BUKU PANDUAN KADERISASI MAHASISWA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Edisi I 2018
Edisi II 2022
Tim Penyusun:
Tim Satuan Tugas Modernisasi Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa
Universitas Diponegoro
Pengawas:
K&PSDM dan/atau PSDM BEM se-Universitas Diponegoro
i
KATA SAMBUTAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.
Salam Sejahtera bagi kita semuanya,
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Atas berkat limpahan
Rahmat-Nya kita sebagai generasi muda masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan
semangat juang untuk belajar di tengah berkembangnya era post truth saat ini.
Hari ini perlu diketahui bersama bahwa kita sebagai generasi muda memegang peranan
penting, mahasiswa menjadi salah satu sumber kekuatan kemajuan bangsa. Di tahun 2030
Indonesia akan menghadapi suatu fenomena yakni bonus demografi. Hal ini tentu dapat
menjadi suatu keuntungan bahkan peluang namun juga sebaliknya dapat menjadi suatu
ancaman bila kita tidak dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Sudah
seyogyanya kita dapat mengoptimalkan peran dengan turut aktif berkontribusi melalui
berbagai kegiatan pengembangan kemahasiswaan baik itu di dalam kampus maupun diluar
kampus.
Kegiatan keterampilan pengembangan mahasiswa di lingkup Universitas perlu diwadahi
dengan berbagai macam sarana dan ruang pengembangan. Untuk itu, hadirnya Buku
Pandua Kaderisasi diharapkan dapat mampu menjadi suatu pedoman bersama bagi seluruh
para pengkader dan kader untuk mengembangkan dan membina di masing-masing jenjang
serta unit nya. Melalui sistem kaderisasi kita memiliki 3 tahapan utama yakni fase
pembentukan - fase pembinaan – fase pengkaryaan yang terdiri dari berbagai macam
kegiatan. Ketiga fase ini yang diharapkan dapat dilalui secara berjenjang oleh seluruh
mahasiswa Undip sehingga dapat menjadi lulusan dengan profil yang COMPLETE. Untuk
itu hadirnya suatu pembaharuan buku panduan menjadi satu alat dasar mutlak untuk dapat
melakukan akselerator dan perbaikan muatan kurikulum di dalam kegiatan kaderisasi yang
dapat saling menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sehingga mampu terus
beradaptasi dan tumbuh berkembang menjadi kader yang berkualitas.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita menyadari apa yang menjadi potensi dan
kemampuan diri untuk diasah, dilatih, dikembangkan lagi melalui berbagai macam
kegiatan dan ruang kaderisasi yang ada di Universitas Diponegoro.
Terimakasih,
Salam juang kader bangsa, salam mahasiswa Indonesia!
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ichwan Nugraha Budjang
Ketua BEM Undip 2022
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, atas izin-Nya kita
dapat menyelesaikan Modernisasi Buku Panduan kaderisasi Mahasiswa Universitas
Diponegoro dengan baik. Semoga Tuhan selalu memberkahi kepada setiap dari mereka
yang memberikan kontribusi dalam proses penyelesaian Modernisasi Buku Panduan
Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro.
Universitas sudah sewajarnya menjadi wadah mahasiswa untuk berkembang, baik itu
kemampuan secara hard skills maupun soft skills. Mahasiswa juga memiliki peran sebagai
Agent of Change, Iron Stock, Moral Force, Social Control, dan Guardian of Value yang
harapannya dapat terus dimaksimalkan dan dioptimalkan dalam segala hal. Dalam lingkup
Universitas Diponegoro juga memiliki profil lulusan yang harapannya dapat dijiwai dan
direalisasi dalam kegiatan keseharian hingga kegiatan pasca kampus, profil lulusan tersebut
yaitu COMPLETE yang terdiri dari Communicator, Professional, Leader, Entrepreneur,
Thinker, dan Educator.
Tantangan perkembangan zaman dan juga kebutuhan mahasiswa yang bersifat dinamis
juga menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan sumber daya mahasiswa. Oleh
karenanya Modernisasi Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro
diperlukan dan harapannya dapat mengoptimalkan peran universitas sebagai wadah
mahasiswa untuk berkembang, penguatan peran mahasiswa, penunjang upaya untuk
mencapai profil lulusan Universitas Diponegoro, serta menjawab tantangan dari
perkembangan zaman dan kebutuhan mahasiswa Universitas Diponegoro.
Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh rekan-rekan K&PSDM BEM Universitas
Diponegoro serta K&PSDM atau PSDM se-Universitas Diponegoro, terutama kepada
Desi, Tasha, Ridho, Dita, Rayyan, Aisya, Syahla, Devinta, Alda, Ismail, Mutiara, dan Agil
selaku Tim Satuan Tugas Modernisasi Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa Universitas
Diponegoro atas kerja sama dan semangat kolaborasi yang tinggi sehingga terciptanya
suatu pembaharuan dalam Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro.
Semoga dengan diperbaharuinya buku ini dapat membuat kegiatan kaderisasi menjadi lebih
tersistematis, terciptanya sebuah standarisasi kegiatan kaderisasi, serta dapat menjawab
tantangan dan keterbutuhan zaman dan mahasiswa.
Salam Juang Kader Bangsa, Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Muhammad Afi Sultan Ramadhan
Ketua Bidang Keorganisasian dan Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
BEM Universitas Diponegoro 2022
iii
DAFTAR ISI
Kata Sambutan ................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Definisi................................................................................................10
C. Tujuan .................................................................................................10
D. Landasan .............................................................................................10
E. Ketentuan Umum ................................................................................16
BAB II: MODEL DAN METODE KADERISASI ........................................18
A. Model Pembelajaran............................................................................18
B. Metode Pembelajaran..........................................................................22
BAB III: ALUR KADERISASI......................................................................24
A. Alur Kaderisasi....................................................................................24
B. Ketentuan Alur Kaderisasi ..................................................................29
BAB IV: KURIKULUM KADERISASI ........................................................57
A. Kurikulum Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar
(LKMM-PD) .......................................................................................55
B. Kurikulum Leadership Training (LT).................................................60
C. Kurikulum Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Dasar (LKMM-
D) ........................................................................................................64
D. Kurikulum Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat
Menengah (LKMM-TM) ....................................................................71
BAB V: KETENTUAN MONITORING........................................................73
BAB VI: PENUTUP .......................................................................................75
NOTA KESEPAHAMAN ..............................................................................76
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sekarang hidup di zaman yang terus berubah, banyak transformasi
yang sangat berbeda dari apa yang kita alami di era sebelumnya. Adanya
perubahan menimbulkan tantangan tertentu yang harus dihadapi, termasuk
oleh mahasiswa Universitas Diponegoro. Peningkatan hard skill dan soft skill
menjadi bekal untuk menjawab tantangan tersebut, tantangan zaman yang
selalu berubah dan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan.
Mahasiswa selayaknya mendapatkan bekal tersebut tidak hanya melalui
bangku perkuliahan, tetapi juga dengan kegiatan di luar kampus. Fasilitas ini
sudah seharusnya tersedia dan mampu mewadahi mahasiswa yang juga
selaras dengan cita-cita Universitas Diponegoro. Upaya pewadahan dalam
meningkatkan soft skills mahasiswa di lingkup Universitas Diponegoro
memerlukan cara dan metode tertentu yang dapat diintegrasikan sebagai
upaya penyelarasan arah gerak secara umum. Penyelarasan arah gerak ini
dicanangkan secara umum sehingga tetap ramah dan dapat menampung sektor
peningkatan soft skills yang akan muncul dan terus berkembang.
Organisasi kemahasiswaan adalah sebuah sistem yang hidup dan terus
bergerak sebab di dalamnya terdapat entitas mahasiswa yang ditopang untuk
menciptakan penerus bangsa yang memiliki jiwa kepemimpinan dan sikap
kritis. Oleh sebab itu, dibutuhkan generasi penerus yang mampu
mengembangkan potensi diri dan membangun jiwa yang berkarakter melalui
sebuah wadah. Dikutip dari simpulan Majalah Jejak Kaderisasi 2021, melalui
tiga sudut pandang kaderisasi di masa pandemi dari Badan Eksekutif
Mahasiswa dengan LKMM, Senat Mahasiswa dengan Training Legislatif,
serta MWA dengan Sekolah MWA, disimpulkan bahwa organisasi
mahasiswa di Undip telah berusaha untuk beradaptasi dengan segala situasi
yang menghambat kegiatan pengkaderan namun adaptasi ini membentuk
sebuah permasalahan kaderisasi di Universitas Diponegoro yaitu kaderisasi
menjadi kurang merata dan terdapat perbedaan alur di setiap fakultas. Sistem
5
kaderisasi dan buku panduan kaderisasi yang terarah dibutuhkan sebagai
solusi yang mana peranannya merujuk kepada standar minimal dan pedoman
kaderisasi yang mengintegrasikan seluruh elemen mahasiswa Universitas
Diponegoro.
