PISCES
Salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki
ciri khas pada tulang belakang, insang (operculum) dan siripnya serta bergantunga pada air
tempatnya tinggal sebagai medium kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
A. Osteichthyes
Osteichthyes berasal dari bahasa Yunani, yaitu osteon yang berarti tulang
belakang dan ichthyes yang berarti ikan. Osteichthyes adalah ikan bertulang sejati.
Kelompok osteichthyes berjumlah sekitar 3.000 spesies. Semua jenis ikan yang
termasuk ke dalam kelas osteichthyes memiliki sebagian tulang keras, mulut dan lubang
hidungnya ventral, celah-celah pharyngeal tertutup (tidak terihat dari luar) dan
jantungnya hanya memiliki satu ventrikel. Adapun karakteristik dari Osteichthyes, di
antaranya:
1. Mempunyai skeleton yang tersusun sebagian besar atas tulang keras.
2. Memiliki penutup insang.
3. Memiliki gelembung renang.
4. Memiliki gurat sisi.
5. Kulitnya licin karena sekresi mucus oleh kelenjar kulit.
6. Sirip ekornya memiliki panjang yang sama pada bagian atas dan bawah.
7. Mulut dengan banyak gigi (ada pula beberapa tanpa gigi).
8. Otak sebagai pusat sistem saraf dengan lobus olfactory dan cerebrum, lobus optik
berukuran besar dan kebanyakan spesies ovivar dan fertilisasi eksternal.
9. Memiliki tulang cranium yang berfungsi sebagai pelindung otak.
Struktur morfologi (struktur tubuh) dari kelas Osteichthyes, yaitu:
➢ Memiliki bentuk yang bermacam-macam, tetapi sebagian berbentuk gelendong
pipih. Bentuk tubuhnya ini memudahkannya bergerak di dalam air.
➢ Kepala terbentang mulai dari ujung moncong sampai dengan akhir operculum
(tutup insang).
➢ Badan membentang dari akhir operkulum sampai anus dan sisanya adalah ekor.
➢ Mulut berada di ujung muka moncong, memiliki rahang yang bergigi baik.
➢ Operkulum berada di belakang mata, di bagian bawah sebelah dalam dari
operkulum terdapat sejumlah sisir insang.
➢ Anus dan aperture urogenitalis terdapat di muka pina analis.
➢ Terdapat sirip yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan di dalam air
untuk berenang.
➢ Memiliki rangka luar (eksoskeleton), meliputi sisik dan sirip.
➢ Memiliki sisik yang tertanam pada saku dermal dan tumbuh sepanjang hidupnya.
Terdapat anatomi atau struktur yang menyusun tubuh bagian dalam dari kelas
Osteichthyes, yaitu:
▪ Memiliki pharynx pada celah insang yang banyak mengandung lembaran-
lembaran insang.
▪ Terdapat esophagus yang menuju ke ventrkulus, berfungsi sebagai tempat
saluran pencernaam makanan.
▪ Terdapat kelenjar pencernaan berupa hepar yang terletak dalam rongga badan
sebelah anterior.
▪ Memiliki cor (jantung), terletak di bawah pharynx. Terdiri atas dua bagian, yaitu
ventriculum dan auriculum.
▪ Terdapat limpa sebagai bagian dari sistem sirkulasi yang berada dekat lambung
dengan pembuluh-pembuluh limpa.
▪ Memiliki rangka dalam (endoskeleton), terdiri atas tulang tempurung kepala,
columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang
menyokong sirip.
Klasifikasi dan Dasar Pengelompokan Osteichthyes
• Sebagian besar vertebrata yang tergolong kedalam gnatostoma (hewan berahang)
disebut Ostheichtyes (ikan bertulang).
• Hampir semua ostheiktia (ostheichtyan) memiliki endoskeleton yang terosifikasi
dengan matriks kalsium fosfat yang keras.
• Ada lebih dari 30.000-40.000 spesies hidup, baik air tawar maupun laut. Beberapa
bentuk air tawar adalah ikan mas, bass, trout, lele, sucker. Perwakilan dari ikan laut
adalah tarpon, meckerel, tuna, sailfish, barracula, flying fish. Ciri Khusus Sub Kelas
dari Osteichthyes.
a. Subkelas Actinopterygii
ciri-ciri subclassis Actinopterygii :
➢ Sirip yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol ditubuh, sehingga
lembar sirip yang ada diluar tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip.
