The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku saku ini berisi tentang berbagai informasi mendasar terkait upaya mitigasi bencana pandemi COVID-19 yang tengah terjadi di negara kita. Buku saku ini dibuat agar para pembaca mendapatkan informasi yang terpercaya ditengah maraknya berbagai pemberitaan dan kesimpangsiuran informasi yang ada di media massa maupun media sosial.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Yulia Nurfitri, 2021-06-11 04:13:39

Buku Saku Mitigasi Bencana COVID-19

Buku saku ini berisi tentang berbagai informasi mendasar terkait upaya mitigasi bencana pandemi COVID-19 yang tengah terjadi di negara kita. Buku saku ini dibuat agar para pembaca mendapatkan informasi yang terpercaya ditengah maraknya berbagai pemberitaan dan kesimpangsiuran informasi yang ada di media massa maupun media sosial.

Keywords: Buku Saku; Mitigasi Bencana; COVID-19

BUKU SAKU
MITIGASI BENCANA

CORONAVIRUS
DISEASE 2019

(COVID-19)

DISUSUN OLEH:

YULIA NURFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2021

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan buku saku ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Tujuan pembuatan buku saku yang berjudul “Buku
Saku Mitigasi Bencana Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”

adalah untuk memenuhi syarat dalam penyusunan skripsi untuk
memeroleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan
Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan.

Buku saku ini berisi tentang berbagai informasi mendasar
terkait upaya mitigasi bencana pandemi COVID-19 yang tengah
terjadi di negara kita. Buku saku ini dibuat agar para pembaca
mendapatkan informasi yang terpercaya ditengah maraknya
berbagai pemberitaan dan kesimpangsiuran informasi yang ada di
media massa maupun media sosial.

Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku
ini. Semoga buku saku ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis saja,
tetapi juga dapat bermanfaat bagi pembaca lainnya.

Bogor, Maret 2021

Yulia Nurfitri

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………..........................………......................................i
Daftar Isi ………………………..........................………........................……...………………………ii
BAB I
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)….......................…..................….1
A.Gambaran Umum …………………………...........................................…....……………2
B.Sejarah COVID-19 ………………………..........................................….....………………4
C.Penyebaran COVID-19……………...........................................…...…………………5
D.Penularan COVID-19 ……………........................................……........……………..13
E.Gejala COVID-19……………………......................................................……………….14
F.Kelompok Berisiko.................................................................................................18
G.Dampak COVID-19…………………………………………………..………........………….20

BAB II
Upaya Mitigasi Bencana COVID-19…........................................………..24
A.Pengertian Mitigasi Bencana ...…......................................................….25
B.Upaya Pemerintah dalam Mitigasi COVID-19 ................…..26
C.Upaya Mitigasi Mandiri…............................................................................43
D. Pembatasan Sosial, Isolasi & Karantina.....................................51
E. Upaya Menghindari Berita Palsu COVID-19….......................63
Tips Menjaga Kesehatan Mental.............................................................66
Pojok Informasi COVID-19...............................................................................72
Daftar Pustaka……………….......................................................………………….....…….76

ii

BAB I

Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)

1

A. GAMBARAN UMUM

COVID-19 ditemukan

pertama kali di

Wuhan, China pada

akhir tahun 2019. Virus

ini dapat menyebar

dengan cepat dan

menyebabkan wabah

Pneumonia yang

meluas secara global.

Coronavirus Disease

2019 (COVID-19)

merupakan penyakit

menular yang

disebabkan oleh

Coronavirus jenis baru

yaitu Severe Acute

Respiratory Syndrome

Coronavirus 2 (SARS-

.... CoV-2). (Hairi, 2020)
....

