The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

1. Sistem kopling pada kendaraan ringan.
2. Transmisi manual pada kendaraan ringan.
3. Transmisi automatis pada kendaraan ringan.
4. Sistem penggerak roda (gardan).

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ekosuwartono82, 2022-05-19 07:47:54

MODUL PELATIHAN GURU I TEKNIK KENDARAAN RINGAN

1. Sistem kopling pada kendaraan ringan.
2. Transmisi manual pada kendaraan ringan.
3. Transmisi automatis pada kendaraan ringan.
4. Sistem penggerak roda (gardan).

Keywords: KOPLING,TRANSMISI,GARDAN

3. Rumah Diferensial.
4. Planetary Gear
5. Side Gear

G.Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari
kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

129

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kopling

Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros yang
digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau berhenti.
Sebuah aplikasi dari kopling adalah pada kendaraan di mana kopling digunakan
untuk menghubungkan dan memutus putaran mesin ke gear box.
Seperti pada sistem rem, koping juga menggunakan gaya gesek dan
gaya normal. Pada materi ini dibatasi pada kopling aksial.
Jenis-jenis kopling.

1. Positive clutch (Dog clutch).
2. Friction clutch (kopling gesek).

a. Cone clutch (kopling konis).
b. Single plate clutch (kopling plat tumggal).
c. Multi-plate clutch (kopling plat banyak)
d. Diaphragm clutch (kopling pegas disfragma).
3. Hydraulic clutch (Kopling hidrolis).
a. Fluid coupling (Kopling fluida).
b. Hydraulic torque converter.
4. Menurut metode hubungan.
a. Spring types clutch (Tipe kopling pegas).
b. Centrifugal clutch (Kopling sentrifugal).
c. Semi-centrifugal clutch
5. Electro-magnetic clutch (Kopling elektro magnet).

2. Transmisi
Transmisi adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang mengatur
perbandingan putaran mesin dengan poros penggerak aksel sehingga
menghasilkan momen puntir dan putaran yang diinginkan.

130

Transmisi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Transmisi manual.
Transmisi manual digongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Transmisi dua poros
2. Transmisi tiga poros
3. Transmisi untuk penggerak roda depan dan juga roda belakang (empat
roda penggerak) atau yang sering disebut dengan Four wheel Drive
(4WD)
b. Transmisi otomatis.
Transmisi otomatis digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Transmisi otomatis tipe gigi Helikal.
2. Transmisi otomatis tipe gigi Planetari.
3. Transmisi otomatis tipe Continusly Variable Transaxle (CVT).

3. Transmisi manual.
Transmisi manual adalah hal yang penting dalam driveline pada kendaraan
Komponen-komponen yang terdapat pada synchronizer unit adalah :

No Nama Keterangan

1 Synchronizer cincin sinkronisasi (cincin blocker) terbuat
Ring dari kuningan dan dipasang pada bagian
kerucut dari gigi. Sempit alur dibuat di
2 Hub Sleeve bagian dalam cincin sinkronisasi guna
3 Clutch Hub memberikan
tindakan kopling yang diperlukan dari gigi.
Tiga slot sama spasi pada permukaan luar
sebagai tempat synchronizer keys.

Hub Sleeve memiliki alur gigi internal yang

berhbungan dengan alur Hub Clutch. Hub

Sleeve terpasang tiga pegas untuk
menekan synchronizer keys.

Clutch Hub terpasang pada poros output
dan ditahan oleh snap ring.

131

4 Speed Gear Roda gigi kecepatan / roda gigi tingkat
dipasang pada poros output. Sebuah
bantalan rol jarum dipasang antara gigi
kecepatan dan poros output,
memungkinkan roda gigi memutar bebas
pada poros.

5 Synchronizer Keys Tiga buah kunci sinkronisasi dipasang
pada slot di Clutch hub dan diselaraskan
dengan Synchronizer Ring.

6 Key Springs Dua buah pegas dipasang disetiap sisi
clutch hub untuk memegang Synchronizer
Keys di setiap sisi dari Hub Sleeve.

4. Transfer Case.
Sebuah kendaraan penggerak empat-roda (4WD) memiliki daya dan traksi lebih
baik, karena keempat rodanya sebagai roda penggerak. Untuk itu powertrain
memerlukan sebuah transfer case. Bodi transfer case dipasang pada bagian
belakang transmisi.

5. Transmisi otomatis.
Keuntungan dari transmisi otomatis :

1. Mengurangi kelelahan pengemudi dengan meniadakan pengoprasian pedal
kopling dan pemindahan gigi.

2. Mencegah mesin dibebani beban yang berlebihan.
3. Membebaskan pengemudi dari teknik pengemudian yang menyulitkan

seperti pengoperasian kopling.
Sebuah transmisi otomatis harus dapat melayani :

1. Fungsi dari kopling ( memutus dan menghubungkan putaran))
2. Memindahkan tenaga dari mesin ke sistem penggerak roda.
3. Menaikan dan pemilihan momen putar yang sesuai
Automatic Transaxle terdiri dari beberapa komponen utama sebagai berikut :
1. Torque converter

132

2. Planetary gear unit
3. Hydrolic control unit
4. Final drive unit
5. Manual linkage
6. Automatic transmission fluid (ATF)

Cara kerja yang sederhana dari planetary gear set dapat dilihat pada dalam tabel
di bawah.

