95 mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah: Gambar 1. (Tuturan dari akun @recehtapisayanq) Gambar di atas menunjukkan bahwa akun @recehtapisayanq ikut berkomentar pada unggahan @lambe_turah yang mengunggah mengenai pawang hujan MotoGP Madalika. Akun @recehtapisayanq tersebut berkomentar, “NAHAN KENCING AJA GAK KUAT, SOK-SOK’AN NAHAN HUJAN”. Komentar tersebut berisi kritik dari akun @recehtapisayanq terhadap berita yang diunggah oleh @lambe_turah yaitu mengenai pawang hujan yang dihadirkan pada ajang MotoGP di Mandalika. Tuturan berupa kritik tersebut termasuk dalam tindak tutur ekspresif karena secara langsung mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap unggahan di akun @lambe_turah yang mengunggah mengenai pawang hujan. Tuturan tersebut mendapatkan balasan yang beragam dari akun Instagram lainnya sebanyak 53 balasan. Gambar 2. (Tuturan dari akun @sartika_sitompull) Gambar tersebut menunjukkan bahwa akun Instagram @sartika_sitompull yang berkomentar “15 menit lagi reda ..ucap teteh pawang hujan”. Tuturan tersebut berisi pujian secara tidak langsung kepada pawang hujan yang telah mengendalikan hujan pada ajang MotoGP Mandalika. Tuturan tersebut termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif karena maksud dari tuturan tersebut adalah memuji aksi pawang hujan di ajang MotoGP Mandalika yang ada dalam unggahan akun Instagram @lambe_turah. Komentar tersebut mendapatkan balasan dari akun instagram lainnya sebanyak 25 balasan. Demikian data tuturan dalam komentar warganet mengenai pawang hujan di akun Instagram @lambe_turah yang termasuk dalam tindak tutur ilokusi jenis ekspresif. Pada penelitian ini ditemukan tindak tutur ekspresif yang mendapatkan lebih dari 10 balasan dari pengguna Instagram lainnya yaitu sebanyak 9 tuturan. Mulai dari tuturan memuji, mengkritik atau mengecam, dan sebagainya. Tindak Tutur Perlokusi Tindak tutur perlokusi yaitu tuturan yang dapat menimbulkan efek dan dapat mempengaruhi mitra tutur (Saadah, 2021:27). Selanjutnya, dalam komentar warganet mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah ditemukan tindak tutur perlokusi dan fungsinya, sebagai berikut. Gambar 1. (Tuturan dari akun @fredgariskeras) Data tersebut menunjukkan bahwa akun @fredgariskeras berkomentar “Terlalu percaya manusia sampe lupa dengan tuhan □”. Tuturan tersebut masuk ke dalam tindak tutur perlokusi yaitu menyatakan suatu tuturan yang memiliki efek pada mitra tutur untuk berpikir tentang agar tidak terlalu percaya dengan manusia sehingga melupakan Tuhan, serta tuturan tersebut memiliki efek agar mitra tutur melakukan apa yang dituturkannya yaitu agar tidak terlalu percaya pada manusia dan tidak melupakan adanya Tuhan. Tuturan tersebut mendapatkan 339 balasan dari akun pengguna Instagram lainnya.
96 Gambar 2. (Tuturan dari akun @awshitpostid) Data tersebut menunjukkan bahwa akun @awshitpostid berkomentar “ketik 1 agar hujan nya berhenti”. Tuturan tersebut masuk ke dalam tindak tutur perlokusi yaitu menyatakan suatu tuturan yang memiliki efek agar mitra tutur melakukan apa yang dituturkannya yaitu agar mengetik angka 1 agar hujan yang turun bisa berhenti. Secara tidak langsung jika orang yang melihat tulisan tersebut mendapatkan efek dari tuturan tersebut seperti memikirkan kebenaran yang akan terjadi jika melakukan tindakan yang ada dalam tuturan tersebut. Tuturan tersebut mendapatkan 176 balasan dari akun pengguna Instagram lainnya. Demikianlah beberapa data tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur perlokusi. Dalam penelitian ditemukan 9 tuturan yang termasuk ke dalam tindak tutur perlokusi. Fungsi Tindak Tutur Fungsi tindak tutur dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya ada fungsi kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan (Searle dalam Leech, 1993:162). Dalam komntera di akun Instagram @lambe_turah ditemukan beberapa fungsi tuturan, diantaranya fungsi bekerja sama, bertentangan, kompetitif. 1. Fungsi Kompetitif Fungsi kompetitif adalah fungsi dari tindak tutur yang bertujuan menerima, memerintah, dan menuntut Searle (dalam Leech, 1993:162—163). Pada komentar warganet ditemukan tuturan yang mengandung fungsi kompetitif, sebagai berikut: Gambar 1. (Tuturan dari akun @awshitpostid) Tuturan tersebut bertujuan untuk memeritah dengan tuturan berikut “ketik 1 agar hujan nya berhenti”, artinya secara tidak langsung pembaca atau mitra tutur akan melakukan apa yang dituturkan oleh akun Instagram @awshitpostid dan tuturan tersebut menduduki fungsi kompetitir karena tuturan tersebut termasuk dalam tindak tutur yang berfungsi kompetitif. Gambar 1. (Tuturan dari akun @_zov_agsy__) Tuturan dari akun Instagram @_zov_agsy__ merupakan tuturan yang bertujuan memerintah pembaca atau mitra tutur agar tidak mengolok-olok aksi pawang hujan MotoGP Mandalika karena urusan percaya atau tidak itu urusan masing-masing. Tuturan ini berfungsi bekerja sama. 2. Fungsi Bekerja sama Menurut Searle (dalam Leech, 1993:162—163), fungsi bekerja sama adalah fungsi yang terdapat dalam tindak tutur yang memiliki tujuan mengumumkan, menyatakan, menasehati dan menginformasikan. Dalam komentar warganet yang terdapat pada unggahan mengenai pawang hujan MotorGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah ditemukan tuturan yang termasuk dalam tuturan yang berfungsi bekerja sama, sebagai berikut: Gambar 2. (Tuturan dari akun @pwoo95) Fungsi dari tindak tutur tersebut yaitu termasuk jenis bekerja sama karena tujuan dari tindak tutur yang diujarkan oleh @pwoo95 ini adalah menyatakan keherannya terhadap komentar dari akun Instagram lainnya yang ikut berkomentar dalam unggahan akun @lambe_turah
97 mengenai pawang hujan yang dihadirkan pada ajang MotoGP Mandalika. 3. Fungsi Bertentangan Searle (dalam Leech, 1993:162— 163) mengemukan bahwa fungsi bertentangan atau conflictive merupakan fungsi dari tindak tuturan yang bertujuan mengkritik, mengecam, memarahi, dan menuduh. Dalam komentar warganet di akun Instagram @lambe_turah ditemukan tindak tutur yang memiliki fungsi bertetangan, yaitu: Gambar 3. (Tuturan dari akun @lusiana_rima) Tuturan dari akun @lusiana_rima “Jadi malah derasss doongg □□□”, tuturan tersebut merupakan tuturan ilokusi jenis asertif yang bertujuan untuk menyindir dan mengkritik unggahan dari akun @lambe_turah yang menguggah mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika. Tuturan tersebut memiliki fungsi bertentangan karena tujuan dari tuturan tersebut adalah untuk mengkritik. Pada komentar warganet yang terdapat dalam unggahan mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah ditemukan tiga fungsi tuturan diantaranya yaitu fungsi bekerja sama, bertentangan, dan kompetitif. Namun, fungsi yang banyak ditemukan ialah fungsi bertentangan dengan beragam komentar yang berisi kritikan, sindiran terhadap unggahan di akun @lambe_turah dalam unggahan mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan simpulan sebagai berikut. Pada komentar warganet mengenai unggahan pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah ini ditemukan penggunaan tindak tutur ilokusi dan perlokusi dengan jumlah keseluruhan tuturan sebanyak 34 tuturan dengan perincian 9 tindak tutur asertif, 7 tindak tutur direktif, 9 tindak tutur ekspresif, dan 9 tindak tutur perlokusi. Selanjutnya, dari tuturan-tuturan tersebut terdapat beberapa fungsi yang dimiliki oleh tindak tutur yang ada pada komentar warganet mengenai unggahan pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah diantaranya yaitu fungsi bekerja sama, bertentangan, dan kompetitif. Namun yang lebih dominan adalah fungsi bertentangan yang berisi tentang kritikan dan sindiran dari warganet terhadap unggahan mengenai pawang hujan MotoGP Mandalika di akun Instagram @lambe_turah. DAFTAR PUSTAKA Arfiant, I. (n.d.). Pragmatik: Teori Dan Analisis (Buku Ajar) - Dr. Ika Arfianti, S.Pd., M. Pd. - Google Buku. Retrieved July 8, 2022, from https://books.google.co.id/books?hl=i d&lr=&id=VbAzEAAAQBAJ&oi=fn d&pg=PA6&dq=pengertian+tindak+t utur+menurut+arfianti&ots=n8hX0eZ ksH&sig=- _SKk47apimpt9J68Danh8fuYL8&re dir_esc=y#v=onepage&q=pengertian tindak tutur menurut arfianti&f=false Astri, N. D. (2020). Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, Dan Perlokusi Dalam Cuitan Atau Meme Di Media Sosial Instagram. Jurnal Bahasa Indonesia Prima (BIP), 2(2), 20–30. https://doi.org/10.34012/bip.v2i2.118 7 Girsang, D., Lusnia Sipayung, N., & Pariwisata DanPerhotelan Darma
98 Agung, A. (2021). PERAN INSTAGRAM TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN KE OBJEK WISATA BUKIT INDAH SIMARJARUNJUNG KABUPATEN SIMALUNGUN (PASCA PANDEMI COVID-19). Jurnal Darma Agung, 29(3), 416–428. https://doi.org/10.46930/OJSUDA.V2 9I3.1226 Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Universitas Indonesia (UI-Press). Maharani, A. (2021). Analisis Tindak Tutur Dan Fungsi Tuturan Ekspresif Dalam Acara Sarah Sechan Di Net Tv. Jurnal Skripta, 7(1), 15–29. https://doi.org/10.31316/skripta.v7i1. 956 Pande, N. K. N. N., & Artana, N. (2020). Kajian Pragmatik Mengenai Tindak Tutur Bahasa Indonesia Dalam Unggahan Media Sosial Instagram @halostiki. ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 3(1), 32–38. https://doi.org/10.33503/alfabeta.v3i1 .766 Rahayu, S., & Wirawati, D. (2021). Tindak Tutur dalam Instagram Akun @kata2bijak dan Kaitannya dengan Bahan Ajar di SMP Kelas VIII. BELAJAR BAHASA: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 245–260. https://doi.org/10.32528/BB.V6I2.56 81 Rakhmawati, A., & Wirawati, D. (2021). Tindak Tutur Akun Instagram Dawuhguru Sebagai Bahan Ajar Teks Poster. Kode: Jurnal Bahasa, 67–75. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index .php/kjb/article/view/25987%0Ahttps ://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php /kjb/article/viewFile/25987/16042 Saadah. (2021). Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, Dan Perlokusi Dalam Kesan Dan Pesan. Dinamika: Jurnal Bahasa, Sastra, Pembelajarannya, 4(1), 26–36. Yule, G. (1996). Pragmatik (Cetakan 1). Pustaka Pelajar.
