The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-BOOK ENSIKLOPEDIA FUNGI FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Siti Soleha, 2022-02-05 00:10:50

E-BOOK ENSIKLOPEDIA FUNGI

E-BOOK ENSIKLOPEDIA FUNGI FOR SENIOR HIGH SCHOOL

EJH nsiklopedia
Fungi

Mycena interrupta Siti Soleha
Sumber: Bing.com
Tri Andri Setiawan
Asih Fitrianai Dewi

Nasrul Hakim

Ensiklopedia
Fungi

Penulis:
Siti Soleha
Tri Andri Setiawan
Asih Fitriana Dewi
Nasrul Hakim

Desain Cover dan Layout:
Sc Design

PRAKATA Sumber: Bing.com

Tadris Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ii

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung

PRAKATA

Para pembaca yang budiman, tahukah bahwa Fungi yang selama ini
kita kenal sebagai tumbuhan jamur ternyata bukan merupakan tumbuhan
yang sesungguhnya, melainkan digolongkan ke dalam anggota tersendiri
dalam sistem taksonomi, yaitu Kindom Fungi. Fungi mencakup Jamur/
cendawan (Mushroom), Kapang (Mold) dan Ragi/ Khamir (Yeast).

Buku ensiklopedia Fungi ini berisikan tentang materi Fungi dan
contoh Fungi terkait peranannya dalam kehidupan, khususnya Fungi yang
umum dikenal masyarakat dari segi manfaat maupun kerugiannya. Buku ini
disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan tampilan yang menarik
dengan harapan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi para pembaca,
khususnya menjadi sumber belajar penunjang buku-buku pelajaran yang ada
di sekolah. Semoga buku ini dapat membantu pendidik mata pelajaran
Biologi dalam menyampaikan materi Fungi dan meningkatkan minat serta
motivasi belajar peserta didik dalam mempelajari materi Fungi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Nasrul
Hakim, M.Pd., selaku Ketua Prodi Tadris Biologi IAIN Metro, Bapak Dian
Eka Priyantoro, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Bapak Tri Andri
Setiawan, M. Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang senantiasa sabar dalam
membimbing, memberikan arahan serta motivasi yang sangat berharga bagi
penulis. Tak lupa juga kepada Ibu Asih Fitriyana Dewi, M.Pd. dan Bapak
Nasrul Hakim, M.Pd., selaku Editor yang telah memberikan penilaian, saran
dan masukan yang berharga demi perbaikan buku ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan buku ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca, senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan buku ini di masa yang
akan datang. Ensiklopedia Fungi ini menjadikan dunia Fungi yang luas
dapat pembaca telusuri. Selamat membaca…

Metro, Juni 2021
Penulis

iii

Sumber: Bing.com

DAFTAR ISI

PRAKATA ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

AYAT YANG BERKAITAN DENGAN FUNGI ..................................... 1

PETUNJUK PENGGUNAAN ENSIKLOPEDIA .................................... 2

A. PENGERTIAN FUNGI....................................................................... 4
1. Sejarah Fungi ................................................................................ 6
2. Nama Lain Fungi .......................................................................... 8

B. CIRI-CIRI FUNGI ............................................................................. 13
1. Ciri-Ciri Umum Fungi ................................................................. 13
2. Sifat Umum Fungi ........................................................................ 14
3. Struktur Tubuh Fungi ................................................................. 15
4. Perkembangbiakan (Reproduksi) Fungi ................................... 17
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Fungi .............................................................................................. 22

C. CARA HIDUP DAN HABITAT FUNGI .......................................... 23
1. Cara Hidup Fungi ........................................................................ 23
2. Habitat Fungi ................................................................................ 26

D. KLASIFIKASI FUNGI ...................................................................... 28
1. Ascomycota .................................................................................... 29
2. Basidiomycota ................................................................................ 32
3. Deuteromycota ................................................................................ 35
4. Zygomycota .................................................................................... 36

E. PERANAN DAN CONTOH FUNGI................................................. 37
1. Fungi yang Bermanfaat................................................................ 42
2. Fungi yang Merugikan ................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81

GLOSARIUM ................................................................................................ 84

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 94

iv

Sumber: Bing.com

AYAT AL-QUR’AN YANG
BERKAITAN DENGAN FUNGI

‫أَفَلَ ْم يَ ْن ُظ ُروا إِ َلى ال َّس َما ِء فَ ْو َق ُه ْم َك ْي َف بَنَ ْي َنا َها َو َزيَّ َنّا َها َو َما َل َها ِم ْن فُ ُروج‬
‫َوا ْْلَ ْر َض َمدَ ْد َنا َها َوأَ ْلقَ ْي َنا فِي َها َر َوا ِس َي َوأَ ْنبَ ْتنَا ِفي َها ِم ْن ُك ِل َز ْوج بَ ِهيج‬

‫تَ ْب ِص َرةً َو ِذ ْك َر ٰى ِل ُك ِل َع ْبد ُمنِيب‬

Artinya:
“Maka tidakkah mereka memperhatikan langit yang

ada di atas mereka, bagaimana cara Kami membangunnya dan
menghiasinya, dan tidak terdapat retak-retak sedikit pun?;
Dan bumi yang Kami hamparkan dan Kami pancangkan di
atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di
atasnya tanam-tanaman yang indah; Untuk menjadi pelajaran
dan peringatan bagi setiap hamba yang kembali (tunduk
kepada Allah)” (QS. Qaaf: 6-8).

Sumber: Bing.com

Ada banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menerangkan
tentang alam semesta dan segala isinya, termasuk segala macam
makhluk hidup (organisme) yang beraneka ragam. Salah satu
makhluk hidup yang dimaksud adalah Fungi. Fungi merupakan
makhluk hidup yang tidak memiliki klorofil, namun memiliki
berbagai macam bentuk, jenis dan warna yang indah. Fungi
memiliki peran penting dalam kehidupan, di antaranya

berperan sebagai dekomposer (pengurai bahan organik), seb1agai

bahan pangan, bahan obat-obatan dan lain-lain.

