The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arief.dwisantoso, 2021-05-10 22:00:38

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

PERKEMBANGAN 29
INFLASI DAERAH

2.1. GAMBARAN UMUM APBD 2019 pendapatan dari anggaran perimbangan hanya meningkat LAPORAN
sebesar 3,82%. Peningkatan anggaran dana perimbangan PEREKONOMIAN
Anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) bersumber dari penambahan dana alokasi khusus sebesar PROVINSI JAWA TENGAH
Provinsi jawa Tengah pada tahun 2020 meningkat. 5,71% dari pemerintah pusat dibandingkan tahun 2019,
Penigkatan terjadi pada anggaran pendapatan yang menjadi Rp7,6 Triliun.
meningkat sebesar 7,44% dan peningkatan anggaran
belanja sebesar 4,90% dibandingkan dengan tahun 2019. Belanja daerah dianggarkan meningkat 4,90% menjadi
Peningkatan anggaran pendapatan utamanya bersumber sebesar Rp29,1 triliun pada tahun 2020. Peningkatan
dari peningkatan anggaran pendapatan asli daerah sebesar anggaran belanja daerah tersebut tidak berbeda signifikan
10,38% dibandingkan tahun lalu. Komponen yang dibandingkan dengan peningkatan anggaran belanja pada
mengalami peningkatan yang signifikan adalah target tahun 2019 lalu sebesar 4,20%. Peningkatan alokasi
penerimaan pajak daerah sebesar 12,01%. Seiring dengan anggaran hanya terjadi pada jenis belanja tidak langsung
upaya Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) Jawa sebesar 10,18%. Sementara anggaran jenis belanja tidak
Tengah untuk menggenjot penerimaan PAD antara lain langsung justru mengalami penurunan sebesar 7,73% yang
melalui: (1) optimalisasi pemungutan pajak saat ini melalui bersumber dari penurunan alokasi belanja barang dan jasa (-
pemanfaatan teknologi (monitoring online penerimaan 7,11%) serta penurunan alokasi belanja modal yang cukup
pajak, perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan); (2) signifikan (-24,02%). Prioritas belanja APBD 2020 masih
peningkatan basis Wajib Pajak (WP) Pajak Kendaraan berfokus pada penanggulangan kemiskinan dan
Bermotor (PKB); (3) peningkatan pelayanan kepada WP pengembangan sektor pendidikan.
dengan 212 titik pelayanan pembayaran pajak. Badan
Pengelola Pendapatan Daerah (BPPD) juga melakukan 2.2. REALISASI APBD TRIWULAN I 2020
kerjasama dengan instansi terkait untuk peningkatan
penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak. Kemudian Realisasi anggaran pendapatan di Jawa Tengah tercatat
sebesar Rp4,3 triliun atau pencapaian terhadap
Tabel 2.1 Perbandingan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 anggaran sebesar 15,21%. Realisasi tersebut lebih rendah
dan Tahun 2020 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar
19,23%. Sementara itu, realisasi belanja daerah tercatat
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH (RP MILIAR) % Rp2,7 Triliun atau baru terealisasi sebesar 9,31% dari total
2019 2020 CHANGE belanja daerah pada tahun 2020. Realisasi pendapatan
tersebut tidak lebih baik daripada rata-rata realisasi
PENDAPATAN ASLI DAERAH 14,488 15,993 1,505 10.38 pendapatan daerah pada triwulan I selama 5 tahun terakhir
yang berada pada angka 20,95%. Begitupun dengan
PAJAK DAERAH 11,999 13,440 1,441 12.01 penyerapan realisasi belanja yang tidak lebih baik daripada
rata-rata realisasi belanja daerah pada triwulan I dalam 5
RETRIBUSI DAERAH 121 127 6 4.55 tahun terakhir yang mencapai 12,39%.

HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YG DIPISAHKAN 513 523 10 1.95

LAIN-LAIN PAD YG SAH 1,855 1,903 48 2.59

DANA PERIMBANGAN 11,766 12,215 449 3.82

DANA BAGI HSL PJK/BUKAN PJK 786 777 (9) -1.15

DANA ALOKASI UMUM 3,784 3,831 47 1.24

DANA ALOKASI DANA KHUSUS 7,196 7,607 411 5.71

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 86 93 7 8.14

HIBAH 23 24 1 4.35

DANA PENY. DAN OTONOMI KHUSUS --

DANA INSENTIF DAERAH 63 69 6 9.52

PENDAPATAN LAINNYA --

JUMLAH PENDAPATAN 26,340 28,301 1,961 7.44

KOMPONEN BELANJA DAERAH 19,575 21,567 1,992 10.18 Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi APBD Jawa Tengah 2020 (Rp Miliar)

BELANJA TIDAK LANGSUNG URAIAN APBD REALISASI %
2020
BELANJA PEGAWAI 6,069 5,703 (366) -6.03 TW I 2020 REALISASI

BELANJA HIBAH 5,352 5,915 563 10.52 PENDAPATAN 28,301 4,305 15.21%
2,894 18.10%
BELANJA BANTUAN SOSIAL 45 48 3 6.67 PAD 15,993 1,411 11.55%

BLNJ BAGI HASIL KPD KAB/KOTA 5,490 5683 193 3.52 DANA PERIMBANGAN 12,215 - 0.00%
2,710 9.31%
BLNJ BANT.KEU. KPD KAB/KOTA 2,596 2230 (366) -14.10 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA 93 1,642 7.61%
1,068 14.16%
BELANJA TDK TERDUGA 23 1,988 1,965 8,543 BELANJA 29,110 1,595

BELANJA LANGSUNG 8,175 7,543 (632) -7.73 BELANJA TIDAK LANGSUNG 21,567

BELANJA PEGAWAI 798 1,093 295 36.97 BELANJA LANGSUNG 7,543

BELANJA BARANG DAN JASA 4,996 4,641 (355) -7.11 SURPLUS/DEFISIT (810)

BELANJA MODAL 2,381 1,809 (572) -24.02 Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, diolah

JUMLAH BELANJA 27,750 29,110 1,360 4.90

30 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN 35.000 RP MILIAR 28.301 27.750 29.110 6.000 RP MILIAR
PEREKONOMIAN 30.000 26.340 5.000 5.064
PROVINSI JAWA TENGAH 25.000 4.000
20.000 3.000 4.305
15.000 2.000
10.000 1.000 2.830 2.710

5.000 - 2.234
-
1.595
(5.000)
(1.410) (810)
PENDAPATAN BELANJA SURPLUS (DEFISIT) PENDAPATAN BELANJA SURPLUS

T.A. 2019p T.A. 2020 TW I 2019 TW I 2020

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah

Grafik 2.1 APBD Provinsi Jawa Tengah T.A. 2019 dan T.A. 2020 Grafik 2.2 Realisasi APBD Provinsi Jawa Tengah Triwulan I 2019 dan
Triwulan I 2020

7 RP TRILIUN I 2019 I 2020 5 RP TRILIUN I 2019 I 2020
6 4
5 4
4 3
3 3
2 2
1 2
0 1
1
I 2018 0

I 2018

PENDAPATAN ASLI DAERAH DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah

Grafik 2.3 Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I (2018-2020) Grafik 2.4 Realisasi Belanja Daerah Triwulan I (2018-2020)

Penurunan realisasi pendapatan disebabkan oleh Realisasi dana pendapatan asli daerah pada triwulan
menurunnya realisasi dana perimbangan dari pemerintah laporan sebesar 18,10% dari anggaran pendapatan
pusat yang hingga triwulan I baru terealisasi sebesar 11,55% daerah. Berdasarkan komponen, realisasi Pendapatan Asli
dari total anggaran. Realisasi tersebut lebih rendah Daerah (PAD) terutama berasal dari pajak daerah, retribusi
dibandingkan rata-rata realisasi dana perimbangan pada daerah, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada
triwulan I selama lima tahun terakhir yang mencapai 24,66%. triwulan laporan realisasi pajak daerah sebesar 17,28%,
Sementara itu, menurunnya realisasi belanja bersumber dari dimana pencapaian ini lebih rendah dibandingkan perriode
penurunan realisasi belanja tidak langsung. Realisasi belanja yang sama di tahun lalu mencapai 20,28%. Menurunnya
tidak langsung pada triwulan I 2020 baru mencapai 7,61%, realisasi pendapatan pajak daerah ditengarai karena
jauh lebih rendah dari rata-rata realisasi belanja tidak pembatasan aktivitas ekonomi sebagai langkah penanggulan
langsung pada triwulan I selama lima tahun terakhir yang penyebaran COVID-19. Hal ini sejalan dengan relaksasi aturan
mencapai 13,17%. perpajakan di tingkat nasional melalui pengurangan tarif
pajak badan dan penghapusan sanksi administratif
2.2.1. Realisasi Pendapatan Triwulan I 2020 keterlambatan pelaporan SPT yang kemudian di tingkat
daerah juga melakukan hal surupa dengan melakukan
Realisasi pendapatan Provinsi Jawa Tengah pada relaksasi terhadap pembayaran bea balik nama kendaraan
triwulan I 2020 adalah Rp4,30 Triliun atau secara dan denda tunggakan pembayaran pajak kendaraan. Namun
persentase baru terealisasi sebesar 15,21% dari target. demikian, realisasi retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah
Persentase ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama mengalami perbaikan dibandingkan periode yang sama pada
di tahun lalu yang mencapai 19,23%. Realisasi pendapatan tahun sebelumnya. Tercatat realisasi retribusi daerah sebesar
utamanya bersumber dari komponen Pendapatan Asli Daerah 23,72% lebih baik daripada realisasi pada periode yang sama
dengan porsi sebesar 67,22% dari total pendapatan. Sisanya di tahun lalu yang hanya sebesar 20,66%. Begitupun dengan
sebesar 32,78% merupakan komponen pendapatan dana realisasi lain-lain PAD yang sah juga mengalami peningkatan
perimbangan.

PERKEMBANGAN 31
INFLASI DAERAH

I 50,38 49,01 0,61 LAPORAN
2019 PEREKONOMIAN
% % % PROVINSI JAWA TENGAH

67,22% I 67,22 32,78 0,00
32,78% 2020
0,00% % % %

PAD PAD DANA LAIN-LAIN
DANA PERIMBANGAN PERIMBANGAN PENDAPATAN YANG SAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, diolah
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah
Grafik 2.6 Perbandingan Pos Pendapatan Daerah Triwulan I 2019
Grafik 2.5 Kontribusi Pos Pendapatan Daerah Triwulan I 2020 dan Triwulan I 2020

realisasi dari 5,01% pada triwulan I tahun 2019 menjadi pajak/bukan pajak tercatat hanya sebesar 18,56%, lebih
28,48% pada triwulan I tahun 2020. Meskipun demikian, rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
peningkatan dua komponen ini tidak dapat membuat realisasi lalu yang mencapai 20,74%. Tidah kanya itu, realisasi dana
PAD jauh lebih tinggi karena porsi anggaran pendapatan dari alokasi umum juga mengalami penurunan dibandingkan
pajak merupakan yang terbesar, yaitu 80,2% dari total tahun lalu. Penurunan realisasi dana perimbangan dari
anggaran PAD. pemerintah pusat ini merupakan akibat dari rasionalisasi dan
refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah melalui
Selanjutnya, realisasi Dana Perimbangan menurun kementerian keuangan. Langkah ini diambil untuk
hampir separuh dari tahun lalu. Realisasi dana penanganaan penyebaran COVID-19 dan dampak ekonomi
perimbangan pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 11,55%. yang ditimbulkannya.
Realisasi tersebut ljauh lebih rendah dibandingkan dengan
realisasi dana perimbangan pada periode yang sama di tahun 2.2.2. Realisasi Belanja Triwulan I 2020
lalu yang mencapai 21,09%. Menurunnya realisasi dana
perimbangan paling utama disebabkan oleh turunnya Realisasi belanja Provinsi Jawa Tengah pada triwulan I
realisasi dana alokasi khusus dengan signifikan. Realisasi dana 2020 tercatat sebesar Rp2,71 triliun atau 9,31% dari
alokasi khusus pada triwulan I 2020 tercatat hanya 0,07%, pagu anggaran belanja tahun 2020. Realisasi ini tidak lebih
angka ini jauh di bawah realisasi realisasi pada triwulan I tahun baik jika dibandingkan dengan realisasi pada triwulan I 2019
2019 yang mencpai 14,69%. Sejalan dengan itu, realisasi sebesar 10,20%. Postur realisasi belanja masih didominasi
dana bagi hasil pajak / bukan pajak juga mengalami oleh belanja tidak langsung dengan kontribusi sebesar
penurunan pada triwulan I 2020. Realisasi dana bagi hasil 60,59% dari total belanja. Namun demikian realisasi belanja
tidak langsung pada periode laporan tidak lebih baik

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Triwulan I - 2019 dan Triwulan I - 2020 Tabel 2.4 Realisasi Belanja Triwulan I 2019 dan Triwulan I 2020

KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH TW I 2019 TW I 2020 KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH TW I 2019 TW I 2020

PENDAPATAN 19.23% 15.21% BELANJA TIDAK LANGSUNG 11.56% 7.61%
PENDAPATAN ASLI DAERAH 17.61% 18.10% BELANJA PEGAWAI 16.15% 17.36%
PAJAK DAERAH 20.28% 17.28% BELANJA HIBAH 17.43%
RETRIBUSI DAERAH 20.66% 23.72% BELANJA BANTUAN SOSIAL 0.03%
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YG DIPISAHKAN BLNJ BAGI HASIL KPD KAB/KOTA 0.00% 0.00%
LAIN-LAIN PAD YG SAH 0.00% 0.00% BLNJ BANT.KEU. KPD KAB/KOTA 6.23% 11.33%
DANA PERIMBANGAN 5.01% 28.48% BELANJA TDK TERDUGA 0.27% 0.27%
DANA BAGI HSL PJK/BUKAN PJK 21.09% 11.55% BELANJA LANGSUNG 0.00% 0.00%
DANA ALOKASI UMUM 20.74% 18.66% BELANJA PEGAWAI 6.95% 14.16%
DANA ALOKASI DANA KHUSUS 33.35% 32.92% BELANJA BARANG DAN JASA 5.01% 15.46%
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 14.69% BELANJA MODAL 10.35% 16.12%
HIBAH 36.05% 0.07% JUMLAH BELANJA 0.46% 8.35%
DANA PENY. DAN OTONOMI KHUSUS 0.00% 0.00% Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, diolah 10.20% 9.31%
DANA INSENTIF DAERAH 0.00%
PENDAPATAN LAINNYA 49.21%
Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, diolah 0.00%

32 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN I 79,93 20,07
PEREKONOMIAN 2019
PROVINSI JAWA TENGAH % %

60,59% I 60,59 39,41
39,41% 2020
% %
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jawa Tengah Sumber: Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 2.7 Kontribusi Pos Belanja Daerah Triwulan I 2020 Grafik 2.8 Perbandingan Pos Belanja Daerah Triwulan I 2019 dan
Triwulan I 2020
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Realisasi balanja tidak langsung hanya 7,61%, lebih rendah Sementara itu, realisasi belanja langsung lebih baik
daripada tahun lalu yang mencapai 11,56%. Sumber dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
menurunnya penyerapan belanja tidak langsung adalah lalu. Tercatat realisasi belanja langung mencapai 14,16% dari
penurunan belanja hibah yang cukup signifikan pada triwulan total anggaran atau sebesar Rp1,06 triliun. Realisasi tersebut
I 2020. Realisasi belanja hibah pada triwulan laporan hanya lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada
terealisasi sebesar 0,03%, jauh di bawah realisasi pada tahun tahun lalu yang hanya sebesar 6,95%. Seluruh komponen
lalu yang mencapai 17,43%. Penurunan belanja hibah ini belanja langsung menunjukkan peningkatan realisasi.
ditengarai merupakan upaya pemerintah daerah melakukan Peningkatan terbesar terjadi pada belanja pegawai sebesar
realokasi anggaran untuk penanganan COVID-19 yang 15,46% dan belanja modal sebesar 8,35%. Peningkatan
nantinya akan dialokasikan untuk bantuan sosial sebagai belanja pegawai dan belanja modal ini ditengarai karena
jaring pengaman ekonomi. percepatan realisasi proyek yang sudah proses tendernya
sudah direalisasikan pada akhir tahun lalu.

BAB

III

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan Inflasi tahunan Provinsi Jawa Tengah pada triwulan I 2020
meningkat dibandingkan triwulan IV 2019.

Berdasarkan disagregasi kelompok, peningkatan inflasi tahunan Jawa Tengah paling
utama berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Tekanan inflasi pada
Kelompok tersebut meningkat disebabkan oleh peningkatan harga pada komoditas bahan
pangan utama.
Sejalan dengan itu, tekanan inflasi juga bersumber dari kelompok barang dan jasa
penyediaan makanan dan minuman serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.



PERKEMBANGAN 35
INFLASI DAERAH

3.1. INFLASI SECARA UMUM tertinggi kedua di kawasan Jawa pada triwulan laporan, LAPORAN
setelah Provinsi Jawa Barat. PEREKONOMIAN
Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada triwulan I 2020 tercatat PROVINSI JAWA TENGAH
sebesar 3,25% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan di
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,93% (yoy). Lebih lanjut, Jawa Tengah pada triwulan I 2020 menunjukkan intensitas
capaian inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan penurunan tekanan harga pada bulan Maret 2020. Hal ini
triwulan I pada tahun 2019 sebesar 1,74% (yoy). Sesuai dialami oleh seluruh Provinsi di Jawa, kecuali Provinsi DKI
dengan pola historis, secara triwulanan Jawa Tengah Jakarta yang mengindikasikan peningkatan harga.
mengalami inflasi sebesar 0,55% (qtq), lebih rendah Penurunan tekanan harga tersebut bersumber dari
dibandingkan triwulan IV 2019 yang mencatatkan inflasi terkendalinya harga bahan makanan utama dan harga
sebesar 0,72% (qtq). komoditas pada inflasi inti.

Realisasi inflasi tersebut, membuat laju inflasi tahunan Jawa Demikian pula dengan tekanan inflasi triwulanan Jawa
Tengah pada triwulan laporan tidak lebih baik dibanding Tengah yang menunjukkan penurunan tekanan harga pada
dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,96% (yoy). triwulan laporan. Penurunan tekanan harga utamanya
Namun demikian, inflasi Jawa Tengah masih lebih baik disumbangkan oleh kelompok pendidikan, kelompok
dibandingkan inflasi kawasan Jawa yang berada pada angaka transportasi, dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan
3,28% (yoy). Peningkatan inflasi tahunan Jawa Tengah pemeliharaan rutin rumah tangga. Penurunan tekanan harga
tersebut juga sejalan dengan tren peningkatan tekanan harga triwulanan kelompok pendidikan bersumber dari penurunan
yang berlangsung di kawasan Jawa, dimana seluruh provinsi biaya pendidikan sekolah menengah atas. Kemudian
di kawasan Jawa mencatatkan peningkatan inflasi tahunan penurunan tekanan harga triwulanan kelompok transportasi
pada triwulan laporan. Dengan perkembangan tersebut,
Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah dengan realisasi inflasi

8% 6 %YOY
7
6 5
5
4 4
3
2 3
1
0 2
-1
-2 1

I II III IV I II III IV I II III IV I 0
2017 2018 2019 2020 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2019 2020

JATENG INDONESIA JATENG (QTQ) INDONESIA (QTQ) JAWA BARAT BANTEN JAWA TENGAH JAWA TIMUR

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Jawa Tengah dan Nasional Grafik 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi di Kawasan Jawa

4,50 %,YOY 0,60 %,MTM
4,00
3,50 0,50
3,00
2,50 0,40
2,00
1,50 0,30
1,00
0,50 0,20
0,00
0,10

0,00

-0,10

I 2018 I 2019 I 2020 JAN 2020 FEB 2020 MAR 2020
JABAR JATENG DIY JATIM DKI JAWA JATENG DIY JATIM DKI
BANTEN JABAR BANTEN
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi di Jawa Grafik 3.4 Inflasi Bulanan Provinsi di Jawa

36 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN Tabel 3.1 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH JANUARI FEBRUARI MARET
KOMODITAS
ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
CABAI MERAH
MINYAK GORENG 0.170% BAWANG PUTIH 0.130% GULA PASIR 0.040%
CABAI RAWIT 0.060% CABAI MERAH 0.060% TELUR AYAM RAS 0.030%
BAWANG PUTIH 0.030%
MOBIL 0.050% BERAS 0.030% PEMELIHARAAN / SERVICE 0.020%
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 0.040% DAGING AYAM RAS 0.030% BAWANG MERAH 0.020%
0.040% ANGKUTAN UDARA 0.030% JERUK
JANUARI ANDIL (%)
KOMODITAS Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Deflasi Bulanan
-0.150%
SEKOLAH MENENGAH ATAS FEBRUARI MARET -0.030%
BENSIN -0.020%
TELUR AYAM RAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS -0.020%
ANGKUTAN UDARA -0.010%
DAGING AYAM RAS -0.230% BENSIN -0.040% CABAI MERAH
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah
-0.100% CABAI RAWIT -0.010% CABAI RAWIT

-0.040% CUMI CUMI -0.010% MINYAK GORENG

-0.030% UDANG BASAH -0.010% BAWANG PUTIH

-0.030% BROKOLI -0.010% KENTANG

bersumber dari penurunan tarif kendaraan roda empat Peningkatan tekanan harga tertinggi terjadi di Kota Tegal
online, tarif kereta api, dan penuruna harga bahan bakar yang mencatatkan peningkatan laju inflasi dari sebesar
minyak. Penurunan tarif moda transportasi disebabkan oleh 2,63% (yoy) pada triwulan IV 2019, menjadi sebesar 3,53%
faktor penurunan permintaan seiring dengan mulai (yoy) pada triwulan laporan. Secara keseluruhan,
dibatasinya aktivitas masyarakat di luar rumah sebagai perkembangan inflasi tahunan pada seluruh kota pantauan di
langkah pencegahan penyebaran COVID-19 sejak Jawa Tengah sejalan dengan tren peningkatan di kawasan
pertengahan Maret 2020. Jawa.

