The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by isral7972, 2019-11-21 10:07:08

program supervisi 2019

program supervisi 2019

PROGRAM SUPERVISI
SMP NEGERI 3 PAYAKUMBUH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

DINAS PENDIDIKAN KOTA PAYAKUMBUH
SMP NEGERI 3 PAYAKUMBUH

Jalan Meranti Bukitsitabur Kelurahan Sicincin Kec. Payakumbuh Timur
Kota Payakumbuh

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan karunia-Nya jualah kami dapat menyelesaikan penyusunan Program
Supervisi Tahun 2019/2020 pada SMP Negeri 3 Payakumbuh.

Program Supervisi Tahun 2019/2020 pada SMP Negeri 3 Payakumbuh ini
disusun dengan latar belakang tuntutan untuk memenuhi tugas seorang Kepala
Sekolah. Supervisi Akademis dilakukan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas pokoknya.

Harapan kami semoga Program Supervisi Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat
terlaksana dengan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran
di SMP Negeri 3 Payakumbuh.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Program
Supervisi Tahun 2019/2020 ini dan mohon kritik dan saran untuk perbaikan di masa
yang akan datang.

Payakumbuh, 15 Juli 2019
Kepala SMP Negeri 3 Payakumbuh

M. Isral, S.Pd
NIP. 19720907 200604 1 014

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan ................................................................................. 1
1
A. Latar Belakang .................................................................... 4
B. Dasar Hukum ...................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................. 5
D. Manfaat ............................................................................... 6
BAN II Ruang Lingkup Pengawasan Pembelajaran ................................. 13
BAB III Tahapan Kegiatan Pengawasan Pembelajaran ............................. 13
A. Pelaksanaan Pengawasan .................................................... 15
B. Pelaporan ............................................................................ 16
C. Tindak Lanjut ...................................................................... 18
BAB IV Rencana Pelaksanaan ................................................................... 18
A. Sasaran ................................................................................ 20
B. Rencana Pelaksanaan .......................................................... 21
BAB V Simpulan ....................................................................................... 22
Lampiran 1 Instrumen Supervisi RPP Kurikulum 2013 ............................. 25
Lampiran 2 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013........... 27
Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Setelah Observasi ...................................... 29
Lampiran 4 Instrumen Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik............... 30
Lampiran 5 SK Supervisor .......................................................................... 35
Lampiran 6 Jadwal Supervisi ......................................................................

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 ayat 15 menyatakan bahwa
“beban kerja kepala sekolah sepenuhnya adalah untuk melaksanakan
tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, supervisi kepada
guru dan tenaga kependidikan. Supervisi kepada guru merupakan bagian
keempat dari empat kegiatan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
tim supervisor baik oleh kepala sekolah dan/atau pengawas. Keempat
proses pembelajaran itu adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan pengawasan. Hal itu
ditegaskan oleh PP 19/2005, pasal 19, ayat (3), “Setiap satuan pendidikan
melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
efisien”

Perencanaan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan bersama dengan pendidik. Perencanaan itu berbentuk silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada pasal 20, PP 19/2005
ditegaskan, “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar”.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik
berdasarkan perencanaan proses pembelajaran. Wujudnya nyatanya
adalah peristiwa di ruangan belajar dan pemberian tugas terstruktur dan
tugas mandiri kepada peserta didik. Peristiwa di kelas meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian proses dan
hasil belajar di tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan
satuan pendidikan. Wujud nyata penilaian itu adalah penilaian harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian akhir

1

tahun. Pengawasan dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas sekolah. Wujud dari pengawasan itu adalah pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.