PETUNJUK PENGGUNAAN
ENSIKLOPEDIA

Geser ke kanan
untuk membuka
buku.

Berisi tombol-tombol
yang berfungsi dalam

pengoperasian
ensiklopedia, misalnya
tombol untuk melihat
keseluruhan halaman
(trumbnails), menuju
ke halaman awal atau
akhir, memperbesar

layar, speaker,
pencarian dan tombol

lain-lain.
2

Peta Konsep Materi

Bersiaplah! Kita Akan Menjelajahi Dunia Fungi…

A. Pengertian
Fungi

E. Peranan dan B. Ciri-Ciri
Contoh Fungi Fungi

Gliophorus europerplexus

Sumber: Bing.com C. Cara Hidup
dan Habitat Fungi
D. Klasifikasi
Fungi 3

A. Pengertian Fungi

Fungi dalam bahasa Latin berarti “Jamur”. Sebutan lain dari Fungi
dalam bahasa Yunani yaitu Mykes. Ilmu yang secara khusus mempelajari
Fungi/ Mykes ini disebut dengan Mikologi yang berasal dari bahasa Yunani,
mykes=jamur dan logos=ilmu. Jadi, mikologi merupakan “Ilmu tentang
jamur”. Meskipun dari segi bahasa Fungi berarti jamur, namun Fungi tidak
hanya meliputi jamur. Jamur adalah salah satu anggota dari Fungi.

Fungi merupakan sebutan bagi
sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik yaitu makhluk hidup yang
memiliki membran inti sel, tidak
memiliki klorofil sehingga hidup
secara heterotrof atau tidak dapat
menghasilkan makanannya sendiri,
baik dengan cara saprofit, yaitu
menguraikan bahan organik maupun
parasit, yaitu menumpang pada
organisme lain.

Sumber: Bing.com

4

Apakah Fungi
termasuk

Tumbuhan?

Sumber: Bing.com

Berdasarkan hasil analisis filogeni (ilmu yang mempelajari
asal-usul makhluk hidup berdasarkan proses evolusinya).
Fungi yang semula dianggap dekat dengan tumbuhan
ternyata lebih dekat dengan hewan. Fungi menunjukkan ciri tersendiri dari
tumbuhan dalam hal cara memperoleh makanan, yaitu secara heterotrof
sehingga tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri (berfotosintesis)
sebagaimana tumbuhan serta dinding selnya bukan dari selulosa, tetapi dari
zat khitin. Fungi memiliki struktur tubuh yang berbeda dengan tumbuhan,
yaitu struktur tubuhnya berupa thallus (suatu strukur tumbuhan yang
sederhana yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati). Selain itu,
pertumbuhan Fungi menggunakan hifa serta dapat bereproduksi
sebagaimana hewan, sehingga Fungi dimasukkan dalam Kingdom sendiri.

5

1. Sejarah Fungi

.

Sumber: Bing.com

Berdasarkan penemuan fosil, diketahui bahwa Fungi telah
ada di muka bumi kira-kira 130 juta tahun yang lalu, yaitu
sebelum manusia hidup di bumi. Fungi makroskopik atau
disebut juga makrofungi yang memiliki tubuh buah besar (Mushroom) telah
dihidangkan sebagai makanan untuk para raja dan kaisar pada zaman Yunani
beberapa abad lalu (Gandjar, dkk: 2006). Fungi telah lama dimanfaatkan
sebagai penyedap makanan, obat dan bahan makanan maupun minuman
fermentasi. Budidaya Fungi yang dapat dikonsumsi pertamakali dimulai
pada tahun 600 setelah Masehi dan Fungi yang pertamakali dibudidayakan
adalah jamur kuping (Auricularia auricula) di Cina.

6

Beberapa ratus tahun kemudian,
Fungi yang dibudidayakan adalah
jamur shitake (Lentinula edodes) dan
Flammulina velutipes.

Sumber: Bing.com

Pada tahun 1600 jamur kancing
(Agaricus bisporus) mulai dibudidayakan
dan sampai sekarang produksi Fungi
tersebut menduduki peringkat pertama
dunia.

Sumber: Bing.com

Seratus tahun kemudian disusul
budidaya jamur merang (Volvariella
volvacea) di Cina.

Sumber: Bing.com

Sumber: Bing.com Fungi yang kini banyak digemari
masyarakat yaitu jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun
1900.

7

2. Nama Lain Fungi

Tahukah kamu bahwa Fungi memiliki beberapa istilah atau nama lain?
Jika belum, simak penjelasan berikut ya…

a. Jamur atau Cendawan (Mushroom)

Jamur atau Cendawan (Mushroom) merupakan istilah bagi Fungi
dari kelas Basidiomycetes yang memiliki tubuh buah seperti payung
(Achmad, 2011: 6). Beberapa di antara jenis jamur ini dapat dikonsumsi
manusia, namun ada pula yang dapat mengakibatkan keracuanan. Jamur
ini ada yang uniseluler dan ada pula yang multiseluler.

Jamur: Rhodotus palmatus
(salah satu jenis jamur beracun)

Sumber: Bing.com

8

b. Kapang (Mold) Contoh Kapang: Ascomycota:
Aspergillus niger
Kapang (Mold) merupakan
istilah bagi anggota Fungi yang Sumber: Bing.com
biasanya tumbuh pada permukaan Kapang memiliki tubuh
makanan yang telah membusuk yang merupakan suatu thallus,
atau terlalu lama tidak diolah. berbentuk seperti untaian benang-
Sebagian besar kapang benang halus (filamen) yang
merupakan anggota dari kelas memanjang dan bercabang yang
Ascomycetes dari divisi disebut hifa. Kumpulan dari hifa
Ascomycota (Achmad, 2011: 6) tersebut disebut miselium
dan sebagiannya lagi dari kelas (Pelczar, 2005). Thallus pada
Zygomycetes. Kapang merupakan kapang terdiri dari dua bagian,
Fungi multiseluler yang pada yaitu miselium dan spora.
makanan mudah dilihat Miselium merupakan kumpulan
pertumbuhannya karena tampak beberapa filamen yang disebut
berserabut halus seperti kapas. hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 um
Pertumbuhan kapang awalnya dan disepanjang setiap hifa
terlihat berwarna putih, tetapi jika terdapat sitoplasma (Syamsuri,
telah muncul spora, maka akan 2004). Beberapa jenis kapang ada
terlihat berbagai warna yang memiliki hifa yang bersekat
tergantung dari jenis kapang. dan disebut septum (Sopandi dan
Wardah, 2020: 9).
Contoh Kapang: Zygomycota:
Rhzopus stolonifer
Sumber: Bing.com

9

Kapang dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual (Sopandi dan
Wardah, 2020: 25-26). Kapang melakukan reproduksi aseksual
menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora
aseksual dan spora seksual (Gandjar dan Sjamsuridzal: 2006).