Sementara itu, peningkatan inflasi tahunan di Jawa Tengah 3.2. INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK
pada triwulan laporan berlangsung pada seluruh kota
pantauan di Jawa Tengah dengan intensitas yang bervariasi. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi
kontributor utama pendorong laju inflasi tahunan Jawa
Tabel 3.3. Inflasi Tahunan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tengah pada triwulan I 2020. Peningkatan laju inflasi
tahunan utamanya juga dicatatkan oleh kelompok
NO. KOTA INFLASI I 2019 INFLASI IV 2019 INFLASI I 2020 perawatan pribadi dan jasa lainnya serta Kelompok
penyediaan makan dan minum. Sementara kelompok
(%,YOY) (%,YOY) (%,YOY) pendidikan, kelompok transportasi, dan kelompok
perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga
1. CILACAP 1.25 1.66 2.15 mengalami perlambatan laju inflasi. Perlambatan laju Inflasi
2.05 2.81
2. PURWOKERTO 1.71 2.39 2.66
2.13 2.24
3. KUDUS 1.55 3.41 3.64
2.63 3.53
4. SURAKARTA 1.86

5. SEMARANG 1.79

6. TEGAL 1.76

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) 2019 2020
I II III IV I
UMUM
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 1.74 2.03 2.96 2.93 3.25
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 0.88 2.10 3.20 3.98 6.82
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 2.31 2.02 2.16 1.93 1.83
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 1.03 0.90 3.47 3.24 3.09
KESEHATAN 4.53 4.35 4.07 4.00 2.22
TRANSPORTASI 1.66 2.51 2.54 2.67 2.61
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 3.00 2.51 2.27 1.45 1.00
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 0.29 0.61 0.44 0.24 0.07
PENDIDIKAN 1.66 1.70 1.71 1.90 1.50
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 1.78 1.72 3.22 3.33 -0.71
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 1.98 2.47 2.46 2.40 2.70
2.98 3.23 4.77 4.02 5.15

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

PERKEMBANGAN 37
INFLASI DAERAH

paling tinggi bersumber dari kelompok pendidikan yang pada Tingginya peningkatan laju inflasi sub-kelompok LAPORAN
triwulan laporan mengalami deflasi. Namun demikian makanan didorong oleh peningkatan harga pada PEREKONOMIAN
perlambatan laju inflasi yang terjadi pada enam dari sebelas komoditas bahan pangan utama. Beberapa komoditas PROVINSI JAWA TENGAH
kelompok komoditas tidak dapat menahan laju inflasi yang mengalami peningkatan harga secara tahunan, antara
tahunan Jawa Tengah, karena bobot konsumsi kelompok lain: cabai merah, cabai hijau, cabai rawit, dan jeruk.
makanan, minuman, dan tembakau merupakan yang Komoditas cabai merah merupakan komoditas yang
terbesar di dalam basket komoditas IHK, yaitu 24,75%. mengalami peningkatan harga tahunan yang sangat
signifikan, tercatat peningkatan harga pada komoditas ini
3.2.1. Kelompok Makanan, Minuman, dan mencapai 128,29% (yoy). Faktor yang menyebabkan
Tembakau meningkatnya harga aneka cabai adalah tingginya curah
hujan berakibat pada timbulnya penyakit pada tanaman
Peningkatan laju inflasi kelompok makanan, minuman, cabai, sehingga beberapa daerah sentra penghasil
dan tembakau menjadi salah satu faktor pendorong mengalami penurunan hasil panen, sehingga pasokan cabai
laju inflasi tahunan Jawa Tengah. Inflasi kelompok ini merah di pasar menurun. Sementara itu, peningkatan harga
pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 6,82% (yoy), jeruk juga disebabkan menurunnya pasokan seiring dengan
mengalami peningkatan signifikan dibandingkan triwulan terhambatnya aliran masuk jeruk impor pasca penerapan
sebelumnya yang sebesar 3,98% (yoy). Sepanjang bulan lockdown di Tiongkok.
Januari-Maret 2020, peningkatan indeks harga triwulanan
kelompok ini tercatat cukup tinggi, yaitu sebesar 2,88% (qtq). Lebih lanjut peningkatan laju inflasi sub-kelompok
Angka triwulanan tersebut lebih tinggi dibanding tembakau didorong oleh peningkatan harga rokok.
perkembangan indeks harga pada triwulan yang sama pada Seluruh komoditas rokok mengalami peningkatan harga,
tahun 2019 yang hanya sebesar 0,14% (qtq). mulai dari rokok putih, rokok kretek filter, hingga rokok
kretek. Peningkatan tertinggi terjadi pada rokok putih yang
Peningkatan laju inflasi tahunan kelompok makanan, terindikasi pada tingkat inflasi tahunan sebesar 11,87% (yoy).
minuman, dan tembakau tersebut bersumber dari Meningkatnya harga rokok ini merupakan respon dari
peningkatan inflasi pada semua sub-kelompok. Sub- produsen rokok yang meningkatkan harga seiring dengan
kelompok makanan memiliki peningkatan laju inflasi kebijakan pemerintah meningkatkan cukai rokok hingga
tertinggi, meningkat dari 3,97% (yoy) pada triwulan 35% pada awal tahun ini.
sebelumnya menjadi 7,04% (yoy) pada triwulan laporan.
Seiring dengan itu peningkatan juga terjadi pada sub- 3.2.2. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas,
kelompok tembakau dan minuman tidak beralkohol, masing- dan Bahan Bakar lainnya
masing mengalami peningkatan laju inflasi sebesar 2,78%
(yoy) dan 0,78% (yoy). Laju inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar lainnya melambat pada triwulan laporan.
1,80 %, ANDIL YOY II III IV I Seluruh sub-kelompok pada kelompok komoditas ini
1,60 2019 TEMBAKAU 2020 mengalami perlambatan laju inflasi, kecuali sub-kelompok
1,40 penyediaan air dan layanan perumahan lainnya. Peningkatan
1,20 MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL laju inflasi pada sub-kelompok tersebut bersumber dari
1,00 kenaikan tarif air minum PAM yang tercermin pada tingkat
0,80 inflasi tahunan ada komoditas tersebut sebesar 29,21% (yoy).
0,60 Kenaikan tarif air minum PAM tersebut seiring dengan
0,40 penyesuaian tarif oleh perusahaan daerah air minum di Jawa
0,20 Tengah.
0,00

I

MAKANAN

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Makanan,
Minuman, dan Tembakau

38 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN 0,80 %, ANDIL YOY 0,50 %, ANDIL YOY
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 0,60 0,40

0,40 0,30

0,20 0,20

0,00 0,10

-0,20 0,00

I II III IV I I II III IV I
2019 2020
2019 2020
SEWA DAN KONTRAK RUMAH PENYEDIAAN AIR DAN LAYANAN PERUMAHAN LAINNYA PEMBELIAN KENDARAAN JASA ANGKUTAN PENUMPANG
PENGOPERASIAN PERALATAN TRANSPORTASI PRIBADI JASA PENGIRIMAN BARANG
PEMELIHARAAN, PERBAIKAN, DAN KEAMANAN LISTRIK, GAS, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA
TEMPAT TINGGAL/PERUMAHAN

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok Grafik 3.7 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Lainnya Transportasi

Sementara itu, perlambatan laju inflasi paling besar perlambatan laju inflasi pada tarif angkutan udara yang pada
terjadi pada sub-kelompok listrik, gas, dan bahan bakar triwulan laporan mencatatkan deflasi sebesar 10,16% (yoy)
lainnya. Melambatnya laju inflasi utamanya bersumber dari akibat insentif yang diberikan pemerintah pada operator
perlambatan peningkatan harga bahan bakar rumah tangga. penerbangan dalam bentuk diskon tiket sebelum
Tingkat inflasi komoditas bahan bakar rumah tangga pada ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi global dan
triwulan laporan tercatat sebesar 0,14% (yoy), melambat penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di berbagai
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,33% wilayah di Indonesia.
(yoy). Melambatnya inflasi bahan bakar rumah tangga
dipengaruhi oleh program diskon yang diberikan Pertamina 3.2.4. Kelompok Penyediaan Makananan dan
bagi masyarakat yang memesan gas LPG melalui call center Minuman
Pertamina
Laju inflasi kelompok penyediaan makanan dan
3.2.3. Kelompok Transportasi minuman meningkat pada triwulan laporan. Inflasi
tahunan pada kelompok ini tercatat sebesar 2,70% (yoy),
Kelompok komoditas Transportasi mengalami meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya
perlambatan laju inflasi pada triwulan I 2020. sebesar 2,40% (yoy). Meningkatnya laju inflasi pada
Melambatnya laju inflasi pada kelompok komoditas ini kelompok komoditas ini bersumber dari peningkatan laju
bersumber dari perlambatan laju inflasi seluruh sub- inflasi pada beberapa komoditas makanan, diantaranya:
kelompok, kecuali sub-kelompok pembelian kendaraan. pecel, bubur kacang hijau. Bubur, dan ayam bakar.
Inflasi tahunan sub-kelompok pembelian kendaraan tercatat Meningkatnya harga beberapa komoditas makanan tersebut
2,24% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya merupakan efek lanjutan dari peningkatan harga pada bahan
yang hanya sebesar 1,58% (yoy). Meningkatnya laju inflasi makanan utama.
pada sub-kelompok ini didorong oleh peningatan harga pada
komoditas mobil dan kendaraan sepeda motor seiring 0,30 %, ANDIL YOY
dengan penyesuaian harga yang dilakukan oleh ATPM yang
biasa dilakukan pada awal tahun. 0,25

Sementara itu perlambatan laju inflasi kelompok 0,20
transportasi utamanya bersumber dari melambatnya
tekanan inflasi pada sub-kelompok jasa angkutan 0,15
penumpang. Pada triwulan laporan inflasi tahunan sub-
kelompok jasa angkutan penumpang tercatat 1,38% (yoy), 0,10
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
5,22% (yoy). Perlambatan laju inflasi tersebut didorong oleh 0,05

0,00

-0,05

I II III IV I
2019 2020

JASA PELAYANAN MAKANAN DAN MINUMAN

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Penyediaan
makanan dan minuman

PERKEMBANGAN 39
INFLASI DAERAH

3.2.5. Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4,0 %,YOY 2,96 3,25 LAPORAN
3,5 PEREKONOMIAN
Laju inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa PROVINSI JAWA TENGAH
lainnya meningkat pada triwulan laporan. Tercatat inflasi 3,0
tahunan kelompok komoditas ini sebesar 5,15% (yoy), 2,81 2,66 2,24 3,64 3,53
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,5 PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL
4,02% (yoy). Meningkatnya laju inflasi tersebut bersumber
dari peningkatan laju inflasi sub-kelompok perawatan pribadi 2,0
lainnya. Inflasi sub-kelompok perawatan pribadi lainnya
sebesar 12,47% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan 1,5
sebelumnya yang tercatat hanya 7,94% (yoy). Peningkatan
laju inflasi pada sub-kelompok ini didorong oleh peningkatan 1,0
harga pada komditas emas perhiasan yang cukup signifikan.
Tercatat inflasi tahunan pada komoditas ini sebesar 23,66% 0,5
(yoy), menigkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang 2,15
hanya sebesar 14,65% (yoy). Peningkatan harga emas
perhiasan ini seiring dengan peningkatan harga emas global 0,0
yang terus mengalami kenaikan dari awal tahun. CILACAP

Sementara itu, laju inflasi pada sub-kelompok lainnya, INFLASI KOTA INFLASI JAWA TENGAH INFLASI NASIONAL
yaitu perawatan pribadi mengalami perlambatan laju
inflasi. Realisasi inflasi tahunan sub-kelompok komoditas ini Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah
sebesar 1,82% (yoy), melambat dibandingkan dengan
periode sebelumnya yang sebesar 2,28% (yoy). Grafik 3.10 Inflasi Tahunan Triwulan I 2020 pada Seluruh Kota
Pantauan di Jawa Tengah

terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,11% dari 2,13% (yoy)
menjadi 2,24% (yoy). Dari 6 kota pantauan inflasi, 4 kota
memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah daripada tingkat
inflai nasional dan Jawa Tengah. Sementara 2 kota lainnya
masih berada di atas tingkat inflasi nasional dan Jawa Tengah,
yaitu Kota Semarang dan Kota Tegal.

0,30 %, ANDIL YOY Disparitas inflasi antarkota di Jawa Tengah pada
triwulan laporan mengalami peningkatan pada
0,25 triwulan I 2020. Selisih tingkat inflasi antar kota yang
memiliki inflasi tertinggi dan terendah tercatat sebesar
1,49%. Sebelumnya pada triwulan IV 2019 disparitas inflasi
antar kota sebesar 0,82%. Inflasi tertinggi terjadi di Kota
Semarang sebesar 3,64% (yoy), sedangkan inflasi terendah
terjadi di Kota Cilacap sebesar 2,15% (yoy).

0,20

0,15 Ditinjau berdasarkan kelompok, kota-kota pantauan
inflasi di Jawa Tengah menunjukkan perkembangan
0,10 inflasi kelompok yang beragam. Namun demikian,
seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mencatatkan
0,05 peningkatan inflasi yang signifikan pada kelompok makanan,
minuman, dan tembakau pada triwulan laporan. Pada
0,00 triwulan I 2020, kelompok makanan, minuman, dan

-0,05

I II III IV I
2019 2020

PERAWATAN PRIBADI PERLINDUNGAN SOSIAL
PERAWATAN PRIBADI LAINNYA JASA LAINNYA

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah 6,00 %, YOY

Grafik 3.9 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan – Kelompok
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

5,00

3.3. INFLASI KOTA – KOTA DI PROVINSI 4,00
JAWA TENGAH
3,00
Seluruh kota pantauan inflasi yang disurvei oleh BPS di
Jawa Tengah mencatatkan peningkatan inflasi tahunan 2,00
pada triwulan laporan dibandingkan triwulan IV 2019.
Peningkatan laju inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 1,00 II III IV I II III IV I II III IV I
0,90% dari 2,63% (yoy) pada triwulan IV 2019 menjadi I 2017 PURWOKERTO 2018 SURAKARTA 2019 2020
3,53% (yoy). Sementara peningkatan laju inflasi terendah
CILACAP KUDUS SEMARANG TEGAL

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah

Grafik 3.11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Pantauan di Jawa
Tengah

40 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN tembakau secara rata-rata tercatat mengalami peningkatan provinsi, maupun kawasan Jawa secara keseluruhan,
PEREKONOMIAN laju inflasi sebesar 2,65% (yoy) pada seluruh kota pantauan. peningkatan tekanan inflasi kelompok ini di Kota Semarang
PROVINSI JAWA TENGAH Kesamaan peningkatan laju inflasi pada kelompok makanan, terutama disumbang oleh subkelompok makanan.
minuman, dan termbakau dipengaruhi oleh fakta bahwa Meningkatnya tekanan inflasi tahunan subkelompok
pasokan kelompok bahan makanan bagi seluruh kota makanan utamanya disumbangkan oleh komoditas bahan
pantauan berasal dari produksi pertanian dan peternakan makanan kareana berkurangnya pasokan.
domestik yang relatif sama.
Secara umum, inflasi tahunan kelompok-kelompok
3.3.1. Disagregasi Inflasi Kota Semarang komoditas barang dan jasa di Kota Semarang selaras
dengan yang terjadi di tingkat Provinsi, kecuali yang
Kota Semarang mencatatkan peningkatan laju inflasi terjadi pada kelompok komoditas kesehatan. Pada
tahunan pada triwulan laporan. Inflasi pada kota triwulan laporan tercatat inflasi pada kelompok komoditas
Semarang pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 3,64% (yoy) barang dan jasa ini meningkat dari 2,23% (yoy) menjadi
lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2019 yang sebesar 2,33% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada komoditas
3,41% (yoy). Dengan peningkatan inflasi tahunan tersebut, ini bersumber dari peningkatan tarif dokter gigi dan harga
andil Kota Semarang terhadap peningkatan inflasi tahunan obat batuk.
Provinsi Jawa Tengah masih menempati posisi tertinggi
dibandingkan 5 (lima) kota pantauan inflasi lainnya di Jawa 3.3.2. Disagregasi Inflasi Kota Surakarta
Tengah. Hal ini terutama disebabkan oleh pangsa konsumsi
Kota Semarang yang terbesar, mencapai 51,31% terhadap Kota Surakarta juga mencatatkan peningkatan inflasi
pembentukan inflasi Jawa Tengah. tahunan pada triwulan I 2020. Inflasi kota Surakarta
tercatat sebesar 2,24% (yoy), realisasi inflasi lebih tinggi dari
Sejalan dengan perkembangan indeks harga pada 5 triwulan sebelumnya yaitu sebesar 2,13% (yoy). Kota
(lima) kota pantauan lain di Provinsi Jawa Tengah, Surakarta sebagai kota dengan pangsa konsumsi terbesar
kelompok makanan, minuman, dan Tembakau menjadi kedua di Jawa Tengah mengalami perkembangan inflasi yang
kontributor utama peningkatan inflasi tahunan kota relatif seragam dengan tren inflasi Jawa Tengah secara
Semarang. Inflasi kelompok makanan, minuman, dan keseluruhan, hampir seluruh kolompok komoditas laju
tembakau tercatat mengalami peningkatan signifikan dari inflasinya mengalami keselarasan dengan Provinsi Jawa
4,65% (yoy) pada triwulan IV 2019, menjadi sebesar 7,56% Tengah, kecuali kelompok komoditas kesehatan.
(yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan inflasi tahunan
kelompok makanan, minuman, dan tembakau tersebut relatif Peningkatan inflasi bersumber dari kelompok
moderat dibandingkan peningkatan inflasi kelompok yang makanan, minuman, dan tembakau. Indeks harga
sama di 5 (lima) kota pantauan inflasi lain di Jawa Tengah. kelompok ini pada triwulan I 2020 tercatat mengalami inflasi
Sejalan dengan fenomena yang berlangsung di tingkat sebesar 6,13% (yoy), meningkat dibanding triwulan lalu yang
sebesar 3,91% (yoy). Tren penigkatan inflasi kelompok

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Semarang Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH SEMARANG
I 2020
IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 UP/DOWN
3.64
UMUM 2.93 3.25 0.31 3.41 7.56 0.24
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 3.98 6.82 2.84 4.65 1.69 2.91
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 1.93 1.83 -0.10 1.83 4.38 -0.14
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.24 3.09 -0.15 4.42 2.33 -0.04
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 4.00 2.22 -1.77 4.91 2.33 -2.59
KESEHATAN 2.67 2.61 -0.06 2.23 1.31 0.11
TRANSPORTASI 1.45 1.00 -0.45 2.07 -0.03 -0.75
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 0.24 0.07 -0.17 0.19 0.76 -0.23
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.90 1.50 -0.40 1.26 0.14 -0.50
PENDIDIKAN 3.33 -0.71 -4.03 3.52 1.85 -3.38
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 2.40 2.70 0.31 1.84 5.73 0.01
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 4.02 5.15 1.12 4.20 1.53

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

PERKEMBANGAN 41
INFLASI DAERAH

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Surakarta Berdasarkan Kelompok LAPORAN
PEREKONOMIAN
INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH
I 2020
UMUM IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 UP/DOWN
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 2.24
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 2.93 3.25 0.31 2.13 6.13 0.11
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.98 3.91 1.45 2.21
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 1.93 6.82 2.84 1.29 0.49 0.16
KESEHATAN 3.24 1.16 0.60 -0.68
TRANSPORTASI 4.00 1.83 -0.10 0.90 3.02 -0.30
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 2.67 2.03 -0.81 0.99
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.45 3.09 -0.15 0.45 1.12 -1.25
PENDIDIKAN 0.24 1.25 4.70 -0.13
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 1.90 2.22 -1.77 5.13 -2.09 -0.43
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 3.33 2.23 4.44 -4.32
2.40 2.61 -0.06 2.61 1.58 1.83
4.02 2.10 -0.51
1.00 -0.45

