The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by noorannsa98, 2022-01-03 10:09:24

ilovepdf_merged

ilovepdf_merged

Sosok Prof. Lydia Freyani Hawadi
Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar

Ibu Prof Dr Lydia Freyani Hawadi yang saya kenal
adalah :

• Orang yang sangat gigih memperjuangkan sesuatu
yang diainginkan;

• Orang yang tidak pernah putus asa untuk mencapai cita
citanya;

• Orang yang mempunyai motivasi tinggi;
• Orang yang optimis mencapai apa yang diinginkan;
• Orang yang sangat menyadari pentingnya jejaring;
• Orang yang sangat perfeksionis;
• Orang yang ingin menciptakan sesuatu yang berbeda;
• Orang yang menyukai petualangan;
• Orang yang tidak mempunyai rasa lelah ;
• Orang yang sangat suka memberi kepada sesama

ataupun orangyang ada dibawahnya;
• Orang yang sangat perhatian terhadap hari-hari

istimewa dariorang-orang di sekitarnya.

50

Prof. Dr. Lydia Freyani yang Saya Kenal
Dr. Gutama (Sesditjen PAUDNI 2012-2013)

Pertama kali saya mengenal sosok Ibu Prof. Dr. Lydia
Freyani Hawadi ketika pelantikan beliau sebagai Dirjen
PAUDNI tahun 2012 di Gedung A lantai 3 Kemdikbud
Senayan. Selesai pelantikan, semua undangan menyalami
para pejabat yang baru saja dilantik, termasuk menyalami
Bu Reni (panggilan akrab beliau). Setelah acara ramah
tamah, oleh Bapak Dr. Hamid Muhammad (Dirjen
PAUDNI sebelumnya) Bu Reni diajak ke Gedung E lantai
3, yakni kantor Ditjen PAUDNI yang akan menjadi kantor
baru beliau.Saat pertama masuk ke kantor Ditjen PAUDNI,
Bu Reni melihat ada beberapa bunga plastik yang menjadi
hiasan di sudut-sudut ruangan. Secara spontan Bu Reni
mengatakan tidak menyukai bunga plastik. Bu Reni lebih
menyukai bunga yang asli, terutama bunga anggrek. Dalam
hati, saya juga menyukai tanaman dan bunga-bunga segar.

Sejak pertama mengenal Bu Reni, kesan sayaorangnya
cerdas, dan kaya akan ide atau gagasan. Bu Reni sosok
yang lebih suka bicara blak-blakan (apa adanya) tanpabasa-
basi. Dalam pekerjaan beliau ingin serba cepat. Tentu saja
saya harus bekerja keras untuk bisa menyesuaikan dengan

51

gaya kerja beliau. Jika punya ide atau gagasan, Bu Reni
secara spontan menyampaikan langsung kepada para
pembantunya, termasuk saya, walaupun melalui telepon
atau sms. Tidak jarang beliau mengirim sms ke saya pada
tengah malam atau dini hari, dan pada pagi harinya beliau
cekapakah semua sms sudah dibaca dan ditindaklanjuti. Bu
Reni sangat disiplin dengan waktu, dan selalu
memberitahukan kepada staf melalui telepon atau sms jika
ada keperluanmendadak. Dengan demikian saya selalu bisa
mengetahui di mana saja posisi beliau. Ini sangat berguna
karena jika sewaktu-waktu ada orang yang yang mencari
beliau, saya bisa menjawabnya dengan pasti. Tentu ini
sangat membantu bagi kelancaran tugas-tugas kantor
apalagi posisi saya waktu itu sebagai Sekretaris Ditjen
PAUDNI.

Bu Reni orangnya tegas dan semangat kerjanya luar
biasa, serta sering memberikan perhatian khusus kepada
para stafnya. Salah contoh, beliau ingat tanggal kalahiran
beberapa stafnya dan suka memberi ucapan selamat ulang
tahun kepada stafnya yang berulang tahun. Saya juga
pernah mendapatkan kejutan mendapatkan ucapan dan
“tumpeng” ulang tahun dalam sebuah acara padahal
saya sendiri sebenarnya lupa bahwa hari itu adalah hari
ulang tahun saya.

52

Juga pada saat pelepasan pensiun saya, beliau
memberikan kado membuatkan buku kenang-kenangan
tentang saya. Sungguh luar biasa! Beliau juga selalu
berusaha untuk hadir jika mendapatkan undangan pesta
perkawinan dari kolega/staf. Beliau bersama suami pernah
hadir di rumah kami ketika acara persiapan “midodareni”
salah satu putri kami. Terimakasih Bu Reni, semoga Allah
SWT yang membalaskannya.

Selama saya mendampingi Bu Reni (satu setengah
tahun lebih) banyak ide/gagasan yang beliau sampaikan,
diantaranya: ide penyisiran regulasi/ UU/PP/Perpres
/Permen terkait PAUDNI, gagasan program satu desa satu
PAUD, rencana perbaikan sistem pendataan PAUDNI
secara online, e-bansos, pembuatan NSPK untuk semua
program PAUDNI,gagasan menghidupkan lagi Pramuka di
jajaran UPT PAUDNI, ide penyegaran beberapa Kepala
UPT (PP PAUDNI dan BPPAUDNI) serta beberapa pejabat
eselon 3 dan 4 di jajaran Ditjen PAUDNI, satpam berdasi,
ide pemetaan pola distribusi pemberian bansos, gagasan
untuk mengembangkan program BP PAUDNI unggulan,
gagasan untuk meng upload produk-produk DVD PAUDNI
di youtube, gagasan pembuatan radio streaming atau TV
streaming, ide penyediaan lounge untuk pegawai (berisi
karaoke, piano) beserta paduan suara untuk menyalurkan

53

minat bakat mereka, halal bi halal dengan ormit-ormit
PAUDNI, gagasan rintisan Pusat PAUD bertaraaf nasional
dan internasiaonal, serta masih banyak lagi.

Terimakasih Bu Reni atas jerih payah Ibu dalam
membimbing kami semua, dan khususnya dalam ikut
membesarkan PAUDNI di tanah air. Selamat ulang tahun
ke- 61, semoga Ibu sekeluarga tetap sehat, semangat dan
sukses.

54

Reni Tokoh Karang Taruna Wanita yang Energik dan Pegang
Prinsip

Drs. Arief Kushara

Ketua Karang Taruna Kelurahan Manggarai tahun
1975-1979, Wakil Ketua Mimbar Pengembangan Karang
Taruna (MPKT) Kec. Tebet, sering mewakili Jakarta
Selatan, DKI Jakarta & Nasional, Sekretaris Majelis
Peritimbangan Karang taruna tahun 2010-2015, dan Tim
Penilai Karang Taruna Teladan/Berprestàsi tingkat
Nasional.

Reni merupakan tokoh Karang Taruna Wanita yang
energik dan selalu memegang prinsip atas keberadaan
KarangTaruna sebagai organisasi sosial yang tidak vertikal
tapihorizontal.

Saya kenal saat beliau sebagai Ketua Karang Taruna
Kelurahan Kàyu Putih Rawamangun Jakarta Timur. Saya
sangat terkesan pada beliau saat diadakannya Musyawarah
Kerja Nasional Karang Taruna se Indonesia tahun 1981 di
Garut.