99 DEIKSIS SOSIAL DALAM NOVEL MALIK DAN ELSA KARYA BOY CANDRA Title in English (Social Deiksis In The Novel Malik And Elsa By Boy Candra) Oleh Arif Prasojo Universitas PGRI Semarang Jalan Gajah Raya No. 40, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telepon 024-76744357, 70769945 Telepon Penulis:- Pos-el: - ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Bentuk dan Fungsi Deiksis Sosial Dalam Novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra. Data Penelitian Ini Berupa Kata, Frasa dan Kalimat yang terdapat pada Novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik simak dan catat Kata Kunci: deiksis sosial, novel ABSTRACT This study aims to describe the form and function of social deixis in the novel Malik and Elsa by Boy Candra. The data of this research are in the form of words, phrases and sentences contained in the novel Malik and Elsa by Boy Candra. This Research Uses Qualitative Descriptive Method. The technique used in this study is the Listen and Record Technique Key Word: social deixis, novel PENDAHULUAN Novel Malik dan Elsa dipilih karena novel tersebut menceritakan tentang drama percintaan seorang remaja ketika berada di bangku kuliah, yang tentunya sangat populer dan menarik dibaca di kalangan remaja. Novel terlahir dari kehidupan manusia sehari-hari, sehingga novel tidak pernah terlepas dari penggunaan Deiksis Sosial. Karya sastra tidak terlepas dari pemakaian deiksis sosial yang digunakan untuk mengetahui tingkat sosial, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai apa. Menurut Fillmore (dalam Al-Ali, 2009:4), deiksis sosial berarti "Aspek kalimat yang mencerminkan atau membentuk atau ditentukan oleh realitas tertentu dari situasi sosial di mana tindak tutur terjadi ". Dia menambahkan bahwa deiksis sosial mengkodekan identitas sosial manusia, atau hubungan sosial antara manusia, atau antara satu dari manusia dan orang-orang serta lingkungan disekitarnya Untuk menangkap aspek
100 sosial deiksis, perlu menambahkan satu dimensi lebih lanjut yang relatif pada tingkatan sosial, dimana kedudukan sosial pembicara lebih tinggi, rendah, atau sama dengan penerima. Menurut Nababan (1987: 42), Deiksis sosial ialah rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Perbedaan itu dapat ditunjukkan dalam pemilihan kata. Dalam beberapa bahasa, perbedaan tingkat sosial antara pembicara dengan pendengar yang diwujudkan dalam seleksi kata dan frasa atau sistem morfologi kata-kata tertentu. Menurut Tarigan (1991:164-165), Novel atau sering disebut roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu,yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Penelitian tentang deiksis sosial pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Novilita Kusuma Astuti (2015) yang berjudul “Bentuk Dan Fungsi Deiksis Sosial Pada Novel Kirti Njunjung Drajat Karya R. Tg. Jasawidagda” yang membahas tentang bentuk serta fungsi deiksis sosial. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Winda Widiyasari (2018) yang berjudul “ Deiksis Sosial Dalam Novel The Architecture Of Love Karya Ika Natasha”. Ditemukan 15 ekspresi deiksis sosial dalam novel tersebut. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Aslina Aci (2019) yang berjudul “ Analisis Deiksis Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. Berdasarkan hasil analisis data mengenai deiksis pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ditemukan lima jenis deiksis terdiri atas deiksis persona, deiksis tempat, deiksi waktu, dieksis wacana dan deiksis sosial. Dalam penelitian ini, deiksis persona lebih banyak ditemukan. Penelitian ini berfokus pada bentuk deiksis sosial, , fungsi deiksis sosial dalam Novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra. Dengan adanya permasalahan yang ada, maka deiksis sosial perlu pembahasan dan penelitian dalam segi pragmatik. Tujuan pada penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk deiksis sosial pada novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra. Manfaat pada penelitian ini mampu memahami deiksis sosial khususnya pada novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra, memperkuat teori dan analisis deiksis sosial, serta menjadi referensi analisis deiksis sosial tulisan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber pustaka diantaranya untuk mengetahui deiksis sosial, kemudian untuk mendapatkan data mengenai deiksis sosial dalam novel Malik dan Elsa Karya Boy Candra. Menggunakan teknik simak dan catat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Bentuk Deiksis Sosial Bentuk deiksis sosial pada novel malik dan elsa terdapat 19 jenis bentuk kata. Kata-kata tersebut telah diklasifikasikan ke dalam deiksis sosial kategori honorifik atau panggilan kehormatan. Deiksis honorifik ini dibatasi pada panggilan kehormatan seperti penyebutan nama jabatan, gelar, profesi dan julukan. Jabatan yang dimaksudkan disini adalah kedudukan yang diterima seseorang dalam lingkungan pekerjaan yang dimilikinya. Lain halnya dengan gelar yang merupakan sebuah panggilan penghormatan bagi seseorang yang mencapai sesuatu yang lebih atau memiliki sesuatu yang istimewa dari orang lain sehingga lingkungan sosialnya memberikan sebuah panggilan hormat untuk pembeda dengan masyarakat lainnya. Profesi berarti sebuah pekerjaan yang dimiliki seseorang. Sedangkan julukan ialah panggilan yang diberikan kepada seseorang dengan batasan pribadi
101 seseorang sebagai acuannya. Julukan bisa bermakna positif dan negatif tergantung dari pribadi yang ditunjukan oleh si penerima julukan tersebut. 2. Fungsi Dieksis Sosial Fungsi yang terdapat dalam pemakaian deiksis sosial pada novel Malik dan Elsa meliputi, 1) sebagai media pembeda tingkat sosial seseorang; 2) untuk menjaga sopan santun berbahasa; 3) untuk menjaga sikap sosial kemasyarakatan; 4) alat memperjelas kedudukan sosial seseorang; 5) alat memperjelas identitas sosial seseorang dan 6) alat memperjelas kedekatan hubungan sosial atau kekerabatan. Pemakaian deiksis sosial dalam novel ini ditemukan deiksis sosial kategori Honorifiks yang tergolong jabatan, profesi, gelar dan julukan. Kata penjajah merupakan sebuah deiksis sosial yang dikategorikan dalam bentuk honorifik. Kata penjajah merupakan deiksis sosial yang tergolong dalam julukan. Penjajah yang dimaksud adalah bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia. Kata penjajah dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini: “Jengkol adalah penyebab Penjajah datang ke Indonesia” (hal 4)” Berbeda dengan kata penjajah, kata Dosen merupakan deiksis sosial yang tergolong pada profesi. Dosen yang dimaksud adalah seorang yang mengajar pada suatu Universitas. Kata Dosen dapat dilihat dalam kalimat dibawah ini: “Aku Masih Ingat Betul, saat itu Dosen belum masuk”(hal 2)” Berdasarkan hasil analisis bentuk dan fungsi deiksis sosial pada novel malik dan elsa karya Boy Candra maka diperoleh 19 jenis bentuk kata. Kata-kata tersebut meliputi: bangsa asing, aku, dosen, dia, kamu, bagiku, penjajah, guru, mereka, tetapi dia cantik, kami, pegawai kafe, anak baik-baik, satpam, sopir angkot, padaku, kita, pengamen, maling. SIMPULAN Bentuk deiksis sosial yang ditemukan pada novel yang berjudul Malik dan Elsa karya Boy Candra, berupa kata. Deiksis sosial yang ditemukan tersebut sebagai pembeda tingkat sosial, pembeda identitas sosial dan keefektifan kata. DAFTAR PUSTAKA Aci,alina.2019.“Analisis Deiksis Pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata”. Al-Ali, Ali.2009. Linguistic Analysis of The Empathetic Shift Between Arabic Jurnal of pragmatics. (online), vol 1, https://www.academia.edu/1307572/li nguistic_analysis_of_the_empathetic_ shift_between_arabic_and_italian. Astuti,Novilita kusuma.2015.Bentuk dan fungsi deiksis pada Novel Kirti Njunjung Drajat Karya R. Tg. Jasawidagda”. Candra,boy.2018.” Malik dan Elsa.Padang: Mediakita Nababan. P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, H.G. (1999). Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyasari,winda.2018. Deiksis Sosial Dalam Novel The Architecture Of Love Karya Ika Natasha”.
102 ANALISIS WACANA KRITIS DALAM IKLAN XL #WeAreMore Title in English (Critical Discourse Analysis In The Ad XL #WeAreMore) Oleh Dyah Wiyati Kusumaningtyas Universitas PGRI Semarang Jalan Gajah Raya No.40, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telepon: 085712074953 Pos-el:[email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wacana kritis yang ada dalam iklan XL#WeAreMore. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat dengan mentranskripsikan data. Metode analisis data menggunakan agih dan kemudian penyajian hasil analisis pada penelitian ini secara informal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam iklan XL #WeAreMore terdapat unsur wacana kritis. Hal ini diteliti dengan menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk yang membahas mengenai struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro yang ada dalam iklan XL #WeAreMore. Dari penelitian ini ditemukan 29 data yang mana 29 data ini diklasifikasi lagi. Sehingga, didapatkan 1 data pada struktur makro yang menjelaskan tentang tema lirik lagu yang ada dalam iklan XL #WeAreMore. Kemudian, 4 data berada pada analisis semantik, 17 data termasuk ke dalam analisis sintaksis dan 7 data termasuk ke dalam analisis stilistika. Kata kunci: wacana kritis, struktur makro, superstruktur, struktur mikro, iklan xl ABSTRACT The purpose of this study aims to describe the critical discourse in XL#WeAreMore advertisements. By using qualitative descriptive research methods. The data was collected technique was carried out using the listen and note method by transcribing the data. The method of data analysis using agih and then presenting the results of the analysis in this study informally. The results of this study show that indicate that in the XL #WeAreMore advertisement there is an element of critical discourse. This was investigated using the discourse analysis model of Teun A. Van Dijk which discussed the macro structure, superstructure, and micro structure in the XL #WeAreMore advertisement. From this research, 29 data were found, of which 29 data were classified again. So, we get 1 data on the macro structure that explains the theme of the song lyrics in the XL #WeAreMore advertisement. Then, 4 data are in the semantic analysis, 17 data are included in the syntactic analysis and 7 data are included in the stylistic analysis. Keywords: critical discourse, macro structure, superstructure, micro structure, advertisement xl PENDAHULUAN Iklan sering kita jumpai pada media elektronik dan media cetak, salah satunya yaitu pada televisi. Iklan yang ditayangkan di televisi biasanya lebih menarik dikarenakan disajikan secara audio visual. Adapun iklan yang biasanya ditayangkan di televisi meliputi iklan
103 makanan dan minuman, rokok, barangbarang elektronik, operator selular, dan sebagainya. Rhenald (dalam Dewi, 2012) menyatakan bahwa iklan adalah pesan dari barang maupun jasa yang disampaikan kepada masyarakat melalui media yang bertujuan untuk menarik minat pembeli. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah salah satu cara untuk mempromosikan sebuah produk dengan menggunakan kalimat-kalimat persuasif yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat terhadap sebuah barang atau jasa. Menurut Musaffak (2015), daya tarik sebuah iklan terdapat pada pemilihan kata, gambar serta cara penyajiannya. Hal tersebut dikarenakan tujuan utama dari sebuah iklan adalah agar produk yang ditawarkan dapat terjual dan mendapat keuntungan yang melimpah. Sekarang ini, banyak iklan produk operator selular yang telah hadir di Indonesia. Hal tersebut membuat perusahaan penyedia jasa telekomunikasi berlomba-lomba untuk memasarkan produk operator selular. Mulai dari meyakinkan masyarakat dengan keunggulan-keunggulan produk sampai keuntungan menggunakan produk operator selular tersebut. Semua itu dilakukan agar masyarakat tertarik dengan produk yang sudah ditawarkan. Dalam memasarkan produk selular, tak jarang perusahaan penyedia jasa telekomunikasi menggunakan kata atau kalimat yang kreatif untuk memikat hati calon konsumen. Salah satu penyedia jasa telekomunikasi yang menggunakan cara yang kreatif dalam memasarkan produk operator selular adalah PT XL Axiata Tbk atau yang lebih dikenal dengan XL. Banyaknya iklan produk operator selular yang ada di Indonesia menyebabkan setiap provider memiliki cara sendiri-sendiri untuk menawarkan produk operator selularnya. XL merupakan salah satu provider yang menawarkan produk dengan cara yang unik. Iklan provider XL dikemas dengan sebuah lirik lagu yang menggambarkan proses kehidupan dan pencapaian seseorang. Ditambah lagi slogan yang diberikan yaitu Menemani Lebih Maju di Setiap Langkah Kehidupan dan We Are More. Jika kita melihat sekilas iklan provider ini, kita tidak akan sadar bahwa iklan tersebut merupakan sebuah iklan provider XL. Selain itu, pada iklan XL #WeAreMoreMenemani Setiap Langkah Kehidupan juga terdapat unsur stilistik berupa adanya kesamaan rima. Berikut merupakan contoh data. Data (27) Kuterus melangkah ke depan Gapai mimpi sebuah perjuangan Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukan dunia baru Dilihat dari penggalan lirik pada data (1) terlihat ada kesamaan rima berpola a-a-b-b. Tidak hanya dalam penggalan lirik ini saja, penggunaan rima yang sama juga terdapat di hampir keseluruhan lirik lagu. Selain mempunyai kesamaan rima, iklan XL ini juga sudah ditonton lebih dari 107 juta kali dalam 3 bulan terakhir dan disukai oleh 3,2 ribu viewer. Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan beberapa penelitian terkait bidang analisis wacana kritis dalam iklan. Penelitian tersebut diantaranya dikaji oleh Andika Indrayana (2014), Azkia Rostiani Rahman (2017), Andri Wicaksono (2019), Pranan Supriono Saputra (2019), Reci Apreno dan Noermanzah (2020), Rezki Pratami (2020), Dewi Mawarni Goziyah (2021) yang kajian analisisnya membahas tentang analisis wacana kritis pada iklan yang ada di televisi. Iklan yang dikaji antaranya iklan rokok Djarum 76, iklan operator selular, iklan produk kecantikan, iklan film, iklan makanan dan minuman. Selain pada iklan televisi, penelitian lainnya juga membahas kajian analisis wacana kritis iklan di media sosial. Penelitian tersebut diantaranya penelitian yang dikaji oleh Seftin Adelina (2020) yang membahas tentang Analisis Wacana
104 Kritis Iklan Skincare di Media Sosial. Perbedaan dengan penelitian diatas yaitu dimana nantinya penelitian ini akan meneliti unsur wacana kritis menggunakan model Teun A. Van Dijk di dalam iklan XL #WeAreMore-Menemani Setiap Langkah Kehidupan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mendeskripsikan wacana kritis yang ada dalam iklan XL#WeAreMoreMenemani Setiap Langkah Kehidupan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat dalam menganalisis wacana secara kritis suatu iklan terkhusus iklan operator selular yang ditinjau dari analisis wacana kritis dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat. Penelitian ini dikaji menggunakan kajian analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis merupakan kajian yang mempelajari teks dan ujaran yang bertujuan untuk mengungkapkan makna (Adelina, 2020). Adapun menurut Darma (dalam Goyizah, 2021), analisis wacana kritis adalah sebuah upaya untuk memberikan penjelasan dari sebuah teks atau realita sosial yang akan dikaji. Dalam analisis wacana kritis (critical analysis discourse) bahasa selalu berhubungan dengan konteks. Dimana bahasa dipahami sebagai keadaan yang berperan dalam membentuk subjek, tema, dan wacana tertentu (Sheyholislami (dalam Sumarlam dkk, 2019:166). Analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk dikenal dengan sebutan pendekatan kognitif sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat dengan mentranskripsikan data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video iklan XL #WeAreMore-Menemani Setiap Langkah Kehidupan. Data yang digunakan adalah wacana kritis yang terdapat dalam iklan #WeAreMoreMenemani Setiap Langkah Kehidupan. Metode analisis data menggunakan agih dan kemudian penyajian hasil analisis pada penelitian ini dilakukan secara informal. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian terhadap iklan XL #WeAreMoreMenemani Setiap Langkah Kehidupan ditemukan beberapa struktur wacana kritis yanga ada di dalam iklan tersebut. Struktur tesebut diantaranya adalah struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur Makro Struktur makro atau sering disebut dengan struktur tematik merupakan makna global atau makna keseluruhan dari suatu wacana (Musyafa’ah:2017). Melalui iklan XL #WeAreMore-Menemani Setiap Langkah Kehidupan yang dikemas dengan sebuah lagu, dapat disimpulkan bahwa iklan tersebut memiliki tema sebuah perjalanan hidup seseorang. Hal ini terlihat di dalam lirik pada bait 1 (Data 1) Kuterus melangkah ke depan gapai mimpi sebuah perjuangan (prosesi wisuda lulusan terbaik) Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukkan dunia baru Pada bait lirik lagu di atas dapat menjelaskan tema yang ada dalam iklan XL #WeAreMore yang bertemakan perjalanan hidup sesorang. Hal tersebut terlihat dari bait lagu di atas yang menunjukkan proses. Terlihat dari kata kuterus, dan lalu. Superstruktur Superstruktur atau sering disebut dengan skematik/alur merupakan bagian yang menunjukkan bagaimana bagianbagian dari sebuah teks wacana disusun dan diurutkan dan menjadi satu kesatuan arti Musyafa’ah (2017). Berikut merupakan struktur lirik lagu pada iklan XL #WeAreMore-Menemani Setiap Langkah Kehidupan.
