The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by enka5364, 2021-08-16 10:11:38

Pengendalian Persediaan

Pengendalian Persediaan

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Model persediaan economic order quantity EOQ dapat ditunjukkan
dengan model rumus EOQ dan model perhitungan tabel. Berikut ini
merupakan formulasi matematis perhitungan EOQ. Model EOQ (Herjanto, E.
1997):
a. Biaya Pemesanan Per Tahun (Total Order Cost)

Merupakan total biaya pemesanan selama periode 1 tahun, yakni
frekuensi pemesanan selama satu tahun dikalikan dengan biaya order per
pemesanan dapat diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan: ....................................................................................................(7.1)

Q = EOQ = economic order quantity jumlah pemesanan optimal
 (unit)
TOC = total order cost biaya pemesanan per tahun  (Rp./
tahun)
OC = order cost  biaya pemesanan  (Rp./pesan)

b. Biaya Penyimpanan Per Tahun (Total Holding Cost)
Merupakan total biaya penyimpanan selama periode 1 tahun, yakni rata-
rata kebutuhan selama satu tahun dikalikan dengan biaya peyimpanan
selama periode satu tahun, dapat diformulasikan sebagai berikut:

Keterangan: .....................................................................................................(7.2)

Q = EOQ = economic order quantity  jumlah pemesanan optimal
 (unit)
THC = total holding cost  biaya penyimpanan per tahun 
(Rp./unit/tahun)
HC = holding cost biaya penyimpanan  (Rp./unit/
periode)

c. Biaya Total Per Tahun (Total Cost)
Total biaya yang harus dibebankan perusahaan untuk memenuhi
persediaan selama periode perencanaan satu tahun, yakni diperoleh dari
dari menjumlahkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan selama
periode satu tahun. dapat diformulasikan sebagai berikut:

TC = TOC + THC  + ....................................................(7.3)
Keterangan:
TC = total cost  biaya total persediaan selama satu tahun (Rp./
tahun)

d. Economic Order Quantity EOQ/Q
Merupakan jumlah optimal pemesanan yang dihitung berdasarkan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. EOQ didapatkan dari persamaan
fungsi total order cost = total holding cost, dapat dirumuskan sebagai
berikut:

88

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

== =

Keterangan: ....................................................(7.4)

Q = EOQ = Economic order quantity  jumlah pemesanan optimal
(unit)
OC = order cost biaya pemesanan  (Rp./order)
D = demand  permintaan produk pada periode tertentu
 (unit/periode)
HC = holding cost  biaya penyimpanan  (Rp./unit/
periode)

Contoh Kasus 01

CV Budi Jaya Makmur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
elektronika, yakni memproduksi speaker aktif, berbagai macam jenis untuk dikirim
ke konsumen baik dalam negeri maupun ke luar negeri. Kebutuhan komponen
woofer 12’ untuk periode satu tahun (365 hari) sebanyak 12.000 unit, dengan harga
komponen adalah Rp. 150.000,-/unit. Kemudian untuk biaya pemesanan sebesar
Rp. 65.000,-/pesan. Sedangkan biaya penyimpanan sebesar 5 % dari harga produk
(unit/tahun). Berdasarkan kasus tersebut, hitunglah…
1. Jumlah pemesanan yang optimal EOQ
2. Total order cost per satu tahun
3. Total holding cost per satu tahun
4. Total cost per satu tahun

Penyelesaian:
Diketahui,
1 thn = 365 hari
C = Rp.150.000,-/unit
D = 12.000 unit/tahun
OC = Rp. 65.000/pemesanan
HC = 2 % dari C  Rp.3.000,-/unit/tahun

a. Economic Order Quantity

89

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Jadi jumlah pemesanan optimal CV. Budi Jaya Makmur adalah 721 unit

b. Total Order Cost
, dimana frekuensi pemesanan dalam 1 tahun dihitung,

 = 16, 643 = 17 kali pemesanan, maka total order
cost adalah.

Jadi total biaya pemesanan selama periode satu tahun CV. Budi Jaya
Makmur sebesar

c. Total Holding Cost

Jadi total biaya peyimpanan selama periode satu tahun CV. Budi Jaya
Makmur sebesar

d. Total Cost
+

+

Jadi total biaya yang dibutuhkan selama periode satu tahun CV. Budi
Jaya Makmur sebesar

Model persediaan economic order quantity EOQ juga bisa ditunjukkan
dengan model perhitungan tabel, Tabel 7.1 melalui pendekatan trial and error,
yakni menghitung dan membandingkan biaya-biaya yang timbul (total order cost,
total holding cost, total cost) pada sistem persediaan pada setiap kemungkinan
frekuensi pemesanan yang dilakukan dalam periode satu tahun. Misalnya selama
satu tahun perusahaan melakukan pemesanan sebanyak 1 kali, 2 kali, 3 kali dan
seterusnya. Berdasarkan model perhitungan tersebut dipilih frekuensi pemesanan
yang menghasilkan total biaya paling rendah.

90

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Perhitungan biaya-biaya persediaan seperti total order cost, total holding
cost, total cost berdasarkan formulasi yang dibahas sebelumnya. Dengan rumus
formulasi berturut-turut 7.1, 7.2, dan 7.3. Berikut contoh model tabel hasil
perhitungan economic order quantity, kasus sesuai dengan contoh kasus 01

Tabel 7.1 Contoh Perhitungan EOQ Model Tabel

PERIODE SATU TAHUN

Frekuensi Jumlah Persediaan Total Biaya Total Biaya Biaya Total
Pemesanan Pesanan Rata-rata Pemesanan Penyimpanan (TC)
(Q/2) (TOC)
(F) (EOQ) (THC)

1 12,000 6,000 65,000 18,000,000 18,065,000

2 6,000 3,000 130,000 9,000,000 9,130,000
3 4,000 2,000 195,000 6,000,000 6,195,000
4 3,000 1,500 260,000 4,500,000 4,760,000
5 2,400 1,200 325,000 3,600,000 3,925,000
6 2,000 1,000 390,000 3,000,000 3,390,000
7 1,714 857 455,000 2,571,429 3,026,429
8 1,500 750 520,000 2,250,000 2,770,000
9 1,333 667 585,000 2,000,000 2,585,000
10 1,200 600 650,000 1,800,000 2,450,000
11 1,091 545 715,000 1,636,364 2,351,364
12 1,000 500 780,000 1,500,000 2,280,000
13 923 462 845,000 1,384,615 2,229,615
14 857 429 910,000 1,285,714 2,195,714
15 800 400 975,000 1,200,000 2,175,000
16 750 375 1,040,000 1,125,000 2,165,000
17 706 353 1,105,000 1,058,824 2,163,824
18 667 333 1,170,000 1,000,000 2,170,000
19 632 316 1,235,000 947,368 2,182,368
20 600 300 1,300,000 900,000 2,200,000

Sumber : Data pengolahan pribadi

Berdasarkan tabel EOQ diatas beberapa analisis dan kesimpulan yang dapat
diambil diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Frekuensi pemesanan yang optimal adalah 17 kali, karena menghasilkan total

biaya paling minimum dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu biaya total
yang harus dikeluarkan PT Budi Jaya Makmur sebesar Rp. 2. 163.824,- selama
satu tahun.
b. Jumlah pemesanan optimum sebesar 706 unit/pemesanan, dimana total biaya
pemesanan sebesar Rp. 1.105.000,- per tahun, dan total biaya penyimpanan
sebesar Rp. 1.058.824,- per tahun.

Selain itu model perhitungan persediaan EOQ model tabel juga bisa
ditunjukkan dengan model grafik, berikut grafik hubungan antara biaya-biaya
persediaan terhadap frekuensi pemesanan.

91

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

a. Hubungan antara total biaya pemesanan terhadap frekuensi pemesanan

Gambar 7.7 Frekuensi Pemesanan vs Total Order Cost
Sumber : Data pengolahan pribadi

Berdasarkan grafik gambar 7.7. di atas, total biaya pemesanan
cenderung naik, secara linier semakin tinggi frekuensi pemesanan maka
total biaya pemesanan semakin mahal.
b. Hubungan antara total biaya penyimpanan terhadap frekuensi
pemesanan

Gambar 7.8 Frekuensi Pemesanan vs Total Holding Cost
Sumber : Data pengolahan pribadi

Berdasarkan grafik gambar 7.8. total biaya penyimpanan biayanya
cenderung turun secara linier, yakni semakin tinggi unit yang disimpan
maka total biaya simpan semakin murah.

92

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

c. Hubungan antara total biaya terhadap frekuensi

Gambar 7.9 Frekuensi pemesanan vs Total Cost
Sumber : Data pengolahan pribadi

Berdasarkan grafik gambar 7.9. di atas, menunjukkan jika grafik
cenderung turun secara linier pada tingkat frekuensi tertentu (17) lalu
perlahan mulai naik sampai tingkat frekuensi 20.

CAKRAWALA

Gambar 7.10 Ilustrasi Production Planning Inventory Control PPIC
Sumber: https://spinsinergi.id/production-planning-inventory-control/

PPIC merupakan salah satu departemen di perusahaan manufaktur yang
berfungi merencanakan segala hal terkait proses produksi, mulai dari perencanaan
penjadwalan produksi, mesin dan peralatan produksi, penentuan human resource,
estimasi perhitungan raw material, work in process, finished goods, dan material

93

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

CAKRAWALA

pendukung lainnya guna menjamin proses produksi berjalan dengan lancar dan
terkendali.

Secara umum tugas dari departemen PPIC adalah sebagai berikut:
1. Menerima order atau pemesanan dari bagian marketing, lalu memastikan

order tersebut dikerjakan di produksi hingga selesai dan dikirim ke konsumen
tepat waktu
2. Membuat laporan terkait level of material yakni status barang yang ada di
lingkungan produksi misalnya barang WIP, maupun di gudang (raw material
dan finised goods)
Untuk menjadi PPIC di perusahaan seseorang harus memiliki skill analisis
yang tinggi, learning people, dan sistematis karena seorang PPIC dituntut untuk
peka terhadap perkembangan yang ada di lapangan dengan permasalahan
yang kompleks dan tidak menentu.https://ipqi.org/memahami-fungsi-ppic-
production-planning-inventory-control/

JELAJAH INTERNET
Untuk lebih memahami tentang peran PPIC dalam
aktivitas bisnis di perusahaan silakan pelajari artikel berikut
dengan judul “Production Planning Control sebagai jantung
utama pabrik/industry”
Link artikel. https://ipqi.org/memahami-fungsi-ppic-
production-planning-inventory-control-sebagai-jantung-
utama-pabrik-industri/

RANGKUMAN
Menurut Groebner tahun 1992. Persediaan merupakan sumber daya

(resource) yang dimiliki oleh perusahaan dan disimpan untuk mengantisipasi
terhadap pemenuhan suatu permintaan. Atau dapat diartikan sebagai barang
material, komponen, produk ½ jadi, dan produk jadi yang tersedia di gudang
(on hand inventory) menunggu untuk dijual ke konsumen atau digunakan
untuk proses produksi. Agar persediaan berjalan dengan semestinya, artinya
sanggup menyuplai permintaan konsumen dan juga produksi, namun biaya yang
dikeluarkan optimal, maka perhitungan persediaan menggunakan metode EOQ.

