The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Salus - Edisi 43 / Tahun XII
Mei 2020

Media Komunikasi Paroki Alam Sutera
Gereja St. Laurensius
Tangerang, Banten
Indonesia

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Salus - Gereja St. Laurensius, 2022-01-05 09:57:45

Majalah Salus 43

Majalah Salus - Edisi 43 / Tahun XII
Mei 2020

Media Komunikasi Paroki Alam Sutera
Gereja St. Laurensius
Tangerang, Banten
Indonesia

Keywords: salus,kaj,paroki alam sutera,majalah,laurensius

VERSI DIGITAL

43 / TAHUN XII
MEI 2020

UNTUK KALANGAN SENDIRI

PANDEMI COVID-19

Kutuk atau Rahmat?

PENANGGUNG JAWAB: DAPUR REDAKSI
DPH Paroki Alam Sutera
Pembaca Salus yang dikasihi Kristus,
Serpong Utara
PEMIMPIN UMUM: Di tengah wabah Covid-19 dan PSBB yang
RD Hieronymus Sridanto A. Nataantaka membatasi kegiatan menggereja kita
PEMIMPIN REDAKSI: bersama, interaksi virtual menjadi andalan.
Termasuk rangkaian Misa Pekan Suci tahun ini yang
Jodi Barnas dipersembahkan melalui Misa on-line, begitu juga
REDAKSI: kegiatan lain seperti Misa Mingguan, Pendalaman
Iman, Doa Rosario Lingkungan, berbagai meeting
Alfred Lanny seksi dan kelompok kategorial. Rasanya aktivitas
Andre Budi Wiryawan virtual ini sekarang sudah menjadi suatu yang normal.

Cristella Salus edisi Mei 2020 ini terbit dalam versi Digital,
Cliff Tendyanto dengan tema juga sarat pemberitaan dan tulisan di
Elisabeth Wong sekitar pandemi ini. Bagaimana empati umat akan
sesama yang mengalami kesusahan benar-benar
Erwin Susilo telah menjiwai kegiatan mereka belakangan ini.
Imelda Njo
Lucia Vania Kali ini Romo Hadi dan juga Romo Danto ikut
menyapa umat dalam Sapaan Gembala dan artikel
Michael Jason yang mereka tulis, selamat merenungkan. Dapat pula
Orchieyadi kita simak tulisan Antar Kita, berbagai kegiatan Seksi,
kelompok Kategorial dan Lingkungan-lingkungan.
Tantiana Vida Hardianti
Tan Yusuph Seksi Pengembangan Sosial dan Ekonomi
paroki dan sepak terjangnya juga dapat kita simak.
DESAIN & ARTISTIK: Pada halaman lain kita mau berkenalan lebih
Annabelle Thie jauh dengan pak Andreas Darma yang berbagi
Carla Safira pengalaman menggereja. Mudah-mudahan
Erdiyanta sharingnya menginspirasi pelayanan kita.
Libertus Anwar
Silakan menyimak juga tulisan-tulisan lainnya,
Cover: Team Salus selamat membaca.
Foto: Salus Photography Club Redaksi Salus

SALUS EDISI 43 2 MEI 2020

DAFTAR ISI

SURAT GEMBALA
BUNDA MARIA DI
04 LINGKARAN PANDEMI

COVID-19

10 PANDEMI COVID-19:

KUTUK ATAU RAHMAT?

17 ANDREAS DARMA,
AKTIVIS YANG SETIA

21 MENGENAL
SEPAK TERJANG PSE

CATATAN KECIL PEMBEKALAN TERITORIAL

26 MENJADI SAHABAT

BAGI UMAT

32 BERSOSMED DI KALA PANDEMIC:

PERILAKU KU BERUBAH?

36 KEGIATAN LINGKUNGAN:

AKSI PEDULI SOSIAL
Dalam Rangka Tahun Keadilan Sosial

ROSARIO LAUDATO SI
REFLEKSI KEARIFAN
42 MENGASIHI SESAMA

DAN LINGKUNGAN

47 BAGAIMANA
MEREKA MENYIKAPI
KEDATANGANNYA?

54 BERKAT URBI
ET ORBI DAN KITA

60 KATEKESE GOES ONLINE

REDAKSI FOTO:
Dasa Didjaja
Salus Photography Club

USAHA/KEUANGAN:
Lina Soedjoto
Eleonora Brigita Paurina

SIRKULASI:
Ignasius Bambang Bekti Sugiyo W.

ALAMAT REDAKSI:
Gereja Santo Laurensius
Jl. Sutera Utama 2, Alam Sutera,
Serpong Utara, Tangerang Selatan
Email: [email protected]

SURAT GEMBALA

BUNDA MARIA DI
LINGKARAN PANDEMI
COVID-19

Seluruh umat paroki dan para pembaca yang
budiman,
Ketika saya akan memulai tulisan ini, sejenak
saya mengambil waktu “hening”. Di satu sisi saya diminta
untuk menulis tentang Bunda Maria, di sisi lain saya
diminta juga untuk menulis tentang Pandemi Covid-19.
Saya diam dan mencoba untuk mencari benang merah

SALUS EDISI 43 4 SALUS MEI 2020

BUNDA MARIA DI LINGKARAN PANDEMI COVID-19

keduanya: yakni sebuah refleksi tentang Bunda Maria
di tengah Pandemi Covid-19. Sudah begitu banyak
tulisan, refleksi, seminar on-line dsb., dengan sudut
pandangan berbagai disiplin ilmu membahas tentang
Pandemi ini. Juga pandangan pandangan para politikus
yang mengkiritisi cara mengatasi pemerintah mengatasi
pandemi ini. Rasanya semua sudah cukup.

Maka, yang saya buat adalah mencoba untuk
mengumpulkan kembali semua ingatan saya akan semua
itu, termasuk macam-macam renungan dari para imam;
juga lelucon-leucon kaum muda dan kreatifitas yang
tumbuh dalam kehidupan kita bersama untuk terus
berjuang. Ini membantu saya untuk menuliskan refleksi
sederhana ini untuk kita lihat dalam kacamata iman. Maka
jadilah judul tulisan sederhana ini:

Awal tahun 2020, adalah awal tahun yang akan diingat
dan dikenang oleh kita semua, oleh anak-anak kita yang
masih kecil, oleh anak remaja kita yang sedang tumbuh,
oleh generasi kaum muda kita yang sedang hidup di era
digital, oleh orang dewasa dan juga para lansia. Juga
akan diingat oleh pemerintahan negara negara di seluruh
dunia, oleh seluruh suku, ras, golongan, agama, budaya;
oleh seluruh umat manusia di dunia ini dalam situasi dan
kondisi ekonomi atau status sosial apapun.

Inilah tahun dimana sepertinya oleh Sang Maha
Kuasa, kita mendadak dijadikan sama, kita mendadak
menjadi sama: tempat peribadatan apapun agamanya
mendadak menjadi sama (=kosong); kebiasaan-kebiasaan
kita mendadak menjadi sama (= menjaga jarak, cuci
tangan); menjaga kesehatan mendadak menjadi sama.
Tetapi, hal yang sangat menyedihkan: kita mendadak
tidak bisa bersama sama. Semua berusaha sehat, kita
semua memiliki rasa takut yang sama, kita memiliki rasa

SURAT GEMBALA 5 SALUS MEI 2020

BUNDA MARIA DI LINGKARAN PANDEMI COVID-19

khawatir yang sama akan hari depan kita, akan kondisi

perkonomian kita, akan ….. akan….. dan akan…. masih

banyak lagi ketakutan ketakutan akan hal-hal lainnya.

Dalam menyatukan diri dengan perasaan kebingunan

kita bersama serta rasa kesedihan kita bersama itulah,

saya memandang patung Bunda Maria yang ada di kamar

tidur saya. Wajahnya yang lembut dan menguatkan,

mengingatkan saya akan kata-kata malaikat Gabriel yang

menyampaikan pesan Allah kepada Maria agar “Jangan

Takut, hai Maria, engkau akan mengandung seorang

anak dari Roh Kudus..” Dan Maria sampai pada titik

berserah pada kehendak

“Jangan Takut, hai Bapa: “Fiat Voluntas Tua:
”Maria menjalani kehidupan
Maria, engkau akan selanjutnya dalam
bimbingan kasih Bapa.

mengandung seorang Dan di kamar kerja saya,
tergantung sebuah lukisan
anak dari Roh Kudus..” Yesus sedang menghardik

angin sakal dimana para

murid ketakutan dan Yesus

mengatakan: “Jangan takut, ini Aku ….”.

Ya! jangan takut. Kata kata inilah yang hendaknya

menjadi pegangan kita umat beriman terus bergerak dan

berpengharapan.

Adanya pandemi Covid 19, yang berkepanjangan,

nampaknya juga telah merubah sebagian besar kebiasaan

hidup kita sehari hari. Tidak terkecuali kehidupan

menggereja, khususnya dala rutiniitas mengikuti Ekaristi

setiap minggu. Berdasarkan protokol kesehatan, segala

kehidupan yang menimbulkan kerumunan orang banyak,

salah satunya kehidupan peribadatan mingguan di gereja,

ditiadakan. Ada “ruang kosong” atau kekosongan hati

SURAT GEMBALA 6 SALUS MEI 2020

BUNDA MARIA DI LINGKARAN PANDEMI COVID-19

yang ditinggal di sana. Terlebih kebersamaan dalam

beribadat.

Tetapi jangan takut. Kita sekarang sedang bersama

sama berjuang; bersama-sama bertahan; bersama-

sama mencoba berhemat, bersama sama bersyukur dan

memohon. Kita sedang bersama sama berlibur di tengah

keluarga. Jangan sedih jangan takut jangan kawatir.

Kita tidak sendiri. Dalam Kitab Suci, TuhanYesus

berpesan kepada para rasulNya untuk pergi ke seluruh

dunia mewartakan Injil dan berpesan: “Jangan takut, Aku

akan menyertai engkau sepanjang jaman”. Inilah Iman

para murid yang terus digemakan sepanjang sejarah

kehidupan gereja dalam bimbingan Roh Kudus, supaya

kita tetap bersuka-cita
“dan berpengharapan serta
Jangan takut, Aku
tidak takut, dan semoga
juga selalu bergema dan akan menyertai engkau
kita gemakan ke seluruh sepanjang jaman”
dunia.

