The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

6. Pembelajaran Sosial Emosional - pembelajaran-berdiferensiasi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rawasiyyah, 2024-02-04 19:46:57

6. Pembelajaran Sosial Emosional - pembelajaran-berdiferensiasi

6. Pembelajaran Sosial Emosional - pembelajaran-berdiferensiasi

Pembelajarannya Berdiferensiasi | 37 Bu Atun mengajar IPS di sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta. Materi yang disampaikan adalah tentang pemanfaatan sumber daya alam. Karena kondisi pada saat PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) maka tidak memungkinkan untuk bu Atun melakukan pembelajaran secara tatap muka langsung. Bu Atun tidak kehabisan akal untuk melaksanakan pembelajaran. Materi dan tugas ia sampaikan melalui media whatsapp atau google classroom dan sejenisnya. Materi yang ia susun sangat menarik, ia membuatnya dengan menggunakan berbagai macam warna dan gambar, juga video. Kemudian ia melakukan video conference untuk menerangkan kembali materi dan tugas yang telah ia share sebelumnya. Sementara Joko adalah salah satu murid berkebutuhan khusus (slow learner) yang ikut di kelas bu atun untuk pelajaran IPS ini. Bu Atun menyapa Joko secara khusus pada video conference tersebut dan menanyakan apakah sudah faham atau belum, jika belum, Bu Atun menyampaikan secara sederhana sesuai kemampuan Joko. Pada saat pemberian tugas, siswa dibebaskan membuat karya seperti apa sesuai yang mereka mampu. Ketika siswa bertanya tentang boleh tidaknya mereka membuat sesuatu dari bahan alam yang sudah ada, Bu Atun selalu bilang boleh. Tugas dikirimkan dalam bentuk gambar atau video Selain itu mereka bebas mengerjakannya mau dimana saja sesuai kenyamanan mereka. Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu: 1. Konten/isi 2. Proses 3. Produk 4. Lingkungan belajar Mari kita bahas satu persatu. a. Konten/Isi; Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait


38 | PPG Pra Jabatan 2022 dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya. Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif, misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit. Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo (Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 39 atau belajar secara abstrak. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini. Pendekatan Konten dalam Pembelajaran, Sudahkan Dilaksanakan? Oleh: SYAIFUL BAHRI Pendekatan konten adalah diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari oleh murid berdasar kurikulum. Pembelajaran konten merupakan hal yang esensial dalam pembelajaran. Konten ini ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami materi. Pembelajaran berbasis konten mengutamakan pemahaman materi. Namun pelaksanaannya, siswa tidak sekadar dituntut memahami materi, yang paling penting adalah menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di berbagai konteks kehidupan peserta didik. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran sebenarnya, apabila pendekatan konten ini dapat berjalan dengan baik. Artinya semua siswa akan dapat menguasai materi dan konsep yang dipelajari. Pada proses pembelajaran, guru dapat melihat hasil pemahaman dari ranah ”pengetahuan” saat memberikan evaluasi seperti ulangan formatif setelah pembelajaran pada KD tertentu sudah dilakukan. Saat itu, guru akan menemukan persentase siswa yang telah mencapai ketuntasan KD tersebut. Pada sekolah yang menerapkan program SKS, pendekatan konten sangat menentukan kecepatan belajar siswa dalam suatu KD tertentu. Sehingga siswa dengan kecepatan tinggi akan dapat menyelesaikan KD-nya lebih awal dalam satu semester. Bagaimana halnya dengan sekolah yang belum melaksanakan program SKS? Apakah diferensiasi konten juga dibutuhkan, dan bagaimana guru menerapkan?


40 | PPG Pra Jabatan 2022 Berikut ini ilustrasi masalah yang dihadapi guru yang salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Misalnya, guru X memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku. Sementara murid yang kemampuannya lebih rendah, hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika, hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan. Sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan ditambah soal- soal cerita. Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang kesulitan. Jadi, pembelajaran berdiferensiasi bukan bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Ilustrasi di atas bagi guru yang mengajar di kelas dengan program SKS, tidak akan mengalami kesulitan. Karena apabila tugas yang diberikan sudah mencapai ketuntasan, maka murid bisa melanjutkan materi pada tugas berikutnya. Namun yang mengajar di kelas program konvensional, guru sebagaimana ilustrasi tersebut harus memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dalam materi yang sama. Bukan malah menambah jumlah soal dengan bobot yang sama. Hal ini tidak akan menambah peningkatan kompetensi anak yang rajin atau cerdas. Murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika, akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas. Berikut beberapa tips membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang lebih baik: Pertama, kontekstual. Yakni konten yang menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata yang dialami siswa. Konten harus berdasar kebutuhan siswa. Informasi yang beragam juga langsung ditujukan pada konteks pembelajaran yang sesuai. Ketika membuat konten, pastikan siswa


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 41 akan dapat memahami apa yang mereka ingin ketahui dan apa yang harus diketahui. Kedua, pembelajaran konten yang tidak ”to the point.” Sering mendesain pembelajaran konten terlalu terburu-buru untuk ”langsung ke intinya”, yakni menemukan jawaban yang benar. Alangkah lebih baik, siswa digiring mengenal informasi terlebih dahulu. Lalu beralih mengaplikasikan pengetahuan dan melakukan diskusi yang efektif. Dengan kata lain, informasi selalu disajikan tersurat. Sehingga jawaban yang diberikan siswa akan dapat menemukan jawaban dengan benar karena sudah ”to the point”. Hal ini akan membuat siswa menjadi pasif untuk berpikir ke arah yang lebih kritis dan menantang. Jadi, hindari memberikan penjelasan juga dengan cara deduktif, yang gagasan utama diberikan lebih awal. Sebaiknya cara induktif sangat disarankan untuk memotivasi siswa menemukan ide atau pokok masalah, setelah mereka membaca atau menganalisis materi yang diberikan. Contoh penjelasan dengan memulai atau langsung dengan memberikan formula atau rumus-rumus sangat tidak menunjukkan pembelajaran konten yang baik. Jauh lebih menantang, apabila guru memberikan pembelajaran dengan memberikan permasalahan, kemudian siswa menyimpulkan permasalahan dalam suatu formula yang dapat ditemukan sendiri oleh siswa. Atau mulai dengan skenario berhipotesis, lalu mintalah dugaan situasional. Sajikan sebagian kecil informasi dan minta peserta berdiskusi implikasinya tanpa mengetahui konteks sepenuhnya. Terakhir, ajak siswa menemukan dan mengeksplorasi, serta berakhir pada penemuan pengetahuan. Ketiga, jangan lupakan tema besar materi. Setiap orang pasti setuju dengan konten lebih kecil adalah langkah yang baik dalam menyiapkan materi. Ketika konten disusun lebih kecil dan fokus pada satu materi kecil. Namun, saat itu juga terdapat kemungkinan siswa akan kehilangan gambaran besar dari keseluruhan materi. Selain itu, terkadang siswa kesulitan menghubungkan antara satu pengetahuan dengan pengetahuan lain. Memilih materi itu baik, namun jangan melupakan gambaran dari tema besar materi tersebut. Lihat saja sebagai contoh: Tema ”Transportasi” akan lebih menggiring siswa ke elaborasi dengan berbagai macam transportasi dan pada jenis transportasi dan seterusnya, daripada memberikan atau menyajikan tema hanya dengan ”pesawat udara”.


