Hal tersebut mengajarkan saya apa arti totalitas yang
sesungguhnya. Setelah mengedit video sekitar 30 menit, saya
berhasil mengekspor video tersebut dan mengirimnya ke
google drive panitia. Jujur saja, device saya sempat penuh
pada saat itu. Karena, device saya juga menampung tugas-
tugas video yang lain. Saya harus menghapus beberapa
aplikasi dan video-video tugas yang sekiranya sudah tidak
diperlukan. Namun pada akhirnya, video pidato juga berhasil
terkumpul dengan tepat waktu. Tibalah saat pengumuman.
Saya juga tidak menyangka bila saya mendapatkan Juara 2
dalam lomba pidato tersebut. Berhubung ini adalah kali
pertama saya dalam berpidato dan dilombakan, saya cukup
puas dengan hasil yang saya dapatkan pada akhirnya. Saya
sempat tidak menyangka bahwa saya akan meraih juara 2.
Dikarenakan, ketika saya menonton video-video para siswi
yang turut berpartisipasi dalam lomba tersebut juga tidak
kalah bagus. Dari segi emosi dan naskah juga jauh
dipersiapkan lebih matang. Bahkan dari segi kostum, mereka
juga ada yang menyewa. Saya bersyukur atas pencapaian
yang saya terima dalam lomba ini. Hal tersebut membuktikan
bahwa segala proses pasti ada hasil akhir yang memadai.
31
Refleksi :
Setelah saya mengikuti lomba pidato di peringatan hari
Kartini, saya semakin menyadari bahwa Allah menghendaki
saya untuk terus berjuang, menyuarakan dan menggelorakan
semangat RA Kartini, maka saya menanggapi dengan cara
bersyukur atas segala pencapaian yang sudah saya terima,
Jujur dalam segala aspek., berani belajar lebih baik lagi Hal
yang sangat bernilai bagi saya berkesempatan menghati nilai-
nilai hidup seperti : nilai Competence, Conviction, dan
Creativity melalui lomba pidato ini.
32
BERISTIRAHATLAH DALAM DAMAI
PAPAKU SAYANG
oleh Erlangga 9C / 26
Di siang hari itu, tepatnya pada tanggal 16 November
2021 saya mendengar kabar bahwa papa saya masuk rumah
sakit. Saat itu saya berpikir “mungkin hanya periksa ke
dokter, lalu pulang”. Ternyata hari-hari berlalu, papa tak
kunjung pulang. Ternyata papa sedang opname di rumah
sakit. Aku hanya bisa berbincang-bincang dengan papa
melalui video call saja. Saat itu mama yang menemani papa
di rumah sakit. Memang, saat itu aku merasa kesepian. rumah
suasananya menjadi sepi sekali tanpa kehadiran Papa.
16 hari papa opname di rumah sakit, dan tepat di hari
Kamis pada tanggal 2 Desember 2021 jam 4 subuh, papa
menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu aku baru bisa
tertidur di jam 3.30 subuh, dan yang pertama tahu kalau papa
tiada ya jelas mama. Saat itu mama panik, mengapa papa
nggak bangun-bangun. Saat itu mama melihat papa terbaring
lemas di ranjang.
33
Pada waktu yang sama, mama menelpon nenek, tentu
saja nenek terkejut mendengar kabar itu.
Seluruh orang yang ada dirumah menangis pada saat
itu. Tetapi saya masih tertidur pulas. Lalu saya bangun sekitar
jam 7 pagi. Saya dibangunkan oleh kakek, dan diberitahu
bahwa papa tiada. Waktu itu saya masih baru bangun dan
tidak tahu apa-apa. Malah, saya kira itu hanya mimpi. Setelah
beberapa menit, saya sadar bahwa kabar itu memang benar
terjadi. Saya panik waktu itu. Saya ingin menangis tetapi
tidak bisa. Lalu saya telepon mama, dan mendengar bahwa
mama berbicara sambil menangis, di saat itulah saya baru bisa
menangis. Saya disemangati oleh tante saya. Waktu
menunjukkan jam 9, mama datang bersamaan dengan
almarhum papa dengan ditutupi kain kafan. Saya menangis
tersedu-sedu di situ, saya dipeluk mama dan nenek. Saya
melihat papa dengan menangis, seolah-olah tidak terima
dengan kejadian itu. Dan berfikir bahwa aku bisa memutar
waktu kembali seperti dulu. Andai, aku bisa mengucapkan
kata-kata perpisahan dengan papa. Hingga jam 2 aku
menangis. Tidak pernah berhenti. Pada saat jam 3 sore
upacara tutup peti pun dilaksanakan.
34
Pada saat penutupan peti itu aku menangis dan
berteriak sekeras-kerasnya baru di jam 4 bisa menenangkan
diri. Keesokan harinnya, tepatnya pada hari Jumat tanggal 3
Desember 2021 upacara pemakaman pun dilaksanakan.
Seluruh orang menabur bunga dan berdoa. Lalu selesai
dimakamkan semua orang yang datang pun pulang. Rasanya,
papa seperti masih ada di sisiku.
Semua yang telah terjadi, kini hanyalah kenangan
yang tak tertandingi dan tak pernah terlupakan. Semenjak
kehilangan seorang Papa dalam hidupku, aku sadar bahwa
akulah yang menggantikan peran Papa untuk adik-adikku.
Menjadi pendamping mamaku. Kini aku sadar bahwa
kehilangan seorang Papa bukalah akhir dari segalanya. Aku
masih punya mama, adik, kakek, nenek, om, tante dan
keluarga yang dapar membantuku disaat aku terjatuh. Bisa
menyemangatiku, membangkitkanku dari keterpurukan. Aku
yakin, sekarang papa sudah bersama Bapa di Surga. Maka
dari itu, jika kehilangan seseorang kamu tidak akan pernah
sendirian. Masih ada orang lain yang mau membantu. Jangan
sia-siakan orang-orang itu. Karena, orang-orang itulah yang
akan menemanimu.
35
Refleksi :
Setelah Papa tiada , menghadap Allah Bapa di surga, saya
semakin menyadari bahwa Allah menghendaki saya untuk
menghargai hidup, maka saya menanggapi dengan cara
menjadi teladan bagi adik saya, dan membantu Mama dalam
kesehariannya dan tidak lupa berdoa bagi Papa untuk
keselamatan jiwanya.
36
YESUS MENYELAMATKANKU
DARI GEMPA
oleh Jesica 9C / 17
Tanggal 26 September 2019 adalah hari yang tidak
bisa saya lupakan, hari dimana ketakutan melanda semua
orang di kota Ambon. Pada mulanya hari itu terasa seperti
hari-hari biasanya, saya melakukan aktivitas seperti biasanya.
Pada hari kejadian saya memiliki jadwal bersekolah jam
12.15 WIT, di rumah hanya saya seorang diri dikarenakan
keluarga yang lain sedang pergi ke rumah saudara.
Dikarenakan saya yang harus bersekolah pada siangnya jadi
saya memutuskan untuk tinggal dan bersiap-siap untuk ke
sekolah. Pada pukul 08.46 WIT waktu yang saya ingat betul,
gempa dengan magnitudo 6,5 mengguncang kota Ambon.
Lampu-lampu mulai padam dan atap-atap rumah yang
mengeluarkan bunyi begitu nyaring, saya berlari keluar dari
rumah dengan keadaan kaki yang tidak menggunakan alas
kaki dan masih mengenakan kaos polos yang saya gunakan
semalaman dan celana pendek selutut. Tanah bergoncang
kuat seakan-akan ingin menghancurkan kota Ambon . Pada
37
saat itu yang saya lakukan saat keluar dari rumah adalah
kebingungan, semua orang mulai berlari entah kemana.
