The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book Buku Ajar Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by trimeikh, 2021-11-15 01:34:40

E-book Buku Ajar Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

E-book Buku Ajar Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Keywords: #pertumbuhan #perkembangan

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi

menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah

kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti
pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut
tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum
berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai
prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan

dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang

terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang
ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar,
anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi
semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang

42 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.

3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan

Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia Prasekolah

Berikut ini adalah Tahapan pertumbuhan

dan perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak

Usia Prasekolah (Kemenkes RI, 2016).

a. Umur 0-3 bulan

1) Mengangkat kepala setinggi 45°

2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

3) Melihat dan menatap wajah anda.

4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan

mengoceh.

5) Suka tertawa keras.

6) Beraksi terkejut terhadap suara keras.

7) Membalas tersenyum ketika diajak

bicara/tersenyum.

8) Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman,

pendengaran, kontak.

b. Umur 3-6 bulan

1) Berbalik dari telungkup ke terlentang.

2) Mengangkat kepala setinggi 90°

3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan

stabil.

4) Menggenggam pensil.

5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

6) Memegang tangannya sendiri.

7) Berusaha memperluas pandangan.

8) Mengarahkan matanya pada benda-benda

kecil.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 43

9) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik.

10) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang
menarik saat bermain sendiri.

c. Umur 6-9 bulan
1) Duduk (sikap tripoid - sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga
sebagian berat badan.
3) Merangkak meraih mainan atau mendekati
seseorang.
4) Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan
yang lain.
5) Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang
benda pada saat yang bersamaan.
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara
meraup.
7) Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada,
tatata.
8) Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
9) Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
10) Bergembira dengan melempar benda.
11) Makan kue sendiri.

d. Umur 9-12 bulan
1) Mengangkat benda ke posisi berdiri.
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan
di kursi.
3) Dapat berjalan dengan dituntun.
4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan
yang diinginkan.
5) Mengenggam erat pensil.
6) Memasukkan benda ke mulut.
7) Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.

44 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
9) Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin

menyentuh apa saja.
10) Beraksi terhadap suara yang perlahan atau

bisikan.
11) Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
12) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang

belum dikenali.
e. Umur 9-12 bulan

1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkung memungut mainan kemudian

berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil

ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus di kotak.
7) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa

menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan
suara yang menyenangkannatau menarik tangan
ibu.
8) Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
f. Umur 12-18 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkung memungut mainan kemudian
berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil
ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus di kotak.
7) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 45

merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkannatau menarik tangan ibu.
8) Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
g. Umur 18-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30
detik.
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai.
4) Menumpuk 4 buah kubus.
5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
6) Menggelindingkan bola kearah sasaran.
7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum
sendiri
h. Umur 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri.
2) Dapat bermain dengan sendal kecil.
3) Mencoret-coret pensil pada kertas.
4) Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
5) Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya
ketika diminta.
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan
benar nama 2 benda atau lebih.
7) Membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta.
8) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
9) Melepas pakiannya sendiri.
i. Umur 36-48 bulan
1) Berdiri 1 kaki 2 detik.
2) Melompat kedua kaki diangkat.

46 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

3) Mengayuh sepeda roda tiga.
4) Menggambar garis lurus.
5) Menumpuk 8 buah kubus.
6) Mengenal 2-4 warnah.
7) Menyebut nama, umur, tempat.
8) Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
9) Mendengarkan cerita.
10) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
11) Mengenakan celana panjang, kemeja baju.
j. Umur 48-60 bulan
1) Berdiri 1 kaki 6 detik.
2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambarlingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang

benar.
12) Bicara mudah dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari

ukuran dan bentuknya.
14) Menyebut angka, menghitung jari.
15) Menyebut nama-nama hari.
16) Berpakian sendiri tanpa di bantu.
17) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal

ibu.
k. Umur 48-60 bulan

1) Berdiri 1 kaki 6 detik.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 47

2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambarlingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang

benar.
12) Bicara mudah dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari

ukuran dan bentuknya.
14) Menyebut angka, menghitung jari.
15) Menyebut nama-nama hari.
16) Berpakian sendiri tanpa di bantu.
17) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal

ibu.
l. Umur 60-72 bulan

1) Berjalan lurus.
2) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
3) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang

lengkap
4) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
5) Menggambar segi empat.
6) Mengerti arti lawan kata.
7) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata

atau lebih.
8) Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari

apa dan kegunaannya.
9) Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

48 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

10) Mengenal warna-warni
11) Mengungkapkan simpati.
12) Mengikuti aturan permainan.
13) Berpakaian sendiri tanpa di bantu

4. Gangguan tumbuh-kembang yang sering
ditemukan
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan
perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja,
atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan.
Keterlambatan perkembangan umum atau global
developmental delay merupakan keadaan keterlambatan
perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih
ranah perkembangan. Istilah keterlambatan
perkembangan umum dapat digunakan untuk anak
berusia di bawah 5 tahun, sedangkan retardasi mental
umumnya dipakai untuk anak yang lebih tua dimana tes
IQ dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan dengan
reliabilitas yang lebih baik. Anak dengan gangguan
perkembangan umum tidak selalu mengalami retardasi
mental di kemudian hari (Soetjiningsih dan Ranuh,
2016).
Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang
sering ditemukan.
a. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator
seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan
berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau
kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan
kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 49

dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
b. Cerebral palsy.