Jabatan beliau waktu itu sebagai Ketua Komisi A
bidang Organisasi. Yang menonjol saat itu adalah adanya
usulan bahwa perlu ada Karang Taruna ditingkat
Kecamatan. Beliau menekankan jangan sampai keberadaan

55

KT ditingkat kecamatan sebagai atasan Karang Taruna
tingkat Desa/Kelurahan. Karenanya beliau mengusulkan
dan disepakati oleh floor agar nama Karang Taruna tingkat
Kecamatan menjadi Forum Komunikasi Karang Taruna
(FKKT) Kecamatan.

Atas dasar itulah maka keluar Peraturàn Menteri
Sosial nomor 13 tahun 1981 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Karang Taruna. Walau saat itu sebagai
utusan Karang Taruna wilayah DKI Jakarta sebanyak 5
oràng dari lima wilayah kota termasuk saya sudah sepakat
ditingkat kecamatàn hanya Mimbar Pengembangan Karang
Taruna (MPKT).

Alasannya mengapa FKKT dan bukan MPKT,
menurut Reni karena istilah Mimbar kesannya melembaga,
sehingga dikhawatirkan akan menjadi atasan Karang
Desa/Kelurahan.

Inilah salah satu alasan saya menyatakan Reni sebagai
figur aktivis Karang Taruna yang punya prinsip pada saat
menjadi Pimpinan Sidang Komisi A dalam Musyawarah
Kerja Nasional Karang Taruna se-Indonesia di Garut tahun
1981.

56

Figur Inovatif, Miliki Pandangan Jauh ke Depan, dan
Inspiratif

Dr. Kastum, M.Pd.

Juni 2012, ketika itu saya dipercaya memimpin Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
(BPPNFI) Regioanl I Medan. Menjelang saya menduduki
jabatan baru sebagai Kasubdit PTK Kursus dan Pelatihan,
saya masih sempat menggelar acara yang sangat
monumental yaitu Gebyar PAUDNI. Acara tersebut
menampilkan unjuk performen kinerja BPPNFI Regional I
Medan beserta mitra-mitranya, antara lain Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), Lembaga Kursus dan
Pelatihan (LKP), Kelompok Bermain dalam payung
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Bacaan
Masyarakat sertaPenerbit buku.

Acara tersebut digelar dengan menghadirkan Dirjen
PNFI, yang kebetulan dijabat oleh ibu Prof. Dr. Lydia
Freyani Hawadi. Saat itu juga beliau baru menjabat kurang
lebih 3 bulan. Merupakan acara yang kami anggap penting
sebagai ajang perkenalan dirjen baru dan sekaligus
sosialisasi program Pendidikan Nonformal dan Informal

57

kepada masyarakat.
Sungguh merupakan kebahagiaan bagi kami dengan

hadirnya ibu Lydia Freyani, seorang pucuk pimpinan PNFI
berkenan hadir membuka Gebyar PNFI dan sekaligus
peresmian gedung baru BPPNFI Regional I Medan. Acara
berlangsung meriah, tidak kurang dari 700 orang yang hadir
semua memandang akan sosok dan penampilan seorang
dirjen. Wowwww sungguh heboh, ibu dirjen dengan suara
yang jelas dan lugas serta berapi rapi menyampaikan
pidatonya. Sesekali mendapat tepuk tangan yang meriah
dari para pengunjung. Acara demi acara beliau lalui dengan
penuh semangat dan tak satupun acara yang terlewatkan.
Para peserta stand merasa bergembira karena semua stand
(50 stand) tak satupun yang terlewatkan, hingga akhir acara
kami dari panitia harus mendatangkan juru pijat (spa) yang
kebetulan juga sebagai peserta stand.

Sebagai pimpinan UPT Pusat, banyak kesan yang
menggores di sanubari dan banyak pula pesan yang kami
terjemahkan sebagai intruksi yang harus kami lakukan. Ibu
Lydia Freyani memang figure yang inovatif, memahami
kejiwaan seseorang, memiliki pandangan jauh kedepan,
inspiratif, perkataan yang ceplas-ceplos tapi
sesungguhnya tidak bermaksud menyakiti hati seseorang,
berpendirian kuat dan memiliki ide-ide baru serta aura

58

keibuan yang sangat menonjol. Semua ini kami rasakan
bersama-sama dengan teman-teman BP-PNFI Regional I
Medan.

Tulisan ini sekedar mengenang kembali kepiawaian
sosok seorang Dirjen yang selalu membekas dihati. Kami
tidak bermaksud menyanjung keberadaan ibu Lydia
Freyani,tetapi inilah kenyataan yang selama ini kami alami
walau terkadang banyak tantangan yang harus kami hadapi,
tetapi semua ini pembelajaran yang beliau berikan yang
sungguh berarti bagi kami dalam melaksanakan tugas dan
sekaligus meniti jalan hidup yang lebih sempurna.

Semoga kesehatan dan keberkahan selalu Allah
Berikan kepada beliau bersama keluarganya. Amin.

59

Sosok Berkarakter, Miliki Gaya Kepemimpinan Unik, Tegas,
dan Keibuan

Drs. Arman Agung, M.Pd.

Sekelumit apa yang saya tahu tentang Ibu Prof. Dr.
Lydia Freyani Hawadi, Psikolog. Pertama saya mendengar
namanya ketika tersiar kabar bahwa beliau dilantik menjadi
Dirjen PAUDNI Kemdikbud. Selanjutnya beberapa kali
saya bertemu beliau saat kunjungan dinas ke BP PAUDNI
Regional III Makassar (saat ini BP PAUD dan Dikmas
Sulawesi Selatan).

Menurut saya beliau orang yang berkarakter, dengan
gaya kepemimpinan yang unik, tegas namun keibuan. Yang
paling berkesan bagi saya adalah saat menetapkan lagu
ciptaan saya yang berjudul “Mars PAUDNI” sebagai lagu
Mars bagi Ditjen PAUDNI Kemdikbud.

Bagi saya, itu seperti mimpi yang jadi kenyataan.
Sama sekali tidak pernah saya menyangka bahwa lagu yang
dibuat di pelosok negeri bisa dihargai sedemikian itu.
Terimakasih Ibu. Sayangnya lagu itu tidak dipakai lagi,
namun Ibu telah menunjukkan kerendahan hati Ibu dan
apresiasinya terhadap karya seni anak bangsa tanpa
memperdulikan dari mana asalnya. Terima kasih Ibu.

60

Miliki Semangat yang Tinggi
Drs. Hadiyana, M.M.

Kebersamaan kami dengan Ibu Dirjen PAUDNI 2012-
2014, Prof.Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog yang biasa
disapa Ibu Reni terbilang singkat. Namun demikian
banyak hal yang kami peroleh, diantaranya:

Pertama, pada masa kepemimpinan beliau, PAUD
benar-benar mampu menjadi primadona. Beliau berupaya
keras meningkatkan akses PAUD dengan penerapan
kebijakan Satu Desa Satu PAUD.

Kedua, sebagai UPT kami diberikan pencerahan
tentang pentingnya identitas. Hal ini ditunjukkan dengan
kebijakan "Keseragaman" nama pada PAUD-PAUD binaan
atau labsite UPT. Nama yang selalu beliau sarankan adalah
AMANDA yang merupakan singkatan dari Anak Mandiri
dan Berguna. Nama ini digunakan hingga sekarang. Seperti
pada PAUD Amanda Papindo (di BP-PAUD dan Dikmas
Papua) serta PAUD AMANDA INAPUKA 1 dan 2 (di
SKBKabupaten Buru, Buru).

