The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by arief.dwisantoso, 2021-05-10 22:00:38

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

Laporan-Perekonomian-Provinsi-Jawa-Tengah-Mei-2020

KETENAGAKERJAAN DAN 79
KESEJAHTERAAN

Tabel 6.6. NTP Jawa Tengah dan Komponen Penyusunnya LAPORAN
PEREKONOMIAN
NILAI TUKAR PETANI 2018* 2019* 2020 PROVINSI JAWA TENGAH
MAR
INDEKS YANG DITERIMA PETANI (It) MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES
INDEKS YANG DIBAYAR PETANI (Ib) 108.53
NILAI TUKAR PETANI 132.96 133.89 136.83 138.55 138.29 140.79 145.23 108.92 106.28
Sumber : BPS Jawa Tengah 131.28 132.10 132.45 133.68 134.49 136.50 137.04 104.61 102.12
101.29 101.36 103.31 103.64 102.83 103.15 105.98 104.11

2020 tercatat sebesar 102,12, menurun dari akhir tahun 2019 mencatatkan penurunan dari sebesar 108,92 pada Desember
sebesar 104,11. Jika melihat historis dalam dalam rentang 2019, menjadi sebesar 108,53 pada Maret 2020. Di sisi lain,
waktu 2016 hingga 2019, NTP Jawa Tengah berada dalam harga yang dibayar petani (IB) juga mengalami peningkatan
tren yang meningkat. dari sebelumnya 104,61 pada Desember 2019 menjadi
106,28 pada Maret 2020.
Penurunan NTP pada Maret 2020 terutama didorong
kenaikan biaya yang dibayar petani lebih tinggi dari kenaikan Hampir seluruh subsektor NTP mengalami penurunan kecuali
penghasilan yang diterima petani pada Maret 2020. Kenaikan subsektor hortikultura. Pendorong utama penurunan NTP di
biaya tercermin dari inflasi perdesaan pada Maret 2020 yang Jawa Tengah hanya yaitu subsektor tanaman pangan
tercatat sebesar 0,44% (mtm), inflasi perdesaan tertinggi mengalami penurunan dari 107,54 pada Desember 2019,
ketiga se-Indonesia. Kenaikan harga kebutuhan di desa menjadi sebesar 104,61 pada Maret 2020. Subsektor lain
terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan yang mengalami penurunan NTP yaitu perkebunan rakyat,
tembakau. Kondisi tersebut membuat biaya hidup petani peternakan, dan perikanan.
mengalami kenaikan. Selain itu, luas panen yang menurun
membuat panen raya yang dimulai sejak Maret 2020 tidak Pada Maret 2020, subsektor tanaman pangan sebagai
sebesar tahun sebelumnya. Penurunan produksi pertanian kontributor utama lapangan usaha pertanian di Jawa Tengah,
tercermin dari kontraksi yang terjadi pada PDRB lapangan mencatatkan penurunan indeks yang diterima petani (IT).
usaha pertanian yang mencatatkan pertumbuhan sebesar - Subsektor tanaman pangan mencatatkan indeks yang
2,57% (yoy), menurun dari triwulan IV 2019 yang diterima petani (IT) sebesar 111,07 pada Maret 2020, atau
mencatatkan 1,56% (yoy). menurun dari sebelumnya sebesar 112,38 pada Desember
2019. Sementara itu, subsektor hortikultura mencatakan
Penerimaan petani pada Maret 2020 mengalami penurunan satu-satungya subsektor yang mengalami peningkatan NTP
dibandingkan Desember 2019. Penerimaan petani yang dari sebesar 110,57 pada Desember 2019, menjadi sebesar
dicerminkan oleh indeks yang diterima petani (IT) 114,73 pada Maret 2020. Kenaikan IT pada subsektor

Tabel 6.7. NTP Jawa Tengah per Subsektor

NILAI TUKAR PETANI 2018* 2019* 2020
MAR
TOTAL MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES
TANAMAN PANGAN 102.12
HOLTIKULTURA 101.29 101.36 103.31 103.64 102.83 103.15 105.98 104.11 104.61
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 100.72 99.67 103.81 108.71 106.77 104.22 108.39 107.54 108.18
PETERNAKAN 97.74 101.27 102.17 103.81 106.04
PERIKANAN 97.43 107.86 99.70 98.42 106.63 113.10 89.78
Sumber : BPS Jawa Tengah 111.40 111.14 101.39 105.09 106.62 100.15 100.25 92.68 93.97
100.47 105.66 104.97 104.97 96.17 105.42
INDEKS YANG DITERIMA PETANI 99.11 103.80 99.62 99.05 107.10
101.67 104.24 104.72 2020
TOTAL DES MAR
TANAMAN PANGAN Tabel 6.8. Indeks yang Diterima berdasarkan Subsektor
HOLTIKULTURA 108.92 108.53
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 2018* 2019* 112.38 111.07
PETERNAKAN 110.57 114.73
PERIKANAN MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP
Sumber : BPS Jawa Tengah 96.91 96.19
132.96 133.89 136.83 138.55 138.29 140.79 145.23 101.36 100.11
135.93 135.23 140.89 148.76 147.27 146.25 152.61 111.83 111.05
129.08 130.27 134.97 134.03 133.14 140.68 143.36
147.13 147.78 143.76 141.34 144.39 146.66 155.99
124.15 126.80 129.09 128.24 127.88 130.36 131.28
131.37 134.64 137.09 137.11 138.41 141.01 142.17