Universitas Diponegoro memiliki kompetensi alumni yang sangat sesuai
dengan kebutuhan zaman yaitu COMPLETE (Communicator, Professional,
Leader, Entrepreuneur, Thinker, Educator) hal ini didukung studi World
Economic Forum 2020 menunjukkan bahwa terdapat terdapat top 10 skills
pada tahun 2025, yakni, (1) analytical thinking and innovation; (2) active
learning and learning strategies; (3) complex problem solving; (4) critical
thinking and analysis; (5) creativity, originality, and initiative; (6) leadership
and social influence; (7) technology use, monitoring, and control; (8)
technology design and programming; (9) resilience, stress tolerance, and
flexibility; (10) reasoning, problem-solving, and ideation. Namun,
berdasarkan hasil survei Training Need Analysis kepada 1.125 orang
mahasiswa Universitas Diponegoro (2022) dengan kategori responden
sebagai berikut:
Jumlah Responden
145 1 063 21
60 69
71
108
132
101
150 207
\
FK Fpsi FEB FPP FPIK FT FH FSM FISIP FKM FIB SV PSDKU
Didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang memiliki profil COMPLETE
yang diukur melalui skala Sangat Baik, Baik, Kurang, dan Sangat Kurang
sebagai berikut:
6
Jika dikomparasikan dengan hasil evaluasi pendikar di tahun 2020 kepada
399 orang mahasiswa universitas diponegoro dengan kategori mahasiswa:
Jumlah Responden 14; 3%
0; 0% 4; 1% 8; 2% 2; 0%
11; 3% 40; 24; 6%
10%
42; 11%
33; 8%
188; 47%
26; 7%
7; 2%
FK Fpsi FEB FPP FPIK FT FH FSM FISIP FKM FIB SV PSDKU
7
Didapatkan evaluasi bahwa materi baru yang dirasa relevan harus
disertakan dalam kegiatan kaderisasi pengembangan diri (130 orang: 32,6%).
Evaluasi tersebut menjadi bukti bahwa mahasiswa kurang merasakan adanya
wadah pengembangan diri yang memadai di Universitas Diponegoro. Hal ini
menggambarkan bahwa Universitas Diponegoro dalam 3 tahun terakhir
belum mampu sepenuhnya mewadahi pengembangan diri mahasiswa dan
menghasilkan setidaknya 50% mahasiswa yang ada pada kategori sangat baik
pada capaian kompetensi lulusannya. Artinya perlu tindak lanjut dalam proses
penguasaan soft skill ini.
Jika menilik pada kebijakan pemerintah, sudah ada sebuah program yang
dibentuk untuk memaksimalkan soft skill dan hard skill dari mahasiswa yaitu
kampus merdeka. Kampus merdeka menjadi salah satu program yang untuk
mempersiapkan karir yang komprehensif untuk mempersiapkan generasi
terbaik Indonesia, salah satu kebijakan dari Merdeka Belajar oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia. Kampus merdeka menjadi sebuah kesempatan bagi mahasiswa
dalam mengasah kemampuan sesuai bakat dan minatnya dan dapat terjun ke
dunia kerja dan karir di masa depan. Kampus merdeka memberikan
keuntungan bagi mahasiswa seperti, kegiatan praktek lapangan yang
dikonversi menjadi SKS, eksplorasi pengetahuan dan kemampuan di
lapangan selama lebih dari satu semester, belajar dan memperluas jaringan di
luar program studi atau kampus asal, dan menimba ilmu secara langsung dari
mitra berkualitas dan terkemuka. Kampus Merdeka juga menawarkan delapan
program yang terdiri atas Kampus Mengajar, Magang, Pertukaran Mahasiswa
Merdeka, Studi Independen, Indonesian International Student Mobility
Awards (IISMA), Membangun Desa (KKN Tematik), Proyek Kemanusiaan,
Riset atau Penelitian, dan Wirausaha. Pada kenyataannya kegiatan
perkuliahan dan program pemerintah belum cukup efektif untuk
menghasilkan kader kader yang diharapkan. Oleh karena itu kegiatan
kaderisasi di Universitas Diponegoro diharapkan mampu menjadi jawaban
atas hal ini dan harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan mahasiswa yang
8
berbanding lurus dengan kebutuhan zaman. Harapannya akan menghasilkan
kader kader dengan beberapa poin kompetensi, sehingga dapat menjadi
jawaban dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh Universitas
Diponegoro saat ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kaderisasi merupakan
pengkaderan. Pengkaderan memiliki definisi proses, cara, perbuatan
mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Kader menjadi
seseorang yang diharapkan dapat mengemban suatu peran penting. Kaderisasi
dapat menjadi wadah untuk meningkatkan soft skills mahasiswa dengan tetap
mempertimbangkan nilai-nilai yang sesuai dengan tujuan Universitas
Diponegoro. Pelaksanaan sistem kaderisasi di Universitas Diponegoro
berpedoman pada buku panduan kaderisasi yang telah disusun dan didukung
oleh seluruh perwakilan organisasi mahasiswa di Universitas Diponegoro
secara bersama dengan harapan mampu menciptakan kader–kader penerus
yang mumpuni dan mampu mengaktivasi lima fungsi mahasiswa sebagai
kaum intelektual yaitu:
1. Agent of Change, yang artinya mahasiswa sebagai agen perubahan
yang bertanggung jawab dan berkomitmen dalam menjalankan
keputusan.
2. Iron Stock, yang artinya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
harus memiliki keteguhan dan sikap nasionalisme untuk
mempertahankan negara melalui pendidikan, pelatihan dasar
kepemimpinan sehingga siap menjadi kader yang mampu meneruskan
estafet kepemimpinan.
3. Moral Force, yang artinya mahasiswa sebagai ujung tombak dalam
pembangunan bangsa harus bermoral dan berbudi pekerti luhur dan
suci.
4. Social Control, yang artinya mahasiswa harus berpartisipasi menjadi
pelopor dan pemimpin yang berpihak pada kepentingan sosial
masyarakat.
5. Guardian of value, yang artinya mahasiswa dapat menjaga dan
9
mempertahankan nilai-nilai kebaikan yang ada di masyarakat
Dengan adanya modernisasi buku panduan kaderisasi mahasiswa
Universitas Diponegoro diharapkan dapat menjadi standarisasi kegiatan
kaderisasi yang adaptif di Universitas Diponegoro dalam mengembangkan
soft skill dan hard skill dan membentuk kader yang sesuai dengan capaian
Universitas Diponegoro yaitu membentuk lulusan COMPLETE
(Communicator, Professional, Leader, Entrepreneur, Thinker, Educator).
Sehingga, adanya dokumen ini diharapkan menjadi salah satu pedoman
menuju kaderisasi yang berintegritas dan terintegrasi di Universitas
Diponegoro.
B. Definisi
Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro merupakan
panduan pelaksanaan kaderisasi mahasiswa di Universitas Diponegoro.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Buku Panduan Kaderisasi Mahasiswa Universitas
Diponegoro adalah sebagai berikut:
1. Menjadi landasan umum dalam pelaksanaan kaderisasi mahasiswa di
Universitas Diponegoro.
2. Menetapkan standar minimal pelaksanaan kaderisasi mahasiswa di
Universitas Diponegoro.
3. Menunjang keberlangsungan regenerasi kaderisasi mahasiswa
di Universitas Diponegoro.
D. Landasan
Landasan merupakan tumpuan, dasar dari keberjalanan sebuah kegiatan.
Dinamika kemahasiswaan Universitas Diponegoro dalam mencapai tujuan
pendidikan tinggi dan selanjutnya merupakan bagian tak terpisahkan dari
tujuan pendidikan nasional berdasarkan pada:
10
1) Pancasila
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai
budaya dan agama dari bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya
dalam aktivitas ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai
paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan sesuatu
yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas dari
nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti
yang terjadi pada zaman Renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia
memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan tumbuh sejak lama
dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu
tidak berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan
ilmu berkembang tanpa arah dan orientasi yang jelas. Bertitik tolak
dari asumsi di atas, maka das Sollen ideologi. Pancasila berperan
sebagai leading principle dalam kehidupan ilmiah. Konsep Pancasila
sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu yaitu mengacu pada
beberapa jenis pemahaman.
a) Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan
di Indonesia haruslah sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
b) Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan
nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu
sendiri.
c) Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan
iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa
Indonesia.
d) Setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah
indigenisasi ilmu (mempribumikan ilmu).
11
2) Tri Dharma Perguruan Tinggi:
a) Universitas Diponegoro sebagai lembaga pendidikan formal
mempunyai fungsi sebagai lembaga pendidikan, pengajaran,
peneliti dan keilmuan;
b) Sebagai lembaga penelitian melakukan usaha ilmiah untuk
kemajuan pengetahuan, teknologi, dan seni budaya; dan
c) Sebagai lembaga pengabdian masyarakat, Universitas Diponegoro
bertujuan mengamalkan segala kemampuan ilmiah demi kemajuan
masyarakat.
3) Wawasan Almamater Universitas Diponegoro, Wawasan almamater
adalah konsepsi yang mengandung pengertian :
a) Universitas Diponegoro merupakan lembaga ilmiah sedangkan
kampus merupakan masyarakat ilmiah;
b) Universitas Diponegoro sebagai almamater merupakan satu
kesatuan yang utuh atau bulat dan mandiri di bawah pimpinan
Rektor sebagai pimpinan utama;
c) Ketiga unsur civitasi academic, yaitu pengajar, mahasiswa, alumni
harus manunggal dan berbakti kepada almamater serta melalui
almamater mengabdi pada rakyat, bangsa dan negara dengan
menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi;
d) Ketiga unsur civitas akademika dalam upaya menegakkan
Universitas Diponegoro sebagai masyarakat ilmiah maka
dikatakan Tri Karya, yaitu : institusionalisasi, profesionalisasi, dan
trans politisi; dan
e) Etika pergaulan dalam lingkungan Universitas Diponegoro
didasarkan atas kekeluargaan dan kesinambungan sesuai dengan
pandangan hidup bangsa.