Keempat kegiatan proses pembelajaran itu merupakan satu
kesatuan dengan penanggung jawab yang jelas. Perencanaan merupakan
dasar utama dari semua kegiatan. Perencanaan yang benar
diasumsikan bermuara kepada pelaksanaan yang benar. Perencanaan
dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pendidik. Silabus mata
pelajaran dan silabus muatan lokal disusun oleh guru bersama timnya
yang diketuai oleh kepala satuan pendidikan. Jika silabus belum
memenuhi standar yang diharuskan, penanggung jawabnya adalah
kepala satuan pendidikan. Selain itu, silabus merupakan perangkat
kurikulum yang kategori tanggung jawabnya berada di tangan kepala
satuan pendidikan. Lagi pula, di dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), silabus merupakan dokumen dua kurikulum,
sedangkan penanggung jawab penyusunan kurikulum di tingkat satuan
pendidikan adalah kepala satuan pendidikan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh pendidik
berdasarkan karakteristik peserta didik yang berada di kelasnya.
Penyusunan RPP pada dasarnya dilakukan secara individu, meskipun
tidak dilarang secara berkelompok. Jika RPP yang bermasalah berarti
yang bertanggung jawab adalah pendidik. Jadi di dalam perencanaan
proses pembelajaran sudah terlihat dikotomus (pemisah) tanggung jawab
antara kepala satuan pendidikan dengan pendidik. Silabus tanggung
jawab kepala satuan pendidikan dan RPP tanggung jawab pendidik.

Pelaksanaan proses pembelajaran oleh pendidik, bertumpu kepada
perencanaan yang disusun oleh satuan pendidikan dan pendidik.
Kegiatan ini berangkat dari keberadaan silabus dan RPP. Pelaksanaannya
akan terlihat nyata di ruang kelas, dalam bentuk interaksi dengan peserta
didik, dan dalam suasana yang menyenangkan. Seperti yang ditegaskan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pasal 19, ayat (1)
tentang Standar Nasional Pendidikan seperti berikut ini. “Proses

2

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.

Penilaian proses dan hasil belajar pada tataran satuan
pendidikan dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah. Pada tataran satuan pendidikan hal itu dilakukan oleh
pendidik dan satuan pendidikan. Penegasan itu termaktub pada PP
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,pasal 63, ayat (1) sepeti
berikut ini. “ Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas: (a) penilaian hasil belajar oleh pendidik; (b) penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah.” Lebih lanjut rincian dari pasal 63 ayat (1) ini diuraikan
secara rinci di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Berdasarkan hal di atas, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
dalam proses pembelajaran perlu diawasi. Agar pelaksanaan pengawasan
pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan perlu disusun program
supervisi terhadap guru. Program supervisi ini akan dilakukan dengan
sistematika berpikir seperti berikut ini. (1) ruang lingkup kepengawasan
pembelajaran; (2) program atau perencanaan pengawasan; (3)
pelaksanaan, pelaporan, dan tindaklanjut kegiatan kepengawasan.
Dengan tiga sistematika berpikir itu, diharapkan bahan ini dapat
dijadikan sebagai landasan berpikir untuk melaksanakan kegiatan
kepengawasan pada satuan pendidikan baik oleh pengawas sekolah
maupun oleh kepala satuan pendidikan.

3

B. Dasar Hukum

Supervisi ini dilaksanakan berdasarkan:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah;
4. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Komptensi Guru;
5. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Permendikbud RI Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah;
7. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah;
8. Permendikbud RI Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian

Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Permendikbud RI Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru Sebagai

Kepala Sekolah.

C. Tujuan

Supervisi pembelajaran bertujuan untuk:

1. mengetahui kompetensi guru dalam membuat persiapan atau
perencanaan pembelajaran di dalam kelas.

2. mengetahui kemahiran dan ketepatan dalam memilih pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan
disampaikan kepada peserta didik.

3. mengetahui kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam
melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas, misalnya dalam

4

membuka proses pembelajaran, apersepsi, penguasaan kelas,
kegiatan inti, teknik bertanya dan sebagainya sampai pada kegiatan
akhir atau evaluasi.
4. mengetahui kompetensi guru dalam mengembangkan intrumen
penilaian dalam melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses
pembelajaran atau evaluasi hasil belajar.
5. mengetahui kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut
pembelajaran kepada peserta didik.
6. mengetahui kelengkapan administrasi pembelajaran yang diperlukan
dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga
profesional di bidang pendidikan.

D. Manfaat
Manfaat supervisi adalah:

1. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelemahan dan kekurangan
dalam rangka membuat perencanaan pembelajaran.

2. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan yang ia miliki dalam rangka melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas.