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur
tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh
karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
c. Sindrom Down.

Anak dengan Sindrom Down adalah individu
yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai
kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
jumlah kromosom 21 yang berlebih.
Perkembangannya lebih lambat dari anak yang
normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung
kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan
keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
d. Perawakan Pendek.

Short stature atau Perawakan Pendek
merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan
yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi
normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit
sistemik atau karena kelainan endokrin.
e. Gangguan Autisme.

Merupakan gangguan perkembangan pervasif
pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh
aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut

50 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak
secara mendalam. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
f. Retardasi Mental.

Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh
intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)

Merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian yang
seringkali disertai dengan hiperaktivitas, (Kemenkes
RI, 2016).

5. Stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi, balita
dan anak prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak
perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah
yang merupakan orang terdekat dengan anak,
pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain
dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan
gangguan yang menetap.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 51

Stimulasi pada anak dapat berupa stimulasi
visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dll dan dapat
mengoptimalkan perkembangan anak. Selain itu,
stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan
dengan cara bermain. Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif serta
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa.

Pada tahap perkembangan awal anak berada
pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi
visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian
anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira
dengan tertawa-tawa dan menggerak- gerakkan
seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu
banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak
akan berkurang dan anak akan menangis.

Pada tahun-tahun pertama anak belajar
mendengarkan. Stimulus verbal pada periode ini
sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada
tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas
vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi
verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata
yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu
banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang
dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak
kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan

52 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

kemandirian. Dalam melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan,yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan

kasih sayang.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik

karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang
yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur
anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak
bermain, bemyanyi, bervariasi, menyenangkan,
tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana,
aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki
dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah
atas keberhasilannya.

Perkembangan kemampuan dasar anak
mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara
berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan
kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang
tua/keluarga sesuai dengan pembagian periode tumbuh
kembang dan kelompok umur stimulasi anak berikut
ini(Kemenkes RI, 2016):

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 53

Tabel 2.1. Periode tumbuh kembang dan kelompok

stimulasi

No Periode tumbuh Kelompok umur

kembang stimulasi

(bulan)

1. Masa prenatal, janin Masa prenatal
dalam kandungan

2. Masa bayi 0 - 12 bulan 0-3
3-6
3. Masa anak balita 12-60 6-9
bulan 9-12

4. Masa prasekolah 60-72 12-15
bulan 15-18
18-24
24-36
36-48
48-60
60-72

Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi
pada Bab II secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang tahapan pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah dengan
pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep,
sikap dan keterampilan dengan pokok bahasan asuhan
neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah. Adapun soal

54 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

yang digunakan untuk latihan adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan periode pertumbuhan dan perkembangan

pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
2. Menjelaskan prinsip pertumbuhan dan perkembangan

Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia prasekolah
3. Menjelaskan tahapan pertumbuhan dan perkembangan

Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia prasekolah
4. Menjelaskan gangguan tumbuh-kembang yang sering

ditemukan
5. Menjelaskan stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi,

balita dan anak prasekolah
6. Menjelaskan Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Ringkasan atau Poin-Poin Penting
1. Periode pertumbuhan dan perkembangan pada neonatus,

bayi, balita dan anak prasekolah
2. Prinsip pertumbuhan dan perkembangan Neonatus,

Bayi,Balita dan Anak Usia prasekolah
3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan Neonatus,

Bayi,Balita dan Anak Usia prasekolah
4. Gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan
5. Stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak

prasekolah

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 55

C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus

NO KOMPONEN NILAI BOBOT

1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan

tugas dan bekerjasama dalam

kelompok dalam bentuk membuat

makalah tentang tahapan

pertumbuhan dan perkembangan

neonatus, bayi, balita dan anak

prasekolah

Dimensi intrapersonalskill yang
sesuai:
a. Berpikir kreatif
b. Berpikir kritis
c. Berpikir analitis
d. Berpikir inovatif
e. Mampu mengatur waktu
f. Berargumentasi logis
g. Mandiri
h. Dapat mengatasi stress
i. Memahami keterbatasan diri.
j. Mengumpulkan tugas tepat waktu
k. Kesesuaian topik dengan

pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang
sesuai:
a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan

56 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

NO KOMPONEN NILAI BOBOT

c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk

pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

Values: 60%
a. Bertanggungjawab
b. Motivasi
c. Dapat mengatasi stress.

2 Ujian Tulis (MCQ)

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan

memberi contoh tahapan pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah dalam tatap muka dan dikusi. Kegiatan
diskusi dilakukan dengan cara membagi kelompok kecil.
Setiap kelompok terdiri dari 8 mahasiswa sehingga
terbentuk 5 kelompok. Masing-masing kelompok
memiliki 1-2 tema yang terdapat dalam bab ini.
Mahasiswa menyampaikan/mempresentasikan dan
mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah dibuat
kepada dosen penanggung jawab masing-masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 57

1. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
pada anak mempunyai prinsip-prinsip sebagai
berikut :
A. Setiap perkembangan anak tidak terkait dengan
pertumbuhannya
B. Setiap pertumbuhan anak tidak disertai
perubahan fungsi tubuh
C. Saat pertumbuhan pada tahap awal adalah
penentu perkembangan selanjutnya
D. Pertumbuhan tercepat hanya terjadi pada masa
remaja

