Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah
TEATER
Penerbit
Taman Budaya Jawa Tengah
Agustus 2019
1
Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah
TEATER
All Rights Reserved
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Edisi
Cetakan Pertama, Agustus 2019
Sampul
Hikozza
Tata Letak
W. Wharèk AM
Penyusun
Turah Hananto, Eskha Dody Pratomo,
Afif W. Farosa, dkk
Penyunting
Wijang J. Riyanto
Penerbit
Taman Budaya Jawa Tengah
Agustus 2019
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah
dengan tema “Teater” dapat diselesaikan dengan lancar dan
baik, yang ditandai dengan penerbitan buku Inventarisasi Data
Kesenian Jawa Tengah “Teater” yang memuat data sejumlah 40
kelompok sanggar teater dari berbagai kabupaten/kota di Jawa
Tengah.
Namun, kami menyadari, belum semua sanggar teater
yang ada di kabupaten/kota di Jawa Tengah bisa dihimpun
dalam buku ini, mengingat keterbatasan yang ada. Akan tetapi,
kami akan tetap melakukan pendataan semacam ini di tahun-
tahun mendatang, sehingga nantinya seluruh sanggar teater
yang ada di kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat didata
dengan baik.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Budaya Jawa
Tengah melalui Seksi Pelestarian Seni berlangsung selama dua
hari berturut-turut, mulai tanggal 26 sampai dengan 27 Agustus
2019, meskipun sesungguhnya pengerjaan pengumpulan dan
pengolahan datanya telah dilakukan jauh-jauh hari
sebelumnya, baik melalui berbagai referensi pustaka, dukumen-
dokumen pementasan, maupun informasi yang tersebar di
berbagai media sosial.
Penerbitan buku Inventarisasi Data Kesenian Jawa
Tengah “Teater” ini merupakan upaya dari Taman Budaya Jawa
Tengah melalui Seksi Pelestarian Seni untuk dapat
menginventarisasi kelompok sanggar teater yang ada di Jawa
Tengah, dan atau setidak-tidaknya kelompok sanggar teater
yang pernah berpentas menyajikan karya-karyanya pada
kegiatan yang diselenggarakan oleh Taman Budaya Jawa
Tengah.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, terutama
3
kepada para narasumber Turah Hananto, Eskha Dody Pratomo,
Afif W. Farosa, dkk) dan semua pihak yang telah membantu
dan berperan serta aktif demi terlaksananya kegiatan
Inventarisasi Data Kesenian Jawa Tengah “Teater”.
Harapan kami, semoga penerbitan buku ini mampu
memperkaya khazanah data kesenian Jawa Tengah, khususnya
terkait dengan keberadaan sanggar teater, sekaligus dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada seluruh
masyarakat yang membutuhkan informasi terkait data
kelompok sanggar teater.
Surakarta, Agustus 2019
An. Kepala
Taman Budaya Jawa Tengah
Kepala Seksi Pelestarian Seni
Drs. Wijang Jati Riyanto
NIP. 19640905 199303 1 005
4
DAFTAR ISI
[03] PENGANTAR
[05] DAFTAR ISI
[07] Ambarawa: Teater Seribu Wajah
[09] Brebes: Teater Sembung Senggani
[10] Gemolong: Kelompok Teater Pacelathon
[11] Jepara: TeraSS
[12] Karanganyar: Kelompok Bandul Nusantara
[14] Kendal: Teater Semut
[19] Klaten: Teater Gedheg
[21] Kudus: NjawaTeater
[23] Kudus: Teater DJARUM
[25] Magelang (Kabupaten): Mendut Institute
[27] Pati: Teater Gong Gabus
[29] Pati: Teater Minatani
[32] Purbalingga: Teater KATASAPA
[35] Purbalingga: Teater Gelas
[37] Purwokerto: Kolektif KMJ (Kaleng Merah Jambu)
[40] Purwokerto: Komunitas kie BAE
[42] Purwokerto: Sanggar Seni Blakasuta
[45] Purwokerto: Sedulur Pantomim Purwokerto
[46] Salatiga: Teater Debunk
[48] Semarang: HAE Theater (Teater Himpunan Alumni
Emka)
[50] Semarang: Dramalab
[52] Semarang: Komunitas Panggung
[54] Semarang: Teater Lingkar
[58] Sragen: Teater SS (Serambi Sukowati)
5
[60] Surakarta: Kelas Akting Rumah Banjarsari
[62] Surakarta: Komunitas Rumah Singgah (KRS)
[63] Surakarta: Sanggar Pasinaon Pelangi
[65] Surakarta: Sanggar Seni Kemasan Surakarta
[67] Surakarta: Teater Akar
[69] Surakarta: Teater EKS
[72] Surakarta: Teater Gidag Gidig
[75] Surakarta: Teater Lungid
[78] Surakarta: Teater Nol
[79] Surakarta: Teater Sandilara
[81] Tegal (Kabupaten): Teater Cangkir
[83] Tegal (Kabupaten) : Teater Gemblong
[85] Tegal (Kabupaten) : Teater Genting
[86] Tegal (Kota) : Teater Qi
[91] Tegal (Kota) : Teater RSPD
[95] Wonosobo: Teater Kahyangan
6
Ambarawa
Teater Seribu Wajah
Teater Seribu Wajah berdiri pada tgl 30 april 2016. Kelompok
ini di motori oleh beberapa pekerja teater di Ambarawa, antara
lain Winda, Daniel, Irsan dan Agus. Kegiatan utama kelompok
ini adalah teater, pantomim dan film.
