BAB 5 PRODUK KREATIF dan
Produksi Prototipe Produk KEWIRAUSAHAAN
(PKK)
Barang/Jasa Otomotif
KELAS XI TBSM / TKR
Sub Materi :
A. Biaya Produksi Prototipe
1. Harga Pokok Produksi
2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Harga Pokok Produksi
3. Tujuan dan Manfaat Perhitungan Harga Pokok Produksi
4. Metode yang Digunakan untuk Mengumpulkan Harga
Pokok Produksi GURU MAPEL
Menik Parminingsih, S.Pd.
KD Dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis biaya produksi prototipe produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi prototipe produk barang/jasa
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Memahami dan menganalisis biaya produksi produk barang/jasa
2. Memahami dan menghitung biaya produksi prototipe produk
barang/jasa
Apersepsi
Dalam proses produksi prototipe, segala informasi
tentang produksi hanya didapatkan dengan uji coba
yang dilakukan internal perusahaan, seperti pengalaman
pemilik usaha dan berdasarkan panduan internet. Cara
produksi yang efisien dan efektif juga ditentukan
berdasarkan uji coba berkali-kali yang dilakukan oleh
perusahaan. Untuk berhasilnya suatu usaha/kegiatan
produksi perlu dilaksanakan melalui sistem produksi,
yaitu dengan kegiatan mentransformasikan faktor-
faktor produksi seperti dana (money), mesin (mechine),
bahan (material), dan manusia (man) yang
dikombinasikan dan diatur sedemikian rupa dengan
metode dan skill sehingga dapat mengubah dan
menciptakan barang/bahan yang mempunyai kegunaan
yang lebih besar dari bentuk semula.
A. Biaya Produksi Prototipe
Pengertian Biaya Produksi Prototipe
Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk
mendapatkan barang/jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini
atau masa yang akan datang. Biaya produksi yang dipergunakan dalam pelaksanaan proses
produksi suatu perusahaan haruslah direncanakan dan dikendalikan dengan sebaikk-baiknya,
karena besar-kecilnya harga produksi ini akan menentukan besar-kecilnya harga pokok
produksi. Apabila biaya produksinya terlalu tinggi sebagai akibatnya harga pokok produksi akan
tinggi pula, dan selanjutnya akan mengakibatkan pula tingginya harga pokok penjualan. Apabila
harga pokok penjualan sudah terlalu tinggi, maka akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di
dalam kegiatan pemasarannya. Metode harga pokok pesanan memungkinkan manajer untuk
memantau biaya produksi untuk setiap jenis produk yang diproduksi. Dengan demikian akan
dapat diketahui apakah proses produksi untuk produk tertentu telah dikerjakan secara
efisiensi atau tidak. Perhitungan laba atau rugi tiap pesanan memungkinkan untuk dibuat, bila
perusahaan menggunakan metode harga pokok pesanan.
1. Harga Pokok Produksi Informasi mengenai harga pokok produksi sangat penting bagi
perusahaan, yaitu sebagai pedoman bagi pihak manajemen dalam
rangka menentukan harga jual yang akan ditawarkan kepada pembeli,
agar mampu bersaing di pasar. Adapun pengertian Harga Pokok
Produksi menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Soemarso
Harga Pokok Produksi adalah biaya produksi yang telah diselesaikan selama satu periode, ditambah
dengan persediaan awal barang dalam proses produksi selama tahun itu dikurangi persediaan akhir barang
dalam proses.
b. Blocher
Harga Pokok Produksi adalah harga pokok produk yang diproduksi/harga pokok produksi (cost of goods
manufacturing) harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada
periode berjalan.
c. Supriyono
Harga Pokok Produksi adalah harga perolehan atau harga pokok merupakan jumlah yang dapat diukur
dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai aktiva lainnya yang dapat diserahkan atau
dikorbankan, atau jasa yang diserahkan atau dikorbankan, atau utang yang timbul atau tambahan modal
dalam rangka pemilikan barang/jasa yang diperlukan perusahaan, baik dari masa lalu (harga perolehan yang
telah terjadi) ataupun pada masa yang akan datang (harga perolehan yang akan terjadi)
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah Akumulasi
dari biaya-biaya yang dihasilkan perusahaan untuk menghasilkan produk kemudian dibebankan
pada produk.