2. Periode yang paling penting dalam masa prenatal
adalah
A. Trimester pertama
B. Trimester kedua
C. Trimester ketiga
D. Selama kehamilan

3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan usia 3-6
bulan adalah:
A. Mengangkat kepala setinggi 45°
B. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
C. Melihat dan menatap wajah anda.
D. Memegang tangannya sendiri

4. Faktor-faktor lingkungan dibawah ini berpengaruh
terhadap kualitas tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
A. Gizi ibu hamil
B. Persalinan sulit
C. Genetik
D. Pengasuhan

5. Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam memberikan stimulasi bada anak adalah:

58 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

A. Stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
B. Stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,

dan hukuman.
C. Stimulasi secara bertahap
D. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana,

dan aman

4. Umpan balik dan Tindak Lanjut
Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini

5. Glosarium : Lingkungan yang ramah anak
Child friendly
environment : Merupakan gerakan yang
Gerakan disadari dan geraknya sangat
volunteer bervariasi.

Global : Keadaan keterlambatan
developmental perkembangan.
delay
Hiperaktivitas : Merupakan suatu kondisi di
mana seseorang menjadi lebih
IQ aktif dari biasanya. Kondisi ini
dapat ditandai dengan adanya
peningkatan gerakan, perilaku
agresif, perilaku impulsif, dan
mudah terusik.

: Intelligence Quotients adalah
kemampuan seseorang untuk
menalar, memecahkan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 59

Konsepsi masalah, belajar, memahami
Ovum gagasan, berpikir, dan
merencanakan sesuatu
: Pembuahan, ketika sel sperma
bertemu dengan sel telur
: Sel telur

60 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

Daftar pustaka
Baharudin. (2014). Pendidikan & psikologi perkembangan.

Jogjakarta: Arus media.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi

dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Marmi dan Kukuh Raharjo. (2014). Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Potter, P. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and
Practice. Jakarta : EGC.
Santrock, J. W. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Soetjiningsih dan Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi:
Balita dan Anak Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 61

BAB III:
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS, BAYI,

BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai tentang Pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah yang diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan penatalaksanaan. Menanamkan keyakinan
pada mahasiswa agar mampu memantau pertumbuhan
dan perkembangan neonatus bayi, balita dan anak pra
sekolah. Dengan menguasai bab ini mahasiswa mampu
memberikan penatalaksanaan pada neonatus bayi balita
dan anak prasekolah dengan didasari konsep-konsep,
sikap dan keterampilan dengan pokok bahasan
pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah.

2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Indikator pemantauan tumbuh
kembang neonatus, bayi dan balita dan anak
prasekolah
b. Menjelaskan Pertumbuhan fisik
c. Menjelaskan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik
Halus, Berbicara Dan Bahasa, Sosial
d. Menjelaskan Pemeriksaan Antropometri
e. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik Pada Balita

62 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat

dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator, serta
mitra perempuan. Memberikan pelayanan pada
neonatus, bayi dan balita yang tepat sasaran, berhasil
guna dan efisien.

B. PENYAJIAN
1. Indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus,
bayi dan balita dan anak prasekolah.
Dalam meramal pola tumbuh kembang individu
tidak terlepas dari indikator tumbuh kembang yang
dimiliki individu bersangkutan indikator tersebut antara
lain:
a. Kondisi keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Anak
akan ewarisi sifat-sifat khusus dari orang tuanya.
b. Nutrisi dan gizi
Anak yang memperoleh asupan nutrisi yang
bergizi, proses pertumbuhan dan perkembangannya
lebih baik dibandingkan anak yang kekurangan gizi.
c. Perubahan emosional
Emosi akan menyebabkan produksi hormon
meningkat. Akibatnya hormon pertumbuhan yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitari akan terhambat.
Pertumbuhan anak yang cenderung serius dengan
emosi yang labil akan terlambat dibandingkan dengan
anak-anak yang peuh dengan keceriaan.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 63

d. Jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih

berat dibandingkan anak permpuan pada usia 12-15
tahun, karena jumlah tulang dan ototnya lebih banyak.
Akan tetapi jenis kelamin bagi usia 0-1 tahun belum
menunjukkan beda yang nyata karena sistem
hormonal belum berfungsi dengan baik.
e. Suku bangsa

Suku bangsa akan mempengaruhi variasi
ukuran tubuh individu.Anak-anak dari negara
Amerika , lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan
anak-anak Indonesia. Fisik anak kulit hitam lebih kuat
dibandingkan dengan anak-anak kulit putih.
f. Intelegensi

Anak-anak dengan intelegensi tinggicenderung
memiliki tubuh tinggi dan berat yang lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki
intelegensi rendah.
g. Status sosial ekonomi

Tubuh anak yang dibesarkan dalam kondisi
sosial ekonomi yang kurang, cenderung akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan anak-anak yang
kondisi sosial ekonominya terjamin.
h. Tingkat kesehatan

Anak yang dibesarkan dengan tingkat
kesehatan yang baik dan jarang sakit akan tumbuh
lebih baik dibandingkan dengan anak yang sering
sakit-sakitan.
i. Fungsi kelenjar hormon thyroxin

Jika fungsi kelenjar hormon normal,
pertumbuhan pun akan normal. Jika individu
mengalami kekurangan hormon thyroxin maka akan

64 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

menyebabkan kekerdilan (kreatisme). Sebaliknya
kelebihan hormon thyroxin akan menyebabkan
bertubuh raksasa (gigantisme).
j. Postur badan

Postur tubuh manusia berdasarkan berat dan
tingginya diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu
ectomorphic, atu tinggi besar (contoh bangsa eropa),
mesomorphic atau sedang-sedang saja (contoh bangsa
Indonesia), dan endomorphic (contoh bangsa Jepang).
(Marmi dan Kukuh Raharjo, 2014).