Kendaraan ditinggalkan oleh pemiliknya. Saya lalu menelfon
orangtua, dalam keadaan itu saya mulai menangis karena saya
hanya seorang diri. Orang-orang mulai berteriak “aer naekk,
larii” yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia yaitu “air laut
naik, lari”. Ketakutan makin menjadi-jadi, saya sudah pasrah
jika hari itu Kota maluku dan sekitarnya akan ditelan oleh air
laut, air laut yang akan menelan semua orang. Saya pun
berdoa kepada Tuhan Yesus agar memberi keselamatan bagi
umatnya saat itu. Dalam keadaan menangis orangtua saya
menyuruh untuk tenang dan mencari daratan yang tinggi.
Jadinya saya mulai berjalan melewati jalan yang begitu padat
penduduk dan kendaraan dimana-mana. Sambil berjalan
tanpa alas kaki, tanah masih berguncang-guncang, kaki saya
bisa merasakan betul bagaimana rasanya berjalan di tanah
tetapi terasa seperti gelombang air.
Banyak orang juga yang mulai mencari jalan ke dataran
tinggi. Sebelum saya mulai mencari dataran tinggi.
Di dalam perjalanan mencari tempat aman, saya
melihat banyak orang yang mulai menangis dipinggiran jalan,
38
orang yang berjalan menggendong anaknya, orang yang
memikul koper, dan orang yang seperti saya yaitu orang yang
berajalan tanpa membawa apapun selain telepon genggam.
Sambil mengamankan diri dari runtuhan bangunan saya terus
ditelfon oleh kakak saya yang berada di Surabaya pada saat
kejadia tersebut terjadi, tetapi karena jaringan yang buruk
saya tidak bisa mendengar apa yang dia bicarakan, suara yang
terdengan seperti robot rusak. Lalu setelah itu jaringan sama
sekali tidak ada. kendaraan-kendaraan tidak dapat
digunakan, jadinya nenek dan om saya yang pergi ke rumah
saudara yang berada di luar kota tidak bisa masuk ke dalam
kota ambon. Saya berjalan sangat jauh ke atas dengan beribu
orang yang melakukan hal yang sama dengan saya.
Beruntungnya dengan mujizat Yesus saya dipertemukan
dengan Ibu guru Sin yang menjadi guru les kakak saya saat
masih duduk dijenjang SD yang rumahnya berada didataran
tinggi. Saya begitu lega karena bertemu dengan orang yang
saya kenal. Ibu guru menyapa saya yang pada saat itu sedang
beristirahat dipinggir jalan, didatangilah saya oleh sang ibu
guru dan diajak untuk mencari tempat aman bersama-sama.
Bu guru memberikan sepatunya untuk saya gunakan karena
kondisi kaki saya yang saat itu menginjak bebatuan, tanah,
rumput sudah tidak karuan.
39
Dipertengahan jalan anak dari sang Ibu datang dari
rumahnya mengendarai sebuah motor bersama Ibu guru ke
rumah mereka, disitu jalanan sangat padat oleh manusia
maupun kendaraan, saya diperlakuakn dengan sangat baik
oleh mereka. Saya diberi makan dan juga diberi minum, saya
ditenangkan karena saat itu rasanya seperti orang
kebingungan. Lalu saat keadaan kota sudah mulai aman dan
jaringan mulai muncul kembali, saya menelpon keluarga,
setelah itu saya diantar oleh anak Ibu Sin kembali ke rumah.
Di rumah keluarga sedang menunggu untuk bersama-sama
pergi ke rumah saudara yang di luar kota. Dari situ saya
sangat takut bila terjadi gempa lagi, sedikit saja kasur saya
bergerak, bunyi di genteng, semuanya membuat saya takut.
Tetapi hari-hari pun terlewati, saya mulai merasa biasa saja
dengan dengan suara diatas genteng maupun kasur yang
sedikit bergerak.
Setelah peristiwa gempa tersebut, sekolah-sekolah
diliburkan. Guncangan pada tanggal 26 September 2019
adalah guncangan yang besar, tetapi hari-hari setelah
guncangan itu masih terdapat guncangan-guncangan kecil
yang terjadi di kota Ambon.
40
Banyak korban jiwa yang meninggal karena tertiban
bangunan yang runtuh, karena dilindas kendaraan, ataupun
penyakit yang kambuh karena serangan jantung. Pada saat
saya berada dirumah Ibu guru, anak dari ibu guru mengatakan
bahwa ditempatnya bekerja terdapat seorang pengawai yang
meninggal dunia akibat jatuh dari lantai 2 karena pada saat
evakuasi mereka berjalan sambil dorong-dorongan antara
satu sama lain, mau untuk selamat paling awal. Tapi belum
tentu, karena dari peristiwa serakah tersebut ada saja korban.
Pada saat sekolah mulai kembali dibuka, anak-anak
banyak yang masih tidak dibolehkan oleh orangtua untuk
bersekolah, karena mereka takut jika nantinya akan terjadi
gempa seperti sebelumnya. Dibagian luar kota Ambon pun
sangat parah, bagian pesisirnya yang dinamakan Tulehu.
Bagian tersebut banyak sekali rumah yang runtuh akibat
peristiwa gempa tersebut, pemerintah memberi bantuan untuk
merenovasi Rumah Sakit Umum Daerah Tulehu (RSUD
Tulehu). Bantuan tersebut bertujuan agar masyarakat
mendapatkan akses kesehatan.
41
Refleksi :
Setelah saya mengalami gempa di daerah saya, saya semakin
menyadari bahwa Allah menghendaki saya untuk selalu
peduli dengan alam ciptaanNya, maka saya menanggapi
dengan cara tanggap terhadap perinagatan bencana, tahu apa
yang harus dilakukan Ketika bencana datang dan selalu
mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap peristiwa hidup ini,
biarlah Yesus membuat mukjijat untuk keselamatan manusia
dan yang dibutuhkan adalah percaya kepada Yesus.
42
SMP SANTO CAROLUS TETAP
MEMFASILITASI
SISWA-SISWI SAAT PANDEMI COVID -19
oleh Keshia 9C / 19
Halo semuanya! Salam sehat bagi kita semua.
Perkenalkan nama saya Keshia Wahjudi yang biasa dipanggil
Keshia dari sekolah SMP Santo Carolus Surabaya. Pada
kesempatan yang berbahagia ini, saya akan membagikan
berbagai pengalaman yang sudah saya lalui di masa pandemi
yang juga merupakan nilai Cc5+ Tarakanita yaitu
Competence dan Conviction.
Dua tahun lebih, negara tercinta kita telah dilanda
oleh pandemi Covid-19. Sudah berapa lama kita di rumah
saja? Rasanya sudah sangat lama. Datangnya Covid-19 ini
sudah dimulai ketika saya berada di kelas 6 SD hingga tidak
terasa sekarang saya sudah duduk di bangku kelas 9.
43
Masa pandemi membuat semua orang terkejut, termasuk
saya. Semua hal yang awalnya dilakukan secara langsung
tiba-tiba menjadi serba online. Sekolah pun begitu, kita yang
awalnya bertatap muka harus mengalami yang namanya
pembelajaran jarak jauh.
Dengan adanya pembelajaran jarak jauh, pastinya
pun akan muncul banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi, contohnya memahami materi meski secara online,
zoom di rumah . Rasanya sangat aneh. Belum lagi yang pada
kenyataannya pandemi dapat meningkatkan rasa malas
sehingga membuat motivasi menjadi berkurang untuk
melakukan kegiatan yang produktif. Selain itu, kita menjadi
tidak bisa bertemu atau berinteraksi dengan teman secara
langsung. Saya sangat merasakan efek tersebut ketika saya
berada di kelas 7 awal atau baru masuk ke SMP. Karena
sejujurnya, saya merupakan salah satu orang yang cukup sulit
untuk bisa bersosialisasi dengan orang ataupun teman baru.