2. Unsur-unsur yang terdapat Harga Pokok Produksi sering juga disebut Biaya Produksi.
dalam Harga Pokok Produksi Biaya Produksi adalah Biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Unsur-unsur
Harga Pokok Produksi mencakup tiga hal, yaitu :
a. Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost)
Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan
dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Biaya bahan baku
langsung meliputi plat spare part mobil, tool bengkel mobil, plat stainless,
hollo, dan pipa bulat stainless.
b. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour Cost)
Adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk
jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Biaya tenaga kerja
langsung meliputi upah tenaga kerja yang dipekerjakan, misal biaya montir
mobil/motor.
c. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead)
Terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke
output tertentu. Biaya overhead pabrik meliputi biaya listrik dan biaya
penyusutan mesin.
Berdasarkan pola perilaku biaya
dan klasifikasinya, biaya
digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Biaya variabel (Variabel Cost)
Adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau volume
produksi dalam rentang relevan tetapi per unit bersifat tetap. Bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung dapat digolongkan sebagai biaya variabel.
b. Biaya tetap (Fixed Cost)
Adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan tetapi per unit berubah.
Contoh biaya tetap adalah biaya gaji karyawan (montir), biaya sewa (tempat
bengkel), biaya asuransi, dan lainnya.
c. Biaya campuran (Mixed Cost)
Adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya campuran
disebut juga dengan biaya semi-variabel, yang merupakan biaya yang pada aktivitas
tertentu memperlihatkan karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel.
Sedangkan sistem biaya konvensional adalah semua biaya yang
diklasifikasikan sebagai biaya tetap dan biaya vatiabel yang berkaitan
dengana perubahan unit atau volume produk yang diproduksi. Sistem biaya
konvensional hanya memberikan sedikit ide kepada manajemen pada saat
harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang mendesak. Sistem tersebut
hanya memberikan laporan kepada manajemen dengan menunjukkan dimana
biaya dikeluarkan tanpa ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.
Penentuan harga pokok produksi yang termasuk ke dalam golongan
konvensional adalah penentuan harga pokok produksi dengan sistem full
costing dan variabel costing.
3. Tujuan dan Manfaat Perhitungan Harga pokok produksi merupakan jumlah dari biaya
Harga Pokok Produksi tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya
overhead pabrik untuk membuat suatu produk. Produk
yang sudah jadi akan diserahkan ke gudang dan diproses
sesuai prosedur perusahaan.
a. Tujuan Perhitungan Harga b. Manfaat dari harga pokok
Pokok Produksi : produksi :
1) Untuk pengendalian 1) Menentukan harga jual
2) Untuk perencanaan dan produksi
pengukuran prestasi 2) Memantau realisasi biaya
pelaksanaan produksi
3) Untuk menetapkan 3) Menghitung laba atau rugi
harga periode tertentu
4) Untuk menentukan nilai 4) Menentukan harga pokok
persediaan persediaan produk jadi dan
produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
4. Metode yang Digunakan untuk Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan
Mengumpulkan Harga Pokok Produksi dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi
perusahaan tersebut. Pengumpulan harga pokok
produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode,
yaitu :
a. Metode harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method)
Adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk
setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan, atau
kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Beberapa karakteristik perusahaan yang
menggunakan sistem penentuan harga pokok berdasarkan pesanan, antara lain :
1) Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan, sehingga bentuk
barang/produk tergantung pada spesifikasi pesanan proses produksinya
terputus-putus.
2) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total
biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah
dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
3) Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu harga pokok
pesanan (Job order cost sheet) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya
yang memuat informasi umum seperti nama pesanan, jumlah dipesan, tanggal
pesanan dan tanggal diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead yang sudah ditentukan dimuka.
b. Metode Harga Pokok Proses (Process Cost Method)
Metode pengumpulan harga pokok di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan
waktu tertentu. Tujuan memproduksi untuk mengisi persediaan yang akan dijual
kepada pembeli. Jumlah total biaya produksi pada satuan waktu tertentu dibagi
jumlah produk yang dihasilkan pada satuan waktu yang sama.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan sistem harga pokok proses,
antara lain :
1) Proses produksi bersifat kontinu.
2) Produksi bersifat massal, tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual.
3) Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya bersifat
homogen.
4) Biaya yang dibebankan kepada setiap unit dengan membagi total biaya yang
dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi.
5) Akumulasi biaya dilakukan berdasarkan periode tertentu.
