M
O
V
E
O
N
Berubahlah untuk dirimu sendiri
Dwi Retnowati
PERSEMBAHAN
Teruntuk :
tiga bidadariku tersayang
Dyah Paramartha Prabaningtyas
Trubus Ingariani Kencana
Intan Paramartha Permataningtyas
Jadilah bidadariku di dunia dan akhirat
Kalian adalah alasan untuk aku tetap ada di sini!
Daftar Isi
Halaman Judul 1
Halaman Persembahan 2
Daftar Isi 3
Pengantar Penulis 5
DARI MANA MANUSIA BERASAL ? 7
MAU KEMANA TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA ? 10
IKUTI ALURNYA…NIKMATI PROSESNYA… 16
Setiap kita punya satu peranan yang harus kita mainkan 19
Taklukkan Dirimu 21
Perpanjang Malammu 25
Memayu Hayuning Bawana (Menjaga Keselamatan Dunia) 29
Memayu Hayuning Priyangga (Menjaga Keselamatan Pribadi) 30
Hidup adalah Masalah 33
Sabar 40
Ikhlas 42
Yang Sudah Ya Sudah lah 44
Keep Smile Be Strong 45
Keluarga 45
Off The Record 48
Mengalah Untuk Menang 50
Glow In The Dark 50
Zero to Hero 53
Zero Mind 53
Perbaiki Diri 56
Ruang Kita 59
Gagal Move On 65
Out of The Box 65
Cita-cita 67
Beranikan Dirimu 67
Kelola Waktumu 69
EKSEKUSI DIRI 73
Talk Less, Action More 73
Banyakin Aksi Jangan Cuma Mimpi 74
Mulailah Sekarang 75
Mulai dari Hal Kecil 76
Mulailah dari Diri Sendiri 78
Do The Best 81
Hijrah 81
Delete 85
Keep Sukses 85
Happy Ending 89
Pustaka 89
Penutup 90
Profil Penulis 91
Pengantar Penulis
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Hamba memuji-Mu memohon perlindungan dan
pertolongan-Mu. Hamba berlindung dari keburukan diri hamba
dan keburukan amal-amal perbuatan hamba. Hamba memohon
pertolongan hanya kepada-Mu, memohon hidayah dari Mu.
Berilah hamba petunjuk jalan yang lurus, jalan orang-orang yang
Engkau ridhoi.
Begitu banyak onak dan duri dalam perjalanan hidup ini, namun
tidak menyurutkan usaha untuk selalu dapat melaluinya dengan
baik. Dengan senantiasa berpegang teguh pada petunjukMu,
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menapakinya, berbekal
keimanan, keyakinan, dan semangat berjuang yang tinggi, pasti
semua akan baik-baik saja.
Uraian buku ini sejatinya adalah ungkapan dan curhatan dari
penulis sendiri, yang daripada hanya disimpan di dalam hati,
maka mencoba untuk dituangkan dalam sebuah tulisa. Jadi
sesungguhnya ini adalah nasehat bagi penulis pribadi. Jika bisa
bermanfaat bagi pembaca itu adalah bonus bagi penulis.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada sesuatu yang sempurna.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah. Demikian juga dengan
tulisan di buku ini, masih jauh dari kesempurnaan. Jika ada
kesalahan atau kekurangan mohon dimaafkan.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Cilacap, Juni 2018
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari
suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah
Allah , Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) :
12-14).
“Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan
dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu
dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah.
Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan
sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk
meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan)
empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya,
dan buruk baik (nasibnya).” (HR. Bukhari-Muslim)
DARI MANA MANUSIA BERASAL ?
Ini sudah malam, waktunya rehat dari segala aktivivitas. Pada
saat-saat seperti inilah muncul pikiran-pikiran di luar kegiatan
yang telah dilakukan sepanjang hari. Saatnya untuk merelaksasi
diri, hati dan pikiran. Sekaligus sebagai bahan instropeksi diri
tentang apa yang telah dilakukan sepanjang hari.
Dengan menarik napas panjang kemudian membuangnya
perlahan sambil menikmatinya senikmat mungkin keluarlah
energy negative yang ada pada diri. Pada saat yang sama pikiran
mengembara entah kemana.
Pada ujungnya adalah muncul dua buah pertanyaan. Dari mana
manusia berasal, dan mau kemana sesungguhnya manusia pada
akhirnya ? Dalam khasanah budaya Jawa dikenal dengan istilah ‘
“Sangkan Paraning Dumadi.” Sangkan artinya asal. Paran
maksudnya adalah yang hendak dituju atau tujuan. Dumadi yang
dimaksud adalah manusia. Yang makna secara keseluruhan
kurang lebihnya adalah dari mana manusia berasal dan mau
kemana manusia itu pada akhirnya.
Seperti yang sering kita dengar dalam kajian-kajian Islami
diterangkan bahwa sesungguhnya manusia itu berasal dari
setetes air. Setetes air yang menjijikkan. Air mani.
Jika asalnya saja dari setetes air yang menjijikkan, maka tidak
selayaknyalah jika manusia menyombongkan dirinya. Dari
setetes air menjijikkan kemudian atas Kuasa Tuhan menjadi
seperti ini. Sudah seharusnya hal ini menjadi pengingat pada diri
untuk senantiasa bersyukur atas segala karunia, nikmat, dan
masih banyak lagi. Jadikan ini sebagai hal untuk menambah
keimanan dan keyakinan untuk senantiasa tunduk atas
KuasaNya.
“Dan dari air, kami jadikan segala segala sesuatu yang hidup
maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?” (QS. 21: 30)
Jadi, manusia itu diciptakan dari air mani. Air yang menjijikkan.
Dari sebuah air yang menjijikkan ini tidak sepatutnya jika
manusia itu sombong.
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia berasal dari
keturunan Adam ‘alaihissalam. Yang sudah banyak kita ketahui
bahwa nabi Adam ‘alaihiwassalam diciptakan dari tanah. Nabi
Adam yang beristrikan Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk
Adam ‘alaihiwassalam yang kemudian beranak pinak.
Nabi Adam ‘alaihiwassalam sebagai manusia pertama diciptakan
dari tanah. Artinya, manusia itu awal mulanya dari tanah. Dari
tanah manusia berasal, kemudian hidup di atas tanah dengan
berbagai aktivitasnya, yang pada akhirnya manusia itu akan
kembali ke tanah juga. Manusia ketika sudah mati akan kembali
ke tanah sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
Manusia berasal dari unsur yang sama dan kembali ke tempat
yang sama. Ini artinya bahwa hakekatnya manusia itu sama. Jadi
tidak semestinya jika manusia itu menyombongkan diri. Manusia
tetaplah manusia, masih banyak kesalahan dan kekurangan.
Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah
milik Sang Pencipta, Allah Yang Maha Sempurna.
Surat Al-‘Ankabut Ayat 57
Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”.
MAU KEMANA
TUJUAN AKHIR HIDUP MANUSIA ?
Dari setetes air mani kemudian atas KuasaNya menjadi sebuah
embrio yang kemudian menjadi janin. Selama 9 bulan 10 hari
janin menghuni di rahim ibu. Dengan penuh perjuangan seorang
ibu mengandungnya. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyaman.
Kemanapun ibu pergi dan apapun aktivitas seorang ibu janin
selalu mengikutinya. Hal itu bukanlah keadaan yang mudah.
