The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fransiskamaha, 2023-01-03 20:21:54

Buku RENSTRA-KOMISI PSE KWI

Buku RENSTRA-BSR

RENSTRA 2022-2025
MEWUJUDKAN GERAKAN SOSIAL
EKONOMI BERKEADILAN EKOLOGI
Diterbitkan oleh Komisi PSE KWI
Jl. Teuku Cikditiro 39
Menteng
Jakarta Pusat
Desain Cover dan Isi:
Carel Bataona

Isi di luar tanggung jawab Percetakan

Renstra 2022-2025

***
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................... 3
Singkatan.................................................................... 5
Pengantar.................................................................... 7

BAGIAN I: KOMISI PSE KWI
1. Pendahuluan......................................................... 9
2. Mandat................................................................. 10
3. Visi dan Misi........................................................ 11
4. Prinsip dan Nilai Dasar......................................... 13
5. Spiritualitas........................................................... 18
6. Sasaran dan Fokus Pastoral................................... 19
7. Tata Layanan Komisi PSE..................................... 20
8. Bidang Pelayanan (Karya) Utama.......................... 21

BAGIAN II: ARAH STRATEGIS KOMISI PSE KWI
2022-2025
1. Konteks Kini : Global, Nasional dan Komisi
PSE Keuskupan.................................................... 25
2. Inspirasi Biblis-Teologi-ASG................................. 27
3. Tujuan Strategis.................................................... 34
4. Orientasi Strategis (Objectives).............................. 35
5. Matrik Renstra Komisi PSE 2022-2025 ............... 36

3

Renstra 2022-2025

6. Strategi................................................................. 42
7. Kebijakan............................................................. 42
8. Program Pilihan Usulan Konpernas XXV............. 43
PENUTUP................................................................. 47
SALINAN KEPUTUSAN PENGURUS KOMISI PSE KWI
TENTANG PENGELOLAAN DANA APPN
DAN HPSN 2023-2025............................................. 48

4

Renstra 2022-2025

SINGKATAN

ASG : Ajaran Sosial Gereja
CIV : Caritas In Veritate
FT : Fraterli Tutti
LS : Laudato Si’
LSAP : Laudato Si’ Action Platform
MM : Mater Magistra
LG : Lumen Genstium
GS : Gaudium et Spes
PP : Populorum Progressio
EG : Evangelii Gaudium
KASG : Konpendium Ajaran Sosial Gereja
KGK : Katekismus Gereja Katolik
LE : Laborem Exercens
SRS : Sollicitudo Rei Socialis
CA : Centesimus Annus
PT : Pacem in Terris
OA : Octogesima Adveniens
LF : Lumen Fidei

5



Renstra 2022-2025

PENGANTAR

Puji Syukur atas terlaksananya Pertemuan Nasional
(PerNas) Komisi PSE KWI yang terlaksana pada 30 Mei –
4 Juni 2022 di Denpasar Bali. Pertemuan Nasional tersebut
mengambil tema “Mewujudkan Gerakan Sosial Ekonomi
Ekologis”. Tema dipilih sebagai respon terhadap seruan Paus
Fransiskus untuk lebih lagi bertindak dalam memperbaiki
dan melestarikan bumi rumah (oikos) kita bersama yang
telah mengalami krisis (LS).
Hasil PerNas tersebut menghasilkan Rencana Strategis
(Renstra) 2022-2025, yakni “Mewujudkan Gerakan Sosial
Ekonomi Berkeadilan Ekologis”. Renstra tersebut menjadi
pegangan Komisi PSE KWI dalam melaksanakan pelayanan
pastoral atau kerasulannya selama tiga tahun kedepan.
Isi buku panduan ini terdiri dari dua bagian, pertama
tentang identitas Komisi PSE KWI (ringkasan) dan yang
kedua Renstra K.PSE KWI 2022-2025.
Semoga panduan ini bermanfaat dalam upaya
meningkatkan pelayanan pastoral pengembangan sosial
ekonomi yang lebih baik dan relevan di keuskupan masing-
masing.

Jakarta, 10 Oktober 2022
Ttd.

Sekretaris Eksekutif K.PSE KWI

7



Renstra 2022-2025

BAGIAN I

KOMISI PENGEMBANGAN SOSIAL
EKONOMI (PSE)

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)

1. PENDAHULUAN
l Landasan dan pondasi dasar kerasulan PSE adalah

biblis – teologis – ASG Katolik.
l Komisi PSE adalah Gerakan iman, bagian utuh dari

tugas Gereja mewujudkan Kerajaan Allah di bumi
ini. Oleh karena itu keterlibatan pada bidang sosial
ekonomi adalah konsekuensi dari tugas perutusan
Gereja itu sendiri. Komisi PSE adalah salah satu
bentuk karya kerasulan Gereja Katolik Indonesia dan
bagian dari tugas diakonia Gereja.
l Komisi PSE adalah partisipasi Gereja dalam karya Allah
yang masih berlangsung demi keselamatan manusia
secara utuh. Usaha ekonomi merupakan medium
optimalisasi kesejahteraan bersama. Oleh karena itu
Komisi PSE melakukan kegiatan sosial ekonomi yang
mengedepankan kesejahteraan bersama (bonum
commune) dalam bingkai keadilan dan perdamaian
serta cinta kasih.
l Komisi PSE adalah berteologi: praksis iman, bukan
hanya sekedar proyek, mengurus proposal dan
administrasi belaka. Komisi PSE mesti berjalan sebagai
suatu proses pencerahan dan edukasi analitis dan
kritis (profetis). karena itu ia mesti mengikutsertakan

9

Renstra 2022-2025

animasi, berupa filter untuk gaya hidup konsumtif
yang dipengaruhi oleh paham konsumerisme.
l Komisi PSE mesti berkelanjutan, oleh karena itu
ekologi (lingkungan hidup) tidak bisa diabaikan
bahkan menjadi “mainstreaming” (fokus) pastoral
kerasulan PSE. Komisi PSE memberdayakan kegiatan
sosial ekonomi yang memberikan kepastian bagi
keberlanjutan hidup dalam keseimbangan ekologis.
Dengan kata lain, tiga dimensi yang diarus-utamakan
adalah: sosial-ekonomi-lingkungan hidup (bdk. SDGs).
l Komisi PSE menyadarkan seluruh umat beriman
dalam Gereja Katolik untuk mewujudkan peradaban
kasih dengan rendah hati dan murah hati. Komisi
PSE mendorong sikap hidup berbela rasa dalam
bingkai solidaritas (persaudaraan) dan subsidiaritas
(persahabatan).

2. MANDAT
l Kerasulan PSE dibentuk oleh Majelis Waligereja

Indonesia (MAWI) sekarang menjadi Konferensi
Waligereja Indonesia (KWI), 1955. Kemudian
diperbaharui mandatnya berupa Direktorium KWI,
2008, khususnya tentang Komisi PSE KWI berisi
tujuan dan fungsi Komisi (Kerasulan) PSE KWI.
l Keputusan Konferensi Pertemuan Nasional
(Konpernas) Komisi PSE KWI XXV, 30 Mei- 4 Juni
2022 yang menetapkan rencana strategis Komisi PSE
KWI 2022-2025, yakni “Mewujudkan Gerakan Sosial
Ekonomi Berkeadilan Ekologis”.
l Tujuan Komisi PSE KWI adalah “Membantu Waligereja
dalam mewartakan karya penyelamatan Allah kepada
masyarakat lewat bidang pengembangan sosial–
ekonomi dalam upaya mewujudkan solidaritas
kristiani dan kesejahteraan umum”. (bdk. Direktorium/
Dir KWI, ibid).

10

Renstra 2022-2025

l Fungsi/Tugas Komisi PSE adalah: [1] Membantu
para Uskup dalam upaya implementasi ASG dan
memberi masukan tentang isu pengembangan sosial
ekonomi global, nasional dan daerah. [2] Menjalankan
fungsi: animator, motivator, dan fasilitator dalam
pengembangan sosial ekonomi. [3] Mengembangkan,
mengelola, dan mempertanggungjawabkan Gerakan
APP dan Gerakan HPS dalam bentuk animasi dan
pengelolaan pemanfaatan dana APP dan HPS. [4]
Pendampingan LKM dan UMKM di tingkat Keuskupan
/ Paroki; [5] Tata kelola dan Kaderisasi Kerasulan PSE
(bdk. Dir.KWI, ibid).

l Komisi PSE KWI adalah organ Gereja yang menjalankan
pelayanan pastoral atau kerasulan di bidang sosial
dan ekonomi karena itu berbeda dengan Lembaga
Sosial Masyarakat (LSM) pada umumnya. Dengan kata
lain Kerasulan PSE adalah Gerakan perwujudan iman
di tengah masyarakat, khususnya di bidang sosial dan
ekonomi.

