GENDIS SEWU BERKARYA
PANDORA DAN SAMUDERA
Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDK St. Vincentius 1
Surabaya
PANDORA DAN SAMUDERA
Penulis : Maria Benetta Ivana,
Timothi Eugene, Anastasia
Christabel, dkk
Ilustrator : Annisa Kurnia Safitri
Penyunting : Ayu Dewi A.S.N, Mizani
Putri R, dan Nurul Panca
Penyunting Akhir : Faradila Elifin Malidin, Vivi
Sulviana, Ayu Dewi A.S.N,
Rici Alric K, dan Vegasari
Yuniati
Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Jln. Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas
partisipasi yang telah diberikan dalam Gerakan
Melahirkan 1000 Penulis dan 1000 Pendongeng.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya,
bahwa:
Judul : Pandora dan Samudera
Penulis : Seraphina Miracle, Jonathan Adi,
Timothy Eugene, Laura Aprillia,
Aaron Santoso, Monica Patricia W,
Menty Aura J, Valentino Hiroki
Sutanto, Kania Padma Anggraini,
Ardiyansyah Ernanto, Yoan Micho
Zheptano, Maria Benetta Ivana,
Anastasia Christabel, Grace
Angelica, Felicita A
adalah benar merupakan karya asli setiap judul
cerpen dengan batas plagiasi sesuai dengan
kesepakatan para editor penulis Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. (bukti
terlampir)
Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-
benarnya serta akan menjadi pertanggungjawaban
kami jika terjadi plagiasi penulis siap menghapus
dan tidak diikutsertakan dalam antologi.
Surabaya, 03 Desember 2022
Yang memberi pernyataan,
Koordinator Tutor Penulis
Kecamatan Sawahan Kecamatan Sawahan
( Handoko ) (Mizani Putri) (Nurul Panca)
Mengetahui,
Kapten Penulis
(Vega Sari Yuniati)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas rida dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan buku hasil
karya kelas Gendis Sewu Berkarya dengan judul
Pandora dan Samudera. Tidak lupa, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Kepala SDK St.
Vincentius 1 Surabaya yang telah mendukung dan
membantu kelancaran terselenggaranya kelas
Gendis Sewu Berkarya, mulai dari proses
pembelajaran hingga penyusunan hasil karya.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada teman-teman petugas TBM se-Kecamatan
Sawahan yang telah membantu baik secara morel
maupun materiel sehingga karya cerpen dari bibit
penulis ini dapat terwujud.
Buku ini merupakan hasil dari pemikiran dan
kreativitas para bibit penulis setelah mengikuti
kelas penulis. Meskipun telah melalui proses
penyuntingan dari penulis, namun tidak
mengurangi isi dan tema dari ide asli para bibit
penulis dalam membuat ceritanya.
Tim penulis menyadari bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan dari hasil karya tulis
bibit penulis. Tim penulis dan para bibit meyakini
telah melakukan yang terbaik untuk
terselesaikannya buku ini, jika masih terdapat
kesalahan tim penulis mohon maaf atas kesalahan
tersebut dan akan berusaha lebih baik lagi. Kritik
dan saran dari pembaca akan selalu ditunggu agar
buku ini dapat menjadi lebih baik dan berguna
untuk kepentingan bersama.
Surabaya, 2022
Tim Penulis se-Kecamatan Sawahan
KATA SAMBUTAN
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayat-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita
selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam ikut
serta membangun Kota Surabaya yang kita cintai.
Kita patut bangga dan memberi apresiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota
Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya
tulis yang berjudul Pandora dan Samudera.
Buku para bibit Gendis Sewu menghasilkan
karya tulis dari anak-anak cerdas yang telah
melalui proses panjang dan berjenjang dan
merupakan karya-karya imajinatif yang
mengandung pesan moral dengan bahasa yang
mudah dipahami juga sangat baik untuk dinikmati.
Semoga kedepannya akan menjadi inspirasi
untuk berkembangnya budaya literasi dari
berbagai kalangan masyarakat di Kota Surabaya.