Percayalah bahwa

Allah tidak pernah bosan

dengan kita, karena dalam iman kristiani kita, Allah adalah

Allah yang berbelas kasih dan berbela rasa. Allah yang

menginginkan kita semua selamat. Mari kita kuatkan hati

kita dengan doa, (seperti Bapa Suci Fransiskus yang

mengajak kita berdoa bersama dengan Bunda Maria,

memohon pertolongan Tuhan untuk keselamatan dunia

dalam pandemi Covid-19 ), harapan dan keyakinan.

Berserahlah selalu pada Allah. Allah sedang menata

kembali seluruh ciptaanNya dan alam ini, untuk menjadi

sebuah tempat yang semakin layak kita tinggali bersama.

Allah sedang meminta kita untuk beristirahat sejenak;

Allah sedang meminta kita untuk merasakan kembali

SURAT GEMBALA 7 SALUS MEI 2020

BUNDA MARIA DI LINGKARAN PANDEMI COVID-19

kehangatan keluarga; Allah sedang berkarya untuk
kebahagiaan kita bersama dengan caraNya.

Percayalah, pandemi ini akan berakhir dan kita akan
kembali tersenyum. Dan tahun 2020 akan menjadi sebuah
cerita kita bersama, akan menjadi sebuah perjuangan kita
bersama yang akan selalu kita kenang dan percayalah
kita akan melewati ujian hidup ini bersama sama. Bunda
Maria telah memberi teladan kepada kita dalam segala
kecemasannya: Bunda Maria percaya, Bunda Maria
berserah dan Bunda Maria menjadi bahagia.

Akhirnya, sudah mulai tumbuh istilah baru yang
mengubah kehidupan kita bersama ke depan: New
Normal. Kembali hidup normal dalam kacamata yang baru.
Dan kunci dari New Normal ini adalah DISIPLIN dalam
menata hidup. Disiplin dalam segala bidang kehidupan.
Disiplin dalam hidup bersama, disiplin dalam membangun
hidup yang sehat, disiplin dalam kehidupan ekonomi,
disiplin dalam kehidupan menggereja dan sebagainya.

Percayalah kita akan lebih maju. Kita akan lebih sehat.
Mari kita siapkan diri menjadi warga dunia yang normal
dengan cara hidup yang baru.

Seperti dulu para murid berdoa bersama Bunda Maria
di Yerusalem menanti turunnya Roh Kudus, mari kita
satukan hati dan berdoa bersama Bunda Maria, Bunda
Gereja, kita berdoa: “Dan jadi baru seluruh muka bumi”

Paroki Alam Sutera, Mei 2020

Yohanes Hadi Suryono

SURAT GEMBALA 8 SALUS MEI 2020



LIPUTAN UTAMA

PANDEMI COVID-19:
Kutuk atau Rahmat?

Ilustrasi: freepik.com

Saya senantiasa tertarik pada tulisan Harold Kushner,
seorang rabi keturunan Yahudi yang berdiam di
Amerika Serikat yang bukunya kembali saya baca
di waktu waktu senggang saya selama Work From Home.
Dua bukunya yang sangat terkenal adalah: ”When Bad
Things Happen to Good People” (1981) dan “Conquering

SALUS EDISI 43 10 MEI 2020

PANDEMI COVID-19:

Fear: Living Boldly in an Uncertain World” (2009). Buku
ini masih sangat relevan dengan kondisi saat ini ketika
saya berada dalam masa pandemi Covid-19. Bahasanya
mudah dipahami, tulisannya sangat tajam, pesan kuat
yang menohok setelah membaca bukunya adalah: ‘Jangan
takut!’. Jangan takut ketika hal-hal buruk terjadi pada
orang yang kamu kasihi, jangan takut ketika engkau hidup
dalam dunia yang semakin tidak pasti.

Tampaknya kalau melihat kembali spiritual atas kedua
bukunya, Kushner sangat terinspirasi pada perilaku
Ayub dalam Perjanjian Lama. Ayub menjadi model orang
beriman ketika penderitaan senantiasa menyertai dia,
mulai dari matinya istri, anak-anaknya, hewan-hewan
ternaknya, hingga Ayub harus menderita sakit kusta.
Refleksi Ayub menjadi makin tajam ketika dia sampai pada
titik: apakah penderitaan ini adalah kutuk atau rahmat
dari Allah? Jawabannya dirumuskan sangat sederhana
dalam Perjanjian Lama, inilah cara Allah menguji iman dan
kesetiaan Ayub.

Sejalan dengan penderitaan Ayub, misteri Paskah
yang telah saya lalui dalam Tri Hari Suci Paskah pun
memberi penjelasan yang kurang lebih sama akan
makna penderitaan Kristus. Wafat Yesus di salib menjadi
penghinaan (kutuk) atau kemuliaan (rahmat)? Iman saya
dibawa pada suatu pemahaman misteri bahwa salib
yang tadinya lambang kehinaan itu kini menjadi lambang
kejayaan.

Dengan terang Kisah Ayub dalam Perjanjian Lama dan
Misteri wafat Kristus dalam Perjanjian Baru saya mencoba
merefleksikan pengalaman iman saya sepanjang masa
pandemi Covid-19 ini.

LIPUTAN UTAMA 11 SALUS MEI 2020

DREAM BIG, MAKE IT

ONLINE

Pameran Pendidikan Online Terbesar & Terlengkap di Indonesia!

GRATIS & Terbuka untuk siswa-siswi yang mau berangkat kuliah di tahun 2020/2021

6 -7 Australia New Zealand ColleIngteesrninatIinodnoanlesia English Preparation
with SUN English
SATURDAY SUNDAY 10.00 – 18.00 WIB 09.00 – 17.00 WIB 10.00 – 18.00 WIB
10.00 – 18.00 WIB
JUNE 2020
Singapore UK & Europe USA & Canada MMuulti Countries
Malaysia & China
14.00 – 21.00 WIB 09.00 – 17.00 WIB 10.00 – 18.00 WIB
10.00 – 18.00 WIB

PRE - REGISTRATION EXHIBITION | bit.ly/expo-juni2020

Australia : Macquarie University · University of New South Wales & UNSW Global · Murdoch University · Monash University · Central Queensland
University (CQU) · University of Sydney · UTS: INSEARCH · SAE Institute Australia · Swinburne University of Technology · University of Western Australia

· Deakin University & Deakin College New Zealand : University of Auckland · University of Waikato · University of Otago Singapore : Kaplan Singapore
· PSB Academy · Singapore Institute of Management (SIM) · James Cook University Singapore · MDIS Malaysia : Taylor’s University · Asia Pacific
University (APU) Malaysia · UCSI University · Sunway University · Monash University Malaysia China : University of Nottingham Ningbo · Xi'an
Jiaotong-Liverpool University (XJTLU) USA : Shoreline Community College · Diablo Valley College (Colleges of Contra Costa) · Edmonds College · The
University of Manchester · University of Herfordshire · Foothill & De Anza Colleges Canada : University of Alberta · Columbia College · University of
Waterloo · Humber College · Vancouver Film School UK : University of Glasgow · University of Southampton · Aston University · Northumbria University
· Bournemouth University · Newcastle University · King's College London · Queen’s University Belfast · Coventry University · The University of Sheffield

Germany : IUBH University of Applied Sciences Multi Countries : Blue Mountains International Hotel Management School Australia & China · Curtin
University Australia & Curtin Singapore · Le Cordon Bleu · King Colleges (UK) & Kings Premium Universities (USA) · Navitas · INTO · Kaplan International

College (KIC) UK & USA · ONCAMPUS (Cambridge Education Group) · Study Group · William Angliss Institute of TAFE Australia & Singapore Indonesia
Pathway : Tunas Muda College · UNIPREP & UIC College · Jakarta International College (JIC) · SAE Institute Indonesia

SUN OFFICE GADING SERPONG SUN OFFICE ALAM SUTERA

Ruko Alexandrite 3, Jl. Boulevard Raya Gading Serpong No.23 Ruko Alam Sutera 29D, Jl. Jalur Sutera No.28, Serpong

Get Big Expo Promo! DOWNLOAD
SUN APP SEKARANG
Disc 50% for prediction test* Free Trial Online Class* Untuk informasi lebih lanjut :
Disc up to 50% for English & Other special promo Dapatkan informasi studi
Preparation Class* 0821 33 34 35 36 di luar negeri dan persiapan
*T&C applies bahasa Inggris dalam satu sentuhan

EXPO.SUNEDUCATIONGROUP.COM

PANDEMI COVID-19:

Work From Home
Istilah ini begitu populer pada saat pandemi. Bukan

hanya umat yang mengalami, kami komunitas 3 imam
yang tinggal di pastoran selama pandemi (Romo Hadi,
Romo Hardijantan dan Saya) juga mengalami hal yang
sama. Kesibukan melayani umat di lingkungan, kesibukan
di kantor KAJ, kesibukan mengajar, semua tinggal
kenangan. Semua harus dilakukan dari pastoran. Misa-
misa dilakukan secara on line/streaming, sesuatu yang
sangat baru dalam hidup saya sebagai imam. Ritme hidup
berubah dan cenderung monoton. Keheningan dalam
pastoran menjadi bahasa kami sehari-hari. Individualitas
menjadi semakin kentara, makan sendiri, tidak banyak
bicara, phisychal distancing dengan masker di hidung
saat keluar ruangan menjadi pemandangan sehari-hari.
Rutinitas aktifitas adalah kamar tidur, ruang kerja pastoran,
jogging keliling Gereja, berputar lagi kamar tidur, ruang
kerja pastoran, jogging keliling Gereja dan seterusnya.
Hidup menjadi monoton, sepi dan sendiri. Untuk mengusir
kebosanan, saya membaca buku, mendengarkan musik,
bermeditasi, dan membalas WA (whats app). Penderitaan
bagi saya adalah melakukan hal yang sama berulang-
ulang, rutin, membosankan dalam kesepian. Mungkin
kalau 3 hari sangat menyenangkan, semacam rekoleksi
di tengah keheningan. Namun kalau ukurannya minggu,
bulan, tentu work from home (wfh) menjadi penderitaan
yang luar biasa. Tubuh mungkin sehat, tidak sakit,
pikiran mungkin bebas tidak terpasung, namun physcial
distancing mempengaruhi hidup dalam kesepian dan
kesendirian yang akut.