0.07 -0.17

1.50 -0.40

-0.71 -4.03

2.70 0.31

5.15 1.12

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

makanan, minuman, dan tembakau pada Kota Surakarta inflasi di Jawa Tengah. Inflasi tahunan kota Cilacap pada
merupakan yang terendah kedua dibandingkan kota triwulan I 2020 tercatat sebesar 2,15% (yoy), lebih tinggi
pantauan inflasi lainnya. Peningkatan laju inflasi pada dibandingkan triwulan IV 2019 yang hanya sebesar 1,66%
kelompok ini utamanya didorong oleh peningkatan laju inflasi (yoy). Sama halnya dengan perkembangan inflasi di Jawa
pada sub-kelompok makanan. Tercatat inflasi pada sub- Tengah, peningkatan inflasi tahunan Kota Cilacap pada
kelompok makanan mengalami peningkatan dari 3,63% triwulan laporan didorong oleh makanan, minuman, dan
pada triwulan IV 2019 menjadi 5,98 pada triwuan laporan. tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 4,39% (yoy),
Kaniakan laju inflasi tersebut didorong oleh peningkatan meningkat signifikan dibandingkan triwulan IV 2019 yang
harga beberapa komoditas utama, diantaranya cabai merah, mencatatkan inflasi sebesar 1,40% (yoy). Meningkatnya
cabai hijau, cabai rawit, dan bawang merah. Diantara tekanan inflasi pada kelompok ini bersumber dari
komoditas tersebut kenaikan harga pada cabai merah subkelompok makanan. Hal ini didorong oleh peningkatan
merupakan yang tertinggi sebagaimana terindikasi pada indeks harga pada komoditas bahan makanan, yaitu cabai
inflasi komoditas tersebut sebesar 112,13% (yoy). Tingginya merah, cabai hijau, dan cabai rawit. Komoditas aneka cabai ini
kenaikan harga cabai merah disebabkan oleh faktor mengalami peningkatan harga yang sangat signifikan di Kota
menurunnya pasokan karena banyak tanaman cabai di Cilacap dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah. Tercatat
daerah sentra produksi yang terkena penyakit pada bulan inflasi cabai merah mencapai 114,50% (yoy), inflasi cabai
Februari – Maret karena curah hujan yang cukup tinggi. rawit mencapai 100,27%, dan inflasi cabai hijau mencapai
92,61% (yoy). Hal ini mengindikasikan menurunnya pasokan
Lebih lanjut kelompok komoditas kesehatan cabai lebih besar di Kota Cilacap dibandingkan kota lainnya di
menunjukkan perkembangan indeks harga yang Jawa Tengah.
berbeda dengan Provinsi Jawa Tengah secara
keseluruhan. Dimana kelompok komoditas ini di Jawa Lebih lanjut terdapat ketidakselarasan pergerakan
Tengah mengalami tren penurunan inflasi, sementara di Kota indeks harga pada beberapa kelompok barang dan jasa
Surakarta mengalami tren peningkatan sebesar 0,99%. d i K o t a C i l a c a p d e n g a n J a w a Te n g a h s e c a r a
Meningkatnya laju inflasi pada komoditas ini bersumber dari keseluruhan. Dapat dicermati bahwa kelompok kesehatan,
peningkatan tarif rumah sakit dan harga beberapa jenis obat. kelompok transportasi, dan kelompok infromasi, komunikasi
Inflasi tahunan tarif rumah sakit tercatat sebesar 8,75% (yoy), dan jasa tren peningkatan laju inflasi. Sementara di Jawa
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sama tengah kelompok tersebut mengalami penurunan laju inflasi.
sekali tidak mengalami perubahan harga. Kelompok transportasi menunjukkan peningkatan yang
paling besar, yaitu sebesar 0,87%. Peningkatan laju inflasi
3.3.3. Disagregasi Inflasi Kota Cilacap pada kelompok transportasi ini bersumber dari peningkatan
harga pada komoditas angkutan antar kota. Angkutan antar
Inflasi Kota Cilacap mencatatkan inflasi terendah kota mencatatkan inflasi sebesar 16,86% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan kota lain yang menjadi kota perhitungan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 11,94% (yoy).

42 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Cilacap Berdasarkan Kelompok
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH CILACAP
I 2020
UMUM IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 UP/DOWN
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 2.15
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 2.93 3.25 0.31 1.66 4.39 0.49
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.98 1.40 0.83 2.99
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 1.93 6.82 2.84 1.41 0.03 -0.58
KESEHATAN 3.24 0.20 2.56 -0.17
TRANSPORTASI 4.00 1.83 -0.10 2.96 5.07 -0.40
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 2.67 4.33 1.50 0.74
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.45 3.09 -0.15 0.63 0.46 0.87
PENDIDIKAN 0.24 0.40 0.56 0.06
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 1.90 2.22 -1.77 1.02 -5.00 -0.46
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 3.33 1.04 1.99 -6.04
2.40 2.61 -0.06 3.29 6.13 -1.30
4.02 5.89 0.24
1.00 -0.45

0.07 -0.17

1.50 -0.40

-0.71 -4.03

2.70 0.31

5.15 1.12

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

3.3.4. Disagregasi Inflasi Kota Kudus Secara umum perkembangan indeks harga kelompok
komoditas di Kota Kudus relatif seragam dengan
Sama halnya dengan kota pantauan inflasi lainnya di Provinsi Jawa Tengah. Namun demikian, pada kelompok
Jawa Tengah, Kota Kudus terpantau mengalami transportasi dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan
penigkatan laju inflasi. Pada triwulan I 2020, inflasi bahan bakar lainnya terdapat perbedaan tre laju inflasi.
tahunan Kota Kudus tercatat sebesar 2,66% (yoy), meningkat Kelompok komoditas tersebut mengalami tren peningkatan
dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,39% (yoy). inflasi di Kota Kudus. Sementara di Jawa Tengah justru
Kota Kudus dengan pangsa konsumsi terbesar ketiga di Jawa mengalami tren penurunan kaju inflasi. Peningkatan terbesar
Tengah, mengalami tekanan inflasi dari barang dan jasa terjadi pada kelompok transportasi dari sebelumnya
kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Tercatat mengalami deflasi 0,10% pada triwulan IV 2019 menjadi
indeks harga pada kelompok ini meningkat dari 1,02% pada inflasi sebesar 0,07% (yoy). Meningkatnya laju inflasi tersebut
triwulan IV 2019 menjadi 1,47% pada triwulan laporan. Tren bersumber dari peningkatan tarif kendaraan roda empat
peningkatan tersebut selaras dengan yang terjadi di Provinsi online dengan peningkatan tarif kendaraan roda dua online.
Jawa Tengah, namun demkian peningkatan di Kota Kudus Tarif kendaraan roda empat online tercatat mengalami inflasi
lebih rendah dibandingkan peningkatan yang terjadi di 26,48% (yoy) dan tarif kendaraan roda dua online tercatat
Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan. Komoditas yang mengalami inflasi sebesar 29,41%(yoy). Hal ini disebabkan
memberikan andil terbesar terhadap peningkatan indeks oleh peningkatan tarif oleh operator online pasca
harga pada kelompok ini adalah komoditas yang sama dikeluarkannya aturan peningkatan tarif transportasi berbasis
dengan kota pantauan lainnya, yaitu cabai merah. Tercatat aplikasi oleh kemenhub yang berlaku sejak 16 Maret 2020.
indeks harga komoditas ini mengalami inflasi sebesar
100,14% (yoy).

Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Kudus Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH CILACAP
I 2020
IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 UP/DOWN
2.66
UMUM 2.93 3.25 0.31 2.39 1.47 0.27
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 3.98 6.82 2.84 1.02 0.23 0.45
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 1.93 1.83 -0.10 0.25 0.06 -0.02
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.24 3.09 -0.15 0.05 0.08 0.01
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 4.00 2.22 -1.77 0.09 0.06 -0.02
KESEHATAN 2.67 2.61 -0.06 0.13 0.07 -0.07
TRANSPORTASI 1.45 1.00 -0.45 -0.10 -0.04 0.18
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 0.24 0.07 -0.17 -0.02 0.03 -0.02
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.90 1.50 -0.40 0.05 -0.06 -0.02
PENDIDIKAN 3.33 -0.71 -4.03 0.38 0.45 -0.44
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 2.40 2.70 0.31 0.32 0.31 0.12
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 4.02 5.15 1.12 0.22 0.09

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

PERKEMBANGAN 43
INFLASI DAERAH

3.3.5. Disagregasi Inflasi Kota Tegal utama penyebab meningkatnya laju inflasi pada kelompok LAPORAN
tersebut adalah peningkatan harga cabai merah, cabai rawit, PEREKONOMIAN
Kota Tegal mencatatkan peningkatan laju inflasi dan bawang putih. Peningkatan harga aneka cabai sama PROVINSI JAWA TENGAH
tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Pada triwulan laporan halnya dengan daerah lain karena menurunnya pasokan dari
inflasi di kota ini tercatat sebesar 3,53% (yoy), meningkat sentra penghasil. Sementara kenaikan harga pada bawang
dibandingkan realisasi pada triwulan IV 2019 yang hanya putih dipengaruhi oleh ekspektasi pedagang akan
2,63% (yoy). Walaupun mengalami peningkatan inflasi kelangkaan bawang putih pasca pemerintah Tiongkok
tahunan tertinggi, andil Kota Tegal terhadap laju peningkatan mengambil kebijakan lockdown. Sebagaimana diketahui
inflasi tahunan Provinsi Jawa Tengah relatif terbatas, karena Tiongkok merupakan salah satu supliier utama bawang putih
bobot konsumsinya terendah kedua di Jawa Tengah. impor di Indonesia.
P er k e m ba n g an i n d e k s h a r g a ko m o d i t a s d i Te g al
mencerminkan ketidakselarasan dengan Provinsi Jawa 3.3.6. Disagregasi Inflasi Kota Purwokerto
Tengah. Hampir seluruh kelompok barang dan jasa
mengalami peningkatan laju inflasi, kecuali hanya kelompok Kota Purwokerto mengalami peningkatan inflasi
barang dan jasa Kesehatan, pendidikan, dan perumahan, air, tertinggi kedua di Jawa Tengah. Inflasi tahunan Kota
listrik, gas, dan bahan bakar lainnya yang mengalami Purwokerto tercatat sebesar 2,81% (yoy), meningkat
perlambatan laju inflasi. Kontributor utama peningkatan laju dibandingkan triwulan IV 2019 yang tercatat sebesar 2,05%
inflasi di Kota Tegal adalah kelompok barang dan jasa (yoy). Sejalan dengan kota lain di Jawa Tengah, meningkatnya
makanan, minuman, dan tembakau. Indeks harga pada tekanan inflasi didorong oleh peningkatan laju inflasi
kelompok tersebut tercatat mencapai 6,55% (yoy) pda kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Tercatat
triwulan laporan, meningkat signifikan dibandingkan dengan inflasi tahunan kelompok barang dan jasa tersebut sebesar
triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 2,32% (yoy). Faktor

Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Tegal Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH TEGAL
I 2020
UMUM IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 UP/DOWN
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 3.53
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 2.93 3.25 0.31 2.63 6.55 0.90
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.98 6.82 2.84 2.32 2.81 4.23
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 1.93 2.22 0.89 0.59
KESEHATAN 3.24 1.83 -0.10 2.13 2.90 -1.23
TRANSPORTASI 4.00 3.09 -0.15 2.60 4.25 0.30
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 2.67 2.22 -1.77 6.51 0.69 -2.26
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.45 2.61 -0.06 0.67 -0.50 0.01
PENDIDIKAN 0.24 -0.60 5.17 0.10
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 1.90 1.00 -0.45 2.30 1.55 2.86
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 3.33 0.07 -0.17 6.04 5.04 -4.49
2.40 1.50 -0.40 4.56 4.85 0.48
4.02 -0.71 -4.03 3.84 1.01

2.70 0.31
5.15 1.12

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kota Purwokerto Berdasarkan Kelompok

INFLASI KELOMPOK (%; YOY) JAWA TENGAH PURWOKERTO

IV 2019 I 2020 UP/DOWN IV 2019 I 2020 UP/DOWN

UMUM 2.93 3.25 0.31 2.05 2.81 0.77
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 3.98 6.82 2.84 3.11 6.22 3.11
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 1.93 1.83 -0.10 1.13 1.14 0.02
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 3.24 3.09 -0.15 0.33 1.05 0.72
PERLENGKAPAN, PERALATAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA 4.00 2.22 -1.77 4.42 3.71 -0.72
KESEHATAN 2.67 2.61 -0.06 2.51 2.47 -0.04
TRANSPORTASI 1.45 1.00 -0.45 1.24 1.51 0.27
INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASA KEUANGAN 0.24 0.07 -0.17 0.03 0.23 0.20
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.90 1.50 -0.40 1.99 0.78 -1.21
PENDIDIKAN 3.33 -0.71 -4.03 0.03 -3.46 -3.49
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/RESTORAN 2.40 2.70 0.31 2.83 2.39 -0.43
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 4.02 5.15 1.12 4.79 5.83 1.04

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

44 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN 6,22% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan IV penyumbang terjadinya deflasi karena mengalami penurunan
PEREKONOMIAN 2019 yang hanya sebesar 3,11% (yoy). Peningkatan indeks tingkat inflasi yang cukup besar dibandingkan bulan
PROVINSI JAWA TENGAH harga pada kelompok barang dan jasa ini bersumber dari sebelumnya. Inflasi pada kelompok transportasi turun
kenaikan harga pada komoditas cabai merah, jagung muda, sebesar 0,19% (mtm) dan kelompok komoditas kesehatan
dan kelapa. Kenaikan harga cabai merah di Kota Purwokerto juga turun sebesar 0,03% (mtm). Penurunan tingkat inflasi
relatif lebih rendah dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah yang cukup dalam pada kelompok transportasi merupakan
yang tercermin pada indeks harga komoditas tersebut sebesar yang pertama kali terjadi sejak satu tahun terakhir.
70,77% (yoy).
Sejumlah komoditas utama sub-kelompok Makanan
Sementara itu, terdapat beberapa kelompok barang mengalami penurunan harga yang signifikan,
dan jasa yang trennya berbeda dengan Provinsi Jawa diantaranya cabai merah, cabai rawit, bawang putih, daging
Tengah. Dapat dicermati kelompok pakaian dan alas kaki, ayam ras, dan telur ayam ras. Penurunan harga cabai merah
kelompok perumahan, air, listirk, gas, dan bahan bakar dan cabai rawit didorong oleh semakin melimpahnya pasokan
lainnya, kelompok transportasi, dan kelompok infromasi, karena peningkatan produksi di daerah sentra penghasil saat
komunikasi, dan jasa keuangan mengalami tren peningkatan memasuki puncak panen. Hal ini terkonfirmasi dari data Dinas
laju inflasi. Sementara di Provinsi Jawa tengah kelompok Pertanian Provinsi Jawa tengah yang mengindikasikan surplus
barang dan jasa tersebut mengalami tren perlambatan laju kedua komoditas tersebut meningkat dari bulan sebelumnya.
inflasi. Surplus komoditas cabai merah meningkat sebesar 57,75%
(mtm) menjadi 10.068 ton, sementara surplus komoditas
3.4. TRACKING DAN PROYEKSI INFLASI cabai rawit meningkat sebesar 40,42% (mtm) menjadi
3.4.1. Inflasi April 2020 157.977 ton pada bulan April 20203. Sejalan dengan itu,
penurunan harga bawang putih juga didorong oleh
Pada Bulan April 2020, Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan pasokan pasca masuknya bawang putih impor.
deflasi sebesar 0,01% (mtm), berbeda dibandingkan Dengan demikian, permasalahan kelangkaan pasokan yang
bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar terjadi dua bulan lalu akibat perilaku spekulatif pedagang
0,02% (mtm). Realisasi tersebut juga lebih rendah besar/importir telah teratasi. Kondisi tersebut menyebabkan
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 komoditas bawang putih mencatatkan deflasi sebesar
sebesar 0,35% (mtm). Tren melambatnya laju inflasi Jawa 12,53% (mtm) pada bulan April 2020.
Tengah ini sejalan dengan perkembangan di tingkat nasional
yang juga mengalami penurunan laju inflasi. Dengan Kemudian penurunan tingkat inflasi pada kelompok
perkembangan tersebut, inflasi Jawa Tengah pada tahun transportasi bersumber dari sub-kelompok jasa
berjalan sebesar 0,55% (ytd) lebih rendah daripada inflasi angkutan penumpang. Tiga komoditas utama yang
nasional yang tercatat sebesar 0,76% (ytd). Namun demikian mengalami penurunan harga adalah tarif kendaraan roda
secara year on year inflasi jawa Tengah sebesar 2,89% (yoy) empat online, kendaraan carter/rental, dan ban dalam motor.
masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat Tarif kendaraan roda empat online merupakan komoditas
sebesar 2,67% (yoy). yang mengalami penurunan harga cukup signifikan
sebagaimana yang terindikasi pada angka deflasi sebesar
Meredanya tekanan inflasi didorong oleh penurunan 0,89% (mtm). Hal ini didorong oleh penurunan signifikan
harga kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. permintaan pada komoditas tersebut seiring dengan
Kelompok komoditas ini mencatatkan deflasi sebesar 0,69% karantina mandiri yang dilakukan masyarakat di rumah untuk
(mtm), semakin dalam dibandingkan dengan bulan membantu penanggulangan penyebaran COVID-19.
sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar 0,30%
(mtm). Deflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari Penurunan tingkat inflasi juga terjadi pada kelompok
sub-kelompok makanan yang mencatatkan deflasi sebesar kesehatan yang bersumber dari sub-kelompok obat-
0,88% pada bulan April 2020. Sejalan dengan itu, kelompok obatan dan produk kesehatan. Obat flu merupakan
komoditas transportasi dan kesehatan juga menjadi komoditas yang mengalami deflasi dari sub-kelompok ini

3. Sumber data: Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah – April 2020

PERKEMBANGAN 45
INFLASI DAERAH

pada bulan laporan sebesar 0,07% (mtm). Hal ini ditengarai Andil inflasi angkutan udara terhadap inflasi bulanan tercatat LAPORAN
karena adanya penyesuaian harga dari produsen. sebesar 0,056% (mtm). Meningktanya laju inflasi angkutan PEREKONOMIAN
udara seiring dengan dibukanya kembali operasional PROVINSI JAWA TENGAH
Sementara itu, Inflasi yang terjadi pada kelompok penerbangan oleh pemerintah setelah sebelumnya dilarang
perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi faktor untuk beroperasi, sehingga pada saat dibuka dan permintaan
penahan laju deflasi pada Bulan April 2020. Tercatat kembali naik operator penerbangan melakukan penyesuaian
kelompok komoditas ini mengalami inflasi sebesar 2,26% harga tiket pesawat.
(mtm) atau meningkat sebesar 1,19% dibandingkan bulan
lalu. Sumber peningkatan laju inflasi pada kelompok Sementara itu, kelompok komoditas yang menahan
komoditas ini adalah peningkatan harga pada sub-kelompok laju inflasi Jawa Tengah pada Bulan Mei adalah deflasi
perawatan pribadi dan perawatan pribadi lainnya. Tiga yang terjadi pada kelompok barang dan jasa makanan,
komoditas yang mengalami peningkatan harga pada bulan minuman, dan tembakau. Tercatat deflasi yang terjadi pada
laporan adalah emas perhiasan, sabun mandi cair, dan kelompok komoditas ini adalah sebesar 0,08% (mtm).
shampo. Peningkatan harga emas tercatat sebesar 11,30% Kontributor utama penyumbang deflasi adalah sub-
(mtm) seiring dengan terus meningkatnya harga emas global. kelompok makanan yang mencatatkan deflasi sebesar 0,21%
Sementara peningkatan harga sabun mandi cair dan shampo (mtm). Beberapa komoditas penyumbang deflasi,
tercatat masing-masing sebesar 0,86% (mtm). diantaranya: telur ayam ras, cabai merah, bawang putih,
cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, dan beras. Deflasi
Pada bulan April 2020, 4 kota pantauan mengalami pada subkelompok komoditas ini merupakan yang pertama
deflasi dengan intensitas yang beragam dan 2 kota terjadi pada saat periode perayaan Idul Fitri. Hal ini
lainnya mengalami inflasi. deflasi tertinggi tercatat di mengindikasikan rendahnya daya beli masyarakat karena
Purwokerto dan Kudus (0,08%; mtm), yang diikuti oleh menurunnya pendapatan akibat dari pembatasan aktivitas
Surakarta (0,03%; mtm), dan Semarang (0,02%;mtm). ekonomi sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-
Sementara itu, inflasi terjadi di Kota Tegal (0,26%; mtm) dan 19.
Cilacap (0,05%;mtm). Mayoritas tekanan inflasi kota-kota
pantauan inflasi mereda secara bersamaan utamanya 3.4.3. Proyeksi Inflasi Provinsi Jawa Tengah
didorong oleh penurunan laju harga sub-kelompok Makanan, Triwulan II 2020
khususnya cabai merah, cabai rawit, dan bawang putih.
Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2020
3.4.2. Inflasi Mei 2020 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan I
2020. Melambatnya laju inflasi diperkirakan bersumber dari
Pada Bulan Mei 2020, inflasi bulanan Provinsi Jawa kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan risiko
Tengah tercatat sebesar 0,07% (mtm). Realisasi inflasi inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok barang dan jasa
tersebut merupakan yang terendah disaat perayaan hari besar perawatan pribadi dan jasa lainnya.
keagamaan nasional (HBKN), yaitu hari raya idul fitri. Rata-
rata dalam lima tahun terakhir tingkat inflasi pada saat hari Kelompok Makanan Minuman, dan Tembakau
raya idul fitri sebesar 0,72% (mtm). Dengan realisasi tersebut diperkirakan akan menjadi faktor utama penahan laju
secara tahunan inflasi Jawa Tengah tercatat 2,68% (yoy), inflasi pada triwulan II 2020. Beberapa faktor yang
masih lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional menahan laju inflasi kelompok barang dan jasa ini adalah
sebesar 2,19% (yoy). masuknya musim panen komoditas pangan utama, yaitu
beras. Diperkirakan pada bulan Mei hingga Juni menjadi
Kelompok barang dan jasa transportasi merupakan puncak musim panen di Provinsi Jawa Tengah, sehingga
kontributor utama inflasi pada bulan Mei. Tercatat supply beras diperkirakan akan meningkat. Sementara disisi
realisasi inflasi kelompok ini sebesar 0,49% (mtm) atau lain, daya beli masyarakat tertekan karena menurunnya
memberikan andil terhadap inflasi bulanan sebesar pendapatan. Lebih lanjut komoditas lainnya yang
0,06%(mtm). Sumbangan inflasi terbesar berasal dari sub- diperkirakan akan menahan laju inflasi adalah aneka cabai
kelompok jasa angkutan penumpang, yaitu angkutan udara. seiring dengan masih melimpahnya pasokan dari sentra

