Sahabat Super,
Bikin Baper
Lailatus Saadah, S.Pd
CV. Insan Cendekia Mandiri
2019
Sahabat Super, Bikin Baper
Lailatus Saadah, S.Pd
Copyright © 2019 by Lailatus Saadah, S.Pd
Diterbitkan oleh:
CV. Insan Cendekia
Perum BTI No 53
Kabupaten Solok – Sumatera Barat
Tel +62813 7272 5118
Tel +62852 7403 1898
Email : [email protected]
Website : www.insancendekiamandiri.com
: alifahstore.insancendekiamandiri.com
Penyunting: Rahmi Datul Ulfah
Tata letak: @Teamminang
Desain Cover: Adhan Chaniago
vi, 78 hlm, 14,8 × 21 cm
Cetakan pertama, Juli 2019
Terbit: Juli, 2019
ISBN: 978-623-7383-05-5
Hak Cipta dilindungi undang-undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Pasal 72.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan
bentuk dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.
ii | Sahabat Super, Bikin Baper
Prakata
Segala puji dan syukur terucapkan ke hadirat
Allah SWT karena atas izin-Nya buku yang
berjudul “Sahabat Super, Bikin Baper” telah
selesai.
Buku ini secara garis besar adalah kumpulan cerita
tentang sahabat-sahabat penulis mulai SMP sampai
sekarang. Kemudian Penulis menuangkan menjadi sebuah
cerita dengan gaya komedi.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan buku ini.
Pertama, untuk keluarga kecilku yang tak pernah berhenti
memberikan semangat, cinta, dan doa. Kedua, untuk Disdik
Kabupaten Grobogan dan keluarga besar SMP Negeri 3
Karangrayung yang memberikan support untuk terus
bekerja dan berkarya. Ketiga, Tim Insan Cendekia Mandiri
yang memberikan kesempatan dan motivasi hingga
terselesaikannya buku ini.
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | iii
Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini
terdapat kekurangan, untuk itu guna penyempurnaan kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan.
Grobogan, 21 Juni 2019
iv | Sahabat Super, Bikin Baper
Daftar Isi
Prakata........................................................... iii
Daftar Isi .......................................................... v
Gendut yang Bahagia ........................................... 1
Good Friend Never Say Goodbye .............................. 7
Ganteng-ganteng Cucok Meong...............................11
Terdampar di Traffic Light ....................................19
Balada Ratu Chatting ..........................................31
Jatuh Cinta Sendirian ..........................................41
Malam Jum’at Kliwon Story ...................................51
Lebih Dekat dengan Jurit Malam .............................61
pada Suatu UNBK ...............................................69
Tentang Penulis.................................................78
Lailatus Saadah, S.Pd | v
vi | Sahabat Super, Bikin Baper
Gendut yang Bahagia
Waktu kuliah, aku mempunyai tiga sahabat
yang keren. Mereka selalu ada dan hadir
disaat aku membutuhkan, bahkan
terkadang tak dibutuhkanpun juga ada. Sudah seperti
jerawat saja yang tiba-tiba nongol di muka dan
kehadirannya itu membuat kita jadi nggak pede. Tapi tak
begitu dengan sahabat-sahabatku tadi. Begitu berartinya
kehadiran mereka buat aku, sehingga mereka sudah seperti
power rangers dengan segenap kekuatannya yang
tergabung menjadi satu dan siap membasmi monster-
monster jahat yang menjadi musuhnya.
Hebatnya lagi masing-masing dari mereka memiliki
karakter yang berbeda dan unik.
Yang pertama namanya Atik, asalnya dari
Temanggung Kota Tembakau. Orangnya asyik, simple,
dengan gayanya yang casual, dan cenderung cuek habis;
memantapkan dia pada style cewek tomboy. Meskipun
berbadan subur alias gemuk, tapi sebetulnya dia tidak
memiliki hobby makan. Pernah satu ketika teman-teman
Lailatus Saadah, S.Pd | 1
kost aku saat akhir pekan, mereka pulang kampung semua.
Setelah melalui pemikiran panjang dan penuh
pertimbangan Tidak mungkin juga kalau aku harus di kost
sendirian jadi penunggu kost dan uji nyali. Yang ada bisa-
bisa aku melambaikan tangan ke kamera karena mendengar
suara-suara aneh dari makhluk tak kasat mata, ih ngeriiiiiii,
akhirnya aku memutuskan untuk numpang di kost Atik.
Layaknya Rager red yang tiba-tiba saja dia sudah di depan
pintu kostku ketika aku membukakan pintu setelah
terdengar suara ketukan pintu.
“Alhamdulillah, akhirnya kamu datang juga Tik”
“Lha emang kenapa?” Tanya Atik sambil meletakkan
pantatnya di sofa tamu yang menurutku sudah lumayan tua
umurnya. Hal ini terlihat dari fisiknya yang sudah mulai
robek di beberapa bagiannya.
“Ah nggak apa-apa. Aku merasa takut dan ngeri saja
sendirian disini”
“Yuk ah langsung cabut saja, sudah lapar juga nich
perutku” ajakku pada Atik sambil mengusirnya dari sofa
butut yang dia sendiri sudah mulai merasa PeWe (Posisi
Wenak) di sana.
“emang mau beli makan dimana?” Tanya Atik sambil
berdiri dari tempat duduknya.
“Biasa, warung Ita-Itu” jawabku sekenanya.
2 | Sahabat Super, Bikin Baper
Warung ini menjadi warung makan legendaris dan
favorit untuk anak kost belakang kampus UNS. Karena
setiap aku ketemu orang baru yang akhirnya aku terlibat
dalam perkenalan sengit, eh seru maksudnya dan aku
katakan kalau aku kost di belakang kampus, si orang baru
tadi pasti dibenaknya langsung cling teringat pada warung
makan Ita-Itu.
“Kostnya dengan warung makan Ita-Itu arahnya
kemana?” pertanyaan seperti itu kerap ku dengar dan itu
yang menjadikan warung makan Ita-Itu makin laris manis
meskipun penjualnya emak-emak yang sudah tak kinyis-
kinyis dan sudah jarang-jarang meringis. Selain harganya
yang merakyat untuk kalangan anak kost, menu yang
disajikan pun lumayan enak.Kalau kata Alm.Pak Bondan
host acara kuliner “Mak nyusss”
Tak berapa lama kamipun sampai di warung makan
Ita-Itu tujuan kami. setelah memesan makanan untuk
dibungkus, perhatianku tertuju pada sahabatku yang hanya
diam saja tak bergeming dari tempatnya berdiri dari kami
datang.
“Kamu bungkus makan apa Tik?”
“Ah nggak, perutku masih kenyang”
“Yakin?”
“Iya lhah” jawab Atik dengan penuh keseriusan.