Harus berkenalan dengan secara langsung saja tidak semudah
itu, apalagi secara online.
Tetapi setelah satu tahun mengalami perubahan ini,
saya mulai bisa beradaptasi dengan perubahan ini dan saya
semakin menyadari bahwa pandemi ini tidak boleh menjadi
penghalang bagi saya.
44
Saya sudah mulai terbiasa dengan pertemuan melalui zoom
meeting, lalu saya bisa berkenalan dengan teman, meski
hanya sebatas lewat chat, dan bahkan saya juga tetap bisa
mengikuti olimpiade ataupun kegiatan-kegiatan kesiswaan
secara daring. Mulai dari saya mengikuti organisasi sekolah
atau yang biasa disebut dengan OSIS. Disini, saya
mendapatkan banyak sekali manfaat seperti mengasah jiwa
kepemimpinan, melatih Public Speaking, melatih manajemen
waktu, melatih kemampuan berorganisasi, belajar kreatif
dengan mengurus event dan juga dapat memperluas relasi
saya serta banyak lagi manfaat yang saya peroleh yang akan
sangat berguna bagi masa depan saya.
Tidak lupa menyebutkan bahwa sekolah saya tetap
mengadakan berbagai kegiatan yang menarik meskipun di
masa pandemi yang bisa diikuti siswa-siswi seperti
ekstrakurikuler, webinar, pelatihan dan lomba seperti lomba
untuk memperingati 17 Agustus-an, BKSN, hari Kartini,
Natal dan ada juga kegiatan Classmeting yang biasa
dilaksanakan setelah ujian akhir semester dan banyak lagi
kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya meskipun di masa
pandemi untuk memfasilitasi minat dan bakat siswa-siswa di
sekolah saya di bidang akademis ataupun non akademis.
45
Di masa pandemi ini, saya juga telah berhasil meraih
beberapa prestasi di bidang akademis. Itu semua adalah
berkat usaha, pengajaran, dukungan dari Bapak Ibu Guru,
keluarga serta doa yang selalu saya lakukan. Tidak bisa
dideskripsikan betapa bersyukurnya saya. Dan tidak lupa
untuk mengatakan bahwa pastinya, saya bisa berhasil meraih
semua itu berkat Tuhan Yang Maha Esa. Namun, dengan
prestasi tersebut tidak boleh membuat saya menjadi orang
sombong dan berhenti karena puas terhadap pencapaian saya
sendiri. Melainkan hal tersebut harus membuat saya menjadi
termotivasi dan lebih semangat lagi mengembangkan minat
dan bakat saya untuk meraih berbagai prestasi lainnya dan
untuk mencapai sesuatu yang lebih lagi.
Di balik kebanggaan itu semua, pastinya terdapat
banyak cerita dan berbagai perjuangan yang telah dilakukan
juga. Saya telah mengikuti berbagai olimpiade semenjak SD,
baik secara akademis maupun non akademis. Meskipun
begitu, perjalanan tidak semulus yang saya kira. Beberapa
kali saya telah kalah dalam mengikuti perlombaan sehingga
membuat saya kecewa. Bahkan, kadang kala saya merasa
bahwa segala usaha saya telah sia-sia sehingga muncul
keinginan saya untuk berhenti belajar.
46
Saya ingat pengalaman ketika saya baru pertama kali
mengikuti olimpiade. gugup, gelisah, dan takut. Rasanya
sangat campur aduk. Karena banyak peserta lain yang
pastinya jauh lebih pandai. Seringkali saya merasa takut
untuk mengikuti olimpiade karena memiliki ketakutan untuk
kalah dan mengecewakan orang tua serta guru saya.
Namun semakin hari, saya semakin sadar dan mulai
menganggap bahwa kegagalan itu hanyalah sebagai suatu
peristiwa dan justru seharusnya saya menjadikan hal tersebut
sebagai pembelajaran untuk mengenali serta semakin
mengembangkan diri saya. Meskipun mengalami kekalahan,
saya harus tetap bangga dengan diri saya karena saya sudah
berusaha untuk memberikan yang terbaik. Dan saya tidak
boleh patah semangat untuk belajar. Saya harus tetap selalu
bangkit kembali. Mengapa? Karena nyatanya dalam proses
kehidupan, kita tidak mungkin tidak menerima masalah sama
sekali. Masalah itu selalu ada dan semua orang di seluruh
dunia pasti pernah mengalaminya. Yang seharusnya saya
lakukan adalah menerima kekalahan tersebut karena sudah
terjadi, menghadapinya, dan bangkit kembali. Jika tidak, saya
akan tertinggal dari orang lain. Dengan peristiwa seperti itu,
akan memperkaya pengalaman saya. Saya tidak boleh putus
asa dalam belajar.
47
Karena bagaimana pun juga, kekalahan tersebut sudah
berlalu. Dengan bantuan masukan-masukan dari orang tua
saya dan pelatihan dari Bapak/Ibu guru, saya bisa menjadi
tahu hal lebih banyak tentang diri saya bahwa di manakah
salah saya dan manakah yang perlu diperbaiki. Saya ingat
terdapat suatu kalimat yaitu, "Trust the Process" Saya
percaya bahwa setiap langkah adalah proses dan ketika ada
proses pasti ada kemajuan.
Meski pandemi ini membuat kita menjadi tidak bisa
leluasa dalam banyak hal, tetapi hal ini tetap tidak boleh
menjadi penghalang bagi kita untuk terus mengembangkan
kemampuan dan potensi yang kita miliki. Kita semua tetap
bisa berpestasi apabila kita mempunyai modal semangat
juang dan kemauan yang tinggi. Manfaatkanlah waktu,
peluang, dan kesempatan yang sudah teman-teman miliki
dengan sebaik-baiknya dengan berbagai melakukan kegiatan
yang bermanfaat. Yuk, kita selalu berusaha dan berdoa demi
masa depan kita. Tetap jaga kesehatan dan semangat belajar
teman-teman. Sekian dari saya.
48
Refleksi:
Setelah saya menyadari usaha sekolah, SMP Santo Carolus
dalam memfasilitasi tumbuh kembangnya baik aspek
akademis maupun non akademis saya semakin menyadari
bahwa Allah menghendaki saya untuk terus mengembangkan
diri dan berprestasi maka saya menanggapi dengan cara terus
mengupayakan yang terbaik, memiliki daya juang dan terus
meningkatkan kompetensi diri.
49
BUNDA ELISABETH GRUYTERS
”…pengalaman sehari-hari telah disertai hasrat besar akan
kemajuan rohani… menjadikan kami merasa setiap hari
diberkati oleh tangan Tuhan yang tak kelihatan.” (EG. 63)
Sebagai Guru Agama Katolik dan Budi Pekerti, aku memiliki
hasrat yang besar untuk memajukan hidup rohani murid-muridku.
Dengan ketekunan aku tanamkan kepada murid-muridku untuk selalu
merefleksikan hidupnya baik keberhasilan maupun kegagalannya. Maka
dalam buku “Cerita inspirasi SMP Santo Carolus” inilah merupakan bukti
nyata adanya jejak dan semangat yang mengalir dari Bunda Elisabeth
Gruyters dalam misi dan karyanya yang sampai sekarang masih berlanjut
. Dalam buku ini nampaklah gerak hidup iman, harapan , nilai-nilai hidup
: conviction, competence, creativity dari siswa dan siswi . Melalui proses
pembelajaran yang saya ampu Mata Pelajaran Agama Katolik dan Budi
Pekerti , nilai-nilai hidup dan semangat Bunda Elisabeth Gruyters
diteruskan dari masa ke masa . Harapanku , anak-anak memilki nilai
hidup , terbentuk karakternya , memiliki kecerdasan dan berintegritas .
(Damianus Kusviantono)
50
IBU BANGGA KARENA KEMAMPUANKU
MENGGAMBAR
Oleh Celine 9C / 03
Perkenalkan nama saya Benedicta Celine Chavella.