Ketiga, yang paling berkesan lainnya adalah semangat
yang beliau tularkan. Meski sudah tidak lagi muda, beliau
tetap semangat, ceria saat mengunjungi satuan PAUDNI

61

bahkan hingga di pelosok. Contohnya saat mengunjungi
Papua, Papua Barat, dan Halmahera Selatan beliau tampak
bersemangat, dan tidak kenal lelah.

62

Wanita Rendah Hati, Cerdas, dan Kreatif
Dr. H. Edy Junaedi Sastradiharja, M.Pd.

Prof. Dr. Hj. Reni Akbar-Hawadi, Psikolog sejak
tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 adalah Konsultan
Pengembang Keberbakatan pada Program Siswa Cerdas
Istimewa di SD-SMA Al Azhar Yayasan Syifa Budi
Jakarta.Kiprah beliau dalam mengembangkan keberbakatan
sungguh luar biasa. Prof. Reni berkali-kali mengadakan
seminar keberbakatan dengan mengundang pakar pakar
baik dari dalam maupun luar negeri, mengunjungi negara
negara yangsudah peduli tentang keberbakatan siswa.

Beliau sendiri seorang pakar keberbakatan dan sudah
banyak menulis buku tentang kerberbakatan sebagai
referensi para guru. Kegigihan beliau dalam menghargai
anak cerdas istimewa sungguh diapresiasi khususnya oleh
para praktisi pendidikan termasuk saya, karena anak cerdas
istimewa merupakan modal penting dalam pengembangan
SDM yang berdaya saing global. Dalam pandangan saya,
beliau adalah wanita rendah hati, cerdas, kreatif, dan
memiliki kesungguhan dalan membangun kualitas SDM
Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing melalui
pengembangan keberbakatan anak.

63

Sosok yang Tak Mudah Menyerah
Ny. Ledia Soplanit

Reni Hawadi merupakan sahabat saya kala masih
duduk di SMA. Ia merupakan teman berbagi cerita, canda,
mimpi dan cita-cita.

Di mata saya Reni adalah sosok yang tidak mudah
menyerah, memiliki leadership yang baik, dan teruji.

Dia melesat menggapai cita dan cintanya, hingga
sukses membina rumah tangga dan mencetak anak-anak
berprestasi.

Bravo buat Reni yang banyak menjadi inspirasi bagi
generasi dibawahnya.
***

64

Mahasiswa Senang Belajar Bersama Bu Reni
Prof. Nurhayati Djamas

Saya mengenal baik bu Reni, karena kami pernah
sama-sama menjadi pengurus dan konselor di BP4 pusat.
Saya juga mengetahui bu Reni sebagai salah seorang Guru
Besar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. SaatYPI
Al Azhar merintis pendirian Universitas Al Azhar, saya
sebagai salah seorang tim pendiri yang ketika itu juga
anggota Bappendik Yayasan Pesantren Islam Al Azhar.
Diantara fakultas yang dibuka ketika itu adalah Fakultas
Agama Islam dengan jurusan tarbiyah konsentrasi
Pendidikan Anak Usia Dini serta jurusan dakwah,
Bimbingan Penyuluhan Islam dengan konsentrasi Healing
dan Konseling.

Diawal berdirinya UAI, saya dipercaya untuk
menjabat sebagai Dekan Fakultas Agama Islam dengan
dua jurusan tersebut. Karena kedua jurusan di FAI dan
konsentrasi masing-masing mempunyai kurikulum cabang
ilmu psikologi, saya langsung teringat pada bu Prof Reni
yang Guru Besar Psikologi UI. Kami menginginkan
universitas yang baru berdiri ini punya hubungan dengan
UI dan ITB. Maka karena itulah saya meminta bu Reni

65

yang sudah saya kenal cukup lama itu untuk bisa "nyambi"
mengajar di UAI. Sejak itulah bu Reni merupakan bagian
timakademik dari keluarga besar UAI dan Al Azhar sampai
sekarang. Para mahasiswa senang mengikuti kelas bu Reni
karena mahasiswa sekelas sering ditraktir oleh beliau.

Pada tahun 2008, kami di FAI merencanakan untuk
membuka prodi baru yaitu Prodi Psikologi yang mula
niatnya membuka prodi Psikologi Islam. Namun karena
tidak ada nomenklatur psikologi Islam, kami akhirnya fokus
membukaprodi psikologi. Alhamdulillah berkat perjuangan
kami keKemendikbud saat itu pada tahun 2009 keluar izin
pendirian Prodi Psikologi dan karena sudah ada Prodi
Psikologi, maka universitas mempunyai kebijakan untukk
melebur FAI menjadi fakultas baru yaitu Fakultas Psikologi
dan Pendidikan, saya masih menjabat sebagai Dekan FPP
selama kurang lebih 2 tahun dan tetap menjadikan bu Reni
sebagai Tim Akademik di fakultas yang baru dilebur
sebagai FPP tersebut.

Itulah kesan yang dapat saya ungkapkan ketika saya
masih sebagai tim manajemen fakultas sebelum pergantian
rektor dan para dekan yang merupakan "ashhabul awwalun"
atau generasi pertama di UAI.

66

Prof. Reni Berkomitmen Memajukan Pendidikan diDaerah
Perbatasan

Dr H Muhammad Yunus, M.Si.

Saya sangat terkesan ketika pertama bertemu Prof.
Reni Akbar-Hawadi yang saat itu beliau sebagai Dirjen
PAUDNI pada tahun 2013 di ruang kerjanya. Saat itu saya
menjabat Kadis Dikbudpora Prov. Kaltara dan baru dua
bulanmenjalankan tugas di Provinsi ke-34. Saya bermaksud
melakukan koordinasi dan konsultasi pembinaan PAUDNI.
Beliau menerima kami dengan ramah dan penuh perhatian
mendengarkan informasi tentang Kalimantan Utara dan
beliau langsung memanggil para direkturnya untuk
menyampaikan informasi tentang program kerjanya yang
dapat disinergikan dalam percepatan pambangunan PAUD
DIKMAS di Kaltara kala itu.

Pada saat itu juga menyampaikan bahwa beliau
menjadwalkan akan berkunjung ke Kaltara bersama para
direkturnya. Saya kagum dan bangga punya mitra kerja
yang sangat responsif dan mempunyai komitmen
memajukan pendidikan daerah perbatasan.

Sebagai wujud komitmen beliau maka dua minggu
kemudian datang ke Kaltara bersama para direktur di

67

lingkup Direktorat PAUD dan Dikmas. Beliau bersama
kami berkunjung ke Tarakan, Nunukan, dan Sebatik untuk
melihat secara langsung kondisi Paud Dikmas di setiap
daerah. Beliau bertemu dan berdialog dengan guru dan
pengelola PAUD dan PKBM, terkesan dialog antara ibu
dengan anaknya.

Kemudian komunikasi yang beliau bangun dengan
kami di provinsi bar ini tiada henti untuk selalu menelpon
kami menanyakan perkembangan pendidikan di Kaltara.
Prof.Reni tiada bosan membimbing kami dalam percepatan
pembangunan PAUD DIKMAS di Kaltara.