Kembali membaca kisah Ayub, inilah cara Allah
menguji iman saya. Tampaknya iman saya masih jauh dari

LIPUTAN UTAMA 13 SALUS MEI 2020

PANDEMI COVID-19:

iman Ayub yang dalam Kisah Ayub, Allah melihat kesetiaan
Ayub yang luar biasa dalam penderitaan.

Makna Spiritual

Ketika membaca buku Kushner, saya tertarik dengan

kutipan inspirationalnya ”What frustrates us and robs

our lives of joy is the absence of meaning”. Setiap saat

saya berhadapan dengan penderitaan manusiawi saya.

Namun saya merasa penderitaan manusiawiku itu menjadi

kurang bermakna, ketika belum menjadi makna spiritual.

Penderitaan saya hanya menjadi penderitaan manusiawi

yang kurang meaningful, ketika tidak diangkat sebagai

penderitaan spiritual, imani. Imani artinya diangkat ke

tingkat relasi dengan Allah. Dalam kisah Ayub di sana

ada percakapan antara Ayub dengan Yahwe. Dalam

penderitaan Yesus ada percakapan Yesus dengan Bapa

di taman Gethsemani, saat di salib dan bahkan seruan

kepada Bapa di akhir wafatnya,”Bapa ke dalam tanganMu,

kuserahkan hidupKu.”

”Bapa ke dalam Dalam homili malam
Paskah di Gereja Laurensius
tanganMu, kuserahkan beberapa waktu lalu, saya
mengutip lagu “Bring
hidupKu.”
him Home”, sebuah lagu

yang menjadi petikan dari

drama musikal atau film

berjudul “Les Misserables”. Penderitaan Jean Val Jean

(tokoh utama) dibawa dalam suatu doa pengharapan.

Penderitaannya mendapat makna spiritual, karena

diarahkan kepada Allah, “God on high, hear my prayer.

In my need You have always been there”. Penderitaan

pandemi Covid-19 ini akan semakin berharga jika aku

boleh memaknainya secara spiritual.

LIPUTAN UTAMA 14 SALUS MEI 2020

PANDEMI COVID-19:

Kutuk atau Rahmat?
Ketika kembali membaca kisah Ayub, akhirnya saya

sampai pada suatu kesimpulan bahwa Ayub bersyukur
atas penderitaan. Suatu pemahaman “penderitaan” yang
melawan arus jamannya. Saat itu orang Israel melihat
penderitaan seperti sakit, sebagai kutuk dari Allah.
Kutukan dari Allah kepada seseorang menandakan bahwa
orang yang menderita ini adalah seorang pendosa.
Namun lihat, Ayub tidak mengutuki penderitaannya,
Ayub mensyukurinya. Penderitaan dilihat tidak sebagai
kutuk, tapi sebagai rahmat. Dalam misteri Paskah salib
yang bagi banyak orang menjadi tanda kehinaan, dalam
misteri wafat Yesus menjadi lambang kejayaan, karena
dengan kebangkitan Yesus mengalahkan maut. Paulus
dalam suratnya 2 Korintus (2 Kor. 1:5) bahkan kesatuan
dengan penderitaan Yesus menjadi sumber berkat dan
rahmat. Penderitaan menjadi cara Allah menunjukkan
kasihNya, seperti Yesus yang wafat adalah cara Allah
mencintai manusia. Di sini refleksi berkembang menjadi
syukur. Penderitaan tidak lagi menjadi kutuk, namun
menjadi syukur. Syukur karena saya tidak sendirian, you
are not alone. Allah menyertai saya sepanjang masa.
Kalau Allah menyertai saya dalam kesendirian, pasti
Allah juga menyertai kita dalam pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 ini adalah cara Allah mencintai kita
dan mencurahkan rahmatNya dengan cara yang unik.
Sepatutnya kita bersyukur.

Kembali kepada judul artikel ini, kalau demikian apakah
pandemi Covid-19 ini menjadi kutuk atau rahmat? Silakan
merenungkannya…

---------------------
(Romo Danto, St.Laurensius, Kamis octaf Paskah 16/04/2020)/AL

LIPUTAN UTAMA 15 SALUS MEI 2020



PROFILE

ANDREAS DARMA,
AKTIVIS YANG SETIA

Sejak masa rintisan sampai sekarang, aktivitas umat
Paroki Alam Sutera terasa amat hidup dan bergairah.
Pelbagai kegiatan yang dilakukan dari kelompok
anak-anak sampai para senior dalam aneka macam
bentuk ada dan terus berkembang. Dari aneka kegiatan itu
muncullah para aktivis yang sangat dedikatif, tulus, dan setia
mendharmabaktikan diri kepada Tuhan melalui pelayanan-
pelayanan. Salah seorang di antaranya ialah Andreas Darma.

Bernama lengkap Andreas S Darma Subhyakta Lukman,
pria kelahiran Surabaya, 10 Maret 1966 warga Lingkungan

SALUS EDISI 43 17 MEI 2020

ANDREAS DARMA

Santo Damianus, wilayah I. Lulusan Teknik Mesin ITN Malang
tahun 1990, sekarang menggeluti usaha di bidang makanan
dan di bisnis kimia. Menikah dengan Sherlin Cilvana Maria,
seorang wanita yang piawai dalam membuat aneka kue.
Mereka dikaruniai tiga anak yang diberi nama Gisela Angelina,
Colosia Lukman, dan James Lukman. Gisela dan Colosia
saat ini sudah berkerja, sedangkan James Lukman masih
menjalani pendidikan di bangku SMA.

Di tengah kesibukan dalam karya dan tanggung jawab
keluarga Andreas Darma tak lekang dari pelayanan di
lingkungan paroki. Ia bukanlah tipe aktivis ‘angin-anginan’
tetapi orang yang setia dan siap-sedia memberikan diri
dalam pelbagai kebutuhan. Bahkan, tidak hanya aktif di
lingkungan Gereja tetapi juga di masyarakat umum. Kehadiran
dan kiprahnya dalam berbagai kegiatan menggereja dan
masyarakat tampak menggambarkan penghayatan dan
pengamalan atas imannya akan Tuhan Yesus yang bangkit
dan mengutusnya untuk ambil bagian dalam mewartakan
nilai-nilai Injil. Dalam semangat ketulusan dan kesungguhan
untuk berbakti, ia rela menyediakan diri untuk melakukan
pelbagai pelayanan sejak masa rintisan stasi Santo Laurensius
hingga sekarang.

Aneka kegiatan yang pernah ditangani sejak stasi antara
lain: menjadi Wakil Ketua Lingkungan, menjadi Ketua Wilayah,
Anggota PPG Santo Laurensius, Seksi Sosial Stasi, Anggota
Dewan Stasi, Anggota Dewan Paroki, Koordinator Gerakan
Tahun Persatuan, dan Anggota Seksi Keadilan Perdamaian
Keutuhan Ciptaan (SKPKC), dan juga aktif dalam kelompok
pelayanan Santo Yusuf.

Di lingkungan masyarakat umum ia menjadi aktivis
kemasyarakatan: Ketua RT (2003-2005), Ketua RW (2012–
2014), beberapa kali menjadi aggota KPPS dalam pilkada
& pilpres, Ketua KPPS Kelurahan Pondok Jagung (2019),

PROFILE 18 SALUS MEI 2020

ANDREAS DARMA

Ketua Umum ASRC (Komunitas Warga Alam Sutera) sampai
sekarang, anggota Vox Point DPD Banten, dan menjadi Wakil
Sekretaris FKUB Tangerang Selatan Periode 2019-2024.

Pelbagai aktivitas yang dijalani itu berawal dari
keikutsertaannya dalam Kursus Evangelisasi Pribadi yang
diselenggarakan Santa Monika, bimbingan Bapak Wakijan.
KEP itu dirasakan sebagai salah satu titik-tolak yang
menumbukhan motivasi untuk melibatkan diri secara serius
menjadi pewarta kabar gembira dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menyadari bahwa ia senang berkumpul dan berelasi
dengan banyak orang, sehingga melakukan pelayanan
dengan membantu orang lain membuatnya puas dan
bahagia. Karenanya ia selalu rela untuk berbagi. Dari
pengalamannya, banyak orang memberi kepercayaan untuk
mengelola kehidupan bermasyarakat dengan menjadi ketua
RT dan RW.

Pelayanannya tidak sia-sia, ia mengalami kegembiraan
batin ketika orang yang dibantu merasa gembira, apalagi
kalau orang itu dapat mengatasi persoalan hidupnya, jadi
semakin mandiri dan lebih baik. Dengan mau aktif di Gereja
maupun masyarakat, ia merasakan syukur yang mendalam
dapat menata diri untuk berusaha rendah hati dan rela
melayani banyak orang dari pelbagai kalangan dengan aneka
macam status sosial. Dari pengalaman batin itu ia merasa
diteguhkan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya
adalah mati (Yakobus 2: 14–26). Pesan itu dijadikan sebagai
‘motto’ hidup yang mengobarkan semangatnya untuk ambil
bagian dalam pelayanan.

Satu yang paling berkesan adalah saat memberi bantuan
ke warga Villa Mutiara Serpong ketika tanggul di kawasan
itu jebol sehingga banyak rumah penduduk tergenang banjir.
Akibatnya warga cemas, tidak nyaman, dan marah yang
bercampur aduk. Andreas ikut bergerak dan membantu

PROFILE 19 SALUS MEI 2020

ANDREAS DARMA

dengan membuat tanggul, hingga banjir teratasi dan saluran
sungai berfungsi normal. Berkat bantuan ini, penduduk
setempat merasakan syukur yang tulus. Bantuan ini memang
sangat berarti dan di kacamata Andreas ini merupakan
kehadiran Gereja yang nyata untuk kehidupan masyarakat,
terutama terhadap orang-orang yang sedang dalam musibah
dan membutuhkan bantuan.