3. VISI dan MISI
l Visi Komisi PSE adalah “Hadirnya nilai-nilai Kerajaan

Allah di bumi Indonesia, dalam persekutuan umat
beriman bersama masyarakat seturut contoh dan
teladan Yesus Kristus”. (lih. Katekese PSE/KPSE, 2012
dan bdk. Dir. KWI, 2008).

l Misi/Perutusan Komisi PSE adalah dalam bimbingan
Roh Kudus, Kerasulan PSE “Menghadirkan
(mewujudnyatakan) tanda-tanda Kerajaan Allah
dalam pergumulan hidup manusia, yaitu buah-buah
cinta kasih dalam kehidupan sosial ekonomi. Tanda
kelihatan Kerajaan Allah adalah terwujudnya keadilan,
kedamaian, persaudaraan sejati dan kesejahteraan
sosial ekonomi bagi semua orang serta keutuhan
ciptaan”. (bdk. KPSE, 2012, ibid)

11

Renstra 2022-2025

l Dasar visi dan misi PSE tersebut bersumber pada visi
dan misi Yesus sendiri. Setia pada komitmen Allah
yang berpihak pada nasib malang manusia, Yesus
menegaskan pada awal penampilan-Nya sejumlah
persoalan kemanusiaan dan keadilan yang ingin
dientasnya dalam proyek keselamatan yang hendak
dikerjakan-Nya. Ia mengatakan bahwa “Roh Tuhan
ada pada-Ku oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-
orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang
tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah
datang” (bdk. Lk 4:18-19). Itulah misi perutusan-Nya.

l Seluruh karya (praksis) serta pewartaan Yesus (kabar
gembira) berporos pada isu pokok pembebasan
dan keselamatan secara total dan integral bagi
manusia. Mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya bukan
lagi pertanda kehebatan kekuatan supranaturalis
Yesus, tetapi pembenaran dari warta gembira yang
dikabarkan-Nya. Pewartaan verbal dan tindak praktis
Yesus tidak terpisahkan, tetapi saling mengandaikan
secara inheren (verba et facta). Kebenaran verbal
menemukan legitimasinya dalam tindak praktis
dan sebaliknya tindak praktis mengalir dari sumber
kebenaran Sabda yang diwartakan-Nya.

l Paus Fransiskus menegaskan kembali makna tugas
perutusan Gereja di dunia, yakni mengabdi kepada
kepentingan keselamatan dan kesejahteraan dunia. Ia
mengajak “Gereja yang bergerak keluar” menawarkan
kepada setiap orang hidup Yesus Kristus. Gereja mesti
membebaskan diri dari “narcisme spiritual”, dari
Gereja yang mengabdi demi dirinya sendiri, demi
organisasi dan manajemen kerja dan keuangan yang
bagus, atau bangunan-bangunan yang megah yang
menampilkan kemegahan Gereja di mata dunia (EG

12

Renstra 2022-2025

149). Ia menghendaki Gereja Yesus Kristus, yang
bekerja, berkorban, dan menderita demi keselamatan
dunia (EG 178).
l Penegasan bahwa iman baru menjadi nyata terwujud
dalam keterlibatan serta tanggungjawab nyata umat
beriman berhadapan dengan masalah-masalah
kehidupan yang nyata. Ada begitu banyak soal
yang dihadapi keluarga umat manusia sekarang ini,
meliputi bidang ekonomi, keadilan sosial, perdamaian,
lingkungan hidup yang menuntut keterlibatan serta
tanggungjawab manusia termasuk orang beriman (LF
4,34, 55).

4. PRINSIP DAN NILAI DASAR
a. Makna dan Kesatuan Prinsip dan Nilai Dasar ASG
l Nilai dasar dan prinsip kerasulan PSE mengacu pada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar Ajaran Sosial
Gereja Katolik.
l Prinsip-prinsip berikut adalah permanen dalam ASG
dan merupakan inti sari ajaran sosial Katolik (K.ASG
160). Prinsip-prinsip tersebut adalah: [1] martabat
pribadi manusia, menjadi dasar semua prinsip yang
lain serta isi ASG (MM 453), [2] kesejahteraan umum,
[3] solidaritas [4] subsidiaritas, [5] keberpihakan
kepada orang miskin dan [6] keutuhan ciptaan
(ekologis).
l Prinsip-prinsip tersebut bersifat umum dan
fundamental karena berkaitan dengan realitas
masyarakat (KASG 161), saling berkaitan satu dengan
yang lain (KASG 162), dan memiliki makna moral yang
sangat mendasar karena merujuk pada dasar-dasar
terakhir dan organisasional dari kehidupan di tengah
masyarakat (KASG 163).

13

Renstra 2022-2025

b. Prinsip Dasar Kerasulan PSE:

l Menghormati martabat manusia. Pribadi manusia
adalah makhluk ciptaan Allah (bdk. Mzm 139:14-
18). Dia diciptakan seturut gambar Allah, unsur khas
dan membedakannya dari makhluk lain (Kej 1:27).
Dia berkaitan dengan Allah sangat mendasar (KGK
356, 358). Martabat yang setara dari semua orang
karena itu “Allah tidak membedakan orang” (Kis
10:34; Rm.2:11; Gal 2:6; Ef 6,9). Setiap orang memiliki
martabat yang sama sebagai makhluk ciptaan yang
dibentuk seturut gambar dan rupa Allah (KGK 1934).
Oleh karena itu Ekonomi adalah sarana untuk tujuan
hidup bermartabat atau secara manusiawi.

l Kesejahteraan Umum (untuk semua orang tanpa ada
yang dikecualikan). Kesejahteraan umum merujuk
pada “keseluruhan kondisi hidup masyarakat yang
memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun
anggota masyarakat perorangan secara lebih penuh
dan mudah mencapai kesempurnaan mereka sendiri
(GS 26; KGK 1912). Kesejahteraan umum adalah
tanggung jawab semua orang (KASG 166), terutama
negara karena alasan demi kesejahteraan umum itulah
dia ada (KGK 1910). Tujuan akhir dari kesejahteraan
umum adalah pribadi manusia dan segenap ciptaan
yang berasal dari Allah sendiri (KASG 169). Tujuan
ekonomi akhirnya adalah demi kesejahteraan semua
orang (GS 26, PP)

l Mengembangkan Solidaritas. Solidaritas secara
khusus menonjolkan hakikat sosial yang intrinsik dari
pribadi manusia, kesetaraan orang dalam martabat
dan hak-hak serta jalan bersama individu-individu dan
bangsa-bangsa menuju kesatuan yang makin kokoh
(KASG 192). Solidaritas adalah kebajikan moral,
bukan perasaan belaskasihan. Solidaritas itu tekad
yang teguh dan kuat untuk membaktikan diri kepada
kesejahteraan umum (semua dan setiap orang) dan

14

Renstra 2022-2025

karena itu semua harus bertanggung jawab (SRS 38).
Solidaritas kristiani didasari pada inkarnasi Yesus
(KASG 196). Ekonomi solidaritas adalah gerakan
sedunia untuk membangun ekonomi yang adil dan
berkelanjutan.

l Mengembangkan Subsidiaritas. Prinsip ini sudah
ada sejak ensiklik yang pertama Rerum Novarum,
Leo XIII, (1891). Mengakui keberadaan setiap orang
dan kelompok dengan potensi yang dimiliki. Pihak
lain (tatanan yang lebih tinggi) mesti menerapkan
perilaku menolong (subsidium), karenanya
mendukung, mengembangkan, memajukan terhadap
lembaga tatanan yang lebih rendah. Implikasi khas
dari subsidiaritas adalah keterlibatan (OA 22; GS 75;
KGK 1913-1917). (KASG 185-191).

l Peduli dan Berpihak Kepada Saudara Yang Miskin /
Marginal. Paus Fransiskus mengatakan bahwa: “iman
kita akan Kristus, yang menjadi miskin, dan selalu
dekat dengan kaum miskin dan kaum tersingkir,
adalah dasar kepedulian kita pada pengembangan
seutuhnya para anggota masyarakat yang paling
terabaikan” (bdk. EG 186). Oleh karena itu setiap
orang kristani dipanggil sebagai sarana Allah untuk
membebaskan dan memajukan kaum miskin dan
memampukan mereka menjadi anggota masyarakat
sepenuhnya (bdk. Kel. 3:7-8, Hak.3:15; Ul 15:9; 1
Yoh. 3:7) (bdk. EG 187). Keberpihakan Gereja adalah
kepada yang miskin/termiskin (bdk. LE 8, SRS 42,
CA, 11). Menurut Kitab Ulangan, idealnya adalah
“tidak akan ada orang miskin di antaramu” (Ul 15,4).
“Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar
bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di
negerimu” (Ul 15:11). Yesus berkata: “Orang-orang
miskin selalu ada padamu” (Mat 26:11; Mrk 14:7;
Yoh 12:85). Ajakan Yesus bahwa kaum miskin tetap
selalu dipercayakan kepada kita dan itulah tanggung
jawab kita dan padanya kita akan dihakimi pada akhir

15

Renstra 2022-2025

zaman (Mat 25:31-46). (KGK 1033).