80 KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN

LAPORAN Tabel 6.9. Indeks yang Dibayar berdasarkan Subsektor
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH INDEKS YANG DITERIMA PETANI 2018* 2019* 2020
MAR
TOTAL MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES
TANAMAN PANGAN 106.28
HOLTIKULTURA 131.28 132.10 132.45 133.68 134.49 136.50 137.04 104.61 106.18
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT 134.95 135.67 135.72 136.84 137.93 140.33 140.80 104.50 106.05
PETERNAKAN 132.48 133.28 133.28 134.43 135.27 137.69 138.09 104.27 107.14
PERIKANAN 132.07 132.97 133.29 134.50 135.43 137.54 137.93 104.57 106.52
Sumber : BPS Jawa Tengah 125.27 126.21 127.32 128.73 129.10 130.16 130.95 105.40 105.34
129.21 129.71 129.76 131.53 132.17 134.34 135.44 104.42

hortikultura didorong kenaikan harga pada komoditas Penurunan persentase jumlah penduduk miskin tersebut
kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat. terutama disumbangkan oleh penduduk miskin yang berada
di daerah perkotaan. Adapun jumlah penduduk miskin di
Pengeluaran petani pada Maret 2020, yang digambarkan perkotaan mengalami penurunan dari 1,71 juta jiwa pada
oleh indeks yang dibayarkan petani (IB) dari sebelumnya September 2018, menjadi sebesar 1,60 juta jiwa pada
104,61 pada Desember 2019 menjadi 106,28 pada Maret September 2019. Selanjutnya, jumlah penduduk miskin yang
2020. Data historis menunjukkan bahwa indeks yang dibayar berada di perdesaan juga mengalami penurunan menjadi
petani mengalami tren peningkatan secara persisten. sebesar 2,08 juta jiwa pada periode laporan, berkurang dari
Peningkatan biaya pengeluaran petani pada periode laporan 2,16 juta jiwa pada September 2018.
juga berlangsung pada hampir seluruh subsektor, dengan
kenaikan tertinggi pada subsektor perkebunan rakyat Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
(2,40%, qtq), diikuti oleh subsektor hortikultura (1,53%, dalam mengurangi tingkat kemiskinan yang diturunkan
qtq), serta subsektor tanaman pangan (1,44%; qtq). Lebih melalui empat strategi, yakni i) mengurangi beban
lanjut, peningkatan biaya yang harus dibayarkan oleh petani pengeluaran masyarakat miskin; ii) meningkatkan
terjadi di komponen biaya kebutuhan konsumsi rumah pendapatan melalui pemberdayaan ekonomi; iii)
tangga untuk seluruh subsektor. Sementara itu, peningkatan mengembangkan UMKM, dan iv) sinergitas kebijakan antar
biaya kebutuhan proses produksi dan penambahan barang instansi dengan optimalisasi program atau anggaran. Fokus
modal juga terjadi di seluruh subsektor dengan kenaikan program pengentasan kemiskinan juga disusun dengan
tertinggi pada subsektor perkebunan rakyat. Pengeluaran pendekatan, i) mengurangi penduduk miskin diprioritaskan
untuk kegiatan usaha pertanian meningkat untuk seluruh pada wilayah kabupaten/kota dengan persentase kemiskinan
jenis komponen biaya yaitu bahan baku, barang modal kerja, di atas rata-rata Jawa Tengah, serta ii) peningkatan sinergitas
dan upah buruh. Peningkatan upah buruh petani relatif tinggi dan harmonisasi program oleh Satuan Kerja Perangkat
pada triwulan I 2020 yang didorong tren penurunan minat Daerah ditujukan untuk pengurangan kemiskinan dan
masyarakat untuk bekerja di bidang pertanian. pengangguran dengan berdimensi kewilayahan.

6.4. TINGKAT KEMISKINAN 5 JUTA ORANG 16%

Data rilis Badan Pusat Statistik terkini menunjukkan tingkat 4 14%
kemiskinan Jawa Tengah mengalami penurunan, baik dari 12.26%
jumlah maupun rasio penduduk miskin. Tingkat kemiskinan
Jawa Tengah pada September 2019 terhitung sebesar 3,68 12%
jiwa atau menurun bila dibandingkan periode yang sama 3
tahun lalu sebanyak 3,87 juta jiwa. Dengan perkembangan 2.08
tersebut, rasio penduduk miskin di Jawa Tengah mengalami 10%
penurunan menjadi sebesar 10,58% dari total penduduk
Jawa Tengah, atau menurun dibandingkan periode 2
September 2018, yaitu 11,19% dari jumlah penduduk. 8.99% 8%

1 6%
1.60

0 4%
MAR-15 SEP-15 MAR-16 SEP-16 MAR-17 SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19

DESA KOTA
PRESENTASE DI KOTA - (SKALA KANAN) PRESENTASE DI DESA - (SKALA KANAN)

Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Jawa Tengah

KETENAGAKERJAAN DAN 81
KESEJAHTERAAN

Tabel 6.10 Garis Kemiskinan Jawa Tengah Menurut Daerah LAPORAN
PEREKONOMIAN
GARIS KEMISKINAN SEP SEP SEP SEP MAR SEP MAR SEP PROVINSI JAWA TENGAH
2014 2015 2016 2017 2018 2018 2019 2019
KOTA
DESA 286,014 308,163 322,799 339,692 353,240 359,526 372,882 387,646
KOTA & DESA 277,802 310,295 322,489 337,657 348,206 355,306 365,607 376,099
Sumber : BPS, diolah 281,750 309,314 322,748 338,815 350,875 357,600 369,385 381,992

