The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by pusdiklat.learning, 2021-04-23 03:24:20

Penyelamatan Kecelakaan Kendaraan

11. Modul RTA new

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN
DIKLAT PENYELAMAT KEBAKARAN

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN | [SCHOOL]

DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………………….. i

Bab I Deskripsi ………………………………………………………. 1

1.1. Deskripsi ………………………………………………………. 1
1.2. Faktor yang mempengaruhi kecelakaan…………………..2
1.3. Penyelamatan kecelakaan kendaraan……………………..3
1.4. Pendekatan multi disiplin pada instansi terkait………….7

BAB II Kontruksi kendaraan…………………………………………12

2.1. Desain kendaraan…………………………………………….12
2.2. Kontruksi kendaraan…………………………………………15
2.3. Terminologi kontruksi kendaraan…………………………26
2.4. Sistem kelistrikan…………………………………………….26
2.5. Sistem keamanan kendaraan………………………………30

BAB III Standar operasi penyelamatan kecelakaaan kendaraan

3.1. Standar operasi………………………………………………32
3.2. Jam emas “Golden Hour” dalam operasi……………….54
3.3. Menerapkan pendekatan tim……………………………….56

BAB IV Konsep kerja ( Wowrk Consep)……………………………59

4.1. Konsep kerja…………………………………………………..59

BAB V Peralatan penyelamatan kecelakaan kendaraan………..61

5.1. Peralatan pengamanan………………………………………61
5.2. Peralatan stabilisasi………………………………………….61
5.3. Peralatan ekstrikasi…………………………………………..62
5.4. Peralatan medis……………………………………………….64

Daftar Pustaka ………………………………………………………………..66

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi

Setiap tahun kecelakaan kendaraan bermotor menyebabkan hampir
setengah dari kematian akibat kecelakaan di negara ini. Pada tahun 2018,
terjadi 103.672 kasus kecelakaan kendaraan yang mengakibatkan 27.910
orang menyebabkan kematian pengendara. Jumlah kecelakaan terus
meningkat, demikian pula tanggapan Dinas penanggulangan kebakaran
dan penyelamatan terhadap insiden ini. Untuk menghadapi peningkatan
respon dan semakin sulitnya masalah pelepasan akibat teknologi baru
dalam industri otomotif, peralatan rescue yang dirancang khusus untuk
memenuhi tantangan baru telah tersedia. Membawa insiden kecelakaan
kendaraan ke kesimpulan yang berhasil dan aman, bagaimanapun,
memerlukan penggunaan peralatan canggih tersebut dan tim penyelamat
terlatih sebagai bagian dari rencana operasional yang mencakup semua
langkah, prosedur, dan tindakan yang sesuai dan diperlukan. Petugas
penyelamat harus mengenakan alat pelindung yang tepat setiap saat
selama jenis operasi ini, mereka harus dilatih secara khusus untuk
menangani keadaan darurat ini, dan mereka harus memelihara alat dan
perlengkapan agar siap kapan pun dibutuhkan. Petugas tanggap darurat
yang datang ke tempat kejadianpun harus teratur dan mengikuti arahan
komando operasional juga. Pelatihan, bagaimanapun, adalah elemen
terpenting dari sebuah perencanaan operasional pada instansi atau bidang
penyelamatan.

1.1.1. Kecelakaan
Menurut UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan
angkutan jalan Kecelakaan adalah Suatu peristiwa di jalan
yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 2

dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

1.1.2. Jenis-jenis laka lantas
a. Tunggal
b. Tabrak Depan – depan
c. Tabrak Depan belakang
d. Tabrak Depan – samping
e. Tabrak Beruntun
f. Tabrak manusia
g. Tabrak hewan

1.2 Faktor yang mempengaruhi kecelakaan

Ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan:

1.2.1. Faktor kelalain pengguna jalan

• Pelanggaran terhadap Peraturan lalu lintas.
- Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar,
- ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku
- Tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula
pura-pura tidak tahu.

• Ugal ugalan dalam mengendarai kendaraan,
• Pengaruh minuman keras,
• Mengantuk karena mengemudi yang sudah melewati

ambang batas mengemudi ( Maksimal 8 jam diselingi
dengan istirahat),

1.2.2. Faktor kendaraan

• Kelalaian perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.
Contoh : rem blong, setir macet, dll.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 3

• Tidak melakukan pengujian kendaraan bermotor
secara reguler

1.2.3. Faktor jalan

• Kecepatan berkendara,
• Rencana jalan,
• Geometrik jalan,
• Pagar pengaman di daerah pegunungan
• Ada tidaknya median jalan,
• Jarak pandang dan kondisi permukaan jalan
• Jalanyang rusak/berlobangsangat membahayakan pemak

ai jalan terutama bagi pemakai sepeda dan sepeda motor

1.2.4. Faktor alam

• Hujan juga memengaruhi kinerja kendaraan seperti jarak
pengereman menjadi lebih jauh,

• Jalan licin karna ada tumpahan pasir/oli
• Jarak pandang juga terpengaruh karena penghapus

kaca tidak bisa bekerja secara sempurna
• Lebatnya hujan mengakibatkan jarak pandang menjadi

lebih pendek.
• Asap dan kabut juga bisa mengganggu jarak pandang,

terutama di daerah pegunungan

1.3 Penyelamatan kecelakaan kendaraan

1.3.1. Pegertian penyelamatan kecelakaan kendaraan
Penyelamatan kecelakaan kendaraan Adalah proses
memindahkan korban yang terjebak dalam kendaraan
dengan menggunakan peralatan yang memadai.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 4

1.3.2. Hal-hal yang harus diketahui pada kejadian kecelakaan
kendaraan
Dalam menghadapi kejadian kecelakaan kendaraan di jalan
yang harus diketahui yaitu :
a. Rescue
Apakah tim rescue cukup bekal Pengetahuan dan
keterampilan Ketika melakukan penyelamatan. Karena
untuk melakukan misi penyelamatan kecelakaan
kendaraan harus secepat mungkin dan aman sehingga
korban dapat diselematkan tanpa harus menambahkan
cidera. Setiap anggota penyelamat / Rescuer yang
diberi tugas melaksanakan penyelamatan kecelakaan
kendaraan harus memiliki kompetensi antara lain :
a. terampil mengendalikan potensi bahaya;
b. menguasai teknik Pertolongan Pertama Gawat
Darurat (P2GD);
c. terampil menstabilkan kendaraan;
d. terampil melakukan ekstrikasi kendaraan
e.terampil melakukan pengamanan area kerja
(Working area)
b. Kendaraan
Ketahui posisi kendaraan saat itu,apakah dalam posisi
normal,miring,terbalik atau menumpuk. Kendaraan
jenis apa saja yang terlibat dalam insiden kecelakaan
tersebut. Lakukan update kendaraan terbaru sehingga
kita dapat mengetahui komponen-komponen didalam
kendaraan tersebut.
c. Tingkat kecelakaan
➢ Kecelakaan berdasarkan korban kecelakaan.
No Injury, yaitu korban mengalami luka badan
dari kecelakaan lalu lintas dimana kategori
mencakup bingung, terkejut, marah dan luka

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 5

yang tidak diketahui sampai saat meninggalkan
lokasi kecelakaan.
Fatal Injury, yaitu kecelakaan lalu lintas dengan
meninggal.
Incupacitaciting Injury, yaitu kecelakaan lalu
lintas fatal yang membuat orang tidak dapat
berjalan, mengemudi atau melakukan aktivitas
normal seperti mengalami musibah.
Non-In Capacitating Envident Injury, yaitu
korban fatal yang disaksikan langsung oleh
penyidik ditempat kejadian.
Possibble Injury, yaitu korban dilaporkan yang
tidak termasuk kategori fatal, incapatating atau
non capatating, kategori ini biasanya tidak
sadarkan diri sesaat, luka tidak tampak,
pincang, nyeri dan pusing.
➢ Kecelakaan berdasarkan lokasi kejadian.
Kecelakaan dapat terjadi disepanjang jalan
raya, baik pada jalan yang lurus, tikungan jalan,
tanjakan dan turunan, dataran atau
pegunungan, didalam kota maupun luar kota.
➢ Kecelakaan berdasarkan waktu terjadinya
kecelakaan.
Kecelakaan berdasarkan waktu terjadinya dapat
digolongkan sebagai berikut ini.
1. Jenis Hari

a. Hari Kerja : Senin, Selasa, Rabu, Kamis
dan Jumat

b. Hari Libur : Minggu dan hari-hari libur
nasional c. Akhir Minggu : Sabtu

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 6

2. Waktu
a. Dini Hari : Jam 00.00 – 06.00
b. Pagi Hari : Jam 06.00 – 12.00
c. Siang Hari : Jam 12.00 – 18.00
d. Malam Hari : 18.00 – 24.00

