The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by syafiq130220, 2022-12-06 12:15:50

M Syafiq Tamami_Penggabungan Makalah

M Syafiq Tamami_Penggabungan Makalah

PENDIDIKAN 3, no. 6 (15 September 2021): 4274–88.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1441.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual. 3. PT. Kharisma Putra Utama, 2017.

18


MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM

KUALITAS BAHAN AJAR PAI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengembangan Bahan Ajar PAI I
Dosen Pengampu:

Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 9:

Amalia Raudhahtul Azkiyah (2011101153)

Hamdani (2011101139)

Riyanis Barokah (2011101148)

Tauhidiah (2011101115)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2022


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN............................................................................................. 1

a. Latar Belakang....................................................................................................1
b. Rumusan Masalah ..............................................................................................3
c. Tujuan Penulisan ................................................................................................3
B. PEMBAHASAN................................................................................................ 4
a. Kecermatan Isi Bahan Ajar ......................................................................... 4
b. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar .................................................................. 4
c. Kecernaan Bahan Ajar ................................................................................ 5
d. Penggunaan Bahasa Bahan Ajar ................................................................. 8
e. Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.......................................................... 9
f. IIustrasi Bahan Ajar .................................................................................. 11
g. Kelengkapan komponen Bahan Ajar ........................................................ 13
C. PENUTUP ....................................................................................................... 15
a. Kesimpulan .......................................................................................................15
b. Saran ..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

ii


A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut Prastowo (2011: 17) yang dikutip oleh Aenun dkk
mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai pe-
serta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Pendapat lain dikemukakan Abidin (1988: 263) yang dikutip
oleh Aenun dkk bahwa bahan ajar atau materi pembelajaran secara
garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa agar mencapai kompetensi dasar yang di-
inginkan.
Menurut Depdiknas (2006:3) yang dikutip oleh Aenun dkk
mengungkapkan jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas penge-
tahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap
atau nilai.1 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disim-
pulkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.
Penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran pada da-
sarnya dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar bagi peserta
didik. Bahan ajar yang telah dirancang secara sistematik dan lengkap
mampu memotivasi belajar peserta didik serta akan memfasilitasi
berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam hal ini, penggunaan
bahan ajar, baik secara langsung ataupun tidak langsung akan men-
dorong peserta didik untuk menggali pengetahuan dan keterampilan
yang telah dipelajari lebih mendalam.

1 Aenun Rahmawati dkk, Menjadi Guru Profesional: Dengan Menciptakan Bahan Ajar Yang Kreatif
Dan Mengevaluasi Pembelajaran, 2020, 49.

1


Bahan ajar yang dirancang secara baik, akan mampu men-
gurangi terjadinya kesalahan dalam mempersepsikan suatu konsep
ataupun pengetahuan yang tengah dipelajari. Bahan ajar yang
dirancang serta dikembangkan sesuai pada kaidah pengembangan
bahan ajar, maka akan mampu meningkatkan daya ingat peserta
didik terhadap materi yang dipelajari.2

Bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam kegiatan pem-
belajaran dalam pemenuhannya harus sesuai dengan kompetensi
yang diinginkan, tanpa pemahaman terhadap hal tersebut maka
siapapun yang akan mengembangkan bahan ajar akan mengalami
kesulitan dalam pengembangan bahan ajar salah satunya yaitu kuali-
tas bahan ajar.

Kualitas bahan ajar khususnya PAI dipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya kecermatan isi, ketepatan cakupan, ketercernaan
bahan ajar, penggunaan bahasa, perwajahan/pengemasan, ilustrasi,
kelengkapan komponen bahan ajar dan lain sebagainya.3 Sedangkan
bahan ajar yang digunakan sebagai salah satu alat bantu dalam
kegiatan pembelajaran sebagai pemenuhannya untuk menunjang
kualitas bahan ajar PAI dalam pemenuhannya harus memperhatikan
faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI.

Jika tidak memperhatikan aspek atau faktor yang dipertim-
bangkan dalam kualitas bahan ajar, maka akan mempengaruhi kuali-
tas bahan ajar tersebut. Kualitas bahan ajar sangat tergantung pada
ketetapan dalam memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam
pengembangan bahan ajar.

2 Benny A. Pribadi, ‘Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar’, Pengertian Dan
Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar, 2019, 5.
3 Sakolan Sakolan, ‘Model Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran PAI’, Milenial: Journal
for Teachers and Learning, 2.1 (2021), 24 <https://doi.org/10.55748/mjtl.v2i1.68>.

2


a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari adanya kualitas bahan ajar,

maka harus memperhatikan beberapa faktor-faktor yang harus di-
pertimbangkan dalam memenuhi kualitas bahan ajar PAI, dian-
taranya:

a. Kecermatan Isi Bahan Ajar.
b. Ketepatan Cakupan Bahan Ajar.
c. Ketercernaan Bahan Ajar.
d. Penggunaan Bahasa Bahan Ajar.
e. Perwajahan/Pengemasan Bahan Ajar.
f. Ilustrasi Bahan Ajar.
g. Kelengkapan komponen Bahan Ajar.

b. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada rumusan masalah diatas agar

pemateri maupun pembaca dapat mengetahui faktor- faktor yang ha-
rus dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI.

a. Agar pembaca mengetahui kecermatan isi bahan ajar.
b. Agar pembaca mengetahui ketepatan cakupan bahan ajar.
c. Agar pembaca mengetahui ketercernaan bahan ajar.
d. Agar pembaca memahami penggunaan bahasa bahan ajar.
e. Agar pembaca mengetahui perwajahan/pengemasan bahan

ajar.
f. Agar pembaca mengetahui ilustrasi bahan ajar.
g. Agar pembaca mengetahui kelengkapan komponen bahan

ajar.

B. PEMBAHASAN
1. KECERMATAN ISI BAHAN AJAR

3


Kecermatan isi ialah validitas/kesahihan isi secara ilmiah
dan keselarasan isi ialah kebenaran isi berdasarkan sistem nilai yang
dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa.4 Validitas isi menunjuk-
kan bahwa isi bahan ajar tidak dikembangkan secara asal-asalan atau
tidak sembarang membuat isi bahan ajar tersebut. Isi bahan ajar
dikembangkan berdasarkan konsep dan teori yang relevan dengan
bidang ilmu serta sesuai dengan perkembangan ilmu dan hasil
penelitian yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Dengan
demikian, isi bahan ajar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
benar dari segi keilmuan. Validitas isi sangat penting untuk diper-
hatikan agar bahan ajar tidak menyebarkan kesalahan-kesalahan
konsep (miskonsepsi) yang dapat dibawa ke jenjang pendidikan se-
lanjutnya. Oleh karena itu, pentingnya mempertimbangkan isi bahan
ajar pada kualitas bahan ajar.

2. KETEPATAN CAKUPAN BAHAN AJAR
Ketepatan cakupan merupakan salah satu faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Ketepatan cakupan
meliputi kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta kurikulum.5
Ketepatan Cakupan juga meliputi kesesuaian antara silabus dengan
tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan kajian teori, tujuan pem-
belajaran dan sebagainya.6

Ketepatan cakupan berhubungan dengan isi bahan ajar dari
sisi keluasan dan kedalaman isi atau materi, serta keutuhan konsep

4 Laily Fitriani, ‘Pengembangan Bahan Ajar Maharah Qira ’ Ah Berbasis Karakter’, An-Nabighoh,
20.01 (2018), 8.
5 Henny Nopriani and Ike Tri Pebrianti, ‘Kemampuan Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X Melalui
Penggunaan Bahan Ajar Hasil Pengembangan’, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP UM
Palembang, 5305.1 (2020), 96.
6 Nur Shabrina Reznani, Nurhayati Nurhayati, and Sungkowo Soetopo, ‘Pengembangan Bahan
Ajar Mata Kuliah Menyimak Berbasis Kearifan Lokal’, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 6.1
(2021), 49 <https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v21i1.36661>.

4


berdasarkan keilmuan.7 Keluasan dan kedalaman isi bahan ajar san-
gat berhubungan dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu
pada ketepatan cakupan bahan ajar, setiap guru pasti mempunyai
tujuan pembelajaran dari mata pelajarannya. Lihatlah tujuan terse-
but, kemudian berlandaskan pada tujuan tersebut kita dapat menen-
tukan seberapa luas, dalam, dan utuh topik yang akan disajikan
kepada peserta didik. Kemudian, kembangkanlah bahan ajar materi
pokok dan komponennya berdasarkan materi yang telah ditentukan.

3. KETERCERNAAN BAHAN AJAR
Isi bahan ajar dalam menggunakan media atau bentuk apa-

pun, harus memiliki tingkat ketercernaan yang tinggi. Dalam hal ini
agar bahan ajar mampu dipahami dan juga dapat dimengerti oleh
peserta didik dengan mudah.8 Dalam hal ini, sehingga peseta didik
sebagai pengguna nantinya sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai atau diharapkan.