4) Asas-Asas
Kegiatan lembaga kemahasiswaan Universitas Diponegoro mengacu
pada asas – asas sebagai berikut:
a) Asas Iman dan Takwa
12
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan harus berasaskan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b) Asas Manfaat
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan harus membawa
manfaat yang sebesar – besarnya bagi peningkatan akademis dan
kesejahteraan mahasiswa yang berorientasi pada ilmu pengetahuan
dan teknologi serta memberi manfaat kepada masyarakat.
c) Asas Kekeluargaan
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berlandaskan dengan
semangat kekeluargaan, gotong – royong, dan saling percaya.
d) Asas Demokrasi
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berdasarkan pada
prinsip – prinsip demokrasi.
e) Asas Adil dan Merata
Kegiatan kemahasiswaan harus dapat dirasakan manfaatnya oleh
seluruh mahasiswa secara adil dan merata.
f) Asas Keseimbangan
Adanya keseimbangan antara program pada jasmani, rohani,
akademik, pengembangan diri, dan pengabdian masyarakat oleh
mahasiswa Universitas Diponegoro.
g) Asas Kemandirian
Setiap kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan berdasarkan
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri dan tidak diintervensi
pihak luar dengan tidak mementingkan kepentingan pribadi dan
golongan.
h) Asas Kontinuitas dan Fleksibilitas
Dalam penyusunan kegiatan mahasiswa selalu memperhatikan
kesinambungan dan mampu menyesuaikan perkembangan zaman.
i) Asas Efektif dan Efisien
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan harus memperhatikan
efektivitas dan efisiensi
13
j) Asas Transparansi
Dalam pelaksanaan kegiatan harus mengedepankan keterbukaan,
tanggung jawab dan mudah diketahui publik.
k) Asas Aspiratif dan Partisipatif
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan merupakan wujud
aspirasi mahasiswa dan dibuktikan dengan adanya partisipasi
mahasiswa secara masif.
l) Asas Integritas
Kegiatan kemahasiswaan yang dilaksanakan di tingkatan
Universitas Diponegoro memiliki fungsi dan wewenang sendiri,
akan tetapi tetap terintegrasi secara utuh dalam satu visi dan
orientasi sehingga tercipta sikap profesionalisme fungsi dari tiap
elemen tanpa melupakan harmonisasi gerak dalam kesatuan visi
dan orientasi.
m)Asas kemitraan
Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional dan
pengembangan kemahasiswaan harus dilaksanakan secara
bersama-sama antara civitas akademika dan pihak lain yang terkait.
5) Landasan Yuridis
a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi
b) Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
c) Panduan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa
(LKMM)
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2022
d) Panduan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru
(PKKMB) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020
e) Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 4 Tahun 2014
tentang Organisasi Kemahasiswaan
f) Keputusan Rektor/Ketua Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro
14
Nomor 19A/J07.Senat/SK/2007 tentang Visi dan Misi Universitas
Diponegoro
g) Rencana Strategis Universitas Diponegoro 2020 – 2024
h) Pedoman Pokok Organisasi Kemahasiswaan (PPOK) Universitas
Diponegoro Tahun 2017
i) Garis Besar Haluan Kerja Kemahasiswaan (GBHK) Universitas
Diponegoro Tahun 2016
j) Peraturan Senat Mahasiswa Undip No. 1 Tahun 2021 tentang
Kaderisasi Mahasiswa
6) Forum Pengambilan Keputusan Forum pengambilan keputusan
Mahasiswa Universitas Diponegoro antara lain:
a) Musyawarah Mahasiswa
b) Sidang SM Universitas
7) Diponegoro Modal Dasar
a) Mahasiswa, dalam jumlah besar dengan potensi beragam
merupakan modal utama dalam penyelenggaraan kegiatan
kemahasiswaan.
b) Sarana dan Prasarana, tersedianya sarana dan prasarana di kampus
yang dapat digunakan sebagai penunjang kegiatan kemahasiswaan
dengan memperhatikan pemanfaatannya di masa yang akan datang.
c) Kebebasan Mimbar Akademik Kebebasan mimbar akademik
merupakan kondisi yang kondusif dalam mendukung
perkembangan ide-ide kritis dan ilmiah bagi kegiatan
kemahasiswaan.
d) Kemampuan Ilmiah, sesuai bidang ilmu yang ditekuni mahasiswa,
merupakan modal dasar kegiatan kemahasiswaan yang mengarah
pada profesionalisme
e) Letak Geografis Lokasi kampus yang berada di ibukota provinsi
akan mempermudah akses dan terjalin komunikasi dengan instansi
lain.
f) Eksistensi Lembaga Kemahasiswaan Keberadaan lembaga
15
kemahasiswaan pada periode selanjutnya turut memberikan andil
bagi keberadaan lembaga mahasiswa selanjutnya.
E. Ketentuan Umum
1) Kaderisasi adalah proses pengkaderan mahasiswa di Universitas
Diponegoro.
2) Pembentukan kader adalah jenjang pertama dalam pelaksanaan kaderisasi
mahasiswa Universitas Diponegoro.
3) Pembinaan kader adalah jenjang kedua dalam pelaksanaan kaderisasi
mahasiswa Universitas Diponegoro
4) Pengkaryaan kader adalah jenjang ketiga dalam pelaksanaan kaderisasi
mahasiswa Universitas Diponegoro.
5) Kurikulum minimal adalah rencana pembelajaran minimal dalam kegiatan
kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro yang disesuaikan dengan
kebutuhan
6) Materi Umum adalah materi bersifat umum dan harus diberikan dalam
kegiatan kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro yang disesuaikan
dengan kebutuhan
7) Materi Opsional adalah materi bersifat opsional dan dapat diberikan dalam
kegiatan kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro yang disesuaikan
dengan kebutuhan
8) Materi Dasar adalah materi bersifat mendasar dalam kegiatan kaderisasi
mahasiswa Universitas Diponegoro yang dapat disesuaikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
9) Materi Turunan adalah materi turunan atau pengembangan dari Materi
Dasar kegiatan kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro
10) Orientasi Diponegoro Muda (ODM) adalah kegiatan penyambutan dan
pengenalan kampus untuk mahasiswa baru Universitas Diponegoro.
11) Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra-Dasar (LKMM-PD)
adalah kegiatan LKMM yang membekali mahasiswa baru dengan keterampilan
dasar dalam berkomunikasi, mengenal potensi diri, mengembangkan sifat kritis dan
16
memposisikan diri secara efektif dalam organisasi kemahasiswaan
12) Leadership Training adalah latihan kepemimpinan sebagai bekal bagi
mahasiswa Universitas Diponegoro dalam berorganisasi
13) Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Dasar (LKMM-D) adalah
kegiatan LKMM yang membekali mahasiswa dengan keterampilan
menyelenggarakan (manajemen) kegiatan kemahasiswaan dan juga kegiatan
lainnya dengan perencanaan dan sistematika yang baik
14) Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-
TM) adalah kegiatan LKMM yang membekali mahasiswa dengan wawasan dan
keterampilan untuk mengkoordinasi, mengembangkan dan membina tim kerja
dalam membentuk/mengembangkan organisasi dan jaringannya
15) Perekrutan adalah proses dimana kader direkrut untuk menempati suatu
posisi tertentu dalam suatu organisasi.
16) Kegiatan Mandiri adalah kegiatan pengkaryaan serta pengaplikasian ilmu-
ilmu yang telah didapatkan dari jenjang pembentukan dan pembinaan.
17
BAB II
MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan
sesuatu yang cukup penting untuk diperhitungkan. Model pembelajaran adalah
kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan
pembelajaran agar membantu belajar peserta dalam tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Artinya, model pembelajaran merupakan gambaran umum namun tetap
mengerucut pada tujuan khusus, sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Adapun model dan metode pembelajaran yang diusulkan pada
pelaksanaan kegiatan kaderisasi di Universitas Diponegoro yaitu:
A. Model Pembelajaran*
1. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan
antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan mahasiswa secara
nyata, sehingga mahasiswa mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa: 2006: 102). Menurut
Sanjaya (2006: 109) mengemukakan bahwa CTL adalah suatu konsep
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata. Karakteristik CTL
menurut Muslich (2007: 42) adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu
pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam
konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
b. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
18
c. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada mahasiswa (learning by doing).
d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in a group).
e. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, kerjasama, dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work
together).
g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
(learning as an enjoyable activity).
2. Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan
kepada proses kerja sama dalam kelompok, tujuan yang ingin dicapai tidak
hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan
pelajaran, tetapi juga adnyaa unsur kerja sama untuk penguasaan materi
tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari
pembelajaran kooperatif. Dengan demikian karakteristik pembelajaran
kooperatif dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara tim, tim merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap peserta
belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Untuk itulah kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif, pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran
berjalan secara efektif, misalnya tujuan apa yang harus dicapai,
bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk
mencapai tujuan itu.
c. Kemampuan untuk bekerja sama, keberhasilan pembelajaran
19
ditentukan oleh keberhasilan kelompok, prinsip bekerja sama perlu
ditentukan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota
kelompok bukan saja diatur tugas dan tanggung jawab akan tetapi juga
saling membantu
d. Keterampilan untuk bekerja sama, kemauan untuk bekerja sama itu
kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan kegiatan yang
tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama.
3. Model pembelajaran Discovery Learning
Proses pembelajaran yang tidak diberikan keseluruhan melainkan
melibatkan peserta untuk mengorganisasi, mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan untuk pemecahan masalah. Sehingga dengan penerapan
model discovery learning dapat meningkatkan kemampuan penemuan
individu selain itu agar kondisi belajar yang awalnya pasif menjadi lebih
aktif dan kreatif. Menurut Sinambela (2017), langkah langkah dan
karakteristik pelaksanaan pembelajaran discovery learning yaitu:
a. Stimulation (pemberian rangsangan). Peserta diberikan permasalahan
di awal sehingga bingung yang kemudian menimbulkan keinginan
untuk menyelidiki. Pada saat itu fasilitator memberikan pertanyaan,
arahan membaca teks, dan kegiatan belajar terkait discovery.