Orang-orang biasa memanggil saya Celine. Saat ini saya
bersekolah di SMP Katholik Santo Carolus kelas 9.
Walaupun pelajaran di sekolah saya saat ini cukup berat,
tetapi saya masih bisa meluangkan waktu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan lain untuk refreshing sekaligus untuk
menyalurkan hobi saya.
Salah satu hobi saya adalah menggambar. Di waktu
luang saya, saya mencoba untuk menggambar karakter-
karakter fiksi, karakter original dan latar belakang. Menurut
ibu dan tante saya kemampuan menggambar saya sudah
cukup bagus. Mendengar mereka mengatakan hal itu, saya
merasa sangat senang. Saya pun juga merasakan bahwa
menggambar adalah suatu kegiatan yang menyenangkan.
Namun sebelum kemampuan menggambar saya sebagus saat
ini, saya sempat mengalami kesulitan dalam menggambar
pada awalnya.
51
Saya bahkan tidak bisa menggambar hal-hal yang
paling sederhana dan paling dasar. Bahkan beberapa tahun
yang lalu, saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar,
setiap kali ada pelajaran menggambar saya selalu menangis,
karena saya tidak bisa mengerjakan tugas gambar yang
diberikan oleh guru. Lalu bagaimana cara sehingga saya bisa
menggambar dengan baik seperti sekarang? Berikut adalah
pengalaman saya.
Motivasi saya untuk mencoba menggambar pada
awalnya muncul pada saat saya masih di kelas 4 SD. Pada
saat itu saya memiliki seorang teman yang suka menggambar
dan juga pandai dalam menggambar. Teman saya ini dulu
sering menggambar karakter-karakter anime, hewan-hewan,
pakaian, dan aksesoris. Dia pun bahkan pernah membuat
semacam permainan dress-up dari gambar-gambar yang ia
buat. Saya dan beberapa teman saya pun ikut memainkan
permainan yang dia buat dan mendesain dan memberikan
pakaian dan aksesoris kepada karakter-karakter sesuai dengan
keinginan kita. Saya pun kagum melihat gambar-gambar
yang dibuatnya, dan saya merasa ingin untuk juga bisa
menggambar sepertinya. Teman saya ini menginspirasi saya
untuk mencoba belajar dan berlatih menggambar.
52
Maka saya pun mulai mencoba untuk berlatih
menggambar sendiri. Jika saya memiliki waktu luang di
rumah, saya akan menggunakannya untuk berlatih
menggambar. Saya menemukan sebuah aplikasi
menggambar digital yang dapat saya gunakan di hp yaitu Ibis
paint X. Saya pun mencoba menggambar menggunakan
aplikasi tersebut. Dengan aplikasi ini saya mencoba untuk
membuat karakter-karakter dari film maupun karakter buatan
saya sendiri. Dan sampai sekarang pun saya masih
menggunakan aplikasi ini untuk menggambar secara digital
di hp saya. Saya sudah membuat beberapa karakter dengan
menggunakan aplikasi ini. Selain itu, di sekolah teman saya
kadang-kadang mengajak saya untuk menggambar bersama-
sama di buku atau kertas yang kosong dan tidak digunakan.
Gambar-gambar yang kami buat bersama meliputi karakter
buatan sendiri, pakaian, hewan, dan aksesoris. Kami merasa
senang membuat gambar-gambar tersebut. Kadang-kadang
saya membawa gambar-gambar yang kami buat tersebut ke
rumah waktu pulang sekolah. Bahkan Ibu saya yang melihat
gambar-gambar tersebut sampai merasa heran dan tidak
percaya kalau gambar-gambar tersebut adalah hasil karya
saya.
53
Ibu saya mengira kalau gambar-gambar tersebut
adalah hasil karya dari teman-teman saya, karena sebelum ini
hasil gambar saya memang kurang bagus. Apalagi selama ini
memang ibu saya tidak pernah melihat saya latihan
menggambar sehingga pada saat ia tahu bahwa gambar-
gambar tersebut adalah hasil gambar saya, ibu saya pun lalu
memuji saya dan menyarankan saya untuk menjadi desainer
pada saat dewasa nanti. Ibu saya juga merasa sangat bangga
kepada saya karena saya dapat memperoleh kemajuan yang
sangat pesat dalam menggambar hanya dengan belajar
sendiri secara otodidak tanpa mengikuti les atau pelajaran
menggambar tambahan.
Melihat betapa ibu saya merasa sangat bangga
dengan kemajuan yang telah saya capai ini saya pun merasa
senang dan menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk
menggambar lebih banyak lagi. Maka saya pun terus berlatih
menggambar, dan mempelajari beberapa teknik-teknik
menggambar dari internet. Saya sering melihat beberapa
video tutorial menggambar digital dari YouTube mulai dari
membuat sketsa, cara menggambar rambut, cara menggambar
mata, cara menggambar baju, membuat shading, dan cara
menggunakan berbagai interface aplikasi ibis paint X.
54
Setelah melihat beberapa video tutorial tersebut, saya
sekarang menjadi lebih ahli dalam menggunakan aplikasinya.
Terkadang saya juga mencari beberapa refrensi untuk
menggambar di internet. Karena untuk membuat sebuah
gambar, diperlukan berbagai inspirasi. Inspirasi-inspirasi
yang saya dapatkan berasal dari bermacam-macam sumber,
misalnya dari film-film yang saya lihat, karakter dari video
game, gambar-gambar karya orang lain dan teman saya,
bahkan dari objek atau barang-barang disekitar tempat saya.
Sekarang, saya lebih sering menggambar karakter-karakter
anime dan karakter dari video game yang saya sukai.
Dengan bertambahnya keterampilan saya dalam
menggambar, saat ini saya sudah dapat mengerjakan tugas-
tugas gambar yang diberikan oleh guru di sekolah. Saya
sudah tidak pernah lagi menangis karena tidak bisa
mengerjakan tugas gambar dari guru. Bahkan sekarang saya
bisa mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan hati senang.
Seperti beberapa waktu lalu di kelas saya mendapat tugas
menggambar bebas di atas kanvas untuk pelajaran seni
budaya. Dengan keterampilan menggambar saya sekarang,
saya sudah dapat menghasilkan sebuah karya lukis yang
cukup bagus.
55
Walaupun kemampuan menggambar saya sudah
cukup bagus, saya merasa kalau saya masih bisa
mengembangkannya lagi. Saya merasa masih agak kesulitan
saat menggambar tangan, kaki, baju, dan kadang juga dengan
aksesoris yang dipakai oleh karakter-karakter yang saya
gambar. Juga seringkali saya kesulitan dengan menggambar
latar belakang-latar belakang yang lebih kompleks seperti
bangunan-bangunan, pepohonan, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan alam. Tetapi saya tetap ingin berlatih.
Karena saya percaya bahwa dengan banyak berlatih,
keterampilan kita akan semakin terasah, dan tentunya akan
membuat kita dapat menghasilkan karya-karya yang lebih
bagus seperti yang kita harapkan. Untuk dapat berlatih
dengan lebih baik lagi,
sebenarnya saya membutuhkan seperangkat
komputer yang dilengkapi dengan peralatan gambar. Tetapi
harga komputer itu sangat mahal. Saya belum mampu untuk
membelinya dan saya tidak ingin membebani ibu saya untuk
membelikan komputer tersebut. Apalagi biaya kebutuhan
hidup pada saat ini semakin meningkat, perekonomian di
Indonesia masih belum pulih sepenuhnya akibat dari pandemi
covid 19 yang sudah menimpa dunia selama 2 tahun lebih.