Menurut Husni (2010) terdapat enam hal yang mendukung
tingkat ketercernaan bahan ajar, diantaranya.

a. Pemaparan yang logis
Bahan ajar perlu dipaparkan secara logis, sehingga

para peserta didik akan lebih mudah mengikuti pemaparan,
misalnya mulai dari yang umum ke yang khusus atau se-
baliknya, dari yang mudah ke yang sulit, atau dari yang inti
ke yang pendukung. Dengan demikian, informasi yang
didapat atau diterima oleh peserta didik akan saling terkait
dengan informasi yang sudah dimiliki sebelumnya.
b. Penyajian Materi yang Runtut

7 Muhammad - Riska and Ratna - Syam, ‘Bahan Ajar Keterampilan Elektronika Pada Kelompok
Remaja Di Desa Bontopannu Kab. Gowa’, Jurnal MediaTIK, 3.2 (2020), 10
<https://doi.org/10.26858/jmtik.v3i2.14357>.
8 At- Ta, Jurnal Pendidikan, and Agama Islam, ‘At- Ta’dib’, 01, 9.

5


Bahan ajar perlu disajikan secara sistematis. Ket-
erkaitan antar materi/topik dijelaskan dengan cermat, setiap
topik yang disajikan secara sistematis dengan menggunakan
3 strategi yaitu , 1) penyajian uraian, contoh , dan latihan; 2)
contoh, latihan, dan penyajian uraian; dan 3) penyajian ura-
ian, latihan, dan contoh ( PCL - CLP - PLC ).

Dalam strategi penyajian ini urutan dapat berubah-
ubah sehingga tidak membosankan. Namun, perlu pada se-
tiap bagian diberi penjelasan yang memadai sehingga tidak
membuat bingung peserta didik. Dalam hal ini, keruntutan
penyajian isi bahan ajar dapat memudahkan peserta didik da-
lam belajar dan juga terbiasa berpikir runtut.
c. Contoh dan Ilustrasi yang Memudahkan Pemahaman

Untuk menyajikan suatu topik dan menjelaskan suatu
pokok bahasan, diperlukan contoh dan ilustrasi yang dapat
membantu dan mempermudah pemahaman peserta didik.
(Rinaldy, dalam Husni, 2010).

Dalam pemilihan contoh dan ilustrasi, terdapat prin-
sip utama yaitu ketepatan contoh dan ilustrasi agar memper-
jelas teori atau konsep yang dijelaskan (bukan untuk mem-
buat peserta didik semakin bingung), serta menarik dan
mampu bermanfaat bagi peserta didik. Hal tersebut dapat
didapatkan melalui sumber-sumber mutakhir baik itu maja-
lah, koran, ataupun situs-situs di internet.9
d. Alat Bantu yang Memudahkan

Bahan ajar tentunya perlu memiliki alat bantu yang
dapat mempermudah peserta didik untuk mempelajari bahan
ajar tersebut. Dalam bahan ajar cetak, terdapat alat bantu
berupa rangkuman untuk setiap bab, penomoran, judul bab

9 Nana, ‘Pengembangan Bahan Ajar’. 19.

6


yang jelas, serta tanda-tanda khusus, seperti tanda tanya yang
menandakan pertanyaan .

Pengembangan bahan ajar non cetak menjadi hal
penting yang berkaitan dengan upaya membantu peserta
didik untuk meraih kompetensinya dengan lebih cepat.10 Da-
lam bahan ajar non cetak, terdapat alat bantu juga berupa
rangkuman, petunjuk belajar bagi peserta didik, serta tanda-
tanda khusus yang dapat digunakan serta dapat membantu
peserta didik, misalnya perbedaan nada suara dalam kaset
audio atau caption dalam program video terhadap mata pela-
jaran tertentu. Jadi, alat bantu yang memiliki simbol atau
bentuk yang sama, sebaiknya tidak digunakan untuk arti
yang berbeda pada satu bahan ajar yang sama. seperti, ada
gambar tangan yang sedang menulis "digunakan untuk arti
Latihan" yang menunjukkan peserta didik harus
mengerjakan secara tertulis.
e. Format yang Tertib dan Konsisten

Bahan ajar perlu memelihara ketertiban dan kon-
sistensi agar peserta didik mudah mengenali, mengingat dan
mempelajari. Misalnya, jika guru pada lembar kerja peserta
didik menggunakan kertas merah, maka guru akan
menggunakan warna kertas merah untuk LKPD, Dalam hal
ini, jangan menggunakan warna merah untuk komponen
lainnya dalam bahan ajar. Dengan demikian, peserta didik
setiap kali melihat warna kertas merah, maka peserta didik
akan menandainya sebagai LKPD.
f. Penjelasan tentang Relevansi dan Manfaat Bahan Ajar

Dalam bahan ajar, perlu adanya penjelasan mengenai
manfaat seta kegunaan bahan ajar. Dalam pembelajaran di

10 Wahyu Dwi Warsitasari, ‘PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DALAM PENDIDIKAN
ISLAM Wahyu’, AL-IFKAR, 15.1 (2021), 62.

7


kelas, bahan ajar dapat berperan sebagai bahan utama yang
akan digunakan pada saat pembelajaran di kelas atau ber-
fungsi sebagai alat bantu peserta didik mandiri saat di rumah
(buku kerja, paket kerja mandiri), serta dapat sebagai alat
bantu peserta didik dalam kelompok. Dalam hal ini, Peran
tersebut perlu dijelaskan atau disampaikan kepada peserta
didik dengan cermat sehingga peserta didik nantinya mampu
menggunakan bahan ajar dengan jelas.

Dengan demikian, bahan ajar juga perlu menjelaskan
keterkaitan antara topik yang akan dibahas dalam bahan ajar
dengan topik-topik dalam mata pelajaran lainnya. Dalam hal
ini, peserta didik mampu melihat keterkaitan topik bahan
ajar dengan topik lain sehingga tidak terkesan bahwa mas-
ing-masing topik berdiri sendiri-sendiri.11

4. PENGGUNAAN BAHASA BAHAN AJAR
Penggunaan bahasa bahan ajar merupakan salah satu faktor

yang perlu dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Adapun
kriteria penilaian pada aspek bahasa meliputi:

1. Kesesuaian tingkat dengan tingkat perkembangan berfikir
peserta didik.

2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan

benar.
4. Memiliki keruntutan dan kesatuan gagasan.12

11Ida Malati Sadjati, Pengembangan Bahan Ajar, 45.
12 Riham Lailatul Wachdah, ‘Evaluasi Buku Ajar Bahasa Arab Kelas X Madrasah Aliyah: Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013’, Al-Ma’rifah, 17.1 (2020), 44
<https://doi.org/10.21009/almakrifah.17.01.04>.

8


Kunci Utama untuk memahami isi dari buku ialah bahasa.13
Pemilihan ragam bahasa dan kata dalam menyusun kalimat efektif
akan berpengaruh terhadap kualitas bahan ajar.

5. PERWAJAHAN/PENGEMASAN BAHAN AJAR
Perwajahan / pengemasan bahan ajar ini sangat berperan pada

perancangan atau penataan letak informasi pada satu halaman ce-
tak.14 Penataan letak informasi untuk satu halaman cetak dalam ba-
han ajar ini hendaknya memperhatikan serta mempertimbangkan be-
berapa hal berikut.

a. Narasi atau teks yang dalam satu halaman terlalu padat mem-
buat peserta didik cenderung lelah untuk membacanya.

b. Bagian kosong (white space) pada satu halaman sangat dibu-
tuhkan untuk mendorong peserta didik mencoret-coret ba-
gian kosong yang telah disiapkan tersebut dengan catatan
ataupun rangkuman yang nantinya dibuat oleh peserta didik
itu sendiri. Dalam hal ini, perlu menyediakan secara konsis-
ten bagian kosong dalam halaman-halaman bahan ajar.

c. Padukan grafik, poin, serta kalimat-kalimat singkat, tetapi
jangan dilakukan secara terus-menerus sehingga dikhawatir-
kan akan membosankan.

d. Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan,
karena dengan sistem paragraf yang seperti itu akan lebih
mudah untuk dibaca.

13 Rofiqotul Aini and Moh Nurul Huda, ‘ANALISIS KUALITAS BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM IAIN Pekalongan , Jawa Tengah , Indonesia PENDAHULUAN Era Revolusi Industri 4 . 0
Memiliki Dampak Pada Semua Lini Kehidupan , Termasuk Bidang Pendidikan . Tantangan Besar
Yang Dihadapi Oleh Masyarakat Dan’, Jurnal As-Salam, 4.2 (2020), 349.
14 Dona Fitriawan, ‘PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR ELEMENTER BERDASARKAN
KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS’, ASIMETRIS: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 11.2
(2020), 225.

9


e. Gunakan grafik atau gambar untuk tujuan tertentu saja. Da-
lam hal ini, grafik atau gambar tidak perlu dicantumkan jika
tidak bermakna.

f. Gunakan sistem penomoran yang benar dan juga konsisten
pada seluruh bagian bahan ajar.

g. Gunakan dan variasikan jenis serta ukuran huruf agar dapat
menarik perhatian, namun gunakan seperlunya saja tidak ter-
lalu banyak sehingga tidak membingungkan.15
Selanjutnya, dalam merancang tata letak informasi pada se-

tiap bagian dari bahan ajar diharapkan, mulai dari judul (halaman
judul), isi, tujuan, contoh, latihan dan tugas, lembar media, dan tes
formatif, sebagai berikut.