Akhir kata, semoga buku Gendis Sewu Berkarya
dengan judul Pandora dan Samudera bermanfaat
bagi semua pihak dan perkembangan pada bibit
Gendis Sewu.
Surabaya, 2022
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya,
Mia Santi Dewi, S.H., M.Si.
SEKAPUR SIRIH
Segala puji dan syukur sepantasnya kami
tunjukkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan berkatNya rangkaian kegiatan
Gendis Sewu (Gerakan Pendongeng dan Penulis
Seribu) tahun 2022 di SDK St. Vincentius 1
Surabaya telah terlaksana dengan baik dan lancar.
Kegiatan Gendis Sewu ini merupakan bentuk
gotong royong dan kerja sama antara SDK St.
Vincentius 1 Surabaya bersama Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota
Surabaya untuk meningkatkan kompetensi literasi
para siswa-siswi. Pengembangan budaya literasi di
sekolah juga dilaksanakan secara bersama-sama
lima belas menit sebelum proses pembelajaran di
mulai
Kegiatan Gendis Sewu ini diharapkan
berdampak pada semakin meningkatnya
perkembangan kegiatan literasi di sekolah.
Sehingga akan lebih banyak lagi ditemukan
kemampuan dan keterampilan siswa khususnya
dalam bidang keterampilan mendongeng dan
menulis cerita pendek. Melalui mendongeng dan
menulis cerpen ini, akan ada jejak karya siswa-
siswi yang bisa disampaikan ke teman lain dan
masyarakat sehingga diharapkan bisa memberikan
motivasi dan inspirasi bagi pendengar dan
pembacanya.
Selaras dengan jargon sekolah “Mandiri
Berprestasi” tentunya dalam kegiatan Gendis
Sewu ini siswa-siswi telah menghasilkan sebuah
karya dari proses pembinaan secara mandiri. Dari
pembimbingan tenaga profesional dari tim Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Kota
Surabaya, siswa mampu menuangkan ide dan
gagasan saat mendongeng dan menulis. Hasil
karya nyata ini merupakan prestasi tersendiri bagi
siswa-siswa SDK St. Vincentius 1 sebagai
implementasi program Sekolahe Arek Suroboyo
(SAS) yang telah dicanangkan oleh Bapak Wali
Kota Surabaya dalam peringatan Hari Pahlawan
tahun 2022
Kami berharap semoga kegiatan ini sebagai
awal yang baik untuk meningkatkan budaya literasi
di sekolah kami agar lebih baik, juga ada tindak
lanjut dari kegiatan ini secara berkesinambungan
agar hasilnya dapat dirasakan secara nyata bagi
siswa maupun sekolah dalam hal kualitas maupun
kuantitas pemberdayaan literasi. Sentuhan-
sentuhan tangan dingin dari para petugas
tentunya sangat berpengaruh pada capaian/goals
yang diinginkan secara skala besar untuk
menjadikan Kota Surabaya menjadi Kota Literasi.
Pada kesempatan ini sudah layak dan
sepantasnya bila kami mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang telah memberikan kesempatan
dan peluang kerjasama yang baik. Terutama pada
para petugas-petugas di Kecamatan Sawahan
yang sudah mendampingi dan membimbing siswa-
siswi kami untuk berkreasi dan menghasilkan karya
dalam hal keterampilan mendongeng dan menulis
cerpen. Hal ini semoga dapat menjadi bekal untuk
meningkatkan kemampuan kecakapannya sehingga
mampu berkembang dan berprestasi sesuai dengan
bakat minat yang dimiliki siswa. Hal ini
diejawantahkan dalam aksi nyata menghasilkan
para pendongeng cilik dan buku antologi cerpen
buah karya siswa-siswi SDK St. Vincentius 1
Surabaya.
Kiranya tiada hal yang dapat kami berikan
untuk membalas kebaikan dan jerih payah yang
telah dilakukan oleh para petugas dalam
membimbing dan mendampingi siswa-siswi kami.