46 PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

LAPORAN produksi dan mulai stabilnya harga gula pasir seiring dengan 3. Gudang importir PT Semangat Tani Maju
PEREKONOMIAN mulai meningkatnya kapasitas produksi produsen dalam Bersama, Tambak Aji.
PROVINSI JAWA TENGAH negeri. Dari hasil kunjungan, diketahui bahwa terdapat stok
bawang putih sebanyak 2 kontainer atau 58-ton yang
Disisi lain faktor risiko yang akan mendorong tekanan berasal dari Cina. Bawang putih tersebut
inflasi diperkirakan bersumber dari kelompok didistribusikan ke beberapa kota di Jawa Tengah yaitu
perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas yang Semarang, Kudus dan Solo.
diperkirakan menjadi sumber peningkatan laju inflasi adalah
emas perhiasan seiring dengan masih tingginya harga emas a. Rapat evaluasi kinerja TPID tahun 2019 dan
global karena ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan perumusan program kerja TPID tahun 2020
mendorong investor mengalihkan asetnya kepada aset safe Sebagai upaya mengidentifikasi dan memetakan
heaven, seperti emas. permasalahan pengendalian inflasi tahun 2020, TPID
Jawa Tengah melakukan koordinasi antar anggota untuk
3.5. PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI DAERAH melihat permasalahan pengendalian inflasi yang terjadi
yang akan dicoba untuk diselesaikan pada tahun 2020.
Dalam rangka pengendalian harga barang dan jasa, Bank Selain itu, para anggota TPID Jawa Tengah juga saling
Indonesia selali berkoordinasi secara aktif dengan Tim sinergi program pengendalian inflasi agar pengendalian
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan beberapa program inflasi dapat berjalan efektif.
kegiatan yang telah dijalankan, sebagai berikut:
a. Sidak persediaan stok bawang putih pada Pasar c. Rapat Koordinasi anggota TPID Jawa Tengah
1) Sebagai upaya pengendalian harga untuk menjaga
Johar dan distributor inflasi di tengah wabah COVID-19 TPID Jawa Tengah
Untuk merespon kenaikan harga dan pemantauan melakukan pemetaan ketersediaan komoditas
ketersediaan bawang putih, pada tanggal 10 Februari strategis.
2020 dilakukan inspeksi mendadak (sidak) bawang putih. 2) TPID Jawa Tengah juga berkoordinasi dengan asosiasi
Lokasi sidak bawang putih dilakukan di 3 (tiga) tempat petani bawang merah dan cabai untuk mengetahui
yaitu : kendala produksi di lapangan.

1. Pasar Johar d. Melakukan Upaya-Upaya pengamanan Produksi
Pada tanggal 10 Februari 2020, harga bawang putih di Pertanian
pedagang besar Pasar Johar berkisar Rp35.000,00/kg, 1) Upaya secara preemtif mulai dari pemilihan benih
turun dari hari sebelumnya sebesar Rp45.000,00 – bersertifikat yang toleran Hama Penyakit dan dampak
Rp47.000,00/kg. Penurunan harga bawang ini baru perubahan iklim (toleran terhadap
terjadi pada hari ini antara lain dipengaruhi adanya kekeringan/genangan), penanganan budidaya sesuai
penjualan dari importir dengan harga Rp29.000,00/kg dengan Good Agriculture Practices(GAP), Pengawalan
untuk pedagang besar di Pasar Johar. Namun dengan menggunakan agensia hayati dan pestisida
demikian, beberapa pedagang masih memiliki stok nabati.
bawang putih hasil pembelian minggu lalu dengan 2) Pengamatan secara intensif apabila melebihi ambang
harga beli sebesar Rp45.000,00 – Rp47.000,00/kg pengendalian maka dilakukan pengendalian secara
sehingga penjual mengalami kerugian. Sebagai spot stop dengan menggunakan pestisida secara
contoh persediaan yang ada di pedagang berkisar 15 - bijaksana dan 6 tepat (waktu, jenis, dosis, sasaran,
20 ton. mutu, cara) dengan stok pestisida : 241.688 Kg(liter)
3) Percepatan tanam dengan disediakan bantuan
2. Gudang daerah Beteng peminjaman alat mesin pertanian gratis terutama
Dari hasil kunjungan ke salah satu gudang di daerah pada 6 (enam) daerah sentra.
Beteng milik CV Beni Sentosa, diketahui bahwa
terdapat beberapa sak bawang putih. Berdasarkan
informasi dari penjaga gudang, diketahui bahwa
barang tersebut adalah milik pedagang di pasar Johar
yang menitipkan barangnya sementara.

PERKEMBANGAN 47
INFLASI DAERAH

4) Bantuan benih, Bantuan pupuk dan pestisida, LAPORAN
Rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pembuatan dam PEREKONOMIAN
parit, pompanisasi, pembuatan embung, bantuan PROVINSI JAWA TENGAH
alsintan pra/pasca panen.

5) Penanganan pasca panen sesuai dengan Good
Handling Practices (GHP).

6) Pendampingan dari penyuluh, Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pengawas Benih
Tanaman(PBT).

7) Memfasilitasi aksesibilitas permodalan dan
pemasaran.

e. Monitoring dan Evaluasi Sihati
1) Melakukan evaluasi Sihati untuk mengoptimalkan
pemanfaatan data dan informasi harga.
2) Memperbarui early warning system pada Sihati agar
dapat memberikan notifikasi kenaikan harga secara
berturut-turut yang perlu ditindaklanjut.



BAB

IV

STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN,
DAN UMKM

Stabilitas sistem keuangan di Jawa Tengah masih relatif terjaga, walaupun kinerja
intermediasi perbankan di Jawa Tengah mengalami penurunan sejalan dengan
kinerja perekonomian yang tumbuh melambat.

Ditinjau dari sisi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan bersumber dari pelemahan kinerja
penjualan industri pengolahan serta lapangan usaha perdagangan besar & eceran.
Perlambatan lapangan usaha utama di Jawa Tengah yang bersifat padat karya, selanjutnya
berdampak pada ketahanan rumah tangga. Dengan peranan rumah tangga (RT) yang besar
terhadap konsumsi (pangsa 60% terhadap PDRB) serta sistem keuangan (pangsa 30% terhadap
kredit konsumsi) Jawa Tengah, risiko stabilitas sistem keuangan di Jawa Tengah meningkat.



STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 51
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan I 2020 provinsi Jawa yang yang telah mengalami perlambatan LAPORAN
relatif terjaga, walaupun beberapa indikator mengalami penyaluran kredit sejak semester II 2019. Walaupun PEREKONOMIAN
penurunan kinerja intermediasi. Penyaluran kredit perbankan pertumbuhan kredit di tingkat nasional mengalami akselerasi, PROVINSI JAWA TENGAH
masih menopang kinerja sektor utama perekonomian Jateng hanya Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi DI Yogyakarta yang
tercatat meningkat kredit pada Lapangan Usaha (LU) industri menunjukkan peningkatan penyaluran kredit pada periode
pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi laporan. Capaian penyaluran kredit perbankan di Jawa
masih terus bertumbuh walaupun secara keseluruhan Tengah maupun provinsi lainnya di kawasan Jawa pada
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Walaupun triwulan laporan masih berada di bawah target penyaluran
mengalami peningkatan, kualitas kredit perbankan terhadap kredit yaitu sebesar 10%-12%.
lapangan usaha utama di Jawa Tengah relatif terjaga.
Sejalan dengan penurunan kinerja penyaluran kredit, paparan
Kontribusi permintaan rumah tangga (RT) yang melambat risiko terhadap perbankan juga relatif meningkat, walaupun
pada triwulan laporan turut menahan pertumbuhan kredit masih terjaga dalam batas 5% yang ditentukan oleh otoritas.
yang disalurkan oleh perbankan. Dari total kredit konsumsi Perkembangan rasio NPL tercatat mengalami peningkatan
yang disalurkan oleh perbankan, sebesar 29,60% disalurkan baik tingkat nasional maupun seluruh provinsi di kawasan
kepada RT untuk pembiayaan KPR, multiguna, dan KKB, Jawa. Provinsi Jawa Tengah mencatatkan peningkatan risiko
dengan risiko masing-masing kredit masih terjaga di bawah tertinggi di kawasan Jawa, dengan rasio NPL tercatat sebesar
batas yang dipersyaratkan oleh otoritas. 4,80% pada triwulan I 2020, lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,17%.
4.1. KONDISI UMUM PERBANKAN4 Peningkatan risiko kredit yang berlangsung di Jawa Tengah,
JAWA TENGAH Jawa Barat, dan Jawa Timur khususnya disebabkan oleh
peningkatan rasio NPL pada komponen kredit modal kerja
Pada triwulan I 2020, indikator perbankan di Jawa Tengah yang disalurkan pada industri pengolahan. Liaison Bank
menunjukkan beberapa penurunan kinerja. Dibandingkan Indonesia berhasil menyimpulkan bahwa hal tersebut sebagai
triwulan IV 2019, pertumbuhan kredit serta rasio NPL dampak lanjutan melambatnya permintaan ekspor industri
menunjukkan penurunan kinerja. Sementara itu, pengolahan pada periode perang dagang AS dan Tiongkok
pertumbuhan aset dan penghimpunan dana pihak ketiga yang telah berlangsung sejak awal tahun 2018. Selanjutnya,
menunjukkan sedikit peningkatan, sehingga menyebabkan fenomena pandemi COVID-19 yang menyebabkan gangguan
rasio intermediasi berupa Loan to Deposit Ratio (LDR) lebih produksi dan distribusi global yang berlangsung pada paruh
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. kedua triwulan I 2020.

Penyaluran kredit perbankan Jawa Tengah tercatat sebesar Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun oleh
Rp300,58 Triliun, menunjukkan pertumbuhan yang perbankan Jawa Tengah pada triwulan I 2020 tercatat sebesar
melambat (6,54%; yoy) dibandingkan triwulan lalu (6,88%; Rp310,75 triliun atau tumbuh sebesar 7,57% (yoy), lebih
yoy). Realisasi ini sejalan dengan kontributor perekonomian tinggi dibandingkan triwulan lalu yang tercatat tumbuh
lainnya di kawasan Jawa, yaitu provinsi Jawa Timur dan

25% 6,00%

20% 5,00%

15% 4,00%

10%

3,00%

5%

0% 2,00%

-5% 1,00%

-10% 0,00%
I
II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan di Pulau Jawa Grafik 4.2 Perkembangan Rasio Non-Performing Loan (NPL)
Kredit Perbankan Jawa Tengah

4. Indikator perbankan berdasarkan lokasi bank

52 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN 20,00% 16,00%
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 14,00%

15,00% 12,00%

10,00%

10,00% 8,00%

6,00%

5,00% 4,00%

2,00%

0,00% 0,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR NASIONAL JAWA BARAT BANTEN DKI JAKARTA D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.3 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan di Grafik 4.4 Perkembangan Pertumbuhan Aset Perbankan di Pulau Jawa
Jawa Tengah

110% 16% 100%

100% 14%

12%

90% 10%

80% 8%

70% 6%

4%

60% 2V

50% 0% 90%
I IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2017 BANTEN 2018 2019 2020 2017 2018
2019 2020
JAWA BARAT DKI JAKARTA D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR
NASIONAL PERTUMBUHAN ASET PERTUMBUHAN DPK PERTUMBUHAN KREDIT LDR - SKALA KANAN

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.5 Perkembangan Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Grafik 4.6 Perkembangan Pertumbuhan Indikator Perbankan
Perbankan Jawa Tengah Jawa Tengah

sebesar 6,99% (yoy). Akselerasi ini sejalan dengan kinerja yang dibarengi dengan peningkatan pertumbuhan DPK
penghimpunan DPK perbankan di kawasan Jawa yang secara langsung menurunkan peran intermediasi perbankan
seluruhnya mencatatkan pertumbuhan di triwulan laporan di Jawa Tengah, tercermin dari loan-to-deposit (LDR) yang
yang lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu. Namun mengalami mengalami penurunan menjadi sebesar 96,73%.
demikian, pertumbuhan DPK perbankan di Jawa Tengah Seluruh perbankan di kawasan Jawa mencatatkan penurunan
adalah yang terendah di kawasan Jawa, diikuti oleh LDR pada triwulan laporan, dengan perbankan di DI
perbankan di Provinsi DI Yogyakarta yang mencatatkan Yogyakarta masih menjadi yang terendah di tingkat 62,40%.
pertumbuhan sebesar 7,61% (yoy) pada triwulan laporan.
Kinerja pertumbuhan DPK di kawasan Jawa maupun di 4.1.1. PERKEMBANGAN BANK UMUM
tingkat nasional ditopang oleh komponen tabungan yang 4.1.1.1. Perkembangan Jaringan Kantor Bank
meningkat, sementara komponen deposito terus mengalami
penurunan. Kondisi ini terutama terjadi tidak hanya pada Jumlah jaringan kantor bank umum di Jawa Tengah pada
perbankan di Jawa Tengah, namun juga terjadi pada triwulan I 2020 relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
perbankan di DKI Jakarta, Jawa Timur, serta DI Yogyakarta. Pada triwulan laporan, jumlah kantor bank umum di Jawa
Tengah tercatat sebesar 3.021 dari sebelumnya yang
Aset perbankan Jawa Tengah tercatat sebesar Rp399,51 berjumlah 3.026. Selain itu, perkembangan teknologi digital
triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,64% (yoy); mendorong efisiensi perbankan, khususnya aspek perluasan
tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu basis nasabah. Melalui berbagai fasilitas, diharapkan jumlah
(4,43%; yoy). Secara spasial, peningkatan pertumbuhan aset masyarakat yang mengakses lembaga keuangan semakin
perbankan di Jawa Tengah relatif baik apabila dibanding meningkat. Namun demikian, peningkatan jaringan kantor
pertumbuhan aset di Provinsi lainnya di Pulau Jawa yang masih utamanya pada kantor kas Bank Daerah yang dianggap
mencatatkan kinerja yang beragam, khususnya perbankan di masih relevan, utamanya untuk meningkatkan ikatan dengan
DI Yogyakarta dan Jawa Timur yang mencatatkan nasabah dan menjangkau nasabah yang literasi teknologinya
perlambatan kinerja aset. Perlambatan pertumbuhan kredit masih rendah dengan memberikan pelayanan langsung
kepada nasabah secara tatap muka.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 53
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Perbankan di Jawa Tengah LAPORAN
PEREKONOMIAN
KETERANGAN 2017 I 2018 IV I 2019 IV PROVINSI JAWA TENGAH
II III II III
BANK KONVENSIONAL 52 52 53 53
JUMLAH BANK UMUM 1 1 53 53 1 1 52 55 55
JUMLAH BANK (KANTOR PUSAT) 1 1 1 1 1
JUMLAH KANTOR BANK UMUM 3.000 2.988 3.034 3,011
JUMLAH KANTOR BANK UMUM MENURUT 3.067 3.054 3,026 3,020 3,017
BANK PEMERINTAH 1.930 1.959 2.037 2,026
KANTOR PUSAT - - 2.043 2.043 - - 2,040 2,040 2,040
KANTOR CABANG - - -
KANTOR CABANG PEMBANTU1) 89 89 89 89 --
KANTOR KAS 1.609 1.627 89 89 1.722 1,715 89
BANK PEMERINTAH DAERAH 1.715 1.715 1,723 89 89
KANTOR PUSAT 232 243 226 222
KANTOR CABANG 323 327 239 239 327 327 228 1,723 1,723
KANTOR CABANG PEMBANTU 327 327 332
KANTOR KAS 1 1 1 1 228 228
BANK SWASTA NASIONAL 45 43 1 1 43 43 1
KANTOR PUSAT 123 127 43 43 127 127 43 336 336
KANTOR CABANG 154 156 127 127 156 156 129
KANTOR CABANG PEMBANTU 737 692 156 156 660 648 159 11
KANTOR KAS 687 674 646
BANK ASING DAN BANK CAMPURAN - - - - 43 43
KANTOR PUSAT 145 146 - - 146 136 -
KANTOR CABANG 517 467 146 147 435 433 145 129 129
KANTOR CABANG PEMBANTU 462 448 424
KANTOR KAS 75 79 79 79 163 163
Sumber: Bank Indonesia, diolah 10 10 79 79 10 10 77
10 10 8 636 633
- - - - -
9 9 - - 9 9 7 --
1 1 9 9 1 1 1
- - 1 1 - - - 145 145
- -
418 416

73 72

88

--

77

11

--

1)Termasuk BRI Unit

4.1.1.2. Perkembangan Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Pertumbuhan DPK pada triwulan I 2020 menunjukkan oleh kelompok rentang nilai simpanan Rp100-500 juta
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, utamanya (pangsa 28,42%). Kedua kelompok tersebut menjadi
disebabkan oleh kinerja komponen tabungan yang pendorong akselerasi komponen tabungan dengan
melanjutkan akselerasinya sejak semester II 2019. Kinerja mencatatkan pertumbuhan masing-masing menjadi sebesar
komponen tersebut relatif menjaga kinerja penghimpunan 7,61% (yoy) dan 11,62% (yoy) pada triwulan laporan. Hal
dana oleh perbankan, meski kinerja deposito mengalami yang menjadi perhatian adalah terdapat lonjakan
perlambatan. peningkatan pada komponen tabungan kelompok nilai lebih
dari Rp20 miliar, yang mencatatkan pertumbuhan mencapai
Pada triwulan laporan, komponen tabungan mengalami 96,85% (yoy).
pertumbuhan sebesar 12,60% (yoy); dari sebesar 10,20%
(yoy) pada triwulan IV 2019. Komponen tabungan perbankan Kinerja komponen simpanan berjangka atau deposito pada
Jawa Tengah masih didominasi oleh nasabah dengan rentang perbankan Jawa Tengah yang stabil, dengan terpantau
nilai simpanan Rp10-100 juta (pangsa 35,19%) dan diikuti mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,69% (yoy) pada
triwulan I 2020, atau relatif sama dengan triwulan lalu yang
20 % YOY tercatat sebesar 0,70% (yoy). Komponen deposito didominasi
oleh deposan dengan nilai lebih dari Rp20 miliar (pangsa
15 21,21%), serta kelompok nilai Rp 100-500 juta (pangsa
20,84%). Kinerja penghimpunan deposito beragam pada
10 tiap kelompok, dengan kelompok-kelompok nilai besar
cenderung mengalami kontraksi, khususnya pada kelompok
5 nilai lebih dari Rp20 miliar yang melanjutkan tren kontraksi
sejak triwulan IV 2020, sebesar -8,95% (yoy) pada triwulan
0 laporan ini. Penurunan ini terutama berlangsung pada

-5

-10 II III IV I II III IV I II III IV I
I 2017 DPK 2018 2019 2020

TABUNGAN DEPOSITO GIRO

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.7 Perkembangan Pertumbuhan DPK Perbankan Jawa Tengah

54 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN 30% 14% YOY
PEREKONOMIAN 12%
PROVINSI JAWA TENGAH 25% 10%

20% 8%
6%
15% 4%
2%
10% 0%

5% I

0% II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I 2019 2020 2017 2020

2017 2018 <10 JT 2018 2019

KURANG DARI RP10 JUTA Rp10 - 100 JUTA Rp100 - 500 JUTA Rp500 JUTA - 1 MILIAR >10 JT - 100 JT >100JT - 500JT >500JT - 1 M

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.8 Perkembangan Pertumbuhan Tabungan Perbankan Grafik 4.9 Andil Pertumbuhan Tabungan Perbankan di Jawa
di Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai

50% 14% YOY

40% 12%

10%

30% 8%

20% 6%

10% 4%

0% 2%

0%

-10% -2%

-20% -4% II III IV I II III IV I II III IV I
I 2017 2018 2019 2020
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020
2017 2018
>1 M - 2 M >20M
>10 JT - 100 JT >100JT - 500JT >500JT - 1 M >100JT - 500JT >500JT - 1 M >20M

Sumber:DJPB Kanwil Jawa Tengah Kemenkeu, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.10 Perkembangan Pertumbuhan Deposito Perbankan di Grafik 4.11 Andil Pertumbuhan Deposito Perbankan di Jawa Tengah
Jawa Tengah Berdasarkan Kelompok Nilai Berdasarkan Kelompok Nilai

nasabah kelompok swasta atau pelaku usaha serta Jawa Tengah pada triwulan I 2020 tercatat sebesar Rp299,06
Pemerintah Daerah, yang mengindikasikan preferensi Triliun atau bertumbuh 6,87% (yoy) dibandingkan triwulan
likuiditas yang yang lebih mudah pada triwulan laporan. lalu (7,15%; yoy).