Perwajahan dan pengemasan bahan ajar meliputi penyediaan
alat bantu belajar dalam bahan ajar sehingga nantinya bahan ajar
dapat dipelajari peserta didik secara mandiri (sendiri atau dengan te-
man-teman dalam kelompok). Dalam bahan ajar cetak, terdapat 3
kategori alat bantu belajar, yaitu alat bantu belajar pada bagian pen-
dahuluan, pada uraian informasi per topik, serta pada bagian akhir
bahan ajar cetak, sebagai berikut.

a. Pendahuluan:
1. Judul
2. Daftar isi
3. Peta konsep, diagram, pemandu awal
4. Tujuan pembelajaran
5. Tes awal

b. Uraian:
1. Ringkasan awal
2. Pengacuan pada bagian bahan ajar lain
3. Judul bagian

15Ida Malati Sadjati, Pengembangan Bahan Ajar, 49

10


4. Perintah/instruksi
5. Signposts (tanda verbal atau visual di bagian

samping teks)
6. Rangkuman
c. Akhir
1. Senarai (daftar kata sukar)
2. Tes akhir
3. Indeks

Alat bantu belajar tersebut tidak semua terdapat dalam satu
bahan ajar, Dalam hal ini, dapat memilih alat bantu belajar manakah
yang paling tepat atau dibutuhkan untuk melengkapi bahan ajar
Anda.

6. ILUSTRASI BAHAN AJAR
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan

ajar PAI, salah satu nya yaitu ilustrasi bahan ajar. Kualitas bahan
ajar sangat perlu diperhatikan atau dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran. Karena, tugas utama seorang pendidik tercantum
pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dari sekian tugas guru ter-
sebut, salah satunya adalah tugas mengajar. Guru perlu mempertim-
bangkan kualitas bahan ajar agar pembelajaran dapat terlaksana
secara efektif dan efisien. Salah satunya menggunakan ilustrasi ba-
han ajar.

Karena dengan bahan ajar yang berkualitas dapat meningkat-
kan hasil belajar bagi para peserta didik. Ada beberapa alasan men-
gapa media pembelajaran dapat tingkatkan proses belajar siswa.
Alasan pertama yaitu berkenaan dengan manfaat media pembelaja-

11


ran dan taraf berfikir peserta didik. Adapun manfaat dari media pem-
belajaran menurut Sujana, et a. yang dikutip oleh wahyudi dkk ada-
lah sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik se-
hingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan ajar akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh peserta didik, dan memungkinkan peserta
didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal, sehingga peserta didik tidak bosan dan
guru tidak banyak kehilangan tenaga.

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar.16
Media pembelajaran ilustrasi merupakan salah satu yang ha-

rus dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI, dalam pembu-
atan media pembelajaran ilustrasi, kemampuan guru-guru perlu dit-
ingkatkan, dengan tujuan ilustrasi bahan ajar menjadi efektif dan
efisien. Karena dapat meningkatkan proses belajar siswa dalam
pembelajaran dan keberadaannya juga diharapkan dapat meningkat-
kan hasil belajar yang dicapainya.

Media gambar merupakan media pembelajaran ilustrasi yang
sering digunakan, karena media ini merupakan bahasa yang umum,
dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang dimana-mana.
Pesan yang disampaikan pun dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi visual, yang perlu dipahami dengan benar agar proses
penyampaian pesan berhasil dan efisien. Media gambar merupakan
salah satu media berbasis visual, guna memvisualisasikan pesan, in-
formasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

16 Wahyudi, Kosim, Muhammad Taufik , ‘PELATIHAN PEMBUATAN ILUSTRASI BAHAN AJAR
DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISIO DRAWING 2010’, Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian
Masyarakat, 2.1, 44.

12


7. KELENGKAPAN KOMPONEN BAHAN AJAR
Kelengkapan komponen bahan ajar merupakan salah satu

faktor yang dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Idealnya ba-
han ajar merupakan paket multi komponen dalam bentuk multime-
dia. Paket tersebut mempunyai sistematika penyampaian dan urutan
materi yang baik meliputi penyampaian tujuan belajar, memberi
bimbingan tentang strategi belajar, menyediakan latihan yang cukup
banyak, memberi saran-saran untuk belajar kepada peserta didik
(pertanyaan kunci, soal, tugas, kegiatan), serta memberikan soal-
soal untuk dikerjakan sendiri oleh peserta didik sebagai cara untuk
mengukur kemampuan diri sendiri dan umpan baliknya. Paket bahan
ajar dapat bersifat lengkap dalam satu paket atau dapat juga
dilengkapi dengan sumber informasi lain (dari internet atau buku
lain), panduan belajar/peserta didik, serta panduan guru.

Paket bahan ajar memiliki tiga komponen penting, yaitu
komponen utama, komponen pelengkap, dan komponen evaluasi
hasil belajar.

a.Komponen utama
Komponen utama berisikan informasi utama yang

akan disampaikan kepada siswa dan harus dikuasai siswa.
b.Komponen pelengkap

Komponen pelengkap ini berisikan topik tambahan
untuk pengayaan wawasan siswa. Komponen ini terdiri dari
bahan pendukung cetak, bahan pendukung noncetak, pan-
duan siswa, panduan guru, dan lain-lain yang dibutuhkan
siswa untuk memahami suatu topik.
c.Komponen evaluasi hasil belajar

13


Komponen evaluasi hasil belajar terdiri dari
perangkat soal\tes yang digunakan untuk melatih kemam-
puan siswa dalam memahami pelajaran.17

17 Ida Malati Sadjati, Pengembangan Bahan Ajar, 56.

14


C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dalam bahan ajar, terdapat yang namanya kualitas bahan ajar.
Kualitas bahan ajar menunjang pembelajaran sehingga pembelaja-
ran dapat terlaksana secara efektif dan efisien dan tujuan pembela-
jaran dapat terpenuhi. Pada kualitas bahan ajar, terdapat faktor-
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Ada-
pun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kualitas bahan
ajar yaitu :
1. Kecermatan isi bahan ajar
2. Ketepatan cakupan bahan ajar
3. Ketercernaan bahan ajar
4. Penggunaan bahasa bahan ajar
5. Perwajahan/pengemasan bahan ajar
6. Ilustrasi bahan ajar
7. Kelengkapan komponen bahan ajar

b. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, kami berharap supaya

pembaca termasuk kelompok kami sendiri lebih bisa memahami
mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I.

15


DAFTAR PUSTAKA

Aenun Rahmawati, Dewi Rusydatul Fauziah, Leni, Menjadi Guru Profesional:
Dengan Menciptakan Bahan Ajar Yang Kreatif Dan Mengevaluasi
Pembelajaran, 2020

Aini, Rofiqotul, and Moh Nurul Huda, ‘ANALISIS KUALITAS BUKU AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN Pekalongan , Jawa Tengah , Indonesia
PENDAHULUAN Era Revolusi Industri 4 . 0 Memiliki Dampak Pada Semua
Lini Kehidupan , Termasuk Bidang Pendidikan . Tantangan Besar Yang
Dihadapi Oleh Masyarakat Dan’, Jurnal As-Salam, 4.2 (2020), 349

Fitriani, Laily, ‘Pengembangan Bahan Ajar Maharah Qira ’ Ah Berbasis Karakter’,
An-Nabighoh, 20.01 (2018), 8

Fitriawan, Dona, ‘PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ALJABAR LINEAR
ELEMENTER BERDASARKAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS’, ASIMETRIS: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Sains, 11.2
(2020), 225

Nana. Pengembangan Bahan Ajar, Lakeisha, (2019).

Nopriani, Henny, and Ike Tri Pebrianti, ‘Kemampuan Menulis Teks Eksposisi
Siswa Kelas X Melalui Penggunaan Bahan Ajar Hasil Pengembangan’,
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP UM Palembang, 5305.1
(2020), 96

Pribadi, Benny A., ‘Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar’,
Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar, 2019, 5

Reznani, Nur Shabrina, Nurhayati Nurhayati, and Sungkowo Soetopo,
‘Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Menyimak Berbasis Kearifan
Lokal’, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 6.1 (2021), 49
<https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v21i1.36661>

Riham Lailatul Wachdah, ‘Evaluasi Buku Ajar Bahasa Arab Kelas X Madrasah

16


Aliyah: Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013’, Al-Ma’rifah, 17.1 (2020), 44
<https://doi.org/10.21009/almakrifah.17.01.04>
Riska, Muhammad -, and Ratna - Syam, ‘Bahan Ajar Keterampilan Elektronika
Pada Kelompok Remaja Di Desa Bontopannu Kab. Gowa’, Jurnal MediaTIK,
3.2 (2020), 10 <https://doi.org/10.26858/jmtik.v3i2.14357>
Sadjati, I. M. (2020). Pengembangan Bahan Ajar
Sakolan, Sakolan, ‘Model Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran PAI’,
Milenial: Journal for Teachers and Learning, 2.1 (2021), 24
<https://doi.org/10.55748/mjtl.v2i1.68>
Ta, At-, Jurnal Pendidikan, and Agama Islam, ‘At- Ta’dib’, 01, 9
Wahyu Dwi Warsitasari, ‘PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
ICT DALAM PENDIDIKAN ISLAM Wahyu’, AL-IFKAR, 15.1 (2021), 62
Wahyudi, Kosim, Muhammad Taufik, ‘PELATIHAN PEMBUATAN ILUSTRASI
BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISIO
DRAWING 2010’, Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat, 2.1, 44
.