➢ Kecelakaan berdasarkan posisi kecelakaan.
Kecelakaan dapat terjadi dalam berbagai posisi
diantaranya sebagai berikut ini :
1. Tabrakan pada saat menyalip (Side Swipe) .
2. Tabrakan depan dengan samping (Right
Angle) .
3. Tabrakan muka dengan belakang (Rear End)
4. Tabrakan muka dengan muka (Head On).
5. Tabrakan dengan pejalan kaki (Pedestrian) .
6. Tabrak lari (Hit and Rund).
7. Tabrakan diluar kendali (Out Of Control).

➢ Kecelakaan berdasarkan jumlah kendaraan
yang terlibat.
Kecelakaan dapat pula disebabkan oleh jumlah
kendaraan yang terlibat, baik kecelakaan
tunggal yang disebabkan satu kendaraan
maupun kecelakaan ganda yang disebabkan
oleh dua kendaraan maupun kecelakaan
beruntun.

d. Situasi
Tempat Kejadian kecelakaan pastinya banyak terjadi
kerumunan masa bila kejadian tersebut di sekitar jalan
umum nasional,atau di jalan tol dimana banyaknya
kendaraan yang melaju kencang sehingga dapat
membahayakan tempat kejadian bila tak ditangani
cepat.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 7

e. Kondisi
Kondisi di tempat kejadian apakah terlihat tanda-tanda
potensi bahaya dan sudahkan apparat terkait berada
ditempat kejadian.

f. Peralatan
Peralatan merupakan aspek penunjang dalam
melakukan misi operasi penyelamatan, penentuan
penggunaan peralatan dalam melakukan penanganan
kecelakaan kendaraan adalah hal utama dimana
korban dapat cepat evakuasi dan diselamatkan.

1.4. Pendekatan Multi Disiplin pada instansi terkait
Ketika Pemadam kebakaran dan penyelamatan dipanggil ke tempat

kejadian kecelakaan kendaraan , mereka akan hadir sebagai bagian dari
tim dari berbagai lembaga terpisah. Untuk sebagian besar insiden,
pemadam Kebakaran, Polisi dan Ambulan merupakan bagian utama dari
pendekatan multi-disiplin ini. Setiap instansi yang datang ke lokasi kejadian
tersebut melakukan tugasnya sesuai dengan standar operasional prosedur
yang dimilikinya,sehingga pada pelaksanaan tugasnya berbeda-beda.
Meskipun semua memiliki tujuan yang sama untuk memberi bantuan
kebutuhan kepada korban. Untuk memberikan pendekatan tim pada
insiden tersebut perlu untuk menghargai, kebutuhan, keterampilan dan
peran layanan lainnya. Pemahaman tentang pekerjaan setiap layanan akan
membantu dalam menyesuaikan upaya bersama-sama untuk memberikan
tanggapan terintegrasi yang efektif untuk keadaan darurat apa pun. Di
jaringan jalan tertentu Petugas Lalu Lintas Badan Jalan Raya juga dapat
membentuk bagian dari respon.

1.4.1. Peran pelayanan pemadam kebakaran dan penyelamatan
Bagian ini menguraikan peran umum masing-masing Tupoksi
dalam bidangnya. Namun, ada kebutuhan untuk
mempertahankan komunikasi yang efektif antara semua

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 8

lembaga untuk memungkinkan pendekatan tim yang

terkoordinasi dengan baik. Pemadam kebakaran dan

penyelamatan sering kali diperlukan pada kecelakaan lalu

lintas jalan untuk membebaskan korban yang mungkin secara

fisik terperangkap, atau terperangkap oleh sifat luka atau

cidera mereka. Pada insiden ini Pemadam kebakaran dan

penyelamatan memiliki peran berbeda:

• Penyelamatan korban yang terjebak dalam api dan

terjepit oleh kontruksi kendaraan.

• Mencegah eskalasi insiden lebih lanjut dengan

mengendalikan atau memadamkan api.

• Berurusan dengan bahan kimia yang terlepas atau

terkontaminasi.

• Membantu layanan ambulan dalam

penanganan.korban jiwa .

• Membantu polisi dalam pemulihan tempat kejadian

• Membuat lingkaran kerja .

• Melakukan investigasi internal di tempat kejadian.

1.4.2. Peran pelayanan Kepolisian
Setiap panggilan kejadian kecelakaan dijalan meminta
kehadiran layanan darurat untuk menyertakan polisi. Dalam
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas Polisi
bidang lalu lintas setelah terjadi Kecelakaan Lalu Lintas di
jalan yang meliputi kegiatan mendatangi TKP dengan segera,
menolong korban, melakukan tindakan pertama di TKP,
mengolah TKP, mengatur kelancaran arus lalu lintas,
mengamankan barang bukti, dan melakukan penyidikan
Kecelakaan Lalu Lintas. polisi menangani berbagai
kerusakan yang dilaporkan properti yang disebabkan oleh
tabrakan, untuk menangani penyelidikan penyebab kematian.
Pada kejadian tersebut polisi mempertahankan kontrol

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 9

secara keseluruhan, tetapi akan bekerja sama erat dengan
Tim Pemadam kebakaran dan penyelamatan dalam
pengelolaan keselamatan.
Peran polisi di sebuah lokasi kecelakaan adalah:
• Mengamankan dan melindungi tempat kejadian
• Mengatur kerumunan masa
• Mengatur lalu lintas
• Mengamankan barang bukti
• Melakukan penyidikan kecelakaan lalu lintas
• Berkoordinasi dengan layanan darurat lainnya untuk

menyelamatkan hidup korban
• Koordinasikan tanggap darurat dengan yang layanan

darurat lainnya dan lembaga pendukung
Dimana kematian atau luka yang memiliki kejanggalan
didalam kecelakaan tersebut akan ada kebutuhan polisi untuk
melakukan investigasi terperinci. Ini akan dilakukan sesuai
dengan peraturan kepolisian. semua bukti yang bisa didapat
harus dikumpulkan sebelum jalan dibuka kembali. Kerjasama
dilapangan harus memastikan bahwa bagian-bagian penting
bukti ini tidak hilang atau rusak, sambil memastikan bahwa
penyelamatan hidup diutamakan. Sebagai bagian dari
pengumpulan bukti mungkin perlu juga bagi petugas
pemadam kebakaran untuk memberikan pernyataan.

1.4.3. Peran layanan Ambulan
Layanan medis darurat (EMS) dipanggil untuk semua insiden
yang diduga menjadi korban.Bekerja bersama Pemadam
kebakaran dan penyelamatan , peran EMS adalah:
• Bekerjasama dalam menangani korban dengan
petugas terkait di seluruh kejadian.
• Menilai kondisi korban.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 10

• Memprioritaskan dan mengelola yang diperlukan
perawatan korban, termasuk triase korban.

• Menilai kebutuhan penguraian kegiatan untuk
membebaskan korban yang terjebak.

• Memberi masukan kepada personel penyelamat di
Zona interior pada saat menstabilkan korban
seperlunya.

• Menangani luka dan cedera dengan benar pada
korban.