Semoga kebaikan yang telah dilakukan menjadi
ladang pahala kebaikan untuk semuanya, jika
selama melakukan proses kegiatan Gendis Sewu ini
ada siswa, guru, dan karyawan ataupun kami
selaku Kepala SDK St. Vincentius 1 Surabaya ada
khilaf dan salah yang kurang berkenan kami mohon
maaf.
Salam Literasi
Surabaya, 2022
Kepala SDK St. Vincentius 1 Surabaya
Drs. Kukuh Riyanto., M. Pd
DAFTAR ISI
1. Boneka Baru ....................................... 1
2. Pencuri Misterius ................................ 8
3. Hazel dan Karin................................... 16
4. Mabar................................................. 21
5. Kejujuran Yuna ................................... 27
6. Gagal Piknik ........................................ 35
7. Berbohong .......................................... 39
8. Kartika Penyuka Sejarah...................... 44
9. Pentingnya Menjaga Kebersihan .......... 49
10.Laura dan Kancil ................................. 55
11.Kucing Kesayangan ............................. 58
12.Kegiatan dalam Hidupku ...................... 64
13.Makanan yang Hilang .......................... 67
14.Si Miskin yang Kaya ............................. 71
15.Serena dan Temannya ......................... 80
16.Ulang Tahunku .................................... 84
BONEKA BARU
Oleh Maria Benetta I
Saat libur adalah hari yang paling bahagia.
Matahari bersinar cerah. Pukul 05.00 tepat, ibu
segera menuju ke kamar Vika, kemudian membuka
jendela lebar-lebar. Vika terbangun dari tempat
tidurnya.
“Vika, ayo bangun! Sudah pagi nih,” kata
ibu.
“Ah, aku enggak mau bangun, Bu,” seru
Vika.
“Apakah kamu tidak mau ke rumah
kawanmu?” tanya ibu.
“Nah, kalau itu aku mau, Bu,” seru Vika
dengan senang.
1
“Baiklah,” jawab ibu.
Vika segera menuju ke kamar mandi lalu dia
sarapan. Vika melihat ayahnya membaca koran,
dia juga mengikutinya. Dia melihat isi koran
tersebut dan menemukan gambar boneka yang
lucu. Ibu datang dan menyiapkan makanan untuk
ayah dan Vika.
Saat mereka sarapan bersama, Vika
mengatakan kepada ayah dan ibu untuk
membelikannya boneka yang tercantum di dalam
koran itu. Vika sangat menyukai boneka itu.
Boneka itu merah muda, warna kesukaannya.
Harganya lumayan mahal.
“Bu, aku mau boneka seperti yang ada di
dalam koran itu!” seru Vika.
2
“Cobalah ambil koran itu, Ibu mau lihat
sebentar,” kata ibu.
Vika segera mengambil koran itu dan
memberikannya kepada ibu.
“Ini Bu, korannya,” seru Vika saat
memberikan koran itu kepada ibu.
Ibu membuka halaman koran tersebut yang
tercantum gambar boneka itu.
“Oh, ternyata ini bonekanya. Lumayan
bagus ternyata,” kata ibu.
“Oke, nanti Ibu belikan, ya,” lanjut ibu.
“Yeyy, terima kasih, Ibu!” seru Vika dengan
senang.
Pukul 09.00 tepat, ibu mengajak Vika ke
toko yang berjualan boneka itu. Di perjalanan
3
menuju toko boneka, Vika sangat senang sekali.
Sampai di toko, Vika segera bertanya kepada
penjual boneka.
“Permisi, apakah di sini ada boneka seperti
di dalam koran?” tanya Vika ragu kepada penjual
boneka.
“Iya, toko kami memang menjual boneka itu,
tetapi maaf … bonekanya sudah habis karena itu
adalah limited edition,” kata penjual boneka.
“Oh baiklah kalau begitu, terima kasih,”
kata Vika dengan sedih.
“Sama-sama,” sahut penjual boneka itu.