Upaya pengentasan kemiskinan telah dilaksanakan oleh nilai garis kemiskinan di Jawa Tengah terutama didorong oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui program-program peningkatan garis kemiskinan di perkotaan. Berdasarkan
di SKPD terkait, khususnya Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah pembagian kelompok kemiskinan antara perkotaan dan
melalui program Penanganan Penyandang Masalah perdesaan, garis kemiskinan perkotaan di Jawa Tengah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). Program-program tersebut mengalami peningkatan tahunan sebesar 7,82% (yoy) dari
melengkapi program bantuan sosial nasional, diantaranya Rp387.646 per kapita/bulan pada periode laporan, dari
Program Keluarga Harapan (PKH) serta program Pemerintah sebelumnya sebesar Rp359.526 per kapita/bulan pada
Provinsi seperti Kartu Jateng Sejahtera (KJS) dan bantuan September 2018. Sementara itu garis kemiskinan di
perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) untuk masyarakat perdesaan juga mengalami kenaikan sebesar 5,85% (yoy),
miskin. dari sebesar Rp355.306 per kapita/bulan pada September
2018 menjadi Rp376.099 per kapita/bulan pada September
Angka kemiskinan di tingkat nasional juga mengalami 2019.
penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun
lalu. Penduduk miskin nasional pada September 2019 tercatat Laju peningkatan nilai garis kemiskinan Jawa Tengah baik
sebesar 24,79 juta jiwa, lebih rendah dibandingkan untuk daerah perkotaan dan pedesaan, terhitung lebih tinggi
September 2018 sebesar 25,67 juta jiwa. Jumlah penduduk dibandingkan laju inflasi umum di Jawa Tengah. Hal ini
miskin tingkat nasional ini mengalami penurunan sebesar terutama disebabkan oleh peningkatan laju inflasi komoditas-
3,43% (yoy). Penurunan angka kemiskinan di Provinsi Jawa komoditas utama pembentuk nilai garis kemiskinan,
Tengah tertinggi di seluruh Indonesia yaitu sejumlah 63.830 khususnya komoditas bahan makanan. Peningkatan laju garis
jiwa berhasil lepas dari garis kemiskinan pada periode Maret – kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan laju inflasi umum
September 2019. Peringkat kedua ditempati oleh Provinsi menunjukkan bahwa nilai barang-barang konsumsi
Jawa Timur (56.250 jiwa) dan Provinsi Nusa Tenggara Barat masyarakat pra sejahtera meningkat lebih tinggi
(30.280 jiwa) menyusul di peringkat ketiga nasional. dibandingkan laju peningkatan nilai barang-barang konsumsi
Penurunan penduduk miskin daerah perkotaan di Provinsi masyarakat menengah sejahtera. Hal ini perlu menjadi
Jawa Tengah merupakan yang terbesar di Indonesia, diikuti perhatian bersama, mengingat kenaikan garis kemiskinan
oleh Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatera Utara. Dengan berpotensi dapat meningkatkan jumlah penduduk miskin.
perkembangan tersebut, penurunan penduduk miskin yang
signifikan di Provinsi Jawa Tengah selanjutnya juga 6.5. PEMBANGUNAN MANUSIA
berdampak pada penurunan pangsa penduduk miskin
terhadap nasional menjadi sebesar 14,84%; menurun Sejalan dengan perkembanganya di tingkat nasional, Indeks
dibandingkan pangsa periode yang sama pada tahun 2018 Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Tengah terus
sebesar 15,07%. mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun
2019, IPM Jawa Tengah tercatat sebesar 71,73; meningkat
Sejalan dengan realisasi inflasi, garis kemiskinan terus dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 71,12. Dengan
mengalami peningkatan9, baik di tingkat nasional maupun di perkembangan tersebut, status pembangunan manusia
Provinsi Jawa Tengah. Sesuai definisi yang digunakan oleh Provinsi Jawa Tengah sudah termasuk dalam kategori tinggi
Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk dengan tingkat (nilai IPM 70 – 80). Namun capaian Jawa Tengah ini tercatat
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan masih lebih rendah dibandingkan dengan nasional dengan
akan digolongkan menjadi penduduk miskin. Peningkatan nilai IPM 71,92; yang mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar 71,39.

9. BPS mendefinisikan garis kemiskinan sebagai nilai pengeluaran kebutuhan minimum 10. Data IPM menggunakan metode perhitungan IPM standar tahun 2010, dengan
yang harus dikeluarkan oleh satu orang. komponen sebagai berikut:
a. Kesehatan: Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH)
b. Pendidikan: i) Harapan Lama Sekolah (HLS); dan ii) Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
c. Standar Hidup: PNB per kapita

82 KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN

LAPORAN72 INDEKS
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH71

67,2170
67,70
68,0269
68,31
68,7868
68,90
69,4967
69,55
69,9866
70,18
70,5265
70,81
71,12
71,39
71,73
71,92

64 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2012

JAWA TENGAH NASIONAL

Sumber : BPS Nasional Gambar 6.1 IPM Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