3. Guru yang bersangkutan akan mengetahui kelemahan dan
kekurangannya dalam merencanakan dan mengembangkan
instrumen penilaian pembelajaran.

4. Sebagai bahan introspeksi pada diri pribadi seorang guru, bahwa
tugas profesional sebagai pendidik itu sangat pelik dan kompleks
sehingga akan menjadi motivasi untuk selalu menambah dan
meningkatkan wawasan serta pengetahuan.

5

BAB II
RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN PEMBELAJARAN

Ada lima lingkup kerja kepengawasan proses pembelajaran. Kelima
lingkup itu adalah pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut. Hal itu tertuang di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 22/2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah seperti berikut ini.

1. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.
Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas sekolah.

2. Supervisi
a. Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pem-belajaran.
b. Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian
contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi.
c. Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan
pendidikan.

3. Evaluasi
a. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
b. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
1) membandingkan proses pembelajaran yang dilak-sanakan
guru dengan standar proses,
2) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
sesuai dengan kompetensi guru.

6

3) evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.

4. Pelaporan proses
Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi

pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

5. Tindak Lanjut
a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah
memenuhi standar.
b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang
belum memenuhi standar.
c. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/ penataran
lebih lanjut.

Kelima lingkup (pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut) kepengawasan merupakan kegiatan yang berentetan. Ada
hubungan hierarkis dari lima kegiatan itu. Kegiatan diawali dengan
pematauan. Hal yang dipantau adalah perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian proses pembelajaran. Hasil pemantauan itu tampil dalam wujud
data berupa kondisi ril, kenyataan yang sebenarnya, dan fakta autentik.
Hasil pematauan itu bisa berupa catatan, rekaman, dan dokumentasi.
Untuk mendapatkannya dilakukan dengan berbagai cara atau teknik.
Tentu saja cara dan teknik itu memerlukan instrumen pemantauan.
Instrumen itu pada hakikatnya adalah instrumen pengumpulan data,
informasi, dan fakta tentang kondisi ril dari perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian proses pembelajaran.

Data atau informasi yang diperoleh melalui pemanantauan diolah
dan ditafsirkan agar bermakna. Hasil penafsiran terhadap data atau
informasi tersebutlah memerlukan tindakan selanjutnya. Jika data
mengatakan bahwa perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses
pembelajaran telah memenuhi standar, tentu pengawas (kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah) berupaya untuk mengembangkan ke
tingkat yang lebih tinggi di atas standar. Kalau data menyatakan belum
memenuhi standar, upaya yang dilakukan adalah meningkatkannya

7

menjadi standar. Kegiatan-kegiatan itulah yang dilakukan di dalam
supervisi. Jadi, supervisi hanya dapat dilakukan jika ada data dan
informasi bermakna dari hasil pemantauan.

Supervisi pendidikan (akademik dan menejerial) menurut Depdiknas
(2009) adalah kegiatan yang berurusan dengan perbaikan dan
peningkatan proses dan hasil belajar serta pengelolaan sekolah (satuan
pendidikan). Inti dari kegiatan supervisi adalah perbaikan dan
peningkatan. Data yang diperoleh dari kegiatan pemantauan dijadikan
landasan untuk melakukan supervisi (memperbaiki dan meningkatkan).
Jika data menginformasikan hal yang kurang baik, kegiatan supervisinya
adalah memperbaiki. Kalau data menginformasikan hal yang telah baik,
kegiatan supervisinya adalah meningkatkan.

Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala satuan pendidikan
dan pengawas sekolah adalah kegiatan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan proses pembelajaran. Hal yang diperbaiki atau
ditingkatkan adalah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses
pembelajaran. Cara yang digunakan adalah dengan pemberian contoh,
disksusi, pelatihan, dan konsultasi. Pemilihan cara ini tentu sangat
ditentukan oleh keadaan dan kebutuhan pendidik. Bisa jadi seorang
pendidik hanya memerlukan contoh untuk meningkatkan kemampuan
merencanakan, sedangkan pendidik yang memerlukan diskusi,
konsultasi, dan pelatihan. Selain itu, kiat kepala satuan pendidikan dan
pengawas sekolah dalam mengemban tugasnya juga sangat berpengaruh
terhadap pemilihan cara yang tepat.