Lailatus Saadah, S.Pd | 3
Dalam hatiku waktu itu Aku berharap sahabatku ini
tidak memesan makan karena dia sedang benar-benar
menjalankan program diet Kenyang Ala Dewi Hughes yang
menjadi inspirasinya, dimana dulunya bertubuh besar dan
sekarang memiliki hidup baru dengan penampilan yang
cantik dan sehat. Atau paling tidak dia tidak ingin bernasib
sama dengan Titi Wati, penderita obesitas asal
Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang berbobot 350 Kg
he..he..
Perjalanan pun berlanjut sampai di kost Atik. Di sana
terasa sangat ramai, rupanya sebagian besar mereka tidak
pulang meskipun saat itu akhir pekan. kedatangan aku
disambut dengan ramah dan hangat oleh teman-teman kost
Atik yang seluruhnya mahasiswa FKIP, meskipun berbeda
jurusan tetapi aku sudah mengenal mereka, karena kami
sering bertemu di kantin kampus, di taman, di parkiran, di
Masjid, bahkan di toilet. Setelah berbasa-basi dengan
mereka lumayan lama dan alhasil jadi benar-benar basi,
aku pun memohon diri ke ruang makan karena cacing di
perut sudah meronta-ronta minta diisi.
“Maaf teman-teman, aku ke kamar Atik dulu ya
sekalian numpang makan di meja makan”
“Iya La, langsung aja nggak usah sungkan-sungkan,
biasa saja” jawab mereka kompak, yang seakan-akan sudah
4 | Sahabat Super, Bikin Baper
terlatih macam kelompok paduan suara, sehingga tahu
betul bagaimana harus bernyanyi dengan satu suara.
Atik pun menemaniku menghabiskan bungkusan nasi
dari warung makan Ita-Itu yang kupesan dengan menu ikan
mangut favoritku, lumayan agak pedas sehingga terasa
sekali ketika muncul suara dari mulut manisku
"GRRAAAAAAAAAAGGGRRHH--"
Sudah seperti tipe Rocker yang lagi berteriak di
konser dengan bibirnya agak dower dan tidak beraturan
bentuk sebagi wujud ekspresi rasa pedas yang ada di
lidahku.
“Pedes ya La?” Tanya Atik dengan muka melas dan
aku pun mulai melihat pola gerakan-gerakan dia lapar dan
ngiler pengin ngicipin, layaknya si empuss melihat tuannya
menyantap makanan lezat.Tetapi mungkin karena malu,
gengsi, atau tetap pada visi dietnya sehingga dia tetap tak
ingin makan meskipun sudah aku tawarkan.
Usai makan aku pun ke kamar Atik. Pandanganku
tertuju pada sebuah tas plastic putih besar bertuliskan
Goro Assalam yang ada di pojok ruangan berdampingan
dengan tatanan buku-buku.
“Habis shopping ya Tik?” Tanya ku sambil membuka
plastic putih dengan nakal. Dan.... taraaaa! amazing
banget, ternyata isinya cemilan semua; keripik ubi ungu,
keripik bawang, sus kering, keciput, akar kelapa, kacang
Lailatus Saadah, S.Pd | 5
bawang, kacang telor, kacang oven, kacang panjang, eh
bukan ya.. Penuh jajanan semua.
Sepertinya memang sahabatku satu ini makannya
cenderut sedikit, hanya saja stock ngemilnya yang lumayan
penuh. Yang umumnya untuk ukuran dengan berat badan
ideal stock satu plastic ukuran besar yang berisi makanan
ringan full tadi bisa sampai sebulan dan di dia hanya bisa
bertahan 3-4 hari. Sebagai alibi dia gak hobby makan tapi
doyan ngemil.
Untuk kepribadiannya sosok Atik memiliki tekad yang
kuat, pemberani, dan dewasa. Semisal ada perselisihan
diantara kami, dia yang biasa mendamaikan. Begitupun
kalau ada yang mengganggu seseorang diantara kami, dia
selalu pasang badan untuk menghadapinya. Termasuk jika
salah satu diantara kami yang menjadi korban cowok
playboy alias cuman diPHP-in doang, jangan harap si cowok
pulang dengan selamat, yang ada dia harus menuntun
motornya dari gang belakang kampus sampai di jalan raya
depan kampus dengan kondisi jalan yang menurun curam
dan menanjak lumayan tinggi,sendirian, malam-malam
pula, karena bannya udah dikempesin sama dia. Yang jelas
Atik itu orangnya Easy Going.
6 | Sahabat Super, Bikin Baper
Good Friend Never Say
Goodbye
Sahabat keduaku, namanya Rika. Asalnya dari
Sukoharjo. Rumahnya terhitung paling dekat
dengan kampus, sehingga dia nggak harus
merasakan bagaimana nasib anak kost setiap pertengahan
bulan yang makan cukup dua kali sehari demi bisa nuntasin
sampai akhir bulan. Fisikly dia termasuk kategori cewek
yang perfectionist. Kalau pun tak ingat “jeruk makan
jeruk” udah aku pacarin dia. Subhanallah cantik;
rambutnya panjang lurus, kulitnya putih, perawakannya
langsing dengan tinggi semampai, serta fasionable juga.
Selain itu dia termasuk anak yang nurut banget apa kata
ortunya. Anak sholihah, rajin beribadah, gemar
bersedekah, tetap istiqomah dan selalu mendapat berkah.
Amin.
Diawal-awal semester Rika selalu berangkat dan
pulang bersama bapaknya. Pulang pergi harus diantar
jemput, bukan karena sekarang sering sekali terjadi
Lailatus Saadah, S.Pd | 7
penculikan pada anak-anak yang jadi sasaran penculikan
untuk diambil organnya, diperjual belikan, dan yang
mengerikan lainnya. Tetapi karena Rika ini merupakan
putri dari kepala atau lebih tepatnya komandan satpam di
UNS.
Dia selalu transit di kostku terlebih dahulu, karena
jam 06.00 WIB bapaknya sudah harus sampai di kampus
untuk apel pagi dengan anak buahnya. Sementara
perkuliahan kami biasa dimulai jam 07.00 WIB paling pagi.
Nggak kebayang juga kan cantik-cantik tapi harus nungguin
bangku kosong di kampus yang masih sepi.Yang ada tiba-
tiba didatangin noni-noni Belanda yang arwahnya
penasaran terus pengin ngrasain bangku kuliah dan
menanyakan tentang KRSnya yang belom ditandatangani
dosen pembimbing akademiknya. Konon kabarnya dahulu
kala kampus kami ini dulu sebuah kuburan zaman perang
Belanda hi..hi..hi...
Di satu pagi di semester dua terdengar suara klakson
motor di depan kost ketika aku sedang bersiap-siap ke
kampus. Selang tak berapa lama terdengar dari depan ada
teman kost yang memanggilku
“La, ditungguin Rika di depan”
“OK”. Jawabku dan aku pun segera berlari menuju
pintu utama.
8 | Sahabat Super, Bikin Baper
Dengan Mata sedikit melotot dan mulut yang terbuka
lebar dengan spontan aku pun mengeluarkan ekspresi
menggemaskan saat aku terkejut melihat Rika di depan
kostku waktu itu.
“Motor baru Rik?”
