Refleks : Refleks diagnostik yang mirip
Chaddok dengan refleks Babinski.
Sindaktil : Kelainan atau cacat bawaan pada
bayi baru lahir yang membuat
kondisi jarinya saling melekat atau
dempet.
92 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Daftar pustaka
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Marmi dan Kukuh Raharjo. (2014). Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Permenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Antopometri
Anak. Jakarta.
Sinta B, L. E. dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Neonatus, Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Wong dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 93
BAB IV
DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai tentang deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah yang diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan penatalaksanaan. Menanamkan
keyakinan pada mahasiswa dalam penatalaksanaan
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Dengan
menguasai Bab ini mahasiswa dapat mengetahui
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan bayi dan
balita dan anak pra sekolah.
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan dan Penentuan Status Gizi Anak
b. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
c. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
d. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
e. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
f. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
g. Menjelaskan Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh
Kembang Anak
94 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator,
serta mitra perempuan. Memberikan pelayanan pada
neonatus, bayi dan balita yang tepat sasaran, berhasil
guna dan efisien.
B. PENYAJIAN
1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Deteksi pertumbuhan dan perkembangan sangat
penting dilakukan oleh orang tua, untuk mengetahui
sedini mungkin jika terjadi gangguan tumbuh kembang
agar lebih awal mendapatkan terapi. Pemantauan perlu
terus dilakukan melalui deteksi dini tumbuh kembang
anak secara rutin dan teratur agar tidak terlambat
apabila terjadi masalah dengan tumbuh kembangnya
Orang tua dapat mengoptimalkan tumbuh
kembang anak sesuai dengan usia dan kemampuan anak
sehingga akan menjadi anak yang cerdas dan sehat.
Dengan ditemukan secara dini adanya penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang anak, maka tenaga
kesehatan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan/ intervensi yang tepat terutama ketika harus
melibatkan ibu/keluarga. Penilaian pertumbuhan dan
perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian
petumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-
masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan
alat ukur sendiri. Deteksi dini pertumbuhan dan
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 95
perkembangan untuk balita adalah kegiatan
pemeriksaan secara dini untuk anak usia 0-59 bulan.
Deteksi dini dapat dilakukan oleh siapa saja yang
telah terampil dan mampu melakukan seperti tenaga
professional (dokter, perawat, bidan, psikolog), kader,
bahkan orang tua atau anggota keluarganya dapat
diajarkan cara melakukan deteksi tumbuh kembang.
Upaya deteksi ini dapat dilakukan di tempat pelayanan
kesehatan, posyandu, sekolah, atau lingkungan rumah
tangga.
a. Pengertian deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan
dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak
dilahirkan. Deteksi dini dilaksanakan secara
komprehensif sebagai upaya penjaringan untuk
menemukan penyimpangan tumbuh kembang.
Melalui deteksi dini ini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang secara dini
Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah
(Kemenkes RI, 2016).
b. Jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan
oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan
jaringannya yaitu :
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu
untuk mengetahui/menemukan status gizi
kurang/buruk dan mikro/makrosefali. Jenis
instrument yang digunakan:
96 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
a) Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak
(BB/TB)
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu
untuk mengetahui gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan
daya dengar. Jenis instrumen yang digunakan:
a) Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan
(KPSP)
b) Tes Daya Lihat (TDL)
c) Tes Daya Dengar Anak (TDD)
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional,
yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, gangguan pemusatan
perhatian, dan hiperaktivitas. Instrumen yang
digunakan:
a) Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME)
b) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
c) Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)
c. Jadual deteksi dini tumbuh kembang dan jenis
skrining
Adapun jadwal kegiatan dan jenis
skrining/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh
tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 97
Tabel 4.1 Jadual Kegiatan dan Jenis Skrining Deteksi Dini
Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Prasekolah
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang
Umur Anak Harus Dilakukan
0 bulan Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan
3 bulan Penyimpangan Penyimpangan Mental Emosional
6 bulan Pertumbuhan Perkembangan
9 bulan (dilakukan atas indikasi)
12 bulan BB/ LK
15 bulan TB KPSP TDD TDL KMPE M-CHAT GPPH
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan
Sumber: (Kemenkes RI, 2016)
98 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan
Lingkar Kepala
LK : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Tes Daya Dengar
KPSP : Tes Daya Lihat
Kuesioner Mental Emosional
TDD : Checklist for Autism in Toddler
Gangguan pemusatan Perhatian dan
TDL : Hiperaktivitas
KMME :
CHAT :
GPPH :
2. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan
Penentuan Status Gizi Anak
a. Indeks Standar Antropometri Anak
Standar Antropometri Anak didasarkan pada
parameter berat badan dan panjang/tinggi badan
yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat
badan relatif dibandingkan dengan umur anak.