2. Indikator Pertumbuhan fisik
a. Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi
dibagi menjdai dua yaitu usia 0 – 6 bulan dan usia 6 –
12 bulan. Untuk usia 0 – 6 bulan berat badan akan
mengalami penambahan setiap seminggu sekitar 140
– 200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali
berat badan lahir pada akhir bulan ke 6. Sedangkan
pada usia 6 – 12 bulan terjadi penambahan setiap
seminggu sekitar 40 gram dan pada akhir bulan ke 12
akan menjadi penambahan 3 kali lipat berat badan
lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat
badan sekitar 4 kali lipat dari berat badan lahir pada
usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada
masa pra sekolah dan sekolah akan terjadi
penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih
2-3 kilogram.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 65

b. Tinggi badan
Pada usia 0 – 6 bulan bayi akan mengalami

penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap
bulannya. Pada usia 6 – 12 bulan akan mengalami
penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm
setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan
meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu
lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun
ke 2 kurang lebih 12 cm sedangkan penambahan
tahun ketiga rata-rata 4 – 6 cm. Pada masa pra
sekolah, khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi
penambahan rata-rata 2 kali lipat dari tinggi badan
waktu lahir dan mengalami penambahan setiap
tahunya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan
mengalami penambahan setiap tahunnya.setelah usia
6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm,
kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi
rata-rata 3 kali lipat dari tinggi badan waktu lahir.
c. Lingkar kepala

Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi
dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu
dari 35 – 43 cm. Pada usia-usai selanjutnya
pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan.
Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan
kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami
pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan
bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke tiga
bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia
remaja.

66 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

3. Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus,
Berbicara Dan Bahasa, Sosial
Pada usia 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut
syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk
jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini
akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga
bersosialisasi.
a. Perkembangan motorik halus
1) Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini
dimulai dengan adanyakemampuan untuk
mengikuti garis tengah bila kita memberikan
responsterhadap gerakan jari atau tangan
2) Masa bayi (28 hari-1 tahun)
a) Usia 1- 4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah dapat melakukan hal seperti
memegang suatu objek, mengikuti objek dari
sisi kesisi, mencoba memegang dan
memasukan benda kedalam mulut, memegang
benda tapi terlepas, meperhatikan tangan dan
kaki, memegang benda dengan kedua tangan,
serta menahan benda ditangan walaupun hanya
sebentar
b) Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah sudah mulai mengamati benda,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 67

memegang, mengekplorasi benda yang sedang
dipegang, mengambil objek dengan tangan
tertangkup, mampu menahan kedua benda
dikedua tangan secara simultan, menggunakan
bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta
memindahkan objek dari satu tangan
ketanganyang lain
c) Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah mencari atau merainh benda kecil
bila diberi kubus mampu memindahkan,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu
jari, membenturkannya, serta meletakkan
benda atau kubus ke tempatnya
3) Masa anak (1-2 tahun)

Perkembangan motorik halus pada usia ini
dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan
dalam mencoba, menyusun, atau membuat
menara pada kubus.
4) Masa pra sekolah.

Perkembangan motorik halus dapat dilihat
pada anak, yaitu mulai memiliki kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua
atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang
dan menggambar orang, melepas objek dengan
jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan
tangan, menggunakan tanggannya untuk bermain,
menempatkan objek ke dalam wadah, makan
sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan,
menggunakan sendok dengan bantuan, makan
dengan jari, serta membuat coretan diatas kertas
(Wong dkk, 2009).

68 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

b. Perkembangan motorik kasar
1) Masa neonatus
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai
pada usia ini diawali dengan tanda gerakan
seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala
2) Masa bayi
a) Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia
ini dimulai dengan kemampuan mengangkat
kepala saat tegkurap, mencoba duduk
sebentar dengan ditopang, mampu duduk
dengan kepala tegak, jatuh terduduk
dipangkuan ketika disokong pada posisi
berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat
kepala sambil berbaring terlentang, berguling
dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan
tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk
merangkak
b) Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan motorik kasar awal
bulan ini dapat dilihat pada pertumbuhan
dalam aktifitas, seperti posisi telungkup pada
alas dan sudah mulai mengangkat kepala
dengan melakukan gerakan menekan kedua
tangannya. Pada bulan ke empat sudah
mampu memalingkankepala ke kanan dan kiri,
duduk dengan kepala tegak, membalikan
badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu
beban pada kaki dengan lengan berayun
kedepan dan kebelakang, berguling dari

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 69

terlentang dan tengkurap, serta duduk dengan
bantuan dalam waktu yang singkat.
c) Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik kasar dapat
dia!ali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri
dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri
2 detik dan berdiri sendiri.
d) Masa anak (1-2 tahun)

