di bawah Ferdi baru menceritakan kepada Zam Zami.
Lalu ferdi pulang dan minta maaf pada orang tuanya
Pertama Kalinya
Akbar Kadir
Perkenalkan nama saya Budi, saya mau
pergi ke tempat sunat. Karena di desaku ada acara
sunatan, jadi aku harus pergi ke sana.
Saat Budi telah sampai di sana, ia melihat
banyak temannya yang takut disunat dan harus di
antar oleh orang tua.
"Hey Budi kamu tidak takut disunat?" Ujar
Adil.
"Tidak, emangnya kenapa?"
"Rasa sunat itu seperti di makansinga dan
dokternya pun membawa suntikan yang besar untuk
gajah biasanya,”
Budi semakin takut untuk disunat. Tibalah
gilirannya, Budi berbaring di atas kasur yang telah di
sediakan. Budi melihat seorang dokter yang sedang
membawa sebuah gunting.
"Aku takut," ujar Budi.
"Jangan takut, ini permen untukmu" ujar
dokter.
"Apa dokter akan memakai suntikan gajah?”
"Tidaklah,” Ujar dokter. Dokter berbincang
dengan Budi sambil disunat, supaya tidak terasa
sakitnya.
"Sudah selesai," ujar dokter.
"Sudah selesai saja?" Ujar Budi.
"Sudah, tidak sakit kan?" Ujar dokter.
"Tidak, sakit juga," ujar Budi. Budi merasa
sakit yang hanya sebentar, seperti digigit semut.
Keesokan harinya, teman-teman Budi datang
ke rumahnya.
"Budi, apa sakit disunat?" Ujar Raffi.
"Gak sakit kok," ujar Budi.
"Kata adil, seperti digigit sama singa, benar
kah?" Ujar Bayu.
"Gak cuman digigit semut aja," ujar Budi.
Lalu si Bayu melihat nyamuk di atas kain
sarung Budi, lalu si Bayu memukul nyamuk tersebut,
yang membuat bekas sunat itu semakin sakit.
"Bayu......."ujar Budi.
"Maaf....." Ujar Bayu.
"Teman-teman apa yang dibawa itu?" Ujar
Budi.
"Ooo, ini makanan," kata Adit.
"Buat siapa?" Ujar Budi.
"Ya, buat kamulah," kata Bayu.
"Terima kasih teman-teman, karena telah
membawa makanan dan menjenguk saya ke sini,"
ujar Budi.
"Iya, sama-sama,"kata teman-teman Budi.
"Ayo, kita makan bersama-sama,"ujar Budi.
Mereka pun makan bersama-sama yang telah dibawa
itu.
"Budi, kami pulang dulu ya sudah sore," ujar
Raffi.
"Iya, teman-teman,"kata Budi.
"Sampai jumpa," ujar teman Budi. Teman
Budi pun pulang ke rumahnya masing-masing.
Bolos Sekolah
Siapa sih yang tak suka dengan hari minggu.
Hari di mana kamu bisa bersantai sepanjang hari
tanpa harus pergi ke sekolah dan mengikuti pelajaran
dengan soal-soal yang membuat kepala pusing. Pada
hari minggu ini Danu memutuskan untuk pergi ke
waterboom dan menikmati hari liburnya untuk
bersenang-senang bersama keluarga. Suasana yang
begitu menyenangkan membuat Danu lupa jam
hingga tak disadari ternyata ia bermain di waterboom
hingga siang.
Karena lapar ia dan keluarganya pergi ke
mall untuk makan siang dan nonton di bioskop.
Kebetulan hari itu ada film anime anak yang cukup
bagus dan pastinya mendidik. Liburan
menyenangkan ini berlanjut hingga malam dan
sesampainya di rumah ia langsung pergi ke kamar
membaringkan tubuhnya yang sudah begitu lelah
namun bahagia.
Kring.. kringgg… Suara alarm terdengar
nyaring dari meja belajar di kamar Danu.
Ia pun segera bangkit mematikan alarm
tersebut, namun bukannya pergi ke kamar mandi
Danu justru melanjutkan tidurnya.
“Danu.. sudah siang begini kenapa belum
bangun. Nanti kamu telat sekolah lho,” panggil
ibunya.
“Danu masih lelah Bu, bolos sehari boleh ya.