• Membantu membebaskan korban.
• Transportasi korban ke tempat yang sesuai fasilitas

Kesehatan

1.4.4. Peran Intansi Jalan raya lainnya
Petugas lalu lintas seperti Dishub atau Jasa marga atau yang
merupakan instansi yang berwenang pada angkutan jalan
dan pengelola jalan TOL yang ada di Indonesia , dengan
tujuan menjaga lalu lintas bergerak di sekitar tabrakan dan
membuat perjalanan seaman mungkin. Peran mereka telah
dikembangkan bersama polisi. Dishub dan jasa marga
berada disana tidak untuk menegakkan hukum.
Namun,merupakan berhak menindak Ketika ada
pelanggaran jika tidak mematuhi arahan mereka atau
mengabaikan instruksi mereka sesuai dengan peraturan di
jalan yang dikelolanya. Mereka menjalankan perannya
sebagai berikut :
Patroli
Melakukan patroli jarak dekat untuk mencari atau
mengarahkan masalah seperti puing-puing di jalan raya yang
dapat mempengaruhi keselamatan. Mereka juga menangani
kendaraan yang rusak atau membantu kepolisian untuk

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 11

mengamankan kendaraan pasca operasi, memeriksa
penghuninya aman dan pemulihan telah diatur.

Menghentikan dan Mengarahkan Lalu Lintas
Untuk menghindari puing-puing atau melindungi pengguna
jalan, mereka sementara dapat menutup jalan atau
menghentikan arus lalu lintas . Mereka juga akan melakukan
manajemen lalu lintas darurat jika diperlukan dan dapat
bertindak independen dari Kepolisian jika tidak ada
keterlibatan kriminalitas

Mendukung Polisi
Dishub atau jasa marga mendukung polisi dalam tugasnya,
menerapkan penutupan jalan sementara jika ada tabrakan
besar sehingga memungkinkan polisi untuk berkonsentrasi
pada pekerjaan investigasi. Polisi masih bertanggung jawab
untuk mengelola insiden besar dan menegakkan pelanggaran
lalu lintas jalan.
Memindahkan kendaraan
Dishub atau Jasa marga mengatur untuk memindahkan
kendaraan yang rusak atau kendaraan terlantar yang
menimbulkan bahaya bagi orang lain pengguna jalan. Mereka
dapat menarik kendaraan ke suatu tempat keamanan tetapi
wiII tidak akan mengambil peran dari salah satu perusahaan
pemulihan yang mapan.

Pembersihan (Clering-up)
Mereka mengelola pembersihan yang aman setelah operasi
penyelamatan kecelakaan lalu lintas jalan raya selesai.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 12

BAB II
KONTRUKSI KENDARAAN

Kendaraan berasal dari Bahasa latin” vehiculum” adalah mesin
transportasi untuk mengangkut orang atau kargo. Kendaraan meliputi
gerbong, sepeda, kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil, truk, atau
bus), kendaraan rel (kereta api, trem), perahu (kapal, perahu), kendaraan
amfibi (kendaraan berpeluncur sekrup, kapal bantalan udara), pesawat
(pesawat terbang, helikopter) dan wahana antariksa. Kendaraan bermotor
adalah merupakan salah satu alat bantu transportasi yang dipergunakan
oleh manusia untuk berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang
lainnya.

Gambar 2.1 Kontruksi Kendaraan

Di hampir semua kecelakaan kendaraan selamat sebagian besar
kendaraan akan tetap utuh, tetapi akan proporsional karena kekuatan
tabrakan. Setiap anggota seorang kru penyelamat harus melawan
kecenderungan tersebut terintimidasi oleh material logam yang
dihancurkan dan anggaplah setiap bagian dari mobil itu masih utuh.
Padahal penting bagi kru untuk mengetahui, fungsi masing-masing bagian
kendaraan sebelum mengambil tindakan apa pun. Dalam kontruksi
kendaraan diuraikan beberapa bagian yang menjadi komponen kendaraan.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 13

2.1. Desain kendaraan
Dalam dunia otomotif untuk menciptakan sebuah kendaraan yang

menarik dan bernilai jual tinggi para desainer kendaraan berlomba
menciptakan desain-desain yang baru. Untuk menciptakan sebuah karya
desain kendaraan, tentunya ada beberapa bagian, Dalam hal inilah bagi
petugas penyelamat harus mengetahuinya untuk menunjang penyelesaian
pekerjaannya. Bagian mobil terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu Bodi dan
Chassis/rangka.

2.1.1. Desain Bodi
Bodi adalah bagian dari kendaraan yang dibentuk
sedemikian rupa,pada umumnya terbuat dari bahan plat
logam (Steel plate) yang tebalnya antara 0,6 mm – 0,9 mm
sebagai tempat penumpang ataupun barang. Pada awal
perkembangannya bodi kendaraan dibuat dari bahan kayu
sekitar tahun 1896 – 1910, kemudian berganti menjadi besi
baja (logam) yang memiliki kekuatan baik,akan tetapi
memiliki kelemahan bobot berat. Kemudian bergeser
menggunakan Eyser, berkembanglagi menggunakan bodi
alumunium,dan hingga sekarang banyak menggunakan
fiberglass yang memiliki bobot ringan.

Gambar 2.2 Desain kendaraan

2.1.2. Rangka kendaraan (Cahassis)
Rangka kendaraan atau yang disebut Chassis adalah bagian
dari kendaraan yang berfungsi sebagai penopang bodi dan
terdiri dari frame (rangka),Engine (mesin), power train
(pemindah tenaga), wheels (roda-roda),steering system

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 14

(sistem kemudi), suspension system (sistem
suspense),brake system (sistem rem),dan kelengkapan
lainnya.

Gambar 2.3 Rangka kendaraan / Chassis

Berdasar pada kontruksi tempat menempelnya bodi pada
kendaraan maka terdapat 2 jenis kontruksi bodi kendaraan,
yaitu kontruksi composite (terpisah dan kontruksi monocoq
(menyatu).
a. Kontruksi composite (terpisah )

Merupakan jenis kontruksi bodi kendaraan dimana mobil
dan rangkanya. Kontruksi bodi dan rangka yang terpisah
ini memberikan kemudahan dalam penggantian bagian
bodi kendaraan yang mengalami kerusakan, terutama
bodi bagian bawah atau putusnya rangka.

Gambar 2.3 Kontruksi bodi composite

Kontruksi ini biasanya digunakan pada kendaraan sedan
lama, kendaraan penumpang dan mobil angkutan barang
seperti truck,bus,pick up dsb.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 15

b. Kontruksi monocoq (menyatu)
Merupakan jenis kontruksi bodi kendaraan dimana bodi
dan rangka tersusun menjaddi satu kesatuan yang utuh
sehingga semua beban terbagi rata pada semua bagian
kulit. Pertautan antara bodi dan rangka menggunakan las.

Gambar 2.4 Kontruksi bodi integral (Monocoque body)

Karena bodi dan rangka menyatu maka bentuknya dapat
menjadi lebih rendah menyebabkan kendaraan akan lebih
stabil. Kontruksi ini digunakan pada mobil sedan dan
MPV (Multipurpose vehicle).

2.2. Kontruksi kendaraan

Kendaraan secara umum terdiri dari 2 (dua) kontruksi :

2.2.1. Konstruksi Luar

Bagian ini merupakan tempat menempelnya berbagai macam
panel dan dapat diumpamakan sebagai kulit dalam tubuh kita.
Bagian ini terdiri dari beberapa panel-panel yang disatukan
dengan beberapa jenis sambungan dan dapat terlihat secara
langsung dari luar, misalnya bumper, engine hood (tutup
mesin), pintu-pintu, sunroof (lubang di atap kendaraan agar
sinar matahari/udara bisa masuk), roof head lining (atap
bagian dalam), fender (bodi samping di dekat roda depan),
kaca, boot lid/ deck lid (tutup bagasi belakang), lampu-lampu,
radiator grill, dan lain sebagainya.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 16

Gambar 2.5 Kontruksi luar bodi sedan
Keterangan gambar:

1.atap kendaraan 6. Moulding 11. Pintu belakang
12. Pillar
2.engine hood 7. Lampu depan 13. Fender belakang
14. Bumper belakang
3.dudukan kaca depan 8. Lampu senja 15. Deck lid

4.fender depan 9. Lantai kendaraan

5.grill 10. Pintu depan

2.2.2. Konstruksi Dalam

Bagian ini terdiri dari komponen-komponen yang ada didalam
bodi kendaraan, penguat-penguat dan panel-panel yang
digunakan untuk menguatkan bodi kendaraan.