Indeks ini digunakan untuk menilai anak
dengan berat badan kurang (underweight) atau
sangat kurang (severely underweight), tetapi
tidak dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat
gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami
masalah pertumbuhan, sehingga perlu
dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB
atau IMT/U sebelum diintervensi.
2) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau
Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 99
Indeks PB/U atau TB/U
menggambarkan pertumbuhan panjang atau
tinggi badan anak berdasarkan umurnya.
Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak
yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi
kurang dalam waktu lama atau sering sakit.
Anak-anak yang tergolong tinggi
menurut umurnya juga dapat diidentifikasi.
Anak-anak dengan tinggi badan di atas normal
(tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh
gangguan endokrin, namun hal ini jarang
terjadi di Indonesia.
3) Indeks Berat Badan menurut Panjang
Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini
menggambarkan apakah berat badan anak
sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi
badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi
buruk (severely wasted) serta anak yang
memiliki risiko gizi lebih (possible risk of
overweight). Kondisi gizi buruk biasanya
disebabkan oleh penyakit dan kekurangan
asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4) Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk
menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan
obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau
BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang
100 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk
penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak
dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko
gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut
untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan
obesitas (Permenkes RI, 2020).
b. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Tabel 4.1: Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas
(Z-Score)
Berat Badan Berat badan sangat kurang (severely
menurut underweight) <-3 SD
Umur (BB/U) Berat badan kurang (underweight)
anak usia 0- - 3 SD sd <- 2 SD
60 bulan Berat badan normal -2 SD sd +1 SD
> +1 SD
Panjang Risiko Berat badan lebih¹ <-3 SD
Badan atau Sangat pendek (severely stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
Tinggi Badan Pendek (stunted) -2 SD sd +3 SD
menurut Normal > +3 SD
Umur (PB/U Tinggi² <-3 SD
atau TB/U)
anak usia 0 - Gizi buruk (severely wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
60 bulan -2 SD sd +1 SD
Berat Badan Gizi kurang (wasted)
menurut Gizi baik (normal) > + 1 SD sd + 2 SD
Panjang Berisiko gizi lebih (possible risk of > + 2 SD sd + 3 SD
Badan atau overweight)
Tinggi Badan Gizi lebih (overweight) > + 3 SD
(BB/PB atau <-3 SD
BB/TB) anak Obesitas (obese) - 3 SD sd <- 2 SD
usia 0-60 Gizi buruk (severely wasted)³ -2 SD sd +1 SD
bulan Gizi kurang (wasted)³
Gizi baik (normal)
Indeks Massa
Tubuh
menurut
Umur
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 101
(IMT/U) anak Berisiko gizi lebih (possible risk of > + 1 SD sd + 2 SD
usia 0-60 overweight) > + 2 SD sd +3 SD
bulan Gizi lebih (overweight) > + 3 SD
Obesitas (obese) <-3 SD
Indeks Massa Gizi buruk (severely thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
Tubuh Gizi kurang (thinness) -2 SD sd +1 SD
menurut Gizi baik (normal) + 1 SD sd +2 SD
Umur Gizi lebih (overweight) > + 2 SD
(IMT/U) anak Obesitas (obese)
usia 5-18
tahun
Keterangan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin
memiliki masalah pertumbuhan, perlu dikonfirmasi
dengan BB/TB atau IMT/U
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan
biasanya tidak menjadi masalah kecuali
kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti
tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan.
Rujuk ke dokter spesialis anak jika diduga
mengalami gangguan endokrin (misalnya anak
yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan
tinggi orang tua normal).
3. Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi
buruk dan gizi kurang, kriteria diagnosis gizi buruk
dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB
atau BB/TB), (Permenkes RI, 2020).
3. Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
Deteksi dini penyimpangan perkembangan
untuk mengetahui gangguan perkembangan anak
102 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
(keterlambatan), gangguan daya lihat dan gangguan
daya dengar. Upaya deteksi dini perkembangan di
tingkat puskesmas, jenis instrumen yang digunakan
adalah:
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
b. Tes Daya Lihat (TDL)
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Deteksi perkembangan dengan menggunakan
instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan oleh
semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih. Bahkan
keluarga dan masyarakat bisa melakukan upaya deteksi
perkembangan dengan menggunakan Buku KIA. Selain
itu ada instrumen yang juga sudah luas pemakaiannya
yaitu Denver Developmenttal Scining Test (DDST). DDST
mudah dan cepat penggunaannya, serta mempunyai
validitas yang tinggi yang sering digunakan di
klinik/rumah sakit bagian tumbuh kembang anak.