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah). Tahap kedua
dari pembelajaran ini adalah guru memberi kesempatan kepada
peserta untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kejadian-kejadian
dari masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
c. Data collection (Pengumpulan Data), berfungsi untuk membuktikan
terkait pernyataan yang ada sehingga peserta berkesempatan
mengumpulkan berbagai informasi yang sesuai, membaca sumber
belajar yang sesuai, mengamati objek terkait masalah, wawancara
dengan narasumber terkait masalah, melakukan uji coba mandiri.
d. Data processing (Pengolahan Data), merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang sebelumnya telah didapat oleh peserta. Semua
20
informasi yang didapatkan semuanya diolah pada tingkat tertentu.
e. Verification (Pembuktian), yaitu kegiatan untuk membuktikan benar
atau tidaknya pernyataan yang sudah ada sebelumnya. yang sudah
diketahui, dan dihubungkan dengan hasil data yang sudah ada.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
4. Model pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
menghadapkan peserta pada masalah dunia nyata (real world) untuk
memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta.
Adapun beberapa karakteristik proses Problem based learning menurut
Tan (2007) diantaranya :
a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.
b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata
yang disajikan secara mengambang.
c. Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut
peserta menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu
yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya.
d. Masalah membuat peserta tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru.
e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).
f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu
sumber saja.
g. Pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Peserta
bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan (peer
teaching), dan melakukan presentasi.
5. Model pembelajaran Project Based Learning
Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project
Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas
dengan melibatkan kerja proyek. Karakteristik model Project-based
21
Learning diantaranya yaitu suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas
kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat
menantang dan menuntun peserta untuk merancang, memecahkan
masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi,
memberikan kesempatan peserta untuk bekerja secara mandiri.
B. Metode Pembelajaran*
1. Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pembelajaran dengan
mengutamakan interaksi antara pemateri dan mahasiswa. Dimana seorang
pemateri menyampaikan materi pembelajarannya melalui proses
penerangan dan penuturan secara lisan kepada para mahasiswa. Proses
penyampaian tersebut bisa dibantu atau dilengkapi dengan menggunakan
alat bantu, seperti gambar, video, dan lainnya (Raden, 2014). Seorang
pemateri tidak hanya menerangkan dengan bercerita saja melainkan bisa
dilengkapi oleh gambar ataupun video agar para mahasiswa tidak jenuh
mendengarkan penjelasannya. Alat bantu yang digunakan saat
menerangkan materi pembelajaran tidak hanya berfungsi menarik minat
mahasiswa melainkan juga meningkatkan konsentrasi seorang mahasiswa
sehingga siswa lebih paham dengan materi pembelajaran yang
disampaikan.
2. Latihan atau penugasan
Metode Latihan dan penugasan merupakan sarana untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan dari para
mahasiswa. Metode ini merupakan proses pemberian suatu tugas kepada
pengkader, baik kelompok maupun individu, yang nantinya akan
dikerjakan dalam waktu tertentu dan bertujuan untuk menilai pemahaman
pengkader akan materi yang ditugaskan.
3. FGD (Focus Group Discussion)
Metode FGD adalah metode pembelajaran yang memfokuskan pada
pertukaran pikiran di antara mahasiswa, pertukaran pikiran tersebut
22
dilakukan untuk memecahkan persoalan yang menyangkut materi
pembelajaran yang diberikan pengkader kepada mahasiswa. Tentunya
dalam metode ini semua peserta dapat berpendapat, menyangkal pendapat
peserta yang lain, dan mengajukan saran maupun kritik.
4. Eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran, dimana
mahasiswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta memberikan laporan hasil percobaanya, kemudian
menyampaikan hasil.
5. Analisis Kasus
Metode analisis kasus adalah suatu desain pembelajaran berbasis tingkat
satuan pendidikan metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah,
kejadian atau situasi tertentu, kemudian ditugasi mencari alternatif
pemecahannya kemudian metode ini dapat juga digunakan untuk
mengembangkan berpikir kritis dan menemukan solusi baru dari suatu
topik yang dipecahkan.
6. Campaign
Campaign adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana
dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
*) Berupa pilihan; keputusan penuh dari pihak penyelenggara dalam menentukan
model dan metode pembelajaran yang dipakai sesuai dengan keterbutuhan saat
itu bahkan model dan metode yang ada diluar tulisan ini.
23
BAB III
ALUR DAN KETENTUAN KADERISASI
A. Alur Kaderisasi
Salah satu elemen penting dalam membentuk sebuah rangkaian kegiatan
adalah Alur. Pengertian alur secara umum sering diartikan sebagai keseluruhan
rangkaian peristiwa yang dalam hal ini secara spesifik merujuk pada kaderisasi.
Alur kaderisasi sebagai konstruksi yang dibuat mengenai deretan fase yang
secara logis dan kronologis saling berkaitan untuk memberikan arahan kepada
mahasiswa Universitas Diponegoro. Ketentuan alur kaderisasi yang ditetapkan
dalam buku panduan kaderisasi sebelumnya terdiri dari 3 fase yang mana hal
tersebut memiliki tujuan dan fungsi yang secara spesifik berbeda yaitu,
a. Pembentukan, tahap pembentukan merupakan tahap transisi memasuki
suatu fase serta tahap pembentukan kader agar lebih siap dalam memasuki
tahap pembinaan. Tujuan di tahap pembentukan adalah membekali
mahasiswa baru dengan keterampilan dasar dalam berkomunikasi,
mengenal potensi diri, mengembangkan sifat kritis dan memposisikan diri
secara efektif dalam organisasi kemahasiswaan.
b. Pembinaan, tahap pembinaan merupakan tahap pengarahan kader agar
dapat membekali dirinya di tahap pengkaryaan. Tujuan di tahap
pembinaan adalah membekali mahasiswa dengan keterampilan
menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan dengan perencanaan dan
sistematika yang baik.
c. Pengkaryaan, tahap pengkaryaan merupakan tahap dimana kader
mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat di tahap pembentukan dan
pembinaan di organisasi maupun di kehidupannya. Tujuan di tahap
pengkaryaan adalah membekali mahasiswa dengan wawasan dan
keterampilan mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu
kelembagaan serta membentuk/mengembangkan organisasi.
d. Penjelasan terkait ketiga tahapan tersebut terbagi dalam tiga fase, lalu
dijelaskan juga mengenai fase-fase tersebut di tingkat apa saja (mahasiswa
baru, organisatoris berupa staf dan pengurus harian)
24
Adapun hal ini menjadi acuan dalam pembentukan alur kaderisasi mahasiswa
yang disesuaikan dengan kegiatan kaderisasi di Universitas Diponegoro.
1. Alur Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro
25
2. Deskripsi Alur Kaderisasi Mahasiswa Universitas Diponegoro
a. Fase I : Mahasiswa Tingkat 1 (Semester I-II)
1. Pembentukan Kader
Pembentukan kader I merupakan jenjang pertama pada fase I dalam
alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro, yang wajib
diikuti oleh mahasiswa baru di Universitas Diponegoro. Jenjang ini
bertujuan untuk menjadi tahap transisi dari lingkungan sekolah
menengah menuju lingkungan perkuliahan serta pengenalan
kegiatan kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Terdiri dari
Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru Universitas
dan Fakultas (PKKMB U/F), Pendidikan Karakter (PENDIKAR),
serta Orientasi Diponegoro Muda baik pada tingkat universitas,
fakultas/sekolah, departemen/program studi (ODM U, ODM F/S,
ODM D/PS).
26
2. Pembinaan Kader
Pembinaan kader fase I merupakan jenjang kedua pada fase I dalam
alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang ini
bertujuan untuk membina mahasiswa baru akan keterampilan atau
skill yang diperlukan untuk menjalankan perkuliahan serta
berkontribusi di dalam organisasi baik organisasi mahasiswa
ataupun lembaga lainnya. Terdiri dari Latihan Keterampilan
Manajemen Mahasiswa Tingkat Pra Dasar (LKMM-PD).
3. Pengkaryaan Kader
Pengkaryaan kader fase I merupakan jenjang ketiga pada fase I
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini bertujuan untuk mengkaryakan para kader yang sudah memiliki
kemampuan dan keterampilan dari jenjang pembentukan dan
pembinaan pada fase I alur kaderisasi mahasiswa Universitas
Diponegoro. Jenjang ini diwujudkan dengan adanya implementasi
ilmu-ilmu yang didapatkan pada jenjang sebelumnya di kehidupan
pribadi para kader atau organisasi masing-masing baik organisasi
mahasiswa ataupun lembaga lainnya dimana para kader menjadi
fungsionaris. Selain itu jenjang ini dapat diwujudkan pula dengan
kegiatan mandiri ataupun pasca kegiatan pada jenjang sebelumnya.
b. Fase II: Mahasiswa Tingkat 1-3 (Semester II-V)
1. Pembentukan Kader
Pembentukan kader fase II merupakan jenjang pertama pada fase II
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini merupakan transisi dari fase I kaderisasi. Terdiri dari Leadership
Training dan kader yang dilaksanakan oleh lembaga lain.
2. Pembinaan Kader
Pembinaan kader fase II merupakan jenjang kedua pada fase II
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa sesuai dengan potensi,
minat, dan bakatnya serta mampu menerapkannya di dalam
27
kehidupan pribadi atau organisasi baik organisasi mahasiswa
ataupun lembaga lainnya. Jenjang ini terdiri dari Latihan
Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-D).