Hal yang esensial dalam pemantauan adalah instrumen,
pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Sedangkan di
dalam supervisi hal esensialnya adalah penguasaan pengawas sekolah
dan kepala sekolah terhadap substansi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian proses pembelajaran serta teknik (kiat) melakukan supervisi.
Secara standar, perencanaan proses pembelajaran hanya dua, yakni
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Akan tetapi, sesuai
dengan paradigma kurikulum, setiap satuan pendidikan berhak

8

menyusun dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Jika seorang pengawas sekolah mengawasi sepuluh
sekolah misalnya, bisa jadi akan terdapat variasi dari perencanaan proses
pembelajaran dari sepuluh sekolah itu. Oleh karena itu, seorang
pengawas perlu mengenali jenis dan macam perencanaan proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan yang diawasinya. Artinya,
pengawas sekolah tidak bisa menggeneralisasi dan menguniforomisasi
(menyeragamkan) hal yang berhubungan dengan perencanaan proses
pembelajaran ini.

Pada saat pengawas sekolah menyeragamkan jenis dan bentuk
perencanaan proses pembelajaran di sekolah binaannya, akan terjadi
benturan dengan pendidik dan kepala satuan pendidikan. Satuan
pendidikan memiliki otoritas atau kewenangan untuk menyusun
kurikulum diversifikasi. Hal itu dibenarkan oleh undang-undang dan
peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, pengawas sekolah seyogyanya
memiliki informasi yang lengkap tentang bentuk dan jenis perencanaan
proses pembelajaran pada sekolah yang diawasi atau dibinanya. Hal ini
tentu tidak sulit dilakukan, jika terjadi kolaborasi antara pengawas
sekolah dengan kepala satuan pendidikan. Pengawas dan kepala satuan
pendidikan memiliki tugas yang sama dalam kepengawasan karena itu
kolaborasi sangatlah membantu dalam aplikasi tugas.

Hal yang sama tentu berlaku untuk esensi supervisi yang kedua
yakni teknik atau cara melakukan. Cara melakukan supervisi terhadap
pendidik di sekolah A bisa berbeda dengan yang pendidik di sekolah B, C,
dan D. Hal itu sangat dipengaruhi oleh keadaan dan kebutuhan masing-
masing pendidik pada satuan pendidikan. Hal yang tidak boleh diabaikan
adalah kultur atau budaya satuan pendidikan. Jadi, seorang pengawas
sekolah selain mengenali bentuk dan jenis perencanaan proses
pembelajaran juga sangat perlu memahami kultur satuan pendidikan
yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Hal yang sama juga berlaku untuk pelaksanaan proses pembelajaran
dan penilaian proses serta hasil belajar. Setiap satuan pendidikan

9

memiliki kekhasannya masing-masing. Pengenalan dan pemahaman
terhadap kondisi-kondisi ini akan dapat memperlancar tugas pengawas
sekolah dalam melakukan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian proses pembelajaran.

Menurut PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
“Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan”. Permendikbud RI
22/2016 tentang Standar Proses menyatakan, “Evaluasi proses
pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran”

Evaluasi dilakukan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi berlangsung setelah
pelaksanaan supervisi. Jika pemantauan merupakan gambaran kondisi
awal, supervisi adalah memperbaiki atau meningkatkan, dan evaluasi
adalah menentukan kualitas. Artinya untuk melihat apakah perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran telah memenuhi standar
kualitas atau belum. Dengan demikian evaluasi berada pada tataran
untuk melihat hasil supervisi.

Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: (a)
membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan
standar proses; (b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pem-
belajaran sesuai dengan kompetensi guru (Permendikbud RI Nomor
22/2016). Proses pembelajaran diatur dengan standar proses. Ketika
evaluasi dilakukan, kegiatannya adalah membandingkan hal yang
dilakukan guru dalam proses pembelajaran dengan yang diamanatkan
oleh standar proses. Jika memenuhi harapan standar proses berarti
kinerja guru telah memenuhi standar. Selain itu juga dibandingkan
dengan kompetensi guru seperti yang diamanatkan oleh Permendiknas
No. 16/2007 tentang Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Intinya adalah

10

apakah guru telah memenuhi empat kompetensi (keribadian, pedagogis,
profesional, dan sosial) dalam melaksanakan proses pembelajaran. Jika
sudah memenuhi itu berarti kompetensi sudah memadai, jika belum
berarti perlu tindak lanjut.

