The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by diansukmawati50, 2022-12-15 07:11:24

Materi Profesional PPG

Modul 2 Hindu-Buddha

membalas menusuk dada Trenggono memakai pisau. Sultan Demak itu pun tewas
seketika dan segera dibawa pulang meninggalkan Panarukan.

Sultan Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa
Tengah. Di bawah Sultan Trenggana, Demak mulai menguasai daerah-daerah
Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara
Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529),
Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu
terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527-1546). Panglima perang Demak waktu
itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu
Sultan Trenggana. Sultan Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah
pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan
Prawoto
Sunan Prawata (1546-1549). Sunan Prawata adalah nama lahirnya (Raden
Mukmin) adalah raja keempat Kesultanan Demak, yang memerintah tahun 1546-
1549. Ia lebih cenderung sebagai seorang ahli agama daripada ahli politik. Pada
masa kekuasaannya, daerah bawahan Demak seperti Banten, Cirebon, Surabaya,
dan Gresik, berkembang bebas tanpa mampu dihalanginya. Menurut Babad Tanah
Jawi, ia tewas dibunuh oleh orang suruhan bupati Jipang Arya Penangsang, yang
tak lain adalah sepupunya sendiri. Setelah kematiannya, Hadiwijaya
memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, dan Kesultanan Demak pun
berakhir.

Sepeninggal Sultan Trenggana yang memerintah Kesultanan Demak tahun
1521-1546, Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta. Ia berambisi untuk
melanjutkan usaha ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun, keterampilan
berpolitiknya tidak begitu baik, dan ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada
sebagai raja. Raden Mukmin memindahkan pusat pemerintahan dari kota Bintoro
menuju bukit Prawoto. Lokasinya saat ini kira-kira adalah desa Prawoto,
Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah .Oleh karena itu, Raden
Mukmin pun terkenal dengan sebutan Sunan Prawoto.

Pemerintahan Sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan seorang Portugis
bernama Manuel Pinto. Pada tahun 1548, Manuel Pinto singgah ke Jawa sepulang
mengantar surat untuk uskup agung Pastor Vicente Viegas di Makassar. Ia sempat

157


bertemu Sunan Prawoto dan mendengar rencananya untuk mengislamkan seluruh
Jawa, serta ingin berkuasa seperti sultan Turki. Sunan Prawoto juga berniat
menutup jalur beras ke Malaka dan menaklukkan Makassar. Akan tetapi, rencana
itu berhasil dibatalkan oleh bujukan Manuel Pinto.

Cita-cita Sunan Prawoto pada kenyataannya tidak pernah terlaksana.Ia lebih
sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan kekuasaannya. Satu per satu
daerah bawahan, seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang
bebas; sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.

Kehidupan Ekonomi
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak Demak
sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak
berkembang sebagai kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak
berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian
Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian
perdagangan Demak semakin berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh
penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau
Jawa (Muchlisin, 2017).

Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak
juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu
hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan
perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan di bidang ekonomi. Letak kerajaan Demak yang
strategis, sangat membantu Demak sebagai kerajaan Maritim. Lagi pula letaknya
yang ada di muara sungai Demak mendorong aktivitas perdagangan cepat
berkembang. Di samping dari perdagangan, Demak juga hidup dari agraris.
Pertanian di Demak tumbuh dengan baik karena aliran sungai Demak lewat
pelabuhan Bergota dan Jepara. Demak bisa menjual produksi andalannya seperti
beras, garam dan kayu jati (Ricklefs, 2013).

158


Kehidupan Sosial dan Budaya
Berdirinya kerajaan Demak banyak didorong oleh latar belakang untuk
mengembangkan dakwah Islam.Oleh karena itu tidak heran jika Demak gigih
melawan daerah-daerah yang ada dibawah pengaruh asing. Berkat dukungan Wali
Songo , Demak berhasil menjadikan diri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa
yang memiliki pengaruh cukup luas. Untuk mendukung dakwah pengembangan
agama Islam, dibangun Masjid Agung Demak sebagai pusatnya. Kehidupan sosial
dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya Islam
karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam di pulau Jawa
(Ricklefs, 2013).

Sebagai pusat penyebaran Islam Demak menjadi tempat berkumpulnya para
wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Bonar.Para
wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa perkembangan kerajaan
Demak bahkan para wali tersebut menjadi penasehat bagi raja Demak. Dengan
demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/bangsawan, para wali/ulama
dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan
masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun Pondok Pesantren. Sehingga
tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di antara orang-
orang Islam) (Daliman, 2012).

Demikian pula dalam bidang budaya banyak hal yang menarik yang
merupakan peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid
Demak, di mana salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan-pecahan kayu
yang disebut Soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga.
Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar-
dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad saw) yang sampai sekarang
masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon (Badrika, 2006).

Dilihat dari arsitekturnya, Masjid Agung Demak memperlihatkan adanya
wujud akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu dengan kebudayaan Islam.Salah
satu peninggalan berharga kerajaan Demak adalah bangunan Masjid Demak yang
terletak di sebelah barat alun-alun Demak. Masjid Agung Demak memiliki ciri
khas yakni salah satu tiang utamanya terbuat dari tatal (potongan kayu), atap
tumpang, dan di belakngnya terdapat makam raja-raja Demak (Muljana, 2005).