Sementara itu, pertumbuhan giro perbankan di Jawa Tengah Ditinjau berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit
pada triwulan IV 2019 terpantau mencatatkan perlambatan perbankan Jawa Tengah masih berfokus pada sektor utama,
yang signifikan dari 10,56% (yoy) pada triwulan sebelumnya antara lain sektor perdagangan besar dan eceran dengan
menjadi 6,46% (yoy) pada triwulan I 2020. Komponen giro pangsa 31,90% dari total nilai kredit. Sektor utama lainnya
didominasi oleh kelompok nilai lebih dari Rp20 miliar (pangsa yaitu industri pengolahan, memiliki pangsa kredit sebesar
39,68%), serta kelompok nilai Rp2-5 miliar (pangsa 16,18%). 17,59% diikuti oleh sektor pertanian yang memiliki pangsa
Perlambatan pada komponen deposito khususnya 4,30%. Pangsa penyaluran kredit pada sektor pertanian
disebabkan oleh penurunan pertumbuhan deposito pada tersebut masih terus tumbuh sejak tahun 2019, menunjukkan
kelompok nilai lebih dari Rp20 miliar, dengan tercatat pembiayaan pada lapangan usaha pertanian memiliki potensi
kontraksi sebesar 0,66% (yoy) pada triwulan I 2020, untuk diperluas.
melambat signifikan dibandingkan 20,41% (yoy) pada
triwulan lalu. Fenomena kontraksi tersebut khususnya 4,30% 17,59% 31,90% 46,21%
berlangsung pada komponen giro yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat maupun Daerah, yang mengindikasikan
realisasi belanja anggaran yang berlangsung lebih awal
dibanding tren historisnya.

4.1.1.3. Penyaluran Kredit PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR & ECERAN LAINNYA

Kinerja kredit perbankan Jawa Tengah pada triwulan I 2020 Sumber: Bank Indonesia, diolah
masih mencatatkan pertumbuhan, walau melambat
dibandingkan triwulan lalu. Penyaluran kredit perbankan di Grafik 4.12 Pangsa Kredit Perbankan Jawa Tengah Berdasarkan
Lapangan Usaha

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 55
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

35 %, YOY 8% LAPORAN
PEREKONOMIAN
30 PROVINSI JAWA TENGAH

25 6

20

15 4

10

5 2

0

-5 II III IV I II III IV I II III IV I 0 II III IV I II III IV I II III IV I
I 2017 2018 2019 2020 I 2017 2018 2019 2020

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN NPL KREDIT TOTAL NPL PERTANIAN
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.13 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perbankan Grafik 4.14 Perkembangan Rasio NPL Kredit Perbankan Jawa Tengah
Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Berdasarkan Sektor

Apabila ditinjau berdasarkan penggunaan, penyaluran kredit merupakan golongan debitur sektor swasta non lembaga
perbankan Jawa Tengah pada triwulan IV 2019 masih keuangan.
didominasi oleh kredit modal kerja dengan pangsa 53,79%.
Sementara itu, kredit konsumsi dan kredit investasi 4.1.2. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan
menempati urutan kedua dan ketiga dengan pangsa masing- Rakyat (BPR) Provinsi Jawa Tengah
masing sebesar 29,58% dan 16,63% dari total kredit yang
disalurkan oleh perbankan yang berlokasi di Jawa Tengah. Sejalan dengan kinerja perbankan secara umum, BPR di
Perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan laporan wilayah Provinsi Jawa Tengah juga mencatatkan penurunan
terutama berlangsung pada kredit investasi dari 16,10% (yoy) kinerja di berbagai indikator kinerja, termasuk aset, DPK, dan
pada triwulan lalu menjadi 8,86% (yoy). Sementara itu, kredit kredit. Pada triwulan laporan, aset BPR Jawa Tengah tercatat
modal kerja dan kredit konsumi masih mencatatkan akselerasi Rp33,31 triliun, atau tumbuh 6,54% (yoy), melambat
yang moderat dengan masing-masing mencatatkan dibandingkan dari triwulan lalu (12,96%; yoy).
pertumbuhan menjadi 6,38% (yoy) dan 5,54% (yoy).
DPK BPR Jawa Tengah tercatat Rp25,82 triliun atau
Berdasarkan pengelompokkan nilai, dapat terlihat bahwa bertumbuh 8,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
persentase kredit di bawah Rp500 juta memiliki pangsa lalu sebesar 13,31% (yoy). Berbeda dengan bank secara
sebesar 52,06% dari total kredit yang disalurkan di Jawa umum, DPK BPR masih didominasi oleh deposito (pangsa
Tengah. Hal Ini menunjukkan bahwa nominal penyaluran 56,35%), kemudian tabungan (pangsa 43,65%). Seluruh
kredit skala kecil dan skala sedang di Jawa Tengah relatif komponen DPK BPR di Jawa Tengah pada triwulan IV 2019
merata. Namun, ditinjau dari aspek sebaran jumlah debitur mencatatkan pertumbuhan yang melambat, dengan
dan nominal kredit, penyaluran kredit di Jawa Tengah deposito dan tabungan masing-masing mencatatkan
sebagian besar masih dikuasai oleh debitur dengan nominal pertumbuhan sebesar 10,19% (yoy) dan 7,16% (yoy); lebih
kredit di atas Rp500 juta. Hal tersebut terlihat dari 1,35% rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
debitur dengan realisasi kredit di atas Rp500 juta, memiliki masing-masing sebesar 13,63% (yoy) dan 12,92% (yoy).
pangsa nominal kredit hingga mencapai 47,94% dari
keseluruhan nominal kredit Jawa Tengah. Berdasarkan data 18 % YOY
triwulan I 2020, mayoritas debitur kredit di atas Rp 1 Miliar
17

16

15

14

Tabel 4.2 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai 13

12

KREDIT NOMINAL JUMLAH PERSENTASE PERSENTASE 11
(RP MILIAR) REKENING NOMINAL REKENING
10
0-100 JUTA 71,898 3,285,550 23.92% 85.45% I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
508,026 28.14% 13.21%
100-500 JUTA 84,589 24,392 2016 2017 2018 2019
27,158 4.72% 0.63%
500 JT - 1 M 14,178 43.22% 0.71% PERTUMBUHAN ASET BPR JAWA TENGAH
3,845,126 100.00% 100.00%
>1 M 129,913 Sumber: Bank Indonesia, diolah

TOTAL 300,578 Grafik 4.15 Perkembangan Pertumbuhan Aset BPR di Jawa Tengah

Sumber: Bank Indonesia, diolah

56 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN 25 % YOY
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 21

17

13 43,65%
56,35%
9
TABUNGAN BPR JAWA TENGAH
5 DEPOSITO BPR JAWA TENGAH
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2016 2017 2018 2019
Grafik 4.17 Pangsa Dana Pihak Ketiga BPR di Jawa Tengah
DPK BPR JAWA TENGAH TABUNGAN BPR JAWA TENGAH DEPOSITO BPR JAWA TENGAH

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.16 Perkembangan Pertumbuhan DPK BPR di Jawa Tengah

30 %

20

10 59,16%
6,33%
34,50%

0 II III IV I II III IV I II III IV I II III IV KREDIT MODAL KERJA BPR JAWA TENGAH
I KREDIT INVESTASI BPR JAWA TENGAH
KREDIT KONSUMSI BPR JAWA TENGAH
2016 2017 2018 2019

KREDIT BPR JAWA TENGAH KREDIT INVESTASI BPR JAWA TENGAH
KREDIT MODAL KERJA BPR JAWA TENGAH KREDIT KONSUMSI BPR JAWA TENGAH

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.18 Perkembangan Pertumbuhan Kredit BPR di Jawa Tengah Grafik 4.19 Pangsa Kredit BPR di Jawa Tengah

Sejalan dengan kinerja DPK, pertumbuhan kredit BPR Jawa Kualitas kredit BPR di Jawa Tengah membaik walaupun masih
Tengah pada triwulan IV 2019 juga tumbuh melambat di atas batas yang ditetapkan pada perbankan umum. Rasio
sebesar 9,87% (yoy) atau secara nominal sebesar Rp25,90 NPL kredit BPR di Jawa Tengah pada triwulan laporan ini
triliun. Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 7,07%, membaik dibandingkan triwulan lalu
BPR Jawa Tengah pada triwulan IV 2019 terutama ditopang yang tercatat sebesar 7,88%. Apabila dicermati secara
oleh pertumbuhan kredit modal kerja. Kredit modal kerja lapangan usaha, kredit pada sektor perdagangan besar dan
mengalami perlambatan dari 14,12% (yoy) menjadi 11,13% eceran perlu menjadi perhatian karena masih cenderung
(yoy). Sejalan dengan itu, kredit konsumsi juga mengalami persisten sejak tahun 2016, dengan mencatatkan rasio NPL
perlambatan dari 13,25% (yoy) menjadi 7,85% (yoy). sebesar 9,76 pada triwulan laporan. Sementara itu NPL
Sementara itu, kredit investasi mengalami perlambatan yang Rumah Tangga (RT) relatif membaik dari 5,18% pada triwulan
signifikan, dari sebesar 24,14% (yoy) menjadi 9,46% (yoy). lalu menjadi 3,58% pada triwulan IV 2019.

Penyaluran kredit BPR Jawa Tengah terkonsentrasi pada 7,19% PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran (28,53%), 2,73%
kemudian merata dengan pangsa kecil ke berbagai sektor lain 28,43% INDUSTRI PENGOLAHAN
(29,13%), pertanian (7,19%), dan rumah tangga (RT) 5,94% PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
(5,94%). Walaupun masih menjadi lapangan usaha yang
dominan menerima penyaluran kredit BPR, lapangan usaha 9,82% RUMAH TANGGA
terus melanjutkan tren penurunan realisasi kreditnya, dengan 45,89%
mencatatkan kontraksi sebesar 4,58% (yoy) pada triwulan IV JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA,
2019, berbalik arah dari triwulan lalu yang mencatatkan HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA
pertumbuhan sebesar 8,48% (yoy). LAINNYA

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.20 Pangsa Penyaluran Kredit BPR di Jawa Tengah

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 57
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

60 % YOY 90 12% LAPORAN
PEREKONOMIAN
75 10% PROVINSI JAWA TENGAH

40 60

45 8%

20 30 6%

15 4%

00

-15 2%

-20 -30 0% I II III IV I II III IV
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019

KREDIT BPR KESELURUHAN KREDIT BPR SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN NPL BPR JAWA TENGAH KESELURUHAN NPL INDUSTRI PENGOLAHAN
KREDIT BPR SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN KREDIT BPR SEKTOR RUMAH TANGGA - SKALA KANAN NPL PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN NPL PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
KREDIT BPR SEKTOR PERTANIAN NPL RUMAH TANGGA

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.21 Perkembangan Pertumbuhan Kredit BPR di Jawa Tengah Grafik 4.22 Perkembangan NPL BPR di Jawa Tengah

4.2. RISIKO KETAHANAN SISTEM KEUANGAN berlangsung sejak semester II 2019. Pertumbuhan realisasi
DAERAH DI JAWA TENGAH kredit perbankan terhadap industri pengolahan di Jawa
Tengah tercatat meningkat dari sebesar 2,78% (yoy) pada
4.2.1. Ketahanan Lapangan Usaha Jawa Tengah triwulan IV 2019, menjadi sebesar 10,94% (yoy) pada triwulan
Triwulan IV 2019 laporan. Peningkatan realisasi kredit ini terutama berlangsung
pada kredit modal kerja yang tercatat tumbuh sebesar
Penyaluran kredit di Jawa Tengah5 tercatat sebesar Rp 360,30 12,23% (yoy) pada triwulan IV 2019; lebih tinggi
triliun, atau tumbuh 9,27% (yoy). Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu yang tercatat hanya sebesar
dibandingkan triwulan lalu yang terhitung sebesar 6,41% 0,73% (yoy).
(yoy). Penyalurannya kredit non konsumsi masih didominasi
ke lapangan usaha (LU) utama Jawa Tengah, yaitu LU Sementara itu, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan
perdagangan besar dan eceran (pangsa 27,62%), diikuti oleh sebesar 6,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan III
LU industri pengolahan (pangsa 21,60%), LU konstruksi 2019 yang tercatat tumbuh sebesar 11,78% (yoy).
(pangsa 6,05%); serta LU pertanian, kehutanan, dan Perlambatan realisasi kredit investasi ini diperkirakan sebagai
perikanan (pangsa 3,23%). Walaupun mengalami langkah antisipasi korporasi terhadap melesunya permintaan
peningkatan pertumbuhan, penyaluran kredit non konsumsi domestik maupun ekspor dalam jangka waktu menengah dan
di Jawa Tengah mengalami peningkatan risiko. Hal ini panjang. Indikator Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan
tercermin dari rasio non-performing loan (NPL) yang Liaison yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia menunjukkan
meningkat, khususnya pada sektor utama di Jawa Tengah, bahwa mayoritas pelaku usaha subsektor tekstil serta
yaitu LU industri pengolahan, LU perdagangan besar dan subsekor furnitur dan kayu olahan akan menunda kegiatan
eceran, dan LU konstruksi. investasinya pada tahun 2020. Kredit yang disalurkan pada
industri pengolahan juga terus mengalami peningkatan risiko
Secara umum, lapangan usaha industri pengolahan yang telah berlangsung sejak triwulan IV 2019.
mengalami peningkatan pertumbuhan kredit pada triwulan I
2020, atau pulih sementara dari tren perlambatan yang telah

30% 12% 15% 14,00%
10% 9,00%
25% 4,00%
5% -1,00%
20% 8% 0%
-5%
15%

10% 4%

5%

0% 0%

-5%

-10% -4%

I II III IV I II III IV I II III IV I -10% -6,00%

2017 2018 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I

NPL KREDIT LU PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN (SKALA KANAN) 2017 2018 2019 2020
PERTUMBUHAN EKONOMI LU PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN
PERTUMBUHAN KREDIT LU PERTANIAN, KEHUTANAN, & PERIKANAN PERTUMBUHAN EKONOMI LU INDUSTRI PENGOLAHAN
PERTUMBUHAN KREDIT LU INDUSTRI PENGOLAHAN
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, diolah
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.23 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan Risiko
Sektor Pertanian Grafik 4.24 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit,
dan Risiko Sektor Industri Pengolahan

5. Indikator kinerja perbankan ditinjau berdasarkan lokasi proyek di Provinsi Jawa Tengah.

58 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN 25% 5% 90% 5%
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH 20% 4% 80% 4%
70%

15% 3% 60% 3%
50%
10% 2%
40%
5% 1% 30% 2%

0% 0% 20% 1%
10%

-5% -1% 0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
-10% -2%
IV I 2016 2017 2018 2019
I II III IV I II III IV I II III
2020
2017 2018 2019 NPL KREDIT LU KONSTRUKSI (SKALA KANAN)
PERTUMBUHAN EKONOMI LU KONSTRUKSI
NPL KREDIT LU PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN (SKALA KANAN) PERTUMBUHAN KREDIT LU KONSTRUKSI
PERTUMBUHAN EKONOMI LU PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
PERTUMBUHAN KREDIT LU PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, diolah

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah dan Bank Indonesia, diolah Grafik 4.26 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit, dan
Risiko Sektor Konstruksi
Grafik 4.25 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kredit,
serta Risiko Sektor Perdagangan Besar dan Eceran

Selanjutnya, kredit lapangan usaha pertanian, kehutanan, Indonesia menunjukkan bahwa tekanan penurunan kinerja
dan perikanan masih mencatatkan peningkatan penyaluran LU perdagangan besar dan eceran terutama berlangsung
kredit yang tinggi dengan tumbuh sebesar 28,81% (yoy), pada barang-barang sandang serta barang tersier lainnya,
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu sebagai akibat penetapan status Pembatasan Sosial Berskala
yang terhitung sebesar 22,68% (yoy). Peningkatan Besar (PSBB) oleh Pemerintah di Jawa Tengah maupun
penyaluran kredit pada LU pertanian, kehutanan, dan kawasan lainnya di Indonesia.
perikanan terutama berlangsung pada kredit modal kerja
yang pulih, sejalan dengan ekpektasi pelaku pertanian dan Sementara itu, penyaluran kredit di subsektor konstruksi
perkebunan terhadap kondisi iklim tahun 2020 yang lebih masih terjaga dengan baik, dengan terhitung sebesar
baik, setelah fenomena kekeringan panjang pada akhir tahun 10,91% (yoy) pada triwulan I 2020, relatif stabil dibandingkan
2018 hingga awal tahun 2019. triwulan lalu yang tercatat sebesar 10,05% (yoy). Namun
demikian, risiko penyaluran kredit pada subsektor mengalami
Sementara itu, penyaluran kredit pada LU perdagangan besar peningkatan dengan rasio NPL sebesar 2,41%pada triwulan
dan eceran melambat sejalan dengan kinerja pertumbuhan laporan, atau lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2019
ekonominya. Nilai penyaluran kredit lapangan usaha yang tercatat sebesar 1,86%. Peningkatan risiko kredit ini
perdagangan besar dan eceran di Jateng tumbuh 3,98% (yoy) terutama berlangsung pada komponen kredit modal kerja,
pada triwulan laporan, melambat dibandingkan dengan mengindikasikan bahwa menurunnya rasio likuiditas
triwulan lalu yang mencapai 6,08% (yoy). Kredit modal kerja subsektor konstruksi akibat penundaan dan alokasi anggaran
dengan pangsanya mencapai 88% pada LU perdagangan proyek pada masa penanganan pandemik COVID-19.
besar dan eceran menjadi kontributor utama penurunan
penyaluran kredit, dengan tumbuh sebesar 3,54% (yoy) pada 4.2.2. Kerentanan Sektor Rumah Tangga
triwulan I 2020, lebih rendah dibandingkan 4,54% (yoy) pada 4.2.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
triwulan lalu.
Rumah Tangga
Sejalan dengan hal tersebut, kualitas kredit pada LU
perdagangan besar dan eceran menunjukkan penurunan, Rumah tangga (RT) memegang peranan besar terhadap
dengan mencatatkan rasio NPL sebesar 3,90% pada triwulan perekonomian dan sistem keuangan Jawa Tengah. Konsumsi
laporan, atau meningkat dibandingkan triwulan IV 2019 yang RT menyumbang ±62% dari total PDRB di Jawa Tengah.
tercatat sebesar 3,54%. Penurunan kualitas kredit LU Ditinjau dari sisi perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) rumah
perdagangan besar dan eceran di Jateng, terutama tangga menyumbang 74,79% dari total DPK yang dihimpun
berlangsung pada komponen kredit modal kerja yang oleh perbankan di Jawa Tengah pada triwulan I 2020.
mencatatkan rasio NPL sebesar 4,02%. Informasi yang Berdasarkan jenisnya, komponen tabungan masih menjadi
diperoleh dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank pembentuk utama DPK di Jawa Tengah dengan rasio sebesar
53,71%. Analisis lebih dalam mengindikasikan bahwa sekitar
0,06% deposan besar (dengan simpanan dana lebih dari

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 59
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Rp1 miliar) menguasai 34,14% dari total himpunan dana di Tabel 4.3 Pengelompokkan Kredit Berdasarkan Nilai LAPORAN
tabungan serta deposito, meningkat dibandingkan triwulan PEREKONOMIAN
lalu yang tercatat sebesar 32,96%. PENGELOMPOKKAN PANGSA NOMINAL PANGSA KREDITUR PROVINSI JAWA TENGAH
TABUNGAN (RP)
Sementara itu, kredit konsumsi RT menyumbang 29,33% dari
total kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah. 0-100 JUTA 46.44% 99.30%
Kredit konsumsi menunjukkan akselerasi menjadi sebesar 100-500 JUTA 28.42% 0.63%
9,10% (yoy) dengan kualitas NPL msih terjaga pada 1,29%. 500 JT - 1 M 0.04%
Penyaluran kredit konsumsi masih didominasi oleh Kredit >1 M 6.66% 0.03%
Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Multiguna. Sumber: Bank Indonesia, diolah 18.49%

masyarakat terhadap perkiraan jumlah tabungan untuk
periode triwulan I 2020 menunjukkan tren peningkatan
menjadi rata-rata sebesar 134,35; lebih tinggi dibandingkan
ekspektasi untuk triwulan yang terhitung rata-rata sebesar
129,01.

