The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by HAFIDZ FACHRI, 2023-12-22 00:14:10

NOVEL 11 FEBRUARU

NOVEL 11 FEBRUARU

cover


Muka tokoh Pr


judul


Pasal bikinan sendiri


judul


judul penulis dkk


감사 니다 (kamsahamnida) Puji Syukur bisa bikin novel ini, semoga selesai hehe. Semoga di hari minggu akhir oktober, membawa berkah untuk aku dan Zikra yang akan membaca novel ini. Walaupun aga sedikit aneh, dikit amiin ya allah. Bisa membuat orang yang ku-tuju sukaa. Walaupun bukunya bakal terbuat menjadi digital saja, semoga aja bisa jadi buku yang fisik. Terimakasih atas seseorang yang bisa ku jadikan novel, yang ku- buat sendiri. Terimakasih sudah bisa membuat saya menulis lagi, walaupun saat nulis sekarang aga sedikit bingung, nulis apayah aku ?. Tetapi bisa menulis juga akhirnya. Meman aneh utusan tuhan ini. Semoga dengan adanya kenangan di masa SMP ini, bisa bikin novel ini terkenal habis tuh indah di baca. Terimakasih atas hari hari nya, di lantai 3 Sekolah kita, Kantin, Perpus, Event Sekolah hingga laiiin lainya yang bikin moment itu aku tulis di sini. Walaupun banyak moment itu, semoga aku ingat dan bisa menulis nya di sini, apalgi hal kita Bersama yang selalu papasan Ketika di Sekolah kita.


Satu lagi yang ingin ku-sampaikan, buku ini akan selalu abadi di tangan orang gabut ini dan akan abadi dengan seseorang Perempuan kura-kura yang membaca buku ini. zka, buku ini akan ku-buat dan ku-persembahkan untuk dirimu semata. Semoga suka !! Hafidz Fachri


Menurutku seorang perempuan pendiam, lebih menarik. Dari pada dengan perempuan aktif.


1 Tidak Semuanya Sama Tebiasa untuk hal baru “Melepaskan seseorang yang buruk untuk dirimu adalah hal yang baik untuk kedepan. Tetapi susah jika sudah cinta terlalu dalam.” “Maaf, gue ga bisa bales perasaan lo. Untuk kali ini, maaf..” kalimat terakhir yang ia ucapkan oleh seorang lelaki berbaju Sekolah memakai sweater putih, dengan rambut samping nya. Menurutnya untuk apa mempertahankan rasa kepada seseorang yang sudah di harapkan oleh nya selama, satu tahun yang sudah ia tunggu. Hanya membuatnya sakit hati dan malu untuk dirinya, yang dilihat berharap kepada seorang Perempuan yang belum selesai dengan masalalu nya.


Keputusan Azhaf, seorang Pelajar Angkatan 19, atlit taekwondho dengan title Ketua Osis di sekolah nya. Menurutnya keputusan ini sudah bulat, keputusan yang sudah ia rancang dari lalu lalu, tetapi hanya hari ini ia baru bisa menggerakan lidahnya, untuk mengucapkan hal itu. Hal yang menurutnya adalah hal yang paling ia takuti selama ini, dan ia keep kepadanya. Walaupun ia selalu di permainkan dan di sakiti oleh Perempuan itu, tetapi tidak tau kenapa ia akan tetap menyukai Perempuan itu. Seperti pergantian malam dan siang, seorang lelaki ini akan tetap di sakiti, tetapi Ketika Perempuan itu memberikan sebuah feedback, rasa sakit itu seketika hilang di fikirannya, dan mencoba untuk memaafkannya. “akhirnya lo sadar juga, hahahaa. Gue cape buat ngingetin itu, akhirnya lo lepas juga” Kata pertama yang terdengar di telingan azhaf, setelah hari hari yang melelahkan nya di sekolah. Dia adalah sahabat dari kelas 7, seorang Perempuan tomboy yang sekarang sudah berubah, mungkin karna pergaulan nya


di kelas 8 yang, sepertinya. Tidak tau menau sejauh apa dia berubah, tetapi pada akhirnya ia tetap menjadi sahabat azhaf dan tempat bercerita di akhir hari. “Iyaa, selama ini gue coman bertahan sama yang ga pasti ya, mending gue focus buat SMA nanti. Selagi kita juga dah kelas 9, waktunya masuk SMA fav” Azhaf hanya menjawab apa yang ia pikirkan, menurutnya apa yang dia lakukan sudah benar, dan tidak ada yang bisa membantah dengan keputusan nya. “Nah betul, lo mending belajar. Dari pada suka sukaan, lo goblok kalo lagi suka sukaan. Dah jangan sedih cuy, mending main bareng yang lain lah. Gas ?” “Gas” Akhir perbincangan di malam hari, menghilangkan rasa stress dan buruknya hari adalah bermain game dan mendengarkan lagu, tempat ternyaman yang sering ia singgahi hingga larut malam. Seketika dua bola mata yang Lelah tertutup perlahan waktu berjalan, menghilangnya rasa bersalah dan hilang nya rasa sedih oleh seorang Azhaf.