17


MAKALAH
PENYUSUNAN BAHAN AJAR DALAM BENTUK BUKU

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI I
Dosen Pengampu:
Dr. Agus Setiawan, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 10:

Afifah Aisyatuzzahra (2011101196)
Nodi Suhardi (2011101226)
Nurlinda Manshur (2011101179)
Reskiana (2011101179)
Shinta Amalia Nurfaiza (2011101204)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA

2022

i


Daftar Isi

A. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
3. Tujuan ......................................................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN ............................................................................................................ 2
1. Sistematika Penyusunan Bahan Ajar .......................................................................... 2
2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku .................................................. 6
3. Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku .............................................. 7

C. PENUTUP.................................................................................................................... 11
1. Kesimpulan ............................................................................................................... 11
2. Saran ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Menurut Sungkono dkk ( 2003 : 1 ) Bahan Pembelajaran adalah seperangkat
bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang " didesain " untuk
mencapai tujuan pembelajaran . Suatu bahan pembelajaran memuat materi , pesan
atau isi mata pelajaran yang berupa ide , fakta , konsep , prinsip , kaidah , atau
teori yang tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta informasi lain
dalam pembelajaran.

Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi
secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh / terpadu . Untuk itu sangat penting sorang tenaga
pendidik memiliki kompetensi mengembangkan bahan pembelajaran yang baik
sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan yang diperlukan , sehingga materi
pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik , serta siswa pun memiliki aktivitas
belajar yang cukup baik .1

Menurut Biggs dan Tefler ( pada Dakir dkk , 2000 ; 31 ) di antara motivasi
belajar siswa ada yang diperkuat dengan acara - acara pembelajaran . Adapun
acara - acara pembelajaran yang berpengaruh pada proses belajar dapat ditentukan
oleh tenaga pendidik . Beberapa kondisi eksternal yang berpengaruh pada relajar ,
yang terpenting bahwa bahan pembelajaran tersebut dapat disiapkan / dirancang
tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan relajar para siswa .

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sistematika penyusunan bahan ajar

b. Bagaimana syarat Penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku

c. Bagaimana petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku

1 Tarman Arif and Iskandar, “Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Bagi Guru Di
Sekolah Dasar,” Seminar Nasional, 2021.

1


3. Tujuan
a. Agar pembaca mengetahui sistematika penyusunan bahan ajar

b. Agar pembaca mengetahui syarat Penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku

c. Agar pembaca mengetahui petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku

B. PEMBAHASAN
1. Sistematika Penyusunan Bahan Ajar

Penyusunan Bahan Ajar Cetak Bahan Ajar Cetak (Printed) yaitu sejumlah
bahan yang disiapkan dan disiapkan dalam bentuk kertas, yang dapat berfungsi
untuk pembelajaran dan penyampaian informasi (Kemp and Dayton, 1998).
2Menurut Pannen dan Purwanto (2001) penyusunan bahan ajar dapat dilakukan
melalui berbagai cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang paling
sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum ada tiga cara yang dapat
ditempuh dalam menyusun bahan ajar cetak, yaitu:

a. Menulis sendiri (Starting from Scratch)

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa.
Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis
bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam
satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang
memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu,
untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai
dengn prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada
kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan: (a)
analisis materi pada kurikulum, (b) rencana atau program pengajaran, dan (c)
silabus yang telah disusun.

b. Pengemasan kembali informasi (Information Repackaging)

2 Asep Herry Hernawan, Permasih, and Laksmi Dewi, “Pengembangan Bahan Ajar,” Jurnal
Basicedu 3, no. 1 (2019): 157–62, https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.108.


Dalam pengemasan kembali informasi, penulis tidak menulis bahan ajar
sendiri dari awal (from scratch), tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks dan
informasi yang sudah ada untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar
yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh
guru dan peserta didik dalam proses instruksional. Bahan atau informasi yang
sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan dengan gaya bahasa yang
sesuai untuk menjadi bahan ajar (diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau
keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik
agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai.
Keuntungan, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri.
Sebaiknya memperoleh izin dari pengarang buku aslinya.3

c. Penataan informasi (Compilation atau Wrap Around Text)

Selain menulis sendiri bahan ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi
seluruh materi yang diambil dari buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dan
lain-lain. Proses ini disebut pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi
(kompilasi). Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses pengemasan
kembali informasi. Namun, dalam proses penataan informasi tidak ada perubahan
yang dilakukan terhadap buku teks, materi audio visual, dan informasi lain yang
sudah ada di pasaran. Jadi buku teks, materi audio visual dan informasi lain
tersebut digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman belajar
untuk peserta didik tentang cara menggunakan materi tersebut, latihan-latihan dan
tugas yang perlu dilakukan, umpan balik untuk peserta didik dan dari peserta
didik. Pada BAB ini akan dibahas mengenai secara lebih detail mengenai bahan
ajar cetak berupa: Modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), Kompilasi, dan Handout.

A. Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku yang Baik dan Terstruktur
Penyusunan bahan ajar dapat berupa buku yang dapat dilengkapi dengan

bahan-bahan multimedia. Bahan ajar yang berbentuk buku biasanya dapat berupa

3 nurul huda Panggabean and amir Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains
(Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020), h.22-23.


sebuah modul ajar atau buku ajar. Bahan ajar yang dikembangkan berbeda dengan
buku teks. Bahan ajar secara khusus disusun secara sistematis dalam rangka
peningkatan kualitas dan kuantitas belajar-mengajar sesuai dengan tujuan
instruksional yang diinginkan. Bahan ajar diberikan khusus kepada peserta didik
yang sedang mengikuti proses instruksional atau biasa disebut dengan learned
oriented. Bahan ajar bersifat mandiri, sehingga dapat dipelajari sendiri oleh
peserta didik, jadi harus disusun secara sistematis dan lengkap.

Buku teks disusun berdasarkan pada materi yang khusus atau bidang ilmu
tertentu. Biasanya buku teks dikatakan content oriented.4 Sebagian besar buku
teks tidak diberikan kepada peserta didik untuk dapat belajar mandiri, sehingga
dalam proses instruksional, jika menggunakan buku teks diperlukan seorang
pendidik/guru atau fasilitator yang akan menerjemahkan kandungan materi yang
ada dalam buku teks kepada peserta didik. Beberapa hal yang membedakan antara
bahan ajar dengan buku teks adalah:

a. Buku teks, jarang dilengkapi dengan tujuan instruksional yang disusun secara
linier, strukturnya berdasarkan materi keilmuan (content), tidak mengantisipasi
kesulitan mahasiswa (meskipun sekarang ada buku teks yang sudah memberikan
beberapa catatan atau syarat-syarat tertentu bagi para pembacanya), tidak
mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembacanya.
b. Bahan ajar atau dapat dikatakan sebagai buku ajar, terdapat penjelasan tentang
tujuan instruksional, strukturnya berdasarkan kebutuhan peserta didik dan
kompetensi akhir yang harus dicapai, mengakomodasi kesukaran peserta didik,
mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta didik.

Penyusunan bahan ajar harus mengasumsikan bahwa peserta didik
mempunyai tingkat heterogenitas yang cukup tinggi, misalnya dalam hal
pengetahuan, kemampuan belajar, pengalaman belajar, kebutuhan belajar,
keinginan belajar, tujuan belajar, serta gaya belajar. Hal tersebut harus menjadi

4 dewi A. Padmo Putri and Benny A Pribadi, Pengembangan Bahan Ajar (Tangerang Selatan,
2019).


pertimbangan awal dalam penyusunan bahan ajar, sehingga ketika bahan ajar
tersebut dipakai oleh peserta didik, tidak akan memberikan kesulitan bagi
beberapa gaya belajar peserta didik. Bahan ajar harus luwes, sehingga dengan
keragaman peserta didik akan tetap belajar menggunakan bahan ajar tersebut
dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.
Bahan ajar atau buku ajar yang dirancang harus disertai dengan pedoman bagi
peserta didik dan pedoman bagi pengajar atau pelatih, dengan tujuan memudahkan
bagi peserta didik dan pengajar dalam proses belajar-mengajar.5

Peran guru/pendidik/pelatih dalam pemanfaatan buku ajar, antara lain:

1. Membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik, yaitu melalui
perencanaan proses belajar dan cara belajar.

2. Sebisa mungkin peran guru juga mengajak peserta didik untuk dapat bekerja
kelompok atau belajar secara berkelompok.

3. Membimbing peserta didik dalam pemakaian buku ajar terutama dari tugas-
tugas pelatihan yang telah dijelaskan dalam tahap belajar.

4. Memotivasi peserta didik untuk mempunyai kemauan menambah pengetahuan
dengan mencari sumber informasi lain selain buku ajar yang sedang digunakan.

5. Menjawab pertanyaan peserta didik, dan melakukan diskusi di kelas ketika
sedang dilakukan proses pembelajaran tentang materi yang bersangkutan.