Menurut Kusuma, H (1999) EOQ merupakan tingkat pemesanan yang
meminimasi biaya persediaan secara keseluruhan, biaya-biaya tersebut meliputi
biaya tetap maupun biaya variabel yang melekat pada sistem persediaan, dengan

94

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

RANGKUMAN

tujuan agar kuantitas persediaan yang dipesan baik dan total biaya persediaan
dapat diminimalkan selama periode perencanaan produksi.

Menurut Baroto, T. (2002) biaya-biaya persediaan secara umum terdiri
dari sebagai berikut:
1. Ongkos pembelian barang,
2. Ongkos pemesanan,
3. Ongkos penyiapan (set up),
4. Ongkos penyimpanan
5. Ongkos yang timbul akibat kekurangan persediaan

Model Economic order quantity (EOQ) memiliki asumsi-asumsi sebagai
berikut:
1. Besarnya permintaan terhadap suatu produk diketahui dengan pasti
2. Permintaan cenderung konstan selama periode persediaan
3. Semua item yang dipesan dikirim sesuai dengan jumlah pesanan
4. Lead time (waktu tunggu) pasti
5. Biaya diketahui dan bersifat pasti
6. Kekurangan persediaan (Stock Out) tidak diizinkan
7. Tidak ada diskon dalam tingkat kuantitas pemesanan
Model formulasi persediaan metode EOQ, sebagai berikut:

1. Biaya pemesanan per tahun (total order cost)


2. Biaya penyimpanan per tahun (total holding cost)

3. Biaya total per tahun (total cost)
+

4. Economic order quantity EOQ/Q

Keterangan:
Q = EOQ = Economic order quantity  (unit)
OC = order cost  (Rp./order)
D = demand  (unit/periode)
HC = holding cost  (Rp./unit/periode)
TC = total cost  (Rp./tahun)
THC = total holding cost  (Rp./unit/tahun)
TOC = total order cost  (Rp./tahun)

95

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

TUGAS MANDIRI

Setelah mempelajari model persediaan metode economic order quantity
EOQ model sederhana pada bab VII dan juga pada teori-teori persediaan yang
lain pada bab sebelumnya, jelaskan dan gambarkan grafik model persediaan
yang menunjukkan hubungan antara EOQ, SS dan ROP berdasarkan contoh soal
01! Setelah mempelajari model persediaan metode economic order quantity EOQ
model sederhana pada bab VII dan juga pada teori-teori persediaan yang lain
pada bab sebelumnya, jelaskan dan gambarkan grafik model persediaan yang
menunjukkan hubungan antara EOQ, SS dan ROP berdasarkan contoh soal 01!

PENILAIAN AKHIR BAB
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak

tetap (variable cost) pada sistem persediaan!
2. Sebutkan biaya-biaya apa saja yang timbul pada sistem persediaan di

perusahaan manufaktur!
3. Jelaskan definisi dari beberapa istilah berikut:

1. Economic Order Quantity
2. Holding cost
3. Order cost
4. Sebutkan asumsi-asumsi yang digunakan pada perhitungan EOQ model
sederhana!
5. PT Budi Jaya Makmur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang furniture yang memproduksi daun pintu untuk perumahan, hotel
dan apartemen di daerah Jakarta. Mengingat operator produksi sering kali
kehabisan bahan cat, saat produksi sehingga proses produksinya terganggu.
Perusahaan ini ingin menghitung kebutuhan cat dasar selama satu tahun ke
depan dengan optimal. Jika diketahui kebutuhan cat per tahun adalah 1.200
kg, harga satuan cat dasar adalah Rp. 25.500,- per kg, biaya penyimpanan
sebesar 2 % dari harga satuan, serta biaya pemesanan sebesar Rp. 35.000,-
per pesan, hitunglah:
1. Berapa ukuran pemesanan yang optimal?
2. Hitung masing-masing biaya penyimpanan dan biaya pemesanan

berdasarkan ukuran pemesanan yang optimal!
3. Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan selama satu tahun?

96

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

REFLEKSI
1. Berdasarkan materi model persediaan metode economic order quantity EOQ

yang dijelaskan pada bab ini, apakah Anda sudah memahami dan mengerti
setiap bab demi bab yang ditulis?
2. Sebutkan kesulitan-kesulitan apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari
materi metode economic order quantity EOQ tersebut?
3. Apakah bahasa yang digunakan pada bab ini sudah sesuai dengan diri Anda,
apakah mudah dipahami ataukah berbelit-belit dan sebagainya?
4. Untuk menambah wawasan pengetahuan, carilah referensi dari buku-buku
yang lain, sebagai pembanding lalu diskusikan dengan teman-teman dan juga
dengan guru-guru Anda. Semoga sukses!!

97

BAB PENGENDALIAN
VIII PERSEDIAAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN METODE ABC
BAB VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN METODE ABC

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari pembelajaran pengendalian persediaan metode ABC sebagai
berikut:
1. Peserta didik mampu memahami konsep pengendalian persediaan dengan
metode ABC.
2. Peserta didik mampu mengelompokkan item-item persediaan ke dalam level-
level berdasarkan metode ABC.
3. Peserta didik mampu mengolah data perhitungan metode ABC.
4. Perserta didik mampu menganalisis perlakuan-perlakuan terhadap masing-
masing level dari

PETA KONSEP

METODE ABC Pengertian Metode ABC
Prinsip Dasar Metode ABC
Tujuan dan Manfaat Metode ABC
Prosedur Pelaksanaan Metode ABC

KATA KUNCI
Persediaan, Metode ABC, Demand (permintaan), Harga satuan, Level persedian,
Klasifikasi

98

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENDAHULUAN

Tingkat persediaan di perusahaan harus dikelola pada level yang optimum. Hal ini
berdampak pada biaya dan risiko-risiko yang akan timbul jika persediaan terlalu tinggi
maupun terlalu rendah, misalnya jumlah persediaan terlalu tinggi (overstock) akan
menimbulkan besarnya modal yang harus di investasikan perusahaan, selain itu jika
persediaan overload dari kapasitas gudang risiko kerusakan dan kehilangan barang
di gudang semakin besar. Namun jika jumlah persediaan terlalu rendah (low-stock)
atau bahkan sampai kehabisan persediaan (stock-out) akan menimbulkan beberapa
resiko diantaranya terganggunya proses produksi, pengiriman barang ke konsumen
terlambat, kehilangan penjualan bahkan hingga kehilangan pelanggan, semua itu
karena kehabisan stock persediaan, sehingga tidak bisa men-suplay dengan baik.
Permasalahan yang dijelaskan diatas dapat diatasi dengan beberapa cara
diantaranya adalah dengan mementukan jumlah pembelian optimum dengan biaya
yang minimum (Economic Order Quantity), menentukan titik pemesanan kembali
dengan melihat persediaan di gudang (Re Order Point) serta menentukan stok
persediaan pengaman (Safety Stock) untuk memberikan jaminan kepada perusahaan
yakni stock selalu tersedia, meskipun supplier terlambat melakukan pengiriman, atau
dengan sebab-sebab yang lainnya.
Namun dalam menentukan stock pengaman (safety stock) perusahaan harus
memilih dengan cermat item-item apa saja yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu
dan diperhatikan secara ketat, artinya tidak semua item diperlakukan secara general
(sama rata) terkait jumlah persediaannya, cara penangannya bahkan cara penjagannya,
hanya item-item tertentu yang diprioritaskan saja, agar investasi yang dikeluarkan
perusahaan dapat ditekan dan dikendalikan secara optimal.
Setiap persediaan memiliki nilai dan tingkat kepentingan yang berbeda-beda,
sehingga perlu adanya klasifikasi atau pengelompokkan agar perusahaan bisa fokus
untuk memilih dan memprioritaskan mana saja item persediaan yang harus di kontrol
lebih ketat dan mana saja item persediaan yang dikontrol lebih longgar Salah satu
teknik analisis persediaan yang sering digunakan adalah teknik ABC, merupakan suatu
sistem atau prosedur sederhana yang dapat dipergunakan untuk mengisolasi barang-
barang yang memerlukan perhatian khusus dalam hal pengendalian persediaan
Gazpersz, (2001).
Secara umum metode ABC
membagi persediaan menjadi 3
level, yakni level A, pengawasan
lebih intensif / ketat bisa dilakukan
minimal 1 bulan sekali, tiap minggu
atau bahkan setiap hari di kontrol,
Level B, pengawasan normal
bisa dilakukan dalam rentang 3
Gambar 8.1 Ilustrasi Gudang bulanan, 2 bulanan, atau 1 bulanan
Sumber:https://www.kompasiana.com/reza_ tergantung kebutuhan perusahaan
hermawanyadi/593e3f0b127f619e2db6c78a/peranan-gudang-
dalam-logistik-dan-rantai-pasok
dan Level C, pengawasan longgar
bisa dilakukan dalam rentang 1
tahun.

99

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Materi yang akan dibahas pada bab ini secara ringkas terdiri dari pengertian-
pengertian metode ABC, prinsip dan dasar pertimbangan metode ABC, tujuan dari
mengelompokkan item-item persediaan dengan metode ABC, prosedur pembuatan
klasifikasi item-item persediaan dengan metode ABC, serta mampu menyelesaikan
kasus-kasus yang terkait dengan permasalahan persediaan dengan metode ABC.
Berikut penjelasan lebih detailnya.
A. Pengertian Metode ABC

Pengendalian persediaan metode ABC merupakan prosedur sederhana yang
digunakan untuk mengisolasi barang-barang persediaan. Tujuan dari isolasi adalah
untuk menentukan barang-barang mana saja yang perlu mendapat perhatian
khusus dari manajemen dan barang-barang mana saja yang perhatiannya longgar.
Metode ini biasanya untuk perusahaan yang memiliki barang-barang dengan jenis
yang sangat kompleks dan penggunaan yang berbeda-beda (Assaury,1999)

Berdasarkan klasifikasi persediaan dengan metode ABC, barang-barang yang
memiliki persentase tertinggi yakni baik dari segi harga barang dan penggunaan
barang digolongkan ke dalam kelas A, persediaan yang bernilai sedang digolongkan
ke dalam kelas B, dan persediaan yang benilai rendah digolongkan ke dalam kelas
C. jika item-item persediaan digolongkan dalam masing-masing kelas secara
otomatis perlakuan atau kebijakan terhadap masing-masing kelas juga berbeda
tergantung dari kebijakan perusahaan (Kusuma, H. 1999).