“Nggak, ini motornya Mas Pur” ujarnya
“kenapa platnya ada lipstiknya Rik?” godaku pada
sahabatku
“Iya, sengaja tak poles lipstik biar aman dari maling”
Jawab Rika yang berusaha menyeimbangi candaanku.
“Yuk Ach..!”
“Hayuk aja, siapa takut” jawabku.
Semenjak itu Setiap hari dia selalu setia antar jemput
aku dari kost dengan motor andalannya. Motor Yamaha Alfa
yang berplat merah. Sehingga kami memberinya sebutan si
pamer (Alpa Merah). Kebetulan kakak Rika adalah seorang
PNS di PemKab. Sukoharjo dan mendapatkan fasilitas motor
dinas. Karena motornya tidak dipakai kakaknya jadilah si
Pamer menjadi motor kesayangan Rika ke kampus. Justru
dari Rika aku belajar bagaimana menjalani hidup dengan
sederhana, meskipun dia dari keluarga yang berada dan
berparas cantik.
Lailatus Saadah, S.Pd | 9
10 | Sahabat Super, Bikin Baper
Ganteng-ganteng Cucok Meong
Sahabatku yang ketiga ini seorang cowok.
Namanya Subar, asalnya dari Sragen.
Sahabatku satu ini memiliki selera humor yang
tinggi, sehingga apapun yang di depannya secara spontan
bisa menjadi bahan lawakannya. Saking kocaknya ketika dia
ngelucu pernah ada satu orang teman kami satu kelas
ngakak mpe jungkir balik, guling-guling, ngakak sampe
perut mules,sampe gak bisa mingkem, sampe terkencing-
kencing di celana.
Secara fisikly Subar sosoknya seperti Orang
keturunan Arab. Kulitnya putih, tingginya sekitar 175 cm,
alis matanya tebal, matanya warna coklat dan tajam,
hidung mancung, dan rahang yang sempurna yang disertai
jambang. Pokoknya perfek banget, deh! Hampir-hampir
mirip aktor sinetron Fauzi Baadilah.
Pernah Satu ketika kakak kostku Jeny; yang
sebenarnya nama aslinya Kaniyati (Gadis desa yang lugu
dan cupu bertamorfosis tinggal di kota besar dengan
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 11
mengubah nama kampungnya biar hoki) yang penasaran
dengan sahabatku Subar. Dia mencoba mendekatiku di kost
dengan berbagai cara agar terbuka hatiku dan yang pasti
itu bagian dari aktivitasnya untuk merayuku
“La, tolong kenalin donk sama teman kamu yang
seperti keturunan encik-encik itu lho”
Aku pun mengerutkan alis, melihat ke langit-langit
ruangan sembari garuk-garuk kepala macam orang yang
sudah tiga minggu tidak keramas, karena kehabisan
shampo, penuh ketombe dan lepek banget.
“Yang mana sich mba’? Hendri si ketua kelas bukan?”
Aku pun mencoba menjawab sekenanya sambil berpikir
untuk merespon pertanyaan mbak Jeny yang dari tadi aku
perhatikan mukanya sudah penuh harap, seperti mimpi
menang lotre 315 juta yang dalam sekejab bisa menjadikan
orang hidup mewah sebentar, lalu kembali hidup
miskin.he..he..
“Bukan, kalau Hendri aku sudah tahu. Anaknya
beberapa kali ke sini naik motor Cripton” ujar mb jeni
memperjelas
“O...ooohhh, Subar?”
“Jadi namanya Subar?”
“Boleh aku kenalan dengannya?”
“Boleh saja mbak, kebetulan besok kami ada tugas
kelompok di sini”
12 | Sahabat Super, Bikin Baper
“Ok dech, jangan lupa nitip salam buat dia ya”
kalimat terakhir mbak Jeni sebelum akhirnya
meninggalkanku menuju kamarnya.
Setelahnya, aku bisa bayangkan pasti di kamar mbak
jeni menari-nari nggak jelas macam artis film-film India
dengan gerakan; mengangkat kedua tangannya ke udara,
sembari menggerakan pinggulnya ke atas bawah, yang
disertai gerakan kaki dengan menggeser ke kanan dan kiri
karena saking gembiranya besok akan berkenalan dengan
idolanya.
Keesokan harinya aku bertemu Subar di kampus dan
segera kusampaikan amanat dari mbak Jeni semalam
“Bar, nanti di kost ada yang mau kenalan sama kamu”
“Siapa La? Anak mana La? Jurusannya apa?” Subar pun
membrondongku dengan pertanyaan bertubi-tubi
“ntar juga tahu sendiri”
“Ayo lhah La, kasih sedikit saja klu-nya”
“Dah macam kuis saja” jawabku sambil tertawa kecil
“Mau tahu apa mau banget??” godaku selanjutnya
“Terserah lhah”
“Eiiiitz, jangan marah dulu”
“Itu mbak kostku, mbak Jeni” jawabku
“Iya Bar, anak PLB Angk.96” Kata Rika yang tiba-tiba
ikut nimbrung obrolan kami. Karena terlalu cepatnya ia
menyahut pembicaraan kami sudah seperti kereta api Argo
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 13
Bromo Anggrek yang dengan jarak 725 km Jakarta-
Surabaya bisa dilewatinya hanya dengan 9.5 jam.
“Busyeeet dach, angk.96????” terus dah nini-nini
donk” jawaban Subar dengan bibir agak mangap ke depan
seperti Selfie Bibir Monyong yang seketika disambut
Geeeeerrrrr kami bertiga.
“Beneran dech La, pikirku ada yang ngefans tuch
mirip Syahrini yang maju mundur-maju mundur cantik,
cantik. Maju lagi-mundur lagi cantik-cantik (dengan gaya
tubuh yang gemulai dia menirukan gerakan maju mundur
princes Shahrini) kan pas karena wajahku yang sebelas dua
belas dengan Fauzi Baadilah. Lha yang ini malah nenek-
nenek peyot dan lagi angkatan 96 gak lulus-lulus emang
mau sampe semester berapa tuch anak?” ujar Subar sambil
ngedumel gak jelas karena merasa ekspektasinya tak sesuai
kenyataan.
“Sudah lhah gak usah sewot, cuman kenalan saja apa
salahnya? Bisa tambah teman, saudara, kakak.” Kataku
sembari menasehatinya layaknya orang dewasa menasehati
adiknya.
“Benar Lala tuch Bar” Ujar Rika sembari senyum-
senyum sembunyi padaku.
“Iya Lhah” jawab Subar dengan sedikit dipaksakan.
14 | Sahabat Super, Bikin Baper
Setelah perkuliahan selesai kami berempat segera
menuju ke kostku untuk menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah kriminologi.
Sesampai di kost, ku lihat sepatu mbak jeni yang biasa
di pakai ke kampus belom ada di rak sepatu. Kemungkinan
mbak jeni belum pulang. Ku pastikan dengan mmengetuk
pintu kamarnya dan tidak ada jawaban alias nihil. Aku pun
segera kembali ke ruang tamu dan kami berempat terlibat
diskusi yang cukup serius untuk menyelesaikan tugas.