Tentu saja, dalam menjalankan aktvitas itu banyak
pengalaman suka dan duka. Namun jika ditimbang,
pengalaman suka tentu lebih banyak daripada pengalaman
yang menyebalkan. Ia menemukan bahwa pembelajaran
yang sangat berharga dari pengalaman melayani ialah tidak
ada orang yang bertingkah sebagai big boss atau sebaliknya;
minder karena pegawai rendahan. Semua orang berperilaku
dan memperlakukan orang lain sama; sederajat dan setara.
Melayani sesama sama halnya melayani Tuhan Yesus Kristus.
Tak dipungkiri bahwa kadang-kadang timbul rasa kesal dalam
berelasi dengan banyak dengan karakter yang berbeda-
beda dan gaya komunikasi unik yang bisa menjadi pemicu
timbulnya gesekan perasaan dan percikan api perpecahan.

Selain merasakan kegembiraan batin, Andreas Darma
juga merasakan bahwa semangat santo pelindung paroki kita
(St. Laurensius), belum mendarah-daging dalam kehidupan
menggereja umat paroki. Sudah sering ada penjelasan dan
perbincangan tentang semangat Santo Pelindung yang
memberi perhatian besar kepada Kaum Lemah, Miskin,
Tersingkir dan Difabel, namun semangat itu belum mengalir
dalam mewarnai kegiatan-kegiatan paroki. Ia berharap
semoga dalam perjalanan waktu, semangat Santo Laurensius
bisa benar-benar menjadi roh yang mewarnai pelbagai
macam kegiatan dan pelayanan di paroki kita tercinta. (abw)

PROFILE 20 SALUS MEI 2020

ANTAR KITA

MENGENAL SEPAK TERJANG PSE:

Untuk mereka yang
Lemah, Kecil, Miskin,
Tertindas dan Disabilitas

Team PSE Paroki, pak Alex - belakang paling kanan

Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) di
paroki kita bertugas melaksanakan reksa pastoral
pengembangan sosial ekonomi untuk mendorong
dan memfasilitasi kewajiban umat beriman dalam
memajukan keadilan sosial terutama bagi mereka yang

SALUS EDISI 43 21 MEI 2020

MENGENAL SEPAK TERJANG PSE

miskin, lemah, tertindas dan difabel (LKMTD). Terima kasih
untuk Pak Alex sebagai ketua Seksi PSE yang dengan
sigap menjawab pertanyaan-pertanyaan Salus.

Beliau berharap agar Gereja semakin berperan dan
hadir secara nyata dalam pelayanan-pelayanan yang
berorientasi pada kaum LKMTD sehingga mereka benar-
benar merasakan kehadiran Tuhan melalui uluran tangan
gereja melalui unit PSE sebagai perpanjangan tangan umat
yang lebih beruntung secara ekonomi.

“Hanya satu yang saya selalu ingat amanat dari KAJ
dan Romo Paroki bahwa jangan sampai ada umat di
paroki kita yang lapar”, lanjutnya.

Tentang pak Alex
Bapak Alexander Maria Maneklaran (red.: AMM), lahir

di Lurasik – TTU - Nusa Tenggara Timur, 55 tahun yang
lalu. Beliau tinggal di Bukit Serpong Mas - Pakulonan –
Serpong Utara, Lingkungan St. Clara Wilayah 2. Pernah
bekerja di PT. Garuda Indonesia, sekarang beliau sudah
memasuki usia purna karya. Menikah dengan Maria Gorety
Rostiana Dewi dan dikarunia 5 orang anak.

Untuk Mereka yang LKMTD
• Bagimana PSE berkarya dan berkolaborasi dalam

pelayanan umat khususnya di masa bencana
Covid-19 ?
AMM: Pada dasarnya Customer Utama seksi PSE
adalah mereka yang Lemah, Kecil, Miskin, Tertindas dan
Difabilitas (LKMTD) dengan prioritas utama adalah umat
katolik di paroki Alam Sutera gereja Santo Laurensius.
Kehadiran gereja tidak dapat dipisahkan dengan warga
dan paroki yang ada di sekitar kita. Dengan demikian
perhatian Seksi PSE bukan saja kepada kaum LKMTD

ANTAR KITA 22 SALUS MEI 2020

MENGENAL SEPAK TERJANG PSE

Romo Hadi ikut serta mempersiapkan bantuan bagi sesama

yang beragama Katolik tetapi juga bagi kaum LKMTD
non-umat paroki termasuk koordinasi dengan paroki
lain yang membutuhkan bantuan.
Bencana Covid-19 ini secara ekonomi berdampak luas
dan dirasakan oleh sebagian umat di paroki kita dan
warga disekitar paroki kita. Untuk itu PSE berperan
aktif membantu umat dan kaum LKMTD yang terkena
dampak terutama masalah keuangan untuk kebutuhan
hidup sehari-hari. Bentuk karya PSE berupa bantuan
rutin sembako, bantuan biaya hidup bulanan, biaya
sewa / kontrakan rumah, biaya pengobatan, bantuan
biaya pendidikan.
PSE bekerja sama dengan seksi HAAK dan unit PPTKS

ANTAR KITA 23 SALUS MEI 2020

MENGENAL SEPAK TERJANG PSE

aktif membantu warga di paroki seperti bantuan
sembako, peralatan medis, masker dan hand sanitizer
kepada warga dan tenaga medis di kecamatan Kelapa
Dua, Pagedangan dan Serpong Utara bekerjasama
dengan Kepolisian, Koramil, Forum Komunikasi Umat
Beragama / FKUB, Karang Taruna dan Ormas lainnya.
Saat ini umat yang perlu dibantu di paroki Alam Sutera
ada sekitar 287 KK yang tersebar secara tidak merata di
35 lingkungan. Bila rata-rata satu Keluarga ada 3 orang
maka jumlah umat yang terbantu adalah sebanyak 861
jiwa. Itulah customer utama dan fokus PSE saat ini.

• Apa yang akan dilakukan di kemudian hari?
AMM: PSE mempunyai beberapa program karya di

tahun 2020 ini yang orientasinya ditujukan kepada
mereka yang LKMTD yaitu antara lain:
• Program pemberdayaan ekonomi umat, antara lain
melakukan program pelatihan kerja di bidang Service
AC, Menjahit, dll
• Program bantuan Modal usaha dan pendampingan/
bimbingan usaha untuk menjalankan usaha dengan
skala kecil dan menengah seperti warung makan,
bengkel tambal ban, jasa serivice AC, minuman keliling,
dll.
• Bantuan pemasaran bagi produk dan jasa dengan
aplikasi digital marketing dengan target pasar yang
utama yaitu umat paroki yang berjumlah lebih dari
14.000 umat.
Disamping program tersebut di atas, juga ada program
rutin yang sudah dan akan terus berjalan berupa
bantuan karitatif berupa bantuan sembako, bantuan
biaya hidup, bantuan biaya sewa / kontrakan rumah
tempat tinggal, bantuan biaya pengobatan, bantuan

ANTAR KITA 24 SALUS MEI 2020

MENGENAL SEPAK TERJANG PSE

biaya pendidikan (di luar ASAK), bantuan biaya
kedukaan, bedah/renovasi rumah, donor darah, bakti
sosial dan lain lain.

• Bisa share suka-duka pelayanan?
AMM: Sangat menyenangkan. Secara pribadi pelayanan

ini telah menaikkan kualitas rasa syukur saya kepada
Tuhan dan dibukakan mata saya bahwa ternyata
banyak tangan yang membutuhkan bantuan dari
gereja dan dari mereka hidupnya lebih beruntung.
Sekecil apapun bantuan yang kita berikan akan
sangat berarti bagi kelangsungan hidup orang lain.
Jangan melihat dan menilai orang dari yang tampak
saja karena beberapa kali saya melihat yang meminta
bantuan tinggal di rumah agak besar, di cluster yang
bagus namun ternyata itu rumah orang lain atau rumah
saudaranya, mereka tidak mempunyai penghasilan
sama sekali atau penghasilan yang sangat minim untuk
membiayai hidupnya .

• Saran atau himbauan untuk umat dan seksi-seksi
lain di paroki.

AMM: Mengharapkan keterlibatan Ketua Lingkungan
dan Seksi Sosial di lingkungan masing-masing untuk
lebih tanggap terhadap kondisi umat di lingkungannya.
Banyak umat dalam kondisi sulit tapi malu
mengungkapkan kepada pengurus lingkungan bahwa
dia sangat membutuhkan bantuan. (antonio)

ANTAR KITA 25 SALUS MEI 2020

Catatan kecil pembekalan teritorial

MENJADI SAHABAT
BAGI UMAT

Peserta pelatihan Ketua Lingkungan dan Koordinator Wilayah

Suatu kesempatan besar hari ini saya mendapat
kesempatan untuk hadir dalam acara pembekalan
para pengurus teritorial paroki yang baru saja dilantik
minggu lalu. Acara yang diselenggarakan oleh Seksi Pelatihan
dan Kaderisasi (Red: Sie Pekad) ini merupakan acara
berdurasi dua hari, tepatnya Minggu, 16 & 23 Februari 2020
dari jam 10.30 - 15.30, di Gedung Karya Pastoral Gereja St.
Laurensius.

Info awal yang saya dapat dari e-flyer yang tersebar
di group WA (red: medsos), menyebutkan bahwa acara ini
adalah Seri Pelatihan Dasar, yang bertema “Menjadi Sahabat
Bagi Umat”, ditujukan bagi para ketua lingkungan, wakil ketua
lingkungan dan koordinator wilayah yang baru.

Menurut Joko Lusimin (Ketua Sie Pekad), acara ini
bertujuan untuk memberikan pembekalan dasar bagi para
pelayan umat lingkungan, sehingga mereka dapat menyusun
tim pengurus yang tangguh dan diharapkan dapat bekerja

SALUS EDISI 43 26 MEI 2020

MENJADI SAHABAT BAGI UMAT

bersama-sama dalam pelayanan umat lingkungan, dan saling
menguatkan antar pengurus.