Gambar 8.2 Ilustrasi Metode ABC
Sumber: https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-costing/

A. Dasar Prinsip Metode ABC
Vilfredo Pareto (1848-1923) seorang ekonom dan sosiolog asal Italia

mengemukakan bahwa sebagian ongkos yang besar disebabkan oleh sejumlah
kecil item, atau istilah umumnya disebut Hukum Pareto yang berbunyi “Distribusi
sebagian pendapatan perusahaan (85%) terpusat pada sebagian kecil individu
(15%) dari total populasi” Hukum ini juga berlaku pada sistem persediaan, dimana
sebagian kecil item-item persediaan menyebabkan sebagian besar ongkos-ongkos
persediaan bilamana item-item tersebut memiliki nilai (value), biaya serta frekuensi
penggunaan yang tinggi. Jika item-item tersebut dikendalikan secara tepat akan
berdampak pada biaya-biaya persediaan yang ditimbulkan, perusahaan selalu
menginginkan biaya-biaya persediaan dapat ditekan secara efektif. (Kusuma, H.
1999).
100

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pengelompokkan item-item
persediaan diantaranya adalah:
1. Biaya persediaan

Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan kegiatan persediaan suatu
item barang meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya pembelian
dan lain-lain
2. Frekuensi penggunaan persediaan
Semakin tinggi frekuensi pemakaian item-item persediaan maka semakin besar
pula nilai (value) barang tersebut. Hal ini dikarenakan kebutuhan item barang
tersebut tinggi, sehingga perusahaan mengeluarkan investasi besar agar item
barang tersebut selalu tersedia saat dibutuhkan.
3. Risiko yang terjadi jika kehabisan
Hal ini terkait dengan akibat atau risiko yang ditimbulkan apabila item barang
persediaan habis di saat proses produksi masih berjalan (bahan mentah),
atau proses pengiriman kepada konsumen (bahan jadi). Apakah memiliki
pengaruh yang signifikan, pengaruhnya sedang-sedang saja atau bahkan
tidak berpengaruh sama sekali. Misalnya bahan baku utama dan bahan baku
pembantu atau penolong.
4. Waktu tunggu pemesanan
Waktu tunggu pemesanan juga menjadi faktor pertimbangan dalam penentuan
metode ABC, hal ini dikarenakan masing-masing item barang memiliki lead
time yang berbeda-beda tergantung dari supplier atau vendor dari item barang
tersebut, misalnya jika suatu komponen hanya diproduksi oleh supplier
perusahaan di luar negeri (barang impor) biasanya lead time pemesanan barang
lebih lama dibandingkan dengan komponen yang diproduksi oleh supplier di
dalam negeri. Hal ini harus menjadi pertimbangan perusahaan agar mengatur
bagaimana caranya item komponen tersebut tidak telat.
B. Tujuan Metode ABC

Menurut Gaspersz, (2001) tujuan dari pengelompokan item-item persedian
dengan metode ABC, memiliki beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1. Menentukan frekuensi perhitungan persediaan, item barang yang masuk

katagori kelas A harus ditinjau lebih sering dalam hal akurasi catatan inventory
dibandingkan dengan barang-barang yang masuk dalam katagori kelas B dan
C, hal ini dapat diaplikasikan pada kegiatan stock opname khusus item-item
barang kelas A harus lebih sering dilakukan stock opname secara periodik.
2. Prioritas rekayasa (engginering) atau kegiatan produksi difokuskan pada
material-material item barang kelas A dan B dibandingkan dengan kelas C
3. Prioritas pembelian seharusnya difokuskan pada barang-barang yang
masuk dalam katagori kelas A yakni barang-barang yang harga dan frekuensi
penggunaannya sangat tinggi.
4. Keamanan, untuk menjaga item barang kelas A dan B agar lebih aman, maka
seharusnya disimpan dalam ruangan terkunci untuk mencegah kehilangan,
kerusakan atau pencurian. Hal ini dikarenakan item-item barang pada kelas A
dan B, memiliki nilai (value) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas C atau
kelas yang lainnya.

101

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

5. Sistem pengisian kembali (replenishment systems), untuk barang-barang yang
masuk katagori kelas A dan B harus dilakukan dengan metode yang tepat dan
pencatatannya membutuhkan ketelitian yang tinggi dibandingkan dengan
barang-barang yang masuk katagori kelas C.

C. Prosedur Pelaksanaan Metode ABC
Prosedur untuk mengelompokkan material-material persediaan ke dalam

kelas A, B, dan C, yaitu sebagai berikut (Gaspersz, 2001):
1. Tentukan volume penggunaan per periode waktu (biasanya per tahun) dari item

barang persediaan yang ingin diklasifikasikan. Buatlah tabel dengan kolom 1
= nama material, kolom 2 = volume pemakaian (demand) per tahun, kolom 3 =
harga satuan untuk masing-masing material, kolom 4 = harga satuan, kolom 5 =
total harga, kolom 6 = persentase, kolom 7 = akumulasi persentase dan kolom 8
= keterangan, seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 8.1. Format Tabel Perhitungan Metode ABC

12 3 4 5 6 7 8

No Item Demand Harga Total Persentase Akumulasi Keterangan
Barang Satuan Harga % %

              

              

              

              

              

Sumber : Pengolahan Data Pribadi

2. Kalikan volume penggunaan (demand) per tahun (kolom 3), dengan masing-
masing harga satuan dari material persediaan (kolom 4) untuk memperoleh nilai
total penggunaan biaya per tahun (kolom 5) dari setiap item barang persediaan
tersebut. (kolom 3 * kolom 4 = kolom 5)

3. Jumlahkan nilai total penggunaan biaya dari semua material persediaan itu
untuk memperoleh nilai total penggunaan biaya agregat (akumulasi total biaya)

4. Bagi nilai total penggunaan biaya dari masing-masing item barang tersebut
dengan nilai total penggunaan biaya agregat (akumulas total biaya), untuk
menentukan persentase nilai total penggunaan biaya dari setiap material
inventori tersebut (kolom 6)

5. Urutkan persentase dari masing-masing item barang itu dalam bentuk ranking
persentase nilai total terbesar sampai terkecil (kolom 7)

6. Klasifikasikan material-material persediaan itu ke dalam kelas A, B, dan C
dengan kriteria: 20% dari jenis material diklasifikasikan ke dalam kelas A, 30%
dari jenis material diklasifikasikan ke dalam kelas B, dan 50% dari jenis material
diklasifikasikan ke dalam kelas C (kolom 8). Dengan catatan persentase masing-
masing kelas sesuai dengan kebijakan perusahaan.

102

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

D. Contoh Kasus Metode ABC
PT Budi Jaya Makmur merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan

elektronik yang membuat berbagai macam peralatan elektronik seperti TV, Radio,
Speacker, speaker aktif dan lain-lain, manajer gudang ingin menerapkan sistem
persediaan yang optimal agar menekan biaya persediaan. Berikut data item
material persediaan, harga satuan dan kebutuhan per tahun (demand).
Tabel 8.2. Item Barang, Harga Satuan dan Demand

No Demand Harga Satuan
Item Barang

1 H-0213 2569 Rp. 250

2 J-220 2000 Rp. 6,850

3 A-221 300 Rp. 627,500

4 A320 9050 Rp. 4,400

5 S-023 850 Rp. 1,800

6 F-502 865 Rp. 2,500

7 B-709 4800 Rp. 50

8 D-404 3500 Rp. 1,500

9 T-110 240 Rp. 1,605,000

10 R-303 128 Rp. 32,500

11 T-402 187 Rp. 7,950

12 C-220 500 Rp. 4,300

13 BX-020 300 Rp. 22,500

14 M-430 2450 Rp. 13,200

15 K-220 100 Rp. 750

Sumber: Data Pengolahan Pribadi

103

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

Tentukan item-item barang persediaan yang masuk pada katagori kelas A, B dan C!
Penyelesaian:
1. Berikut hasil perhitungan total biaya dari permintaan selama satu tahun.

Tabel 8.3 Hasil Perhitungan Total Biaya

No Demand Harga Total
Item Barang Satuan Harga

1 H-0213 2569 Rp250 Rp642,250

2 J-220 2000 Rp6,850 Rp13,700,000

3 A-221 300 Rp627,500 Rp188,250,000

4 A320 9050 Rp4,400 Rp39,820,000

5 S-023 850 Rp1,800 Rp1,530,000

6 F-502 865 Rp2,500 Rp2,162,500

7 B-709 4800 Rp50 Rp240,000

8 D-404 3500 Rp1,500 Rp5,250,000

9 T-110 240 Rp1,605,000 Rp385,200,000

10 R-303 128 Rp32,500 Rp4,160,000

11 T-402 187 Rp7,950 Rp1,486,650

12 C-220 500 Rp4,300 Rp2,150,000

13 BX-020 300 Rp22,500 Rp6,750,000

14 M-430 2450 Rp13,200 Rp32,340,000

15 K-220 100 Rp750 Rp75,000

Sumber: Data Pengolahan Pribadi

104

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Hasil perhitungan persentase untuk masing-masing item persediaan sebagai
berikut:
Tabel 8.4 Perhitungan Persentase

No Demand Harga Total Persentase
Item Barang Satuan Harga %

1 H-0213 2569 Rp250 Rp642,250 0.094%

2 J-220 2000 Rp6,850 Rp13,700,000 2.004%

3 A-221 300 Rp627,500 Rp188,250,000 27.532%

4 A320 9050 Rp4,400 Rp39,820,000 5.824%

5 S-023 850 Rp1,800 Rp1,530,000 0.224%

6 F-502 865 Rp2,500 Rp2,162,500 0.316%

7 B-709 4800 Rp50 Rp240,000 0.035%

8 D-404 3500 Rp1,500 Rp5,250,000 0.768%

9 T-110 240 Rp1,605,000 Rp385,200,000 56.336%

10 R-303 128 Rp32,500 Rp4,160,000 0.608%

11 T-402 187 Rp7,950 Rp1,486,650 0.217%

12 C-220 500 Rp4,300 Rp2,150,000 0.314%

13 BX-020 300 Rp22,500 Rp6,750,000 0.987%

14 M-430 2450 Rp13,200 Rp32,340,000 4.730%

15 K-220 100 Rp750 Rp75,000 0.011%

Sumber: Data Pengolahan Pribadi

105

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

3. Hasil rangking persentase untuk masing-masing item barang dari yang terbesar
sampai terkecil
Tabel 8.5 Perhitungan Persentase

No Demand Harga Total Persentase
Item Barang Satuan Harga %

1 T-110 240 Rp1,605,000 Rp385,200,000 56.336%

2 A-221 300 Rp627,500 Rp188,250,000 27.532%

3 A320 9050 Rp4,400 Rp39,820,000 5.824%

4 M-430 2450 Rp13,200 Rp32,340,000 4.730%

5 J-220 2000 Rp6,850 Rp13,700,000 2.004%

6 BX-020 300 Rp22,500 Rp6,750,000 0.987%

7 D-404 3500 Rp1,500 Rp5,250,000 0.768%

8 R-303 128 Rp32,500 Rp4,160,000 0.608%

9 F-502 865 Rp2,500 Rp2,162,500 0.316%

10 C-220 500 Rp4,300 Rp2,150,000 0.314%

11 S-023 850 Rp1,800 Rp1,530,000 0.224%

12 T-402 187 Rp7,950 Rp1,486,650 0.217%

13 H-0213 2569 Rp250 Rp642,250 0.094%

14 B-709 4800 Rp50 Rp240,000 0.035%

15 K-220 100 Rp750 Rp75,000 0.011%

Sumber: Data Pengolahan Pribadi

106

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Hasil akumulasi persentase untuk kelas A, B dan kelas C