56
Oleh sebab itu, saya sekarang mulai rajin menabung
dan tidak banyak jajan atau membeli barang-barang yang
tidak diperlukan. Saya bertekad untuk dapat membeli
komputer tersebut dari hasil tabungan saya sendiri. Tentunya
akan memakan waktu yang cukup lama sampai tabungan saya
dapat mencukupi untuk membeli komputer tersebut. Tetapi
saya tetap akan bersabar dan bersemangat untuk menabung
untuk dapat mewujudkan impian saya. Dan saya percaya
bahwa hal itu pasti akan terwujud. Bukankah ada pepatah
yang mengatakan bahwa “dimana ada kemauan, maka disitu
akan selalu ada jalan” dan saya percaya bahwa Tuhan pasti
akan menolong saya untuk dapat mewujudkan impian saya.
Refleksi :
Setelah kemampuan menggambar saya banyak kemajuan
saya semakin menyadari bahwa Allah menghendaki saya
untuk mengembangkan diri khususnya dalam keterampilan
menggambar maka saya menanggapi dengan cara
berterimakasih pada orang tua dan ibu -bapak guru karena
telah memberikan pendampingan dan bimbingan kepada
saya, dan saya akan menabung terus guna membeli aplikasi
guna mendukung gambar anime yang akan saya buat.
57
MERAYAKAN ULANG TAHUN ADIK
DI PANTI ASUHAN
oleh Aring 8C / 24
Pada 29 Desember 2017, itu merupakan hari bahagia
untuk adik saya, Ael panggilannya . Hari itu, ia menginjak
usianya yang ke 4 tahun. Ayah dan ibu sepakat mengadakan
acara ulang tahun di restoran mewah. Namun entah mengapa,
ayah berubah pikiran akhirnya dan kami berencana
merayakan pesta ulang tahun di Panti Asuhan Bhakti Luhur.
Mengetahui hal itu, saya kecewa. Kecewa karena kami tidak
jadi merayakan ulang tahun di restoran mewah. Namun
setelah mengetahui alasannya, saya berubah fikiran. Ayah
membuat keputusan baik dengan merayakan pesta ulang
tahun di Panti Asuhan.
Sore itu, kami menggunakan pakaian dengan nuansa
baju superhero bewarna merah. Sesuai dengan tema yang
adik saya inginkan. Saat menuju ke ruangan pesta, saya
terkejut karena banyak sekali teman-teman yang memiliki
kekurangan secara fisik.
58
Saya bersembunyi dibalik kaki ayah saya, beliau
yang mengetahui hal itu pun membantu saya untuk berteman
dengan anak-anak yang berada di panti. Syukurnya mereka
ingin berkenalan dengan saya.
Dari banyaknya anak yang memiliki kekurangan, ada
satu anak yang mengambil perhatian saya. Ia duduk di kursi
roda dengan benjolan besar pada lehernya. Saya ingin
mengajaknya berbicara, namun ia sangat kesusahan untuk
berbicara, bahkan 1 kata pun tak bisa. Saya merasa kasihan
sekaligus bersyukur karena dapat berbicara dengan lancar
tanpa adanya kesusahan. Beruntung, suster disana membantu
dengan men-translate kan Bahasaku ke Bahasa isyarat.
dengan bantuan itu kami dapat berbincang.
Sang suster berkata bahwa beberapa anak yang
berada di Panti biasanya berasal dari jalanan, dibuang oleh
orang tuanya ataupun sengaja diberikan pada panti asuhan
karena tidak mampu merawatnya. Mendengar hal tersebut
saya merasa beruntung karena orang tua saya mencintai saya
dengan apa yang saya miliki saat ini.
Sepulangnya dari sana, saya memeluk kedua orang
tua saya dengan bahagia dan mengucap syukur pada Tuhan
karena saya diberikan orang tua dan sekeliling yang sayang
dan peduli pada saya.
59
Karena kejadian ini, saya tidak lagi merasa "aneh" dengan
teman-teman yang memiliki kekurangan secara fisik.
Sekarang, keluarga saya menjadi salah satu donatur
utama di Panti Asuhan Bhakti Luhur. Keluarga saya mulai
mendonasikan kepada Panti Asuhan sejak 2018 hingga saat
ini. Kami memberikan donasi sebulan sekali dengan donasi
yg berbeda tiap bulannya. Donasi itu dapat berupa seperti
gula, minyak, uang, beras, dll. Selain itu, saat ini saya juga
bisa sedikit dalam Bahasa isyarat dalam perkenalan singkat.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah selalu
bersyukurlah dengan apa yang ada, karena kalian merupakan
bagian dari orang yang paling beruntung di dunia. Karena
apa? Karena kalian dapat bernafas dengan baik, kalian
memiliki rumah yang nyaman ditinggali, kalian dapat makan
dan minum tanpa susah, kalian juga dapat bersekolah dan
menuntut ilmu setinggi mungkin. Jangan merasa tidak
beruntung, bersyukurlah selalu kalian adalah orang baik!
60
Refleksi:
Setelah kami merayakan ulang tahun adik yang ke 4 tahun ,
saya semakin menyadari bahwa Allah menghendaki saya
untuk mengenal kebaikan Allah dalam diri saudara-saudara
yang difabel di panti asuhan bakti luhur , maka saya
menanggapi dengan cara mau berbagi dengan mereka yang
difabel, mengucap syukur atas kebaikan Allah melalui orang
tua dan selalu memiliki hati bagi mereka yang berkesesakan.
61
SAYA MAU MENJADI GARAM DAN TERANG
BAGI SESAMA DENGAN BABTISANKU
oleh Chika 8C / 18
Nama saya Jessica Celine Wuli biasa dipanggil
Chika. Pada saat kelas 5 SD di SD Santo Carolus, Surabaya ,
saya pernah mewakili sekolah untuk mengikuti Lomba
Wawasan Kebangsaan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan
Surabaya. Saat itu saya merasa takut dan gentar karena
pesertanya adalah siswa-siswi pilihan dari hampir seluruh SD
yang ada di Surabaya. Lomba itu dimulai pada tanggal 27 Juli
2019 dengan peserta 637 siswa dari berbagai sekolah negeri
maupun swasta yang ada di Surabaya. Babak pertama yaitu
babak penyisihan dan tidak disangka-sangka ternyata saya
berhasil lolos. Hal ini membuat saya semangat belajar untuk
bisa lolos lagi ke babak selanjutnya yang diadakan pada
tanggal 3 Agustus 2019 dengan peserta sebanyak 124 siswa.
Puji Tuhan dengan dukungan dari para guru, orang tua, dan
teman-teman saya berhasil lolos lagi.
62
Setelah itu saya diharuskan membuat portofolio
tentang kegiatan-kegiatan positif apa saja yang sudah saya
lakukan dan prestasi-prestasi apa saja yang sudah saya raih
untuk bisa lanjut ke babak selanjutnya. Saat itu saya merasa
hampir putus asa karena saya belum pernah menulis
portofolio sehingga saya tidak mengerti bagaimana cara
membuat portofolio yang baik. Tetapi mama saya selalu
menyemangati untuk berani mencoba hal yang baru dan
untuk berusaha menaklukkan tantangan. Saya merasa terkejut
ketika diumumkan berhasil lanjut ke babak semifinal yang
diadakan di kantor Dinas Pendidikan Surabaya. Babak
semifinal berupa cerdas cermat dan hanya diambil 5 peserta
dengan nilai tertinggi untuk lolos ke babak final (saat itu saya
merasa mustahil bisa lolos). Mama saya mengajak untuk
berdoa Novena 3 kali Salam Maria untuk memohon kepada
Tuhan Yesus melalui perantaraan Bunda Maria supaya saya
bisa menghadapi hambatan dan tantangan. Puji Tuhan saya
akhirnya berhasil masuk ke babak final yang diadakan pada
tanggal 12 Agustus 2019 di Aula Bung Tomo Dinas
Pendidikan Surabaya. Babak final terdiri dari 4 tahapan yaitu
babak wajib, babak mengalir, babak video, dan babak
rebutan.