Dalam perkembangan masa anak
terjadi perkembangan motorik kasar secara
signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu
melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar
usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga
dengan cara tangan dipegang. Pada akhir
tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil,
menendang bola, dan mulai mencoba
melompat.
3) Masa pra sekolah

Perkembangan motorik kasar masa
prasekolah ini dapat diawali dengan kemampuan
untuk berdiri dengan satu kaki selama satu
sampai lima detik, melompat dengan satu kaki,
berjalan dengan tumit ke jari kaki, menjelajah,
membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan
bantuan (Wong dkk, 2009).
c. Perkembangan bahasa
1) Masa neonatus
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan bersuara
menangis dan bereaksi terhadap suara atau bel

70 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

2) Masa bayi (28 hari- 1 tahun)
a) Usia 1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
ditandai dengan adanya kemampuan bersuara
dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,
berceloteh, mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa
dan berteriak, mengoceh spontan, serta
bereaksi dengan mengoceh.
b) Usia 4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
adalah dapat menirukan bunyi atau kata-kata,
menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi
semakin banyak, serta menggunakan kata yang
terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat
dua bunyi vokal yang bersamaan seperiti “ba-
ba”
c) Usia 8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
adalah mampu mengucapkan kata “papa” dan
“mama” yang belum spesifik, mengoceh hingga
mengatakannya secara spesifik, serta dapat
mengucapkan satu samapai dua kata.

3) Masa anak 1-2 tahun
Perkembangan bahasa masa anak ini

adalah dicapainya kemampuan bahasa pada anak
yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki
sepuluh perbendaharaan kata: tingginya
kemampuan meniru, mengenal, dan responsip
terhadap orang lain: mampu menujukkan dua
gambar: mampu mengkombinasikan kata-kata

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 71

serta mulai mampu menunjukan lambaian anggota
badan.
4) Masa pra sekolah

Perkembangan bahasa diawali dengan
adanya kemampuan menyebutkan hingga empat
gambar, menyebutkan satu hingga dua warna,
menyebutkan kegunaan benda, mengitung,
mengartikan dua kata, mengerti empat katadepan,
mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata
lainnya, menggunakan bunyi untuk
mengidentifikasi objek, orang, dan aktifitas,
menirukan berbagai bunyi kata, memahami arti
larangan, serta merespons panggilan orang dan
anggota keluarga dekat.
d. Perkembangan perilaku atau adaptasi sosial
1) Masa neonatus
2) Masa bayi (28 hari-1 tahun)
a) Usia 1-4 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada
usia ini dapat diawali dengan kemampuan
mengamati tangannya: tersenyum spontan
dan membalassenyum bila di ajak tersenyum,
mengenali ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan kontak,
tersenyum pda wajah manusia waktu tidur
dalam sehari lebih sedikit dari pada waktu
terjaga, membentuk siklus tidur bangun,
menangis bila terjadi sesuatu yang aneh,
membedakan wajah-wajah yang dikenal dan
tidak dikenal, senang menatap wajah-wajah
yang dikenalnya, serta terdiam bila ada orang
yang tak dikenal.

72 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

b) Usia 4-8 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada

usia ini antara lain anak merasa takut dan

terganggu dengan keberadaan orang asing,

mulai bermain dengan mainan, mudah

frustasi, serta memukul-mukul lengan dan

kaki jika sedang kesal.

c) Usia 8-12 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada

usia ini dimulai dengan kemampuan bertepuk

tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai

minum dengan cangkir, menirukan kegiatan

orang, bermain bola atau lainnya dengan

orang lain.

3) Masa anak 1-2 tahun

Perkembangan adaptasi sosial masa anak

dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan

membantu kegiatan dirumah, menyuapi boneka,

mulai menggosok gigi serta mencoba mengenakan

baju sendiri.

4) Masa pra sekolah

Perkembangan adaptasi sosial pada masa

prasekolah adalah adanya kemampuan bermain

dengan permainan sederhana, menangis jika

dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan

gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan

terhadap perpisahan, serta mengenali anggota

keluarga (Wong dkk, 2009).

e. Kemampuan Bicara dan Bahasa

Bertambahnya kematangan otak

dikombinasikan dengan peluang - peluang untuk

menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 73

penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan
kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti
belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan
dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak,
kemudian melalui sistem yang ada di otak,
menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf,
kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan
dikeluarkan dalam bentuk bicara.

Bakat bicara anak karena sistem otak
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan anak memproses sebagai bahasa.
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan
perkembangannya memahami sesuatu. Biasanya
anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang
menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus
mengucapkannya. Hal ini merupakan suatu transisi
awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara sosial.

Tabel 3.1 Kemampuan Bicara dan Bahasa

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa

12-15 bulan 1. Membuat suara dari
barang-barang yang
dipilihnya

2. Menyebut nama bagian tubuh;
3. Melakukan pembicaraan.

15-18 bulan 1. Bercerita tentang gambar di
buku/majalah;

2. Permainan telepon-teleponan;
3. Menyebut berbagai nama barang.

18-24 bulan 1. Melihat acara televisi;
2. Mengerjakan perintah

74 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
24-36 bulan
36-48 bulan sederhana;
48-60 bulan 3. Bercerita tentang apa yang

dilihatnya.

1. Menyebut nama lengkap anak;
2. Bercerita tentang diri anak;
3. Menyebut berbagi jenis pakaian;
4. Menyatakan keadaan suatu

benda.