Penuh perjuangan untuk tetap bisa beraktivitas walau dalam
kondisi sedang hamil. Dia tidak hanya menjaga dirinya, akan
tetapi yang lebih penting adalah menjaga yang ada didalam
perutnya. Apakah kondisi seperti ini tidak menggugahmu untuk
semakin kamu sayang pada ibumu ?
Firman Allah dalam QS Al-Ahqaf ayat 15 yang artinya “ Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang tua ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. “
Begitu susah payahnya seorang ibu mengandung, hingga suatu
ketika sahabat nabi menceritakan sebuah kisah seseorang yang
menanyakan kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam
tentang kepada siapa seorang anak harus berbakti.
Abu Hurairah radhiyallahu”anhu bercerita : “Seseorang datang
kepada Rasullullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “
Wahai Rasullullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama
kali?” Nabi shalallahu’alaihi wasallam menjawab, ”Ibumu.” Orang
tersebut ternyata kembali, “Kemudian siapa lagi?” Beliau
menjawab, “Ibumu!” Orang tersebut bertanya kembali, “
Kemudian siapa lagi?” Nabi shalallahu’alaihi wasallam menjawab
,” Kemudian ayahmu .”
Begitu tingginya kedudukan seorang ibu hingga Rasullullah
shalallahu’alaihi wasallam menyebutnya tiga kali baru kemudian
yang keempat adalah ayah. Artinya pengorbanan seorang ibu
yang begitu luar biasa mendapatkan tempat tertinggi untuk
tempat berbakti anak-anaknya. Ibumu melahirkanmu dengan
taruhan jiwa dan raga. Tidak tanggung-tanggung, nyawanya
dipertaruhkan demi melahirkanmu. Oleh karena itu Rashulullah
shalallahu’alaihi wa sallam menempatkan kedudukan seorang
ibu nomer satu baru setelahnya adalah ayah.
Ini bukan berarti ayah tidak berarti. Ayah juga begitu besar
pengorbanannya untuk dirimu. Bekerja sekuat tenaga, siang
dijadikan malam, malam dijadikan siang, kaki buat kepala, kepala
buat kaki, hanya demi memberikan kehidupan yang baik bagi
keluarganya. Terlebih lagi untuk anak-anaknya. Apapun
permintaan anak, selama dia mampu dan itu baik bagi anak, dia
pasti akan memberikannya. Bahkan yang sering terjadi, apalagi
pada keluarga dengan ekonomi pas-pasan bahkan kurang, adalah
mengenyampingkan kebutuhannya sendiri demi bisa memenuhi
kebutuhan anaknya.
Itulah, Nak…pengorbanan kedua orang tuamu kepadamu. Tak
bisa dihitung dengan harta benda, bahkan nyawanya pun mereka
pertaruhkan demi kamu. Tidak ada satu pun orang tua di dunia
ini yang menginginkan anaknya tidak bahagia. Semua orang tua
menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bahkan seorang
bandit pun tidak ingin anaknya menjadi bandit seperti dia. Pasti
dia akan berkata, ”Biarlah, Nak, cukup aku saja yang begini, kamu
jangan.” Orang tua menginginkan anak keturunannya lebih baik
dari dia sendiri. Setidaknya mereka menginginkan anaknya
selangkah lebih maju dari mereka.
Jika kamu merasa sebagai anak yang berbakti, sudahkah kalian
berbakti kepada ibumu melebihi dari yang lainnya ? Jika belum,
maka cobalah untuk bisa memahami kondisi dan pengorbanan
ibumu saat beliau mengandungmu dan melahirkanmu.
Mengandungmu selama Sembilan bulan sepuluh hari, sungguh
bukan suatu keadaan yang mudah. Kalau bukan karena
sayangnya beliau kepadamu, pastilah beliau akan mengeluh
setiap hari. Apalagi saat melahirkanmu. Dipertaruhkannya jiwa
dan raganya demi untukmu. Sakitnya melahirkanmu yang luar
biasa tidaklah dia hiraukan. Dia hanya ingin kamu lahir dengan
selamat. Perjuangan antara hidup dan mati. Sakitnya
melahirkanmu terbayar dengan tangisan pertamamu.
Hari demi hari dilaluinya dengan penuh kesabaran dan
kesenangan merawat dan membesarkanmu. Melihat kamu
tumbuh dan berkembang amatlah menyenangkan. Rasa lelah,
capek, repot, tidak beliau hiraukan. Semuanya dilakukannya
dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang diatas dasar
keikhlasan.
Begitulah pengorbanan, perjuangan, dan kasih sayang seorang
ibu kepadamu amatlah luar biasa. Jangan kecewakan ibumu
dengan akhlakmu yang tidak berkenan pada beliau. Buatlah
ibumu ayahmu dan keluargamu tersenyum dengan akhlak
muliamu. Raihlah ridhoNya melalui orang tuamu. Karena ridho
Allah ada pada ridhonya kedua orang tuamu dan murka Allah
juga ada pada murkanya kedua orang tuamu.
Dari Abdullah bin ‘Amru radhiallahu’anhuma, ia berkata,
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, yang artinya
“Ridha Allah tergantung pada ridha orangtua dan murka Allah
tergantung pada murka orang tua“ (Hasan. At-Tirmidzi : 1899,
HR. al-Hakim : 7246, ath-Kabiir : 1436, al-Bazzar : 2394).
Oleh karena itu, wajib bagimu untuk selalu berusaha membuat
orang tuamu ridha. Hindari melakukan segala sesuatu yang
memancing kemarahan kedua orang tua. Baktimu kepada kedua
orang tuamu merupakan sebab ridhanya Allah kepadamu.
Keridaan orang tua wajib kamu jadikan prioritas. Ridha orang
tua merupakan sebab terkabulnya doa dan permintaanmu
kepadaNya.
Jadilah pribadi yang membanggakan. Buatlah orang-orang yang
menyayangimu tersenyum. Senyumnya adalah doa untukmu. Itu
yang akan mengantarkanmu kedalam kebahagiaan yang hakiki.
Hidupmu bukanlah hanya saat ini saja. Tidak hanya kini saja
terlebih adalah kehidupan nanti. Kehidupan hakiki di alam sana
nanti. Karena, tujuan hidup yang sesungguhnya bukanlah kini
akan tetapi nanti. Masih ada kehidupan selanjutnya yang kekal
abadi setelah kini.Kehidupan kini hanyalah sebentarsaja.Ibarat
orang yang sedang mengadakan perjalanan jauh, hidup ini
hanyalah mampir numpang minum saja.Dalam perkataan orang
Jawa dikatakan “urip iku mung mampir ngombe.” Maksudnya
bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar. Tidak lama. Ibarat
orang yang bepergian jauh, dia hanya singgah sebentar di suatu
tempat untuk numpang minum. Maksudnya, lamanya perjalanan
menuju tujuan dibandingkan dengan persinggahannya untuk
numpang minum itu tidak sebanding. Masih lama perjalanannya
daripada persinggahannya, beristirahat sejenak untuk numpang
minum. Artinya, hidup di dunia ini hanya sebentar. Yang lama,
kekal, dan abadi adalah hidup di alam sana. Alam setelah
kematian.
Pertanyaannya adalah : sudahkah kita menyiapkan bekal yang
cukup untuk pejalanan yang panjang, lama, kekal dan abadi
nanti?
Untuk itu isi sisa hidup dengan kebermanfaatan. Manfaat untuk
kini dan nanti. Jangan sia-siakan waktumu. Kita tidak akan
pernah bisa memutar waktu kembali. Setiap detik dalam
hidupmu sangatlah berarti. Akan kau isi dengan apa detik demi
detikmu itu menentukan masa depanmu nanti. Masa depan
dunia maupun akherat. So…tetap semangat…isi harimu dengan
kemanfaatan !!