l Melestarikan Keutuhan Ciptaan (LS). Dasar biblis:
pengalaman hidup tentang kehadiran yang ilahi
di tengah sejarah merupakan pondasi iman umat
Allah (Ul.6:21). Allah sendiri yang menciptakan
segala sesuatu. “Allah melihat bahwa semua ciptaan
itu baik” (Kej1;4;10,12,18,22,25). Puncak ciptaan
yakni manusia dikatakan-Nya “Sungguh amat baik”
(Kej.1:31) (KASG 451). Relasi manusia dengan dunia
merupakan bagian konstitutif dari jati diri manusia,
bersumber pada relasi manusia dengan Allah. Allah
memberikan “taman” (dunia) kepada manusia
untuk diusahakan dan dipelihara (Kej. 1:15). Dalam
pelayanannya di depan umum Yesus menggunakan
unsur-unsur alam. ia berkuasa atas alam semesta (Mat
14:22-23; Mrk 6:45-52; Luk 8:22-25; Yoh 6:16-21).
Tuhan menempatkan alam untuk melayani rencana
penebusan-Nya. Masuknya Yesus Kristus ke dalam
sejarah dunia ini mencapai puncaknya pada rahasia
Paskah, di mana alam itu sendiri ambil bagian dalam
drama penolakan terhadap Putra Allah dan dalam
kemenangan Kebangkitan-Nya (Mat 27:45,51;28:2).
Dia meresmikan sebuah dunia baru di mana segala-
galanya ditaklukkan kepada-Nya (1Kor 15:20-28;
KASG 451- dst).

c. Nilai-Nilai Yang Mendasari Prinsip-prinsip PSE (ASG):

l Kebenaran. Manusia memiliki kewajiban khusus untuk
selalu bergerak menuju kebenaran, menghormatinya
dan memikul tanggung jawab bersaksi tentangnya.
(KGK 2467). Hidup dalam kebenaran memiliki makna
khusus di dalam relasi-relasi sosial. (KASG 198)

l Kebebasan. Adalah tanda tertinggi dalam diri manusia
menyangkut wujudnya yang diciptakan seturut citra
Allah, karena memiliki martabat paling luhur. (GS 17).
Kebebasan adalah kemampuan menolak apa yang

16

Renstra 2022-2025

negatif secara moral dalam bentuk apapun (CA 17).
Kebebasan penuh adalah kemampuan menguasai
diri sendiri demi kebaikan sejati di dalam konteks
kesejahteraan umum yang universal (PT, 289-290;
KASG 199-200).

l Keadilan. Adalah sebuah nilai yang menyertai
pelaksanaan kebajikan moral pokok yang
bersepadanan (Thomas Aquinas). Keadilan adalah
kehendak yang kuat dan teguh untuk memberikan
kepada Allah dan sesama apa yang menjadi haknya.
(KGK 1807). Subjektif: tingkah laku yang dilandaskan
pada kehendak untuk mengakui orang lain sebagai
pribadi. Objektif: kriteria yang menentukan dari
moralitas dalam ranah antar pribadi dan masyarakat
(PT ibid; KASG 201-203)

l Cinta Kasih. Dari kedalaman cinta kasih terlahir dan
bertumbuh nilai-nilai kebenaran, kebebasan dan
keadilan. Cinta kasih mengandaikan dan melampaui
keadilan yang mesti menemukan kepenuhannya
dalam perbuatan cinta kasih (bdk. Amanat Paus pada
Hari Perdamaian Dunia 2004). Cinta kasih sosial dan
politik membuat kita mencintai kesejahteraan umum
(bdk. Amanat Paus Paulus VI pada kepada FAO, 1970;
KASG 204-208).

d. Kaitan Prinsip dan Nilai-nilai dasar

l Di samping prinsip-prinsip yang mesti memandu
pembangunan sebuah masyarakat yang layak bagi
manusia ASG juga menunjukkan nilai-nilai dasar.
Hubungan keduanya timbal balik, dalam arti bahwa
nilai-nilai sosial merupakan nilai rujukan demi
penataan yang tepat.

l Nilai-nilai dasar menuntut pelaksanaan prinsip-
prinsip dasar kehidupan sosial dan sekaligus
penghayatan pribadi atas kebajikan, yakni perilaku
moral yang bersepadanan dengan nilai-nilai dasar

17

Renstra 2022-2025

tersebut (KGK 1886)
l Semua nilai-nilai dasar tersebut melekat erat dalam

pribadi manusia, dan nilai-nilai itu membangun
perkembangan yang sejati (GS 26). Nilai-nilai tersebut
merupakan rujukan penting bagi para penanggung
jawab publik yang dipanggil untuk mewujudkan
kesejahteraan umum (KASG 197).

5. SPIRITUALITAS
l “Bila ‘spiritualitas” dipahami sebagai urusan doa,

retret, devosi, dan segala kegiatan yang menyangkut
kebatinan. Akhirnya, spiritualitas menjadi mirip
klenik, tanpa kaitan dengan urusan material/fisik atau
kehidupan sehari-hari” (lih. B. Hari Juliawan, SJ dan A.
Mintara Sufiyanta, SJ. Jalan Baru Spiritualitas Sosial.
Komisi PSE, 2012). Paus Fransiskus, mengatakan
bahwa kita harus menolak godaan spiritualitas
individualistis dan privat, yang tidak sesuai dengan
tuntutan cinta kasih dan paham inkarnasi Yesus (EG
262).
l Spiritualitas yang dikembangkan adalah spiritualitas
keterlibatan, dasarnya adalah “Sabda yang menjadi
daging dan tinggal di antara kita” (Yoh 3:16; Flp.
2:5-9). Dunia adalah rumah (oikos) tempat tinggal
bersama: Sang Pencipta, Manusia, dan ciptaan lainnya
(GS 1).
l Keterlibatan sebagai tuntutan mutlak iman:
Spiritualitas berkembang dan menjadi sejati melalui
keterlibatan nyata dengan jerih-payah kondisi
manusiawi di mana kita hidup (seperti bidang
ekonomi, politik, sosial, kultural, dsb). Keterlibatan
adalah “daging” dari “sabda” iman.
l Spiritualitas keterlibatan memiliki tiga ciri:
kontemplasi (membuat mata hati semakin tajam dan
nurani semakin peka terhadap berbagai peristiwa dan

18

Renstra 2022-2025

pengalaman hidup), kecerdasan budi yang terasah
(mencermati dan menilai apa yang terjadi dalam
dunia di mana kita berada untuk menemukan solusi
yang berani, kritis dan kreatif), dan gerakan (sebagai
muara kontemplasi dan kecerdasan demi terwujudnya
kebenaran, keadilan, dan damai sejahtera). (bdk. Jalan
Baru, Spiritualitas Gerakan PSE, 2012).
l Beriman transformatif, yakni perubahan dari manusia
lama – menjadi manusia baru yang terjadi dalam suatu
proses pertobatan. Artinya hidup seseorang diubah
secara mendasar oleh iman yang dihayati dengan
baik, benar, dan utuh sehingga pada gilirannya mampu
membawa perubahan dalam hidup bermasyarakat
yang lebih baik, bermartabat dan menyelamatkan.
(bdk. Rm. Mangunharjana, ibid).

6. SASARAN & FOKUS PASTORAL
a. Pengembangan umat yang terlibat dalam Gereja dan

Masyarakat:
v Seluruh umat Allah dipanggil untuk terlibat (GS,

LG).
v Kaum awam pegang peran kunci (AA).
v Perlu pembinaan yang terpadu dan

berkesinambungan.

b. Pemberdayaan kaum miskin dan marginal
v Ciri: pembebasan dan solidaritas, serta
kemandirian.
v Bertolak dari apa yang mereka miliki (asset
individu, lingkungan, dst)
v Menggunakan prinsip subsidiaritas (melibatkan/
partisipatif aktif).

c. Wujudnya: bermakna dan relevan bagi umat dan
masyarakat

19

Renstra 2022-2025

v Bermakna dan relevan bagi seluruh warga dan
masyarakat. Bermakna: diperhitungkan dan
berharga, sedangkan relevan berarti sesuai dan
berhubungan dengan kebutuhan warga dan
masyarakat.

v Bagi Umat: Gereja tanggap terhadap kebutuhan
umat, umat kerasan di Gereja dan tidak
meninggalkannya.

v Bagi Masyarakat: terlibat dalam persoalan
masyarakat dan kehadirannya dirasakan bahkan
dirindukan/dinantikan.

d. Siapa yang terlibat:
v Seluruh umat: Tekun mendalami iman dan
mewujudkannya di tengah masyarakat.
v Para Imam: Penggerak utama dalam menjalankan
kerasulan. Animator dan motivator gerakan kaum
awam dalam menjalankan kerasulan PSE.

v Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Stasi:
Menjabarkan program PSE dalam berbagai
kegiatan. Melaksanakan monitoring dan
pertanggungjawaban atas semua program
kegiatan.

v Keluarga Katolik: Menumbuhkan iman yang
mendalam dan cerdas yang terlibat dan peduli
pada persoalan sosial ekonomi di tengah
masyarakat di mana kita tinggal.

7. TATA LAYANAN KOMISI PSE
l Partisipatif dan Kolaborasi: Mengikutsertakan

semakin banyak pihak dengan berbagai kharisma,
tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan dapat
terwujud dan berkembang umat Allah yang imannya
penuh dan lengkap yakni iman yang mendalam,
dewasa, misioner dan memasyarakat.

20

Renstra 2022-2025

l Pemberdayaan: Menerima, mengakui dan bersedia
berbagi karunia di antara umat agar seluruh umat
semakin berdaya karena saling melengkapi dan
memperkaya satu sama lain.

l Transformatif: Daya yang mengembangkan dan
mencer-daskan dan menjadi mampu mengubah
serta membarui diri dan situasi masyarakat secara
mendasar.

l Tatakelola(Manajemen):Keterbukaan(Transparancy),
Akuntabilitas (Accounta-bility), Pertanggungjawaban
(Responsibility), Kemandirian (Independency),
Kesetaraan dan kewajaran (Fairness).