Pedoman Dasar Dewan Paroki
Sesi pertama pembekalan dimulai dengan hal terkait

spiritualitas pelayanan yang dibawakan oleh RD Hardijantan
Dermawan. Beliau membawakan bahan yang berasal dari
referensi yang diterbitkan oleh KAJ yaitu Buku Pedoman
Dasar Dewan Paroki (Red: disingkat PDDP) edisi 2019.
Menurut beliau buku inilah yang saat ini menjadi referensi

pelayanan seluruh perangkat
pelayanan di Paroki Alam Sutera.
Secara detil beliau menjelaskan
tentang spiritualitas inkarnasi Yesus
Kristus dan semangat Gembala Baik
dan Murah Hati.

Sesi kedua di hari tersebut
terkait dengan penjelasan struktur
organigram KAJ, kedudukan perangkat pelayanan dalam
organigram, kepengurusan teritorial (wilayah & lingkungan),
persyaratan, tugas dan tanggung jawab pengurus beserta
kewajibannya.
Penjelasan sesi kedua dibawakan oleh Johannes
Winata (Sekretaris 1 DPH), yang juga purnabakti kaling di
era pembentukan stasi Alam Sutera saat itu. Johannes
juga menjelaskan tentang adanya kewajiban bagi pengurus
territorial untuk menghadiri Rapat Pleno Paroki minimal 2 kali
per tahun, dan wajib untuk mengadakan rapat di teritorinya
terkait dengan rencana/evaluasi pelayanan yang dilakukan:
minimal 3 kali per tahun.

Komunikasi Pemimpin
Sesi terakhir di hari pertama tersebut terkait dengan

ANTAR KITA 27 SALUS MEI 2020

MENJADI SAHABAT BAGI UMAT

softskill yang sebaiknya diketahui / dikuasai oleh peserta. Skill
komunikasi adalah hal utama yang sangat dibutuhkan para
pelayan tersebut dalam konteks pelayanan nantinya, baik
dalam penyusunan tim pengurus ataupun bekerja bersama
dalam tim.

Hal utama yang menjadi kunci sukses dalam pelayanan
kolektif, salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi
yang efektif dapat mengalirkan pesan yang diungkapkan
pembicara, menjadi pesan yang sama yang diterima
pendengar, sehingga pada akhirnya pembicara dan
pendengar memiliki persepsi yang sama terhadap pesan
yang mengalir tersebut.

Sesi komunikasi dibawakan dengan lugas dan lancar oleh
Stecia Olivia, orang muda wilayah 6 yang aktif di PDPKK dan
berkarya di salah satu perusahaan ritel papan atas nasional.
Dengan selingan game yang sangat terkait dengan topik,
dan dibantu oleh Andry Kurniawan, membuat peserta tidak
mengantuk dan tetap fokus ke topik. Sesi ini merupakan sesi
penutup untuk hari pertama.

Dinamika Pelayanan Jaman Now
Hari kedua pembekalan langsung dibawa tancap gas oleh

R. Soetrisno (DPH Bidang Penelitian dan Pelatihan Paroki,
BP3) yang membuka diskusi terkait dengan rekomendasi
struktur organisasi lingkungan yang bisa diaplikasikan dalam

ANTAR KITA 28 SALUS MEI 2020

MENJADI SAHABAT BAGI UMAT

lingkungan. Peserta dituntut fokus kepada bahan yang
dibawakan tersebut, yang intinya adalah pengurus lingkungan
selain terdiri dari pengurus inti (ketua, wakil, sekretaris,
bendahara) juga diperlengkapi dengan “seksi” yang dalam
tugas lingkungannya lebih kepada perpanjangan tangan tugas
“komisi” yang ada di KAJ.

Selain info terkait struktur organisasi yang ideal, juga
diberikan alternatif struktur organisasi yang praktis, dengan
fungsi yang sama dengan struktur organisasi ideal. Selain dua
hal itu, juga diberikan rekomendasi organisasi yang terkait
dengan kondisi lapangan di lingkungan, misalnya lingkungan
dengan mayoritas umat senior, lingkungan yang banyak
memiliki orang muda, dan juga rekomendasi untuk lingkungan
yang berpotensi melakukan pemekaran pelayanan.

Bayu Samudro, purnabakti ketua lingkungan, purnabakti
Sekretaris DPH, dan sekarang aktif di PPG, melanjutkan
pembekalan terkait dengan dinamika pelayanan yang akan
dihadapi oleh pengurus periode ini. Kembali dalam sesi ini
ditekankan pentingnya kerjasama antar pengurus lingkungan,
demi suksesnya pelayanan dan tercapainya pelayanan
dengan sukacita.

Bayu menjelaskan hal-hal pelayanan yang biasa dihadapi
baik dalam kegiatan di lingkungan, kegiatan di paroki ataupun
di luar paroki. Hal ini untuk membuka wawasan di awal
pelayanan bahwa dengan dinamika pelayanan yang ada
saat ini sangat membutuhkan kerja-sama antar pengurus
lingkungan, dan tidak lagi hanya bergantung pada ketua
lingkungan saja.

Distribusi tugas pelayanan disajikan dengan detail oleh
Bayu, yang aktif juga di THS/THM. Konsep eksekusi dan
monitoring dipetakan dengan jelas, dan ditegaskan secara
persis siapa pelakunya, sehingga tidak menimbulkan
kebingungan. Dan di bagian akhir distribusi tugas juga diberi

ANTAR KITA 29 SALUS MEI 2020

MENJADI SAHABAT BAGI UMAT

catatan ringkas terkait dengan hal eksekusi yang sebaiknya
dilakukan tiap seksi di lingkungan.

Salah satu tantangan nyata saat ini dan kedepan adalah
munculnya apartement (high rise building) yang mulai
terisi dengan penduduk di Paroki Alam Sutera. Ini menjadi
tantangan tersendiri dalam pendataan dan berkegiatan yang
melibatkan langsung umat yang tinggal di sana.

Who are We?
Sesi pembekalan terakhir kembali dikaitkan dengan

softskill, yang kali ini lebih menjurus kepada bagaimana
peserta mengenali diri sendiri, dan mencoba mengenali
orang lain, yang bisa diaplikasikan dalam metoda perekrutan
pengurus lingkungan, ataupun diaplikasikan untuk mengenali
umat dengan lebih baik dan lebih tepat.

Juliawaty Budiman, seorang psikolog dan pemegang
sertifikasi MBTI, memberikan arahan awal terkait bagaimana
konsep MBTI (Red: Myers-Briggs Type Indicator) yang
menggolongkan tipe kepribadian manusia berdasarkan pola
berpikir atau memberikan respons terhadap situasi tertentu.
Setelah dijelaskan, dilanjutkan dengan permainan yang
membuat peserta mulai mengenal dan menggolongkan diri
sendiri sesuai dengan tipe kepribadiannya.

Pengenalan pertama adalah bagaimana manusia
mendapatkan energi dari diri sendiri, lingkungan, ataupun
orang lain. Faktor ini akan membagi 2 golongan yaitu orang
yang mendapatkan energi dari luar dirinya (bisa dari orang
lain, lingkungan ataupun benda lain, suasana ramai) yang
dikenal bertipe EXTROVERT. Sebaliknya mereka yang
mendapatkan energinya dari dalam diri sendiri (pikiran,
gagasan, kesendirian dan emosi) yang dikenal dengan
INTROVERT.

Yang kedua adalah penggolongan bagaimana cara

ANTAR KITA 30 SALUS MEI 2020

MENJADI SAHABAT BAGI UMAT

manusia menangkap informasi. Manusia bertipe SENSING
adalah mereka yang menangkap informasi yang ada melalui
panca indranya, dan manusia yang bertipe INTUITION adalah
mereka yang mampu menangkap informasi melalui firasat,
pemikiran di luar nalar, dugaan, bahkan bisa dikaitkan dengan
indra ke enam.

Golongan ketiga adalah terkait tipe manusia dalam cara
pengambilan keputusan. Hal ini menurut teori MBTI dibagi
dalam mereka yang memiliki cara pengambilan keputusan
berdasarkan kepada pertimbangan yang logis dan obyektif,
biasanya disebut bertipe THINKING. Sebaliknya ada juga
mereka yang lebih menyukai pengambilan keputusan
berdasarkan pada pertimbangan nilai-nilai pribadi yang lebih
mengutamakan perasaan, yang (bisa) subyektif, dan tipe ini
dikenal dengan istilah FEELING.

Golongan terakhir terkait cara manusia menata hidupnya
baik untuk momen tertentu atau juga kebiasaan sehari-hari.
Mereka yang bertipe JUDGING adalah mereka yang lebih
menyukai kepastian, tersusun rapi, memiliki rencana dari
awal dan teratur. Sebaliknya ada golongan yang lebih menata
hidupnya dengan lebih luwes, flexible, mudah menyesuaikan
diri dan cenderung spontanitas. Golongan ini oleh MBTI
disebut PERCEIVING.

Dengan dasar pengetahuan MBTI tersebut, Julia
mengharapkan tiap peserta dapat mulai mengaplikasikan
dimulai dari diri sendiri, keluarga, maupun tetangga/kenalan
yang mereka miliki. Pada akhirnya diharapkan setelah
mengetahui tipe tersebut, maka peserta dapat melakukan
pelayanan dengan mengenal teman pengurus lingkungan
dengan lebih baik lagi, sehingga dapat bekerja bersama-
sama dengan lebih baik lagi, dan mencapai tujuan akhir untuk
menjadi sahabat bagi umat lingkungan dengan pelayanan
yang penuh sukacita dan gembira. (bupunsu)

ANTAR KITA 31 SALUS MEI 2020

BERSOSMED DI KALA PANDEMI:

Perilaku Ku Berubah?