Vika pulang dengan raut muka sedih dan
mata berkaca-kaca. Dia meminta boneka lain
kepada ibu, beliau mengabulkannya. Ibu menuju
4
toko boneka pertama, tetapi Vika tidak cocok
dengan semua boneka tersebut. Beberapa menit
kemudian sampai di toko boneka kedua dan Vika
tidak cocok lagi dengan semua boneka di sana.
Ibu mencoba menenangkan Vika dan dia
sudah tenang. Dia sudah tidak memikirkan
masalah itu lagi. Ibu mengantarkan Vika ke rumah
kawannya bernama Santika. Sampai di rumah
kawannya, ternyata Santika membuat kejutan
untuk Vika. Kejutannya adalah boneka baru seperti
yang ada di dalam koran milik ayahnya.
“Ini ada hadiah untukmu!” seru Santika
kepada Vika.
“Wahhh ini beneran, San?” seru Vika
kepada Santika.
5
“Iya,” kata Santika senang.
“Terima kasih, ya!” sahut Vika dengan
senang hati.
“Kamu kok tahu sih kalau aku ingin boneka
ini?” tanya Vika.
“Hehehe aku tahu lah. Waktu itu aku
mendengarkan curhatan dari Ibumu saat bertemu
di swalayan. Ibu berkata kalau kamu ingin boneka
ini. Ya sudah, aku dan Ibumu membelikan boneka
ini untukmu lalu boneka itu ditaruh di rumahku,”
tegas Santika.
“Iya, Sayang. Ibu ingin melihat reaksimu
ketika boneka itu sudah tidak dijual lagi di toko.
Apakah kamu akan marah atau tetap sabar.
Ternyata kamu tetap sabar. Alhasil Ayah dan Ibu
6
mengajakmu ke rumah Santika untuk
memberikanmu kejutan,” kata ibu.
“Wah terima kasih, ya Ayah, Ibu, dan
Santika. Kalian sangat membuatku senang
sekarang,” ucap Vika.
Vika memainkan boneka itu dengan gembira
dan berjanji akan merawat bonekanya dengan
baik.
7
PENCURI MISTERIUS
Oleh Timothy Eugene
Pak Edward merupakan seorang kolektor. Selain
itu, dia juga seorang pendiri museum. Dia terkenal
dengan kekayaannya. Walau begitu, dia tidak
pernah segan untuk memberi kepada yang
membutuhkan. Acara donasi juga pernah digelar
untuk para warga Afrika yang mengalami bencana
kelaparan.
Suatu hari, pak Edward dikejutkan dengan
menghilangnya salah satu barang koleksinya. Dia
mencari ke seluruh penjuru rumah, tetapi tetap
tidak ditemukan. Kemudian pak Edward menelepon
kantor polisi.
8
"Selamat pagi, Pak Ricky. Saya Edward dari
museum," sapa pak Edward.
"Selamat pagi, Pak," jawab pak Ricky,
kepala kantor polisi daerah setempat.
Pak Edward menjelaskan apa yang terjadi di
rumahnya.
"Apakah anda memiliki kamera pengawas?"
tanya pak Ricky.
"Tentu saja punya. Datanglah, akan saya
antar ke ruangan pengawas," jawab pak Edward.
Pak Ricky datang langsung diantar ke ruang
pengawas. Mereka melihat rekaman kamera
pengawas dan mendapati hal di luar dugaan yang
telah terjadi. Ternyata ada beberapa saat di mana
kamera tersebut kehilangan sinyal, tetapi masih
9
memiliki suara. Saat didengar, suara tersebut
terdengar familiar di telinga pak Edward.
"Tentang hal ini, saya akan serahkan ke
Detektif Gordon," kata pak Ricky.
"Terima kasih, Pak, untuk bantuannya,"
kata pak Edward.
Pagi menjelang siang, akhirnya Detektif
Gordon datang. Dia kemudian menyelidiki seluruh
rumah pak Edward dan juga rekaman kamera
pengawasnya.
"Pukul berapa Bapak tidur kemarin?" tanya
Detektif Gordon.