4.2.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga/ Komposisi DPK rumah tangga pada triwulan I 2020 masih
Perseorangan (DPK RT) di Perbankan didominasi oleh tabungan (66,65%), deposito (30,50%), dan
giro (2,85%). Pertumbuhan tabungan mencatatkan
Dana Pihak Ketiga (DPK) di Jawa Tengah yang berhasil akselerasi sebesar 11,26% (yoy); dibandingkan triwulan lalu
dihimpun pada triwulan I 2020 tercatat sebesar Rp310,75 yang terhitung sebesar 9,41% (yoy). Sementara itu, deposito
Triliun, didominasi oleh dana rumah tangga domestik sebesar melanjutkan tren perlambatannya yang telah berlangsung
Rp232,23 Triliun atau setara dengan pangsa 74,79% dari sejak semester II 2019, dengan mencatatkan pertumbuhan
total DPK. Dana simpanan rumah tangga mengalami sebesar 2,07% (yoy). Meningkatnya pangsa tabungan
pertumbuhan yang meningkat (8,22%; yoy) dibandingkan terhadap total DPK perbankan menunjukkan tren
triwulan IV 2019 (7,14%; yoy). Hal ini sejalan dengan hasil peningkatan preferensi rumah tangga atau perseorangan
Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap aspek fleksibilitas dan likuiditas yang tinggi pada
terhadap masyarakat di Kota Semarang, Solo, Purwokerto, periode perlambatan ekonomi saat ini.
dan Tegal. Salah satu indeks yang menunjukkan ekspektasi

20 % YOY Sejalan dengan pola historis, ditinjau berdasarkan kelompok
nilai, ketergantungan perbankan Jawa Tengah terhadap
15 nasabah perseoragan dengan kelompok nilai besar masih
cukup tinggi. Tercatat pada triwulan I 2020, sebanyak 0,07%
10 dari jumlah deposan perseorangan dengan nilai tabungan di
atas Rp500 juta menyumbang 25,15% dari nilai keseluruhan
5 tabungan perseorangan di Jawa Tengah.

0

-5 II III IV I II III IV I II III IV I
I 2019 2020

2017 2018 NON PERSEORANGAN

RATA-RATA PERSEORANGAN

Sumber: Bank Indonesia, diolah 4.2.2.3. Kredit Perseorangan di Perbankan

Grafik 4.27 Perkembangan Pertumbuhan DPK, Perseorangan, dan Pertumbuhan kredit konsumsi bagi rumah tangga (RT) di Jawa
Bukan Perseorangan Jawa Tengah Tengah pada triwulan I 2019 mencatatkan peningkatan yang
signfikan, dari sebelumnya tumbuh sebesar 5,02% (yoy) pada
25 % triwulan IV 2019, menjadi sebesar 9,10% (yoy) pada triwulan
laporan. Hal ini menjadi perhatian lebih lanjut dikarenakan
20 laju realisasi kredit konsumsi RT tersebut tercatat lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan komponen konsumsi RT pada
15 PDRB Jawa Tengah yang mengalami perlambatan dari sebesar
4,36% (yoy) pada triwulan lalu, meningkat menjadi 3,46%
10 (yoy) pada triwulan I 2020.

5

0

-5

-10

-15
I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020

PERTUMBUHAN DPK PERTUMBUHAN TABUNGAN PERTUMBUHAN DEPOSITO PERTUMBUHAN GIRO

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.28 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Jawa Tengah
Berdasarkan Komponennya

60 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN 25% (YOY) 140% 100%
PEREKONOMIAN 90%
PROVINSI JAWA TENGAH 20% 120% 80%
15% 100% 70%
10% 80% 60%
60% 50%
5% 40% 40%
30%
0% 20% 20%
10%
-5% 0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 KPR 2018 2019 2020
2017 2018 2019 2020
KKB MULTIGUNA LAINNYA
TOTAL KREDIT KKB MULTIGUNA (SKALA KANAN)
KPR PERLENGKAPAN RT (SKALA KANAN) LAINNYA (SKALA KANAN)

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.29 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga Grafik 4.30 Perkembangan Pangsa Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah
Jawa Tengah

Sesuai dengan historis, struktur kredit rumah tangga sebagian pertumbuhan kredit konsumsi untuk tumbuh lebih tinggi.
besar masih disalurkan dalam kredit multiguna, kredit Perlambatan penyaluran KPR di Jawa Tengah berlangsung
pemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor pada seluruh kelompok pembiayaan pembelian rumah
(KKB). Berdasarkan andilnya, peningkatan realisasi kredit RT maupun rukan, dengan kontributor penurunan terbesar
pada triwulan I 2020 terutama disebabkan oleh kelompok berlangsung pada segmen KPR untuk kepemilikan tipe rumah
kredit multiguna. Pada triwulan laporan ini, kredit multiguna tinggal 22 s.d. 70 m2. Sementara itu, pembiayaan untuk tipe
tercatat meningkat 19,46% (yoy) atau tertinggi dalam 6 rumah tinggal tipe di atas 70 m2 yang menunjang kinerja KPR
(enam) tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa sejak 2018, terhitung relatif stabil pada triwulan laporan ini,
masyarakat Jawa Tengah mengoptimalkan pinjaman dengan tercatat tumbuh 11,03% (yoy). Sementara,
multiguna untuk mempertahankan daya konsumsi dalam penyaluran kredit pada rumah tinggal s.d. tipe 21 masih
rumah tangga. Selanjutnya, kualitas kredit rumah tangga melanjutkan tren kontraksi yang telah berlangsung sejak
masih terjaga sangat baik, walaupun mencatatkan tahun 2016. Dalam rangka mendorong kembali kepemilikan
peningkatan rasio NPL dari sebesar 1,14% pada triwulan IV rumah sederhana oleh masyarakat sederhana, Pemerintah
2019, menjadi sebesar 1,29% pada triwulan laporan ini. menyalurkan fasilitas subsidi yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri PUPR Nomor 535 Tahun 2019 tentang
Laju penyaluran KPR pada triwulan I 2020 tercatat sebesar Batasan Harga Jual Rumah Sejahtera Tapak yang Diperoleh
1,59% (yoy), melambat signfikan dibandingkan triwulan Melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah Bersubsidi.
sebelumnya yang tercatat sebesar 6,61%. Dengan pangsa
nilainya terhadap keseluruhan kredit konsumsi di Jawa Secara umum kualitas KPR di Jawa Tengah masih relatif
Tengah sebesar 24,1307%, penurunan kinerja KPR menahan terjaga, dengan rasio NPL relatif stabil di tingkat 1,94% pada

Tabel 4.4 Perkembangan Rasio Non-Performing Loan Kredit Rumah Tangga Jawa Tengah

KATEGORI 2018 2019 2020
I
PEMILIKAN RUMAH TINGGAL S.D. TIPE 21 I II III IV I II III IV
PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE 22 S.D. 70 5.53%
PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE DIATAS 70 2,69% 3,02% 3,18% 2,78% 2,98% 3,59% 4.13% 3.95% 1.40%
PEMILIKAN FLAT ATAU APARTEMEN S.D. TIPE 21 1,46% 1,37% 1.44% 3.29%
PEMILIKAN FLAT ATAU APARTEMEN TIPE 22 S.D. 70 3,58% 1,54% 1,51% 1,24% 2,78% 1,38% 1.40% 2.86% 0.00%
PEMILIKAN FLAT ATAU APARTEMEN TIPE DIATAS 70 8,45% 2,76% 2,78% 2,53% 2,08% 2,68% 2.87% 0.93% 2.21%
PEMILIKAN RUMAH TOKO (RUKO) ATAU RUMAH KANTOR (RUKAN) 1,89% 8,81% 37,08% 17,78% 2,13% 0,70% 0.94% 2.17% 1.50%
PEMILIKAN MOBIL RODA EMPAT 2,09% 1,91% 1,89% 1,63% 0,45% 2,05% 1.97% 0.43% 7.27%
PEMILIKAN SEPEDA BERMOTOR 3,17% 3,44% 6.90% 1.12%
PEMILIKAN TRUK DAN KENDARAAN RODA ENAM ATAU LEBIH 0,98% 1,81% 2,29% 0,82% 1,17% 1,65% 0.43% 1.35% 1.48%
PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR LAINNYA 1,86% 3,54% 3,48% 3,54% 1,43% 5,20% 6.91% 1.57% 2.40%
PEMILIKAN FURNITUR DAN PERALATAN RUMAH TANGGA 1,19% 1,31% 1,25% 0,95% 1,90% 1,23% 1.26% 1.64% 3.04%
PEMILIKAN TELEVISI, RADIO, DAN ALAT ELEKTRONIK 1,04% 3,49% 3.47% 1.03%
PEMILIKAN KOMPUTER DAN ALAT KOMUNIKASI 0,28% 1,82% 1,75% 1,47% 1,21% 1,78% 1.61% 0.71% 3.07%
PEMILIKAN PERALATAN LAINNYA 1,83% 2,65% 2,72% 1,48% 1,88% 3,57% 1.79% 2.72% 2.10%
KEPERLUAN MULTIGUNA 2,71% 1,26% 2,16% 2,57% 5,50% 3,32% 3.59% 3.11% 1.26%
KEPERLUAN LAINNYA 0,50% 0,31% 0,50% 1,03% 0,61% 1,30% 0.67% 1.04% 1.09%
Sumber: Bank Indonesia, diolah 1,15% 1,04% 1.00% 0.17%
0,61% 1,96% 2,52% 2,57% 0,60% 1,92% 2.82% 0.18%
4,39% 7,49% 7,26% 4,05% 3.42%
0,75% 0,98% 0,82% 1,12% 1.06%
1,20% 1,12% 0,96% 1,03% 1.08%

0,67% 0,59% 0,56% 0,68% 0.18%

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, 61
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

25% LAPORAN
PEREKONOMIAN
20% PROVINSI JAWA TENGAH

15%

10%

5% 8,82%
60,49%
0% 25,15% KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL S.D. TIPE 21
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE 22 S.D. 70
-5% 1,17% KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE DIATAS 70
4,37% KREDIT PEMILIKIAN FLAT/APARTEMEN
-10% KREDIT PEMILIKAN RUMAH TOKO (RUKO)
ATAU RUMAH KANTOR (RUKAN)
-15%

-20%
I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020

KREDIT PEMILIKAN RUMAH TOKO (RUKO) ATAU RUMAH KANTOR (RUKAN) KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE 22 S.D. 70
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL S.D. TIPE 21 KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE DIATAS 70

Grafik 4.31 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah Sumber:DJPB Kanwil Jawa Tengah Kemenkeu, diolah
di Jawa Tengah
Grafik 4.32 Pangsa Kredit Pemilikan Rumah di Jawa Tengah
triwulan IV 2019. Risiko kerentanan RT terpantau masih stabil
rendah dengan rasio NPL 1,14% pada triwulan laporan. Pada triwulan laporan, kredit kendaraan bermotor (KKB)
Apabila di lebih lanjut berdasarkan jenis kredit, peningkatan tumbuh sebesar 5,10% (yoy), meningkat dibandingkan
NPL pada penyaluran KPR terutama disebabkan oleh triwulan lalu (1,98%; yoy). Penyaluran KKB mayoritas
peningkatan risiko pada kelompok kredit pembiayaan ditujukan untuk membiayai kepemilikan mobil roda empat
pemilikan rumah toko atau rumah kantor kredit pemilikan (71,11%) dan sepeda bermotor (24,205%). Peningkatan
rumah tinggal s.d tipe 21. Hal ini perlu menjadi perhatian pertumbuhan KKB utamanya ditopang oleh kinerja kredit
untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi akibat pandemic pembiayaan kendaraan mobil roda empat yang mencatatkan
COVID-19 yang selanjutnya akan meningkatkan tekanan dari pertumbuhan 4,13% (yoy) pada triwulan I 2020, atau relatif
debitur masyarakat pra-sejahtera. Hal ini juga tercermin dari stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
peningkatan yang signifikan pada tingginya pengajuan sebesar 4,07% (yoy). Hasil liaison Bank Indonesia
restrukturisasi KPR pasca Pemerintah menerbitkan paket mengidentifikasi bahwa tingkat persaingan antara pelaku
kebijakan stimulus yang tertuang dalam Peraturan Otoritas usaha pembiayaan alternatif dengan perbankan yang
Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/POJK.03/2020 tentang memiliki multifinance sangat mempengaruhi penyaluran KKB
Stimulus Perekonomian Nasional. perbankan terhadap pembiayaan produk sepeda bermotor.

8% II III IV I II III IV I II III IV I 25%
7% 2020 20%
6% 15%
5% 10%
4%
3% 5%
2% 0%
1% -5%
0% -10%
-15%
I

2017 2018 2019 I II III IV I II III IV I II III IV I
2020
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL S.D. TIPE 21 2017 2018 2019
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE 22 S.D. 70
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TINGGAL TIPE DIATAS 70 KKB SEPEDA BERMOTOR KKB MOBIL RODA EMPAT
KREDIT PEMILIKAN RUMAH TOKO (RUKO) ATAU RUMAH KANTOR (RUKAN)

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 4.34 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor
di Jawa Tengah
Grafik 4.33 Perkembangan NPL Kredit Pemilikan Rumah di Jawa Tengah

2.5%

2.0%

1.5%

1.0% 71,11% KREDIT PEMILIKAN MOBIL RODA EMPAT
24,20% KREDIT PEMILIKAN SEPEDA BERMOTOR
0.5% KREDIT PEMILIKAN TRUK DAN KENDARAAN BERMOTOR
2,42% RODA ENAM ATAU LEBIH
2,27% KREDIT PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR LAINNYA

0.0%

I II III IV I II III IV I II III IV I
2020
2017 2018 2019

KKB SEPEDA BERMOTOR KKB MOBIL RODA EMPAT

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Kredit Kendaraan Bermotor Sumber: Bank Indonesia, diolah
di Jawa Tengah
Grafik 4.36 Pangsa Kredit Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah

62 STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

LAPORAN Secara agregat, kualitas kredit kendaraan bermotor (KKB)
PEREKONOMIAN pada triwulan IV 2019 masih terjaga dengan NPL 1,16%.
PROVINSI JAWA TENGAH Kualitas KKB yang baik ini berlangsung di seluruh
subkomponen kredit kendaraan bermotor, baik kredit
pemilikan mobil roda empat serta kredit pemilikan sepeda
bermotor yang mencatatkan NPL cukup rendah, masing-
masing 1,33% dan 1,56%, atau relatif sama dibandingkan 3
(tiga) tahun terakhir.

BAB

V

PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Perkembangan indikator sistem pembayaran di Jawa Tengah pada triwulan I 2020
sejalan dengan kinerja Jawa Tengah yang mengalami pelemahan.

Nilai transaksi melalui SKNBI menunjukkan kontraksi secara triwulanan, namun meningkat
secara tahunan. Pertumbuhan triwulanan mengalami kontraksi 7,63% (qtq) dibandingkan
triwulan sebelumnya, sementara pertumbuhan tahunan mengalami peningkatan sebesar 14,39%
(yoy).
Untuk memperluas implementasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), sesuai ketentuan Bank
Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh Indonesia wajib menggunakan QR
Code dengan QR Code Indonesia Standard (QRIS).
Penyaluran bansos secara non tunai telah disalurkan kepada 1,36 juta KPM PKH dan 7,7 juta
KPM Program Sembako (sebelumnya bernama BPNT) sesuai prinsip 6T (tepat waktu, tepat
sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat administrasi).



PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN 65
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI) LAPORAN
PEREKONOMIAN
Penyelesaian transaksi ritel di Jawa Tengah yang Dengan perkembangan tersebut, SKNBI di Jawa Tengah PROVINSI JAWA TENGAH
diproses melalui SKNBI pada triwulan I 2020 masih mencatatkan kinerja transaksi yang relatif sama
mengalami penurunan secara triwulanan, namun dibandingkan transaksi keseluruhan nasional, dengan
meningkat secara tahunan. Nominal transaksi pangsa volume sebesar 2,39% dibandingkan nasional
perputaran kliring pada triwulan I 2020 tercatat lebih (39.727.969 DKE), serta pangsa sebesar 3,64%
rendah sebesar 7,63% (qtq) menjadi sebesar Rp40,05 dibandingkan keseluruhan nominal transaksi nasional
triliun dari sebesar Rp43,35 triliun pada triwulan IV 2019 (Rp1.100,84 triliun).
yang mengalami peningkatan 9,55% (qtq). Dari sisi
volume, perputaran kliring pada triwulan I 2020 laporan Perkembangan rata-rata harian transaksi kliring secara
tercatat lebih rendah 7,14% (qtq) atau setara dengan triwulanan tercatat mengalami penurunan baik dari sisi
949.898 DKE. nominal maupun volume. Perputaran kliring di Jawa
Tengah memproses rata-rata 15.077 DKE per hari, atau
Secara tahunan, penyelesaian nominal transaksi kliring di lebih rendah 4,19% (qtq) dibandingkan rata-rata harian
Jawa Tengah pada triwulan I 2020 mencatatkan pada triwulan sebelumnya yang memproses 15.737 DKE.
pertumbuhan sebesar 14,39% (yoy) dibandingkan Dari sisi nominal, nilai rata-rata harian perputaran kliring
pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp635,66 miliar, tercatat lebih rendah 4,70% (qtq)
yang tercatat kontraksi sebesar 13,54% (yoy). Dari sisi dibandingkan triwulan sebelumnya yang memproses
volume, perputaran kliring tercatat meningkat sebesar transaksi dengan nilai Rp666,99 miliar per hari. Penurunan
9,55% (yoy), dibandingkan periode yang sama tahun lalu aktivitas kliring juga dipengaruhi oleh berkurangnya
yang mengalami kontraksi sebesar 17,90% (yoy). transfer dana masyarakat melalui SKNBI.