Tabel 8.6 Akumulasi Persentase Kelas A, B dan C

No Item Demand Harga Satuan Total Persentase Akumulasi Ket
Barang Harga % %
A
1 T-110 240 Rp1,605,000 Rp385,200,000 56.336% 56.336% B
C
2 A-221 300 Rp627,500 Rp188,250,000 27.532% 27.532% C
C
3 A320 9050 Rp4,400 Rp39,820,000 5.824% C
C
4 M-430 2450 Rp13,200 Rp32,340,000 4.730% C
C
5 J-220 2000 Rp6,850 Rp13,700,000 2.004% C
C
6 BX-020 300 Rp22,500 Rp6,750,000 0.987% C
C
7 D-404 3500 Rp1,500 Rp5,250,000 0.768% C
C
8 R-303 128 Rp32,500 Rp4,160,000 0.608%

9 F-502 865 Rp2,500 Rp2,162,500 0.316% 16.132%

10 C-220 500 Rp4,300 Rp2,150,000 0.314%

11 S-023 850 Rp1,800 Rp1,530,000 0.224%

12 T-402 187 Rp7,950 Rp1,486,650 0.217%

13 H-0213 2569 Rp250 Rp642,250 0.094%

14 B-709 4800 Rp50 Rp240,000 0.035%

15 K-220 100 Rp750 Rp75,000 0.011%

Sumber: Data pengolahan pribadi

Berdasarkan hasil perhitungan tabel metode ABC diatas menunjukkan:
a. Kelas A, terdiri dari satu item barang yakni T-110 dengan nilai persentase
sebesar 56, 336%
b. Kelas B, terdiri dari satu item barang yakni A-221 dengan nilai persentase
sebesar 27, 532%
c. Sedangkan kelas C, terdiri dari A-320; M-430; J-220; BX-020; D-404;
R-303; F-502; C-220; S-023; T-402; H-0213; B-709 dan K-220 dengan
total persentase sebesar 16,132%.

107

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

CAKRAWALA

Gambar 8.3 Ilustrasi ERP
Sumber: http://www.ptbsi.co.id/index.php/news/news/129-penggunaan-aplikasi-erp-optimalkan-gerak-roda-

bisnis-maskapai

ERP kepanjangan dari enterprise resource planning merupakan software
untuk memudahkan pengelolaan manajemen bisnis perusahaan secara
terintegrasi. Sistem ini mampu memberikan informasi secara realtime proses
produksi dan berbagai macam transaksi perusahaan baik internal maupun
eksternal yang sedang berlangsung, misalnya proses produksi, inventory, purchase
order, employee payroll dsb.
Keuntungan menggunakan sistem ERP diantaranya adalah:

1. Memberikan data secara global kondisi perusahaan trkait aktivitas-aktivitas
secara berkala dan akurasi tinggi

2. Kontrol terhadap standart perusahaan dari seluruh bagian-bagian yang
terlibat di system tersebut

3. Aktivitas bisnis yang utama seperti procure to pay, order to fulfillment, dan
lead to cash dapat dilakukan secara otomatis oleh sistem ERP

4. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen misalnya dalam hal penagihan
dan pembayaran yang bisa menggunakan fitur relationship tracking

Sumber:http://www.ptbsi.co.id/index.php/news/news/129-penggunaan-
aplikasi-erp-optimalkan-gerak-roda-bisnis-maskapai

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan tentang manajemen
pergudangan, silakan pelajari artikel berikut ini dengan
judul “Manajemen Pergudangan dan Strategi Perencanaan
Persediaan”
Link internet:https://ipqi.org/manajemen-pergudangan-
dan-strategi-untuk-perencanaan-barang/ atau dengan scan
barcode disamping.

108

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

RANGKUMAN

1. Pengertian ABC
Pengendalian persediaan metode ABC merupakan prosedur sederhana

yang digunakan untuk mengisolasi barang-barang persediaan. Tujuan dari
isolasi adalah untuk menentukan barang-barang mana saja yang perlu
mendapat perhatian khusus dari manajemen dan barang-barang mana saja
yang perhatiannya longgar. Metode ini biasanya untuk perusahaan yang
memiliki barang-barang dengan jenis yang sangat kompleks dan penggunaan
yang berbeda-beda (Assaury,1999)
2. Pertimbangan-Pertimbangan Metode ABC

Hukum Pareto yang berbunyi “Distribusi sebagian pendapatan perusahaan
(85%) terpusat pada sebagian kecil individu (15%) dari total populasi”

Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pengelompokkan item-
item persediaan diantaranya adalah:
a. Biaya persediaan
b. Frekuensi penggunaan persediaan
c. Risiko yang terjadi jika kehabisan
d. Waktu tunggu pemesanan
3. Tujuan Metode ABC

Tujuan dari adanya metode ABC adalah untuk mengelompokkan item-
item barang mana saja yang lebih diprioritaskan, prioritas tersebut meliputi:
a. Menentukan frekuensi perhitungan inventory
b. Menetukan prioritas engginering
c. Menentukan prioritas pembelian
d. Menentukan keamanan produk
e. Menentukan keputusan investasi
4. Prosedur Pelaksanaan Metode ABC

Prosedur untuk mengelompokkan material-material persediaan ke dalam
kelas A, B, dan C, yaitu sebagai berikut (Gaspersz, 2001):
a. Tentukan volume penggunaan per periode waktu (biasanya per tahun)
b. Kalikan volume penggunaan (demand) per tahun, dengan masing-masing

harga satuan dari material persediaan
c. Akumulasi total biaya dapat dicari dengan menjumlahkan nilai total

penggunaan biaya dari semua material persediaan
d. Persentase nilai total dapat dihitung dengan cara membagi nilai total

penggunaan biaya dari masing-masing item barang tersebut dengan nilai
total penggunaan biaya agregat (akumulasi total biaya),
e. Urutkan persentase dari masing-masing item barang itu dalam bentuk
ranking persentase nilai total terbesar sampai terkecil
f. 20% dari jenis material diklasifikasikan ke dalam kelas A, 30% dari jenis
material diklasifikasikan ke dalam kelas B, dan 50% dari jenis material
diklasifikasikan ke dalam kelas C.

109

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

TUGAS MANDIRI

Setelah mempelajari salah satu sistem pengendalian persediaan yakni
dengan matode ABC, silakan mencari referensi dari buku lain terkait dengan
sistem pengendalian persediaan, diantaranya adalah sistem pengendalian Just In
Time (JIT), sistem pengendalian persediaan Outsourcing dan sistem pengendalian
bahan baku material resource planning (MRP), kemudian analisis dan bandingkan
dari setiap metode tersebut terkait kelebihan maupun kelemahannya.

PENILAIAN AKHIR BAB
Kerjakan tugas berikut ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan pengertian dari metode ABC!
2. Apakah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan

klasifikasi item barang dengan metode ABC?
3. Sebutkan manfaat dari adanya klasifikasi item persediaan dengan metode

ABC!
4. Diketahui data penjualan sparepart kendaraan motor di sebuah bengkel Budi

Jaya Makmur selama periode satu tahuan adalah sebagai berikut,

Tentukan klasifikasi item sparepart di atas dengan metode ABC!
5. PT Eka Jaya merupakan perusahaan yang memproduksi peralatan elektronik

yang membuat berbagai macam peralatan elektronik, manajer gudang ingin
menerapkan sistem persediaan yang optimal agar menekan biaya persediaan.
Berikut data item material persediaan, harga satuan dan kebutuhan per tahun.

110

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR BAB

Tentukan klasifikasi item barang diatas dengan metode ABC!
REFLEKSI

1. Berdasarkan materi sistem pengendalian persediaan dengan metode ABC yang
dijelaskan pada bab ini, apakah Anda sudah memahami dan mengerti setiap
bab demi bab yang ditulis?

2. Sebutkan kesulitan-kesulitan apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari
materi sistem pengendalian persediaan dengan metode ABC tesebut!

3. Apakah bahasa yang digunakan pada bab ini sudah sesuai dengan diri Anda,
apakah mudah dipahami ataukah berbelit-belit dan sebagainya?

4. Untuk menambah wawasan pengetahuan, carilah referensi dari buku-buku
yang lain, sebagai pembanding lalu diskusikan dengan teman-teman dan juga
dengan guru-guru Anda. Semoga sukses!

111

BAB PENGENDALIAN
IX PERSEDIAAN

STOCK OPNAME
BAB IX STOCK OPNAME

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dari pembelajaran kegiatan stock opname adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik mampu memahami apa itu kegiatan stock opname perusahaan.
2. Peserta didik mampu mengetahui tujuan dan manfaat dari kegiatan stock

opname
3. Peserta didik mampu mengetahui kapan saja dan frekuensi kegiatan stock

opname harus dilakukan oleh perusahaan
4. Perserta didik mampu mengetahui dan melaksanakan prosedur kegiatan stock

opname
5. Peserta didik mampu membuat laporan stock opname.

PETA KONSEP

STOCK OPNAME Pengertian Stock Opname
Tujuan Manfaat Stock Opname

Waktu melaksanakan Stock Opname
Frekuensi melaksanakan Stock Opname
Prosedur melaksanakan Stock Opname

KATA KUNCI
Persediaan, Kartu stok (bin card), Stock opname, Accounting

112

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENDAHULUAN

Gambar 9.1 Ilustrasi kegiatan stock opname
Sumber: https://ukirama.com/en/blogs/cara-dan-contoh-perhitungan-persediaan-akhir-tanpa-stok-opname-barang-di-

gudang

Sering kali kegiatan pengendalian persediaan tidak berjalan lancar dikarenakan
banyak hal, salah satunya adalah tidak balance antara stok di sistem (ERP) dengan stok
fisik di lapangan (gudang), sehingga sering kali terjadi kekeliruan pemesanan oleh
bagian inventory control (IC), baik itu kelebihan atau kekurangan kegiatan produksi
teganggu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian antara stock di sistem (ERP)
dengan stock fisik di lapangan (gudang) diantaranya adalah adanya kerusakan barang
material di gudang saat penyimpanan atau saat penanganan, kehilangan barang
di gudang, kesalahan perhitungan operator, masa kadaluwarsa (expired) dan lain
sebagainya. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya perusahaan melakukan kegiatan
perhitungan fisik secara manual dan mencocokkan dengan di sistem perusahaan,
sehingga perusahaan mengetahui selisih atau perbedaan stock di gudang dengan
stock fisik di lapangan. Kegiatan tersebut adalah stock opname yang akan dibahas
lebih detail pada pembelajaran kali ini.