B. Teknik Penyusunan Bahan Ajar Cetak
Dalam teknik penyusunan bahan cetak ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita
jadikan pedoman diantaranya sebagai berikut : a . Judul atau materi yang disajikan harus
berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik . b .
Untuk menyusun bahan cetak ada enam hal yang harus dimengerti ( Steffi dan Ballstaedt
dalam Diknas , 2004 ) , yaitu :

1. Susunan tampilan harus jelas dan menarik .

2. Bahasa yang mudah .

5 Panggabean and Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Sains, hal. 57-58.


3. Mampu menguji pemahaman .
4. Adanya stimulan .
5. Kemudahan dibaca .
6. Materi instruksional .

2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Persyaratan dalam penyusunan bahan ajar berbentuk buku

a. Keamanan nasional
Cara penyajian, bahasa, ilustrasi dan isi dalam buku pelajaran selaras dan
tidak bertentangan dengan peraturan undang-undang yang
berlaku.Menghormati kerukunan hidup umat beragama.6

b. Isi buku pelajaran
Dalam menyusun isi buku sebaiknya memuat bahan pelajaran minimal
yang harus dikuasai siswa. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Bersifat relevan dengan tujuan pembelajaran. Memiliki nilai kebenaran
ditinjau dari struktur keilmuan. Sesuai dengan perkembangan IPTEKS.
Kedalaman dan keluasan isi buku sesuai dengan jenjang pendidikan.7

c. Cara penyajian
1) Urutan uraian teratur
2) Penahapan penyajian
3) Sederhana ke komplek
4) Mudah
5) Saling memperkuat bahan kajian terkait
6) Menarik minat dan perhatian
7) Menantang dan merangsang siswa untuk mempelajari buku

6 Galuh Setyowati, Lebi Chandra, and dkk, “Penyusunan Bahan Ajar” 5 (2011).
7 Miftakhul Huda and Rahmah Purwahida, “Penyusunan Bahan Ajar,” n.d.


8) Pengorganisasian dan sistematika penulisan memperhatikan aspek
kemampuan siswa.

d. Bahasa yang digunakan
1) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
2) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan dan

perkembangan siswa
3) Kosakata, istilah dan simbol-simbol dapat mempermudah pemahaman

siswa
4) Menggunakan tranliterasi yang telah dibakukan

e. Ilustrasi
1) Relevan dengan isi buku pelajaran
2) Tidak mengganggu kesinambungan antarkalimat, antarparagraf dan bagian

dari isi buku
3) Merupakan bagian terpadu dari keseluruhan isi buku
4) Jelas, baik, dan esensial untuk membantu siswa dalam memahami konsep

3. Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Bahan ajar didefinisikan sebagai segala bentuk bahan, baik tertulis

maupun tidak tertulis, yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur
dalam melaksanakan proses pembelajaran dan menjadi bahan untuk dipelajari
oleh peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Melalui bahan ajar yang tersusun sistematis, setiap mahasiswa/peserta
didik dapat belajar secara efektif untuk memahami dan menerapkan norma
(aturan, sikap dan nilai-nilai), melakukan tindakan/keterampilan motorik, serta
menguasai pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan proses) sehingga
standar kompetensi pembelajaran dapat tercapai. Selain berfungsi sebagai
pedoman bagi dosen/guru dan mahasiswa/peserta didik dalam menjalankan semua


aktivitas pembelajaran, bahan ajar juga berisi substansi kompetensi dan menjadi
alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.8

Bahan ajar dapat disusun dari berbagai macam sumber belajar (benda,
data, fakta, ide, orang, dan sebagainya) yang potensial untuk dipelajari atau
memiliki potensi untuk menimbulkan suasana dan proses belajar. Sumber bahan
ajar dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu baik dari rumpun ilmu alam maupun
sosial. Kedalaman cakupan dan keluasan isi materi ajar harus dipertimbangkan
secara seksama sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kondisi kemampuan awal
peserta didik. Pengembangan bahan ajar perlu disusun mengacu pada kurikulum
yang berlaku, khususnya yang terkait dengan kompetensi, standar materi dan
indikator pencapaian. Selain itu penyusunan bahan ajar juga tetap memperhatikan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik yang meliputi lingkungan sosial,
budaya, geografis maupun tahapan perkembangan siswa.9

Karakteristik bahan ajar yang dikemukakan dalam makalah ini adalah
bahan ajar yang memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat
membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
menyampaikan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analisis dan imaginasi yang ada dalam dirinya.10

Prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan ajar, yaitu meliputi:

1. Memahami standar isi dan standar kompetensi lulusan, silabus, program
semeter, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

8 Reviandari Widyaningtyas and rika widya Sukmana, “Langkah-Langkah Pengembangan Bahan
Ajar” 3 (2021).
9 Sopiah, Ahmad Murdiono, and Dkk, “Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan Bahan Ajar,”
Jurnal Karinov 2, no. N0. 1 (2019).
10 an fatirul, Mengembangkan Bahan Ajar (jakarta Timur: CV. Pena Persada, 2021).


2. Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran berdasarkan pemahaman terhadap
poin (1).
3. Melakuan pemetaan materi.
4. Menetapkan bentuk penyajian.
5. Menyusun struktur (kerangka) penyajian.
6. Membaca buku sumber.
7. Mendraf (memburam) bahan ajar.
8. Merevisi (menyunting) bahan ajar.
9. Menguji cobakan bahan ajar.
10. Merevisi dan menulis akhir (finalisasi).

Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ajar ditulis untuk
tujuan instruksional tertentu, disusun secara sistematis dan runut berdasarkan alur
dan logika tertentu, dan dilengkapi dengan kebutuhan sarana pengajaran agar
pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Buku ajar disusun untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu.11

Buku ajar yang baik harus memberikan makna yang cukup berarti bagi
peserta didik. Ketika seseorang membaca sebuah buku ajar, maka pembaca
tersebut dipastikan akan segera dapat menangkap pesan dan makna yang
terkandung di dalamnya. Jangan sampai pembaca tidak mendapatkan pesan dan
makna apa-apa ketika telah membaca beberapa halaman pertama buku ajar
tersebut. Sebuah buku yang baik harus mampu menjadikan pembacanya

11 Mohammad abid Amrullah, “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk E-Book,” Journal Education,
2022, 163.


memahami makna dan memperkirakan hasil yang diperoleh dari membaca buku
tersebut. 12

Bahasa komunikasi menjadi faktor kunci untuk menghasilkan pemahaman
yang baik dari pembaca. Bahasa buku ajar hendaknya menggunakan kalimat
efektif, sederhana, terhindar dari makna ganda, sopan, menarik dan sesuai dengan
penguasaan bahasa yang dimiliki oleh pembaca yang menjadi sasarannya.
Perkembangan kognitif pembaca juga perlu diperhatikan agar buku ajar dapat
dibaca dengan baik oleh pembaca yang memiliki kemampuan kognitif rata-rata,
namun juga dijaga agar pembaca yang cerdas tidak menjadi bosan karena
tantangan yang terlalu rendah. Isi buku ajar harus berhubungan erat dengan materi
kuliah lain dalam rangkaian kurikulum, dan lebih baik lagi kalau didukung dengan
perencanaan yang menyeluruh untuk mencapai tujuan dan kompetensi tertentu.13

Buku harus mampu membangun motivasi pembacanya untuk belajar. Buku
yang baik menstimulasi pembaca untuk menjaga perhatian pada apa yang sedang
dipelajarinya. Ada magnet perhatian yang ditanamkan oleh penulis dalam suatu
buku yang baik sehingga pembaca tetap bertahan untuk mengikuti apa yang
disampaikan penulis dalam bukunya.14 Peran dosen di dalam kelas dibatasi oleh
waktu. Untuk mengisi keterbatasan ini buku ajar harus mendorong pembaca untuk
mengembangkan pola belajar mandiri.15 Ilustrasi yang tepat, relevan, dan menarik
akan sangat membantu pembaca untuk belajar mandiri. Buku ajar memberikan
uraian tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan rangkuman yang disusun
secara sistematis dan terstruktur agar pembaca dapat belajar secara fleksibel
melalui berbagai pola pembelajaran, mendapatkan kesempatan untuk berlatih, dan
mampu mengakomodir berbagai kesulitan pembaca. Buku merupakan medium
untuk belajar, dan oleh karena itu memberikan pembatas antara benar – salah,

12 Das Salirawati, “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran” 13, no. No. 1 (2010).
13 Ina Magdalena, Tini Sundari, and dkk, “Analisis Bahan Ajar,” Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial 2
(2020): 311–26.
14 Salirawati, “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran.”
15 nova trisna Wati, Erviyenni, and Betty Holiwarni, Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk
Buku Pada Bahasa Asam Basa (Jakarta: journal of education, 2021).


maupun baik – buruk. Buku yang baik harus mengetengahkan norma, nilai, etika
dan tatanan moral yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.16

C. PENUTUP
1. Kesimpulan

Penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ini sistematika yang meliputi
menulis sendiri, pengemasan kembali informasi, serta penataan informasi. Tidak
hanya meliputi ranah sistematika saja, penyusunan ini juga meliputi syarat-syarat
yakni berupa keamanan nasional, isi pelajaran, cara penyajian, bahasa yang
digunakan, dan ilustrasi. Ada juga tahapan-tahapan penyusunan yang meliput
buku teks dan buku ajar ada perbedaan antara buku teks dan buku ajar ini yaitu
untuk buku teks biasanya jarang terdapat tujuan instruksional sementara buku ajar
itu memiliki tujuan instruksional, dan masih ada perbedaan dari buku teks dan
buku ajar ini yaitu buku teks tidak mempunyai mekanisme dalam mengumpulkan
umpan balik dari para peserta didiknya sementara buku ajar, itu mempunyai
mekanisme dalam mengumpulkan umpan balik dari peserta didik.17
2. Saran

Diharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritikannya kepada
kelompok kami jika terdapat hal-hal yang masih keliru baik dari penulisan
makalah ini, pemaparan materi tentang penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku
ini.