BAB 5 PRODUK KREATIF dan
KEWIRAUSAHAAN (PKK)
Produksi Prototipe KELAS XI TBSM / TKR
Produk
Barang/Jasa Otomotif
Sub Materi :
A. Biaya Produksi Prototipe
5. Metode yang Digunakan dalam Menentukan Harga Pokok
Produksi
6. Harga Pokok Penjualan
GURU MAPEL
Menik Parminingsih, S.Pd.
KD Dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis biaya produksi prototipe produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi prototipe produk barang/jasa
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Memahami dan menganalisis biaya produksi produk barang/jasa
2. Memahami dan menghitung biaya produksi prototipe produk
barang/jasa
A. Biaya Produksi Prototipe
5. Metode yang Digunakan dalam Menentukan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksinya. Metode untuk memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat 2 pendekatan, yaitu :
a. Full costing
Merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua biaya
yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap produk. Harga pokok
produksi yang dihitung melalui pendekatan full coxting terdiei dari unsur harga pokok
produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
variabel, dan biaya overhead pabrik tetap), ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya
pemasaran, biaya administrasi, dan umum).
Metode full costing digambarkan, sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik vaeiabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx +
xxx
Harga pokok produksi
b.Variabel costing
Merupakan perhitungan harga pokok produk yang hanya memasukkan biaya
produksi variabel. Biaya yang bersifat tetap terhadap produk (BOP tidak
titap) dimasukkan sebagai biaya periode. Harga pokok produksi yang dihitung
dengan menggunakan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga
pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya
pemasaran, dan biaya administrasi, dan umum). Metode variabel costing dapat
digambarkan, sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
xxx +
harga pokok produksi
6. Harga Pokok Penjualan
Harga jual adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi,
ditambah dengan laba yang diinginkan. Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang
dijual.
a. Tujuan penentuan harga jual
Adapun tujuan pokok penentuan harga jual, yaitu :
1) Mencapai target return of invesment atau target penjualan
2) Memaksimalkan laba
3) Meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar
4) Mengurangi persaingan dan menstabilkan harga
b.Perhitungan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang
Penentuan harga pokok barang yang dijual atau harga pokok penjualan pada perusahaan
manufaktur agak berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan dagang. Di dalam
perusahaan dagang, harga pokok penjualan dihitung dengan cara, sebagai berikut :
Harga pokok penjualan = Persediaan awal barang dagangan + Pembelian
bersih (pembelian + biaya angkut – retur
pembelian – potongan pembelian) – Persediaan
akhir barang dagangan
c. Perhitungan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur
Sedangkan dalam perusahaan industri dimana barang yang
dijual bukan berasal dari pembelian, tetapi berasal dari hasil
produksi dalam perusahaan itu sendiri, maka perhitungan
harga pokok penjualan dilakukan, sebagai berikut :
Harga pokok penjualan = Persediaan awal barang jadi + Harga
pokok produksi yang selesai dikerjakan –
Persediaan akhir barang dagangan
PRODUK KREATIF dan KEWIRAUSAHAAN BAB 5
(PKK)
Produksi Prototipe
KELAS XI TBSM / TKR Produk
Barang/Jasa Otomotif
Sub Materi :
A. Biaya Produksi Prototipe
7. Analisis Kelayakan Investasi Prototipe Produk
Guru Mapel
Menik Parminingsih, S.Pd.
KD Dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis biaya produksi prototipe produk barang/jasa
4.7 Menghitung biaya produksi prototipe produk barang/jasa
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Memahami dan menganalisis biaya produksi produk barang/jasa
2. Memahami dan menghitung biaya produksi prototipe produk
barang/jasa
A. Biaya Produksi Prototipe
7. Analisis Kelayakan Investasi Prototipe Produk
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Pengertian setara kas sendiri adalah investasi yang sifatnya
sangat liquid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko
perubahan nilai yang tidak signifikan.
Arus kas terbagi menjadi tiga, yaitu :
✓ Aktivitas operasional yang merupakan aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas.
✓ Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
✓ Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas.
a.Analisis Break Event Point
Break Event Point (BEP) atau titik impas dapat diartikan sebagai suatu keadaan di
mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi (penghasil = total biaya). Break Event Point merupakan titik produksi di
mana hasil penjualan akan tepat sama dengan total biaya produksi.