3. Pengkaryaan Kader
Pengkaryaan kader fase II merupakan jenjang ketiga pada fase II
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini bertujuan untuk mengkaryakan para kader yang sudah memiliki
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dari jenjang
pembentukan dan pembinaan di fase II. Jenjang ini diwujudkan
dengan adanya implementasi ilmu ilmu yang didapatkan pada
jenjang sebelumnya di kehidupan pribadi para kader atau organisasi
masing-masing baik organisasi mahasiswa ataupun lembaga lainnya
dimana para kader menjadi fungsionaris/kepala divisi/kepala
bidang/ketua himpunan/jabatan lainnya. Selain itu jenjang ini dapat
diwujudkan pula dengan pasca kegiatan pada jenjang sebelumnya.
c. Fase III: Mahasiswa Tingkat 2 dan 3 (Semester III-V)
1. Pembentukan Kader
Pembentukan kader fase III merupakan jenjang pertama pada fase
III dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro.
Jenjang ini merupakan masa transisi dari fase II kaderisasi. Terdiri
dari kegiatan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) yang dapat
membantu kader untuk melakukan transisi menuju jenjang
pembinaan pada fase III. Kegiatan ini diselenggarakan oleh fakultas.
2. Pembinaan Kader
Pembinaan kader fase III merupakan jenjang kedua pada fase III
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini bertujuan untuk membekali kader dengan wawasan dan
keterampilan mengkoordinasi dan membina tim kerja dalam suatu
kelembagaan serta membentuk atau mengembangkan organisasi.
Terdiri dari Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat
Menengah (LKMM-TM).
28
3. Pengkaryaan Kader
Pengkaryaan kader fase III merupakan jenjang ketiga pada fase III
dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas Diponegoro. Jenjang
ini bertujuan untuk mengkaryakan para kader yang sudah memiliki
kemampuan dan keterampilan yang diperoleh dari jenjang
pembentukan dan pembinaan di jenjang sebelumnya. Jenjang ini
diwujudkan dengan adanya implementasi ilmu ilmu yang didapatkan
pada jenjang sebelumnya di kehidupan pribadi para kader atau
organisasi baik organisasi mahasiswa ataupun lembaga lainnya
dimana para kader menjadi fungsionaris/ketua/jabatan lainnya.
Selain itu jenjang ini dapat diwujudkan pula dengan pasca kegiatan
pada jenjang sebelumnya.
d. Pasca Kampus
Pasca kampus merupakan tahapan dimana kader telah
menyelesaikan masa studinya dan mampu berkiprah dengan lebih luas
lagi. Fase pasca kampus adalah tahap kader menunjukan output dari
alur kaderisasi (profesi, kegiatan, dan hal lainnya yang dilakukan oleh
kader setelah lulus kuliah) yang dibuat menjadi database sehingga calon
kader dapat tertarik mengikuti alur kaderisasi dan menjadi motivasi
untuk mengikuti kaderisasi. Terkait mekanisme database diserahkan
kepada fakultas dan sekolah.
B. Ketentuan Kaderisasi
1. FASE I
Orientasi Diponegoro Muda (ODM)
a. Pra ODM
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : Orientasi Diponegoro Muda
• Lama Acara : Sesuai dengan waktu verifikasi yang
ditentukan
• Jumlah peserta : Seluruh mahasiswa baru Universitas
29
Diponegoro
• Penyelenggara : BEM U/BEM F/BEM S/HMD
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar Belakang
Mahasiswa baru sebagai pendatang baru dalam kehidupan kampus
perlu mendapat bimbingan dan gambaran mengenai Universitas
Diponegoro dan sekitarnya sebelum mereka melaksanakan
serangkaian kegiatan perkuliahan. Selain itu, kondisi atau
karakteristik fakultas/sekolah/departemen perlu diketahui
mahasiswa agar mereka dapat mempersiapkan diri untuk
beradaptasi dengan lingkungan fakultas atau departemen masing-
masing sehingga kegiatan ini sebagai bentuk pengenalan awal
fakultas/sekolah/departemen terhadap mahasiswa baru.
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini, diantaranya :
● Pengenalan universitas/fakultas/sekolah/departemen
● Memberi arahan tentang kegiatan ODM kepada mahasiswa
baru.
● Pemberian informasi mengenai kegiatan ODM yang akan
dilakukan oleh mahasiswa baru dan pemberian informasi
mengenai sosial media resmi milik fakultas atau departemen
yang dapat memberikan informasi yang valid mengenai
kegiatan ODM.
● Sebagai pusat informasi mengenai
universitas/fakultas/sekolah/departemen.
● Pemberian info-info yang ingin diketahui oleh mahasiswa baru
mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya.
III. Bentuk Kegiatan
Pengadaan pos BEM U/BEM F/BEM S/HMD sebagai sumber
informasi kepada mahasiswa baru. Salah satu atau dua perwakilan
BEM F/BEM S/HMD mencari mahasiswa baru sesuai dengan
30
fakultasnya/sekolah/departemennya yang telah selesai melakukan
verifikasi. Pendataan mahasiswa baru (kakak pembimbing
mendata mahasiswa baru yang telah melakukan verifikasi).
Pemberian informasi. Terdapat beberapa kakak pembimbing yang
akan menjadi pemberi informasi kepada mahasiswa baru sesuai
dengan fakultas/sekolah/departemen asalnya. Pemberian
informasi ini dilakukan seperti konsultasi yang dilakukan oleh
kakak pembimbing dengan mahasiswa baru. Informasi yang
diberikan diantaranya adalah sambutan selamat datang kepada
seluruh mahasiswa baru universitas Diponegoro, informasi
Universitas Diponegoro /fakultas/sekolah/departemen, informasi
mengenai ODM, dan sebagainya. Kakak pembimbing akan
membimbing mahasiswa baru selama rangkaian ODM
berlangsung.
IV. Pelaksana Kegiatan/Panitia
Panitia merupakan pengurus aktif BEM F/BEM
S/HMD/Mahasiswa umum terpilih melalui proses seleksi oleh
fakultas/sekolah/departemen dan kakak pembimbing. Panitia
menyediakan segala informasi terkait
fakultas/sekolah/departemen masing- masing.
V. Peserta Kegiatan
Seluruh mahasiswa baru Universitas Diponegoro.
VI. Parameter
Kualitatif :
1) Mahasiswa baru mengetahui berbagai informasi tentang
fakultas/sekolah/departemennya.
2) Mahasiswa baru tahu informasi tentang ODM.
3) Mahasiswa baru dapat menjalin relasi antar departemen atau
fakultas yang berbeda.
Kuantitatif :
80% dari jumlah mahasiswa baru mendapatkan informasi
31
Universitas Diponegoro dapat menjalin relasi dengan mahasiswa-
mahasiswa Universitas Diponegoro lainnya.
b. ODM (Orientasi Diponegoro Muda)
ODM merupakan singkatan dari Orientasi Diponegoro Muda.
Kegiatan ini merupakan kegiatan penyambutan mahasiswa baru
Universitas Diponegoro dan pengenalan kampus untuk mahasiswa
baru yang dilakukan oleh BEM U/BEM F/BEM S/HMD bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dalam kegiatan ODM ini juga
BEM U/BEM F/BEM S/HMD membantu mahasiswa baru untuk
beradaptasi dengan lingkungan perguruan tinggi yang tentunya
berbeda dari lingkungan sekolah menengah. ODM merupakan
kegiatan dimana mahasiswa baru diarahkan untuk dapat menjadi
kader bagi dirinya sendiri; mahasiswa baru diberikan motivasi untuk
dapat mengatur dirinya sendiri untuk dapat menjadi mahasiswa yang
produktif dan bertanggung jawab dengan statusnya sebagai
mahasiswa. Alur kaderisasi Mahasiswa Baru Universitas Diponegoro
ini berlaku semenjak calon mahasiswa berstatus Mahasiswa
Universitas Diponegoro dan disahkan ketika upacara penerimaan
mahasiswa baru Universitas Diponegoro oleh pihak pengelola kampus
dan disebutkan dalam alur kaderisasi mahasiswa Universitas
Diponegoro sebagai Orientasi Diponegoro Muda di Tingkat
Universitas, kemudian dilanjutkan Pendidikan Karakter Mahasiswa
Baru yang dilaksanakan melalui ODM di Tingkat Fakultas dan
Orientasi Diponegoro Muda di Tingkat Departemen.
I.Parameter:
Kualitatif:
● Mahasiswa baru mengetahui situasi kampus.
● Mengetahui perbedaan antara siswa dan mahasiswa.
● Mahasiswa baru dapat mengatur dirinya sendiri sebagai
mahasiswa yang produktif dan memotivasi diri untuk menjadi
seorang yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun
32
dalam bidang non- akademik.
Kuantitatif:
80 % mahasiswa baru mengikuti alur ODM.
1. ODM Universitas Dan Stadium Generale
I. Data Teknis Acara
• Nama acara : Orientasi Diponegoro Muda Tingkat
Universitas
• Lama acara : Rangkaian ODM Universitas (1 minggu)
• Jumlah peserta : Seluruh mahasiswa baru Universitas
Diponegoro
• Penyelenggara : K&PSDM BEM Universitas Diponegoro
II. Latar belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar Belakang
Sebagai seorang mahasiswa dari salah satu kampus terbaik yang ada
di Indonesia, sudah seharusnya mahasiswa Universitas Diponegoro
mempunyai rasa bangga terhadap almamaternya dan siap
menghasilkan karya-karya yang hebat untuk mengharumkan nama
almamaternya. Itu merupakan suatu hal yang mutlak jika seorang
mahasiswa bangga dan cinta terhadap almamaternya dalam hal ini
universitas yang dijadikan sebagai tempat pengembangan diri.