42 | PPG Pra Jabatan 2022 Keempat, merancang pembelajaran pada pendekatan konten yang meningkatkan kolaborasi. Sering guru lupa mendesain pembelajaran konten untuk kolaborasi. Untuk itu, perlu melihat materi pembelajaran yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan untuk siswa yang mempelajari. Menstimulasi dengan pertanyaan akan menghasilkan diskusi yang sesuai. Percakapan akan membawa kepada jawaban benar dari pertanyaan tersebut. Seperti apa materi yang dapat menstimulasi inkuiri, kita lihat pernyataan berikut: ”Orang yang telah divaksin akan terhindar dari Covid-19”. Pernyataan ini tentu akan menggiring siswa dengan menanyakan ”apa iya sih?” Bagaimana orangorang yang meninggal karena Covid-19 padahal sudah divaksin? Ini yang dimaksud dengan materi yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan siswa yang mempelajari materi atau pernyataan tersebut. Kelima, apersepsi yang merupakan kegiatan yang dilakukan saat akan memulai kegiatan pembelajaran. Menurut KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Sebagai seorang guru, sering dalam pembelajaran dengan pendekatan konten menempatkan diri sebagai ”orang yang lebih tahu” sedang memberi tahu ”orang yang belum tahu”. Guru memperlakukan siswa secara merata bahwa mereka ”tidak tahu apa pun”. Jangan lupa bahwa siswa bisa saja sudah memiliki pengetahuan sebelumnya. Uji pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diajarkan akan penting untuk menguji apersepsi. Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Jika memungkinkan, buat pengalaman belajar yang menyenangkan melalui interaktif dan eksperimen. Berikan ruang bagi siswa untuk eksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan ide-ide terlebih dahulu, tanpa konsekuensi dari atau kekhawatiran tentang kesalahan, sebelum beralih ke pengajaran yang lebih formal. Pengajar saat ini tidak hanya membagikan ilmunya lewat ceramah, tetapi juga mampu merancang dan membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan pembelajaran dengan fasilitas platform tertentu, misalnya Google Classroom dan fasilitas lain di Google Suite, akan lebih memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan karena dengan gaya belajarnya sendiri.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 43 Sumber :https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/02/11/2021/pendek atan-konten-dalam-pembelajaran-sudahkan-dilaksanakan b. Proses Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di bawah ini! Strategi Pembelajaran Diferensiasi Proses Oleh: Deswati, M.Pd Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami, memaknai atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok. Pada diferensiasi proses, guru perlu memberikan bantuan belajar kepada siswa. Guru harus melihat siswa mana yang perlu mendapat bantuan dalam belajar, dapat dilakukan dengan pertanyaan pemandu. Apakah siswa bisa belajar secara mandiri. Hal ini merupakan skenario yang direncanakan oleh guru. Cara melakukan strategi ini misalnya: 1) Kegiatan berjenjang, semua siswa bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama. Dilakukan dengan dukungan dan tantangan komplek yang berbeda-beda. 2) Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan, akan mendorong siswa untuk mengeksplorasi berbagai materi yang sedang dipelajari menarik minat siswa. Contohnya belajar jenis karangan. Guru bisa meminta siswa untuk membuat karangan yang terkait dengan minatnya. Begitu juga jika siswa berminat dengan pelajaran yang lain guru memberikan ruang untuk siswa mendalami minat tersebut.Pertanyaan pemandu disesuaikan dengan level kemampuan siswa. 3) Membuat agenda individu untuk siswa. Guru membuat tugas untuk dikerjakan siswa. Sebagai pekerjaan umum untuk seluruh kelas dan


44 | PPG Pra Jabatan 2022 pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas individu khusus. 4) Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik secara mendalam 5) Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar. Visual, auditori, kinestetik. 6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat. Sumber :http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategipembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=notlogged c. Produk Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing- masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PRODUK Oleh: Atik Siti Maryam Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 45 periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid. Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan Walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut. Sumber: https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategi-pelaksanaanpembelajaran-berdiferensiasi/ d. Lingkungan Belajar Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022). Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masingmasing, dan menciptakan ruang kelas tenang. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini! Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi


46 | PPG Pra Jabatan 2022 Oleh: Atik Siti Maryam Apa yang kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan “learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang selalu mendukung lingkungan belajar. Komunitas belajar yang efektif mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah: Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan menyambut murid tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas akan dipenuhi dengan hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid berperan di dalamnya. Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru murid orang tua maupun kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati, aman sukses dan sebagainya. Apapun perbedaan yang dimiliki mereka semua tentu memiliki perasaan dan emosi manusia yang sama oleh karena itu dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru akan membelajarkan murid muridnya untuk membedakan perasaan yang mereka miliki terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang dan nilai dari orang tersebut. Guru membantu murid memecahkan secara konstruktif dan tidak akan pernah membuat perasaan siapapun menjadi kecil. Murid akan merasa aman. Aman tidak hanya secara fisik tetapi juga secara psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas tahu persis mereka boleh bertanya jika membutuhkan bertanya, mengatakan tidak tahu jika tidak tahu. Mereka tahu bahwa dalam belajar mereka dapat mengambil risiko untuk mencoba berbagai ide-ide kreatif. Ada harapan bagi pertumbuhan. Tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk membantu setiap murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai kemampuannya. Dengan demikian guru akan berusaha mengetahui perkembangan setiap muridnya dan perkembangan kelasnya secara keseluruhan. Murid juga akan belajar memaknai pertumbuhan mereka sendiri. Mereka akan berbicara tujuan pembelajaran dan cara pencapaiannya. Semua pertumbuhan yang ditunjukkan


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 47 murid seberapa kecilnya akan layak dicatat dan diperhatikan oleh guru. Pertumbuhan setiap murid akan berbeda-beda bentuknya. Pertumbuhan tersebut adalah sebuah perayaan dan pertumbuhan tersebut tidak akan lebih daripada apapun. Guru mengajar untuk mencapai kesuksesan. Guru mencari tahu di mana posisi murid dikaitkan dengan tujuan pembelajaran utama yang ingin dicapai dan kemudian memberikan pengalaman belajar yang akan mendorong murid sedikit lebih jauh dan lebih cepat daripada kemampuan mereka saat ini atau zona nyaman mereka. Guru akan merancang pembelajaran yang sedikit melampaui apa yang murid kuasai saat itu, pada saat itu murid akan keluar dari zona nyaman mereka dan merasakan sedikit tantangan. Saat murid mengalami tantangan tersebut guru akan memastikan bahwa dukungan akan diberikan pada murid tersebut, sehingga tantangan tersebut dapat dilampaui sehingga murid tidak akan menjadi frustasi. Bantuan atau dukungan inilah yang disebut “scaffolding”. Jadi pembelajaran yang dirancang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit sehingga setiap murid dapat merasakan kesuksesan. Ada keadilan dalam bentuk nyata. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, adil berarti berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia butuhkan untuk tumbuh dan sukses. Murid dan guru adalah sebuah tim untuk berusaha untuk berusaha memastikan bahwa kelas berjalan dengan baik untuk semua orang di kelas tersebut. Guru dan berkolaborasi untuk pertumbuhan dan kesuksesan bersama. Setiap orang harus mengambil tanggung jawab baik untuk kesejahteraan diri mereka sendiri maupun kesejahteraan orang lain. Untuk itu guru dan murid bekerja sama untuk kesuksesan bersama. Walaupun guru pemimpin kelas, namun murid juga secara sadar mengambil tanggung jawab untuk kesuksesan kelasnya. Mereka akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, memecahkan semua permasalahan dengan cara yang konstruktif dan akan membantu mengembangkan rutinitas yang efektif. Sumber :https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/stategipelaksanaan-pembelajaran-berdiferensiasi/


48 | PPG Pra Jabatan 2022 Gambar 3. Siswa Bebas Memilih Tempat Belajar Sumber: https://www.slbpelitanusa.sch.id/ Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatan belajar. Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis aktivitas kegiatan pembelajaran. Tempat duduk peserta didik dibuat tidak monoton, dan diatur sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Tempat duduk peserta didik bisa dibuat melingkar, berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan. Berikut beberapa contoh setting ruang kelas yang bisa dilakukan untuk berbagai jenis aktivitas pembelajaran. Gambar 4. Contoh Setting Tempat Duduk Siswa


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 49 Selain penjelasan di atas, mungkin Anda ingin menyaksikan video yang berkaitan dengan diferensiasi berdasarkan konten, proses, dan produk. Berikut ada video yang berisikan tentang penjelasan tersebut yang telah dibuat oleh guru penggerak (diferensiasi konten ada pada menit 1:44, diferensiasi proses ada pada menit 7:37, dan diferensiasi produk ada pada menit 10.36). Anda boleh menyimak video berikut atau jika tidak ingin menyimak video berikut, Anda boleh melanjutkan membaca yang berikutnya. Setelah Anda mengetahui apa itu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar, selanjutnya mari kita ingat-ingat kembali dengan ilustrasi kelas Bu Atun di awal materi ini. Pada ilustrasi pelajaran IPS yang Bu Atun jalankan, Anda bisa melihat ke empat aspek di atas, mari jabarkan satu persatu-satu. Video penjelasan diferensiasi konten, proses, dan produk. Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nYG2eAzU5KA 1. Konten: Bu Atun menyusun materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Bu Atun menampilkan materi pembuatan karya seni dari pemanfaatan sumber daya alam dalam berbagai bentuk audio visual yang variatif. Dengan konten yang variatif, guru dapat mengakomodir keragaman siswa dengan modalitas belajar audio, visual, dan kinestetik. 2. Proses: Bu Atun memiliki strategi pengajaran yang baik, misal dengan memanfaatkan teknologi yang bisa gunakan peserta didik lewat gawai orang tuanya. Selain itu strategi yang dilakukan Bu Atun untuk anak


