Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
Model Keberhasilan Belajar Mahasiswa Menggunakan Learning Management System
(Studi Kasus Mahasiswa Bina Sarana Informatika)
Nani Agustina
Komputerisasi Akuntansi, AMIK BSI Jakarta
[email protected]
Abstrak - Development of Information Technology (IT) makes teaching and learning needs of the use
of IT could not be avoided. One part of the use of the E-Learning is supported by a Learning
Management System (LMS). Learning Management System (LMS) is part of E-Learning and expected
to help improve student learning success. The purpose of this research is to analyze and explain the
influence of Model Success Learning to use Learning Management System which is measured by
using the variables of Success Model of Information Systems DeLone & McLean (2003) consists of
Quality Systems, Information Quality, Service Quality, Use of LMS, Student Satisfaction and Student
performance. This research method using descriptive and explanatory research with quantitative
approach. The research instrument is a questionnaire pattern. The samples used were 120
respondents. The Conclusion from the analysis and processing of the data of this study found that the
variable quality of the system, and service quality have a significant effect on the variable use of LMS
and student satisfaction, variable use of LMS and satisfaction Students also have a significant effect
on the performance of students, and variable use of LMS significant effect on student satisfaction ,
And significant results were also found between the variable quality of information on the use of LMS
and student satisfaction.
Keywords: Quality Systems, Information Quality, Service Quality, Use of LMS, student
satisfaction, student performance.
Abstrak - Perkembangan Teknologi Informasi (TI) membuat kebutuhan belajar mengajar
menggunakan TI tidak dapat dihindari. Salah satu bagian pemanfaatan dengan E-Learning didukung
oleh Learning Management System (LMS). Learning Management System (LMS) merupakan bagian
dari E-Learning dan diharapkan dapat membantu meningkatkan keberhasilan belajar mahasiswa.
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan menjelaskan pengaruh dari Model Keberhasilan
Belajar menggunakan Learning Management System yang diukur mengunakan variabel-variabel dari
Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone & McLean (2003) terdiri dari Kualitas Sistem, Kualitas
Informasi, Kualitas Pelayanan, Penggunaan LMS, Kepuasan Mahasiswa, dan Kinerja Mahasiswa.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan penelitian penjelasan dengan pendekatan
kuantitatif. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 120 responden. Kesimpulan dari hasil analisa dan pengolahan data penelitian ini ditemukan
bahwa variabel kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap variabel penggunaan LMS dan kepuasan mahasiswa, variabel penggunaan LMS dan
kepuasan Mahasiswa juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja mahasiswa, dan variabel
penggunaan LMS berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Dan hasil signifikan juga
ditemukan antara variabel kualitas informasi terhadap penggunaan LMS dan kepuasan mahasiswa.
Kata Kunci: Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Pelayanan, Penggunaan LMS,
Kepuasan Mahasiswa, Kinerja Mahasiswa.
A. PENDAHULUAN yang semula berbasis tradisional dengan
Perkembangan teknologi yang pesat pada mengandalkan tatap muka, kini mulai beralih
menjadi sistem pendidikan yang tidak dibatasi
bidang informai pada era globalisasi sangat oleh ruang dan waktu dengan sentuhan dunia
membantu manusia dalam membuat, teknologi informasi khususnya pada dunia
mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan maya. Sistem pendidikan tersebut dikenal
dan menyebarkan informasi. Teknologi seperti dengan istilah e-learning.
ini tentu dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Salah satu bagian dari E-Learning dikenal
Pembelajaran digunakan untuk memberikan dengan istilah Learning Management System
pengaruh permanen atas perilaku, (LMS). Learning Management System (LMS)
pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang dalam perguruan tinggi berfungsi untuk
diperoleh melalui pengalaman. mengatur tata laksana penyelenggaraan
pembelajaran di dalam model e-learning. Agar
Pendidikan sering didominasi bahwa lebih jelasnya bahwa LMS (Learning
proses pembelajaran harus dilakukan secara Management System) merupakan sebuah
tatap muka. Pandangan sistem pendidikan
ISSN: 2338 - 8161 41
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
perangkat lunak atau software untuk untuk mengukur kesuksesan sebuah sistem
keperluan administrasi, dokumentasi,
pencarian materi, laporan sebuah kegiatan. informasi adalah model kesuksesan sistem
Saat ini banyak perguruan tinggi
memanfaatkan LMS untuk keperluan informasi yang diciptakan oleh DeLone &
administrasi, dokumentasi, pelaporan
kegiatan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, McLean. Model update D & M (2003) memiliki
maupun pelaksanaan ujian online.
7 konstruk untuk mengukur kesuksesan
Learning Management System ini berisi
materi-materi dalam kompetensi pendidikan sebuah sistem informasi, yaitu : kualitas
dan professional yang dibuat dengan
kemasan multimedia (teks, animasi, video, sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan,
sound) dan diberikan sebagai supplement dan
enrichment bagi pengembangan kompetensi niat untuk menggunakan, kepuasan pengguna
pembelajar.
dan manfaat bersih. Model terbaru
Hadirnya LMS membawa harapan lebih
baik dari sistem pendidikan yang berjalan saat kesuksesan sistem informasi D & M (2003)
ini yaitu tatap muka antara mahasiswa dan
dosen yang masih menyisakan beberapa telah banyak digunakan dan dikembangkan
masalah dalam proses belajar mengajar.
dalam konteks penelitian (e-learning dan e-
Pembelajaran secara tatap muka menuntut
mahasiswa harus siap menghadapi commarce) antara lain : (Holsapple dan Lee-
kemacetan jalan raya untuk berangkat ke
kampus, harus mengikuti jadwal yang sudah Post, 2006; Wang et al. 2007; Petter et al.
ditetapkan oleh perguruan tinggi, mengejar
jadwal kuliah yang posisinya berpindah-pindah 2008; Petter and McLean, 2009; dan Halonen
ruangan kelas.
et al. 2010).