Kapang (Mold): Rhizopus oligosporus
Sumber: Bing.com

10

c. Ragi (Khamir/ Yeast)

Sumber: Bing.com

pembentukan blastokonidia

(pertunasan/ budding) dan

Ragi (Khamir/ Yeast) peleburan atau fision (Sopandi dan
merupakan istilah
bagi Fungi yang Wardah, 2020: 25). Khamir
hanya memiliki satu sel
(uniseluler) (Fifendy dan Biomed, memiliki sel-sel yang berbentuk
2017: 51). Khamir berukuran
mikroskopik dan tidak memiliki memanjang dan berkembangbiak
flagella. Bentuknya bulat atau
steroid, elips atau bulat dengan membentuk koloni yang
memanjang, batang maupun
silindris. Khamir hidup di dalam basah atau berlendir. Sel Khamir
tanah, daun-daun, permukaan
buah-buahan, di tubuh serangga, mempunyai ukuran yang
debu di udara dan lain sebagainya
(Fifendy dan Biomed, 2017: 61). bervariasi, yaitu dengan panjang 1-
Khamir umumnya bereproduksi
secara aseksual dengan cara 5 um sampai 20-50 um dan lebar 1-
10 μm (Pelczar, 2005). Khamir

dapat tumbuh dan berkembangbiak

lebih cepat dibanding kapang yang

tumbuh dengan pembentukan

filamen karena sifatnya yang

uniseluler. Khamir hidup sebagai

organisme saprofit maupun

parasit.

11

Berdasarkan sifat metabolismenya, Khamir dikelompokkan menjadi 2,
yaitu:
1) Khamir Fermentatif

Khamir ini dapat melakukan fermentasi alkohol, yaitu memecah gula
(glukosa) menjadi alkohol dan gas, contohnya Saccharomyces
cereviciae.
2) Khamir Oksidatif (Respirasi)
Khamir ini dapat menghasilkan CO2, dan H2O. Kedua unsur tersebut
digunakan sebagai energi, meskipun energi yang dihasilkan melalui
proses respirasi lebih tinggi daripada yang melalui proses fermentasi
(Natsir, 2003).

Khamir pada umumnya merupakan anggota dari divisi
Ascomycota, tetapi ada juga yang digolongkan dalam
Basidiomycota. Jenis Khamir yang paling umum digunakan
adalah Saccharomyces cereviciae yang dimanfaatkan untuk pembuatan roti,
minuman beralkohol, enzim dan gliserol (Achmad, 2011: 6). Khamir
berpotensi besar sebagai agen fermentasi dan memberi perubahan yang
sangat signifikan baik dalam rasa, aroma maupun tekstur dari bahan pangan
(Ahmad, 2005).

Ragi (Khamir atau Yeast; Saccharomyces cereviciae) dalam bentuk
Sumkbeemr:aBsainng.com

12

B. Ciri-Ciri Fungi

1. Ciri-Ciri Umum Fungi

Ciri-ciri umum Fungi sebagai berikut:
a. Memiliki membran inti sel.
b. Menghasilkan spora.
c. Tidak memiliki klorofil (bersifat heterotrof).
d. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
e. Beberapa ada yang berfilamen dengan dinding

sel selulosa atau khitin atau keduanya.
(Charisma, 2019).

13

2. Sifat Umum Fungi

Fungi bersifat heterotrof, yaitu organisme yang tidak mempunyai
klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis
seperti tumbuhan. Fungi memerlukan zat organik yang berasal dari
tumbuhan, hewan, serangga dan lain-lain agar dapat hidup. Fungi
menggunakan enzim yang dimilikinya untuk mengubah dan mencerna zat
organik menjadi zat anorganik yang kemudian diserap oleh Fungi sebagai
makanannya. Fungi menyerap nutrien dari zat atau materi organik tak hidup
seperti batang pohon yang telah lapuk, bangkai hewan maupun tumbuhan,
bahan makanan dan kotoran makhluk hidup (Campbell, 2018: 329). Sifat
inilah yang menyebabkan kerusakan pada benda dan makanan sehingga
menimbulkan kerugian. Fungi juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan
hewan dengan cara yang sama sehingga menimbulkan penyakit.

Contoh Fungi yang hidup pada bahan Contoh Fungi yang hidup pada batang

makanan: Rhizopus stolonifer pohon yang lapuk:Ganoderma sp.

Sumber: Bing.com Sumber: Bing.com

Sumber: Bing.com 14

Contoh Fungi yang tumbuh pada kotoran
hewan: Panaeolus cyanescens
(jamur tahi sapi)

3. Struktur Tubuh Fungi

Sebagian besar tubuh Fungi silang berpori-pori. Hifa Fungi
terdiri atas filamen-filamen (benang dapat bercabang-cabang dan
halus) yang disebut disebut hifa. membentuk jaringan yang disebut
Hifa adalah suatu struktur Fungi miselium, yaitu strukutr Fungi yang
berbentuk tabung menyerupai berfungsi untuk mencari mananan.
untaian benang panjang yang Miselium Fungi biasanya terletak
terbentuk dari pertumbuhan spora di bawah tanah. Hifa Fungi yang
atau konidia (Gandjar dan mikroskopik berfungsi melepas
Sjamsuridzal: 2006). Dinding sel enzim-enzim pencernaan dalam
Fungi biasnaya tersusun dari zat jumlah besar untuk memecah
khitin. Khitin adalah polisakarida makanannya yang berupa
kuat namun lentur, seperti pada makromolekul seperti selulosa,
rangka luar tubuh serangga. hemiselulosa, lignin, protein,
Sebagian besar Fungi memiliki hifa lemak dan lain-lain yang ada di
uniseluler yang terdiri atas rantai dalam substrat makanan Fungi.
sel yang dipisahkan oleh dinding-