50 | PPG Pra Jabatan 2022 berkebutuhan khusus seperti Joko yang susah menangkap pelajaran bisa diterima Joko dengan menerangkan, menanyakan, dan memberikan instruksi secara sederhana dan jelas. Joko merupakan anak yang perlu dibantu, dan Bu Atun membantunya dengan senang hati dan juga memperhatikannya lebih dari teman yang lainnya. 3. Produk: Hasil karya peserta didik semuanya mendapatkan apresiasi bagaimanapun bentuknya, akan tetapi tujuan pembelajaran pada materi itu tercapai. 4. Lingkungan belajar: Peserta didik merasa nyaman dengan pembelajaran Bu Atun. Dibebaskan untuk memilih tugas, dan juga pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, sehingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman. Contoh yang lainnya lagi adalah Anda dapat lihat pada ilustrasi berikut: Gambar 5. Ilustrasi pembelajaran berdiferensiasi pada aspek produk Sumber: Suprayogi, MN, et.al., (2022) Penerapan Differentiated Instruction dalam Pembelajaran Pada ilustrasi di atas, pembelajaran diferensiasi dilakukan pada aspek produk. Sebut saja Bu guru pada ilustrasi di atas adalah Bu Kokom. Bu Kokom memberikan peserta didik sebuah tugas untuk membuat profil tokoh sejarah.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 51 Peserta didik dibebaskan dalam memilih tokoh dan hasil pembuatan tugas seperti apa, yang terpenting tujuan pembelajaran tercapai, yaitu peserta didik mampu mengenal tokoh sejarah Indonesia. Pada ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik Bu Kokom muncul banyak ide untuk mengerjakan tugas mereka. Ada yang bermain peran kemudian dibuat video. Ada yang menulis biografinya kemudian membuat cerita tentang si tokoh yang dipilih. Ada yang tercetus ide untuk membuat sebuah komik sejarah tokoh. Dan ada juga yang membuat kartun animasi yang bisa bergerak. Pada dua ilustrasi di atas, Anda dapat memilih aspek pembelajaran berdiferensiasi yang mana yang akan Anda jalankan. Anda boleh menggabungkan keempat aspek tersebut menjadi sebuah pembelajaran diferensiasi yang utuh, atau boleh memilih aspek mana saja yang akan dijalankan. Hal yang paling penting adalah tujuan pembelajaran tercapai. e. Evaluasi aspek diferensiasi Berikut merupakan panduan evaluasi untuk mengukur dan memastikan pembelajaran berdiferensiasi dari empat aspek yang telah dijelaskan. No Keterangan Penjelasan Checklist 1 Profile siswa Kemampuan belajar Guru memiliki data profil kemampuan belajar peserta didik dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran Minat belajar Guru memiliki data minat belajar peserta didik dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran Kesiapan belajar Guru memiliki data kesiapan belajar peserta didik dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran


52 | PPG Pra Jabatan 2022 Modalitas belajar (auditori, visual, dan kinestetik Guru memiliki data modalitas belajar peserta didik dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran 2 Diferensiasi Konten Sumber informasi Keragaman sumber informasi (buku teks, internet, audio, visual, dan media massa) Jumlah konten pembelajaran Jumlah konten/materi pembelajaran disesuaikan untuk masing-masing peserta didik 3 Diferensiasi Proses Instruksi/penugasan Keragaman instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar peserta didik Strategi pembelajaran Keragaman instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar peserta didik Pengelompokan Dilakukan pengelompokan peserta didik Aktivitas pembelajaran Keragaman aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar peserta didik


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 53 4 Diferensiasi Produk Pilihan produk akhir Memberikan ragam/pilihan tugas Penilaian Penilaian tergantung dari masingmasing individu 5 Diferensiasi Lingkungan Belajar Tata letak meja dan kursi Tata letak meja/kursi menyesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran Pencahayaan Pencahayaan ruang memadai Suhu ruangan Suhu ruangan kelas kondusif Sekarang Anda sudah dapat memahami dan mengidentifikasi tentang aspek- aspek pembelajaran berdiferensiasi. Semoga apa yang disampaikan dapat difahami. C. Ruang Kolaborasi Pada ruang kolaborasi kali ini, Anda diminta untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum memasuki pemaparan dan elaborasi konsep dengan dosen Anda. Silahkan berdiskusi selama 40 menit dengan rekan kelompok Anda. Panduan diskusi kelompok: 1) Silahkan membuat 4 kelompok dalam satu kelas. (dalam satu kelompok terdiri dari 7-8 orang). Anggota kelompok dosen yang akan memilih. 2) Tiap kelompok akan berdiskusi dengan topik yang berbeda-beda. (satu kelompok satu tema, silahkan bebas pilih tema mana yang akan dipilih


Peran Dosen: 1) Pada tema ini, yang didahulukan adalah diskusi kelompok, baru kemudian pemaparan materi dari dosen jika masih ada yang kurang. (strategi pembelajaran jigsaw). 2) Dosen memilih anggota kelompok berdasarkan mapping yang dibuat dosen. Dan pastikan kelompok hanya berjumlah 4 (empat), 3) Memastikan tiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda dalam diskusi kelompok. Tema pada masing-masing kelompok, yaitu: konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Bobot penilaian (CPMK 2): Mahasiswa membuat diferensiasi pada aspek konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Boleh memilih salah satu aspek atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh dibuat dalam bentuk video, meme, infografis, ilustrasi, kemudian diunggah di platform media sosial/website. Tugas ini memiliki bobot 10% 54 | PPG Pra Jabatan 2022 apakah konten, proses, produk, atau lingkungan belajar. Jangan ada yang sama) 3) Waktu yang diperlukan untuk berdiskusi adalah 40 menit. 4) Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dibuatkan bahan presentasi di kelas, silahkan sekreatif mungkin. D. Demonstrasi Kontekstual Pada sesi ini Anda dan kelompok diminta untuk membuat diferensiasi pada pilihan aspek konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Anda Boleh memilih salah satu aspek atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh dibuat dalam bentuk video, meme, infografis, atau ilustrasi, kemudian diunggah di platform media sosial/website. Buatlah sekreatif mungkin! Penilaian


Peran dosen: 1. Dosen mengingatkan mahasiswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan. 2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau lebih aspek diferensiasi. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 55 Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan di bawah ini. Sertakan link hasil unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas. Tetap semangat. Lampiran pengumpulan tugas: E. Elaborasi Pemahaman Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman: 1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa? 2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa? 3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa? 4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, aspek diferensiasi manakah yang paling menantang untuk diimplementasikan? Mengapa? Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan- pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas. Peran Dosen: Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting. 1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas. 2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentunya


56 | PPG Pra Jabatan 2022 akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Peran sesama rekan mahasiswa yang lain: Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh rekan-rekannya. F. Koneksi Antarmateri Pertanyaan pemantik: 1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini? 2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi? Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi. Kami akan membantu Anda untuk membuat sebuah peta konsep pada topik kali ini:


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 57 Gambar: Peta konsep pembelajaran berdiferensiasi Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep dan kaitkan dengan kegiatan pembelajaran. Anda dapat menuliskannya pada kolom berikut, atau pada link berikut: Link peta konsep


58 | PPG Pra Jabatan 2022 G. Aksi Nyata Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi. Anda boleh berrefleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi. Refleksi aksi nyata: 1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa? 2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini? 3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya? 4. Apa yang melatarbelakanginya? 5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut? 6. Apa indikator keberhasilannya? 7. Bagaimana langkahnya? Anda boleh menuliskan refleksi tersebut sebagai jurnal perkuliahan Anda.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 59 Topik 3. Strategi Pembelajaran Dan Berdiferensiasi Durasi 2 JP Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi strategi-strategi pembelajaran berdiferensiasi A. Mulai Dari Diri Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Mari kita jawab beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar. Pertanyaan pemantik Refleksi Respon Seberapa penting bagi Anda sebuah strategi/perencanaan dalam menghadapi persoalan? Jika menghadapi sesuatu yang dirasa perlu pemecahan masalah, strategi apa yang Anda lakukan? Apakah perencanaan Anda matang ketika memulai sebuah rencana yang akan dijalankan, sehingga tidak merasa gugup tentang apa yang mesti Anda jalankan ketika melaksanakan sebuah rencana tersebut? Jika Anda mempunyai strategi tertentu dalam menghadapi sebuah rencana, apakah sebuah rencana tersebut berjalan dengan lancar? Mengapa? Andaikan Anda tidak mempunyai strategi dalam menghadapi sesuatu, apakah berjalan dengan lancar?