Lagian hari ini gak ada tes ataupun PR kok jadi
aman,” sahutnya.
“Kamu itu sekolah untuk masa depanmu,
tak bisa sembarangan begitu. Lagi pula sekolahmu itu
mahal.”
“Iya Bu, tapi sekali saja bolos boleh yaa”
lanjut Danu merayu.
Geram dengan jawaban anak sematang
wayangnya, ibu Danu kemudian membangunkan
paksa anaknya dan membawanya ke sebuah tempat.
Tanpa turun dari mobil, ibu Danu menunjuk anak-
anak yang sedang bermain dengan baju ala kadarnya.
Ternyata Danu diajak ke sebuah panti asuhan.
“Lihat anak-anak itu, mereka tak memiliki
orang tua yang bisa membiayai sekolah. Padahal
mereka sangat ingin menimba ilmu di sekolah
sepertimu,” Jelas ibu Danu.
Selanjutnya Danu diajak menyusuri jalan
dan berhenti di sebuah persimpangan. Dari situ
terlihat segerombolan anak dengan penampilan yang
lusuh. Mereka sedang memainkan alat musik tiup
kecil sembari menyodorkan plastik bekas untuk
meminta uang pada orang yang lewat.
Ya, anak-anak gelandangan tersebut harus
bersusah payah demi mendapatkan uang untuk
makan. Jangankan sekolah, untuk makan 3 kali sehari
saja mereka harus berjuang keras terlebih dahulu.
Di perjalanan pulang Danu pun melihat
seorang anak dengan tongkat sedang berjalan kaki.
Terlihat anak itu mengenakan seragam merah putih
dan menggendong tas yang sudah nampak using.
Dalam hatinya mulai sadar, “Betapa
beruntungnya aku, hidup berkecukupan dan bisa
menempuh pendidikan dengan enak. Fisik yang
sempurna juga kumiliki tapi kenapa aku menyia-
nyiakan kenikmatan ini.”
Setelah dibeli pelajaran berharga oleh
ibunya, akhirnya Danu berangkat sekolah. Meskipun
telat namun ia tetap semangat mengikuti pelajaran di
kelas.
Kepergian Adek
Azumi Nazaluna
Pada hari Sabtu, 23 Maret 2020 ibu
melahirkan pada waktu subuh. Ibuku melahirkan di
RS Yarsi dan ibuku dimasukkan ke ruang UGD dan
dokter memeriksanya. Ibuku dan adikku selamat
tetapi adikku itu sungsang setelah keluar dari perut
ibuku. Ia tidak menangis sama sekali dan ia
dipindahkan ke IGD yang di sana peralatannya tidak
lengkap akhirnya adikku dioper RS Ahmad Muktar
yang di sana peralatannya lengkap dan dokter
menemui ibuku untuk menjelaskan kesehatan
adikku.
"Buk, saya ingin menjelaskan kesehatan anak
ibuk," kata dokter.
"Emang ada apa dengan anak saya Dok?"
kata ibuku.
"Anak Ibuk mangalami cairan di dalam
kepalanya, cairan itu kalau tidak diambil kepala anak
Ibuk bisa membesar dan cara mengatasinya dengan
oprasi," kata dokter. Dan akhirnya adikku dioperasi.
Setelah dioperasi ia masih terlihat tersenyum ke
suster yang menanganinya dan sudah segera pulang
dari RS.
Sesampai di rumah ia diletakkan di kamar
dan aku lihat beberapa hari ini di rumah ia sering
kejang-kejang, suhu badannya naik turun suhu
badannya.
Semenjak oprasi ia sering sepeti itu dan
sudah seminggu adikku di rumah. Ia dirujuk kembali
ke rumah sakit dan ia dirawat di rumah sakit
kembali. Sampai bulan puasa ia masih di RS dan saya
dengan ayah saya sering ke RS untuk mengantarkan
baju dan apabila tidak ada obat yang tidak ada di RS
itu saya dan ayah saya mencari ke RS lainnya.