2

COVID-19 awalnya diberi simbol SARS-CoV-2 memiliki sifat dapat
dengan 2019-nCoV oleh WHO, di
mana huruf "n" diartikan dengan berkamulfase sehingga sistem
Novel atau dalam Bahasa
Indonesia diartikan dengan kata imunitas manusia dapat
“baru” dan CoV diartikan dengan
Coronavirus. terlambat mengatasi respon dan

SARS-CoV-2 merupakan virus tidak segera mengeluarkan
ketujuh yang telah diidentifikasi
dan telah mengalami infeksi antibodi untuk melawannya.
terhadap manusia, enam virus
lainnya yaitu SARS-CoV (virus COVID-19 dengan komorbiditas
penyebab pernafasan akut),
MERS-CoV (penyebab virus (penyakit penyerta) termasuk
pernafasan Timur Tengah),
HCoV-OC43, HCoV-HKU1, HCoV- wanita hamil, bayi baru lahir,
Nl63 dan HCoV-229E.
orang tua, dan pasien dengan
3
komorbid seperti diabetes

mellitus, hipertensi, dan penyakit

kardiovaskular cenderung

mengalami kejadian lebih lebih

parah dan memerlukan

perawatan ke unit perawatan

intensif.

Sumber: (Kemenkes, 2020)

B. SEJARAH

31 Desember 2019

WHO China Country Office 7 Januari 2020,
melaporkan kasus Pneumonia
yang tidak diketahui etiologinya
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
China (Kemenkes, 2020).

30 Januari 2020 Pemerintah China mengumumkan
bahwa penyebab kasus tersebut
adalah Coronavirus jenis baru yang
kemudian diberi nama SARS-CoV-2
(Kemenkes, 2020)..

WHO menetapkan kejadian 11 Maret 2020
tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang WHO menetapkan COVID-19
Meresahkan Dunia (KKMMD) / sebagai pandemi. Pandemi
Public Health Emergency of merupakan wabah yang
International Concern (PHEIC) berjangkit serempak meliputi
(Kemenkes, 2020). daerah geografi yang luas.
(Kemenkes, 2020)..
4

C. PENYEBARAN
COVID-19

Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada
2 Maret 2020 diawali dengan 2 kasus positif dan
jumlahnya terus bertambah hingga saat ini.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19
per 19 Mei 2021 melaporkan terdapat 1.753.101 kasus
konfirmasi COVID-19, dengan 1.616.603 jiwa sembuh
dan 48.669 jiwa meninggal dunia yang tersebar di 34
provinsi.

5

PETA SEBARAN COVID-19
DI INDONESIA

Sumber: (BNPB, 2020)

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19
per 7 Juli 2020 melaporkan terdapat 66.226 jiwa
positif COVID-19, 30. 785 jiwa sembuh dan 3.309
jiwa meninggal dunia yang tersebar di 34 provinsi.

6

PETA SEBARAN COVID-19
DI KOTA BOGOR

1.KECAMATAN BOGOR TENGAH

Kasus konfirmasi: 131 jiwa Sumber: dinkes.kotabogor.go.id
Kontak erat: 17 jiwa
Probable: 0 jiwa 7
Suspek: 0 jiwa

2. KECAMATAN BOGOR SELATAN

Kasus konfirmasi: 81 jiwa Sumber: dinkes.kotabogor.go.id
Kontak erat: 16 jiwa
Probable: 0 jiwa 8
Suspek: 16 jiwa

3. KECAMATAN BOGOR TIMUR

Kasus konfirmasi: 50 jiwa Sumber:
Kontak erat: 37 jiwa dinkes.kotabogor.go.id
Probable: 0
Suspek: 7 jiwa 8

4. KECAMATAN BOGOR BARAT

Kasus konfirmasi: 177 jiwa Sumber:
Kontak erat: 56 jiwa dinkes.kotabogor.go.id
Probable: 0 jiwa
Suspek: 22 jiwa 9

5. KECAMATAN BOGOR UTARA

Kasus konfirmasi: 112 jiwa Sumber:
Kontak erat: 29 jiwa dinkes.kotabogor.go.id
Probable: 0 jiwa
Suspek: 20 jiwa 10