Grafik 6.4. Perkembangan IPM Jawa Tengah dan Nasional Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Dibandingkan dengan provinsi se-Kawasan Pulau Jawa, IPM tahun 2015 yaitu 7,05 tahun atau setara dengan (Sekolah
Jawa Tengah menempati urutan kedua terendah setelah Jawa Menengah Pertama, tahun pertama). Namun demikian,
Timur. Status pembangunan manusia di seluruh provinsi di peningkatan rata-rata lama sekolah tersebut merupakan yang
kawasan Jawa telah berada pada kategori tinggi (nilai IPM 70- tertinggi dalam 6 (enam) tahun terakhir, mengindikasikan
80) dengan indeks tertinggi pada provinsi DKI Jakarta sebesar bertambahnya penduduk dengan usia lebih dari 25 tahun
80,76. dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi tergolong dalam
angkatan kerja di Jawa Tengah.
Peningkatan IPM Jawa Tengah terjadi di seluruh aspek baik
kesehatan, pendidikan, maupun standar hidup. Pada aspek Pada tahun 2019, perkembangan pembangunan manusia di
pendidikan, komponen rata-rata lama sekolah oleh tingkat kabupaten/kota cukup beragam. Kota Semarang
penduduk dewasa (lebih dari 25 tahun) di Jawa Tengah pada sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah masih menjadi kota
tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi sebesar 7,53 dengan IPM tertinggi dengan indeks sebesar 83,19,
tahun, dari sebelumnya terhitung sebesar 7,35 pada tahun sementara kabupaten dengan IPM terendah bergeser ke
2018. Berdasarkan strata pendidikan, angka tersebut masih Kabupaten Brebes (66,12). Perkembangan spasial
relatif sama dengan capaian rata-rata lama sekolah pada menunjukkan bahwa terdapat 19 kabupaten/kota yang
mencapai status IPM “tinggi” pada tahun 2019, sementara
Tabel 6.11 Perbandingan IPM Provinsi di Kawasan Pulau Jawa tiga daerah yang memiliki status IPM “sangat tinggi” masih
sama seperti periode sebelumnya, yakni Kota Surakarta, Kota
PROVINSI IPM Salatiga, dan Kota Semarang. Selama periode 2018 – 2019,
kemajuan IPM tercepat berlangsung di Kabupaten Tegal
BANTEN 2016 2017 2018 2019 (1,35%), Kabupaten Banjarnegara (1,20%) dan Kabupaten
DKI JAKARTA Kebumen (1,16%).
JAWA BARAT 70,96 71,42 71,95 72.44
JAWA TENGAH 79,60 80,06 80,47 80.76 6.6. PEMERATAAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK
DI YOGYAKARTA 70,05 70,69 71,30 72.03
JAWA TIMUR 69,98 70,52 71,12 71.73 Secara tahunan, tingkat ketimpangan pengeluaran
NASIONAL 78,38 78,89 79,53 79.99 penduduk di Jawa Tengah pada September 2019 relatif stabil.
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 69,74 70,27 70,77 71.50 Hal ini tercermin dari koefisien Gini yang mengukur
70,18 70,81 71,39 71.92 ketimpangan distribusi pendapatan melalui pengukuran yang
berkisar antara 0 sampai 1. Apabila koefisien Gini bernilai 0
Tabel 6.12 IPM Jawa Tengah Menurut Komponen berarti terjadi pemerataan sempurna di dalam suatu daerah,
sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna.
DIMENSI SATUAN TAHUN Pada September 2019, koefisien Gini Jawa Tengah tercatat
2016 2017 2018 2019 sebesar 0,358; relatif sama dibandingkan September 2018
yang sebesar 0,357. Apabila dibandingkan dengan nasional,
KESEHATAN thn 74.02 74.08 74.18 74.23
PENGETAHUAN

thn 12.45 12.57 12.63 12.68
thn 7.15 7.27 7.35 7.53

PENGELUARAN PER KAPITA DISESUAIKAN Rp. 10,153 10,377 10,777 11,102
IPM 69.98 70.52 71.12 71.73
PERTUMBUHAN IPM
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah % 0.71 0.77 0.85 0.85

KETENAGAKERJAAN DAN 83
KESEJAHTERAAN

0,42 INDEKS 0,42 INDEKS 0,40 SEPTEMBER 2017 LAPORAN
0,40 0,39 PEREKONOMIAN
0,40 0,38 SEPTEMBER 2018 PROVINSI JAWA TENGAH
0,38 0,40
0,39 MARET 2018
0,40 SEPTEMBER 2019
0,38
0,38 0,38 0,32
0,32
0,36 0,36 0,34
0,32
0,34 0,34 0,32
0,32
0,32 0,34 0,32
0,38 0,32
0,38 0,32
0,41
0,38
0,41
0,39
0,41
0,38
0,41
0,38
0,41
0,37
0,40
0,37
0,39
0,36
0,38
0,36
0,38

0,30 0,30
PERKOTAAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 PERDESAAN PERKOTAAN PERDESAAN

JAWA TENGAH NASIONAL JAWA TENGAH NASIONAL

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Grafik 6.5. Perkembangan Koefisien Gini Jawa Tengah dan Nasional Grafik 6.6. Perkembangan Koefisien Gini Berdasarkan Wilayah