Beberapa karya pementasan antara lain: Kapai-Kapai
karya Arifin C. Noer, Monolog Perempuan dan Kursi Roda,
Monolog judul Dua Cinta karya N. Riantiarno, Monolog ABU
karya Godan dipentaskan pada Hatedu Solo, Teaterikal Rawa
di Festival Lima Gunung XVIII pemain Winda, Pementasan
pantomim di Festival Rawa Pening, dll.
7
Beberapa kegiatan yang diselenggarakan antara lain SPBu
(Sesrawungan Padhang Bulan), Latihan rutin, Workshop
Pantomim, PMP (Parade Monolog Perempuan) ke 4 dan 5,
terlibat dlm beberapa antologi puisi, dll.
Teater Seribu Wajah Ambarawa beralamat di Jl. Naryo
Atmaja. RT. 01, RW. 01 Panjang, Ambarawa. Contact Person:
082228248146 dan 081229709183
8
Brebes
Teater Sembung Senggani
Kelompok Teater Sembung Senggani yang berasal dari Desa
Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes ini berdiri
pada Tanggal 30 Maret 2017. Kelompok ini merupakan Devisi
Teater dari Komunitas Sokandana.
9
Gemolong
Kelompok Teater Pacelathon
Kelompok Teater Pacelathon Gemolong, berdiri di Gemolong
pada 10 November 2014. Kelompok ini pernah mementaskan
beberapa naskah, antara lain Samadi, Wek-Wek, Eng Ing Eng,
Serigala Sakit Gigi, Dhemit, Barisan Terik Tempe, Ealah, dll.
Teater
Pacelathon ini sering
mengisi pentas di
berbagai acara,
diantaranya pentas
di Taman Budaya
Jawa Tengah pada
acara Festival Seni
Jawa Tengah Tahun
2018. Kelompok ini
juga pernah meraih
Juara 1 Monolog dalam Festival
Teater Jawa Tengah pada April
2019.
Contact person: 085601418009
10
Jepara
TeraSS
Kelompok Teater TeraSS Jepara mulai aktif pada tahun 2014.
Beberapa kegiatan yang pernah dilakukannya, antara lain
berpuisi dari pagi sampai pagi (2014), Workshop Teater se-
Jepara (2016), men-
jadi peserta Parade
Monolog Perempuan
di Ambarawa (2017),
Workshop Teater se
Jepara (2017), Pang-
gung Teater Kudus
(2017), serta Pentas 7
Kota (Jepara, Kudus,
Semarang,
Pekalongan, Tegal,
Purwokerto, dan Banjarnegara) pada tahun 2018-2019.
Kontak: Abdi Munif (083853011371)
11
Karanganyar
Kelompok Bandul Nusantara
Kelompok Bandul Nusantara, berdiri 12 Februari 2009, adalah
sebuah kelompok kesenian (teater) independen yang dibentuk
pada tanggal 12 Februari 2009. Kelompok ini diprakasai oleh
orang-orang yang pernah dan masih tergabung dalam
kelompok teater lain. Perekrutan anggota bersifat fleksibel.
Otoritas klaim keanggotaan dalam Kelompok Bandul Nusantara
terletak pada anggota itu sendiri dalam artian, siapa pun yang
pernah terlibat proses dengan kelompok ini boleh menyatakan
sebagai anggota atau bukan tanpa suatu seremonial khusus.
Pekerjaan
utama Kelompok
Bandul Nusantara
adalah wedangan
sedangkan pe-
kerjaan sam-
pingannya adalah
mempelajari nas-
kah untuk kemu-
dian dipentaskan
sebagai suatu per-
tunjukan. Dalam
wedangan, kelompok ini berusaha fokus untuk membicarakan
kesenian.
Di samping itu, pekerjaan sampingan lain dari anggota
dapat bermacam-macam. Sejauh ini mereka yang tergabung di
dalamnya terdiri dari pelukis, mahasiswa, pekerja seni,
karyawan/buruh, anak sekolah, wiraswasta, peternak, petani,
dan pengangguran.
12
Pementasan
Dunia Orang-
Orang Mati adalah
pertunjukan per-
tama kali bagi
kelompok ini.
Kelompok Bandul
Nusantara tidak
merumitkan diri
dengan persoalan
visi dan misi yang
’ngoyoworo’, me-
reka hanya ingin berkesenian.
Pernah berpartisipasi dalam Mimbar Teater Indonesia
2013. Adapun riwayat pementasannya, Dunia Orang-Orang
Mati (2009), Titik-Titik Hitam (2010), Madekur & Tarkeni
(2011), Kamit (2011), Bukan Untuk Bersedih (2012), dan Leng
(2013).
Kelompok ini bermarkas Jl. AW Monginsidi No 40,
Karangrejo RT 01/RW 06, Karanganyar. 57711. Utara MAN 1
Karanganyar. No. telp 0271-6491044. Contact Person:
089695743555/ 08566330387 (WhatsApp/telp)
13
Kendal
Teater Semut
Teater Semut adalah sebuah komunitas teater yang berdiri di
Kendal pada tanggal 4 Oktober 1981. Pendirian komunitas ini
diprakasai oleh Bambang Suseno dan Aslam Kussatyo beserta
teman-teman lainnya, seperti Noeng Runua (seorang sastrawan
yang juga berteater, kini menjadi redaktur RCTI), Haryo Suseto
(kakak Bambang Suseno, kala itu aktif di musik), Moh Isnaini
(sekarang menjadi guru di Wonogiri), Qomaruzzaman Effendi
(sekarang jadi pegawai PT Pos di Kisaran) dan Abdul Khamid
(alm), yang memiliki kegelisahan sama atas kondisi
berkesenian di daerahnya ketika itu. Peresmian pendiriannya
dilakukan di Balai Kesenian Remaja Kendal. Berdirinya
komunitas baru ini oleh beberapa pihak dianggap sebagai salah
satu penyebab ‘mati’-nya Kelompok Studi Seni Remaja Kendal
(KSSRK) yang dikomandani Gunoto Saparie (seorang
sastrawan). Komunitas baru dibentuk sebagai media
14
pengembangan ekspresi dan kreativitas generasi muda dalam
bidang seni.