6. KECAMATAN TANAH SAREAL

Kasus konfirmasi: 131 jiwa Sumber:
Kontak erat: 17 jiwa dinkes.kotabogor.go.id
Probable: 0 jiwa
Suspek: 6 jiwa 11

PETA SEBARAN COVID-19
DI KABUPATEN BOGOR

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor per 20
September 2020 kasus konfirmasi aktif COVID-19 di Kabupaten
Bogor yaitu terdapat 485 jiwa terkonfirmasi aktif dengan 835
jiwa dinyatakan sembuh dan 48 jiwa meninggal dunia.

Sumber: 12
dinkes.bogorkab.go.id

D. PENULARAN
COVID-19

Menurut Kemenkes (2020) penularan COVID-19 dapat
terjadi melalui beberapa cara, antara lain:

Droplet atau tetesan cairan yang
berasal dari batuk dan bersin

Melakukan kontak fisik seperti
menyentuh dan berjabat tangan

Menyentuh benda atau permukaan
dengan virus di atasnya

Menyentuh mulut, hidung, atau
mata sebelum mencuci tangan

13

E. GEJALA COVID-19

Setiap orang memiliki respons yang berbeda
terhadap COVID-19. Sebagian besar orang yang
terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan
hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat
di rumah sakit.

Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat
ringan dan muncul secara bertahap. Tetapi
beberapa orang yang terinfeksi tidak
menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa
sehat.

14

GEJALA 1 DEMAM
UMUM
Gejala demam pada
penderita COVID-19 berada
pada suhu diatas 38 derajat
celcius.

2 BATUK KERING

Saat virus masuk ke dalam tenggorokan,
sistem imun merespon dengan cepat
sehingga efeknya tenggorokan akan
terasa kering dan mengalami batuk
kering.

3 SESAK NAFAS

Pada pengidap infeksi COVID-19 di usia
muda, rasa sesak saat bernapas akan
muncul setelah 5 hari gejala awal
sedangkan pada roang tua akan muncul
dalam 2-3 hari setelah gejala awal.

Sumber: Marzuki, dkk (2021)

15

GEJALA
TIDAK UMUM

Gangguan Saluran Pencernaan / Diare
Sakit Kepala

Konjugtivitis (Mata Merah)

Hilangnya Kemampuan Mencium Bau

Hilangnya Kemampuan Mengecap Rasa

Ruam Kulit
Sumber: Marzuki, dkk (2021)
16

FENOMENA Long Covid adalah suatu kondisi
LONG gejala yang muncul pada pasien
sembuh COVID-19 meskipun hasil tes
COVID-19
menunjukkan hasil negatif.
Kriteria
Kesehatan Dampak Fisik

Kriteria pasien Sakit kepala, nyeri
COVID-19 sembuh otot/pegal-pegal,
lelah berlebihan,
berdasarkan gangguan nafas,
pemeriksaan PCR
nyeri dada.
dengan hasil
negatif Dampak Psikis

Beberapa pasien
sembuh mengalami
pengaruh emosional

akibat masalah
kesehatan dan
membutuhkan
perawatan mental

75-80% atau 7 dari 10 orang pasien terus mengalami
fenomena ini
Long covid dapat berupa gejala ringan atau semakin
parah
Penderita Long Covid tidak menularkan virus kepada
sekitar.

17 Sumber: Indonesiabaik.id

F. KELOMPOK
BERISIKO YANG
PERLU DIPANTAU

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) pada 13 Juli 2020 terdapat istilah baru
mengenai kelompok berisiko COVID-19. Istilah-istilah baru
berdasarkan SK menteri kesehatan, antara lain:

1 KASUS KONFIRMASI

Seseorang masuk ke dalam kasus konfirmasi apabila
hasil pemeriksaan RT-PCR menunjukkan hasil positif
terinfeksi virus COVID-19. Kasus konfirmasi dibagi
menjadi dua tipe, yakni kasus konfirmasi dengan
gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa
gejala (asimtomatik).