Ingat…! Hidupmu kini untuk nanti.
Pada hakekatnya semua yang hidup akan mati. Seperti dalam
firman Allah QS. Ali Imran/3: 185, al-Anbiya’/21:35 dan
al-Ankabut/29:57 yang artinya “Setiap yang bernyawa akan
mati.”
Artinya tujuan akhir hidup manusia adalah kembali kepada Sang
Penciptanya.
Dari tidak ada menjadi ada dan dari ada akhirnya kembali ke
tidak ada. Itulah “Sangkan Paraning Dumadi,” dari mana manusia
berasal, dan akan ke mana tujuan akhirnya. Dari Sang Pencipta
dan akan kembali menghadap kepadaNya.
“Dan
tiada sehelai daun pun
yang gugur
melainkan
Dia mengetahuinya”
(Al-An’aam: 59)
IKUTI ALURNYA…
NIKMATI PROSESNYA…
Dunia ini panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Ada peran wajar
Dan ada peran berpura-pura
Setiap kita
Punya satua peranan
Yang harus kita mainkan
Seperti kata Koes Plus, dunia ini adalah panggung sandiwara.
Dunia adalah rangkaian cerita. Skenarionya adalah Tuhan.
Pemain utamanya adalah kita sendiri. Pemeran yang baik harus
bisa menghayati dan bisa memerankan apapun perannya. Setiap
pemain punya perannya sendiri-sendiri. Seperti halnya kita juga
punya peran sendiri-sendiri yang harus bisa kita mainkan. Tidak
perlu iri dengan peran orang lain. Lakonkan saja peran kita
dengan baik. Nikmati setiap peran yang kita mainkan. Ikuti
skenarionya. Optimis, yakin, bahwa Tuhan adalah penulis
scenario terbaik. Berharap saja bahwa setiap peran yang kita
mainkan berakhir happy ending. Adapun jika harus berakhir
sad ending, syukuri saja bahwa itu adalah takdir yang harus
kamu terima. Tuhan pasti punya alasan sendiri mengapa ending
yang kamu terima tidak seperti yang kamu harapkan. Tuhan
punya rencana lain yang lebih indah dari yang kamu pikirkan.
Tuhan punya tujuan tersendiri yang tidak kamu tahu. Pasti
semua demi kebaikkan kamu sendiri.
Ikuti saja apapun peran yang sedang kamu maikan. Nikmati
perannya. Pasti kamu akan merasa asyiknya memainkan peran.
Semua adalah proses yang harus kamu jalani. Tidak ada
sesuatupun hidup di dunia ini tanpa adanya suatu proses.
Apapun itu pasti ada prosesnya. Tidak perlu melawan proses,
apalagi menghindari proses. Jalani saja, nikmati saja. Semua akan
kamu temukan jawaban dari sebuah proses yang kamu jalani.
Cerita hidup mudah sekali berubah. Jika kamu tidak siap dengan
perubahan itu, maka hatimu yang akan dipermainkan oleh
perasaanmu sendiri. Alhasil galau akan selalu menghantuimu.
Hati-hati dengan hatimu. Salah memanagemen akan berakibat
fatal bagi kamu sendiri. Jangan sampai perasaan akan
mengalahkan pikiranmu. Logika harus tetap siaga. Segalau
apapun jika logika kamu masih bisa jalan, semua akan
aman-aman saja. Kendalikan pikiran jangan sampai terkalahkan
oleh perasaan.
Peran apapun yang kamu temui, peran pura-pura, peran wajar,
ataupun peran tersulit sekalipun, jika kamu menyadari bahwa itu
skenario Tuhan yang kamu temui atau maikan semua akan
baik-baik saja.
Yang perlu kamu sadari sepenuhnya adalah ada Tuhan yang
selalu ada bersama kamu. Tuhan Maha Tahu. Tuhan Maha
Pengatur. Tuhan Maha Pelindung. Setiap peran yang kamu
mainkan adalah ada peran Tuhan didalamnya, ada kehendak
Tuhan di sana.
Enjoy aja bro….keep calm….
“Kamu adalah
umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang mungkar,
dan beriman kepada Allah.”
(QS. Ali Imran: 110)
Setiap kita punya satu peranan
yang harus kita mainkan
Siapa penulis skenario terbaik? Allah adalah penulis skenario
terbaik. Siapa pemain skenario tersebut? Kita: aku, kamu, dia
adalah pemain-pemain skenario Tuhan. Apa peran kita dalam
skenario tersebut? Jawabnya adalah tidak tahu. Itu menjadi
rahasia Tuhan, kita hanyalah memerankannya saja.
Yuuukkk… mainkan peran kita. Ikuti alurnya jangan lupa nikmati
prosesnya. Kamu pasti akan merasakan indahnya berperan.
Asyiknya bermain. Enjoykan dirimu tuk bisa nikmati semua itu.
Pemeran yang sukses adalah dia yang bisa merasakan nikmatnya
acting yang membuat dirinya menjadi puas atas hasil usahanya
yang berujung pada happy ending.
Tidak perlu bersandiwara. Sandiwara hanya akan menjebakmu
kedalam alur cerita yang rumit. Perankan saja sesuai skenario.
Sutradara pasti punya tujuan atas scenario yang ia buat. Allah
adalah sebaik-baik penulis scenario. Kamu adalah tokoh
utamanya. Allah punya tujuan kenapa kamu harus memerankan
cerita yang harus kamu mainkan. Jadi, tidak perlu mengeluh akan
peran yang harus kamu jalani. Semua akan indah pada waktunya.
Pada saatnya nanti kamu akan tahu makna dari setiap lakon yang
kamu jalani.
“Barang siapa yang berjihad,
maka
sesungguhnya
jihadnya itu
adalah
untuk dirinya sendiri.”
(QS. Al-Ankabuut: 6)
Jihad yang paling besar
adalah
jihad melawan hawa nafsunya sendiri
TAKLUKAN DIRIMU
Tak terasa pengembaraan anganku ternyata membawaku kealam
mimpi. Entah sampai jam berapa aku sendiri tidak begitu
memperhatikan. Yang jelas kantukku sudah tidak dapat ditolerir
lagi.Sampai pada akhrnya terbangun kembali. Melihat jam di hp
ternyata jam 03.00.WIB saatnya bangun untuk menunaikan
sholat tahajud diteruskan dengan wirid, dzikir dan baca Al-Quran
sampai menjelang subuh.
Sengaja tidak tidur kembali untuk sekaligus menunaikan sholat
Subuh.
Menciptakan kebiasaan bangun seperti ini memang pada
awalnya sulit.Akan tetapi perlahan-lahan karena dibiasakan
maka akhirnya seperti alarm. Ya, persis jam alarm yang berbunyi
jam berapa disetelnya. Sudah menjadi otomatis pada jam
tersebut pasti terbangun. Permasalahan selanjutnya adalah mau
terus bangun apa tiduran dulu ?
Yang tidak kalah penting menentukan mood. Bagaimana
moodmu saat itu menentukan kegiatan kamu selanjutnya.
Namanya juga manusia. Moodnya pasti naik turun. Itu artinya
kamu masih normal. Masih manusia biasa. Tinggal bagaimana
kamu sendiri yang harus mensiasati. Terutama ketika bad mood.
Ketika moodmu lagi menjauh.