Nama komunitas Teater Semut sendiri dipilih semata
mengambil filosofis semut, binatang kecil yang selalu guyub
dalam berbagai hal; selalu saling menguatkan dan meneguhkan
antar-mereka; penuh rasa kekeluargaan dengan daya hidup
yang luar biasa; punya tekad dan kemampuan membela serta
mempertahankan diri yang sangat hebat pula.
Qomaruzzaman Effendi adalah Ketua (pertama) Teater
Semut Kendal. Adapun sistem keanggotaannya yang bebas dan
terbuka, menjadikan banyak remaja terlibat di dalam Teater
Semut, seperti pelajar SMP, SMA, beberapa mahasiswa,
karyawan dan pencari kerja. Kehadiran mereka sangat dinamis,
dengan banyak minat dalam berbagai bidang seni, sehingga
tidak hanya seni teater saja yang dikelolanya, melainkan juga
seni lainnya, seperti sastra, musik, bahkan tari.
Dalam bidang
sastra, hampir seluruh
pegiat Teater Semut aktif
juga nulis di koran.
Dalam bidang musik,
Teater Semut pernah
menjadi Juara II Vocal
Group se-kabupaten
dalam Lomba Vocal
Group yang di-
selenggarakan oleh
Pemda Kabupaten
Kendal. Beberapa kali aktif mengikuti pergelaran vocal group
kala itu. Dalam bidang teater pun para anggota terus menempa
diri, di bawah pelatih Bambang Suseno dan Noeng Runua.
Garapan pertunjukan teater yang pertama dilakukan oleh
Teater Semut menggarap “Perawan di Sarang Penyamun” karya
Motinggo Busye dengan sutradara Noeng Runua. Pementasan
pertama ini dilaksanakan dengan tajuk Pentas Kawin Teater
Lingkar Semarang dan Teater Semut Kendal, dilaksanakan di
Gedung Sasana Budaya (sekarang GOR Bahureso) Kendal.
15
Teater Semut juga mengembangkan diri dalam bidang
lawak. Bambang Suseno, Khoirudin Susanto, Abdul Khamid,
Qomaruzzaman Effendi, Marliantina dan (sesekali) Aslam
Kussatyo, mencoba-coba dunia lawak. Kelompok ini sering
keluar-masuk desa menerima ‘tanggapan’ masyarakat yang
mengadakan hajatan. Beberapa kerjasama dengan
lembaga/instansi lain pun dilakukan, misalnya, dengan BKKBN
melalui siaran penyuluhan KB di TVRI. Sayang, kegiatan itu
hanya berlangsung satu kali.
Jabatan Ketua Teater Semut berikutnya digantikan oleh
Bung Abdul Majid, kemudian digantikan oleh Bung Edi Susilo.
Dalam periode ini, Teater Semut menyiapkan tiga buah naskah
paket (sewaktu-waktu siap pentas dan ‘ditanggap’), yaitu
Pinangan, Madu, dan Mahkamah di Seberang Maut. Namun,
paket-paket ini akhirnya terbengkalai.
Sekitar tahun 1986, Teater Semut hampir lumpuh akibat
krisis anggota dan kehilangan induk semangnya. Akhirnya,
ditunjuklah Aslam Kussatyo menjadi ketua. Bersama Bung
Munawier Hussain, mereka bersepakat tetap menghidupi
komunitas ini dengan segala resikonya. Untuk mengatasi
kesulitan pendanaan, mereka berdua (selanjutnya Bung Singgih
Prasetyono ikut bergabung), kami mendirikan TEESKA
ENTERTAINMENT. Lembaga ini bersifat profit dan diarahkan
menjadi event organizer dalam berbagai bidang. Tujuan
utamanya berusaha secara sah dan halal mencari dana untuk
menghidupi Teater Semut.
Selanjutnya komunitas Teater Semut ini melaksanakan
penggarapan Wot Atawa Jembatan karya ANM Massardi, juga
menyiapkan beberapa naskah paket dengan pemain dan
sutradara baru. Paket itu berupa empat buah naskah, yaitu
Kebebasan Abadi, Pinangan, Orang Kasar, dan Korban.
Beberapa kali paket garapan tersebut ditanggap, hingga
beberapa kali keliling ke sekolah, desa-desa dan instansi yang
membutuhkan.
Teater Semut juga mulai kami adakan acara Lomba Baca
Puisi se-Kabupaten Kendal memperebutkan Trophy Bergilir
Bupati Kendal. Selanjutnya mulai sekitar tahun 1994, kegiatan
itu dikemas dalam Gelar Budaya Teater Semut Kendal, dengan
16
jenis lomba dan skop yang lebih luas (se-Jawa Tengah) sampai
saat ini.
Melalui Gelar Budaya ini,
diselenggarakan berbagai jenis
lomba, seperti baca puisi (tingkat
umum se-Jawa Tengah, tingkat
SD, tingkat SMP, tingkat guru se-
Kabupaten Kendal), akting, tulis
puisi, tulis surat cinta, tulis
cerpen, festival teater, bercerita
bahasa Jawa, mewarnai, melukis,
dan sebagainya, juga pentas
teater.
Beberapa anggota Teater
Semut juga menjadi pelatih di
berbagai sekolah. Program ini
mulai dapat terlaksana sejak 1995
hingga sekarang, misalnya: Aslam Kussatyo (1995, MAN
Kendal), M. Nasori (2005, SMA N 1 Kendal), M. Hidayat (2007,
SMKN 1 Kendal), Susilo (2008, SMK NU Al-Hidayah Kendal),
Isrowiyah (2009, SMA Pondok Selamat Kendal) dan
sebagainya. Pada periode ini mulai meluncurkan motto yang
berbunyi: MENGALIR TANPA HANYUT, BERKARYA TANPA
BANYAK KATA.
