The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini berisi kumpulan cerita pendek karya peserta didik kelas 9E SMP PGRI 1 Buduran dalam rangka implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gilangilhammahendra, 2022-12-26 22:47:21

Buku Cerpen Kelas 9E

Buku ini berisi kumpulan cerita pendek karya peserta didik kelas 9E SMP PGRI 1 Buduran dalam rangka implementasi pembelajaran Bahasa Indonesia

tua. Akan tetapi, sekarang berbeda. Aku di rumah ini
sedang sendiri, terjebak dalam suasana yang sepi.

Tiba-tiba–saat bulu kudukku sedang berdiri akibat
decitan pintu itu–lampu kamarku mati. Dari tempatku
berada sekarang, kulihat di luar kamarku juga mati.
Yang dapat kulihat sekarang hanyalah satu: warna hitam.

“Ya Tuhan.. Cobaan apa lagi yang akan Kau beri
kepadaku?” ucapku pelan.
“Kenapa sih, hari ini aku sial banget? Sudah ditinggal
sendiri, waktu terasa lama, bateraihphabis, terus
sekarang mati lampu.”

Sebuah ide kemudian terbersit di otakku.
Daripada aku harus ke bawah untuk mencari lilin atau
senter, lebih baik aku membuka jendela saja. Siapa tahu
ada cahaya dari rumah depan, begitu pikirku.

“Sreet!” Aku membuka tirai jendela. Hufh,
beruntungnya aku karena rumah depan tidak mati listrik
juga. Mungkin karena gardu listrik rumahku dan rumah
depan berbeda. Aku pernah mendengar bahwa rumahku
termasuk gardu listrik pertama sekaligus tertua di
kompleks ini.

Saat aku akan membuka jendela, spontan aku berteriak.
Pasalnya, aku melihat seorang kakek di jendela lantai
dua rumah depan tersebut. Yang lebih membuatku kaget
adalah, kakek itu menatap ke arahku.
Siapa dia? Bukankah di rumah depan itu tidak ada

101

seorang kakek yang tinggal di sana? Refleks jantungku
berdetak kencang.

Aku langsung menutup tirai jendela dan
mengempaskan badanku ke kasur.
Segera kutarik selimut, membukanya lebar-lebar, lalu
menutup seluruh badanku dengan selimut. Langkah
selanjutnya yang kulakukan adalah menutup mata,
berusaha untuk tertidur. Namun, rasanya sulit sekali
untuk bisa tertidur.

Perlahan kubuka mataku. Rupanya listrik yang
mati kemarin sudah menyala.
Tapi.. Hei! Aku melirik jam dinding. Betapa terkejutnya
aku ketika tahu bahwa sekarang masih pukul 21.00 .
Berarti, aku hanya tertidur sebentar. Tapi mengapa
rasanya aku sudah tertidur lama ya?

“Ugh, kayanya yang tadi aku katakan benar. Malam ini
mungkin akan menjadi malam yang panjang,” gumamku.

Sedetik setelah aku selesai berkata, terdengar
suara ketukan. Samar-samar terdengar suara orang juga,
tapi aku tak tahu apa yang dibicarakannya.
Buru-buru kutarik selimut kembali. Tak lupa aku
menutup mata. Sudahlah, biarkan saja orang itu
mengetuk tanpa henti. Aku takut kalau itu ternyata
adalah pocong keliling yang diceritakan oleh Zetta
kemarin.

102

Terdengar sebuah suara-suara aneh yang masuk ke
telingaku. Membuatku kembali terbangun. Anehnya, kali
ini lampu kamarku kembali mati. Gelap.
Lagu lingsir wengi terdengar jelas. Suaranya seperti dari
HP. Tapi, HP siapa? Bukankah HP-ku mati?

Jantungku berdetak semakin kencang. Ingin rasanya aku
menangis. Kau tahu kan, kabar yang beredar tentang
lagu lingsir wengi? Ahh sudahlah aku takut…

“Paa.. Maaa… Cepetanpulangg. Kayaknya ini malam
terakhir Clars,” kataku frustrasi.
Aku pasrah, kalau ini adalah bagian dari kematianku.
Aku mulai mengaitkan hal-hal yang tadi kualami. Dari
mulai HP-ku yang mati, listrik mati, kakek di rumah
depan, sampai lagu lingsir wengi.
“Hikss… Hiks…” pelupuk mataku sudah tak mampu
lagi membendung air mataku.

Anehnya, setelah aku menangis terdengar suara
tawa. Suaranya sangat kukenali sekali. Tak lama, lampu
menyala bertepatan dengan berhentinya lagu lingsir
wengi.
Ulala! Alangkah terkejutnya aku. Rupanya ada Papa,
Mama, Kak Sher, kedua adikku dan sahabat-sahabatku.

“Happy birthdayClaris.. happyBirthdayClaris..,” mereka
semua dengan bahagia menyanyikan lagu
‘happybirthday’.
Aku yang tadi menangis jadi tertawa. Ah, aku malu.