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para orangtua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk menilai perkembangan anak usia
0-72 bulan. Bagi tiap golongan umur terdapat 10
pertanyaan untuk orangtua atau pengasuh anak.
Skrining/pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.
Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan. Jadwal
skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3
bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada
anak usia 24 - 72 bulan (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 103
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan
umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih
muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan
waktu pemeriksaan umurnya (Permenkes RI, 2020).
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah
formulir KPSP sesuai umur dan alat untuk
pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm
sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah dan potongan
biscuit. Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan.
Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Daftar
pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang
dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan yang harus
dijawab oleh orangtua/pengasuh dan perintah yang
harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan KPSP.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab “ya” atau
“tidak” oleh orangtua.
Cara menggunakan KPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan /skrining, anak harus
dibawa
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan
tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang
sesuai dengan umur anak
4) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh
nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu
pertanyaan yang harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh dan perintah yang harus
dilakukan sesuai dengan pertanyaan KPSP.
104 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
5) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu
atau takut menjawab. Oleh karena itu pastikan
orang tua/pengasuh mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan,
satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah
orangtua/pengasuh menjawab pertanyaan
sebelumnya.Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
Interprestasi hasil pemeriksan KPSP adalah sebagai
berikut:
1) Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti
perkembangan anak normal sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
2) Bila jawaban ‘ya” kurang dari 9, maka perlu
diteliti tentang:
a) Cara menghitung usia dan kelompok
pertanyaannya apakah sudah sesuai
b) Kesesuaian jawaban orangtua dengan
maksud pertanyaan Apabila ada kesalahan,
maka pemeriksan harus diulang
3) Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7 - 8,
berarti perkembangan anak meragukan (M) dan
perlu pemeriksan ulang 2 minggu kemudian
dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban
tetap sama maka kemungkinan ada
penyimpangan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 105
4) Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau
kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
dan anak perlu dirujuk ke rumah sakit
untuk memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
5) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah
jawaban 'Tidak' menurut jenis keterlambatan
(gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).
Intervensi:
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut:
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh
anaknya dengan baik
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
d) lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur
sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki
usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan
Taman Kanak-kanak.
e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak umur 24 sampai 72 buIan.
106 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan
tindakan berikut:
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap
saat dan sesering mungkin.
b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya
dan lakukan pengobatan.
d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP
yang sesuai dengan umur anak.
e) Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8
maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan
(P), lakukan tindakan berikut: Merujuk ke Rumah
Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 107
Contoh kuesioner KPSP :
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN
Gerak kasar Ya Tidak
1. Pada waktu bayi telentang, apakah
Tidak
masing-masing lengan dan tungkai Tidak
Tidak
bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK
bila salah satu atau kedua tungkai atau
lengan bayi bergerak tak terarah/tak
terkendali.
Sosialisasi Ya
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia &
melihat dan menatap wajah anda?
kemandirian
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara- Bicara dan Ya
suara lain (ngoceh) disamping
bahasa
menangis?
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia Gerak halus Ya
dapat mengikuti gerak-an anda dengan
menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri
ke tengah? Ya Tidak
Gerak halus
5. Pada waktu bayi telentang, apakah ia
dapat mengikuti gerak-an anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi
hampir sampai pada sisi yang lain?
6. Pada waktu anda mengajak bayi Sosialisasi & Ya Tidak
berbicara dan tersenyum, apakah ia kemandirian
tersenyum kembali kepada anda
108 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN
7. Pada waktu Gerak Kasar Ya Tidak
Tidak
bayi Tidak
Tidak
telungkup
di alas yang
datar,
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
seperti pada gambar ini?
8. Pada waktu Gerak kasar Ya
bayi
telungkup
di alas yang
datar,
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut 45º seperti
pada gambar ?
9. Pada waktu Gerak kasar Ya
bayi
telungkup di
alas yang
datar, apakah
ia dapat
mengangkat kepalanya dengan tegak
seperti pada gambar ?
Bicara & Ya
10. Apakah bayi suka tertawa keras walau bahasa
tidak digelitik atau diraba-raba?