Pada akhir 2009, dilaksanakan reorganisasi melalui
pemilihan umum yang luber dan Ketua Teater Semut Kendal
dipercayakan kepada Bung Susilo.
Beberapa naskah yang pernah dipentaskan, antara lain,
Anak Perawan di Sarang Penyamun (Motinggo Busye, 1982),
Mahkamah di Seberang Maut (Imam Prakosa), Pinangan
(Anton Chekov), Madu (Anton Chekov), Joko Bodho (Darwin
Khudori, 1984), Ayahku Pulang (1985), Ruang Tunggu (1985),
RT Nol RW Nol (Iwan Simatupang, 1986), Matahari di Sebuah
Jalan Kecil (Arifin C Noor, 1987), Bila Malam Bertambah
Malam (Putu Wijaya, 1988), Roro Ireng (1989), Wot Atawa
Jembatan (Yudhistira ANM Massardi, 1990), Orang-Orang
Malam (Putu Wijaya, 1991), Kebebasan Abadi (CM Nas, 1992),
Korban (Putu Wijaya, 1994), Galur (Aslam Kussatyo, 1995),
17
Orang Kasar (Anton Chekov, 1996), Rintrik (adaptasi Aslam
Kussatyo, 1997), Sang Pemburu
(adaptasi Alex Poerwa, 1998),
Korban (Putu Wijaya, 1999),
Refleksi Keagunganmu (2000),
Garba (Aslam Kussatyo, 2001),
Issyu (Heru Kesawamurti, 2002),
Refleksi Kemerdekaan I (Aslam
Kussatyo, 2003), Garba (Aslam
Kussatyo, 2004), Refleksi
Kemerdekaan II (Aslam Kussatyo,
2004), Konstelasi Tata Warna
(Aslam Kussatyo, 2004), Pentas
Peduli Aceh (Aslam Kussatyo,
2005), Rintrik (Aslam Kussatyo,
2005), Kuda-Kuda (Yudhistira
ANM Massardi, 2006), Refleksi Kemerdekaan III (Aslam
Kussatyo, 2007), Pentas Hari Anti Narkoba (Aslam Kussatyo,
2008), Labirin Sukma (Aslam Kussatyo, Gelar Budaya 2008),
Labirin Sukma (Aslam Kussatyo, Pentas Keliling Empat Kota
2009), Mayat (Putu Wijaya, 2009), Dramatisasi Puisi awal
tahun di Teater Gema IKIP PGRI Semarang (2010),
Dramatisasi Puisi (Seratus Hari Gusdur, 2010), Ketika Iblis
Menikahi Seorang Perempuan (Nicollo Machiavielli, 2010),
Rungkat (Aslam Kussatyo, 2010), dan Belum Tengah Malam
(2011). Sedangkan yang membuat mars Teater Semut Kendal
adalah Mas Prie GS.
18
Klaten
Teater Gedheg
Teater Gedheg didirikan di Jatinom, Klaten, pada tanggal 6 Juli
2016. Sanggar teater ini dibentuk untuk mewadahi para pelaku
seni ,sebagai wahana menuangkan ekspresi, serta dalam rangka
meningkatkan kepedulian masyarakatdi bidang seni, terutama
tentang seni pertunjukan teater.
Nama “Gedheg” diambil karena mempunyai filosofi yang
baik. Dalam bahasa Jawa “gedheg” adalah nama anyaman dari
bambu untuk dinding rumah, bambu yang sudah dianyam
dengan indah, ketika dipasang pada antar tiang rumah, akan
menguatkan rumah tersebut,sehingga rumah tidak goyah dan
tampak indah.
Naskah lakon yang pernah dipentaskan adalah cerita
Dumadine Aksara Jawa (AjiSaka) dalam acara Pelepasan
19
Siswa SD N 2 Temuireng dan Halal bi Halal pada tanggal 8 Juni
2019.
Sanggar ini beralamat di RT.11/RW. 04 Temurejo,
Temuireng, Jatinom, Klaten, dan dipimpin oleh Soleh
Febriyanto, SE, dengan contact person: 085 643176127
20
Kudus
NjawaTeater
Njawa (ejaan lama yang dibaca: nyawa) menjadi satu kata yang
dipakai sebagai nama kelompok teater ini. Yakni teater yang
menjadi nafas hidup atau jiwa bagi manusia-manusia yang ada
di dalamnya yang ingin berkontribusi secara positif bagi
masyarakat. Pemakaian ejaan lama, sekaligus sebagai penanda
bahwa teater ini dilahirkan di kampong halaman bernama
Jawa, dengan segala kultur dan dinamikanya.
Kelompok teater ini berdiri pada 1 Sura 1428
Hijriah/2009 Masehi. Asa Jatmiko menjadi pendiri sekaligus
pimpinan kelompok, dengan anggota, antara lain Sutrimo,
Aconk Sudarmono, Bambang Susanto, Heru Nugroho, Masrien
Lintang Safitri, Purna Irawan, Charis Rochman, Oriale Tan,
Anick Cindyrella, dan Saliem Sabendino.
21
Adapun produksi teaternya, antara lain Dhemit (naskah
karya Heru Kesawa Murti), dipentaskan keliling ke beberapa
kota, yaitu Kudus, Ambarawa, Jepara, Demak, 2012), Endemic
Passion (naskah Asa Jatmiko, 2013). dan Hong (naskah Asa
Jatmiko, dipentaskan di Kudus,2 017).