➢ Sisik-sisik umumnya tilakoid/ganoid.
➢ Ekor bertipe homocercal/bicercal Actinopterygii memiliki 3 superordo :
1. Chondrostei
• Pembukaan mulut besar.
• Sisik biasanya ganoid.
• Heterocercal sirip ekor.
• Ikan pari primitif atau ganoid bertulang rawan.
2. Holostei
• Mulut terbuka kecil.
• Sisik ganoid atau sikloid.
• Heterocercal sirip ekor.
• Ikan paruh pari, peralihan antara Chondrostei dan Teleostei.
3. Teleostei
• Terminal bukaan mulut, kecil.
• Sisik sikloid, ctenoid atau tidak ada.
• Sirip ekor kebanyakan homocercai.
• Biasanya terdapat kantung renang hidrostatik.
• Spirakel hilang.
• Katup spiral di usus tidak ada.
Subkelas Sarcoptrerygii Sarcoptreygii memiliki dua ordo yaitu :
1. Dipnoi = Diperiformes
• Contoh : Lepidosiren paradoxa (ikan paru America)
• Ciri-ciri :
• Tulang-tulang terdapat di kepala.
• Sisik bertipe Sikloid.
• Sirip mempunyai pangkal mirip benjolan
• Sirip punggung dan anus membentuk sirip yang melingkari bagian belakang
tubuh.
2. Coleantyformes = Crossoptetygii
• Contoh : Latimeria chalumnae
• Ciri-ciri :
• Tulang belakang berongga, terdapat tonjolan seperti kaki yang menopang
Sirip dada, pinggul, sirip punggung.
• Contoh Spesies Osteichthyes :
• Ikan lele (Ameriurus melas)
• Belut (Anguilla sp.)
• Ikan Tawes (Perca sp.)
• Kuda Laut (Hippocampus sp.)
• Salmon (Oncorhynchus sp.)
• Sarden (Sardinops caerulea)
• Tuna (Scomber scombrus)
• Ikan Terbang (cypselurus sp.)
Habitat Osteichthyes
Kelas Osteichthyes adalah yang paling banyak jumlah spesiesnya sekitar
30.000. Ikan bertulang keras ini sangat melimpah di laut dan hamper setiap
habitat air tawar. Penyebaran alami dari kelas Osteichthyes adalah perairan Afrika
dan Indonesia. Peranan Osteichthyes 1. Memenuhi kebutuhan pangan 2. Bahan
penelitian 3. Sebagai mata rantai dalam jaring-jaring makanan di ekosistem
perairan 4. Beberapa minyak dan empedu ikan digunakan sebagai bahan obat-
obatan 5. Kesenangan dan rekreasi.
B. Agnatha
Agnatha bernapas dengan insang. Pertukaran gas pada Agnatha terjadi pada
pasangan-pasangan ingsang interna, dengan tiap insang ditunjang oleh satu lengkung
tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui serangkaian kantung
insang yang bermuara dipermukaan. Kata Agnatha berasal dari kata (A = tidak , Gnathos
= rahang ). Ada dua jenis ikan agnatha yaitu:
1. Hagfish (hewan bermulut lingkar)
Hewan berdarah dingin dengan mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat
tanduk, mempunyai lidah dan kulit tidak bersisik, Hagfish adalah jenis ikan
pemakan bangkai, mulut hagfisth tidak bergigi, namun memiliki tentakel peraba.
ikan yang diyakini memiliki hubungan dengan vertebrata tertua yang ada.