8. BIDANG PELAYANAN (KARYA) UTAMA:
a. Gerakan Aksi Puasa pembangunan (APP):

v Ditetapkan oleh MAWI sebagai gerakan bersama
pada tahun 1970.

v Substansi: Pertobatan, Solidaritas, Pengembangan
manusia seutuhnya.

v Tujuan: Umat Katolik semakin peduli dan terlibat
dalam membangun kehidupan yang bermartabat,
adil dan damai, penuh cinta kasih, berpihak pada
kaum miskin, dan melestarikan lingkungan demi
kesejahteraan bersama dan keutuhan ciptaan.

v Inspirasi biblis-teologis-ASG: Yes.59: Puasa Yang
Benar, Lk. 19:1-10: Pertobatan Zakeus. Ensiklik
PP, CIV, LS, EG, FT: Pengembangan manusia
seutuhnya, dll.

v Sasaran: Umat Allah dan kaum miskin,
v Bentuk: liturgis, animasi, dan pengelolaan dana

APP untuk bantuan karitatif dan pemberdayaan
yang transformatif.
v Tata kelola pemanfaatan dana APP Nasional dan
Keuskupan.

21

Renstra 2022-2025

b. Gerakan Hari Pangan Sedunia (HPS):

v Ditetapkan oleh KWI menjadi Gerakan HPS Gereja
Katolik Indonesia sejak 1982,

v Substansi: Menghargai pangan anugerah Pencipta,
Solidaritas, Pengembangan pangan yang sehat
dan berkelanjutan.

v Tujuan: Membangkitkan dan meningkatkan
kesadaran umat (pribadi, keluarga, Gereja,
masyarakat) untuk menghargai pangan sebagai
anugerah kasih Allah, kerelaan berbagi pangan,
dan mengembangkan pangan yang berkelanjutan
demi kesejahteraan bersama dan keutuhan
ciptaan.

v Inspirasi biblis: Kej 1-2; Mat 14:15-16; Mrk. 4:3-9;
GS, PP, CIV, LS, dll.

v Sasaran: umat Allah (pribadi, keluarga, hirakhi,
kaum religius).

v Bentuk: perayaan liturgis, animasi dan edukasi,
pengelolaan dana HPS untuk pengembangan dan
pelestarian pangan dan bantuan karitatif dalam
bentuk makanan (pangan).

c. Gerakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM):

v Komisi PSE KWI mulai mengembangkan
pelayanan pastoral LKM sejak 1970an. Mulai
dengan memberi perhatian pada Koperasi simpan
pinjam, usaha bersama, dan lainnya kemudian
berkembang era 1980an s.d. sekarang ada
lembaga Credit Union (CU), BPR, UB, Koperasi
sekunder, dst.

v Dasar Gereja mengembang-kan pelayanan
pendampingan keuangan mikro adalah
menanggapi ajakan Paus Benediktus XVI
menegaskan harapannya bahwa aneka bentuk
keuangan mikro kiranya menjadi suatu ungkapan
nyata dari solidaritas Gereja dengan kaum
miskin. Melalui LKM, Gereja menghadirkan tata

22

Renstra 2022-2025

kehidupan ekonomi yang berkeadilan menjadi
nyata bagi kaum miskin.
v Inspirasi biblis-teologis: Talenta (Mat 25:14-30
(motivasi untuk bertumbuh dengan potensi yang
dimiliki), Dua ikan dan 5 roti (Mat 14:13-21),
Lukas 12:13-21: bahaya ketamakan kekayaan. Ibr.
13:5: “jangan kamu menjadi hamba uang”. 1 Tim.
6:10: “akar segala kejahatan adalah cinta uang..”;
ASG menyangkut nilai-nilai dan prinsip, antara
lain solidaritas dan subsidiaritas, keadilan dan
cinta kasih.
v Fokus pastoral: pendampingan dan
pengembangan CU di bawah naungan Gereja
Katolik.
v Bentuk: animasi, motivasi, dan memfasilitasi
berbagai penguatan manajerial yang dibutuhkan
LKM bekerja sama dengan berbagai pihak.

23



Renstra 2022-2025

BAGIAN II

ARAH STRATEGIS
KOMISI PSE KWI 2022-2025:
"MEWUJUDKAN GERAKAN SOSIAL
EKONOMI BERKEADILAN EKOLOGIS”

1. KONTEKS KINI: GLOBAL, NASIONAL DAN K. PSE
KEUSKUPAN

a. Isu Strategis Global Saat ini:
l Jumlah Penduduk tidak sebanding dengan daya

tampung bumi dan sumber daya yang ada. Misalnya
tahun 2022: jumlah penduduk 8 Milyar, daya tampung
bumi: 4,2 Milyar. (dari berbagai sumber)
l Terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim
berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.
Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada
naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubaha
sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek
pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti
kualitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian
dan ekosistem wilayah pesisir yang menurun baik
kualitas maupun kuantitasnya. (lih. Ditjenppi.menlhk.
go.id)
l Paus Fransiskus mengingatkan bahwa masalah ganda
yang dihadapi ialah kerusakan lingkungan hidup
yang parah, sementara kita belum selesai mengatasi
kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi (LS 27).

25

Renstra 2022-2025

l Masih dibutuhkan upaya memulihkan kondisi
kehidupan (sosial-ekonomi, kesehatan, lingkungan
hidup, pangan) dari dampak pandemi Covid-19
(2020-2021). (Dari berbagai sumber).

l Dampak perang dan konflik antar negara Rusia dan
Ukraina yang menimbulkan krisis ekonomi dan
pangan. (Dari berbagai sumber)

b. Tantangan Nasional
l Dampak isu global yang mempengaruhi kondisi di

Indonesia seperti: krisis ekonomi, krisis pangan,
dan perubahan iklim, serta geopolitik (menghadapi
Pemilu dan Pilkada 2024).
l Dampak pandemi covid-19 yang belum teratasi
sepenuhnya seperti: pengangguran, kemiskinan
bertambah, masalah kesehatan (malnutrisi, stunting,
dll),
l Program pembangunan menuju visi Indonesia maju
2045 mengalami kendala karena pandemi Covid-19
yang melanda seluruh dunia. Maka dibutuhkan
meredesain transformasi ekonomi yang lebih inklusif,
berkeadilan, dan berkelanjutan. Ada enam strategi
menuju Indonesia Maju 2045: [1] Sdm berdaya saing,
[2] Produktivitas sumber ekonomi, [3] ekonomi
hijau, [4] Transformasi digital, [5] Integrasi ekonomi
domestik, [6] Pemindahan Ibukota Negara ke
Kalimantan Timur (IKN).

c. Tantangan Lokal/ Keuskupan (internal)
l Rangkuman dari hasil jajak pendapat cepat yang

dilakukan sebelum Konpernas XXV, bulan Januari-
Mei 2022, memperlihatkan tantangan yang dihadapi
Komisi PSE di Keuskupan-keuskupan cukup variatif.
Berikut ini rangkumannya.

26

Renstra 2022-2025

l Beberapa Komisi PSE Keuskupan memiliki
keterbatasan kapasitas lembaga seperti: personalia,
finansial, sarana-prasarana, tata kelola, kolaborasi
internal dan jaringan lainnya. Masih ditambah lagi
dengan persoalan perangkapan tugas ketua Komisi
PSE di Keuskupan.

l Belumtersosialisasinyadenganbaikdanberkelanjutan
gerakan APP dan HPS kepada umat. Masih cukup
banyak umat yang memahami gerakan APP sebatas
pendalaman iman dan pengumpulan uang pada masa
puasa dan gerakan HPS sebatas seremonial belaka.

l LKM, khususnya CU: belum menjadi ‘lokomotip’ atau
daya pendorong pemberdayaan ekonomi rakyat kecil,
adanya persaingan internal menjurus tidak sehat
antar CU, dan komisi PSE Keuskupan-keuskupan tidak
berperan sebagai motivator atau ‘kompas moral’ bagi
gerakan CU atau LKM di keuskupan.

l Fokus program yang perlu mendapat perhatian
ke depan adalah: [a] penguatan ekonomi umat/
masyarakat khususnya dalam menghadapi krisis
ekonomi, pangan, dan dampak perubahan iklim; [b]
Kaderisasi penggerak kerasulan PSE berbasis relawan;
[c] Penguatan manajemen kerasulan PSE.

l Membangun kolaborasi dengan mitra seperti:
Komisi terkait di Keuskupan, Konggregasi/Tarekat,
Ormas Katolik, Kelompok tani, buruh dan nelayan,
Pemerintah, PT, dan CSR Perusahaan.

l Pemanfaatan IT dalam pengembangan sosial dan
ekonomi.