Gambar 2.6 Kontruksi rangka

Keterangan gambar: 6. Bodi dudukan engsel
1. Unit lantai bodi 7. Roof panel
2. Rangka bodi samping 8. Dudukan kaca belakang
3. Dudukan kaca depan 9. Dudukan radiator
4. Cowl panel 10. Dash panel
5. Unit rumah roda depan

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 17

2.2.3. Lantai (Under Body)

Lantai biasanya terdiri dari beberapa komponen kecil yang
dilas secara bersama-sama menjadi satu unit lantai. Semua
panel-panel lantai memiliki penguat pada bagian bawah.
Bentuk dari lantai tidaklah rata, dengan tujuan, diantaranya,
untuk tempat roda, sebagai ruang komponen kendaraan,
tempat kaki penumpang, tempat dudukan komponen bodi
yang lain, aspek aerodinamis, aspek estetika, aspek
ergonomi dan lain sebagainya. Pada tipe komposit biasanya
rata dan terpisah dengan chassis, sedangkan pada tipe
integral (menyatu dengan chassis) biasanya tidak rata.

Gambar 2.7 Konstruksi Lantai (Under Body

Keterangan gambar:
1. Panel lantai depan
2, Panel penahan landasan belakang
3. Panel lantai belakang

2.2.4. Engine hood (penutup mesin/ kap mesin)

Engine hood merupakan bagian bodi kendaraan yang
menutupi komponen mesin. Kendaraan yang menggunakan
engine hood biasanya berjenis sedan (misalnya Toyota
Camry, Suzuki Swift, Honda Civic, Mitsubishi Lancer dan lain-
lain) dan beberapa kendaraan penumpang (misalnya Toyota
Kijang, Suzuki APV, Daihatsu Taruna, Mitsubishi Kuda dan
lainnya). Engine hood ini dipasang ke bodi utama

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 18

menggunakan engsel (hinge). Berdasarkan letak engselnya,
engine hood dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Rear hinged (Front Opening Type) yaitu tutup mesin
dengan engsel dibelakang, engine hood dibuka pada
bagian depan. Jenis ini yang paling banyak digunakan
pada kendaraan- kendaraan sekarang.

b. Front Hinged (Rear Opening Type) yaitu tutup mesin
dengan engsel didepan, engine hood dibuka pada
bagian belakang (sudah jarang digunakan) .

Ketika engine hood ditutup, maka akan terkunci. Untuk
kembuka kunci dilakukan oleh pengemudi dengan menarik
tuas yang ada di ruang kemudi. Sistem pengunci engine hood
tadi dihubungkan dengan kawat kabel yang dapat
dioperasikan dari kursi pengemudi. Setelah pengunci ditarik,
kemudian engine hood bisa dibuka dengan menarik handel
yang ada di bawah engine hood tadi.

Gambar 2.8 Konstruksi pengunci engine hood

Konstruksi dari engine hood terdiri dari lembaran plat yang
didukung dengan rangka penguat. Penyetelan engine hood
dapat dilakukan dengan menggeser posisi engsel.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 19

Gambar 2.9 Engine hood

Keterangan gambar :

1. Rangka penguat dalam 5. Dudukan engsel hood

2. Hood bagian dalam 6. Penyangga hood (dapat distel)

3. Hood bagian luar 7. Sealer

4. Dudukan dan pengunci hood

2.2.5. Fender

Fender atau wing adalah komponen kendaraan yang
menutupi roda-roda. Dari konsep inilah, berarti kendaraan
pada umumnya memiliki 4 buah fender pada masing-masing
roda. Namun demikian ada beberapa mobil yang fender
belakang tidak bisa dilepas, sehingga seolah-olah fender
hanya bagian depan saja. Fender melindungi konstruksi
suspense dan melindungi dari kotoran dan lumpur. Pada
sebagaian kendaraan, fender depan biasanya dilengkapi
lampu samping atau sein,trim, hiasan atau chrom, sekaligus
sebagai pemanis. Sedangkan konstruksi fender bagian
belakang agak berbeda susunannya. Memang ada beberapa
kendaraan yang memiliki fender belakang dapat dilepas, akan
tetapi kebanyakan fender belakang menyatu dengan bodi
bagian dalam dengan sistem pengelasan, sehingga tidak
dapat dilepas atau dilakukan penyetelan.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 20

Gambar 2.10 Kontruksi Fender

2.2.6. Cowl dan Dash Panel

Cowl merupakan bagian bodi kendaraan yang berada
dibelakang engine hood. Bagian ini berfungsi sebagai
pemisah antara ruang mesin dan ruang penumpang yang
terdiri dari gabungan panel-panel kecil. Cowl bagian atas dan
bagian samping biasanya disambung menggunakan las
menjadi satu kesatuan. Ada beberapa kendaraan yang
menerapkan kerangka kaca pada bagian cowl ini. Kadang
engsel pintupun dapat diletakkan pada cowl

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 21

Gambar 2.11 Konstruksi Cowl dan Dash

2.2.7. Atap kendaraan (roof panel)

Atap kendaraan merupakan bagian bodi yang paling lebar
disbanding bagian lain, dan memiliki konstruksi yang paling
sederhana. Biasanya atap menggunakan bahan lembaran
plat besi yang dilakukan pengerasan pada bagian tertentu
dengan membuat alur, agar kuat apabila menerima beban dari
atas.

Gambar 2.12 Kontruksi Atap (Roof)

2.2.8. Pillar Tengah

Pilar tengah merupakan penopang bagian tengah dan
samping dari atap. Oleh karena itu, konstruksi ini haruslah
kuat. Pada pillar tengah ini juga berfungsi sebagai dudukan

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 22

engsel pintu belakang dan dudukan pengunci pintu depan.
Beberapa pabrik membuat pillar lebar dan tampak dari luar,
akan tetapi kadang juga dibuat tidak tampak dari luar.
Konstruksi pillar tengah biasanya tidak beraturan (dibuat profil
tekukan tertentu), yang menyebabkan konstruksi ini kuat dan
kokoh, serta dibuat menyesuaikan bentuk dari pintu saat
terbuka.

Gambar 2.13 Kontruksi pilar tengah

2.2.9. Pintu Kendaraan (door)

Pintu kendaraan memiliki berbagai macam tipe atau bentuk.
Namun pada dasarnya, pintu dibuat dari dua panel utama,
panel luar dan panel dalam, terbuat dari plat baja. Pintu
kendaraan memiliki kekuatan yang berasal dari panel dalam
yang memiliki profil tekukan dan lekukan (dengan jalan
dipress) sehingga ketika tepinya disatukan dengan panel luar
dan menjadi satu kesatuan, maka konstruksi ini akan menjadi
kuat. Pintu pada kendaraan dirancang untuk memudahkan
akses dan keluar ke kompartemen penumpang. Ketika
kendaraan terlibat dalam kecelakaan pintu macet
menghadirkan salah satu penyelamatan paling menantang.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 23

Penting bagi penyelamat untuk mempertimbangkan pintu
sebagai akses untuk mendukung penyelamatan.