Produk akhir dari evaluasi adalah gambaran keseluruhan kinerja
pendidik dalam proses pembelajaran (merencanakan, melaksanakan, dan
menilai). Dari produk itu akan terlihat pendidik yang telah memenuhi
standar proses dan kompetensi dan pendidik yang belum memenuhi
standar proses dan kompetensi. Pada satuan pendidikan yang
administrasi ketenagaannya tertata baik, bisanya setiap pendidik
memiliki laporan kinerja tahunan atau sejenis rapor pendidik. Dengan
demikian kepala satuan pendidikan, pengawas sekolah, dan pemangku
pendidikan memiliki peta yang jelas tentang kompetensi pendidik di
sekolah itu.

Pelaporan hasil pengawasan merupakan bagian yang amat penting
dari kegiatan pengawasan. Terlaksana tidaknya pengawasan satuan
pendidikan teraktualisasi dalam laporan. Kegiatan kepengawasan
dilaksanakan tetapi tidak ada laporan, dari kaca administrasi sama
dengan tidak ada kegiatan. Selain itu, laporan adalah bentuk
pertanggungjawaban pengelola pendidikan tehadap pemangku
kepentingan. Hal yang tidak dapat diabaikan adalah, menyusun dan
menyampaikan laporan adalah kewajiban bagi setiap orang yang diberi
kepercayaan untuk melakukan kegiatan. Oleh karena itu, pelaporan
adalah bagian yang amat penting dari kegiatan kepengawasan.

Substansi laporan kepengawasan adalah hasil pemantauan, hasil
supervisi, dan hasil evaluasi. Seperi dijelaskan sebelumnya, antara
pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran memiliki
hubungan hierarkis, hubungan atas bawah. Selain itu, di dalamnya ada
data atau informasi yang bermakna. Hal yang dilaporkan adalah data atau
informasi yang telah diberi makna oleh pengawas atau kepala satuan
pendidikan. Data dan informasi itu diharapkan dapat dijadikan landasan
untuk mengambil keputuan bagi pengampu pendidikan atau yang

11

berkepentingan dengan pendidikan. Tentu saja, laporan ditata dalam
bentuk sistematika yang sesuai dengan kaidah-kaidah laporan formal.

Bagian akhir akhir dari kegiatan kepengawasan adalah tindak lanjut.
Tindak lanjut yang dilakukan meliputi tiga hal yakni: (a) penguatan dan
penghargaan diberikan kepada pendidik yang telah memenuhi standar;
(b) teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum
memenuhi standar; dan (c) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan/penataran lebih lanjut. Pada hakikatnya, tindak lanjut adalah
kesinambungan dari kegiatan evaluasi. Hasil evaluasi menginformasikan
pendidik yang memenuhi standard dan yang belum memenuhi standar.
Jadi, batas kewenangan pengawas dan pengawasan proses pembelajaran
tergambar pada kegiatan akhir ini yakni tindak lanjut.

12

BAB III
TAHAPAN KEGIATAN PENGAWASAN PEMBELAJARAN

A. Pelaksanaan Pengawasan

Ada tiga hal penting yang direncanakan dalam pengawasan proses
pembelajaran. Ketiga hal penting itu adalah pemantauan, supervisi, dan
evaluasi. Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan hal-hal yang
direncanakan dan dilakukan dalam ketiga kegiatan itu. Perencanaan
pemantauan direalisasikan dalam bentuk tindakan pemantauan.
Tindakan pemantauan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Cara, teknik, prosedur, dan instrumen yang digunkanakan mengacu
kepada program atau rencana yang dibuat. Dengan acuan itu setiap
aktifitas pemantaun akan dapat dikendalikan dan diukur. Produknya
atau hasilnya adalah data atau informasi dalam bentuk dokumen,
rekaman, atau catatan. Jadi, pada dasarnya memantau adalah
melaksanakan program pemantauan untuk mengumpulkan informasi
atau data yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi ril
proses pembelajaran pada satuan pendidikan.