2. INSPIRASI BIBLIS-TEOLOGIS-ASG

a. Iman Yang Tumbuh dan Berbuah

v Panggilan setiap umat Kristiani adalah
mewujudkan iman dan kasih dalam tindakan
nyata. Iman tersebut harus berbuah lebat

27

Renstra 2022-2025

(Mat. 13:1-23), jika tidak berbuah maka tidak
bermanfaat, akan ‘ditebang’ (Luk. 3:9; 13:7)
atau ‘dipotong’ (Yoh 15:2). Kata kuncinya adalah
‘berbuah’, dan perumpamaan ini dimaksudkan
bahwa iman seharusnya memiliki dampak sosial.
v Yesus tidak hanya menghendaki iman kita
berbuah, tetapi berbuah lebat artinya lebih baik
secara kuantitas maupun kualitas (Yoh. 15:8;
Mat.13:8, Mat. 25:14-30). Kunci dan sikap agar
iman berbuah lebat adalah pertama, pelayanan.
Yesus sendiri datang untuk melayani, bahkan
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang (Mrk. 9:35; Mat. 20:28). Pelayanan
membutuhkan kesetiaan untuk menjalaninya
pada perkara-perkara kecil (Luk.19:17). Kedua,
semangat cuma-cuma, tidak mencari upah,
kepuasaan diri sendiri dan kedudukan. (Mat.
19:27-30; 20:27).
v Terang iman merupakan sesuatu yang unik,
sebab terang itu mampu menerangi setiap
aspek keberadaan manusia (bdk LF,4). Iman
menempatkan diri dalam suatu perjalanan,
yang memampukan kita memberi kesaksian
dan berdialog dengan banyak orang (LF,34). Di
sisi lain, iman dengan menyatakan kasih Allah
Pencipta, memampukan kita untuk menghargai
alam tempat kediaman yang dipercayakan untuk
dilindungi dan pelihara. Iman juga membantu
kita untuk merancang model pembangunan yang
didasarkan tidak sekedar pada aspek kegunaan
dan keuntungan, namun menganggap ciptaan
sebagai anugerah, yang membuat kita semua
berhutang (LF, 55).
v Pelayanan di bidang sosial ekonomi dapat
dikatakan sebagai upaya untuk berbuah lebih
baik dalam berbagai bentuk.
b. Berkeadilan Ekologis (Keadilan Ekologis):

28

Renstra 2022-2025

v Konsep keadilan: “Kehendak yang teguh untuk
memberikan kepada Allah dan juga kepada
sesama apa yang menjadi hak mereka (KGK,
1807). Dapat diterapkan pada ciptaan lainnya.

v Keadilan ekologis berkaitan dengan bagaimana
manusia berhubungan dengan spesies non-
manusia dan alam secara harmonis dan
berimbang.

v Kadang-kadang disebut keadilan terhadap alam,
ia berusaha menggambarkan kewajiban moral
kita terhadap spesies lain. Alam memiliki nilai
intrinsik di hadapan Sang Pencipta.

v Keadilan ekologis berbeda dengan 'keadilan
lingkungan'. Istilah terakhir mengacu pada
lingkungan keadilan sosial masih berpusat pada
manusia (antroposentrisme) (bdk. AL. Andang.
Spiritualitas Eko-Sosial, Kanisius, 2020).

c. Sosial Ekonomi Berkeadilan Ekologis:

v Untuk memahami konsep ekonomi yang
berkeadilan ekologis maka perlu memahami
makna ekologi dan kaitannya dengan ekonomi.

v Ekologi (ecology) secara etimologis berasal dari
kata oikos dan logos (Yunani); sebagai ilmu atau
pengetahuan atau pemahaman tentang ’rumah
tangga’. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
’rumah tangga’ adalah bumi, bahkan alam raya,
seisinya, termasuk makhluk hidup maupun benda
mati yang mendukungnya dan dengan segala
kompleksitas hubungannya. Menjadi tampak
bahwa ekologi adalah pemahaman yang lebih luas
atas ekosistem.

v Ekologi secara etimologis mempunyai kaitan
erat dengan ekonomi yang berasal dari kata
oikos dan nomos, yang pada hakikatnya berarti
‘cara pengelolaan rumah tangga’. Tata kelola itu
diperlukan agar kesejahteraan setiap rumah

29

Renstra 2022-2025

tangga tercapai. Sebagai tata kelola: ekonomi
menunjuk pada proses atau usaha pengadaan
barang dan jasa untuk kebutuhan hidup. Istilah
‘ekonomi’ juga berarti seni memilih dengan bijak
antara banyaknya kebutuhan dan keterbatasan
sumber daya dan sarana yang ada. Tujuan
ekonomi adalah kesejahteraan bersama. (bdk.
Nota Pastoral KWI, 2005)
v Secara singkat dapat dikatakan bahwa sejak awal
sebenarnya, ekonomi adalah penerapan dari
ekologi dan dengan kata lain ekologi harusnya
menjadi cakrawala dari ekonomi. Persoalan
ketidakadilan ekologis bersumber pada
keterpisahan urusan antara ekonomi dan ekologi.
v Penting adanya kesadaran bersama bahwa
Indonesia adalah rumah tangga (oikos) kita
bersama. (bdk. NP KWI,2005, ibid)

d. Dasar Biblis-teologis-ASG, Keadilan Ekologis:

v Setiap spesies memiliki nilai intrinsiknya
tersendiri di mata Allah yang menilai baik setiap
karya ciptaanNya (Kej.1). Ia pun menghidupkan
segala makhluk hidup dengan memberi mereka
Roh-Nya (Mzm.104). Segala ciptaan memiliki hak
untuk bereksistensi maka konsekuensinya adalah
tak satupun dari alam semesta ini yang dapat
dijadikan obyek dominasi manusia. (bdk. Martin
Harun OFM, dalam Mewartakan Kabar Gembira,
Di Tengah Krisis Lingkungan Hidup, LBI, PT
Kanisius, 2019, hal.1-9)

v Keterkaitan erat manusia dengan semua makhluk
hidup: mereka dijadikan dari tanah yang sama
(Kej.2), dihukum dan dibinasakan bersamaan
(Kej.3, 6-7), juga menerima perjanjian bersama
(Kej.9). Manusia dan makhluk lain adalah satu
komunitas universal yang senasib seperjuangan.
Sebuah keluarga besar yang elemen-elemennya,

30

Renstra 2022-2025

dalam keanekaragaman, saling tergantung dan
membentuk sebuah kesatuan persaudaraan
semesta. Segala ciptaan bukan hanya manusia,
dipanggil untuk memuji Allah (Mzm. 19; 148).
Seluruh dunia merupakan satu kesatuan/
organisme. Alam semesta diciptakan dalam
keharmonisan. (Martin Harun, OFM, ibid)
v Karya Allah melalui Yesus Kristus bukan hanya
untuk keselamatan manusia, tetapi untuk
kedamaian dan kesejahteraan seluruh ciptaan
(Kol.1; Rm.8). Makna keselamatan adalah
keselamatan yang menyeluruh (holistik) dan bagi
semua. Hidup yang dipenuhi oleh kasih Allah
Bapa. Keselamatan berasal dari Allah. Allahlah
yang mendatangi manusia. Keselamatan adalah
Rahmat (bdk. Tit. 3:5-7). (KGK 2010)
v Bagi Yesus, poin yang sangat penting dalam
keadilan itu adalah kasih. Yesus bersabda,
“Aku memberi kalian perintah baru, kasihilah
sesamamu. Sama seperti Aku telah mengasihi
kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi”
(Yoh. 13; 34; 15:12). Dasar dari tindakan kasih
kita adalah karena kita telah dikasihi.
v Yesus sendiri berpesan kepada para murid-Nya
agar mewartakan Injil kepada semua makhluk
(Mrk.16:15), bukan hanya kepada semua
manusia. Artinya adalah ketika mewartakan Injil
(kabar gembira), dan kabar gembira adalah kasih
yang membawa kehidupan, maka mewartakan
Injil kepada semua makhluk berarti memelihara
kehidupan ini dan menjaga hidup segala makhluk,
bahkan memberi kehidupan yang lebih baik (bdk.
Rom. 9:19-20).
v Para Bapa Gereja, juga mengingatkan pada saat
yang sama, mesti tidak bolehlah alam dimutlakkan
dan ditempatkan di atas martabat pribadi
manusia itu sendiri. Hal ini menghindari jangan

31

Renstra 2022-2025

sampai kita jatuh pada Gerakan ekologis yang
‘ekstrim’ (bdk. KASG 463). Yang penting adalah
membangun sikap hormat terhadap segenap
realitas dari dunia dan sekitarnya dengan penuh
kasih. Dengan kata lain perlu memberi tekanan
lebih besar pada persahabatan atau hubungan
yang mesra antara ekologi lingkungan hidup dan
ekologi manusiawi (CA 38; KASG 464).

e. Praksis Pastoral Ekologis:

Laudato Si’ Action Platform (LSAP) dari Dicastery for
Promoting Integral Human Development Vatikan, memberi
ruang bagi institusi, komunitas, dan keluarga untuk ambil
bagian belajar dan tumbuh bersama mewujudkan ekologi
integral dalam semangat universal. Kita semua diundang
untuk ambil bagian dalam mewujudkannya dengan
“budaya, pengalaman, keterlibatan, dan bakat” unik
masing-masing demi cinta yang lebih besar bagi Pencipta,
satu sama lain, dan rumah yang kita tinggali bersama. (LS
14) Berikut tujuh tujuan ekologi dalam LSAP:

1. Tanggapan terhadap Seruan Bumi adalah seruan untuk
melindungi rumah kita bersama demi kesejahteraan
semua orang, karena kita secara adil mengatasi
krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan
keberlanjutan ekologis. Gerakan atau aksi mencakup
adopsi energi terbarukan dan langkah-langkah
kecukupan energi, mencapai netralitas karbon,
melindungi keanekaragaman hayati, mempromosikan
pertanian berkelanjutan, dan menjamin akses air
bersih untuk semua.