60 | PPG Pra Jabatan 2022 Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut. Atau Anda juga boleh mengisi link berikut untuk mengisinya. Respon pertanyaan pemantik klik disini B. Eksplorasi Konsep 1. Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Pada sesi ini kita akan membahas tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi. Silahkan Anda simak baik-baik. Strategi pengajaran adalah teknik, metode, atau perencanaan edukasional mengenai kegiatan atau interaksi kelas agar pembelajaran dapat efektif dan dapat mencapai target pembelajaran yang disiapkan pengajar sebelum mengajar (Suprayogi, 2022). Strategi pengajaran merupakan upaya atau strategi yang dilakukan oleh pengajar untuk mendorong peserta didik untuk belajar secara aktif dan memiliki motivasi yang tinggi. Rancangan strategi pengajaran harus dapat mendorong peserta didik untuk mengobservasi, menganalisa, menciptakan hipotesis, menyuarakan pendapat, menggali pengetahuan sendiri, dan mencari solusi. Strategi pengajaran merupakan perencanaan untuk mencapai target pembelajaran yang disiapkan oleh pengajar sebelum mengajar. Satu sesi kelas dapat terdiri dari beberapa tujuan pembelajaran. Sementara, waktu untuk tiap sesi kelas terbatas. Maka dari itu, dalam strategi pengajaran, setiap aktivitas pembelajaran harus memiliki lebih dari satu fungsi dan memenuhi lebih dari satu tujuan pembelajaran, sehingga pengajar harus mengkombinasikan beberapa tujuan pembelajaran menjadi satu kegiatan belajar dengan begitu, semua tujuan pembelajaran akan mampu dicapai dalam satu sesi kelas. Strategi pengajaran membantu pengajar untuk menyusun proses pembelajaran sehingga memungkinkan terpenuhinya semua tujuan pembelajaran lewat aktivitasaktivitas di kelas dalam waktu yang terbatas.


Bu Fatonah mengajar pelajaran Kreasi Seni Budaya dan Prakarya (SBDP) di kelas 6 SD. Materi yang sedang Bu Fatonah sampaikan pada minggu itu adalah tentang teknik membuat patung. Adapun tujuan pembelajrannya adalah Pembelajarannya Berdiferensiasi | 61 Macam-macam strategi pengajaran dalam pembelajaran berdiferensiasi Strategi pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: 1. Strategi pengajaran langsung (direct instruction), 2. Strategi pengajaran tak langsung (indirect instruction), 3. Strategi pengajaran interaktif (interactive learning), 4. Strategi pengajaran mandiri (self-learning), dan 5. Strategi pengajaran melalui pengalaman (experimental). Apa pun strategi pengajaran yang digunakan harus memperhatikan dan menerapkan diferensiasi. Penerapan strategi pengajaran bukan sekedar menggunakan strategi pengajaran tertentu saja, namun harus memperhatikan aspek-aspek diferensiasi. Strategi pengajaran yang digunakan harus dapat mengakomodir keragaman peserta didik dan kebutuhan belajar peserta didik. Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan strategi pengajaran dengan menerapkan aspek-aspek diferensiasi. a. Project-Based Learning. Project-based learning adalah strategi pengajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengelola kegiatan belajar di kelas dengan membuat suatu project. Hal ini digunakan dengan cara peserta didik membuat kelompoknya masing-masing lalu memecahkan masalah dari project yang diberikan. Contohnya seperti kelompok- kelompok yang ada di kelas diminta untuk membuat suatu proyek yang diberikan oleh pengajar lalu proyek itu dapat dicari referensinya dari media mana saja. Proyek yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok adalah proyek yang berbeda-beda namun tetap untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Perhatikan contoh berikut:


62 | PPG Pra Jabatan 2022 memahami karya seni patung dan membuat karya seni patung. Bu Fatonah di awal pertemuan menyampaikan bahwa nanti peserta didik akan ada projek membuat patung, oleh karena itu di awal pertemuan kelas mereka membahas tentang karya seni patung dan berbagai macam teknik pembuatannya. Kemudian setelahnya Bu Fatonah meminta peserta didik membuat kelompok untuk membuat projek patung dengan berbagai teknik. Saat itu Bu Fatonah hanya memberikan dua pilihan teknik yang mudah diikuti oleh siswa, yaitu membuat patung tanah liat/plastisin/sabun batangan dengan teknik butsir (memijat, menambah, dan mengurangi bahan yang dibentuk dengan alat butsir jika ada) dan teknik kedua yaitu teknik cetak/cor dari bahan dasar semen. Bu Fatonah membagi kelompok menjadi 4 kelompok, dengan 2 kelompok teknik butsir, dua kelompok teknik cetak/cor. Kemudian dari 4 kelompok tersebut tidak boleh membuat patung yang sama. Bu Fatonah membebaskan keempat kelompok itu membuat apa saja sesuai keinginan mereka. Bu Fatonah membantu kelompok untuk memilih teknik apa yang akan mereka kerjakan dan patung apa yang akan mereka buat. Tujuannya adalah agar peserta didik membuat patung sesuai dengan teknik yang diajarkan dan tidak ada pembuatan patung yang sama. Pada pembuatan patung tersebut, Bu Fatonah juga memberikan tugas yang beragam agar semua peserta didik dapat turut berpartisipasi dalam projek ini. Misalnya ada peserta didik yang membuat bagian dasar patung, ada yang bagian memberikan warna, ada yang menuliskan identitas dan informasi atau cerita dari patung yang mereka buat, serta nanti ada yang mempresentasikan patung buatannya. Nah, dari cerita Bu Fatonah di atas, Anda dapat melihat, bukan, bahwa semua peserta didik akan terlibat dan mereka dapat bekerja selaras dengan interest atau minatnya? Bagi yang membuat bentuk, suka mewarnai, suka membaca dan mencari informasi, semua minatnya terpenuhi. Inilah prinsip diferensiasi yang diterapkan. Semua siswa dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dengan melakukan berbagai ragam kegiatan sesuai dengan minatnya. b. Small Group Discussion


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 63 Strategi pengajaran Small Group Discussion atau diskusi kelompok kecil merupakan elemen belajar secara aktif. Dengan aktivitas kelompok kecil, peserta didik akan belajar menjadi pendengar yang baik, memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif, menghormati pendapat orang lain, mendukung pendapat dengan bukti dan lain-lain. Aktivitas diskusi kelompok dapat berupa membangkitkan ide, menyimpulkan poin penting, mengakses tingkat skill dan pengetahuan, memungkinkan memproses outcome pembelajaran pada akhir kelas, dan dapat menyelesaikan masalah. Adapun langkah-langkah penerapan strategi small group discussion sebagai berikut: Pertama, guru menentukan kelompok diskusi dengan anggota lima peserta didik dalam setiap kelompok. Selanjutnya guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan oleh guru. Dengan bimbingan guru para peserta didik membentuk kelompok- kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya). Kemudian, para peserta didik berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif agar diskusi berjalan lancar. Guru memberikan bantuan kepada kelompok yang dirasa butuh bantuan lebih. Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua peserta didik (terutama dari kelompok lain). Guru selanjutnya memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut. Terakhir para peserta didik mencatat hasil diskusi dan guru mengumpulkan laporan atau ringkasan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah peserta didik mencatatnya. Penerapan small group discussion dengan prinsip diferensiasi disini dilakukan dengan memberikan topik diskusi yang beragam untuk masing- masing kelompok. Misalnya dalam pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang membahas Pancasila. Masing-masing kelompok diskusi diberikan topik masalah yang terkait dengan lima sila dalam pancasila.


Pak Roni adalah guru pelajaran IPA. Pada pertemuan tersebut, topiknya adalah tentang reboisasi. Pak Roni membagi kelompok sejumlah dengan sub topik reboisasi, yaitu sebanyak tiga kelompok. Adapun sub -topiknya, yaitu (1) kenapa perlu dilakukan reboisasi, (2) manfaat reboisasi, (3) apa yang terjadi bila tidak dilakukan reboisasi. 64 | PPG Pra Jabatan 2022 Setiap kelompok akan membahas masalah yang berbeda. Dengan penerapan strategi ini, semua peserta didik dilibatkan dan semua peserta didik mendapatkan tanggung jawab yang berbeda-beda, namun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. c. Jigsaw Reading Strategi pengajaran jigsaw reading ini menerapkan strategi belajar yang kooperatif yang bertujuan agar para peserta didik mendapatkan kenyamanan belajar sesuai dengan diri mereka. Langkah-langkahnya sebagai berikut: pertama, guru membagi para peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil, setiap kelompok berisi peserta didik yang nanti akan bertugas untuk membaca dan mempelajari sub-topik yang diberikan. Lalu guru akan memberikan sub-topik materi yang harus dibaca dan dipelajari peserta didik di masing-masing kelompok. Setelah masing- masing peserta didik mempelajari sub-topik materi tersebut, mereka akan dikelompokkan kedalam kelompok baru yang disebut sebagai kelompok expert. Kelompok expert ini merupakan kumpulan peserta didik yang membahas sub-topik yang sama dari masing-masing kelompok awal. Di dalam kelompok expert masing-masing peserta didik akan mendiskusikan pemahaman mereka masing-masing. Antar satu dengan yang dirinya akan kembali ditempatkan di kelompok yang berbeda, kemudian ia diminta untuk mengajarkan teman atau peserta didik lainnya. Teknik seperti ini dapat menghidupkan suasana belajar karena mereka dapat mendapatkan tantangan untuk melibatkan diri mereka sendiri dalam situasi pembelajaran tersebut. Berikut contoh penerapan dari strategi Jigsaw ini.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 65 Sebelum melakukan diskusi, Pak Roni memberikan sepotong informasi mengenai ‘’reboisasi’’. Pak Roni hanya sekilas saja menerangkannya, tidak secara utuh, karena nanti akan didiskusikan di kelompok. Setelah itu, Pak Roni meminta untuk memilih salah satu di setiap grup tersebut seorang ketua. Ketua inilah yang nantinya memimpin diskusi pada kelompoknya. Setelah terpilih ketua, kemudian Pak Roni meminta siswa untuk mengeksplorasi informasi terkait reboisasi tersebut sesuai sub topik yang mereka pilih. Mereka akan membahasnya dalam grup. Setelah para siswa sudah memahami hal-hal terkait dengan reboisasi ini sesuai topik, mereka (ketua) akan ditugaskan kembali untuk memasuki kelompok yang anggotanya berbeda. Kemudian, mereka akan melakukan tutor sebaya yang tujuannya untuk saling memberikan dan menambah informasi yang mungkin sebelumnya belum mereka ketahui. d. Strategi Problem-Based Instruction. Strategi pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran yang menunjang keterlibatan peserta didik untuk melakukan pembelajaran dan pemecahan masalah autentik yang dihadapi. Strategi ini melibatkan pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman mengenai peserta didik mengenai topik-topik yang diajarkan di kelas, sehingga mereka belajar cara-cara yang tepat untuk mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi terkait pemecahan masalah, serta memecahkan permasalahan dengan bekerja baik secara secara individual, maupun kolaborasi dengan peserta didik lainnya. Pada pengaplikasiannya, strategi ini juga membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya keefektifan dalam interaksi sosial, proses teacher-asisted instruction yang menuntut adanya kedekatan antara pengajar dan peserta didik, serta pengajar yang tidak banyak berperan sebagai penyebar pengetahuan. Maka dari itu, pengajar perlu mengembangkan perannya sebagai pebimbing dan negosiator.