MATERI PEMBELAJARAN
Materi yang akan dibahas pada bab ini secara ringkas terdiri dari:
1. Pengertian kegiatan stock opname,
2. Tujuan dan manfaat kegiatan stock opname,
3. Waktu dan frekuensi kegiatan stock opname dilakukan,
4. Prosedur kegiatan stock opname, dan
5. Contoh laporan stock opname.
A. Pengertian Stock opname

Stock opname merupakan kegiatan menghitung persediaan barang yang
berada di dalam gudang (GBB dan GBJ) dan di lantai produksi secara fisik dan
dicocokkan dengan data di catatan stok sistem perusahaan. Kegiatan stock opname
dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari pencatatan kartu stock perusahaan,

113

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

sehingga jika terjadi selisih antara jumlah fisik dengan kartu stok, perusahaan bisa
mencari sebab-sebabnya, misalnya kesalahan dalam pencatatan, atau kecurangan
internal perusahaan, (Margareth, S. 2018. http://www.jtanzilco.com/blog/
detail/1074/slug/efektif-melaksanakan-stock-opname. 2 Desember 2019)

Gambar 9.2 Ilustrasi Kegiatan Stock Opname
Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/2018-pengertian-tujuan-manfaat-stock-opname-beserta-contohnya/

B. Tujuan Kegiatan Stock Opname
Tujuan dari kegiatan stock opname adalah untuk mengetahui kebenaran dan

keakuratan data antara catatan pembukuan (sistem perusahaan) dengan jumlah
fisik yang ada di lapangan (GBB, GBJ dan lantai produksi), apakah nilai sama atau
ada perbedaan/selisih yakni kelebihan barang dan atau kekurangan barang

Berikut beberapa keputusan yang biasanya dilakukan perusahaan jika terjadi
selisih stok saat dilakukan stock opname:
1. Jika terdapat kelebihan stok fisik yang ada dilapangan (gudang, produksi)

dengan catatan stock, Perusahaan harus melakukan pengecekan ulang untuk
memastikan tidak ada barang yang belum dicatat dalam sistem ERP, atau adanya
kemungkinan kesalahan dalam proses pencatatan.
2. Jika terdapat kekurangan stok fisik dilapangan (gudang dan produksi) dengan
catatan stok terdapat dua kemungkinan, yakni sebagai berikut:
a. Dibuatkan jurnal penyesuaian atas kekurangan tersebut kemudian biayanya

dibebankan pada perusahaan
b. Bagian gudang atau produksi yang bertanggung jawab pada barang tersebut

diawajibkan mengganti kekurangan dari persediaan tersebut.
C. Manfaat Kegiatan Stock Opname

Manfaat dari kegiatan stock opname diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah jumlah stok fisik barang yang ada di lapangan (toko, gudang

dan produksi) sama dengan catatan pembukuan yang dilaporkan.

114

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Meminimalisir penyimpangan persediaan, misalnya kesalahan dalam
pencatatan dan lain-lain

3. Perusahaan segera melakukan tindakan jika terjadi selisih data hasil stok
opname, misalnya barang rusak, hilang dan lain-lain

4. Perusahaan mengetahui arus masuk dan keluar persediaan barang sehingga
perusahaan mengetahui kondisi persediaan barang sesungguhnya.

D. Waktu dan Frekuensi Kegiatan Stock Opname
Secara umum kegiatan stock opname pada masing-masing perusahaan

berbeda tergantung dari kebijakan perusahaan tersebut, tergantung dari jenis
perusahaan, jenis barang yang disimpan, kondisi manajemen perusahaannya.
Berikut ini secara umum frekuensi kegiatan stock opname akhir tahun, semester (6
bulan sekali), catur wulan (4 bulan sekali) daan triwulan (3 bulan sekali).

Perusahaan sebelum melakukan kegiatan stock opname harus direncanakan
dengan matang, agar tidak mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung.
Ada beberapa kasus dimana saat melakukan stock opname perusahaan harus
menghentikan kegiatan-kegiatan supply chain barang misalnya menghentikan
sementara kegiatan pengiriman barang ke konsumen dan penerimaan barang dari
supplier.

Dewasa ini, kegiatan stock opname sudah mengalami perkembangan yang
cukup baik, yakni dengan menggunakan barcode pada label produk kegiatan stock
opname menjadi lebih cepat dan akurat daripada jika dilakukan secara manual,
selain itu sekarang banyak sekali software-software yang berbasis android bisa
digunakan untuk melakukan kegiatan stock opname sehingga operator bisa
melukakan kegiatan stock opname dengan smartphone saja.
E. Prosedur Kegiatan Stock Opname

Secara umum prosedur pelaksanaan kegiatan stock opname dibagi menjadi 3
tahapan, yakni tahap persiapan, tahap penjabaran pekerjaan dan tahap pelaksanaan
kegiatan. Berikut detail penjelasannya (Martina,2019.https://ukirama.com/blogs/
berikut-7-langkah-langkah-standar-operasional-prosedur-sop-stock-opname. 3
desember 2019):
1. Tahap Persiapan

Merupakan kegiatan yang sangat penting sebelum melaksanakan stock
opname, mengingat kegiatan tersebut memerlukan banyak waktu serta dapat
mempengaruhi kegiatan-kegiatan lainnya dalam perusahaan, untuk itu harus
disiapkan secara matang. Secara umum kegiatan stock opname dilakukan oleh
departemen gudang baik itu gudang bahan baku dan gudang bahan jadi, di area
produksi juga bisa melaksanakan kegiatan stock opname biasanya untuk barang
dalam proses (work in process). Pada penjelasan kali ini lebih ditekankan pada
kegiatan stock opname yang dilakukan pihak gudang. Beberapa hal yang harus
disiapkan gudang diantaranya adalah:
a. Pihak gudang memastikan seluruh barang-barang yang akan di stock

opname sudah terpasang barcode sesuai dengan ketentuannya, hal ini
untuk mempermudah perhitungan saat melaksanakan stock opname

115

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

MATERI PEMBELAJARAN

b. Sticker khusus stock opname untuk menandai barang yang akan dilakukan
stock opname, agar tidak tercampur atau double count (dihitung lebih
dari dari satu kali), selain itu juga menyediakan stiker khusus non stock
opname digunakan untuk barang yang tidak dihitung saat pelaksanaan
stock opname

c. Pihak gudang diintruksikan untuk menata barang-barang yang akan
dilakukan stock opname, agar pelaksanaan menjadi lebih mudah dan lebih
cepat, karena jika lokasi barang yang tidak beraturan kemungkinan terjadi
kesalahan pencatatan lebih besar selain itu waktu pelaksanaan menadi
tidak efisien

1. Tahap Penjabaran Pekerjaan
Tahap ini biasanya dilakukan sehari sebelum pelaksanaan H-1, hal-hal

yang harus disiapkan antara lain:
a. Melakukan brifing atau pengarahan kepada semua pihak yang terlibat
saat kegiatan stock opname, baik pihak gudang maupun nongudang. Pada
tahap ini dijabarkan secara detail tugas dan tanggung jawab masing-masing
pihak yang terlibat saat proses stock opname, agar tidak terjadi kesalahan
komunikasi, kesalahan perhitungan maupun pencatatan yang berdampak
negatif pada perusahaan.
b. Pihak gudang harus sudah memastikan segala transaksi yang ada di
gudang sudah di input ke sistem, terhitung sejak akan dilakukan kegiatan
stock opname hingga selesai

2. Tahap Pelaksanaan Stock Opname
Pada tahap ini, berarti pihak-pihak terkait sudah siap melaksanaan proses

stock opname, berikut prosedur pelaksanaannya:
a. Memastikan kembali bahwa seluruh transksaksi yang berhubungan dengan

stok sudah ter-input ke dalam progam atau sistem ERP perusahaan
b. Print out semua stok barang dari progam sebagai pedoman stok saat proses

stock opname
c. Hasil print out dibagikan kepada bagian tim stock opname sebagai pedoman

pelaksanaan, namun pihak gudang tidak diperbolehkan menerima hasil print
out tersebut agar tidak mempengaruhi validitas perhitungan di lapangan.
d. Saat proses stock opname berjalan, barang-barang yang sudah di hitung di
tempel stiker khusus, agar tidak terjadi double count (perhitungan ganda)
e. Hasil perhitungan stock opname manual kemudian disalin ke dalam laporan
stock opname, biasanya dalam format excel yang sudah dimodifikasi agar
memudahkan analisis selisih stok hasil perhitungan stock opname terhadap
stok dari program
f. Berdasarkan laporan stock opname, dilakukan pengecekan ulang, apakah
terjadi salah hitung atau memang terjadi selisih atas stok, jika memang
terjadi selisih stok perusahaan mempunyai kewenangan terkait selisih
barang tersebut apakah diganti atau sudah dianggap nol dan sebagainya.
g. Setelah semua proses selesai, laporan stock opname diberikan kepada pihak
accounting untuk penyesuaian stock ke sistem persediaan ERP.

116

Tabel 9.1 Contoh Format Laporan stock opname PENGENDALIAN
PERSEDIAAN
LAPORAN

hari, tanggal/bulan/tahun :   STOCK OPNAME PT. XYZ      
Hasil perhitungan fisik barang adalah          
sebagai berikut: TINDAK
        LANJUT PIHAK YANG
KODE KETERANGAN DIRETUR BERTANGGUNG
BARANG KUANTITAS RUSAK
AS-001 JAWAB
NO NAMA BARANG SATUAN SALDO SALDO SELISIH GUDANG
1 LAPTOP ASUS X401 UNIT KARTU FISIK 2
STOCK 118

120

2 LAPTOP LENOVO IDEPAD UNIT LN-021 15 15 0 OK -- MATERI PEMBELAJARAN
310 UNIT DL-320 110 108 2 RUSAK DIRETUR GUDANG

3 LAPTOP DEL VOSTRO

4 PRINTER HP 1112 UNIT HP-002 55 54 1 RUSAK SERVICE GUDANG

5 PRINTER EPSON L360 UNIT EP-02 60 60 0 OK --
  
6          0    
  
7          0    
  
8          0 

9          0 

10           0 

117 Sumber : Pengolahan data pribadi

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

CAKRAWALA

Gambar 9.3 Ilustrasi Odoo
Sumber: https://www.suryasemesta.com/blog/artikel-4/post/apa-itu-odoo-erp-dan-mengapa-anda-harus-memilih-

odoo-erp-44

Odoo merupakan salah satu dari software enterprise resource planning ERP
yakni mencakup customer relationship management yaitu mengintregasikan
seluruh aktivitas-aktivitas bisnis perusahaan dalam sebuah sistem, seperti
penjualan, produksi, proyek manajemen, sistem pergudangan hingga keuangan
perusahaan dan lain-lain. Namun odoo memiiki keunggulan dibandingkan dengan
software ERP yang lain karena system yang digunakan open source, sehingga
perusahaan dapat menggunakan software ini sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
Sumber: https://www.suryasemesta.com/blog/artikel-4/post/apa-itu-odoo-erp-
dan-mengapa-anda-harus-memilih-odoo-erp-44

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan kalian
tentang pergudangan silahkan dipelajari artikel berikut
dengan judul ”Sistem Manajemen Gudang”
Link internet: https://ipqi.org/sistem-manajemen-gudang-
bag-1/ atau scan barcode berikut ini.