1.000 RP MILIAR RIBU TRANSAKSI 20 75 % YOY INDEKS 45

18 50 30
800
25 15
16
00
600
14

400 12 -25 II III IV I II III IV I II III IV -15
I II III IV I II III IV I II III IV I I I

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

NOMINAL SKNBI VOLUME - SKALA KANAN PERTUMBUHAN TAHUNAN RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN JAWA TENGAH - VOLUME
PERTUMBUHAN TAHUNAN RATA-RATA PERPUTARAN KLIRING HARIAN JAWA TENGAH - NOMINAL
SALDO BERSIH TERTIMBANG SKDU - SKALA KANAN

Grafik 5.1 Perkembangan Rata-Rata Perputaran Kliring Harian Grafik 5.2 Pertumbuhan Tahunan Rata-Rata Perputaran Kliring dan
di Jawa Tengah SBT SKDU

1.400 RIBU TRANSAKSI 70.000 RP MILIAR

1.200 60.000

1.000 50.000

800 40.000

600 30.000

400 20.000

200 10.000

- -
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020

SEMARANG SOLO PURWOKERTO TEGAL KUDUS PEKALONGAN LAINNYA SEMARANG SOLO PURWOKERTO TEGAL KUDUS PEKALONGAN LAINNYA

Grafik 5.3 Pangsa Volume Transaksi SKNBI Berdasarkan Grafik 5.4 Pangsa Nominal Transaksi SKNBI Berdasarkan Daerah
Daerah Pengiriman Pengiriman

66 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN Terdapat 10 Koordinator Pertukaran Warkat Debit (KPWD) di 5.2. PERKEMBANGAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
PEREKONOMIAN Jawa Tengah, yaitu KPWD BI (Semarang, Solo, Purwokerto,
PROVINSI JAWA TENGAH dan Tegal) serta KPWD selain BI (Kudus, Magelang, Salatiga, Aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Jawa
Purworejo, Pekalongan, dan Cilacap). Pangsa volume Tengah pada triwulan I 2020 mencatatkan posisi net
transaksi KPWD selain BI pada periode Triwulan I 2020 adalah inflow. Peningkatan net inflow pada triwulan laporan
sebesar 14,86% dari jumlah seluruh transaksi kliring di Jawa tidak terlepas dari pola siklikal setelah periode Natal
Tengah atau memproses 128.207 DKE. Dari sisi nominal, dan Tahun Baru yang ditandai dengan kembali
pangsa nilai transaksi yang diproses oleh KPWD selain BI masuknya aliran uang ke perbankan sering dengan
sebesar 17,74% dari seluruh transaksi kliring di Jawa Tengah pola konsumsi masyarakat yang kembali normal.
atau mencapai nilai 6,39 triliun.
Posisi net inflow tercatat sebesar Rp11,93 triliun, mengalami
KPWD Kota Semarang mencatatkan transaksi kliring terbesar peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
di Jawa Tengah dengan pangsa volume dan nominal kliring mengalami net outflow sebesar Rp2,23 triliun. Pada triwulan
sebesar masing-masing 53,08% dan 47,44%. Kota laporan, posisi aliran uang kartal dari perbankan dan
selanjutnya yang memberikan sumbangan terbesar terhadap masyarakat ke Bank Indonesia (inflow) meningkat 38,32%
perputaran kliring Jawa Tengah adalah Kota Solo dengan (qtq) menjadi sebesar Rp24,38 triliun dari triwulan
pangsa volume dan nominal masing-masing sebesar 20,82% sebelumnya sebesar Rp17,62 triliun. Pada periode yang sama,
dan 24,37%, sedangkan kota-kota lain hanya memberikan aliran uang kartal dari Bank Indonesia (outflow) mengalami
kontribusi di bawah 10%. penurunan 37,35% (qtq) dari triwulan sebelumnya sebesar
Rp19,86 triliun menjadi Rp12,44 triliun seiring dengan
Transaksi kliring debet pengembalian dengan penurunan kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal
instrumen pembayaran berupa cek dan bilyet giro (BG) setelah Natal dan Tahun Baru.
kosong mengalami penurunan dari sisi volume dan
nominal. Secara tahunan, inflow tercatat tumbuh 11,33% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan inflow pada triwulan IV 2019 yang turun
Rata-rata volume cek dan BG kosong yang dikliringkan per sebesar 0,58% (yoy). Posisi outflow pada triwulan I 2020
hari pada triwulan laporan meningkat 0,77% (qtq) menjadi tercatat tumbuh sebesar 12,70% (yoy), berbalik arah
131 lembar per hari dari triwulan sebelumnya sebesar 130 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
lembar per hari sementara rata-rata nilai penarikan cek dan turun sebesar 2,62% (yoy). Posisi uang kartal berada pada
BG kosong menrun 5,40% (qtq) menjadi sebesar Rp5,55 posisi net inflow, sering dengan pola konsumsi masyarakat
miliar per hari pada triwulan laporan dibandingkan pada yang kembali normal. Secara spasial, aliran uang kartal
triwulan IV 2019 sebesar Rp5,86 miliar per hari. Sementara melalui Bank Indonesia di Semarang, Solo, dan Purwokerto
itu, pertumbuhan tahunan volume dan nominal rata-rata mencatat net inflow. Sementara itu, posisi aliran kas melalui
harian penarikan cek dan BG kosong pada triwulan I 2020 Bank Indonesia Tegal mencatat net outflow.
mengalami penurunan masing-masing sebesar 9,73% (yoy)
dan 11,88% (yoy). Bank Indonesia secara rutin melakukan kegiatan penarikan
uang Rupiah yang tidak layak edar dari peredaran,
30 RP MILIAR LEMBAR 350 pengolahan uang Rupiah, serta penggantian dengan uang
rupiah layak edar, sebagai bentuk penerapan clean money
25 300 policy. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan dan
meningkatkan standar kualitas uang yang diedarkan ke
20 masyarakat. Pemusnahan uang Rupiah tidak layak edar di
250 Jawa Tengah pada triwulan laporan menurun sebesar
29,34% dari inflow. Dari sisi nonimal, nilai pemusnahan uang
15 Rupiah pada triwulan I 2020 mengalami penurunan sebesar
200 2,27% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.

10

5 150

0 100
I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020

NOMINAL VOLUME - SKALA KANAN

Grafik 5.5 Perkembangan Rata-Rata Penarikan Cek dan Bilyet Giro
Kosong Harian di Jawa Tengah

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN 67
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

30 RP TRILIUN 25 RP TRILIUN LAPORAN
PEREKONOMIAN
25 20 PROVINSI JAWA TENGAH

20

15 15

10

5 10

-

(5) 5

(10) -

(15)

(20) (5)

(25)

(30) II III IV I II III IV I II III IV I (10) II III IV I II III IV I II III IV I
I INFLOW 2018 2019 2020 I 2017 SEMARANG 2018 2019 2020

2017 TEGAL

OUTFLOW NETFLOW SOLO PURWOKERTO

Grafik 5.6 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang Kartal Grafik 5.7 Perkembangan Pola Penarikan dan Setoran Uang Kartal
melalui Bank Indonesia di Jawa Tengah Berdasarkan Wilayah

10 RP TRILIUN RASIO (%) 60 120 KALI RP MILIAR 100
100
9 50
80
8 40 60 80
40
7 30 20

6 20 0 60
I
5 10

4 - 40
IV I
3
2020
2 20

1

- II III IV I II III IV I II III II III IV I II III IV I II III IV 0
I I

2017 2018 2019 2017 2018 2019 2020

PEMUSNAHAN % PEMUSNAHAN/INFLOW - SKALA KANAN FREKUENSI KAS KELILING NOMINAL KAS KELILING - SKALA KANAN

Grafik 5.8 Perkembangan Penarikan dan Pemusnahan Uang Tidak Grafik 5.9 Frekuensi dan Nominal Kas Keliling
Layak Edar

Bank Indonesia juga melakukan layanan kas yang keliling di triwulan pelaporan, masyarakat menukarkan uang
dilaksanakan di dalam kantor maupun di luar kantor. Layanan Rupiah sebesar Rp56,99 miliar, meningkat 104,46% (qtq)
kas bagi masyarakat di kantor Bank Indonesia dibuka untuk dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp27,87 miliar.
melayani penukaran uang rusak, uang cacat, serta uang yang
sudah dicabut dari peredaran. Sementara layanan kas di luar Jumlah uang palsu yang ditemukan di Jawa Tengah pada
kantor diwujudkan dengan program kas keliling. Kegiatan kas triwulan I 2020 sebanyak 5.005 lembar. Jumlah ini mengalami
keliling tersebut secara rutin dilaksanakan di dalam kota penurunan 20,18% (yoy) dibandingkan periode yang sama
kedudukan BI hingga menjangkau daerah terpencil. Kas tahun lalu dengan temuan uang palsu sebanyak 6.270
keliling dapat melayani penukaran uang ke pecahan yang lembar. Apabila dibedakan menurut pecahannya, pecahan
lebih kecil serta uang layak edar. Pada triwulan I 2020, kantor yang paling banyak dipalsukan adalah Rp100.000 sebanyak
BI di Jawa Tengah melakukan kegiatan kas keliling sebanyak 3.421 lembar (68,4%), diikuti oleh pecahan Rp50.000
66 kali, mengalami peningkatan 43,48% (qtq) dibandingkan sebanyak 1.387 lembar (27,2%). Sedangkan pecahan lainnya
triwulan sebelumnya sebanyak 46 kali. Selama kegiatan kas memiliki pangsa masing-masing pecahan kurang dari 3%.

4.000 LEMBAR

3.000

2.000

1.000

- SOLO PURWOKERTO TEGAL
SEMARANG

100,000 50,000 20,000 PECAHAN<10.000

Grafik 5.10 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Wilayah

Gambar 5.1 Peta Jangkauan Layanan Kas Keliling di Jawa Tengah

68 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

LAPORAN 68,09% 27,19% 2,88% 1,84% 1,26% 2,18% 96,28% 0,28%
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH

100.000 50.000 20.000 PECAHAN <10.000 SETORAN BANK MASYARAKAT KLARIFIKASI BANK KEPOLISIAN

Grafik 5.11 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan Grafik 5.12 Persentase Temuan Uang Palsu Berdasarkan Sumber
Temuan
Apabila dibedakan berdasarkan daerah, uang palsu paling
banyak ditemukan di Semarang sebanyak 3.341 lembar Sejalan dengan penurunan yang terjadi triwulanan, secara
(66,75%). Sementara pangsa penemuan uang palsu di kota tahunan transaksi penukaran valuta asing juga tercatat
lain adalah Solo sebanyak 855 lembar (17,08%), Tegal menurun 5,09% (yoy). Pertumbuhan tahunan transaksi
sebanyak 476 lembar (9,51%), dan Purwokerto sebanyak pembelian mengalami penurunan sebesar 7,04% (yoy)
333 lembar (6,65%). Penemuan uang palsu tersebut antara sementara transaksi penjualan juga mengalami penurunan
lain berasal dari klarifikasi perbankan (96,28%), setoran sebesar 3,17% (yoy). Berdasarkan mata uang yang
masyarakat melalui loket penukaran (2,18%), hasil setoran diperdagangkan, Dolar Amerika Serikat (USD) masih
bank (1,26%), serta kepolisian (0,28%). mendominasi transaksi pada triwulan I 2020 dengan pangsa
sebesar 37,27%, yang diikuti oleh Dolar Singapura (SGD)
5.3. PERKEMBANGAN TRANSAKSI sebesar 21,78%, Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 6,38%,
PENUKARAN VALUTA ASING Euro (EUR) sebesar 8,98%, dan Yen Jepang (JPY) sebesar
6,18%. Sementara transaksi mata uang lainnya untuk 44
Transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di jenis valuta asing memiliki pangsa 19,41%.
KUPVA BB mengalami penurunan secara triwulanan
maupun tahunan. Nilai transaksi penukaran valuta asing Penyelenggaraan KUPVA BB berizin diperlukan untuk
melalui KUPVA BB berizin di Jawa Tengah pada triwulan I mendukung keberlangsungan pasar keuangan terutama
2020 mencapai Rp686,68 miliar, lebih rendah 11,77% (qtq) pasar valuta asing domestik. Kegiatan Usaha Penukaran
dibandingkan nilai transaksi triwulan sebelumnya sebesar Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) yang memiliki izin dari
Rp778,27 miliar. Apabila dibedakan berdasarkan jenis Bank Indonesia di Jawa Tengah terdapat sejumlah 48
transaksi, transaksi pembelian valuta asing melalui KUPVA penyelenggara. Berdasar jumlah tersebut, 26 KUPVA
Bukan Bank mencapai Rp333,84 miliar, menurun 13,89% (54,17%) terdapat di wilayah kerja KPwBI Provinsi Jawa
(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp387,66 Tengah, 12 KUPVA BB (25,00%) terdapat di wilayah kerja
miliar. Sementara itu, transaksi penjualan tercatat mengalami KPwBI Solo, 6 KUPVA BB (12,50%) terdapat di wilayah kerja
penurunan sebesar 9,67% (qtq) menjadi Rp352,84 miliar. KPwBI Purwokerto, dan 4 KUPVA BB (8,33%) terdapat di
wilayah kerja KPwBI Tegal.

750 RP MILIAR %, QTQ 80 750 RP MILIAR

600 60 600

450 40 450

300 20 300

150 0 150

- II III IV I II III IV I II III (20) - II III IV I II III IV I II III IV I
I 2017 I 2020
(40)
2018 2019 2017 2018 2019
(60)
IV I

2020

PEMBELIAN PERTUMBUHAN TRANSAKSI - SKALA KANAN USD SGD MYR EUR JPY LAINNYA
PENJUALAN KUNJUNGAN WISMAN - SKALA KANAN

Grafik 5.13 Transaksi Penukaran Valuta Asing Grafik 5.14 Pangsa Valuta Asing yang ditukarkan melalui KUPVA
Bukan Bank di Jawa Tengah

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN 69
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.4. PERKEMBANGAN ELEKTRONIFIKASI DAN sampai dengan Maret 2020 dilakukan kepada lebih dari 7,7 LAPORAN
KEUANGAN INKLUSIF juta KPM. Penyaluran bansos nontunai bertujuan untuk PEREKONOMIAN
mewujudkan pemenuhan prinsip 6T (tepat waktu, tepat PROVINSI JAWA TENGAH
Bank Indonesia sebagai otoritas di bidang sistem sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan tepat
pembayaran terus mendorong penerapan Gerakan administrasi) serta meningkatkan kesempatan dan
Nasional Non Tunai (GNNT) melalui penggunaan kemampuan masyarakat dalam mengakses dan
instrumen nontunai (elektronifikasi), antara lain pada memanfaatkan layanan keuangan.
sektor Pemda dan penyaluran bantuan sosial.
Apabila ditinjau dari luas wilayah, rasio ketersediaan layanan
Pada tanggal 17 Agustus 2019, Bank Indonesia menerbitkan keuangan dibandingkan 1.000 km2 luas wilayah di masing-
QR Code Indonesia Standard atau disingkat QRIS. QRIS adalah masing kabupaten/kota Jawa Tengah, daerah yang memiliki
standar nasional QR Code pembayaran yang ditetapkan oleh ketersediaan layanan keuangan tertinggi dibandingkan luas
Bank Indonesia untuk memfasilitasi transaksi pembayaran di wilayah adalah Kota Solo. Sementara daerah yang memiliki
Indonesia. Ciri QR Code yang telah berstandar QRIS adalah nilai rasio terendah adalah Kabupaten Grobogan. Aspek ini
terdapat logo QRIS di sisi kiri atas dan logo GPN (burung perlu menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan dan
Garuda Merah) di sisi kanan atas. Sesuai ketentuan Bank industri keuangan agar dapat meningkatkan jangkauan
Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh layanan keuangan bagi masyarakat, terutama yang berada di
Indonesia wajib menggunakan QR Code dengan standar daerah terpencil.
QRIS.

Posisi akhir Maret 2020 telah terdapat 261.944 merchant di
Provinsi Jawa Tengah yang memiliki QRIS. Berdasarkan jumlah
tersebut 135.259 merchant (52%) ada di wilayah kerja KPwBI
Provinsi Jawa Tengah, 59.945 merchant (23%) ada di wilayah
kerja KPwBI Solo, 33.884 merchant (13%) ada di wilayah
kerja KPwBI Purwokerto, dan 30.635 merchant (12%) berada
di wilayah kerja KPwBI Tegal.

Pada elektronifikasi bantuan sosial, BI melakukan
koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait untuk
memastikan kelancaran penyaluran bantuan sosial,
baik berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan
Program Sembako (sebelumnya bernama BPNT).
Penyaluran PKH tahap I 2020 dilakukan kepada lebih dari
1,36 juta KPM, sementara itu penyaluran Program Sembako

800 RIBU
700
600
500
400
300
200
100

0

KAB. SEMARANG
KAB. KENDAL
KAB. DEMAK

KAB. GROBOGAN
KAB. PEKALONGAN

KAB. TEGAL
KAB. BREBES

KAB. PATI
KAB. KUDUS
KAB. PEMALANG
KAB. JEPARA
KAB. REMBANG
KAB. BLORA
KAB. BANYUMAS
KAB. CILACAP
KAB. PURBALINGGA
KAB. BANJARNEGARA
KAB. MAGELANG
KAB. TEMANGGUNG
KAB. WONOSOBO
KAB. PURWOREJO
KAB. KEBUMEN
KAB. KLATEN
KAB. BOYOLALI
KAB. SRAGEN
KAB. SUKOHARJO
KAB. KARANGANYAR
KAB. WONOGIRI
KAB. BATANG
KOTA SEMARANG
KOTA SALATIGA
KOTA PEKALONGAN
KOTA TEGAL
KOTA MAGELANG
KOTA SURAKARTA/SOLO

RASIO KETERSEDIAAN LAYANAN KEUANGAN RASIO KETERSEDIAAN AGEN LKD

Grafik 5.15 Rasio Ketersediaan Layanan Keuangan di Jawa Tengah
dibandingkan 1.000 km2 Luas Wilayah

70 PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

SUPLEMEN I PEKAN QRIS NASIONAL (PQN) 2020 “YOH, MBAYARE NGANGGO QRIS!”

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 1. Sosialisasi QRIS di Universitas Gambar 2. Implementasi QRIS di Pasar Tradisional

Perkembangan cara transaksi pembayaran ke arah non Untuk mendorong implementasi penggunaan QRIS di
tunai berbasis elektronik tidak terlepas dari Indonesia, Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan
perkembangan teknologi, khususnya penetrasi internet Pekan QRIS Nasional 2020 (PQN 2020) yang
dan telepon seluler di masyarakat. Saat ini, masyarakat di diselenggarakan serentak di 46 Kantor Perwakilan Bank
daerah pelosok dapat dengan mudah melakukan Indonesia (KPwBI). KPwBI Provinsi Jawa Tengah telah
transaksi keuangan menggunakan telepon seluler menyelenggarakan PQN 2020 mulai tanggal 9-15 Maret
melalui aplikasi mobile banking, dompet elektronik, dan 2020 dengan kegiatan pre event yang dilaksanakan
e-commerce. Salah satu cara pembayaran yang sedang pada 2-6 Maret 2020 dimana fokus pre event tersebut
tren saat ini adalah dengan menggunakan QR Code yang adalah kepada customer/pengguna.
dapat dipindai (scan) melalui aplikasi dompet elektronik
PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran) di telepon Pekan QRIS Nasional 2020 pada 9 Maret 2020 dibuka
seluler dan melalui aplikasi mobile banking dengan fitur dengan acara sosialisasi kepada pedagang, pengurus
scan QR Code. koperasi, dan mahasiswa entrepreneur yang berada di
berbagai universitas swasta. Selain dilaksanakan di
Penggunaan QR Code dalam transaksi pembayaran universitas, sosialisasi juga dilakukan kepada pedagang
memang memberikan manfaat kepada pedagang kaki lima yang berada di Simpang Lima, pedagang dan
maupun pelanggan. Namun saat ini penggunaan QR mahasiswa yang berada di sekitar Universitas
Code masih belum terintegrasi antar PJSP. Untuk itu, Diponegoro, pedagang di pasar tradisional Pedurungan,
pada tanggal 17 Agustus 2019, Bank Indonesia dan terakhir kepada pengurus tempat ibadah.
menerbitkan QR Code Indonesia Standard atau disingkat
QRIS. QRIS adalah standar nasional QR Code Tujuan utama dari Pekan QRIS Nasional adalah untuk
pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk memberikan pemahaman melalui sosialisasi kepada
memfasilitasi transaksi pembayaran di Indonesia. Ciri QR masyarakat serta meningkatkan jumlah
Code yang telah berstandar QRIS adalah terdapat logo merchant/penjual agar menggunakan QRIS. KPwBI
QRIS di sisi kiri atas dan logo GPN (burung Garuda Provinsi Jawa Tengah selalu bersinergi dengan
Merah) di sisi kanan atas. Sesuai ketentuan Bank Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang
Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di berada di Kota Semarang dalam melakukan sosialisasi
seluruh Indonesia wajib menggunakan QR Code dengan tersebut, termasuk selama kegiatan sosialisasi ke
standar QRIS. berbagai kalangan dilaksanakan. Selama pelaksanaan

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN 71
DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

SUPLEMEN I

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Gambar 3. Acara Puncak PQN 2020 Gambar 4. Lomba Mural di Tembok KPwBI Provinsi Jawa Tengah

sosialisasi, PJSP akan disediakan booth untuk Agar acara puncak pekan QRIS Nasional 2020 lebih
memfasilitasi para merchant/penjual yang ingin meriah, diselenggarakan lomba mural di tembok
langsung mendaftarkan QRIS setelah acara sosialisasi belakang KPwBI Provinsi Jawa Tengah yang bertujuan
selesai dilakukan. untuk memperindah serta menghindari perusakan
tembok melalui coret-coretan yang tidak diharapkan.
Puncak acara pekan QRIS Nasional 2020 Mural yang dihasilkan dari lomba tersebut mengusung
diselenggarakan pada tanggal 14 Maret 2020 di tema yang sudah ditetapkan yaitu “Yoh, Mbayare
lingkungan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah. Nganggo QRIS!”. Diharapkan hasil karya dari lomba
Acara puncak diawali dengan fun bike dilanjutkan mural ini dapat memberikan energi positif sekaligus
dengan festival pasar rakyat berupa bazaar makanan, mengedukasi masyarakat secara tidak langsung
minuman, dan lainnya dimana seluruh penjualnya telah mengenai QRIS yang sudah mulai diwajibkan di
memiliki QRIS dan pengunjung diwajibkan untuk Indonesia sejak awal tahun 2020.
menggunakan QRIS untuk bertransaksi di pasar rakyat
tersebut.



BAB

VI

KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah masih baik pada triwulan I 2020 namun
menurun sejak awal triwulan II 2020.