Tertahan Input Output Putaran Arah
Kecepatan Momen Putaran

Sun Gear Planetary Berkurang Bertambah Output
Carier Berkuragi sama
Ring dengan
Gear Planetary Input
Carier
Sun Gear Bertambah

Sun Gear Ring Planetary berkurang Bertambah Output
Gear Carier Bertambah Berkurang sama
dengan
Planetary Ring Input
Carier Gear

Planetary Sun Gear Ring Berkurang Bertambah Output
Carier Gear Bertambah Berkurang berlawana
Ring n dengan
Gear Sun Gear Inpu

6. Penggerak aksel
Poros aksel belakang yang digunakan pada roda belakang
kendaraan adalah merupakan akhir dari sistem pemindah tenaga, hal ini sering
disebut final drive. Poros aksel belakang sering keliru disebut diferensial, padahal
diferensial hanya bagian dari poros aksel belakang.
Desain dasar dari poros aksel belakang telah diadopsi oleh semua produsen
kendaraan selama bertahun-tahun. Ada beberapa variasi, tapi semua beroperasi
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang sama. Perbedaan utama poros aksel
belakang tergantung pada suspensi belakang yang memiliki kendaraan apakah
rigid atau independen.
Secara umum fungsi dari penggerak eksel (roda belakang) adalah :

1. Memperbesar momen mesin.

133

2. Mengubah arah putaran 90 derajat.
3. Menyeimbangkan putaran antar roda kiri dan roda kanan pada saat

kendaraan melintasi belokan.
Rumah aksel belakang

a. Suspensi belakang axle rijid
1. Aksel Banjo
2. Aksel Spicer

b. Suspensi belakang axle indipenden
Poros penggerak roda belakang

c. Poros penggerak suspense rijid
1. Semi-floating axles
2. Three Quarter Floating
3. Bebas Memikul ( Full Floating )

d. Poros penggerak suspensi indipenden

B. Tindak Lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari
kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara
mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk
bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru dengan ketuntasan
minimal materi 80%.
Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru berkewajiban mengikuti
uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas
nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib
mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai.

134

C. Kunci Jawaban.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 1.
1. Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan

untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros
yang digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau
berhenti.
2. Seperti pada sistem rem, koping juga menggunakan gaya gesek dan
gaya normal. Kopling aksial adalah satu hubungan antara dua poros yang
bergerak dalam arah sama dengan memanfaatkan gaya gesek.
3. Nama nama komponen pada gambar dibawah adalah :

1. Clutch Cover.
2. Diafragma Spring.
3. Release Bearing.
4. Pressure Plate.
5. Hub.
6. Flywheel.

Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 2.
1. B
2. B
3. C
4. D
5. D
6. A
7. C

135

8. B
9. A
10. C
11. D
12. A
13. C
14. D
15. D
16. B
17. B
18. D
19. C
20. A
Kunci Jawaban Kegiatan Pembelajaran 3.
1. A
2. B
3. B
4. D
5. B
6. D
7. A
8. D

136

D. Evaluasi

1. Jelaskan fungsi dari kopling.
2. Sebutkan nama-nama koponen pada gambar dibawah.

3. Fungsi transmisi pada kendaraan adalah :
a. Meningkatkan momen puntir poros pnggerak aksel kendaran.
b. Mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel
sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan.
c. Menghubungkan mesin dengan poros pnggerak aksel kendaran.
d. Meneruskan putaran kopling ke sistem pemindah kendaraan.

4. Posisi transmisi manual pada kendaraan secara skema dapat dilihat pada
gambar dibawah ini, ditunjukkan pada huruf ….

a. A.

b. B.

c. C

d. D.
5. Berikut ini adalah jenis selective gear transmission, kecuali….

c. Sliding mesh type. c. Servo type.

137

d. Constenmes type. d. Syncronmesh type

6. Pada gambar dibawah tampak hubungan roda gigi, manakah yang

menghasilakan putaran output sama dengan input :

a. D.
b. C.
c. A
d. B.
7. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja dari transmisi
manual, kecuali :
a. Kondisi komponen kopling.
b. Penyetelan free play pedal kopling.
c. Kondisi unit syncronmesh.
d. Kecepatan kendaraan.
8. Pada gambar dibawah terlihat hubungan roda gigi, untuk mengitung gear
ratio menggunakan rumus….

a. GR = B/A x E/C x D/E
b. GR = B/A x C/E x D/E
c. GR = E/A x C/B x D/E
d. GR = D/A x C/B x E/E
9. Pada gambar dibawah terlihat susunan roda gigi sebuah transmisi manual,
transmisi tersebut mempunyai….

138

a. 4 tingkat maju, 1 mundur.
b. 5 tingkat maju, 1 mundur.
c. 3 tingkat maju, 1 mundur.
d. 2 tingkat maju, 1 mundur.
10. Pada gambar dibawah terlihat roda gigi tipe……

a. Spur gears.
b. Helical gears.
c. Double helical gears.
d. Spur bevel gears.
11. Apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan gigi output berputar pada
arah yang sama dengan gigi input….
a. Sebuah gigi ketiga harus ditambahkan.
b. Spur gigi harus digunakan.
c. Dua gigi tambahan harus ditambahkan.
d. Helical gigi harus digunakan.
12. Manakah dari berikut ini adalah kelemahan dari heliks gigi…
a. Bising.
b. Hanya memiliki satu kontak gigi dengan satu sama lain pada suatu

waktu.
c. Tidak bisa meluncur masuk dan keluar dari kontak satu sama lain.
d. Tidak dapat digunakan untuk gigi mundur.