Sebelum 2 hari orang ingin lebaran adikku
sudah pulang kembali. sesampai di rumah saya tidak
di rumh. Saya membelikan baju lebaran untuk adikku
dan sampai di rumah, saya beristirahat dan saya
menjaga adik saya dan hari ingin magrib ia tidur dan
sampai Isya dia tidak ada bangun. Ketika bajunya
dibuka ternyata perutnya itu sudah kembung. Sudah
membesar dan badannya sudah mendingin dan
akhirnya ia dibawa ke RS. Sebelum sampai di RS ia
menghembus nafasnya perkiraan saya adik saya
tidak apa-apa ternyata pas diperiksa dengan dokter ia
sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Teman Baru
Farel Habib
Pada suatu hari Joni sekolah di salah satu
SMP ternama di Jakarta. Joni pun merasa minder
belajar di sekolah itu. Joni tidak begitu pintar karena
itu Joni tidak mendapatkan teman. Joni pun tidak
menanggapi orang-orang di sekitarnya Joni tidak
menanggapi orang-orang di sekitarnya. Joni selalu
sabar dan tidak melawan saat diejek teman-temannya
dia selalu belajar dan bermain sendirian tetapi diapun
tidak sedih dan selalu bahagia.
Pada suatu hari Joni sedang membaca buku
tentang pelajaran rumus matematika Ia suka
mempelajari tentang rumus matematika tapi Joni
sering tidak mengerti yang dibaca Joni di buku
tersebut, dan bahkan Joni tidak mengerti apa yang
disampaikan gurunya di kelas. Tapi Joni tidak suka
menyerah ia selalu berusaha menjadi yang lebih baik,
namun pada saat Joni membaca buku, lalu datang
teman sekelasnya yang sering mengajaknya lalu salah
satu dari sekumpulan orang itu mengatakan bahwa
ini tidak akan bisa menghafal dan mempelajari.
Bahkan dia berkata Joni tidak akan naik kelas.
Tetapi pada saat itu Joni berkata kepada
sekumpulan orang yang suka mengejeknya itu. Aku
pasti akan mempelajari semua rumus-rumus
matematika dan menguasai semua mata pelajaran
yang diajarkan diajari oleh oleh guru.
“Dan aku akan menjadi juara di kelas ini dan
membuat kalian malu atas apa yang kalian perbuat,"
ujar Joni. Lalu salah satu dari sekelompok orang itu
memukul Joni namun terlihat oleh guru yang sedang
berjalan, lalu mereka semua dibawa ke kantor ruang
guru. Sekelompok orang itu dihukum oleh guru dan
hukumannya mereka tidak boleh masuk pelajaran
matematika hari ini.
Kemudian mereka tidak terima karena besok
ada ulangan harian matematika, tetapi mereka tetap
dihukum karena perbuatannya sangat tidak terpuji.
Keesokan harinya Joni mengerjakan ulangan dengan
lancar karena semua yang dia pelajari kemarin
masuk. Soalnya yang dipelajari kemarin di
perpustakaan, dan orang-orang yang kemudian tidak
mengerti apa yang ada di soal matematika tersebut.
Ulangan pun berakhir dan jenis sangat
senang karena Joni tepat waktu mengerjakan ulangan
tersebut, setelah itu terdengar suara bel berbunyi.
Setelah 5 menit kemudian wali kelas pun meminta
semua murid kelas Joni untuk masuk ke dalam kelas
Joni pun dan semua murid merasa bingung karena
baru lima menit istirahat mereka sudah dipanggil
untuk ke dalam kelas lalu ibu guru Joni mengatakan
bahwa ada murid baru yang masuk karena orang
tuanya pindah rumah. Ternyata anak baru tersebut
pintar dan baik.
Lalu anak baru tersebut melihat Joni belajar
sendirian di perpustakaan dan dia menghampiri dan
berkata kepada Joni.
"Mengapa kamu sendirian belajar di sini?"
ujar anak baru tersebut.
Kemudian Joni berkata kepada anak baru
tersebut, “Karena aku tidak mempunyai teman
karena nilaiku yang tidak terlalu bagus." Ujar Joni.
Lalu anak baru tersebut berkata, "Maukah
kau kamu menjadi temanku?" ujar si anak baru
tersebut.
Lalu Joni berkata, "Apakah kamu tidak malu
mempunyai teman yang bodoh ini?" Ujar si Joni.
Lalu anak baru tersebut berkata, Kamu tidak
boleh berkata seperti itu, aku akan berteman
denganmu dan mendukungmu menjadi juara kelas,"
ujar anak baru tersebut.
Kemudian Joni berkata, "Terima kasih
temanku, kalau boleh tahu siapa kah namamu?"