Pertanyaan selanjutnya adalah kalah atau menang.
Mampukah kamu mengalahkan ‘bad mood’ mu? Jika mampu
mengalahkan itu artinya kamu menang. Sebaliknya jika kamu
tidak mampu mengalahkan bad moodmu itu artinya kamu kalah.
Artinya, kamu belum mampu menaklukkan dirimu sendiri.
Jangan lupa juga peran dari syaiton juga ada di dalamnya lho ya.
Tanpa kamu sadari ada yang membisikkan hal yang tidak baik
agar kamu tidak melakukan kebaikkan. Makanya kamu harus
berani melawannya. Jika kamu terbuai oleh rayuannya hancurlah
semua mimpimu. Tekad untuk mengisi kebaikkan menjadi
melemah dan akhirnya kamu kalah. Bentengi dirimu dengan doa.
Awali setiap kegiatan dengan menyebut namaNya mohon
perlindungan dari godaan syaiton yang terkutuk. Minimalnya
awali dengan bacaan basmallah. Setiap kegiatan yang tidak
diawali dengan basmallah maka akan sia-sialah amal
perbuatannya, karena tidak mendapatkan ridhoNya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘anhu, Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “ Setiap perkara yang tidak
dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim, amalan terputus
berkahnya .“ ( HR. Al-Khatib ).
Taklukan dirimu untuk selalu melakukan kebaikkan dengan
mengatasnamakan Allah. Dengan demikian hatimu akan tunduk
kepadaNya. Setiap aktivitasmu akan manfaat dunia akherat. Itu
adalah bekalmu di kemudian hari. Bekal hidupmu kelak setelah
dari dunia fana ini.
Engkau akan menjadi pemenang. Memenangkan dirimu sendiri.
Sejatinya menaklukkan diri sendiri itu jauh lebih sulit. Butuh
perjuangan yang amat dahsyat. Menaklukkan ego diri sendiri
adalah bagian dari jihad, bahkan tergolong jihad yang paling
berat. Seperti yang diterangkan dalam hadits shahih yang
diriwayatkan oleh Ibnu An-Najjar dari Abu Dzarr Radhiyalluha
anhu bahwa jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad
melawan dirinya dan hawa nafsunya.
Bangkitlah untuk bisa menaklukkan dirimu sendiri. Jika dirimu
sendiri saja tidak bisa menaklukkan kamu, mana mungkin orang
lain akan bisa menaklukkanmu. Jika kamu tidak bisa takluk,
maka yang ada dalam hatimu hanyalah kesombongan belaka.
Sungguh orang-orag yang menyombongkan diri tergolong pada
golongan orang-orang yang merugi.
Tundukkan hati dan jiwamu hanya kepada Allah semata.
Takluklah hanya kepada Allah. Tidak ada penguasa selain Allah.
Hati dan jiwamu pun kamu persembahkan hanya kepada Allah.
Tidak ada Tuhan selain Allah yang patut kamu sembah, tidak ada
hal yang kamu tunduki dan takluki selain Allah azza wa jalla.
“Allah Subhanahu wa Ta’ala
turun ke langit dunia
setiap malam,
ketika tersisa sepertiga malam terakhir.
Kemudian Allah berfirman:
“Siapa
Yang berdoa kepadaKu
akan Aku ijabah doanya,
siapa yang meminta-Ku
akan Aku beri dia,
dan
siapa yang meminta ampunan kepada_Ku
akan Aku ampuni dia.”
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan lainnya)
Perpanjang Malammu
Sehari semalam ada 24 jam. Menurut perhitungan dokter,
kebutuhan tidur orang dewasa yang sehat adalah 8 jam. Artinya,
sepertiga dari waktu yang tersedia itu digunakan untuk tidur.
Lebih banyak waktu yang digunakan untuk aktivitas. Artinya
waktu tidur lebih pendek dari waktu untuk berbagai
kegiatan..waktu tidur yang efektif adalah tidur di waktu malam
hari. Waktu malammu sudah berkurang digunakan untuk tidur.
Perhitungan matematisnya, waktu malammu lebih pendek dari
waktu siangmu. Pertanyaannya adalah, bisakah waktu malammu
yang pendek itu diperpanjang? Kalian pasti sudah tau
jawabannya. Kamu jawab apa ? Bisa, gitu kan.
Ya. Memang betul. Jawabannya bisa. Waktu malam bisa
diperpanjang. Tapi awas, jangan salah paham. Jangan salah
paham dengan cara yang digunakan untuk memperpanjangnya.
Menurut kamu bagaimana cara memperpanjang waktu
malammu ? Tidur…, gitu…? Itu mungkin saja, bisa saja.
Pemikiran sederhananya memang seperti itu. Semakin banyak
waktu tidur, semakin terasa panjang malam hari. Tapi, apakah
mau dibuat sesederhana itu ? Tidak. Tidak sesederhana itu jika
memang kamu menginginkan sesuatu yang lebih.
Bagaimana cara memperpanjang malam yang pendek karena
telah banyak dikurangi oleh waktu untuk tidur?
Cara yang cerdas untuk memperpanjang malam adalah dengan
melakukan sholat malam atau tahajud. Apalagi jika memilih
waktu di sepertiga malam terakhir. Waktu ini merupakan waktu
terbaik untuk melakukukan sholat tahajud. Setelah sholat
tahajud dilanjutkan dengan wirid dan dzikir. Jadi
memperpanjang malam hanya secara rasa saja. Malam terasa
panjang karena kamu gunakan untuk bangun melakukan akivitas
tahajud dan dzikir. Di sinilah akan terasa nikmatnya malam.
Karena asyiknya terkadang sampai lupa ternyata telah
menghabiskan waktu malamnya. Waktu malam yang begitu
pendek terasa panjang dan lama. Hingga tak terasa fajar pagi
telah menyingsing. Komunikasi langsung dengan Sang Khalik
yang terasa nikmat ini akan merefresh diri kamu. Hati, pikiran,
jiwa akan terasa fresh. Segala beban hidup terasa ringan.
Segalanya diserahkan kepada Sang Khalik. Manusia hanya
berusaha, Allah lah yang akan menentukan. Allahlah scenario
kehidupan. Kita sebagai peran utamanya, kewajiban kita adalah
melakukan yang terbaik, sedangkan hasilnya terserah Allah yang
akan menentukan.
Ketika sesorang melakukan sholat tahajud, sesungguhnya dia
sedang mencerdaskan emosionalnya, mencerdaskan
keimananya. Berawal dari sini yang akan membawa kita kedalam
kehidupan yang cerdas segalanya. Tidak hanya cerdas otaknya
saja, akan tetapi lebih dari itu. Perilaku ini akan membuat
manusia menjadi cerdas otaknya, hatinya, perbuatannya, dan
keimanannya.
Pada awalnya untuk bisa membiasakan diri melakukan bangun
malam untuk melakukan sholat malam dilanjutkan wirid dan
dzikir, bukanlah perkara mudah. Perlu adanya niat yang kuat
ditunjang dengan pembiasaan diri. Sekali, dua kali, tiga kali pasti
terasa berat. Lambat laun kalau sudah terbiasa akan terasa
ringan dan biasa-biasa saja. Bahkan lama-lama akan tumbuh rasa
ada sesuatu yang kurang jika belum melaksanaknnya. Menjadi
kebiasaan, bahkan bisa menjadi ketergantungan. Jika kondisi
seperti ini sudah tercipta pada diri kita, Allahu Akbar,
bersyukurlah.Allah telah menuntunmu ke jalan yang lurus. Allah
telah memberimu hidayah. Syukuri, nikmati. Jika bisa perluas ke
sekelilingmu. Bapak, ibu, adik, kakak, keponakan, saudara,
tetangga, teman, dan kepada siapapun yang kamu kenal.