159


5. Kerajaan Banten
Berdirinya kerajaan Banten atas inisiatif Sunan Gunung Jati pada 1524, setelah
sebelumnya mengislamkan Cirebon. Awalnya, Banten merupakan bagian dari
wilayah Pajajaran yang Hindu, namun setelah Demak berhasil menghalau
pasukan Portugis di Batavia, Banten pun secara tak langsung berada di bawah
kekuasaan Demak. Semasa Sunan Gunung Jati, Banten masih termasuk
kekuasaan Demak. Pada tahun 1552, ia pulang ke Cirebon dan Banten diserahkan
kepada anaknya, Maulana Hasanuddin (Graaf, 2003).

Gambar 4.5. Peta Wilayah Kerajaan Banten
Sumber: ganaislamika.com

Kehidupan Politik
Sultan pertama Kerajaan Banten ini adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah
tahun 1522-1570. Ia adalah putra Fatahillah, seorang panglima tentara Demak
yang pernah diutus oleh Sultan Trenggana menguasai bandarbandar di Jawa Barat.
Pada waktu Kerajaan Demak berkuasa, daerah Banten merupakan bagian dari
Kerajaan Demak. Namun setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran,
Banten akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak (Graaf, 2003)..

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511) membuat para pedagang
muslim memindahkan jalur pelayarannya melalui Selat Sunda. Pada masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berkembang menjadi pusat
perdagangan. Hasanuddin memperluas kekuasaan Banten ke daerah penghasil
lada, Lampung di Sumatra Selatan yang sudah sejak lama mempunyai hubungan

160


dengan Jawa Barat. Dengan demikian, ia telah meletakkan dasar-dasar bagi
kemakmuran Banten sebagai pelabuhan lada. Pada tahun 1570, Sultan
Hasanuddin wafat Muchlisin, 2017).

Penguasa Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf (1570-1580), putra
Hasanuddin. Di bawah kekuasaannya Kerajaan Banten pada tahun 1579 berhasil
menaklukkan dan menguasai Kerajaan Pajajaran (Hindu). Akibatnya pendukung
setia Kerajaan Pajajaran menyingkir ke pedalaman, yaitu daerah Banten Selatan,
mereka dikenal dengan Suku Badui. Setelah Pajajaran ditaklukkan, konon
kalangan elite Sunda memeluk agama Islam (Poesponegoro, 2008).

Maulana Yusuf digantikan oleh Maulana Muhammad (1580-1596). Pada
akhir kekuasaannya, Maulana Muhammad menyerang Kesultanan Palembang.
Dalam usaha menaklukkan Palembang, Maulana Muhammad tewas dan
selanjutnya putra mahkotanya yang bernama Pangeran Ratu naik takhta. Ia
bergelar Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir. Kerajaan Banten mencapai
puncak kejayaan pada masa putra Pangeran Ratu yang bernama Sultan Ageng
Tirtayasa (1651-1682). Ia sangat menentang kekuasaan Belanda.Usaha untuk
mengalahkan orang-orang Belanda yang telah membentuk VOC serta menguasai
pelabuhan Jayakarta yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa mengalami
kegagalan. Setelah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mulai dikuasai
oleh Belanda di bawah pemerintahan Sultan Haji (Ricklefs, 2013).

Kehidupan Ekonomi
Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembang
menjadi bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam. Adapun faktor-
faktornya ialah: (1) letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan; (2) jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam tidak lagi singgah di
Malaka namun langsung menuju Banten; (3) Banten mempunyai bahan ekspor
penting yakni lada. Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-
pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina dan sebagainya. Di kota dagang
Banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu,
seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pakojan, orang Cina mendirikan

161


Kampung Pacinan, orang-orang Indonesia mendirikan Kampung Banda,
Kampung Jawa dan sebagainya (Ricklefs, 2013).

Kehidupan Sosial dan Budaya
Sejak Banten di Islamkan oleh Fatahilah (Faletehan) tahun 1527, kehidupan sosial
masyarakat secara berangsur-angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran Islam.
Setelah Banten berhasil mengalahkan Pajajaran, pengaruh Islam makin kuat di
daerah pedalaman. Pendukung kerajaan Pajajaran menyingkir ke pedalaman,
yakni ke daerah Banten Selatan, mereka dikenal sebagai Suku Badui.
Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang
pertama. Mereka mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh
Islam (Yusuf, 2006).

Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa cukup
baik, karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun
setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan Belanda
dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat berubah merosot tajam. Seni budaya
masyarakat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan
bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu juga bangunan istana
yang dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pelarian dari Batavia yang
telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.

6. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah
tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Para raja yang pernah memerintah
di Kerajaan Mataram yaitu: Penembahan Senopati (1584-1601), Panembahan
Seda Krapyak (1601-1677). Dalam sejarah Islam, Kesultanan mataram memiliki
peran yang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di
Nusantara (Indonesia). Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas
daerah kekuasaan dan mengislamkan para penduduk daerah kekuasaannya,
keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan kebudayaan yang
bercorak islam di Jawa (Graaf, 2003).