16 Chomsin S Widodo and STP Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar (Jakarta: PT. Alex Media
Komputindo, 2021).
17 M.Pd Dr. E. Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, ed. Bunga Sari Fatmawati (jakarta Timur,
2021).


DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Mohammad abid. “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk E-Book.”
Journal Education, 2022, 163.

Arif, Tarman, and Iskandar. “Teknik Penyusunan Bahan Ajar Bahasa Indonesia
Bagi Guru Di Sekolah Dasar.” Seminar Nasional, 2021.

Dr. E. Kosasih, M.Pd. Pengembangan Bahan Ajar. Edited by Bunga Sari
Fatmawati. jakarta Timur, 2021.

fatirul, an. Mengembangkan Bahan Ajar. jakarta Timur: CV. Pena Persada, 2021.
Hernawan, Asep Herry, Permasih, and Laksmi Dewi. “Pengembangan Bahan

Ajar.” Jurnal Basicedu 3, no. 1 (2019): 157–62.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i1.108.
Huda, Miftakhul, and Rahmah Purwahida. “Penyusunan Bahan Ajar,” n.d.
Magdalena, Ina, Tini Sundari, and dkk. “Analisis Bahan Ajar.” Jurnal Pendidikan
Dan Ilmu Sosial 2 (2020): 311–26.

Panggabean, nurul huda, and amir Danis. Desain Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Sains. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Putri, dewi A. Padmo, and Benny A Pribadi. Pengembangan Bahan Ajar.
Tangerang Selatan, 2019.

Salirawati, Das. “Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran” 13, no. No. 1 (2010).
Setyowati, Galuh, Lebi Chandra, and dkk. “Penyusunan Bahan Ajar” 5 (2011).
Sopiah, Ahmad Murdiono, and Dkk. “Pelatihan Dan Pendampingan Penyusunan


Bahan Ajar.” Jurnal Karinov 2, no. N0. 1 (2019).

Wati, nova trisna, Erviyenni, and Betty Holiwarni. Pengembangan Bahan Ajar
Dalam Bentuk Buku Pada Bahasa Asam Basa. Jakarta: journal of education,
2021.

Widodo, Chomsin S, and STP Jasmadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta:
PT. Alex Media Komputindo, 2021.

Widyaningtyas, Reviandari, and rika widya Sukmana. “Langkah-Langkah
Pengembangan Bahan Ajar” 3 (2021).


MAKALAH
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar PAI I

Dosen Pengampuh : Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I

Disusun oleh kelompok 11:

Muhamad Ali Musa 2011101214
Rahma Djaya 2011101202
Dhea Miranda 2011101221
Miftakhul Walimatusa’diyah 2011101215
Musthofainal Akhyar 2011101186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ................................................................................................................................ iii
A. Latar Belakang............................................................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................ iii
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... iii
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 1
A. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT .............................................................. 1
B. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT.................................................................................. 2
C. Cara Merancang Bahan Ajara Berbasis ICT............................................................................. 4
D. Bagaimana Cara Mendesiminasikan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT................... 6
PENUTUP.............................................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 8
B. Saran .............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

ii


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengunaan ICT sudah mulai dilakukan pada masa SMA/MA rata-rata
penggunaan internet hanya sebagai fasilitas tambahan dan ICT belum menjadi bahan
ajar utama, ICT belum menjadi database, media pembelajaran interaktif ini digunakan
untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan membuat aktifitas belajar
lebih efektif, sangat berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Penggunaan
ICT mulai di terapkan seiring dengam perkembangan zaman dan perubahan pada
kurikulum pedidikan yang sebelumnya KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013. Saat
perubahan kurikulum itulah pertama kali ujian nasional maupun sekolah di laksanakan
dalam dengan berbasis komputer.

Pengunaan teknologi dalam dunia pendidikan berdampak pada perkembangan
bahan ajar dalam bentuk media. Salah satu yang bisa dikembangkan dalam bentuk
media adalah modul pembelajaran, software, moodle dan lain sebagainnya. Media-
media tersebut menjadi sumber informaswi bagi peserta dalam menambah atau
mengembangkan pengetahuan serta motivasi belajar peserta didik.

Bahan ajar berbasis ICT sangat diperlukan untuk menunjang materi yang
bersifat abstrak agar mudah dipahami peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengembangan bahan ajar berbasis ICT?
2. Bagaimana pengembangan bahan ajar berbasis ICT?
3. Bagaimana cara merancang pengembangan bahan ajar berbasis ICT?
4. Bagaimana cara mendesiminasikan pengembangan bahan ajar berbasis

ICT?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pengembangan bahan ajarberbasis
ICT?

2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan bahan ajar berbasis ICT?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara merancang pengembangan bahanajar

berbasis ICT?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mendesiminasikan pengembangan

bahan ajar berbasis ICT?

iii


PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT

Menurut Dr. mohammad syarif pada buku Strategi Pembelajaran, Bahan
ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai parasiswa, baik
berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan
pembelajaran. Bahan ajar merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk
konsep, prinsip, definisi, gugus ide atau konteks, data maupunfakta, proses, nilai,
kemampuan dan keterampilan.1 Bahan ajar harus selalu di kembangkan dan
hendaknya mengacu pada program dalam silabus yangproses pembelajarannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan peserta didik. Selain disesuaikan
dengan kebutuhan dan lingkungan pesertadidik pengembangan bahan ajar juga
perlu di sesuaikan dengan perkembangan zaman agar peserta didik dapat
mengikuti perkembangan zaman.

Salah satu bentuk pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan
perkembangan zaman adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT. ICT
adalah bentuk singkatan dari Information and Communication Technology atau
yang biasa kita sebut sebagai TIK ( teknologi informasi dan komunikasi). Dalam
jurnal pengembangan pembelajaran berbasis ICT dalam pendidikan islam, Tinio
mendeinisikan TIK sebagai seperangkat alat yang di gunakan untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan
mengelola informasi.2

ICT harus terus dikembangkan supaya anak-anak zaman sekarang bisa
mengetahui perkembangan teknologi yang nantinya bisa membantu mereka dan
memudahkan mereka untuk memperluas wawasan dalam proses pembelajaran.
Information and Communication Technology atau ICT memiliki dua aspek,
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Dan teknologi komunikasi
mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

1 Muhammad Syarif Sumantri, STRATEGI PEMBELAJARAN. TEORI DAN PRAKTIK DI TINGKAT PENDIDIKAN
DASAR, 2nd ed., vol. 2 (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2016), 217.
2 Wahyu Dwi Warsitasari, “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT DALAM PENDIDIKAN ISLAM,” n.d.,
62.

1


Menurut Radode Kristiano Simarmata dalam buku pengembangan
bahan ajar dan media pendidikan SD, bahan ajar berbasis ICT adalah bahan ajar
yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu ICT unntuk
mengelolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkuallitas.3 Jadi, pengembangan bahan ajar berbasis ICT adalah
pengembangan bahan ajar yang di sesuaikan dengan perkembangan zaman yaitu
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu media
pembelajaran. Pada proses pembelajarannya, bahan ajar (materi pembelajaran)
di jelaskan atau di samapaikan melalu ICT. Tidak hanya sekedar penyampaian
materi, penugasan siswa / mahasiswa juga bisa di lakukan melalui ICT yaitu
mind mapping, google classrom, zoom, maupun aplikasi lainnya.

B. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
Dunia pendidkan Indonesia selalu mengalami perubahan dan

perkembangan untuk menyesuaikan zaman dan kebutuhan peserta didik. Salah
satu komponen dalam pendidikan Indonesia yang senantiasa berubahadalah
kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan Indonesia sering berubah saat
pergantian presiden untuk mengikuti kebijakam mentri. Menurut Trianto ibu
badar at-tabany dan Hadi Suseno dalam buku desain pengembangan kurikulum
2013 di madrasah, orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
keseimbangan antara sikap (atitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(knowladge).4

Salah satu isi dari kurikulum 2013 yang di jelaskan oleh Akbar
Iskandar,Acai Sudirman dkk. Pada buku aplikasi pembelajaran berbasis TIK,
Adalah pembelajaran berbasis TIK (teknologi, informasi dan komputer)
yang semakin berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan
kurikulum pembelajaran dan teknologi.5

Dalam kurikulum 2013, TIK / ICT tidak hanya berperan sebagai media

3 Radode Simarmata, PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MEDIA PENDIDIKAN SD, ed. Nancy Angelia Purba,
vol. 1 (Tasikmalaya: Perkumpulan rumah cemerlang Indonesia, 2022), 105.
4 Tritianto Ibnu Badar At-Taubany and Hadi Suseno, DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 DI
MADRASAH (Depok: Kencana, 2017), 2.
5 Akbar Iskandar et al., APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK, ed. Tonni Limbong, 1 (Medan: Yayasan kita
menulis, 2020), 68.