105 Verse Kuterus melangkah ke depan gapai mimpi sebuah perjuangan (prosesi wisuda lulusan terbaik) Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukkan dunia baru Bridge Lebih dekat dengan dirimu Lebih banyak cinta yang kurasa (halo selamat pagi semua, ini bagian pasak dari kafe kita) Chorus Kumenyanyikan seribu lagu cinta Dan langit menjadi lebih biru Reffrein Seiring waktu telah berlalu Kita tumbuh bersama Kutahu saat bersama Kita kan jadi lebih Ending Kunyanyikan seribu lagu cinta Kumenulis seribu cerita Waktu yang kita miliki bersama Waktu yang kita miliki bersama Outro ta rara nananaa Verse merupakan bagian pembuka lagu yang berisi pengantar untuk masuk ke sebuah inti lagu. Bridge merupakan bridge merupakan bagian lagu yang ada diantara verse dan chorus, biasa disebut juga dengan jembatan/menjembatani. Chorus dan reffrein merupakan inti dari lagu. Ending merupakan sebuah penutup dari sebuah lagu. Outro merupakan bagian untuk mengakhiri sebuah lagu. Struktur Mikro Struktur mikro merupakan struktur yang terdiri dari analisis semantik, analisis sintaksis, dan analisis stilistik. Semantik (Data 2) Kuterus melangkah ke depan gapai mimpi sebuah perjuangan (prosesi wisuda lulusan terbaik) Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukkan dunia baru (Data 2) Kuterus melangkah ke depan gapai mimpi sebuah perjuangan (prosesi wisuda lulusan terbaik) Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukkan dunia baru (Data 3) Lebih dekat dengan dirimu Lebih banyak cinta yang kurasa (halo selamat pagi semua, ini bagian pasak dari kafe kita) Kumenyanyikan seribu lagu cinta Dan langit menjadi lebih biru (Data 4) Seiring waktu telah berlalu Kita tumbuh bersama Kutahu saat bersama Kita kan jadi lebih (Data 5) Kunyanyikan seribu lagu cinta Ku menulis seribu cerita Waktu yang kita miliki bersama Waktu yang kita miliki bersama Perjalanan kehidupan seseorang dalam penggalan bait lirik iklan XL #WeAreMore-Menemani Setiap Langkah Kehidupan ditunjukkan pada setiap bait lirik lagunya. Bait pertama menggambarkan kisah seseorang yang senantiasa berproses dan berjuang untuk menggapai sebuah mimpi hal ini terlihat dari lirik gapai mimpi sebuah perjuangan ditambah lagi ada sambungan kalimat prosesi lulusan wisuda terbaik tentu saja ini menggambarkan seseorang yang menggapai sebuah mimpi lewat jalur pendidikan. Hingga kemudian setelah ia berhasil menggapai mimpi lewat jalur pendidikan, ia bertemu dengan sesorang yang tentu special dan kemudian mereka saling bertukar cerita tentang mimipimimpi mereka hal ini terlihat lalu bertemu
106 dan ceritakan mimpumu hingga akhirnya mereka saling menyemangati untuk bisa menaklukan sebuah tantangan yang ada di depannya hal ini terlihat dari penggalan lirik kau tentu taklukan dunia baru Pada bait kedua dalam lagu tersebut menggambarkan kedekatan kedua orang, hal ini terlihat dari penggalan lirik lebih dekat dengan dirimu. Setelah mereka saling dekat satu sama lain mereka merasakan lebih banyak rasa cinta, kasih sayang dan kenyamanan yang muncul. Hal tersebut terlihat dari penggalan lirik lagunya Lebih banyak cinta yang kurasa. Pada bait ketiga menggambarkan hubungan dua orang yang sudah begitu lama bersama. Sudah banyak melewati detik, jam, hari, secara bersama hingga mereka menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Pada bait keempat menggambarkan kebahagiaan, hal ini terlihat dari penggalan lirik kunyanyikan. Setelah begitu banyak proses dan perjuangan dalam hidup yang sudah mereka lewati. Akhirnya mereka bisa mengunduh kebahagiaan. Sintaksis Analisis sintaksis pada iklan XL #WeAreMore tidak bisa dilepaskan dari hubungan kata, frasa, klausa dan kalimat. Untuk mengetahui keterhubungannya, langsung saja kita pembahasan analisis sintaksis yang ada pada iklan tersebut. Kata Jumlah kata yang ada pada lirik lagu iklan XL #WeAreMore berjumlah 82 kata. penulisan kata dasar yang digunakan dalam iklan tersebut sangat banyak. Seterusnya penulisan kata turunan, ulang, majemuk dan dan kata ganti juga ditemukan dalam iklan XL #WeAreMore tersebut. Kata Turunan Kata turunan merupakan kata yang mendapatkan imbuhan, sisipan, maupun akhiran yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya dalam iklan XL #WeAre more ditemukan kata turunan sebanyak 13. Berikut merupakan kata turunan yang ditemukan dalam iklan XL #WeAreMore. (6) Kuterus : ku- + terus (7) Melangkah : me- + langkah (8) Perjuangan : per-an + juang (9) Bertemu : ber + temu (10) Ceritakan : cerita + -kan (11) Mimpimu : mimpi + -mu (12) Taklukkan : takluk + -kan (13) Dirimu : diri + mu (14) Kurasa : ku- + rasa (15) Berlalu : ber- + lalu (16) Bersama : ber- + sama (17) Menulis : me- + tulis (18) Lalui : lalu + -i Gabungan Kata Gabungan kata atau kata majemuk merupakan merupakan kata yang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Gabungan kata dalam iklan XL #WeAreMore terdapat pada kata /lagu cinta/ dan /dunia baru/. (Data 19) Kunyanyikan seribu lagu cinta (Data 20) Kau tentu taklukkan dunia baru Penjejeran dua kata tersebut masih bisa ditelusuri dari makna dari masingmasing kata yang tergabung. Misalnya: dunia memiliki arti bumi dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya, dan baru memiliki arti belum pernah ada sebelumnya. Frasa Frasa adalah kelompok kata atau rangkaian kata yang menempati salah satu unsur kalimat, baik itu subjek (S), predikat (P), objek (O), maupun keterangan (K). Dimana dalam iklan XL #WeAreMore terdapat: Data (21) Kau tentu taklukkan dunia baru Tentu taklukan termasuk kedalam frasa Verbal, karena bermakna akan
107 melakukan sebuah pekerjaan yaitu taklukkan. Sedangkan dunia baru termasuk ke dalam frasa nomina karena Kalimat Data (22) Kau tentu taklukkan dunia baru Penggalan lirik di atas sudah bisa dikatakan sebagai sebuah kalimat. Dalam lirik tersebut sudah ada S, P, dan Ket. Kau tentu taklukkan dunia baru S P Ket Kita tumbuh bersama Kita tumbuh bersama S P Ket Penggalan lirik di atas juga sudah bisa dikatakan sebagai sebuah kalimat. Dalam lirik tersebut sudah ada S, P, dan Ket. Stilistika Ditemukan gaya bahasa dalam lirik pada iklan XL #WeAreMore- Menemani Setiap Langkah Kehidupan, diantaranya menggunakan gaya bahasa perulangan berupa majas anafora. Majas anafora sendiri merupakan gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atu dalam setiap kalimat. hal tersebut ditemukan pada penggalan bait berikut: Data (23) Lebih dekat dengan dirimu Lebih banyak cinta yang kurasa Dalam penggalan lirik di atas terdapat pengulangan kata pertama terhadap pada setiap baris, yaitu kata lebih yang diulang sebanyak dua kali. Selain majas anafora, ditemukan juga penggunaan majas epistrofa (efifora). Majas epistrofa adalah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat secara berurutan. Data (24) Kita tumbuh bersama Kutahu saat bersama Dalam penggalan lirik di atas terdapat pengulangan kata atau frasa yang terhadap pada akhir baris, yaitu kata bersama yang diulang sebanyak dua kali. Ditemukan juga majas mesodiplosis, gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frasa yang berada di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut. Data (25) Kumenyanyikan seribu lagu cinta Kumenulis seribu cerita Dalam penggalan lirik di atas terdapat pengulangan kata atau frasa yang terhadap pada akhir baris, yaitu kata seribu yang diulang sebanyak dua kali. Majas aliterasi merupakan sebuah majas perulangan yang memanfaatkan suku kata awalnya memiliki persamaan bunyi. Data (26) Kumenyanyikan seribu lagi cinta Kumenulis seribu cerita Penggalan lirik di atas terdapat pengulangan pada suku kata yang awalan katanya memiliki persamaan bunyi yaitu suku kata Ku- yang diulang sebanyak dua kali. Pola rima Rima dan ritma merupakan pengulangan bunyi. Berikut merupakan pola rima yang ada dalam iklan XL #WeAreMore. Data (27) Kuterus melangkah ke depan gapai mimpi sebuah perjuangan Lalu bertemu dan ceritakan mimpimu Kau tentu taklukkan dunia baru Pada penggalan lirik di atas memiliki rima berpola a-a-b-b dimana
108 penggalan lirik tersebut mengulang bunyi /n/ dan bunyi /u/ pada akhir baris. Di baris 1 depan, pada baris ke-2 perjuangan, pada baris ke-3 mimpimu, pada baris ke-5 mimpimu. Data (28) Lebih dekat dengan dirimu Lebih banyak cinta yang kurasa Kumenyanyikan seribu lagu cinta Dan langit menjadi lebih biru Pada penggalan lirik di atas memiliki rima berpola a-b-a-b dimana penggalan lirik tersebut mengulang bunyi /u/ dan bunyi /a/ pada akhir baris. Di baris 1 dirimu, pada baris ke-2 kurasa, pada baris ke-3 cinta, pada baris ke-4 biru. Data (29) Kunyanyikan seribu lagu cinta Ku menulis seribu cerita Waktu yang kita miliki bersama Waktu yang kita miliki bersama Pada penggalan lirik di atas memiliki rima berpola a-a-a-a dimana penggalan lirik tersebut mengulang bunyi /a/ pada akhir baris. Di baris 1 cinta, pada baris ke-2 cerita, baris ke-3 bersama, dan baris ke-4 bersama. Menurut Tarigan (2011:35), rima dapat berpengaruh untuk memperjelas makna. Pada iklan XL #WeAreMore rima dimaksudkan juga untuk memperjelas makna yang terkandung dalam lirik lagu iklan XL#WeAreMore tersebut. SIMPULAN Dari penelitian tentang analisis wacana kritis yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa dalam iklan XL #WeAreMore merupakan sebuah wacana kritis. Hal ini diteliti dengan menggunakan model analisis wacana Teun A. Van Dijk yang membahas mengenai struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro yang ada dalam iklan XL #WeAreMore. Dari penelitian ini ditemukan 29 data yang mana 29 data ini diklasifikasi lagi. Sehingga, didapatkan 1 data pada struktur makro yang menjelaskan tentang tema lirik lagu yang ada dalam iklan XL #WeAreMore. Kemudian, 4 data berada pada analisis semantik, 17 data termasuk ke dalam analisis sintaksis dan termasuk ke dalam analisis stilistika. DAFTAR PUSTAKA Adelina, S. (2020). Analisis Wacana Kritis Iklan Skincare di Media Sosial. Jurnal Ilmiah NOSI. Apreno, R., & Noermanzah. (2020). Analisis Kapitalisme dalam Iklan Rokok Djarum 76 Edisi Wani Piro: Kajian Analisis Wacana Kritis. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, daerah dan Asing, 86-97. Goyizah, G., & Mawarni, D. (2021). Wacana Kritis Iklan Rokok djarum 76 Ditelevisi. Literasi, 165-172. Indrayana, A. (2014). Analsisis Wacana Kritis Komodifikasi Budaya Lokal pada Iklan Televisi (Studi Kasus Produk Frestea Versi Hiphop Wedding). DeKaVe. Pratami, R. (2020). Analisis Wacana Kritis pada Penggunaan Bahasa Asing dalam Iklan Televisi "Floridina". MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi. Rahman, A. R. (2017). Dekonstruksi Makna Cantik dalam Iklan Produk Kencantikan Pond's White Beauty: Analisis Wacana Kritis. Humanitatis: Journal of Language and Literature, 74--. Saputra, P. S. (2019). Analisis Wacana Kritis Iklan Film Pendek Line Versi "Ada Apa dengan Cinta?". Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain, 16-24. Sumarlam. (2016). Representasi Kekuasaan Melalui Sabda Raja pada Teks Berita Mengenai
109 Konflik Internal Keraton Yogyakarta (Sebuah Analisis Wacana Kritis). International Seminar Prasasti III, 58-70. Wicaksono, A. (2019). Analisis Wacana Kritis Iklan Operator Seluler (Teks dan Konteks Iklan XL dengan Kartu As). KSATRA: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra. (n.d.).XL #WeAreMore - Menemani Setiap Langkah Kehidupan. XL #WeAreMore - Menemani Setiap Langkah Kehidupan. myXL.