Selang tak berapa lama mbak Jeni pulang
“Assalamualaikum”
“Wassalamualaikum” sahut kami bersama
“Eh, ada tamu” ujar mbak Jeni
Padahal kutahu itu hanya sebagai bentuk basa-
basinya saja agar bisa berkenalan dengan Subar.
“Oh iya Mbak, kenalkan ini Subar temanku”
Dengan sigap mbak Jeni segera mengulurkan
tangannya ke arah Subar
“Jeni”
“Subar” Subar menjawab dan membalas jabat tangan
mbak jeni dengan gerak bicaranya yang feminim dengan
raut muka yang malu-malu kudanil tampak memerah
seperti kepiting rebus.
Seketika kulihat mbak jeni agak seperti orang bingung
dan senyumannya seperti tidak tulus dan seolah-olah
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 15
sengaja diciptakan karena membentuk berupa garis
kerutan pada sudut bibir, yang kurang lebih 179 derajat.
“mbak Jeni” suara Atik memecah lamunan mbak Jeni
“Eh iya!”
“Koq yang disalamin Subar saja. Aku dan Rika tidak
nich?” protes Atik
“Lhah kalian sudah biasa, sering kesini.”
“aku ganti baju dulu ya, gerah nih. Nanti kalau tugas
kalian dah selesai, boleh ya aku ikutan gabung di sini?”
“Iya mbak” jawab kami bersama.
Dalam hati kami berempat bertanya ada apa
gerangan dengan mbak Jeni. Kemarin sebegitu antusiasnya
kenapa mendadak parno.
Setelah tugas selesai ketiga temanku pun berpamitan
pulang. Aku menuju ke kamar Mbak Jeni, tak ada jawaban
ketika ku ketuk pintunya. Dalam hati aku berpikir pasti
mbak Jeni lagi tidur cantik dengan paras sesungguhnya,
tanpa make up, tanpa pensil alis, rambut acak-acakan, dan
bau naga dari mulutnya.
Sore harinya setelah bangun mbak Jeni menemuiku di
kamar.
“La, kenapa Subar gaya bicara dan geraknya feminim
begitu?”
“Tadi aku keppo-in kalian saat mengerjakan tugas
kelompok”
16 | Sahabat Super, Bikin Baper
“Ya, memang seperti itu mbak orangnya?”
“Kenapa mbak?” jawabku kepada mbak Jeni
“Ya, kan masak ganteng-ganteng cucok meong”
Kata-kata mbak Jeni terasa mak jleb, nyungsep di
hati, membuatku seketika susah napas (karena tetangga
ada yang membakar sampah he2..), bumi seakan berhenti
sejenak karena sedang di pause; lalu di play lagi he..
Dalam hati aku agak melongo juga, ooooh jadi
Mungkin ini penyebab mbak jeni mundur teratur tadi siang.
Padahal sebenarnya hanya gaya bicara dan geraknya
saja yang cenderung feminim. Yang sesungguhnya
Sahabatku cowok tulen, bukan seperti artis Dena Rachman,
Solena Chaniago, dan lainnya yang dulu ganteng, sekarang
semakin cantik dan seksi.
Sekarang ini beliau menjadi dosen, bahkan beliau
telah menyandang gelar Doktor dari UGM yang semakin
memantabkan amanah yang diembannya sebagai PUREK III
(Pembantu Rektor) di salah satu perguruan tinggi negeri
berbasis Islam di Surakarta. Memiliki keluarga yang
sempurna. Dikaruniai Seorang istri yang cantik dan memiliki
seorang putra.
Satu waktu dia menelfonku saat jam istirahat kedua
saat ku menulis cerita ini.
“La, Aku mau cerita”
“Hm...mmm..”
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 17
“Kampusku kan mau Akreditasi”
“Terus?”
“Mahasiswaku tak minta membawa piagam atau
sertifikat prestasinya”
“Lalu?”
“Masak mereka bilang seperti ini; aku ada piagam
lomba lari pak”
“Ya, besok tolong dibawa. Kategori Lomba lari apa?”
“Lari dari kenyataan Pak”
“Kemudian ada lagi yang tunjuk jari; aku punya pak”
“Boleh, lomba apa itu?”
“Mewarnai pak?”
“Tingkat kabupaten?”
“Bukan Pak, mewarnai rumah tangga orang pak”
Dengan gaya bahasanya yang masih sama seperti
dulu, spontanitas aku tertawa lepas dan sejenak bisa
melupakan rutinitas hari ini.
Satu hal Untuk sahabatku yang pasti “keep being
yourself always friends”
18 | Sahabat Super, Bikin Baper
Terdampar di Traffic Light
Malam itu aku menerima SMS dari Rika, Isinya
:”La, besok setelah kuliah tolong aku
diantar belanja mote ya?”
Kemudian aku balas “Ok, Bozz!”. Aku jawab dengan
Bos berharap besok siang jatah uang makan bisa berkurang
karena pasti Rika akan traktir makan siang aku.
“Lhah, koq Bozz?” Rika sepertinya sewot aku
memanggilnya dengan kata Bozz
“Ya, maaf bercanda.”
“Gi banyak orderan ya Rik?”
“Alhamdulillah La, ini dapat pesenan beberapa tas
dari teman mbak Indri”
“Oh iya, janjiku ke kamu buatin tempat pensil dari
mote juga belum tak buat, besok sekalian saja ya kamu
pilih warna yang kamu inginkan” ujar Rika
“Siap” jawab sms penutupku ke Rika malam itu.
Yak, sahabatku Rika ini memang paling jago buat tas
mungil, dompet, tempat pensil, Tissue Box (kotak tissue)
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 19
dari mote atau manik-manik akrilik. Mungkin sudah menjadi
bagian hobbynya sehingga dia sangat terampil dalam
meronce manik-manik dengan memadukan warna dari biji
manik-manik, sehingga nampak menarik dan cantik.
Entah sudah berapa banyak hasil karya manik-manik
Rika yang sudah diberikan kepadaku, berpindah tangan dari
Rika kepadaku secara gratisan; mulai dari gantungan kunci,
dompet untuk tempat koin, dompet HP dan terakhir dia pun
berjanji akan menghibahkan lagi sebuah dompet tempat
pensil tetapi yang belum selesai dibuat karena dia harus
bagi waktu antara kuliah, membantu pekerjaan ortu di
rumah, momong keponakannya, dan mengantarkan ibuknya
ke pasar he..he..
Keesokan harinya
Tiiit... tiiit....!!! Tak salah lagi, itu suara klakson
motor Rika si Pamer (Baca: Alpa Merah) yang ngasih tanda
ke aku bahwa dia sudah nungguin di depan kost.
“Hay Rik! Kita berangkat sekarang?” tanyaku pada
Rika sembari membenarkan tali sepatuku.
“Berangkat sekarang saja Yuk, tugas Pak Wiji hari ini
kan presentasi” Ujar Rika
“Bukannya kemarin Subar yang mau menyampaikan
presentasi?”