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 109
KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN
Tanp1a berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar Ya Tidak
Ya Tidak
apaka.h anak dapat membungkuk untuk
Ya Tidak
memungut mainan di lantai dan kemudian Ya Tidak
berdiri kembali?
Apak2ah anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi &
diing.inkannya tanpa menangis atau kemandirian
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk,
menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
Apak3ah anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar
ruang.an tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?
4 Gerak halus
Apak.ah anak dapat mengambil benda kecil
seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan meng-gunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?
Jika 5anda menggelindingkan bola ke anak, Gerak halus Ya Tidak
apaka.h ia menggelindingkan/melemparkan Tidak
kembali bola pada anda? Tidak
Tidak
Apak6ah anak dapat memegang sendiri Sosialisasi & Ya
cangk.ir/gelas dan minum dari tempat kemandirian Ya Tidak
tersebut tanpa tumpah? Sosialisasi & Ya Tidak
Jika 7anda sedang melakukan pekerjaan kemandirian
rumah. tangga, apakah anak meniru apa yang Gerak halus
anda lakukan?
Apak8ah anak dapat meletakkan satu kubus di
atas .kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 Cm.
Apak9ah anak dapat mengucapkan paling Bicara & Ya
sedik.it 3 kata yang mempunyai arti selain Ya
“papa” dan “mama”? bahasa
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika
anak menarik mainannya).
110 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
b. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara
dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan
tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih
besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan
pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
1) Alat/sarana yang diperlukan adalah:
a) Ruangan yang bersih, tenang dengan
penyinaran yang baik
b) Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk
pemeriksa
c) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E”
untuk dipegang anak
d) Alat Penunjuk
2) Cara melakukan tes daya lihat:
a) Pilih ruangan dengan penyinaran yang baik,
bersih, tenang
b) Gantungkan ’kartu E’ yang setinggi mata anak
posisi duduk.
c) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari
kartu “E” untuk duduk anak.
d) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping
poster “E” untuk pemeriksa
e) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada
anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu
‘E’ menghadap ke atas, bawah, kiri dan kanan
sesuai yang ditunjuk pada poster “E”oleh
pemeriksa.
f) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada
poster, satu persatu mulai baris pertama
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 111
huruf “E “berukuran paling besar sampai
baris keempat atau baris ”E” terkecil yang
masih dapat dilihat.
g) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu
“E” yang dipegangnya dengan huruf pada
kartu “E” pada poster.
h) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata
satunya dengan cara yang sama.
i) Tulis baris "E" terkecil yang masih dapat di
lihat, pada kertas yang telah di sediakan :
Mata kanan : .........Mata kiri : ...............
3) Interpretasi hasil pemeriksaan daya lihat:
Secara normal anak dapat melihat huruf
E pada baris ketiga. Apabila pada baris ketiga,
anak tidak dapat melihat maka perlu dirujuk
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu
diperiksakan kesehatan matanya. Perlu
ditanyakan dan diperiksa adakah hal sebagai
berikut :
a) Keluhan seperti mata gatal, panas,
penglihatan kabur atau pusing
b) Perilaku seperti sering menggosok mata,
membaca terlalu dekat, sering mengkedip-
kedipkan mata
c) Kelainan mata seperti bercak bitot, juling,
mata merah dan keluar air
4) Intervensi
Apabila ditemukan satu kelainan atau
lebih pada mata anak, minta anak datang lagi
untuk pemeriksaan ulang dan jika hasil
pemeriksaan anak tidak dapat melihat sampai
112 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
baris yang sama maka anak tersebut perlu
dirujuk ke rumah sakit dengan menuliskan mata
yang mengalami gangguan ( kanan, kiri atau
keduanya).
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Anak tidak dapat belajar berbicara atau
mengikuti pelajaran sekolah dengan baik tanpa
pendengaran yang baik. Oleh karena itu perlu deteksi
dini fungsi pendengaran. Tujuan TDD adalah untuk
menemukan gangguan pendengaran secara dini, agar
dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak. TDD dapat
dilakukan setiap 3 bulan pada bayi usia < 12 bulan
dan setiap 6 bulan pada anak oleh tenaga kesehatan,
guru TK/PAUD terlatih. Peralatan yang diperlukan
adalah instrumen untuk TDD sesuai usia anak,
gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia dan
mainan(boneka, kubus, sendok, cangkir dan bola).
Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disesuaikan dengan kelompok usia
anak. Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh,
anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’
jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan
ditujukan untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap
pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau
lebih jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak
normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 113
Cara melakukan TDD:
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung
umur anak dalam bulan. Pilih daftar pertanyaan TDD
yang sesuai dengan umur anak.
1) Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
a) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang
tua/pengasuh anak. Katakan pada
Ibu/pengasuh untuk
b) tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab,
karena tidak untuk mencari siapa yang salah.
c) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu, berurutan.
d) Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh
anak.
e) Jawaban YA jika menurut orang
tua/pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam satu bulan terakhir.
f) Jawaban TIDAK jika menurut orang
tua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu
atau tak dapat melakukannya dalam satu
bulan terakhir.
2) Pada anak umur 24 bulan atau lebih:
a) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah
melalui orangtua/pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak.
b) Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
c) Jawaban YA jika anak dapat melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
d) Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
114 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3) lnterpretasi:
a) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
b) Catat dalam Buku KIA atau register SDIDTK,
atau status/catatan medik anak.
4) lntervensi:
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman
yang ada.
b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
d. Denver Developmenttal Scining Test (DDST)/ Denver
II
Denver II merupakan revisi dari DDST.
Denver II merupakan tes psikomotorik dan salah satu
metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak. Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah
serta mempunyai validitas yang tinggi. DDST bukan
untuk mendiagnosa atau untuk test kecerdasan (IQ).
Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan
personal sosial, motorik halus bahasa dan motorik
kasar. Untuk melaksanakan DDST diperlukan
ruangan yang bersih dan tenang.
Fungsi Denver II, yaitu:
1) Menilai tingkat perkembangan anak sesuai umur
2) Menilai perkembangan anak sejak baru lahir
sampai 6 tahun
3) Menjaring anak tanpa gejala terhadap
kemungkinan kelainan perkembangan
4) Memastikan apakah anak dengan kecurigaan
terdapat kelainan, memang mengalami kelainan
perkembangan
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 115
5) Melakukan pemantauan perkembangan anak
yang berisiko
Peralatan yang diperlukan adalah:
1) Meja tulis dengan kursinya, dan matras
2) Perlengkapan test :
a) Gulungan benang wool-merah (diameter 10
cm)
b) Kismis
c) Kerincingan dengan gagang yang kecil
d) 10 buah kubus berwarna, 2,5 x 2,5 cm
e) Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5
cm
f) Bel kecil
g) Bola tenis
h) Pensil merah
i) Boneka kecil dengan botol susu
j) Cangkir plastik dengan gagang/ pegangan
k) Kertas kosong
3) Formulir denver II
Berisi:
a) 125 gugus tugas perkembangan disusun
menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi
berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive,
Language, Gross motor
b) Skala umur, bagian atas formulir terbagi
dalam bulan dan tahun lahir, sampai berusia
6 tahun
c) Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1
bulan (untuk usia kurang 24 bulan), dan
mewakili 3 bln (untuk anak diatas 2 tahun
sampai 6 tahun).
116 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
d) Pada setiap tugas perkembangan yang
berjumlah 125, terrdapat batas kemampuan
perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90%
dari populasi anak lulus tugas perkembangan
tersebut
4) Langkah Pelaksanaan
a) Sapa orang tua/ pengasuh
b) Jelaskan tujuan
c) Jalin komunikasi yang baik dengan anak
d) Hitung umur anak dan buat garis umur
e) Catat nama anak, tanggal lahir, tanggal
pemeriksaan
f) Umur anak dihitung dengan cara: tanggal
pemeriksaan saat ini dikurangi tanggal lahir,
dengan ketentuan :
(1) 1 tahun : 12 bulan
(2) 1 bulan : 30 hari
(3) 1 minggu : 7 hari
(4) (> 15 hari dibulatkan 1 bln, ≤ 15 hr
dihilangkan)
5) Interpretasi
a) Lebih (advanced)
Bilamana lulus/ lewat pada ujicoba → di
sebelah kanan garis umur
b) Normal
(1) Bila gagal/ menolak melakukan tugas
perkembangan di sebelah kanan garis
umur
(2) Atau Lulus (P) / Gagal (F) / Menolak (R)
pada tugas perkembangan dimana garis
umur terletak antara persentil 25 – 75
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 117
c) Caution/peringatan
Gagal/Menolak tugas perkembangan
→persentil 75 – 90
d) Delayed/keterlambatan
Gagal (F) atau menolak (R) → terletak
lengkap di sebelah kiri garis umur.
e) No opportunity/tidak ada kesempatan
(1) Dari laporan orang tua → anak tidak ada
kesempatan melakukan.