2. Lamprey
Spesies vertebrata paling primitif,Ikan ini tidak memiliki tulang rahang,
memiliki tujuh pasang lubang insang (gill-holes) dan mulut itu dilengkapi dengan
suctorial. Lamprey biasanya menempelkan mulutnya ke tubuh ikan, melubangi
dengan giginya, lalu menghisap darah ikan, air ludahnya mengandung bahan
kimia zat anti-coagulant yang membuat luka di tubuh inangnya tetap terbuka,
sehingga mereka bisa terus menghisap darah inangnya tersebut
a. Sistem respirasi
Sistem respirasi agnatha dicirikan dengan tujuh pasang kantong insang,
berisi lembaran-lembaran insang yang mengandung banyak kapiler darah.
b. Sistem metabolisme
Agnatha termasuk hewan hewan ektoterm, suhu tubuh mengikuti suhu
lingkungan.
c. Sistem pencernaan
Saluran pencernaan makanan dimulai dari mulutà pharynx yang pendek
tidak ada lambung.
d. Sistem peredaran darah
Serambi dan bilik. Ventrikel memompakan darah ke arteri dan atrium
menerima darah.
e. Sistem eksresi
Terdapat dua buah ginjal (tingkat mesonephros) dilengkapi saluran sampai
ke sinus urogenitalis selanjutnya ke papila urogenitalis. Ginjal memiliki dua
fungsi yaitu mengekresi dan mengatur konsentrasi cairan tubuh
f. Sistem rangka
Sistem Rangka agnatha terdiri dari tulang rawan, berupa jaringan ikat
yang rapat.
g. Sistem syaraf
Otak pada spesies Lamprey masih sangat primitif otak depan berisi
sepasang lobun Olfaktorius, arah belakang ada Cerebralhemipers kecil, melekat
ke dienophalus. Di bawah dienophalon terdapat Infudibulum dan pada bagina
Dorsal terdapat struktur Pineal
h. Sistem reproduksi
Hewan betina mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan
hewan jantan mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada
pada kedua jenis kelamin tersebut.
C. Chondrichthyes
Chondrichthyes berasal dari bahasa latin yaitu chondros: tulang rawan;
ichtyes:ikan, yang artinya ikan bertulang rawan. Ciri-cirinya ada yang bersisik dan ada
pula yang tidak, letak celah insang lateral dan ventral, ada yang mempunyai spirakulum
dan ada yang tidak, mempunyai sirip berpapasan dan lubang hidung sepasang yang hanya
berfungsi untuk penciuman.
Klasifikasi dari chondrichthyes yaitu:
a. Ordo Squaliformes yang mencakup semua jenis ikan hiu.
b. Ordo Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari
a. System eksresi
Terdapat dua ginjal yang ramping terdapat tepat dibawah selom
disepanjang aorta dorsal. Urine dikumpulkan dalam tubulus segmental yang
bergabng dengan saluran longitudinal.
b. System respirasi
Dengan membuka dan menutup mulut ikan hiu menghalau air kedalam mulut dan
menekan keluar dengan kekuatan (mulut menutup) melalui celah insang dan
spiracle. Insang tersusun atas filamen (lembaran-lembaran) yang banyak
mengandung pembuluh darah kapiler. Darah dari ventral aorta akan melalui
kapiler tersebut melepaskan CO2 dan mengikat oksigen yang larut dalam air.
c. System pencernaan
Pada Chonrichthyes terdiri dari mulut, faring, oesofagus yang pendek,
lambung, usus dan bermuara ke anus.
d. System reproduksi
Fertilisasi internal, ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut
klasper (penjepit). Sedangkan betina mempunyai 2 ovarium didekat ujung anterior
kavum abdominal.
e. System saraf
Otak ikan hiu sudah lebih maju di banding lamprey, dari dua sakus
olfaktori dibagian moncong, saluran ofaktori memanjang ke lobus olfaktori besar
yang melekat pada pasangan selebral hemisfer diencephalon.
1. Pleurotremata
Memiliki bentuk tubuh kumparan dengan penampang melintang
subsilinder, insang terletak pada bagian latero-anterior tubuh (kiri-kanan kepala)
anterior dari sirip pektoral. Sirip ekornya banyak berujung runcing, posisi mulu
berada di bawah dan Insangnya terbuka keluar dengan celah insang 5-7 buah yang
terletak pada sisi kepala.
a. System reproduksi
Hiu memiliki 3 cara bereproduksi yaitu viviparity, oviparity dan
ovoviviparity.
b. System pencernaan
System pencernaannya terdiri dari mulut, faring , kerongkongan, lambung,
usus, rectum dan kloaka.