18

2 KASUS SUSPEK

Sebelumnya, kasus suspek lebih dikenal dengan istilah
Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Seseorang masuk ke
dalam kriteria kasus suspek apabila:

1.Mengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
dalam 14 hari terakhir memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di wilayah yang terkonfirmasi adanya penularan
COVID-19.

2.Memiliki salah satu gejala ISPA dan punya riwayat
kontak dekat dengan orang yang terkonfirmasi COVID-
19 atau masuk dalam kriteria kasus probable selama 14
hari terakhir.

3.Mengidap ISPA berat atau pneumonia berat yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.

GEJALA ISPA

1.Demam 38 derajat celcius
atau lebih

2.Hidung tersumbat dan pilek.
3.Batuk kering tanpa dahak
4.Nyeri tenggorokan.
5.Nyeri kepala ringan.
6.Bernapas cepat atau kesulitan

bernapas.
7.Warna kebiruan pada kulit

akibat kurangnya oksigen.

19

3 KASUS PROBABLE

Kasus probable terjadi ketika seseorang telah
meninggal dunia akibat ISPA berat dan ARDS
(Acute Respiratory Distress Syndrome) dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 namun
belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

4 KONTAK ERAT

1.Melakukan tatap muka/berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius satu
meter selama 15 menit atau lebih.

2.Bersentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat
tangan, berpegangan tangan, berpelukan dan lain-
lain dengan kasus probable atau konfirmasi.

3.Memberikan perawatan untuk seseorang yang masuk
kategori kasus probable atau konfirmasi tanpa
menggunakan standar APD.

4.Situasi lain yang ditandai adanya kontak berdasarkan
penilaian risiko lokal yang telah ditetapkan.

5 PELAKU PERJALANAN

Pelaku perjalanan adalah seseorang yang telah
melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik)
maupun luar negeri dalam 14 hari terakhir.

16

6 SELESAI ISOLASI

1.Memiliki status kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimtomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR
lanjutan dan telah menjalani 10 hari isolasi mandiri
tambahan sejak pengambilan spesimen diagnosis
konfirmasi.

2.Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan tidak melakukan
pemeriksaan RT-PCR lanjutan dihitung 10 hari sejak
tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.

3.Memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi
dengan gejala (simptomatik) dan mendapatkan hasil
pemeriksaan RT-PCR lanjutan satu kali negatif, dengan
ditambah isolasi minimal 3 hari setelah tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

7 DISCARDED

Discarded adalah seseorang dengan status kasus suspek
mendapatkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif
sebanyak dua kali selama dua hari berturut-turut selang
waktu lebih dari 24 jam.
Seseorang dengan status kontak erat yang telah
menyelesaikan masa karantina selama 14 hari juga masuk
kedalam kategori discarded.

17

G. DAMPAK COVID-19

Virus corona atau SARS-CoV-2 dianggap sebagai virus
pernapasan yang menyerang organ paru-paru, namun

ternyata kerusakan yang diakibatkan dapat
memengaruhi organ lainnya seperti jantung, ginjal, hati

dan saluran pencernaan.

Para peneliti menduga, tingginya peradangan
dalam tubuh disebabkan sistem kekebalan tubuh
yang mencoba melawan virus, sehingga
mengakibatkan berbagai kerusakan organ tubuh.

20

Beberapa dampak yang ditimbulkan COVID-19, antara lain:

Paru-Paru
Virus memasuki sel-sel pernapasan dan
menyebabkan kerusakan pada organ paru.
Rusaknya jaringan membuat paru-paru sulit
melakukan tugasnya dalam mengoksidasi
darah dan membuat orang kesulitan bernapas
atau terengah-engah.

Jantung
Infeksi virus corona dapat menyebabkan
radang otot jantung atau gagal jantung. Jika
organ ini tidak mampu memompa darah
sebagaimana mestinya, maka jantung juga
bisa berhenti karena kekurangan oksigen.