118

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

RANGKUMAN

1. Pengertian Stock opname
Stock opname merupakan kegiatan menghitung persediaan barang yang

berada di dalam gudang (gudang bahan baku, gudang bahan jadi) dan di
produksi dengan cara mencocokkan data di catatan stock (kartu stock),
2. Tujuan Kegiatan Stock Opname

Tujuan dilakukan kegiatan stock opname adalah untuk mengetahui
kebenaran dan keakuratan data antara catatan pembukuan (sistem ERP
perusahaan) dengan jumlah fisik yang ada di lapangan (gudang bahan baku,
gudang bahan jadi, maupun di produksi), Jika terdapat kelebihan stok fisik
yang ada di lapangan (gudang, produksi) dengan catatan stok, perusahaan
harus melakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada barang yang
belum dicatat dalam sistem ERP, atau adanya kemungkinan kesalahan dalam
proses pencatatan. Jika terdapat kekurangan stock fisik dilapangan (gudang dan
produksi) dengan catatan stok terdapat dua kemungkinan, yakni kemungkinan
pertama dibuatkan jurnal penyesuaian atas kekurangan tersebut kemudian
biayanya dibebankan pada perusahaan, sedangkan kemungkinan kedua adalah
bagian gudang atau produksi yang bertanggung jawab pada barang tersebut
diawajibkan mengganti kekurangan dari persediaan tersebut.
3. Manfaat Kegiatan Stock Opname

Manfaat dari kegiatan stock opname diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui apakah jumlah stock fisik barang yang ada di lapangan (toko,

gudang dan produksi) sama dengan catatan pembukuan yang dilaporkan.
a. Meminimalisir penyimpangan persediaan, misalnya kesalahan dalam

pencatatan dan lain-lain
b. Perusahaan segera melakukan tindakan jika terjadi selisih data hasil stok

opname, misalnya barang rusak, hilang dan lain-lain
c. Perusahaan mengetahui arus masuk dan keluar persediaan barang
d. Perusahaan mengetahui kondisi persediaan barang sesungguhnya.
4. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Stock Opname

Secara umum prosedur pelaksanaan kegiatan stock opname dibagi
menjadi 3 tahapan, yakni tahap persiapan, tahap penjabaran pekerjaan dan
tahap pelaksanaan kegiatan stock opname.
a. Tahap Persiapan Stock Opname
b. Tahap Penjabaran Pekerjaan
c. Tahap Pelaksanaan Stock Opname

TUGAS MANDIRI
Setelah mempelajari teori dan prosedur stock opname barang persediaan,
silakan memcari software by android tentang werehouse management system,
kemudian praktikkan prosedur stock opname dengan bantuan software tersebut,
Studi kasus: “Stock Opname Buku Perpustakaan Sekolah”

119

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan tugas berikut ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan pengertian dari stock opname!
2. Mengapa perusahaan perlu melakukan kegiatan stock opname?
3. Berapa kali frekuensi ideal stock opname dilakukan oleh perusahaan yang

bergerak di perdagangan misalnya toko swalayan? sebutkan alasannya!
4. Jika hasil stock opname menunjukkan ada kelebihan maupun kekurangan

barang, yang disebabkan oleh suatu hal, bagaimana perusahaan harus
menyikapinya?
5. Sebutkan manfaat menggunakan barcode pada kegiatan stock opname!

REFLEKSI
1. Berdasarkan materi teori dan prosedur stock opname yang dijelaskan pada

bab ini, apakah Anda sudah memahami dan mengerti setiap bab demi bab
yang ditulis?
2. Sebutkan kesulitan-kesulitan apa saja yang anda dapatkan saat mempelajari
materi teori dan prosedur stock opname tersebut!
3. Apakah bahasa yang digunakan pada bab ini sudah sesuai dengan diri Anda,
apakah mudah dipahami ataukah berbelit-belit dan sebagainya?
4. Untuk menambah wawasan pengetahuan, carilah referensi dari buku-buku
yang lain, sebagai pembanding lalu diskusikan dengan teman-teman dan juga
dengan guru-guru anda! Semoga

120

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. PILIHAN GANDA dalam katagori persediaan perusahaan
Pilihlah jawaban yang tepat !

1. Berikut ini yang termasuk
perdagangan adalah… kecuali
a. Bahan mentah
b. Bahan ½ jadi
c. Bahan jadi
d. Komponen/part
e. Work In Process (WIP)

2. Mendapatkan diskon/potongan harga dengan pembelian kuantitas tertentu
(besar) merupakan salah satu fungsi persediaan…
a. Fungsi Antisipasi
b. Fungsi Decoupling
c. Fungsi Economic size
d. Fungsi inventory
e. Fungsi planning

3. Salah satu fungsi persediaan dimana untuk menyelamatkan jika sampai
terjadi keterlambatan pesanan dari supplier, agar proses produksi tetap
berjalan dengan lancar disebut…
a. Fungsi Antisipasi
b. Fungsi Decoupling
c. Fungsi Economic size
d. Fungsi inventory
e. Fungsi planning

4. Barang yang disimpan untuk dijual ke konsumen untuk dipakai atau
digunakan langsung, tanpa ada lagi proses produksi adalah …
a. Bahan mentah
b. Bahan ½ jadi
c. Bahan jadi
d. Komponen/part
e. Work In Process (WIP)

5. Berikut ini yang bukan termasuk dalam kategori biaya penyimpanan (holding
cost) adalah…
a. Penerangan ruangan

b. Pendingin ruangan

121

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

c. Sewa gedung
d. Biaya ekspedisi
e. Biaya pajak dan asuransi

6. Biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan
bahan, misalnya disebabkan oleh terlambatnya supplier mengirim barang,
sehingga proses produksi terganggu adalah…
a. Holding cost
b. Shortage cost
c. Order cost
d. Procurement cost
e. Set up cost

Untuk soal nomor 7-10
Diketahui,
D = 6000 unit/tahun  Permintaan produksi
C = Rp. 15/ unit harga produk
HC = Rp. 6/unit/tahun  biaya simpan
OC = Rp. 5/order  biaya pesan
7. Berapa nilai economic order quantity dari data tersebut…
a. 80 unit

b. 90 unit

c. 100 unit

d. 110 unit

e. 120 unit

8. Jika diketahui, kebutuhan total selama 1 tahun sebesar 6.000 unit, maka
berapa frekuensi pemesanan harus dilakukan…
a. 60 kali order
b. 70 kali order
c. 80 kali order
d. 90 kali order
e. 100 kali order

9. Berapa total order cost selama 1 tahun…
a. Rp. 100
b. Rp. 200
c. Rp. 300
d. Rp. 400

122

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

e. Rp. 500

10. Berapa total cost yang harus dikeluarkan salama 1 tahun…
a. Rp. 10.000
b. Rp. 10.200
c. Rp. 900
d. Rp. 90.900
e. Rp. 90.000

11. Berikut yang merupakan metode dalam pengendalian persediaan/material
adalah… kecuali
a. Safety stock
b. Economic order quantity
c. Metode ABC
d. Material resource planning
e. Seven tools

12. Tujuan spesifik dari pengendalian material/persediaan dengan metode ABC
adalah…
a. Agar material tidak kelebihan
b. Agar material tidak kekurangan
c. Agar kegiatan produksi tidak terganggu
d. Untuk mengetahui level persediaan
e. Untuk mengelompokkan item material mana yang lebih prioritas
untuk di kontrol lebih ketat

13. Bunyi hukum pareto adalah…
a. Distribusi sebagian pendapatan perusahaan (85%) terpusat pada
sebagian kecil individu (15%) dari total populasi
b. Distribusi sebagian pendapatan perusahaan (80%) terpusat pada
sebagian kecil individu (20%) dari total populasi
c. Distribusi sebagian pendapatan perusahaan (90%) terpusat pada
sebagian kecil individu (10%) dari total populasi
d. Distribusi sebagian pendapatan perusahaan (75%) terpusat pada
sebagian kecil individu (25%) dari total populasi
e. Distribusi sebagian pendapatan perusahaan (15%) terpusat pada
sebagian kecil individu (85%) dari total populasi

14. Pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pengelompokkan item-item
dalam metode ABC diantaranya… kecuali
a. Supplier

123

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

b. Biaya persediaan
c. Frekuensi penggunaan material
d. Risiko jika kehabisan
e. Lead time material

15. Berikut ini yang termasuk tujuan dari metode pengendalian persediaan
dengan ABC adalah…
a. Prioritas rekayasa engginering
b. Prioritas pembelian
c. Prioritas keamanan produk/material
d. Keputusan invenstasi
e. Semua jawaban benar

16. Berikut ini risiko yang dihadapi perusahaan jika jumlah persediaan terlalu
rendah (Stock-Out) adalah…kecuali
a. Risiko kehabisan stok pengiriman ke konsumen

b. Risiko kehabisan bahan untuk produksi, sehingga produksi stop
atau terganggu

c. Risiko kehilangan penjualan untuk marketing

d. Risiko kehilangan penjualan dan kepercayaan dari customer

e. Modal yang dikeluarkan tinggi

17. Suatu sistem atau prosedur sederhana yang dapat dipergunakan untuk
mengisolasi barang-barang yang memerlukan perhatian khusus dan ketat
dalam hal pengendalian persediaan adalah…
a. Safety Stock
b. Metode ABC
c. Processing Time
d. Re order Point
e. Economic Order Quantity

124

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

Untuk soal nomor 8-10
Berikut merupakan data penjualan komponen elektonik di sebuah toko
elektronika.