Dalam masa isolasi
diri beberapa
pekan ini, media
sosial bisa menjadi salah
satu ‘pelarian’ kita untuk
beraktivitas. Di dalamnya,
kita dapat mengutarakan
pikiran dan perasaan kita,
membagikan apa yang
menurut kita menarik; dalam
bentuk tulisan, gambar,
maupun suara. Kitapun dapat
berkomunikasi dengan orang lain di dalam media sosial.
Media sosial juga menjadi sumber hiburan bagi kita.
Hiburan tersebut dapat ditemui dalam bentuk video, gambar,
suara, yang dapat diakses semua orang. Tidak sedikit anak-
anak dan orang lanjut usia yang sekarang ini menggunakan
media sosial di gawai mereka.
Namun, terlalu terlena dalam menikmati hiburan dalam
media sosial tidak selalu baik. Mata adalah organ tubuh
yang kita gunakan untuk melihat, mata-lah yang terpapar
radiasi layar gawai setiap kali kita menggunakan media
sosial. Posisi tubuh juga menjadi salah satu hal yang perlu
diperhatikan. Misal, bisa saja seseorang tanpa sadar duduk
membungkuk sambil ‘tenggelam’ dalam media sosialnya. Jika
hal ini dilakukan terus-menerus, orang tersebut bisa menjadi
bungkuk atau mengalami masalah pada tulang belakangnya,
yang pada akhirnya dapat menghambat aktivitas lainnya.
Pikiran kita juga dapat terkena dampaknya. Pola pikir kita

ANTAR KITA 32 SALUS MEI 2020

PERILAKU KU BERUBAH

terhadap sesuatu dapat berubah-ubah, bahkan menjadi
berlebihan karena informasi yang belum tentu kebenarannya.

Ada pernyataan sebagai berikut:
‘Media sosial dapat mendekatkan orang yang jauh dan

menjauhkan orang yang dekat’
Memang ada benarnya bahwa kita membutuhkan suatu

wadah untuk dapat berhubungan dengan seseorang yang
saat ini tidak terjangkau secara fisik. Tetapi, kita juga tidak
boleh lupa bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang
membutuhkan perhatian. Bahkan, ada objek-objek atau
pekerjaan lain yang dapat kita selesaikan daripada sekedar
‘terjebak’ dalam media sosial.

Menatap media sosial tidak akan ada habisnya. Video,
gambar, tulisan, atau suara yang tidak terhingga ada di
dalamnya. Ketika ada yang lebih penting terjadi di sekitar kita,
apalagi membutuhkan perhatian kita, bolehlah kita tinggalkan
sejenak media sosial untuk menghargai waktu yang kita miliki.
Waktu untuk kita tanggap lingkungan di sekitar kita bisa saja
tidak terulang, namun gambar, tulisan, atau suara yang ada
di dalam media sosial bisa saja tetap berada di sana selama
beberapa waktu (atau mungkin selamanya) yang dapat kita
lihat berulang-ulang di lain waktu.

Isolasi diri dengan di rumah saja seperti yang kita lakukan
selama merebaknya wabah COVID-19 dapat mengubah
beberapa perilaku kita. Perubahan perilaku tersebut dapat
dijelaskan melalui operant conditioning menurut B.F. Skinner,
ahli psikologi aliran behavioristic atau perilaku.

‘Operant conditioning’ dapat dijelaskan dengan empat
cara. Cara pertama adalah positive reinforcement, yakni ketika
perilaku kita meningkat (menjadi semakin sering dilakukan)
karena perilaku tersebut membuahkan hasil kondisi yang
positif. Sebagai contoh, perilaku penggunaan media sosial

ANTAR KITA 33 SALUS MEI 2020

PERILAKU KU BERUBAH

semakin sering karena media sosial menjadi salah satu
aktivitas ‘killing time’. Selain itu, kita dapat mencari informasi
melalui media sosial. Bertambahnya informasi merupakan
kondisi yang positif bagi kita untuk dapat selalu mengetahui
apa yang terjadi di sekitar kita. Informasi tersebut dapat
menjadi acuan akan apa yang harus kita lakukan atau apa
yang harus kita persiapkan terkait kondisi dan situasi yang
terjadi. Namun, perlu disadari juga bahwa tidak semua
informasi dalam media sosial dapat kita percayai 100%.
Dewasa ini, mudah sekali bagi kita untuk membagikan
berbagai informasi di dalam media sosial. Informasi tersebut
juga dapat dibaca oleh berbagai kalangan.

Cara kedua dikenal dengan sebutan negative
reinforcement, yakni ketika perilaku kita meningkat karena
perilaku tersebut adalah salah satu tindakan kita untuk
mencegah, menghindari, atau memberhentikan suatu
kondisi negatif. Sebagai contoh, perilaku kita untuk tetap
berada di rumah kita lakukan dengan tujuan mencegah atau
menghindari diri kita dari wabah virus. Tetap berada di rumah
juga merupakan upaya yang dilakukan untuk memutus rantai
penyebaran virus tersebut.

Cara ketiga adalah punishment, yaitu penurunan (semakin
jarang dilakukan) perilaku untuk menghindari kondisi negatif.
Sebagai contoh, perilaku kita keluar rumah (bepergian atau
melakukan aktivitas di luar rumah) semakin berkurang agar
tidak tertular virus. Tertular virus adalah kondisi negatif yang
dapat berujung pada kematian. Tentunya, hal ini lah yang
dihindari oleh manusia. Cara ini mirip dengan cara kedua,
hanya saja dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Cara
kedua menjelaskan adanya peningkatan perilaku agar
terhindar dari kondisi yang tidak diharapkan, sedangkan
cara ketiga menjelaskan adanya penurunan perilaku untuk
konsekuensi yang sama.

ANTAR KITA 34 SALUS MEI 2020

PERILAKU KU BERUBAH

Cara terakhir mungkin cara yang banyak tidak disadari,
extinction, yaitu penurunan perilaku (bahkan menghilangkan
perilaku tersebut) karena tidak mengarah pada kondisi atau
konsekuensi yang positif atau pun negatif, singkatnya tidak
mengakibatkan apa pun. Sebagai contoh, orang-orang yang
seminggu sekali pergi ke bioskop saat ini sudah tidak dapat
lagi dilakukan. Hal ini dikarenakan bioskop sudah tidak lagi
beroperasi, sehingga tidak dapat memenuhi ekspektasi
orang-orang yang ingin pergi ke bioskop. Kebiasaan
seminggu sekali pergi ke bioskop tersebut lama-lama dapat
menghilang (extinct), mengingat perilaku tersebut tidak
mendatangkan konsekuensi yang berarti.

Sedikit penjelasan mengenai perubahan perilaku manusia
di atas semoga dapat membantu para pembaca untuk
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, ada perilaku yang ingin Anda tingkatkan, seperti
berolah-raga, menulis, menyelesaikan berbagai kerajinan
tangan, atau bahkan mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Sebaliknya, mungkin ada perilaku yang ingin Anda kurangi,
seperti terlalu banyak makan camilan dan/atau terlalu lama
menggunakan media sosial. (Cristella Tasha )

Profil singkat Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Burrhus Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di

Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya seorang pengacara dan ibunya
seorang ibu rumah tangga. Tahun 1926 ia menyelesaikan studinya di
Hamilton College. Awalnya, ia hanya ingin menjadi penulis, namun ia
menimba ilmu psikologi setelah terinspirasi dari berbagai karya milik John
B. Watson dan Ivan Pavlov.

Skinner melanjutkan studi psikologinya di Harvard, di bawah
bimbingan William Crozier. Crozier tertarik untuk mempelajari perilaku
hewan. Ide ini menginspirasi Skinner untuk mendalami perilaku manusia,
atau yang sekarang ini akrab disebut sebagai psikologi aliran behavioristic.
Ia melakukan berbagai penelitian penting yang hasil temuannya masih
berpengaruh hingga saat ini. Skinner terus berkontribusi dalam bidang
psikologi sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 86 tahun.
Penghargaan yang didapatkan Skinner:
• 1968: National Medal of Science from President Lyndon B. Johnson.
• 1971: Gold Medal of the American Psychological Foundation
• 1972: Human of the Year Award
• 1990: Outstanding Lifetime Contribution to Psychology

ANTAR KITA 35 SALUS MEI 2020

KEGIATAN LINGKUNGAN:

AKSI PEDULI SOSIAL

Dalam Rangka Tahun Keadilan Sosial

Tahun 2020 ditetapkan oleh Keuskupan Agung
Jakarta sebagai Tahun Keadilan Sosial. Seperti yang
diungkapkan dalam kalimat pembuka artikel 1 konstitusi
pastoral Konsili Vatikan Kedua berjudul Gaudium et spes,
“Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-
orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja
yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka
dan kecemasan para murid Kristus juga”. Dalam kesempatan
Tahun Keadilan Sosial ini, umat Katolik diajak untuk lebih

peduli kepada sesama
di sekitarnya. Bukan
hanya dalam kata-
kata, tetapi juga
tindakan konkret.

Rupanya hal
tersebut juga
terwujud di wilayah
Paroki Alam Sutera.
Beberapa lingkungan
melakukan apa yang
disebut sebagai Aksi Peduli Sosial. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kepedulian terhadap sesama di sekitarnya,
terutama yang kurang mampu dan seringkali luput dari
perhatian masyarakat luas. Masih banyak kegiatan serupa
yang dilakukan lingkungan-lingkungan lain di paroki, berikut
ini beberapa catatan Salus.
Lingkungan Santa Angela Merici contohnya. Menurut
keterangan Mega selaku ketua lingkungan yang terletak di

ANTAR KITA 36 SALUS MEI 2020

AKSI PEDULI SOSIAL

kompleks Sutera Asri dan Sutera Amarillys ini melakukan
bagi-bagi sembako kepada tukang sapu, tukang sampah,
pekerja, dan satpam di lingkungan gereja dan lingkungan
sekitarnya. Selain itu, pada 17 Maret 2020 juga dilakukan
kegiatan bagi-bagi sembako sebagai bentuk kepedulian di
tengah mewabahnya covid-19. Lebih lanjut lagi, kegiatan
ini disebut sebagai bagian dari program kerja tahunan yang
memang mengadakan baksos setiap tahunnya.

Hal serupa juga dilakukan di Lingkungan Santo Klaudius
di Sutera Kirana. Pelaksanaan baksos yang dilakukan
bertahap pada tanggal 28-30 Maret lalu ini berupa bagi-bagi
sembako pada orang-orang terdekat di lingkungan tersebut
seperti sekuriti, petugas kebersihan cluster, dan tukang
sampah. Menurut keterangan Agus selaku ketua lingkungan,
metode pelaksanaan yang bertahap dan dilakukan pada
waktu berbeda ini bertujuan untuk menjaga kesehatan semua
pihak dengan menerapkan physical distancing namun tidak
mengurangi rasa peduli pada masyarakat sekitar. Lebih lanjut
lagi, ia mengatakan bahwa jumlah total penerima bantuan
sembako ini sekitar 39 orang.