Binar cerah matahari menghampiri di atas kepala. Ini adalah hal terburuk di tahun ini. Lamanya musim panas yang tak kunjung hilang, apalagi dengan adanya agenda Upacara bendera setiap paginya, hanya membuat seorang remaja kelelahan, dan tidak mau diam saat upacara. “Woi, Zhaf, lo tau ga kayanya hari ini banyak anak berprestasi maju di depan, minggu kemaren puluhan kan. Mungkin minggu ini juga” Seorang teman Azhaf di bangku kelas 9 yang menduduki kelas 9G. Berkacamata dan berbadan tegas, ayahnya seorang pengusaha, khususnya jualan tahu sumedang sih, tetapi jangan salah dia di juluki bos muda, oleh kit akita saja sih. “Kecilin suara lo bisa ga ?, ini lagi upacara, nah anak pinter kalo mau ngomong kecilin, masalah nya ini bagian pengibaran bendera, harus senyap atuh ganteng.” Terjawab sudah kalimat yang di lontarkan, dengan gelak tawa yang di lakukan oleh tiga teman teman nya dengan barisan yang sama ke samping. “Hehehe, iya dah siap bos.” Perbincangan berakhir di kalimat terakhir ini, karna seketika guru penjaga belakang menghampiri mereka ber 4 dengan wajah kesal nya. Untung nya mereka ber empat tidak di


Tarik ke tempat panas yang di atasnya hanya ada matahari yang menyinari terus terusan. Mereka ber 4 adalah sahabat yang ia temui di kelas 7 dan 8, walaupun beda kelas perkelas, mereka tetap sering nongkrong di samping kantin dekat kolam ikan, hanya mempeributkan teori yang ia pahami, hanya gelak tawa yang akan keluar Ketika mereka sudah berkumpul, hingga akhirnya terkadang topik habis dan hanya membahas Perempuan yang mereka inginkan masing masing, serta menanyakan tentang teman Perempuan yang dekat dengan 4 sahabat itu. “Akhirnya selesai juga nih upacara, palingan bentar lagi di sebut siapa yang mendapatkan gelar medali atau juara.” Omongan itu awalan membuka topik untuk empat sekawan yang ada di bangku SMP, awal nya hanya membahas tentang siapa atlit dan siapa yang juara di pekan ini, tetapi seketika semua terasa hilang topik, hanya ada wajah bengong dan kaget. Banyak sekali ade kelas 7 yang pingsan dan pucat, apa mungkin mereka tidak sarapan, hanya ada kalimat itu yang di benak pikiran mereka semua. Mungkin karna Terik matahari yang sangat dasyat, dan


sebuah hal yang aneh di lakukan seseorang. Untuk tidak makan di pagi hari. Terlihat dari kejauahan bahwa semua hal tentang, pucat,sakit,pingsan, hanya di tangani oleh organisasi PMR di sekolahnya. Mungkin wajah kelelahan terbentuk di wajah mereka. “Si itu tu Zhaf” “Siapa ?” “Si itu ga jelas, yang lo deketin.” Hanya ada wajah murung yang di tonjolkan oleh Azhaf, dengan rasa gelisah dan ingin lari saja, dia hanya berfikir apa seharusnya aku kasih tau kepada temanku tentang ini. Tetapi apa mereka peduli ?, hanya ada dua opsi yang di pikiran nya sekarang, memberi tau atau diam saja. Tetapi mulut Azhaf seketika terbuka dan mengatakan hal sebenarnya semuanaya. “Jelas kan semuanya, apa yang dah gue certain, dah yah ga usah di bahas plis gue belum terbiasa.” Hanya ada kata akhir yang di tutup oleh sosok lelaki ini, agar tidak memanjang lebarkan tentang semua hal yang dirinya dapat akhiran ini. “Baguslah kalo lo begitu, pantes aja gue liat lo aga sedih banget, karna ini toh. Emang ga seharusnya lo


sama dia, dah, buang semua tentang dia di hidup lo.” Aku hanya befikir mengapa ia menjadi sangat bijak untuk kali ini, berbeda dengan sebelumnya yang memang bodoh dalam percintaan, untuk kali ini aku mengakuinya bahwa dia, keren, sedikit, hehe. “Betul tuh kata Arul, lo pasti terbiasa ko Zhaf” Celetuk kalimatnya, yang seketika dating Ketika adegan seirus di hari ini terjalan, aneh anak ini, keanpa harus tiba tiba teriak. Menurut Azhaf, apa yang di katakana oleh teman nya ada benarnya juga, tidak semua hal di dunia ini bertahan, pasti ada kata perpisahan dari kata peerkenalan, tetapi semua akan terbiasa dengan waktu berjalan dan air mengalir. Semua hal yang bertentangan dengan dirinya seorang Perempuan itu, hilang di mata azhaf, semua tentang nya hingga sekuncup foto polaroid di dompetnya, dia bakar hingga tak tersisa. Mungkin ini adalah cara yang kejam, tetapi sangat ampuh untuk terbiasa dengan seseorang yang telah menyakitinya, dan semua itu akan baik baik saja kelak nantinya. Mungkin di dunia ini juga aka nada yang lebih baik darinya, lebih keren, dan lebih indah untuk singgah bersamanya.


Mungkin akhirnya tak jadi satu, namun bersorai pernah bertemu -Sorai, Nadin amizah


2 Hal indah untuk mengetahui tentang dirinya Awalan untuk mengenal Namanya Azhaf bersandar di tembok kelas, dengan buku di mejanya. Hari ini sangat melelahkan untuknya. Menatap sebuah buku berjudul Ancika 1995 dan ia membacanya dengan serius di siang itu. Membaca dan terus membaca hingga pada suatu saat azhaf bosan untuk selalu menggenggam buku itu, ia beranjak dari kursi nya dan berjalan menelusuri meja ke meja, hingga pada akhirnya. “Zhaf, sini dulu ngobrol bareng sini ada Ikmal ada Firas juga nih.” Teriak Nadhif dari samping, mungkin suara dia akan kencang kalau di waktu tertentu “Gas”


“Eh lo, dah gaa suka sapa sapaa kan, kata gue pertahanin dah, biar gini terus. Mending kaya gua, jarang suka sama siapa siapa.” Omongan awalan yang membuat Azhaf kaget seketika, ngapa nih orang tiba tiba gini. Aneh di mata Azhaf untuk mendengar hal itu. “Set dah dip santay ae kali,tiba tiba amat. Mendang mending segala lagi lo, kata gue mah habis ini gue tertarik sama anak alumni, 8B aja lah.” Jawabnya Azhaf, dengan wajah becanda hingga hingga membuat teman teman nya ketawa. Mungkin itu hanya becandaan nya saja, membuat teman nya ketawa sampai sampai lupa apa yang akan terjadi Ketika mengucapkan kalimat itu. “Kiding bro !” Satu kalimat lagi untuk menutup pembicaraan yang Azhaf dan teman teman nya omongkan di siang hari itu. “Apa gue salah ngomong ya” Suara hatinya membuat ia berkata seperti itu, apakah dia salah untuk mengatakan hal itu. Tetapi lagi pula, itu hanya becandaan nya saja, tidak mungkin menjadi kenyataan. Hanya hal biasa di mata nya. Azhaf pun melanjutkan membacanya, hingga akhir Pelajaran ke 4, selesai dan pergi ke Masjid.