110 PENCIPTAAN BAHASA HUMOR KIKY SAPUTRI DALAM ACARA ROASTING 7 CRAZY RICH INDONESIA Title in English (Creation of Humor Language Kiky Saputri in The Show Roasting 7 Crazy Rich Indonesia) oleh Pipit Nadia Universitas PGRI Semarang Gajah Raya Nomor 40, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50166 [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan penciptaan bahasa humor yang digunakan Kiky Saputri dalam me-roasting 7 Crazy Rich Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah desktiptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pelanggaran prinsip percakapan, yakni pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kesopanan. Pelanggaran prinsip kerja sama ditemukan 3 pelanggaran maksim kuantitas dan 1 pelanggaran maksim cara. Pelanggaran prinsip kesopanaan ditemukan 1 pelanggaran maksim kemurahhatian, 1 pelanggaran maksim kesimpatian, dan 1 pelanggaran maksim pujian. Kata kunci: penciptaan humor, kiky saputri, roasting, 7 crazy rich ABSTRACK The purpose of this study is to describe the creation of the humorous language used by Kiky Saputri in roasting 7 Crazy Rich Indonesia. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of this study indicate that there is a violation of the principle of conversation, namely a violation of the principle of cooperation and a violation of the principle of politeness. Violations of the principle of cooperation found 3 violations of the maxim of quantity and 1 violation of the maxim of manner. Violation of the principle of politeness found 1 violation of the maxim of generosity, 1 violation of the maxim of sympathy, and 1 violation of the maxim of praise. Keywords: creation of humor, kiky sapitri, roasting, 7 crazy rich PENDAHULUAN Humor sering dikaitkan dengan hal yang lucu. Menurut Sugihastuti (dalam Sumiyardana & Hendrastuti, 2014:13), humor merupakan suatu kemampuan merasai yang sifatnya lucu dan menyenangkan atau bisa disebut sebagai suatu keadaan yang menggelikan hati. Humor sering terjadi dalam bentuk perkataan atau percakapan, sejalan dengan hal tersebut Rustono (dalam Sumiyardana & Hendrastuti, 2014:197) menandaskan bahwa humor bentuk verbal dapat berupa satuan bahasa yang dikreasi oleh pelaku humor yang dapat disalurkan melalui media lisan (lawak) dan media tulis (humor tulis dan kartun). Begitu juga humor yang dibangun Kiky Saputri dalam
111 acara Roasting 7 Crazy Rich Indonesia merupakan bentuk humor secara verbal yang diungkapkan melalui lisan atau lawakan. Roasting merupakan suatu sindiran atau kritikan terhadap fenomena sosial yang berkaitan dengan tokoh tertentu, Nastiti (dalam Putri 2022:3). Sasaran roasting Kiky Saputri ialah deretan crazy rich, crazy rich bisa disebut sebagai orang yang tajir melintir atau orang yang super kaya dari kalangan sosialita, pengusaha, artis atau selebriti bahkan pejabat publik. Crazy Rich tersebut di antaranya ialah Raffi Ahmad (Andara), Indra Kenz (Medan), Doni Salmanan (Bandung), Rudy Salim (Pluit), Maharani Kemala (Bali), Gilang Widya Pramana (Malang), dan Ahmad Sahroni (Tanjung Priok). Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan tujuh artikel yang berkaitan dengan penelitian penciptaan humor menggunakan kajian pragmatik. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh M. Bayu Firmansyah dan Tristan Rokhmawan (2016) yang mendeskripsikan representasi bahasa humor Raditya Dhika dalam acara Stand Up Comedy dan penelitian Riris Tiana (2017) mendeskripsikan strategi pragmatik dalam penciptaan humor di Televisi. Kemudian, penelitian Indah Ita Utami (2018) mendeskripsikan strategi pragmatik, strategi kebahasaan, fungsi humor, dan tanggapan masyarakat terhadap strategi humor pada komika anak dalam acara Stand Up Comedy. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rawuh Yuda Yuwana (2019) menemukan strategi materi humor Indonesia melalui pengalaman berbahasa komedian atau pelawak serta penelitian yang dilakukan Sony Wibisono (2020) yang bertujuan mengetahui secara umum teknik-teknik humor kategori language (humor verbal) yang muncul dalam “Basiyo-Nartosabdho Besanan” dan strategi khusus penciptaan humor oleh para komedian yang berlatar belakang budaya Jawa. Selain itu, dalam penelitian Dinda Ayu Maulidiya dan Surana (2021) juga menjelaskan unsur pembangun humor, penyimpangan prinsip kerjasama, dan penyimpangan prinsip kesopanan di media sosial serta penelitian yang pernah dilakukan Fitriyanti Bunga dan Dawud (2021) menjelaskan proses penciptaan bentuk bahasa humor berupa pendayagunaan bahasa, logika, aksi, dan identitas parameter sosial komunikasi. Berdasarkan tujuh penelitian tersebut, diketahui bahwa penelitian terkait penciptaan bahasa humor Kiky Saputri dalam me-roasting 7 crazy rich Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya. Selain itu, roasting yang disampaikan Kiky Saputri cukup menarik antusiasme masyarakat. Dalam kurun waktu 5 bulan jumlah penayangan mencapai 14 juta berdasar pada penghitungan di akun Facebook Indosiar, tayangan tersebut diunggah pada tanggal 12 Januari 2022 dengan durasi video 23 menit lebih 30 detik. Berikut merupakan contoh data dari humor yang disampaikan Kiky Saputri untuk me-roasting crazy rich. “Yang bikin sakit hati, belum lama Indra Kenz beli kaos seharga 300 juta. Kaos 300 juta, terus dia bilang; waow murah banget. Mata lo soek! 300 juta itu kaos seharga rumah. Kaos lu ada dapurnya atau gimana sih? Aspek kebahasaan yang disampaikan Kiky Saputri tersebut bersifat mengejek dan sarkasme. Mengejek dan sarkasme menjadi bentuk pelanggaran prinsip kesopanan dalam berbahasa sebab mitra tutur seakan dirugikan atau dijatuhkan oleh perkataan penutur. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan penciptaan bahasa humor yang digunakan Kiky Saputri dalam me-roasting 7 Crazy Rich Indonesia. Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan referensi kepada pembaca mengenai bahasa humor. Selain itu, dari penelitian ini diharapakan dapat menjadi referensi bagi pelawak atau komedian pemula dalam penyusunan
112 variasi bahasa humor pada materi lawankan yang akan dibawakan. Penelitian ini dikaji dengan perspektif pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang memiliki ikatan dengan konteks, konteks tersebut harus mempunyai peranan kuat sehingga maksud penutur dapat diketahui oleh mitra tutur (Rohmadi, 2004). Adapun Leech (1993:8) menyatakan bahwa pragmatik merupakan ilmu bahasa yang berkaitan dengan makna dan situasi ujar. Dengan demikian, menarik jika penelitian ini dilakukan sebagai kebaruan dalam bidang pragmatik, khususnya mengenai penciptaan bahasa humor. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah video yang terdapat pada akun Facebook Indosiar episode Pecah Banget! 7 Crazy Rich di Roast Habis-habisan oleh Kiky Suca!, sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah bahasa humor yang digunakan Kiky Saputri dalam meroasting 7 Crazy Rich Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan melaui teknik simak dan catat. Adapun teknik analisis data yang digunakan ialah metode padan. Penyajian hasil analisis data pada penelitian ini dilakukan secara informal atau berupa perumusan kata-kata. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip percakapan dikatakan baik, haruslah berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, di dalam prinsip kerja sama juga mengandung aturan atau ramburambu mengenai cara penyampaian tuturan, (Suhartono, 2020:55—56). Aturan dalam prinsip percakapan tersebut berupa prinsip kerja sama dan prinsip kesopanan. Prinsip kerja sama dapat dipahami sebagai prinsip yang terikat dengan aturan percakapan yang memuat rasa kerja sama, sedangkan prinsip kesopanan terikat pada aturan untuk saling menghormati antara penutur maupun mitra tutur. Namun pada kenyataanya, pelanggaran atau penyimpangan prinsip dalam percakapan ataupun pada saat bertutur masih sering dilakukan. Pelanggaran atau penyimpangan tersebut ialah penyimpangan prinsip kerja sama dan prinsip kesopanaan. Pelanggaran pinsip kerja sama meliputi pelanggaran maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Kemudian, pelanggaran prinsip kesopanaan meliputi maksim kemurahhatian, maksim ketimbangrasaan, maksim pujian, maksim kerendahhatian, maksim kesepakatan, maksim kesimpatian, dan maksim pertimbangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pelanggaran prinsip percakapan, yakni pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kesopanan. Pelanggaran prinsip kerja sama ditemukan 3 pelanggaran maksim kuantitas dan 1 pelanggaran maksim cara. Pelanggaran prinsip kesopanaan ditemukan 1 pelanggaran maksim kemurahhatian, 1 pelanggaran maksim kesimpatian, dan 1 pelanggaran maksim pujian. Pelanggaran maksim yang paling banyak terjadi ialah maksim kuantitas. Pelanggaran Prinsip Kerja sama Penciptaan Humor Kiky Saputri dalam acara Roasting 7 Crazy Rich Indonesia Percakapan atau berkomunikasi tentu harus memiliki keselarasan atau kerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksud tersebut merupakan inti dari percakapan. Namun faktanya saat melakukan percakapan masih sering terjadi pelanggaran atau tidak adanya kesesuaian dengan prinsip atau aturan. a. Pelanggaran Maksim Kuantitas Pelanggaran maksim kuantitas merujuk pemberian informasi yang berlebih atau kurang memadai sehingga menyebabkan pelanggaran maksim kuantitas. Pelanggaran tersebut dapat dilihat pada data berikut.
113 Data 1: “Doni King Salmanan crayz rich Bandung, usianya paling muda 23 tahun tapi penghasilannya miliaran perbulan. Dua puluh tiga tahun duitnya udah miliaran, saya mau 30 tahun belum nyampe m baru sampe e’, e ngutang lagi, e nunggak lagi.” Pelanggaran tersebut didasarkan pada pemberian informasi yang berlebih, seperti menyebutkan usia. Dari tuturan Kiky tersebut dimaksudkan untuk menambah kelucuan dalam humor yang dibawakannya. Data 2: “Indra digadang-gadang sebagai crazy rich karena viral, beli mobil listrik di online shop jam 3 pagi karena gak bisa tidur. Gara-gara konten elu beli mobil karena kepikiran gak bisa tidur, kita semua kepikiran gara-gara elu. Kok bisa, jam 3 pagi beli mobil, yang bikin aneh dikirim lagi ama salesnya. Ternyata lu beneran kaya karena lu bukan bisa beli mobilnya, tapi lu bisa beli jam kerja salesnya.” Tuturan tersebut mengandung pelanggaran maksim kuantitas karena Kiky Saputri memberikan informasi yang berlebih pada tuturan Gara-gara konten elu beli mobil karena kepikiran gak bisa tidur, kita semua kepikiran gara-gara elu Data 3: Bang Indra lu pernah gak kepikiran perasaan kita-kita yang gak bisa beli kaos. Kita bisa punya kaos kalo ada pemilu, kaos partai itu juga. Tahu gak lo yang bahannya panas banget kek diomongin para tetangga, tipis banget kek slip gaji. Tuturan tersebut melanggar maksim kuantitas karena pemberian informasi yang berlebihan. Terlihat pada kalimat Tahu gak lo yang bahannya panas banget kek diomongin para tetangga, tipis banget kek slip gaji. Seperti yang dapat dipahami bahwa kaos pemberian atau kaos partai memang alakadarnya, bisa dikatakan tipis dan bahannya pun panas. Kiky Saputri membandingkan kaos tersebut dengan omongan para tetangga dan slip gaji yang tipis. Hal tersebut menjadikan tuturan Kiky melangar maksim kuantitas karena melebihkan informasi. b. Pelanggaran Maksim Cara Pelanggaran tersebut dapat dilihat dari data berikut Data 4: “A’a Doni sempat viral nyawer 1 ½ M ke Reza Arab waktu maen games dengan alasan lagi gabut. A’ lu ngerti konsep gabut nggak? Orang itu kalo lagi gabut biasanya paling mandiin burung kalo nggak nyiramin aspal, lu gabut nyawer 1 ½ M. Untung yang lu sawer Reza Arab bukan biduan dangdut, buset, bintang pantura lu sawer 1 M, lu suruh joget ngebor, bukan keringat yang keluar, minyak bumi! Gila crazy rich ya?” Tuturan tersebut melanggar maksim cara karena dalam frasa bukan keringat yang keluar, minyak bumi! terdapat keambiguitasan. Ambiguitas dalam KBBI Edisi V merupakan suatu hal yang memiliki sifat ketidaktentuan atau ketidakjelasan sehingga memungkinkan adanya makna lebih dari satu dalam sebuah kata. Pelanggaran Prinsip Kesopanan Penciptaan Humor Kiky Saputri dalam acara Roasting 7 Crazy Rich Indonesia Kesopanan menekankan pada rasa untuk saling menghormati, menghargai, dan menanamkan rasa simpati antara penutur dan mita tutur. Namun kenyataanya prinsip kesopanan masih sering dilanggar pada aktivitas percakapan
114 atau bertutur. Seperti tuturan yang disampaikan Kiky Saputri dalam meroasting 7 crazy rich. a. Pelanggaran Maksim Kesimpatian Data 5: “Yang bikin sakit hati, belum lama Indra Kenz beli kaos seharga 300 juta. Kaos 300 juta, terus dia bilang; waow murah banget. Mata lo soek! 300 juta itu kaos seharga rumah. Kaos lu ada dapurnya atau gimana sih? Aspek kebahasaan yang disampaikan Kiky Saputri tersebut bersifat mengejek dan sarkasme. Mengejek dan sarkasme menjadi bentuk pelanggaran prinsip kesopanan dalam berbahasa sebab mitra tutur seakan dirugikan atau dijatuhkan oleh perkataan penutur. b. Pelanggaran Maksim Kemurahhatian Data 6: Mikir kek lu, Ya Allah sombong amat jadi orang, maksudnya ih bang Indra lu bisa gak flasback ke belakang. Lu coba inget-inget masa lalu, dulu sebelum lu seperti sekarang lu tu orang pengamen hidup lo tu dijalanan berkat treding lu bisa jadi manusia sukses untung ada treding, coba kalo gak, mungkin lu masih jadi manusia silver, hidupnya di jalan. Kurang-kurangin lah sombongnya gitu loh! Tuturan tersebut melanggar maksim kemurahhatian karena Kiky Saputri mengungkit masa lalu Indra Kenz dengan latar belakang orang susah, Indra Kenz sukses karena treding. Jika tidak ada treding mungkin hidupnya akan semakin susah dan menjadi manusia silver. Manusia silver yang dimaksudkan ialah pengamen dengan tubuh yang dilumuri pewarna untuk memperlihatkan belas kasih kepada orang dengan kreativitasannya. c. Pelanggaran Maksim Pujian Data 7 “Seorang pengusaha, anggota dewan, ramah, suka membantu, suka high income, low profile, rajin mengaji, berbakti pada orang tua. Waow sungguh haus pujian ya! Tapi gapapa orang haus pujian itu wajar, karena orang lain, orang anggota dewan kan begitu. Enggak-enggak, saya klarifikasi, enggak semua anggota dewan cuma beberapa oknum. Yang lain itu enggak haus pujian tapi haus anggaran.” Tuturan Kiky tersebut melanggar maksim karena di awal Kiky menyebutkan kebaikan atau keunggulan mitra tutur dengan pujian-pujian. Kemudian, dari maksud Kiky memuji ialah untuk mengkritik dan menyindir mitra tutur dengan realita yang sebenarnya bahwa semua angggota dewan memang suka haus pujian dan Kiky juga menegaskan bahwa anggota dewan juga haus anggaran. SIMPULAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pelanggaran prinsip percakapan, yakni pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kesopanan. Pelanggaran prinsip kerja sama ditemukan 3 pelanggaran maksim kuantitas dan 1 pelanggaran maksim cara. Pelanggaran prinsip kesopanaan ditemukan 1 pelanggaran maksim kemurahhatian, 1 pelanggaran maksim kesimpatian, dan 1 pelanggaran maksim pujian. Pelanggaran maksim yang paling banyak terjadi ialah maksim kuantitas. DAFTAR PUSTAKA Aditya, R. (2022). Crazy Rich Artinya Apa? Ternyata Sejarah Istilah Ini Berasal dari Novel. Suara.Com. https://www.suara.com/news/2022/03 /11/143414/crazy-rich-artinya-apaternyata-sejarah-istilah-ini-berasaldari-novel Bunga, F., & Dawud, D. (2021).