1. Berbicara dengan anak;
2. Bercerita mengenai dirinya;
3. Bercerita melalui album foto;
4. Mengenal huruf besar menurut

alfabet di koran/majalah.

1. Belajar mengingat-ingat;
2. Mengenal huruf dan simbol;
3. Mengenal angka;
4. Membaca majalah;
5. Mengenal musim;
6. Mengumpulkan foto kegiatan

keluarga;
7. Mengenal dan mencintai buku;
8. dan menyelesaikan kalimat.

f. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian
Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan

pada masa bayi, maka pada masa ini mulai
berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orang
tua anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak
keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun
pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 75

kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan
dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak
untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini
sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman
sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang
dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial,
namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan
dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis
permainan yang dilakukan bisa berbentuk
konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori
motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain,
games atau berkompetisi.

Tabel 3.2 Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian

Usia Kemampuan Bersosialisasi dan

Kemandirian

12-15 bulan 1. Menirukan pekerjaan rumah

tangga,

2. Melepas pakaian,

3. Makan sendiri,

4. Merawat mainan,

5. Pergi ke tempat-tempat umum.

15-18 bulan 1. Belajar memeluk dan mencium,

2. Membereskan mainan/membantu

kegiatan di rumah,

3. Bermain dengan teman sebaya,

4. Permainan baru,

5. Bermain petak umpet.

76 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

Usia Kemampuan Bersosialisasi dan
18-24 bulan Kemandirian

24-36 bulan 1. Mengancingkan kancing baju,
36-48 bulan 2. Permainan yang memerlukan
48-60 bulan
interkasi dengan teman bermain.
3. Membuat rumah-rumahan,
4. Berpakaian,
5. Memisahkan diri dengan anak.

1. Melatih buang air kecil dan buang
air besar di WC/kamar mandi.

2. Berdandan/memilih pakaian
sendiri.

3. Berpakaian sendiri.

1. Mengancingkan kancing tarik,
2. Makan pakai sendok garpu,
3. Membantu memasak,
4. Mencuci tangan dan kaki,
5. Mengenal aturan/batasan.
1. Membentuk kemandirian

dengan memberi
kesempatan mengunjungi
temannya tanpa ditemani.
2. Membuat atau menempel foto
keluarga,
3. Membuat mainan/boneka dari
kertas.
4. Menggambar orang,
5. Mengikuti aturan
permainan/petunjuk,
6. Bermain kreatif dengan teman-

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 77

Usia Kemampuan Bersosialisasi dan
Kemandirian

temannya,
7. Bermain ‘berjualan dan berbelanja

di toko”

4. Pemeriksaan Antropometri pada Anak
Standar Antropometri Anak digunakan untuk

menilai atau menentukan status gizi anak. Penilaian
status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan
dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian
status gizi berdasarkan Indeks Antropometri sesuai
dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO
Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun.
a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam menentukan
status gizi. Umur yang digunakan pada standar ini
merupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh.
Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada anak
umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi
terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan
posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan menambahkan 0,7 cm.

Sementara untuk indeks Tinggi Badan (TB)
digunakan pada anak umur di atas 24 bulan yang
diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umur di atas
24 bulan diukur dengan posisi terlentang, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7
cm. (Permenkes RI, 2020).

78 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

Contoh : tahun usia penuh.

Umur : 8 tahun 2 bulan dihitung 8 tahun

: 7 tahun 10 bulan dihitung 7 tahun.

Contoh : bulan penuh

Umur : 6 bulan 5 hari di hitung 6 bulan

: 8 bulan 29 hari dihitung 8 bulan

b. Berat badan

Merupakan ukuran antropometri yang

terpenting dan paling sering digunakan pada bayi

baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk

mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Penurunan

berat badan merupakan yang sangat penting karena

mencerminkan masukan kalori yang tidak adekuat.

Berat badan merupakan pilihan utama karena

berbagai pertimbangan:

1) Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan

dalam waktu singkat.

2) Memberi gambaran status gizi sekarang dan

gambaran yang baik tentang pertumbuhan

3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah

dipakai secara umum dan luas.

4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi

oleh ketrampilan pengukur

5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan

sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan

monitor kesehatan anak menggunakan juga berat

badan sebagai dasar pengisian.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya
memenuhi beberapa persyaratan:
1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat

ke tempat lain.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 79

2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1

kg
4) Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menimbang berat badan anak:
1) Pemeriksaan alat timbangan
2) Anak balita yang ditimbang
3) Pengetahuan dasar petugas

c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan.
Tinggi badan relative kurang sensitive pada masalah
kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak
dalam waktu yang relative lama. Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur.

Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada
anak umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi
terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan
posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan menambahkan 0,7 cm. Sementara untuk
indeks Tinggi Badan (TB) digunakan pada anak umur
di atas 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri.
Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi
terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan mengurangkan 0,7 cm. (Permenkes RI, 2020).
Cara Pengukuran :

80 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

1) Letakkan kepala bayi pada garis tengah alat
pengukur. Letakkan lutut bayi secara lembut

2) Dorong sehingga kaki ekstensi penuh dan
mendatar pada meja ukuran

3) Hitung berapa panjang bayi tersebut dengan
melihat angka pada tumit bayi.