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini masih berada level optimis yaitu 116,83 pada
triwulan I 2020. Akan tetapi, indeks tersebut menurun drastis pada Mei 2020 menjadi
34,8.
Penurunan produksi tanaman pangan mendorong penurunan Nilai Tukar Petani (NTP)
pada Maret 2020, jika dibandingkan dengan periode Desember 2020.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) relatif meningkat, disumbang oleh perbaikan pada
aspek pendidikan, kesehatan maupun standar hidup.
Pada September 2019 angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan
tertinggi di seluruh Indonesia Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah per Maret-
September 2019 turun dari 3,74 juta menjadi 3,68 juta orang.



KETENAGAKERJAAN DAN 75
KESEJAHTERAAN

6.1. KETENAGAKERJAAN dalam 6 bulan mendatang atau perkiraan COVID-19 mereda LAPORAN
baik kegiatan usaha, ketersediaan lapangan pekerjaan, PEREKONOMIAN
Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada triwulan I 2020 maupun penghasilan akan membaik. Indeks perkiraan PROVINSI JAWA TENGAH
masih cukup baik meski wabah COVID-19 mulai masuk Jawa kegiatan mengalami peningkatan dan mendekati level
Tengah pada Maret 2020. Berdasarkan Survei Konsumen optimis yaitu sebesar 95,4. Sementara indeks perkiraan
Bank Indonesia, kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan telah berada
pada triwulan I 2020 mengalami peningkatan, yang pada level optimis dengan masing-masing sebesar 110,4 dan
ditunjukkan indeks ketersediaan lapangan kerja meningkat 123,5 (Grafik 6.2). Tingkat optimisme yang meningkat ini
dari 116,62 menjadi 116,83. Hal ini tidak disertai peningkatan tidak terlepas dari pelonggaran kebijakan pembatasan sosial
penghasilan dimana indeks penghasilan saat ini juga yang terjadi di negara terdampak termasuk Indonesia.
menurun dari 128,44 menjadi 126,82 pada triwulan I 2020.
Penurunan produksi pertanian terutama tanaman pangan Jika melihat rilis terakhir Badan Pusat Statistik yang memotret
menjadi salah satu penyebab penurunan pendapatan kondisi ketenagerjaan pada Agustus 2019 atau sebelum
masyarakat. COVID-19 merebak, kondisi ketenagakerjaan Jawa Tengah
memiliki potensi yang tinggi untuk meningkatkan
Dengan penyebaran COVID-19 yang semakin masif di produktivitas perekonomian. Jumlah penduduk usia kerja di
Indonesia pada April 2020, kondisi ketenagakerjaan Jawa Tengah pada periode Agustus 2019 meningkat
memburuk. Indeks ketersediaan lapangan kerja anjlok ke dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Indikator
level 41,10 pada April 2020 (Grafik 6.1) dan berlanjut hingga ini mencerminkan potensi ketersediaan tenaga kerja. Pada
Mei 2020 (34,8). Hasil diskusi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Agustus 2019 jumlah penduduk usia kerja Jawa Tengah
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah mencatat bahwa sejumlah sebesar 26,61 juta orang, atau meningkat 1,03% (yoy)
perusahaan terkena dampak COVID-19 sejak April 2020. dibandingkan dengan Agustus 2018 yang berjumlah 26,34
Pemutusan hubungan kerja (PHK) terpaksa dilakukan karena juta orang. Kondisi ini mencerminkan potensi tenaga kerja di
penjualan korporasi turun baik pada pasar global maupun Jawa Tengah dalam hal kuantitas penduduk usia produktif.
domestik. Sebagian besar korporasi berupaya untuk tidak
melakukan PHK dengan merumahkan sebagian pegawainya. Jumlah penduduk usia produktif yang menjadi angkatan kerja
Terdapat pula kebijakan perusahaan yang melakukan juga mengalami peningkatan pada triwulan laporan. Jumlah
pengurangan upah demi menghindari PHK. Melihat kondisi angkatan kerja meningkat dibandingkan dengan periode
korporasi pada April 2020, Bank Indonesia melakukan yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 18,06 juta orang
simulasi yang menunjukkan potensi penambahan tingkat menjadi sebanyak 18,26 juta orang atau tumbuh 1,11%
pengangguran paling tidak sebesar 0,35% terhadap (yoy). Pertumbuhan angkatan kerja ini lebih rendah
angkatan kerja di Jawa Tengah. dibandingkan dengan pertumbuhan angkatan kerja pada
Februari 2019 yang tumbuh sebesar 1,97% (yoy). Namun
Namun demikian, kondisi tersebut diharapkan pulih pasca lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja pada
wabah COVID-19 mereda baik di tingkat global maupun
nasional. Pada Mei 2020, konsumen memperkirakan bahwa

160 INDEKS 170 INDEKS

140 160

150

120 140

100 OPTIMIS 130
PESIMIS
120
I APR MEI
80 2020 110 OPTIMIS

60 100

90 PESIMIS

40 80

20 II III IV I II III IV I II III IV 70 II III IV I II III IV I II III IV I APR MEI
I 2017 2018 2019 I 2017 2019 2020
KEGIATAN USAHA
PENGHASILAN LAPANGAN KERJA 2018

PENGHASILAN LAPANGAN KERJA

Grafik 6.1 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat Ini Grafik 6.2 Indeks Kondisi Ketenagakerjaan, Penghasilan, dan
Kegiatan Usaha yang Akan Datang

76 KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN

LAPORAN Agustus 2018 yang tumbuh 0,28% (yoy). Jumlah angkatan Sektor pertanian masih menjadi penyumbang terbesar
PEREKONOMIAN kerja di Provinsi Jawa Tengah memiliki porsi sebesar 13,67% penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Meskipun
PROVINSI JAWA TENGAH dari total angkatan kerja di tingkat nasional yaitu sebanyak demikian, sektor ini mengalami penurunan jumlah pekerja
133,56 juta orang. dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Pada Agustus
2019, lapangan usaha pertanian menyerap tenaga kerja
Penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 sebanyak 17,44 sebanyak 4,09 juta orang atau 23,71% dari total penduduk
juta orang atau 95,51% dari total angkatan kerja. Jumlah yang bekerja di Jawa Tengah. Angka ini menurun
pekerja ini tumbuh 1,1% (yoy) dibandingkan periode yang dibandingkan Agustus 2018 yang mencatatkan tenaga kerja
sama tahun sebelumnya sebesar 17,25 juta orang. Sementara di sektor ini sebanyak 4,20 juta orang atau 24,35% dari total
itu, sebesar 4,49% atau 0,82 juta orang angkatan kerja penduduk bekerja.
tergolong dalam kategori pengangguran. Persentase ini
relatif lebih baik dibandingkan dengan kondisi di tingkat Jumlah penduduk yang bekerja di lapangan usaha pertanian
nasional, di mana 94,72% angkatan kerja tergolong bekerja pada periode Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar
dan 5,28% merupakan pengangguran. 110 ribu orang atau -2,62% (yoy) dibandingkan Agustus
2018. Tren penurunan tenaga kerja pertanian ini telah
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode berlangsung selama 1 (satu) dekade terakhir baik secara
laporan juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nasional maupun di kawasan Jawa. Beberapa faktor yang
tahun lalu. TPAK merupakan persentase penduduk usia kerja menyebabkan penurunan tersebut antara lain adanya
yang aktif secara ekonomi. Pada triwulan laporan tercatat pergeseran musim panen raya, alih fungsi lahan,
sebesar 68,62%, atau naik dibandingkan Agustus 2018 yang pertumbuhan sektor industri yang mendorong peralihan
tercatat sebesar 68,56%. Kondisi TPAK Jawa Tengah ini lebih profesi, tingginya kesenjangan kesejahteraan pedesaan dan
tinggi dari tingkat nasional yang tercatat sebesar 67,49%. perkotaan, serta rendahnya insentif untuk bekerja di
lapangan pertanian dibandingkan lapangan usaha lain
Struktur tenaga kerja pada lapangan usaha di Jawa Tengah khususnya jasa dan industri.
secara umum tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama (juta orang)

INDIKATOR 2016 2017 2018 2019

ANGKATAN KERJA FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
BEKERJA
PENGANGGURAN 17,91 17,31 18,20 18,01 18,23 18,06 18,59 18,26
17,16 16,51 17,44 17,19 17,46 17,25 17,81 17,44
BUKAN ANGKATAN KERJA
PENDUDUK USIA KERJA 0,75 0,80 0,76 0,82 0,77 0,81 0,78 0,82
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) % 7,72 8,47 7,72 8,05 7,97 8,28 7,89 8,35
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)% 25,63 25,78 25,92 26,06 26,2 26,34 26,48 26,61
PEKERJA TIDAK PENUH 69,89 67,15 70,20 69,11 69,58 68,56 70,21 68,62

SETENGAH PENGANGGUR 4,20 4,63 4,15 4,57 4,23 4,51 4,22 4,49
PARUH WAKTU 4,97 4,22 4,73 4,34 4,90 4,67 5,03 4,65
Sumber : BPS Jawa Tengah 1,23 1,02 1,03 1,10 1,06 0,90 1,06 0,94

3,74 3,20 3,69 3,24 3,84 3,77 3,97 3,72

Tabel 6.2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang)

SEKTOR EKONOMI 2016 2017 2018 2019
FEB AGS FEB AGS FEB AGS
FEB AGS

PERTANIAN 5,16 5,07 4,97 4,32 4,76 4,2 4,67 4,09
3,95 3,89
INDUSTRI 3,22 3,25 3,74 3,68 3,75 3,76 1,28 1,52
3,35 3,31
KONSTRUKSI 1,28 1,43 1,25 1,49 1,23 1,51 0,53 0,57
0,21 0,23
PERDAGANGAN 4,11 3,71 3,2 3,18 3,26 3,22 3,82 3,83
17,81 17,44
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 0,55 0,55 0,5 0,56 0,53 0,57

KEUANGAN 0,3 0,3 0,25 0,23 0,22 0,24

LAINNYA* 2,54 2,2 3,53 3,73 3,71 3,75

TOTAL 17,16 16,51 17,44 17,19 17,46 17,25

* Lapangan pekerjaan utama lainnya terdiri dari sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Transportasi, Pergudangandan Komunikasi, Lembaga Keuangan, Real Estate dan Usaha Persewaan
Sumber : BPS Jawa Tengah

KETENAGAKERJAAN DAN 77
KESEJAHTERAAN

Tabel 6.3. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan (juta orang) LAPORAN
PEREKONOMIAN
STATUS PEKERJAN UTAMA 2016 2017 2018 2019 PROVINSI JAWA TENGAH

BERUSAHA SENDIRI FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
BERUSAHA DIBANTU BURUH TIDAK TETAP
BERUSAHA DIBANTU BURUH TETAP 2,86 2,63 3,07 3,30 3,21 3,21 3,35 3,31
BURUH/KARYAWAN/PEGAWAI 3,35 3,09 3,23 2,77 3,00 2,96 3,16 2,79
PEKERJA BEBAS DI PERTANIAN 0,60 0,60
PEKERJA BEBAS DI NON PERTANIAN 0,54 0,50 0,59 0,51 0,63 0,62
PEKERJA TAK DIBAYAR 5,89 5,75 6,05 6,32 6,35 6,12 6,48 6,69
TOTAL 0,85 0,86 0,92 0,83 0,72 0,73 0,69 0,74
Sumber : BPS Jawa Tengah 1,34 1,43 1,14 1,56 1,23 1,51 1,15 1,37
2,38 1,94
2,32 2,25 2,43 1,90 2,32 2,11
17,15 16,51 17,44 17,19 17,46 17,25 17,81 17,44

Sementara itu, jumlah tenaga kerja di lapangan usaha industri formal Jawa Tengah sebanyak 7,29 juta orang atau 41,80%
pengolahan menempati posisi kedua dengan menyerap 3,89 dari jumlah penduduk yang bekerja. Jumlah pekerja sektor
juta orang atau 22,55% dari penduduk yang bekerja di Jawa formal tersebut meningkat dibandingkan dengan periode
Tengah. Jumlah pekerja lapangan usaha industri pengolahan yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 6,74 juta orang.
ini tumbuh 3,46% (yoy). Adapun lapangan usaha Sementara itu, jumlah pekerja di sektor informal justru
perdagangan menempati posisi ketiga sebesar 3,31 juta mengalami penurunan. Pada Agustus 2019, pekerja informal
orang atau menyerap 19,19 % penduduk yang bekerja di tercatat sebanyak 10,15 juta orang atau 58,20% dari jumlah
Jawa Tengah. Lapangan usaha perdagangan mengalami penduduk bekerja, mengalami penurunan dibandingkan
peningkatan pertumbuhan jumlah pekerja sebesar 2,80% dengan Agustus 2018 yang tercatat sebanyak 10,51 juta
(yoy). Peningkatan jumlah pekerja di lapangan usaha industri orang (60,93%).
pengolahan dan perdagangan tersebut berbanding terbalik
dengan kondisi di lapangan usaha pertanian yang mengalami Jumlah pekerja waktu penuh Jawa Tengah pada Agustus
penurunan jumlah pekerja. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode
fenomena relokasi sejumlah perusahaan manufaktur ke Jawa yang sama tahun lalu. Jumlah kelompok pekerja ini tercatat
Tengah maupun adanya ekspansi perusahaan di lapangan sebanyak 12,79 juta orang atau mengalami peningkatan
usaha industri pengolahan yang mendorong peralihan tenaga sebesar 1,75% (yoy) dibandingkan Agustus 2018 yang
kerja, dari yang semula bekerja di lapangan usaha pertanian tercatat sebanyak 12,57 juta orang. Rasio utilisasi yang tinggi
beralih ke lapangan usaha industri pengolahan dan tercermin dari rasio pekerja berwaktu penuh (full time
perdagangan. worker)6 sebesar 73,34% terhadap penyerapan tenaga kerja
di Jawa Tengah.

Apabila ditinjau dari status pekerjaan utama, pada Agustus Sementara itu, jumlah pekerja paruh waktu mengalami
2019 tenaga kerja dominan di Jawa Tengah adalah kelompok penurunan, yaitu dari 4,67 juta orang pada periode Agustus
orang yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. 2018 menjadi 4,65 juta orang pada periode laporan. Dengan
Jumlah kelompok orang yang bekerja sebagai penurunan kuantitas tersebut, proporsi pekerja paruh waktu
buruh/karyawan/pegawai mencapai 6,69 juta orang, terhadap tenaga kerja di Jawa Tengah juga mengalami
meningkat dibandingkan dengan Agustus 2018 yang tercatat penurunan dari sebesar 27,07% pada Agustus 2018 menjadi
sebesar 6,12 juta orang. Apabila jumlah kelompok tersebut 26,66% pada Agustus 2019. Hal ini mengindikasikan bahwa
ditambahkan dengan kelompok berusaha dibantu buruh para tenaga kerja berupaya mencari pekerjaan dengan
tetap, maka akan membentuk proksi kelompok pekerja penghasilan yang lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih
sektor formal. Pada Agustus 2019 ini, jumlah pekerja sektor panjang.

Tabel 6.4. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja (juta orang)

PENDUDUK YANG BEKERJA 2016 2017 2018 2019

PEKERJA TIDAK PENUH FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
SETENGAH PENGANGGUR
PEKERJA PARUH WAKTU 4,97 4,22 4,73 4,34 4,90 4,67 5,03 4,65
PEKERJA PENUH 1,23 1,02 1,03 1,10 1,07 0,90 1,06 0,94
TOTAL 3,74 3,69 3,24 3,84 3,77 3,97 3,72
5umber : BPS Jawa Tengah 3,2

12,19 12,29 12,71 12,85 12,56 12,57 12,77 12,79
17,16 16,51 17,44 17,19 17,46 17,25 17,81 17,44

6. Pekerja berwaktu penuh (full time worker) yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok
35 jam ke atas per minggu.

78 KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN

LAPORAN Tabel 6.5. Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (juta orang)
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH PENDIDIKAN 2016 2017 2018 2019

SD KE BAWAH FEB AGS FEB AGS FEB AGS FEB AGS
SMP
SMA UMUM 8,92 8,44 8,69 8,40 8,49 8,25 8,50 8,03
SMA KEJURUAN 3,28 3,29 3,47 3,35 3,59 3,38 3,46 3,47
DI/II/III DAN UNIVERSITAS
UNIVERSITAS 1,9 1,78 1,97 2,11 1,95 2,17 2,15 2,23
TOTAL 1,64 1,71 1,85 1,82 2,03 1,93 2,08 2,15
Sumber : BPS Jawa Tengah 0,36 0,35 0,35 0,39 0,34 0,39 0,38 0,39
1,06 0,93 1,12 1,12 1,06 1,12 1,24 1,17

17,16 16,5 17,44 17,19 17,46 17,25 17,81 17,44

Peningkatan kuantitas tenaga kerja di Jawa Tengah relatif keterampilan rendah di Jawa Tengah menunjukkan tren yang
turut diimbangi oleh peningkatan kualitas. Pemerintah semakin menurun seiring dengan penurunan angka
melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional partisipasi kerja angkatan tua.
(PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) telah menetapkan Prioritas Nasional 6.2. TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA
Pembangunan Pendidikan yang menargetkan tingkat
pendidikan penduduk usia di atas 15 tahun adalah 8,8 tahun Merujuk pada rilis Badan Pusat Statistik terkini, angka
atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). pengangguran mengalami sedikit peningkatan pada Agustus
Dengan demikian, penetapan standar indikator kualitas 2019 dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Jumlah
tenaga kerja mengacu pada target Pembangunan Pendidikan angkatan kerja yang tidak bekerja atau pengangguran pada
tersebut, yaitu tingkat pendidikan SMP. Agustus 2019 tercatat sebanyak 0,82 juta orang, atau
bertambah 1,23% (yoy) dibandingkan kondisi Agustus 2018
Jumlah penduduk yang bekerja di Jawa Tengah dengan yang berjumlah 0,81 juta orang. Walaupun terjadi
tingkat pendidikan SMP ke atas pada Agustus 2019 tercatat peningkatan jumlah pengangguran, namun peningkatan
mencapai 53,39% dari jumlah tenaga kerja atau sebanyak relatif terbatas. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa
9,41 juta orang, meningkat sebesar 4,67% (yoy) terjadi penyerapan tenaga siap kerja di Jawa Tengah yang
dibandingkan Agustus 2018 yang tercatat sebanyak 8,99 juta lebih baik sejalan dengan pertumbuhan lapangan kerja.
orang. Peningkatan kualitas pendidikan tenaga kerja di Jawa Berdasarkan data tersebut, Provinsi Jawa Tengah
Tengah tersebut utamanya disumbang oleh pertumbuhan menyumbang 11,63% dari total angka pengangguran
tenaga kerja terampil dari tingkat pendidikan Sekolah nasional yang berjumlah 7,05 juta orang.
Menengah Atas/Umum (SMA/SMU) yang tecatat sebesar
2,23 juta orang atau meningkat 2,76% (yoy) dibandingkan Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)7 Jawa Tengah
Agustus 2018 lalu. Perbaikan kualitas dan kuantitas tenaga mengalami penurunan. TPT Jawa Tengah terpantau menurun
terampil ini diharapkan dapat memenuhi permintaan tenaga dari 4,51% pada Agustus 2018 menjadi 4,49% pada Agustus
kerja di industri pengolahan, mengingat sejak 2015 terjadi 2019. Angka TPT Jawa Tengah ini masih lebih baik
tren relokasi usaha dari Jawa Barat dan Banten menuju Jawa dibandingkan angka TPT nasional yang sebesar 5,28%.
Tengah. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, TPT pada Agustus 2019
untuk wilayah perkotaan (5,14%) cenderung lebih tinggi
Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja dengan dibandingkan TPT di wilayah perdesaan (3,82%). Persentase
tingkat pendidikan SD ke bawah pada Agustus 2019 tercatat penganguran di Jawa Tengah tersebut diperkirakan
sebanyak 8,03 juta orang atau menurun dibandingkan mengalami sedikit peningkatan jika potret tenaga kerja
Agustus 2018 yang tercatat sebanyak 8,25 juta orang. Begitu dilakukan pada masa penyebaran wabah COVID-19
pula secara proporsi yang mengalami penurunan dari sekitar meningkat yaitu awal triwulan II 2020.
47,8% terhadap jumlah tenaga kerja pada Agustus 2018
menjadi 46,0% pada Agustus 2019. Hal ini mengindikasikan 6.3. NILAI TUKAR PETANI
bahwa ketersediaan jumlah tenaga kerja dengan
Nilai Tukar Petani (NTP)8 pada Maret 2020 mengalami
penurunan dibandingkan Desember 2019. NTP pada Maret

7. 8Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran 8. Nilai Tukar Petani (NTP) periode data tahun Desember 2019 dan seterusnya
terhadap jumlah angkatan kerja menggunakan NTP Tahun Dasar 2018 sedangkan NTP periode data sebelum periode
Desember 2019 menggunakan data NTP Tahun Dasar 2012


Click to View FlipBook Version