2


atau alat bantu dalam proses pembelajaran, namun juga di jadikan sebagai
bagian dari proses penentuan dan peningkatan kreativitas siswa. Sesuai dengan
perkembangan kurikulum yang selalu berubah mengikuti pekembangan
zaman, maka komponen lain dalam pendidikan seperti bahan ajar pun perlu di
kembangankan mengikuti perkembangan zaman. Yang salah satunya adalah
pengembangan bahan ajar berbasis ICT. Menurut Muhammad Ali dalam jurnal
pengembangan bahan ajar english for specific purpose berbasis TIK,
pengembangan adalah salah satu domaim teknologi yang berfungsi sebagai
proses penerjemahan spesifikasi dalam bentuk fisik.6 Dan bahan ajar / bahan
pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus di
sampaikan kepada peserta didik.

Menurut Rahmi Ramadhani, dalam buku desain pembelajaran
matematika berbasis TIK, salah satu contoh dari pengembangan bahan ajar
berbasis TIK adalah pengembangan bahan ajar non cetak atau bahan ajar
digital ( menggunakan TIK) yaitu, e-book dan e-modul. E-book adalah Selain
e- book dan e – module, contoh lain dari pengembangan bahan ajar berasis ICT
juga di jelaskan oleh Dr. Nana dalam buku pengembangan bahan ajar fisika,
Yaitu bahan ajar handout dan bahan ajar audio visual.7 Handout adalah bahan
ajar yang berisikan ringkasan materie dari berbagai sumber yang relevam
dengan kompetensi dasar untuk menjadi pedoman dan membantu siswa dalam
proses pembelajaran. Dan bahan ajar audio visual adalah seperangkat alat yang
dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara, seperti : televisi, video-
VCD, slide bersuara, dan film.

Salah satu jurnal riset Pendidikan di beberapa sekolah di Bekasi karya
Maria, Irma, dan Aftuni dalam Pengembangan bahan ajar berbasis ICT pada
mata pelajaran IPA-KIMIA SMP, bahwa 100% siswa pernah menggunakan
komputer. Sebanyak 79,92% rata-rata siswa menggunakan komputer lebih dari
dua kali seminggu dan sebanyak 84,62% siswa telah mengenal CD
pembelajaran. siswa mendukung rencana pengembangan bahan ajar berbasis
ICT dalam bentuk CD pembelajaran. Harapan siswa terhadap CD

6 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar and Muhammad Yaumi, “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK,” Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 15,
no. 2 (December 27, 2012): 2, https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n2a2.
7 Rahmi Ramadhani, MATEMATIKA BERBASIS TIK : KONSEP DAN PENERAPAN, ed. Janner Simarmata, vol. 1
(Medan: Yayasan kita menulis, 2020).

3


pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu, berisi uraian materi singkat,
jelas, dan padat, serta siswa dapat berinteraksi dengan bahan ajar.8

C. Cara Merancang Bahan Ajara Berbasis ICT
Menurut Budiyanti Elizabeth dalam sebuah jurnal tentang

pengembangan bahan ajar berbasis ICT, komunikasi sebagai media pendidikan
dapat dilakukan dengan mengunakan media-media komunikasi seperti
telepon, komputer,internet,e-mail dan sebagainya.9

Hal ini dibutuhkan interaksi antara guru dan peserta didik bukan hanya
melalui tatap muka tapi juga bisa mengunakan media-media tersebut, guru atau
dosen bisa memberikan proses pembelajaran tanpa harus berhadapan langsung
dengan peserta didik dan supaya peserta didik bisa memperoleh informasi
dalam ruang lingkup yang luas dari berbagai sumber dengan mengunakan
komputer atau internet. Disinilah kita perlu merancang bahan ajar yang
berbasis ICT yaitu dengan cara memperbarui, menyimpan, mendistribusi dan
membagi materi ajar atau informasi, pengiriman bisa mengunakan teknologi
internet, kita bisa mengunakan jaringan e- learning, sekarang e-learning sudah
berkembang dengan berbagai model pembelajaran salah satunya yaitu ICT
yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, untuk itu kita harus bisa
memilih media pembelajaran yang benar- benar bisa menjadi alat bantu yang
kreatif untuk mencapai tujuan.

Dalam merancang pengembangan bahan ajar ICT harus bisa
menyesuaikan media dengan tujuan pembelajaran, menyesuaikan media
dengan lingkungan belajarnya, memudahkan pemanfaatan media yang
berkaitan dengan waktu, tenaga dan biaya, memastikan keamanan bagi
pembelajaran, kemampuan media harus bisa membuat siswa semakin aktif.
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya mengunakan perangkat keras
(hard ware) dan perangkat lunak (soft ware) dengan aplikasinya seperti
perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet
LCD/proyektor, CD pembelajaran, juga bisa mengunakan web/situs-situs

8 Nana, PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN FISIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN POE2WE
(Klaten, Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha, 2022).
9 Budiyanti Elizabeth, S. Pd, “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH
YANG BERSTANDAR DAN BERMUTU,” n.d., 24.

4


tertentu di internet. Dalam merancang bahan ajar berbasis ICT sangat
membutuhkan dukungan dari perangkat-perangkat tersebut hal ini
memudahkan peserta didik dan guru ataupun dosen dalam melakukan aktifitas
pembelajaran.

Menurut Dudung Ma’ruf Nuris, Prisma Minerva Nagari, dan Umi
Nuraini dalam sebuah jurnal penelitian, menjelaskan bawah dalam merancang
bahan ajar bisa dikembangkan dalam bentuk lain yang bisa dijangkau siswa.
Seperti bahan ajar berbentuk VCD yang bisa dibuka oleh siswa, melalui
komputer.10

Bahan ajar yang dikemas dalam bentuk VCD juga merupakan salah
satu cara selain mengembangkan melalui media sofware bisa juga dalam
bentuk lain seperti moodle yang bisa dimanfaatkan siswa untuk membuka web
untuk mengakses bahan ajar yang sudah diungah oleh guru. Bahan ajar yang
kita tau banyak dari buku tapi keberadaanya sangat menyita waktu, karna itu
perlu dikembangkan teknologi agar kita bisa mengaksesnya dari mana saja.
Salah satunya model pembelajaran ICT. Media ini dikembangkan dan
dirancang secara variatif dan inofatif yang bisa menampilkan berbagai macam
media pembelajaran, guru juga harus di berikan sebuah pelatihan dan harus
ada relavansi antara media dengan bahan ajar.

Menurut Nuzirwan dan Madyunus Salayan dalam sebuah jurnal
penelitian, menjelaskan bahwa materi ajar yang memanfaatkan ICT, banyak
software atau website yang bisa di gunakan. Seperti pengembangan bahan ajar
berbasis ICT dengan memakai linktree.11

Linktree merupakan suatau aplikasi berbentuk website yang
menyediakan satu link dan link tersebut bisa mengakses beberapa link yang
dapat di gunakan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi
pembelajaran. untuk merancangnya harus melihat dan menyesuaikan
kebutuhan dari subjek sehingga produknya bisa dikembangkan untuk bisa
mendukung kegiatan pembelajaran yang perlu juga dikembangkan dengan
meteri kompetensi pembelajaran matematika sesuai kebutuhan peserta didik

10 Dudung Ma’ruf Nuris, “PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
BAGI GURU AKUNTANSI,” n.d., 79–80.
11 Madyunus Salayan, “PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS (ICT) DENGAN MEMAKAI LINKTREE PADA
MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMPS ISLAM ANNUR PRIMA DI MASA PANDEMI COVID 19” 8, no.
2 (2021): 436.

5


dan supaya dalam mendesain bahan materi ajar berbasis ICT ini bisa lebih
kreatif dan memudahkan siswa dalam pembelajaran matematika.

D. Bagaimana Cara Mendesiminasikan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
ICT
Menurut Sahid dalam jurnal pengembangan media pembelajaran
berbasis ICT, peran dosen dan guru sangat penting dalam perkembangan dan
kemajuan ICT.12 untuk bisa memahami dan mendesiminasikan perkembangan
dan kemajuan ICT tersebut para dosen dan guru harus bisa menguasai
teknologi ICT supaya dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran
berbasis ICT dan memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. ICT dalam
pembelajaran mencakup semua teknologi yang bisa digunakan untuk
mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses
komunikasi. Untuk bisa memperluas pengembangan bahan ajar ICT harus
memanfatkan berbagai strategi yaitu. Menjadikan ICT sebagai alat bantu
media pembelajaran yang bisa berbentuk fail, power point, gambar, vidio dan
lain sebagainya. Yang bisa memberikan beberapa keuntungan, dan
memudahkan kita untuk mencari materi-materi yang sulit, juga membantu
siswa untuk bisa menemukan kemampuanya melalui interaksi dan eksplorasi
dari sumber-sumber berbasis ICT.
A. Menjadikan menjadikan ICT sebagai sarana/tempat belajar kegiatan
belajar yaang bukan hanya dilakukan di dalam kelas tapi juga bisa
dilakukan dengan cara mmembuat kelas maya dalam bentuk e- learning
B. Menjadikan ICT sebagai sumber belajar
Dengan cara mengembangkan ICT bukan hanya dalam bentuk teknologi
tapi juga bentuk isi (content) memberikan dan menyebarkanpengetahuan
melalui berbagai media dan menyediakan berbagai sumber informasi di
internet.
C. Menjadikan ICT sebagai sarana untuk meningkatkan keprofesioanalanguru
dan dosen, bisa meningkatkan keterampilannya dalam mengunakan ICT
dan memanfaatkannya untuk mendukung dan meningkatkan kualitas
pembelajaran, bisa juga memberikan sebuah peluang dan kemudahan.