(2) Hasil tidak masuk dalam kesimpulan.
f) Langkah Mengambil Kesimpulan
(1) Normal jika
(a) Tidak ada keterlambatan/minimal
paling banyak 1 caution
(b) Lakukan ulangan pada kontrol
berikutnya
(2) Suspect/suspekjika
(a) Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1
keterlambatan
(b) Lakukan uji ulang dalam 1 - 2
minggu
(3) Untestable/tidak dapat diuji
(a) Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di
sebelah kiri garis umur.
(b) Uji ulang 1 - 2 minggu
(4) Abnormal
(a) Bila didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan pada 2 sektor atau
lebih
(b) Bila dalam 1 sektor didapatkan 2
atau lebih keterlambatan ditambah
1 sektor atau lebih dengan 1
118 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
keterlambatan dan pada sektor
tersebut, tidak ada yang lulus pada
kotak yang terpotong garis usia.
(Sukesi, 2016)
(5) Pertimbangan merujuk
(a) Setelah tes ulang masih “suspek”
atau “tidak dapat diuji”
(b) Pertimbangkan rujuk ke ahli tumbuh
kembang (Soetjiningsih dan Ranuh,
2016).
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 119
Gambar 4.1 Contoh Denver
120 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
4. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya masalah mental emosional, autism,
dan gangguan pemusatan perhatian, serta
hiperaktivitas pada anak agar segera dapat dilakukan
intervensi. Bila penyimpangan mental emosional
terlambat diketahui, intervensi akan lebih sulit dan
berpengaruh pada tumbuh kembang.
a. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak
Prasekolah
Tujuan pemeriksaan adalah untuk
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/
masalah mental emosional pada anak prasekolah.
Jadwal deteksi masalah mental emosional
sebaiknya rutin setiap enam bulan pada anak
anak umur 36 bulan sampai dengan 72 bulan.
Instrumen yang digunakan adalah KMME
(Kuesioner Masalah Mental Emosional). Kuesioner
berisi 12 pertanyaan untuk mengenal masalah
mental emosional anak usia 36 – 72 bulan.
b. Cara melakukan:
Tanyakan setiap pertanyaan dengan
lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada KMME, kepada orang
tua/pengasuh. Catat jawaban “Ya”, kemudian
hitung jumlah jawaban “Ya”
c. Interprestasi
Jika ada jawaban “Ya”, maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional
d. Intervensi
1) Apabila jawaban “Ya” hanya 1 (satu)
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 121
a) Lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku Pedoman Pola Asuh
yang mendukung perkembangan anak
b) Lakukan evaluasi perkembangan anak.usia
setelah 3 bulan, apabila tidak ada
perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
anak
2) Apabila jawaban “Ya” ditemukan 2 (dua) atau
lebih
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
Rujukan harus disertai informasi mengenai
jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.
5. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya
autis pada anak usia 18 – 36 bulan. Deteksi dilakukan
jika ada indikasi atau keluhan dari orang
tua/pengasuh atau ada kecurigaan dari tenaga
kesehatan, kader, atau guru sekolah. Keluhan dapat
berupa keterlambatan berbicara, gangguan
komunikasi/interaksi sosial, atau perilaku yang
berulang- ulang.
a. Alat atau instrument yang digunakan untuk
mendeteksinya adalah CHAT (Checklist for Autism
in Toddlers) yang berisi 2 jenis pertanyaan yaitu:
1) Ada 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu
/ pengasuh secara berurutan dan tidak ragu-
ragu atau takut menjawab
2) Ada 5 pertanyaan berupa
122 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
pengamatan/perintah bagi anak yang harus
dilakukan secara berurutan seperti yang
tertulis pada CHAT
b. Cara pelaksanaan
1) Ajukan pertanyaandengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis
pada CHAT kepada orangtua atau
pengasuhanak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
dengan tugas pada CHAT.
3) Catat jawaban orang tua/ pengasuh anak dan
kesimpulan hasil pengamatan kemampuan
anak.
c. Interpretasi
1) Anak mempunyai risiko tinggi Autism jika
menjawab “Tidak” pada pertanyaan A5 dan
A7 serta tidak melaksanakan perintah B2, B3
dan B4.
2) Anak mempunyai risiko rendah menderita autis
jika menjawab “Tidak” pada pertanyaan
A7serta tidak melaksanakan perintah B4.