"Sekitar jam 09.00 malam," jawab pak
Edward.
10
Waktu tenggat pak Edward tidur dan
pencuri tersebut mencuri adalah sekitar dua jam.
Detektif Gordon memiliki dua rencana. Dia akan
memandu pak Edward dalam melakukan
pengawasan malam hari di rumahnya melalui
telepon.
"Jika anda melihat atau mendengar sesuatu
yang aneh, segera kabari saya," kata Detektif
Gordon.
Beberapa saat kemudian, kamera pengawas
kembali kehilangan sinyal. Melihat hal itu, pak
Edward langsung berlari ke ruangan itu. Namun,
pencuri tersebut sudah kabur terlebih dahulu.
Mengenai itu, Detektif Gordon terpaksa
menggunakan rencana cadangan.
11
Sebelum mereka melakukan rencana
cadangan tersebut, pak Edward memasang kaca
pada lemari koleksinya sebagai pintu kaca. Pada
saat jam 11 malam, pencuri tersebut kembali
mengambil barang koleksinya. Ketika sinyal
kamera menghilang, pak Edward langsung
memberikan aba-aba kepada Detektif Gordon yang
berada di belakang lemari koleksi. Saat pencuri itu
membuka pintu kaca, pencurinya terjebak. Pak
Edward segera menelepon kantor polisi.
Saat dilihat, ternyata pencurinya adalah
sebuah robot anjing buatan pak Edward dan
temannya dahulu. Mengetahui hal itu, pak Edward
langsung menjelaskan asal robot tersebut. Dia
bertanya dalam hati, bagaimana bisa robot yang
12
dibuat beberapa tahun lalu ada di rumah
koleksinya. Beberapa saat berlalu tanpa disadari,
dia mendengar ada orang yang berjalan di depan
rumahnya.
TING … TONG ….
Pak Edward langsung bergegas menuju
pintu depan untuk membuka pintu, sambil tetap
membawa robotnya. Saat dia membuka pintu,
terlihat sosok teman yang sudah lama tidak
bertemu.
"Maaf, robot ini mengalami malfungsi. Aku
mendapat alarm bahwa ia keluar dari rumah.
Namun, tak kusangka ia pergi ke sini," kata
seseorang.
13
"Mike? Apa yang kau sedang lakukan di kota
ini?" tanya pak Edward.
"Halo, Edward. Sudah lama kita tidak
berjumpa. Aku melacak dan mengikuti lokasi robot
ini ke rumahmu," sapa pak Mike.
"Perkenalkan, ini adalah Mike. Dia adalah
teman kuliah saya. Robot anjing ini adalah buatan
kami berdua saat lulus kuliah dulu. Saya tidak tahu
bagaimana robot ini ada di sini. Ternyata ia
mengalami malfungsi. Hahaha …," jelas pak
Edward.
Semua orang menjadi bingung dan juga
tertawa karena pencurinya ternyata ciptaan milik
mereka sendiri. Akhirnya kasus terpecahkan. Pak
Edward berterima kasih pada pak Ricky dan
14
Detektif Gordon. Pak Mike pun melanjutkan
perbincangan bersama pak Edward di dalam
rumah.
15
HAZEL DAN KARIN
Oleh Anastasia Christabel
Gadis bernama Karin. Dia adalah anak yang kurang
bersyukur. Karin tidak pernah menuruti perkataan
orang tuanya. Suatu hari Karin berulang tahun. Dia
memutuskan untuk mengadakan pesta ulang
tahun. Pesta diselenggarakan di sebuah restoran.
Karin meminta kepada teman-teman untuk
memberinya kado besar.
Saat pesta tiba, benar saja teman-teman
Karin memberikan kado yang besar, kecuali ada
satu teman Karin memberi hadiah yang kecil.
Hadiah itu berisi jam tangan. Teman Karin yang
memberi jam tangan bernama Hazel. Hazel adalah
teman dekat Karin sejak kecil. Namun, pertemanan
16
mereka terlupakan karena Hazel anak yang
pendiam.