Begitu juga setelah beliau tidak menjabat sebagai
dirjen, masih juga tetap berkomitmen membantu kami dari
berbagai konsep untuk pengembangan pendidikan. Bahkan
sampai saat ini walau saya sudah tidak lagi menjabat Kadis
(sebagai Dosen di FKIP UBT) beliau tetap membangun
komunikasi dan mengajak berdiskusi tentang pembangunan
pendidikan Kaltara.

Saat beliau mengetahui saya menjadi Dekan FKIP
UBT beliau juga terus memberi masukan dan mengajak
diskusi tentang pengembangan pendidikan tinggi dan
pendidikan dasar menangah walau melalui WA atau
telpon. Sampai saat inipun beliau terus mengajak disksusi
tentang kemajuan pendidikan dasmen di Kaltara maupun

68

pendidikan tinggi.
Beliau banyak memotivasi saya untuk terus berpikir

untuk kemajuan Kaltara baik di bidang pendidikan dasar
menengah dan pendidikan tinggi. Apalagi ketika beliau
mengetahui saya sudah menjadi wakil rektor beliau
semakinsemangat memotivasi saya untuk terus berfikir dan
bekerja untuk kemajuan pendidikan di Kaltara.

Kesimpulan saya tentang sosok Prof. Reni adalah
orang yang peduli, mempunyai komitmen untuk
memajukan pendidikan di perbatasan. Sosoknya rendah
hati, visioner, konsisten dan tegas serta disiplin dalam
bersikap.

69

Tak Pernah Lelah Bekerja dan Berkarya
Sri Nurhidayah, SH., M.Si.

Saya biasa memanggilnya mbak Reni, dosen saya saat
mengambil Program S2 Sains Psikologi Pendidikan di
Fakultas Psikologi UI. Awal-awal saya terkejut dengan
kelugasannya. Teringat ketika membuat tugas dari beliau.
Di awal beliau berkomentar pendek bagus namun di tugas
kedua, mbak Reni mengatakan jeleknya tugas saya. Tidak
kompromi dengan standar yang normal itulah mbak Reni.
Mungkin karena kesetiaannya mendalami gifted education
Psikologi Pendidikan Keberbakatan, sehingga beliau
mengira semua orang dapat melakukan hal sebaik anak-
anak berbakat he..he…

Saya sering mengikuti instagram beliau @renihawadi
untuk memotivasi diri, betapa mbak Reni yang tidak pernah
lelah bekerja dan berkarya. Sungguh, mungkin sampai hari
ini pendidikan Indonesia belum sepenuhnya menghargai
keberbakatan seseorang, namun mbak Reni mungkin tidak
tahu bahwa banyak muridnya (salah satunya saya) di
tingkat lokal terus berupaya mengoptimalkan potensi anak-
anak Indonesia. Teruslah berkarya mbak, dan jadilah
inspirasi bagikami-kami yang lebih muda...

70

Ibu Reni Sosok Perfeksionis yang Fair
Dr. Yusuf Muhyiddin, M.Pd.

Ibu Reni yang saya kenal pertama kali adalah orang
mau kenal pejabat atau staf. Secara bergiliran pertemuan
dengan semua unit eselon 2. Dalam pertemuan itu ibu
seperti dapat menerka siapa pribadi dari masing-masing
orang. Itu mungkin karena ibu adalah seorang psikolog.

Kemudian dalam setiap pertemuan ibu juga banyak
bertanya tentang apa yang dikerjakan pejabat atau staf,
sekaligus memberi tanggapan yang positif maupun negatif
kalau ibu tidak suka atau tidak setuju. Ibu juga mencatat
dalam buku besar semua pernyataan atau penjelasan staf
dalam setiap rapat. Menurut saya Ibu Reni sosok
perfeksionis. Ingin yang terbaik dalam pekerjaan dan acara
seremonial sehingga kalau sesuatu tidak sesuai dengan
keinginan ibu, staf atau orang lain kena marah. Tapi
ibujuga fair kalau pejabat atau staf melakukan sesuatu yang
baikmaka ibu memujinya.

Saya sendiri tak pernah kena marah ibu. Kalau saya
kebetulan mendampingi ibu dalam kunjungan lapangan, ibu
orangnya bersahaja, santai, ceria dan menyenangkan. Saat
ibuReni menjadi dirjen, saya sebagai kasubdit Kelembagaan

71

dan Kemitraan pada Direktorat Pembinaan Kursus dan
Pelatihan.

72

Sosok Wanita Karier Plus Ibu Rumah Tangga Sejati

Sri Nurhajati, S.E.

Mengikuti Bu Reni atau Prof. Dr. Lydia Freyani
Hawadi, M.M. Psikolog, adalah mengikuti pribadi berbakat.
Terengah-engah pasti. Namun seperti pepatah ‘hasil tidak
pernah mengkhianati usaha’ adalah cermin kehidupan Bu
Reni. Bagi saya saat mengikuti kesibukan beliau sebagai
Dirjen PAUDNI Kemendikbud adalah melihat bagaimana
kerja keras seorang ibu dengan 6 anak untuk
menyeimbangkan bakti bagi negara dan kewajiban rumah
tangganya.

Kerja keras mengoptimalisasi penyerapan anggaran
Direktorat Jenderal PAUDNI secara efisien dan efektif,
tidaksekedar prosentase serapan yang tinggi, menjadi fokus
Bu Reni saat menjabat sebagai Dirjen PAUDNI. Acuan
Renstra menjadi panduan utama dalam setiap program kerja
beliau.

Melihat kesibukannya bahu membahu bersama suami,
merawat anak-anak sekaligus menjalankan tugas luar kota
menjadi hal yang menarik. Namun sungguh, hari ini ke-6
anak beliau telah mandiri dan menyelesaikan pendidikan
tingginya. Bu Reni, yang Maret 2018 ini berusia 61 tahun,

73

kini mulai menuai usaha yang telah dilakukannya. Semoga
sehat selalu bu...

74

Saya Banyak Belajar dari Ibu Reni Akbar - Hawadi
Khairunnisa, S.Psi.

Hal yang terlintas ketika mengingat Ibu Reni Akbar –
Hawadi adalah sosok Srikandi Indonesia yang tangguh dan
gigih. Perjuangan beliau dalam kancah psikologi
Pendidikan(anak berbakat khususnya) tidak kenal Lelah.

Lebih dari 10 tahun mengenal beliau, sejak dari
mahasiswa S1 di Psikologi Universitas Indonesia serta
bekerja di Konsultan Psikologi PT Reni Akbar - Hawadi
membuat saya banyak belajar mengenai Integritas, totalitas,
serta kesungguhan dalam bekerja.

Di sisi lain beliau juga banyak menginspirasi
mengenai sosok seorang Ibu sebagai pendidik utama bagi
anak-anaknya, sebagai generasi penerus bangsa.

Banyak sekali transfer of value mengenai pengasuhan
serta Pendidikan anak, hubungan interpersonal serta
manajemen rumah tangga yang saya dapatkan dari beliau di
sela sela diskusi pekerjaan kantor saat itu.

Saya sungguh sangat beruntung bisa belajar banyak
dari Ibu Reni.

75

Pekerja Keras dan Perfeksionis
Ika, S. Psi.