Analisis Break Event Point merupakan suatu analisis yang ditujukan untuk menentukan
tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut
tidak menderita kerugian (keuntungan = 0). Melalui analisis BEP dapat dibuat
perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan
secara minimal tidak mengalami kerugian. Karena perusahaan harus mendapatkan
keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP atau titik impas.
Analisis break event point digunakan untuk menentukan hal-hal, sebagai berikut :
1) Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti jumlah produksi minimum
yang harus dibuat.
2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah
direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk
memperoleh laba tersebut.
3) Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari
BEP.
4) Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok, dan besarnya hasil penjualan
atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat
perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar
perusahaann secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus
memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya.
Adapun manfaat dari analisis BEP, yaitu :
1) Perencanaan produksi dan penjualan sesuai target laba yang diinginkan.
2) Perencanaan harga jual normal atas barang yang dihasilkan untuk mencapai laba
yang ditargetkan dengan memproyeksikan target penjualan.
3) Perencanaan dan pemilihan metode produksi yang digunakan.
4) Penentuan titik tutup pabrik (shutdown point), yaitu ketika penjualan tidak mampu
menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai.
Dalam menggunakan analisis BEP, harus dipenuhi asumsi-asumsi dasar,
sebagai berikut :
1) Biaya di dalam perusahaan digolongkan ke dalam dua jenis biaya,
yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Jika ada biaya semivariabel,
maka harus dialokasikan ke dalam dua jenis biaya tersebut.
2) Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara
proporsional dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa
biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
3) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada
perubahan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya
tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume
kegiatan.
4) Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisis.
5) Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila
diproduksi lebih dari satu macam produk, maka perimbangan
penghasilan penjualan antara masing-masing produk harus tetap.
b.Metode Perhitungan Break Event Point (BEP)
Untuk menentukan BEP suatu usaha bisnis dapat digunakan beberapa cara, sebagai
berikut :
1) Pendekatan Trial and Error
Perhitungan break event point dengan pendekatan trial and error (coba-coba), yaitu
dengan menghitung keuntungan operasi dari suatu volume produksi/penjualan tertentu
dan terus diulang hingga menghasilkan volume produksi/penjualan yang menghasilkan
keuntungan nol. (total revenue = total cost).
Apabila perhitungan menghasilkan keuntungan, maka hitung kembali dengan mengambil
volume penjualan/produksi yang lebih rendah sebaliknya jika hasil perhitungan
mengalami kerugian, maka hitung kembali dengan mengambil volume
penjualan/produksi yang lebih besar. Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai
volume penjualan/produksi di mana penghasilan penjualan tepat sama dengan
besarnya biaya total.
2) Pendekatan dengan menggunakan Grafik
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan
penghasilan ke dalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat
garis-garis biaya tetap, biaya total, yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan
biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan
dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X), dan besarnya biaya dan
penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y).
Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break event
point dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
(a) Dengan menggambarkan garis biaya tetap secara horizontal
sejajar dengan sumbu X.
(b) Dengan menggambarkan garis biaya tetap sejajar dengan garis
biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya contibution
margin akan tampak pada break event point tersebut.
Penentuan break event point pada grafik, yaitu dapat dilihat pada
titik di mana terjadi persilangan antara garis penghasilan penjualan
dengan garis biaya total. Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus
vertikal ke bawah sampai sumbu X akan tampak besarnya break
event point dalam unit. Kalau titik itu ditarik garis lurus horizontal
ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break event
point dalam rupiah.
3) Pendekatan Matematik
Perhitungan BEP dengan pendekatan matematis menggunakan rumus aljabar dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Perhitungan BEP atas dasar unit
Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
BEP (Q) =
−
Keterangan :
P = Harga jual per unit
VC = Biaya variabel per unit
FC = Biaya tetap
Q = Jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual
b) Perhitungan BEP atas dasar nilai
Perhitungan BEP atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus aljabar, sebagai berikut :
BEP (Q) =
−
Keterangan :
VC = Biaya variabel per unit
FC = Biaya tetap
S = Volume penjualan
c) Konsep margin of safety
Margin of safety merupakan batas penurunan penjualan yang bisa ditolerir oleh
perusahaan agar tidak menderita kerugian. Besarnya margin of safety dapat
dihitung dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
Margin of safety = − %
Margin of safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara
penjualan yang direncanakan atau dianggarkan (budgeted sales) dengan
penjualan pada break even. Dengan demikian margin of safety juga
menggambarkan batas jarak, di mana kalau berkurangnya penjualan
melampaui batas jarak tersebut, perusahaan akan menderita kerugian.