4) Jika pengukuran dilakukan saat berdiri maka
posisi anak harus berdiri tegak lurus, sehingga
tumit, bokong dan bagian atas punggung terletak
pada dalam 1 garis vertical, sedangkan liang
telinga dan bagian bawah orbita membentuk satu
garis horizontal.

Cara mengukur:
1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada

dinding yang lurus datar sehingga tepat 2 meter.
2) Lepaskan sepatu atau sandal.
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap

sempurna
4) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala

bagian atas, siku-siku harus lurus menempel
pada dinding.
5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang
dalam gulungan mikrotoa.

d. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan

status gizi, karena mudah, murah, dan cepat. Tidak
memerlukan data umur yang terkadang susah
diperoleh. LILA memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
LILA mencerminkan cadangan energy, sehingga
dapat mencerminkan:

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 81

1) Status KEP pada balita
2) KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: resiko bayi

BBLR
Kesalahan pengukuran LILA (ada

berbagai tingkat ketrampilan pengukur) relatif
lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan,
mengingat batas antara baku dengan gizi kurang,
lebih sempit pada LILA dari pada tinggi badan.
Ambang batas pengukuran LILA pada bayi umur
0-30 hari yaitu ≥ 9,5 cm. sedangkan pada balita
yaitu < 12,5cm.

Cara mengukur LILA pada bayi:
1) Tentukan posisi pangkal bahu
2) Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak

tertutup kain atau pakaian
3) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat

dengan telapak tangan kearah perut.
4) Tentukan titik tengah antara pangkalbahudanujung

siku siku dengan menggunakan pita LILA, dan beri
tanda dengan pulpen
5) Sebelumnya perhatikan titik nolnya.
6) Lingkarkanpita LILAsesuai dengantandapulpendi
sekelilinglengansesuai tanda.
7) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LiLA
8) Pita di tarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat
atau longgar
9) Baca angka yang di tunjukkan oleh tanda panah
padapita LiLA(kearahangkayang lebih besar)
10) Tulis hasil pembacaannya.

82 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

e. Lingkar Kepala
Tujuan untuk mengetahui lingkaran kepala

anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak.
Umur 0 - 11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga
bulan (Kemenkes RI, 2016). Pada anak yang lebih
besar, umur 12 – 72 bulan, pengukuran dilakukan
setiap enam bulan. Pada umur 1 tahun lingkar kepala
mencapai 45-47 cm (bertambah 0,5 cm tiap bulan).
Pada usia 3 tahun menjadi 50 cm dan pada umur 10
tahun 53 cm (Sinta B, 2019).

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak
dan tulang tengkorak. Ukuran otak pun meningkat
secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan
kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi
sesuai keadaan gizi.

Alat dan Tehnik Pengukuran
Alat yang sering digunakan dibuat dari serat

kaca (fiber glas) dengan lebar kurang dari 1 cm,
fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya
dibuat mendekati 1 desimal, caranya dengan
melingkarkan pita dari pertengahan dahi (frontalis)
ke tulang telinga terus ke oksipitalis, kembali ke
frontalis

Cara mengukur lingkaran kepala:
1) Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak

melewati dahi, diatas alis mata, diatas kedua
telinga,

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 83

2) dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.

3) Baca angka pada pertemuan dengan angka.
4) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur

bayi/anak.
5) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran

kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.
6) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran

yang lalu dengan ukuran sekarang.

Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di
dalam “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak
normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di
luar “jalur hijau” maka lngkaran kepala anak tidak
normal. Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2
(dua), yaitu makrosefal bila berada diatas “jalur
hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur
hijau”(Kemenkes RI, 2016).

f. Lingkar Dada
Dilakukan pada bayi/anak dalam keadaan

bernafas biasa dengan titik ukur pada areola
mammae. Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-
3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada
sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini lingkar
kepala lebih lambat dari pada lingkar dada. Pada
anak yang mengalami KEP terjadi pertumbuhan
lingkar dada yang lambat: rasio dada dan kepala < 1
(Sinta B, 2019).

84 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

5. Pemeriksaan Fisik pada Balita
a. Kepala
1) Bentuk kepala; makrosefali atau mikrosefali
2) Tulang tengkorak:
a) Anencefali: tidak ada tulang tengkorak
b) Encefalokel: tidak menutupnya fontanel
occipital
c) Fontanel anterior menutup: 18 bulan
d) Fontanel posterior: menutup 2-6 bulan
e) Caput succedeneum: berisi serosa , muncul
24 jam pertama dan hilang dalam 2 hari
f) Cepal hematoma: muncul 24-48 jam dan
hilang 2-3minggu
3) Distribusi rambut dan warna
Jika rambut berwarna/kuning dan gampang
tercabut merupakan indikasi adanya gangguan
nutrisi.
4) Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan
diukur dari bagian frontalkebagian occipital.
b. Muka
Simetris kiri kanan
c. Mata
Simetris kanan kiri dan alis tumbuh umur 2-3 bulan
d. Hidung
Posisi hidung apakah simetris kiri kanan
e. Mulut
1) Bibir kering atau pecah – pecah
2) Periksa labio schizis
3) Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau
pembengkakan
f. Telinga
1) Simetris kiri dan kanan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 85

2) Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali
keposisi semula menunjukkan tulang rawan
masih lunak.