Menurut Alias dalam Alfan, dkk (2014,2)
Banyak Manfaat yang didapat dalam Program Teknologi Informasi dan
penggunaan Learning Management System di
perguruan tinggi antara lain: Komputer (PTIK) pada Bina Sarana
1. Dosen menghemat waktu, organisasi
Informatika. Penerapan LMS (Learning
bahan kuliah, penyediaan cara yang baik
dan efektif untuk mengevaluasi siswa, Management System) telah dilakukan sejak
peningkatan interaksi antara dosen dan
mahasiswa, penyediaan sumber daya awal perkuliahan dengan harapan dapat
tambahan untuk kuliah.
2. Mahasiswa mendapatkan juga manfaat membantu para siswa dan meningkatkan
seperti penyediaan akses mudah ke materi
subjek, peningkatan kemampuan siswa hasil belajar mahasiswa. Namun pada
untuk menggunakan teknologi, kenaikan
dalam interaksi antara kalangan kenyataannya pembelajaran tersebut belum
mahasiswa dan kuliah, penyediaan sumber
daya lebih pendidikan. dimanfaatkan secara optimal oleh mahasiswa
Kegiatan belajar menjadi tidak terbatas
oleh ruang dan waktu tanpa harus bertatap maupun dosen. Oleh karena itu, perlu dikaji
muka secara langsung di kampus, membantu
menghemat biaya penyelenggaraan ujian, dan dilakukan penelitian sebagai evaluasi
sumber belajar lebih luas dengan bantuan
internet, memudahkan dalam pengelolaan terhadap model kesuksesan belajar
knowledge, materi yang bersifat multimedia
dapat membantu memberikan ilustrasi materi mahasiswa menggunakan Learning
yang sulit menjadi lebih mudah dipahami,
kemudahan dalam memonitori kegiatan Management System.
mahasiswa.
Menurut Alfan (2014, 2) Dalam mengukur Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
efektivitas dan pemanfaatan LMS di
perguruan tinggi terdapat model acuan yang tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
digunakan. Model yang sering digunakan
untuk menganalisis dan menjelaskan :
ISSN: 2338 - 8161
1. Pengaruh kualitas sistem terhadap
penggunaan LMS.
2. Untuk menganalisis dan menjelaskan
pengaruh kualitasinformasi terhadap
penggunaan LMS.
3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh
kualitas pelayanan terhadap penggunaan
LMS.
4. Menganalisis dan menjelasakan pengaruh
kualitas sistem terhadap kepuasan
mahasiswa.
5. Untuk menganalisis dan menjelaskan
pengaruh kualitas informasi terhadap
kepuasan mahasiswa.
6. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan
mahasiswa.
7. Untuk menganalisis dan menjelaskan
pengaruh penggunaan LMS terhadap
kinerja mahasiswa.
8. Untuk menganalisis dan menjelaskan
pengaruh kepuasan mahasiswa terhadap
kinerja mahasiswa.
9. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh
penggunaan LMS terhadap kepuasan
mahasiswa.
42
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
Maksud dari penelitian ini adalah: (konten berbentuk multimedia interaktif)
1. Penyampaian bahan mata kuliah dari
atau text-based content (konten
dosen kepada mahasiswa terkadang
kurang terorganisir. berbentuk teks seperti pada buku
2. Waktu ujian yang hanya dapat dilakukan
saat tatap muka saja. pelajaran biasa). Konten e-Learning
3. Proses tanya jawab yang hanya dapat
dilakukan saat tatap muka saja. biasa disimpan dalam LMS sehingga
4. Harus ada ruangan untuk tempat proses
belajar mengajar. dapat diaksesoleh siswa kapanpun dan
di manapun.
Sebelum menerapkan E-Leaning pada
organisasi perusahaan atau pendidikan, perlu
dipahami terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki E-Learning itu sendiri
B. TINJAUAN PUSTAKA agar penerapannya sesuai dengan tujuan
1. E-Learning yang ingin dicapai. Menurut Effendi dan
Menurut Bouzaabia dalam Kosasi (2015:83) Zhuang dalam Susanti (2008: 54) keuntungan
E-Learning merupakan metode pembelajaran dan keterbatasan E-Learning diantaranya :
menggunakan media elektronik (audiovideo) a) Keuntungan E-Learning, E-Learning
melalui teknologi internet. Saat ini e-learning dapat diterima dan diadopsi dengan
muncul sebagai paradigma baru dalam bidang cepat karena pengguna termotivasi
pendidikan modern, terutama untuk dengan keuntungannya. Adapun
mempermudah guru bidang studi memantau kelebihan yang ditawarkan E-Learning
siswa dalam mempermudah memahami dan antara lain :
atau mengulang materi sekolah. Sudah 1) Biaya Kelebihan pertama E-Learning
banyak penelitian memperlihatkan bukti adalah mampu mengurangi biaya.
empiris dalam mendukung gagasan bahwa Organisasi perusahaan atau
memanfaatkan teknologi E-learning secara pendidikan dapat menghemat biaya
efektif dapat memberikan banyak peluang. karena tidak perlu mengeluarkan
Untuk menerapkan e-Learning, minimal dana untuk peralatan kelas seperti
ada 3 (tiga) komponen pembentuk e-Learning, penyediaan papan tulis, proyektor
yaitu: dan alat tulis.
a) Infrastruktur e-Learning, yaitu dapat 2) Fleksibilitas Waktu E-Learning
berupa personal computer (PC), membuat pelajar dapat
jaringan komputer, internet dan menyesuaikan waktu belajar, karena
perlengkapan multimedia. Termasuk di dapat mengakses pelajaran di
dalamnya peralatan teleconference internet kapanpun sesuai dengan
apabila menggunakan layanan waktu yang diinginkan.