139

13. Pada gambar dibawah terlihat hubungan roda gigi, yang ditunjukan no. 4
adalah….

a. Input shaft.
b. Output shaft.
c. 2nd speed gears.
d. Counter shaft.
14. Pada gambar dibawah terlihat unit syncronmesh, yang ditunjukan no. 5
adalah :

a. Speed gear.
b. Clutching teeth.
c. Blocking ring.
d. Synchronizer sleeve.
15. Pada gambar dibawah terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual,
menunjukan pada posisi gigi ….

a. Top gear (top speeds).

140

b. Fourth gear.
c. Netral.
d. Fifth gear
16. Pada gambar dibawah terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual,
menunjukan pada posisi gigi :….

a. Gigi Dua.
b. Gigi empat.
c. Netral.
d. Gigi lima.
17. Pada gambar disamping terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual,
menunjukan pada posisi gigi ….

a. Gigi Top (top speeds).
b. Gigi mundur.
c. Netral.
d. Gigi satu
18. Pada gambar disamping terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual,
menunjukan pada posisi gigi :….

a. Gigi top (top speeds).
b. Gigi empat.

141

c. Netral.
d. Gigi lima.
19. Pada transmisi dua poros 3 kecepatan, torsi dari poros input melewati poros
counter sebelum ke poros output untuk posisi semua gigi kecuali :
a. 1st gear.
b. 3rd gear.
c. 2nd gear.
d. Reverse gear.
20. Sebuah transaxle memiliki semua komponen berikut, kecuali :
a. Input Shaft.
b. Output Shaft.
c. Synchronizer.
d. Counter Shaft
21. Pada gambar disamping terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual,
gambar tersebut menunjukan transmisi mempunyai tingkat kecepatan
sebanyak :….

a. 12 kecepatan maju, 1mundur.
b. 8 kecepatan maju, 1 mundur.
c. 8 kecepatan maju, 2 mundur.
d. 10 kecepatan maju, 1 mundur
22. Pada gambar disamping terlihat susunan roda gigi pada transmisi manual
penggerak 4 roda (four wheel drive), gambar tersebut menunjukan pada
posisi gigi :….

142

a. High 2.
b. Low 4.
c. Low 2.
d. High 4
23. Yang paling umum terjadi kerusakan pada sistem penggerak roda belakang
adalah….
a. Kerusakan bantalan poros.
b. Keausan pinion gear.
c. Roda gigi planet retak.
d. Terlepas roda gigi cincin dan roda gigi pinion.
24. Setiap berikut ini adalah fungsi utama dari diferensial kecuali :…
a. Menaikanikan tenaga mesin.
b. Memungkinkan kendaraan untuk membuat belok.
c. Mendukung dan menyelaraskan poros penggerak roda.
d. Mengarahkan aliran daya ke roda belakang.
25. Rasio poros penggerak roda belakang dapat ditemukan dengan membagi
jumlah gigi cincin (ring gear) dengan jumlah gigi pada….
a. Gigi samping
b. Gigi pinion
c. Gigi planet
d. Gigi cicncin
26. Setiap berikut digunakan untuk mengatur preload bantalan pinion kecuali :….
a. Spacer yang solid.
b. Washer.
c. Spacer dilipat.
d. Bantalan pinion belakang.
27. Roda gigi cincin (ring gear) mentransfer daya dari gigi pinion k3….
a. Flange pinion
b. Rumah diferensial
c. Pembawa diferensial
d. Yok/Fjans pinion diferensial
28. Masing-masing dari jenis pemasangan bantalan pada poros penggerak roda
belakang ditemukan kecuali:….
a. Poros full-floating.

143

b. Rzeppa poros roda.
c. Poros semi-floating.
d. Poros roda secara independen ditangguhkan
29. Penguncian deferensial mengatasi masalah traksi dengan mengirimkan daya
ke ….
a. Roda dengan traksi yag besar
b. Roda kiri dan kanan
c. roda yang slip
d. Bantalan roda
30. Berikut ini adalah penguncian diferensial kecuali:
a. Pengunci deferensial Torsen
b. Pengunci deferensial ratchet
c. Pengunci deferensial limited-slip
d. Pengunci deferensial MacPherson.
31. Yang paling umum terjadi kerusakan pada sistem penggerak roda belakang
adalah….
a. Kerusakan bantalan poros.
b. Keausan pinion gear.
c. Roda gigi planet retak.
d. Terlepas roda gigi cincin dan roda gigi pinion.
32. Setiap berikut ini adalah fungsi utama dari diferensial kecuali :…
a. Menaikanikan tenaga mesin.
b. Memungkinkan kendaraan untuk membuat belok.
c. Mendukung dan menyelaraskan poros penggerak roda.
d. Mengarahkan aliran daya ke roda belakang.
33. Rasio poros penggerak roda belakang dapat ditemukan dengan membagi
jumlah gigi cincin (ring gear) dengan jumlah gigi pada….
a. Gigi samping
b. Gigi pinion
c. Gigi planet
d. Gigi cicncin
34. Setiap berikut digunakan untuk mengatur preload bantalan pinion kecuali :….
a. Spacer yang solid.
b. Washer.