Otak
Dampak virus ini juga dapat menyebabkan
infeksi parah pada otak. Gejala neurologis
juga disebabkan oleh peradangan di otak
yang diakibatkan oleh pembekuan darah.

Sumber: Halodoc.com 21

MITOS & FAKTA COVID-19

MITOS FAKTA

Antibiotik dapat Antibiotik hanya dapat
membunuh COVID-19 membunuh bakteri saja

MITOS FAKTA

Kucing & anjing dapat COVID-19 menular
menularkan COVID-19 dari manusia ke
manusia

MITOS FAKTA

Bawang putih dapat Tidak ada bukti penelitian
melindungi diri dari bahwa bawang putih dapat

COVID-19 melindungi diri
darpenluaran COVID-19

22

Setelah mengatahui kasus persebaran COVID-19
yang terus meningkat, silahkan identifikasi
bagaimana COVID-19 dapat menyebar dan
bagaimana cara mengetahui seseorang dapat
terpapar COVID-19 ?

23

BAB II

UPAYA MITIGASI
BENCANA COVID-19

24

A. PENGERTIAN

MITIGASI

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 pasal 1 ayat 9, mitigasi adalah serangkaian

upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.

BENCANA

Menurut WHO bencana merupakan segala kejadian yang
menyebabkan kerusakan lingkungan, gangguan geologis,
hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat
kesehatan, yang memerlukan respon cepat dari luar masyarakat
atau wilayah tertentu (Yudiawan, 2020).

MITIGASI BENCANA

Mitigasi bencana adalah upaya meminimalisir
atau pembatasan dampak-dampak merugikan
yang diakibatkan suatu ancaman bahaya atau
bencana (Rusilowati & Binadja, 2012).

25

B. UPAYA PEMERINTAH

DALAM MITIGASI COVID-19

Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang
sudah hampir menjangkau seluruh provinsi di
Indonesia dengan jumlah kasus dan kematian
semakin meningkat sehingga berdampak pada
berbagai aspek, Pemerintah Indonesia telah
menetapkan:

26

Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang

1 Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran

2 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai

Bencana Nasional.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99

3 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan
pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan

4 Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai
jenis penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan

upaya penanggulangannya.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020

5 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB).

27

3T
&

VAKSINASI

28

3T

Pada 13 Juli 2020 Kementerian Kesehatan RI
menerbitkan Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19 Revisi Ke-5. Pedoman
yang telah diperbarui tersebut semakin
menguatkan arahan Presiden RI untuk
meningkatkan 3T yakni Testing (pemeriksaan),
Tracing (pelacakan), dan Treatment (pengobatan).

Disamping terus meningkatkan upaya 3T
sebagai antisipasi lonjakan kasus COVID,
kemenkes juga terus berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk terus melakukan
kesiapsiaagan dengan meningkatkan
3M(memakai masker, menjaga jarak aman
dan mencuci tangan pakai sabun) pada
masyarakat. Pembagian peran ini wajib
dilaksanakan untuk memutus mata rantai
penularan COVID-19

29

3T

1. TESTING
(PEMERIKSAAN)

Masyarakat melakukan testing
COVID-19 untuk mengetahui
apakah ia terpapar atau tidak.
jika ternyata terpapar COVID-
19, petugas kemudian akan
melakukan tracing
(pelacakan). Adapun jenis-jenis
test COVID-19 yaitu sebagai
berikut:

Sumber: Covid19.go.id

30

JENIS-JENIS TEST
COVID-19

1. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)

Metode pengujian dilakukan dengan
mengumpulkan sampel lendir dari hidung
atau tenggrokan dengan menggunakan kain
penyeka khusus.
Hasil tes dianggap paling akurat.