Walaupun dalam aplikasinya mahasiswa dibagi ke fakultas dan
departemen masing – masing, namun semuanya disatukan di bawah
naungan almamater Universitas Diponegoro. Sehingga diperlukan
suatu kegiatan yang dapat memberikan gambaran mengenai kesatuan
dalam satu almamater Universitas Diponegoro. Kegiatan ODM
Universitas ini sekaligus sebagai penyambutan mahasiswa baru
Universitas Diponegoro. Kegiatan ODM Universitas ini ada panitia
yang bertugas sebagai kakak pembimbing yang ditugaskan untuk
membimbing mahasiswa baru terkait ODM Universitas.
Tujuan
1) Penyambutan untuk mahasiswa baru.
33
2) Mahasiswa baru mengenal lingkungan Universitas Diponegoro.
3) Mahasiswa baru paham struktur dan fungsi pimpinan Universitas
Diponegoro.
4) Mahasiswa baru paham struktur dan fungsi pimpinan Universitas
Diponegoro.
5) Mahasiswa baru mengetahui lembaga-lembaga kemahasiswaan
yang ada di Universitas Diponegoro
6) Mahasiswa baru termotivasi untuk mengembangkan diri menjadi
mahasiswa yang COMPLETE (Communicator, Professional,
Leader, Educator, Thinker dan Enterprenur)
7) Mahasiswa baru secara bersama-sama membuat suatu karya yang
dapat membranding nama Universitas Diponegoro.
8) Mahasiswa baru mengenal unit kegiatan mahasiswa se-
Universitas Diponegoro.
II. Bentuk Kegiatan
Di dalam kegiatan ODM universitas ini mahasiswa baru dikumpulkan
di Stadion Universitas Diponegoro kemudian diberikan materi yang
sudah di kemas oleh panitia kegiatan ODM Universitas. Adapun jenis
materinya yang akan disampaikan adalah pengenalan identitas dari
Universitas Diponegoro, Pengenalan struktur dan fungsi Pimpinan
Universitas yang akan disampaikan oleh pihak pengelola kampus.
Kemudian mahasiswa baru akan diberikan materi GACU(Gerakan
Aku Cinta Universitas Diponegoro) disana mahasiswa baru akan
dikenalkan dengan alumni alumni Universitas Diponegoro yang
berprestasi dengan harapannya mahasiswa baru termotivasi untuk
meningkatkan prestasi Universitas Diponegoro. Selanjutnya
mahasiswa baru akan dikenalkan dengan lembaga kemahasiswaan
yang ada di Universitas Diponegoro sehingga mahasiswa baru
merasakan keberadaan lembaga kemahasiswaan yang ada di
Universitas Diponegoro. Jenis materi selanjutnya adalah Self
motivation agar mahasiswa baru termotivasi untuk mengembangkan
34
diri menjadi mahasiswa yang COMPLETE (Communicator,
Professional, Leader, Educator, Thinker dan Enterprenur). Kemudian
mahasiswa baru akan bersama-sama membuat suatu karya yang dapat
membranding nama Universitas Diponegoro.
III. Pelaksana Kegiatan/Panitia
Bidang K & PSDM BEM Universitas Diponegoro dibantu PSDM se-
Universitas Diponegoro dan panitia ODM Universitas dari mahasiswa
Universitas Diponegoro yang telah melewati proses seleksi.
IV. Peserta Kegiatan
Mahasiswa baru Universitas Diponegoro.
2. ODM Fakultas atau Sekolah
I. Data Teknis Acara
• Nama acara : Orientasi Diponegoro Muda Tingkat Fakultas
atau Sekolah
• Lama acara : Rangkaian ODM Universitas (1 minggu)
• Jumlah peserta : Seluruh mahasiswa baru fakultas
• Penyelenggara : BEM F/ S
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar Belakang
Mahasiswa baru membutuhkan pengenalan mengenai kondisi
fakultas – tempat mereka menimba ilmu selama mengejar gelar
sarjana - serta segala hal yang berkaitan dengan fakultas, baik yang
berhubungan dengan bidang akademik, kultur fakultas, maupun
lembaga kemahasiswaan. Hal-hal tersebut tentunya perlu diketahui
oleh setiap mahasiswa yang berada di dalam fakultas tersebut untuk
mengetahui gambaran ataupun karakteristik fakultasnya. Maka dari
itu perlu adanya media yang tepat untuk menyampaikan hal-hal yang
tersebut kepada mahasiswa melalui suatu media berupa kegiatan yang
kemudian disebut sebagai ODM Fakultas.
Tujuan
1) Mahasiswa baru mengerti nilai-nilai kediponegoroan dalam peran
35
mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, moral force dan
social control.
2) Menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada mahasiswa baru dan
mahasiswa baru mengetahui peran fakultas untuk Indonesia.
3) Mahasiswa baru mengetahui akan adanya kegiatan kaderisasi
kerohanian yang dilaksanakan oleh UKM kerohanian.
4) Mahasiswa baru memahami struktur dan fungsi pimpinan
birokrasi di fakultas.
5) Mahasiswa baru mendapat gambaran awal tentang struktur dan
fungsi lembaga mahasiswa fakultas dan mahasiswa baru
merasakan keberadaan lembaga mahasiswa di tingkat fakultas
dengan penuh rasa bangga.
6) Mahasiswa baru memiliki rasa kesatuan sebagai mahasiswa di
fakultasnya.
7) Mahasiswa baru mengerti dan memahami sistem perkuliahan
yang ada di fakultas dan mahasiswa baru mengerti profesinya
setelah lulus sebagai mahasiswa.
8) Mahasiswa baru mengenal iklim riset di fakultasnya
9) Mahasiswa baru bangga terhadap almamater dan bidang
keprofesiannya.
10) Mengubah pola pikir dari siswa kemahasiswa.
11) Mahasiswa baru mengerti bagaimana metode belajar efektif di
dunia perkuliahan.
III. Bentuk kegiatan
Didalam kegiatan ODM tingkat fakultas ini mahasiswa baru akan
diberikan materi yang lebih menjurus ke bidang keilmuannya namun
tidak melupakan nilai-nilai yang dibawa oleh Universitas Diponegoro.
Jenis materi yang disampaikan yaitu kediponegoroan yang pada kali
ini harapannya mahasiswa baru mengerti nilai-nilai kediponegoroan
dalam peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, moral
force dan social control. Kemudian materi ke-Indonesiaan yang akan
36
menumbuhkan jiwa nasionalisme kepada mahasiswa baru. Kemudian
mahasiswa baru akan dikenalkan dengan struktur dan fungsi pimpinan
birokrasi fakultas dan setelah itu mahasiswa baru akan di kenalkan
dan di jelaskan apa arti penting lembaga mahasiswa. Pada ODM
fakultas juga mahasiswa baru akan ditanamkan arti pentingnya
kekompakan dan kebersatuan. Untuk pengenalan terhadap sistem
perkuliahan maka di ODM fakultas ini akan dikenalkan keprofersian,
sistem perkuliahan dan kehidupan kampus. Untuk menunjang visi
Universitas Diponegoro serta mengenalkan mahasiswa baru terhadap
iklim riset yang ada di Universitas Diponegoro maka materi
Brainstorming about Research dan Pameran Hasil Karya ini juga akan
dimasukan di dalam ODM fakultas, melalui kegiatan seminar,
talkshow,diskusi dan pameran hasil karya riset di fakultas. ODM
fakultas menghadirkan alumni untuk menceritakan kisah sukses di
fakultasnya agar mahasiswa baru bangga terhadap almamater dan
bidang keprofesiannya. Semua materi ini dapat dilakukan dalam
bentuk seminar. Namun panitia kegiatan dipersilahkan untuk
mengadakan atau mungkin menambahkan dengan bentuk lain yang
lebih menarik dan menghibur peserta. Untuk jenis materi Pentingnya
Kekompakkan dan Kebersatuan; dan PENDIKAR, kegiatan akan
lebih menarik dan peserta akan lebih aktif apabila selain dalam bentuk
seminar, ada pula bentuk simulasinya. Saat kegiatan PENDIKAR,
untuk materi Personal Revolution, peserta diarahkan untuk membuat
life map semenarik mungkin. Untuk materi Learning Revolution,
diharapkan ada simulasi yang menuntut peserta untuk berpikir kritis.
Khusus untuk materi Simulasi dan games tentunya materi akan diisi
simulasi yang dapat menghibur peserta dan mengakrabkan satu sama
lain.
IV. Peserta kegiatan
Mahasiswa baru fakultas yang bersangkutan.
37
3. ODM Umat Beragama
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : Orientasi Diponegoro Muda Umat Beragama.
• Lama Acara : kebijakan UKM kerohanian (setelah closing
ODM)
• Jumlah Peserta : Seluruh mahasiswa baru fakultas.
• Penyelenggara : PSDMFakultas kerjasama dengan UKM
Kerohanian fakultas/sekolah/universitas.
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar belakang
Universitas Diponegoro sebagai perguruan tinggi mewadahi
setiap agama yang dianut oleh seluruh mahasiswa sesuai
kepercayaannya. Sebagai bidang yang bergerak dalam pembinaan
karakter mahasiswa, PSDM harus memperhatikan penuh aspek
kebutuhan manusia baik dari kebutuhan biologis,psikologis,sosiologis
dan spiritual. Kaderisasi kerohanian adalah sebuah sistem untuk
mewadahi seluruh agama yang menjadi kepercayaannya sesuai
kepercayaannya masing-masing secara sistematis dan
berkesinambungan. Kaderisasi rohani diharapkan mampu
mewujudkan mahasiswa Universitas Diponegoro yang memiliki
karakter religius dan berketuhanan Yang Maha Esa memiliki karakter
sesuai tuntunan agamanya.