Bisa anda bayangkan seandainya setiap pribadi punya arahan
kearah sana. Sungguh akan terjadi suatu kondisi yang luar biasa.
Pribadi-pribadi yang unggul secara lahir maupun batin akan
terbentuk. Keluarga yang sakinah, mawadah, warokhmah yang
terwujud. Masyarakat dan generasi-generasi rabbani akan
terbentuk. Negeri yang aman, nyaman, tentram, dan damai pasti
akan terwujud. Wallahualam bi sawwab.
“Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negri akherat,
dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu
dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat berbuat kerusakan
di(muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS. Al-Qashash : 77)
“MEMAYU HAYUNING BAWANA”
( MENJAGA KESELAMATAN DUNIA )
Pada dasarnya manusia hadir di dunia adalah sebagai khalifah.
Khalifatullah. Tugas utamanya adalah menjaga keselamatan
dunia. Dunia yang sudah tertata dengan begitu rapid an indahnya
merupakan karunia Tuhan yang luar biasa. Hamparan laut,
gunung, lembah, ngarai, matahari, bulan dan bintang-bintang
tersusun begitu dahsyatnya. Alam semesta dan seisinya yang
terhampar begitu luas dan mempesona akan punah jika tidak
dijaga. Manusia sebagai khalifatullah berkewajiban untuk
menjaga kelestarian alam agar dunia seisinya itu selamat.
Firman Allah Q.S.Luqman : 10, yang artinya “Dia (Allah)
menciptakan beberapa (lapis) langit tanpa tiang (penyangga)
yang kami lihat, dan meletakkan gunung-gunung di bumi supaya
jangan bergoyang-goyang bersama kamu”.
Pada Q.S. Yasin : 38, yang artinya “Dan matahri berputar pada
sumbunya, demikian ketentuan (aturan Allah) Yang Maha
Perkasa Lagi Maha Mengetahui”.
Q.S. Yunus : 5, yang artinya : “Dia menjadikan matahari bersinar
dan bulan bercahaya, serta mengatur (sinarnya) pada beberapa
tempat, supaya kamu nengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (masa); Allah tidak menciptakan yang demikian it u,
melainkan dengan kebenaran.”
Dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang penciptaan alam
semesta beserta isinya. Alangkah sayangnya jika yang sudah
terhampar indah ini akan rusak oleh tangan manusia. Jadi,
sejatinya Tuhan mengirim manusia ke dunia adalah utnuk
menjaga keselamatan dunia seisinya. Karena, sebetulnya kita itu
dari alam dan akan kembali ke alam. Artinya, bagaimana sikap
kita kepada alam akan berbanding lurus dengan sikap alam
kepada kita juga. Bancana alam yang terjadi yang menimpa
manusia itu sejatinya juga karena ulah manusia itu sendiri. Jika
manusia merawat, menjaga, dan bersahabat dengan alam, maka,
alam pun akan menjaga, merawat, dan bersahabat dengan
manusia.
Memayu hayuning bawana atau menjaga keselamatan dunia
merupakan kewajiban manusia sebagai khalifatullah. Menjaga
keselamatan dunia berarti juga menjaga keselamatan manusia
itu sendiri. Pada titik akhirnya adalah tidak hanya selamat secara
duniawi saja akan tetapi juga selamat akheratnya. Artinya, dalam
menjaga keselamatan dunia tetap berpegang teguh pada
ketentuan-ketentuan Allah agar bisa selamat dunia dan akherat.
Sehingga satu-satunya doa yang setiap saat kita lantunkan adalah
“Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikkan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah
2 : 201)
Selamatkan dunia dari segala bentuk angkara murka agar kamu
selamat di dunia dan akherat.
“Memayu Hayuning Priyangga” (Menjaga Keselamatan Diri)
Terinspirasi dari kalimat "Memayu Hayuning Bawana”,
terbersit dalam pikiranku kalimat yang juga merupakan inspirasi
untuk dijadikan pedoman hidup. Kalimat indah itu adalah
memayu hayuning priyangga. Semakna dengan kalimat
induknya. Memayu hayuning priyangga artinya adalah menjaga
keselamatan diri sendiri. Siapa yang akan menjaga diri kita kalau
bukan diri kita sendiri. Menjaga dari segala hal yang merugikan
diri kita sendiri. Apapun itu. Dari segala posisi, dari segala segi,
dari segala keadaan.
Banyak hal yang membuat kita menjadi lupa.Lupa diri.Lupa
bahwa ada kehidupan nanti setelah hidup ini.Kunci
pengendalinya hanyalah hati yang senantiasa ‘eling’ (ingat) dan
waspada. Ingat akan adanya Tuhan. Ingat akan adanya mati. Ingat
akan adanya pertanggungjawaban setelah mati. Sehingga akan
menuntun setiap perilaku untuk senantiasa waspada. Waspada
terhadap setiap ucapan, tindakan, yang bisa menjatuhkan kita
kedalam jurang kenistaan.
Bukan terhadang oleh gunung yang membuat kita jatuh. Kerikil
kecil yang membuat kita terhuyung.
Masalah yang besar mungkin bisa kta hadapi, bisa kita
selesaikan. Kita bisa kuat menghadapi masalah yang besar.
Namun, jangan remehkan masalah kecil. Justru masalah kecil ini
yang tidak jarang justru membuat langkah kita terhuyung.
Artinya, jangan menganggap sepele sebuah masalah. Sekecil
apapun masalah perlu kecermatan dalam menyelesaikannya.
Minimalisir hal-hal yang memicu permasalahan, sehingga kita
juga terhindar dari masalah. Dengan demikian memeyu hayuning
priyangga atau menjaga keselamatan diri akan tercapai. Tapi
ingat satu hal, jangan sekali-kali lari dari masalah. Hanya
pecundanglah yang melakukan hal itu. Jangan menjadi
pecundang. Hadapi setiap permasalahan yang ada. Selesaikan
dengan bijaksana, dengan berbagai cara. Bersabar atas setiap
keadaan yang ada. Optimis disetiap langkah yang dipilih.
Semuanya pasti akan baik-baik saja.
“…Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian,
Hingga
Kalian kembali kepada ajaran agama kalian.”
(HR. Abu Dawud dan dikuatkan oleh
Ibnu Taimiyah, asy-Syaukani dan al-Albani)
**Jangan terpuruk di saat situasi terburuk**
Hidup adalah Masalah
Kita ada karena ada masalah. Masalah antara ibu dan bapak kita
yang saling jatuh cinta.Dari situlah akhirnya ada kita. Artinya, jika
hidup kita ada atau penuh dengan masalah, mestinya sudah
bukan hal yang aneh. Tidak perlu heran atau pun bingung.
Selama kita masih hidup pasti akan selalu bergelut dengan
masalah. Nikmati saja, hadapi saja. Ambil positifnya saja. Dari
masalah itulah kita menjadi dewasa. Kita banyak belajar dari
masalah yang ada. Alhasil menjadi pribadi yang semakin dewasa,
arif, dan bijaksana.
Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Setiap
masalah pasti ada penyelesaiannya. Sabar, tawaka,l, doa, pasrah,
dan ikhlas itu adalah kunci menghadapinya. Tetep semangat
apapun masalahnya. Energi positif itulah yang akan membawa
kamu menjadi kuat. Kamu yang harus bisa menguatkan diri
kamu sendiri. Hanya pribadi dan jiwa yang kuatlah yang mampu
menyelesaikan masalah dengan baik.
Firman Allah Q.S. Ali Imran : 146, yang artinya “Dan Allah
mencintai orang-orang yang sabar.”
An-Nahl : 98, yang artinya : “ Dan sesungguhnya kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”
Dahsyatnya sabar sungguh luar biasa. Orang yang senantiasa
bersabar dalam keadaan apapun dia akan mendapatkan berbagai
keuntungan di luar perkiraan. Selain masalah terselesaikan
dengan baik, bonusnya juga dicintai Allah dan mendapatkan
pahala dan balasan yang luar biasa.
Q.S. ath-Thalaq : 21, yang artinya “Barang siapa yang bertaqwa
kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
Q.S. ath-Thalaq : 4, yang artinya : “ Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.”
Q,S, ath-Thalaq : 5, yang artinya :”Dan siapa yang bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan menutupi
kesalahan-kesalahannya, dan akan melipatgandakan pahala
baginya.”
Jelas sekali bahwa Allah akan menolong setiap permasalahan
yang kita hadapi jika kita senanantiasa bertakwa.
Jangan lupa untuk selalu berdoa.Allah adalah sebaik-baik tempat
meminta.Muara dan akhir dari segalanya adalah Allah.
Tumpahkan seluruh keluh kesahmu kepadaNya.Lantunkan
segala permintaanmu kepadaNya. Menangislah di hadapanNya.
Sebaik-baik penolong adalah Allah. Memohonlah kepadaNya.
Niscaya Allah akan memberikan pertolongan dan mengabulkan
permintaanmu.
Q.S. An-Naml : 62, yang artinya “Siapa yang memperkenankan
[doa] orang yang mengalami kesulitan dan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping
Allah SWT ada Tuhan (yang lain)?, amat sedikitlah kamu
mengingat-Nya”
Jangan sombong, jangan merasa bahwa diri kita sudah baik
kemudian tidak pernah meminta atau berdoa kepada Allah. Atau,
kita berdoa pada saat kita dirundung masalah saja. Manusia
adalah mahluk yang lemah. Bisa menjadi kuat karena
pertolongan Allah.Sehingga tidak sepatutnya jika manusia
menyombong diri kemudian lupa berdoa. Doa adalah ibadah. Doa
adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah.
Doa juga bentuk kepasrahan kita kepada Allah. Pasrah akan
segala keadaan yang menimpa kita. Dalam keadaan baik maupun
buruk. Pasrah akan segala jalan yang mesti kita tempuh.
Termasuk masalah-masalah yang kita hadapi. Segala bentuk
masalah adalah ujian Allah kepada makhluknya.Allah ingin tahu
seberapa besar usaha, sabar, ikhlas dan kepasrahan makhluknya
kepadaNya. Kepasrahan dan keikhlasan ini akan membuat hati
manusia menjadi tentram.
Allah SWT berfirman, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”( QS.
Ar Ra’du : 28).
Ketentraman hati inilah yang menjadikan manusia menjadi kuat
menghadapi segala masalah yang ada.Karena, pada dasarnya
setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Selama manusia tidak
berputus asa atas segala masalah yang menimpanya, pasti Allah
akan menunjukkan jalan keluarnya.
Selama manusia masih hidup, selama itu pulalah masalah akan
terus ada. Ada masalah itu pertanda kita masih hidup. Ada hidup,
ada masalah. Hadapi masalah, selesaikan dengan baik, jangan
jadi pecundang. Sabar, tabah, ikhtiyar, doa, ikhlas, dan pasrah
adalah kuncinya. Apapun masalahnya tetap semangat dan
optimis. Semua akan baik-baik saja.Karena pada dasarnya dibalik
kesulitan terdapat kemudahan. Dibalik masalah pasti ada jalan
keluarnya. Yakin lah !
Q.S. Al-Baqarah: 286, yang artinya ‘Allah tidak akan membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.’
Tidak ada beban atau permasalahan yang besar dan berat.Setiap
permasalahan atau beban sudah ada ukurannya.Setiap orang
punya ukurannya sendiri-sendiri. Jangan menganggap
permasalahan atau beban yang kamu hadapi itu berat. Yakin dan
optimis bahwa kamu bisa melaluinya dengan baik. Bersabarlah
untuk setiap permasalahan atau beban yang kamu hadapi.
QS. Alam Nasyroh: 5, yang artinya, ”Karena sesungguhmya
sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan.”
Tidak ada permasalahan yang tidak ada jalan keluarnya.Setiap
permasalahan ada jalan keluarmya. PR kamu adalah temukan
jalan keluarnya dengan bersabar.
Jadikan masalah yang kamu hadapi itu sebagai ujian.Ujian untuk
kamu bisa naik kelas, naik tingkat.Jika kamu berhasil melaluinya
kamu akan naik tingkat, naik kelas. Setidaknya adalah naik
tingkat kesabarannya, kedewasaanya, pengalamannya, dan
kepribadiannya.
Tidak ada kenaikkan kelas tanpa ujian. Hanya orang-orang yang
senantiasa tawakal dan sabar lah yang akan mampu
menyelesaikan setiap soal ujian yang dihadapinya. Dialah yang
akan menang.
KETEGARANMU TIDAK BIASA
Allah tahu ketegaranmu tidak biasa.
Allah tahu pundakmu kuat menaggung beban.
Dari itulah Allah menitipkan masalah padamu.
Manusia itu lemah
Allah lah yang menguatkan
Allah tahu seberapa besar kemampuanmu. Allah tahu seberapa
besar kekuatanmu. Karena Allah tahu bahwa kamu kuat dan
mampu makanya Dia menitipkan ujian untukmu. Allah tahu
kamu sanggup untuk memikulnya. Dia hanya ingin melihat kamu
lebih kuat dari sebelumnya. Kamu lebih kuat dari kamu yang
dulu.
Allah tidak mungkin menitipkan ujian jika bukan pada pundak
yang kuat. Allah tahu ketegaranmu luar biasa. Itu sebabnya Allah
titipkan masalah untukmu. Tetap semangat walau apapun yang
terjadi. Jangan terpuruk di situasi yang paling buruk. Itu ujian
sejati. Ujian sejati adalah menguji seberapa kamu kuat, seberapa
kamu mampu menghadapinya.
Kamu menjadi orang pilihan Allah untuk menjadi yang lebih baik
dari sebelumnya. Allah ingin kamu menjadi lebih kuat.
Berbahagialah karena kamu menjadi orang pilihan Allah karena
Allah ingin kamu naik tingkat, naik kelas. Tidak ada kenaikkan
kelas tanpa melalui ujian. Hanya orang yang bisa menyelesaikan
ujian dengan baik lah yang akan naik kelas, naik tingkat. Semoga
itu adalah kamu. Good luck.
Tegar dalam menghadapi masalah dan kuat dalam menjalaninya.
Kuat dan tegar tidak hanya berlaku pada saat susah saja. Dalam
keadaan susah sudah tentu itu wajib. Akan tetapi dalam kondisi
senang pun juga tetap harus kuat dan tegar agar tidak terjerumus
kedalam kesenangan yang tidak diridhoi Allah. Kuat dan tegar
dalam kondisi susah maupun senang.