Siang itu matahari Terik sangat untuk membasahi badan nya dengan keringat, walaupun dari ruangan yang dingin di kelas 9 nya, sama saja Ketika di luar, badan seseorang akan becucuran keringat karna panas nya hari itu. “Zhaf, pusing deui gua, apa yah ga jelas co IPA nih, ga masuk akal gua Zhaf.” Raut wajah yang pusing dan Lelah terpasang di Arul, karna IPA terkadang orang itu pusing untuk memahami nya, aneh untuknya jika dia mempelajari IPA yang sudah di luar alur nya. “Set dah santay kali, nanti juga paham sendiri rul aman bos, ipa sekarang kan coman pewarisan sifat kan. Belajar aja sama mangga, ada kan di soal Pak Hakim, hahaha.” Jawab Azhaf untuk mencairkan suasana, tak di sangka apa yang ia katakana membuat teman nya tertawa. Padahal yang ia katakana hanya, mangga. “Idih gaya nya si zhaf, coman coman. Liat noh nanti di kelas lu” Mungkin dia akan sedikit kesal dengan jawaban nya, tetapi walaupun begitu tetap saja, pada akhirnya Azhaf bisa membuat arul untuk melupakan hal yang penat di siang hari itu.


Hingga akhirnya shalat pun selesai, di akhiri dengan dzikir dan shalat ba’diyah, seperti biasa di sekolahku, setelah selesai semua itu, pasti akan ada Pak guru yang berbicara di depan. Sudah terbiasa untuk kita terlambat di makan siang, karna ada beberapa oknum yang bermain Ketika shalat, hal itu sangat menjengkelkan. Membuat orang lapar, kesal saja. “Rul, gue pen nanya sesuatu dong tentang 8B dulu, boleh ya penasaran bos” “Pen nanya apaan emang nya, Perempuan 8B kah bener ga ?” Mungkin jawaban itu ada benarnya, seketika Azhaf langsung tersenyum dan lanjut menceritakan hal itu. “Hehehe, betul, certain dong satu per satu, gua tiba tiba ada feeling penasaran aneh dah” Arul pun menceritakan, sepertinya hampir semua dia ceritakan, dari A hingga Z dia ceitakan, tetapi hanya satu yang membuat Azhaf tertarik. Perempuan pendiam, dengan kelas nya yang dulunya ia di 8B, Zikra Namanya, mungkin ini pertama kalinya ia mengetahui nama itu, Azhaf bingung dengan nama itu, tetapi Namanya kurang asing di pendengaran nya.


“Coba tanya aja tentang Zikra ke aya, mungkin dia tau lebih ?, kali” Kata itu menjadi kalimat pengakhiran di siang hari itu, terbebasnya Azhaf dengan rasa penasaran yang mendalam kepada 8B, dan juga perkataan yang ia katakan kepada nadhif di jam ke 4 itu. “Woi Yaa, gue pen nanya sesuatu tapi lo diem, gue ga suka sama dia, penasaran doang.” “apa ?” “Kenal Zikra teu ?” Pertanyaan Azhaf, yang spontan membuat Aya temannya seketika kaget mendengar kalimat itu, lagi pula dia hanya bertanya. Apa salah nya ? “HAH, tiba tiba banget, ga yaa ga usah tau, dia tuh anak alim, pendiem, mana mau temenan sama lo, tau dari mana si Jik Jik.” “Jik Jik ?”


Nama itu membuat nya bingung, siapa dia?. Apakah itu nama panggilan untuk seoranng Zikra ?. Semuanya membuat bingung. “Iyaa, si Zikra, gue panggil Jik Jik” “Menarik juga, Namanya, apalagi orang nya, haha. Kiding ya” “Awas ya lo deketin dia, dia tuh ga pernah suka sama orang, pendiem, ga mau tau tentang suka sukaan” Aya membuat Azhaf tambah penasaran, siapa itu orang yang ia penasari, hanya ada kata zikra di otak nya, hingga hingga ia sangat aneh untuk memikirkan nama itu. Padahal hanya tertarik dengan Namanya, sangat aneh. Aneh hanya seseorang itu, Azhaf jadi sangat penasaran, tidak biasanya dia seperti ini, memikirkan orang yang ia tidak kenal, hingga terlalu lama. Memang sih, Azhaf seseorang yang selalu ingin tau hal baru, dan selalu mencoba yang ia penasari, tetapi inikan seseorang. Mungkin ia tertarik dengan Namanya saja, belum tentu dengan orang nya ?!. Di siang menuju sore itu, kelasnya ramai untuk membincangkan acara yang akan di laksanakan pada


tanggal, 25, 26 dan juga 27. Di sekolah azhaf ada salah satu event yang selalu ada di setiap tahun nya, terutama di bulan Bahasa. Yang di namakan, Fls2RJ, event yang membuat anak murid tertawa, bahagiaa dan juga senang menjalani nya, di hari itu sejuk angin ac di kelas tetap berjalan kea rah badan anak kelas, hal yang menyenangkan untuk merasakan udara yang tenang dan sejuk ini. Ketika sedang menjalani Latihan untuk mencari Cerita pensi, yang nanti akan di tampilkan oleh kelas azhaf. Azhaf mulai bosan dengan hal itu, Azhaf selalu saja ingin mencari gara gara. Tetapi di hari itu berbeda, Azhaf keluar dari kelas untuk mencari hal baru. Dengan santay nya ia bilang dengan teman temannya ia ingin mencari seseorang. Ternyata apa yang di acari adalah seorang Perempuan yang ia ketahui Namanya kemarin, susah untuk di bayangkan mengapa orang ini sangat aneh, untuk ingin menganal dengan seseorang yang belum ia kenal, dan sangat baru. Akhirnya ia berbalik arah dari koridor dekat ruang guru pembatik, dan mencoba berjalan kearah kelas. Tetapi…. “Ko perasaan gue anehh ya”