Tabel 6.13 Perbandingan Koefisien Gini Provinsi Peers

PROVINSI KOEFISIEN GINI

JAWA TENGAH MAR- 16 SEP-16 MAR-17 SEP-17 MAR-18 SEP-18 MAR-19 SEP-19
BANTEN
JAWA TIMUR 0.366 0.357 0.365 0.365 0.378 0.357 0.361 0.358
0.394 0.392 0.382 0.379 0.385 0.367 0.365 0.361
DKI JAKARTA 0.402 0.402 0.396 0.415 0.379 0.371 0.370 0.364
DI YOGYAKARTA 0.413 0.402 0.403 0.393 0.407 0.405 0.402 0.398
INDONESIA 0.411 0.397 0.413 0.409 0.394 0.390 0.394 0.391
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 0.420 0.425 0.432 0.440 0.441 0.422 0.423 0.428
0.397 0.394 0.393 0.391 0.389 0.384 0.382 0.380

koefisien Gini Jawa Tengah tersebut masih lebih rendah Ditinjau berdasar wilayah, tingkat ketimpangan yang lebih
dibandingkan koefisien Gini Nasional yang sebesar 0,380. tinggi berada di kawasan perkotaan. Pada Maret 2019,
Dengan demikian, tingkat pemerataan pendapatan di Jawa koefisien Gini perkotaan Jawa Tengah tercatat sebesar 0,383;
Tengah relatif lebih baik dibandingkan dengan nasional. lebih tinggi dibandingkan perdesaan yang sebesar 0,318.
Tingkat ketimpangan yang lebih tinggi di daerah perkotaan
Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di kawasan Jawa, juga terjadi di tingkat nasional. Koefisien Gini perkotaan
koefisien Gini Jawa Tengah masih mencatatkan yang tingkat nasional sebesar 0,392; lebih tinggi dibandingkan
terendah, diikuti oleh Banten dan Jawa Timur. Sementara itu, perdesaan yang sebesar 0,317.
tingkat ketimpangan tertinggi terjadi di Provinsi D.I.
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Barat. Perbaikan tingkat
ketimpangan tercepat yang berlangsung selama tahun 2019
dicatatkan oleh Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.



BAB

VII

PROSPEK
PEREKONOMIAN DAERAH

Penyebaran wabah COVID-19 masih akan menjadi risiko utama
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah ke depan baik di triwulan III 2020
maupun keseluruhan tahun 2020.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2020 belum akan
membaik karena terbatasnya penghasilan. Namun, kinerja investasi diperkirakan mulai
meningkat. Perbaikan pertumbuhan juga ditunjukkan dari lapangan usaha industri
pengolahan.
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan mengalami
perlambatan akibat pandemi COVID-19 yang menekan kinerja konsumsi rumah tangga
dan ekspor luar negeri.
Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan III 2020 diperkirakan mengalami peningkatan
didorong peningkatan laju inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan
tembakau serta kelompok transportasi. Pencapaian inflasi akhir tahun 2020 diperkirakan
masih berada sesuai target 3±1% (yoy)



PROSPEK 87
PEREKONOMIAN DAERAH

7.1. KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL Perlambatan pertumbuhan ekonomi global kemudian LAPORAN
memengaruhi perdagangan dunia. Perlambatan PEREKONOMIAN
Pandemi COVID-19 terus menyebar ke berbagai perekonomian dunia akibat pandemi COVID-19 menurunkan PROVINSI JAWA TENGAH
belahan dunia pada periode laporan sedangkan permintaan barang-barang ekspor dan impor sehingga
penyebaran di Tiongkok mereda. Penyebaran pandemi volume perdagangan menurun. World Economic Outlook
COVID-19 di luar Tiongkok meluas dengan cepat ke berbagai (WEO) IMF April 2020 merevisi perkiraan volume
negara di dunia. Penyebaran terbesar di AS dan Eropa perdagangan global menjadi -11,0% pada tahun 2020, atau
tercermin dari banyaknya jumlah kasus. Sementara itu, lebih rendah 13,9% dari perkiraan sebelumnya. Hal ini
memasuki pertengahan Maret 2020 perkembangan pandemi dipengaruhi dampak pandemi COVID-19 yang dominan di
COVID-19 di Tiongkok telah melewati puncaknya. Jumlah Tiongkok pada Februari dan dampak penyebaran di negara
kasus dan tingkat kematian (fatality rate) menurun dibarengi lainnya pada Maret 2020. Permintaan ekspor AS menurun
dengan tingkat kesembuhan yang meningkat. Perbaikan itu akibat berkurangnya permintaan dari mitra dagang utamanya
diikuti dengan mulai berjalannya kegiatan produksi dan yakni Tiongkok dan Eropa. Dengan perkembangan tersebut,
kembalinya mobilitas masyarakat mendekati pola normalnya. ekspor luar negeri Jawa Tengah diprediksi akan mengalami
gangguan.
Penyebaran pandemi COVID-19 yang meluas ke
berbagai negara tersebut menekan pertumbuhan 7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI
ekonomi global. Penanggulangan penyebaran pandemi TRIWULAN III 2020 DAN TAHUN 2020
COVID-19 melalui berbagai upaya pembatasan mobilitas
penduduk baik antara wilayah maupun antar negara telah Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah triwulan III 2020
menyebabkan penurunan permintaan dan terganggunya diperkirakan mulai membaik dibanding triwulan II
proses produksi global. Perkembangan beberapa indikator 2020. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah periode tersebut
dini menunjukkan ekonomi global pada triwulan I 2020 diproyeksikan berada di kisaran 0,9%-1,9% (yoy). Ditinjau
mencatat kontraksi sangat tajam. Rilis terakhir pada April dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan pada triwulan
2020, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur di III 2019 terutama didorong oleh meningkatnya kinerja
beberapa negara tujuan ekspor telah memasuki fase investasi dan ekspor antardaerah. Penyebaran COVID-19
kontraksi seperti Amerika Serikat (36,1) dan Eropa (33,4). diperkirakan mereda sehingga pembatasan sosial lebih
longgar pada triwulan III 2020. Sementara pada sisi lapangan
Perkembangan ini menyebabkan penurunan tajam usaha, peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha
pertumbuhan ekonomi banyak negara, baik di negara industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran;
maju maupun berkembang. Pada triwulan I 2020, reparasi mobil dan sepeda motor.
pertumbuhan ekonomi AS turun dalam menjadi 0,3% dan
diprakirakan mengalami kontraksi yang lebih dalam pada 10,0 % YOY
triwulan II 2020. Sementara itu, ekonomi Eropa mengalami
kontraksi -3,3% (yoy) akibat pelemahan permintaan 6,0
domestik dan ekspor sejalan perlambatan ekonomi di
berbagai negara di kawasan tersebut. Pertumbuhan ekonomi 2,0
Tiongkok juga mencatatkan kontraksi yang dalam hingga -
6,8% (yoy) akibat kebijakan pembatasan mobilitas penduduk -2,0 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
selama penanganan pandemi COVID-19 yang menurunkan 2012
berbagai aktivitas ekonomi. Dengan perkembangan tersebut,
IMF melalui World Economic Outlook (WEO) periode April Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah, proyeksi oleh Bank Indonesia
2020 merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi
negara-negara dunia termasuk Amerika Serikat, Eropa, dan Grafik 7.1 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
Tiongkok yang masing-masing menjadi sebesar -5,9% (yoy),
-7,5% (yoy), dan 1,2% (yoy).