3) Starter refleks:tepuk tangan dekat telinga, mata
akan berkedip.

g. Leher
Raba tiroid: daerah tiroid ditekan, dan pasien disuruh
untuk menelan, apakah ada pembesaran atau tidak.

h. Dada
Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan

i. Abdomen
1) Observasi adanya pembengkakan atau
perdarahan.
2) Palpasi pada daerah hati, teraba 1 – 2 cm
dibawah costa

j. Punggung.
Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida

k. Tangan
1) Jumlah jari-jari polidaktil (> dari 5), sindaktil (jari
– jari bersatu)
2) Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah,
kalau patah didugakelainan nutrisi.
3) Ujung jari halus
4) Grasping refleks: meletakkan jari pada tangan
bayi, maka refleks akan menggengam.
5) Palmar refleks: tekan pada telapak tangan ,akan
menggengam

l. Kaki
1) Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh
telapak kaki.
2) Talipes: kaki bengkok kedalam.

86 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

3) Clubfoot: otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki
jatuh kedepan

4) Refleks babinsky
5) Refleks Chaddok

Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi pada
Bab III secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah dengan pendekatan manajemen
kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan.
Adapun soal yang digunakan untuk latihan adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan Indikator pemantauan tumbuh kembang

neonatus, bayi dan balita dan anak prasekolah
2. Menjelaskan Pertumbuhan fisik
3. Menjelaskan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus,

Berbicara Dan Bahasa, Sosial
4. Menjelaskan Pemeriksaan Antropometri
5. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik Pada Balita

Ringkasan atau Poin-Poin Penting
1. Indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi

dan balita dan anak prasekolah
2. Pertumbuhan fisik
3. Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus, Berbicara

Dan Bahasa, Sosial
4. Pemeriksaan Antropometri
5. Pemeriksaan Fisik Pada Balita

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 87

C. PENUTUP

1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek

atau Kasus

NO KOMPONEN NILAI BOBOT

1 Tugas 40%

Mahasiswa mampu menyelesaikan

tugas dan bekerjasama dalam

kelompok dalam bentuk membuat

makalah tentang pemantauan tumbuh

kembang neonatus, bayi, balita dan

anak pra sekolah.

Dimensi intrapersonalskill yang sesuai:

l. Berpikir kreatif

m. Berpikir kritis

n. Berpikir analitis

o. Berpikir inovatif

p. Mampu mengatur waktu

q. Berargumentasi logis

r. Mandiri

s. Dapat mengatasi stress

t. Memahami keterbatasan diri.

u. Mengumpulkan tugas tepat waktu

v. Kesesuaian topik dengan pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang sesuai:
a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan
c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk

pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

88 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

NO KOMPONEN NILAI BOBOT

Values: 60%
a. Bertanggungjawab
b. Motivasi
c. Dapat mengatasi stress.

2 Ujian Tulis (MCQ)

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan

memberi contoh pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dalam tatap
muka dan diskusi. Kegiatan diskusi dilakukan dengan
cara membagi kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri
dari 8 mahasiswa sehingga terbentuk 5 kelompok.
Masing-masing kelompok memiliki 1-2 tema yang
terdapat dalam bab ini.

Mahasiswa menyampaikan/mempresentasikan
dan mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah dibuat
kepada dosen penanggung jawab masing-masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 89

1. Manakah yang tidak termasuk Indikator pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi dan balita dan anak
prasekolah?
A. Iklim
B. Nutrisi dan Gizi
C. Perubahan emosional
D. Status sosial ekonomi

2. Manakah yang termasuk Perkembangan motorik
halus?
A. Berjalan mundur,
B. Berjalan sambil berjinjit
C. Berjalan naik dan turun tangga
D. Bermainan balok dan menyusun balok.

3. Manakah yang termasuk Perkembangan motorik kasar
A. Melompat,
B. Bermain puzzle
C. Menggambar wajah atau bentuk
D. Mengenal berbagai ukuran dan bentuk

4. Apakah hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang
berat badan anak?
A. Pemeriksaan alat timbangan
B. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
C. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1
kg
D. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke
tempat lain.

5. Stimulasi perkembangan yang menyeluruh harus
dilakukan terhadap kemampuan di bawah ini, kecuali :
A. Kemampuan Gerak kasar
B. Kemampuan Gerak halus
C. Kemampuan bicara dan bahasa
D. Kemampuan orangtua

90 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

4. Umpan balik dan Tindak Lanjut
Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini

5. Glosarium : Ukuran tubuh.
Antropometri
Caput : Pembengkakan difus jaringan
succedeneum lunak kepala yang dapat
Cepal melampaui sutura garis tengah.
hematoma
: Pembengkakan pada daerah
Labio schizis kepala bayi yang disebabkan
karena adanya penumpukan darah
Polidaktil dibawah kulit kepala.

Refleks : Kondisi terbelah pada bibir yang
babinsky dapat sampai pada langit-langit,
akibat dari embriologi
perkembangan struktur wajah
yang mengalami gangguan.

: Kelainan atau cacat bawaan pada
bayi baru lahir ketika jumlah jari
tangan atau kaki berjumlah lebih
dari 10.

: Disebut juga sebagai reflek plantar
adalah refleks pada syaraf kaki
yang dimiliki bayi ketika berusia
sekitar 6 bulan hingga 2 tahun.
Respon menggerakan kaki ketika
mendapat rangsangan di telapak
kaki

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 91


Click to View FlipBook Version