2. Rapid Test Antigen / Swab Antigen

Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengumpulkan sampel lendir dari hidung atau
tenggorokan melalui metode yang dikenal
dengan istilah swab.
Memiliki tingkat akurasi yang lebih baik
dibandingkan rapid test antibodi. Akan tetapi,
pemeriksaan rapid test antigen dinilai belum
seakurat tes PCR untuk mendiagnosis COVID-
19.

3. Rapid Test Antibodi

Pengambilan sampel dilakukan dengan
mengambil darah untuk mendeteksi virus.
Memiliki tingkat akurasi paling rendah dalam
mendeteksi keberadaan COVID-19 di dalam
tubuh.

31

MENGENAL GeNose
COVID-19

GeNose adalah alat
pendeteksi COVID-19
dalam tubuh melalui
hembusan nafas.

GeNose dikembangkan GeNose diklaim mampu
oleh tim peneliti
Universitas Gadjah mendeteksi COVID-19 lebih cepat
Mada (UGM) sejak
Maret 2020 dengan akurasi di atas 90%.

Pada 24 Desember Akan tetapi, hingga saat ini
2020, GeNose
mendapat izin dari belum ada pernyataan dari
Kementrian Kesehatan
(KEMENKES). Kemenkes ataupun UGM, apakah

alat ini bersifat screening atau

dapat menggantikan peran tes

PCR, rapid antigen dan antibodi.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi
menetapkan penggunaan GeNose di stasiun kereta api mulai
5 Februari 2021 dan per 1 April 2021 GeNose dapat
digunakan untuk seluruh transportasi perjalanan.

Sumber: Indonesiabaik.com 32

Bagaimana cara kerja
GeNose dalam
mendeteksi COVID-19 ?

1.GeNose bekerja untuk mendeteksi Volatile
organic Compound (VoC) yang terbentuk
karena adanya infeksi COVID-19 yang keluar
bersama nafas seseorang.

2.Untuk menggunakan GeNose , seseorang akan
diminta intu menghembuskan nafas ke tabung
khusus.

3.Sensor-sensor dalam tabung kemudian
mendeteksi VoC yang terdapat dalam
hembusan nafas.

4.Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
bantuan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) hingga memunculkan hasil.

Sumber: Indonesiabaik.com 33

3T

2. TRACING (PELACAKAN)

Pelacakan dilakukan
dengan mewawancarai
pasien untuk mengetahui
dan kemudian
menghubungi siapa saja
yang bertemu dan
berkontak dengan pasien
tersebut

34

Tracing Mengidentifikasi waktu
(Pelacakan) dan tempat dimana orang-
membantu: orang telah berkontak
dengan orang yang
35 terjangkit COVID-19.
Menginformasikan orang-
orang yang mungkin telah
terpapar COVID-19.
Mengisolasi orang-orang
yang terjangkit COVID-19
untuk mencegah
penyebaran penyakit.

Sumber: who.int

3T

3. TREATMENT (PERAWATAN)

Sumber: Sonora.id Treatment (perawatan dapat
36 dilakukan dengan melalukan
isolasi, baik isolasi yang telah
disediakan di fasilitas khusus
yang telah disediakan oleh
pemerintah atau di rumah
masing-masing jika tempat
tinggal nya memungkinkan untuk
isolasi mandiri.

Sumber: Covid19.go.id

TREATMENT COVID-19

Hubungi penyedia layanan Jaga jarak minimal 1 meter
kesehatan atau hotline dari orang lain, termasuk
COVID-19 untuk anggota keluarga Anda.
mendapatkan informasi Hindari berbagi
terkait tempat dan waktu penggunaan alat makan
untuk menjalani tes. dan minum, alat mandi,
Taati prosedur pelacakan serta perlengkapan tidur
kontak untuk menghentikan dengan orang lain.
penyebaran virus. Pakai masker
Jika tes tidak tersedia, Segera hubungi penyedia
tetaplah di rumah dan layanan kesehatan jika
jangan lakukan kontak gejala bertambah buruk.
dengan orang lain selama Tetaplah positif dengan
14 hari. terus berinteraksi dengan
Selama masa karantina, orang-orang terdekat
jangan pergi ke kantor, melalui telepon atau
sekolah, atau tempat- internet, dan dengan
tempat umum. Mintalah berolahraga di rumah.
seseorang mencukupi
kebutuhan Anda.