3) Anak kemungkinan mengalami gangguan
perkembangan lain jika jawaban “Tidak”
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke
1,4,6,8,9(A1,A4, A6, A8, A9) dan perintah B1
dan B5.
4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk
kategori diatas
d. Intervensi
Apabila anak berisiko menderita autis atau
kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk
ke rumah sakit sakit yang memiliki fasilitas
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 123
kesehatan jiwa/tumbuh anak
6. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
Deteksi GPPH dilakukan pada anak usia 36
bulan keatas dan atas indikasi atau jika ada keluhan
dari orang tua/pengasuh, serta ada kecurigaan dari
tenaga kesehatan/kader.
Keluhan dapat berupa:
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak
mengenal lelah
c. Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
1) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi
dini GPPH yang berisi 10 pertanyaan yang
harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan
perlu pengamatan pemeriksa tentang keadaan
anak.
2) Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
a) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas
dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi GPPH.
Jelaskan kepada orang tua/pengasuh anak
untuk tidak ragu-ragu dan takut menjawab.
b) Lakukan pengamatan kemampuan anak
sesuai dengan pertanyaan.
c) Keadaaan yang ditanyakan/diamati pada
anak dimanapun anak berada (misal: di
rumah, sekolah dll) dan setiap saat dan
ketika anak dengan siapa saja.
d) Catat jawaban dan hasil pengamatan
perilaku anak selama dilakukan
124 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah terjawab.
3) Interpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai
dengan bobot nilai berikut dan jumlahkan nilai
masing-masing jawaban menjadi nilai total.
Ketentuan bobot nilai sebagai berikut:
a) Skore 0 jika keadaan tersebut tidak
ditemukan pada anak.
b) Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-
kadang ditemukan pada anak
c) Skore 2 jika keadaan tersebut sering
ditemukan pada anak.
d) Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada
pada anak.
Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan
anak mengalami GPPH. Jika total skore
kurang 13 tetapi ragu, jadwalkan
pemeriksaan, jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian.
7. Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh Kembang
Anak
Penyimpangan/ gangguan perkembangan pada
anak dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
lingkungan sekitar anak yang juga tingkat kesehatan
dan status gizi disamping pengaruh lingkungan sekitar
anak yang juga merupakan salah satu faktor dominan.
Apabila anak usia 0 – 5 tahun kurang mendapat
stimulasi dan memperlihatkan gejala yang mengarah
kemungkinan ada penyimpangan dan jika anak
tersebut dilakukan intervensi dini secara benar dan
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 125
intensif maka sebagian besar gejala penyimpangan
dapat diatasi dan anak akan tumbuh dan berkembang
normal seperti anak sebaya lainnyauntuk mengkoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya.
Tujuan intervensi dan rujukan dini
perkembangan anak adalah untuk mengkoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya.
Lima tahun pertama kehidupan seorang anak
merupakan ‘jendela kesempatan” dan “masa
keemasan” bagi orang tua dan keluarganya dalam
meletakkan dasar-dasar kesehatan fisik dan mental,
kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian
anak, kemandirian dan kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan sosial budayanya. Apabila anak
terlambat diketahui atau terlambat dilakukan tindakan
koreksi maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini
akan berpengaruh pada kehidupan dan
keberhasilannya.
a. Intervensi dini penyimpangan perkembangan anak
Intervensi dini penyimpangan
perkembangan merupakan tindakan tertentu pada
anak mengalami penyimpangan perkembangan dan
tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau
lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak
126 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian anak.
Tindakan intervensi dini berupa stimulasi
perkembangan terarah yang dilakukan secara
intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi
perkembangan.
b. Rujukan dini penyimpangan perkembangan anak
Rujukan diperlukan jika masalah/
penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan
intervensi dini. Rujukan penyimpangan tumbuh
kembang anak dilakukan secara berjenjang sebagai
berikut: Tingkat keluarga dan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat (orangtua, anggota
keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk
membawa anaknya ke tenaga kesehatan di
Puskesmas dan Rumah Sakit. Orang tua perlu
diingatkan untuk membawa catatan pemantauan
tumbuh kembang yang ada di dalam Buku KIA.
Tingkat Puskesmas Pada rujukan dini, bidan dan
perawat di Posyandu, Pustu termasuk Puskeling
melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang
terdapat pada buku pedoman
Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata
memerlukan penanganan lanjut maka dilakukan
rujukan ke tenaga medis yang ada di Puskesmas
(bidan, perawat, nutrisionis dan tenaga kesehatan
terlatih).