144

c. Spacer dilipat.
d. Bantalan pinion belakang.
35. Roda gigi cincin (ring gear) mentransfer daya dari gigi pinion k3….
a. Flange pinion
b. Rumah diferensial
c. Pembawa diferensial
d. Yok/Fjans pinion diferensial
36. Masing-masing dari jenis pemasangan bantalan pada poros penggerak roda
belakang ditemukan kecuali:….
a. Poros full-floating.
b. Rzeppa poros roda.
c. Poros semi-floating.
d. Poros roda secara independen ditangguhkan
37. Penguncian deferensial mengatasi masalah traksi dengan mengirimkan daya
ke ….
a. Roda dengan traksi yag besar
b. Roda kiri dan kanan
c. roda yang slip
d. Bantalan roda
38. Berikut ini adalah penguncian diferensial kecuali:
a. Pengunci deferensial Torsen
b. Pengunci deferensial ratchet
c. Pengunci deferensial limited-slip
d. Pengunci deferensial MacPherson.

145

E. Kunci Jawaban Evaluasi

1. Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros
yang digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau
berhenti.

2. Nama nama komponen pada gambar dibawah adalah :

1. Clutch Cover.
2. Diafragma Spring.
3. Release Bearing.
4. Pressure Plate.
5. Hub.
6. Flywheel.

3. B
4. B
5. C
6. D
7. D
8. A
9. C
10. B
11. A
12. C
13. D
14. A
15. C
16. D
17. D
18. B
19. B
20. D

146

21. C
22. A
23. A
24. B
25. B
26. D
27. B
28. D
29. A
30. D

147

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/search?newwindow
https://www.google.co.id/search?newwindow
https://www.google.co.id/search?newwindow
https://www.google.co.id/search?q
http://www.toyota.com.au/fj-cruiser/features/performance/rear-differential-lock
http://www.slideshare.net/sajaysyadavs/differential-15319120
https://www.google.co.id/search?newwindow
https://www.google.co.id/search?newwindow
http://diyford.com/ford-axle-history-identification-ford-differentials/
http://www.volkspage.net/technik/ssp/ssp/SSP_308.pdf

148

GLOSARIUM

1. Dumper : peredam, penahan, penekan
2. Power flow : aliran tenaga
3. Automatic transmission fluid (ATF) : medium cair yang digunakan dalam

sistem hidrolik transmisi otomatis
4. Moment : ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap

porosnya
5. Overdrive : istilah yang digunakan untuk menggambarkan operasi dari

sebuah mobil pada kecepatan tinggi dimana output transmisi lebih tinggi dari
putaran mesin, menyebabkan konsumsi bahan bakar yang lebih lebih rendah
6. Hidrolis : topik dalam ilmu terapan dan rekayasa berurusan dengan sifat
mekanik dari cairan atau cairan.
7. Traksi : gaya gesek maksimum yang bisa dihasilkan antara dua permukaan
tanpa mengalami slip

149









Penulis :
Dr. Muljo Rahardjo; 08123306593; [email protected]
Penelaah :
Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd

Copyright  2016
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Otomotif dan Elektronika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikandan Kebudayaan



KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten
membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan
pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen
yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP)
merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan
hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi
guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015.
Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan
menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG
diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru
Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen
perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru
Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran
(blended) tatap muka dengan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikdan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK
KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam
mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru
sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut
adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online
untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini
diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam
peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena
Karya.

Jakarta, Februari 2016

Direktur Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D.
NIP 195908011985031002

i

ii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL................................................................. 1
A. Petunjuk Bagi Peserta Diklat ...................................................................... 1
B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Instruktur......................................................... 1

PETA KOMPETENSI .......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
A. Latar belakang............................................................................................ 3
B. Deskripsi singkat ........................................................................................ 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 3
D. Materi Pokok............................................................................................... 5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KETUNTASAN BELAJAR............................. 7
A. Tujuan ........................................................................................................ 7
B. Indikator Keberhasilan ................................................................................ 7
C. Uraian Materi .............................................................................................. 7
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 10
E. Latihan / Kasus / Tugas ............................................................................ 10
F. Rangkuman .............................................................................................. 11
G. Balikan dan Tindak Lanjut......................................................................... 11

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. REMEDIAL PEMBELAJARAN.................... 13
A. Tujuan ...................................................................................................... 13
B. Indikator keberhasilan............................................................................... 13
C. Uraian Materi ............................................................................................ 13
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 16
E. Latihan / Kasus / Tugas ............................................................................ 16
F. Rangkuman .............................................................................................. 17
G. Balikan dan Tindak Lanjut......................................................................... 17

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3. PENGAYAAN PEMBELAJARAN................ 19
A. Tujuan ...................................................................................................... 19
B. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 19
C. Uraian Materi ............................................................................................ 19
D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 22
E. Latihan / Kasus / Tugas ............................................................................ 22
F. Rangkuman .............................................................................................. 23
G. Balikan dan Tindak Lanjut......................................................................... 23

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4. LAPORAN PENCAPAIAN KOMPETENSI .. 25
A. Tujuan ...................................................................................................... 25
B. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 25
C. Uraian Materi ............................................................................................ 25

CARA PENGISIAN RAPOR SMK ..................................................................... 40

iii

D. Aktivitas Pembelajaran ............................................................................. 45
E. Latihan / Kasus / Tugas ............................................................................ 45
F. Rangkuman .............................................................................................. 46
G. Balikan dan Tindak Lanjut......................................................................... 46
PENUTUP ......................................................................................................... 49
A. Kesimpulan............................................................................................... 49
B. Balikan dan Tindak Lanjut......................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 51

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan ............................... 9

v

vi

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini
maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :
1. Pelajari petunjuk penggunaan, latar belakang, deskripsi kegiatan dan

indikator pencapaian kompetensi.
2. Bacalah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-

masing materi pokok. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat
bertanya pada instruktur/fasilitator pengampu materi.
3. Kerjakan tugas dan latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap
materi yang dibahas.
4. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-
hal berikut:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.
c. Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan

bahan yang diperlukan dengan cermat.
d. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
e. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin

guru atau instruktur terlebih dahulu.
f. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g. Jika belum menguasai materi yang diharapkan, lakukan pengulangan

pada materi pokok sebelumnya atau bertanya kepada instruktur yang
mengampu materi.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Instruktur

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk :
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membantu peserta diklat dalam mengikuti tahap-tahap pembelajaran
3. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar

1

4. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan
menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses pembelajaran.

5. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
7. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk membantu jika

diperlukan

PETA KOMPETENSI

POSISI MODUL

KODE UNIT NAMA UNIT KOMPETENSI WAKTU
KOMPETENSI 4 JP
8 JP
PED0100000-00 Pengembangan Peserta Didik
8 JP
PED0200000-00 Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang 10 JP
mendidik 2 JP

PED0300000-00 Pengembangan Kurikulum 4 JP
2 JP
PED0400000-00 Pembelajaran Yang Mendidik 5 JP
4 JP
PED0500000-00 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran 8 JP

PED0600000-00 Pengembangan potensi peserta didik

PED0700000-00 Komunikasi efektif

PED0800000-00 Penilaian dan evaluasi pembelajaran

PED0900000-00 Pemanfaataan hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran

PED0100000-00 Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kegiatan peniaian dan evaluasi pembelajaran selalu dilakukan pendidik untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan kompetensi oleh peserta didik. Hal ini
dilakukan sebagai rasa tanggung jawab yang harus menyampaikan hasil
penilaian dan evaluasi pembelajaran kepada pemangku kepentingan di satuan
pendidikan (sekolah). Padahal manfaat hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran tidak hanya itu.
Hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan untuk
melakukan tindakan remideal dan pengayaan. Namun harus ditinjau dulu dari
nilai ketuntasan belajar, apakah pencapaian kompetensi peserta didik sudah
memenuhi atau belum. Bila sudah memenuhi, akan dilakukan tindakan
pengayaan. Namun bila masih belum memenuhi ketuntasan belajar, peserta
didik harus memperoleh tindakan remedial.
Menyadari betapa pentingnya pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran bagi pendidik, maka modul “Pemanfaatan Penilaian dan Evaluasi
Pembelajaran” ini disiapkan. Hal ini dilakukan agar prestasi belajar peserta didik
dapat meningkat secara berkesinambungan. Peningkatan kompetensi pendidik
saat ini, adalah untuk menjamin pencapaian kompetensi peserta didik secara
maksimal.

B. Deskripsi singkat

Dalam mempelajari materi pelatihan ini, ada empat materi pokok yang harus
dilaksanakan yaitu:
Materi Pokok I : Ketuntasan Belajar
Materi Pokok II : Remedial Pembelajaran
Materi Pokok III. Pengayaan Pembelaajaran
Materi Pokok IV. Laporan Hasil Belajar

C. Tujuan

Peserta diklat memahami kompetensi dasar, indikator, dan lingkup materi yang
harus dikuasai agar dapat memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran pada komptensi-kompetensi yang diampu secara efektif.

3

1. Kompetensi Dasar
Kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta diklat meliputi:

a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar

b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan.

c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku
kepentingan

d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam modul ini mencakup:

a. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk menentukan
ketuntasan belajar

b. Hasil penentuan ketuntasan belajar diklasifikasikan ke dalam
kelompok tuntas dan belum tuntas

c. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program remedial

d. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang
program pengayaan

e. Hasil penilaian dan evaluasi disusun berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan yang akan digunakan oleh pemangku kepentingan

f. Hasil penilaian dan evaluasi dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan

g. Hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan perbaikan penyusunan rancangan pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya

h. Hasil penyusunan rancangan pembelajaran digunakan dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

4

D. Materi Pokok
1. Materi Pokok 1. Ketuntasan Belajar

a. Pengertian dan Tujuan Ketuntasan Belajar
b. Nilai Ketuntasan Belajar
2. Materi Pokok 2. Remedial Pembelajaran
a. Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran
b. Perancangan dan Pelaksanaan Remedial Pembelajaran
3. Materi Pokok 3. Pengayaan Pembelajaran
a. Pengertian dan Tujuan Pengayaan Pembelajaran
b. Perancangan dan Pelaksanaan Pengayaan Pembelajaran
4. Materi Pokok 4. Laporan Hasil Belajar
a. Pengertian Laporan Hasil Belajar
b. Tujuan Laporan Hasil Belajar
c. Penulisan Laporan Hasil Belajar

5

6

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. KETUNTASAN
BELAJAR

A. Tujuan

Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan ketuntasan belajar, serta nilai
ketuntasan belajar, dari hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran pada kegiatan
pembelajaran yang diampu.

B. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan materi pokok 1 “Ketuntasan Belajar”, meliputi:
1. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk menentukan

ketuntasan belajar
2. Hasil penentuan ketuntasan belajar diklasifikasikan ke dalam kelompok

tuntas dan belum tuntas

C. Uraian Materi

Materi ketuntasan belajar terurai dalam tiga sub materi, yaitu: (1) Pengertian dan
Tujuan Ketuntasan Belajar, dan (2) Nilai Ketuntasan Belajar.

Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Ketuntasan Belajar

Sub materi Pengertian Dan Tujuan Ketuntasan Belajar terdiri atas dua bahasan,
yaitu: pengertian ketuntasan belajar dan tujuan ketuntasan belajar.

a. Pengertian Ketuntasan Belajar
Merujuk pada Permendikbud no. 104 tahun 2014, ketuntasan belajar dibedakan
berdasarkan ketuntasan penguasaan substansi dan kurun waktu belajar.
Selanjutnya ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas
ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan
pendidikan.

1) Ketuntasan penguasaan substansi merupakan tingkat penguasaan
peserta didik atas kompetensi dasar (KD) tertentu pada tingkat
penguasaan minimal atau di atasnya.

7

2) Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya
dalam satu semester

3) Ketuntasan belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan
peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran.

4) Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta
didik menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan
pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan.

b. Tujuan Ketuntasan Belajar
1) Menentukan ukuran ketercapaian minimal, adalah kegiatan membuat
kesepakatan target minmal yang harus dicapai peserta didik, berdasarkan
hasil analisis prestasi hasil belajar. Ukuran ini selanjutnya dijadikan
sebagai acuan penentuan kategori prestasi.
2) Memetakan penguasaan kompetensi, yaitu melakukan klasifikasi
terhadap prestasi hasil belajar peserta didik, sehingga dapat diketahui
berapa jumlah peserta didik yang masuk pada kategori “tuntas” dan
berapa yang masih berada pada kategori “belum tuntas”.

Sub Materi 2: Nilai Ketuntasan Belajar
Sub materi Nilai Ketuntasan Belajar terdiri atas dua bahasan, yaitu: Rumusan
Nilai Ketuntasan Belajar dan Penentuan Nilai Ketuntasan Belajar.

a. Rumusan Nilai ketuntasan belajar
Walau pada Permendikbud no. 104 tahun 2014 telah dikemukakan adanya
empat macam ketuntasan belajar, namun inti dari kesemuanya itu adalah
ketuntasan substansi/kompetensi. Sehingga pada pembahasan selanjutnya akan
difokuskan pada ketuntasan substansi/ kompetensi. Ketuntasan kompetensi
terdiri atas tiga jenis, yaitu: kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan,
dan kompetensi sikap dirumuskan sebagai berikut.

1) Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan dengan
skor rerata 71

8

2) Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan ditetapkan dengan
capaian optimum 71

3) Ketuntasan belajar untuk kompetensi sikap ditetapkan berdasarkan
modus dengan predikat Baik (B)

Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam
bentuk angka dan huruf, yakni 100 – 0 untuk angka yang ekuivalen dengan huruf
A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 1. 1 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan

Nilai Ketuntasan

Pengetahuan dan Keterampilan

86 - 100 A

71 - 85 B

56 - 70 C

<=55 D

Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ketuntasan
belajar nilai sikap minimal (B).

b. Penentuan nilai ketuntasan belajar
Penentuan nilai ketuntasan belajar pada Permendikbud no. 104 tahun 2014,
adalan nilai ketuntasan belajar minimal. Sehingga sekolah dapat menentukan
nilai ketuntasan belajar di atas dari yang tertuang pada Permendikbud no. 104
2014 teserbut. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika akan
menentukan nilai ketuntasan diatas ketentuan minimal, yaitu:

1) Rerata nilai prestasi hasil belajar tingkat satuan pendidikan (sekolah),
yaitu rerata dari semua nilai hasil belajar peserta didik yang ada di
sekolah. Apabila rerata nilai prestasi hasil belajar tingkat satuan
pendidikan (sekolah) diatas atau sama dengan ketuntasan minimal, maka

9

sekolah dapat mempertimbangkan untuk menaikkan nilai ketuntasan
belajar.
2) Kualitas pendidik, yaitu motivasi dan kemampuan meningkatkan maupun
mengembangkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Sehingga
kalau motivasi dan kemampuan para pendidik cukup memadai, sekolah
dapat mempertimbangkan untuk menaikkan nilai ketuntasan belajar.
3) Sarana pembelajaran, yaitu semua perangkat penunjang keberhasilan
pembelajaran (misal: laboratorium, media pembelajaran, lingkungan
belajar, perpustakaan). Sehingga kalau sarana pembelajaran setelah
dianalisis cukup memadai, maka menaikkan nilai ketuntasan belajar
dapat dipertimbangkan.
4) Dukungan manajemen, yaitu kebijakan kepala sekolah beserta komite
sekolah, sistem pengelolaan administrasi dan informasi, jalinan
kerjasama dengan dunia usaha/industri dan masyarakat. Sehingga kalau
dukungan manajemen terhadap sekolah cukup besar, maka menaikkan
nilai ketuntasan belajar dapat dilakukan.
Kesimpulannya, keempat hal tersebut perlu diperhatikan bila sekolah akan
menaikkan nilai ketuntasan belajar yang akan dijadikan sebagai acuan
pencapaian target prestasi.

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan
merefleksi diri.

E. Latihan / Kasus / Tugas

Tugas 1
Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas dengan ketentuan di
bawah ini.

a. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.
b. Kelompok 1 sd 3 membahas Pengertian dan Tujuan Ketuntasan

Belajar
c. Kelompok 4 sd 6 membahas Nilai Ketuntasan Belajar
d. Waktu pembahasan 30 menit

10

e. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)

F. Rangkuman

Ketuntasan belajar dibedakan menjadi empat tingkatan: (1) ketuntasan
penguasaan substansi (kompetensi dasar), (2) ketuntasan belajar satu semester,
(3) ketuntasan belajar satu tahun ajaran, dan (4) ketuntasan belajar tingkat
satuan pendidikan. Pada Permendikbud no. 104 tahun 2014 dinyatakan: (1)
Ketuntasan belajar untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan dengan skor
rerata 71, (2) Ketuntasan belajar untuk kompetensi keterampilan ditetapkan
dengan capaian optimum 71, (3) Ketuntasan belajar untuk kompetensi sikap
ditetapkan berdasarkan modus dengan predikat Baik (B).