“Namaku Budi dan namamu pasti Joni
bukan? Salam kenal," lalu mereka pun selalu
berteman dan belajar bersama dan Joni pun menjadi
juara kelas dan membuat teman teman yang suka
mengejek menjadi malu dan Budi juga mendapatkan
5 besar dalam kelas.
Best Friend Forever
Ghania
“Sahabat adalah teman yang selalu ada apa pun, kapan
pun, dan di mana pun.”
Kalimat itu selalu terngiang di telingaku. Itu
adalah kalimat yang selalu diucapkan oleh
sahabatku. Kami jarang bertemu karena sekolah kami
berbeda. Walaupun kami jarang bertemu, tetapi
persahabatan kami tetap utuh.
“Tut..tut..tut..” Handponku berdering. Setelah
aku lihat ternyata Dinda yang meneleponku. Dialah
sahabatku.
“Hei sahabatku! Apa kabarmu?” Ucapnya
semangat.
“Hei juga sahabatku! Kabarku baik.
Bagaimana denganmu?” Jawabku tak kalah
semangat.
“Kabarku juga baik. Aku merindukanmu
Cilla!” Ujarnya.
“Aku juga merindukanmu Dinda !” Balasku.
“Oo Sudah dulu ya, aku mau pergi dulu,”
Ucapnya sembari mematikan telephonnya.
“Ya! Aku dan Dinda memang sering
telphonan. Tiap week end kami selalu telephonan.
Sekarang aku tinggal di Jakarta sedangkan Dinda di
Bandung. Biasanya kalau week end aku selalu ke
Jakarta untuk mengunjungi grandma dan grandfa. Tapi
untuk kali ini tidak, karena papa dan mama sedang
bertugas ke luar kota. Jadi aku tidak bisa pergi. Oh
ya. Rumah Dinda bersebelahan dengan rumah
grandma.
“Enaknya ngapain ya ? Oh iya, Jumat depan
kan Dinda ulang tahun. Jadi hari ini aku ingin
mencari sesuatu yang spesial ah !” Gumamku dalam
hati.
Aku pun pergi ke mall untuk mencari kain
flanel, dll. Setelah sampai ke rumah, aku langsung
membuka Internet. Lalu meg-klik search dan
mengetik “karya dari kain flanel.”
“WOW ! Bagus sekali !” Pujiku saat melihat
beribu karya dari kain tersebut. Semuanya kelihatan
indah. Lalu aku memilih beberapa bentuk yang akan
kubuat.
“Selesai.” Pekikku senang. Lalu barang-
barang tersebut aku letakkan di sebelah laptopku.
Aku akan ke mall lagi untuk mencari hadiah
tambahan.
Setelah sampai ke rumah, aku membungkus
kado tersebut dengan rapi dan tak lupa aku
memasukkan kartu ke dalamnya.
“Jadi deh!” Ucapku senang.
Keesokan harinya. . .
“Krinngggg!!!” Alarm sekolah berbunyi. Ini
saatnya untuk belajar.
Senin, selasa, rabu, berlalu dengan normal.
Dan malam ini adalah malam Jumat. Berarti ???
OMG !!! Dinda besok ulang tahun!
“Aku akan begadang malam ini! Aku ingin
menjadi orang yang paaalllliiiing pertama
mengucapkan selamat ulang tahun kepada Dinda.”
Gumamku semangat. Saat malam hari . . .
Jam 21.00 . .
“Hmm, baru jam 9 nih. Enaknya ngapain ya?
Nonton aja deh. Kan mama dan papa nggak ada di
rumah. Jadi nggak ada yang ngelarang aku buat
nonton malam malam. Hahaha.” Ujarku sambil
tertawa.
Film malam ini juga lumayan seru. Apalagi
ditemani dengan susu dan cookies.
Jam 22.00 . . .
Aku mulai mengantuk, tapi aku harus bisa
menahan rasa kantukku jika aku benar-benar ingin
menjadi orang yang pertama kali mengucapkan
selamat ulang tahun kepada Dinda.
Aku memandangi TV. Kini hanya ada film
aksi. Lumayanlah untuk menemaniku malam ini.
Jam 22.30 . . .
“Kresek..Kresek..” Tiba-tiba sebuah suara
mengagetkanku. Aku terdiam.