Sumber: Bing.com 15

Berdasarkan morfologinya, hifa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Hifa Tidak Bersekat atau Hifa Asepta
Hifa ini disebut juga hifa senositik. Hifa ini tidak mempunyai dinding

sekat atau disebut septum dan memiliki sel yang panjang sehingga
sitoplasma maupun organel-organelnya dapat bergerak bebas dari satu
daerah ke daerah lain serta dalam satu hifa dapat berisi beberapa nukleus.
Hifa ini dianggap sebagai hifa primitif karena jika salah satu benang hifa
rusak maka untaian benang hifa akan mati secara keseluhan. Hifa tidak
bersekat merupakan ciri jamur yang termasuk Zygomycota (Fungi tingkat
rendah).
b. Hifa Bersekat atau Hifa Bersepta dengan Sel-Sel Uninukleat.

Hifa ini disebut juga hifa koenositik. Hifa ini memiliki dinding sekat
atau septum yang berfungsi membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-
sel berisi satu nukleus.
c. Hifa Bersekat atau Hifa Bersepta dengan Sel-Sel Multinukleat

Hifa ini memiliki dinding sekat atau septum yang membagi hifa
menjadi ruang-ruang atau sel-sel dan pada setiap ruang atau selnya
terdapat lebih dari satu nukleus (Syamsuri, 2004).

Sumber: Bing.com

16

4. Perkembangbiakan (Reproduksi)

Fungi

Sumber: Bing.com

F ungi berkembangbiak secara generatif (seksual) dan vegetatif
(aseksual). Perkembangbiakan Fungi pada umumnya
dilakukan secara aseksual menggunakan spora yang dihasilkan
dari sporangiofor dan diselubungi oleh sporangium. Spora merupakan bola-
bola kecil berukuran 1-3um yang merupakan alat perkembangbiakan. Spora
tersebut dapat menyebar dengan bantuan angin, hewan dan air (Madigan et
al., 2012).
a. Perkembangbiakan Secara Seksual
Perkembangbiakan Fungi secara seksual dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1) Pembentukan spora seksual

Spora seksual dibentuk dalam suatu organ khusus yang
sebelumnya terjadi penggabungan dari dua hifa dan gabungan ini
akhirnya membentuk alat perkembangbiakan yang khas, misalnya:
a) Askospora, yaitu spora yang dibentuk dalam suatu kantong atau

askus.
b) Basidiospora, spora yang dibentuk pada bagian atas basidium.

17

c) Zigospora, spora yang dibentuk dari peleburan dua hifa yang
berbeda jenis.

d) Oospora, spora yang dibentuk dalam oosit.

2) Peleburan gamet (sel seksual)
Peleburan gamet terjadi antara 2 tipe kelamin yang berbeda, yaitu

gamet jantan (+) dan gamet betina (-). Proses perkembangbiakan ini
dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
a) Plasmogami; merupakan peleburan protoplasma antara dua sel yang

serasi. Selanjutnya inti dari ke dua sel tadi akan mengalami
kariogami.
b) Kariogami; merupakan peleburan antara dua inti sel yang akan
menghasilkan inti diploid (2n).
c) Meiosis; inti yang telah melebur menjadi inti diploid ini mengalami
pembelahan dan inti yang diploid tereduksi menjadi haploid (n)
kembali.

Reproduksi seksual merupakan satu cara suatu spesies
mempertahankan diri karena umumnya struktur reproduksi seksual tahan
terhadap keadaan lingkungan yang ekstrem dibandingkan struktur
somanya dan struktur reproduksi.

Sumber: Bing.com 18

b. Perkembangbiakan Secara Aseksual
Perkembangbiakan aseksual dapat dilakukan dengan fragmentasi

hifa (thallus) dan pembentukan spora aseksual (Hidayat, dkk: 2016).

1) Fragmentasi Hifa (Thallus)
Ada 4 cara perkembangbiakan dengan

fragmentasi thallus yaitu:
a) Pembentukan tunas, misalnya pada khamir.
b) Blastospora, yaitu tunas yang tumbuh menjadi

spora, contohnya pada Candida sp.
c) Arthrospora (oidium), yaitu terjadinya

segmentasi pada ujung-ujung hifa, kemudian
sel-sel membulat dan akhirnya lepas menjadi
spora baru, contohnya pada Geotrichum sp.
d) Chlamydospora, yaitu pembulatan dan
penebalan dinding sel pada hifa vegetatif,
contohnya pada Geotrichum sp.

Sumber: Bing.com 19

2) Spora aseksual
Spora aseksual dibentuk langsung oleh hifa tanpa

melalui penggabungan dari hifa-hifa reproduktif. Spora
aseksual dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Talospora

(a) Artrospora, spora yang langsung dibentuk di dalam
satu hifa atau miselium dengan membagi
protoplasma.

(b) Blastospora, yaitu anak sel yang dibentuk dari suatu
sel atau induk, umumnya pada ragi.

(c) Klamidospora, yaitu dari suatu hifa pada bagian
tengahnya membentuk tunjolan protoplasma dan
selanjutnya protopolasma terbagi-bagi menjadi
spora.

b) Sporangiospora
Spora ini dibentuk dari sporangium, yaitu dari ujung

hifa atau miselium khusus yang berbentuk benjolan, dan
dari benjolan ini dibentuk spora-spora (Siregar: 2004).
Spora ini biasanya ada pada Fungi tingkat rendah
(Zygomycota).

Sumber: Bing.com 20

c) Konidiospora
Konidiospora menghasilkan konidia yang dibentuk dari ujung

hifa. Konidia merupakan spora aseksual non-motil (tidak bergerak)
yang dalam penyebarannya mengandalkan bantuan udara dan air.
Konidia disebut juga spora telanjang karena tidak ada lapisan
penutupnya dan dihasilkan berbentuk seperti untaian.