Gambar 2.14 Kontruksi pintu depan dan belakang

Keterangan gambar: 4. Panel luar pintu
1. Panel dalam pintu 5. Alur karet pintu
2. Alur jendela
3. Dudukan engsel pintu

2.2.10. Kaca kendaraan

Kaca kendaraan mobil merupakan komponen yang sangat
penting bagi kendaraan, yang terdiri dari kaca depan, kaca
belakang dan kacasamping. Ketebalan kaca pada kendaraan
minimal 5 mm, terutama kaca depan selain harus memiliki
ketebalan 5 mm, kaca depan terdiri dari konstruksi lapisan
plastik diantara kaca bagian depan dan kaca bagian dalam.
Hal ini karena harus mampu menahan tekanan udara Ketika
sedang berjalan maupun sebagai perangkat keselamatan
Ketika menerima benda asing (kerikil) yang mengenai kaca.
Kaca kendaraan harus memiliki beberapa sifat:

• kaca harus jernih
• tidak membiaskan cahaya yang datang
• tahan terhadap tekanan udara yang kuat
• apabila terjadi kecelakaan tidak membahayakan

penumpang
• tahan terhadap temperatur yang ekstrim.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 24

Kaca pintu kendaraan Jika dilihat secara fisik, kaca mobil
terlihat hampir sama, tapi ternyata kaca mobil ada 2 jenis.
Yakni jenis Laminated safety glass, yaitu kaca yang
digunakan pada kaca depan (windshield) kendaraan, dan
tempered glass, keduanya mempunyai perbedaan pada
material dan fungsinya. Umumnya kalau kaca depan jenisnya
laminated glass ada 2 lapis sampai 3 lapis, Kaca laminated
glass disebut sebagai kaca triplek atau kaca 2 lapis dan hanya
digunakan sebagai kaca depan. Terdiri dari 3 lapisan, yakni
lapisan kaca, kemudian lapisan PVB (Polyvinyl Butiran
Film).Nah kekuatan dari laminated glass ini terletak pada
PVB, bila kaca depan pecah atau terjadi kecelakaan, serpihan
kaca tetap menempel pada PVB tersebut . Selain itu, pecahan
kaca yang terkena benturan, tidak langsung merambat,
kerusakan hanya terfokus pada titik kerusakan, sehingga
pengemudi bisa melihat jalan untuk menepi.

Gambar 2.15 Kaca Laminated glass

Sedangkan Solid tempered plate glass, yaitu kaca yang
digunakan pada seluruh kaca samping dan kaca belakang
dari kendaraan. Kaca mobil jenis tempered glass untuk kaca
samping dan kaca belakang, kaca jenis ini dikenal sebagai
kaca jagung atau kaca kristal. Kaca tempered glass
merupakan kaca yang diperkeras dengan proses pemanasan

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 25

hingga suhu sekitar (± 650ºC - 750ºC) derajat
Celcius,Walaupun memiliki tekstur lebih keras, namun jika
kaca ini pecah, pecahannya bisa sampai berkeping-keping
seperti kristal.

Gambar 2.16 Kaca Tempered glass

Gambar 2.17 Kontruksi kaca

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 26

2.3. Terminologi kontruksi kendaraan
mengilustrasikan terminologi kendaraan dasar

Untuk memastikan bahwa setiap orang memahami perintah
ekstrikasi kendaraan, terminologi standar harus digunakan jika
memungkinkan. Gunakan istilah pada bagian-bagian kendaraan seperti
"sisi pengemudi" dan "sisi penumpang" samping bodi "kiri" dan "kanan"
Catatan: istilah "pilar" dan "tiang" cenderung seperti itu digunakan untuk
arti yang sama. Umumnya, mulai penamaan tiang / pilar dari depan
kendaraan,

Gambar 2.19 Terminologi konstruksi kendaraan

2.4. Sistem kelistrikan kendaraan

Sistem kelistrikan kendaraan bahan bakar konvensional dirancang
untuk menyimpan dan mengirimkan listrik yang dibutuhkan untuk
menghidupkan mesin dan memberi daya serta mengoperasikan berbagai
kelistrikan komponen seperti AC, radio, power window, dan power seat.
Sebuah sistem kelistrikan kendaraan biasanya terdiri dari baterai yang

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 27

menyimpan listrik; alternator yang menghasilkan listrik; kabel; sekring yang
melindungi sistem kelistrikan ; dan lampu, kipas angin, serta perlengkapan
tambahan lainnya . Sebagian besar voltase sistem kelistrikan kendaraan
adalah 12 atau 24 volt. Kendaraan penumpang dan truk ringan biasanya
memiliki voltase 12 volt sedangkan truk yang lebih besar, kendaraan
rekreasi, dan kendaraanmiliter beroperasi pada voltase 24 volt. Bahaya
yang terkait dengan kendaraan listrik dan hibrida adalah penyimpanan
tegangan tinggi di dalam baterai dan dijalankan melalui kabel yang
terhubung ke listrik kendaraan motor. Kabel ini dapat membawa DC
sebanyak 650 volt. kendaraan listrik hibrida dapat dikenali dari papan nama
atau logo. Personel penyelamat mencoba mengisolasi sistem tenaga listrik
dan baterai dapat terpapar bahaya sengatan listrik. Untuk membantu
petugas tanggap darurat dalam mengenali kabel dan kabel daya tegangan
tinggi, kebanyakan kendaraan hybrid memiliki kabel yang diberi kode warna
orange dan dilapisi dengan orange pelindung atau pita oranye . Sistem 36
volt di Saturnus, bagaimanapun, adalah kode warna biru. General Motors
mengklasifikasikan sistem 36 volt sebagai perantara tegangan.

2.4.1. Baterai kendaraan

Baterai atau yang banyak dikenal dengan istilah aki, ialah alat
elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem
starter, sistem pengapian, assesoris kendaraan, sistem
kelistrikan bodi dan peralatan lainnya. Alat ini menyimpan
listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan bila
terdapat sistem yang membutuhkan energi listrik.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 28

Gambar 2.20 Baterai /Accu

Pada saat menstabilkan kendaraan yang berkaitan dengan
sistem kelistrikan, maka lepaskanlah terminal baterai dengan
terminal negatif (-) terlebih dahulu, kemudian baru yang positif
(+). Hal ini bertujuan untuk mencegah short contact atau
korsleting ketika menggunakan kunci-kunci atau peralatan
lainnya.

2.4.2. Mengelola listrik pada suatu insiden

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, itu yang paling tinggi
pentingnya untuk mensurvei kendaraan apapun sebelum
listrik isolasi. Jika aman dan pantas untuk dilakukan,
pemutusan sambungan dapat dicapai dengan salah satu dari
dua cara. :

a. Metode pertama dan yang disukai adalah melepas
kabel baterai, dengan melonggarkan sekrupnya
terminal yang sesuai dan kemudian menariknya bebas
dari terminal dengan tangan bersarung atau alat yang
sesuai.

b. Teknik kedua dan kurang menarik dari isolasi listrik
untuk memotong yang sesuai timah, biasanya dengan
satu set "pemotong baut",sehingga membentuk
pemutusan hubungan permanen. Metode (b)

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 29

sebaiknya hanya digunakan sebagai yang terakhir
resor.

N.B. Pengapian dan aksesori listrik lainnya harus diisolasi
sebelum pelepasan baterai, karena percikan api lebih
mungkin terjadi jika kabelnya dilepas saat baterai "di bawah
beban". Itu juga penting untuk melepas kabel pembumian
terlebih dahulu, karena ini adalah terminal yang paling
mungkin menyala. Kapan listrik telah diisolasi, pastikan
bahwa kabel yang diputus tidak dapat "kembali" ke aslinya
posisi menyebabkan "korsleting". Kerugian dari memotong
kabel daripada encabutnya sangat bagus, kendaraan akan
menjadi cacat permanen dan penilaian ulang apa pun yang
membutuhkan daya ke jendela atau kursi tidak akan
memungkinkan. Selain itu akan menimbulkan masalah bagi
Polri sehubungan dengan penyelidikan mereka dan dapat
mengakibatkan kendaraan harus disambungkan kembali
murni untuk menetapkan kejadian sebelum kecelakaan.

Sistem kelistrikan yang "dibumikan secara negatif", memiliki
telah diputuskan, ujung negatif sekarang harus diputus
menjauh dari terminal untuk menghindari kecelakaan
menghubungkan kembali dan memicu. (Lihat Gambar 2.21.).

Gambar 2.21 Baleri tipikal terletak di mesin kompartemen

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 30

2.4.3. Ledakan baterai

Jika aki kendaraan terkena panas yang berlebihan (seperti
situasi kebakaran) atau korsleting besar-besaran, baterai bisa
meledak, menyebabkan panas super asam sulfat untuk
"memerciki" daerah sekitarnya. Fenomena ini lebih mungkin
terjadi dengan baterai bebas perawatan karena tidak ada
tekanan mekanisme pelepasan. Perlindungan pribadi penuh
harus dipakai saat mengangkat kap mesin kejadian.