Kelompok ini juga memproduksi film, antara lain Sketsa
Gelisah Api (naskah karya Asa Jatmiko, 2010), Salah Pilih
(naskah Asa Jatmiko, 2012), Montor Mabur Kertas (naskah
Asa Jatmiko, 2014), Kepak Sayap Terbang Papat (dokumenter,
2015), Kencan (naskah Asa Jatmiko, 2017), Lathi (naskah Asa
Jatmiko, 2017), dan Embun Ramadhan (naskah Asa Jatmiko,
2019).
Kontak Person : AsaJatmiko (081-2287-2180).
Alamat Jl. KelapaSawit V/6, Megawon, Jati, Kudus.
22
Kudus
Teater DJARUM
Teater DJARUM merupakan kelompok seni pertunjukan yang
menjadi wadah ekspresi dan berbagai gagasan estetika para
karyawan PT DJARUM. Kelahirannya ditandai dengan pentas
perdana, 21 April 2003 di GOR Djarum Kaliputu, Kudus,
dengan mengangkat lakon Klenting Kuning Gugat.
Selain memproduksi karya-karya seni pertunjukan,
Teater DJARUM juga rutin menyelenggarakan Festival Teater
Pelajar tahunan dan melakukan berbagai kegiatan sosial di
Kudus. Adapun karya-karya yang pernah dipentaskan, antara
lain Petuah Tampah (Jogjakarta, 2016), dan Nara (Jakarta,
2018)
23
Eksistensi dan geliat Teater DJARUM didasari oleh
kesadaran bahwa teater adalah sebuah pembelajaran untuk
terus hidup dan berkembang, untuk semakin menghargai
manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan, yang tiada
batas dan tiada akhirnya.
IG: TeaterDjarum OFFICIAL, Facebook: Teater Djarum.
Kontak person: Asa Jatmiko (081-2287-2180)
24
Magelang (Kabupaten)
Mendut Institute
Mendut Institute merupakan sebuah organisasi nirlaba yang
bergerak dalam bidang pemberdayaan kegiatan kesenian bagi
masyarakat, khususnya bagi generasi muda yang bertempat
tinggal di Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Mendut Institute berdiri pada tanggal 3 Maret 2010
sebagai bentuk kepedulian terhadap pembentukan dan
pembinaan generasi muda menjadi insan yang berkualitas
dalam bidang seni, khususnya seni teater.
Visi: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya bagi generasi muda melalui kegiatan berkesenian
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
25
Misi: Mengadakan pembinaan dan pelatihan dalam
bidang seni khusunya seni drama/teater.
Contact person: 085848819906 (Nindito Nugroho),
082324907020 (Munier Syalala)
26
Pati
Teater Gong Gabus
Tentang Teater Gong, lahir 13 Juli 1991 sebagai wadah untuk
menampung kreativitas sekaligus media berekspresi anak anak
muda. Di Teater Gong tidak cuma belajar tentang teater tapi
juga memberi kesempatan pada yang gandrung dengan musik.
Keduanya bisa berjalan beriringan dan saling mendukung
ditiap pementasan. Sehingga pada saat menggelar pentas
sendiri hampir pasti kecuali mementaskan Teater juga
menggelar “Musik Gong” selain musik sebagai ilustrasi.
Di awal kelahirannya, kelompok ini menggelar lakon
Ngoyak Ngimpi Memedi Ngoyak dan gelar “musik Gong”,
pentas dengan lakon November Kelabu, musikalisasi puisi
“Gong Bersuara” di halaman SMEA Muhammadiyah Pati,
pementasan Reportoar Piring Panas di Pati, Ilustrasi
Reportoar Piring Panas di Kudus, kolaborasi dengan Teater
Kubur dalam Sandiwara Dol di Gabus, menggelar 25 Tahun
Teater Gong “Sampek Tuek” (berupa Gelar Teater Barabah,
Musikalisasi Puisi, Monolog Demokrasi, Workshop Teater
“Keaktoran”, Musik “Gong”, 31 Oktober 2015 --2 hari),
27
pementasan Barabah (Kudus dan TBJT Solo, 2016), Teaterikal
Puisi “ Sajak Matahari” (Festival Seni Jawa Tengah TBJT, 2017),
dan pentas teater Brug (Festival Seni Jawa Tengah TBJT, 2018).
Melahirkan juga Gagego Musik Kampoeng dengan
karakter musik dan lagu sendiri yang mengangkat alam dan
berbagai sisi kehidupan sosial budaya. Sempat bertandang
diberbagai daerah dan ikut mewarnai diberbagai acara. Terakhir
menggelar Musik & Puisi di Auditorium UMK Kudus (29 Juli
2019).
Alamat: DS. Gabus Rt 04 Rw 08 Kec. Gabus Kab. Pati.
CP: NUR SAM (MOH NUR ZAENI,WA: 089646712073, Telp.:
082 336 576 168); ZUBETH (MOH ZUBAIDI, WA/Telp.: 085
328 342 891)
28
Pati
Teater Minatani
Teater Minatani lahir di Pati pada 9 April 2009. Kami sepakat
jika dalam teorinya teater diturunkan dari bahasa Yunani yakni
Theaomai yang berarti takjub melihat atau memandang. Kami
memang takjub akan hasil laut (mina) dan hasil tanah (tani)
dari Kabupaten Pati. Terlebih bagi kami yang tumbuh dalam
masyarakat dengan hasil laut dan tanah sebagai tumpuan
hidupnya di Kadipaten Pesantenan ini. Hal itu pulalah yang
kemudian menginisiatif kami untuk menjadikannya nama
dalam kelompok teater yang berisikan semangat muda warga
Pati, yakni Teater Minatani.