162


Gambar 4.6. Peta Silayah Kerajaan Mataram Islam
Sumber: mbahrago.wordpress.com

Kehidupan Politik
Kemajuan politik yang dicapai Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-
kerajaan Islam di Jawa dan menyerang Belanda di Batavia.
Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam. Sultan Agung berhasil menyatukan
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Usaha ini dimulai dengan menguasai Gresik,
Jaratan, Pamekasan, Sumenep, Sampang, Pasuruhan, kemudian Surabaya. Salah
satu usahanya mempersatukan kerajaan Islam di Pulau Jawa ini ada yang
dilakukan dengan ikatan perkawinan. Sultan Agung mengambil menantu Bupati
Surabaya Pangeran Pekik dijodohkan dengan putrinya yaitu Ratu Wandansari
(Graaf, 2003).
Anti penjajah Belanda. Sultan Agung adalah raja yang sangat benci terhadap
penjajah Belanda. Hal ini terbukti dengan dua kali menyerang Belanda ke
Batavia, yaitu yang pertama tahun 1628 dan yang kedua tahun 1629 (Graaf,
2003). Kedua penyerangan ini mengalami kegagalan.Adapun penyebab
kegagalannya, antara lain:

a. Jarak yang terlalu jauh berakibat mengurangi ketahanan prajurit mataram.
Mereka harus menempuh jalan kaki selama satu bulan dengan medan yang
sangat sulit

163


b. Kekurangan dukungan logistik menyebabkan pertahanan prajurit Mataram di
Batavia menjadi lemah.

c. Kalah dalam sistem persenjataan dengan senjataa yang dimiliki kompeni
Belanda yang serba modern.

d. Banyak prajurit Mataram yang terjangkit penyakit dan meninggal, sehingga
semakin memperlemah kekuatan.

e. Portugis bersedia membantu Mataram dengan menyerang Batavia lewat
laut,sedangkan Mataram lewat darat. Ternyata Portugis mengingkari.
Akhirnya Mataram dalam menghadapai Belanda tanpa bantuan Portugis.

f. Kesalahan politik Sultan Agung yang tidak menadakan kerja sama dengan
Banten dalam menyerang Belanda. Waktu itu mereka saling bersaing.

g. Sistem koordinasi yang kurang kompak antara angkatan laut dengan angkatan
darat. Ternyata angkatan laut mengadakan penyerangan lebih awal sehingga
rencana penyerangan Mataram ini diketahui Belanda.

h. Akibat penghianatan oleh salah seorang pribumi, sehingga rencana
penyerangan ini diketahui Belanda sebelumnya.

Kehidupan Ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi menurut Yusuf (2006) meliputi hal-hal berikut
ini:

a. Sebagai negara agraris, Mataram mampu meningkatkan produksi beras
dengan memanfaatkan beberapa sungai di Jawa sebagai irigasi. Mataram juga
mengadakan pemindahan penduduk (transmigrasi) dari daerah yang kering
ke daerah yang subur dengan irigasi yang baik. Dengan usaha tersebut,
Mataram banyak mengekspor beras ke Malaka.

b. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir Jawa tidak hanya menambah
kekuatan politik,tetapi juga kekuatan ekonomi. Dengan demikian ekonomi
Mataram tidak semata-mata tergantung ekonomi agraris, tetapi juga karena
pelayaran dan perdagangan.

164


Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan
hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam
pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan
terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-
upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana terdapat jabatan jaksa
yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di
seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus
dipatuhi oleh seluruh penduduk.
Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan
ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena
letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah
kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah
pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram.
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni
tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah
Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha
dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan
memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang
merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut
Hukum Surya Alam (Graaf, 2003).

165


7. Kerajaan Gowa dan Tallo

Gambar 4.7. Peta Wilayah Kerajaan Gowa dan Tallo
Sumber: sejarahakademik.blogspot.go.id

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan
nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan
Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei,
Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas
lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di
Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi
Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya
Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan
ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
166


Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan
beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling
terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang
dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu
oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan
rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak
Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone
memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC
yang pernah dilakukannya di abad ke-17 (Poesponegoro, 2008).

Kehidupan Politik
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato’ Ri
Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat
di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam. Raja
Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alaudin. Sejak
pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan
maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said
(1639-1653) (Taupan, 2008).

Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasannudin (1653-1669). Pada masa pemerintahannya
Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai
daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan
perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan
Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Daerah
kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat
dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada
dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang
dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara
Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh
adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan
antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya
peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku ( Kusnawati, 2005).

167


Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri
pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku.
Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan
Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam
Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar
yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone
(daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Pallaka yang merasa dijajah
oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Pallaka bersekutu dengan VOC untuk
menghancurkan Makasar (Mustopo, 2014).

Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota
kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya
tentu sangat merugikan kerajaan Makasar. Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
1) VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
2) Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
3) Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-

pulau di luar Makasar.
4) Aru Pallaka diakui sebagai raja Bone (Kartodirdjo, 1975).
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda
tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba
(putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.Untuk
menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya
secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan
Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.

Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat
perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor:
- Letak yang strategis
- Memiliki pelabuhan yang baik

168


- Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional
dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris,
Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar. Pelayaran dan
perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut
dengan Ade’ Aloping Loping Bicaranna Pabbalue, sehingga dengan adanya
hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan
mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan, Makasar juga
mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-
daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan (Taupan, 2008).

Kehidupan Sosial dan Budaya
Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah
nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf
kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah
kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan
untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam
kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap
sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama
Islam yang disebut Pangadakkang. Dan masyarakat Makasar sangat percaya
terhadap norma-norma tersebut. Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar
juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan
golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”,
sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan
bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata” (Farid, 2017).

Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan
benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal
sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal
dengan nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan
rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara Djulianti, 2007).

169


8. Kerajaan Ternate dan Tidore

Gambar 4.8. Peta Wilayah Kerajaan Ternate dan Tidore
Sumber: sejarahakademik.blogspot.go.id

Secara geografis Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki letak yang sangat penting
dalam dunia perdagangan pada masa itu. Kedua kerajaan ini terletak di daerah
Kepulauan Maluku. Pada masa itu, Kepulauan Maluku merupakan penghasil
rempah-rempah terbesar, sehingga dijuluki sebagai "the Spice Island". Rempah-
rempah menjadi komoditi utama dalam dunia pelayaran perdagangan saat itu,
sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang ke daerah Timur
bertujuan untuk menemukan sumber rempah-rempah. Oleh karena itu/ muncullah
hasrat untuk menguasai rempah-rempah tersebut.Keadaan seperti ini, telah
mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya (Daliman, 2012).

170


Kehidupan Politik
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan
Ternate sebagai pemimpin Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan
wilayahnya mencakup pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon.
Sementera itu, Kerajaan Tidore memimpin Uli Siwa, yang berarti persekutuan
sembilan bersaudara dengan wilayahnya mencakup pulau-pulau Makayan,
Jahilolo atau Halmahera, dan pulau-pulau di antara daerah itu sampai dengan Irian
Barat (Poesponegoro, 2008).

Ketika bangsa Portugis masuk ke Maluku, Portugis langsung memihak dan
membantu Ternate pada tahun 1521. Hal ini dikarenakan Portugis mengira
Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol yang ketika datang di Maluku
langsung membantu Tidore. Terjadilah perselisihan antara kedua bangsa kulit
putih tersebut di daerah Maluku. Untuk menyelesaian perselisihan kedua bangsa
itu, Paus turun tangan dan menentukan garis batas wilayah timur melalui
Perjanjian Saragosa. Dalam Perjanjian Saragosa dinyatakan bahwa bangsa
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis
tetap menguasai daerah-daerah di Maluku. Sultan Hairun Untuk dapat
memperkuat kedudukannya di Maluku, Portugis mendirikan benteng yang diberi
nama Benteng Santo Paulo. Namun semakin lama tindakan Portugis semakin
dibenci oleh rakyat dan bahkan oleh para pejabat Kerajaan Temate. Sultan Hairun,
penguasa Ternate, semakin bertambah bend (anti) melihat tindakan-tindakan dan
gerak-gerik bangsa Portugis. Oleh karena itu. Sultan Hairun secara terang-
terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis (Muchlis, 2017).

Sultan Baabullah Dengan kematian Sultan Hairun, rakyat Maluku di bawah
pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun), bangkit menentang Portugis.
Tahun 1575 M, Portugis dapat dikalahkan dan diberi kesempatan untuk
meninggalkan benteng. Pada tahun 1578 M, bangsa Portugis juga ingin
mendirikan benteng di Ambon, tetapi tidak lama kemudian bangsa Portugis
pindah ke daerah Timor Timur dan berkuasa di sana sampai tahun 1976. Sesudah
tahun 1976 wilayah Timor Timur berintegrasi ke dalam wilayah Republik
Indonesia hingga tahun 1999. Akan tetapi, setelah melalui jejak pendapat 1999,
rakyat Timor-Timur memilih merdeka (Poesponegoro, 2008).

171


Kehidupan Ekonomi
Tanah di kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat,
sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan
perdagangan keluar Maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu
mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat
(Poesponegoro, 2008).

Kehidupan Sosial dan Budaya
Kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin
perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin
mengembangkan agama Katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat
kegiatan Fransiskus Xaverius. Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari
daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam.
Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang
Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila
pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan
campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga
seakan-akan merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di
Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama
menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat
besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat.
Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada
kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar,
namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan
rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga
muncul gerakan menentang Kompeni Belanda (Daliman, 2012).

Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya
tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya

172


dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu
banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam
seperti Ternate dan Tidore (Poesponegoro, 2008).

173


E. Diskusi
Setelah Anda mempelajari tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, analislah
bagaimana kehidupan sosial budaya, ekonomi, dan politik, masing-masing kerajaan
Islam di Nusantara dan pengaruhnya terhadap keberlangsungan kerajan-kerajaan
tersebut.