Awal kenal saya dengan mbak Reni ialah waktu teman
saya Mutia Savitri minta tolong saya untuk menggantikan
dirinya jadi interviewer di bironya mbak Reniyang bernama
kantor Konsultan Psikologi PT. Reni Akbar- Hawadi. Saat
itu biro sedang menangani rekrutmen karyawan Bank Duta.
Kalau tidak salah itu awal tahun '90.

Sebelumnya saya tahu mbak Reni sebagai senior saya
di kampus, tapi jarang ketemu. Di awal perkenalan itu saya
langsung ditawari oleh mbak Reni untuk pegang proyek
Officer Development Program (ODP) Bank Bukopin.
Bertanggung jawab dari proses awal, dari menseleksi surat-
surat, lamaran, sampai mendapatkan calon-calon peserta
ODP yang sesuai dengan kebutuhan Bank Bukopin.

Sebenarnya saat itu heran juga saya, kok baru pertama
kali ketemu/kenal tapi mbak Reni langsung percaya dan
menyerahkan tugas tersebut kepada saya, padahal banyak
teman-teman Psikolog yang sudah lebih dulu kenal dan
bekerja sama dengan mbak Reni. Tetapi saya tidak pernah
menanyakan alasannya. Yang penting, karena saya
menyanggupi ya langsung kerjakan saja. Dari situ awal

76

sayaakhirnya terlibat di dalam kegiatan biro.
Di biro saya bekerja sama dengan almh. Ari (Endang

Prabandari) dan Uni (Yuniar Muchlis) dibantu 3 orang yang
menangani administrasi dan lainnya yaitu Iis, Eni dan
Asyhari. Kami melakukan kegiatan rekrutmen (psikotes,
interview sampai penyajian laporan hasil seleksi) dan juga
melaksanakan psikotes bagi anak-anak TK yang akan
masuk ke SD. Sempat juga melakukan 'marketing' atau
menyampaikan proposal perkenalan ke FIN Cargo di
daerahPejompongan dan BRI Pusat.

Pada saat itu biro kami dalam menjalankan kegiatan
masih sederhana, tapi alhamdulillah bisa berjalan dengan
baik. Kerjasama diantara saya dengan mbak Reni dan juga
teman-teman cukup menyenangkan.

Menurut saya, mbak Reni itu pekerja keras dan
perfeksionis tapi juga masih bisa diajak ngobrol santai.
Semangatnya tinggi dalam mewujudkan keinginannya.
Hubungan kami dengan keluarga mbak Reni juga baik.

Hanya sekitar 1,5 tahun lamanya saya bekerja di biro.
Pada akhir Mei 1991 saya diterima bekerja di salah satu
bank di Jakarta. Sampai saat ini, hubungan saya dengan
mbak Reni masih tetap baik. Bahagia saya melihat mbak
Reni semakin sukses, baik di karier maupun dalam
membina keluarga.

77

Prof. Reni Sosok yang Miliki Jati Diri Luar Biasa
Oleh Drs. Sonson Sanusi W, M.M.

Kala tahun 1970 sampai 1980-an saya mengenal sosok
Reni. Setidaknya ada beberapa momen yang membuat saya
kenal dekat. Pada tahun 1972 kala itu Kampung Ambon
masih berupa jalanan tanah. Ada gadis cantik berwibawa
yang sering lewat jalan Pondasi dengan mengendarai mobil
Jeep tentara (Mitsubishi). Nah, menurut informasi beberapa
teman, ia bernama Reni, anak Pak Kolonel Doelli
Hawadi. Seorang tokoh yang berpengaruh kala itu.

Selanjutnya pada awal tahun 1979 saya ditugaskan
Ketua RW mencari calon pemimpin Ikatan Remaja
(IKAREMA) Periode 1979-1982. yang mumpuni. Saya
dan beberapa teman ke Rumah Jalan Trijaya No.19 untuk
meminta kesediaan Reni menjadi panitia. Berikutnya Reni
terpilih jadi formatur dan teman-teman saat itu sepakat
mengusung Reni sebagai Ketua I IKAREMA.

Pasca Reni menjadi nakhoda IKAREMA, kegiatan
remaja semakin aktif dan kondusif. IKAREMA dibawah
kepemimpinan Reni pernah menghadirkan Kak Seto,
mengadakan upacara bendera 17 Agustus 1979, peringatan
Hari Kartini dan lainnya. Saya mengenal Reni sebagai

78

pribadi yang memiliki jati diri luar biasa. Selain itu Reni
sosok setia, tanggungjawab, mandiri, disiplin, tegas, peduli
dan tak kalahpentingnya memiliki sifat bijaksana. Di bawah
kepemimpinan Reni organisasi berjalan dengan baik.

Di saat lesunya Pengurus Karang Taruna Kelurahan
Kayuputih pada penghujung tahun 1979, Reni Hawadi
dipercaya sebagai Ketua l Karang Taruna Kelurahan Kayu
Putih. Dengan kiprahnya yang positif Reni yang saat itu
sebagai mahasiswi Psikologi UI, pada tahun 1980 dipercaya
sebagai utusan Karang Taruna DKI Jakarta ke Munas di
Garut/HKSN yang dibuka Wapres Adam Malik saat itu.
Kalau tak salah saya ikut mengantar Reni naik bis sekaligus
mensupport Reni agar sukses mengikuti kegiatan di Garut.

Pada tahun 1980-an mahasiswa/i Fakultas
Psikologi dan Fakultas Ilmu Sosial UI melakukan survei
atau penelitian di Karang Taruna Kayuputih. Reni selalu
hadir atau berada di tengah-tengah kegiatan remaja
sebagai wujud empati yang yang tinggi. Contohnya
dalam lomba-lomba VG se-DKI tahun 1982. Sungguh, saya
tak kaget ketika sosok Reni yang saya kenal sejak
remaja 40 tahun silam kemudian sukses menduduki eselon
I di kemendikbud RI. Aktivitasnya kini di berbagai
organisasi tak lepas dari pengalamannya saat remaja
bergelut di organisasi. Selamat buat Reni dan teruslah

79

berkarya untuk bangsa.
80

Ibu Reni Hawadi Tokoh Responsif Gender

Sri Ujiani Lies Purwati, M.Sc.

Sepanjang yang saya kenal Prof. Reni termasuk tokoh
yang sangat responsif gender. Baik dari sisi akses, dan
kesempatan maupun manfaat dalam pengambilan kebijakan
publik. Selain itu ia juga memiliki konsep yang jelas dan
terukur terutama dalam membangun pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini menuju generasi Indonesia
emas. Saat menjabat Dirjen PAUDNI Kemdikbud periode
2012-2014 konsepsi itu telah berhasil diimplementasikan
dengan baik.

Hal lain yang saya ingat Prof. Reni memiliki sikap sok
cuek. Ternyata sikap tersebut justru sesuai dengan naluri
perempuan dan guru besarnya yang peka dengan problema
sosial. Dampaknya sangat bermanfaat bagi masyarakat atau
karyawan. Terutama kepekaan dirinya dalam merespon
aspirasi dan keluhan masyarakat kecil yang membutuhkan
bantuan.

Sisi lainnya isteri dari H. Zulkifli Akbar ini termasuk
pribadi yang supel dan mudah menjalin kerjasama atau
kemitraan dengan berbagai kalangan. Akhirnya ia
mampu membangun kebersamaan menuju keberhasilan
suatu program.