“Siapa yang memberi aku kado kecil ini!”
ucap Karin dengan amarah.
“Aku, Karin. Ada masalah dengan kado yang
aku berikan?” tanya Hazel.
“Kamu ini bagaimana sih? Aku meminta
kado besar tahu!” ucap Karin.
Karin melempar kado itu ke arah Hazel
dengan kencang dan dia terkejut.
“Kenapa dengan kadoku, Karin?” tanya
Hazel dengan muka kecewa.
“Dasar kamu orang miskin! Keluar!” ucap
Karin dengan amarah.
17
Hazel keluar dari restoran sambil menangis
karena merasa kado yang diberikan kepada Karin
tidak cukup besar untuknya. Hazel bersusah payah
dan bekerja keras untuk mendapatkan jam tangan
untuk hadiah ulang tahun Karin.
Saat di perjalanan pulang, Hazel bertemu
dengan seekor kucing. Hazel memanggil kucing itu.
“Pus … pus … pussy …,” ucap Hazel dengan
lembut.
“Meong … meong … meong ….”
Kucing itu mengeong.
“Ah! Kamu lucu sekali, Kucing!” ucap Hazel
dengan senyum lebar.
“Apakah kamu lapar, Kucing?” ucap Hazel.
“Meong … meong … meong ….”
18
Kucing itu menjawab pelan.
“Kemarilah, Kucing!” perintah Hazel.
Kucing mendatangi Hazel. Hazel memberi
makanan dengan menaruhnya di tangan. Kucing
itu bisa makan dengan tenang. Saat selesai makan,
Hazel langsung berpamitan kepada Kucing.
“Selamat tinggal, Kucing,” ucap Hazel.
***
Tiga hari kemudian, Hazel menjalani
ulangannya dengan baik. Semua nilainya
mendapatkan 100.
“Karin, mengapa kamu bersedih?” tanya
Hazel.
19
“Iya, nilaiku jelek. Aku tidak pernah belajar
karena terlalu yakin pasti dapat nilai bagus,” kata
Karin.
“Karin bila kamu ingin mendapatkan nilai
bagus sepertiku, kamu harus rajin belajar. Jangan
hanya bermain saja,” ucap Hazel.
“Iya, Hazel,” ucap Karin.
Di saat itu Karin terharu kepada Hazel dan
memeluknya. Rupanya Hazel tidak membenci
sikapnya. Bahkan dia mau menasihati Karin agar
terus balajar.
Beberapa bulan kemudian mereka berteman
akrab. Sampai suatu hari ada kabar gembira bahwa
Hazel mendapatkan beasiswa karena kepintaran
yang dimilikinya.
20
MABAR
Oleh Monica Patricia. W
Namaku Monica. Aku kelas lima SD. Aku punya dua
teman dan itu laki-laki semua. Namanya Niko dan
Iyan. Mereka adalah teman rumahku. Aku sering
bermain dengan mereka yaitu gim Mobile Legend.
Biasanya aku bermain saat sore atau malam hari.
Aku sudah masuk ke level mythic V, itu adalah level
tertinggi di Mobile Legend. Walaupun demikian,
tetap saja aku masih di level bawah. Niko dan Iyan
sudah masuk ke level mythic I, kurang sedikit lagi
akan masuk ke level mythic glory.
Suatu hari, aku mengajak Niko untuk mabar
Mobile Legend. Aku mendatangi rumahnya dan
memanggilnya dari luar.
21
“Niko … Niko… Niko ...,” sapaku.
“Hei, ada apa?” tanya Niko.
“Mabar yuk, Nik!” ajakku.
“Enggak, deh. Baterai hp-ku habis,” jawab
Niko.
“‘Kan bisa mabar sambil cas hp-mu, Nik,”
kataku.
“Enggak boleh kalau main hp sambil dicas.
Nanti kalau meledak, siapa yang mau tanggung
jawab?” ujar Niko lagi.
“Hem … ya sudah deh,” kataku.