d) Metode Perhitungan Return on Investment (ROI)
Perhitungan Return on Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam dan menghasilkan keuntungan
dengan keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan karena
pengguanaan seluruh modal yang telah diinvestasikan pada seluruh aktiva
semakin efisien. ROI digunakan untuk mengukur efektivitas di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Adapun rumus Return On Invesment, sebagai berikut:
ROI = %
e) Metode Perhitungan Payback Period (PP)
Payback period merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung periode waktu kembalinya dana yang diinvstasikan pada
suatu proyek atau usaha tertentu. Perhitungan payback periode
dapat mudah dilakukan, karena membandingkan antara nilai suatu
investasi dengan arus kas yang diproyeksikan diterima setiap
periode, dalam hal ini umumnya setiap tahun.
Rumus yang digunakan untuk menghitung payback period (PP),
sebagai berikut :
Payback Period =
BAB 5 PRODUK KREATIF dan
KEWIRAUSAHAAN
Produksi Prototipe (PKK)
Produk KELAS XI TKR
Barang/Jasa Otomotif
Sub Materi :
B. Membuat Prototipe Mobil Tenaga Surya
1. Perancangan prototipe mobil tenaga surya
2. Desain prototipe mobil tenaga surya
3. Dimensi dan ukuran prototipe mobil tenaga surya
4. Alat dan bahan yang digunakan pembuatan prototipe mobil tenaga surya
5. Pembuatan prototipe
6. Pembentukan layout pada body Guru Mapel
7. Pembentukan rumah sel surya
8. Perakitan komponen prototipe mobil tenaga surya Menik Parminingsih, S.Pd.
9. Pelaksanaan pengujian prototipe mobil tenaga surya
KD Dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar :
3.8 Menerapkan proses kerja pembuatan prototipe produk barang/jasa
4.8 Membuat prototipe produk barang/jasa
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Memahami dan menerapkan proses kerja pembuatan prototipe produk
barang/jasa.
2. Memahami dan membuat prototipe produk barang/jasa.
B. Membuat Prototipe Mobil Tenaga Surya
1. Perencanaan prototipe mobil tenaga surya
Tahap perencanaan, yaitu tahapan yang berisi
identifikasi masalah, pembuatan desain prototipe
yang terdiri dari pembuatan desain body mobil
dan pembuatan desain kerangka mobil, perakitan
bodi dan kerangka, dilakukan pengujian yang
terdiri dari pengujian aerodinamis body dan
perhitungan kekuatan kerangka, dan menarik
kesimpulan dari hasil pengujian.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram berikut yang menjelaskan langkah-langkah dari
awal sampai dengan terselesaikannya pembuatan prototipe mobil tenaga surya.
Selesai
Identifikasi masalah Pembuatan desain body moobil
Pembuatan desain prototipe Pembuatan desain kerangka mobil
Perakitan body dan Pengujian aerodinamis body
kerangka Perhitungan kekuatan kerangka
Uji coba Diagram alir pembuatan prototipe mobil tenaga surya
Kesimpulan
Selesai
Adapun perencanaan pembuatan prototipe mobil tenaga surya dilakukan bertahap
yang mana prototipe mobil ini memanfaatkan tenaga surya sebagai daya penggerak
motor listrik yang disesuaikan alur cara kerja prototipe mobil tenaga surya seperti
bagan berikut :
Matahari
Body prototipe mobil Sel surya
Kerangka prototipe Baterai
Motor listrik
Gambar : Alur kerja prototipe mobil tenaga surya
2. Desain prototipe mobil tenaga surya
Setelah diketahui alur metode rancangan pembuatannya, maka
desain body dan kerangka yang sudah direncanakan dibuat
menggunakan software inventor profesional 2021.
a. Model body prototipe mobil tenaga surya
b. Kerangka prototipe mobil tenaga surya
3. Dimensi dan ukuran prototipe mobil tenaga surya
Selanjutnya, desain body dan kerangka yang telah dibuat/diberi
ukuran menggunakan software inventor profesional 2012 dengan
satuan ukuran milimeter. Ukuran yang dimaksud seperti gambar
dibawah ini :
a. Ukuran body prototipe mobil tenaga surya
b. Ukuran kerangka prototipe mobil tenaga surya
4. Alat dan bahan yang digunakan pembuatan prototipe mobil tenaga surya
Perencanaan prototipe mobil tenaga surya ini dikhususkan membahas
mengenai pembuatan body dan kerangka dari prototipe mobil tenaga
surya. Sesuai pengukuran yang telah dihitung. Berikut merupaka alat
dan bahan yang digunakan dalam pembuatan prototipe mobil tenaga
surya.