66 | PPG Pra Jabatan 2022 Manfaat yang akan didapatkan dari penggunaan strategi ini adalah peserta didik akan mempunyai pemahaman mengenai hubungan pengetahuan dengan dunia nyata serta bagaimana cara yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam masalah yang kompleks. Bahkan, metode ini dapat membantu menciptakan lingkungan kelas yang lebih positif dan demokratis, sehingga strategi ini juga efektif untuk mengatasi keragaman peserta didik yang ada di dalam suatu kelas. Contoh dari strategi problem-based instruction adalah ketika seorang pengajar SMP menugaskan siswanya untuk membuat makalah penelitian pertama mereka dengan memecah proses pembuatannya menjadi beberapa langkah terpisah yang disertai dengan bimbingan yang banyak d ari pengajar tersebut. Pengerjaan makalah penelitian ini dilakukan secara individual. Meskipun begitu, strategi ini juga bisa digunakan untuk tugas kolaborasi. Pertamanya, pengajar akan memperlihatkan dan mendefinisikan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran tertentu. Kemudian, siswa dibantu untuk mengklarifikasi masalah tersebut, serta mencari tahu dan menentukan bagaimana cara menginvestigasinya, sehingga hal ini tentunya memerlukan beragam sumber belajar, informasi, serta data yang bervariasi. Setelah itu, pengajar akan membantu siswa untuk membuat makna yang berkaitan dengan hasil dari pemecahan masalah tersebut yang nantinya akan dilaporkan, seperti melihat bagaimana siswa memecahkan masalah tersebut. Lalu, siswa akan melakukan pengorganisasian laporan tersebut dan akhirnya mereka presentasikan dengan melibatkan seluruh siswa di dalam kelas beserta dengan pengajar yang telah membimbingnya dari awal proses hingga selesai. C. Ruang Kolaborasi Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum Anda beranjak pada ruang kolaborasi, kami meminta Anda untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian “demonstrasi kontekstual” (silahkan baca apa yang harus dilakukan). Demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan juga dunia realitas atau dunia praktek yang sesuangguhnya sehingga Anda lebih faham akan pembelajaran, kami meminta Anda untuk mengundang satu guru penggerak sebagai narasumber ekspert (guru yang sudah memiliki waktu yang cukup lama


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 67 dalam menekuni bidang pendidikan di sekolah) untuk berbagi pengalaman mengenai strategi pembelajaran berdiferensiasi di sekolah yang pernah mereka jalani. Silahkan diskusikan dengan rekan sekelas Anda siapa yang akan Anda undang pada sesi ini. Jika Anda tidak mempunyai referensi tentang siapa yang akan diundang untuk pertemuan ini, Anda bisa minta rekomendasi dari dosen Anda untuk menghadirkan guru penggerak. Pada sesi ini Anda diminta untuk berinteraktif dengan rekan sekelas dan juga guru penggerak. Berdiskusilah dan bertanyalah dari pengalaman guru penggerak. Seraplah ilmu yang didapat supaya Anda semakin kaya akan pengetahun di dunia praktis. Panduan diskusi: 1. Diskusi dibuka oleh salah satu mahasiswa 2. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil dari tugasnya (paling lama 7 menit) (40 menit) 3. Setelah selesai presentasi kemudian moderator mempersilahkan narasumber untuk berbagi pengalaman. 4. Guru penggerak sebagai narasumber ekspert diberi waktu 30 menit untuk memberikan komentar dan memberikan masukan sekaligus juga berbagi pengalaman mengenai strategi pembelajaran diferensiasi yang telah dijalankannya. 5. Kemudian selanjutnya sesi tanya jawab selama 30 menit. D. Demonstrasi Kontekstual Pada sesi ini Anda diminta berkelompok berjumlah 5-6 orang. Kemudian Anda dan kelompok diminta untuk memilih salah satu strategi pembelajaran yang berdiferensiasi selain yang telah diuraikan di atas. Jelaskanlah mengapa strategi pembelajaran yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi


Peran dosen: 1. Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan sebelum memasuki ruang kolaborasi untuk bertemu dengan narasumber ekspert, yaitu dari guru penggerak. 2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau lebih aspek diferensiasi. 68 | PPG Pra Jabatan 2022 pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran yang dijalankan tersebut. Silahkan presentasikan di depan kelas. Masing-masing kelompok melakukan presentasi paling lama 15 menit untuk mendapatkan masukan dari rekan dan juga dosen. Buatlah sebaik mungkin! Bobot penilaian (CPMK 3): Mengidentifikasikan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang dipilih. Jelaskanlah mengapa strategi pembelajaran yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran yang dijalankan tersebut. Presentasi di depan kelas. Tugas ini memiliki bobot 10%. Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan di bawah ini. Sertakan tautan hasil unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat mengerjakan tugas. Tetap semangat! Lampiran pengumpulan tugas:


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 69 E. Elaborasi Pemahaman Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman: 1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa? 2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa? 3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa? 4. Berdasarkan penjelasan dari materi di atas, strategi pembelajaran manakah yang paling menarik untuk diimplementasikan? Mengapa? Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas. Peran Dosen: Pada sesi ini dosen berperan: 1. memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas. 2. membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentu akan bervariasi, sesuai dengan konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi dosen untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Peran sesama rekan mahasiswa yang lain: Memberikan tanggapan dan masukan tentang tugas yang telah dipresentasikan oleh rekan-rekannya. F. Koneksi Antarmateri Pertanyaan pemantik: 1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari mata kuliah ini?


70 | PPG Pra Jabatan 2022 2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi? Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan matakuliah lain, misalnya saja dengan mata kuliah design thinking atau mata kuliah lain yang terkait atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi. Silahkan buat peta konsep dari materi yang telah dipelajari dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran. Link koneksi antar materi G. Aksi Nyata Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu strategi pembelajaran berdiferensiasi. Anda boleh refleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi. Refleksi aksi nyata: 1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa? 2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini? 3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya? 4. Apa yang melatarbelakanginya? 5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 71 6. Apa indikator keberhasilannya? 7. Bagaimana langkahnya?


72 | PPG Pra Jabatan 2022 Topik 4. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Durasi 5 JP Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa dapat 1. Mahasiswa mampu merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. A. Mulai dari diri Hallo para mahasiswa hebat! Ini adalah awal perjumpaan kita setelah UTS. Bagaimana perasaan Anda memasuki pembelajaran ini? Semoga Anda bahagia selalu sehingga dapat belajar dengan tenang dan mudah untuk mencerna pelajaran. Jangan lupa untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai belajar agar diberikan pemahaman yang utuh. Saatnya Anda memulai beraksi dengan materi yang tak kalah menarik dari materi yang sebelumnya. Sebelum kita memulai pelajaran, silahkan Anda baca beberapa pertanyaan pemantik berikut untuk refleksi diri sebelum memulai belajar. Pertanyaan pemantik 1. Jika Anda menjadi guru kelak, apa yang ingin Anda capai? 2. Jika Anda menjadi guru kelak, apakah Anda tahu apa yang diinginkan peserta didik dari pembelajaran yang akan disampaikan? 3. Jika Anda menjadi guru, darimana Anda memulai dan langkah apa yang harus dicapai untuk mendapatkan apa yang Anda harapkan tersebut? 4. Apakah Anda pernah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelumnya? 5. Apa yang Anda ingat tentang materi pada mata kuliah ini sebelumnya?