“Apa orang yang di dekat pintu masuk 9D, itu Zikra?” “Hah, kaya nya engga deh.” Azhaf berjalan Kembali untuk ke kelas, karna jarak kelas 9D dan 9F dekat, jadi lebih cepat dia sampai ke kelas nya, Azhaf membuka pintu dengan keadaan kebingungan di dirinya, sampai sampai berlaga seperti orang aneh. “Woii, lo mau deketin Zikra !!” Teriak salah satu cowo di kelas, dengan perawakan nya yang tinggi sekali dan kacamata yang ia kenakan pada saat itu. “SETAN !” “Benerann co ?” Tanyanya lagi dengan tawa yang dia lakukan dengan Aya, di sebelah nya. Teriakan itu membuat, kedua teman dekat Zikra kaget dengan apa yang nadif teriakan tadi. “Taik, ga gitu co”


“Awas lo ya” Tegasnya dengan menahan rasa salah tingkah, yang tiba tiba timbul di dirinya. “Aduh mati gue, malu banget” Kata kata itu selalu muncul Ketika azhaf melakukan hal sesuatu, entah kenapa, padahal kenal dengan seorang Bernama Zikra saja belum. Tapi… malu Ketika melihat teman temannya tau, apa yang sudah ku rancang untuk ingin berkenalan dengan Zikra. Hal itu sulut secara waktu berjalan. Tetapi rasa malu itu selalu ada di-dirinya. Aneh rasanya, belum mengenalnya, tau mukanya saja belum. Tetapi sudah di lihat seperti itu oleh temannya. Mungkin sekarang Azhaf hanya menunggu untuk mendengar Namanya di sebut di kalangan, teman temannya Zikra. Huf… Sore itu, Terik memancar hingga matanya, indah untuk di pandang. Matahari ingin terbenan, dengan lantunan music bergenre pop yang di mainkan oleh alunan gitar, di tempat biasa Azhaf meunggu di jemput sekolah. Penat rasanya hari ini, mood nya tercampur aduk. Banyak rasa untuk hari ini, ada senang, ada penasaran hingga hingga ada juga malunya. Walaupun memang kata teman Azhaf, dia anaknya emang malu maluin.


“Bengongin apasih bro ?” “Dari tadi loh” Tanya seorang yang memiliki badan yang berisi, yang masih memakai seragam sekolahku. “Hah, Kagak al” “Set dah, ngomong aja kali rame nih.” “Btw, katanya lo mau deketin si itu ya ?, dulu dia sekelas sama gua sih” Omongnya dengan tangan memetik gitar dan juga melantunkan nada melodi dalam gitarnya. “ANJING !” “Dah nyebar ajaa, cepet banget co, apa banget kali. Gua aja belum tau muka dia yang mana, dah nyebar luas gini” “Lah, beneran tah. Lawak, tau dah gue mah, ga nyebar gua mah, coman denger doang, tadi ada yang ngomongin lo deketik si ntu” Jawabnya dengan cengengesan, dengan tawaan tawaan teman-teman Azhaf, sampai sampai membuat Azhaf malu. “Nih, orang nya, bocah nya pendiem dulu di 8B jadi WKM. Suka baca buku juga”


Al, melempar hpnya ke Azhaf sembari memberi tau detail tentang Zikra. Azhaf kaget, karena foto itu, dia melihat sosok Perempuan yang tidak asing di matanya. Ternyata benar saja, apa yang dia liat tadi, seorang Perempuan yang duduk dekat pintu 9D, dialah Perempuan yang Bernama zikra. Matanya indah, paras nya menawan, senyum nya terlihat dari kejauhan. Seorang anak Perempuan yang memiliki, mata yang indah dengan kelopak matanya seperti bunga. Tetapi di pikiran Azhaf hanya satu, ia hanya ingin berkenalan dengan nya, bukan suka dengan nya.


Entah mengapa, Azhaf hanya memikirkan nya di pengujung hari ini. Sesuatu itu tiba tiba membuatnya Bahagia. Apakah ini awalan baru, tetapi ? Tidak mungkin sepertinya, Azhaf menyukainya dalam waktu singkat. Dia masih hanya penasaran dan ingin mengenal dekat dengan nya. Apakah bisa ? Hmm….


3 Apakah aku akan beruntung ? Apa salah untuk-ku berkenalan dengan dirinya duluan ? “Dobok baru nih, jangan malu maluin lo pas main, ini penentuan lo bakalan popnas atau engga.”


“Aight beum.” Hari yang melelahkan di malam ini, habis untuk berlatih berlatih dan berlatih di dojang biasanya, mala mini bulan terasa gembira, Terik Cahaya nya mengarah ke matras merah biru yang di gunakan untuk berlatih. Walaupun Lelah apa daya, ini Impian Azhaf dari lama dan sekarang waktunya meraih mimpi. “Habis ini sparing, kalian berdua duluan, Azhaf, Zefan, duluan.” “Okay” Jawab lantang dari Azhaf, sembari menarik bawah baju dobok barunya, berwarna putih dengan berlogo adidas di depan dadanya. “Shi-jak” Sparing pun dimulai, dengan aba aba yang di berikan oleh sanim nya. Step demi step dimainkan, tendangan mulai keluar di arah perut maupun kaki, hanya ada tendangan dari Azhaf tanpa adanya serangan balik dari patnernya. Walaupun seperti itu, lawannya mulai memberanikan diri untuk menendangnya terlebih dahulu, beberapa saat Azhaf terdorong kebelakang. Sampai pada akhirnya, sparing di selesaikan dengan tendangan dwi hurigi Azhaf di akhir menit.