Akhirnya aku pulang ke rumah. Di
perjalanan, aku mulai ada ide mengajak Iyan untuk
mabar.
Hem … apa aku ajak Iyan aja, ya? batinku.
22
Aku pun berjalan ke rumah Iyan. Sesampai
di rumahnya, aku berteriak memanggil Iyan.
“Iyan … Iyan … Iyan …!” teriakku.
“Ada apa, Mon?” tanya Iyan.
“Yan, main Mobile Legend, yuk!” ajakku.
“Ayo!” jawab Iyan.
Akhirnya kami bermain mobile legend. Kami
memilih satu tokoh hero untuk dieliminasi.
“Mon, kamu eliminasi Nana saja,” ucap
Iyan.
“Lo jangan Nana. Itu hero kesukaanku,”
ketusku.
“Kamu jadi tank saja. Aku yang jungler,”
kata Iyan.
23
“Ya sudah, aku eliminasi Nana,” kataku
kesal.
Beberapa menit berlalu, aku dan Iyan
akhirnya menang dalam gim ini.
“Yes ... kita menang, Mon,” seru Iyan.
“Iya kita menang. Hore!” seruku juga.
Tak lama, Niko datang ke rumah Iyan. Niko
menawarkan untuk mabar lagi.
“Mon, Yan, ayo mabar!” ajak Niko.
“Ayo!” jawabku dan Iyan.
Aku, Iyan, dan Niko bermain bersama. Lagi-
lagi kami harus mengeliminasi satu tokoh hero agar
tidak bisa dipakai oleh lawan. Beberapa jam
kemudian, kami pun kalah bermain mobile legend.
“Lo, gimana sih ini?” kata Niko.
24
“Musuhnya sulit dan bagus tadi. Mangkanya
kita kalah,” jawabku dan Iyan.
“Harusnya Iyan tadi ngelindungin aku dari
belakang. ‘Kan kamu tank, kalau Monica harusnya
di mid line karena dia pakai hero mage,” jawab Niko
kesal.
“Sudahlah enggak apa-apa kita turun satu
bintang,” ujarku.
Beberapa menit kemudian kami pun bermain
lagi. Tidak terasa sudah satu jam kita bermain dan
akhirnya menang.
“Nah gini lo, ‘kan enak menang!” kata Niko.
“Iya, tadi ‘kan musuhnya susah semua.
Sekarang itu gampang,” jawabku dan Iyan.
25
Kami bermain sampai hampir jam 10 malam
karena ingin mengejar level tertinggi lagi. Setelah
itu kami memutuskan untuk pulang ke rumah
masing-masing karena besok sudah harus sekolah
lagi.
26
KEJUJURAN YUNA
Oleh Seraphina Miracle
Mira adalah anak yang pintar di sekolahnya. Dia
adalah murid kelas lima yang dikenal banyak guru
dan murid. Selain Mira adalah anak yang pandai,
dia juga murid yang jujur, baik, dan rendah
hati. Kepintarannya justru membuat dia menjadi
anak yang pendiam.
Suatu hari ada seorang murid kelas empat
yang tidak suka dengan Mira, dia bernama Yuna.
Dia terkenal sombong dan buruk hati kepada orang
lain. Sifat buruk hati itu pula yang membuat Yuna
berencana membuat guru kecewa dengan Mira.
Pertengahan jam belajar di sekolah, Yuna
hendak mengendap-ngendap masuk ke kelas Mira
27
yang berada di 5-B. Dia ingin menyelinap masuk
saat semua orang berada di luar kelas.
"Bu Nisa, saya izin ke kamar mandi, ya,"
kata Yuna kepada bu Nisa.
"Baik, Nak. Jangan lama-lama, ya! Sebentar
lagi mau pergantian jam," jawab bu Nisa, guru
Yuna.
Yuna pun bergegas ke kelas Mira. Sesampai
di sana, Yuna melihat ada ponsel teman Mira yang
tergeletak di atas meja.