Lingkungan Santo Matius Rasul di Gading Serpong
juga melakukan pembagian beras sebanyak 200 karung (@
5 kg) yang terkumpul dari dana sumbangan umat lingkungan
kepada petugas keamanan dan petugas kebersihan yang
bertugas di sekitar daerah lingkungan. Menurut keterangan
Felisianus Surya selaku ketua lingkungan, pembagian
dilakukan berkoordinasi dengan RW dan koordinator satpam
setempat. Lingkungan yang terdiri dari 6 cluster di Gading
Serpong dan beranggotakan 94 KK ini melaksanakan
kegiatannya dalam periode 31 Maret – 14 April.

Kerjasama dengan masyarakat setempat dalam bentuk
RT/RW ini juga dilakukan di lingkungan Santo Hieronimus
di Sutera Harmoni. Wujud kepedulian yang dilakukan oleh

ANTAR KITA 37 SALUS MEI 2020

AKSI PEDULI SOSIAL

umat lingkungan Santo Hieronimus berupa bantuan kepada
40 KK yang terdampak isolasi dan imbauan stay at home
yang sekarang ini sedang digalakkan oleh pemerintah
menyusul merebaknya virus corona. Hasil sumbangan dari
umat lingkungan digunakan untuk membantu finansial dan
kebutuhan sehari-hari 40 KK ini selama 3 bulan ke depan.
Selain itu, juga ada donasi yang dialokasikan untuk satpam
dan petugas kebersihan. Tak hanya bantuan, kepedulian
dilakukan dengan cara memberikan makanan kepada
keluarga yang melakukan isolasi
mandiri. Namun, Nani mengaku
tidak mengetahui mengenai
keberadaan kasus COVID-19
terkonfirmasi di lingkungan Sutera
Harmoni.

Ada pula yang unik dari
Lingkungan Santo Yohanes
Rasul wilayah 21 yang ikut
melakukan pembagian sembako;
bukan hanya kepada satpam,
juga kepada para pengemudi
ojek daring (Gojek & Grab). Aksi
ini dilakukan dalam satu hari di
tanggal 11 April lalu. Kegiatan
ini terinspirasi dari usulan umat, dimana tahun sebelumnya
lingkungan yang sama telah melakukan aksi sosial ke panti
jompo. Ketua lingkungan Santo Yohanes Rasul: Henky
Bonardy mengatakan merasa cukup terbantu dengan
dukungan aktif dan kepedulian umat di lingkungan yang
dipimpinnya.

Lain pula halnya dengan Lingkungan Santa Ursula
yang terletak di Cluster L’Agricola di Gading Serpong.
Cakupannya lebih luas. Pembagian sembako kepada para

ANTAR KITA 38 SALUS MEI 2020

AKSI PEDULI SOSIAL

pemulung, pengemudi
ojek daring, dan para
pengemudi taksi diterima
sekitar 108 orang. Tak lupa
juga pemberian sebuah
lemari pakaian kepada Panti
Asuhan Suaka Kasih Bunda
di BSD dan pemberian APD
kepada Rumah Sakit Restu
Kasih. Bedanya, proses
pembagian tidak melibatkan
banyak orang. Menurut
ketua lingkungan Jhonson
Widjaja, proses pembagian
dilaksanakan hanya
berdua bersama wakilnya:
Darmawan. Keputusan tersebut diambil lantaran khawatir
akan resiko penyebaran virus corona bila dilakukan beramai-
ramai. Kendati demikian, umat ikut berpartisipasi mendukung
dalam menyuarakan ide kepada tim pengurus. Kegiatan
tersebut dilaksanakan pada 8 – 9 April 2020 lalu.
Baksos dan pemberian bantuan memang merupakan
sedikit dari banyak cara untuk mengasah dan mewujudkan
keadilan sosial, terutama dalam hal adil dan berbela rasa.
Tidak harus dari lingkup besar, namun dapat dimulai dari
lingkup kecil seperti lingkungan terlebih dahulu. Seperti
dikutip dari penakatolik.com, dalam homili yang disampaikan
Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo dalam misa
pembukaan Tahun Keadilan Sosial 4 Januari 2020 lalu, “Adil
dan bela rasa tidak pernah boleh dipisahkan, keduanya mesti
terus diasah supaya tidak menjadi tumpul, dan ada berbagai
macam cara yang sangat sederhana untuk mengasah
semangat bela rasa itu.” (Michael Jason)

ANTAR KITA 39 SALUS MEI 2020

BERITA GAMBAR

Suasana Pekan Suci
Paroki Alam Sutera
Gereja St. Laurensius
di masa Pandemi Covid-19

Foto: Salus Photography Club
SALUS EDISI 43 40 MEI 2020

SALUS EDISI 43 41 MEI 2020

ROSARIO LAUDATO SI

REFLEKSI KEARIFAN
MENGASIHI SESAMA DAN
LINGKUNGAN

Bagi kita semua bulan Maria 2020 kali ini secara
total berbeda dari tahun-tahun sebelumnya dan
pastinya akan kita ingat sepanjang hidup. Di tengah
kegundahan pandemik COVID-19 yang mendera hampir

ANTAR KITA 42 SALUS MEI 2020

REFLEKSI KEARIFAN...

semua benua tak tertinggal Indonesia, KOMSOS KWI,
Komisi Komsos Keuskupan se-Indonesia dan HIDUP
TV dengan cepat merespon untuk memfasilitasi adanya
Rosario Laudato Si yang mengambil tema: Peduli Bumi di
Masa Pandemi. Dari awal bulan Mei sampai tanggal 31 Mei
yang akan datang para Uskup dari berbagai keuskupan
di Indonesia bergiliran memimpin doa Rosario Laudato Si
setiap malam pukul 20:00 WIB secara live-streaming.

Laudato Si ini adalah ensiklik ke dua Bapa Paus
Fransiskus yang pada garis besarnya menyampaikan
keprihatian Bapa Paus akan bagaimana seharusnya
manusia beragama, beriman dan bersikap atas alam dan
lingkungannya. Ensiklik ini di tulis pada 5 tahun silam,
tahun 2015. Ya, 5 tahun yang lalu Bapa Paus sudah
sangat gundah akan kondisi “Bumi” yang beliau sapa
dengan “Saudari, Ibu Pertiwi”. Bapa Paus menuliskan
semua perasaan kegundahannya dengan sudut pandang
keimanan Katolik dalam 246 paragraph dengan penekanan
upaya merawat “ Bumi – Rumah Kita Bersama”. Perkataan
Laudato Si itu sendiri Bapa Paus kutip dari Santo
Fransiskus dari Asisi yang berarti “ Terpujilah Engkau
Tuhanku”

Setelah lima tahun ensiklik ini diterbitkan, tentunya
kita bisa melihat kondisi “Saudari – Ibu Pertiwi “yang
Tuhan ciptakan ini semakin menangis sedih. Demi 1
tujuan semisal pembangunan, kadang lingkungan bisa
dikorbankan, bukan hanya lingkungan, tapi makhluk
hidup lainnya pun bisa dinomor duakan. Di tengah kondisi
pandemi saat ini kiranya upaya untuk merawat kembali
alam dan penghargaan pada makhlu hidup lainnya
khususnya yang lebih lemah dan tak berdaya sekiranya
bisa mendapatkan perhatian lebih besar dan upaya ini
kiranya dapat terus menerus dilakukan.

ANTAR KITA 43 SALUS MEI 2020

REFLEKSI KEARIFAN...

Setiap Uskup yang memimpin Rosario Laudato Si ini
setidaknya mengetahui lebih spesifik problem problem
khusus Lingkungan di lingkup keuskupannya masing-
masing sehingga saat memberikan pengantar Rosario
Laudato Si, mereka bisa mengungkapan lebih jelas
kondisi seputaran mereka. Tentunya tidak harus copy
texting. Hal ini akan memberikan dampak yang sangat
bagus karena saat ini tentunya banyak keluarga lengkap
yang bisa ikut Rosario Laudato Si bersama-sama setiap
malam. Himbauan sederhana seperti penghematan air,
penghematan listrik, pengurangan sampah plastik akan
sangat bermakna bagi anak-anak yang ikut Rosario
Laudato Si dan ini bisa dipraktekkan bersama apalagi saat
ini kondisi “di rumah saja” masih akan berlangsung.

Ibu Pertiwi yang menampung semua mahluk hidup
kini tentunya semakin bersusah hati karena anak-anak
yang dia rangkul kini banyak yang terdampak. Terdampak
secara psikologis maupun fisik. Banyak keluarga yang
tiba-tiba terpisah dengan salah satu anggota keluarganya
baik sementara (karena dalam perawatan) maupun yang
selamanya karena akhirnya berpulang. Di sinilah Laudato Si
mengingatkan kembali harkat semua makhluk bahkan yang
terkecil dan yang paling lemah sekalipun tetap dihargai. Di
sini ajakan untuk membantu yang lemah dan berkebutuhan
sudah sangat jelas, namun membantu yang lara juga salah
satu upaya menghargai dan peduli pada ciptaan yang lain.

Rosario Laudato Si yang masih akan kita jalani
selama lebih kurang 10 hari kedepan ini kiranya semakin
mengasah kepekaan kita akan himbauan dan ajakan
Bapa Paus serta himbauan para Uskup yang sudah
memimpin. Kiranya mata batin kita sungguh dimampukan
untuk berbelas kasih, seperti layaknya Bunda yang selalu
berbelas kasih. (Imelda Njo)

ANTAR KITA 44 SALUS MEI 2020

Jaga Hubungan
selama Pandemi Covid-19
ala Orang Muda

Belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah harus dijalani
untuk mencegah penyebaran Covid-19. Nah, selagi
physical distancing, Sie. Kepemudaan Gereja St.
Laurensius punya cara agar Orang Muda Katolik di Paroki
Alam Sutera tetap saling terhubung.

Walau sedang jaga jarak di rumah, OMK paroki kita
tak kehabisan akal untuk melepas rindu. Mereka telah
mengadakan sejumlah kegiatan online sejak Maret lalu.