2. Hypotremata
Hypotremata memiliki kerangka tulang rawan, memiliki 5 -6 celah insang
yang terletak pada bagian ventral, memiliki spirakel dan clasper, tubuh dilapisi
lendir dengan bentuk sisik placoid, bentuk tubuh gepeng melebar (depressed),
ekor seperti cambuk, beberapa spesies terdapat satu atau lebih duri penyengat di
bagian ventral dan dorsal.
a. Sistem Respirasi
Ikan pari melakukan respirasi dengan membuka dan menghalau air ke
dalam mulut dan menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah
insang dan spiracle.
b. Sistem Pencernaan
Alat pencernaannya terdiri atas mulut (terdapat rahang yang bergigi),
faring (terbuka dan berhubungan dengan 5 celah), esofagus, lambung, usus,
kloaka, dan anus.
c. Sistem Ekskresi
Memiliki sepasang ginjal yang berbentuk memanjang serta memiliki
kelenjar pada permukaan kulitnya.
d. Sistem Reproduksi
Ikan pari merupakan dioecious. Vivipar (Pastenague) = melahirkan
anaknya lahir serupa dengan induknya Ovipar (Rajdae) = bertelur yang di erami
dan menetas di luar tubuh induk Ovovivipar (pari manta) telur menetas saat masih
berada di dalam tubuh induknya
e. Sistem Saraf
Sel saraf pada ikan pari berkembang menjadi suatu susunan yang
kompleks dengan mengagabungkan sistem sarafnya.
3. Chimaeraformes
Chimaera termasuk dalam keluarga ikan laut dalam yang tubuhnya tidak
ditopang oleh tulang keras, melainkan oleh tulang rawan. Hewan ini memiliki ciri
mata yang besar, sirip seperti sayap burung, dan gigi pipih untuk menggilas
makanan.
Chimaera memiliki kerangka yang tersusun atas tulang rawan. Kulit
mereka halus dan sebagian besar ditutupi oleh sisik placoid. Untuk pertahanan
Chimaera memiliki duri berbisa yang terletak di depan sirip punggung. Chimaera
menyerupai hiu dalam beberapa hal yaitu mereka menggunakan penjepit untuk
fertilisasi internal betina dan mereka bertelur dengan cangkang yang keras.
Chimaera jantan memiliki pelengkap seksual di depan kepalanya (sejenis
tentaculum) dan di depan sirip perut. Chimaeras memiliki dua sirip punggung,
sirip punggung pertama memiliki tulang beracun. Sirip punggung kedua adalah
bertulang. Sub kelass Holocephali didefinisikan dengan memiliki satu bukaan
insang setiap sisi kepala, piring gigi menyatu, dan sirip punggung pertama dengan
memanjang tulang belakang.
a. Sistem Reproduksi
Jantan memiliki tiga organ menggenggam. Mereka memiliki dua graspers
pada panggul mereka yang mereka gunakan ketika mereka kawin. Mereka
memiliki satu orang tamak dengan hook di atasnya yaitu di kepala mereka yang
mereka gunakan untuk menangkap perempuan.
AMPHIBI
A. Pengertian
Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi”
(rangkap) dan “bios” (hidup). Jadi amphbi merupaka hewan bertulang belakang (vertebrata)
dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan hidup di dua alam yakni di
air dan di daratan maka dari itu amphibi bernafas menggunakan insang dan paru-paru. Amphibi
tidak memiliki kuku atau cakar sehingga cara mempertahankan dirinya yaitu dengan memiliki
dua kelenjar pada kulitnya yang disebut kelenjar mukosa dan kelenjar berbintil yang biasanya
beracun. System peredaran darahnya yaitu tertutup, jantungnya terdiri atas tiga lobus yaitu 1
ventrikel dan 2 atrium. System pendengarannya berupa saluran auditory yang disebut dengan
tympanium.
B. Ciri-ciri
Ciri-ciri khusus amphibi yaitu:
• Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
• Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang mempunyai klep
untuk menahan air.
• Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan. Struktur giginya
yaitu gigi maxilla dan gigi palatum
• Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi
waktu menyelam.
• Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
induknya (pembuahan eksternal).