63
Akhirnya saya berhasil meraih juara 3 dan mendapat piala,
piagam, dan hadiah uang pembinaan sebesar Rp1.750.000
dari Diknas. Saya merasa senang sekali bisa membuat bangga
orang tua dan sekolah.
Akan tetapi yang lebih mengejutkan lagi adalah
ketika saya membaca piagam penghargaan ternyata tertera
nama baptis saya yaitu “Priscilla” disitu, padahal nama saya
seharusnya terdaftar sebagai “Jessica Celine Wuli” saja. Hal
itu membuat saya semakin menyadari betapa keberhasilan
yang saya raih tidak lepas dari peran Tuhan Yesus dan Bunda
Maria melalui mukjizat Doa Novena 3 kali Salam Maria.
Sejak saat itu saya percaya dan yakin bahwa Doa Novena
benar-benar ajaib dan membuat sesuatu yang tidak mungkin
bisa menjadi mungkin, asalkan kita juga harus berusaha
dengan sungguh-sungguh dan memohon sesuatu yang positif
demi kemuliaan namaNya. Selain itu kita juga diingatkan
untuk selalu rendah hati karena keberhasilan bukan mutlak
dari diri kita sendiri melainkan anugerah yang Tuhan berikan
untuk kita agar kita bisa menjadi garam dan terang bagi
sesama.
Saya ingin bisa menjadi garam dan terang bagi
sesama, meneladani Santa Priscilla yang dipilihkan nenek
saya untuk menjadi nama baptis saya.
64
Santa Priscilla adalah seorang martir di abad pertama yang
tewas demi mempertahankan imannya di masa penganiyaan
umat Kristiani oleh Kaisar Domitianus. Santa Priscilla
memberikan rumahnya untuk digunakan Santo Petrus sebagai
pusat karya kerasulannya, oleh karena itu nama Priscilla
berarti “yang dihormati” (Kisah Para Rasul 18:2). Saya
dibaptis dengan nama Priscilla oleh Romo Joseph Bukubala,
SVD di Gereja Gembala Yang Baik Surabaya. Orang tua dan
nenek saya berharap saya bisa menjadi perempuan yang
dihormati tetapi bukan supaya dihormati karena kedudukan
atau harta duniawi melainkan supaya dihormati karena saya
berbuat kasih dan bisa menjadi saluran berkat bagi sesama.
ntuk menyandang nama baptis
Refleksi:
Setelah saya meraih prestasi juara dalam lomba dan juga
berkat nama babtisku “Priscilla”. saya semakin menyadari
bahwa Allah menghendaki saya untuk mewartakan kasih dan
kebaikan Allah melalui prestasi yang saya raih dengan cara
aktif dalam mengembangkan ilmu, selalu berbuat baik bagi
sesame dan selalu mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap
peristiwa hidup sehari-hari.
65
BERAWAL DARI COBA-COBA
AKHIRNYA SUKA
oleh Caca 8B / 33
Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara, saya
memiliki seorang adik laki-laki. Kebiasaan dalam keluarga
saya malam hari adalah waktu di mana kita berkumpul
berbagi cerita dan bersenda gurau. Hanya waktu malam ini
yang bisa kita manfaatkan karena pagi saya dan adik harus
pergi ke sekolah, sedangkan ayah dan ibu pergi bekerja.
Saat santai ini juga biasanya diselingi dengan menonton TV,
dari berita yang sering ditayangkan tentang tindak kejahatan
maka orang tua pernah mengatakan “sekarang ini seni bela
diri sangat diperlukan tidak terkecuali juga pada anak
perempuan.” Saya dan adik saya sejak masuk ke dunia
pendidikan, transportasi yang kita gunakan adalah jasa antar
jemput. Pelecehan seksual, penculikan anak, dan lain
sebagainya itu juga menjadi bahan pertimbangan orang tua
dan saya saat mengikuti seni bela diri.
66
Berawal saat saya masuk kelas 1 SD di Santa Clara,
sekolah saya saat itu ada ekstrakurikuler pilihan yaitu
Taekwondo. Seperti biasanya ketika anak mau memilih
ekstrakurikuler maka harus ada persetujuan dari orang tua
masing-masing. Saya berkata kepada orang tua kalau saya
mau coba ikut Taekwondo, “Pa, Ma, ... Caca coba-coba dulu
boleh gak ikut Taekwondo, coba tanyakan ke sekolah apakah
nanti Caca boleh pindah kalau gak mampu saat ikut ekstra itu,
kayaknya berat deh latihannya.“ Orang tua saya saat itu
memberikan masukan kepada saya kalau ekstra ini sangatlah
penting buat saya kedepannya. Kalau mau ikut Taekwondo
ya harus benar-benar diniati kata mereka, selain itu kamu juga
bisa tetap memilih ektra tari kalau kamu mau.
Latihan demi latihan saya jalani dimulai dari sabuk
putih, bersama beberapa teman satu level dibawah bimbingan
seorang Saboeum yang bernama Ivan, sampai pada ujian
kenaikan sabuk setiap tahunnya. Dari coba-coba lama
kelamaan saya menjadi suka dengan Taekwondo, dari latihan
fisik itu saya merasa memiliki kepercayaan diri lebih.
Pukulan dan tendangan yang menjadi senjata dalam
Taekwondo, memecahkan balok dan batu bata memberikan
warna tersendiri bagi saya.
67
Ada yang lebih asyik lagi lho ... karena Taekwondo
merupakan salah satu cabang seni olahraga bela diri yang
berasal dari Korea Selatan, maka setiap ujian kenaikan sabuk
juri nya juga adalah orang-orang asli Korea. Ujian dari sabuk
putih, sabuk kuning, sabuk kuning strip hijau, sabuk hijau,
sabuk hijau strip biru sudah terlewati tanpa halangan. Satu
waktu saat pemberitahuan ujian kenaikan sabuk biru saya
seperti biasanya semua berkas sudah saya serahkan, akan
tetapi karena kelalaian saya dalam hal mendengar ... saya
tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh Saboeum
saat itu perihal tanggal dan waktu ujian. Alhasil, saat ujian
berlangsung saya tidak hadir ... orang tua saya ditanya oleh
orang tua dari teman saya alasan mengapa saya tidak ikut
ujian ?
Kaget dan kecewa dong pastinya saya saat itu, begitu
orang tua saya memberitahu kalau ujian kenaikan sabuk
sudah selesai. Saya menangis karena kecewa, tapi orang tua
saya berkata “kejadian ini jadikan pelajaran agar dikemudian
hari tidak terulang kembali.” Dari kelalaian saya tersebut,
saya belajar pentingnya kesabaran dalam hal mendengar.
Sampai pada akhirnya saya dapat menyelesaikan ujian
kenaikan sabuk biru di kelas 6 SD.
68
Meskipun Covid-19 melanda, semangat untuk terus berlatih
dan mengikuti ujian kenaikan sabuk tidak pernah pudar
meskipun hanya melalui zoom. Sampai pada akhirnya saya
berhenti pada sabuk biru, karena setelah lulus SD saya
melanjutkan sekolah yang berbeda dari sekolah saya
sebelumnya yaitu ke SMP Santo Carolus, yang kebetulan
tidak ada ektrakurikuler Taekwondo. Taekwondo boleh
berhenti akan tetapi ilmu yang sudah saya dapatkan selama
ini kiranya boleh menjadi tameng dan berkat buat diri sendiri
maupun orang lain. Berawal dari coba- coba, ketika menjalani
sesuatu hal dengan hati yang gembira, maka lama-kelamaan
akan timbul rasa suka. Seperti kata pepatah “Tak kenal maka
tak sayang.”