2.5. Sistem keamanan kendaraan

2.5.1. Airbag

Airbag Dampak Depan: dirancang untuk digunakan di

Jika terjadi benturan frontal, tas ini biasanya terletak di roda
kemudi dan berbagai lokasi dasbor. Semua sistem kantung
udara tidak sama tetapi memang mengandung komponen
serupa

2.5.2. Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman Sabuk pengaman modern termasuk
perangkat yang disebut pretensioner yang mengunci sabuk
selama tabrakan untuk mencegah perjalanan lebih lanjut dari
sabuk dan orang yang memakainya. Perangkat ini adalah
piroteknik, jadi jika tidak dinonaktifkan mereka dapat
menimbulkan bahaya penyalaan yang signifikan.
Pretensioner disembunyikan di dalam tiang-B atau konsol
tengah (Gambar 2.22). Mereka dapat diakses dengan
menghapus trim interior B-posts. Modul kontrol sistem
perlindungan benturan samping (SIPS) (juga dikenal sebagai
kantung udara tirai samping) juga dapat ditemukan di area B-
post. Karena pretensioner dan modul kontrol SIPS
berbahaya, Anda tidak boleh memotong unit ini selama
pelepasan. Teknik untuk menonaktifkan sabuk pengaman

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 31

dan pretensioner sabuk pengaman termasuk memotong
anyaman sabuk pengaman, membuka, dan mencabut sabuk
pengaman.

Gambar 2.22 Pretensioner adalah piroteknik dan seharusnya
dihindari atau dilindungi selama evolusi pelepasan.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 32

BAB III
STANDAR OPERASI PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN

3.1. Standar Operasi

Dalam semua kasus kecelakaan, perhatian utamanya adalah
keamanan hidup. Kondisi korban, situasi, bahaya (nyata atau potensial) dan
tersedia sumber daya yang akan mempengaruhi metode dan kecepatan
operasi dapat diselesaikan. Harus diakui bahwa pemulihan korban trauma
dari cedera yang dideritanya secara langsung dipengaruhi oleh perawatan
pra-rumah sakit dan waktu dibawa ketika korban hendak dibawa ke rumah
sakit. SOP membutuhkan hubungan yang baik antara layanan darurat ada
pada insiden tersebut. Ini keseluruhan prosedur yang bergantung pada
kerja sama mencapai satu tujuan tunggal. Ketika ambulans, atau dokter,
perawat hadir, maka korban menjadi tanggung jawab mereka.
Bagaimanapun, kesehatan, keamanan mereka dan kesejahteraan juga
akan menjadi perhatian pemdam kebakaran dan penyelamatan. Dengan
mengingat hal ini, Komandan Insiden dan kru penyelamat yang dipanggil
pada kejadian tersebut harus menggunakan cara yang cermat dan efisien
untuk mencapai Standar Prosedur Operasi, seperti yang dijelaskan di
bawah ini.

3.1.1. Regulasi Standar Operasi
Untuk melakukan tugas penyelamatan kecelakaan kendaraan
hal yang penting adalah semua prosedur sudah terukur dan
sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah diuji.
Dalam hali ini acuan dari prosedur teknis penyelamatan
kecelakaan kendaraan yaitu berdasarkan peraturan
internasional dari National Fire Protection Association (NFPA)
Standar untuk Kualifikasi Profesional Penyelamat Teknis 1006
, 1670, 1001, .472 yang menjadi standar rujukan pemadam
kebakaran seluruh dunia.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 33

3.1.2. Penilai situasi / Size-up
Pada saat tiba dilokasi kejadian yang Anda lakukan sama
dengan keadaan darurat lainnya, Anda harus menilai situasi
kejadian dilokasi penyelamatan apapun. Size-up adalah
evaluasi berkelanjutan dari:
• Apa yang telah terjadi?
• Apa yang terjadi?
• Apa yang mungkin terjadi?
• Sumber daya apa yang akan dibutuhkan untuk
menyelesaikan situasi?
Penilain dimulai selama pengiriman laporan awal oleh
operator pusat komando (PUSKOM)/CC/SCC. Petugas
operator harus memberi tahu Anda secara umum apa yang
telah terjadi, termasuk lokasi, jenis penyelamatan, kondisi
cuaca, unit dikirim, dan mungkin jumlah korban. Beberapa
informasi mungkin tidak akurat karena berasal dari saksi atau
korban, bukan dari pihak penanggap darurat/petugas
responder. Anda mungkin tidak mengetahui situasi kejadian,
sampai Anda mencapai tempat kejadian. Setelah tiba,
verifikasi keakuratan laporan pengiriman dengan mengamati
sendiri pemandangannya (Gambar 3.1). Perhatikan apa saja
bahaya yang akan mempengaruhi korban atau tim
penyelamat. Menilai apa yang mungkin terjadi jika tidak ada
tindakan yang diambil, dan tentukan prioritas tindakan yang
harus diambil. Misalnya, Apar mungkin diperlukan untuk
memadamkan api sebelum operasi penyelamatan dapat
dimulai. Tentukan apakah sumber daya tambahan harus
dikirim ke tempat kejadian, seperti alat berat untuk
memindahkan puing-puing, perangkat udara untuk
mengakses korban, atau Unit Lifting crane untuk
memindahkan kendaraan.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 34

Gambar 3.1 Penilain situasi / Size-up

3.1.3. Kendalikan bahaya dan keselamatan
Sistem Komando Insiden mengharuskan setiap adegan harus
memiliki perimeter atau penghalang yang terkontrol dengan
baik di sekitar insiden. Ini dimaksudkan untuk :
• Menyediakan ruang kerja yang terkontrol
• Melindungi para pengamat dari bahaya saat insiden
• Memastikan penggunaan sistem kendali operasi
• Memastikan korban dapat dipertanggungjawabkan
• Melindungi bukti jika terjadi insiden yang mencurigakan
• Mencegah runtuhnya struktur atau parit lebih lanjut karena
getaran kendaraan.
Komandan Insiden menentukan lokasi perimeter luar, yaitu
Anda mungkin ditugaskan untuk menandai. Regangkan tali
utilitas atau pita pembatas (safety line) di antara objek yang
tersedia, seperti tanda, pohon, tiang utilitas, atau kerucut lalin.
Biarkan terkontrol membuka dekat Pos Komando. Petugas
pengaman area (safety officers) akan memantau akses
masuk pada titik itu. Pembukaan lain mungkin diperlukan
untuk menyediakan akses ambulans dan peralatan darurat
lainnya. Adegan insiden biasanya dibagi menjadi tiga zona
kontrol berlabel panas, angat, dan dingin dan Zona interior
yang merupakan area diruang dalam kendaraan (Gambar
3.2). Ukuran, bentuk, dan jarak dari bahaya tergantung

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 35

tentang kondisi cuaca, topografi umum, jumlah ruangan yang
dibutuhkan untuk kerja petugas, dan sifat bahayanya. Zona
panas atau adalah area paling kritis dari tempat kejadian dan
termasuk situs actual keadaan darurat. Untuk membatasi
keramaian dan kebingungan, hanya personel yang terlibat
langsung dalam mengatasi keadaan darurat diperbolehkan di
dalam zona panas. Personil di zona panas Harus :

• Masuk ke sistem kendali operasi
• Kenakan alat pelindung diri (APD) yang dirancang

untuk bahaya tertentu
• Dilatih untuk mengelola situasi
Zona hangat atau radian 3-5 m berada tepat di luar zona
panas. Akses dibatasi untuk personel yang secara langsung
mendukung pekerjaan yang dilakukan di zona panas. Semua
personel harus menggunakan APD penuh dan siap masuk
zona panas. Pada insiden material berbahaya (B3) , stasiun
dekontaminasi biasanya dipasang di zona ini. Zona dingin
atau radian 5 – 10 m adalah yang terjauh dari kejadian
tersebut. Akses terbatas untuk personel yang bekerja, dan
batas luar membentuk garis kendali massa untuk
umum/public.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 36