2. Tanggapan terhadap Seruan Orang Miskin
adalah seruan untuk mempromosikan keadilan
lingkungan, menyadari bahwa kita dipanggil
untuk mempertahankan kehidupan manusia dari
pembuahan hingga kematian, dan semua bentuk
kehidupan di Bumi. Gerakan atau aksi dapat mencakup

32

Renstra 2022-2025

proyek untuk mempromosikan solidaritas, dengan
perhatian khusus diberikan kepada kelompok rentan
seperti masyarakat adat, pengungsi, migran, dan anak
berisiko, analisis dan perbaikan sistem sosial, dan
program layanan sosial.

3. Ekonomi Ekologis mengakui bahwa ekonomi adalah
sub-sistem masyarakat manusia, yang dengan
sendirinya tertanam di dalam biosfer – rumah kita
bersama. Tindakan dapat mencakup produksi dan
konsumsi berkelanjutan, investasi etis, divestasi
dari bahan bakar fosil dan aktivitas apa pun yang
berbahaya bagi planet dan manusia, mendukung
ekonomi sirkular, dan memprioritaskan tenaga kerja
keperawatan dan melindungi martabat pekerja.

4. Adopsi Gaya Hidup Berkelanjutan didasarkan
pada gagasan ‘kecukupan’, dan mempromosikan
kesederhanaan dalam penggunaan sumber daya dan
energi. Tindakan dapat mencakup mengurangi limbah
dan mendaur ulang, mengadopsi kebiasaan makan
yang berkelanjutan (memilih lebih banyak pola makan
nabati dan mengurangi konsumsi daging), lebih
banyak menggunakan transportasi umum, mobilitas
aktif (berjalan kaki, bersepeda), dan menghindari
barang sekali pakai (misalnya plastik, dll.)

5. Pendidikan Ekologi adalah tentang memikirkan
kembali dan mendesain ulang reformasi kurikulum
dan institusional dalam semangat ekologi integral
untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan
tindakan transformatif. Gerakan atau aksi dapat
mencakup memastikan akses pendidikan yang merata
untuk semua dan mempromosikan hak asasi manusia,
mendorong tema Laudato Si dalam masyarakat,
mendorong kepemimpinan ekologi (siswa, guru), dan
kegiatan restorasi ekologi.

6. Spiritualitas Ekologis muncul dari pertobatan
ekologis yang mendalam dan membantu kita untuk

33

Renstra 2022-2025

“menemukan Tuhan dalam segala hal”, baik dalam
keindahan ciptaan maupun dalam keluhan orang sakit
dan erangan orang yang menderita, menyadari bahwa
kehidupan roh tidak terpisahkan dari realitas duniawi.
Tindakan atau aksi dapat mencakup mempromosikan
perayaan liturgi berbasis ciptaan, mengembangkan
katekese ekologis, program retret dan pembinaan
ekologis dll.

7. Ketahanan dan pemberdayaan masyarakat
mengisyaratkan perjalanan sinode keterlibatan
masyarakat dan aksi partisipatif di berbagai tingkatan.
Aksi atau tindakan dapat mencakup mempromosikan
advokasi dan mengembangkan kampanye ekologis
kepada masyarakat, mendorong rasa memiliki dalam
komunitas lokal dan ekosistem lingkungan, resilien
dan promosi.

3. TUJUAN STRATEGIS

l Tujuan strategis Komisi PSE KWI 2023 - 2025 sesuai
dengan ketetapan dalam Konpernas Komisi PSE KWI
XXV adalah “Mewujudkan gerakan sosial-ekonomi
berkeadilan ekologis”.

l Indikator terwujudkan gerakan sosial ekonomi
berkeadilan ekologis menurut ASG adalah: [a]
Program-program pengembangan ekonomi mesti
memperhatikan keutuhan ciptaan dan irama-irama
alam. Sebab sumber daya alam terbatas dan beberapa
di antaranya tidak dapat diperbaharui (SRS 26, 34);
[b] Ekonomi yang menghormati lingkungan hidup,
tidak menempatkan laba sebagai satu-satunya tujuan
atau ditentukan oleh kekuatan pasar (CA 40); [c]
Bumi yang telah diciptakan Allah mesti digunakan
secara bijaksana oleh semua orang, saling berbagi
secara merata sesuai dengan keadilan dan cinta kasih
demi kesejahteraan semua, tanpa terkecuali (GS 69);
[d] Ekonomi yang menghargai lingkungan sekaligus

34

Renstra 2022-2025

menghormati penduduk asli (tanah dan kearifan
dalam mengelola lingkungannya) dan khususnya
orang-orang yang paling miskin. Mereka harusnya
dilibatkan dalam proses pembangunan. [e] Prinsip
yang menyangkut tujuan universal harta benda juga
berlaku secara wajar pada air. Air simbol pemurnian
(Mzm 51:4; Yoh 13:8) dan simbol kehidupan (Yoh 3:5;
Gal 3:27). Hak atas air bersih yang aman adalah sebuah
hak yang universal dan tidak dapat dicabut. [f] Salah
satu rujukkan utama untuk setiap penerapan Ilmu
Pengetahuan (IP) dan Teknologi ialah penghargaan
terhadap manusia dan makhluk lainnya (SRS 34). (lih.
KASG, Bab 10, hal 309-332)

4. ORIENTASI STRATEGIS (OBJECTIVES)

l BIDANG KERJA UTAMA APP:
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran umat

tentang APP dan tata kelolanya demi pengembangan
iman dan pemberdayaan sosial ekonomi yang
berkeadilan ekologis dengan melibatkan multi pihak
demi kesejahteraan bersama.

l BIDANG KERJA UTAMA HPS:
Meningkatkan kesadaran, solidaritas, subsidiaritas,

dan aksi nyata ekologis demi ketersediaan pangan
yang sehat dan berkelanjutan.

l BIDANG KERJA UTAMA LKM:
Meningkatkan peran pendampingan PSE terhadap

lembaga keuangan seperti Credit Union (CU),
Koperasi, dan bentuk lembaga keuangan lainnya
untuk mewujudkan solidaritas, subsidiaritas, dan
kesejahteraan bersama.

l TATA KELOLA KELEMBAGAAN:
Meningkatkan kapasitas penggerak kerasulan

sosial ekonomi yang berkeadilan ekologis agar
mampu mengembangkan tata kelola pelayanan

35

Renstra 2022-2025

PSE yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, dan
berkelanjutan.

5. MATRIK RENSTRA KOMISI PSE 2022-2025:

A. BIDANG KERJA UTAMA: AKSI PUASA PEMBANGUNAN
(APP)

ORIENTASI SASARAN INDIKATOR/TARGET/HASIL

Tujuan strategis: Mewujudkan Gerakan Sosial Ekonomi Berkeadilan
Ekologis

Meningkatkan 1. Ketua PSE a. Tersedianya materi tentang
pemahaman dan Tim APP dan panduan tata kelola
dan kesadaran di tingkat pemanfaatan dana APPN dari
umat tentang Keuskupan K.PSE KWI. (1x. 2022/2023).
APP dan tata dan Paroki
kelolanya demi memiliki b. Adanya sosialisasi tentang
pengembangan pemahaman, APP dan tata kelolanya
iman dan sikap secara berjenjang: Tim APP
pemberdayaan batin, dan Keuskupan, Paroki/ Stasi/
sosial ekonomi keterampilan Lingkungan (37 Keuskupan/K,
yang berkeadilan praktis tentang (1x. 2023).
ekologis dengan APP dan tata
melibatkan multi kelolanya.
pihak demi
kesejahteraan
bersama.

2. Umat beriman a. Tersedianya bahan animasi
semakin tematis APP tahunan (leaflet,
bertumbuh poster, pendalaman iman oleh
dan berbuah K.PSE KWI dan keuskupan.
dalam (37K, 1 x setahun).
mewujudkan
gerakan sosial b. Adanya pembekalan bagi
ekonomi yang fasilitator tingkat Paroki oleh
berkeadilan tim APP Keuskupan. (37K, 1x
ekologis. setahun)

36

Renstra 2022-2025

3. Pemanfaatan c. Terlaksananya animasi APP
Dana di tingkat komunitas basis/
Solidaritas lingkungan dll. (37K selama
APPN dan masa puasa, 2023-2025).
Keuskupan
mendukung Dana solidaritas APP umat
terwujudnya meningkat, 5 – 10 % setiap
gerakan tahun.
PSE yang
berkeadilan a. Adanya kebijakan
ekologis pemanfaatan dana APP
2023-2025 dari K.PSE KWI/
Keuskupan yang berbasis
ekologis. (K.PSE KWI dan 37
K memiliki kebijakan).

b. Setiap Keuskupan memiliki
program unggulan / prioritas
/ fokus berbasis ekologis. (37
K, memiliki minimal 1 program
dalam jangka waktu 2023-
2025.

c. Meningkatnya program
kegiatan animasi dan
pemberdayaan ekonomi
berbasis ekologis. (37 K,
memiliki renstra 3 tahun atau
program tahunan)

d. Ada monitoring dan evaluasi
program dari Ketua/tim
Keuskupan atau dari Komisi
PSE KWI. (37 K. minimal 1 x
setahun).

e. Ada LPJ program kegiatan
dan keuangan yang akuntabel
dan tepat waktu bagi penerima
dana APPN. (Tidak ada LPJ
lalai pada akhir tahun program
selama 2023-2025).

f. Adanya peningkatan
kehidupan ERT keluarga yang
memanfaatkan dana APP,
(minimal 10% dari sebelum
menerima dana bantuan).