Tabel : Alat Perakit yang Digunakan
Body Prototipe Mobil Jumlah
1 lembar
No. Peralatan 1 botol
1. Gerinda tangan 1 botol
2. Ampelas
3. Gergaji besi 1 box
4. Bor tangan
Tabel : Alat Perakit yang Digunakan
Kerangka Prototipe Mobil Jumlah
1 buah
No. Peralatan 1 buah
1. Obeng 1 buah
2. Tang 1 set
3. Tang rivet 1 buah
4. Kunci pas ring 1 buah
5. Gergaji besi
6. Bor tangan
Tabel : Bahan-bahan yang Digunakan
Body Prototipe Mobil
No. Jenis Bahan Jumlah Ukuran
1x1m
1. Serat fiber 1 lembar 1 liter
50 mL
2. Resin 1 botol 250 gr
250 mL
3. Katalis 1 botol 250 gr
4. Talc 1 box
5. Cat 1 botol
6. Dempul 1 kaleng
Kerangka Prototipe Mobil
No. Jenis Bahan Jumlah Ukuran
6m
1. Blok alumunium 1 lonjor
20 x 40 cm
2. Plat alumunium 1 lembar M3
3. Mur baut 20 pasang
5. Pembuatan prototipe mobil tenaga surya
a. Pembuatan body mobil
Body mobil dibuat dari bahan fiberglass yang dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Buat cetakan body mobil yang terbuat dari styrofoam. Styrofoam dipilih karena
mudah dibentuk sesuai keinginan.
2) Menyiapkan semua bahan yang akan dibuat menjadi fiberglass diantaranya :
a) Resin (cairan dasar untuk membuat fiber)
b) Katalis (pengeras adonan)
c) Matt (fiber)
d) Talc (bubuk adonan)
3) Siapkan alat pelindung tangan seperti sarung tangan karet agar bisa melakukan
pekerjaan dengan aman karena resin dan katalis akan menyebabkan gatal jika
terkena pada kulit. Begitu pula dengan kaca mata dan masker.
4) Aduk resin dan talc menjadi satu dengan takaran sebagai berikut :
a) Perbandingan campuran resin dan talc adalah 1 : 0,5 karena jika terlalu
banyak talc, maka jika sudah jadi fiberglassnya akan berat.
b) Buat campuran resin dan talc dengan takaran 200 gr resin dicampur dengan
100 gr talc yang berfungsi sebagai lem pada cetakan body mobil yang sudah
dibuat.
5) Oleskan adonan lem yang sudah dibuat merata pada seluruh cetakan menggunakan
kuas.
6) Setelah adonan lem merata selanjutnya tempelkan matt (fiber) pada cetakan. Cukup 1
lapis matt pada cetakan agar hasilnya nanti tidak terlalu tebal.
7) Kemudian buat campuran resin dan katalis sebagai pelapis fiber yang terakhir.
Tuangkan katalis pada resin cukup 6-8 tetes, karena jika terlalu banyak, maka
adonan akan cepat mengeras dan tidak bisa dipakai.
8) Estimasi waktu pengerasan campuran adalah 15-25 menit.
9) Oleskan campuran resin dan katalis ke atas matt yang sudah menempel pada body
secara merata.
10) Terakhir adalah proses pengeringan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan
fiberglass adalah 8-10 jam pada suhu ruang dan jika dipanaskan dengan sinar
matahari berkisar antara 3-5 jam untuk kering sempurna tergantung dari katalis
yang dicampur pada adonan dan resin. Kemudian pisahkan cetakan dengan fiber yang
sudah jadi.
11) Potong sisi tidak rata body mobil yang sudah jadi menggunakan gergaji besi atau alat
potong lainnya.
12) Dempul semua bagian yang tidak rata dan berlubang menggunakan dempul plastik.
13) Gosok semua bagian yang sudah didempul dengan ampelas ukuran 100, 150, 250 dan
terakhir 400 mesh sampai halus. Pengampelasan berfungsi untuk meratakan dan
membentuk lekukan body setelah didempul.