“Iya sih, tapi pagi tadi dia sms kalau motornya gak
bisa di strarter, aku khawatir dia datang terlambat”
20 | Sahabat Super, Bikin Baper
“Haduch...” Aku pun mulai cemas mendengar ucapan
Rika. Karena dari kemarin kami sudah menyiapkan skenario
presentasi dengan apik dan rapi di bawah komando dari
Kapten Subar.
Setiba di kelas, aku lihat sudah banyak teman-teman
yang hadir di sana. Aku masih clingak-clinguk setelah
akhirnya dikagetin suara Atik dari belakang
“Ba..a..a..!”
“Ih, apaan sich Tik, bikin kaget saja” kataku
“Lagian masih pagi kenapa bengong clingak-clinguk?”
“Mencari siapa sih?” Tanya Atik
“Subar, gimana nasib kelompok kita yang harus
presentasi kalau Subar terlambat datang coba”
“Lha emang terlambat?”
“Iya tadi pagi sms Rika kalau motornya ngadat, tidak
bisa distarter”
“O..oooh, ya Kalau nggak ada Subar kan tetap harus
presentasi toh?” jawab Atik dengan sante kayak di pante.
“Nanti Atik ya yang gantiin Subar” Ujar Rika
“Iya Lhah, gampang” jawab Atik dengan ketawa-
ketawa sombong sambil membenahi bantatnya untuk duduk
di kursi kuliah yang dilengkapi Meja Tangan Kayu Besar yang
sebenarnya agak kesusahan juga badannya masuk dan
duduk di sana. Seandainya bangku kuliah itu bisa bicara dia
pasti udah menjerit-jerit, meronta-meronta, dan akan lari
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 21
terbirit-birit karena tak sanggup menahan berat beban
hidup yang harus dirasakannya.
Setelah mendengar jawaban Atik, seketika aku dan
Rika saling beradu pandang dengan mulut mangap alias
melongo, untung saja waktu itu tidak ada lalat berlalu
lalang di depan kami, seandainya ada pasti lalat-lalat itu
akan terperangkap dan mati atau minimal keracunan gas
udara dari bau mulut kami.
“Yakin kamu Tik?” aku mencoba menanyakan
kepastian Atik.
“Udah tenang aja, duduk yang manis gi!” pinta Atik
kepada kami
Selang beberapa menit dosen kami pak Wiji datang.
Jantung semakin berdegub ketika presentasi mulai
dilaksanakan. Satu persatu dari kelompok yang dipanggil
memaparkan hasil kerjanya.
Tiba saatnya giliran kelompok kami dipanggil ke
depan. Dengan rasa sedikit kurang percaya diri, kami pun
segera maju. Baru beberapa langkah terdengar hentakan
kaki orang berlari dari tangga kampus yang ada di sebelah
kelas kami.
Gedebuk..,gedebuk...,gedebug..! dan tiba-tiba
Cittt.... Terdengar langkah kakinya direm mendadak,
untungnya saja tidak mengalami rem blong. Coba
bayangkan seandainya rem blong pasti dahinya benjol
22 | Sahabat Super, Bikin Baper
karena kepentok pintu kelas terus pingsan, semua panik
kemudian datang ambulans meraung-raung tapi tiba-tiba
gagal membawa Subar karena dia mendadak siuman karena
takut jarum suntiknya perawat he..he..
“Assalamualaikum..”
“Wassalamualaikum wr.wb” secara kompak kami
menjawab salam itu. Ternyata Subar bak superman dengan
Kekuatan manusia super; kekebalan dari berbagai senjata;
bisa Terbang; sehingga ia bisa datang tepat waktu disaat-
saat genting waktu itu.
“Maaf pak, saya terlambat” kata Subar meminta ijin
kepada Pak Wiji
“Kenapa terlambat Bar?” tanya Pak Wiji dengan gaya
bicara yang khas terbata-bata dikombinasikan dengan
gerakan kepala yang sering bergeleng sedikit ke kanan tak
terkendali menurutku, ditambah dengan tampilan kepala
depan yang licin alias botak yang luasnya hampir sebelas
dua belas dengan lapangan golf Adi Soemarmo menjadikan
beliau jauh dari kesan dosen angker. Apalagi beliau waktu
itu masih single, jadilah kami mahasiswanya sangat dekat
dengan beliau.
“Motor saya mogok pak, aku starter tidak bisa hidup”
“Motor kalau mogok ya segera dibawa ke bengkel Bar,
jangan distater saja” kata Pak Wiji yang mungkin waktu itu
hendak melucu. Karena ingin mengimbangi pembawaannya
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 23
yang kocak. Sebagai bentuk rasa hormat kami kepada
beliau, kamipun satu kelas nyegir kuda untuk turut
berpartisipasi, padahal sangatlah garing.
Subarpun segera bergegas meletakkan tas dan
bergabung bersama kami di depan kelas untuk presentasi.
Alhamdulillah presentasi berjalan dengan lancar dan
kegiatan perkuliahan pun usai.
Sesuai janji semalam, aku harus mengantarkan Rika
belanja manik-manik. Dengan si Pamer kami pun nekat
membelah jalanan Kota Solo dengan aman dan nyaman
sampai pada perjalanan pulang.
Saat perjalanan pulang itulah deritaku dimulai.
Langit mendung menggelayut, tampak gelap, seolah langit
tak kuasa untuk menahan air hujan sehingga sedikit demi
sedikit mulai ditumpahkanlah air hujan ke bumi ini.
Perjalanan kami sampai di Bundaran Gladak ketika
gerimis itu menyapu lembut wajah dan tubuhku. Aku yang
duduk diboncengan belakang merasa heran, kenapa sang
driver tak menginstrusikan penumpangnya atau paling tidak
untuk safety dirinya dari air hujan yang kadang
mengandung efek samping seperti pusing, akar rambut
dapat melemah dan menyebabkan kerontokan, bisa-bisa
jadi botak seperti?? upzzz..!
Sampai di Traffic Light Bank Indonesia setelah
Bundaran Gladak, aku pun berbisik di telinga Rika.
24 | Sahabat Super, Bikin Baper
“Rik, hujannya sebentar lagi deras”
“Lampu merah nich, kita turun pakai jas hujan dulu
ya?”
“Ya” jawab Rika
Aku pun segera turun dari boncengan si Pamer karena
sore itu lalu lintas sangat padat sekali dan posisi Rika sudah
mengambil jalur paling kiri.
Setelah aku turun, tiba-tiba lampu traffic light
menunjukkan warna hijau. Aku pun segera mengambil
posisi semakin menepi karena suara klakson kendaraan di
belakang kami sudah sangat bising. Semua berebut ingin
segera maju. Alangkah terkejutku ketika kulihat Rika juga
terus melaju ke depan dengan lantangnya tanpa menoleh
sedikitpun ke arahku. Segera aku panggil-panggil sekuat
tenaga namanya diantara bisingnya suara knalpot dari
kendaraan yang sangat padat waktu itu
“Rika..Rika..Rika..!