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 73 Respon pertanyaan pemantik Anda tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut. Atau jika Anda menggunakan laptop, bisa klik link di bawah ini untuk mengisi respon pertanyaan pemantik di atas. Respon pertanyaan pemantik klik disini B. Eksplorasi Konsep 1. Rancangan Dan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Halo para calong guru hebat. Impian bagi para pendidik tentunya menjadikan peserta didiknya berprestasi dan mampu mengasah kemampuannya masing- masing. Para gurulah yang mendampingi peserta didiknya dalam proses pembelajaran selama masa sekolah. Salah satu cara untuk membantu peserta didik menggapai tujuannya adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah “Dari mana para pendidik memulainya?” a. Langkah awal melakukan pembelajaran berdiferensiasi Sebagai seorang pendidik tentunya sudah tidak asing dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum melakukan penyusunan rancangan RPP Suprayogi et. al. (2022) menyebutkan paling tidaknya ada 12 langkah untuk membantu para pendidik dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya:


74 | PPG Pra Jabatan 2022 1) Pemetaan peserta didik Langkah awal untuk melakukan pemetaan adalah dengan melakukan refleksi diri dengan pertanyaan “apa yang ingin saya capai dengan peserta didik saya?” (Anda telah belajar pada topik 1 tentang pemetaan peserta didik, Anda bisa membacanya kembali). Pemetaan bisa dilakukan dengan melihat 3 hal berikut: a) Melihat dari kompetensi peserta didik. Pada kompetensi siswa ini bisa dilihat dari kompetensi intelektual peserta didik, kompetensi sosial, dan kompetensi psikomotorik. Kompetensi intelektual Mencakup prestasi peserta didik, semangat belajar, kemampuan menangkap informasi, berfikir kritis, kemampuan menguasai lapangan atau praktik, kemampuan linguistic, dll. Kompetensi sosial Kemampuan peserta didik berkomunikasi dengan teman sebaya dan gurunya. Kompetensi psikomotorik, yaitu peserta didik yang berkaitan dengan keterampilannya bertindak setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu. b) Melihat dari minat atau keinginan peserta didik Temukanlah minat peserta didik sehingga ketika para pendidik mampu membedakan dan membagi peserta didik sesuai dengan kemampuannya, motivasi peserta didik akan bertambah dan pembelajaran berdiferensiasi pun akan berjalan dengan baik dan lancer. c) Melihat dari kebutuhan siswa Para pendidik diharapkan mengerti akan kebutuhan peserta didiknya dalam pembelajaran, sehingga para pendidik tahu bentuk dukungan apa yang nantinya para pendidik berikan dalam pendampingan di pembelajaran yang berlangsung.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 75 2) Dapatkan wawasan tentang peserta didik untuk mengetahui metode pembelajaran Peserta didik menjadi tidak bergantung sepenuhnya kepada Anda sebagai guru kelak jika Anda mendapatkan wawasan peserta didik dengan mencari tahu minat atau keinginan dan kebutuhan peserta didik. Para pendidik akan menjadi tahu metode pembelajaran apa yang akan diterapkan oleh peserta didiknya kelak. 3) Pengelompokan Berkelompok dengan teman sebaya mengajak peserta didik untuk saling belajar melepas ketergantungan dari guru sebagai pendidik. Memfungsikan guru sebagai mentor, dan rekan sebaya menjadi tutor. Kelompok dapat berubah sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang dibutuhkan, missal kelompok kecil, besar, atau berpasangan. Variasikan komposisi kelompok dengan peserta didik sesuai dengan penangkapan materi, penguasaan, dan pemahaman yang berbeda, dengan begitu peserta didik akan saling mengajarkan dan juga bertukar informasi dari temannya. 4) Peserta didik diberikan pilihan Pada pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik dapat negosiasi, tidak saklek apa kata guru, asalkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Artinya saat pembelajaran berlangsung peserta didik dan guru membuat kesepakatan dengan materi yang akan diajarkan oleh peserta didik. Peserta didik dapat memilih dari mana peserta didik tersebut mendapatkan informasi dan bagaimana cara memprosesnya. Bukan hanya materi, melainkan peserta didik juga diberikan pilihan dalam mengerjakan tugas. Selain peserta didik dapat memilih, guru juga sebaiknya menjelaskan mengapa metode dan cara pembelajarannya dibedakan pada setiap peserta didik, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri dan focus pada keterampilannya. Contoh: Bu Khodijah sedang mengajar Bahasa inggris di kelas 1 dengan tema greetings and partings. Tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat melakukan perkenalan diri dengan menggunakan greetings (kalimat sapaan) dan partings (kalimat


76 | PPG Pra Jabatan 2022 perpisahan). Pembelajaran yang dilakukan bu Khodijah dilakukan dengan praktek langsung di dalam kelas dengan anak-anak, selain itu juga Bu Khodijah menggunakan video sebagai alat bantu ilustrasi. Di Luar kelas, ketika anak -anak bertemu dengan Bu Khodijah diminta untuk menyapa Bu Khodijah dengan Bahasa inggris dan Bu Khodijah berpura-pura tidak mengerti jika tidak ada greeting dalam Bahasa inggris. Atau juga Bu Khodijah mempraktekannya langsung dengan menyapa anak-anak dengan menggunakan greetings dan partings dan jika Bu Khodijah bertemu siswa-siswinya diluar kelas. Pada saat memberikan tugas, Bu khodijah meminta siswa diminta untuk membuat perkenalan dengan menggunakan kalimat greetings dan partings. Bu Khodijah meminta siswanya berpasangan untuk mengerjakan tugas. Bu Khodijah memberikan Pilihan tugas dan siswa boleh memilihnya, yaitu boleh dalam bentuk video, atau juga boleh dalam bentuk voice note, atau juga boleh jika siswa mau membuatnya dalam bentuk komik, atau bahkan boleh hanya dalam bentuk tulisan saja. 5) Informasi dalam berbagai bentuk Menyajikan informasi (materi/teori) dalam berbagai bentuk. Tidak hanya berupa papan tulis dan spidol saja, melainkan sajikan dengan seunik mungkin sehingga peserta didik mudah dalam menyerap. Misalnya saja dengan menerangkan teori kemudian diberikan ilustrasi, contoh kasus, tayangan pendek/video, dan metodemetode yang baru yang lain dari biasanya. Mengapa demikian, mungkin saja satu peserta didik mudah menyerap dengan hanya membaca teorinya saja, sementara peserta didik yang lain bisa menyerap pelajaran dengan adanya ilustrasi kasus, atau mungkin video, atau mungkin yang lainnya, karena perbedaan modalitas belajar. Bisa lihat contoh kasus Bu Khodijah di atas. 6) Jangan berikan latihan umum Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Jika memberikan latihan dengan memberikan latihan umum, maka hanya peserta didik yang kemampuan intelektualnya tinggilah yang dapat menyelesaikan dengan mudah, sementara yang lain mungkin akan sulit dan bahkan akan lambat


Bu Mini mengajar tematik kelas 6, dengan tema Masyarakat sejahtera dengan sub tema Masyarakat peduli lingkungan.Bu mini bertanya kepada siswanya siapa yang tahu arti peduli lingkungan? Kemudian siswanya banyak yang mengangkat tangan berebut ingin didengar pendapatnya. Setelah itu bu mini memberikan contoh yang masuk akal dan dapat dilakukan siswa di sekolah sebagai bentuk peduli lingkungan itu seperti tidak membuang sampah pada tempatnya, dan jika tidak menemukan tempat sampah bisa menggunakan saku atau tas kita sebagai tempat sampah sementara, sampai menemukan tempat sampah yang sesuai fungsinya. Pembelajarannya Berdiferensiasi | 77 dalam mengerjakan latihan yang diberikan di awal pembelajaran. Hal tersebut membuat guru harus selalu menyediakan latihan sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Atau berilah peserta didik pilihan tugas yang sekiranya peserta didik dapat melakukannya sesuai dengan minatnya. Bisa lihat contoh kasus Bu Khodijah. 7) Hubungkan pembelajaran ke dunia siswa Sebagai seorang pendidik sebaiknya ketika mentransfer ilmu kepada peserta didik tidak berpusat hanya pada buku saja, melainkan berikanlah contoh yang jelas, konkrit, dan relevan. Tentunya baik jika mengajak peserta didik untuk berinteraktif berdasarkan perspektif dan minat mereka. Lakukan eksplorasi terhadap apa yang telah mereka tahu tentang materi yang diajarkan. Contoh: 8) Kombinasi kekuatan pengajaran Alangkah lebih baiknya jika memungkinkan guru berkolaborasi dengan mitra guru lainnya atau juga narasumber ekspert di bidangnya. Pada satu kali pembelajaran melibatkan dua guru, sehingga mempunyai kekuatan lebih untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Atau dengan mendatangkan narasumber ekspert juga akan membantu guru dalam menampilkan resource pembelajaran yang beragam,sehingga peserta didik mendapatkan input langsung dari narasumber ekspert.