14) Cat body mobil yang sudah diampelas sampai terkena cat secara merata.
b. Pembuatan kerangka mobil (chasis)
Kerangka mobil dibuat dari alumunium blok dengan ukuran 10 x 10 mm.
Kerangka ini dirakit dengan cara dikeling dan dibuat. Cara perakitannya adalah
sebagai berikut :
1) Siapkan alumunium blok yang akan digunakan sebagai kerangka sesuai
ukuran.
2) Potong alumunium blok sesuai ukuran yang sudah dibuat menggunakan mesin
gergaji potong.
3) Lubangi bagian dari kerangka menggunakan mesin bor yang disesuaikan
dengan ukuran yang sudah dibuat. Lubang ini berfungsi sebagai rumah
keling.
4) Sambung bagian yang sudah dilubangi menggunakan keling yang ditembakkan
dengan tang keling.
5) Pasang semua bagian penggerak mobil tenaga surya pada kerangka yang
sudah terangkai yang dikombinasikan dengan plat alumunium setebal 1,5 mm
sebagai tempat bagian penggerak mobil.
6) Hasil dari body dan kerangka prototipe mobil tenaga surya yang sudah jadi
adalah sebagai berikut :
6. Pembentukan layout pada body
Pembentukan layout pada body dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Gambar ukuran pada body sesuai dengan ukuran sel surya yang akan
diletakkan menggunakan mistar baja dan spidol dengan ukuran
panjang 135 mm dan lebar 95 mm.
b. Setelah sudah tergambar bentuk yang akan dilubangi, bor bagian
pinggir dari bagian yang akan dilubangi dengan menggunakan mata bor
diameter 3 mm.
c. Kemudian gunakan gergaji besi untuk memotong bagian yang akan
dilubangi tersebut. Terakhir haluskan bagian yang terpotong dengan
ampelas.
7. Pembentukan rumah sel surya
Rumah sel surya di sini digunakan sebagai media untuk meletakkan sel
surya pada prototipe mobil tenaga surya ini. Bahan yang digunakan, yaitu
seng dengan tebal 1 mm, karena bahan seng di sini sangat mudah untuk
dibentuk sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
Langkah-langkah pembentukan rumah sel surya sebagai berikut :
a. Pemotongan bahan seng sesuai ukuran dengan gunting pelat.
b. Mengukur sesuai yang dibutuhkan dengan ukuran panjang 135 mm,
lebar 95 mm, dan tinggi 12 mm. Untuk pelat yang melekat pada body
diberi tambahan 5 mm di setiap bagian.
c. Bentuk sesuai dengan dimensi dengan menggunakan alat pembentuk
pelat untuk menekuk pelat sesuai dengan kebutuhan. Bor pada bagian
pelat yang akan dibuat untuk menempelkan pada body dengan mata
bor diameter 3 mm.
8. Perakitan komponen prototipe mobil tenaga surya
a. Pemasangan rumah sel surya
Pemasangan rumah sel surya menggunakan mur dan baut
dengan ukuran baut diameter 3 mm yang dibuatkan pada
body mobil.
b. Pemasangan kabel dari sel surya
Pemasangan kabel menggunakan socket yang
disambungkan dari sel surya ke socket pada baterai dan
kemudian dari baterai kabel dicabang lagi yang
tersambung pada motor.
9. Pelaksanaan pengujian prototipe mobil tenaga surya
Tahapan persiapan pengujian sebagai berikut :
a. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan untuk menguji, yaitu avometer untuk
menghitung kapasitas baterai untuk pemakaian pada motor dan
pengisian baterai dari sel surya.
b. Pengecekan konsumsi daya pada motor terhadap baterai.
Penegcekan pengisian sel surya pada baterai. Disini maksud dari
penegcekan sel surya, yaitu untuk mengetahui berapa besar
daya yang mampu mengisi ulang baterai yang digunakan untuk
menggerakkan motor.
c. Penyediaan bahan
Bahan uji yang digunakan, yaitu baterai yang akan diisi dayanya
oleh sel surya.
Tahapan persiapan pengujian sebagai berikut :
d. Pengoperasian uji
Persiapan seluruh komponen, yaitu :
1) Prototipe mobil tenaga surya tersebut dengan terpasang
pada sel surya.
2) Sambung socket kabel motor dengan socket kabel baterai.
3) Sambungkan kabel sel surya dengan socket kabel baterai.
4) Terakhir mobil dapat dijalankan.