Selama 10 tahun ini pula kami berkarya, sejumlah karya
berhasil dilahirkan dari rahim kreativitas anggota Teater
29
Minatani. Lakon Penguasa bukan Penguasa menjadi debut
pertama teater umum di Pati ini memulai proses
pengkaryaannya. Proses ini dilanjutkan dengan pentas produksi
Mlongo Koyo Kebo, Orang Kasar, Ranjang Milik Siapa,
Setengah Wajah, Sorr, Ke Ranjang, Getir, Tiyang, Widji, dan
yang terbaru pentas monolog “Plot” yang dimainkan di hari
teater dunia (Hatedu) di Jepara.
Uniknya, dari 11 pentas tersebut sembilan diantaranya
merupakan naskah yang ditulis oleh anggota teater Minatani
sendiri. Sementara Widji disadur dan diadaptasi langsung dari
naskah berjudul Buried Child karya Sam Shepard. Bahkan
Teater Minatani berharap naskah karya sendiri bisa menjadi
ciri khas yang akan menjadi kekuatannya dalam berkarya.
Proses kreativitas anggota teater Minatani memang
diharapkan tak hanya di dunia pemanggungan saja. Namun
juga dibidang sastra.Selain sembilan naskah itu, masih banyak
30
lagi naskah yang belum digarap dan sedang dalam pematangan
untuk kami olah bersama. Selain itu, anggota kelompok teater
kami juga aktif memproduksi karya dalam bentuk puisi, cerpen
serta novel.
Di usia yang beranjak remaja ini pula Teater Minatani
tetap memiliki mimpi. Melahirkan karya yang saling
menghidupi serta tentunya tak lelah menempa diri dengan
terus berproses. Bagi kami proses tak sekadar mencari
gemerlapnya panggung, tapi berkembang bersama. Bersaudara
dalam rasa.
Contact person: 085 641 006 396 atau 081 229 105 605
(Siwigustin/Lurah)
31
Purbalingga
Teater KATASAPA
Komunitas Teater dan Sastra Perwira (KATASAPA) Purbalingga
berdiri pada tanggal 15 Februari 2016. Kegelisahan akan
sepinya aktivitas dan event seni di Purbalingga adalah awal dari
alasan terbentuknya komunitas ini yang dimotori oleh Ryan
Rachman, Trisnanto Budidoyo, dan Agustav Triono.
Ada banyak pegiat seni Purbalingga yang juga ikut
bergabung seperti Windu Setyaningsih (penyair), Teguh
Purwanto (pegiat seni dan sosial), Mey Nurlela dan Arto
Wibowo (pegiat sastra), Ridho (aktor teater), Asha Sucita
(mahasiswi sastra), Sudalmi (guru seni budaya), Banar Sejati
(guru bahasa Indonesia) dan beberapa nama lain. Latar
32
belakang anggota KATASAPA bermacam-macam dari guru,
wartawan, swasta, wiraswasta, mahasiswa, dan lain-lain. Bagi
anggota, sadar bahwa berkesenian bisa memberikan sesuatu,
menyampaikan nilai positif, menyampaikan hal-hal kebaikan
kepada orang lain. Dengan alasan itulah kami pun mencoba
untuk berikhtiar dan konsisten untuk menggebrak seni sastra
dan teater di Purbalingga.
Tanggal 28 April 2016 kami menggelar event yang
pertama “Purbalingga Membaca Chairil Anwar” di panggung
terbuka GOR Mahesa Jenar, Purbalingga. Tidak hanya
pembacaan puisi saja namun ada pementasan fragmen drama,
musikalisasi puisi dan pementasan tari tradisional.
Gelaran KATASAPA yang pertama tersebut melecut
anggota KATASAPA untuk terus berkesenian. Menyusul
kemudian pergelaran-pergelaran seni lainnya yaitu Ngaji
Budaya (2016), Road Show Puisi Memo Anti Terorisme (2017),
33
Lomba Baca Puisi dan Parade Baca Puisi (2017), Penerbitan dan
launching Antologi Cerkak Pedhut neng Gunung Slamet (2017),
Pentas Teater Gendera Neng Ngarep Umah karya Agustav
Triono (2018). Pentas Teater Dua Generasi bersama Teater
Brankas (2018), Musikalisasi Puisi Kopi (2018), Diskusi Cerpen
Bersama sastrawan Yanusa Nugroho (2018), Pentas Teater
Pilihan karya Agustav Triono (2019), Dramatisasi Puisi “Sajak
Sebatang Lisong” karya WS.Rendra (2019), dan Diskusi Teater
bersama Gigok Anurogo dan Trisno 'Pelok' Santoso (2019).
Komunitas ini memiliki susunan pengurus, yaitu Ketua
(Ryan Rachman), Sekretaris (Agustav Triono), dan Bendahara
(Rone Yuliar). Sedangkan bidang-bidang yang dikelolanya,
adalah Sumber daya manusia dan keanggotaan (Trisnanto
Budidoyo), Kepelatihan dan artistik (Guyub), Hubungan
masyarakat (Teguh Purwanto), dan Usaha dan pengembangan
organisasi (Ridho).
Sekretariat: Perumahan Griya Abdi Kencana Jln.Sekar Melati 1
No 1 RT 01 RW 07 Purbalingga Wetan. Contact person: Ryan
Rachman (081327949030) dan Agustav Triono
(085647644746).
34
Purbalingga
Teater Gelas
Teater Gelas berdiri pada tanggal 1 September 2017. Dibentuk
oleh beberapa pemuda desa yang memang aktif pada komunitas
teater di masing-masing dikampusnya yang kemudian
berkeinginan untuk mendirikan teater di desa Gumiwang, Kec.
Kejobong, Kab. Purbalingga dengan alasan bahwa kebetulan
banyak pemuda desa yang hampir 25 % dari prosentase
warganya itu menganggur, dan untuk memberikan kegiata yang
bermanfaat maka dirikanlah Teater Gelas.