Gambar 3.2 Zona kendali operasi

3.1.4. Stabilkan kendaraan
Setelah lokasi kejadian dinilai, kendaraan harus distabilkan.
Gunakan cribing, stepchock, perangkat pengangkat (Lifting
equipment), dan sistem tegangan penopang (Butress tension
system) / shoring untuk mendukung diantara poin-poin utama
kendaraan dan tanah (Gambar 3.3 ). Tujuan stabilisasi adalah
untuk mencegah kendaraan bergerak secara tidak terduga
karena gerakan dapat menyebabkan cedera parah baik pada
korban maupun personel penyelamat. Jangan pernah
memindahkan kendaraan atau mencoba melepaskannya
hingga kendaraan telah sepenuhnya di stabilkan. Hal ini
terutama berlaku jika kendaraan miring, terbalik, atau dalam
bahaya jatuh di atas tebing, jembatan, jembatan
penyeberangan, atau tanggul (Gambar 3.4 a - c). Jangan
pernah letakkan bagian mana pun dari tubuh Anda di bawah
kendaraan sambil memasang perangkat penstabil di tempat.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 37

Gambar 3.3
Posisi
kendaraan
terbalik,denga
n didukung
alat stabilisasi

Gambar 3.4 a
Posisi
kendaraan
normal,mung
kin masih
membutuhkan
alat stabilisasi
untuk
mencegah
gerakan tiba-
tiba selama
operasi
pelepasan

Gambar 3.4 b
Posisi
kendaraan
miring di
sisinya harus
ditopang alat
stabilisasi.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 38

Gambar 3.4 c
Kendaraan
menumpuk
terbalik
membutuhkan
alat dan
keterampilan
khusus untuk
melakukan
Teknik
penyelamatan
.

Menggunakan pengganjal roda
Ketika kendaraan dengan semua roda di tanah harus distabilkan.
Satu pendekatan sederhana adalah mengempiskan ban. Tetapi
jika ban mengempis tidak mencukupi atau tidak mungkin,
menyebabkan ganjal dapat mencapai hasil yang sama.
Pengganjalan dapat dilakukan dengan ganjalan roda peralatan
standar, potongan cribing, atau benda berukuran serupa lainnya
seperti batu bata atau batuan (Gambar 3.5). dalam panduan
praktek, prosedur teknis menstabilkan kendaraan menjelaskan
langkah-langkah mencegah Gerakan kendaraan secara izontal,
menggunakan ganjalan roda. Pedoman ganjal roda umum:
• Tempatkan ganjalan di depan dan belakang ban.
• Tempatkan ganjalan di sisi menurun dari kendaraan di lereng.
• Tempatkan ganjalan di kedua sisi ban jika permukaan tanah

rata atau searah dengan nilai tidak ditentukan.
• Uji dan gunakan rem parkir sebelum memasang ganjal.
• Pusatkan ganjal dengan pas dan tepat di atas tapak setiap

ban.
Jika sistem mekanis kendaraan dapat dioperasikan, sistem
tersebut dapat digunakan sebagai pelengkap roda macet. Jika
memungkinkan, pindahkan transmisi otomatis ke parkir, atau

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 39

gunakan manual transmisi pada gigi satu. Matikan kunci kontak,
dan aktifkan tempat parkir kendaraan atau rem darurat.

Gambar 10.59 Chocking
adalah metode stabilisasi
yang tidak merusak dan
melumpuhkan kendaraan

Gambar 3.5 Chocking adalah metode stabilisasi yang tidak merusak dan
melumpuhkanroda kendaraan

Menggunakan Bahan Cribbing
Cribbing biasanya digunakan dalam formasi kotak/boks (Gambar
3.6). Potongan cribbing biasanya didorong ke posisinya dengan
palu atau dengan potongan cribing lainnya. Baji / Wedges
mungkin diperlukan untuk memastikan kontak yang solid antara
cribing dan kendaraan agar boks cribbing menjadi tumpuan
padat. Cribbing juga bisa ditempatkan di bawah sisi kendaraan
untuk mencegah gerakan lateral. Dalam buku prosedur teknis
menstabilkan kendaraan menjelaskan metode yang tepat untuk
menstabilkan kendaraan menggunakan cribbing.

Gambar 3.6
Penggunaan
Boks Cribing
untuk stabilisasi

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 40

Menggunakan Perangkat Pengangkat (Lifting Equipment)

Jack pengangkat dan bantalan angkat pneumatik digunakan

untuk :
• Mengangkat kendaraan yang ada di atap atau sampingnya
• Menyangga rangka kendaraan
• Mendapatkan akses ke interior dengan mengangkat benda

yang ada bertumpu pada kendaraan

Keuntungan menggunakan dongkrak pengangkat adalah mereka

bisa disesuaikan dengan ketinggian yang dibutuhkan dan dapat

dimasukkan ke dalam ruang sempit. Kekurangannya meliput i:
• Mereka memakan waktu untuk ditempatkan.
• Mereka mungkin membatasi akses ke kendaraan.
• Mereka mungkin bergeser, membiarkan kendaraan bergerak.

Bantalan angkat pneumatik juga bisa digunakan untuk sementara

menstabilkan kendaraan. Agar efektif, setidaknya dibutuhkan dua

Bantalan pengangkat pneumatik. Mereka mungkin diposisikan

dengan satu di setiap sisi kendaraan, atau dengan satu di depan

dan satu di belakang (Gambar 36 a dan b). Karena dongkrak dan

bantalan angkat bisa rusak atau terlepas, Boks cribbing yang

kokoh digunakan untuk melengkapi mereka (Gambar 3.7).

Prosedur teknis menstabilkan kendaraan menjelaskan tentang

metode yang tepat untuk menstabilkan kendaraan menggunakan

jack pengangkat.

Gambar 36 a
Bantalan
pengangkat
pneumatik
harus
digunakan
bersamaan di
sisi
berlawanan
dari kendaraan
yg tidak stabil

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 41

Gambar 36 b
Bantalan
pneumatik dapat
ditempatkan
pada sisi yang
berdekatan
kendaraan
sambil
memeriksa untuk
memastikan
stabilitas beban.

yang tida stabil.

Gambar 37.

Cribbing solid
melengkapi
pekerjaan
jack.

Menggunakan Sistem Shoring dan Buttress Tension
Saat kendaraan ditemukan terbalik, miring, atau di atas di lereng,
penyelamat harus menggunakan cara apa pun yang tersedia
untuk menstabilkan kendaraan. Metode tradisional atau sistem
penopang ketegangan dapat digunakan untuk mencapai ini.
Secara tradisional, kombinasi boks cribing, tali, anyaman, rantai,
dan sling winch dapat digunakan untuk melakukan tugas
stabilisasi. Amankan tali, anyaman, atau rantai antara rangka
kendaraan dan benda yang aman seperti pohon, pagar, atau
objek substansial lainnya (Gambar 3.8). Anda juga dapat
menggunakan kabel dan winch pada unit pemadam kebakaran
atau truk derek untuk mengamankan kendaraan. Waspadai
winch tersebut kabel yang tegang bisa berbahaya jika putus.
Memastikan bahwa kabel, rantai, anyaman, tali, dan derek
memiliki batas aman yang melebihi berat yang diamankan. Tali

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 42

dan anyaman harus memiliki kapasitas muat yang memadai.
Prosedur teknis menstabilkan kendaraan dengan Butres tension
system menjelaskan metode untuk menstabilkan kendaraan
menggunakan sistem tali dan anyaman. Penopang yang dapat
disesuaikan dapat digunakan untuk menstabilkan kendaraan
yang ada di sisinya. Penopang biasanya terdiri dari tabung
persegi yang terpasang ke pelat dasar, yang menyebarkan
beban kendaraan. Ujung bawah tabung itu menampung tabung
lain seperti teleskop yang keluar. Seri A / Boks cribbing 4x4
lubang mengalir di sisi kedua tabung, dan pin bisa dimasukkan
melalui lubang untuk menahan tabung pada yang diinginkan
panjangnya. Ada ruang yang tersisa di antara bagian atas tabung
dan bagian bawah kendaraan bisa diangkat dengan sekrup jack
di ujung tabung. A 4 x 4 inci (100 kali 100 mm) tiang kayu juga
dapat digunakan sebagai pengganti penyangga yang dapat
disesuaikan untuk mendukung kendaraan.