“Cape juga yah, Latihan kaya gini.” Celetuk hati Azhaf yang seketika membuat mood nya yang akan turun drastic. Aneh baginya, terkadang Azhaf mengeluarkan sifat extro nya, tetapi terkadang juga Ketika Latihan sifat pendiam nya keluar dan meningkat. Mungkin setelah ini dia akan terlelap dalam mimpi indah nya. “Dah nyampe ?” “Gimana tadi latihannya, bentar lagikan perebutan tiket buat popnas. Kamu dah siap” Suara yang Azhaf dengar malam itu, suara yang lembut mengalahi lantunan lagu. Seorang Perempuan berumur 30 tahun, yang sedang memasak di dapur. “Bunda nanya tuh!, denger ga ?” “Iyaa ka, denger ko santay aja kali” Perbincangan di malam Terik itu, Azhaf yang sedang kelelahan, dengan wajah murungnya langsung bergegas untuk membersihkan dirinya, dan menyelesaikan harinya, “Hari yang melelahkan” Kallimat itu muncuk Ketika ia sedang melemparkan dirinya ke atas Kasur miiknya.


Azhaf meraih HP nya dan mulai mengotak ngatik layer handpone yang ia miliki, dengan wajah yang sudah ngantuk, ia tetap menggenggam HP nya untuk melihat Instagram dan aplikasi lainnya. Sampai sampai, Azhaf bosan hanya melihat HP nya lagi, mengulag membuka Aplikasi yang sama berkali kali, hanya membuka Instagram dan juga tiktok. Waktu demi waktu ia habisi untuk mengakhiri harinya di malam itu, tetapi Ketika Azhaf ingin menutup matanya, handpone nya bergetar kencang, terdapat notif di atas hp nya. Notif yang tiba tiba muncul. Seketika ia langsung meranjakan badan nya untuk mengambil posisi duduk, berjalan Langkah demi Langkah untuk duduk di sebuah kursi yang dekat dengan meja belajarnya.


”Apa dah nih orang, malem gini baru nge chatt. Duh gue mau tidur padahal.” “Kalau bukan tentang tuh orang, dah tidur nih gue, bodo amat sama notif aya” Ketika Azhaf membuka hp nya Kembali, ia melihat notif yang seketika membuat dia bangun lagi. Notif WA, yang bernamakan “Ayaa”. Walaupun ia ingin tifur, karna adanya nama Zikra di situ, Azhaf pun langsung terbangun lagi, dengan mata yang seketika Kembali segar. Walaupun aga nyusahin notif nya, tapi bisa membuat Azhaf senyum-senyum sendiri, hehe.


Melihat username instagram Zikra di depan matanya, Azhaf penuh memikirkan bagaimana dia memualai memainkan jari jemari nya, untuk mengetik suatu hal yang bisa membuat ia berdua mengobrolkan nya di satu topik malam itu. Tetapi laurutnya malam memanggilnya, teriknya rembulan yang sudah di depan kaca, Azhaf. Mata aktif nya mulai sayup sayup menutup matanya berkali kali tetapi belum bisa membuat nya tidur. Hari ini memungkinkan hari yang melelahkan untuknya, bermula waktu hari dari Azhaf di sekolah untuk memulai harinya, hingga petang ia berlatih untuk masa depannya. Hingga akhir hari untuk memimpikan hal indah,di malam hari yang akan menjadi bunga tidurnya yang nyenyak. Azhaf beranjak dari tempat duduk belajarnya, mengarahkan kaki, langkah demi langkah ke arah yang ia tujui. Yaitu kasurnya yang tercinta, tempat ternyaman, untuk membaringi seluruh badannya dan mengistirahatkan seluruh jiwa yang ia lalui di hari itu. Menutup mata hingga mentari datang melirik ke arah Azhaf. Saat Azhaf membaringkan tubuhnya, ia memandang sebuah buku, yang baru saja ia beli 2 hari lalu. Bertuliskan judul MALIOBORO AT MIDNIGHT.


Azhaf hanya menghiraukan buku itu, karna ia kira buku itu akan membuatnya bosan untuk di baca, hanya ada beberapa paragraft yang ia baca, sebentar lalu Azhaf bosan. Mungkin ia berfikir seperti itu, “Ngapa gua beli tu buku yah” kalimat yang tiba tiba hadir ketika melihat ke arah buku itu. “Apa gue tertarik sama covernya doang ??” Kata perkata yang hadir seketika di benang kepala Azhaf itu membuat ia malas memikirkan nya lagi. Sekarang adalah waktunya untuk ia tidur mengistirahatkan semua yang ada di tubuhnya. Azhaf meraih sebuah saklar untuk mematikan lampu ruangan nya, dan mulai menyalakan lampu tidur nya. Matanya mulai tertutup hingga esok hari mendatang. Mentari mulai bangkit dari tempatnya beristirahat, embun pagi yang berlinang di atas dedaunan, di sertai dengan hujan rintik rintik yang terlihat di arah jendela samping tempat tidurnya. Membuat Azhaf berfikir bahwa bulan ini memulai musim hujan, tetapi hanya rintik rintik saja, belum tentu besok hujan lagi. Lalu Lalang kendaraan di depan rumahnya mulai muncul satu demi satu. Ada