C. Sistem Gerak
Amphibi pada dasarnya mempunyai alat gerak berpasangan, yaitu sepasang tungkai
depan dan sepasang tungkai belakang. Ancestor amphibi mempunyai dua pasang tungkai
pentadaktila yang ternyata terjadi variasi karena adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal atau
hidup diatas pohon, dan dibawah tanah.
D. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan pada salamander adalah sebagai berikut:
• Rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa.
• Esofagus berupa saluran pendek.
• Ventrikulus (lambung) berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar.
• Intestinum (usus) dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal.
• Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
• Kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi dan urine.
E. Sistem Saraf
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium.
Sistem saraf sentral terdiri dari: encephalon (otak) dan medulla spinalis. Pada sebelah dorsal
akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau
cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior,
sedangkan bagian anteriornya bergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini
terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah
bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas
yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah
felium terminale.
F. Sistem Reproduksi
Reproduksi berlangsung dengan perkawinan eksternal, yaitu perkawinan yang
pembuahannya berlangsung diluar tubuh betina. Perkembangbiakan pada salamander dengan
pembuahan atau fertilisasi internal di mana salamander jantan mengeluarkan sel sperma damal
kantung spermatofor, lalu salamander betina mengambil spermatofor dan memasukkannya ke
dalam tubuhnya agar terjadi pembuahan sel sperma dan sel telur.
Kebanyakan salamander seperti amfibi, memiliki perkembangan tidak langsung, yaitu
mengalami metamorphosis. Pada tahap larva, mereka memiliki insang luar dan berbulu, yang
hilang pada usia dewasa
Klasifikasi
1. Ordo Caudata
Cauda berasal dari bahasa latin yang artinya ekor. Tubuh ordo ini terdapat bagian kepala, badan,
ekor dan anggota gerak. Anggota dari ordo ini bisa mempunyai ukuran tubuh bervariasi dan
ekornya mempunyai panjang yang hampir sama dengan tubuhnya, malahan ada yang lebih
panjang dari tubuhnya. Beberapa spesies mempunyai insang, sementara beberapa lainnya
bernapas dengan memakai paru – paru.
a. Sirenidea
Sirenidae betina biasanya menjaga sekitar 100 telur yang melekat pada tanaman.
Telur berbentuk bulat, jelas, rumpun jeli seperti yang biasanya 2,5-4 inci (6,3- 10 cm).
Hewan dewasa hanya tinggal di dalam air selama beberapa hari, maka telur menetas
dalam 1 sampai 2 bulan. Pelapisan Jelly mencegah telur salamander dari kekeringan,
namun menghambat oksigen difusi (diperlukan untuk perkembangan embrio).
b. Cryptobranchoidea
1. Cryptobranchidae
Ciri-ciri: Memiliki ukuran tubuh mencapai hingga 1,44 meter (4.7 kaki), makan pada
ikan dan udang-udangan, dan telah dikenal hidup selama lebih dari 50 tahun di
penangkaran.
2. Hynobiidae
Ciri-ciri: Salamander dari keluarga Cryptobranchidae adalah memanjang (panjang dapat
melebihi 1,5 meter). Fosil mencapai ukuran yang lebih besar bahkan, panjang tubuhnya
melebihi 2 meter. Metamorfosis sebagian, insang eksternal yang hilang pada hewan
dewasa dan ekor tetap lateral dikompresi dan finlike.
c. Salamandroidea
1. Amphiumidae
Ciri-ciri: Tubuh memanjang, warna umumnya abu-abu-hitam. Memiliki kaki, namun
sangat kecil. Panjang tubuh bisa sampai 116 cm (46), panjang kaki sampai sekitar 2 cm
(0,79 in).
2. Plethodontidae
Ciri-ciri: Warna bervariasi dari kuning ke perunggu. Ada tiga garis hitam yang jelas,
yang menunjukkan panjang hewan.
3. Ambystomatidae
Ciri-ciri: Memiliki 3 pasang insang eksternal di belakang kepala mereka dan di atas celah
insang. Larva memiliki ekor sirip yang memanjang dari belakang kepala ke ekor. Kaki
tumbuh segera setelah menetas, dengan empat jari pada lengan, dan lima jari di hindlegs.