115 Penciptaan Humor pada Penampilan Stand up Comedy Indonesia (SUCI) Season 6. JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, 1(9), 1201–1216. https://doi.org/10.17977/um064v1i92 021p1201-1216 Leech. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik. UI PRESS. Putri. (2022). BAB 1 UPN VETRAN JATIM REPOSITORY. REPOSITORY UNPN JATIM. Rohmadi. (2004). Pramatik Teori dan Analisis (Satu). Lingkar Media. Suhartono. (2020). Pragmatik Konteks Indonesia. In Graniti. https://repository.usd.ac.id/36035/1/B UKU AJAR PRAGMATIK KONTEKS_luaran tambahan pertama.pdf Sumiyardana, Kustri, Hendra, R. (2014). Humor Dalam Perspektif Bahasa dan Sastra (p. 13). https://my.id1lib.org/book/5994097/3 bd211 Sumiyardana, Kustri, Hendra, R. (2014). Humor Dalam Perspektif Bahasa dan Sastra (p. 197). Balai Bahasa Jawa Tengah. https://my.id1lib.org/book/5994097/3 bd211 Tiani, R. (2017). Strategi Pragmatik dalam Penciptaan Humor di Televisi. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa Dan Sastra, 12(2), 42. https://doi.org/10.14710/nusa.12.2.42 -51 Utami, I. I., Ilmu, M., Fakultas, L., Budaya, I., Jember, U., & Timurindonesia, J. (2018). A . PENDAHULUAN Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan manusia jika berinteraksi dengan manusia yang lain . Interaksi sosial akan hidup berkat adanya aktivitas berbicara antaranggota pemakai bahasa . Manusia akan kesulitan untuk memahami ataupun mengert. II(2), 219–245.
116 KLUSTER III
117 GAYA BAHASA DALAM NOVEL MEMBELI IBU KARYA RIAWANI ELYTA Title in English (Language Style in Novel Membeli Ibu Riawani Creation) Oleh Yulia Rachmawati Jalan Gajah Raya No. 40, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telepon 024-76744357, 70769945 Telepon Penulis (08997832127) Pos-el: ([email protected]) ABSTRAK Penelitian ini mendeskripsikan gaya bahasa dalam novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, data berupa satuan lingual yang mengandung gaya bahasa dan sumber data berupa sebuah novel Membeli Ibu. Teknik pengumpulan data penelitian ini berupa simak dan catat dengan mengumpulkan data-data yang akan dijadikan bahan dasar. Teknik analisis data berupa metode agih dengan satuan lingual dalam novel Membeli Ibu. Berdasar dengan teori Groys Keraf, penelitian ini berfokus pada dominan penggunaan gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan pada novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan gaya bahasa retoris dalam novel Membeli Ibu ditemukan empat jenis gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa polisidenton, gaya bahasa asidenton, gaya bahasa eufenisme, dan gaya bahasa hiperbola. Sementara gaya bahasa kiasan didominasi oleh gaya bahasa metafora sebanyak enam gaya bahasa. Kata Kunci: gaya bahasa, dominan, Membeli Ibu ABSTRACT This research aims to study describes the style of language in the nov el Buying Mother by Riawani Elyta. The design of this research is qualitative descriptive method, the data is in the form of a lingual unit containing language style and the data source is a novel Buying Mother. This data was collected using technique is in the form of listening and taking notes by collecting data that will be used as basic material. The data analysis technique is in the form of the agih method with lingual units in the novel Buying Mother. Based on Groys Keraf's theory, this research focuses on the dominant use of rhetorical and figurative language styles in the novel Buying the Mother by Riawani Elyta. The results of this study indicate that the use of rhetorical language style in the novel Buy Ibu found four types of rhetorical language style, including polysidentonic style, asidenton style, euphemism style, and hyperbole style. While the figurative language style is dominated by metaphorical language styles as many as six language styles. Keywords: language style, dominant, Buying Mother PENDAHULUAN Gaya bahasa seringkali digunakan penulis dalam setiap karyanya. Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Persoalan gaya bahasa meliputi semua hirarki kebahasaan: pemilihan kata secara
118 individual, frasa, klausa, dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan (Keraf, 2010: 112— 113). Gaya bahasa yang digunakan penulis dapat dilihat dalam karya Riawani Elyta berupa novel berjudul Membeli Ibu. Novel tersebut merupakan salah satu novel karya Riawani Elyta yang berhasil dimenangkan dalam sebuah kompetisi menulis. Kedua data tersebut merupakan informasi yang dibagikan Penerbit Indiva melalui web dan juga instagram resminya, yang memberikan pengumuman bahwa novel karya Riawani Elyta dengan judul Membeli Ibu berhasil menjadi juara dalam Kategori Novel Remaja Kompetisi Menulis Indiva 2020. Novel tersebut tak seperti novel lain yang menceritakan tentang percintaan maupun seperti novel best seller pada umumnya. Karyanya kali ini, Riawani Elyta menceritakan seorang gadis bernama Ifa, pengidap disleksia yang sejak kecil dipisahkan oleh ibunya karena keadaan ekonomi keluarga. Selain menceritakan gadis bernama Ifa, novel ini juga menceritakan seorang gadis pengidap miom bernama Fairuz. Dalam novel tersebut banyak menggunakan gaya bahasa yang dapat menunjang kualitas karyanya dalam dunia sastra, seperti dalam penggalan berikut: Meski aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk menyampul buku-buku, membuat hiasan dinding dari karton dan styrofoam untuk menggantikan hiasan lama di Taman Baca, dan membuat daftar kegiatan untuk dipraktikkan saat nanti Taman Baca kembali dibuka, rasanya waktu tetap saja berjalan terkemut-kemut seperti siput. Data tersebut dapat termasuk dalam gaya bahasa metafora yang membandingkan cara jalan dengan siput, yang didukung mengunakan kata “seperti”. Selain itu, data tersebut juga mengandung gaya bahasa polisidenton, konjungsi kata “dan” yang digunakan untuk menghubungkan satuan lingual. Oleh karena itu, penelitian gaya bahasa pada Novel Membeli Ibu perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui gaya bahasa yang digunakan penulis sebagai referensi pembaca mengenai penggunaan gaya bahasa. Berdasarkan hasil penelusuran mengenai gaya bahasa dengan objek novel ditemukan sebanyak tujuh peneliti an, diantaranya mengenai penggunaan diksi oleh Laili Fatmalind, Wahyudi Siswanto, Endah Tri Priyatni (2016). Penelitian lainnya membahas bahasa figuratif dalam sebuah novel, diantaranya dilakukan oleh Selpiyani, Nia Rohayati (2017), Susiana Herliati (2018), Ulfah Lakaden, La Niampe, Irianto Ibrahim (2020), dan Daratullaila Nasri (2019. Penelusuran mengenai gaya bahasa dalam novel pernah juga dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang membahas gaya bahasa dan relevansinya dalam pembelajaran, penelitian tersebut dilakukan oleh Marfuah Unsayaini, Nugraheni Eko Wardhani, Purwadi (2019), Nisrina Muhajirah, Yayah Chanafiah, Emi Agustina (2021). Namun, penelitian gaya bahasa pada novel Membeli Ibu belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini akan dikaji menggunakan kajian stilistika. Menurut Shipley (dalam Ratna, 2009:8), stilistika (stylistic) adalah ilmu tentang gaya (style), sedangkan style itu sendiri berasal dari akar kata stilus (Latin), semula berarti alat berujung runcing yang digunakan untuk menulis di atas bidang berlapis lilin. Ruang lingkup stilistika sendiri sangat luas. Menurut Hough (dalam Ratna,
119 2009:18), ruang lingkup stilistika yaitu bahasa itu sendiri, karya sastra, karya seni, dan bahasa sehari-hari, termasuk ilmu pengetahuan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gaya bahasa dalam novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami mengenai penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh Riawani Elyta dalam novelnya yang berjudul Membeli Ibu, sehingga karya tersebut dapat menjadi juara pertama dalam Kompetisi Menulis Indiva 2020, serta diharapkan pula dapat menjadi referensi pembaca dalam penyusunan karya sastra seperti novel dan karya sastra lainnya. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data berupa satuan lingual yang mengandung gaya bahasa dan sumber data berupa sebuah novel Membeli Ibu. Teknik pengumpulan data penelitian ini berupa simak dan catat dengan mengumpulkan data-data yang akan dijadikan bahan dasar. Teknik analisis data berupa metode agih dengan satuan lingual dalam novel Membeli Ibu. Data akan disajikan secara informal berupa deskripsi kata yang dirangkai. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar dengan teori Groys Keraf, penelitian ini berfokus pada penggunaan gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan pada novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta. a. Gaya Bahasa Retoris 1. Polisidenton Polisidenton merupakan salah satu gaya bahasa yang memiliki sifat padat, di dalamnya menggunakan konjungsi sebagai penghubung antar kata, frasa, atau klausa yang sederajat. Polisidenton adalah suatu gaya yang merupakan kebalikan dari asidenton (Keraf, 2010:131). Pada novel Membeli Ibu terdapat gaya bahasa yang mengandung polisidenton yang mengandung konjungsi “dan” yang berfungsi untuk menggabungkan satuan lingual. Gaya bahasa polisidenton yang mengandung konjungsi “dan” dapat dicermati sebagai berikut: 1. Abah mengeluarkan koper, termos, dan tikar dari belakang mobil. (17) 2. Menggambar, mewarnai, membuat prakarya, baca puisi, drama, dan masih banyak lagi. (19) 3. Ini murni, ini rana, dan ini siti. (24) 4. Meski aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk menyampul bukubuku, membuat hiasan dinding dari karton dan styrofoam untuk menggantikan hiasan lama di Taman Baca, dan membuat daftar kegiatan untuk dipraktikkan saat nanti Taman Baca kembali dibuka, rasanya waktu tetap saja berjalan terkemut-kemut seperti siput. 5. Di Taman Baca itu, mereka tidak hanya bisa membaca buku-buku yang selalu baru dan beragam,tetapi juga bisa bermain, membuat prakarya, dan kusuguhi makanan ringan. (31) 6. Gagap saat membaca, terpatahpatah jika bicara, lambat kalau menulis, dan selalu salah dalam berhitung. (37) 7. Di antara anak-anak panti, yang satu sekolah denganku hanya Nia, Badar, dan Rara. (39) 8. Karena di sekitarku saat ini, hanya ada jalan raya, kendaraan, dan ruko-ruko yang tampak seragam. (41) 9. Praktik wudhu, tayamum, salat, dan mengaji. (42) 10. Entah kenapa, aku lebih merasa hangat, gembira, dan “hidup”saat berada di tengah-tengah mereka. (45) 11. Di atas sebuah meja panjang, ada sekardus air mineral, sirup merah dingin dengan biji selasih, dan perasan jeruk nipis, juga donat labu. (46) 12. Ada yang bersila, telungkup sambikl menulis, menarik buku dari lemari, dan asyik mengunyah makanan. (53) 13. Ada yang berisi tulisan, gambar, dan juga potongan koran. (54) 14. Selebihnya, mulai dari menyingkirkan sisa makanan, meyakini,
120 dan membilas, aku yang mengerjakan. (57) 15. Hanya ada sofadengan lima dudukan, meja kaca, lemari dua pintu, dan sepasang meja kursi yang berhadapan sofa. (57) 16. Dilla, Shidiq, dan Herman. (66) 17. Menyapu, ngepel, cuci piring, dan mengelap kaca. (76) 18. Terkadang, aku juga heran, bagaimana Azriel bisa membagi waktu antara kuliah, kerja, kegiatan lainnya, dan masih sempat chatting denganku? (102) 19. Cukup menggulung sosis dengan roti, melumurinya dengan telur dan tepung panir, lalu digoreng, bere! (103) 20. Aku mengangkat nampan berisi dua piring mi tiaw, sepiring nasi goreng, dan tiga es teh. (112) 21. Apakah dia bermain-main seperti Tio, Dodi, Rizal, dan Nendi dulu kepada sohib-sohibku? (129) 22. Dan mencekoki pikiran dengan nasihat-nasihat Abah, Emak, dan Bang Fadli untuk tidak pacara. (129) 23. Di situ ada dispenser, meja kecil yang di atasnya terdapat gelas plastik, teko mini, cangkir, sendok kecil, dan toples-toples berisi susu instan, teh celup, dan gula. (134) 24. Cara belajar, berinteraksi, dan beraktivitas di Taman Baca. (140) 25. Apa kat Emak, Abah, dan Bang Fadli kalau aku menelpon cowok? (142) 26. Nah, antara Kkak Ifa, Dodo, dan teman-teman yang lain juga demikian. (150) 27. Menyapu, mengepel, mengelap perabotan, membersihkan debu, menyikat toilet, dan menjemur tikar. (151) 28. Dalam surat-suratnya, Ibu lebih banyak bercerita tentang hal-hal baru yang ditemunya, tentang mesin cuci yang mengoperasikannya cukup dengan menekan tombol-tombol, tentang televisi yang besarnya yang didalamnya ada piring yang berputar, dan juga tentang Nnila. (163) 29. Pemerintah daerah, NGO, parpol, organisasi masyarakat, dan lain-lain. (193) 30. Menyiram bunga di sore hari dan mencuci piring. (202) 31. Terus menyemangati, menasihati, dan menghiburku. (233) 32. Esih tampak mengatur piringpiring kecil berisi jagung rebus, singkong, rebus, kacang rebus, dan rambutan di atas meja undangan, dibantu Deni dan Eka. (233) Selain menggunakan konjungsi “dan”, dalam novel Membeli Ibu terdapat pula gaya bahasa penulis dengan menggunakan konjungsi “atau” dan “ataupun”. Konjungsi “atau” dan “ataupun” sendiri berfungsi untuk menghubungkan dengan memilih diantara satu dari beberapa hal. Adapun penggunaan gaya bahasa polisidenton dengan mengandung konjungsi “atau” dan “ataupun” sebagai berikut: a. Selalu tertawa saat berbasa-basi, menyapa, atau mengobrol. (14) b. Bukan nongkrong di cafe, cuci mata di mal, ataupun karaokean seperti kebiasaan teman-temanku untuk membuang suntuk. (45) c. Bagaimana kalau Ifa terjatuh, terluka, atau sakit? (71) d. Dulu, Bibik pernah bilang, kalau perempuan yang sedang datang bulan itu sering emosi, marah-marah, atau sedih tak karuan. (76) Penggunaan gaya bahasa polisidenton yang mengandung konjungsi lainnya yaitu konjungsi “lalu” dan “kemudian” yang menyatakan urutan sesuatu dalam kalimat, seperti pada penggalan novel Membeli Ibu berikut ini: a. Di teras, di ruang baca, di antara kaki-kaki rumah, lalu mengunggahnya di facebook mereka. (32) b. Sudahlah nggak bisa mendidik anak, masih ngajarin yang aneh-aneh, eh, kemudian pergi sama perempuan lain. (170) Selain penggunaan konjungsi “dan”, “atau”, “ataupun”, “lalu”, novel ini juga menggunakan konjungsi “kecuali” yang menunjukkan pembatasan terhadap sesuatu, seperti:
121 a. Sejak kecil kami tidak boleh makan sosis, nugget, bakso, makanan kalengan, kecuali yang buatan rumahan. (106) 2. Asidenton Asidenton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung (Keraf, 2010:131). Adapun penggunaan gaya bahasa polisidenton dalam novel Membeli Ibu seperti data berikut: a. Ada yang duduk, berdiri, mengantre, bercakap-cakap, juga yang melingkari sebuah tian besar sambil menulis. (8) b. Menyapu, mengepel, mengemasi buku-buku, membersihkan debu-debu, kadang juga ikut membantu Emak di dapur. (19) c. Komik, dongeng, fabel, juga novel berwarna. (21) d. ... hanya Bobby, Yuna, Ima, Mimi, Desi, Awi. (86) e. Menghadapi pembeli, menarik pembeli sampai jadi pelanggan, melayani pembeli yang komplain, semua ada tantangannya. (87) f. Aku membuat telur ceplok yang terlalu kering sementara pembeli minta yang setengah matang, merebus mi instan kelamaan, menyuwir ayam terlalu besar, juga mengaduk teh yang kurang manis. (111) g. “... Mau ala pendongeng, ala bu guru, ala pemain drama, bebas aja.” (147) h. Pohon jambu, mangga, apel, leci, juga rambutan. (226) 3. Eufenisme Eufenisme merupakan gaya bahasa yang digunakan seseorang agar tidak menyinggung atau menyakiti orang lain. Eufenisme adalah semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang, atau ungkapakn-ungkapan yang bahasa halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin tidak menyenangkan (Keraf, 2010:132). Dalam novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta terdapat penggunaan bahasa yang digunakan untuk menjaga perasaan lawan bicaranya, seperti pada data berikut: a. Ternyata seorang satpam bertubuh gempal yang baru saja menyapaku. (3) Kata “gempal” pada data tersebut termasuk dalam contoh eufenisme. Gempal sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu padat berisi, tidak kurus. Dengan demikian, konteks tersebut yang sebenarnya menyatakan seorang satpam yang bertubuh gemuk, tidak kurus. b. Seumur-umur, aku hanya mengenal pintu rumahku yang berderit setiap kali dibuka, pintu sekolah yang catnya sudah mengelupas, dan pintu warung kecil Bude Nur. (7) Pada data di atas, kata “berderit” digunakan penulis untuk menggantikan kondisi pintu warung Bude Nur yang berbunyi ketika setiap kali dibuka, salah satu penyebab pintu itu berbunyi bisa jadi karena pintu tersebut sudah dimakan usia. c. Sebenarnya, aku enggan menyinggahi masa lalu. (16) Data tersebut menyatakan bahwa seseorang dalam konteks tersebut tidak ingin untuk membahas topik yang berkaitan dengan masa lalunya, yang sudah terjadi. d. Padahal, sejauh ini tidak satu pun alasan medis yang terdengar logis. Selain semata-mata faktor genetis. Lantas, haruskah aku menyesali garis zuriatku? (16) Garis zuriat dalam data di atas adalah frasa yang dipilih penulis novel tersebut untuk menghaluskan arti kata zuriat sendiri. Zuriat sendiri dalam KBBI memiliki arti keturunan, maka dala konteks yang sebenarnya, potongan novel tersebut untuk adalah untuk tidak menyesali garis keturunannya. e. Harapanku, untuk menggenapkan separuh imanku kelak, barangkali harus kulupakan jua. (17)
122 Menggenapkan separuh iman digunakan penulis untuk menggantikan arti nikah sendiri, karena belum banyak yang tahu arti “menggenapkan separuh iman”, maka hal tersebut dipilih penulis untuk menghindari rasa tersinggung pada seseorang dalam konteks tersebut yang biasanya hal tersebut adalah hal yang sangat sensitif dipertanyakan saat bertemu dengan orang atau bahka keluarga sendiri. f. Tubuhku pun lumayan bongsor. (43) Bongsor pada data tersebut digunakan penulis untuk menggantikan perawakan seseorang yang memiliki tubuh besar, gemuk, dan tinggi. g. Dari goresan didahinya, dokter bilang kalau itu hanya luka luar. (75) Goresan didahinya digunakan penulis untuk menunjukkan luka yang terdapat dilihat oleh mata telanjang sangat jelas, yang berada didahinya h. Bau apak kertas menguar saat aku membukanya. (77) Pada konteks di atas, menurut KBBI apak yaitu berbau tidak sedap. Kata “apak” digunakan penulis untuk menggantikan bau tak sedap yang berasal dari kertas yang dibukanya. 4. Hiperbola Hiperbola merupakan gaya bahasa yang dibuat atau ditulis dengan cara dilebih-lebihkan. Menurut Keraf (2010:135), hiperbola adalah semaca gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Sebuah karya sastra seperti novel tentunya tak sedikit menggunakan kata-kata yang tidak semestinya, seperti pada beberapa potongan dalam novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta: a. Bahkan keringatku masih bercucuran deras. Dan lututku terasa mau lepas, setelah bolak-balik menyusuri jalan demi menemukan gedung besar ini. (7) “Keringatku masih bercucuran sangat deras” bukanlah sesuatu yang benar-benar terjadi. Keringatnya tidak seperti air hujan yang turun begitu deras, tetapi hal tersebut menunjukkan lelahnya Ia untuk mencari gedung besar yang sudah disebutkan. Sama halnya dengan “lututku terasa mau lepas”, hal tersebut bukan sesuatu yang benar-benar terjadi bahwa lututnya akan lepas. Namun, hal tersebut juga menunjukkan lelah dan pegalnya Ia untuk mencari gedung besar yang sudah disebutkan. b. Sepasang mata elangnya tertuju ke arah celenganku. (8) Data tersebut bukanlah menyampaikan sepasang tatapan seekor burung elang yang menatap ke arah celengannya. Namun, menyatakan tatapan seorang satpam yang begitu tajam menatap ke arah celengannya hingga membuatnya resah. c. Tanganku terasa lembab dan dahiku mengembun. (9) “Dahi berembun” dalam data di atas bukanlah sebuah kondisi yang biasanya terjadi di daerah dengan cuaca dingin, tetapi hal tersebut menjelaskan tangan dan dahinya yang sudah mulai berkeringat karena situasi yang Ia hadapi. d. Hari pertama atau kesepuluh, atau keseribu sekali pun, hanyalah soal angka. (13) Data di atas bukan menunjukkan sekadar hitungan biasa. Namun, data tersebut menyampaikan bahwa hari-hari itu akan cepat dan tetap berlalu. Kesakitan yang dialami tokoh Fai akan segera berlalu. e. Cukup Fadli saja yang mengepakkan sayapnya tinggi-tinggi. (15) Data tersebut bukanlah menunjukkan Fadli yang memiliki sayap, tetapi hal tersebut menunjukkan tokoh Fai yang mengikhlaskan abangnya untuk mengusahakan mencapai sesuatu yang diinginkannya. f. Namun, pikiranku justru memilih untuk tancap gas. (16) Bukan layaknya seseorang yang mengemudikan kendaraan, tetapi pada teks tersebut “tancap gas” menyatakan otaknya yang selalu berkeliaran
123 memikirkan sesuatu yang akan datang, begitupun dengan cara penyelesainnya. g. Aku tak membantah. Ngilu kini berpindah, berdenyut di dalam hatiku. (21) Berdenyut di dalam hatiku tak benarbenar sesuatu berdenyut dalam hatinya. Melainkan terjadi sesuatu yang membuat hati dan perasaannya sakit hingga terasa di organ hatinya. h. Mata Bibik Esih tampak berkacakaca. (23) Matanya berkaca-kaca, bukanlah sesuatu yang mengilap dan mudah pecah. Namun, penggalan tersebut menunjukkan Bibik Esih yang sedih dan hendak menangis ketika hendak pisah oleh tokoh Ifa. i. Aku menatapnya dengan segumpal pertanyaan di dalam benakku. (23) Data tersebut bukan menunjukkan suatu bongkahan yang keras, tetapi hal tersebut menunjukkan banyaknya pertanyaan yang berada dipikirannya. j. Kedua mata Jamila yang membesar langsung berbinar-binar. (33) Data di atas bukan menunjukkan adanya sinar di mata Jamila, tetapi data tersebut menandakan kebahagiaan seorang Jamila. k. Rasa penasaranku lebih membumbung, ingin tahu lebih banyak tentang apa saja yang ada di dalam ruangan ini. (54) “Membumbung” pada data tersebut dapat diartikan mengalir, semakin banyak keingintahuannya tentang yang ada dalam ruangan tersebut. l. Hasratku tergelitik. Terdorong. Terdesak untuk mendekati rak buku. (57) “Hasratku tergelitik” bukanlah merasakan geli, tetapi terdapat keinginan untuk memberanikan diri mendekati rak buku. m. Matanya berbinar-binar. (67) Berbinar-binar pada data tersebut bukanlah semata-mata matanya bersinar, tetapi dari sorot matanya menunjukkan kebahagiaan. n. Berharap senyumku dapat menahan air mata haruku dari meloncat keluar. (67) Pada data di atas bukan berarti air matanya yang akan meloncat, tetapi dengan adanya senyum, Ia berharap agar air matanya tak jadi untuk keluar, air matanya dapat ditutupi oleh senyumannya. b. Gaya Bahasa Kiasan 1. Metafora Menurut Keraf (2010:139), metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Pada novel Membeli Ibu terdapat beberapa penulisan yang mengandung gaya bahasa metafora, seperti berikut ini: a. Sepasang lesung pipi membuat senyumnya seperti terlihat bak iklan-iklan. (9) Pada data tersebut seorang tokoh membandingkan senyum pegawai bank dengan yang ada di iklan-iklan. b. Mata dah macam panda tu. (15) Data tersebut membandingkan mata dengan hewan panda yang identik dengan sekeliling matanya yang hitam. c. Putri lalu mengajakku ke taman, namun aku mengikutinya dengan malas dan melangkah seperti keong. (16) Data di atas membandingkan langkahnya yang lambat, selambat binatang keong. d. Sampai kapan Emak harus melayaniku seperti tuan putri? (21) Pada data tersebut membandingkan dengan seorang tuan putri. Seorang tuan putri yang identik dengan dilayani dan diratukan dimanapun. e. ..., dan membuat daftar kegiatan untuk dipraktikkan saat nanti di Taman Baca kembali dibuka, rasanya waktu tetap saja berjalan terkemut-kemut seperti siput. (30) Data tersebut menunjukkan dan membandingkan cara jalannya yang perlahan seperti siput, binatang yang dikenal langkahnya sangat lambat. f. Dan sungguh, dia manis sekali. Matanya seperti kejora. (81)
124 Data tersebut menunjukksn indahnya mata dengan kejora atau bintang yang terbit dini hari. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta, melalui kajian stilistika, penelitian ini berfokus pada gaya bahasa dominan yang terdapat pada gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan dalam novel Membeli Ibu karya Riawani Elyta. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, ditemukan empat jenis gaya bahasa retoris, meliputi gaya bahasa polisidenton yang terdiri dari tiga puluh dua gaya bahasa, gaya bahasa asidenton sebanyak delapan gaya bahasa, gaya bahasa eufenisme delapan gaya bahasa, dan gaya bahasa hiperbola sebanyak empat belas gaya bahasa. Sementara gaya bahasa kiasan didominasi oleh gaya bahasa metafora sebanyak enam gaya bahasa. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk mengetahui dan memahami mengenai penggunaan gaya bahasa yang digunakan oleh Riawani Elyta dalam novelnya yang berjudul Membeli Ibu, sehingga karya tersebut dapat menjadi juara pertama dalam Kompetisi Menulis Indiva 2020, serta diharapkan pula dapat menjadi referensi pembaca dalam penyusunan karya sastra seperti novel dan karya sastra lainnya. DAFTAR PUSTAKA Fatmalinda, Laili. 2016. Stilistika dalam novel Ayah karya Anrea Hirata. http://mulok.library.um.ac.id/index3.php/7 6152.html. Herliati, Susiana. 2018. Kajian stilistika dalam novel sang pemimpi karya andrea hirata (the study of stylistics in sang pemimpi novel written by andrea hirata). https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jb sp/article/view/4814. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Ikrar Mandiriabadi. Lakaden, Ulfah, dkk. 2020. BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL DI BAWAH BAYANG-BAYANG ODE KARYA SUMIMAN UDU SEBAGAI SARANA KRITIK SOSIAL. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JPB/article/ view/16873. Muhajirah, Nisrina, Dkk. 2021. ANALISIS STILISTIKA NOVEL TENTANG KAMU KARYA TERE LIYE DAN RELEVANSINYA DALAM MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DI SMA. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpu s/article/download/13104/7620. Nasri, Daratullaila. 2019. KAJIAN STILISTIKA NOVEL PADUSI KARYA KA’BATI A STYLISTICS STUDY PADUSI NOVEL BY KA’BATI. https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/j urnal/index.php/tuahtalino/article/view/11 06. Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika Kajian Puitika Bahasam Sastra, dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Selpiyani, Nia Rohayati. 2017. STILISTIKA DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE. https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/literas i/article/view/780. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung : Angkasa. Unsayaini, Marfuah, Dkk. 2019. KAJIAN STILISTIKA NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMA. https://media.neliti.com/media/publication
125 s/54582-ID-kajian-stilistika-novelassalamualaikum.pdf.