Sumber: Alodokter.com

37

VAKSINASI
COVID-19

Salah satu upaya untuk menekan angka kasus COVID-
19 yang kian meningkat adalah dengan penyediaan vaksin

COVID-19 dari pemerintah.
Pemerintah telah menetapkan vaksin COVD-19 yang
diproduksi oleh beberapa lembaga yang tertuang dalam

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis

Vaksin Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Berikut jenis-jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia,

antara lain:

38

JENIS VAKSIN
COVID-19

MODERNA ASTRAZENECA

Efikasi: 94% Efikasi: 70%
Jenis: Messenger RNA Jenis: Messenger
(mRNA) RNA (mRNA)
Usia Pengguna: 12-18 Usia Pengguna: 18-55
tahun tahun

Efektivitas: 65,3% SINOPHARM
Jenis:SIInNakOtiVvaAsCi
Usia Pengguna: Efikasi: 94%
E1f8i-k5a5si:ta65h,u3%n Jenis: Inaktivasi
Usia Pengguna: 18-80
Jenis: Inaktivasi tahun
Usia Pengguna: 18-55
tahun

Pfizer Inc - BioNTech BIO FARMA

Efikasi: 95% Efikasi: -
Jenis: Inaktivasi Jenis: Rekombinasi
Usia Pengguna: protein dari mamalia,
18-80 tahun vaksin berbasis DNA &
RNA, serta Adenovirus
Usia Pengguna: -

39

VAKSIN MERAH PUTIH

Pengembangan vaksin Merah Putih menggunakan isolat virus
corona yang bertransmisi di Indonesia. Pengembangan &
Produksi vaksin dilakukan di Indonesia.

Proses Vaksin Merah Putih

Uji Pra-Klinis Uji Klinis Produksi Massal

Target selesai pada akhir Target dimulai awal Target awal 2022.
2020. Pengujian vaksin 2021. Lembaga Eijkman Vaksin diproduksi
dilakukan pada sel dan
dilanjutkan dengan ditargetkan untuk massal dan
menyerahkan bibit didistribusikan oleh PT,
pengujian terhadap hewan
percobaan. vaksin kepada BioFarma
PT.BioFarma pada

Januari 2021

Lembaga yang ikut
mengembangkan Vaksin
Merah Putih

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI)
Universitas Airlangga
Institut Teknologi Bandung
Universitas Gadjah Mada

40

MANFAAT VAKSIN
COVID-19

Turunkan angka penderita &
kematian akibat COVID-19

Membentuk kekebalan kelompok
(Herd Immunity)

Melindungi & memperkuat sistem
kesehatan secara menyeluruh

Menjaga produktivitas &
meminimalkan dampak

sosial/ekonomi

41

Setelah mengetahui jeins-jenis vaksin yang diizinkan
beredar di Indonesia, coba kamu cari tahu mengapa
Indonesia tidak menggunakan vaksin produksinya untuk
digunakan secara massal? Jelaskan alasanmu!

42

C. UPAYA MITIGASI

MANDIRI

Menurut Kemenkes (2020) beberapa langkah
upaya mitigasi penyebaran COVID-19 dapat
dilakukan secara mandiri antara lain sebagai
berikut:

43

HAL PENTING CEGAH
COVID-19

Mencuci tangan pakai sabun

Menjaga imunitas dan menerapkan
pola hidup sehat

Pakai masker bila sakit atau di tempat
umum

Jaga jarak & hindari kerumunan

Segera membersihkan tubuh setelah
bepergian

44


Click to View FlipBook Version