88 PROSPEK
PEREKONOMIAN DAERAH

LAPORAN Tabel 7.1 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penggunaan
PEREKONOMIAN
PROVINSI JAWA TENGAH PENGELUARAN 2018** I 2019** I 2020p TOTALp
IV TOTAL II III IV TOTAL IIp IIIp
3.46
KONSUMSI RUMAH TANGGA 4.71 4.69 4.79 5.16 4.18 4.36 4.62 -1.88
KONSUMSI LNPRT 9.87 7.62 13.85 13.64 8.23 8.15 10.90 1.92
KONSUMSI PEMERINTAH 1.44 2.98 7.75 0.10 0.16
PMTB 5.95 7.68 4.57 6.28 5.54 2.98 3.98 4.62
EKSPOR LUAR NEGERI 7.10 11.77 6.92 4.17 17.87 -0.62 4.85 -0.56
IMPOR LUAR NEGERI 21.73 32.61 3.75 -2.23 -19.14 -10.10 4.92 -0.95
NET EKSPOR ANTARDAERAH 142.01 49.00 6.13 -11.24 -39.41 -0.14 -9.33 2.60
PDRB 5.26 5.31 3.89 -5.12 5.64 5.34 -11.75
5.13 5.52 5.41

Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara, p) proyeksi Bank Indonesia
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah, proyeksi oleh Bank Indonesia

Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa menurun drastis hingga ke level pesimis menjadi indikasi
Tengah pada 2020 diperkirakan akan bergerak di kondisi stabilitas keuangan rumah tangga akan terganggu
bawah kapasitasnya sehingga lebih rendah selama 2020.
dibandingkan 2019. Penyebaran COVID-19 yang meluas di
domestik maupun global berdampak besar terhadap Dampak stimulus fiskal dari pemerintah diperkirakan mampu
ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2020 yang diperkirakan mengurangi pelemahan daya beli rumah tangga terutama
tumbuh pada rentang 1,4%-2,4% (yoy). Perkiraan tersebut pada kebutuhan pangan. Beberapa stimulus yang diberikan
lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2019 yang pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah
sebesar 5,41% (yoy). Pelemahan pertumbuhan ekonomi Pandemi Covid-19 antara lain Program Keluarga Harapan
terutama didorong penurunan pertumbuhan konsumsi (PKH) yang mulai bulan April 2020 disalurkan setiap bulan,
rumah tangga, investasi, dan ekspor luar negeri. Dari sisi penyaluran kartu sembako, Program Indonesia Pintar (PIP),
lapangan usaha, perlambatan ekonomi diperkirakan terjadi Program Kartu Prakerja, dan pembebasan tarif listrik bagi
pada lapangan usaha utama yaitu industri pengolahan, pelanggan golongan 450 VA dan diskon 50% bagi pelanggan
konstruksi, dan perdagangan. Potensi ekonomi yang tidak golongan 900 VA.
optimal di 2020 akibat pengaruh terbatasnya produksi global
akibat virus COVID-19, diperkirakan membuat perekonomian Capaian inflasi yang rendah dan terkendali diperkirakan akan
Jawa Tengah terakselerasi di 2021. berlanjut pada tahun 2020, yang selanjutnya dapat menjaga
daya beli masyarakat. Indeks Ekspektasi Konsumen dari hasil
7.2.1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Survei Konsumen menunjukkan peningkatan dimana
Sisi Pengeluaran konsumen meyakini wabah COVID-19 akan mereda sehingga
penghasilan dan lapangan kerja akan membaik. Inflasi
Permintaan domestik diperkirakan masih menjadi mesin kelompok bahan makanan diprakirakan lebih rendah seiiring
utama penggerak ekonomi Jawa Tengah, dengan pangsa di tingkat permintaan yang tidak setinggi tahun sebelumnya
atas 60%. Permintaan domestik pada triwulan III 2020 didukung komitmen pemerintah dalam menjaga
diperkirakan terutama pada konsumsi RT, diperkirakan akan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi.
semakin lemah dibanding triwulan II 2020. Dampak
penyebaran COVID-19 menyebar luas dan menyentuh Lebih lanjut, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan lebih
hampir ke seluruh elemen pelaku ekonomi. Kondisi baik pada tahun 2020. Belanja pemerintah diperkirakan
ketenagakerjaan yang terlihat semakin memburuk sejak meningkat didorong oleh stimulus fiskal untuk penanganan
triwulan II 2020 membuat penghasilan masyarakat menjadi COVID-19. Stimulus fiskal I dan II ditempuh melalui kebijakan
semakin terbatas. bantuan pangan untuk menopang konsumsi masyarakat
berpendapatan rendah dan relaksasi perpajakan untuk
Secara keseluruhan tahun 2020, konsumsi rumah tangga mendorong keberlangsungan usaha serta menopang daya
diperkirakan menurun didorong semakin terbatasnya beli masyarakat. Selain itu, stimulus fiskal III difokuskan untuk
pendapatan. Aktivitas dunia usaha terutama sektor industri sektor kesehatan, jaring pengaman sosial, dukungan bagi
dan perdagangan tertahan karena kondisi global dan industri usaha yang terdampak, dan Program Pemulihan
domestik yang tidak kondusif. Keyakinan konsumen Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah daerah Jawa Tengah