18. Berdasarkan tabel di atas persentase asset komponen integaretd circuit
adalah…
a. 17, 19 %
b. 12, 60 %
c. 11, 46 %
d. 10, 31 %
e. 9, 17 %

19. Komponen manakah yang memiliki persentase terkecil dari tabel di atas…
a. Crystal
b. Speaker
c. Connector
d. Resistor
e. Socket

20. Berikut yang termasuk dalam katagori A adalah…
a. Transistor, fuse, diode, Integrated circuit, buzzer, capasitor elco
b. Transistor, diode, buzzer, Fuse
c. Optocoupler, crystal, speaker
d. Socket, resistor, connector
e. Socket, resistor, connector, crystal

125

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

21. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan stok persediaan di sistem
dengan di fisik atau lapangan tidak sesuai (tidak balance) adalah…
a. Kerusakan saat penyimpanan
b. Kesalahan perhitungan operator dilapangan
c. Kehilangan barang persediaan digudang karena suatu hal
d. Salah input di sistem
e. Semua jawaban benar

22. Suatu kegiatan perhitungan fisik secara manual dan mencocokkan dengan
di sistem perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui selisih atau
perbedaan stock di gudang dengan stock fisik di lapangan merupakan…
a. Kegiatan input material
b. Counter material
c. Penyimpanan material
d. Kegiatan stock opname
e. Material handling

23. Kartu atau dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi barang
persediaan baik penambahan dan pengurangan secara peridik disebut…
a. Stock opname
b. Stock card
c. Purchasing order
d. Berita acara pemeriksaan barang
e. Label barang

24. Jika hasil dari stock opname ditemukan kelebihan barang di fisik apa yang
harus dilakukan perusahaan…
a. Mengecek ulang barang persediaan
b. Mengecek ulang transaksi dari barang persediaan tersebut
c. Membuat jurnal penyeseuaian
d. Jawabn a dan b benar
e. Semua jawaban benar

25. Manfaat dari stock opname diantaranya adalah…
a. Meningktkan output produksi
b. Mengetahui tingkat produktivitas mesin
c. Perusahaan mengetahui kondisi persediaan barang sesungguhnya
d. Agar produksi tidak kekurangan material
e. Untuk mengetahui cacat barang

126

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

26. Berikut yang bukan termasuk tahap-tahap dalam melakukan stock opname
adalah…
a. Tahap persiapan
b. Tahap penjabaran pekerjaan
c. Tahap pemilihan pihak-pihak yang akan melakukan stock opname
d. Tahap pelaksanaan stock opname
e. Tahap input data ke sistem

27. Dokumen-dokumen berikut yang perlu disiapkan saat melakukan stock
opname adalah…
a. Kartu persediaan/bin card
b. Bukti barang masuk
c. Bukti barang keluar
d. Kartu count tag
e. Semua jawaban benar

28. Diagram batang dilengkapi dengan kode angka yang menandakan jenis dan
harga barang tersebut disebut…
a. Bin card
b. Stock count
c. Kartu stock
d. Bar code
e. Label

29. Waktu atau frekuensi kegiatan stock opname yang cocok untuk diterapkan
toko swalayan adalah…
a. Harian
b. Mingguna
c. Bulanan
d. Tahunan
e. Catur wulan

30. Pihak atau bagian-bagian dari perusahaan berikut, yang biasanya ikut
melaksanakan stock opname adalah… kecuali
a. Gudang
b. Accounting
c. PPIC
d. Document control (ISO)
e. IT

127

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

B. ESSAY
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Apa yang dimaksud dengan persediaan ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidaksesuain stok di sistem

dengan stok di lapangan ?
3. Jelaskan langkah-langkah pelaksanaan stock opname secara sederhana!
4. PT TPP Membutuhkan material benang untuk produksi selama 1 tahun adalah

10.000 unit, jika diketahui harga produk Rp. 25/unit, biaya simpan produk
Rp. 10 /unit/tahun. Dan biaya pemesanan Rp. 9/Pesan. Maka berapa jumlah
optimal pemesanan yang paling ekonomis? Berapa total biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan selama 1 tahun?
5. Diketahui data penjualan sparepart kendaraan motor di sebuah bengkel
adalah sebagai berikut,

Tentukan analisis ABC dari kasus di atas!

128

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

DAFTAR PUSTAKA

Adinur dan Kurniawan. 2009.Panduan Program Aplikasi QM for Windows Versi 3.0,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Assauri. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Heizer, J. D. 2015. Manajemen Operasi:Keberlangsungan dan Rantai Pasokan. Edisi 11.

Jakarta: Salemba Empat.
Manahan P. Tampubolon. 2013. Manajemen Keuangan (Finance Management). Jakarta:

Mitra Wacana Media.
Irham Fahmi. 2012. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta.
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu Sofyan

www. https://manajemenkeuangan.net/manajemen-persediaan-oeq/ (Diakses 20
November 2019 )

Santoso dan Rainisa Maini Heryanto, Perencanaan dan Pengendalian Produksi 1,
Alfabeta CV, bandung, 2017

https://www.sentrarak.com/contoh-sistem-fifo-lifo-avco-dan-fefo-dalam-flow-
barang-dagangan/ (diakses tanggal 25 Oktober 2019, pukul 18.30)

http://www.academia.edu/13493487/PENGELOLAAN_KONTROL_PERSEDIAAN
(diakses tanggal 25 Oktober 2019, pukul 18.30)

http://repository.wima.ac.id/5127/7/LAMPIRAN (diakses tanggal 27 Oktober 2019,
pukul 13.40)

(diakses tanggal 27 Oktober 2019, pukul 13.40)
(diakses tanggal 27 Oktober 2019, pukul 15.00)
https://www.kabarbisnis.com/images/picture/201604/1101-Werehouse_4.jpg

(diakses tanggal 10 Desember 2019, pukul 20.30)
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-stok-pengaman-safety-

stock/14568/3 (diakses tanggal 10 Desember 2019, pukul 20.30)
https://accurate.id/mengembangkan-manajemen-persediaan-dengan-accurate-

online/ (diakses tanggal 12 Desember 2019, pukul 17.00)
https://www.accuratego.id/fitur-accurate-online/ (diakses tanggal 17 Desember

2019, pukul 21.30)
Heni Purwanni. 2013. Pengaruh current ratio, inventory turnover ratio, Rasio utang,

dan return on equity (roe) Terhadap price/earning ratio (p/e) Pada perusahaan
makanan dan minuman Yang terdaftar di bursa efek indonesia Periode 2009-
2011 [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.

Herjanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Grasindo.
Oktapiadi, Refi Sandria, Kokom Komariah, Dicky Jhoansyah. 2019. Analisis inventory

129

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

DAFTAR PUSTAKA

turn over dalam meningkatkan profitabilitas pada matahari department store
tbk. Jurnal EKOBIS, Volume 20 No. 02 : 62-71

Rao, C. Madhusudhana and K. Prahlada Rao. 2009. Inventory Turn Over Ratio as a Suppl
Chain Performance Measure. Serbian Journal of Management, Volume 4, No. 1
: 41-50

Ristono, Agus. 2018. Manajemen Persediaan. Cetakan kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu
https://alchetron.com/Frederick-Winslow-Taylor diunduh pada 24/04/2020 jam

13;57 WIB
Herjanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Kedua. Jakarta: Grasindo.
Kristiawan, Evelyn, Zeplin Jiwa Husada Tarigan. 2014. Penerapan inbound logistik pada

PT Mekar Armada Jaya di Magelang dengan pendekatan konsep supply chain
Management. Jurnal Agora. Vol. 2, No. 1, (2014)
Sulindawati, Muhammad Fathoni. 2010. Pengantar Analisa Perancangan “Sistem”.
Jurnal SAINTIKOM. Vol. 9, No. 2, (2010)
https://www.posindonesia.co.id/id/tracking Diunduh tanggal 25 April 2020 Jam
23:53 WIB
https://www.datavtech.com/a-brief-history-of-erp-software/ Diunduh tanggal 28
April 2020 Jam 13:42 WIB
https://sleekr.co/blog/cara-pembuatan-dan-manfaat-standar-operasional-prosedur-
sop-perusahaan/ diakses pada 02 Januari 2020
Kristiawan, Evelyn, Zeplin Jiwa Husada Tarigan. 2014. Penerapan inbound logistik pada
PT Mekar armada jaya di Magelang dengan pendekatan konsep supply chain
Management. Jurnal Agora. Vol. 2, No. 1, (2014)
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: BPFE
Universitas Indonesia.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Produksi dan Operasi. Cetakan pertama. Bandung:
Alfabeta
Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.
Cetakan ke empat belas. Yogyakarta: BPFE
Hanum, Zubaidah, Rizki Maya Sari Rangkuti. 2015. Tinjauan Pengawasan Barang
Dagang Pada PT Mitra Tani Sari Panyabungan (2015). Jurnal Bisnis Administrasi.
Volume 04, Nomor 01: 42-52.
Strong, Earl P. 2001. Manajemen Dasar, Edisi Revisi. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi
Aksara
Harjanto, Eddy.1997. Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Kedua. Jakarta: PT
Grasindo

130

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Jakarta: Ghalia
Indonesia

Kusuma, Hendra. 1999. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Yogjakarta: Andhi
Yogyakarta.

https://www.jurnal.id/id/product_tour (Diakses tanggal 15 November 2019 pukul
10.51 WIB)

https://mentari.news/2017/07/hari-belanja-diskon-indonesia-gandeng-500-merek-
lokal-dan-global/ (Diakses tanggal 15 November 2019, pukul 13.45 WIB)

https://mediakonsumen.com/2018/12/21/surat-pembaca/sistem-tokopedia
mengalihkan-order-saya-ke-seller-yang-tidak-senonoh (Diakses tanggal 16
November 2019, pukul 13.55 WIB)

https://www.arthanugraha.com/10-tipe-gudang-berdasarkan-karakteristik-
penyimpanan/ (Diakses tanggal 15 November 2019, pukul 22.55 WIB)

https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/langkah-membangun-rumah-sendiri (Diakses
tanggal 15 November 2019, pukul 08.15 WIB)

https://spinsinergi.id/production-planning-inventory-control/ (Diakses tanggal 16
November 2019, pukul 09.15 WIB)

https://ipqi.org/memahami-fungsi-ppic-production-planning-inventory-control/
(Diakses tanggal 16 November 2019, pukul 10.34 WIB)

https://ipqi.org/pengertian-sistem-produksi-just-in-time-jit/ (Diakses tanggal 16
November 2019, pukul 07.32 WIB)

Assauri. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Gasperz, V. 2001. Production Panning and Inventory Control. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia

Kusuma, Hendra.1999. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Yogjakarta: Andhi
Yogyakarta.

https://www.kompasiana.com/reza_hermawanyadi/593e3f0b127f619e2db6c78a/
peranan-gudang-dalam-logistik-dan-rantai-pasok (Diakses tanggal 27
November 2019 pukul 14.51 WIB)

https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-costing/(Diakses tanggal
26 November 2019 pukul 22.21 WIB)

http://www.ptbsi.co.id/index.php/news/news/129-penggunaan-aplikasi-erp-
optimalkan-gerak-roda-bisnis-maskapai (Diakses tanggal 28 November 2019
pukul 10.25 WIB)

https://ukirama.com/en/blogs/cara-dan-contoh-perhitungan-persediaan-akhir-
tanpa-stok-opname-barang-di-gudang (Diakses tanggal 29 November 2019
pukul 22.51 WIB)

131

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

DAFTAR PUSTAKA

http://www.jtanzilco.com/blog/detail/1074/slug/efektif-melaksanakan-stock-
opname (Diakses tanggal 2 Desember 2019 pukul 10.23 WIB)

https://zahiraccounting.com/id/blog/pengertian-dan-contoh-laporan-stock-opname-
excel/ (Diakses tanggal 2 Desember 2019 pukul 14.45 WIB)

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-pengertian-tujuan-manfaat-stock-opname-
beserta-contohnya/(Diakses tanggal 4 Desember 2019 pukul 21.20 WIB)

https://ukirama.com/blogs/berikut-7-langkah-langkah-standar-operasional-
prosedur-sop-stock-opname (Diakses tanggal 3 Desember 2019 pukul 18.25
WIB)

https://www.suryasemesta.com/blog/artikel-4/post/apa-itu-odoo-erp-dan-
mengapa-anda-harus-memilih-odoo-erp-44(Diakses tanggal 12 Desember
2019 pukul 10.06 WIB)

https://www.cctv-camera.com.sg/ diunduh tanggal 12/04/2020 jam 23:03
http://bumn.go.id/bulog/berita/1-Perum-Bulog-Klaim-Terapkan-Pengelolaan-Beras-

dengan-Baik diunduh tanggal 03/05/2020 jam 13:52
Ramadhan, M. Ilham, M. Emelda Isharyani, Farida Djumiati Sitania. 2018. Analisis