126 KLUSTER IV
127 PENERAPAN APLIKASI HALO BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI SEMARANG MATA KULIAH MENULIS ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2021/2022 Title in English (Application of the Halo Bahasa Application to Improve Universitas PGRI Semarang Students Writing Skills Scientific Writing Course Academic Year 2021/2022) Oleh Nadila Fara Maudita Santoso Universitas PGRI Semarang Jalan Gajah Raya No. 4, sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa tengah, Indonesia Telepon 085875074358 Pos-el: [email protected] ABSTRAK Tulisan ini mendeskripsikan Penerapan Aplikasi Halo Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa Universitas PGRI Semarang Mata Kuliah Menulis Ilmiah Tahun Akademik 2021/2022. Metode yang dilakukan pada penelitian yaitu menggunakan metode simak libat cakap dengan menggunakan teknik rekam. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Data yang diperoleh akan dijabarkan dalam bentuk informal berupa deskripsi mengenai permasalahan beserta solusi dari permasalahan yang diteliti. Penerapan aplikasi Halo Bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa mata kuliah Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang tahun akademik 2021/2022 telah menunjukkan hasil yang baik. Peningkatan kemampuan menulis menjadi lebih baik dapat dilihat dari pengurangan kesalahan kata yang telah terjadi. Terdapat puluhan kesalahan tata bahasaa dan tata baca pada penulisan pendahuluan yang dilakukan oleh mahasiswa Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang. Namun, dengan menerapkan aplikasi Halo Bahasa menggunakan fitur KBBI, kesalahan tata bahasa dan tanda baca dapat diminimalisasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari berkurangnya kesalahan tata baca dan tanda baca yang masih terjadi. Hal itu menunjukkan bahwa aplikasi Halo Bahasa memberikan dampak positif dan manfaat dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa mata kuliah Menulis Ilmiah Univerisitas PGRI Semarang. Kata Kunci: penerapan aplikasi halo bahasa, kemampuan menulis mahasiswa, universitas pgri semarang, mata kuliah menulis ilmiah, tahun akademik 2021/2022. ABSTRACT This paper describes the application of the Halo Language application to improve customer service Writing Ability of PGRI Semarang University Students Scientific Writing Course for Academic Year 2021/2022. The method used in this research is to use the method of listening to engage in conversation by using a recording technique. The data analysis technique used the agih method. The data obtained will be explained in an informal form in the form of a description of the problems and solutions to the problems studied. The application of the Halo Bahasa application in improving the writing skills of students in the Scientific Writing course at PGRI Semarang University in the 2021/2022 academic year has shown good results. The improvement in writing skills for the better
128 can be seen from the reduction in word errors that have occurred. there are dozens of grammatical and reading errors in the preliminary writing carried out by the Scientific Writing students of the University of PGRI Semarang. However, by implementing the Halo Bahasa application using the KBBI feature, grammatical and punctuation errors can be minimized. This can be proven from the reduction in grammar and punctuation errors that still occur. it shows that the Halo Bahasa application has a positive impact and benefit in improving the writing skills of students in the Scientific Writing course at the PGRI Semarang University. Keywords: Halo Bahasa application application, student writing ability, Universitas PGRI Semarang, scientific writing course, academic year 2021/2022.
129 PENDAHULUAN Kemampuan menulis sangat diperlukan dalam mata kuliah Menulis Ilmiah. Menurut Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal, serta penggunaan ejaan. Dalam menerapkan kemampuan menulis, banyak mahasiswa semester enam mata kuliah Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang yang masih banyak melakukan kesalahan dalam penulisan tata bahasa dan tanda baca. Berdasarkan prapenelitian yang telah dilakukan, terdapat kesalahan kata sebagai berikut, “Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus ditempuh oleh seluruh peserta didik di seluruh jenjang di Indonesia.” (C1) Kesalahan pada kalimat tersebut yaitu pada konjungsi di yang digunakan seacara berlebihan dalam satu kalimat. Konjungsi di terletak pada di seluruh jenjang di Indonesia. Penggunaan kata secara berlebihan dalam satu kalimat dapat menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif dan salah tafsir. Hal tersebut menjadi permasalahan yang fatal jika dilakukan secara terus-menerus. Petunjuk tata bahasa dan tanda baca yang baik dan benar sebagai salah satu penerapan aplikasi kebahasaan mampu memperbaiki kesalahan yang sering terjadi dalam menulis dan dapat meminimalisasi salah tafsir bagi pembacanya. Linguistik terapan adalah penyelidikan teoritis dan empiris yang menempatkan bahasa sebagai pokok pembahasan (Davies, 2004:3). Menurut Supriani dan Ida (2016:70), kesalahan berbahasa merupakan pemakaian suatu bentuk tuturan dari berbagai unsur kebahasaan yang meliputi kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang menyimpang dari kaidah kebahasaan yang telah ditentukan. permasalahan dalam mata kuliah Menulis Ilmiah harus diperhatikan dan diselesaikan supaya tidak menjadi sebuah permasalahan yang terus terulang kembali. Produk kebahasaan tidak akan memiliki nilai kualitas tinggi jika permasalahan tersebut tidak segera diselesaikan. Pemahaman kebahasaan untuk meningkatkan kemampuan menulis perlu diupayakan dengan menggunakan penerapan aplikasi kebahasaan. Aplikasi tersebut harus menunjang pemahaman kebahasaan. Terdapat penelitian berdasarkan kemampuan menulis mahasiswa dan linguistik terapan, diantaranya Sardila (2015) mengenai upaya membangun kemampuan menulis kreatif mahasiswa dalam menulis biografi dan autobiografi. Hadi (2016) mengenai peningkatan kemampuan menulis mahasiswa melalui pemanfaatan media sosial facebook. Pujiati (2017) mengenai Pemanfaatan Google Translate dalam penerjemahan Teks Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Aplikasi Linguistik Terapan Bidang Penerjemahan). Kirom (2019) serta Akerina dan Kour (2021) mengenai peningkatan kemampuan menulis mahasiswa melalui artikel ilmiah. Mayasari dan Irwansyah (2020) dan Hermoyo dan Suher (2017) yang membahas mengenai peran sosiolinguistik dan budaya lokal dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini menggunakan penerapan sebuah aplikasi yang mencakup seluruh aspek kebahasaan dalam meningkatkan kemampuan menulis ilmiah mahasiswa. Aplikasi Halo Bahasa hadir untuk membantu permasalahan yang terjadi. Aplikasi dari badan bahasa yang telah diresmikan pada Bulan Februari 2020 menghadirkan beberapa fitur yang akan membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis. Aplikasi Halo Bahasa menghadirkan beberapa fitur, sebagai berikut.
130 Gambar 1. Beranda aplikasi Halo Bahasa Berdasarkan gambar tersebut, aplikasi Halo Bahasa memiliki fitur KBBI yang dapat meminimalisasi kesalahan penulisan kata baku dan tidak baku yang sering terjadi. Fitur KBBI ini dapat membantu dan memudahkan dalam menunjukkan kata baku dalam bahasa Indonesia. Selain fitur KBBI, aplikasi ini juga memiliki fitur ensiklopedia untuk memudahkan kita dalam mencari sumber referensi sebagai acuan dalam penelitian. Aplikasi Halo Bahasa ini juga memiliki fitur SPAI atau Padanan Istilah Asing Indonesia yang dapat memudahkan dalam mengetahui padanan kata asing dalam bahasa Indonesia supaya tidak terdapat banyak istilah asing dalam karya ilmiah. Fitur UKBI atau Uji Kemahiran Bahasa Indonesia juga dapat memudahkan pelaksanakan ujian kemahiran berbahasa Indonesia. Fitur BIPA daring atau Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing juga memudahkan penutur asing untuk bisa belajar bahasa Indonesia dengan mudah karena melalui sistem daring. Aplikasi Halo Bahasa menyediakan konsultasi dengan ahli bahasa terkait kebahasaan dan kesastraan yang dapat memudahkan untuk memecahkan permasalahan suatu permasalahan kebahasaan dan kesastraan. Aplikasi tersebut merupakan pengembangan dan inovasi badan bahasa yang menjadikan seluruh produk dan semua layanan hanya dalam satu aplikasi pintar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan aplikasi Halo Bahasa dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tahun akademik 2021/2022. Penelitian ini memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh pembaca seperti bagaimana penggunakan aplikasi Halo Bahasa secara tepat, menimalisisasi kesalahan dalam penulisan bahasa baku dan tanda baca dengan benar, serta memperbaiki kualitas penulisan mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tahun akademik 2021/2022. Penelitian ini menarik untuk diteliti karena belum ada penelitian terkait penerapan aplikasi Halo Bahasa dan belum banyak penelitian mengenai aplikasi terapan. Dalam sebuah penelitian, tentu harus mempunyai dasar teori yang digunakan dalam mengambil data. Pada penelitian ini, teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Schmit dan Celce-Muria (dalam Davies, 2004:4) yang mendefinisikan bahwa linguistik terapan sebagai aplikasi atau penggunaan tentang apa yang kita ketahui tentang bahasa, bagaimana ia dipelajari, bagaimana itu digunakan, dalam rangka untuk mencapai beberapa tujuan atau memecahkan beberapa masalah di dunia nyata. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian campuran. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan melakukan pratest serta posttest. Melalui pengambilan data tersebut, gambarangambaran yang sering terjadi pada mahasiswa dalam menulis proposal akan disajikan beserta solusi yang tepat dalam menggunakan aplikasi halo bahasa. Kemudian, melalui hasil pratest dan posttest akan disajikan dengan data yang sudah diolah. Dari penelitian ini yaitu proposal hasil tugas akhir mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tahun akademik
131 2021/2022. Data dari penelitian yaitu hasil karya ilmiah dan hasil wawancara mahasiswa mata kuliah Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang. Sumber data dari penelitian ini merupakan mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tahun akademik 2021/2022. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode simak libat cakap dengan menggunakan teknik rekam. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Data yang diperoleh akan diajabarkan dalam bentuk informal berupa deskripsi mengenai permasalahan beserta solusi dari permasalahan yang diteliti. HASIL DAN PEMBAHASAN Menulis Pendahuluan Sesuai Dengan Judul yang Telah Disetujui Oleh Dosen Pengampu Mahasiwa Universitas PGRI Semarang menuliskan pendahuluan berdasarkan judul yang telah disetujui oleh dosen pengampu. Setelah itu, penulisan pendahuluan tersebut akan dijadikan tolak ukur peran aplikasi Halo Bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tahun akademik 2021/2022. Kemampuan menulis sangat diperlukan untuk menyusun karya ilmiah dalam mata kuliah Menulis Ilmiah. Menurut Nurgiyantoro (2001:273), Menulis adalah sebuah aktivitas untuk mengungkapkan ide melalui bahasa. sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018:968), menulis merupakan sebuah ungkapan yang dapat melahirkan rasa. Tahapan wawancara sebelum mengenalkan aplikasi Halo Bahasa Mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah belum mengenal aplikasi Halo Bahasa sebagai sebuah aplikasi kebahasaan yang sangat berguna untuk membantu dalam menulis ilmiah. Aplikasi yang baru dirilis oleh badan bahasa tersebut belum banyak yang mengetahui karena jangkauan pengenalannya yang belum terlalu luas. Hal ini disebabkan kurangnya strategi pemasaran yang dilakukan. Ketika menanyakan apakah mengenal aplikasi Halo Bahasa, mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah tidak dapat menunjukkan sebuah pengenalan terhadap aplikasi tersebut. Mahasiwa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah bahkan mengatakan bahwa aplikasi tersebut belum pernah didengar, aplikasi seperti apa dan aplikasi yang telah diresmikan oleh siapa tidak diketahui oleh yang bersangkutan. Tahapan Pengenalan Aplikasi Halo Bahasa. Setelah melakukan pengumpulan data melalui tahapan wawancara dengan pertanyaan mendasar yang ditanyakan untuk mengetahui mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah mengenal aplikasi Halo Bahasa, tahapan selanjutnya yaitu mengenalkan aplikasi Halo Bahasa kepada mahasiswa. Tahapan ini merupakan tahapan mendasar untuk memasuki pembahasan mengenai aplikasi Halo Bahasa. dalam pengenalan aplikasi tersebut, penjelasan tata cara dalam mendapatkan aplikasi Halo Bahasa yang utama dilakukan. tahapan penjelasannya sebagai berikut. 1) Memasuki play store untuk bisa mendapatkan aplikasi tersebut. Aplikasi Halo Bahasa hanya terdapat di play store atau teknologi berbasis android dan belum terdapat di app store atau teknologi berbasis ios. Setelah memasuki play store, dapat mencari aplikasi Halo Bahasa di bagian pencarian. Setelah menemukannya, klik bagian aplikasi halo Bahasa untuk melakukan instal
132 Gambar 2. Pencarian aplikasi Gambar 3. Tahapan instal Halo Bahasa di Play Store aplikasi Halo Bahasa 2) Setelah tahapan instal aplikasi halo bahasa berhasil, buka aplikasi melalui telepon genggam. Gambar 4. Proses membuka aplikasi Halo Bahasa Gambar 5. Pendaftaran akun pengguna aplikasi Halo Bahasa 3) Setelah pendaftaran akun selesai, aplikasi Halo Bahasa siap digunakan dengan fasilitas yang memadai untuk membantu dalam menulis ilmiah, seperti fitur KBBI, Dapobas, SPAI, UKBI, BIPA, Buku, dan ensiklopedia.
133 Gambar 6. Tampak depan dari aplikasi Halo Bahasa Praktek Penulisan Menggunakan Aplikasi Halo Bahasa Setelah melakukan instal aplikasi Halo Bahasa, mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah melakukan sebuah praktek menulis pendahuluan dengan menggunakan aplikasi Halo Bahasa. Praktek dalam menggunakan aplikasi Halo Bahasa mencakup beberapa hal sebagai berikut. 1) Penulisan tata bahasa yang baik dan benar atau baku, dapat menggunakan fitur KBBI. Dalam fitur KBBI, pemerolehan tata bahasa yang baku akan mudah didapatkan dan dapat menyempurnakan kesahalan yang telah dilakukan dalam membuat pendahuluan sebelumnya tanpa menggunakan aplikasi Halo Bahasa. Gambar 7. Fitur KBBI dalam aplikasi Halo Bahasa 2) Selain praktek dengan fitur KBBI, mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata Kuliah Menulis Ilmiah juga praktek dengan menggunakan SPAI yang memiliki kepanjangan Senarai Padanan Asing Indonesia. Dalam fitur ini, dapat mengetahui padanan kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia karena dalam menulis ilmiah yang berbasis bahasa Indonesia, harus menggunakan padanan kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia. Gambar 8. Fitur SPAI dalam aplikasi Halo Bahasa 3) Fitur buku digital dalam aplikasi Halo Bahasa juga menjadi hal yang dapat membantu mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah dalam menyusun karya ilmiahnya. Fitur buku digital ini dapat membantu dalam menemukan referensi buku yang nantinya akan menjadi
134 landasan teori yang digunakan dalam menulis ilmiah. Gambar 8. Fitur buku digital dalam aplikasi Halo Bahasa 4) Selain itu, prakter fitur ensiklopedia sastra Indonesi. Dalam fitur tersebut, dapat ditemukan berbagai karya sastra yang dibutuhkan dalam menulis ilmiah. Gambar 9. Fitur ensiklopedia dalam aplikasi Halo Bahasa 5) Terakhir, fitur yang menjadi hal menarik untuk dipraktekkan dalam peningkatan kemampuan menulis mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah yaitu fitur dapobas yang memiliki kepanjangan Data Pokok Kebahasaan dan Sesastraan. Dapobas dapat dimanfaatkan untuk mencari data-data yang berkaitan dengan kebahasaan dan kesastraan yang mencakup penelitian bahasa, produk bahasa, maupun tautan bahasa. Gambar 10. Fitur dapobas dalam aplikasi Halo Bahasa Hasil Penelusuran Data Sebelum Menggunakan Aplikasi Halo Bahasa (C1) di terletak pada di seluruh jenjang di Indonesia. (C2) Ketidak tepatan pendidik dalam meilih model pembelajaran akan membuat kelas menjadi lebih baik. (C3) Pemilihan model pembelajaran yang kreatif dapat membantu pendidik menyampaikan materi dan peserta didik dapat menerima materi se maksimal mungkin. (C4) Demikianlah pula yang pembelajaran merupakan nilai tambah dari sebuah sistem ketenaga kerjaan pendidikan.