81

Demikian sosok Prof. Reni sepanjang yang saya kenal
selama ini.

82

Ibu Dirjen Sering Beri Support Positif

Drs. Suparjo, M.Pd.

Saat Ibu Reni menjadi Dirjen PAUD dan Dikmas ada
dua kesan mendalam yang masih saya ingat sampai
sekarang.

Pertama, saat rapat bersama seluruh staf di bagian
keuangan. Kala itu saya diberikan kesempatan untuk
menjelaskan proses bisnis di bagian keuangan. Jika yang
lain hanya secara lisan, maka saya menjelaskan melalui
tulisan di papan tulis. Bagi saya yang sangat mengesankan
ketika ibu mengatakan bahwa saya pantas menjadi kabag
keuangan padahal saya baru ijin menjelaskan dengan papan
tulis. Sempat saya berfikir seolah-olah penjelasan saya akan
dapat diterima, walaupun blm terjadi. Apresiasi dan support
tersebut begitu berharga bagi saya. Terus terang mampu
membangkitkan kepercayaan diri saya, walaupun saya
seringmerasa minder dengan yang ada pada saya kala itu.

Kedua, saat rapat tim SPI bersama dirjen beserta
sesditjen. Saat itu saya menyampaikan program SPI yang
belum berjalan yaitu menyelenggarakan Pelatihan Kantor
Sendiri (PKS) dengan narasumber dari masing-masing
bagian dan direktorat untuk meningkatkan pemahaman
dan kompetensi SPI. Saya merasakan Ibu Reni selaku dirjen

83

dan ibu Ella sebagai sesditjen begitu sangat cocok dan
mendukung program PKS itu, walaupun belum
terlaksana. Kesan mendalam terhadap ibu Reni ketika ada
pernyataan senang jika rapat ada saya karena selalu ada ide-
ide baru yang dapat dilaksanakan. Saya juga merasa bangga
ketika diminta membuat surat yang ditandatangani Dirjen
untuk dikirim ke Setjen yang isinya minta klaas jabatan
tersendiri untuk SPI agar tidak sekedar tugas tambahan,
akan tetapi tugas tersendiri seperti klass jabatan yang lain.
Tujuannnya agar SPI bisa berperan sesuai tugas dan
fungsinya.

Demikian kesan mendalam saya tentang ibu Reni.
Sebenarnya masih banyak kesan dan inspirasi yang saya
petik. Ibu Reni itu sosok yang senantiasa berbicara terbuka
dan seakan-akan mampu membaca apa yang terjadi di
sekitar dengan cepat. Mungkin karena ibu Reni seorang
psikolog sehingga mampu membaca kepribadian orang
sekitar dengan cepat dan mendekati kebenaran.

84

Hubungan Kami Sudah Seperti Keluarga

Kak Seto

Saya mengenal Ibu Prof.Dr.Reni Akbar Hawadi,
Psikolog, sudah sejak tahun 1976. Yaitu saat beliau masih
menjadi mahasiswa tingkat Persiapan di Fakultas Psikologi
UI. Sebagai seorang mahasiswa yang cukup aktif dalam
berbagai kegiatan, beliau juga ikut aktif mengasuh anak-
anak di lembaga PAUD “Istana Kanak-kanak” yang saya
dirikan di Taman Ria Monas – Jakarta Pusat.

Kak Reni, demikian panggilannya saat itu, saya kenal
sebagai mahasiswa yang aktif, cerdas dan kreatif. Ide-
idenya senantiasa mengalir saat diajak untuk berdiskusi
mengenai berbagai program kegiatan yang menyenangkan
bagi anak-anak usia dini tersebut.

Persahabatan kami terus berlanjut sampai dewasa.
Bahkan hubungan kami sudah seperti keluarga layaknya.
Saya sering datang dan bertemu dengan anggota
keluarganya. Termasuk juga dengan Bang Idjul, suaminya.
Beberapa kali saat merayakan ulang tahun putra-putrinya,
saya pun sering diundang untuk menghibur anak2 dengan
bernyanyi, mendongeng dan bermain sulap.

Pada saat saya mau menikah, Kak Reni bersama Bang

85

Ijul pun ikut menemani saya saat upacara lamaran. Satu
kenangan yang tak mudah saya lupakan kemudian adalah
saat Kak Reni membujuk saya untuk bersedia melanjutkan
pendidikan saya ke jenjang S-2 dan kemudian lanjut ke
jenjang S-3.

"Kamu mungkin sudah banyak dikenal orang, tapi
sayang bila hanya berhenti di jenjang S-1 saja. Ayo dong,
lanjut terus sampai ke jenjang S-2, bahkan sampai ke S-
3...!!"ajaknya memberi semangat.

Akhirnya berkat dorongan dan juga informasi-
informasi yang dia berikan, saya berhasil mengikuti
programS-2 dan S-3 di Universitas Indonesia.

Karir Kak Reni sendiri terus melesat. Setelah sama-
sama berhasil menamatkankan program S-3, tak berapa
lama kemudian saya mendengar bahwa Kak Reni sudah
berhasil dikukuhkan sebagsi Guru Besar di Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.

Sebagai senior dan sekaligus juga pernah sama-sama
aktif berkecimpung di dunia pendidikan anak usia dini
(PAUD), saya pun merasa ikut bangga serta sangat
bersyukur saat mendengar bahwa dia kemudian berhasil
dipercaya menjabat sebagai Direktur Jenderal PAUDNI
(Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Non Formal dan
Informal) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

86

Sungguh sebuah prestasi yang luar biasa...!
Tentu selain berkaitan erat dengan prestasi

akademiknya yang cemerlang, juga sangat lekat dengan
pengalaman-pengalaman praktisnya saat aktif mengajar di
PAUD "Istana Anak-anak" Taman Ria Monas pada jaman
mahasiswa dulu itu.

Demikian sekilas kenangan saya bersama Kak Reni,
seorang sahabat yang penuh perhatian, senang menolong,
dibalik penampilannya yang cerdas, kreatif dan tetap
rendah- hati. Kak Reni yang kemudian kita kenal sebagai
psikolog handal dengan nama lengkap: Prof. Dr. Reni
Akbar Hawadi,MSi, Psikolog.

Maju terus dan sukses selalu, Kak Reni.

87

Dosen Sekaligus Menjadi Anak Didik dan Sahabat

Dr. Pudji Astuty, S.E.,M.M

Kala tahun 1995 Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas Borobudur berdiri, perkuliahan di Pascasarjana
ada sosok wanita keibuan, beliau adalah ibu Dr. Reni
Akbar-Hawadi.....Ibunda mengajar di konsentrasi Sumber
Daya Manusia beliau mengajar di pascasarjana pada tahun
1997, yang biasa beliau mengajar matakuliah sumber daya
manusiadan evaluasi kinerja.

Pada saat beliau mulai mengajar saya masih menjadi
mahasiswa dan saya masih mahasiswa di konsentrasi
keuangan, saat itu saya masih bekerja di Fakultas Ekonomi.
Pada tahun 1997 saya lulus dari Magister Manajemen dan
saya dipindah di program Magister Manajemen.

Semenjak saya di Magister Manajemen saya mengenal
ibu Reni yang penuh semangat dan tidak pernah lelah.
Beliau aktif di kampus UI dan masih bisa mengajar di
Magister Manajemen Universitas Borobudur di Kampus A
JlRaya Kalimalang.