“Hi..hi..hi..hi” Ada seseorang yang tertawa.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!” Aku
teriak sekencang mungkin. Tapi mana mungkin
dapat terdengar oleh orang. Rumahku cukup besar
dan aku hanya sendirian.
Aku mengambil HPku dan aku pun
menelepon mama. Handphonnya tidak aktif. Dengan
sigap aku segera menelepon papa. Handponnya juga
gak aktif. Buyar semua apa yang ada di otakku.
“Haduhhh, gimana ya ??? Aku takut banget
nihh .” Ucapku merinding.
“Tapi demi sahabat aku harus berani!”
Gumamku sambil menggunakan sisa keberanian
yang ada.
Jam 11 malam . . .
Masih menonton TV. Tapi dengan acara
yang berbeda, yaitu acara di mana seorang peserta di
bawa ke suatu tempat menyeramkan. Dan juga
peserta tersebut harus menggunakan keberanian
yang ada pada dirinya. Lalu orang-orang tersebut
dibiarkan sendirian. Yap! Itu adalah acara uji nyali!
Hiiiii, serem.
Jam 11.30 Malam . . .
Semuanya terjadi lagi.
Untuk kedua kalinya aku mendengar suara
jejak kaki, Anita tertawa, dan lain-lain. Aku masih
merinding. Tapi apalah dayaku. Jadi aku pun
melawan rasa takut yang ada pada diriku. Aku pun
mengingat tujuanku begadang. Akhirnya rasa
keberanianku muncul kembali.
Jam 00.00 . .
Aku segera menelepon dinda
“Tit..titt..titt..”
“Asalamualaikum wr.wb.” Ucapku.
“Wa’alaikum salam wr.wb. Oh ternyata Cilla
yang meneleponku. Senang sekali rasanya!”
Jawabnya senang.
“Hahaha.” Aku tertawa.
“Aku meneleponmu karena aku ingin
mengucapkan…… Happy Birthday Sahabat! Semoga
panjang umur dan sehat selalu. Semoga kamu dapat
menjadi anak yang berbakti kepada orang tuamu.
Dan semoga semua harapanmu bisa terkabul!”
“Aminn.” Jawabku dan Dinda serempak.
“Terimakasih Cilla. Kamu telah memberikan
kejutan yang paling spesial di hari ulang tahunku ini.
Dan terimakasih karena kamu rela tidak tidur demi
mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. I miss
you ciilla. ” Ujar Dinda di sela -ela tangisannya.
“I miss you too Dinda.” Balasku.
Akhirnya kami mengakhiri percakapan
malam ini. Aku pun tertidur.
Keesokan harinya . . .
“Kriiinnnnggggg.” Bel sekolah tanda pulang
berbunyi.
Berarti besok aku ke Bandung. Aku sangat
merindukan Dinda. (^_^)/
Keesokan harinya . . .
“Horeeeeee!!! Weekend!!!” Teriakku
gembira.
“Cilla? Kamu sudah bangun?” Panggiil
mama.
“Sudah Ma.” Jawabku sambil berlari ke arah
mama dan papa.
“Ma, Pa, hari ini ke Bandung ya?” Ucapku
dengan semangat.
“Maaf ya Cilla, papa dan mama akan pergi
ke luar negeri.”
“Huuhh.” Aku menghembuskan napas
kecewa.
Tapi, kalo kamu memaksa, nanti kamu bisa
diantar Pak Triyo.” Ujar papa. Aku kembali
bersemangat.
“Makasih ya Ma, Pa.” Balasku sambil
mengecup kedua pipi mama dan papa.
“Iya sayang. Mama dan papa pergi ya!”
Teriak mama dan papa bersamaan sembari keluar.
Setelah aku bersiap-siap . . .
“Horeee !!!!!” Pekikku senang.
Aku pun dijemput oleh pak Triyo, supir
papa.
Beberapa jam kemudian . . .
Aku sampai di Bandung. Saat aku akan
menyebrang menuju rumah grandma. Sebuah truk
melintas tepat di badanku. Aku sudah tak sadar lagi.
Beberapa saat kemudian…
Aku terbangun. Aku mendengar sebuah
tangisan. Ternyata yang menangis adalah Dinda.
“Ha..p…p..py..bir…birth…day..ss…aaa…ha
…bba..sahabat…” Ucapku terbata-bata.
“In…ini…kk….kka…kado….unn…unnn…u
ntuk….mu.” Ucapku lagi.