Teater Gelas hadir juga bukan untuk pengangguran saja,
melainkan untuk kaum pelajar seperti SD, SMP, SMA,
Mahasiswa dan kaum pekerja warga Gumiwang pun ada yang
35
ikut bergabung untuk menambah wawasan dan juga untuk
menambah pengalaman dalam dunia perteateran.
Kendala dalam pengelolaan komunitas pun berbagai
macam, mulai dari warga yang memang masih awam dalam
pengetahuan teater dan juga para anggota yang kesulitan untuk
mengatur jadwal. Namun dalam umur yang masih dibilang
bayi, Teater Gelas sampai saat ini masih ada dan masih
berteater pada waktu hari libur dan hari-hari besar Nasional.
Alamat: Desa Gumiwang, Kec. Kejobong, Kab.
Purbalingga, Jawa Tengah. Contact Person: Malon Barokah
(085842950626), Novi Eka Harstiawan (082225456200)
36
Purwokerto
Kolektif KMJ (Kaleng Merah Jambu)
Mulanya kolektif ini dibentuk untuk menjembatani hasrat
belajar ‘dunia panggung’ di tengah absennya penciptaan ruang-
ruang alternatif di kota Purwokerto, dan mengkonkretkan
kegelisahannya dalam bentuk platform bernama Kolektif
Kaleng Merah Jambu. Kolektif Kaleng Merah Jambu
merupakan kolektif lintas disiplin seni yang meretas batas-
batas ideologi dan konvensi seni secara ekploratif-transformatif
sebagai ruang healing subjek-kolektif dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan di sekitarnya. Proses healing dijalankan
sebagai metode penciptaan sekaligus pendekatan mencari
hubungan antara kreator dan pengalamannya. Sehingga
hubungan kreator dan teks adalah proses pemulihan diri atau
proses katarsis yang diperoleh dari dalam dirinya melalui media
seni.
37
Kolektif Kaleng Merah Jambu berdiri sejak tahun 201.
Kolektif menyakinkan diri terus menerus menjadi ‘ruang
perlintasan’ sebagai strategi bertahan hidup platform kolektif.
Sistem kelola kolektif menghindari konfigurasi seperti ketua
kelompok, patron kelompok, dan segala tetek bengek organisasi
untuk mengantisipasi kebekuan kolektif dari sosok dominan,
gagasan, institusioanlisasi kelompok, dan relasi transaksional.
Dengan membuka siapa saja dan dari kalangan mana saja
untuk andil dalam proses lintas disiplin, lintas generasi, dan
lintas seni adalah tesis berkelompok di zaman kiwari. Relasi
antar partisannya bukan relasi keanggotaan melainkan hasrat
belajar. Keanggotaan tidak
bersifat permanen, artinya setiap orang tidak benar-benar
menjadi bagian kolektif kecuali dia terlibat dalam proyek seni,
sehingga keanggotan kolektif tidak lain diukur dari
38
keterlibatannya. Koordinator tidak lebih bersifat seperti server
yang bertugas penghubung, pembagi, dan tidak pasti.
Sementara semangat yang tidak kalah penting yaitu
kemandirian. Kemandirian yang sengaja dilakukan terkait tiga
hal: kemandirian kolektif, ekonomi produksi, dan gagasan.
Kemandirian ini tidak dimaksukan untuk anti terhadap
intervensi atau pengaruh dari pihak luar, melainkan secara
konsisten mengupayakan bargaining posisition dalam
transasksi-transasksi ekonomi, politik, ideologi, dan
pengetahuan.
39
Purwokerto
Komunitas kie BAE
Komunitas kie BAE banyak beraktivitas seni di Purwokerto,
Kabupaten Banyumas. Aktivitas seni yang dilakukan lebih pada
seni pertunjukan, khususnya teater dan seni rupa .
Komunitas ini mulai dirintis tanpa rencana, tapi berkat
juguran atau tongkrongan bala kanca 2009, yang diteruskan
dengan pementasan. Seiring berjalan waktu kini sudah
mementaskan beberapa pertunjukan diantaranya nDomblong
(Auditorium UNWIKU Purwokerto, 2009), Ketika Tanah dan
Air Berteriak (Gedung Sutedja Purwokerto dan Gedung Wanita
Kota Tegal, 2010), Aljabar (Studio kie BAE Sokaraja, 2012),
Malam (Gedung PGRI Kebumen, LPPM Unsoed Purwokerto,
UIN Yogyakarta, Gelangang Remaja Grogol Jakarta, 2013),
Membaca Minak Jingga (Auditorium Fakultas Pertanian
40
Unsoed Purwokerto, 2015), Dewi SRI (Andro Jemblung) di
halaman Bakorlwil Banyumas, out door depan Kantor BI
Purwokerto (2015), Sampar Angin (Pendopo Bupati Banyumas,
Purwokerto, 2016), Lengger Sanikem (Bumi Manusia) (Gedung
LPPM Unsoed Purwokerto, 2017), Chaos (Gedung kesenian
Soetedja Purwokerto, 2018), serta menampilkan beberapa
pameran seni instalasi dan patung serta diskusi juguran
sepanjang 2009 hingga 2018.
Koordinator Komunitas kie BAE: Syaikhul Irfan, alamat
sekretariat: Desa Sokaraja Lor, Rt 4/3 Jalan Ky Mursid 488.
Banyumas.
41
Purwokerto
Sanggar Seni Blakasuta
Sanggar Seni Blakasuta berdiri sejak 9 Agustus 2016, dengan
anggota sekarang berjumlah 22 orang. Sanggar ini berusaha
melestarikan kesenian tradisional Jemblung yang ada di
Kabupaten Banyuma sehingga dapat diwacanakan ditingkat
Nasional dan tingkat Internasional. Memelihara dan
mengembangkan warisan budaya leluhur, agar supaya generasi
sekarang dan di masa yang akan datang tidak merasa
kehilangan sejarahnya.