synchronous learning melalui 3) Fleksibilitas tempat Adanya E-
teleconference. Learning membuat pelajar dapat
b) Sistem dan aplikasi e-Learning, yaitu mengakses materi pelajaran dimana
sistem perangkat lunak yang mem- saja, selama komputer terhubung
virtualisasi proses belajar mengajar dengan jaringan Internet.
konvensional yang meliputi bagaimana 4) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran
manajemen kelas, pembuatan materi E-Learning dapat disesuaikan
atau konten, forum diskusi, sistem dengan kecepatan belajar masing-
penilaian, sistem ujian dan segala fitur masing siswa.
yang berhubungan dengan manajemen 5) Efektivitas pengajaran E-Learning
proses belajar mengajar. Sistem merupakan teknologi baru, oleh
perangkat lunak tersebut sering disebut karena itu pelajar dapat tertarik
dengan Learning Management System untuk mencobanya sehingga jumlah
(LMS). LMS banyak yang bersifat peserta dapat meningkat. E-
opensource sehingga bisa Learning yang didesain dengan
dimanfaatkan dengan mudah dan instructional design mutahir
murah untuk dikembangkan di sekolah, membuat pelajar lebih mengerti isi
universitas, atau lembaga pendidikan pelajaran.
lainya. 6) Ketersediaan On-demand E-
c) Konten e-Learning, yaitu konten dan Learning dapat sewaktu-waktu
bahan ajar yang ada pada e-Learning diakses dari berbagai tempat yang
system (Learning Management terjangkau Internet, maka dapat
dianggap sebagai “buku saku” yang
System). Konten dan bahan ajar ini bisa
berbentuk multimediabased content
ISSN: 2338 - 8161 43
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
membantu menyelesaikan tugas Menurut Paulsen dalam Alfan (2014:3)
atau pekerjaan setiap saat. Learning Management System adalah sebuah
b) Keterbatasan E-Learning, E-Learning sistem yang memungkinkan sebuah institusi
menawarkan banyak keuntungan bagi untuk mengembangkan materi pembelajaran
organisasi, namun praktik ini juga elektronik untuk siswanya. Semua Learning
memiliki beberapa keterbatasan, Management System mengatur login untuk
diantaranya : pengguna yang teregistrasi, mengatur katalog
1) Budaya Pengguna E-Learning pembelajaran, menyimpan data siswa, dan
menuntut budaya self-learning, menyediakan laporan ke manajemen.
dimana seseorang memotivasi diri LMS juga menyediakan fitur-fitur yang
sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, dapat memenuhi semua kebutuhan dari
pada sebagian besar penduduk di pengguna dalam hal proses pembelajaran.
Indonesia, motivasi belajar lebih Saat ini ada banyak jenis LMS yang
banyak tergantung pada pengajar. ditawarkan, setiap jenis LMS memiliki fitur-
Pada E-Learning 100% energi dari fiturnya masing-masing sesuai dengan
pelajar, oleh karena itu, beberapa fasilitas yang telah diberikan.
orang masih merasa segan LMS dapat berisi materi-materi yang
berpindah dari pelatihan di kelas ke dikemasan dalam bentuk multimedia (teks,
pelatihan E-Learning. animasi, video, sound), yang diberikan
2) Investasi walaupun E-Learning sebagai supplement dan enrichment bagi
menghemat banyak biaya, tetapi pengembangan kompetensi pembelajar.
suatu organisasi harus Menurut Munir dalam Setiyo (2013:335) LMS
mengeluarkan investasi awal cukup menawarkan sistem pembelajaran inovasi
besar untuk mengimplementasikan yang mencakup dalam bidang teknologi
E-Learning. Investasi dapat berupa informasi, khususnya yang berbasis virtual
biaya desain dan pembuatan melalui web online learning, multimedia dan
program learning management video conference. LMS pembelajaran berbasis
system, paket pelajaran dan biaya web dikembangkan secara dinamis (dinamic
lain, seperti promosi. e-learning).
3) Teknologi Karena teknologi yang Menurut Setiyo (2013:335) Fungsi secara
digunakan beragam, ada umum yang harus dimiliki Learning
kemungkinan teknologi tersebut Management System(LMS) antara lain:
tidak sejalan dengan yang sudah a) Upluading and sharing material
ada dan terjadi konflik teknologi LMS menyediakan layanan untuk
sehingga E-Learning tidak berjalan mempermudah proses publikasi
baik. material proses pembalajaran.
4) Infrastruktur Internet belum Instruktur akan mengupload materi ajar
terjangkau semua kota di Indonesia. sesuai dengan silabus yang telah dibuat,
Akibatnya belum semua orang atau bisa berupa catatan materi, artikel-
wilayah dapat merasakan ELearning artikel, quiz, penilaian dan lainnya.
dengan Internet. b) Forum and chart
5) Dari sudut materi, walaupun E- Forum dan chatting online merupakan
Learning menawarkan berbagai komunikasi dua arah antara instruktur/
fungsi, ada beberapa materi yang dosen dengan mahasiswanya, baik
tidak dapat diajarkan melalui E- dilakukan secara sinkron (chart),
Learning. Pelatihan yang maupun asinkron (forum, email).
memerlukan banyak kegiatan fisik, Dengan fasilitas yang ada ini
seperti praktek perakitan hardware, memungkinkan peserta didik untuk
sulit disampaikan secara sempurna. menulis tanggapannya, dan
mendiskusikannya dengan teman-
2. Learning Management System (LMS) temannya yang lain.
Salah satu perangkat e-learning yang
c) Quizzes and surveys
sangat penting peranannya adalah Learning
Management System (LMS). LMS merupakan Kuis dan survey secara online dapat
sebuah paket solusi yang dirancang untuk
penyampaian, pelacakan, pelaporan dan memberikan grade secara instan bagi
pengelolaan materi belajar, serta memantau
kemajuan dan interaksi dari peserta didik. peserta didik. Hal ini merupakan tool
yang sangat baik digunakan untuk
mendapatkan respon (feedback)
langsung dari peserta didik yang sesuai
ISSN: 2338 - 8161 44
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
dengan kemampuan dan daya serap a) Kualitas Sistem
yang mereka miliki.