Struktur Konidiospora

Sumber: Bing.com

Terdapat 2 macam bentuk konidia, yaitu makrokonidia dan
mikrokonidia. Konidia dapat berwarna hitam, biru kehijauan,
merah, kuning dan cokelat. Warna konidia seringkali
menunjukkan spesifikasinya. Sebagai contoh, Aspergillus niger
memiliki konidia berwarna hitam, sedangkan Aspergillus flavus
konidianya berwarna hijau. Konidia memiliki ketahanan terhadap
panas lebih baik daripada hifa, contohnya konidia dari Aspergillus
niger, Eurotium rubrum dan Penicillium crysogenum memiliki suhu
maksimum 56-62° C.

Spora ini biasanya ada pada Fungi tingkat tinggi (Ascomycota
dan Basidiomycota). Bentuk dan cara menghasilkan spora maupun
konidia dapat digunakan untuk klasifikasi Fungi (Fifendy dan
Biomed: 2017). Setiap Fungi memiliki bentuk dan ukuran spora atau
konidia yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan struktur dalam
alat perkembangbiakan merupakan dasar untuk membuat klasifikasi
Fungi (Gunawan, 2008: 18-19).

21

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Fungi

Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Fungi:

a. Oksigen
Hampir semua Fungi memerlukan oksigen untuk hidupnya

(aerob). Namun, ada pula Fungi yang mampu hidup dalam kondisi
kekurangan oksigen atau dengan kadar karbondioksida tinggi
(Achmad, 2011: 44). Ragi atau khamir (yeast) tumbuh dengan baik bila
terdapat cukup oksigen, tetapi beberapa spesies dapat tumbuh pada
kondisi tanpa oksigen. Kapang (mold) dapat tumbuh hanya jika
terdapat oksigen.
b. Kadar air

Fungi memerlukan air bebas untuk tumbuh dan berkembang di
dalam atau pada permukaan substrat (Achmad, 2011: 44).
c. Suhu (Temperatur)

Sebagian besar Fungi bersifat mesofili, artinya dapat tumbuh pada
kisaran suhu 10-40° C dengan pertumbuhan optimum pada kisaran suhu
25-35° C (Achmad, 2011: 44). Ragi dan kapang dapat dimatikan pada
temperatur 60° C selama 15 menit.
d. Derajat Keasaman (pH)

Secara umum, Fungi dapat hidup pada medium dengan pH sekitar
6. Namun ada beberapa Fungi yang juga dapat tumbuh lebih optimal
pada media asam (Achmad, 2011: 44), misalnya ragi dan kapang dapat
tumbuh pada pH 2-8. (Charisma: 2019).
e. Cahaya

Cahaya tidak terlalu dibutuhkan untuk pertumbuhan Fungi secara
keseluruhan, namun berperan penting dalam pembentukan tubuh buah
atau pembentukan spora maupun pelepasan spora untuk Fungi yang
bersifat fototropisme positif.

Faktor-faktor tersebut digunakan sebagai pemicu kehidupan Fungi
fase miselium atau pertumbuhan bibit menjadi fase reproduksi (pembentukan
tubuh buah) dalam proses budidaya (Gunawan: 2008).

Sumber: Bing.com

22

C. Cara Hidup dan Habitat

Fungi

Mycena haematopus Sumber: Bing.com

1. Cara HidupFungi

Sebagian besar Fungi memiliki cara hidup saprofit (Achmad, 2011:
43). Fungi memperoleh makanan secara heterotrof dengan menguraikan
zat-zat organik sebagai sumber energi untuk hidup. Bahan bahan organik
yang ada di sekitar tempat tumbuhnya diubah menjadi molekul-molekul
sederhana dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh hifa. Selanjutnya,
molekul-molekul sederhana tersebut dapat diserap langsung oleh hifa
(Gunawan, 2008: 18). Kemampuan mengeluarkan enzim ini penting dalam
bidang ekologi, misalnya Fungi dari divisi Basidiomycota mampu
menguraikan kayu, kertas, kain dan sebagainya menjadi senyawa-senyawa
penting yang bernilai ekonomis tinggi.

23

Berdasarkan cara hidupnya, Fungi dapat dikelompokkan menjadi
empat golongan, yaitu:
a. Fungi Parasit, yaitu Fungi yang hidup dengan cara mengambil zat

organik yang terdapat pada organisme hidup, baik manusia, hewan
maupun tumbuhan.

Sumber: Bing.com
b. Fungi Saprofit, yaitu Fungi yang hidup dengan cara menguraikan zat

organik pada organisme yang telah mati. Fungi menghasilkan enzim
untuk menguraikan bahan organik inang yang telah mati dan menyerap
mineral hasil penguraian. Fungi saprofit dapat menjadi merugikan jika
tumbuh pada makanan, bahan makanan atau bagian bangunan maupun
mengkontaminasi suatu substrat.

Sumber: Dokumentasi pribadi 24

c. Fungi Komensal, yaitu Fungi yang hidup dengan cara menumpang pada
organisme lain.

Lichen pada batang pohon
Sumber: Bing.com

d. Fungi Simbion, yaitu Fungi yang hidup dengan cara mengadakan
simbiosis dengan organisme lain, contohnya adalah mikoriza dan lichen.
Mikoriza berasosiasi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi dan
mengambil nutrisi dari tumbuhan tersebut, sedangkan tumbuhan
menerima nitrogen dari mikoriza.