tetangganya yang ingin berangkat kerja, ada juga tetangganya yang sudah mulai menyiapkan barang dagangannya untuk berkeliling berjualan. Ketika matahari mulai melirik kearah Azhaf membuat ia terbangun dari tidur lelapnya di malam hari. Sekarang waktunya untuk memulai chapter baru di dalam hidupnya. “Hei, bangun semuanya. De, ka bangun dah pagi, nanti kesiangan loh” Teriak suara perempuan paruh baya yang terdengar dari arah lantai bawah, seorang perempuan yang bisa membuatnya semangat untuk mengawali hari hari, yang mungkin akan melelahkan untuknya. Sebelum berangkat ke sekolah, Azhaf menyiapkan buku mapel yang akan di pelajari pada hari ini. Setelah selesai merapihkan ia mengambil sebuah roti panggang yang sudah di sajikan di atas meja makan, beraneka ragam rasa yang bunda buat untuk hari ini. Banyak nya rasa membuat Azhaf bingung “Bun ini banyak rasa banget, bingung ambil yang mana. Enak semua” Celetuk nya dengan wajah bercanda yang ia berikan kepada bundanya


“Alah alah, bilang aja mau makan banyak de.” Saut kaka Azhaf dengan wajah meledek sembari menepuk punggungnya. “Dah udah, de jangan dulu keluar, bawa jaket biasa engga ? Hujan di depan, sakit nanti” Cegah Bunda dengan membawa jaket putih di tangan kanan dan air botol yang di genggam untuk di berikan ke Azhaf. “Iya pake bun, makasih yah. Maxim ade dah di depan, duluan ya mah. Assalamualaikum” tanggap Azhaf kepada bundanya, dengan wajah terburu buru hingga kaki tak tau lagi ingin melangkah ke arah mana. Suara kenalpot motor yang ber ulang ulang kali keluar dari tempatnya, membuat ban berlaju ke arah yang di tuju, jalan demi jalan ia lewati untuk bersinggah di tempat duduk kelasnya. Jalan hari ini terasa lamaa untuk ditempuh, pohon yang rindang di sisi jalan, menari ke arah dua sisi, kanan maupun kiri. Di sambut oleh cuitan burung yang bersinggah di antara dahan pohon yang terlihat dari bawah jalan. Posisi motor Azhaf sudah ada di pusat kota, lalu lalang yang mulai ramai, banyak anak anak sekolah yang ia lihat dari atas motor. Tinggal beberapa meter lagi, untuk Azhaf sampai ke depan pintu gerbang sekolah nya. Perasaan gembira


dan senang tiba tiba muncuk seketika ketia ia sudah sampai di depan gerbang sekolah. “Zhaf, sini dulu bareng yang lain” Teriakan salah satu temannya yang duduk di arah depan sekolah yang menghadap gedung sekolahnya. Azhaf berlari sembari membawa totebag yang ia bawa di sampingkan di tangan kanan nya, hingga akhirnya sampai di sana ia duduk di tengah teman teman nya. Mengobrol, menghabiskan waktu hingga bel masuk sekolah di bunyikan. “Set dah itu baju rabu sendiri, di sini mah olahraga semua Zhaf, gaa ada yang pake batik rabu.” Celetuk seseorang yang duduk di sampingnya hingga menimbulkan suara tawaan teman teman nya di saat itu. “Yaudah sih bray, nih 9D emang pake olga, 9E jugaa pake baju olga. “ “Gua mah kemaren, 9F nih bos. Kaya di sendirin sih gua. Diem dah lu pada” Jawab Azhaf dengan muka cengegesan dengan roti yang ia makan dari tadi awal duduk di tangga masjid. Menurut Azhaf ini hal yang membuatnya bahagia di sekolah, mengobrol, berbincang tawa bersama teman


teman nya. Apa lagi ketika Membicarakan seorang yang mereka suka hingga yang Azhaf suka adalah moment ter epic yang mereka obrolkan terkadang di waktu tertentu. Tring tring tring!, Bunyi bel sekolah berdering ketika Azhaf mengigit roti terakhirnya. Azhaf dan teman teman nya beranjak dari tempat duduk nya di tangga masjid, berjabat tangan dan saling menepuk tangan dengan tangan untuk menutup perbincangan di pagi itu. Mereka semua mulai berjalan ke arah kelas nya masing masing, untuk memulai jam pelajaran pertama di hari rabu ini. Tangga demi tangga Azhaf lewati untuk bertemu dengan meja kelasnya. Azhaf berlari dengan kepanikan, karena bentarlagi guru mapelnnya masuk ke dalam kelasnya, apalagi yang memulai pembelajaran hari ini adalah Bahasa inggris, mau ga mau ketika telat Azhaf akan “Pis, telat tah ? dah bel baru masuk kelas” Tanya aya kepada Azhaf dengan berjabat tangan di depan pintu kaca kelas mereka. “Kagak, tadi ngobrol dulu co bareng yang lain di bawah” Jawab Azhaf dengan wajah datar sembari melangkahkan kaki melewati pintu kelasnya.


Azhaf mulai menaruh tas nya ke tempat dudiknya, bagian belakang dengan teman teman sebangku nya yang masih tidur di lantai bawah tempat duduk nya. Seketika Azhaf berteriak untuk membangunkan teman temannya, karena di sekolahnya ketika ingin memulai jam pelajaran pertama, mereka semua dari kelas 7,8 dan juga 9 haru berdiri di depan koridor kelasnya, berbaris dan menunggu guru mapel nya datang. Lantunan lagu INDONESIA RAYA, di nyanyikan di sambut oleh membaca al Quran sampai memulai pembelajaran pertama di hari itu. “yaa Zikra yah itu. Zikra bukan sih” Bisik Azhaf kepada aya dengan tangan yang bergemetar. “Habis tuh kenapaa kalau Zikra” Tanyanya, sembari memajukan telinganya ke arah Azhaf duduk, untungnya mereka berdua duduk di tempatyang berdekatan, Aya di sebelah kanan dan Azhaf di sebelah kiri. Azhaf pun mulai memikirkan skenarionya dengan Aya, mencari cara agar Azhaf bisa memulai perbincangan dengan Zikra. Seorang Perempuan yang baru saja sampai ke kelasnya, Seketika Azhaf tertarik perhatiannya dengan