d) Gathering and reviewing assignment Pengukuran-pengukuran kualitas sistem
Hasil yang diperoleh dari evaluasi atau
monitoring keberhasialan pembelajaran di e-commerce masih berupa
yaitu pemberian nilai atau skor kepada
peserta didik dilakukan secara otomatis kemanfaatan (usefulness), ketergunaan
dan online.
e) Recording grades (usability), keresponan
Untuk evaluasi peserta didik dalam LMS
telah ada fasilitas untuk pemantauan (responsiveness), keandalan (reliability),
dan perekaman data grade dari peserta
didik secara otomatis. keluwesan (flexibility), dan
Dengan LMS berarti membangun
lingkungan belajar virtual yang digunakan oleh kefungsionalan (functionality).
universitas dan perguruan tinggi
memungkinkan dosen atau guru dapat Pengukuran lainnya adalah lama
mengelola program mereka dan pertukaran
informasi dengan siswa untuk kegiatan belajar memuat (download time), keskalaan
mengajar mereka selama beberapa minggu.
Dalam kegiatan belajar online bisa (scalability) dan keinteraksian
ditempuh dalam waktu singkat, diselesaikan
dalam sesi online. Beberapa contoh LMS (interactivity). Pengukuran baru yang
antara lain: atutor, blackboard, claroline,
moodle, dan lain-lain. khusus muncul di e-commerce adalah
3. Kesuksesan Sistem Informasi kustomisasi (customization),
Penerapan sistem teknologi informasi
kemudahan navigasi (ease of
diharapkan akan berhasil dan sukses berjalan
sesuai dengan keinginan dari organisasi. navigation), privasi (privacy) dan
Model yang digunakan untuk mengukur
kesuksesan sistem informasi pada penelitian keamanan (security). Keamanan
ini salah satunya model Delone dan McLean
dimana model tersebut mengalami menjadi isu kualitas sistem di e-
perkembangan berdasarkan kritikan-kritikan
dari para peneliti, terus memperbaharui commerce karena internet dpat
model sistem informasinya dan dikenal
dengan model kesuksesan sistem informasi dimasuki oleh siapapun termasuk pihak
D&M diperbaharui (updated D&M IS sukses
model). yang ingin merugikan orang lain.
Berikut tampilan dari model Delone dan b) Kualitas Informasi (Information Quality)
McLeon yang digunakan dalam penelitian :
Banyak pengukuran-pengukuran
Sumber : Jogiyanto (2007:24)
kualitas informasi tradisional diterapkan
Gambar 1. Model Delone and McLean (2013)
di pengukuran kualitas informasi.
ISSN: 2338 - 8161
Pengukuran-pengukuran yang baru
diantaranya adalah isi yang dinamik
(dynamic content), personalisasi isi
(content personalization), dan
keragaman informasi (variety of
information)
c) Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Kualitas pelayanan umumnya diukur
dengan kecepatan responden (quick
responsiveness), jaminan (assurance),
empati (empathy), dan pelayanan
setelahnya (following-up service).
Kualitas pelayanan juga diukur dengan
efektifitas dari kemampuan dukungan
on-line semacam jawaban-jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang sering
ditanyakan, situs yang dapat
disesuaikan sendiri, dan pelakan order.
d) Kepuasaan Pemakai (User Satisfaction)
Menurut Jogianto (2007:23) Kepuasan
pengguna adalah respon pemakai
terhadap penggunaan keluaran sistem
informasi. Pendapat lain dari DeLone &
McLean (2003) Kepuasan pengguna
merupakan persetujuan dari sistem
informasi dan keluarannya.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa kepuasan pengguna
berhubungan dengan respon dan
persetujuan dari pengguna terhadap
interaksi sistem dan penggunaan
keluaran sistem. Peningkatan kepuasan
pengguna dari suatu sistem akan
mengakibatkan peningkatan niat untuk
45
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
menggunakan, sehingga pada akhirnya service), meningkatkan pengetahuan
akan menimbukan peningkatan pelanggan (improved customer
penggunaan. Oleh karena itu, knowledge), mengurangi lama
pengguna yang merasa puas akan pencarian informasi (reduced
terus menggunakan sistem informasi information search time),
dan cenderung untuk melihat sistem e- meningkatkan pengalaman
learning sebagai manfaat dalam proses pelanggan (improved customer
pembelajaran mereka. Indikator yang ezperience), hiburan (entertainment),
digunakan untuk mengukur kepuasan mengurangi biaya belanja (reduced
pengguna adalah mengukur kepuasan shopping cost), penawaran-
pengguna secara keseluruhan, penawaran pemasaran waktu-nyata
pengalaman yang menyenangkan, (real time marketing offers).
keberhasilan secara keseluruhan dan 2) Penggunaan sistem-sistem e-
merekomendasikan kepada orang lain commerce dari group pengukuran-
(Holsapple & Lee-Post, 2006:71) pengukuran manfaat untuk group di
e) Peggunaan Sistem (System Use) temukan di literature sistem
Menurut Urbach & Muller (2012:6-7) informasi dan pemasaran misalnya
mengatakan bahwa, Dimensi efektifitas komunikasi
keberhasilan niat untuk menggunakan (communication effectiveness),
mewakili tingkat dan cara sistem meningkatkan berbagai
informasi digunakan oleh penggunanya. pengetahuan (improved knowledge
Penggunaan sistem informasi sharing), koordinasi group penjualan
sebenarnya mungkin menjadi ukuran (selling team coordination).