Sumber: Bing.com

25

2. Habitat Fungi

Lichen pada Batuan
Sumber: Bing.com

Fungi sangat mudah ditemukan daerah panas dan lembab. Beberapa
pada iklim yang lembab dan dapat
tumbuh dengan baik di daerah Fungi seperti spesies Penicillium
tropis seperti di Indonesia (Lianah:
2020). Secara alamiah, Fungi dapat sp. mampu tumbuh di daerah
hidup pada berbagai lingkungan
dan ekosistem (Kirk, et al. 2008), beriklim sedang (Kirk, et al. 2008).
misalnya di udara, tanah dan air
(Sopandi dan Wardah. 2020: 2), Beberapa genus Fungi lainnya
meskipun sebagian besar Fungi
hidup di daratan dan sebagian juga dapat hidup di dalam air,
kecilnya hidup di perairan
(Gembong, 2014). Fungi umumnya termasuk dalam air sungai, air
tumbuh pada lingkungan mesofil,
namun ada pula yang tumbuh pada bawah tanah, air laut mati, air keran
suhu ekstrem (di atas 62°C) atau
pada pH yang sangat rendah. dan air kemasan (Egbuta, et al.
Beberapa kelompok besar Fungi
juga membutuhkan suhu dan 2016). Fungi dari genus
kelembapan tinggi, seperti spesies
Aspergillus (Kirk, et al. 2008) Penicillium, Aspergillus,
sehingga hanya tumbuh baik pada
Cladosporium, Alternaria dan

beberapa genus lain ditemukan

dalam air minum kemasan

(Yamaguchi, et al. 2007; Warris, et

al. 2001; Okpako, et al. 2009).

Fungi yang hidup di daratan

banyak tumbuh pada tempat-

tempat yang lembab, kayu yang

sudah lapuk, kotoran hewan

maupun dibudidayakan pada media

tanam buatan.

26

Berdasarkan habitatnya, Fungi yang dapat dikonsumsi (jamur)
dikelompokkkan menjadi dua, yaitu:

a. Jamur Kompos
Contoh Fungi yang termasuk jamur kompos yaitu jamur merang

dan jamur kancing.
b. Jamur Kayu

Jamur kayu biasanya tumbuh pada batang kayu yang telah lapuk
atau dibudidayakan pada media berupa serbuk gergaji kayu maupun
bahan lain yang mengandung selulosa dan lignin, seperti jerami,
kapas, dedak, daun pisang dan tongkol jagung. Selain kandungan gizi,
jamur kayu juga banyak mengandung senyawa aktif yang dapat
menurunkan tekanan darah dan mencegah arterosklerosis
(Hendritomo: 2010). Contoh Fungi ini yaitu jamur tiram, jamur
kuping, jamur shitake dan jamur lingzhi. (Archmad: 35).

Sumber: Bing.com 27
Sumber: Bing.com

D. Klasifikasi Fungi

Klasifikasi Fungi menggunakan nama ilmiah atau bahasa Latin dan
terdiri atas dua kata yang ditulis dengan huruf italic (dicetak dengan huruf
miring) atau diberi garis bawah dan huruf pertama dari kata yang pertama
ditulis dengan huruf kapital. Sebagai contoh yaitu: jamur merang
mempunyai nama ilmiah Volvariella volvacea (Gunawan, 2008: 19). Sistem
tata nama Fungi menggunakan nama binomial yang terdiri nama genus dan
nama spesies. Nama famili dengan akhiran (-aceae), nama ordo dengan
akhiran (-ales) dan nama kelas dengan akhiran (-mycetes) (Fifendy dan
Biomed: 2017).

Kingdom

Divisi

Kelas

Ordo

Famili

Genus

Spesies

Sumber: Bing.com 28

Berdasarkan cara reproduksi secara generatif (seksual), Fungi dapat
dikelompokkan menjadi 4 divisi, yaitu Ascomycota, Basidiomycota,
Deuteromycota dan Zygomycota.

1. Ascomycota

Fungi ini umumnya hidup secara saprofit sehingga dapat merombak
bahan organik seperti kayu, buah, kulit dan sisa-sisa tanaman. Ascomycota
memiliki hifa yang bersekat dan pada setiap sekat mengandung dua atau
lebih inti sel (Sopandi dan Wardah, 2020: 12). Ascomycota memiliki ciri
utama yaitu berkembangbiak secara seksual dengan membentuk spora
berupa askospora yang dihasilkan dari askus (kantung kecil). Askus terdapat
di dalam askokarp atau badan buah Fungi.

Berdasarkan bentuknya, Sumber: Bing.com
askus dapat dibedakan 3 macam
yaitu:
a. Cleistothecium

Askus ini berbentuk bulat,
kasar dan tidak mempunyai
lubang khusus untuk jalan
keluarnya spora.
b. Perithecium
Askus ini bentuk bulat
seperti labu dan
mempunyai osteol untuk
jalan keluarnya spora.
c. Apothecium
Askus ini berbentuk seperti
cawan atau mangkuk,
bagian permukaan terdiri
atas himenium yang
mengandung askus-askus
dalam lapisan palisade, dari
lapisan tersebut dapat
dilepaskan askospora.

29

B eberapa jenis Ascomycota dapat bereproduksi secara aseksual
dengan cara konidiospora yang menghasilkan konidia. Fase
konidia pada Fungi ini disebut juga fase imperfect.
Perkembangbiakan Ascomyota secara seksual sebagai berikut:
a. Perkawinam (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium
betina.
b. Plasmogami, yaitu meleburnya plasma atau cairan antara kedua
gametangium tersebut.
c. Kariogami, yaitu peleburan inti sel dari kedua gametangium tersebut.
d. Pembelahan reduksi.
e. Pembentukan askospora secara endogen.

Perkembangbiakan Ascomycota:

Sumber: Bing.com

30

Ascomycota pada umumnya dapat menghasilkan pigmen hitam,
coklat, merah dan hijau. Pigmen tersebut dapat digunakan
untuk mengidentifikasi jenis-jenis Fungi tersebut. Contoh
Ascomycota yang penting adalah dari genus Aspergillus dan Penicillium.
Spesies Aspergillus niger untuk fermentasi asam sitrat dan kecap,
Aspergillus oryzae dan Aspergillus wentii untuk fermentasi kecap.
Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti dapat digunakan untuk
flavour (aroma). Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum untuk
produksi antibiotik penisilin (Fifendy dan Biomed: 2017).