Waktu yang tersedia untuk mengajar setiap hari Jumat,
beliau penuh komitmen....mengajarnya disukai oleh

88

mahasiswa-mahasiswa pasca. Beliau smart dan cool
berjiwamuda mahasiswa diajak bersahabat walaupun beliau
setiap mengajar mahasiswa bilang setiap hari ada tugas
lapangan dan diskusi namun jika didalam kelas menurut
mahasiswa penuh keibuan walaupun disiplin namun banyak
memberikan motivasi kepada mahasiswa Magister
Manajemen sehingga jika jadwal bunda Reni mahasiswa
di kelas penuh sayang sepertinya jika tidak hadir dikelas
jika bu Dr.Reni mengajar.

Saya sebagai Ketua Program selalu menjadwalkan
bunda Reni agar mahasiswa-mahasiswa saya tetap
semangat,saya dengan bunda Reni menganggap kakak yang
bisa memberikan semangat........beliau di lantik sebagai
Prof....saya datang dan bunda Prof.Dr.Reni menjadi motivasi
saya.....dan memberikan inspirasi supaya bisa seperti bunda
Reni. Beliau sibuk di pemerintahan menjadi dirjen,
mengajar di UIdan masih bisa meluangkan waktu mengajar
di Magister Manajemen di Kampus C di Jalan Pemuda No
7., Rawamangun, Jakarta Timur. Sosok Prof.Dr.Reni tetap
rendah hati tidak memilih untuk berteman dan bijak jika
minta pandangan.

Prof. Dr. Renny sosok sederhana , menyenangkan,
gaul,smart dan cool walau sekarang sudah pension masih
tetap mengisi waktu dalam memberikan ceramah di

89

bidang psikologi semoga bunda renny tetap sehat panjang
umur dan bahagia barokah bersama keluarga usia beliau
sangat dimanfaatkan...........saya sebagai anak didik
beliau juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
Prof.Dr Renny bisa berkontribusi di Magister Manajemen
Borobudur. Akhir kata ilmu yang diberikan kepada beliau
sangat bermanfaat bukan pada seseorang tapi banyak
orang sekali lagi sukses untuk bunda Prof.Dr.Renny.

90

Pendidik dan Manajer yang Memiliki Percaya Diri,
Kompetensi, Disiplin, Gigih dan Perfect

Siswo Wiratno

Dia adalah Prof.DR.Reni Akbar Hawadi….Saat itu. Di
tahum 2000, saat saya masih bekerja di Pusat Inovasi
(Pusinov), Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
dan Kebudayaan(BP3K), Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas)/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan….
sebagai salah satu Kepala Bidang (Bidang Inovasi
Pendidikan Menengah Kejuruan), saya mendapat
kesempatan mengikuti pendidikan S2 atas biaya sendiri di
Universitas Borobudur, Program Studi Magister
Manajemen Sumberdaya Manusia (2000-2002)….inilah
awal saya bisa berkenalan dengan beliau.

Saat itu angkatan saya berkesempatan mendapatkan
dosen-dosen tamu yang cukup hebat dikenal di masyarakat
pada umumnya… seperti Mantan Kepala BKN/BAKN
Bapak Sofyan Effendi, salah satu anggota pimpinan KPK
Bapak Mochamad Jasin dan juga beberapa Profesor dari
Universitas Indonesia, salah satunya adalah beliau
Prof.DR.Reni Akbar-Hawadi yang saat itu memberi
Mata Kuliah Penilaian Kinerja di Program Studi MM
SDMUniversitas Borobudur, Jakarta.

91

Awal perkenalan saya dengan beliau…sungguh
berkesan. Saat itu kuliah perdana Mata Kuliah Penilaian
kinerja…saat itu sekitar jam 16.00 …jam 4 ( empat)
sore…..memang program kuliah saya memang siang
sampaimalam ( kebanyakan mahasiswa sudah bekerja, baik
sebagai PNS ataupun karyawan swasta ).

Tidak seperti biasanya dosen lainnya…Beliau
langsung bertanya :” Siapa Ketua Kelas disini ?”

Tiba-tiba tanpa dikomando teman2 saya sekelas
menyebut saya secara serempak : “ Pak Siswo Wiratno!”…
saya juga agak terkejut…. Tapi saya timpali : “ Siap
Ibu!”….akhirnya saya seterusnya jadi ketua kelas di
angkatan saya.

Semua komunikasi tentang informasi kegiatan
perkuliahan antara mahasiswa dengan dosen melalui saya.
Sehingga saya bisa kontak langsung dengan beliau. Itulah
perkenalan awal dengan beliau.

Masih berkaitan perkuliahan pertama mata kuliah
Penilaian kinerja oleh beliau Prof DR.Reni Akbar
Hawadi…saat beliau hadir …kalau tidak salah ….beliau
memakai baju putih, celana panjang putih, kerudungn
putih…Pokoknya….anggun…suara bicaranya jelas…
tegas… lugas! mengawali kuliahnya, beliau menyampaikan
: “siapkan selembar kertas, tuliskan jawabanpertanyaan ini :

92

“1, apa yang dimaksud Penilaian kinerja?”, 2. Bagaimana
cara melakukan Penilaian Kinerja?” ( diberi waktu kira2 10
menit).

Hampir semua mahasiswa yang berjumlah sekitar 20
orang pada saling memandang ( mungkin kaget dengan
gaya perkuliahan beliau, dan sepertinya mahasiswa tidak
siap dengan cara itu )…..Ternyata dari diskusi hasil pretest
tersebut, perkuliahan berjalan lebih hidup dan dinamis…..
Yang semula mungkin mahasiswa menganggap dosennya
“tertutup“, galak” atau “killer”…ternyata beliau sebagai
dosen/ pendidik lebih terbuka, demokratis, dan
dinamis…hal ini mencairkan suasana hubungan mahasiswa
dan dosen….

Dalam perjalanan perkenalan saya dengan beliau yang
awalnya sebagai penghubung mahasiswa –dosen diProgram
Magister , Universitas Borobudur Jakarta itupun berlanjut
dalam diskusi pekerjaan….tidak tahu ada link apa…Yang
jelas, selama mengikuti perkuliahan beliau dan komunikasi
sebagai penghubung sebagai ketua kelas
angkatan….sepertinya saya ada kecocokan …dalam cara
berfikir, dalam bertindak dan bekerja.

Pada awalnya, setelah saya lulus dari S2 Program MM
SDM , Universitas Borobudur 2002, saya sering diajak
diskusi berbagai hal khususnya bidang pendidikan sesuai

93

pengalaman saya selama kerja di Balitbang,
Kemdikbud ( kebetulan saya pernah di Pusat Kurikulum,
Pusat Inovasi pendidikan, Pusat Penelitian kebijakan, dan
Tim Penyusun Rancangan Peraturan Per-Undang-
Undangan Bidangpendidikan ).

Gedung Pola di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta
Pusat, dimana Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia dikumandangkan, merupakan awal diskusi
(2003) dengan beliau dan Tim Kerjanya, termasuk suami
beliau Bapak Zulkifli Akbar (dari Kementerian Negara
Pemuda dan Olah Raga R.I)…pertama kali saya memasuki
Gedung bersejarah tersebut…dimana disitu ada ruang
khusus Koleksi Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan,
dan PresidenPertama RI. Saat itu, tahun 2003 Gedung Pola
digunakan untuk salah satunya menjadi Kantor Sekretariat
DPP KORPRI.