Tujuan
1) Mahasiswa baru memahami pentingnya mengikuti kegiatan
kerohanian sebagai pondasi pengembangan diri.
2) Mahasiswa baru mengetahui akan adanya kegiatan kaderisasi
kerohanian yang dilaksanakan oleh UKM kerohanian.
3) Mahasiswa baru mengetahui pentingnya nilai-nilai kerohanian
sebagai kontrol perilaku.
4) Mahasiswa baru mampu mengaplikasikan materi yang ada di
kaderisasi rohani ke dalam kehidupan sehari-hari.
38
5) Mahasiswa baru memiliki minat serta berperan aktif dalam
kegiatan kerohanian.
III. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Orientasi Diponegoro Muda Umat Beragama merupakan
pembukaan pembinaan moral bagi seluruh mahasiswa baru dengan
tujuan agar setiap mahasiswa baru telah menerima pembinaan moral
yang sama dan terstandar saat telah memasuki Universitas
Diponegoro. Kegiatan Orientasi Diponegoro Muda Umat Beragama
disesuaikan dengan masing-masing UKM/UPK/Biro/BK kerohanian.
Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut GOM pada
ukm kerohanian Islam , Retreat PMK pada ukm kerohanian Kristen,
retreat PAB PRMK pada ukm kerohanian. Katholik, malam Arga
Shanti pada ukm kerohanian Hindu, FOD (Followship of
Dhamma) pada ukm kerohanian Budha dan sebagainya.
IV. Pelaksana kegiatan
PSDM Fakultas bekerjasama dengan UKM kerohanian
fakultas/sekolah/Univ
V. Peserta kegiatan
Mahasiswa baru Universitas Diponegoro fakultas yang bersangkutan.
4. ODM Departemen
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : Orientasi Diponegoro Muda Tingkat
Departemen.
• Lama Acara : Rangkaian ODM Universitas (1 minggu)
• Jumlah Peserta : Seluruh mahasiswa baru jurusan
• Penyelenggara : PSDM HMD
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar belakang
ODM departemen ini adalah kegiatan untuk menyambut
mahasiswa baru di tingkat departemen dimana di tingkat ini
39
mahasiswa baru akan dikenalkan terhadap kultur atau budaya yang
ada di departemen baik itu yang berkaitan dengan bidang akademik
maupun non-akademik sehingga mahasiswa baru mengetahui
karakter yang ada di departemen yang telah dipilihnya. Hal-hal
tersebut tentunya perlu diketahui oleh setiap mahasiswa yang berada
di dalam fakultas tersebut untuk mengetahui gambaran ataupun
karakteristik fakultasnya. Maka dari itu perlu adanya media yang
tepat untuk menyampaikan hal-hal yang tersebut kepada mahasiswa
melalui suatu media berupa kegiatan yang kemudian disebut sebagai
ODM departemen.
Tujuan
1) Mahasiswa baru mampu mengimplementasikan nilai-nilai
kediponegoroan dalam peran mahasiswa sebagai agent of
change, iron stock, moral force, social control, dan guardian of
value.
2) Menumbuhkan jiwa nasionalisme pada mahasiswa baru dan
mahasiswa baru tahu peran jurusan untuk Indonesia.
3) Mahasiswa baru mengerti profesinya setelah lulus sebagai
mahasiswa
4) Mahasiswa baru paham struktur dan fungsi birokrasi jurusan
5) Mahasiswa baru bangga terhadap almamater dan bidang
keprofesiannya.
6) Mengubah pola pikir dari siswa kemahasiswa.
7) Mahasiswa baru mengerti bagaimana metode belajar efektif di
dunia perkuliahan.
III. Bentuk Kegiatan
ODM fakultas ini akan diberikan materi yang lebih menjurus ke
bidang keilmuannya atau sesuai dengan departemennya masing
masing. Adapun untuk jenis materi di ODM fakultas ini adalah yang
pertama adalah kediponegoroan dengan tujuan kongkritnya
Mahasiswa baru mampu mengimplementasikan nilai-nilai
40
kediponegoroan dalam peran mahasiswa sebagai agent of change,
iron stock, moral force dan social control. Kemudian mahasiswa
baru akan dijelaskan tentang peran departemennya untuk kemajuan
Indonesia. Kemudian mahasiswa baru akan dikenalkan tentang
Keprofesian, Sistem Perkuliahan dan Kehidupan Kampus yang ada
di departemenya. Lalu pengenalan struktur dan fungsi birokrasi
jurusan. Semua jenis materi ini dapat dapat dilakukan dalam bentuk
seminar. Namun panitia kegiatan dipersilahkan untuk mengadakan
atau mungkin menambahkan dengan bentuk lain yang lebih menarik
dan menghibur peserta. Untuk jenis materi PENDIKAR, kegiatan
akan lebih menarik dan peserta akan lebih aktif apabila selain dalam
bentuk seminar, ada pula bentuk simulasinya. Saat kegiatan
PENDIKAR, untuk materi Personal Revolution, peserta diarahkan
untuk menerapkan life map yang pernah dibuat. Untuk materi
Learning Revolution, diharapkan ada simulasi yang menuntut
peserta untuk berpikir kritis. Khusus untuk materi Simulasi & Games
tentunya materi akan diisi simulasi yang dapat menghibur peserta
dan mengakrabkan satu sama lain.
IV. Pelaksana Kegiatan
Anggota dari HMD yang disupervisi langsung oleh HMD.
V. Peserta Kegiatan
Mahasiswa baru Universitas Diponegoro departemen/jurusan
/program studi yang bersangkutan.
LKMM-PD (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar)
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa
Pra Dasar (LKMM-PD)
• Jumlah Peserta : Menyesuaikan jumlah mahasiswa baru
fakultas/sekolah/jurusan
• Penyelenggara : BEM F/BEM S/ HMD
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
41
Latar belakang
Mahasiswa baru di dalam kehidupan kampus memerlukan bekal
awal untuk memanajerial dirinya dalam menjalankan kehidupan
selama di kampus. Manajerial diri diperlukan sebagai bekal awal
karena terdapat perbedaan kultur dan budaya antara kehidupan di
sekolah dan di kampus. Manajerial diri meliputi pelatihan peningkatan
kualitas diri.
Tujuan
1) Peserta dapat memahami dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
2) Peserta dapat mengetahui urgensi, manfaat serta cara
memanajemen waktu
3) Peserta dapat terbangun pola pikir prestatif dan mengetahui cara
berprestasi
4) Peserta dapat mengetahui manfaat dan tertarik untuk
berwirausaha.
5) Peserta mengerti dasar-dasar komunikasi,mendengar secara aktif
dan berbicara secara efektif
6) Peserta dapat memiliki kepekaan terhadap isu permasalahan
berlandaskan ilmu pengetahuan dan mampu memberikan solusi.
7) Peserta memahami dasar-dasar organisasi dan tertarik
mengikuti lembaga kemahasiswaan
8) Peserta dapat memahami dan membangun kerja tim yang baik
9) Peserta dapat memahami tata cara sidang dan komponen
organisasi
III. Bentuk kegiatan
LKMM Pra Dasar merupakan pelatihan kepemimpinan dengan bentuk
kegiatan berupa Panel discussion / stadium generale /seminar,
simulasi,dan assignment /penugasan dengan beberapa jenis materi
yang mendukung tentang manajerial diri. Adapun jenis materinya
yang akan disampaikan adalah analisa potensi diri, way to deal with
42
our self, growth mindset and open minded, personal branidng yang
bertujuan agar peserta dapat memahami dan mengembangkan potensi
yang dimilikinya dapat dilakukan melalui pemberikan materi tentang
urgensi mengetahui potensi diri dan pemberikan materi tentang cara
mengetahui kelebihan dan kekurangan diri serta cara mengembangkan
dan mengatasinya, manajemen waktu yang betujuan agar peserta
dapat mengetahui urgensi, manfaat serta cara memanajemen waktu,
pola pikir prestatif yang bertujuan agar peserta dapat terbangun pola
pikir prestatif dan mengetahui cara berprestasi dapat dilakukan
melalui pemberian materi tentang motivasi berprestasi serta stress
management to get an achievement, pemaparkan profil/prestasi
mahasiswa Universitas Diponegoro baik secara umum maupun secara
khusus pada mahasiswa jurusan, mendatangkan figur prestatif sebagai
pemateri dan motivator, memaparkan event-event prestatif terdekat,
kewirausahaan yang bertujuan agar peserta dapat mengetahui manfaat
dan tertarik untuk berwirausaha, dasar komunikasi yang betujuan agar
peserta mengerti dasar-dasar komunikasi atau basic skill of
communication, mendengar secara aktif dan berbicara secara efektif
yang dapat dilakukan melalui Simulasi Forum Grup Discussion
(FGD), membentuk sikap kritis mahasiswa yang bertujuan peserta
dapat memiliki kepekaan terhadap isu permasalahan berlandaskan
ilmu pengetahuan dan mampu memberikan solusi dapat dilakukan
melaui studi kasus, basic problem analysis, serta pengenalan lembaga
kemahasiswaan yang bertujuan agar peserta memahami dasar-dasar
organisasi dan tertarik mengikuti lembaga kemahasiswaan, yang
bertujuan agar peserta dapat memahami dan membangun kerja tim
yang baik dapat dilakukan melalui simulasi teamwork, dan teknik
sidang yang bertujuan agar peserta dapat memahami tata cara sidang
dan komponen organisasi dapat dilakukan melalui sidang.