Sumber: Bing.com

Aspergillus wentii

Sumber: Bing.com 31

2. Basidiomycota

Sebagian besar anggota Basidiomycota merupakan Fungi yang dapat
dikonsumsi. Basidiomycota memiliki struktur tubuh buah yang terdiri dari:
payung (piles), bilah (gill), tangkai (stipe) dan kadang-kadang cincin
(annulus), volva, sisik (scale) serta kortina (cortina) (Gunawan, 2008: 22).

Sumber: Bing.com

32

Berdasarkan sumber tumbuhan sehingga disebut
mikoriza. Beberapa jenis Fungi
makanannya, Basidiomycota golongan ini pada musim hujan
membentuk tubuh buah yang
dikelompokkan menjadi 2, yaitu: besar dan dapat berbentuk
seperti payung terbuka. Tubuh
Basidiomycota yang sumber buah ini ada yang dapat
dikonsumsi dan ada pula yang
makanannya dari serat tumbuhan tidak dapat dikonsumsi.
b. Phagmobasidiomycetes
bukan kayu (selulosa), contohnya
Fungi ini memiliki basidium
jamur merang; jamur kancing dan yang terdiri atas 4 sel dan
bersekat (Gembong: 133-134).
Basidiomycetes yang sumber Contoh spesiesnya yaitu: jamur
merang (Volvoriella volvacea),
makanannya dari serat kayu jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur tiram
(lignin), contohnya jamur shitake, (Pleurotus ostreatus), Amanita
phalloides dan Amanita
jamur kuping dan jamur tiram muscaria.

(Siregar, 2004: 4). Sedangkan

berdasarkan bentuk dan susunan

basidiumnya, Basidiomycota

dibedakan menjadi:

a. Holobasidiomycetes

Fungi ini memiliki basidium

yang terdiri atas 1 sel. Beberapa

jenis Fungi ini hidup

bersimbiosis dengan akar

Amanita phalloides

Sumber: Bing.com 33

Ciri utama dari Basidiomycota yaitu berkembangbiak secara seksual
dengan membentuk spora berupa basidiospora yang dihasilkan dari
basidium. Basidiomycota juga berkembangbiak secara aseksual dengan cara
gametangiogami.

Perkembangbiakan Basidiomycota:

Sumber: Bing.com

34

3. Deuteromycota

Deuteromycota merupakan Fungi yang memiliki ciri utama hanya
dapat berkembangbiak secara aseksual. Fungi ini berkembangbiak secara
aseksual dengan membentuk konidiospora yang menghasilkan konidia
sehingga disebut sebagai Fungi imperfecti (Fungi tidak sempurna).
Deuteromycota hidup sebagai parasit pada organisme lain dan sebagaian
besar anggotanya menyebabkan penyakit pada tanaman budidaya, misalnya
merusak buah sehingga menjadi berwarna hitam seperti beludru dan lain-lain
(Gembong: 106). Contoh Fungi ini adalah Trichophyton, Epidermophyton
floocosum, Helmintorosporium oryzae, Verticillium fungicola dan
Mycogone perniciosa (Winarno, 2017: 15).

Struktur tubuh Deuteromycota:

Sumber: Bing.com 35

4. Zygomycota

Zygomycota merupakan Fungi yang dapat tumbuh cepat dan dengan
mudah ditemukan di tanah (daratan) di seluruh dunia. Fungi ini hidup secara
saprofit dan motil serta memiliki hifa yang tidak bersekat yang berisi
kumpulan inti sel dalam sitoplasma (Sopandi dan Wardah, 2020: 12).
Zygomycota memiliki ciri utama yaitu berkembangbiak secara seksual
dengan membentuk zigospora. Zygomycota juga berkembangkbiak secara
aseksual dengan fragmentasi hifa dan membentuk sporangiospora. Contoh
Fungi ini yaitu Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.

Perkembangbiakan Zygomycota:

Sumber: Bing.com

36

E. PERANAN & CONTOH
FUNGI

Fungi merupakan organisme yang memiliki banyak manfaat bagi
manusia, meskipun beberapa jenis Fungi dapat pula menjadi penyebab
penyakit pada tanaman dan manusia.

Sumber: Bing.com

Fungi yang bergizi tinggi dan bernilai jutaan rupiah:
Truffle (Tuber melanosporum)

Sumber: Bing.com
Penyakitt pada kuku kaki yang disebabkan Fungi Trichophyton rubrum.

37

Banyak jenis Fungi yang bermanfaat dalam kegiatan bioteknologi di
bidang industri pangan, pertanian dan farmasi (Achmad, 2011: 9). Fungi
yang bermanfaat misalnya: menghasilkan keju Roquefort (Penicillium
roqueforti), menghasilkan keju Brie dan Camembert yang mempunyai cita
rasa kuat (Penicillium camemberti) (Sopandi dan Wardah, 2020: 14),
meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh (jamur Lingzhi: Ganoderma
aplanatum dan Ganoderma lucidum), penghasil antibiotik (Penicillium
notatum), fermentasi pangan (tape: Sacharomyces cereviciae), bahan
makanan (jamur tiram: Pleurotus ostreatus), mikoriza dan lain sebagainya.

Keju Camemberti (Brie) Keju Roqueforti
Sumber: Bing.com Sumber: Bing.com

\

Mikoriza Kapsul Tumis jamur tiram
Sumber: Bing.com Ganoderma lucidum (Pleurotus ostreatus)
Sumber: Bing.com Sumber: Bing.com

38

Fungi kaya akan antioksidan dan polisakarida yang berperan sebagai
imunomodulator sehingga dapat bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh.
Fungi juga memiliki kandungan serat dan vitamin yang tinggi serta rendah
lemak (Agrifio: hal 15-18).

Sumber: Bing.com

F ungi ada yang dapat dikonsumsi dan ada pula yang tidak dapat
dikonsumsi. Fungi yang dapat dikonsumsi merupakan semua
jenis Fungi yang dapat diolah menjadi makanan. Fungi ini
memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh. Kandungan nutrisi tersebut di
antaranya yaitu vitamin dan mineral, protein, rendah kalori dan lemak serta
karbohidrat sehingga dapat digunakan sebagai obat penderita diabetes. Contoh
Fungi yang dapat dikonsumsi yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur kancing (Agaricus bisporus) dan jamur
merang (Volvariella volvacea) (Achmad, 2011: 10).