“Terima kasih sahabatku.” Jawabnya sambil
menangis.
Setelah 3 hari dirawat, aku diperbolehkan
keluar dari rumah sakit. Tapi aku belum
diperbolehkan untuk bersekolah. Karena mama dan
papa masih di luar negeri, aku pun sementara tinggal
di rumah grandma.
Tiba-tiba ada yang menghampiriku.
Ternyata dia adalah Dinda.
“Sahabat selamanya apapun yang terjadi,
kapan pun, dan dimana pun.” Ucap kami serempak.
MY HOLLIDAY
Mila Sari
Setelah aku mengikuti ujian akhir semester.
Guru-guru mengumpulkan semua murid di lapangan
upacara bendera. Salah satu guru mengumumkan
kepada semua murid untuk belajar di rumah dan
tidak mengikuti pembelajaran di sekolah. Semua
murid diharapakan untuk belajar online (daring).
"Kalian tidak boleh keluar dari rumah dan
harus belajar di rumah, karena virus corona sudah
mulai menyebar.maka dari itu ibuk mengharapkan
kalian tetap di dalam rumah dan tidak berkeliaran ke
mana-mana." Kata Buk Poppy.
"Iya buk,”jawab semua murid.
Setelah pengumuman sudah disampaikan
para guru, semua murid diharapkan untuk langsung
pulang ke rumah masing-masing dan tidak boleh
menuju ke tempat lain, selain rumah masing-masing.
Sesuai dengan perintah guru, semua murid
langsung pergi dan menuju rumah mereka masing-
masing. Saya dan teman-teman langsung menuju ke
tempat biasa kami menunggu angkot dengan jurusan
ke gobah.
Sudah 5 menit menunggu angkot, akhirnya
angkot yang jurusannya ke gobah datang. Kami
memberhentikan angkot dan setelah itu kami
langsung naik angkot. Di dalam angkot kami
berbincang-bincang,
"Ehh kapan ya kita mulai sekolah
lagi?”Lidya bertanya.
"Walaupun kita tidak sekolah secara tatap
muka, tapi kita tetap sekolah secara daring atau lewat
HP.” Sari menjawab.
"Benar, walaupun kita belajarnya nggak ke
sekolah, kita tetap belajar di rumah,” Miftah
menanggapi.
Akhirnya kita telah sampai di tempat
pemberhentian angkot. Kami semua turun dan
membayar ongkosnya, setelah itu kami langsung
menuju jalan pulang. Di perjalanan pulang Lidya dan
Miftah masih membahas tentang belajar online itu.
Setelah perjalanan dari tempat pemberhentian angkot
tadi, nggak terasa rumah kami semakin dekat.
Tibalah kita di persimpangan dan di sana kita mulai
pisah, karena arah rumah yang berbeda.
"Guyss...aku duluan ya,” Miftah berkata.
"Iya,” Sari dan Lidya menjawab.
"Untung aja rumah kita berhadapan ya,
jadinya kita bisa barengan pulangnya,” Lidya
berkata." Sari tersenyum ( ͡° ʖ͜ ͡°).
”Sari dan Lidya melanjutkan perjalanan
mereka untuk pulang ke rumah mereka masing-
masing. Setelah 2 menit, sampailah Sari di rumahnya
dan Lidya juga sudah sampai di depan rumahnya.
Mereka langsung masuk ke rumah masing-masing.
Beberapa hari setelah libur sekolah
Saya mulai merasakan bosan belajar dari
rumah dan saya tidak paham semua materi yang
dikasih guru lewat grup whatsapp kelas. Saya mulai
capek dan rasanya tidak mau lagi untuk belajar,
tetapi ini semua untuk saya, saya akan tetap berusaha
dan melakukan belajar daring ini dengan serius dan
ikhlas. Satu demi satu tugas saya kerjakan dengan
baik dan benar. Hari demi hari telah aku lalui dengan
membuat tugas dan berdiam diri di kamar selama 8
jam setiap hari, untuk mengerjakan tugas yang di
berikan oleh guru.
Setiap Senin sampai Sabtu kegiatan saya
sehari-hari hanya itu dan pernah waktu itu saya
diajak oleh teman saya pergi main, tapi saya
menolaknya atau saya tidak mau pergi main dan
keluar rumah. Sesuai dengan pesan guruku waktu
itu.