Keberjalanan materi dilaksanakan dalam ruangan, kegiatan yang
dapat dilakukan sebagai penunjang berupa game sebagai sarana
43
pengakraban peserta yang dilakukan diluar ruangan. Setiap
mahasiswa baru diwajibkan mengikuti dan lulus LKMM Pra Dasar
sebagai bentuk pelaksanaan tahapan kaderisasi pembentukan bagi
mahasiswa baru. Mahasiswa baru yang tidak mengikuti maupun lulus
dari LKMM Pra Dasar harus mendapatkan seluruh materi yang
diberikan dengan kebijakan sesuai penyelenggara.
V. Pelaksana kegiatan
Bidang PSDM Himpunan Departemen atau bidang PSDM BEM
Fakultas.
VI. Peserta Kegiatan
Mahasiswa Baru Universitas Diponegoro tingkat fakultas atau
departemen
VII. Syarat Pembicara
Dapat dikatakan memenuhi syarat apabila pembicara memenuhi satu
atau lebih kriteria di bawah:
a. Mahasiswa
1) Minimal telah mengkuti LKMM Tingkat Dasar
2) Pernah atau sedang menjadi aktivis / organisatoris
3) Mempunyai kompetensi / kecakapan pada bidang yang akan
diberikan
4) Mempunyai pengalaman / masih berada dalam lembaga
kemahasiswaan
b. Non Mahasiswa
1) Mempunyai kompetensi / kecakapan , pengalaman , dan ilmu
pada bidang yang akan diberikan
2) Pernah menjadi aktivis / organisatoris
Pasca ODM
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : Kegiatan mandiri (Follow Up Pendidikan
Karakter rangkaian Kaderisasi tahap sebelumnya)
• Lama Acara : Menyesuaikan tema
44
• Jumlah Peserta : Seluruh mahasiswa baru / mahasiswa jurusan
• Penyelenggara : HMD
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar Belakang
Kegiatan mandiri merupakan ajang bagi mahasiswa baru untuk
mengaktualisasikan materi-materi yang telah didapatkan dari Latihan
Keterampilan Manajemen Mahasiswa Pra Dasar (LKMM PD) &
Pendidikan Karakter.
Tujuan
Menjadi wadah bagi mahasiswa baru untuk menerapkan konsep yang
telah didapatkan dari LKMM PD & Pendidikan Karakter.
III. Bentuk kegiatan
Kepanitiaan angkatan dan sejenisnya.
IV. Panitia pelaksana
Mahasiswa baru yang telah mengikuti LKMM PD
V. Peserta kegiatan
Mahasiswa setiap departemen/jurusan
VI. Gambaran deskriptif acara
Mahasiswa baru yang telah mendapatkan materi mengenai
manajemen diri atau kehidupan berorganisasi menerapkan ilmunya
dalam suatu kegiatan/event. Panitia secara keseluruhan terdiri atas
mahasiswa baru. Bentuk acara yang diselenggarakan disesuaikan
dengan kultur fakultas atau jurusan. Kegiatan yang diselenggarakan
mencakup:
• Seluruh civitas akademika fakultas / jurusan Kegiatan mendidik
dan profesional
• Tidak mengandung unsur kekerasan /kriminal
• Standar kegiatan menggunakan proposal.
45
2. FASE II
LKMM-D (Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Dasar)
I. Data Teknis Acara
• Nama Acara : LKMM Dasar
• Lama Acara : Disesuaikan dengan kebutuhan fakultas.
• Jumlah Peserta : Disesuaikan dengan kebijakan PSDM
BEM
• Penyelenggara : PSDM BEM F dan Alumni LKMM Dasar
tersebut
II. Latar Belakang dan Tujuan Kegiatan
Latar belakang
LKMM Dasar merupakan salah satu kegiatan dalam alur
kaderisasi yang penting untuk dilaksanakan. LKMM Dasar
merupakan tingkat lanjut dari LKMM Pra Dasar, pada dasarnya
sasaran LKMM Dasar adalah sebagai wadah bagi mahasiswa untuk
memahami peran mahasiswa dalam keorganisasian. Diselenggarakan
oleh fakultas masing-masing atau di tingkat universitas dan
dilaksanakan pada semester II / IV.
Tujuan
1) Memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan organisasi
secara profesional
2) Meningkatkan kemampuan dalam memimpin sebuah organisasi
3) Meningkatkan sikap kritis mahasiswa terhadap isu dan opini yang
berkembang di publik
4) Menstimulasi mahasiswa dalam mengoptimalkan peran penting
mahasiswa
III. Bentuk kegiatan
1) Fundraising
2) Panel discussion / stadium generale / seminar
3) Simulasi materi
4) Assignment / penugasan
46
5) FGD (Focus Group Discussion)
6) Presentasi
7) Evaluasi
8) Group Activity Games
9) Lainnya
IV. Panitia Kegiatan
BEM Fakultas khususnya adalah Bidang PSDM yang telah mengikuti
LKMM Dasar dan Alumni LKMM Dasar.
V. Peserta Kegiatan
Mahasiswa/i umum yang telah mengikuti LKMM Pra Dasar, Sedang
aktif sebagai pengurus organisasi internal yang kemudian menjadi
delegasi dari organisasi atau mahasiswa non-organisasi yang bersedia
untuk menjadi peserta LKMM Dasar Telah lolos tahap seleksi. Jumlah
peserta disesuaikan dengan kebijakan Fakultas/sekolah yang
menyelenggarakan.
VI. Penyeleksian peserta
Penyeleksi peserta LKMM Dasar adalah PSDM Fakultas bekerja
sama dengan Alumni LKMM Dasar tahun sebelumnnya. Berikut 2
tahap penyeleksian peserta :
a. Seleksi Administrasi
1) Mengisi formulir pendaftaran
2) Mengumpulkan Fotokopi sertifikat LKMM PD atau surat
keterangan sejenisnya
3) Mengumpulkan surat delegasi dari lembaga organisasi
4) Mengumpulkan Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa
5) Mengumpulkan Fotokopi Sertifikat sebagai kepanitiaan dan
sejenisnya
6) Mengumpulkan surat pernyataan bersedia mengikuti
serangkaian kegiatan LKMM Dasar
7) Foto diri
8) Berkas lainnya menyesuaikan dengan fakultas/sekolah
47
b. Interview
Garis besar pertanyaan dalam interview :
1) Motivasi mengikuti LKMM Dasar
2) Persiapan LKMM Dasar
3) Keaktifan dan Kekritisan
4) Case study terkait permasalahan organisasi dan solusi yang
diberikan
5) Menjelaskan kondisi organisasi yang bersangkutan dan
memberikan ide atau pemikiran untuk pengembangan
organisasi
6) Tindak lanjut setelah mengikuti LKMM Dasar
7) Pertanyaan lainnya sesuai ketentuan panitia pelaksana
VII. Periode kegiatan
Kegiatan LKMM Dasar ini dibagi menjadi tiga periode dengan rincian
sebagai berikut :
a. Kegiatan Pra LKMM Dasar
Kegiatan ini diberikan sebagai penunjang pemahaman peserta
sebelum memasuki Kegiatan Utama LKMM Dasar. Bisa
meliputi :
1) Fundraising
2) Focus Group Discussion
3) Networking
4) Event Organizing
5) Presentasi
b. Kegiatan Utama LKMM Dasar
Kegiatan yang dilakukan saat hari dimana acara utama LKMM
Dasar berlangsung. Berisi tentang pemberian materi, simulasi
materi, diskusi (Tanya jawab), dan FGD.
c. Kegiatan pasca LKMM Dasar
Setelah melewati rangkaian kegiatan, Kegiatan Pasca LKMM
Dasar adalah penugasan kelompok yang bersifat pengabdian
48
masyarakat atau sesuai ketentuan dari panitia penyelenggara dan
atau peserta LKMM Dasar tersebut.
VIII. Syarat Pembicara
Dapat dikatakan memenuhi syarat apabila pembicara memenuhi satu
atau lebih kriteria di bawah:
b. Mahasiswa
1) Minimal telah mengkuti LKMM Tingkat Menengah
2) Pernah atau sedang menjadi aktivis / organisatoris
3) Mempunyai kompetensi / kecakapan pada bidang yang akan
diberikan
4) Mempunyai pengalaman / masih berada dalam lembaga
kemahasiswaan
c. Non Mahasiswa
3) Mempunyai kompetensi / kecakapan , pengalaman , dan ilmu
pada bidang yang akan diberikan
4) Pernah menjadi aktivis / organisatoris
IX. Ketentuan Tempat Pelaksanaan
1) Memiliki aula yang nyaman dan cukup menampung peserta, tersedia
LCD, widescreen, microphone dengan jumlah yang sesuai
kebutuhan, diusahakan tempat duduk yang bertrap sehingga peserta
yang duduk dibelakang bisa melihat dengan jelas.
2) Memiliki fasilitas ibadah (mushola/masjid), kamar mandi, dan
tempat umum lainnya.
3) Ketentuan di atas bersifat tidak memaksa serta mengikuti kondisi
dan kemampuan penyelenggara
X. Standar Penilaian
1) Setiap peserta memiliki buku pegangan untuk mengisi kolom
resume materi, jadwal acara LKMM Dasar, dan absensi peserta
yang disertai dengan jam kehadiran.
2) Penilaian dinilai dan dilihat dari beberapa aspek : Keaktifan
(memberikan kontribusi dalam seluruh rangkaian acara),
49