perempuan yang terlihat berpenampilan soft girl, ia langsung berfikir bahwa orang yang ingin Azhaf ajak kenal adalah benar benar Perempuan yang damai dan kalem di mata orang banyak. Azhaf seketika kaget saat memandanginya, benar saja ternyata dialah Zikra alya rahma, seorang Perempuan yang ia pikirkan belakangan ini. Perempuan itu duduk dengan rapih di samping tembok yang ia senderkan tubuhnya di sana. Perempuan itu mulai mendengarkan perbincangan nya dengan temannya, tetapi hanya dialah yang hanya mendengarkan dan senyum ketika mengobrol dengan temanny. Ramai kerumunan Perempuan dari lain kelas yang melingkar untuk menyantap makan siang mereka bersama di kelas Azhaf. Ramainya kelas membuat Azhaf tidak bisa melihat lagi perempuan yang ingin ia lihat dari kejauhan, hingga akhirnya beberapa menit terakhir di jam sebelum bel berbunyi masuk, keramaian perempuan di kelasnya mulai mereda. Satu persatu mulai berjalan untuk ke kelas mereka masing masing, tetapi masih ada tersisa seseorang perempuan dan teman nya di sampingnya. Seketika saat kelas nya hening tidak ada pembicaraan lagi, Azhaf mulai memainkan scenario


untuk mengobrol dengan Zikra, ia baru saja mendapati rencana ini beberapa menit lalu. Di pikiran nya mungkin hal ini bisa membuat dirinya melontarkan kalimat kepada Zikra dan akan di balas oleh Zikra. Ia sangat cepat menjerumuskan hal yang mungkin saja orang lain akan gengsi terlebih dahulu untuk melakukannya, tetapi dia langsung melakukannya, di matanya kegagalan adalah hal ke dua, dan yang pertama adalah kepercayaan diri. Azhaf berjalan ke arah tempat duduknya yang mengarahkan ke kanan dan di sana adalah tempat makan siang yang tadi banyak sekali Perempuan yang makan di sana. Hanya tersisa Zikra di pojok tembok awal dia datang ke kelas Azhaf, belum ada pergerakan dari nya, entah itu berdiri maupun berjalan kearah lain untuk berpindah tempat. “ya, lo ajak ngobrol duluan nanti gue nyaut. Cepet ya ish cepet” Ucap Azhaf dengan suara kecil yang terburu buru karena, tubuhnya mulai melihatkan pergerakan salting, entah kenapa, padahal ini hanya hal biasa untuknya. Tetapi berbeda ketika ingin mengobrol dengan Zikra. “Iyaa sabar, sabarr setan !” Jawabnya dengan melihatkan wajah kesalnya, tetapi Aya tetap lakukan untuk Azhaf.


Ketika ingin memulai skenario itu, terdengar celetuk salah satu teman nya Zikra, ia bingun kapan datang nya dia di kelas Azhaf. Perempuan berteriak dengan suara yang lantang menyebut nama Azhaf, di waktu makan siang itu. Saat mendengar teriakan itu, Azhaf merasa bahwa ia mengenal suaranya. Azhaf menengok ke arah belakang dan dia melihat seorang perempuan yang berawakan tinggi, dia salah satu ketua Organisasi di angkatan 19 ini. Sering kali Azhaf bertemunya di depan kelas ataupun ketika rapat organisasi untuk merancang hal sesuatu. Nama perempuan itu adalah sifa, seorang ketua reginta, yang baru saja ia kenali ketika Azhaf menjadi seorang Ketua Osis di sekolahnya, mengenal tidak sengaja karena sebuah manusia harus mengenal nama seseorang agar ia kenal dengan nya. Tanpa adanya nama, apa boleh buat ?, kalau namanya saja belum tau, apalagi ingin berteman dengan orang itu, mungkin akan jadi imajinasi saja. “Fidz, ini gimana yah si Abim gaa pernah masuk pas pagi, gimana kalau di gantiin aja” Tanyaa seorang ketua organisasi Reginta tersebut ke arah Azhaf.


“Boleh, di ganti aja sih dia tuh ga pernah dateng kan, nyusahin aja emang” “Ganti yang ada aja sif, sekertaris mu atau siapa gitu.” Ketika Azhaf menjawabnya dengan kalimat tersebut, Azhaf langsung berfikir bahwa dengan dengar, katanya Zikra anak Reginta juga, ia berfikir ini bisa membuat ia memulai perbincangan juga dengan nya. Tanpa pikir panjang, Azhaf langsung menyeletuk ke arah Sifa dan Zikra yang ada di sampingnya. Mencairkan suasana yang hening tadi karna memikirkan, siapa yang cocok jadi penganti seorang Abim di MPLS ini. “Gimana kalau, kamu yang di samping Sifa, Zikra kan namanya. Kamu mau gantiin Abim ?” Celetuk Azhaf dengan wajah yang mulai memanas dan tangan yang ia selipkan di sakunya karena tangannya, mulai bergetar entah kemana arah tangan itu bergerak. Tetapi ketika Azhaf melontarkan kalimat itu, Zikra hanya membalasnya dengan senyuman dan sifa mulai menutup perbincangan mencari pengganti panitia MPLS.