Bu Reni saat itu menduduk jabatan selaku Ketua
Departemen Pemberdayaan Perempuan Dewan Pimpinan
Pusat Korps Pegawai Negeri (DPP KORPRI). Saya
diundang dalam diskusi pertama… beliau ingin
membangun Hot Line Korpri seluruh Indonesia….disitu
ada perwakilan dari berbagai instansi pemerintah seperti
Kemhan, Lemhanas,BPN, BIN, dan Kementerian/Lembaga
lainnya….Disinilah melihat sosok beliau yang bisa

94

memimpin berbagai kalangan dengan berbagai instansi dan
latar belakang.

Disitulah saya mulai berkenalan dengan bergagai
kalangan lebih luas dan bisa belajar berdiskusi, memimpin
rapat, membuat perencanaan lebih lanjut, dan
mengeksekusi hasil pertemuan atau diskusi…. Pelajaran
kongkrit dari pertemuan bersama beliau adalah belajar
dalam membuat suatu kebijakan dan implementasi
kebijakan serta monitoring dan evaluasinya/
monev….Disamping itu, pengalaman ini akhirnya bisa
dibawa diskusi dalam pembahasan Penyusunan Rancangan
Undang-Undang Gerakan Pramuka dikemudian hari
(Kebetulan suatu saat saya bersama suami beliau Bapak
Zulkifli Akbar yang saat itu Sekretaris Tim Penyusun
Rancangan Undang-Undang Gerakan Pramuka dari
Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga R.I duduk
dalam satu Tim Penyusun Rancangan Undang-Undang
Gerakan Pramuka di Kemdikbud ) …. saya bisa belajar
banyak hal dari beberapa pertemuan di Gedung Pola
ini….Puji Tuhan.

Ternyata pelajaran kongkrit dari beliau tidak sampai
disini…Suatu saat saya bertemu di suatu rapat dengan
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) ,
Kemdikbud, yang membahas tentang Pendidikan Khusus,

95

khususnya Pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa ( atau sering disebut
: Pendidikan Anak Berbakat )….Ternyata beliau adalah
salah satu ahlinya ….sehingga disitupun saya menjadi
bertambah ilmu tentang pendidikan khusus tersebut,
terlebih saya selainikut Tim pengembang Pendidikan Anak
Berbakat (saat bertugas di Pusat Kurikulum, Balitbang,
Kemdikbud) dan sebagai Tim Penyusun Rancangan
peraturan Perundang- undangan Bidang Pendidikan, saya
juga belajar banyak dari berbagai pertemuan / diskusi
bersama beliau terkait Pendidikan Khusus dan pendidikan
layanan Khusus (PKLK). Disini saya semakin jelas melihat
profil beliau….selain beliau sebagai dosen/ pendidik, juga
sebagai kordinator/ pemimpin gugus tugas, juga sebagai
ahli/ nara sumber.

Dari pemikiran beliau dan hasil diskusi/pertemuan
bersama beliau dapat ditindak lanjuti dengan penyusunan
Pedoman Pembinaan bagi sekolah/ satuan pendidikan yang
akan melaksanakan Program Pendidikan Khusus,
khususnyaProgram Pendidikan bagi yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa sebagai pelaksanaan amanat
Undang- Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 32 ayat 2 terkait
pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang

96

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Di kesempatan lain saya diajak/ diundang dalam

pertemuan bersama para psikolog muda dan mahasiswa

beliau di Kampus UI Salemba di satu ruang kerja beliau

(saat itu beliau menduduki jabatan Ketua Program Studi

Kajian Timur Tengah Program Pascasarjana Universitas

Indonesia) membahas suatu Rancangan

Penelitian/Pelacakan penyebaran Anak Berbakat di
Indonesia”…..sungguh pelajaran bagus dari beliau yang

menghimpun para psikolog muda untuk bisa melacak

keberadaan para lulusan anak berbakat dari semua daerah,

dengan tujuan studi untuk bisa memberdayakan para Anak
Berbakat bagi kepentingan nasional….Idenya sungguh
brilian…. Tidak hanya hanya berhenti pada pelayanan

pendidikan bagi anak berbakat saja tetapi lebih jauh

bagaimana potensi tersebut dapat diberdayakan untuk

pembangunan bangsa! Dan Rancangan tersebut bisa

diwujudkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah dikemudian hari…Sungguh luar biasa kegigihan

Tim beliau bisa mempresentasikan rancangan penelitian
tersebut kepada instansi yang tepat…Hal menarik dari Tim
Psikolog beliau… masih muda-muda, energik, dan

sepertinya juga anak berbakat (?).

Dari pertemuan dengan beliau dan timnya, saya

97

belajar dari beliau bagaimana memberdayakan anak-anak
muda yang potensial, untuk membangun dan menggerakkan
energi, kerja dan cita-cita positif, secara serius dan
sungguh- sungguh untuk ikut terlibat dalam membangun
bangsa …Sungguh besar integritas beliau membawa timnya
untuk kepepentingan nusa dan bangsa.

Sungguh dahsyat getaran dan gelombang yang
digerakkan beliau….Saya jadi semakin yakin dugaan saya
bahwa Beliau adalah termasuk “Anak Berbakat” / seseorang
yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa!

Beliau bukan hanya pendidik yang hebat, terbuka,
demokratis, dan dinamis tetapi juga Manajer yang memiliki
percaya diri yang tinggi,kompetensi, disiplin, gigih, perfect
dan memiliki integritas yang tidak perlu
disangsikan….Semoga Beliau selalu dalam Berkat dan
Karunia Tuhan. Aamiin…

98

Selalu Bersemangat dan Inspiratif

Prof.Dr. Sudarsono Hardjosoekarto,S.H.,M.A.,Ph.D

Cukup dengan frasa “selalu bersemangat, dan
inspiratif” untuk menggambarkan sosok sahabat dekat saya
Prof. Reni Akbar-Hawadi. Sudah cukup lama kami
bersahabat, tepatnya sejak pra-jabatan awal dekade 80-an
yang lalu, saat itu CPNS Reni memang selalu bersemangat
mengikuti setiap sesi pembelajaran pra jabatan. Prof Reni
dari Fakultas Psikologi UI, saya dari FISIP UI. Bukan
hanya bersemangat, Prof Reni juga aktif dengan ide-ide
yang dapat menjadi bahan belajar bersama sesama dosen
CPNS UI dari berbagai fakultas di lingkungan UI.

Tidak semua yang mengikuti prajabatan satu angkatan,
seingat saya hampir 50 orang dosen CPNS, yang saat ini
dapat mencapai jenjang jabatan akademik guru besar. Prof
Reni termasuk yang dapat mencapai jenjang akademik guru
besar, bahkan dalam masa yang relatif lebih awal dibanding
teman-teman satu angkatan. Hal ini secara personal sudah
saya perkirakan, bahwa CPNS Reni waktu itu, suatu saat
kelak akan dapat mencapai jenjang akademik guru besar.
Setelah selesai pendidikan prajabatan, kami disibukkan
dengan tugas-tugas rutin di fakultasnya masing-masing.

99


Click to View FlipBook Version