(Seperti di film-filmnya Bang Haji Rhoma Irama
“Rika, tadinya kukira kau seorang gadis yang lain di
kampung ini! Tadinya ku kira kau seorang pribadi. Tapi
rupanya kau tak lebih dari gambaran ...)”
Kembali ke aku yang terlantar di Traffic Light.
Aku menjadi bertanya-tanya dalam hati apakah
bisikanku di telinga Rika tadi berganti kata, karena
telinganya terlalu rapat dengan helm SNI. Mungkin juga
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 25
karena helmnya ada lapisan kedab suara, sehingga Gendang
telinga yang mestinya bertugas menerima getaran suara
dan membawanya ke tulang kecil yang disebut osikel gagal
melaksanakan tugasnya. (Menurut Bu Guru IPA SMP ku
he..he..)
Aku pun hanya berpasrah menerima kenyataan pahit
waktu itu. Ditinggal Rika di Traffic Light tanpa sepeserpun
uang yang kubawa karena dompet dan HP aku titipkan di
tas Rika semuanya. Aku merasa benar- benar menjadi
bagian dari dunia para pengemis dan gembel yang hidup di
perempatan lampu merah waktu itu. Dalam lamunan laraku
waktu itu aku sempat berpikir untuk mengulang ucapan
Dayang Sumbi dalam kisah legenda sangkuriang ” Siapapun
juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang
terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika
dia perempuan dia akan kujadikan saudara.”
Tinggal copy paste ucapan Dayang Sumbi lalu edit
sedikit “Siapapun juga yang bersedia menjemputku di
lampu merah ini, seandainya itu lelaki akan kujadikan
suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara.”
Segera aku pun tersadar dari lamunan karena kaget
adanya petir yang kemudian disertai kilatan cahaya yang
menggelegar bersamaan dengan suara dari langit tadi.
Kemudian aku berpikir ulang untuk mengikuti ucapan
dayang Sumbi, karena jangan-jangan yang datang nanti
26 | Sahabat Super, Bikin Baper
adalah orang dengan gangguan mental atau "orang gila";
Rambut acak – acakan, badan tak terurus, kumal, tanpa
pakaian, OH TIDAAAAAAAKKKK!!!
Perasaan semakin bercampur aduk waktu itu. Tiga
puluh menit sampai satu jam aku menunggu dengan sabar,
melas, dan cemas. Rika pun tak kunjung kembali
mencariku. Langit sudah semakin senja ditemani gerimis
yang turun dari langit kota Solo waktu itu. Mungkin kisahku
tak akan setragis ini seandainya waktu itu sudah ada ojek
online atau Grab yang bisa mengantarkan penumpangnya
sampai tujuan dan bisa dibayar setelah sampai di tujuan.
Karena tak sepeserpun uang di sakuku, akhirnya
kuberanikan menghampiri bapak-bapak penarik becak yang
sedang mangkal di dekatku. Dengan wajah memelas aku
ceritakan derita laraku senja itu padanya. Dengan kebaikan
hati beliau, aku bisa mendapatkan pinjaman uang Rp 2.000;
(Dua Ribu Rupiah) bahkan beliau mengatakan untuk tidak
dikembalikan. Atas kemurahan bapak penarik becak yang
waktu itu menolongku, doa yang terbaik buat Bapak dan
keluarga.
Setelah menerima uang Rp 2.000; (Dua Ribu Rupiah)
Aku pun bergegas mencari wartel terdekat. Di benakku
hanya ingin menelfon kost dan mengabarkan tentang
keberadaanku.
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 27
Dan sialnya lagi telfon kost nadanya sibuk terus. Di
seberang terdengar suara dari mbak-mbak operator yang
berbunyi
"Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah
beberapa saat lagi."
Mungkin sudah seribu kali aku mencoba menelfon
kost, tetapi seribu kali juga aku mendapat jawaban yang
sama.
Kemudian aku ingat jam-jam segini biasanya dipakai
teman kostku si Astri untuk telfon-telfonan dengan
pacarnya yang durasinya dua atau tiga jam baru selesai.
Aku pun bisa membayangkan bagaimana gaya Astri biasanya
saat menerima telfon dari pacarnya; dengan manjanya dia
gelendotan sama gagang telfon. Mungkin bagi si Astri
gagang telfon seperti Punggung Sun Go Kong yang lagi
berdiri bergelantungan, sehingga si Astri bisa sibuk berdiri
sambil 'ber-gelendotan.
Aku pun semakin gusar, hingga akhirnya aku teringat
satu nomor telp. Rumah milik temannya mbak Ambar. Ya,
mbak Yetti. Aku mulai pembicaraan saat di seberang
mengangkat telfonku
“Assalamualaikum”
“Wassalamualaikum” suara diseberang terdengar
suara laki-laki
28 | Sahabat Super, Bikin Baper
Setelah menjelaskan cukup panjang masalahku tadi,
aku pun menyampaikan maksud agar di panggilkan mbak
Yetti untuk bisa menjemputku.
“Bisakah kira-kira kamu menyampaikan pesanku ke
mbak Yetti”
“Maaf, mbak Yetty nya sedang di rumah Boyolali.”
Perasaanku semakin kacau balau mendengar jawaban
dari telpon yang ada di seberang. Dan baru saja mau aku
tutup telfon, ada suara dari seberang kembali
“Tolong sampaikan ciri-ciri mbaknya pakai baju apa?,
menunggu dimana? aku akan segera menuju ke sana”
Syukur Alhamdulillah doa orang teraniaya
terkabulkan. Hore...hore..., aku pun melompat
kegirangan. Akhirnya bisa pulang ke kost dengan aman dan
nyaman setelah diantar adik Mbak Yetti. Singkat cerita dia
juga mahasiswa UNS dua tingkat di atasku yang mengambil
jurusan Teknik Sipil. Bolehkah ucapan Dayang Sumbi aku
copy paste kembali? he..he..
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 29
30 | Sahabat Super, Bikin Baper
Balada Ratu Chatting
“Si Ramli raja chatting, punya gebetan
namanya Putri!", masih pada ingat
penggalan rilik lagu tersebut? Lagu
tersebut dipopulerkan grup band beraliran pop dengan
sentuhan R&B serta Hip-hop yang bernama T-Five pada
Tahun 2001 dengan judul lagunya mIRC.
Aku mempunyai cerita tersendiri berhubungan dengan lagu
itu.
“La, ikutan temani aku yuk!” ajak Deny dengan
serius. Deny ini teman aku satu kost. Dia ini dari jurusan
sastra Inggris. Eitzzz.., Deni ini perempuan lho..,nama
panjangnya kalau tidak Deni Pertiwi, Deni Dharmawati atau
mungkin Deni Kartikawati ya..?