Mereka semua mulai berbalik badan dan berjalan ke arah luar kelas Azhaf, melewati pintu dan berjalan di koridor. Walaupun Azhaf tidak di balas pembicaraannya, itu membuatnya pd untuk mengobrol lanjut dengan Zikra. Mungkin Skenario pertama memang gagal, tetapi plan B Azhaf yang tiba tibaa muncul di kepalanya, membuat ia gembira di hari itu. Setelah selesai semuanya, Azhaf berlari ke arah kelas teman nya. Ia berlari hingga tergesa gesa seperti di kejar hantu, padahal Azhaf hanya ingin menceritakan hal yang baru saja ia lewati tadi kepada Arul. Langkah demi langkah ia lewati dengan wajah gembira. Akhirnya Langkah Azhaf berhento Ketika ia sudah di depan pintu kelas temannya, ia langsung berteriak kencang hingga membuat banyak orang melihat ke arahnya. Seperti orang gila, tetapi memang seperti ini lah seseorang yang bernama Azhaf, ketika ia gembira, ia tidak akan melihat hal sekitar, maupun itu ramai ataupun kosong tidak ada orang. “ARULL!!” “Gelo ini mah, kenceng banget apasih zaf”


Jawabnya dengan wajah malu, hingga membuatnya berlari kebelakang karena malu dengan Azhaf yang meneriaki namanya sekencang itu Azhaf memulai perbincangan dengan wajah gembira yang ia tunjukan kepada teman nya, kata demi kata ia lontarkan untuk menceritakan hal yang baru saja Azhaf lalui. Dengan wajah gembira, suara yang lantang ia lakukan di depan Arul. Menceritakan dari awal Azhaf yang sedang melihat Zikra di dalam kelasnya, duduk di sebelah tembok yang di sandari oleh punggung seorang perempuan itu, hingga Azhaf mengobrol dengan temannya menyautkan nama Zikra di dalam dialog kalimat makan siang tadi. Samapai terakhir kali melihat Zikra beranjak ke arah pintu kaca kelasnya. Berjalan melewati pintu untuk bersinggah ke kelas Zikra. Perbincangan terhenti ketika suara bel masuk mulai terdengar di telinga Azhaf dan arul. Azhaf beranjak dari kursi seseorang yang ia tidak kenali di kelas Arul, dengan wajah tengilnya yang tidak meminjam kursinya terlebih dahulu kepada pemilik kursi tersebut. Sebelum Azhaf menajalankan langkah kakinya ke arah kelas nya, ia bertepukan tangan dengan Arul, memakai punggung tangan mereka selayaknya seseorang yang ingin berpamitan di masa kini. Dengan


wajah nya yang masih setengah salting, Azhaf hanya berjalan ke arah depan hingga melewati kelas demi kelas, dan bertuju ke satu arah yaitu kelasnya. Saat ia baru saja melangkah ke arah depan kelas nya, ia bertemu dengan guru kedispilinan perempuan di sekolahnya. Guru itu hanya diam di depan muka Azhaf, dengan tatapan tajam melihat ke arah baju Azhaf yang berantakan terbuka tidak masuk ke dalam celana nya. "Ketua osis, yaa allah. Ini ketua osis ngeluarin baju ?" Cibirnya dengan wajah kesal yang guru itu tunjukan kepadanya, guru kedisplinan itu tetap berdiri di depan Azhaf hingga Azhaf sadar bahwa bajunya tidak rapih di siang itu. "Atuh ibu maaf ya, lupaa aku masukin baju. Ini masukin nih yaa oke, maap ya bu" Jawab Azhaf dengan wajah panik yang tiba tiba muncul di dalam dirinya. Padahal Azhaf mengira bahwa dia tidak akan ketauan guru, apalagi sampai ketemu guru kedisplinan. Mau gimanapun Azhaf adalah ketua Osis yang seharusnya mencontohkan yang baik kepada Siswa


Siswi sekolahnya. Setelah hal tadi sudah lewat, Azhaf mulai berlari cepat untuk sampai ke kelasnya. Azhaf adalah seseorang yang terkadang suka berjalan jalan ketika jam pelajaran, tidak tau adanya arah, dia akan menaiki tangga dan beruturun tangga lagi di waktu jam Pelajaran itu. Tetapi Azhaf tidak mau ketika waktu istirahat selesai, guru mapel nya datang duluan sebelum ia duduk di tempat duduk kelasnya. Menurut dirinya dating setelah guru mapel duluan yang ke kelas Azhaf itu termasuk hal yang tidak sopan dan tidak menghargai seorang guru di mata Azhaf. Dengan jantungnya yang masih berdetak kencang dan wajah nya yang tergesa gesa, akhirnya Azhaf sampai ke kelasnya, ia mulai berjalan santay sembari sesekali mengambil nafas dalam dalam untuk menormalkan detak jantungnya lagi seperti biasa. Saat Azhaf duduk, ia menoleh ke arah samping, terlihat Aya di sampingnya yang sedang tidur di atas sebuah boneka udang. Melihat Aya tertidur lelap seperti itu, jiwa jail Azhaf pun mulai meronta ronta. Seketika Azhaf mulai berdiri lagi untuk mengarahkan kakinya ke depan meja Aya. Saat ia sudah siap ingin menjaili Aya, diapun mulai mengangkat tangan nya kearah depan meja Aya.


"1" "2" "3" JDARRRR !! Suara meja yang Azhaf pukul memakai tangan, di depan muka Aya, membuatnya terbangun di tidur lelapnya. Walaupun ia kaget seperti itu, Aya tidak marah kepada Azhaf, ia hanya memukul Azhaf dengan tawaan yang membuat Azhaf tertawa sekencang kencanya saat itu. "ya, tadi gue dah depan depanan sama Zikra, lucu tau dia tuh. Ish lucu pen kenalan aku tuh sama dia" Ucap Azhaf di siang hari itu, dengan suara kelas yang sunyi saat itu, hanya ada suara bisik Azhaf dengan Aya yang masih memosisikan dirinya di atas boneka yang ia peluk. "Dm aja sih pas pulang, siapa tau di jawab” Sautnya dengan suara kecil khas seseorang yang baru saja bangun tidur.


Click to View FlipBook Version