Refleksi :
Setelah saya mengikuti Taekwondo, salah satu cabang bela
diri saya semakin menyadari bahwa Allah menghendaki saya
untuk selalu menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik dan
juga menjaga kesehatan badan , maka saya menanggapi
dengan cara rajin berolahraga, berlatih Taekwondo dengan
sungguh-sungguh dan selalu bersyukur atas kebaikan dan
kemurahan Tuhan Yesus dalam hidup saya dan keluarga.
69
MERAIH IMPIAN
oleh Berli 8B / 28
Aku memiliki sebuah mimpi untuk menjadi seorang
penyanyi dan penari yang terkenal dari kelas 3 SD. Mari ku
ceritakan tentang bakat menyanyi-ku terlebih dahulu. Setiap
saat musik mengiringi kegiatan yang aku lakukan, dari
mengerjakan tugas rumah seperti menyapu dan mencuci
piring hingga belajar dan mengerjakan tugas dari Guru.
Terkadang, aku juga bersenandung kecil dan ikut bernyanyi
saat musik di putar. Aku mendengarkan musik lewat youtube
dan aplikasi musik yang memiliki banyak lagu – lagu idola
favorit ku. Aku pun membuat suatu playlist yang berisi lagu
– lagu dari idola favorit ku. Aku membuat playlist yang sesuai
mood dan kegiatan yang aku lakukan. Seperti jika sedang
galau, aku memutar playlist yang galau, saat sedang
mengerjakan tugas, aku memutar lagu yang bersemangat, dan
sebagainya
Aku ingin jadi penyanyi, karena mengidolakan
penyanyi, dari Indonesia bahkan hingga luar negeri.
70
Seperti Justin Bieber, Ariana Grande, Raisa, Isyana, Rossa,
Afgan, Ailee, BlackPink, Treasure, NCT Dream, Red Velvet
dan sebagainya. Dari TK hingga SMP aku suka bernyanyi,
dari lagu daerah, lagu Gereja, lagu western, lagu KPOP dan
juga tidak lupa lagu dalam negeri. Saat bersekolah di SD R.A
KARTINI, disana terdapat extra Paduan Suara. Aku memilih
extra itu karena aku dapat mengembangkan bakat menyanyi
dan aku pun mulai mengikuti extra Paduan Suara di kelas 4.
Tak jarang, Paduan Suara di SD ku sering mengisi tugas Koor
di Gereja – Gereja, contoh nya di Gereja Yohanes Pemandi
dan Gereja Roh Kudus, bahkan hingga lomba yang diadakan
oleh suatu sekolah atau lembaga. Walau saat kelas 5 aku
sudah tidak mengikuti extra paduan suara dan memilih ikut
extra tari, aku terkadang dipilih untuk mengikuti lomba antar
SD dalam kelompok paduan suara.
Saat kelas 5 ada lomba menyanyi dan dengan senang
hati aku mendaftar. Akhirnya aku menyanyi dan memilih
lagu yang berjudul “Andaikan Aku Punya Sayap” sebagai
lagu pilihan dan “Rek Ayo Rek“ sebagai lagu wajib, yang di
upload di channel youtube dan instagram pribadi ku. Saat
pengumuman, aku tidak menang, sedih sih, tapi aku tetap
merasa senang karena dapat mengembangkan bakatku dari
mengikuti lomba yang diadakan oleh SMP Santo Carolus
dalam lomba antar SD.
71
Setiap ada lomba, terkadang aku mengikuti nya untuk
mengisi waktu luang ku, walau lomba itu tidak berhubungan
dengan hobi ku dan walau kalah, aku tetap mengikutinya dan
terus mengembangkan hal – hal yang aku sukai dan impikan.
Di SMP, aku mulai sering mendengarkan banyak
lagu KPOP dan Western. Aku juga sering menyanyikannya,
walau tidak banyak mengingat liriknya. Tetapi dari sini aku
belajar bahwa untuk menggapai mimpi itu butuh suatu
perjuangan dan kerja keras. Satu hal yang masih belum bisa
aku hindari adalah malu atau tidak pede. Hal ini membuatku
harus berjuang lebih, untuk bisa menggapai mimpiku menjadi
seorang penyanyi. Sedikit demi sedikit, aku berusaha agar
tidak malu dan pede saat bernyanyi atau berbicara di depan
semua orang. Contoh nya saat berdoa dan berpresentasi di
depan kelas.
Aku juga suka bernari, seperti tari tradisional dan
modern dance. Saat kelas 5 SD aku pernah tampil
membawakan dance “ICY” dari girl group KPOP yaitu Itzy
bersama 4 teman – teman ku yaitu Audrey, Chelsea, Devina
dan Chaterine, dalam lomba yang diadakan di SMP Santo
Yosef. Seleksi dilakukan saat jam istirahat kedua dan aku
serta keempat temanku terpilih dalam seleksi dan mulai
berlatih di saat pulang sekolah.
72
Kami pun mulai memilih lagu dan lagu pertama yang
terpilih untuk dibawakan adalah “7 Rings” dari Ariana
Grande, kami pun mulai berlatih dengan formasi 5 orang.
Setelah berlatih hingga setengah dari durasi lagu “7 Rings”
kami mengganti lagu dan ingin membawakan lagu “Solo”
dari Jennie BlackPink. Setelah berunding, kami tidak jadi
memilih lagu “Solo”, melainkan lagu “ICY” sebagai lagu
yang akan kami gunakan untuk tampil. Kami pun mulai
berlatih di rumah masing – masing dan juga berlatih setelah
pulang sekolah. Kami berlatih di ruang kelas 2 dan
perpustakaan dan terkadang didampingi oleh Bu Shinta yang
pernah menjadi wali kelas 2 dan kelas 6 saat angkatan tahun
2020/2021 atau angkatan ku.
Tiga sampai empat hari sebelum hari-H kami berlatih
di lantai 2 TK R.A KARTINI yang berada tidak jauh dari SD.
Keessokannya kami mulai berdiskusi untuk ppakaianyang
akan digunakan untuk tampil dan yang kami gunakan adalah
hoodie, celana jeans pendek/se-paha dan stocking hitam atau
cream sesuai peran masing - masing dan sepatu putih. Kami
mulai mencari dan juga terkadang memakai nya disaat
latihan. Lomba pun dimulai, pada 26 oktober 2019, kami
tampil di Aula SMP Santo Yosef dan semua peserta tampil
dengan baik dan bagus dihadapan para juri.
73
Setelah diumumkan pemenang lomba nya, grup kami
kalah dalam perlombaan ini. Tetapi aku tetap senang karena
aku dan teman – temanku sudah tampil dengan baik.
Setelah pengumuman pemenang lomba, terdapat
random dance dan kami menari – nari sesuka hati kami.
Sekitar pukul 12 siang, kami pun pulang ke rumah masing –
masing setelah pembagian jajan dan berfoto bersama. Di
rumah, aku memutar musik selagi makan dan belajar. Disaat
tidak ada orang atau suasana rumah itu sepi, aku sering
bernyanyi sambil menari diiringi musik. Orang tua ku
mendukung ku untuk mengembangkan bakat bernyanyi dan
menari ku, aku merasa lebih senang dan bersemangat untuk
menggapai impian ku ini. Aku belajar bernyanyi dan menari
secara otodidak di rumah.
Kalau ditanya aku pernah insecure atau tidak,
jawabannya adalah iya, aku pernah bahkan sering insecure.
Aku melihat di sosial media seperti TikTok, banyak orang
yang pandai menari hanya dalam waktu sebentar saja. Aku
merasa putus asa, karena untuk menghafal saja aku butuh
waktu kurang lebih seminggu untuk menghafalnya. Aku juga
insecure pada orang yang memiliki suara indah saat beryanyi,
suara nya saat indah dan bagus sampai sulit untuk dijelaskan.
Tetapi hati-ku berkata agar aku tidak insecure melainkan
74
terus berlatih dan belajar dengan sungguh – sungguh untuk
menggapai impianku ini.