G. Balikan dan Tindak Lanjut
1. Balikan

a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman dan
pengalaman yang berkaitan dengan materi materi Ketuntasan Belajar ?

b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Ketuntasan
Belajar ?

c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Ketuntasan Belajar agar kegiatan berikutnya lebih
baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau
membuka materi dengan nilai minimal 75. Bagi yang belum mencapai nilai
minimal 75 diharapkan untuk lebih giat mendalami lagi sehingga dapat
memperoleh nilai minimal 75.

11

12

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. REMEDIAL
PEMBELAJARAN

A. Tujuan

Peserta diklat memahami pengertian dan tujuan remedial pembelajaran,
perancangan program kegiatan remedial pembelajaran, dan pelaksanaan
kegiatan remedial pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.

B. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan materi pokok 2 “Remedial Pembelajaran” adalah:
1. Informasi hasil penilaian dan evaluasi digunakan untuk merancang program

remedial
2. Hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran dimanfaatkan sebagai bahan

pertimbangan perbaikan penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya.

C. Uraian Materi

Materi Remedial Pembelajaran diuraikan dalam tiga sub materi, yaitu: (1)
Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran, (2) Perancangan dan
Pelaksanaan Remedial Pembelajaran.

Sub Materi 1: Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran
Sub materi 1 “Pengertian dan Tujuan Remedial Pembelajaran diuraikan dalam
dua unsur, yaitu: Pengertian Remedial Pembelajaran, dan Tujuan Remedial
Pembelajaran.

a. Pengertian Remedial Pembelajaran
Prestasi hasil belajar peserta didik, walaupun disampaikan oleh pendidik (guru)
yang sama, hasilnya belum tentu sama. Ada sebagian yang hasilnya di atas
ketuntasan belajar, namun ada sebagian yang masih di bawah ketuntasan
belajar. Salah satu penyebabnya adalah, adanya keragaman dari peserta didik.
Ada peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata kelas, namun ada
pula peserta didik yang kemampuannya di bawah rata-rata kelas. Begitu pula
lingkungan yang ada di sekitar para peserta didik tersebut. Ada yang sangat

13

mendukung, namun ada pula yang kuarang mendukung. Sehingga wajar kalau
prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta didik berbeda-beda pula.
Menghadapi kenyataan ini, pendidik perlu bertindak bijak. Yakni melakukan
tindakan perbaikan untuk peserta didik yang prestasi hasil belajarnya di bawah
nilai ketuntasan belajar tersebut. Tindakan ini disebut sebagai kegiatan remedial
pembelajaran.
Istilah remedial berasal dari kata “remedy” yang memiliki arti “menyembuhkan”.
Dalam pengertian yang lebih umum, banyak orang yang mengartikan remedial
sebagai tindakan perbaikan. Memang kegiatan remedial di sekolah sering
dilakukan melaui perbaikan-perbaikan, baik terhadap cara memberikan
penjelasan maupun perangkat yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk
peningkatan prestasi hasil belajar.
Menyimak beberapa kegiatan yang dilakukan para pendidik di sekolah dan asal
kata istilah remedial, dapat diperoleh definisi remedial pembelajaran. Yaitu,
remedial pembelajaran merupakan tindakan lanjutan berupa kegiatan perbaikan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh peserta didik berdasarkan hasil belajar.

b. Tujuan Remedial Pembelajaran
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari remedial pembelajaran meliputi:
mengatasi kesulitan belajar, meningkatkan penguasaan kompetensi,
meningkatkan prestasi hasil belajar (agar memenuhi ketuntasan belajar), dan
melakukan percepatan belajar.

1) Membantu mengatasi kesulitan belajar. Yaitu mempermudah penjelasan,
menyederhanakan peristilahan, dan menambah contoh-contoh, serta
menambah frekuensi berlatih agar dapat mempermudah proses belajar.

2) Meningkatkan penguasaan kompetensi. Dengan kemudahan yang
diciptakan saat remedial pemeblajaran, penguasaan kompetensi akan
dapat dicapai dengan lebih mudah. Sehingga peningkatan penguasaan
kompetensi akan dicapai.

3) Meningkatkan prestasi hasil belajar. Apabila penguasaan kompetensi
dapat dicapai dengan mudah, maka prestasi hasil belajar akan
meningkat. Sehingga pencapaian ketuntasan belajar dapat dicapai pula.

14

4) Melakukan percepatan pembelajaran, artinya bila remedial dilakukan
sejak dini dan konsisten, maka kesulitan belajar peserta didik akan
terdeteksi secara dini pula. Sehingga penyelesaiannya dapat dilakukan
lebih awal, yang pada akhirnya ketuntasan demi ketuntasan belajar
berikutnya dapat dicapai dengan lebih mudah.

Sub Materi 2: Perancangan dan Pelaksanaan Remedial Pembelajaran
Sub materi 2 “Perancangan dan Pelaksanaan Remedial Pembelajaran diuraikan
dalam dua unsur, yaitu: Perancangan Remedial Pembelajaran, dan Pelaksanaan
Remedial Pembelajaran.

a. Perancangan Program Remedial Pembelajaran
Kegiatan perancangan program remedial pembelajaran terdiri atas tiga kegiatan,
yaitu: analisis prestasi hasil belajar, pengelompokan jenis kesulitan yang sama,
dan penyusunan program perbaikan.

