofolio ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan individual peserta didik
dengan menilai kumpulan karya-karya atau tugas-tugas terpilih yang telah dikerjakan peserta
didik di rumah. Penilaian portofolio ini melibatkan orang tua/wali peserta didik untuk
menilai kemajuan putra/putrinya dalam penguasaan materi pelajaran.
2. Penugasan
Penilaian dengan penugasan dilakukan melalui kegiatan tertentu di rumah dapat berupa tugas
atau proyek.
3. Tes tertulis
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
mencipta atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian ini sebaiknya
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Tes tertulis pada masa transisi dan pembiasaan baru dapat
dilakukan pada saat pembelajaran tatap muka maupun di rumah. Tes tertulis yang
dilaksanakan dirumah harus memenuhi prinsip-prinsip penilaian (valid, mendidik,
akuntabel), oleh karena itu soal yang diberikan berkaitan dengan pemecahan masalah
konteks yang penyelesaiannya memerlukan penalaran tingkat tinggi (HOTS).
4. Bentuk lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar
yang diukur. Contoh: Tes Lesan, Praktek, Proyek, dan Produk.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 44-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

Lampiran-B. Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tahun Pelajaran 2020/2021

Satuan Pendidikan : …………………………….
Mata Pelajaran : Seni Budaya
Kelas/Semester : X/Satu
Materi Pokok : Karya seni rupa dua dimensi

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning, metode diskusi,
eksperimen, dan penugasan, siswa dapat:
1. memahami konsep, unsur, prinsip, bahan, dan teknik dalam berkarya seni rupa
a. menjelaskan konsep dalam berkarya seni rupa
b. menjelaskan unsur dalam berkarya seni rupa
c. menjelaskan prinsip dalam berkarya seni rupa
d. menentukan bahan dalam berkarya seni rupa
e. menentukan teknik dalam berkarya seni rupa
2. membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan berbagai media dan teknik dengan
melihat model
a. menunjukkan hasil pengamatan tentang konsep, unsur, prinsip, bahan, dan teknik dalam
berkarya seni rupa dua dimensi
b. merancang karya seni rupa dua dimensi
c. membuat karya seni rupa dua dimensi
3. menumbuhkan sikap gotong royong, disiplin, dan percaya diri.

B. Kegiatan Pembelajaran: Alokasi
1. Pertemuan Pertama Waktu
15 menit
Aktivitas siswa/guru
60 menit
Pendahuluan:
1. Pengkondisian kelas 15 menit
2. Apesepsi dan motivasi
Kegiatan Inti:
1. Menyiapkan Pertanyaan:

a. guru menayangkan video proses pembuatan karya seni rupa
b. siswa mendiskusikan tentang konsep, unsur, prinsip, bahan dan teknik

dalam berkarya seni rupa berdasarkan pengamatan video secara
kelompok
c. siswa menentukan salah satu karya seni rupa dua dimensi yang akan
dibuat.
Kegiatan Penutup:
1. Refleksi
2. Penugasan
siswa ditugaskan membawa bahan dan alat untuk proyek karya seni rupa dua
dimensi yang telah dipilih, pada pertemuan berikutnya.

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 45-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

2. Pertemuan kedua Alokasi
Waktu
Aktivitas siswa/guru 15 menit

Pendahuluan: 60 menit
1. Pengkondisian kelas
2. Apesepsi dan motivasi 15 menit
Kegiatan Inti:
2. Merancang Perencanaan:

siswa membuat sketsa/desain karya seni rupa dua dimensi sesuai pilihannya
3. Menyusun Jadwal:

siswa menyiapkan bahan dan alat serta menyusun prosedur pembuatannya
siswa menyusun prosedur keselamatan kerja
4. Memonitor Kegiatan:
siswa membuat karya seni rupa dua dimensi sesuai pilihannya
guru memonitor aktivitas siswa, baik sikap maupun keterampilan
5. Menguji Hasil:
siswa meminta kritik dan saran dari hasil karya seni rupa yang telah dibuat
6. Mengevaluasi Hasil:
Finishing karya seni rupa dua dimensi yang telah dibuat.
Penutup:
1. Refleksi
2. Penugasan
Siswa ditugaskan untuk memigura karya yang telah dibuat untuk dipamerkan
pada saat penerimaan rapor.

C. Penilaian : : Jurnal sikap
1. Sikap
2. Pengetahuan: : 1a – 1e
a. Penilaian Harian : 1a – 1e
b. PTS/PAS/PAT : 2a
c. Penugasan : Membuat karya seni rupa (2b, 2c)
3. Keterampilan

Mengatahui, Yogyakarta, Juli 2020
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

………………………………. ..................................................
NIP. …………………………. NIP. .........................................

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 46-50

Pengembangan dan Sistematika Penyusunan KTSP SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : ………………………………
Mata Pelajaran : Matematika (Wajib)
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Ganjil
: 6  45 Menit (3 kali Pertemuan)
Alokasi Waktu

Kompetensi Dasar
3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga

variabel

Pertemuan 1
A. Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran ini, siswa mampu membuat model matematika dari masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan sistem persamaan linear tiga variabel

B. Kegiatan Pembelajaran
1. Guru memaparkan contoh ilustrasi sistem persamaan linear tiga variabel dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai motivasi bagi siswa.
2. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel yang
distimulus oleh guru.
3. Guru memilih masalah dari salah satu kelompok untuk diidentifikasi variabel-variabelnya
dan siswa dituntun cara menyusun model matematika dari permasalahan tersebut.
4. Siswa dikelompok lainnya mengidentifikasi variabel-variabel dan menyusun model
matematika dari setiap masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya
5. Setiap kelompok diminta untuk saling cross check model matematika yang diperoleh
dengan kelompok lain
6. Guru memberikan masalah lain untuk didiskusikan sehingga siswa bisa merumuskan
kesimpulan tentang model matematika dari sistem persamaan linear tiga variabel.

C. Penilaian
1. Guru memberikan quis untuk didiskusikan dalam kelompok
2. Guru menugaskan siswa mengidentifikasi masalah lain dalam kehidupan nyata dan
membuatkan model matematikanya. (Tugas Mandiri)

Refleksi Guru setelah Pembelajaran
1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Mengatahui, Gunungkidul, Juli 2020
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

………………………………. ..................................................
NIP. …………………………. NIP. .........................................

2020-Tim Pengembang Kurikulum SMA Dikpora DIY 47-50


Click to View FlipBook Version