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 127
c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan Puskesmas
Bila kasus penyimpangan tidak dapat
ditangani di Puskesmas atau memerlukan tindakan
khusus maka perlu dirujuk ke Rumah sakit
Kabupaten (tingkat rujukan primer) yang
mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak
dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta
laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostik.
Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan
skunder diharapkan memiliki klinik tumbuh
kembang anak yang didukung oleh tim dokter
spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
THT (Telinga Hidung Tenggorokan), rehabilitasi
medik, fisioterapi, terapi bicara dan sebagainya.
(Sukesi, Setyani, 2016).
Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi pada
Bab IV secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan pendekatan
manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan
keterampilan. Adapun soal yang digunakan untuk latihan
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan
2. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
3. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
4. Menjelaskan Deteksi dini penyimpangan mental emosional
5. Menjelaskan Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
128 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
6. Menjelaskan Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
7. Menjelaskan Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh
Kembang Anak
Ringkasan atau Poin-Poin Penting
1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
3. Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
4. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
5. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
6. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
7. Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 129
C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas dan bekerjasama dalam
kelompok dalam bentuk membuat
makalah tentang deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah.
Dimensi intrapersonalskill yang sesuai:
a. Berpikir kreatif
b. Berpikir kritis
c. Berpikir analitis
d. Berpikir inovatif
e. Mampu mengatur waktu
f. Berargumentasi logis
g. Mandiri
h. Dapat mengatasi stress
i. Memahami keterbatasan diri.
j. Mengumpulkan tugas tepat waktu
k. Kesesuaian topik dengan
pembahasan
Dimensi interpersonalskill yang sesuai:
a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan
c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk
130 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.
Values:
d. Bertanggungjawab
e. Motivasi
f. Dapat mengatasi stress.
2 Ujian Tulis (MCQ) 60%
2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan
memberi contoh deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah dalam tatap muka dan dikusi. Kegiatan diskusi
dilakukan dengan cara membagi kelompok kecil. Setiap
kelompok terdiri dari 8 mahasiswa sehingga terbentuk
5 kelompok. Masing-masing kelompok memiliki 1-2
tema yang terdapat dalam bab ini. Mahasiswa
menyampaikan/ mempresentasikan dan
mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah
dibuat kepada dosen penanggung jawab masing-
masing.
3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 131
1. Sejak kapankah penilaian pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat dilakukan?
A. Sejak usia dini
B. Sejak usia 3 bulan
C. Sejak anak merespon rangsang
D. Sedini mungkin sejak anak dilahirkan.
2. Berikut ini adalah bukan tempat untuk melakukan upaya
deteksi dini, yaitu:
A. Sekolah
B. Orang tua
C. Posyandu
D. lingkungan rumah tangga.
3. Menggunakan instrumen apakah untuk mendeteksi
pertumbuhan anak?
A. TDD
B. TDL
C. KPSP,
D. BB/TB
4. Apakah fungsi Denver II?
A. Menilai tingkat pertumbuhan anak sesuai umur
B. Menilai pertumbuhan anak sejak baru lahir sampai 6
tahun
C. Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan
kelainan pertumbuhan
D. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang
berisiko
5. Penyimpangan/ gangguan perkembangan pada anak
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang dominan
adalah?
A. Status gizi
132 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
B. Pola Asuh
C. Keyakinan
D. Genetik
4. Umpan balik dan Tindak Lanjut
Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini
5. Glosarium
KPSP : Merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para
orangtua dan dipergunakan sebagai
alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk menilai
perkembangan anak usia 0-72 bulan.
DDST. : Merupakan tes psikomotorik dan
salah satu metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak.
IQ : Intelligence Quotients adalah
kemampuan seseorang untuk
menalar, memecahkan masalah,
belajar, memahami gagasan,
berpikir, dan merencanakan sesuatu
Autis : Gangguan perkembangan serius
yang mengganggu kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi.
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 133
Daftar pustaka
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Permenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Antopometri
Anak. Jakarta.
Soetjiningsih dan Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sukesi, Setyani, E. (2016). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
134 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
BUKU AJAR
Pertumbuhan & Perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Buku ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan referensi, yang mendukung
proses belajar mengajar baik untuk dosen maupun mahasiswa, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan serta meningkatkan motivasi
mahasiswa dalam proses belajar mengajar karena disusun secara sistematis
sesuai dengan tujuan pembelajaran.