F. Rangkuman
Selamat, Anda telah berhasil menyelesaikan modul tentang sejarah Ikerajaan Islam di
Indonesia. Dengan demikian, Anda sebagai guru sejarah telah mampu menganalisis
perkembangan sejarah kerajaan Islam di Indonesia untuk diajarkan kepada peserta
didik. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam modul ini adalah sebagai
berikut.
1. Seperti pada masa Hindu-Buddha, kehidupan politik di masa kerajaan Islam
belum bisa terlepas dari konflik internal kerajaan, seringkali konflik itu yang
membuat kerajaan menjadi runtuh. Misalnya saja Malaka dan Demak. Selain itu,
pengaruh eksternal juga penting, yaitu VOC. Dalam perjalanannya kerajaan-
kerajaan Islam dikikis eksistensinya melalui politik adu domba.
2. Kehidupan ekonomi kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia didominasi oleh
sektor maritim, mengingat pada masa itu ekonomi masih berpijak pada jalur
transportasi air. Disamping itu sektor agraris juga penting, pertumbuhan sektor
agraris sangat pesat sejak masa Demak hingga Mataram Islam.
3. Kehidupan sosial dan budaya pada masa kerajaan Islam biasanya didominasi
oleh sastra dan seni. Sastra yang kemudian melahirkan serat syair mapun karya
tulis lainnya dan seni yang kemudian melahirkan karya-karya fisik seperti
arsitektur.
4. Akulturasi pada masa kerajaan-kerajaan Islam berkuasa tidak dapat
dikesampingkan. Pada dasarnya Islam yang ada di Indonesia merupakan hasil
sinkretisme antara budaya lokal yang telah lama hidup serta berkembang dan
Islam itu sendiri.

174


G. Tes Formatif

1. Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti
terjadinya perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera Pasai
ternyata mengikuti perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi
pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti
Mameluk yang beraliran Syafi’i. Apa analisis yang dapat Anda ungkapkan
berkaitan dengan perkembangan Aliran Syafi’I di Samudera Pasai…
A. Memicu kekacauan di daerah setempat
B. Dianut oleh masyarakat dari semua kalangan
C. Dipaksakan kepada rakyat oleh pihak kerajaan
D. Menyesuaikan dengan adat istiadat setempat
E. Merubah tatanan struktural masyarakat Pasai

2.
1) Pahang
2) Indragiri
3) Kedah
4) Bengkalis
5) Johor
6) Kampar
Daerah mana saja di luar wilayah Nusantara saat ini yang menjadi bagian dari
kekuasaan Kerajaan Malaka…
A. 1,2,3
B. 1,3,6
C. 1,3,5
D. 1,3,4
E. 1,2,5

3. Letak Aceh Darussalam yang strategis menyebabkan perdagangan maju pesat.
Bidang perdagangan yang maju tersebut menjadikan Aceh Darussalam makin
makmur. Setelah dapat menaklukan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh
Darussalam makin bertambah makmur. Analisislah, dari kemakmuran yang ada,
bidang apakah yang utama untuk dibangun oleh Kerajaan Aceh…
A. Bidang Militer
B. Bidang Politik
C. Bidang Kesusasteraan
D. Bidang Keagamaan
E. Bidang Perekonomian

175


4. 1) Perebutan Kekuasaan
2) Kebangkrutan Ekonomi
3) Kekuasaan Belanda yang Menguat
4) Korupsi
5) Ekspansi Majapahit
6) Perlawanan Rakyat
Faktor utama penyebab kemunduran Kerajaan Aceh adalah…
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4
E. 1 dan 4

5. Perang saudara dalam hal perebutan kekuasaan turut berperan besar dalam
melemahnya Kesultanan Aceh. Pada masa Sultan Alauddin Jauhar Alamsyah
(1795-1824), seorang keturunan Sultan yang terbuang Sayyid Hussain mengklaim
mahkota kesultanan dengan mengangkat anaknya menjadi Sultan Saif Al-Alam.
Perang saudara kembali pecah namun berkat bantuan Raffles dan Koh Lay Huan,
seorang pedagang dari Penang kedudukan Jauhar (yang mampu berbahasa
Perancis, Inggris dan Spanyol) dikembalikan. Tak habis sampai disitu, perang
saudara kembali terjadi dalam perebutan kekuasaan antara Tuanku Sulaiman
dengan Tuanku Ibrahim yang kelak bergelar Sultan Mansur Syah (1857-1870).
Analisislah, mengapa runtuhnya sebuah kerajaan sering didasari oleh Perang
Saudara…
A. Adanya Selir dalam kerajaan
B. Hasrat berkuasa yang besar
C. Pendidikan yang tidak bagus
D. Agama yang dikesampingkan
E. Kaderisasi yang gagal

6. Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut dengan Traktat Sumatera,
dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepas diri dari segala unjuk
perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di Sumatera.
Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh dibatalkan."
Analisislah, apa yang terjadi setelah traktat itu disepakati oleh Inggris dan
Belanda…
A. Pengaruh Inggris menguat di Sumatra
B. Aceh jatuh ke tangan Belanda
C. Aceh menjadi incaran negara-negara penjajah
D. Pengaruh Belanda menguat di Nusantara
E. Inggris dan Belanda bekerjasama menguasai Aceh

176


7. 1) Beras
2) Kopi
3) Tebu
4) Garam
5) Kayu Manis
6) Kayu Jati
Komoditas perdagangan Kerajaan Demak didominasi oleh…
A. 6,5,4
B. 6,4,1
C. 6,5,2
D. 6,3,1
E. 6,2,1

8. Setelah Raden Patah wafat, beliau kemudian digantikan oleh puteranya yang
bernama Pati Unus. Beliau mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor karena….
A. Jasanya memimpin pasukan armada laut ke Malaka
B. Melakukan Penyerangan kepada Portugis
C. Menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa
D. Menguasai Bandar pelabuhan Demak
E. Mendirikan Masjid Agung Demak