keberhasilan yang tepat. Peningkatan 3) Organisasi juga dapat memperoleh
penggunaan sistem merupakan manfaat dari penggunan sistem-
indikator penting dalam keberhasilan sistem e-commerce literature sistem
sistem informasi (DeLone & McLean, informasi dan pemasaran
2003). Berdasarkan penelitian diantaranya pertumbuhan di basis
sebelumnya, Penggunaan sistem dapat pelanggan (growth in customer
diukur dengan : waktu koneksi, base), peningkatan penjualan-
ketepatan penggunaan, tujuan penjualan (increased sales), pangsa
penggunaan, atau frekuensi pasar (market share), laba (profit),
penggunaan. Selain itu, peningkatan return terhadap investasi (return on
keberhasilan pengguna dapat dilihat investment), penguncian pelanggan
dari bentuk media yang digunakan (customer lock-in), keunggulan
dalam learn. (Holsapple & Lee-Post, kompetitif (competitive advantage),
2006:71). skala ekonomis (economies of scale),
f) Manfaat-manfaat bersih (Net Benefit) efisiensi organisasional
Sebuah sistem e-commerce atau e- (organizational efficiency), Efisiensi
business dapat memberikan manfaat proses penjualan-penjualan (sales
kepada pemakai tunggal (misalnya process efficiency), produktifitas
seorang pelanggan), suatu grup dari (Productivity), keberhasilan
pemakai-pemakai, suatu organisasi, operasional (operational excellence),
atau seluruh industri. Oleh karena itu, pengurangan lama siklus (reduced
ukuran-ukuran kesuksesan manfaat- cycle time), jangakauan global
manfaat bersih yang ditemukan di (global reach), kesetiaan pelanggan
literature, umumnya di organisasikan (customer loyalty), kelengketan
berdasarkan tingkatan (pengukuran- (stickiness), kesadaraan merk
pengukuran e-commerce untuk (brand awareness), respon
individual, group, organisasi dan pelanggan (market responsiveness),
industri). akuisisi pelanggan (customer
1) Pemakai-pemakai individual acquisition), retensi pelanggan
mendapatkan manfaat bersih dari (customer retention), rasio klik-
sistem-sistem e-commerce diukur terhadap beli (click-to-buy ratio).
dari beberapa literatur sistem
informasi dan pemasaran yaitu
meningkatkan dukungan dan
pelayanan-pelayanan pelanggan
(enchanced customer support dan
ISSN: 2338 - 8161 46
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
4. Hipotesis Tabel 1. Skala Penilaian
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
H1 : Kualitas sistem (KS) berpengaruh
signifikan terhadap penggunaa LMS Tidak Setuju (TS) 2
(PG).
H2 : Kualitas informasi (KI) berpengaruh Netral (N) 3
signifikan terhadap penggunaan Setuju (S) 4
LMS (PG). Sangat Setuju (SS) 5
H3 : Kualitas pelayanan (KL) Sumber : Sugiyono (2010,132)
berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan LMS (PG). D. HASIL DAN PENELITIAN
SPSS adalah sebuah program aplikasi
H4 : Kualitas sistem (KS) berpengaruh
yang memiliki kemampuan analisis statistik
signifikan terhadap kepuasan cukup tinggi serta sistem manajemen data
pada lingkungan grafis dengan menggunakan
mahasiswa (KP). menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog
yang sederhana sehingga mudah untuk
H5 : Kualitas informasi (KI) berpengaruh dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa
aktivitas dapat dilakukan dengan mudah
signifikan terhadap kepuasan dengan menggunakan pointing dan clicking
mouse.
mahasiswa (KP).
Menurut Pramesti (2014:9) SPSS
H6 : Kualitas pelayanan (KL) merupakan paket software untuk analisis
statistika dan manajemen data. Kemudahan
berpengaruh signifikan terhadap SPSS mengolah data dalam menyelesaikan
permasalahan statistika seperti di bidang
kepuasan Mahasiswa (KP). bisnis dan penelitian menjadikan SPSS
menjadi alat analitik yang prediktif.
H7 : Penggunaan LMS (PG) berpengaruh 1. Uji Normalisasi, dilakukan untuk
signifikan terhadap Kinerja menyelidiki apakah data yang dikumpulkan
mengikuti dugaan mengikuti distribusi
Mahasiswa (IP). normal atau tidak.
2. Uji Validitas Isi, penelitin kuantitatif ada
H8 : Kepuasan mahasiswa (KP) kalanya membutuhkan instrument berupa
angket. Angket yang dipergunakan
berpengaruh signifikan terhadap biasanya dihitung dalam skala Likert.
Untuk menilai apakah isi instrument
kepuasan mahasiswa (IP). mempunyai validitas yang tinggi atau tidak,
maka perlu dilakukan uji validitas
H9 : Penggunaan LMS (PG) berpengaruh Validitas atau kesahihan menunjukan
sejauh mana alat ukur mampu mengukur
signifikan terhadap kepuasan apa yang ingin diukur (a valid measure if it
succesfully measure the phenomenon).
mahasiswa (KP). Menurut Siregar (2014,75).
Menurut Ghozali dalam Beladin dan
C. METODE PENELITIAN Dwiyanto (2013,5) uji validitas (uji
Metode pengumpulan data yang digunakan kevalidan) adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur sah atau valid
yaitu: metode observasi dilakukan di kampus tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner
Bina Sarana Informatika, metode wawancara dikatakan valid jika pertanyaan pada
dengan kepada para mahasiswa yang sedang kuesioner mampu mengungkapkan
mengikuti mata kuliah e-learning PTIK dan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner.
metode studi pustaka menggunakan literatur- Suatu instrumen penelitian dikatakan valid
literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. (Siregar, 2014:77), bila:
1. Populasi dan Sample a) Kofisien korelasi product moment
Pada penelitian ini mengambil data dari melebihi 0.3.