1) Analisis prestasi hasil belajar, yaitu mengumpulkan data prestasi hasil
belajar peserta didik dan mendata jenis kesulitan yang dialami.
Kompetensi dasar apa saja yang masih belum dikuasai.

2) Pengelompokan jenis kesulitan yang sama, yaitu menyusun kelompok
peserta didik berdasarkan jenis kompetensi dasar yang masih belum
dikuasai.

3) Penyusunan program perbaikan, yaitu menentukan jadwal pelaksanaan
perbaikan dan menentukan strategi yang akan dilakukan untuk mengatasi
kesulitan peserta didik.

b. Pelaksanaan Remedial Pembelajaran
Pelaksanaan remedial pembelajaran merupakan kegiatan implementasi dari
perancangan program remedial pembelajaran. Karena itu kegiatan ini dilakukan
setelah program kegiatan remedial selesai disusun. Kegiatan remedial
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan strategi yang telah
dipersiapkan (disusun). Ada tiga kegiatan utama dalam pelaksanaan remedial
pembelajaran, yaitu: pembahasan ulang kompetensi yang kurang dikuasai,
latihan untuk penguatan penguasaan kompetensi dan postes (tes penguasaan
kompetensi).

15

1) Pembahasan ulang kompetensi yang harus dikuasai, yaitu membahas
kembali kompetensi yang masih belum atau kurang dikuasai oleh peserta
didik. Pembahasan ulang dapat dilakukan melalui: penjelasan oleh
pendidik, diskusi atau tanya jawab, atau penjelasan oleh tutor sebaya.

2) Latihan untuk penguatan penguasaan kompetensi, adalah penerapan dari
apa yang telah dibahas agar penguasaan kompetensi peserta didik
menjadi lebih baik (meningkat).

3) Postes (tes penguasaan kompetensi), merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk pengukuran penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang harus diperbaiki.

Pengelolaan kegiatan remedial dapat dilakukan secara: individu/perorangan atau
kelompok. Sedangkan pengelolaan waktu remedial dapat dialkukan di luar waktu
terjadwal, namun dapat juga dilakukan di dalam waktu terjadwal. Pelaksanaan di
luar waktu terjadwal biasanya dilakukan setelah waktu belajar normal (setelah
jam belajar usai). Sedangkan untuk pelaksanaan di dalam waktu terjadwal,
biasanya dilakukan pada pembelajaran praktik. Peserta didik yang menjalani
remedial pembelajaran diberi bimbingan, selanjutnya diminta berlatih sampai
menguasai kompetensi. Sedangkan peserta didik yang lain melanjutkan
pekerjaan pada tugas berikutnya. Namun pada pembelajaran teori dapat pula
dilakukan di dalam waktu terjadwal, biasanya dilakukan pada waktu yang telah
dialokasikan sebelumnya (sudah direncanakan, untuk kegiatan remedial
pembelajaran). Hal ini dirancang sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan
(sebelum awal semester).

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta diklat meliputi: mempelajari modul,
berdiskusi dengan teman sejawat, mengerjakan latihan / kasus / tugas, dan
merefleksi diri.

E. Latihan / Kasus / Tugas

1. Tugas 2: Bapak dan Ibu peserta diklat diminta menyelesaikan tugas
dengan ketentuan di bawah ini.

2. Peserta dibagi menjadi enam kelompok.

16

3. Kelompok 1 sd 3 membahas Penegrtian dan Tujuan Remedial
Pembelajaran

4. Kelompok 4 sd 6 membahas Perancangan dan Pelaksanaan
Remedial Pembelajaran

5. Mempresentasikan hasil bahasan ke kelompok lain (@ 7 menit)
6. Waktu pembahasan 30 menit

F. Rangkuman

Remedial pembelajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan peserta didik.
Karena kesulitan yang mereka dihadapi akan diatasi melalaui perbaikan-
perbaikan dalam kegiattan remedial ini. Tujuan remedial pembelajaran meliputi:
mengatasi kesulitan belajar, meningkatkan penguasaan kompetensi,
meningkatkan prestasi hasil belajar (agar memenuhi ketuntasan belajar), dan
melakukan percepatan belajar. Sebelum dilakukan tindakan, harus ada
perancangan kegiatan berdasarkan prestasi hasil belajar yang ditinjau dari
ketuntasan belajar. Sehingga tindakan yang dilakukan akan memiliki kesesuaian
dengan kesulitan peserta didik dalam pencapaian penguasaan kompetensi.

G. Balikan dan Tindak Lanjut

1. Balikan
a. Hal-hal apa saja yg sudah saudara kuasai berdasarkan pemahaman
dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Remedial Pembelajaran
?
b. Hal-hal apa saja yg masih belum saudara kuasai berdasarkan
pemahaman dan pengalaman yang berkaitan dengan materi Remedial
Pembelajaran?
c. Saran apa yang dapat saudara sampaikan terkait dengan proses
pembahasan materi Remedial Pembelajaran agar kegiatan berikutnya
lebih baik / lebih berhasil ?

2. Tindak lanjut
Peserta dinyatakan berhasil dalam mempelajari materi ini apabila telah mampu
menjawab soal-soal evaluasi / latihan dalam materi ini, tanpa melihat atau

17


Click to View FlipBook Version