9. Salah satu faktor pendukung berkembangnya kerajaan Banten sebagai pusat
perdagangan, yaitu…
A. Penghasil rempah-rempah yang banyak diekspor ke luar negeri
B. Adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan
perdagangan di wilayah kerajaan
C. Kedudukan Banten yang sangat strategis di tepi Selat Sunda, karena aktivitas
pelayaran perdagangan dari pedagang Islam semakin ramai sejak Portugis
berkuasa di Malaka
D. Berhasil menguasai beberapa daerah di Semenanjung Malaka
E. Berhasil mengusahakan kerjasama yang baik dengan daerah-daerah di pantai
utara pulau Jawa

10. Pada masa Mataram Islam, aliran kejawen berkembang dengan sangat pesat.
Analisis dan ungkapan apakah yang paling sesuai untuk menggambarkan dari
mana genealogi aliran kejawen berasal…
A. Sinkretisme Islam-Budaya Jawa
B. Sinkretisme Islam-Hindu-Budaya Jawa
C. Sinkretisme Islam-Kristen-Budaya Jawa
D. Sinkretisme Islam Arab-Islam Jawa
E. Sinkretisme Islam-Buddha

177


H. Daftar Pustaka

Al-Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX.
Jakarta: Akbar Media Eka Sarana.

Badri Yatim. 2006. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali
Press

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga

Daliman. 2012. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia.Yogyakarta: Ombak

Djulianti Suroyo A.M, dkk. 2007. Sejarah Martim Indonesia 1. Semarang: Penerbit
Jeda Semarang

Farid, Samsul. 2017. Sejarah untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
IIS. Bandung: Yrama Widya

Gottschalk, Louis. 1983. Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto.
Jakarta: Universitas Indonesia Press

Graaf, H.J. De. dan TH. Pigeaud. 2003. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Jakarta:
PT. Pustaka Utama Grafiti

Kartodirdjo, Sartono, dkk. 1975. Sejarah Nasional Indonesia III: Jaman
Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesi.
Jakarta: Departemen Pandidikan dan Kebudayaan.

Kusnawati, Maria dkk. 2005. Sejarah 2: Untuk Kelas XI SMA Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bekasi: PT. Galaxy Puspa Mega

Muchlis, Muhamad dkk. 2017. Sejarah Peminatan IIS. Klaten: PT. Macanan Jaya
Cemerlang

Muhlisin, Muhammad. 2017. Kudeta Majapahit dan Berdirinya Kerajaan-Kerajaan
Islam di Bumi Jawa. Yogyakarta: Penerbit Araska

Muljana, Slamet. 2005. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-
Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKIS

Mustopo, M. Habib. 2014. Sejarah 2 Peminatan IIS. Semarang: Penerbit Yudhistira

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia Jilid II. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Pustaka

Poesponegoro, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman
Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

Ricklefs, MC. 2013. Sejarah Asia Tenggara. Depok: Komunitas Bambu

Suhartono, Sudarini dkk. 2002. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program IPS.
Semarang: Penerbit Erlangga

Taupan, Muhamad. 2008. Sejarah: Bilingual Untuk Kelas SMA/MA Kelas XI
Semester 1 dan 2 Program IPS. Bandung: Yrama Widya

178


Yusuf, Mundzirin dkk. 2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Pustaka

179


TUGAS AKHIR

1. Setelah Anda mempelajari tentang kerajaan Islam di Nusantara, identifikasi

bagaimana masa kejayaan dan penyebab kejatuhan untuk masing-masing kerjaan

di Nusantara.

2. Tulislah jawaban Anda pada tabel di bawah ini.

Penyebab
No. Kerajaan Masa Kejayaan

Kejatuhan

1. Kerajaan A ... ...

2. Kerajaan B ... ...

Penilaian Tugas

No Aspek Penilaian Skor (1-4) Bobot Skor X Bobot
6
1 Kelengkapan jawaban 9
6
2 Ketajaman analisis 4

3 Bahasa yang komunikatif

4 Ketersediaan rujukan

Jumlah

Rubrik

Skor Aspek

Kelengkapan Ketajaman analisis Bahasa yang Ketersediaan

jawaban komunikatif rujukan

4 Memenuhi seluruh Memenuhi seluruh Memenuhi seluruh Memenuhi seluruh

kriteria: kriteria: kriteria: kriteria:

1. Seluruh 1. Fakta yang 1. bahasa ringkas 1. Referensi

permasalahan jelas 2. mudah mutakhir

terjawab 2. Analisis logis dipahami 2. Terdapat lebih

2. Komponen 3. Tiap bagian 3. sesuai kaidah dari 4 referensi

jawaban diuraikan baku 3. Referensi

lengkap 4. Sesuai dengan 4. pengetikan rapi terpercaya

3. Jawaban runtut konsep

4. Disertai contoh- sejarah

contoh

3 Memenuhi seluruh Memenuhi tiga Memenuhi tiga Memenuhi dua

kriteria: kriteria dari: kriteria dari: kriteria:

1. Seluruh 1. Fakta yang 1. bahasa ringkas 1. Referensi

permasalahan jelas 2. mudah mutakhir

terjawab 2. Analisis logis dipahami 2. Terdapat lebih

3. Tiap bagian 3. sesuai kaidah dari 4 referensi

diuraikan baku

180


2. Komponen 4. Sesuai dengan 4. pengetikan rapi 3. Referensi

jawaban konsep terpercaya

lengkap sejarah

3. Jawaban runtut

4. Disertai contoh-

contoh

2 Memenuhi seluruh Memenuhi dua Memenuhi dua Memenuhi satu

kriteria: kriteria dari: kriteria dari: kriteria:

1. Seluruh 1. Fakta yang 1. bahasa ringkas 1. Referensi

permasalahan jelas 2. mudah mutakhir

terjawab 2. Analisis logis dipahami 2. Terdapat lebih

2. Komponen 3. Tiap bagian 3. sesuai kaidah dari 4 referensi

jawaban diuraikan baku 3. Referensi

lengkap 4. Sesuai dengan 4. pengetikan rapi terpercaya

3. Jawaban runtut konsep

4. Disertai contoh- sejarah

contoh

1 Memenuhi seluruh Memenuhi satu Memenuhi satu Tidak terdapat

kriteria: kriteria dari: kriteria dari: referensi

1. Seluruh 1. Fakta yang 1. bahasa ringkas

permasalahan jelas 2. mudah

terjawab 2. Analisis logis dipahami

2. Komponen 3. Tiap bagian 3. sesuai kaidah

jawaban diuraikan baku

lengkap 4. Sesuai dengan 4. pengetikan rapi

3. Jawaban runtut konsep

4. Disertai contoh- sejarah

contoh

181


TES AKHIR

1. Kelemahan teori Arus Balik dalam teori masuknya Hindu di Nusantara adalah....
A. Tidak ada bukti tertulis mengenai pendudukan bangsa India di Nusantara.
B. Pedagang yang tidak menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallava
C. Kaum Brahmana tidak memiliki kemampuan untuk berlayar
D. Kaum Brahmana datang atas undangan dari para penguasa Nusantara
E. Terdapat golongan cendekiawan yang dapat menyampaikan unsure-unsur budaya

2. Salah satu peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu Buddha ialah candi.
Candi berasal dari kata candika, yaitu sebutan untuk ….
A. Dewi Durga sebagai dewi maut
B. Dewi Durga sebagai istri Siwa
C. Dewi Sri sebagai dewi padi
D. Dewa Siwa sebagai dewa perusak alam semesta
E. Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara alam semesta

3. Bila dilihat dari strukturnya, candi-candi yang berada di kawasan Jawa Tengah
bagian Utara menggambarkan ….
A. Susunan masyarakat yang feodal
B. Susunan masyarakat yang aristokratis
C. Susunan masyarakat yang demokratis
D. Susunan masyarakat yang federal
E. Susunan masyarakat yang anarkis

4. Salah satu karya sastra yang muncul pada zaman Kahuripan adalah Kitab
Arjunawiwaha, yang ditulis oleh …
A. Empu Kanwa
B. Empu Prapanca
C. Empu Tantular
D. Empu Baradha
E. Empu Sedah dan Panuluh

182


5. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka. Kitab ini terbagi menjadi tiga bagian.
Berikut ini pernyataan yang benar mengenai kitab Tripitaka adalah...
A. Sutta Pitaka berisi penjelasan penjelasan dan kupasan soal keagamaan.
B. Vinaya Pitaka berisi wejangan-wejangan dari sang Buddha
C. Abhidharma Pitaka berisi segala macam peraturan dan hukum yang menentukan
cara hidup pemeluknya
D. Bukan ditulis oleh Siddharta Gautama
E. Bermakna tiga pintu amalan

6. Tugu batu tempat mengikat binatang untuk korban persembahan para dewa-dewa,
memuat informasi mengenai kerajaan Kutai, berupa…
A. Lingga
B. Yoni
C. Menhir
D. Yupa
E. Arca

7. Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa
pemerintahan….
A. Raja Samaratungga
B. Rakai Pikatan
C. Dyah Balitung
D. Rakai Panangkaran
E. Raja Wisnu

8. Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama
karena….
A. untuhnya peranan pelabuhan Malaka
B. ramainya perdagangan di selat Malaka
C. letaknya strategis di tepi Malaka
D. daerah kekuasaannya sangat luas
E. menjadi pusat penghasil lada

183


9. Untuk memenuhi impian politik luar negeri, Raja Kertanegara menempuh banyak
sekali cara sebagai berikut, kecuali …
A. Melakukan Ekspedisi Pamalayu untuk menguasai Kerajaan Melayu
B. Menjalin kekerabatan kolaborasi dengan negeri Champa
C. Melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka
D. Menguasai Bali
E. Menguasai Jawa Barat

10. Dalam kehidupan politik yang dijelaskan dalam prasasti Yupa yaitu sebagai berikut,
kecuali ….
A. Mulawarman ialah raja termasyur sempurna di Kerajaan Kutai
B. Kata Waprakeswara ialah tempat pemujaan terhadap Dewa sSyiwa
C. Maharaja Kudungga mempunyai seorang putra berjulukan Aswawarman yang di
samakan dengan Dewa Matahari n (Ansuma)
D. Aswawarman mempunyai 2 orang putra, dan yang paling termuka yaitu
Mulawarman
E. Mulawarman pernah beramal 20.000 ekor lembu ketepat di para Brahma

11. Masuknya agama dan budaya islam ke Indonesia dipengaruhi oleh adanya…
A. Adanya tentara korea selatan
B. Kedatangan orang-orang jepang yang ingin menyebarkan islam
C. Hubungan perdagangan asia kuno
D. Hubungan antara orang arab dan Indonesia
E. Hubungan yang ingin mereka sampaikan satu sama lain