Pelaksanaan pengawasan yang kedua adalah supervisi. Supervisi
adalah upaya untuk membantu pendidik memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Pelaksanaan
supervisi terkait dengan hasil pemantauan. Jika hasil pemantauan
menggambarkan kondisi yang kurang atau belum baik, maka supervisi
ditetapkan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Kalau hasil
pemantauan mendeskripsikan kondisi yang telah baik, supervisi
ditetapkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Pelaksnaan supervisi tentu saja mengacu kepada program supervisi yang
telah disusun. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam supervisi
akan terlihat sebagai tindakan yang terkendali dan terukur secara
standar.

Hasil kegiatan supervisi adalah terjadinya perbaikan dan atau
peningkatan. Perbaikan dan peningkatan akan terlihat pada kompetensi

13

pendidik yang bermuara kepada proses dan hasil. Hasil supervisi akan
terlihat pada kemampuan atau kompetensi pendidik dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses/hasil pembelajaran.
Tolak ukur keberhasilan supervisi berada pada ketiga tataran kegiatan itu
yakni peningkatan kemampuan pendidik dalam merencanakan,
melaksanakan, dan menilai proses/hasil pembelajaran. Jadi, pada
dasarnya hasil supervisi akan terlihat pada proses dan hasil. Proses dapat
diamati pada aktifitas pendidik dan hasil pada produk kerjanya.

Pelaksanaan pengawasan ketiga adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan
terhadap kompetensi pendidik dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menilai proses/hasil belajar. Evaluasi dikaitkan dengan standar nasional
pendidikan yakni standar proses dan kompetensi pendidik. Standar
proses diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016. Apakah perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
proses/hasil pembelajaran telah memenuhi tuntutan standar proses?
Jika sudah berarti kompetensi pendidik telah memenuhi salah satu
ukuran keberhasilan dan evaluasi. Kompetensi pendidik (guru) diatur
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.
Apakah capaian kompetensi pendidik sudah berada pada taraf seperti
yang diharapkan oleh peraturan ini? Jika sudah berari kompetensi
pendidik telah terevaluasi dengan benar dan tepat.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa pelaksanaan
pengawasan proses pembelajaran merupakan rangkaian tali-temali dalam
bentuk siklus atau putaran. Pemantauan dilakukan untuk
mengumpulkan informasi atau data. Informasi atau data memperlihatkan
gambaran nyata proses pembelajaran. Dari gambaran nyata itu dilakukan
supervisi dalam bentuk perbaikan dan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran. Hasil supervisi, kemudian dievaluasi, dilihat dengan patron
standar yakni stadar proses dan standar kompetensi pendidik. Begitulah
seterusnya. Secara menyeluruh (konfrehensif) kegiatan kepengawasan
yang berlangsung pada satu periode, ditandai dengan penyusunsn

14

program sampai kepada tindak lanjut. Di dalamnya akan ada penilaian,
pembinaan, pemantauan, analisis hasil, evaluasi, dan pelaporan.

B. Pelaporan

Ada tiga substansi isi laporan pengawasan proses pembelajaran.
Ketiga substansi itu adalah hasil pemantauan, hasil supservisi, dan hasil
evaluasi. Di dalam hasil pemantauan terdapat hasil kerja penilaian
terhadap proses pembelajaran. Jika pemantauan diberi makna
mengumpulkan informasi atau data, maka penilaian dimaknai sebagai
proses pengolahan dan penafsiran data yang dapat dijadikan landasan
untuk perlakuan selanjutnya. Isi laporan tentang pemantauan
merupakan deskripsi dari data dan informasi, prosedur dan hasil
pengolahan data, prosedur penafsiran data, hasil penafsiran data sebagai
data yang bermakna, dan rekomendasi untuk pelaksanaan supervisi.