Populasi mahasiswa semester 2 b) Kofisien korelasi product moment> r-
khususnya sampel diambil untuk siswa
jurursan Manajemen Informatika dan tabel (α ; n – 2 ) n = jumlah sampel.
Komputer Akuntansi sebanyak 120 orang c) Nilai sig ≤ α.
diambil dari 3 Kelas.
2. Skala Penelitian
Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Menurut Sugiyono (2010:132)
Skala pengukuran yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang dan
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur
menggunakan skala Likert, dimana diambil
berdasarkan data dari hasil kuestioner. Semua
variabel yang digunakan pada kuestioner ini
diukur dengan menggunakan skala lingkert
yang digunakan dengan skala 1 sampai
dengan 5, dimana responden diminta memilih
salah satu pendapat/penilaian.
ISSN: 2338 - 8161 47
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
Rumus yang bisa digunakan untuk uji ∑ 2 = Jumlah varian butir
k = Jumlah butir pertanyaan
validitas konstruk dengan teknik korelasi 11 = Koefisien reliabilitas instrumen
product moment, yaitu: Model hasil penelitian dapat dilihat pada
ℎ gambar 1 yang menunjukkan koefisien path
pada setiap jalur yang diteliti.
= n(∑ xy) − (∑ x)(∑ y)
√[ (∑ 2) − (∑ )²][ (∑ 2) − (∑ )²]
Keterangan:
n = Jumlah responden
x = Skor variabel
(jawaban responden)
y = Skor total dari
variabel untuk responden ke-n
3. Uji Reliabilitas, penelitian memerlukan data
yang betul-betul valid dan reliable. Dalam
rangka urgensi ini, maka kuesioner Sumber : Alfan (2014:5)
sebelum digunakan sebagai data penelitian Gambar 2. Model Penelitian
primer terlebih dahulu diujicobakan ke
sempel uji coba penelitian. Hasil Pengujian
Analisis uji hipotesis antar variabel dalam
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
model ini digunakan untuk membandingkan
suatu kuesioner yang merupakan indikator besarnya pengaruh pada setiap variabel di
dalam penelitian ini. Dari pengujian tersebut
dari suatu variabel. Suatu kuesioner akan didapat hasil yang akan menentukan
besarnya pengaruh antar variabel dan
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban menentukan apakah berpengaruh signifikan
atau tidak signifikan. Berikut ini hasil uji
pertanyaan adalah konsisten atau stabil hipotesis.
dari waktu ke waktumenurut Ghozali dalam Tabel 2. Hasil Uji Signifikan
Beladin dan Dwiyanto (2013, 5). Untuk
menguji keandalan kuesioner yang
digunakan, maka dilakukan analisis
reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha
Cronbach. Teknik atau rumus ini dapat Variabel Hasil Keterangan
digunakan untuk menentukan apakah
suatu instrumen penelitian reabel atau KS -> PG 0,567 Signifikan
tidak. Koefisien Alpha Cronbach KI -> PG 0,529 Signifikan
menafsirkan korelasi antara skala yang KL -> PG 0,729 Signifikan
dibuat dengan semua skala indikator yang
ada dengan keyakinan tingkat kendala. KS -> KP 0,604 Signifikan
Indikator yang dapat diterima apabila KI -> KP 0,730 Signifikan
koefisien alpha di atas 0,60. KL -> KP 0,740 Signifikan
Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan
menggunakan teknik alpha cronbach, PG -> IP 0,583 Signifikan
yaitu : KP -> IP 0,583 Signifikan
a) Menentukan nilai varian setiap butir PG -> KP 0,715 Signifikan
pertanyaan. Sumber : Peneliti
2 = ∑ 2 − ( ∑ )²
Ketepatan Model
b) Menentukan Nilai Varian Total Ketepatan model hipotesis dari data
2 ∑ 2 − (∑ )² penelitian dapat diukur menggunakan
=
hubungan koefisien determinasi (R2) di kedua
c) Menentukan Reliabilitas Instrumen
∑ 2 2 ] persamaan. Hasil ketepatan model adalah:
11 = [ 1 ] [ 1 − R2model = 1 – (1 – R21) (1 – R22) (1 – R23) (1
−
– R24) (1 – R25)
Keterangan: = 1– (1 – 0,580) (1 – 0,572) (1 –
n = Jumlah Sampel 0,427) (1 – 0,313) (1 – 0,375)
= Jawaban responden untuk setiap = 1 – (0,420) (0,428) (0,573) (0,687)
butir pertanyaan (0,625)
∑X= Total jawaban responden untuk = 1 – 0044
setiap butir pertanyaan = 0,956 (96%)
2 = Varian total
Hasil perhitungan ketepatan model (R2
Model) menjelaskan bahwa kontribusi model
ISSN: 2338 - 8161 48
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
dalam menjalankan hubungan strukturan pada Sumber : Peneliti
keenam variabel yang diteliti adalah sebesar
0,956 (96%) dan 4% merupakan nilai sisa Gambar 5. Hasil Pengujian KL terhadap PG
yang dipengaruhi oleh variabel lain di luar
model penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian secara statistik
1. Pengaruh Kualitas Sistem (KS) terhadap menggunakan analisis jalur menunjukkan
bahwa Kualitas Pelayanan (KL) mempunyai
Penggunaan LMS (PG) pengaruh yang signifikan terhadap
Penggunaan LMS (PG) sebesar 0,729 dengan
Sumber : Peneliti thitung sebesar 12,218 dan nilai signifikan
sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
Gambar 3. Hasil Pengujian KS terhadap PG keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Pelayanan (KL)
Berdasarkan hasil pengujian secara berpengaruh secara signifikan terhadap
statistik menggunakan analisis jalur Penggunaan LMS (PG) dapat diterima.