Ketika kesenangan datang diterimanya dengan penuh rasa
syukur dan tetap dalam kondisi kuat dan tegar agar senangnya
tidak kebablasan. Kesenangan yang datang ditempatkan pada
tempat yang semestinya. Kuat dan tegarnya digunakannya untuk
selalu memohon agar kebahagiaan itu langgeng, berkah dan
diridhoi Allah.
Tegar dan kuatnya dimanfaatkannya untuk meraih keinginannya
dengan senantiasa bersandar kepada kekuatan Rabbnya.
Ketegaran dan kekuatan semua datang atas ijin Allah. Allah lah
yang membuatnya tegar dan kuat. Tanpa ijin Allah mana
mungkin hal itu bisa terjadi.
“Yaaa ayyuhalladziina aamanusta’iinu
bish-shobri wash-sholaah,
Innaloha ma’ash-shobirin”
(QS. Al-Baqarah:153)
SABAR
Allah tahu kesabaranmu tidak biasa
Itu sebabnya Dia menitipkan kecewa kepadamu
Coba kamu lihat di sekitarmu. Betapa mudahnya seseorang
menasehati orang lain yang sedang diuji dengan suatu masalah
dengan mengatakan,”Sabar saja yak.” Apakah kamu sendiri
menyadari, bahwa berkata dengan mengalami itu suatu hal yang
berbeda?” Hati kecilmu pasti menjawab, berkata lebih mudah
daripada mempraktekkannya? Begitu banyak orang yang pandai
menasehati orang lain, akan tetapi belum tentu dia juga bisa
melaksanakan nasehatnya itu jika ia berada pada situasi dia.
Secara pribadi, saya sendiri juga seperti itu. Lebih mudah
menasehati daripada mengalaminya sendiri. Ketika kita
mengalaminya sendiri belum tentu kita bisa melakukan seperti
yang kita nasehatkan kepada orang lain.
Bersabarlah dengan segala keadaan yang ada. Yakinlah, Allah
tidak ingin kamu sendirian. Allah bersama orang-orang yang
sabar. “Yaaa ayyuhalladziina aamanusta’iinu bish-shobri
wash-sholaah, Innaloha ma’ash-shobirin” (QS. Al-Baqarah:153)
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah
pertolongan (kepada Alah) dengan sabar dan sholat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar.” Orang sabar adalah
kekasih Allah. Allah begitu sayangnya kepada orang-orang yang
senantiasa bersabar. Bersabar dalam segala hal, hal baik apalagi
hal buruk.
“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar.” (QS. Al-Anfal:46)
Sekuat apapun usaha manusia
Tidak akan pernah bisa
Mengalahkan ketentuan-Nya
IKHLAS
Ikhlas itu mudah diucapkan
begitu sulit dilaksanakan
Seperti halnya kata sabar, kata ikhlas pun sama. Mudah
diucapkan tetapi susah dilaksanakan. Menasehati orang dengan
kata ikhlas begitu mudahnya, akan tetapi jika kita yang
mengalaminya sendiri, ternyata juga tak semudah yang kita
ucapkan. Akan tetapi, terlepas dari itu semua, ikhlas adalah
satu-satunya hal yang harus ditanamkan dalam hati kita sebagai
landasan pokok dalam mengarungi kehidupan ini yang begitu
banyak permasalahan yang kita hadapi.
Ikhlas adalah menerima apapun yang terjadi pada diri kita
dengan tanpa embel-embel apapun. Ikhlas akan terasa ringan
dan mudah jika hati senantiasa dekat dengan Allah. Keyakinan
untuk mengimani bahwa segala sesuatu itu terjadi karena
kehendak Allah. Jika kamu mampu mengimani ini, yakinlah
hatimu akan dapat mengikhlaskan akan segala hal yang kamu
alami.
Apapun masalahmu, berjuanglah dengan ikhlas. Ikhlaslah yang
akan meringankan hatimu. Seberat apapun masalahmu, jika
kamu terima dengan keikhlasan yang penuh pasti akan terasa
ringan. Berjuang untuk itu memang melelahkan. Akan tetapi itu
hanyalah sementara. Sakitnya berjuang dengan keikhlasan hanya
sementara. Buah dari ikhlas menerima sakitnya itu selamanya,
akan berakhir dengan indah.
Ikhlas melepas mimpi yang luput dari genggaman akan terasa
sulit. Ikhlas lah yang akan memudahkan kamu melepaskannya.
Ikhlas melepas mimpi terasa sulit jika tidak didasari keimanan
yang tinggi. Setelah semuanya terjadi kamu baru menyadari arti
dari memiliki. Itu semua adalah pembelajaran agar kamu dapat
mengikhlaskan apa yang telah hilang. Setelah kehilangan kamu
baru paham arti dari memiliki. Oleh karena itu, senantiasa
bersyukurlah akan apa yang telah kamu didapat. Menghargai apa
yang masih bertahan. Melakukan yang terbaik untuk yang akan
datang.
Ikhlas melepas kepergian sesuatu yang kita miliki juga tidak
mudah. Tanamkan keyakinan pada diri kita bahwa terkadang
sesuatu itu datang kepada kita hanya untuk menguji perasaan
kita, bukan untuk dimilik kita. Allah hanya ingin menguji
seberapa kadar keikhlasan kita menghadapinya. Berusahalah
ikhlas menerima ketetapan-Nya, agar semua terasa ringan dan
melegakan.
Lepaskan semua yang membebani pikiran
Ikhlaskan segala rasa yang ada di hatimu
Susun kembali rencana
lakukan yang terbaik.
Ikhlas melepas akan terasa sulit jika hati jauh dari Allah.
Ikhlas menerima ketetapan-Nya agar hati terasa ringan.
Buah dari ikhlas akan berakhir dengan indah.
YANG SUDAH YA SUDAHLAH !
Waktu terus berputar. Perputaran waktu searah jarum jam.
Berputar ke depan. Bukan ke belakang. Artinya bahwa kehidupan
akan terus berlanjut. Menjumpai waktu-waktu yang baru.
Hari-hari baru.
Hari ini adalah milikmu. Setiap kita punya ruang. Lukis apa yang
kamu mau. Ingin seperti apa kamu, menjadi siapa kamu, kamu
sendiri yang menentukan.
Dalam perjalanan menentukan apa yang kamu mau, pasti banyak
sekali halangan dan rintangann. Dan kamu harus bisa melaluinya
dengan baik. Entah bagaimana usahamu, perjuanganmu,
pengorbananmu untuk bisa melaluinya. Ibarat pertempuran
kamu harus bisa memenangkannya.
Dalam keadaan tertentu, walaupun kamu sudah bisa
memenangkan pertempuran, bisa melalui segala permasalahan
dengan baik, terkadang muncul kembali dalam memori ingatan
kamu yang kadang membuat kamu lemah, sedih, dan menangis.
Apalagi jika kamu perempuan. Perasaan wanita jauh lebih halus
dan selalu terbawa oleh perasaan.Bahkan terkadang selalu saja
menghantui pikiran dan perasaan.
Hal yamg mestinya kamu lakukan adalah lupakan semuanya.
Jangan ingat-ingat lagi. Mengingatnya hanya akan
melemahkanmu. Kata kuncinya adalah yang sudah ya sudahlah.
Jadikan pembelajaran bagi langkah kedepannya. Jangan pernah
ingat-ingat lagi, atau ungkit-ungkit lagi.