12 Sahid, “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT,” Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
UNY, n.d., 1.

6


Penjelasan lain mengenai desiminasi bahan ajar juga di jelaskan oleh
Mardhatillah dan Febry Fahreza yaitu, Mendesiminasikan pengembangan
bahan ajar ICT salah satunya bisa dilakukan dengan pelatihan mendesain
media pembelajaran, pelatihan diawali dengan pengenalan beberapa software
media interaktif kemudian instal dan pelatihan diharapkan guru bisa
memanfaatkan komputer dalam pembelajaran. Pelatihan ini bisa memperluas
dan menyebarkan informasi tentang pengembangan ICT.13

Menurut Seel dan Richey dalam warista yang di kutip oleh Imam dan
Ali dalam jurnal analisis kebutuhan pembelajaran berbasis ICT bahwa
berdasarkan observasi dilapangan dan wawancara, umumnya pengelolaan ICT
diwujudkan dengan koordinator yang bertanggung jawab atas peralatan dan
kelengkapan ICT. Perencanaan dan pengadaan peralatan ICT didasarkan atas
kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan oleh guru. Terkait kawasan ini,
seharusnya sekolah menjalankan, a) pengelolaan proyek, b) pengelolaan
sumber, c) pengelolaan sistem penyampaian, dan d) pengelolaan informasi.14

Dan juga menurut Claude Ghaoui yang di kutip oleh Ahmad
Suriansyah dalam jurnal paradigma yang berjudul pengembangan
pembelajaran berbasis TIK bahwa, bagaimanapun kemajuan suatu teknologi
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk suatu proses Pendidikan dan
pembelajaran tidak akan memberikan makna atau kontribusi yang signifikan
apabila dua faktor utama tidak memiliki kemampuan pemahaman dan
keterampilan yang baik dalam memanfaatkan TIK tersebut, ke dua factor
tersebut adalah faktor guru dan siswa.15

13 Mardhatillah and Febry Fahreza, “DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAGI GURU SEKOLAH DASAR,”
Bina Gogik, 2, 4 (September 1, 2017): 16.
14 Iman Nasrulloh and Ali Ismail, “ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT,” JURNAL PETIK 3, no. 1
(May 31, 2018): 31, https://doi.org/10.31980/jpetik.v3i1.355.
15 Ahmad Suriansyah, “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PROSES DAN PERMASALAHANNYA)”
10 (2015): 4.

7


PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Dr. mohammad syarif pada buku Strategi Pembelajaran, Bahan ajar
adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai para siswa, baik
berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap melalui kegiatan
pembelajaran. Selain disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan peserta
didik pengembangan bahan ajar juga perlu di sesuaikan dengan perkembangan
kurikulum yang selalu berubah mengikuti pekembangan zaman dan komponen
lain dalam pendidikan seperti bahan ajar pun perlu di kembangankan
menyesuaikan kurikulum yang ada. Bahan ajar / bahan pembelajaran
merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus di sampaikan
kepada peserta didik.
2. Salah satu pengembangan bahan ajar yang di sesuaikan dengan perubahan
kurikulum adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT atau yang biasa di
sebut dengan TIK ( teknologi informasi dan komunikasi. Contoh dari bahan ajar
ICT adalah e-book, e-modul, bahan ajar audio visual, dan handout. Bahan Ajar
Berbasis ITC dapat mempermudah Komunikasi Pendidikan Melalui beberapa
media seperti telfon,Komputer,Internet,E-Mail,Dan sebagainya.
3. Dalam proses pelaksaannya , Bahan Ajar berbasis ICT ini membutuhkan
interaksi antara guru dan murid Bukan Hanya secara langsung tapi juga melalui
media online seperti yang dijelaskan sebelumnya Dan media ini dapat
mempermudah pembelajaran tanpa harus berbungan dan juga memiliki ruang
lingkup yang luas dari berbagai sumber dengan menggunakan komputer dan
internet. Dalam merancang Bahan ajar ICT harus memiliki beberapa Perangkat
media yang mendukung lingkungan belajar tersebut seperti Perangkat
Lunak(Soft Ware) Dan Perangkat Keras(Hard Ware) tentu saja dengan
Aplikasinya Seperti perangkat komputer yang terhubung dengan internet
LCD/Proyektor,CD pembelajaran,dan beberapa situs di internet. Dan menurut
beberapa ahli selain pangkat soft ware dan hard ward diatas pembelajaran juga
dapat melalui VCD dan beberapa link di internet seperti Linktree supaya dalam
mendesain bahan materi berbasis ICT ini bisa lebih kreatif dan mempermudah
siswa dalam belajar.
4. Bahan ajar berbasis ICT ini dapar di desiminasikan atau diperluas dengan cara :

8


a. Menjadikan ICT sebagai sarana/tempat belajar Yang dilakukan Didalam
ataupun diluar kelas dengan cara membuka kelkas maya dalam bentuk
E-Learning

b. Menjadikan ICT sebagai sumber belajar Dengan cara mengembangkan
ICT Bukan hanya dalam bentuk teknologi tapi juga bentuk konten
pengetahuan melalui media dan beberapa sumber informasi di internet

c. Menjadikan ICT sebagai sarana untuk meningkatkan keterampilan
profesionalisme guru dan dosen Dalam Menggunakan ICT dan
menggunakannya Untuk mendukung Serta meningkatkan kualitas
belajar mengajar agar tercipta peluang.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami
menyarankan pada pembaca untuk mendalami materi tersebut, setelah membaca
makalah ini, bisa juga dengan membaca sumber lain yang lebih lengkap. Saran dan
kritik yang membangun sangat diperlukan sebagai motivasi untuk terus belajar
membuat makalah yang baik dan benar.

9


DAFTAR PUSTAKA

Badar At-Taubany, Tritianto Ibnu, and Hadi Suseno. DESAIN PENGEMBANGAN
KURIKULUM 2013 DI MADRASAH. Depok: Kencana, 2017.

Elizabeth, S. Pd, Budiyanti. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ICT DALAM
MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERSTANDAR DAN BERMUTU,” n.d., 24.

Iskandar, Akbar, Acai Sudirman, Meilani Safitri, Rahmi Ramadhani, and Dewi Wahyuni.
APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK. Edited by Tonni Limbong. 1. Medan:
Yayasan kita menulis, 2020.

Mardhatillah, and Febry Fahreza. “DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BAGI GURU SEKOLAH DASAR.” Bina Gogik, 2, 4 (September 1, 2017): 16.

Muhammad Syarif Sumantri. STRATEGI PEMBELAJARAN. TEORI DAN PRAKTIK DI
TINGKAT PENDIDIKAN DASAR. 2nd ed. Vol. 2. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2016.

Nana. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN FISIKA BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN POE2WE. Klaten, Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha, 2022.

Nasrulloh, Iman, and Ali Ismail. “ANALISIS KEBUTUHAN PEMBELAJARAN BERBASIS
ICT.” JURNAL PETIK 3, no. 1 (May 31, 2018): 28.
https://doi.org/10.31980/jpetik.v3i1.355.

Nuris, Dudung Ma’ruf. “PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DAN MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS TIK BAGI GURU AKUNTANSI,” n.d., 8.

Radode Simarmata. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MEDIA PENDIDIKAN SD.
Edited by Nancy Angelia Purba. Vol. 1. Tasikmalaya: Perkumpulan rumah cemerlang
Indonesia, 2022.

Ramadhani, Rahmi. MATEMATIKA BERBASIS TIK : KONSEP DAN PENERAPAN. Edited by
Janner Simarmata. Vol. 1. Medan: Yayasan kita menulis, 2020.

Sahid. “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT.” Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY, n.d.

Salayan, Madyunus. “PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBASIS (ICT) DENGAN
MEMAKAI LINKTREE PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS
VII SMPS ISLAM ANNUR PRIMA DI MASA PANDEMI COVID 19” 8, no. 2
(2021): 15.

Suriansyah, Ahmad. “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS TIK (PROSES
DAN PERMASALAHANNYA)” 10 (2015): 6.

10


Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, and Muhammad Yaumi. “PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK.” Lentera
Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 15, no. 2 (December 27, 2012): 144–
60. https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n2a2.

Warsitasari, Wahyu Dwi. “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
DALAM PENDIDIKAN ISLAM,” n.d., 17.

11


Click to View FlipBook Version