Isi laporan supervisi sekurang-kurangnya menyangkut empat hal.
Keempat hal itu adalah tujuan, sasaran, prosedur pelaksanaan, dan
hasil. Tujuan supervisi pada dasarnya hanya menyalin dari yang telah ada
pada program supervisi. Tujuan tersebut tentunya harus tegas, tajam,
jelas, terukur, dan tidak mengandung makna ganda atau mendua makna.
Sasaran harus terukur baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Sasaran yang terukur akan dapat menjadi pedoman untuk menentukan
keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam supervisi. Prosedur
pelaksanaan diuraian secara jelas sehingga menggambarkan langkah-
langkah nyata dalam supervisi. Fase-fase pekerjaan dalam supervisi
tergambar pada bagian ini sehingga setiap fase akan terlihat sebagai
bagian dari fase yang lain. Hasil supervisi dideskripsikan dengan bahasa
yanga jelas, mudah dipahami, dan dapat ditangkap maknanya.

Isi laporan evaluasi sekurang-kurangnya memuat tiga hal pokok.
Ketiga hal pokok itu adalah prosedur atau teknik evaluasi, instrumen
yang digunakan dalam evaluasi, dan hasil evaluasi. Prosedur evaluasi
diuraikan secara ringkas dan komunikatif. Tahapan-tahapan dalam
evaluasi digaambarkan secara jelas sehingga terlihat hubungan kausal

15

antara satu tahap dengan tahap yang lain. Instrumen (alat) evaluasi
ditampilkan dan dijelaskan secara komunikatif sehingga fungsi isntrumen
(alat) tersebut terlihat dengan jelas. Artinya, bahwa alat evaluasi yang
digunakan benar-benar berfungsi, berdayaguna, dan berhasil guna untuk
keprluan evaluasi. Hasil evaluasi merupakan jasmen dari evaluator
terhadap keberhasilan peroses pembelajaran. Oleh karena itu, hasil
evaluasi benar-benar diungkapkan dengan jelas dan mudah dipahami.
Hal itu penting karena hasil evaluasi ini akan bermuara kepada tindak
lanjut.

Sistematika laporan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.
Kelaziman suatu laporan selalu ditata dengan urutan sistematik yang
terdiri dari bagian awal bagian isi dan lampiran. Bagian awal meliputi
halaman judul, daftar kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian
isi meliputi pendahuluan, uraian dan pembahasan, serta penutup.
Lampiran disesuaikan dengan kebutuhan seperti instrumen yang
digunakan, data yang tidak bisa dimasukkan ke batang tubuh laporan,
gambar-gambar, diagram, dan sebagainya.

Bahasa laporan hendaklah menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Bahasa Indoensia yang baik adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan konteks, situasi, dan kondisi. Bahasa Indonesia yang
benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia baku. Hal yang paling penting dari itu, bahasa yang digunakan
dalam laporan adalah bahasa yang komunikatif, dapat dipahami, dan
dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca. Tujuan dari sebuah laporan
adalah agar orang lain (pembaca) memahami isi atau substansi laporan
dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai landasan untuk perlakukan
berikutnya.

C. Tindak Lanjut

Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan
proses pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi,
dan eksekusi yang disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan

16

pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran kepengawasannya.
Seperti diuraikan sebelumnya, ada tiga alternatif tindak lanjut yang
diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1)
Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang
belum memenuhi standar; dan (3) Guru diberi kesempatan untuk
mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya.
Penguatan adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk
pengakuan atas kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini
diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi atas
keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan
profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan
hampir tidak diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang
telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan
antara pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar.
Bentuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan
pendidikan bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan
dan pengawas sekolah yang menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang
bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini.

Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau
tertulis. Idealnya, untuk memenuhi persyaratan administratif, teguran
syogyanya disampaikan secara tertulis. Hal itu akan dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu
behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik
bagi yang menegur maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil
memotivasi agar pendidik berupaya mencapai standar dalam
kerjanya, tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya. Intinya,
teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat
menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau
tidak merasa tersinggung.

17

Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar
pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran.
Rekomendasi itu bukan hanya bermakna bagi pendidik, tetapi juga
bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas untuk meningkatkan
kinerjanya.

BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN

A. Sasaran

Sasaran supervisi pendidik adalah 46 orang guru mata pelajaran, 3
orang guru Bimbingan Konseling dan 1 orang guru Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).