Sepasang mata yang lebar.
4. Proteidae
Ciri-ciri: Bersifat nocturnal. Bentuk tubuh memanjang, penurunan jumlah digit, mata
berhenti berkembang dan kurangnya pigmentasi di kulit.
5. Dicamptodontidae
Ciri-ciri: Ukuran tubuh sampai 30 cm (12 in) panjang, dan ditemukan di bagian barat
Amerika Serikat dan Barat Selatan British Columbia. Ukuran mirip dengan salamander
(Ambystomatidae)
6. Salamandridae.
Ciri-ciri: Umumnya memiliki pola warna-warna cerah dan kontras. Memiliki empat
anggota badan berkembang dengan baik, dengan empat jari kaki pada forelimbs, dan
(dalam banyak kasus) lima jari pada hindlimbs. Ukuran berbedabeda dari 7 cm (2,8 in)
sampai 30 sentimeter (12 in) panjangnya.
REPTIL
A. Pengertian
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok
hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Reptilia termasuk
dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada beberapa diantaranya
tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian
lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau
Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi
sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),
Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes,
Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan
Caiman).
B. Ciri-ciri
Ciri-ciri Reptil diantaranya, yaitu :
1. Tubuhnya ditutupi oleh kulit yang tersusun atas sisik tanduk.
2. Biasanya tidak mempunyai kelenjar epidermal.
3. Bersifat poikiloterm (berdarah dingin).
4. Habitatnya di darat dan di air.
5. Jantungnya terdiri dari 4 ruang.
6. Reptilia memiliki gigi, kecuali pada kura-kura.
7. Matanya ada yang dilengkapi kelompok berupa membrane nictitan dan ada yang tidak.
8. Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran yang dilengkapi telinga luar ataupun tidak.
9. Reptil ada yang berkembang biak secara ovipar dan ovivipar.
Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah
yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit.
Reptile menempati macam-macam habitat.
1. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau
sepanjang pantai.
2. Penyu terbesar teradapat dilaut
3. kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan.
4. Kadal dan ular umumnya menempati karang-karang atau pohon.
C. Morfologi
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor, angggota tubuh
berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar dan
begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang
panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya misalnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang
hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta
membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran
kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
D. Sistem Pernapasan
Secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Tetapi pada beberapa reptilia,
pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara
luar masuk melalui lubang hidung, trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Sistem
pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Paru paru Reptil hanya terdiri dari beberapa
lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas.
Paru paru kadal, kura-kura, dan buaya lebih kompleks, dengan beberapa belahan-belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal,
misalnya bunglon Afrika, mempunyai pundi-pundi hawa atau kantung udara cadangan sehingga
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara. Reptilia bernapas menggunakan paru-paru.
Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak =>
trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju
seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 4 diangkut darah menuju jantung untuk
dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea yang panjang => anak tekak => rongga
mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika
menyelam.
E. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan. Pada umumnya
reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar
ludah, pancreas dan hati.
a. Rongga Mulut.
Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang
terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang
dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa
mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi
giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan,
sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan.
Lidah ular berbentuk pembuluh yang 5 terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian
rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut
tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia
bermodifikasi menjadi kelenjar poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah
gigi taring dan dikeluarkan melalui gigi tersebut.
b. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi
proses pencernaan.
c. Lambung (ventrikulus)
Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan
pencernaan makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus.
Disini makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus
makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
d. Intestinum
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan
ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
e. Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh
hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus
yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada
tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum.
Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
F. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan
satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil yang hidup di darat
sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah
padat berwarna putih.
G. Sistem Peredaran
Darah Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar
di atas. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan, dan
atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat yang belum
7 sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri dengan darah
yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.
Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut
foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1. Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2. Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari vena
yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke ventrikel
kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk
ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui
aorta menuju ke seluruh tubuh.
H. Sistem Reproduksi
a. Jantan
1. Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
2. Sepasang testis
3. Memiliki epididimis
4. Memiliki vas deferens
b. Betina
1. Memiliki sepasang ovarium
2. Memiliki saluran telur (oviduk)
3. Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun
ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal
akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan
makanan yang ada dalam telur.