39

Amanita muscaria

Sumber: Bing.com

F ungi yang tidak dapat dikonsumsi merupakan semua jenis Fungi
yang berbahaya jika dikonsumsi karena dapat menyebabkan
keracunan. Beberapa Fungi ini memiliki tampilan yang mirip
dengan Fungi yang dapat dikonsumsi. Racun Fungi tersebut dapat berasal
dari senyawa racun dari tubuh Fungi itu sendiri maupun dari lingkungannya
(Achmad, 2011: 15-16). Contoh Fungi yang tidak dapat dikonsumsi yaitu
Amanita muscaria dan Omphalotus olearius. Dampak dari mengkonsumsi
Fungi yang tidak dapat dikonsumsi atau beracun di antaranya adalah dapat
menyebabkan halusinasi, iritasi gastrointestinal, nekrosis hati dan kematian.

Omphalotus olearius 40
Sumber: Bing.com

Ciri-ciri Fungi yang dapat dikonsumsi dan tidak dapat
dikonsumsi disajikan dalam tabel 1.1:

Tabel 1.1 Ciri-Ciri Fungi yang Dapat Dikonsumsi dan Tidak Dapat
Dikonsumsi (Lianah, 2020: 9).

No Fungi yang Dapat Fungi yang Tidak Dapat

Dikonsumsi Dikonsumsi

1 Tidak memiliki cincin Memiliki bentuk khusus, misalnya

atau cawan di bagian memiliki cincin atau cawan di bagian

batang. Kecuali pada batang dan bintik-bintik di bagian

jamur merang (dapat tudung Fungi.

dikonsumsi).

2 Memiliki warna yang Memiliki warna yang sangat cerah dan

tidak cerah dan tidak bervariasi, misalnya berwarna merah,

bervariasi, misalnya jingga, hijau, kuning terang, biru tua,

berwarna cokelat atau hitam pekat dan lain-lain.

putih.

3 Tidak berbau menyengat Berbau menyengat atau busuk karena

atau busuk. mengandung senyawa sulfida (Welly,

dkk: 2011)

4 Sudah dibudidayakan dan Tumbuh di tempat-tempat yang kotor,
dijual di pasar tradisional misalnya kotoran hewan, tempat
maupun supermarket dan pembuangan sampah, dan lain
tidak tumbuh di tempat- sebagainya.
tempat yang kotor.

5 Tidak berubah warna Berubah warna ketika dipotong atau
ketika dipotong atau dimasak (Liska, 2013: 87-88).
dimasak.

Contoh Fungi yang dapat Contoh Fungi yang tidak dapat
dikonsumsi: dikonsumsi:

Sumber: Bing.com Sumber: Bing.com 41

1. Fungi yang Bermanfaat

a. Agaricus bisporus b. Aspergillus niger

c. Auricularia polytricha d. Ganoderma lucidum

e. Pleurotus ostreatus f. Rhizopus oligosporus

g. Saccharomyces cereviviae h. Schizophyllum commune

i. Volvariella volvacea

42

a. Agaricus bisporus (Jamur Kancing/ Jamur
Campignon)

Sumber: Bing.com

Klasifikasi

Kingdom: Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Agariceae
Genus : Agaricus
Spesies : Agaricus bisporus
(Lianah: 2020)

Sumber: Bing.com

43

Sumber: Bing.com

Deskripsi

Jamur ini disebut jamur kancing karena memiliki bentuk hampir bulat
seperti kancing pakaian. Jamur kancing memiliki tudung yang berdiameter
3-16 cm dan panjang tangkainya 2-8 cm dengan diameter 1-3 cm serta
memiliki aroma yang khas (sedikit manis seperti daging). Jamur ini ada yang
berwarna putih bersih, krim dan coklat muda. Jamur kancing tumbuh
berpencar atau bergerombol pada kompos, tanah subur di sepanjang jalan,
kebun dan lain-lain.

Jamur kancing memiliki

bentuk menyerupai jamur merang.

Perbedaannya adalah bentuk

jamur kancing yang relatif lebih

bulat, sedangkan jamur merang

berbentuk sedikit meruncing

namun tumpul (Winarno, 2017:

3). Jamur kancing dapat tumbuh

dengan baik di daerah dataran

rendah; suhu: 24-27 ºC) maupun

dataran tinggi; suhu: 29-30 ºC

Sumber: Bing.com (Aidah, 2020). 44

Peranan dalam Kehidupan

Jamur kancing merupakan jenis jamur yang dapat dikonsumsi dan
memiliki kandungan nutrisi tinggi. Jamur ini banyak dijual dalam bentuk
awetan dalam kaleng dan ada pula yang dijual dalam bentuk segar maupun
dimanfaatkan untuk bahan kuliner Barat maupun lokal seperti omelet, pizza
(Winarno, 2017: 3). Jamur ini dalam keadaan segar kaya akan vitamin B,
potasium dan mineral serta tidak memiliki kandungan lemak dan sodium
serta rendah kalori. Jamur ini merupakan jamur yang paling banyak
dibudidayakan di dunia, yaitu menduduki sekitar 38% dari total produksi
jamur dunia. Beberapa manfaat dari jamur kancing ini yaitu:
1) Memiliki kandungan gizi yang tinggi dan mengandung berbagai jenis

enzim yang bermanfaat bagi manusia.
2) Membantu menstimulasi dan meningkatkan metabolisme tubuh.
3) Bermanfaat untuk pengobatan kekurangan vitamin.
4) Mengandung senyawa fenolik dan quinoid yang berkhasiat sebagai

antibakteri.
5) Membantu menurunkan kadar kolesterol dan sebagai bahan kosmetik

(Hendritomo, 2010: 41).

Sup Jamur Kancing 45
Sumber: Bing.com

b. Aspergillus niger

Sumber: Bing.com

Klasifikasi

Kingdom: Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Famili : Trichomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
(Food and Drug of US, 1998).

Sumber: Bing.com

46


Click to View FlipBook Version