78 | PPG Pra Jabatan 2022 9) Latihan untuk menyempurnakan Jam terbang guru merupakan pengalaman dan kunci dari pembelajaran berdiferensiasi yang akan membentuk pembelajaran yang sempurna. Para pendidik dianjurkan untuk menguasai keterampilan, pengetahuan yang menyeluruh tentang materi, manajemen kelas, dan kemampuan mengendalikan pembelajaran dengan baik. 10) Memulai dengan sesuatu hal Keberhasilan pembelajaran diferensiasi tidaklah instan, tentu melalui berbagai proses. Memulai dengan tahap belajar tentu lebih baik daripada tidak menerapkannya sama sekali. Misal tahap awal dengan membangun materi dan menguasainya terlebih dahulu, dan jangan lupa tujuan untuk menentukan tujuan pembelajaran. 11) Percobaan Jika tidak berani mencoba, maka kapan akan memulai. Ingat, bahwa ujian itu bukan hanya sekedar seberapa dapat nilai Anda bisa mengerjakan soal pada sebuah kertas, namun sebuah proses juga tidak kalah penting yang harus diperhatikan. Cobalah! Pembelajaran berdiferensiasi ini masih belum akrab diterapkan di berbagai institusi pendidikan. Ada baiknya semua pengajar terus memberikan dukungan dan mempelajari dengan baik bagaimana peserta didiknya dalam pembelajaran di kelas dan diluar kelas, sehingga membantu antar para pendidik dalam menyusun sebuah kurikulum. Pada pembelajaran juga ada baiknya para pendidik mengikuti perkembangan peserta didiknya daripada memaksa peserta didik untuk mengikuti perkembangan gurunya. Sudah terbayang bukan, dari mana akan memulainya? Selanjutnya Anda akan memulai membuat RPP yang sudah tidak asing bagi Anda. Hanya saja RPP kali ini memasukan unsur pembelajaran berdiferensiasinya. b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi Kami yakin, Anda sudah belajar apa dan bagaimana merancang sebuah RPP pada umumnya yang Anda tahu. Anda mungkin sudah tidak asing dengan apa itu RPP. Sekedar mengingatkan kembali, silahkan Anda baca kembali apa itu RPP.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 79 Sebagai pengingat lagi, bahwa RPP adalah sebuah alat perangkat pembelajaran seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. RPP berisi pengaturan yang berkenaan dengan perkiraan atau proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, kemungkinan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan atau pun tidak karena proses pembelajaran bersifat situasional, apabila perencanaan disusun secara matang maka proses dan hasil pembelajaran tidak akan jauh dari perkiraan. RPP yang berdiferensiasi ini bisa dijabarkan pada rincian kegiatan, Anda boleh memilihnya berdiferensiasinya pada aspek apa. Apakah pada aspek konten, proses, produk, ataukah lingkungan belajar? Berikut contoh RPP pembelajaran berdiferensiasi Materi: Menghitung luas bidang datar Tujuan pembelajaran: Peserta didik mampu memahami rumus menghitung luas bidang datar Peserta didik dapat menghitung luas bidang datar Pra Pembelajaran: 4) Guru mempelajari informasi tentang learning profile peserta didik pada pelajaran matematika (pengetahuan, motivasi belajar, gaya belajar) 5) Guru menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. 6) Guru menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik dan dibuat dalam beberapa versi menyesuaikan dengan learning profile peserta didik. Pembukaan: (Guru dan peserta didik masuk dalam ruang zoom) 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru menyapa para peserta didik dan menanyakan kabar mereka hari ini 3) Guru menyampaikan bahwa hari ini akan belajar tentang menghitung luas bidang datar


80 | PPG Pra Jabatan 2022 4) Guru menyampaikan bahwa peserta didik nanti akan mengerjakan tugas secara berkelompok 5) Guru meminta peserta didik untuk menyiapkan alat ukur (penggaris atau meteran), dan alat tulis untuk mengerjakan tugas. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran: 1) Guru menjelaskan materi tentang menghitung luas bidang datar. 2) Guru memberikan contoh menghitung luas bidang datar. Contoh menghitung luas persegi panjang, dan menghitung luas lingkaran. 3) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya bila masih ada yang belum dipahami. Pembagian kelompok 1) Guru memberikan tugas kepada para peserta didik secara berkelompok. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang berbeda-beda. 2) Guru membuat kelompok dalam breakout room zoom 3) Guru masuk ke dalam setiap ruang breakout room secara bergantian untuk mengecek kegiatan peserta didik. Aktivitas pembelajaran: (dalam ruang breakout room) 1) Peserta didik mengerjakan tugas menghitung luas bidang datar 2) Kelompok satu, peserta didik mencari minimal 5 benda bidang datar yang ada di lantai (karpet, keramik, Meja makan, meja komputer, meja tamu dll) dan menghitung luasnya. 3) Kelompok dua, peserta didik mencari minimal 5 benda bidang datar yang ada di dinding (foto, kalender, pintu, jendela, jam dinding, dll) dan menghitung luasnya. 4) Kelompok tiga, peserta didik mencari benda-benda bidang datar yang ada di teras rumah (Meja, Pagar, lantai teras, halaman, dll) dan menghitung luasnya. Penutup: (Siswa Kembali ke ruang utama zoom) 1) Guru menanyakan tentang hasil tugas peserta didik. 2) Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil kerjanya


Bu Lely merupakan seorang guru di sebuah sekolah inklusi. Ia mengajar di kelas 1 SD dengan jumlah 22 orang siswa. Salah satunya ada siswa dengan autistic spectrum disorder (ASD), sebut saja namanya adalah Arif, berumur 8 tahun. Bu Lely menggunakan pendekatan individual approach atau merancang beberapa strategi yang dibuat khusus untuk Arif. Bu Lely Menyusun Individual Education Plan (IEP) untuk Arif supaya bisa mengikuti pelajaran. Ketika pelajaran berlangsung, Arif duduk dekat pada kursi yang telah disediakan khusus untuknya serta didampingi oleh Bu Ramlah sebagai shadow teacher yang membantu Bu Lely dalam menjalankan program untuk Arif. Arif ikut menyimak penjelasan Bu Lely di depan kelas, namun saat Arief terlihat tidak mengerti dengan penjelasan Bu Lely, maka Bu Ramlah ikut membantu Arif untuk menjelaskan kepada Arif dengan bahasa dan konsep yang tersendiri yang dipakai sehari-hari dan dapat dipahami dengan mudah oleh Arif. Sama halnya ketika Arif terlihat lelah dan tidak konsentrasi dengan penyampaian materi, maka Bu Ramlah bertugas Pembelajarannya Berdiferensiasi | 81 3) Guru menanyakan kepada siswa bila ada peserta didik yang belum mengerti untuk dijelaskan kembali. 4) Guru menutup pelajaran. c. Contoh Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Contoh-contoh pembelajaran berdiferensiasi di kelas atau di sekolah regular sudah banyak sajian contoh kasus tertuang pada topik-topik di atas. Anda bisa membaca kembali contoh-contoh kasus pada topik-topik sebelumnya. Dapat Anda temukan tulisan yang berada di kotak-kotak untuk memudahkan Anda mencari contoh-contohnya kembali. Berikut akan disajikan beberapa contoh kasus, seperti kasus di sekolah inklusi, kelas pembelajaran dengan moda daring, dan sekolah multicultural. 1) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi di Sekolah Inklusi


82 | PPG Pra Jabatan 2022 untuk mengajak Arif keluar kelas dan memberikan variasi kegiatan atau permainan sederhana, hal ini disebut dengan teknik pull-out. Atau dirasa ketika Arif tidak dapat mengikuti materi, maka Bu Ramlah membantu Bu Lely untuk memberikan Arif materi yang lain yang sesuai dengan kebutuhan Arif. Tak jarang teman-teman Arif pun membantu Arif dengan banyak menyapa Arif dan berinteraksi dengannya, sehingga tutorial teman sebaya pun berjalan juga, oleh karena itu Arif juga semakin meningkat kemampuan komunikasinya karena teman-temannya banyak membantu. Tak jarang juga Bu Lely untuk meminta bantuan teman- teman Arif untuk membantu Arif, tidak hanya Bu Ramlah yang berperan aktif membantu Arif. Selain itu, rekan guru-guru yang lain juga tidak pernah lelah juga untuk membantu, menyapa bahkan berinteraksi dengan Arif setiap kali melihat dan bertemu Arif. Disisi lain, pemenuhan kebutuhan Arif yang dirasa ketika belajar atensinya lebih besar jika menggunakan media visual, maka Bu Lely yang dibantu Bu Ramlah merancang beberapa media yang dapat memenuhi kebutuhan Arif, diantaranya yaitu: a) Media for shaping, diginakan Bu Lely dan Bu Ramlah untuk melatih dan meningkatkan ekspresi verbal dari Arif, sehingga Arif dapat meningkatkan komunikasi mengenai kehidupannya dengan orang lain yang ada di sekitarnya. b) Media for Discrete Trial Training (DTT), dengan bantuan gambar untuk memudahkan Arif mengerti akan sesuatu. Misalnya seperti ini pemberian instruksi, prompting atau memberikan bantuan atau dorongan, kemudian memberikan reward. Media yang digunakan Arif adalah kartu bergambar. Misalkan ketika Bu Lely meminta semua siswa untuk berdiri karena akan melakukan suatu aktivitas, kemudian Bu Lely meminta kepada Arif dengan instruksi “Arif ayo berdiri, ya, begini seperti Bu Lely”, jika Arif tidak merespon, maka Bu Lely memberikan gambar/kartu instruksi berdiri (orang dengan gambar berdiri). Jika Arif melakukannya, maka Bu Lely dan Bu Ramlah memberikan reward berupa pujian kepada Arif, “Hebat, Pintar”.