menunjukkan bahwa Kualitas Sistem (KS)
mempunyai pengaruh yang nsignifikan 4. Pengaruh Kualitas Sistem (KS) terhadap
terhadap Penggunaan LMS (PG) sebesar Kepuasan Mahasiswa (KP)
0,567 dengan thitung sebesar 12,570 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka Sumber : Peneliti
keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Sistem (KS) Gambar 6. Hasil Pengujian KS terhadap KP
berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan LMS (PG) dapat diterima. Berdasarkan hasil pengujian secara
statistik menggunakan analisis jalur
2. Pengaruh Kualitas Informasi (KI) terhadap menunjukkan bahwa Kualitas Sistem (KS)
Penggunaan LMS (PG) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kepuasaan Mahasiswa (KP) sebesar
Sumber : Peneliti 0,604 dengan thitung sebesar 11,926 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
Gambar 4. Hasil Pengujian KI terhadap PG keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Sistem (KS)
Berdasarkan hasil pengujian secara berpengaruh secara signifikan terhadap
statistik menggunakan analisis jalur Kepuasaan Mahasiswa (KP) dapat diterima.
menunjukkan bahwa Kualitas Informasi (KI)
mempunyai pengaruh yang signifikan 5. Pengaruh Kualitas Informasi (KI) terhadap
terhadap Penggunaan LMS (PG) sebesar Kepuasan Mahasiswa (KP)
0,529 dengan thitung sebesar 7,159 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka Sumber : Peneliti
keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Informasi (KI) Gambar 7. Hasil Pengujian KI terhadap KP
berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan LMS (PG) dapat diterima. Berdasarkan hasil pengujian secara
statistik menggunakan analisis jalur
3. Pengaruh Kualitas Pelayanan (KL) menunjukkan bahwa Kualitas Informasi (KI)
terhadap Penggunaan LMS (PG) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kepuasaan Mahasiswa (KP) sebesar
0,730 dengan thitung sebesar 9,967 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Informasi (KI)
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasaan Mahasiswa (KP) dapat diterima.
ISSN: 2338 - 8161 49
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
6. Pengaruh Kualitas Pelayanan (KL) Berdasarkan hasil pengujian secara
terhadap Kepuasan Mahasiswa (KP) statistik menggunakan analisis jalur
menunjukkan bahwa Kepuasaan Mahasiswa
Sumber : Peneliti (KP) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kinerja Mahasiswa (IP) sebesar
Gambar 8. Hasil Pengujian KL terhadap KP 0,583 dengan thitung sebesar 10,033 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
Berdasarkan hasil pengujian secara keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
statistik menggunakan analisis jalur menyatakan Kepuasaan Mahasiswa (KP)
menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan terhadap
mempunyai pengaruh yang signifikan Kinerja Mahasiswa (IP) dapat diterima.
terhadap Kepuasaan Mahasiswa (KP) sebesar
0,740 dengan thitung sebesar 10,700 dan nilai 9. Pengaruh Penggunaan LMS (PG) terhadap
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka Kepuasaan Mahasiswa (KP)
keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Kualitas Informasi (KL) Sumber : Peneliti
berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasaan Mahasiswa (KP) dapat diterima. Gambar 11. Hasil Pengujian KL terhadap KP
7. Pengaruh Penggunaan LMS (PG) terhadap Berdasarkan hasil pengujian secara
Kinerja Mahasiswa (IP) statistik menggunakan analisis jalur
menunjukkan bahwa Pengunaan LMS (PG)
Sumber : Peneliti mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kepuasaan Mahasiswa (KP) sebesar
Gambar 9. Hasil Pengujian KL terhadap KP 0,715 dengan thitung sebesar 11,188 dan nilai
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
Berdasarkan hasil pengujian secara keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang
menyatakan Penggunaan LMS (PG)
statistik menggunakan analisis jalur berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasaan Mahasiswa (KP) dapat diterima.
menunjukkan bahwa Penggunaan LMS (PG)
Pada bagian ini, penulis memberikan
mempunyai pengaruh yang signifikan saran-saran berdasarkan permasalahan serta
kesimpulan yang penulis dapat selama riset,
terhadap Kinerja Mahasiswa (IP) sebesar yaitu :
0,583 dengan thitung sebesar 8,740 dan nilai E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
signifikan sebesar 0,000 (p-value<0,05), maka
a) Kualitas sistem yang diukur dengan LMS
keputusan H0 ditolak. Berarti hipotesis yang mudah digunakan dan berpengaruh
secara nyata terhadap pengunaan LMS.
menyatakan Pengaruh LMS (PG)
b) Kualitas Informasi yang diukur dengan
berpengaruh secara signifikan terhadap informasi materi yang disampaikan
sangat berpengaruh ke mahasiswa.
Kinerja Mahasiswa (IP) dapat diterima.
c) Kualitas Pelayanan yang diukur dengan
8. Pengaruh Kepuasan Mahasasiswa (KP) cepat dalam memberikan pelayanan dan
terhadap Kinerja Mahasiswa (IP) sangat berpengaruh secara nyata
terhadap penggunaan LMS.
Sumber : Peneliti
d) Pengunaan LMS yang diukur dengan
Gambar 10. Hasil Pengujian KL terhadap KP penguna sering menggunakan dalam
kegiatan belajar menggunakan LMS
ISSN: 2338 - 8161 berpengaruh secara nyata terhadap
kepuasan mahasiswa dan kinerja
mahasiswa.
e) Kepuasan Mahasiswa yang diukur
dengan pengguna merasa puas terhadap
50
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
keseluruhan informasi yang disajikan di
LMS dalam membantu proses belajar, b) Saran Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
pengguna merasa puas karena memiliki menggunakan variabel lain dengan
indikator dan item yang lebih relevan
pengalaman belajar yang lebih sehingga hasil penelitian yang
diharapkan lebih mendekati kondisi
menyenangkan dan lebih mudah yang sebenarnya. secara nyata
dipahami setelah menggunakan LMS, DAFTAR PUSTAKA
dan pengguna merasa puas setelah [1] Alfan, Zahirul, Endang Siti Astuti, Riyadi.