Kelayakan Aspek Teknik industri Pengolahan Biofarmaka Berbahan Baku
Bawang Tiwai. Jurnal Rekayasa Sistem Industri. Volume 7, Nomor 2: 99-110
http://www.vincentgaspersz.com/home/ diunduh tanggal 12/04/2020 jam 23:05

132

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

GLOSARIUM

Accounting : Proses pencatatan transaksi keuangan yang
Aktiva sistematis dan komprehensif yang berkaitan dengan
bisnis
Asset
Bahan baku : Suatu sumber daya ekonomi perusahaan yang juga
Biaya Material meliputi berbagai biaya yang terjadi akibat dari
transaksi sebelumnya serta juga memiliki mafaat
Biaya Pesan dimasa yang akan datang
Biaya Simpan
Biaya overhead : Kekayaan yang dimiliki secara fisik
Bahan yang digunakan/ dirubah dengan proses
produksi sehingga menjadi barang jadi

: Komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan
produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur,
bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan
untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku
(bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak
langsung)

: Biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan barang yang dimulai dari penempatan
pemesanan hingga tersedianya barang tersebut

: Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
diadakannya persediaan barang

: Sejumlah uang yang dikeluarkan dan tidak ada

hubungan langsung dengan kegiatan produksi.

Bin Card Kartu stok yang menunjukkan transaksi dari suatu
barang (masuk dan keluar)

BOD (Bill of Distribution) : Suatu produk yang didistribusikan lebih lanjut
dalam perusahaan setelah pengiriman dari pemasok
sebelum diterusakan ke pelanggan

Buffer Stock : Istilah yang digunakan oleh logistik untuk
menggambarkan tingkat  stok  ekstra yang
dipertahankan untuk mengurangi risiko stockouts
(kekurangan bahan baku atau kemasan) karena
ketidakpastian pasokan dan permintaan

Carrying Cost : Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
diadakannya persediaan barang

Demand : Jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu
dibeli oleh konsumen, pada berbagai tingkat harga,
dan pada waktu tertentu

E-commerce Usaha jual beli yang dilaksanakan dengan

Efektif memanfaatkan komputer , multimedia dan internet.
Efisien : Upaya yang dapat membawa hasil atau berhasil

guna
: Upaya yang tepat, berhasil serta tanpa pemborosa.

133

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

GLOSARIUM

Ekonomis : Dihasilkan / dilakukan tanpa pemborosan dan
dengan
EOQ : Tingkat persediaan yang meminimalkan total biaya
menyimpan persediaan dan biaya pemesanan
Enterprise Resource Sebuah aplikasi manajemen bisnis yang
Planning memudahkan pengelolaan bisnis secara terintegrasi.
Aneka ragam busana
Fashion : (Pertama Masuk, Pertama Keluar), sebuah abstraksi
: yang berhubungan dengan cara mengatur dan
FIFO (First In, First Out) memanipulasi data relatif terhadap waktu dan
prioritas.
Finished Goods : Barang jadi/barang akhir yang siap dikirim ke
: konsumen
Financial Controller Tingkat jabatan dibidanga  ccountingd  an keuangan
Fix cost : Biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan selama
proses produksi
Fixed Order Quantity : Model yang menunjukan jumlah pemesanan kembali
pada tiap waktu sama
Fixed Time Period : Model yang menunjukan jumlah setiap kali
: pemesanan yang bervariasi
Flowchart : Simbol/ gambar yang digunakan untuk mengurutkan
Fluktuatif Ketidaktetapan
Forecasting Suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan
dengan pendekatan kualitatif ataupun keuantitatif
Good Receive Note : untuk melakukan perkiraan peristiwa pada masa
depan dengan penggunaan referensi data-data pada
Head Of Dept : masa lalu
Holding cost Untuk melakukan validasi terhadap barang yang
Indikator : dibeli serta dicatat dalam daftar persediaan barang.
Inventory : Tahap ini dapat menentukan bagaimana proses
pengakuan hutang dilakukan
Investasi : Kepala departemen
Investor : Biaya-biaya yang berkaitan dengan proses
Invoice : penyimpanan barang persediaan
Sesuatu yang menjadi ciri/ petunjuk
Suatu kegiatan yang menyediakan stok bahan baku
atau barang setengah jadi ataupun barang jadi demi
kelancaran proses produksi dan/atau pemenuhan
permintaan pelanggan
Upaya penanaman modal untuk mendapatkan
keuntungan di kemudian hari
Orang yang memberi/ menanamkan uang sebagai
modal
Surat penagihan yang dikeluarkan oleh pihak penjual
kepada pihak pembeli atau dalam hal ini pelanggan
sesuai kesepakatan yang tertera di Purchase Order

134

PENGENDALIAN GLOSARIUM
PERSEDIAAN
: Segala sesuatu yang bersifat tetap dan tidak berubah
Konstan : Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
Konsumen
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan
Laba diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan
Lead Time : Keuntungan bersih yang didapatkan oleh suatu
Low stock perusahaan atau individu dari kegiatan ekonomi
Manajemen yang dilakukannya
: Periode waktu antara pemesanan pelanggan dan
Manufactur waktu pesanan itu selesai dikerjakan
: Kapasitas persediaan terlalu rendah
Marketing : Seperangkat prinsip yang berkaitan dengan fungsi
Material handling perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
Milenial pengendalian, dan penerapan prinsip-prinsip ini
Mutasi Persediaan dalam memanfaatkan sumber daya fisik, keuangan,
manusia dan informasi secara efisien dan efektif
Opportunity cost untuk mencapai tujuan organisasi
Ordering Cost : Suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses
Overload untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi
Packaging yang memiliki nilai jual
Departemen atau devisi yang bertanggung jawab
Periode pada penjualan produk dari perusahaan
Persediaan Kegiatan pemindahan barang dalam proses produksi
di diperusahaan
: Manusia yang lahir antara tahun 1980 – 2000
: Keluar masuknya persediaan barang dagang. Jika
pembelian maka mutasi debit, dan penjualan maka
mutasi kredit
: Biaya – biaya yang timbul akibat adanya kesempatan
: B  iaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
pemesanan barang yang dimulai dari penempatan
pemesanan hingga tersedianya barang tersebut
: Kapasitas melebihi jumlah kapasitas maksimal yang
ditentukan
: Suatu benda yang digunakan untuk membungkus
atau untuk melindungi suatu barang agar rapi atau
bersih
: Kurun waktu yang diperlukan
: Pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang
akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat
barang yang akan dijual.

135

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

GLOSARIUM

PPIC : Merupakan salah satu departemen di perusahaan
manufaktur yang berfungi merencanakan segala
Procurement cost : hal terkait proses produksi, mulai dari perencanaan
Purchase Order (PO) penjadwalan produksi, mesin dan peralatan produksi,
penentuan human resource, estimasi perhitungan
Product cost : raw material, work in process, finished goods, dan
material pendukung lainnya guna menjamin proses
Produksi : produksi berjalan dengan lancar dan terkendali.
Purchasing : Biaya-biaya yang berkaitan dengan proses
pemesanan barang
Purchasing Dept : Dokumen yang dibuat oleh pembeli untuk
Quantity discount : menunjukkan barang yang ingin mereka beli dari
pihak penjual
Rasio : Biaya yang ditimbulkan dari kegiatan operasional
proses produksi baik biaya langsung maupun biaya
Reorder Point (ROP) : tidak langsung
Suatu kegiatan untuk menciptakan atau menambah
Reorder Point System : nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan
Pembelian yang dalam suatu organisasi berarti
Safety Stock : suatu proses pemesanan barang atau jasa untuk
digunakan dalam melancarkan kegiatan operasional
Saldo : Departemen pembelian
Set up Persediaan : Potongan harga yang diberikan produsen kepada
konsumen sesuai dengan kuantitas tertentu
Sistem Angka perbandingan antara satu satuan dengan
Periodik satuan
Sebuah titik di mana sebuah barang yang ada di
Spare part gudang harus ditambah persediaannya sebelum
kehabisan
Jumlah persediaan yang diorder kembali sangat
tergantung pada kebutuhan persediaan untuk
proses konversi, pada kenyataannya penggunaan
persediaan bahan tidak pernah konstan dan selalu
bervariasi.
Persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan persediaan
Jumlah tagihan yang belum dibayar
kegiatan setting mesin atau persiapan sebelum
proses produksi dimulai
Metode pencatatan yang dilakukan secara
terus menerus berdasarkan transaksi bisnis
perusahaan yang menyebabkan pemasukan,
pengeluaranp  ersediaanb  arang, dan retur pembelian
barang yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
Komponen-komponen barang rakitan

136

PENGENDALIAN
PERSEDIAAN

GLOSARIUM

Staff Accounting : Seorang pekerja yang memiliki tugas untuk
melakukan penghitungan terhadap aset finansial
Stakeholder : perusahaan
Standar Deviasi : Pihak-pihak yang terkait dan berwenang terhadap
suatu hal dalam suatu perusahaan
Start-up : Nilai statistik yang digunakan untuk menentukan
bagaimana sebaran data dalam sampel, dan
Stock : seberapa dekat titik data individu ke mean – atau
Stock Opname rata-rata – nilai sampel.
:
Stock Out : Adalah usaha rintisan (usaha baru) yang
Store Keeper menggunakan teknologi informasi dan komputer
dalam kegiatan perdagangannya
Sub assembly : Jumlah persediaan
Supplier
Kegiatan penghitungan secara fisik atas persediaan
Surat Tanda Terima : barang di gudang yang akan dijual
Barang (STTB) Barang kosong/kehabisan persediaan
Posisi kerja di departemen accounting yang bertugas
Variable cost : menjaga keluar-masuknya barang yang tersimpan di
gudang sentral
Verifikasi : Produk hasil rakitan dari komponen-komponen
spare part
Warehouse : Rang atau perusahaan yang menjual bahan yang
akan diolah perusahaan lain menjadi produk siap
Work in process jual
Sebuaht  andab  ukti yang dikirimkan oleh perusahaan
terkait dengan penerimaan  barang/jasa yang
diberikan
Biaya yang bergantung pada jumlah produk yang
diproduksi peusahaan, semakin besar volume
produk maka biayanya semakin besar dan sebalikya
Pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan
dan sebagainya sebagai langkah maupun melalui
metode empirik
Pekerjaan yang melibatkan penyimpanan barang
untuk produksi atau produksi, menghasilkan
jumlah dan periode waktu tertentu, yang kemudian
didistribusikan berdasarkan permintaan ke tempat
tujuan
Barang atau material setengah jadi yang masih
dalam proses produksi

137


Click to View FlipBook Version