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di
sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari
pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui
oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan
mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis
reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur
terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut,
beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di
dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
I. Sistem Indera
Reptil memiliki alat indera dengan kepekaan yang berbeda- beda, bergantung pada
spesiesnya. Beberapa reptil juga memiliki indera khas yang tidak dimiliki oleh reptil lainnya.
Namun, secara umum indera yang dimiliki oleh reptil adalah indera penglihatan, pendengaran
dan kemoreseptor khusus.
a. Indera penglihatan
Secara umum, reptil memiliki struktur mata yang sama dengan vertebrata lainnya.
Ada yang memiliki kelopak mata, ada pula yang tidak. Akomodasi pada semua reptil
kecuali ular diatur oleh lensa yang dikelilingi dengan cincin otot sehingga lensa dapat
memipih dan membesar. Sementara pada ular, untuk akomodasi lensa mata dapat
diarahkan maju- mundur.
Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaput
transparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor yang ditangkap
adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya dan panas. Sebagian besar ular juga
memiliki mata median yang berada di atas kepalanya. Mata median merupakan hasil
envaginasi dari dienchephalon.
Mata median ini tidak membentuk gambaran retina. Fungsinya adalah untuk
mengamati durasi dari fotoperiodisme lingkungan dan memasukkan pengaruhnya
terhadap ritme biologis. Mata median ini diduga juga berguna untuk menakar kadar
radiasi sinar matahari yang memapar tubuh ular. Pada bunglon, mata lateralnya dapat
berputar 360o. Selain itu, kedua mata lateralnya dapat bergerak ke arah yang berbeda.
Sehingga, hewan ini dapat melihat ke dua arah sekaligus.
b. Indera Pendengaran
Reptil tidak memiliki daun telinga. Pada kadal, gendang telinganya nampak jelas
terlihat dari luar, berada tepat di belakang rahang. Buaya memiliki gendang telinga yang
berada di dalam lubang telinga, tepatnya berada di ujung saluran telinga. Gendang telinga
ini berfungsi untuk menggetarkan tulang- tulang pendengaran. Akan tetapi, hampir semua
jenis ular tidak memiliki gendang telinga. Sehingga, sinyal- sinyal getaran diterima dari
lingkungan melalui rahang bawah.
c. Kemoreseptor khusus
Organ Vomeronasal, organ ini fungsinya ekuiivalen dengan indera pembau pada
manusia. Karena hidung ular hanya memiliki epitel respirasi, maka fungsi penciumannya
digantikan oleh organ ini. Organ vomeronasal atau organ Jacobson berhubungan dengan
bulbus olfaktorius dan berfungsi sebagai pendeteksi kimia adanya mangsa maupun
pemangsa. Lidah berfungsi sebagai poembawa sinyal kimia berupa gas dari lingkungan
ke dalam organ ini.
Organ perasa (lidah) pada reptil memiliki sedikit kuncup kecap. Sehingga, ia
bisa merasakan mangsanya.
Pit Organ merupakan detektor panas pada ular. pit organ ini berupa lubang-
lubang di depan wajah ular yang di dalamnya terdapat membran thermoreseptor. Pada
gambar berikut, organ pit ditunjukkan dengan panah warna merah. Sementara, panah
berwarna hitam menunjukkan lubang hidungnya. Integumen bersisik yang sesuai untuk
hidup di daerah yang kering Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap
pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan.
1. Tungkai yang sesuai untuk bergerak cepat;
2. Pemisahan lebih jauh dari darah yang beroksigen dan tidak beroksigen di dalam
jantung;
3. Osifikasi kerangka sempurna;
4. Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin
perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat.
5. Telur yang sesuai untuk perkembangan di darat, dengan membran dan cangkang untuk
melindungi embrio.
Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya kelembaban
tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama kelas Reptilia
menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di daerah teropis
maupun daerah subtropics.
Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah
dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat
di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu
terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular
umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon.