37

Renstra 2022-2025

B. BIDANG KERJA UTAMA: HARI PANGAN SEDUNIA
(HPS)

ORIENTASI SASARAN INDIKATOR/TARGET

Tujuan Strategis: Mewujudkan Gerakan Sosial Ekonomi Berkeadilan
Ekologis

Meningkatkan 1. Ketua PSE a. Tersedianya materi tentang
kesadaran, dan Tim HPS dan panduan tata
solidaritas, di tingkat kelola pemanfaatan dana
subsidiaritas, dan Keuskupan HPS dari K.PSE KWI. (1 x
aksi nyata ekologis dan Paroki setahun (2022-2025)
demi ketersediaan memiliki
pangan yang sehat pemahaman, b. Adanya sosialisasi tentang
dan berkelanjutan sikap HPS dan tata kelolanya
batin, dan untuk semua Ketua PSE
keterampilan Keuskupan/ Paroki dan tim.
praktis tentang (1 x setahun, 37 Keuskupan
HPS dan tata (K). 2022-2025).
kelolanya.

2. Iman umat a. Tersedianya bahan animasi
Katolik tematis HPS tahunan
semakin (leaflet, poster, dan
bertumbuh pendalaman iman oleh tim
dan berbuah K.PSE KWI dan keuskupan.
dalam (1 x setahun, di 37 K, 2022-
mewujudkan 2025).
ketersediaan
pangan, b. Adanya pembekalan bagi
solidaritas fasilitator tingkat Paroki
pangan, oleh tim HPS Keuskupan.
dan pangan (1 x setahun, di 37 K, 2022-
berkelanjutan 2025).

c. Terlaksananya animasi HPS
di tingkat komunitas basis/
lingkungan dll. (1 x setahun,
di 37 K. 2022-2025

d. Naiknya Kolekte dana
solidaritas HPS (setiap tahun
di 37 K mengadakan kolekte
HPS).

38

Renstra 2022-2025

3. Pemanfaatan a. Ada Panduan Pemanfaatan
dana HPS dana HPS 2023-2025 dari
mendukung K.PSE KWI/ Keuskupan
kesadaran yang berbasis ekologis. (KWI
dan aksi dan 37 K memiliki SOP)
nyata HPS:
ketersediaan b. Setiap Keuskupan memiliki
pangan, program unggulan/prioritas
solidaritas (PU) berbasis ekologis. (37
pangan dan K, 1 PU setiap tahun atau 1
pangan PU dalam 2025-2025).
berkelanjutan.
c. Meningkatnya program
kegiatan animasi dan
pemberdayaan pangan
berbasis ekologis. (37 K,
memiliki renstra 3 tahun atau
program tahunan)

d. Ada monev program dari
Ketua /tim Keuskupan atau
dari Komisi PSE KWI. (37 K.
minimal 1 x setahun).

e. Adanya LPJ bagi pemanfaat
dana HPS KWI/Keuskupan.

C. BIDANG KERJA UTAMA: LEMBAGA KEUANG-
AN MIKRO (LKM)

ORIENTASI SASARAN INDIKATOR/TARGET

Tujuan Strategis: Mewujudkan Gerakan Sosial Ekonomi Berkeadilan
Ekologis.

Meningkatkan peran 1. Adanya tim a. Terbentuknya tim LKM PSE
pendampingan pendampingan KWI untuk 2023-2025.
PSE terhadap LKM Komisi
LKM (Credit Union) PSE KWI yang b. Tersedianya modul-modul
untuk mewujudkan melibatkan PT pendampingan oleh tim K.
solidaritas, Katolik. PSE KWI. (2 - 4 modul/th,
subsidiaritas, dan 2023-2025).
kesejahteraan
bersama. c. Terlaksananya
pendampingan oleh tim
K.PSE KWI kepada Forum
CU Keuskupan. (min. 3 x
dalam 2023-2025).

39

Renstra 2022-2025

2. Terbentuknya a. Keuskupan memiliki
forum LKM forum CU yang diwadahi
tingkat oleh Komisi PSE-Caritas
Keuskupan (terbentuk min. 30 forum,
selama 2023-2025)

b. Terlaksananya penguatan
iman/moral dan
peningkatan kapasitas
penggerak dan pelaku
manajemen CU melalui
forum CU Keuskupan. (min.
3 x pertemuan setiap tahun
dalam 2023-2025).

D. TATA KELOLA KELEMBAGAAN K. PSE

ORIENTASI SASARAN INDIKATOR/TARGET

Tujuan Strategis: Mewujudkan Gerakan Sosial Ekonomi Berkeadilan
Ekologis.

Meningkatkan 1. Pengurus a. Adanya SK Pengurus
kapasitas penggerak dapat dan tim Kerja/Ahli
kerasulan sosial menjalankan
ekonomi agar mampu tugas dan Komisi PSE KWI 2022-
mengembangkan tata tanggung
kelola pelayanan PSE jawabnya 2023. (Okt. 2022)
yang efektif, efisien, dalam b. Adanya Program Kerja
transparan, akuntabel, menjalankan
dan berkelanjutan. mandat tahunan,
Konpernas c. Adanya rapat pengurus
XXV (2022-
2025). 3 - 4 kali setahun

2. Komisi PSE a. 37 Keuskupan (K),
Keuskupan memiliki lembaga
memiliki kerasulan PSE
kapasitas (bergabung atau
lembaga untuk terpisah dengan
menjalankan Caritas). (37
kerasulan Keuskupan, 1 kali).
PSE di
keuskupannya.

40

Renstra 2022-2025

4. Sinergi dan b. Lembaga K.PSE
kolaborasi memiliki ART/SOP,
Komisi PSE personalia, tempat
KWI dan kerja (sarana), finansial
Keuskupan yang tergabung/
baik internal terintegrasi dg.
dan eksternal, Perangkat pastoral
terutama Keuskupan. (37
Pemerintah Keuskupan, 1 kali)
setempat.
c. Lembaga K. PSE
memiliki renstra dan
program tahunan. (37
Keuskupan, 1 kali 3-5
tahun).

a. Adanya mekanisme
kolaborasi dan
program bersama
terutama K.PSE dan
KARINA. (setiap
tahun).

b. Adanya program
bersama Rumpun
Kemasyarakatan KLSD
KWI. (setiap tahun).

c. Adanya relasi dan
komunikasi dengan
KPTT Salatiga dalam
rangka peningkatan
sdm petani. (Setiap
tahun 2 x)

d. Adanya komunikasi
dan kolaborasi dengan
Pemerintah (minimal 1
instansi dalam 2023-
2025)

41

Renstra 2022-2025

6. STRATEGI
Strategi adalah sarana untuk melakukan transformasi,
reformasi dan perbaikan kinerja lembaga PSE dan cara
untuk mencapai tujuan strategis yang sudah ditetapkan.

Strategi tersebut adalah:
a. Meningkatkan promosi, sosialisasi dan animasi

gerakan sosial ekonomi yang berkeadilan ekologis.
b. Peningkatan kapasitas dan spiritualitas penggerak

kerasulan PSE
c. Mengembangkan standar minimal tata kelola APP-

HPS yang mengarusutamakan sosial ekonomi yang
berkeadilan ekologis dan inklusif.
d. Menciptakan forum-forum pembelajaran LKM melalui
pengelolaan pengetahuan, pemanfaatan platform
digital dan kemitraan.
e. Optimalisasi potensi yang tersedia pada masyarakat.
f. Membangun kolaborasi atau jejaring internal maupun
eksternal khususnya non-pemerintah).
g. Membangun kemitraan dengan pemerintah.

7. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah rambu-rambu untuk mencapai
tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan.
a. Menetapkan Arah Strategis Kerasulan PSE KWI

2022-2025: “Mewujudkan gerakan sosial ekonomi
yang berkeadilan ekologis” menjadi arus-utama
(mainstreaming) Komisi PSE KWI dan Komisi PSE
Keuskupan serta Seksi PSE Paroki dalam kerasulan
PSE.
b. Setiap keuskupan memiliki program fokus (unggulan)
sebagai bentuk implementasi arah strategis dalam
jangka 3 tahun (2022-2025) berdasarkan isu prioritas
regio atau Keuskupan dengan dukungan dana APPN
dan HPSN.