135 (C5) Proses pembelajaran yang mana menjadi nilai tambah kwalitas pendidik dan peserta didik. (C6) Model pembelajaran akan membuat kelas menjadi kondusif, aktif lebih kreatif dan menyenangkan. (C7) Kurikulum yang ditetapkan di sman 1 Pati. (C8) Salah atu model Cooperative Interrogated Reading And Composition. (C9) Tujuan model CIRC yaitu peserta didik dapat lebih aktif dalam pembelajaran menulis cerpen yang mana mengembangkan daya inisiatif. (C10) Terlebih lagi dalam kwalitas pendidik. (C11) Pembelajaran Ketrampilan Menulis Teks Deskripsi pada Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 1 Pati Tahun Pelajaran 2021/2022 (C12) Salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat gaya bahasa adalah puisi. (C13) Gaya bahasa digunakan untuk mengungkapkan satu makna melalui bahasa- bahasa yang indah. (C14) 1 Gaya bahasa paling menonjol dalam sebuah penulisan puisi ini. (C15) Pada puisi antologi 13 yang mana merupakan kumpulan puisi dari pemenang lomba tulis.me Ke-13. (C16) Materi teks puisi yang diajarkan pada jenjang SMA meliputi ciri-ciri teks puisi, struktur teks dan ciri-ciri teks puisi. (C17) Pada jenjang SMA ini, peserta didik dituntut untuk mampu memahami, menganalisis, dan menerapkan. (C18) oleh sebab itu, dengan adanya analisis gaya bahasa pada antologi 13 ini diharapkan peserta didik tidak hanya memahami dan mengetahui pengertian gaya bahasa saja, tetapi dapat menganalisis dan menerapkannya ketika menulis puisi atau pun menganalisis sebuah puisi. (C19) Gaya bahasa teks puisi yang biasanya digunakan pada jenjang SMA adalah gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh peserta didik. (C20) Pada gaya bahasa retoris terdapat 21 jenis, sedangkan gaya bahasa kiasan terdapat 16 jenis.. (C21) Ketrampilan berbahasa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek ketrampilan berbahasa (C22) Teks prosedur adalah sebuah teks yang berisi cara, atau tujuan menggunakan sesuatu, baik itu benda maupun jasa. (C23) Hal ini dapat di lihat dari masih banyaknya siswa yang memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. (C24) Penyebab rendahnya nilai peserta didik, karena masih rendahnya minat yang dialami oleh peserta didik. (C25) Berdasarkan latar belakang permasalahan, terdapat beberapa poin permasalahan dalam pembelajaran teks prosedur. (C26) Kebosanan yang dialami oleh peserta didik dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik yang monoton dan tidak menarik. (C27) Berdasrkan hal tersebut, peneliti telah berdiskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, kelas VII, permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah model pembelajaran yang kurang efektif. Hasil Penelusuran Data Setelah Menggunakan Aplikasi Halo Bahasa (C1) Terletak pada seluruh jenjang di Indonesia. (C2) Ketidaktepatan pendidik dalam memilih model pembelajaran akan membuat kelas menjadi lebih baik. (C3) Pemilihan model pembelajaran yang kreatif dapat membantu pendidik dalam menyampaikan materi yang dapat menerima materi semaksimal mungkin. (C4) Pembelajaran merupakan nilai tambah dari sebuah sistem tenaga kerja pendidikan. (C5) Proses pembelajaran menjadi nilai tambah kwalitas pendidik dan peserta didik.
136 (C6) Model pembelajaran akan membuat kelas menjadi kondusif, aktif, dan menyenangkan. (C7) Kurikulum yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Pati. (C8) Salah satu model Cooperative Interrogated Reading And Composition. (C9) Tujuan model CIRC yaitu peserta didik dapat lebih aktif dalam pembelajaran menulis cerpen untuk mengembangkan kreativitas. (C10) Terutama dalam kualitas pendidik. (C11) Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks Deskripsi pada Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 1 Pati Tahun Pelajarn 2021/2022 (C12) Salah satu karya sastra yang di dalamnya terdapat gaya bahasa adalah puisi. (C13) Gaya bahasa digunakan untuk mengungkapkan satu makna melalui bahasa-bahasa yang indah. (C14) Satu gaya bahasa paling menonjol dalam sebuah penulisan puisi. (C15) Pada puisi antologi tiga belas merupakan kumpulan puisi dari pemenang lomba tulis.me Ke-13. (C16) Materi teks puisi yang diajarkan pada jenjang SMA meliputi ciri-ciri teks puisi, struktur teks, dan ciri-ciri teks puisi. (C17) Pada jenjang SMA, peserta didik dituntut untuk mampu memahami, menganalisis, dan menerapkan. (C18) oleh sebab itu, dengan adanya analisisasi gaya bahasa pada antologi 13 ini diharapkan peserta didik tidak hanya memahami dan mengetahui pengertian gaya bahasa saja tetapi dapat menganalisisasi dan menerapkannya ketika menulis puisi ataupun menganalisisasi sebuah puisi. (C19) Gaya bahasa teks puisi yang biasanya digunakan pada jenjang SMA adalah gaya bahasa yang ringan dan mudah dimengerti oleh peserta didik. (C20) Pada gaya bahasa retoris terdapat 21 jenis, sedangkan gaya bahasa kiasan terdapat 16 jenis. (C21) Keterampilan berbahasa pada pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan berbahasa (C22) Teks prosedur adalah sebuah teks yang berisi cara atau tujuan menggunakan sesuatu, baik itu benda maupun jasa. (C23) Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya siswa yang memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan KKM yang telah ditentukan yaitu 70. (C24) Penyebab rendahnya nilai peserta didik karena masih rendahnya minat yang dialami oleh peserta didik. (C25) Berdasarkan latar belakang permasalahan terdapat beberapa poin permasalahan dalam pembelajaran teks prosedur. (C26) Kebosanan yang dialami oleh peserta didik dikarenakan model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik yang kurang menarik. (C27) Berdasarkan hal tersebut yang telah disesuaikan dengan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, permasalahan yang menjadi fokus penelitian adalah model pembelajaran yang kurang efektif. Hasil Evaluasi Praktek Menulis Menggunakan Aplikasi Halo Bahasa Dalam menerapkan sebuah aplikasi Halo Bahasa, tentu akan mendapatkan tujuan dari hal tersebut. Tujuan itu lebih mengarah pada hasil menulis pendahulua sebelum dan sesudah mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah. Tentu harus dengan sebuah perbandingan supaya kita dapat mengetahui peningkatan atau penurunan kemampuan menulis mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah. Oleh karena itu, disajikan beberapa table hasil pretest dan posttest penulisan mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah. Tabel 1. Hasil evaluasi kesalahan kata prateset dan posttest
137 Sumber Pratest Posttest Jumlah Salah Kata Jumlah Salah Kata Sumber 1 26 11 Sumber 2 17 3 Sumber 3 10 2 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat pengurangan kesalahan kata yang terdapat pada hasil menulis pendahuluan mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang telah terjadi akibat dari penerapan aplikasi Halo Bahasa dalam kemampuan menulis mahasiswa. Selisih jumlah kesalahan kata pratest dan posttest yang menunjukkan peningkatan hasil menulis mahasiswa telah menunjukkan bukti bahwa penarapan aplikasi Halo Bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah mempunyai pengaruh dalam membantu menulis. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian terkait dengan hasil peningkatan menulis karya ilmiah juga ditunjukkan pada penelitian milik Kirom (2019) dan Darmuki dkk. (2021). Berdasarkan hasil wawancara lanjutan, mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah juga mampu dalam memahami fitur yang terdapat dalam aplikasi Halo Bahasa. aplikasi yang memiliki berbagai fitur, seperti KBBI, dapobas, SPAI, UKBI, BIPA, buk digital, dan ensiklopedia, disajikan dengan mudah untuk bisa dipahami oleh mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah. Dampak yang didapatkan dalam menerapkan aplikasi Halo Bahasa ini juga lebih signifikan terdapat meningkatan dalam kemampuan bahasa Indonesia karena mahasiswa menjadi mempunyai pedoman untuk bisa menulis karya ilmiah dengan menggunakan tata bahasa baku dan tanda baca baik dan benar. Penerapan aplikasi yang menunjukkan dampak positif bagi penggunanya dan menghasilkan hasil responsive juga disajikan dalam penelitian karya Tahel dan Ginting (2018), Sihombing dan Yanris (2020), Arif (2015), dan Mulatsih (2020) Bedasarkan hasil wawancara pula, terdapat langkah-langkah penyusunan Tugas Mata Kuliah Menulis Ilmiah menggunakan aplikasi Halo Bahasa. berikut langkah-langkah yang telah dilalui. Penggunaan aplikasi Halo Bahasa efektif dalam membantu mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah dalam menyusun hasil karya ilmiah karena membantu untuk memberikan informasi tata baca dan tanda baca yang tepat sesuai dengan kaidah kebahasaan. Mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah memberikan saran yang mencakup peningkatan fitur kebahasaan pada aplikasi Halo Bahasa karena PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) belum terdapat dalam aplikasi Halo Bahasa. Mahasiswa Universitas PGRI Semarang mata kuliah Menulis Ilmiah juga berharap bahwa aplikasi ini dapat berinovasi dan Usulan Judul kepada dosen pengampu Penyusunan Kerangka proposal Melengkapi sistematika proposal Memerika tata bahasa dan tanda baca menggunakan aplikasi Halo Bahasa Menuliskan hasil perbaikan tata bahasa dan tanda baca yang masih salah
138 membantu semua orang dalam menyusun karya ilmiah atau produk kebahasaan lainnya yang menuntut untuk menggunakan tata bahasa dan tanda baca yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Penerapan aplikasi Halo Bahasa dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa mata kuliah Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang tahun akademik 2021/2022 telah menunjukkan hasil yang baik. Peningkatan kemampuan menulis menjadi lebih baik dapat dilihat dari pengurangan kesalahan kata yang telah terjadi. terdapat puluhan kesalahan tata bahasaa dan tata baca pada penulisan pendahuluan yang dilakukan oleh mahasiswa Menulis Ilmiah Universitas PGRI Semarang. Namun, dengan menerapkan aplikasi Halo Bahasa menggunakan fitur KBBI, kesalahan tata bahasa dan tanda baca dapat diminimalisasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dari berkurangnya kesalahan tata baca dan tanda baca yang masih terjadi. hal itu menunjukkan bahwa aplikasi Halo Bahasa memberikan dampak positif dan manfaat dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa mata kuliah Menulis Ilmiah Univerisitas PGRI Semarang. DAFTAR PUSTAKA Akerina, F. O., & Kour, F. (2021). Pelatihan Mendeley Desktop Bagi Ikatan Mahasiswa Keperawatan Di Kota Tobelo Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Ilmiah. Jurnal Hirono, 1(1), 8–15. https://doi.org/10.55984/hirono.v1i1. 50 Arif, M. (2015). Penerapan Aplikasi Anates Bentuk Soal Pilihan Ganda. Edutic - Scientific Journal of Informatics Education, 1(1), 1–9. https://doi.org/10.21107/edutic.v1i1.3 98 Darmuki, A., Hariyadi, A., & Hidayati, N. A. (2021). Peningkatan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Menggunakan Media Video Faststone di Masa Pandemi COVID-19. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(2), 389–397. https://doi.org/10.31949/educatio.v7i 2.1027 Davies, A. (2004). An Introduction to Applied Linguistics (A. Davies (ed.); 2nd ed.). Edinburgh University Press. Hadi, M. J. (2016). Pemanfaatan Media Sosial Facebook Sebagai Media Peningkatan Kemampuan Menulis Mahasiswa. Jurnalistrendi: Jurnal Linguistik …, 1(1), 1–6. http://ejournal.unwmataram.ac.id/tren di/article/view/21%0Ahttp://ejournal. unwmataram.ac.id/index.php/trendi/ar ticle/download/21/9 Hermoyo, R. P., & Suher. (2017). Peranan Budaya Lokal dalam Materi Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). ELSE (Elementary School Education Journal), 1(1916), 120– 126. http://103.114.35.30/index.php/pgsd/a rticle/view/1060 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia (B. P. dan P. Bahasa (ed.); V). Balai Pustaka. Mayasari dan Irwansyah. (2020). 김영 1 ․ 이영 2 † 1. 26(10), 44–58. Mulatsih, B. (2020). Penerapan Aplikasi Google Classroom, Google Form, dan Quizizz dalam Pembelajaran Kimia di Masa Pandemi Covid-19. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah Guru, 5(1), 16– 26. Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan sastra Indonesia. BPFE. Pendidikan Bahasa Indonesia, P., PGRI Lubuklinggau, S., Sumatera, S., & Kirom, S. (2019). Published by LP4MK STKIP PGRI LUBUKLINGGAU PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KECERDASAN VERBAL
139 LINGUISTIK. 2(2), 204–226. http://www.ojs.stkippgrilubuklinggau.ac.id/index.php/SIBISA URL:https://doi.org/10.31540/silamp aribisa.v2i2.616 Pujiati, T. (2017). Pemanfaatan Google Translate dalam Penerjemahan Teks Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Membangun Paradigma Kehidupan Melalui Multidisiplin Ilmu, 1, 127–136. http://openjournal.unpam.ac.id/index. php/Proceedings/article/view/766 Sardila, V. (2015). Strategi Pengembangan Linguistik Terapan Melalui Kemampuan Menulis Biografi Dan Autobiografi : Sebuah Upaya Membangun. Jurnal Pemikiran Islam, 40(2), 110–117. https://scholar.google.co.id Sihombing, V., & Juni Yanris, G. (2020). Penerapan Aplikasi Dalam Mengolah Aset Desa (Studi Kasus: Kepenghuluan Sri Kayangan). Jurnal Mantik Penusa, 4(1), 12–15. Tahel, F., & Ginting, E. (2018). Penerapan Aplikasi Flash Dalam Media Pembelajaran Mewarnai Gambar Untuk Meningkatkan Motorik Halus. Jurnal Informatika Kaputama(JIK), 2(1), 34–43.
140