Entahlah aku pun gagal membawa memori aku ke 18
tahun, 6 bulan, dan 21 hari yang lalu untuk mendapatkan
nama lengkap Deni. Kebetulan Deni hanya satu semester
satu kost denganku. Semester selanjutnya dia memilih
pindah kost di depan kampus dan meninggalkanku dengan
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 31
pertimbangan mungkin dia merasa alergi dengan anak-anak
kost belakang kampus yang belum diimunisasi rabies dan
yang sewaktu-waktu virusnya bisa menular kepada siapa
saja melalui kontak fisik atau udara he..he. Maaf bukan itu
sebenarnya, tapi karena kampus sastra di depan jadi si Deni
mendekatkan jarak saja.
“Kemana?” aku penasaran
“warnet” ujarnya.
“Hah?”
“Ayolah, nanti aku ajarin chatting!” ajak Deny
meyakinkanku yang masih dengan wajah polos dan netral
tampak seperti mutiara lumutan yang tertimbun diantara
bebatuan yang gersang dan tandus he..he..
Bagaimana sih penggunaan internet pada waktu itu?
mungkin mahasiswa awal 2000-an tahu betapa asiknya
internet saat itu. Belum ada smartphone, yang berarti
belum ada BBM/Whatsapp/Line/dst. Untuk
ngobrol/berdiskusi waktu itu kami menggunakan mIRC
maupun ICQ.
Kembali ke ajakan Deny
Ada sebuah peribahasa Seperti kerbau dicocok
hidungnya. Tapi kerbaunya udah jinak dan makanannya pun
bernutrisi ekstra, sehingga sehat jasmani dan rohani.
Sehingga tidak terjangkit virus Anthrax he..he..
Aku pun mengikuti saja ajakan Deny.
32 | Sahabat Super, Bikin Baper
Sesampainya di warnet, aku hanya duduk diam
memperhatikan Deni menuliskan huruf demi huruf di layar
monitor komputer dari tuts-tuts keyboard yang ada di
hadapan kami. Tiba-tiba diapun tertawa kecil menatapku.
Ih jadi ngeri juga ya, diam-diam Deni menaksirku (Lho...?
enggak lhah...!)
“Sudah punya email La?”
“Apa itu Den?”
“Email itu singkatan dari Elektronik Mail atau dalam
bahasa Indonesianya disebut Surat Elektronik. Email ini
digunakan dalam mengirim surat melalui internet”
“Seperti yang kamu kerjakan sekarang?” tanyaku
“Iya, sekarang ini aku sedang mengerjakan dan
mengirim tugas kuliah ke dosenku”
“Sekarang ini banyak tugas di kampusku harus di kirim
ke dosen via email La” Ucap Deni penuh semangat.
“Tempatku belum kok Den”
“Ya, kalau pun sekarang belum apa salahnya kamu
belajar tentang email ini?” Ujar Deni
“Ok. Aku mau Den!” Jawabku sangat bersemangat
Dengan jari-jari lentiknya yang seperti sudah piawai
menemukan setiap letak-letak huruf dan didukung dengan
kemampuan IQ Deni yang di atas rata-rata anak- anak SMP
(ya jelaslah orang kami berstatus mahasiswa waktu itu atau
mungkin juga sewaktu masih di kandungan emak Deni
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 33
ngidam otak kancil kali ya, jadi lah si Deni yang cerdik dan
pandai he…he…) Deni pun mulai membuatkanku email.
pertama kali dalam hidup aku menggunakan layanan email
itu ya Yahoo! Karena memang bisa dikatakan waktu itu
yahoo sebagai pelopor utama untuk layanan email.
Dengan cekatan Deni mengisikan form pendaftaran
yahoo mail yang ada dan aku di sampingnya menyimak
dengan benar setiap step by step yang dikerjakannya.
Mulailah Deni meminta isian data sesuai data ku, seperti
nama lengkap, Tanggal lahir,dan lain-lain. Hingga beberapa
menit kemudian ada kode verifikasi yang dikirimkan oleh
pihak Yahoo.
Akhirnya Ye…ye...ye...ye…ye-ye-ye-ye.,aku pun
melompat kegirangan, rasa haru bercampur bangga itu
membuncah di hatiku ketika ada ucapan kata “Selamat
Account Anda Berhasil dibuat” yang muncul dari halaman
Yahoo. Betapa bahagianya karena aku telah memiliki
Account Email Yahoo.
Deni pun kembali menjelaskan beberapa kegunaan
email yang bisa aku manfaatkan. Deni pun kemudian
memperkenalkanku dengan salah satu aplikasi chatting
paling populer di kala itu yaitu mIRC. situs chatting ini
dapat menyembunyikan identitas diri para pengaksesnya.
Yang unik dari mIRC ini adalah aku sebagai pengguna wajib
34 | Sahabat Super, Bikin Baper
pakai username yang super random dan terkesan alay,
waktui itu oleh Deni aku diketikkan nickname manja_L4L4.
Tak berapa lama ketemu juga orang yang bisa kami
ajak chatting. Deni sudah sangat gaul dan akrab dengan
aplikasi ini, sehingga dengan cekatan dia menuliskan istilah
'asl plz'
“Asl plz itu apa sich Den?”tanyaku
“ Ini bahasa singkatan dari age, sex, location please.”
“O..ohhh.., kirain tadi asli apa palsu?”
Si Deny hanya nyengir kuda mendengarkan kepolosan
ucapapanku.
Beberapa waktu aku pun mulai bisa beradaptasi
dengan obrolan melalui mIRC. Tak ingin merasa pandai
sendiri, aku pun berinisiatif menyampaikan ilmu baruku
kepada tiga sahabatku
“Hey, aku punya ilmu baru lho..”
“Mumpung masih hangat nech” pamerku kepada
mereka
“hangat-hangat tahi ayam” celetuk Subar yang
kemudian disambut Ge…eerrrr, ketawa mereka bertiga.
Melihat candaan mereka aku pun mulai merajuk
“Ich , nggak lucu tau!” aku pun semakin sewot karena
niat baik aku dibalas candaan yang menurutku keterlaluan,
padahal kami biasa seperti itu tapi entah kenapa hari itu
aku merasa tersinggung.
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 35
Kemudian aku pun meninggalkan mereka yang masih
tertawa di lobby dan berjalan menuju kelas. Rasa kesal pun
semakin naik ke ubun-ubun tatkala mereka tak mencoba
menghentikan langkahku yang meninggalkan mereka.
Padahal biasanya salah satu dari mereka akan mengejarku
dan meminta maaf jika aku mulai tidak suka dengan
candaan mereka. Tapi yang kali ini mereka benar-benar tak
menahanku, bahkan dari kejauhan ku dengar meski tak
begitu jelas si Subar bicara sembari tertawa “Jangan tahan!
biarin saja dia pergi! nanti paling-paling juga balik lagi ke
sini, kan di kelas belum ada orang”
Hatiku semakin dongkol, dengan penuh keberanian
aku tetap menuju kelas. Suasana sepi karena perkuliahan
kami diundur jam 11.00 WIB, sementara kami telah sampai
di kampus jam 09.00 WIB.
Sebenarnya ada rasa takut karena aku sendiri typical
orang yang penakut, tetapi aku tak mungkin kembali ke
lobby. Aku pun menyibukkan diri dengan menggambar di
bukuku sebagai bentuk pelarian rarsa takutku.