Sistem penyangga telah menyebabkan sistem tegangan
penopang, yaitu digunakan untuk menstabilkan kendaraan yang
terbalik atau berbaring sisi mereka. Gunakan minimal tiga tiang
penopang penopang. Mulailah dengan menempatkan dua di sisi
kendaraan yang paling tidak stabil. Sisi terpanjang dari unit
memanjang pada sudut 50 hingga 70 derajat dari tanah ke titik
tinggi di kendaraan. Dua tali pengikat meluas dari pangkal kaki
panjang ke titik-titik di kendaraan (Gambar 3.9).

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 43

Gambar 3.8.

Pilihan angkat
mungkin ada
implikasi
selama evolusi
taktik stabilisasi.

Gambar 3.9. 4 Tali
pengikat dan tiang
penahan penahan
stabilasi
kendaraan yang
telah berhenti

miring..

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 44

3.1.5. Ekstrikasi Kendaraan
Setelah menstabilkan kendaraan, tim penyelamat harus
mendapatkan akses ke interiornya untuk membebaskan
korban. Teknik pelepasan yang digunakan penyelamat akan
bervariasi tergantung berdasarkan sejumlah faktor, seperti,
namun tidak terbatas pada, posisi kendaraan dan lokasi
korban. Tim penyelamat biasanya akan melepaskan korban
menggunakan empat metode dasar: pelepasan manipulatif,
pembongkaran, pemotongan, dan memaksa. Mereka
biasanya akan menerapkan metode ini ke poin kendaraan
yang paling umum Ketika kontruksi mengalami perubahan
bentuk, yang meliputi pedal, jok, dasbor dan roda kemudi /
kolom, pintu, dan atap.Sisa dari bab ini membahas fitur-fitur
pelepasan korban dari kendaraan berpenumpang :
• Teknik untuk membuat bukaan akses dan jalan keluar pada
kendaraan penumpang
• Teknik alternatif untuk membuat bukaan akses dan jalan
keluar bagi Penumpang kendaraan dengan baja canggih
• Teknik untuk memindahkan korban dari kendaraan

Teknik Membuat Bukaan Akses ke korban
Setelah kendaraan stabil dan sistem kelistrikannya aman,
penyelamat harus mendapatkan akses kepada para korban.
Empat metode dasar tersebut adalah (Gambar 3.10) :
• Membuka pintu yang beroperasi secara normal
• Menghilangkan kaca jendela
• Membongkar pintu
• Menghilangkan atap
Metode terbaik yang tersedia adalah yang paling sederhana dan
tercepat. Metode akses yang lebih panjang memperpanjang
penderitaan korban dan lebih berbahaya bagi kedua korban dan
penyelamat. Korban luka parah juga lebih mungkin untuk

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 45

bertahan hidup jika mereka menerima perawatan medis dengan
cepat.

Membuka Pintu yang Biasanya Beroperasi
Periksa pintu yang paling dekat dengan korban dan cobalah
membukanya secara normal. Jika Anda tidak bisa, coba pintu
lainnya dalam satu kendaraan. Jika tidak ada pintu yang terbuka
secara normal, gunakan alat untuk melepaskan kunci, bisa
dengan menggunakan alat perkakas tangan (Hand Tools).

Menghilangkan kaca Jendela
Kaca Jendela dihilangkan untuk mendapatkan akses ke korban
atau mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh pecahan kaca
yang tersisa. Untuk melindungi diri Anda dari kaca yang lepas
atau beterbangan, selalu pakai alat pelindung lengkap, termasuk
pelindung mata. Lindungi korban dengan menutupinya dengan
penutup barang bekas atau selimut pelindung. Kaca jendela
kendaraan terbuat dari kaca pengaman berlapis (Laminated
glass) atau kaca temper (Temperedd glass).

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 46

Gambar 3.10 Cara
pertama,masuk
kedalam kendaraan
periksa pintu

Gambar 3.11
Cara ke dua untuk
masuk kedalam
kendaraan,
Menghilangkan
kaca
jendela

Melepas kaca pengaman (Laminated Safety glass).
Kaca lapis pengaman (Laminated) terdiri dari dua lembaran kaca
yang direkatkan pada sebuah lembaran dari plastik bening
terjepit di antara mereka (Gambar 10.12). Ini paling sering
digunakan untuk kaca depan dan jendela belakang. Jika pecah
menjadi pecahan panjang dan runcing pada benturan, tapi
laminasi plastik menahan sebagian besar fragmen di tempatnya.
Beberapa pabrikan menambahkan lapisan plastik laminasi
tambahan di sisi penumpang kaca depan untuk melindungi
melawan laserasi/ anti silau. Karena banyak mobil sekarang
menggunakan kaca depan sebagai komponen struktural,
melepas kaca depan bukan lagi praktik standar selama
pelepasan. Menghilangkan Kaca depan sangat melemahkan
badan kendaraan dan dapat menyebabkannya roboh. Karena
sulit untuk mengatakan kendaraan mana yang menyertakan fitur
desain ini, beberapa departemen tidak lagi lepaskan kaca depan.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 47

Jika memungkinkan, biarkan kaca depan tetap utuh. Melepas
kaca pengaman lebih rumit dan memakan waktu daripada
melepas kaca tempered. Kaca pengaman (Laminated) tidak
hancur dan rontok seperti kaca temper , dan lapisan laminasi
ekstra pada kaca depan yang lebih baru membuatnya lebih sulit
memotong. Gergaji adalah alat paling efektif untuk
menghilangkan kaca berlaminasi ganda, tetapi salah satu alat
berikut dapat digunakan untuk melepaskan kaca pengaman
standar, antara lain :
• Kapak (Pry axe)
• Pahat udara (Air Chisel)
• Gergaji reciprocating
• Gergaji tangan pisau kasar (Glass-Ex,Glass Management)
• Pemotong kaca depan (Windshield cutter)

Gambar 3.12
Kaca depan jenis
Tempered glass

Menghilangkan kaca tempered (Tempered glass)
Kaca tempered paling sering digunakan di samping dan jendela
belakang. Saat benturan, retakan kecil menyebar ke seluruh
kaca, yang pecah menjadi beberapa bagian kecil. Ini
menghilangkan serpihan panjang dan runcing yang dihasilkan
oleh pengaman kaca pecah, tetapi potongan-potongan kecil
dapat membuat luka robek dan masuk mata atau luka terbuka.
Menghilangkan kaca temper relatif sederhana. Sudut bawah
kaca jendela mudah pecah saat dipukul dengan benda tajam dan
runcing, atau saat pegas dan punch tengah ditekan ke dalamnya.
Selalu gunakan tangan yang berlawanan untuk menopang

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 48

tangan menahan pukulan punch tengah (Gbr 10.13) Ini
mencegah Anda meletakkan tangan Anda menembus kaca saat
pecah dan mencegah pukulan tengah mengenai korban siapa
yang dekat dengan kaca jendela. Punch tengah tanpa pegas/ada
pegas (Gbr 10.14). Jika tidak ada lagi yang tersedia, alat Halligan
atau Pry axe juga bisa digunakan untuk memecahkan kaca.
Sebagian besar pecahan kaca akan jatuh langsung ke lantai atau
kursi, jadi selalu pecahkan kaca jendela yang terjauh dari korban.

GGamambabra3r .31.513
MMememeceachahkakcaaca
tetmempepre(rT(eTmempepreerded
glgalsass)sd) ednegnagnan
CeCnetnretrepupnucnhch

Gambar 3.14
Obeng Philips /
Punch

Yakinkan korban ditutupi dengan selimut atau penutup sisa
sebelum Anda pecahkan kaca. Bahan sederhana juga bisa
digunakan untuk menampung kaca temper selama pemindahan.
Jika penempelan lakban diterapkan ke kaca jendela, sebagian
besar akan menempel pada lakban, membiarkan kaca jendela
dilepas dari satu unit pintu, manfaat diterapkannya menempel
lakban dapat mengontrol pecahan kaca (Gambar 10.15). Semua
metode ini membutuhkan lebih banyak waktu, jadi gunakan
hanya jika waktu dan kondisi korban masih sadar dan tidak terlalu
kritis.

PENYELAMATAN KECELAKAAN KENDARAAN |DIKLAT FIRE RESCUE| 49


Click to View FlipBook Version