The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MODUL BAB 5
Produksi Prototipe Produk
Barang/Jasa Otomotif TKRO

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by parminingsihmenik, 2022-04-18 20:41:59

E-BOOK PKK XI

MODUL BAB 5
Produksi Prototipe Produk
Barang/Jasa Otomotif TKRO

SMK BISA

BAB 5 PRODUK KREATIF dan
KEWIRAUSAHAAN
Produksi Prototipe (PKK)
Produk
KELAS XI TBSM/TKRO
Barang/Jasa Otomotif

Sub Materi :
C. Pengujian atau Pemeriksaan Prototipe Produk

1. Sasaran dari pengujian atau pemeriksaan prototipe produk
2. Tujuan pengujian atau pemeriksaan prototipe produk
3. Pengendalian mutu dan kualitas produk
4. Penyesuaian mutu

Guru Mapel
Menik Parminingsih, S.Pd.

KD Dan Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar :

3.9 Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototipe produk barang/jasa
4.9 Menguji prototipe

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :

1. Memahami dan menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototipe
produk barang/jasa.

2. Memahami dan menguji prototipe produk barang/jasa.

APERSEPSI

Pemeriksaaan merupakan metode yang paling
umum digunakan untuk mencapai standarisasi,
keseragaman, dan pengerjaan mutu dari
kegiatan produksi. Metode pemeriksaan adalah
seni dalam melakukan pengendaliaan terhadap
biaya mutu barang setelah dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan dan
dispesifikasikan sebelumnya. Mutu barang yang
diproduksi dapat didefinisikan sebagai tahapan
dari mutu barang, di mana barang tesebut
mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

C. Pengujian atau Pemeriksaan Prototipe Produk

1. Sasaran dari pengujian atau pemeriksaan prototipe produk

Pemeriksaan merupakan alat yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi dan
proses operasi modern saat ini. Pemeriksaan membantu dalam mengendalikan
mutu, mengurangi biaya produksi, menghilangkan kerugian, dan pekerjaan-
pekerjaan yang rusak karena adanya penyebab khusus.
Adapun sasaran dilakukannya pemeriksaan, yaitu :
a. Untuk mengetahui informasi mengenai kinerja suatu barang, apakah sudah

sesuai dengan standar yang ditetapkan sebelumnya dalam proses produksi,
pembelian, dan pengendalian mutu.
b. Untuk menyelesaikan atau mengurangi jumlah barang yang diproduksi dengan
mutu yang rendah dengan tujuan untuk mempertahankan standar.
c. Untuk membangun dan meningkatka reputasi perusahaan dengan melindungi
pelanggan dari mutu barang yang buruk atau rendah.
d. Mendeteksi sumber kelemahan dan kegagalan dari barang yang sudah jadi
dengan melakukan pemeriksaan akhir.

2. Tujuan pengujian atau pemeriksaan prototipe produk

Metode pemeriksaan juga merupakan sebuah fungsi pengendalian terhadap mutu barang.
Apabila dalam kegiatan produksi terdapat suatu barang yang tidak sesuai dengan standar
setelah dilakukan pemeriksaan atau barang tersebut dikategorikan tidak lolos
pemeriksaan, maka barang tersebut harus ditolak atau dilakukan tindakan perbaikan.
Tujuan dari perbaikan adalah untuk memastikan bahwa barang tersebut di masa yang akan
datang telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun tujuan
dari pengujian atau pemeriksaan prototipe produk, sebagai berikut :
a. Untuk membedakan berapa banyak barang dalam kondisi baik dan buruk.
b. Untuk membedakan barang yang masih dapat dikategorikan baik dan buruk.
c. Untuk menentukan jadwal proses produksi yang berubah-ubah.
d. Untuk menentukan proses produksi yang berubah-ubah apabila mendekati batas

spesifikasi dari standar yang ditetapkan.
e. Untuk menilai mutu sebuah barang.
f. Untuk menilai keakuratan orang atau pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap

barang-barang yang diproduksi perusahaan.
g. Untuk mengukur ketepatan alat ukur yang digunakan dalam pemeriksaan barang.
h. Untuk mengamankan informasi mengenai desain barang yang akan diproduksi.
i. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam proses produksi suatu barang.

Sedangkan tahapan-tahapan dalam proses pemerikasaan suatu barang, antara lain :
a. Pemeriksaan bahan baku.
b. Pemeriksaan proses produksi.
c. Pemeriksaan barang jadi.