KEEP SMILE BE STRONG
Senyummu adalah kebahagiaanmu
Senyummu adalah energi kekuatanmu
Senyummu adalah pembangkit semangatmu
Apapun masalahmu tersenyumlah. Berawal dari senyum itulah
terkandung energi positif yang amat dahsyat.Pikiran boleh kalut.
Hati boleh caruk marut, tapi bibir tersenyumlah. Senyummu yang
akan menguatkanmu. Senyummu yang membuat kamu
semangat.Senyummu yang membuat kamu kuat menghadapi
apapun. Hanya orang kuatlah yang mampu tersenyum walau
berbagai masalah sedang mengujinya.
Senyummu adalah cara kamu mengeluarkan racun yang ada pada
hatimu. Semakin banyak tersenyum, semakin banyak pula racun
yang keluar dari hatimu. Sasarannya adalah enjoy… Rileks…
Fresh… Strong.
KELUARGA
Keluarga adalah muara. Muara dari segala keadaan.Di situ
berasal dan ke situ pada akhirnya.Keluarga merupakan
komunitas terkecil yang efeknya sangat besar. Kehidupan di
keluarga akan membentuk karakter-karakter yang nantinya
diaplikasikan di dalam kehidupan yang lebih luas. Tidak hanya di
tengah keluarga itu sendiri, akan tetapi juga di tengah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Keluarga adalah kunci
utama kehidupan yang lebih luas. Di dalam keluarga yang baik,
akan tercipta kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara
yang baik pula, demikian juga sebaliknya. Jadi, jangan anggap
remeh pengaruh keluargakan dalam karakter seseorang yang
pada akhirnya berimbas pada kehidupan yang lebih luas.
Pendidikan dalam keluarga meupakan pilar penting dalam
pembentukan karakter anak.Waktu terbanyak anak ada di
lingkungan keluarga. Di keluargalah pembentukan karakter
paling awal dimulai. Peran orang tua dalam pembentukan
karakter anak di keluarga sangatlah pokok. Pola penanaman
karakter oleh keluarga sangat membentuk karakter anak.
Karakter bawaan keluarga inilah yang juga akan dibawa oleh
anak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari keluarga yang baik akan membentuk karakter anak yang
baik. Demikian pula pendidikan karakter anak di keluarga kurang
baik, atau bahkan buruk, ini juga akan berdampak pada
pembentukan karakter anak yang buruk juga. Oleh karena itu,
jangan remehkan pengaruh pendidikan karakter di keluarga
dalam membentuk karakter bangsa dan Negara.Keluarga adalah
pilar utama pendidikan. Keluarga yang baik akan membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik pula.
Keluarga adalah miniatur kehidupan masyarakat.Di keluargalah
anak belajar untuk bersosialisasi. Kebehasilan bersosialisasi di
dalam keluarga akan menjadi bekal bagi anak untuk
bersosialisasi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keluarga adalah kunci utama keberhasilan pendidikan karakter
bangsa.
Keluarga adalah tempat kembali. Keluarga adalah awal seseorang
berasal dan akhir seseorang untuk kembali. Keluarga adalah
harta yang tak ternilai harganya. Sejau-jauh kamu pergi, rumah
atau keluarga adalah tempat yang kau rindukan untukkembali.
Keluarga adalah satu hal penting yang orang tanyakan ketika
terjadi sesuatu.Baik kejadian yang menyenangkan maupun
kejadian yang tidak menyenangkan. Bahkan pada suatu kasus
kejadian kecelakaan atau musibah atau bahkan kematian di
suatu tempat, satu hal yang pasti ditanyakan adalah keluarga.
Jadi amatlah salah jika kamu berusaha menjauh dari keluarga.
Dengan alasan apapun, menjauh dari keluarga adalah hal yang
amat bodoh. Pada kondisi tertentu, yang pada akhirnya
memutuskan untuk menjauh dari keluarga mungkin akan merasa
puas. Akan tetapi pada titik kulminasi tertentu nantinya pasti
akan merasa salah dan ingin kembali ke keluarga.
Hanya keluarga lah yang mau menerima apa adanya secara ikhlas
tanpa embel-embel apapun. Keluarga adalah muara dari
segalanya.
Keluarga adalah tempat kamu dan segala segala latar
belakangmu berasal dan keluarga juga tempat kamu
menumpahkan, melepaskan, mengupayakan, memperjuangkan,
dan sasaran dari segala pencapaian maupun kegagalanmu,
keluarga tempatmu kembali.
Yuuukk…sayangi keluargamu.Jadikan keluarga sebagai tumpuan
segala perasaanmu.Jadikan keluarga sebagai awal kamu berada
dan akhir dari keberadaanmu.
Keluarga-keluarga yang kuat akan membangun
kepribadian-kepribadian yang kuat. Keluarga yang kuat akan
membangun kehidupaaan berbangsa dan bernegara yang kuat.
Demikian juga berlaku sebaliknya.
Oleh karena itu jangan abaiakan keluarga. Jagalah keluarga
sebagai mana firman Allah yang artinya : “Jagalah keluargamu.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. at-Tahrim/66:6 yang
artinya:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar ,
keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.”
Jaga keluargamu dan dirimu dengan ketaatan.Ini yang akan
menyelamatkan kamu dunia akherat. Jika ini dapatterwujud,
maka ketenangan, ketentraman laihir dan batin akan terwujud.
Jika setiap keluarga bias seperti ini, subhanallah, Indonesia
damai sejahtera pasti akan terwujud.
Off The Record
Jangan bilang siapa-siapa. Itu kalimat yang orang katakan kepada
orang lain ketika hendak menyampaikan sesuatu, apalagi jika
sesuatu itu sifatnya rahasia. Kemudian nanti orang yang dipeseni
agar off the record itu tadi jugamenyampaikan hal yang sama
kepada orang lain lagi. Begitu terus-menerus secara berantai,
sehingga makna dari kata off the record itu sendiri akhirnya tak
berarti apa-apa.
Akhirnya kata tersebut hanyalah sekedar omongan saja ketika
akan menyampaikan sesuatu yang sifatnya rahasia, yang
mengarah kepada pergunjingan. Pergunjingan apalagi mengarah
kepada sesuatu yang negatife. Pergunjingan atau ghibah
jelas-jelas dilarang.
Firman Allah, Q.S. Qaf:18 yang artinya ,“Tiada suatu ucapanpun
yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.”
“Dan janganlah kalian mengikuti apa yang kalian tidak
mengetahuinya, sesungguhnya pendengara, penglihatan, dan hati
itu semua akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban).” (Q.S.
Al-Isra’:36).
Sadari bahwa setiap apa yang kita lakukan melalui indra kita, ada
malaikat pencatat yang selalu mengawasi. Setiap apa yang kita
kerjakan, ada konsekuensi pertanggungjawabannya.
Pertanggungjawaban dunia akherat. Jadikan ini sebagai rem bagi
setiap apa yang kamu lakukan.
Jangan suka berghibah ah…. Kamu sendiri gak suka kan
dijadikan bahan pergunjingan ??Gak enak tau dijadikan bahan
pergunjingan orang.Kalau pingin tahu mending dikonfirmasi
langsung ke orangnya daripada membahas sendiri dengan teman
di belakang dia. Belum tentu info yang kamu dengar itu benar
kok.Kalau pun benar pasti banyak tambahannya.Biar infonya
terpercaya confir saja ke orangnya.
Jangan bilang-bilang siapa-siapa juga yak….Aku sendiri nulis
buku ini sebetulnya juga curahan hatiku sendiri.
Awas…inget…jangan bilang siapa-siapa !!!