J. Klasifikasi Hewen Melata (Reptilia)
A. Crocodilia
Crocodilia merupakan reptile yang mempunyai tubuh yang ditutupi oleh sisik
epidermal dengan lapisan tanduk yang tebal, osteoderm terdapat di bawah sisik terutama
pada punggung dan perut. Karakteristik Crocodilia :
1. Tengkorak tipe diapsid dengan rahang yang memiliki gigi
2. Langit-langit sekunder panjang terdiri dari tulang maksila, palatin dan pterygoid
3. Lubang hidung terdapat pada bagian belakang pterygoid dan ber klep yang akan
menutup jika moncong terendam
4. Lubang kloaka longitudinal dengan penis tidak berpasangan
Contoh hewan Crocodilia :
1. Osteolaemus
2. Alligator
3. Gavialis
B. Chelonia
Chelonia merupakan reptil yang memiliki tubuh yang ditutupi oleh rumah yang
terdiri atas sebuah karpak pada bagian dorsal dan sebuah plastron pada bagian ventral
yang tersusun atas sejumlah tulang dermal yang biasanya ditutupi perisai dari zat tanduk.
Karakteristik :
1. Memiliki rahang tanpa gigi, akan tetapi dilengkapi paruh dari zat tanduk
2. Memiliki tengkorak yang mempunyai lubang temporal (anapsid),walaupun sering tidak
ada tepinya
3. Lubang kloaka longitudinal hampir bulat dengan penis tunggal.
Dalam golongan keluarga kura-kura, terdapat tiga kelompok yang masuk dalam bangsa
ini, yaitu:
-kura-kura (tortoises), kura-kura dibedakan lagi menjadi antara kura-kura darat (land
tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).
- penyu (sea turtles)
- labi-labi atau bulus (freshwater turtles).
C. Squamata
Squamata yaitu salah satu jenis hewan reptil yang pada umumnya memiliki kulit
bersisik. Ordo squamata yaitu ordo terbesar dari kelas reptilia. Ordo squamata terbagi
menjadi 3 subordo diantaranya
a. Subordo lacertilia (sauria)
Memiliki sisik yang bervariasi, bercakar dan bersifat pentadactylus yaitu
pada kaki belakang yang terdiri dari 5 jari dan terdapat selaput renang diantaranya
jari-jari kaki. Contohnya Bunglon yang termasuk kedalam famili agamidae.
Sistem Gerak
Sistem gerak pada subordo ini menggunakan organ gerak berupa tungkai
kaki dan ekor. Struktur kakinya memiliki alas kaki pelekat atau bantalan sehingga
memungkinkan untuk memanjat dingding atau pun pohon, Namun kadal juga
harus merangkak menggunakan bantuan anggota badan dan ekor. Ekor kadal
berfungsi untuk menyeimbangkan tubuh kadal saat memanjat batang pohon.
System pencernaan
a. Rongga mulut, dimulai dari celah mulut, yang disokong oleh rahang atas dan
rahang bawah dan terdapat deretan gigi berbentuk kerucut.
b. Lambung
c. Usus halus yang pendek tidak terlalu berbelit-belit, dan usus besar yang
berfungsi sebagai rektum yang bermuara pada kloaka.
d. Kandung empedu merupakan tempat untuk menampung empedu yang
dihasilkan oleh hati.
e. Limpa terletak di dekat pankreas, merupakan organ hemopoietik dan juga
merombak sel-sel darah yang sudah tua atau rusak.
System saraf
a. Otak besar (serebrum).
b. Otak tengah (mesensefalon).
c. Otak kecil (serebelum).
d. Jembatan varol (pons varoli).
e. Sumsum sambung (medulla oblongata).
f. Sumsum Tulang belakang (Medulla Spinalis).
g. Sistem Saraf Tepi.
h. Sistem Saraf Sadar.
i. Sistem Saraf Otonom.
Sistem reproduksi
Termasuk hewan yang melakukan pembuahan di dalam tubuh , dimana
peleburan sel sperma dan sel telur terjadi di dalam tubuh betina reptil. Fertilisasi
diawali dengan peristiwa kopulasi, yaitu masukknya alat kelamin jantan ke alat
kelamin betina reptil. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Pada saat melalui oviduk, ovum
yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air agar tidak rusak
jika nantinya diletakkan ditempat basah. Pada beberapa jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya.
b. Subordo serpentes.