“Baaa……!”
Jantung rasa mau copot ketika tiba-tiba ada yang
ngagetin dari belakang. Seketika aku pun terperanjat dan
menoleh ke sumber suara
“Ya Allah Tik, kaget beneran tau!”
“Maaf.., maaf.., maaf tuan putri Lala”
36 | Sahabat Super, Bikin Baper
“Ngapain ke sini?” tanyaku dengan nada ketus
“Idih.., masih sewot saja nich. Ehm…hmm..,iya lah
kesini, kan aku khawatir sama kamu”
“Memangnya aku anak kecil?”
“Bukan begitu, beberapa waktu lalu aku diceritain
Mas Widi tentang ‘penampakan’ di sini.”
“Ngeri lho La”
“Mo dengerin nggak?” Tanya Atik padaku
“Nggak..nggak,,nggak!” jawabku tegas padanya.
“Makanya aku kesini, takut dirimu kenapa-napa” ujar
Atik
“Oh Iya tadi Lala mau cerita apa ya? Ilmu baru?”
“Iya, tapi sepertinya kalian tidak mau
mendengarkan” kataku
“Sekarang aku mau, ilmu baru apa sich La?” wajah
Atik Nampak penasaran
“Kemarin aku diajarin Deny tentang cara buat e-mail
dan chatting di warnet”
“Ooooh, itu”
“Iya, asyik ternyata lho Tik”
“kamu mau nggak tak ajarin?:” tanyaku penuh
semangat dengan Atik
“Ya mau lah, kapan La?”
“Nanti habis dari kampus juga boleh”
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 37
Setelah kegiatamn belajar di kampus selesai, aku dan
Atik segera menuju ke warnet belakang kampus. Setelah
mata kami dengan liarnya melihat setiap sudut meja
warnet yang bersekat, kami pun memutuskan menempati
meja paling ujung. Layaknya mentor yang professional, aku
pun mulai pembimbingan pada Atik. Aku mulai
memngarahkannya untuk membuat email dan dilanjutkan
dengan chatting.
“Wow, amazing La” ujar Atik yang Nampak
kegirangan layaknya anak kecil yang mendapatkan mainan
baru kesukaannya. Bahkan sudah 3 jam lebih tanpa terasa
Atik masih enjoy dengan dunia chattingnya.
“Tik, Pulang Yuuuk, udah sore nich!” ajakku
“Sebentar La, ini aku lagi serius chattingan sama anak
UMM”
“Kalau Atik masih lama, aku pulang duluan ya!”
“eiiiiitttttt, jangan gitu La.”
“Iya ini aku sudahan juga kok, nunggu sebentar lagi
dia mau nulis no.telp.nya”
Aku masih bersikap sabar dengan penuh rasa toleransi
yang tinggi menunggui Atik. Setelah proses close, kami pun
menuju meja operator warnet untuk membayar billing.
Sepanjang perjalanan pulang Atik menceritakan tentang
teman-teman barunya yang dikenalnya di dunia maya.aku
pun menyimak setiap kata demi kata yang diucapkannya.
38 | Sahabat Super, Bikin Baper
Aku cukup bahagia ketika melihat sahabatku juga
tersenyum bahagia.
Hari-hari berikutnya Atik semakin banyak
meghabiskan waktu di warnet, bahkan setiap ada waktu
kosong selalu ke warnet. Intensitas bercanda ria dengan
kami sudah mulai berkurang. Tidak sebatas email atau
chatting saja, tapi dia sudah menggandrungi dunia
Friendster. Mungkin kalau saat ini hamper-hampir mirip
dengan facebook. Dengan Friendster ini Sahabatku ini
mempunyai profil yang disertai foto , sehingga dia bisa
saling add friend dengan sesame pengguna Friendster.
Hamper setiap hari dia ke warnet untuk cek apakah ada
yang menulis testimonial atau komen diakunnya.
Warnet betul-betul sudah menjadi tempat favorit
nongkrong bagi Atik. Dengan tariff Rp3.000-Rp6.000 per
jam dia bisa merasa nyaman banget seperti di kafe. Kami
pun sepakat menyebutnya Atik ratu chatting.
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 39
40 | Sahabat Super, Bikin Baper
Jatuh Cinta Sendirian
Aku adalah termasuk orang yang sangat mudah
terpengaruh dan suka berandai-andai dengan
perempuan-perempuan hebat yang aku lihat
di televisi. Ketika aku SMP, aku selalu berimajinasi liar
bagaimana bisa menjadi seperti Arzeti Bilbina sebagai
seorang peragawati yang pekerjaannya untuk menampilkan
dan mempromosikan model-model pakaian. Aku jadi sering
latihan lenggak-lenggok layaknya seorang model di catwalk
dengan membawa taplak meja dan kain jarik nenekku. Aku
lalu sadar, aku tinggi semampe (Satu meter tidak sampe).
Kalau pun harus pake highheels mungkin tingginya harus
seukuran egrang; tapi aku berpikir dua kali jika terjadi
peristiwa fatal saat perform di catwalk tiba-tiba kaki aku
ksrimpet gaun yang aku pakai, kemudian aku jatuh
terguling-guling dan tertimpa egrang (baca: highheels)
yang aku pakai.
Ketika melihat Ira Koesno membacakan berita di
acara Liputan 6 SCTV di Televisi, aku ingin sekali menjadi
L a i l a t u s S a a d a h , S . P d | 41
seorang penyiar berita. Lalu aku sadar, ah aku tidak
mungkin lolos seleksi; menyebutkan huruf R saja aku sulit
alias cadel. aku tidak mau jika skrip berita atau informasi
yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada
daya tangkap pemirsa.
Idealisme itu muncul juga dalam diri aku bahwa suatu
hari nanti aku inginkan punya pangeran tampan, mapan,
rajin beribadah, tidak sombong, hemat, cermat dan
bersahaja. Mungkin hampir sama dengan bunyi dasa dharma
pramuka. Tapi setidaknya, hampir mirip-mirip artis Lee
Min-ho, aktor dan penyanyi asal Korea Selatan yang dikenal
luas masyarakat Asia maupun Korea dalam drama Boys Over
Flowers pada tahun 2009. Tapi kemudian aku sadar
pangeran yang seperti itu tentu yang dicari adalah wanita
cantik, berkelas, dan selevel pula.
Sewaktu di SMK, ketua kelas aku diam-diam naksir
sama aku. Riyan adalah teman sekelasku, yang kebetulan
juga ketua kelas. Riyan lumayan keren, pembawaannya
supel, namun sayangnya dia suka over atraktif. Mungkin
dia, terinspirasi kepada Sun Go Kong dalam serial kera sakti
yang membantu Biksu Tong dalam perjalanannya ke barat
mencari kitab suci.
Riyan memang tingkahnya konyol dan tengil, tetapi
dia tidak memiliki toya emas di balik kupingnya, dan tidak
perlu dibacakan mantra setiap membuat onar, yang
42 | Sahabat Super, Bikin Baper