"Tidak boleh keluar rumah, karena virus
corona sudah menyebar ke mana-mana, dan oleh
sebab itu saya nggak mau pergi keluar rumah kecuali
ada yang penting.”
Pesan saya kepada semua murid dari SD,
SMP, SMA dan Perguruan Tinggi tetap semangat dan
jangan pernah bosan dengan pembelajaran daring
atau online ini, karena itu semuanya untuk diri kita
sendiri. Supaya kita semua bisa mencapai cita-cita
dan harapan yang kita semua inginkan dan tetap jaga
kesehatan, serta selalu mematuhi protokol kesehatan
jika mau keluar rumah atau bepergian.
˙˚ʚ(´◡`)ɞ˚˙
THE END
DUKUNGAN SEORANG IBU
Nurhaliza
Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di
SMA Nusa Bangsa. Langit yang begitu cerah
membuatku menjadi lebih semangat dan bahagia.
Kubuka gerbang sekolah dan memandangi
sekelilingnya. Sekolah ini begitu indah dan bangunan
yang begitu besar. Sekolah impianku selama ini
walaupun aku masuk sekolah ini dengan beasiswa
tapi aku akan terus semangat dan menjadi anak yang
sukses.
"Hai namamu siapa? Apakah aku boleh
duduk di sampingmu?"
"Aku Nadya Putri, tentu saja."
"Kenalkan aku Nakesya Nur Oktavia kamu
panggil saja aku Via "
"Baiklah."
Akhirnya aku dapat teman baru. Via
orangnya sangat baik dia juga tau aku masuk ke
sekolah ini dengan beasiswa tapi dia tetap mau
berteman denganku, aku beruntung memiliki teman
sepertinya. Tak lama kemudian datang sekelompok
perempuan dan menghampiri mejaku .
"Heh anak baru kamu baru masuk sekolah
ini udah berani masuk dan duduk di kelasku."
"Pak Andy yang suruh aku belajar di kelas
ini emangnya kenapa?"
"Eh berani kamu ya bantah aku."
"Aku gak bantah kok emangnya aku salah
apa? Jelas-jelas Pak Andy yang suruh aku belajar di
kelas ini."
"Ra mending kamu gak usah kasar gitu sama
Nadia."
"Via jangan ikut campur deh urusan aku."
"Wajar dong aku ikut campur. Aku kan
teman Nadia. Kamu jangan seenaknya aja ngebully
dia."
Rara tiba-tiba menarik kerudung Nadya. Via
tak tega melihat temannya dikasari Via pun menarik
dengan kuat kerudung Rara tanpa ampun, Rara pun
meringis kesakitan. Dan akhirnya tarik menarik
kerudung pun selasai setelah Pak Andy datang ke
kelas.
"Heh ada apa ini ribut-ribut?"
"Ini Pak dia main masuk-masuk aja dan
duduk di kelas ini Pak."
"Rara dan Nadia itu bapak yang suruh dia
belajar di kelas ini, kamu gak boleh seperti itu."
"Hukum saja Rara itu Pak. Dia tadi juga
menarik kerudung Nadya Pak."
"Rara kamu tarik kerudung Nadya?"
"Nggak kok pak."
"Heh Rara jelas-jelas tadi kamu yang tarik
kerudung Nadya pakai cara bohong segala lagi."
Akhirnya Pak Andy membawa Rara ke
ruang BK. Ternyata Rara itu memang anak yang suka
membuat keributan. Nadia bukan orang yang
pertama kali dia bully. Tapi sudah banyak orang
yang dia perlakukan dengan kasar.
"Assalamualaikum Ibu aku pulang."
"Wa”alaikumsalam, gimana sekolahnya
tadi?"
"Baik Buk, tapi tadi ada sedikit masalah tapi
udah selesai kok Buk."
"Syukurlah yang penting kamu harus sabar
apa pun masalah yang kamu hadapi dan juga tetap
semangat, rajin belajar, dan berdoa, oke!"
"Iya Buk." Hatiku selalu bahagia ketika
seorang Ibu menasehati anaknya dengan penuh kasih
sayang. Aku sungguh orang yang paling beruntung
memiliki seorang ibu yang penyayang dan sabar
berkat doa dan dukungan ibulah aku bisa aku bisa
sampai ke titik sekarang.