Bermula dari doa harian bersama via aplikasi setiap jam
20.00 WIB. Menariknya, OMK yang bergabung tidak hanya
dari Alam Sutera dan Gading Serpong, tetapi juga luar paroki
seperti dari Bumi Serpong Damai, Karawaci, bahkan Jakarta.

Jumlah peserta yang awalnya hanya belasan orang terus
bertambah seiring berjalannya waktu. Hingga saat ini, rata-
rata 25-30 OMK aktif berdoa bersama.

Hal ini kemudian membuat Sie. Kepemudaan berinisiatif
menambah kegiatan baru berupa sharing session yang diberi
judul ‘Sharing Manjah with OMK St. Laurensius’. Sharing
session mengangkat topik pembahasan untuk anak muda
dan mengundang pembicara sesama anak muda yang
menginspirasi.

Menurut Hilda Kosasih (salah satu OMK yang rutin berdoa
bersama) kegiatan ini membuatnya jauh dari rasa sepi &
bosan. “Setelah doa bareng, kita juga lanjut ngobrol dan main
game online. Jadi banyak teman baru,” ujarnya.

ANTAR KITA 45 SALUS MEI 2020

JAGA HUBUNGAN...

Gerakan Donasi lewat OMK Sunday Market Online (OSMO)
Percayakah kalau anak muda bisa melakukan kegiatan

yang berarti, walau dari rumah?
Selama pandemi, tidak sedikit orang yang terkena

dampak berat secara finansial, kehilangan pekerjaan, hingga
kesulitan memenuhi kebutuhan hidup harian. Karena itu Sie.
Kepemudaan mengajak setiap anak muda untuk turun tangan
membantu melalui OMK Sunday Market Online (OSMO).

Melalui OSMO, kita berjualan! Sebagian keuntungan akan
diserahkan kepada seksi Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE)
untuk disalurkan bagi yang membutuhkan. OMK bisa menjual
produknya melalui OSMO untuk dipasarkan ke masyarakat
umum. Jadi, dengan bergabung di OSMO, OMK bisa
bertransaksi sambil berdonasi!

Saat ini ada empat tenant yang menjual aneka makanan
dan minuman penggoyang lidah, yakni Kopi Beta, Yuki,
Sonia, dan Bay Sands Ice Cream. Untuk pemesanan dan
informasi mengenai cara bergabung menjadi penjual dapat
mengunjungi akun Instagram @osmo.loren atau via WhatsApp
di nomor 081281229528. Salam OMK! (Lucia Vania)

ANTAR KITA 46 SALUS MEI 2020

Bagaimana mereka
menyikapi kedatangannya?

Tidak terasa sudah 2 bulan lebih kita mengalami
serbuan virus yang mengubah total gaya hidup kita.
Dilihat dan diamati dari segala sisi, kita berubah.
Tepatnya, kita dipaksa untuk berubah, menjadi lebih
mawas diri, lebih hati-hati, dengan tetap berharap lewat
kata-kata, tindakan dan doa, agar situasi tegang ini cepat
berlalu.

Apa yang ada di pikiran dan perasaan sebagian kita?
Salus tergerak untuk mengkontak beberapa orang dalam
komunitas Gereja Laurensius, untuk mendapatkan sharing
dari mereka. Bagaimana harapan dan doa-doa mereka,
ternyata banyak mutiara yang dapat ditemui diantara rasa
ketidakpastian ini.

Corona Membawa Berkat.
Hari-hari ini kita mengalami kondisi luar biasa yang

belum pernah terjadi sebelumnya (minimal dalam
sepanjang hidupku hingga sekarang), bahwa kita semua
dilarang berpergian atau beraktivitas di luar rumah karena
ada wabah, musuh yang tidak kelihatan.

Beraneka pendapat muncul dari banyak orang dalam
menyikapi wabah ini. ada yang menganggap ini adalah
senjata biologis, ada yang bilang ini adalah hukuman dari
Tuhan, cobaan dari Tuhan, dan ada juga yang bilang ini
adalah tanda-tanda akhir zaman. Apa pun pendapat yang
ada, bagiku ini semua terjadi pastinya karena seizin Allah,
karena bagi Allah kejadian yang seburuk apa pun, ketika
Dia bekerja, pastinya akan dibuat untuk mendatangkan

ANTAR KITA 47 SALUS MEI 2020

BAGAIMANA MEREKA MENYIKAPI KEDATANGANNYA?

kebaikan bagi orang yang terpanggil, yang mengasihi,
serta yang percaya kepada-Nya (Rom 8:28).

Hal inilah yang aku rasakan pada masa sekarang ini
ketika semua orang diharuskan social distancing atau
physical distancing; dimana bekerja, bersekolah dan
beribadah di rumah, yang ternyata dapat membawa berkat
tersendiri bagi aku dan keluarga.

Kami tidak punya perawat atau pun pembantu,
sehingga Mama sendiri yang mengurus Papa,
mengakibatkan kami tidak dapat menghadiri Perayaan
Ekaristi mingguan di gereja bersama. Mama dan Papa
hanya menerima hosti di rumah setiap Hari Minggu dari
pelayanan prodiakon, kecuali untuk misa perayaan-
perayaan khusus, seperti misa lansia, aku akan bergantian
dengan Mama untuk menjaga Papa.

Saat pertama kali mengikuti misa streaming/online
pada Minggu (22 Maret), membawa rasa haru yang
mendalam bagiku, ada rasa sedih melihat gereja kosong
dan Romo Danto memimpin misa hanya dengan beberapa
petugas altar saja, tetapi sekaligus terbersit juga rasa
sukacita. Sukacita karena aku dapat kembali merasakan
misa bersama mama dan papaku, setelah hampir 8
tahun kami tidak pernah lagi mengikuti misa bersama,
karena penyakit Alzheimer yang diidap Papaku. Ternyata
dalam situasi yang dirasakan buruk dan tidak nyaman,
di saat inilah Allah izinkan aku merasakan sukacita itu
kembali. Apa yang sudah tidak pernah terpikirkan bagiku,
disediakan Allah bagiku untuk mengalami sukacita itu
kembali. Saat inilah aku semakin percaya bahwa dalam
situasi apa pun, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun,
Tuhan Yesus tetap pegang kendali. Terpujilah Tuhan.
(Elis Kamil - umat lingkungan St. Gabriel)

ANTAR KITA 48 SALUS MEI 2020

BAGAIMANA MEREKA MENYIKAPI KEDATANGANNYA?

Bencana vs Syukur: COVID-19
Mana mungkin situasi covid-19 ini yang sudah

dicanangkan sebagai bencana dunia masih juga
dibandingkan dengan bersyukur. Orang gila macam apakah
saya ini?!

Ya, memang covid-19 adalah suatu bencana… tidak
dapat dipungkiri lagi.

Tapi saya tidak mau menyoroti hal itu, karena sudah terlalu
banyak pemberitaannya dari yang benar sampai hoax,…
membuat hidup dipenuhi ketakutan.

Saya mau menyoroti dari kacamata lain, khususnya
kehidupan menggereja kita.

Saya benar-benar cukup kaget dan sangat sulit untuk
mampu mendeskripsikan perasaan saat mengetahui bahwa
misa hanya bisa dilakukan secara “streaming”.

Saya termasuk salah satu umat yang menghadiri misa
hampir setiap hari, bukan karena suci atau orang yang sok
rohani, tapi saya merasa saya tidak bisa tanpa kekuatan yang
bersumber dari hosti kudus. Sehingga misa “streaming” ini
sungguh membuat batin saya luar biasa bergejolak, berteriak
dan entahlah.

Dalam proses yang saya jalani, ternyata banyak juga sisi
positif yang kami alami dalam keluarga atau keluarga teman-
teman kami.

Bersyukur bisa “window shopping” misa di paroki lain,
baik di dalam dan di luar negeri yang disesuaikan dengan
waktu kami sehingga tidak ada alasan lagi untuk anggota
keluarga lain tidak bisa mengikuti misa. Hasil “window
shoping” timbul diskusi mendalam dengan beberapa anak
muda, dimana mereka merasa misa di St. Laurensius agak
terlalu panjang (bukan kotbahnya), dibandingkan dengan
paroki-paroki lain. Sebagai anak muda mereka menyarankan
bagaimana nanti setelah covid-19 dibuat misa khusus

ANTAR KITA 49 SALUS MEI 2020

BAGAIMANA MEREKA MENYIKAPI KEDATANGANNYA?

dewasa muda: singkat, padat dan tepat sasaran untuk anak
muda, bukan misa PDKK yang ada saat ini, harus ada yang
lain.

Bersyukur, umat lingkungan atau bahkan beberapa
komunitas setia berdoa rosario setiap jam 21:00 sejak 27
Maret 2020, bisa mengikuti adorasi live bersama para frater
dari Lembah Karmel,

Bersyukur, bisa mulai membuat suatu refleksi pribadi dari
bacaan kitab suci yang di bagikan kepada anggota member
“WAG” lain dalam suatu komunitas sebagai pengganti
pertemuan-pertemuan rutin yang dilakukan. Pastinya kalau
tidak “dirumah saja” hal ini tidak akan dilakukan.

Bersyukur, bahwa banyak orang (terutama anak-anak
muda) yang selama ini merasa segalanya bisa di tangani
dengan sains, teknologi, benar-benar tersadarkan sampai
pada titik nadir bahwa TUHAN ALLAH MAHA KUASA,
dimana orang sekaya dan seberapa tinggi pangkatnya, tidak
bisa melakukan apa-apa terhadap ini semua. Contoh satu
pengalaman nyata yang didapat dari para dokter, orang
kaya sampai membeli mesin ventilator sendiri yang harganya
hampir 1M, ya karena Ruang ICU di rumah sakit penuh
sehingga tidak bisa menangani, ya akhirnya kembali ke rumah
Bapa. Tidak ada yang mengalahi kekuasaan Tuhan

Bersyukur untuk waktu yang diberikan pada masa ini
untuk mau tetap berbagi dari segala keterbatasan yang kita
miliki.

Pada akhirnya, saya sangat merindukan Hosti dan
suasana normal tetapi belajar menerima semua ini dari
kacamata yang berbeda.
(Ruth Solaiman - umat lingkungan St. Hubertus)

ANTAR KITA 50 SALUS MEI 2020


Click to View FlipBook Version