3. Pengendalian mutu dan kualitas produk

Pengendalian mutu (quality control) adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang terpadu secara
efektif dan dapat digunakan untuk mengembangkan, melestarikan, dan meningkatkan kualitas
dari berbagai usaha (berupa produk maupun jasa) seekonomis mungkin dan sekaligus memenuhi
kepuasan.

a. Tujuan pengendalian mutu

Mutu berawal dari desain/rancangan barang apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh pelanggan dengan lebih melibatkan standar pengukuran yang telah
ditetapkan, penggunaan bahan baku yang tepat, proses pemilihan pabrik yang cocok, dan
peralatan kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang. Karakteristik mutu dari sbeuah
barang dapat diklasifikasikan antara lain ; mutu desain, mutu kesesuaian dengan spesifikasi,
dan mutu kinerja. Adapun tujuan dari pengendalian mutu, yaitu :
a) Sebagai alat pengambil keputusan terhadap standar mutu barang yang diproduksi

sehingga mudah diterima oleh pelanggan atau konsumen.
b) Sebagai alat pemeriksa terhadap metode operasi yang digunakan selama di pabrik.
c) Sebagai alat pencegahan mutu barang yang buruk agar tidak sampai ketangan pelanggan

atau konsumen.

b. Faktor-faktor yang memengaruhi dalam pengendalian mutu
Pengendalian mutu merupakan teknik dalam manajemen manufaktur atau pabrik yang
akan menghasilkan atau memproduksi barang dengan mutu yang sama.
Terdapat beberapa fakor yang dapat memengaruhi mutu barang, yaitu :
1) Tenaga kerja, bahan baku, dan mesin.
2) Kondisi manufaktur atau pabrik.
3) Riset pasar terhadap permitaan dan pembeliaan.
4) Kemampuan modal yang digunakan untuk berinvestasi.
5) Kebijakan manajmen untuk meningkatkan kualitas.
6) Metode produksi dan desain barang yang akan digunakan.
7) Pengepakan dan pengangkutan.
8) Pelayanan pascapenjualan.

c. Faktor-faktor yang memengaruhi dalam pengendalian mutu
Mutu barang dapat ditentukan oleh beberapa karakteristik, yaitu desain, ukuran, bahan
baku, komposisi kimia, teknik pada bagian pengerjaan, penyelesaiaan, dan properti
lainnya. Adapun langkah-langkah dalam proses pengendaliaan mutu, sebagai berikut
:
1) Menentukan sasaran.
2) Lingkup kegiatan.
3) Standar kriteria.
4) Merancang sistem informasi.
5) Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan dan mengadakan tindakan pembetulan.

d. Indikator kegiatan pengendalian mutu yang efektif dan tidak efektif
Pengendalian mutu sebaiknya dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Tanda-tanda
sebuah kegiatan pengendalian mutu dikatakan efektif, apabila terdapat hal-hal,
sebagai berikut :
1) Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan.
2) Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar.
3) Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi
penyelenggaraan.
4) Mampu mengetengahkan dan mengomunikasikan masalah dan penemuan, sehingga
dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan,
agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan .
5) Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan.
6) Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang,
bilamana pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan.

Adapun penyebab sebuah kegiatan pengendalian mutu dikatakan tidak efektif,
biasanya dikarenakan hal-hal, sebagai berikut :
1) Karakteristik proyek.
2) Kualitas informasi.
3) Kebiasaan.

4. Penyesuaian mutu

Perencanaan mutu harus mencerminkan kebutuhan yang sesuai dengan penggunaan dari
barang dan jasa, dengan demikian barang dan jasa yang akan diproduksi terlebih dahulu
dikonfirmasikan kembali ke bagian perencanaan.
a. Faktor-faktor yang menentukan kualitas mutu produk.

Barang atau jasa yang telah dikonfirmasikan ke bagian perencanaan disebut dengan
penyesuaian kualitas/mutu. Tingkat penyesuaian ditentukan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1) Proses pemilihan, yaitu apakah bagian perencanaan memiliki kemampuan untuk

merencanakan barang dan jasa yang diproduksi.
2) Pelatihan terhadap pengawas dan tenaga kerja.
3) Tingkat ketaatan terhadap program pemeriksaan, pengujian, audit, dan lain-lain

yang disebut dengan proses memotivasi kualitas.
b. Biaya kualitas/mutu

Biaya kualitas/mutu dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :
1) Biaya pencegahan (teknik dan perencanaan kualitas, tinjauan baru, rancangan

barang, pengendalian proses, pelatihan, audit kualitas)
2) Biaya deteksi/penilaian
3) Biaya kegagalan internal
4) Biaya kegagalan eksternal

SMK BISA


Click to View FlipBook Version