42

Renstra 2022-2025

c. Prinsip pengembangan program meliputi: inklusif,
transpormatif, mitigasi, muatan lokal, berkeadilan
ekologis, pelibatan orang muda, kesetaraan gender,
kemitraan, dan keberlanjutan.

d. Mengikuti prinsip tata kelola yang baik: efektif,
efisien, transparan, akuntabel, berkelanjutan dan
terdokumentasi.

e. Mensyaratkan program kegiatan yang memanfaatkan
dana APP dan HPS Nasional ada kontribusi dari dana
APP Keuskupan, atau Paroki atau penerima manfaat
sesuai dengan panduan Tata Kelola Pemanfaatan Dana
APP dan HPS (2023-2025).

f. Pemanfaatan dana APP dan HPS KWI normal sesuai
dengan panduan tata kelola pemanfaatan dana APP
dan HPS Nasional, kecuali ada kebutuhan khusus
dari KWI atau keuskupan yang telah disetujui oleh
Presidium KWI atau Pengurus komisi PSE KWI.

g. Mengikuti Keputusan Sidang Sinodal KWI 2022,
bahwa besaran dana APP Nasional per program
kegiatan (proposal) adalah Rp. 30. 000. 000,- dan
dana HPS Nasional per program kegiatan (proposal)
adalah Rp. 25. 000. 000,-

h. Hendaknya memperhatikan kebijakan Pengurus
Komisi PSE selama periode 2023-2025.

8. PROGRAM PILIHAN USULAN KONPERNAS XXV

a. AKSI PUASA PEMBANGUNAN

1. Pengembangan bahan animasi APP
2. Peningkatan kapasitas animator dan fasilitator

Gerakan APP
3. Sosialisasi dan promosi Gerakan APP secara

berkelanjutan
4. Penguatan seksi sosial ekonomi paroki
5. Pemanfaatan energi terbarukan (solar cell, Listrik

Tenaga Air, dlsb).

43

Renstra 2022-2025

6. Fasilitasi pengadaan produksi pertanian,
perikanan, dan olahannya.

7. Pengadaan fasilitas sumber air untuk kebutuhan
rumah tangga dan pertanian, perikanan.

b. HARI PANGAN SEDUNIA (HPS):
1. Pengembangan bahan animasi HPS
2. Pengembangan demplot pertanian, peternakan,
dan perikanan (terpadu)
3. Pengelolaan sampah
4. Pemetaan dan legalisasi lahan produktif
5. Pengembangan produk olahan hasil pertanian
dan perikanan
6. Pengembangan pangan lokal sebagai sumber
pangan lokal.
7. Penelitian dan pengembangan benih
8. Pengembangan lumbung pangan keluarga
9. Pengembangan sumber dan produk pangan yang
adaptiks dampak perubahan iklim
10. Studi Bersama regio tentang pengembangan
pertanian terpadu
11. Konservasi lahan untuk sumber air bersih.
12. Pengembangan produk ramah lingkungan.

c. LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM)
1. Terbentuknya Forum Penggerak CU Keuskupan.
2. Penanaman nilai dan spiritualitas ASG terhadap
Penggerak CU
3. Peningkatan kapasitas Penggerak CU.
4. Pengembangan kewirausahaan berbasis produk
lokal
5. Pendidikan kecakapan keuangan

6. Pengembangan ekonomi sirkular (cross cutting
program)

44

Renstra 2022-2025

7. Pengembangan pemasaran produk melalui
e-commerce

d. TATA KELOLA
1. Kaderisasi Penggerak Kerasulan PSE.
2. Peningkatan kapasitas Penggerak Kerasulan PSE
3. Pelatihan tata kelola kelembagaan: keuangan,
administrasi dan program
4. Pengembangan Program Kerasulan PSE
(Renstra): asesmen, disain, monev dan reporting
melalui pendekatan Asset Based Community
Development (ABCD)
5. Pelatihan kecakapan digital.
6. Kerja sama dalam pemanfaatan satu platform
digital yang dapat diakses bersama di seluruh
keuskupan

45

Renstra 2022-2025

46

Renstra 2022-2025

PENUTUP


Arah Dasar kerasulan PSE 2022-2025 ini adalah
panggilan iman dalam menanggapi seruan Paus
Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’ untuk membangun
ekologi integral, yaitu ekologi yang menyelaraskan
sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Arah Dasar ini
juga merupakan upaya konkret dan sistematis untuk
mewujudkan LSAP yang telah dikeluarkan oleh Dikastri
Promosi untuk Pengembangan Manusia Integral Vatikan
sesuai dengan Renstra K. PSE 2022-2025. Melalui Arah
Dasar ini para penggerak kerasulan PSE berusaha
mempromosikan jenis pengembangan ekonomi yang
berbeda, yakni yang inklusif, manusiawi, dan peduli pada
lingkungan.
Para penggerak kerasulan PSE berusaha untuk
mengurangi dan memperbaiki kerusakan lingkungan
dan mengembangkan sosial ekonomi yang berkeadilan
ekologis. Berkomitmen melawan budaya konsumtif
yang tidak bertanggung jawab dan berusaha melakukan
berbagai kegiatan yang bersifat ekologis dalam kegiatan
sehari-hari. Melalui pertobatan ekologis, para penggerak
kerasulan PSE berusaha menjadi contoh dan teladan
“manusia yang ekologis” itu sendiri.
Semoga Arah dasar Kerasulan PSE 2022-2025
bermanfaat bagi pengembangan iman umat yang semakin
peduli dan terlibat dalam suka duka, keprihatinan dan
harapan umat manusia (GS 1) akan masa depan yang lebih
baik, “langit dan bumi yang baru” (Wahyu 21:1).

47

Renstra 2022-2025

SALINAN KEPUTUSAN
PENGURUS KOMISI PSE KWI
TENTANG PENGELOLAAN DANA APPN

DAN HPSN 2023 – 2025
No. 001/SK/PSE/XII/2022

1. Menetapkan Rencana Strategis (RenStra) Komisi PSE
KWI 2023 - 2025 adalah “MEWUJUDKAN GERAKAN
SOSIAL EKONOMI BERKEADILAN EKOLOGIS”. Seluruh
Komisi PSE Keuskupan hendaknya mengarusutamakan
RenStra tersebut dan mulai diberlakukan sejak 1
Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2025
(selama tiga tahun). Lihat buku RenStra Komisi PSE
KWI 2023-2025.

2. Melaksanakan Keputusan KWI tentang: [a]
Pemanfaatan Dana APP Nasional untuk 1 (satu)
proposal atau 1 (satu) unit kegiatan (maksimal)
sebesar

Rp. 35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah) dan
[b] Pemanfaatan dana HPS Nasional untuk 1 (satu)
proposal atau 1 (satu) unit kegiatan (maksimal)
sebesar Rp.25.000.000,00 (Dua puluh lima juta
rupiah). Keputusan ini diberlakukan sejak tanggal 1
Januari 2023.

3. Mendorong dan mendampingi Komisi PSE Keuskupan
untuk membuat program unggulan sebagai salah satu
bentuk implementasi RenStra Komisi PSE KWI 2023-

48

Renstra 2022-2025

2025. Program tersebut didukung pembiayaannya
dari dana APPN dan HPSN reguler serta kontribusi
dari dana APP Keuskupan.

4. Menetapkan jumlah proposal (unit kegiatan) yang
dapat diakses dari dana APPN dan HPSN oleh
Keuskupan-keuskupan yang membutuhkan untuk
tahun 2023 - 2025 adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan Dana APPN: 1 (satu) Triwulan,
maksimal 5 proposal (unit kegiatan).
b. Pemanfaatan Dana HPSN: 1 (satu) Triwulan,
maksimal 4 proposal (unit kegiatan).
c. Dalam satu tahun dana APPN tersebut dapat
dimanfaatkan untuk 1 kegiatan LKM (misalnya
untuk pertemuan forum CU Keuskupan) dan 2
kegiatan Tata Kelola (misalnya untuk animasi/
sosialisasi APP dan Monev program kegiatan yang
memanfaatkan dana APP Nasional/Keuskupan ke
kelompok penerima manfaat atau dampingan).

5. Menetapkan bahwa permohonan proposal
pemanfaatan dana APPN dan HPSN Keuskupan dapat
diverifikasi atau dikabulkan, jika proposal yang belum
dipertanggungjawabkan (LPJ) tidak lebih dari 3 (tiga)
proposal dalam satu tahun (4 Triwulan), dengan
kewajiban menyelesaikannya ditahun berikut.

6. Menetapkan tim verifikasi Pemanfaatan Dana APPN
dan HPS 2023-2025 adalah:
a. Sekretaris Eksekutif Komisi PSE KWI
b. RD. Marianus D. Talu Welan
c. RD. Paskalis Tejo Wibowo
d. RP. Adrianus Suyadi, SJ
e. Sdri. Maria Suciwati Bungaran
f. Tim dibantu staf Kantor Komisi PSE KWI.

49

Renstra 2022-2025

7. Menetapkan Panduan Tata Kelola Pemanfaatan Dana
APP dan HPS Nasional untuk tahun 2023 – 2025. Lihat
Lampiran.

8. Menetapkan jika ada kekeliruan keputusan di atas
maka akan direvisi segera.
Jakarta, 2 Desember 2022
Ketua Komisi PSE KWI
Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap
Sekretaris Komisi PSE KWI

RD. Ewaldus, AL.

50


Click to View FlipBook Version