12. Faktor penyebab islam cepat berkembang di Indonesia, kecuali…
A. Ajarannya sederhana, mudah di mengerti dan diterima
B. Syarat untuk masuk islam sangat mudah, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat
C. Agama islam tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh masuk islam
D. Dengan meminum air putih yang telah di doakan
E. Upacara-upacara keagamaan bersifat sederhana

184


13. Dibawah ini yang bukan saluran penyebaran islam di Indonesia adalah....
A. Proses hubungan perdagangan yang dilakukan antara pedagang local dan pedagang
asing
B. Dengan cara mentraktir para pedagang local
C. Perkawinan yang dilakukan para pedadang arab
D. Dakwah
E. Mendirikan pondok pesantren

14. Bukti awal masuknya Islam di Jawa adalah ditemukannya makam...
A. Maulana Malik Ibrahim
B. Fatimah binti Maimun
C. Trowulan
D. Sultan Malik al-Saleh
E. Sunan Ampel

15. Teori yang mengatakan bahwa asal usul agama Islam di Indonesia berasal dari Persia
dikemukakan oleh....
A. Husein Djayadiningrat
B. Snouck Hurgronje dan Marquette
C. Alwi Shihab
D. Soetjipto Wirjosoeparto
E. Hamka

16. Cara yang ditempuh Kerajaan Malaka dalam menguasai Kerajaan Samudera Pasai di
bawah pemerintah Muhammad Iskandar Syah adalah....
A. Manganut agama Islam
B. Menyerang secarabesar-besaran
C. Perkawinan politik
D. Menjalin persahabatan yang erat
E. Mengirim utusan

185


17. Untuk memajukan perekonomian, Muhammad Iskandar Syah berupaya menjadikan
kerjaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran perdagangan di Kerajaan
Malaka yaitu dengan cara….
A. Mengembangkan Malaka menjadi kerajaan penting di Selat Malaka
B. Muhammad Iskandar Syah memilih jalan melalui perkawinan politik dengan cara
menikahi putri dari Kerajaan Samudra pasai
C. Melakukan perluasan ke daerah-daerah yang berada di sekitar Kerajaan Malaka
D. Menjadikan Malaka bandar transit antara para pedagang Islam yang datang dari
arah timur
E. Menjalin hubungan baik dengan kerajaan Siam

18. Di bawah ini yang merupakan penyebab runtuhnya kerajaan Aceh, kecuali….
A. Tidak ada raja-raja besar yang mampu memperluas Aceh setelah Sultan Iskandar
muda meninggal
B. Timbul pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama
(tengku).
C. Dikuasai oleh kerajaan Malaka
D. Daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri
E. Runtuh karena dikuasai oleh Belanda

19. Pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin, kerajaan Ternate berupaya melakukan
pengajaran agama Islam dengan cara….
A. Memperluas wilayah kerajaan
B. Mengadakan pengajian di sekitar kerajaan
C. Membuka pengajaran agama Islam bagi para pegawai kerajaan dengan
mendatangkan guru agama dari Pulau Jawa
D. Membentuk persekutuan dagang Uli Lima
E. Memperluas dan memperjual-belikan rempah-rempah

20. Ramainya perdagangan di Kepulauan Maluku mendorong timbulnya kelompok antar
persekutuan dagang, yaitu Uli Lima dan Uli Siwa. Yang termasuk anggota dalam
kelompok Uli Lima yaitu….

186


A. Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Halmahera
B. Ternate, Obi, Ambon, Bacan, dan Seram
C. Ternate, Tidore, Seram, dan Bacan
D. Tidore, Halmahera, Jahilolo, Seram, dan Ambon
E. Ambon, Jahilolo, Pulau Makian, Tidore, dan Seram

187


KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

A. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 1

1. C 6. A

2. E 7. A

3. A 8. E

4. B 9. A

5. D 10. E

B. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 2

1. B 6. E

2. E 7. A

3. D 8. B

4. A 9. E

5. A 10. B

C. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3

1. B 6. E

2. C 7. B

3. A 8. D

4. E 9. D

5. C 10. E

D. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 4

1. D 6. D

2. C 7. C

3. A 8. A

4. C 9. C

5. D 10. B

188


Skor tes formatif = × 100
Skor tes formatif anda
10

=

Ketuntasan Belajar
Selamat apabila Anda mendapatkan skor lebih dari 80, maka Anda dinyatakan
tuntas. Akan tetapi, apabila skor masih di bawah itu, silakan Anda mengulang
kembali materi yang masih belum dianggap tuntas sebelum melanjutkan ke materi
di modul berikutnya.

189


KUNCI JAWABAN TES AKHIR

1. B 11. C
2. A 12. D
3. B 13. B
4. A 14. B
5. B 15. A
6. D 16. C
7. B 17. B
8. C 18. C
9. B 19. C
10. D 20. B

Skor tes formatif = × 100
Skor tes formatif anda 20

=

Ketuntasan Belajar
Selamat apabila Anda mendapatkan skor lebih dari 80, maka Anda dinyatakan
tuntas. Akan tetapi, apabila skor masih di bawah itu, silakan Anda mengulang
kembali materi yang masih belum dianggap tuntas sebelum melanjutkan ke materi
di modul berikutnya.

190


Click to View FlipBook Version