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 83 c) Media Matching, digunakan oleh bu Lely dan Bu Ramlah untuk. Melatih Arif mengidentifikasi bentuk yang ada kemudian mencoba untuk mencari persamaan atau menjodohkan. d) Media for discriminating training. Teknik ini sebetulnya mirip dengan media matching, hanya saja lebih banyak gambar yang dipakai, misalnya untuk mengidentifikasi bentuk, warna, tempat, atau bahkan orang yang berbeda. Misalnya Arif belajar tentang alat transportasi dan tempatnya. Ketika pelajaran tematik Bu Ramlah mengajak Arif untuk keluar kelas karena terlihat lelah sehingga mudah sekali untuk Arif tantrum. Bu Ramlah membawa sejumlah kartu keluar kelas dan belajar di luar ruangan, sebelumnya Arif diajak main sebentar. Bu Ramlah meletakan beberapa gambar didepan Arif, ada gambar stasiun, bandara, dan pelabuhan. Setelah itu menginstruksikan Arif, “Ini gambar Apa?” Arif menjawab Pesawat. Bu Ramlah melanjutkan bertanya “Dimanakah pesawat parkir, coba cari gambarnya?” Kemudian Arif mencari dari tiga gambar tersebut. Jika benar Bu Ramlah memberikan reward “pintar”, tetapi jika salah Bu Ramlah memberikan kata-kata punishment, yaitu “tidak”. e) Media for fading technique. Media ini juga digunakan oleh Bu Lely dan Bu Ramlah, yaitu berisi kartu bergambar tentang sebuah peraturan-aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat ketergantungan Arif dan meningkatkan tingkat kemandirian Arif. Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa Bu Lely Menyusun IEP untuk Arif dengan bantuan Bu Ramlah merupakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah inklusi yang menangani peserta didik yang berkebutuhan khusus. 2) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi dengan Moda Daring Karena mewabahnya covid 19 belakangan ini tentu membuat sistem pendidikan pun ikut bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Kalau begitu, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan pembelajaran daring belakangan ini, bukan? Mari kita simak contoh pembelajaran daring beserta diferensiasinya:


84 | PPG Pra Jabatan 2022 Bu Melanial mengajar di kelas 6 SD, Mata pelajaran Tematik IPA dengan tema “penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan”. Bu Melanial menggunakan moda zoom untuk pembelajaran tatap maya. Sebelum materi dimulai, Bu Melanial menyapa masing-masing siswa dan selalu mengingatkan mereka supaya kamera tetap menyala, “Hallo Verro apa kabar? Mana nih wajah gantengnya, belum terlihat di layar?” Demikian Bu Melanial menyapa siswanya satu persatu. “Terima kasih Andin, Yara, Ziya, Mawar, Fedrik (menyebutkan semua siswa yg sudah menyalakan kamera) yang sudah menyalakan kameranya. Terima kasih juga Verro dan Kay yang baru saja menyalakan kameranya, semoga kalian semua senang belajar dengan Bu Melanial”. Setelah semua on camera, Bu Melanial memulai pembelajarannya dengan ice breaking dengan meminta semua menyalakan microphone juga. Bu Melanial menyapa kelas dengan sebuah yel-yel, “Kelas 6C dimana, ya”, “hai, kami disini”, serempak siswa menjawab “Apa kabar?” “Kabar dahsyat, hebat, giat”, “Siapa yang dahsyat?” “6C” “Siapa yang hebat?” “6C” “Siapa yang giat?” “6C” “Tepuk semangat untuk 6C” kemudian tepuk irama dari siswa pun saling bersautan. Kemudian Bu Melanial menanyakan perasaan mereka pada saat itu, tujuannya adalah supaya tahu masing-masing apa yang mereka rasakan. Bu Melanial menggunakan gambar beragam ekspresi yang di share via zoom. “Bagaimana perasaan Anda saat ini? Silahkan tulis


Pembelajarannya Berdiferensiasi | 85 nama Anda pada ekspresi gambar yang mewakili”. Bu Melanialpun mencontohkan, menuliskan namanya pada salah satu gambar tersebut. sumber: https://id.depositphotos.com/stock-photos/anak-denganbanyak-ekspresi.html “Terima kasih semangatnya pagi ini anak-anak hebat. Kita akan melanjutkan ke materi kita kali ini, ya, yaitu tentang penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan”. Kemudian Bu Melanial memulai dengan sebuah video interaktif dalam pembelajarannya. Siswanya diminta untuk tetap menyalakan microphonenya kecuali ketika video sedang diputar, tujuannya adalah agar siswa bisa berinteraksi secara langsung, sementara video juga bisa terdengar suaranya ketika mematikan microphone. Selain itu Bu Melanial menggunakan padlet sebagai papan onlinenya, sehingga siswa bisa tetap berinteraksi dan belajar dengan senang. Ditengah pembelajaran Bu Melanial membagi siswa kedalam 3 (tiga) kelompok untuk mengerjakan tugas, ada berbagai alternatif yang Bu Melanial buat tugasnya, sehingga mereka bisa memilih tugas yang mana yang akan dikerjakan oleh kelompok. Bu Melanial menggunakan breakout room untuk pembagian kelompok, dan sebelumnya Bu Melanial memetakan kebutuhan siswa terlebih dahulu berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya. Adapun kategorinya adalah low (69 kebawah), medium (70-87), dan hight (88 ke atas). Bu Melanial memberikan waktu untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan. Bu Melanial


86 | PPG Pra Jabatan 2022 mengunjungi ruang break out room setiap kelompok didahului dari grup hight, karena diasumsikan tidak banyak yang akan dibantu. Kemudian lanjut ke kelompok medium, dan paling terakhir mengunjungi kelompok low, disanalah Bu Melanial banyak memberikan bantuan. Selain moda daring yang Bu Melanial pakai di atas, banyak moda daring yang Bu Melanial pakai dalam pembelajaran, misalnya menggunakan quiziz, kahoot, googleform, mentimeter, edpuzzle, dan masih banyak media pembelajaran online lainnya yang bisa dipakai. Jelas terlihat pada contoh di atas model pembelajaran diferensiasi yang digunakan , yaitu Bu Melanial tidak melakukan pembelajaran hanya satu arah saja, melainkan melibatkan murid untuk interaktif. Selain itu, Bu Melanial melakukan pemetaan peserta didik berdasarkan nilai ulangan harian sebelumnya. Selain itu, beragam sajian tugas dan peserta didik bisa memilih tugas mana yang akan dikerjakan. 3) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi di sekolah Multikultural Perbedaan pada sekolah multikultural adalah terlihat pada ras,etnis, budaya, latar belakang keluarga yang kemungkinan dari pernikahan antar negara, dan yang terlihat paling mencolok adalah perbedaan bahasa yang digunakan oleh guru maupun peserta didik. Biasanya pada sekolah multicultural, bahasa yang dijadikan pengantar adalah bahasa inggris sebagai bahasa internasional yang digunakan untuk bahasa utamanya. Akan tetapi, peserta didik atau pun pengajar sering kali berasal dari negara yang bukan bahasa inggris sebagai bahasa utamanya. Karena perbedaan bahasa itulah, sering kali peserta didik yang tidak fasih atau kurang pandai dalam bahasa inggris mereka tidak mengerti materi yang disampaikan oleh gurunya. Begitu pula dengan gurunya, karena faktor bahasa kadang menghambat jalannya pengajaran dan pertukaran informasi antara peserta didik dengan guru. Berikut Suprayogi et.al (2022) memberikan gambaran pembelajaran berdiferensiasi di sekolah multicultural: Perbedaan bahasa tidak menjadikan para pengajar kesulitan dalam melakukan pembelajaran, melainkan dengan melakukan pembelajaran


Click to View FlipBook Version