Aku pernah bermimpi untuk menjadi anggota girl
group dibawah naungan SM Entertaiment yang ada di Korea
Selatan. Tapi walau tidak bisa di luar negri, aku ingin menjadi
anggota girl group dalam negeri. Setiap hari aku mulai
melatih kemampuan ku, tetapi aku juga menjaga imunitas
tubuh ku dengan istirahat yang cukup dan tidak terlalu sering
dalam berlatih. Aku juga harus membagi waktu belajar dan
berlatih ku, seperti berlatih disaat waktu luang saja. Aku
selalu berdoa agar impian ku dapat terwujud di masa depan
nanti.
Refleksi :
Setelah saya menemukan bakatku saya semakin menyadari
bahwa Allah mengenhendakiku untuk terus berjuang
mewujudkan impianku sebagai penyanyi, maka saya
menanggapi dengan cara tekun bernyanyi dan belajar dari
orang-orang yang berpengalaman atau dari sumber -sumber
lain serta tidak lupa mohon penyertaan Tuhan Yesus dalam
setiap langkah hidupku.
75
PERJUANGAN MENJADI
ATLET BULUTANGKIS
oleh Patricia 9C / 27
Halo semuanyaa, Salam olahraga. Perkenalkan nama
saya Patricia Avelina Sunjaya yang bisa kalian panggil
Patricia. Saya bersekolah di SMP Santo Carolus. Umur saya
saat ini 13 tahun tetapi anehnya saya sudah kelas 9. Pada
kesempatan ini, saya ingin menceritakan tentang kisah saya
sehingga sekarang bisa menjadi atlet bulutangkis.
Pada saat saya kecil umur 5 tahun saya sering melihat
kakak saya berlatih bulutangkis. Tetapi saya hanya menonton
kakak berlatih selalu setiap hari saya ikut menonton dan
membantu mengumpulkan cock. Berjalannya waktu saat saya
umur 7 tahun saya diajak oleh Pelatih kakak saya untuk
bermain bulutangkis, mulai diajari cara memukul, langkah
kaki yang benar, dan berlatih melawan musuh yang lebih
besar di tempat latihan.
76
Saat setelah beberapa hari saya ikut latihan
bulutangkis ini saya semakin tertarik untuk berolahraga
bulutangkis dan menekuni olahraga tersebut lebih dalam lagi.
Pada saat saya sudah mulai bisa bulutangkis saya disarankan
oleh pelatih saya untuk mengikuti perlombaan bulutangkis.
Perlombaan pertama saya adalah mengikuti kids first cup. Di
perlombaan pertama saya kalah di babak penyisihan, saya tau
bahwa saya masih jauh dan harus berlatih lebih giat lagi.
Susahnya menjadi atlet bulutangkis adalah harus melewati
latihan yang keras, sampai karena kecapekan kaki saya
memar memar karena capeknya latihan kaki. Belum lagi
kerasnya orang tua saya dalam melatih fisik seperti skipping
double jump, skipping 5 menit tanpa henti kadang bisa 10
menit. Tapi saya tau itu semua untuk saya bisa menjadi
seorang juara dengan mental yang bagus.
Orang tua saya pernah bilang bahwa kunci utama
bulutangkis adalah mental. Sebagai atlet bulutangkis mental
kita harus kuat tidak boleh gentar terhadap musuh yang lebih
besar dan ada seeded nya. Karena musuh yang besar dan
berseeded belum tentu bisa bermain dengan baik karena
seeded bisa didapat dari jam terbang yang tinggi ( sering
mengikuti perlombaan luar kota maupun dalam kota ).
77
Saya pernah mengalami titik terendah dimana saya tidak
ingin meneruskan bermain bulutangkis lagi, tapi karena saya
ingin membanggakan kedua orang tua saya maka saya harus
bangkit untuk bisa sering memenangkan perlombaan
bulutangkis dan bisa masuk ke pelatnas.
Karena orang tua saya ingin saya meningkat di
bidang bulutangkis saya sampai ganti 3 pelatih di tempat yang
berbeda. Pelatih 1 di gor El - Shadday, di Gor ini ada pelatih
yang bernama Wisnu. Karena Pak Wisnu lah saya pertama
kali dikenalkan oleh bulutangkis, karena Ia mengajak saya
untuk berlatih bulutangkis dicoba dulu siapa tau saya
berminat, ternyata benar sekarang saya sekarang menjadi atlet
bulutangkis. Namun, lama lama Pak Wisnu akhirnya
menutup club yang diajarinya karena adanya urusan
tersendiri.
Jadi saya pindah club ke club Satria Surabaya. Pelatih
saya di club ini bernama Pak Panji. Sebelum pandemi covid
19 ini pelatihan Pak Panji sangatlah bagus, mulai dilatih dari
fisik, dilatih sendiri, latihan kecepatan, banyaknya teman dan
lain - lain. Tetapi semenjak setelah pandemi covid - 19 ini
pelatihan Pak Panji sudah berubah karena saya dan kakak
saya malah diminta untuk melatih anak anak kecil yang juga
badminton disana.
78
Dan waktu saya untuk dilatih Pak Panji pun tidak ada
jadi mama saya memutuskan untuk pindah club karena dinilai
tidak ada kemajuan karena tidak ada teman sparing, saat
perlombaan hanya saya dan kakak saya saja yang ikut karena
tidak adanya teman. Maka dari itu, mama saya mencari club
yang benar benar melatih anak didiknya untuk semakin maju.
Pada akhirnya, saya menetap di club Pusdiklat Hanudnas THJ
yang terletak di Kenjeran. Disini saya mendapatkan banyak
teman seangkatan, teman yang lebih tua dan banyaknya
pelatih yang mengajarkan saya lebih mendalam tentang
bulutangkis.
Di THJ ini saya bisa dibilang pengajarannya lebih detail
dibandingkan dengan club saya yang lama. Jadwal latihannya
hampir setiap hari kecuali hari Jumat.Jadwal latihan club THJ
adalah sebagai berikut :
o Senin dan Rabu ( hanya game )
o Selasa dan Kamis ( drilling dan latihan fisik )
o Sabtu dan Minggu ( drilling dan latihan fisik /
game )
o Minggu Pagi lari di lapangan Thor
79
Pada saat saya di THJ, saya pernah mengikuti event
Gubernur Cup, Kapolda Cup dan pertandingan di Nganjuk.
Saat Gubernur Cup, saya menang 2 kali sehingga masuk
Round 3 dan akhirnya saya memperebutkan quarter final
melawan Firda dari Suryanaga. Mental saya saat itu belum
kembali sepenuhnya jadi masih ada yang namanya grogi saat
bertemu musuh. Saat saya melawan firda saya kalah dan itu
menjadi pelajaran bagi saya untuk bisa memulai lagi dan
belajar lebih sungguh lagi.
Selanjutnya di Kapolda cup, saat itu pertandingan
dilaksanakan di 2 gor yaitu Gor Sudirman dan Gor
Suryanaga, dan saya kebagian untuk bertanding di Gor
Suryanaga. Pada pertama kali saya main saya hampir saja
terkena WO karena terlambat untuk datang dan datang ke
lapangan untung saja masih ada 10 menit lagi dan disitu saya
berfikir bahwa Tuhan masih baik kepada saya sehingga saya
masih diberi kesempatan untuk bertanding di pertandingan itu
saat itu juga, jadi saya berusaha sekuat tenaga untuk
mengalahkan musuh saya itu dan akhirnya saya menang, lalu
masuk ke round 2 untuk memperebutkan quarter final. Disitu
saya melawan musuh yang berasal dari Situbondo dan saya
kalah 16 - 21 14 - 21. Pada saat itu saya harus lebih giat lagi
untuk berlatih lebih lanjut lagi.
80