No Nama Guru Mata Pelajaran Ket

1 Nurul Hadi, S.PdI PAI PNS

2 Mismar, S.PdI PAI PNS

3 Lona Gustina Utami, S.PdI PAI

4 Rizki Kurniawan Putra, S.Pd PAI

5 Zul Apendi, S.Pd PKn PNS

6 Ranti Asri Lestari, S.Pd PKn

7 Yesi Lila, S.Pd PKn CPNS

8 Yendra, S.Pd B. Indonesia PNS

9 Feyenti, S.Pd B. Indonesia PNS

10 Sri Anggraini, S.Pd B. Indonesia CPNS

11 Hilda Indriani, S.Pd B. Indonesia

12 Nofia Putri Ningsih, S.Pd B. Indonesia

13 Elfi Yasni, S.Pd B. Indonesia

14 Arif Kurniawan, S.Pd B. Indonesia

18

No Nama Guru Mata Pelajaran Ket
15 Wizal, S, A.Md
16 Akmal, A.Md Matematika PNS
17 Jonrifdi, S.Pd
18 Wardiati, S.Pd Matematika PNS
19 Elfia Lindayani, S.Pd
20 Yovita Syarif, ST Matematika PNS
21 Ratnawilis, S.Pd
22 Ernessovia, S.Pd Matematika PNS
23 Hartati Lena, S.Pd
24 Yessi Afrilia, S.Pd Matematika PNS
25 Ofiyanti, S.Pd
26 Hartati Wirda, S.Pd Matematika
27 Irmayeni, S.Pd
28 Lily Mutia, S.Pd IPA PNS
29 Helmawati, S.Pd
30 Mhd Muharnis, S.Pd IPA PNS
31 Dalpen, S.Pd
32 Nuramadani, SS IPA PNS
33 Erina Deswita, S.Pd
34 Nuraini, S.Pd IPA PNS
35 Desi Norita, S.Pd
36 Fitri Rais, S.Pd IPA PNS
37 Ulin Nikmah, S.Pd
38 Febriko Sastra, S.Pd IPS PNS

IPS PNS

IPS PNS

IPS PNS

IPS PNS

B. Inggris PNS

B. Inggris PNS

B. Inggris PNS

B. Inggris PNS

Seni Budaya

Seni Budaya PNS

Seni Budaya

PJOK PNS

19

No Nama Guru Mata Pelajaran Ket
39 Lindri Luzia, S.Pd
40 Danang Sumardi, S.Pd PJOK
41 Is Arni, S.Pd
42 Hurini Dasna, S.Pd PJOK
43 Zulfida, S.Pd
44 Elke Umala Amka, S.Pd Prakarya PNS
45 Deva Ainun Nisa, S.Pd
Prakarya

BK PNS

BK PNS

BK

B. Rencana Pelaksanaan

Supervisi direncanakan sebanyak 4 kali untuk masing-masing guru
selama tahun pelajaran 2019/2020 (2 kali semester 1 dan 2 kali semester
2). Supervisi dilaksanakan 2 kali oleh pengawas mata pelajaran dan 2 kali
oleh kepala sekolah dan guru senior. (jadwal supervisi terlampir).
Supervisi dimulai dengan monitoring RPP, pengamatan pelaksanaan
pembelajaran, dan dilanjutkan dengan diskusi hasil pengamatan serta
evaluasi dan tindak lanjut dari hasil supervisi.

20

BAB V
SIMPULAN

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada empat kegiatan dalam proses pembelajaran pada setiap satuan

pendidikan. Keempat kegiatan itu adalah perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
belajar, dan pengawasan proses pembelajaran.
2. Perencanaan proses pembelajaran dirancang bersama-sama oleh
pendidik, kepala satuan pendidikan, dan pemangku kepentingan
lainnya pada satuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran
dan penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh pendidik sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah. Hal itu sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.
4. Kegiatan kepengawasan yang dilakukan meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Pemantauan,
supervisi, dan evaluasi dilakukan terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pelaporan disusun
dengan substansi hasil pemantauan, hasil supervisi, dan hasil
evaluasi. Tindak lanjut diberikan dalam bentuk penguatan,
penghargaan, teguran, dan saran mengikuti pelatihan.

21


Click to View FlipBook Version