2014. Model Keberhasilan Belajar
menggunakan LMS sehingga Mahasiswa Menggunakan Learning
Management System (Studi pada
merekomendasikan penggunaan LMS ke Mahasiswa S1 Program Teknologi
Informasi da Ilmu Komputer Universitas
orang lain berpengaruh secara nyata Brawijaya Angkatan 2012). Malang:
Jurnal Administrasi Bisnis Volume 14,
terhadap kinerja mahasiswa. No.2 September 2014: 1-10.
f) Kinerja Mahasiswa yang diukur dengan [2] Beladin, Muhammad Igor dan Bambang
Munas Dwiyanto. 2013. Analisis
penggunaan LMS membantu Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas
Pelayanan dan Citra Merek Terhadap
meningkatkan kinerja belajar dipengaruhi Kepuasan Konsumen (Studi Pada
Pengguna Sepeda Motor Merek Yamaha
secara nyata oleh penggunaan LMS dan Dari Kalangan Mahasiswa Universitas
Diponegoro Semarang. Semarang:
kepuasan mahasiswa. Diponegoro Journal of Management Vol.
2 Nomor 2, 2013:1-10.
2. Saran
[3] Ghozali, Imam. 2008. Konsep & Aplikasi
a) Saran Bagi Organisasi dengan program AMOS 16.0. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
1) PTIIK sebaiknya mempertahankan
[4] Jogiyanto , HM. 2007. Model Kesuksesan
Ease of Use dari Kualitas Sistem Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta:
Penerbit Andi
LMS dan lebih meningkatkan
[5] Kosasi, Sandy. 2015. Perancangan E-
kualitas sistem. Learning untuk meningkatkan motivasi
belajar guru dan siswa. ISSN 2087-2658.
2) PTIIK sebaiknya lebih meningkatkan Singaraja-Bali: Proceding Seminar
Nasisonal Pendidikan Teknologi
kualitas informasi yang ada di dalam Informatika (SENAPATI 2015). 12
September 2015
LMS dan menyajikan informasi yang
[6] Siregar, Syofian. 2013. Statistik
lebih bermanfaat dan menarik. Parameter Untuk Penelitian Kuantitatif:
Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual
3) PTIIK sebaiknya lebih meningkatkan dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta:
Bumi Aksara.
kualitas pelayanan yang diberikan
[7] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
kepada mahasiswa dalam Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
Bandung : Penerbit Alfabet
menggunakan LMS, dengan upaya
[8] Susanti, Erma, Muhammad Sholeh. 2008.
memberikan perhatian yang khusus Rancang Bangun Aplikasi E-Learning.
Yogyakarta: Jurnal Teknologi Volume 1,
terhadap permasalah ketika No.1 2014: 53-57.
mahasiswa sedang melakukan [9] Setiyo W, Anang L. 2013. Perancangan
E-Learning dengan Menggunakan
akses LMS. Learning Management System (LMS).
ISSN 0854-1981. Madiun.Widya Warta
4) PTIIK sebaiknya lebih meningkatkan No.02 Tahun XXV II/Juli 2013 : 332-341
penggunaan LMS khususnya 51
penggunaan media audio, media
papan diskusi, media tugas dan
media ujian prektek dengan upaya
dosen lebih aktif mengarahkan
mahasiswa untuk menggunakan
LMS dalam kegiatan perkuliahan.
5) PTIIK sebaiknya lebih meningkatkan
kepuasan mahasiswa dalam
menggunakan LMS khususnya
kepuasan keseluruhan, pengalaman
yang menyenangkan dan
merekomendasikan kepada orang
lain dengan upaya meningkatkan
kualitas dari LMS tersebut sehingga
mahasiswa dapat merasakan
kenyaman dan kepuasan.
6) PTIIK sebaiknya lebih meningkatkan
kinerja mahasiswa setelah
menggunakan LMS dengan upaya
mewajibakan mahasiswa untuk
meningkatkan penggunaan LMS
dalam perkuliahan sehingga hasil
belajar yang bagus dapat dicapai.
ISSN: 2338 - 8161
Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor 2 - 2016 | evolusi.bsi.ac.id
[10] Yusnia Budiarti, Penerapan Knowledge
Management System pada E-Learning
dengan Metode COLLES Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Vol 1,
No 1 (2015): IJSE 2015
[11] Supriyanta, Pengembangan E-Learning
Sebagai Pelengkap Pembelajaran Tatap
Muka Pada Program Diploma Tiga Amik
Bsi Yogyakarta. Vol 1, No 1 (2013):
Jurnal Bianglala Informatika 2013
[12] Atun Yulianto, Kinerja Pengembangan
Dan Pelayanan Candi Ratu Boko Dalam
Mendukung Kesempatan Usaha
Masyarakat Setempat. Vol 7, No 1 (2016):
Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2016
[13] Muhammad Multazam, Bambang Eka
Purnama. Influence Of Classified Ad On
Google Page Rank And Number Of
Visitors. Journal of Theoretical and
Applied Information Technology, Vol. 81.
No. 2 – 2015
[14] Karya Gunawan, Bambang Eka Purnama
(2015), Implementation of Location Base
Service on Tourism Places in West Nusa
Tenggara by using Smartphone,
(IJACSA) International Journal of
Advanced Computer Science and
Applications, Vol. 6, No. 8, 2015
[15] Zaeniah, Bambang Eka Purnama (2015),
An Analysis of Encryption and Decryption
Application by using One Time Pad
Algorithm, (IJACSA) International Journal
of Advanced Computer Science and
Applications, Vol. 6, No. 9, 2015
ISSN: 2338 - 8161 52