Nusa Magz
  • 49
  • 0
Nusa Magz Edisi #15
Salam Hormat,
Kamis 8 Oktober, sekitar Pukul 10.00 WIB, Depan DPRD Kota Malang mencekam. Bahkan demo besar dengan tingkat kerusakan yang mencengangkan tercatat yang pertama dalam sejarah aksi di depan Pemkot dan DPRD.
Tak hanya di Kota Malang, bahkan di seluruh Indonesia demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja masif dan berujung bentrok antara massa pengunjuk rasa dengan petugas keamanan. Akibatnya sangat luar biasa, para Elite dan Alit (wong cilik) menjerit.
Bagaimana tidak, kerusakan yang ditimbulkan menimpa para kawula alit yang notabene tak tahu bahkan tak ikut berpartisipasi dalam pengesahan UU Omnibus yang ditolak oleh demontran, pun juga mereka tidak ikut dalam aksi penolakan.
Mungkin kejadian 8 Oktober bisa dijadikan momentum oleh semua komponen bangsa untuk belajar untuk tidak saling memaksakan kehendak, dan memaksa kehendanya harus diamini oleh seluruh komponen bangsa lainnya. Demikian juga dengan yang tidak sepaham, tidak seharusnya melakukan penolakan yang berpotensi berujung pengrusakan.
Karena saat kita semua tidak dapat menahan diri, yang menerima akibat kerusakannya adalah kita semua. Baik Elite mapun Kawula Alit (wong cilik) akan menjerit, seperi judul dari Nusamagz edisi minggu ini.
Meski dalam edisi NusaMagz kali ini redaksi menyajikan seluruh berita mulai dari proses pembahasan, pengesahan lengkap dengan drama dalam persidangan hingga Netizen menjuluki Ketua DPR-RI Puan Maharani ‘Miss Mute’, juga demo penolakan yang berujung rusuh di seantero negeri, bukan berarti kami setuju, dengan sikap saling memaksakan kehendak antara Pemerintah- DPR-RI dengan masyarakat yang tidak sepaham.
Redaksi menyajikan semua ini agar masyarakat pembaca bisa menilai apa sebenarnya yang terjadi di negeri ini. Kenapa kok masyarakat mudah tersulut emosinya. Juga kenapa para Elite bangsa ini selalu merasa apa yang digagasnya sudah sangat benar dan merasa gagasannya akan mensejahterakan, padahal produk gagasannya dipersepsi justru sebaliknya oleh sebagian lainnya justru akan menyengsarakan.
Redaksi juga menyajikan masakan berbahan dasar Pare (Cucurbitaceae) sebagai pelengkap para Bunda membahagiakan keluarga. Pare biasanya tumbuh di daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Meski cukup melimpah, sayuran satu ini kurang begitu diminati karena rasanya pahit.
Namun di balik rasanya yang pahit, pare menyimpan banyak nutrisi yang sangat sayang untuk dilewatkan. Kandungan vitamin A dan C, folat, niacin, asam pantotenat, Rhiboflavin, Thiamin, serta pyridoxine.


Selamat Membaca,

Hanan Jalil
CEO Nusa Daily Group
View Text Version Category : 0
  • Follow
  • 0
  • Embed
  • Share
  • Upload
Related publications