Wah kebetulan nih ada barang yang bisa
dipakai, kata Yuna dalam hati dengan raut gembira
mendapatkan kesempatan itu.
Dia bergegas meletakkan ponsel tersebut ke
dalam tas Mira. Kemudian Yuna langsung menuju
28
kamar mandi untuk membasahi tangan agar
gurunya tidak curiga.
Mira, teman-teman, dan gurunya pun
sampai di kelas. Mereka menuju meja masing-
masing. Namun, secara mengagetkan salah satu
teman Mira melapor ke guru kelas bahwa
ponselnya hilang.
"Bu Rara, ponsel saya hilang, Bu," kata
teman Mira sambil panik.
"Loh kok bisa, Nak? Tadi kamu taruh di
mana?” jawab bu Rara.
"Tadi saya taruh di meja, Bu. Saya sudah
tutupi dengan buku," jawab teman Mira yang
sudah hampir menangis.
"Baik kalau begitu," jawab bu Rara.
29
Bu Rara pun memerintahkan seluruh murid
kelas untuk mengeluarkan isi tas masing-masing.
Saat dicek, ternyata ada ponsel di dalam tas Mira,
sedangkan dia tidak merasa membawa ponsel. Bu
Rara pun langsung kecewa terhadap Mira karena
sebelumnya dia sempat balik ke kelas untuk
mengambil minum sebelum Yuna menyelinap
masuk ke kelas. Mira pun dituduh atas pencurian
ponsel temannya itu. Berita itu menyebar luas,
sehingga seluruh anak di sekolah tahu mengenai
informasi Mira yang telah mencuri.
Yuna yang mengetahui berita itu pun
langsung merasa senang. Bahkan dia sempat
menambahkan berita yang tersebar dengan
tuduhan bahwa Mira sering mengejeknya.
30
Semenjak peristiwa tersebut, Mira dijauhi
teman-temannya dan tidak disukai guru lagi. Hal
itu membuat Mira merasa sedih.
"Aku salah apa hingga semua orang
membenciku? Aku tidak mencurinya," kata Mira
sambil menangis di kamarnya.
Esok harinya, guru-guru dan kepala sekolah
memikirkan hukuman apa yang akan diberikan
pada Mira. Saat mereka sedang berunding, ada
murid kelas 6-G yang mengetahui kejadian
tersebut dan bersaksi bahwa bukan Mira yang
bersalah. Dia adalah Riko, salah satu murid cerdas
di sekolah yang juga merupakan teladan seperti
Mira.
31
Riko memberikan sebuah rekaman video dari
ponselnya. Video tersebut menunjukan Yuna yang
sedang menyelinap masuk ke kelas Mira. Guru-
guru yang melihat itu langsung merasa bersalah
atas tuduhan yang mereka berikan.
"Ternyata Mira tidak salah yah," ucap para
guru yang sedang berbincang.
Kepalah Sekolah pun memanggil Yuna untuk
menanyakan kebenaran rekaman video Riko. Yuna
tidak bisa mengelak dari bukti yang ada. Dia pun
mengakui dan meminta maaf kepada Mira atas
kesalahannya.
"Kak Mira, aku minta maaf, ya. Aku tahu,
aku salah karena sudah membuat seluruh sekolah
menuduh, Kakak," Yuna meminta maaf kepada
32
Mira sambil menangis karena dia takut jika
dikeluarkan dari sekolah.
"Iya, Yuna. Tidak apa-apa. Aku juga minta
maaf jika ada sikapku yang membuatmu tidak
suka,” jawab Mira.
Para guru pun setuju bahwa hukuman untuk
Yuna adalah dengan tidak mengizinkannya ke
kamar mandi selama satu bulan selain saat
istirahat. Yuna pun menerima hukuman tersebut
karena dia tau bahwa dirinya salah. Dia pun
meminta maaf kepada guru-guru.
"Ibu Guru dan Bapak Guru, saya minta maaf
karena telah menuduh kak Mira sebagai pencuri,"
kata Yuna dengan muka yang menyesal.
33