Ada pun beberapa pagelaran yang pernah dilakukan oleh
komunitas ini, antara lain, BABAD BATURRADEN di Tenjo
Kemutug Lor (27 Agustus 2017), BAWOR JENGGIRAT di
Pendopo Si Panji Kab. Banyumas (21 April 2017), BAWOR
PLESIR KAHYANGAN di Ponpes Kyai Santri, Sukorejo (02
42
Desember 2017), PUNAKAWAN JAMAN NOW di Pawon Mbah
Tjokro, Magelang (03 Desember 2017), SANG PANUTAN di
Pendopo Si Panji Kab. Banyumas (27 Desember 2017), PETRUK
NGOPI di Kedai Sabda Kopi , Purwokerto (26 Maret 2018),
KAMAJAYA & KAMARATIH di Desa Kemutug Lor, Baturraden
(31 Maret 2018), OLIH DEWANDARU di Pendopo Kec.
Sokaraja, Banyumas (21 April 2018), GARENG MBANGUN
DESA Di Bukit Rumpit, Banjarnegara (28 April 2018), GOAL
OUT di Aula Darma Bangsa, Cirebon (29 April 2018),
MANUNGGALING NOISEGRAFI di Kedai Kopigrafi,
Purwokerto (15 Juni 2018), DEBUS JAWA di Area Wisata
Baturraden (01 Juli 2018), ASMARANDANA di Desa
Pangebatan, Purwokerto (02 Juli 2018), PUNAKAWAN
KONDANGAN di Desa Kemutug Kidul, Baturraden (18 Agustus
2018), DEKOMPENI di Pendopo Tenjo, Baturraden (01
September 2018), WATU KELIR di Desa Windujaya,
Kedungbanteng, Banyumas (19 September 2018), LESUNG
JUMENGGLUNG di DesaKarangtengah, Baturraden (22
43
September 2018), TRAGEDI SEBTU PAING di Bukit Bintang,
Baturraden (17 Desember 2018), BAWOR DUTANING WISATA
di Wisata Telaga Mandala, Dieng (21 Februari 2019), dan
KELINGAN BAWOR di Pendopo Kec. Banyumas (02 Maret
2019).
Alamat: Jln. Stasiun Raya II Rt. 05/01 Bantarsoka, Purwokerto
Barat 53133, Banyumas. Telp.: 081226386663
44
Purwokerto
Sedulur Pantomim Purwokerto
Sedulur Pantomim Purwokerto (SPP) adalah sebuah komunitas
pantomim yang berada di Purwokerto, berdiri sejak 2013. SPP
tiap tahunnya
menggelar acara
bertajuk Purwokerto
Pantomime Series
yang bekerjasama
dengan Bengkel
Mime Theater
Jogjakarta. Selain itu
beberapa kali
melakukan pemen-
tasan penggalangan
dana untuk korban bencana ataupun kanker dalam bentuk
Charity Night.
Cp: 089644220508 pawon
45
Salatiga
Teater Debunk
Teater Debunk Salatiga berdiri pada tanggal 2 maret 2012 di
Salatiga. Teater Debunk merupakan sebuah kelompok seni yang
bergerak dalam bidang seni teater, pantomim dan media event.
Pendiri sekaligus ketua Teater Debunk adalah Daniel Exaudi, S.
Sn, yang juga merupakan sutradara dalam setiap karya dari
Teater Debunk Salatiga.
Beberapa karya dan kegiatan yang pernah digelar, antara
lain, pementasan Come and Go karya Samuel becket, Perangkap
karya Eugene O'Neill, Monolog Suto karya WS Rendra,
beberapa Pementasan Pantomim, penyelenggaraan Parade
Monolog Perempuan, Workshop Teater dan Pantomim, Gelar
Sastra Salatiga, pentas teater keliling kampung, dll.
46
Teater Debunk Salatiga saat ini beralamat di Jl.
Diponegoro no. 150 D. Salatiga.
Contact Person: 081229709183
47
Semarang
HAE Theater
(Teater Himpunan Alumni Emka)
HAE Theater berdiri di Semarang pada tanggal 1 Januari 2019.
HAE (Himpunan Alumni Emka) dibentuk sebagai wadah proses
kreatif dan media silaturahmi alumni Teater Emka (Emper
Kampus) Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fakultas Sastra)
Universitas Diponegoro, Semarang. Kelompok independen ini
merupakan buah kerinduan dan semangat yang membawa dari
para alumni Teater Emka dalam berkesenian.
Proses kreatif perdana yang dilakukan oleh HAE Theater
adalah pertunjukan dengan naskah “Luka yang Tak Kunjung
Padam, Tertinggal dalam Ingatan". Naskah ini merupakan
adaptasi dari naskah "Mengapa Kau Culik Anak Kami?" dan
48
"Ibu yang Anaknya Diculik Itu" karya Seno Gumira Ajidarma.
Proses kreatif perdana ini disutradari oleh Viki Rahman dan
dipentaskan di Impala Space pada tanggal 21 Januari 2019.
Naskah pada proses perdana ini kemudian dialihbahasakan ke
bahasa Jawa dengan judul "Tatu Sing Ora Bisa Ilang". Hasil
garapannya kemudian dipentaskan di Semarang pada tanggal 4
Juli 2019 dan Rembang pada tanggal 6 Juli 2019.
Hingga saat ini HAE Theater masih aktif berproses dan
sedang menyiapkan proses selanjutnya.
Contact person: 085226209143 (Bagus) / 085641404858
(Asyhar)
49