PROSPEK 89
PEREKONOMIAN DAERAH

Tabel 7.2 Outlook Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha LAPORAN
PEREKONOMIAN
LAPANGAN USAHA 2018** I 2019** Ip 2020p IIIp TOTALp PROVINSI JAWA TENGAH
IV TOTAL II III IV TOTAL IIp
-2.57
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 2.12 2.62 1.13 4.65 -1.55 1.56 1.36 2.45
4.53 6.78 5.28 5.19 1.73
INDUSTRI PENGOLAHAN 4.31 4.35 4.16 6.55 6.59 4.05 5.98 2.60
5.52 5.64 5.34 5.41
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, 6.56 5.77 6.80
REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

PDRB 5.26 5.31 5.13

Ket : *) angka sementara, **) angka sangat sementara, p) proyeksi Bank Indonesia
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah, proyeksi oleh Bank Indonesia

juga telah melakukan relokasi anggaran untuk meningkatkan hubungan kerja (PHK) terpaksa dilakukan karena proses
percepatan penanganan dampak kesehatan dan sosial produksi yang tidak dapat berjalan secara normal.
ekonomi dari COVID-19.
Dampak penurunan kinerja industri turut menyertai kinerja
Selanjutnya, kinerja investasi diprakirakan mengalami lapangan usaha perdagangan. Pembatasan sosial berakibat
perbaikan di triwulan III 2020 namun melambat secara penjualan komoditas barang kebutuhan mengalami
keseluruhan tahun 2020. Hal ini sejalan dengan melemahnya penurunan secara agregat. Meski terlihat adanya
prospek ekspor dan permintaan domestik, serta menurunnya peningkatan aktivitas perbelanjaan ritel namun nilainya tidak
keyakinan pelaku usaha. Penurunan investasi diprakirakan mampu mengangkat kinerja perdagangan. Hal ini disebabkan
terjadi pada investasi bangunan dan nonbangunan. perdagangan berskala besar termasuk kendaraan bermotor
Pertumbuhan investasi bangunan diprakirakan terkontraksi mengalami penurunan yang signfikan. Perdagangan barang
akibat penundaan proyek investasi, baik Proyek Strategis modal pun tercatat menurun akibat lesunya iklim investasi
Nasional, pembatalan pembangunan nonstrategis maupun ditengah pandemi COVID-19. Transaksi digital yang
konstruksi swasta. Investasi nonbangunan juga diprakirakan diharapkan mampu menjadi alternatif bagi perdagangan
terkontraksi lebih dalam sejalan lemahnya kinerja eksternal yang dilakukan dari rumah, belum mampu menjangkau
dan turunnya permintaan domestik di tengah melemahnya seluruh elemen masyarakat. Keterbatasan infrastruktur
kinerja industri. Prakiraan penurunan investasi juga teknologi dan pengetahuan menjadi hambatan meratanya
disebabkan menurunnya keyakinan pelaku usaha terhadap ekonomi digital di Jawa Tengah.
pandemi COVID-19 tercermin pada hasil Survei Kegiatan
Dunia Usaha (SKDU) dan penurunan Purchasing Manager Selanjutnya, lapangan usaha konstruksi juga terkena dampak
Index (PMI). penyebaran COVID-19. Menurunnya kemajuan kegiatan
konstruksi terjadi karena adanya pembatasan sosial berlaku
7.2.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi sehingga mengakibatkan penundaan penyelesaian beberapa
Sisi Lapangan Usaha proyek pembangunan. Meski secara ketentuan
pembangunan infrastruktur strategis nasional tetap berjalan,
Pada sisi lapangan usaha, ekonomi Jawa Tengah masih kondisi yang ada menyulitkan perkembangan yang progresif.
ditopang oleh lapangan usaha industri pengolahan; Pihak swasta cenderung menunggu COVID-19 mereda agar
pertanian, kehutanan, dan perikanan; serta perdagangan proses pembangunan dapat berlangsung sesuai harapan.
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Sejalan
dengan pelemahan permintaan domestik dan global, Komitmen pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-
permintaan terhadap produk industri Jawa Tengah 19 dan meminimalkan dampaknya terhadap pertumbuhan
diperkirakan mengalami penurunan baik di dalam maupun ekonomi, diharapkan menjadi faktor pendukung dan
luar negeri. Pembatasan sosial membuat pelaku industri berdampak signifikan pada perekonomian kedepan. Namun
membatasi jam operasional produksi. Selain itu, tingkat demikian beberapa risiko yang perlu diwaspadai berpotensi
permintaan yang menurun mendorong sektor industri mengganggu stabilitas perekonomian antara lain: (i)
menurunkan penggunaan kapasitas produksi (capacity berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS dan
utilization). Beberapa pelaku usaha berupaya mengatur Tiongkok; (ii) second wave wabah COVID-19 sehingga
stabilitas keuangan korporasi dengan merumahkan tenaga penanganan membutuhkan waktu yang lebih lama; (iii)
kerja untuk mengurangi biaya operasional. Pemutusan dampak sosial yang meluas akibat penurunan pendapatan

90 PROSPEK
PEREKONOMIAN DAERAH

LAPORAN sehingga meningkatkan angka kriminalitas; serta (iv) sulitnya gangguan pasokan dan distribusi domestik. Selanjutnya,
PEREKONOMIAN proses recovery industri pasca meredanya COVID-19. dalam rangka menjaga kestabilan harga dan pasokan
PROVINSI JAWA TENGAH Meningkatnya ketidakpastian global berpotensi komoditas pangan strategis, Bank Indonesia bersama Tim
mengganggu prospek kesinambungan pertumbuhan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah
ekonomi global dan perdagangan internasional. sudah mempersiapkan berbagai program pengendalian
inflasi di tahun 2020. Diseminasi dan Sosialisasi penggunaan
7.3. PROSPEK INFLASI TRIWULAN III 2020 Sislogda untuk sinergi informasi pasokan pangan hulu-hilir,
DAN KESELURUHAN TAHUN 2020 kebijakan pasar murah, operasi pasar, dan sidak lapangan di
tingkat masyarakat ketika terjadi gejolak harga. TPID Jawa
Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan III 2020 Tengah juga berupaya meningkatkan kelembagaan petani
diperkirakan mengalami peningkatan. Faktor utama dengan penyusunan skema Rice Market Center serta untuk
yang diperkirakan mendorong peningkatan laju inflasi berasal mendorong peningkatan kapasitas produksi petani. Berbagai
dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta upaya tersebut diharapkan dapat tetap menjaga inflasi Jawa
kelompok transportasi. Tengah tahun 2020 pada level yang terkendali.

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2020.
Dari sisi permintaan faktor yang mendorong peningkatan
inflasi adalah kembali pulihnya daya beli masyarakat pasca
kebijakan new-normal yang mulai diterapkan oleh
pemerintah pada bulan Juni diperkirakan akan
menghidupkan aktivitas perekonomian di masyarakat. Dari
sisi penawaran diperkirakan pasokan bahan pangan utama
akan menurun seiring dengan berakhirnya masa panen dan
menurunnya curah hujan karena musim kemarau di Jawa.

Inflasi kelompok transportasi diperkirakan juga akan
meningkat pada triwulan III 2020. Faktor utama yang
diperkirakan akan mendorong laju inflasi adalah peningkatan
tarif angkutan penumpang setelah berakhirnya kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sesuai dengan mandatnya, Bank Indonesia akan berusaha
menjaga capaian inflasi berada pada sasaran inflasi 2020,
yaitu 3±1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank
Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat
terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait

6.0 SASARAN 2017 SASARAN 2018 & 2019 % YOY
4±1% 3,5±1%
SASARAN 2020
5.0 3±1%

4.0 3.71 2.96 3.25
2.82

3.0

2.0

1.0

0.0 II III IV I II* III* IV*
I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020

Sumber: BPS dan Proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Tahun 2020



Tim Penyusun

PENGARAH
Soekowardojo

PENANGGUNG JAWAB
Iss Savitri Hafid

KOORDINATOR PENYUSUN
Berry A. Harahap

EDITOR
Myrnawati Savitri

TIM PENULIS
Anton Kisworo, Christian Octavian, Deded Tuwanda Prima,
Maya Lestarini Kusumaningrum

KONTRIBUTOR
Fungsi Data Statistik Ekonomi Dan Keuangan
Divisi Sistem Pembayaran Dan Pengelolaan Uang Rupiah
Divisi Pengembangan Ekonomi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah
Divisi Advisory Ekonomi Dan Keuangan
Jl. Imam Bardjo Sh No. 4 Semarang 50241
Telp. +62 24 8310246
Fax. +62 24 8310339
e-mail : [email protected]


Click to View FlipBook Version