103

Sampai akhirnya, ada acara meniup lilin.
“Tiup lilinnya, Clars.”
Aku mengangguk. Dengan perasaan senang, aku meniup
lilin yang berada di atas kue yang dipegang oleh Papa.

Oh, ternyata ini surprise mereka. Aku baru ingat
bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. By theway,
sekarang pukul 00.01 . Mereka semua sukses memberi
surprise ulang tahun tepat di pukul 00.00 .

“Makasihsemuaaa!” ucapku.
Aku memeluk mereka satu-satu.

“Oh ya, tadi Papa, Mama, Kak Sher, Zee, Flow, Viola,
Zetta, sama Queen datang ke sini jam 9 ya?
Ngapainmengetuk-ngetuk?” tanyaku.
“Enggak,” mereka menjawab dengan kompak.
“Iya, lagi pulangapain kita mengetuk-ngetuk kan kita
bisa lewat pintu belakang kalau pintu depan dikunci.
Tadi juga kita lewat pintu belakang. Kalau pun jam 9 itu
kita, pastinya ada suara mobil dulu. Tadi ga ada kan?”

Iya juga ya. Jadiii…

Kemarin memang benar-benar hari yang tak
terlupakan. Mmm, tadi pagi aku bertemu Pak Stev,
pemilik rumah depan. Ternyata kemarin beliau yang
mengetuk pintu karena akan memberi undangan
syukuran karena Ayahnya telah pulang dari Australia.
Ayah Pak Stev pindah karena istrinya baru saja

104

meninggal. Pak Stev pun sebagai anak pertama berniat
untuk mengurus Ayahnya. Dan kakek yang kemarin
malam aku lihat di jendela itu adalah Ayahnya Pak Stev.
Oh ya, soal mati listrik itu ternyata itu memang
kesalahan dari PLN-nya.

Hari ini, ketiga sahabatku yaitu Viola, Zetta dan Queen
menginap di rumahku.
“Eh, AC nyamatiinsaja dulu. Saran aku sih anginnya
angin alami saja” saran Queen.
Aku mengangguk. Aku pun membuka tirai dan jendela
kamarku.

Lagi-lagi aku terkaget. Aku melihat seorang kakek yang
ada di jendela lantai 2 rumah depan.

“Ehhkalian. Itu ada kakek di jendela rumah Pak Stev!
Tapi beda sama Ayahnya Pak Stev!” seruku sembari
mengempaskan badan ke kasur.
Viola, Zetta dan Queen penasaran dan melihatnya.
Zetta tertawa. “Oh, itu mah Kakek aku, Clars.”
“Hah? Sejak kapan kakek kamu tinggal di sini?”
“Sejak kemarin. Oh, aku lupa cerita ke kalian ya?”
Aku menggeleng-gelengkan kepala, bingung. Atau
mungkin saja hari ini Kakekku yang datang ke sini.
Hahahahaha…

105

BENIH-BENIH CINTA TUMBUH PADA SAAT TES
ULANGAN

Galilea Luigi Gunawan

Kemarin, Gon piket jadwal kelas seperti
biasanya. Tapi kemarin si Gon piket hanya berdua saja,
karena teman-teman yang lainnya telah pulang terlebih
dahulu. Gon piket bersama teman perempuannya yang
bernama Tracey, mereka hanya piket berdua saja. Gon
piket menghapus tulisan di papan dan membantu Tracey
menyapu. Setelah Gon menyapu, ia mengambil
kemucing untuk mengelap-elap meja sembari merapikan
kursi. Tak terasa Gon dan Tracey telah selesai piket,
mereka berdua berhasil membersihkan kelas, lalu Gon
mematikan AC dan kipas angin. Setelah selesai
semuanya Gon dan Tracey pun pulang kerumah mereka
masing-masing.

Keesokan harinya, pada hari Rabu Gon datang
sekolah pada pukul 05.55 WIB. Gon datang dengan
muka yang agak sedikit pucat, tetapi Gon berusaha
menutupi kepucatan mukanya itu. Setibanya Gon di

106

kelas Gon melihat kelasnya masih kosong atau bisa
dikatakan Gon datang yang pertama tiba dikelas itu,
padahal sekolah masuk jam 06.35 WIB.

Saat itu juga Gon membuka pintu kelasnya dan
meletakan tas nya dikursinya, Gon masuk dengan
suasana kelas yang wangi dan bersih, lalu Gon
menyalakan lampu dan AC, kipas angin. Setelah
dinyalakan pengharum dari AC dan kipas angin itu
mengeluarkan aroma yang wangi.

Setelah Gon menunggu beberapa saat tiba lah
Killua sahabat terbaik Gon, Killua masuk ke kelas
dengan expresi wajahnya yang sangat datar seperti
biasanya. Killua menghampiri Gon dan bertanya katanya
“Hey Gon apakabar kamu hari ini” Tanpa basa-basi Gon
langsung mengatakan kabarnya “oh halo ya eeemm baik-
baik saja seperti biasnya”, jawab Killua “Eehh”, Gon
bertanya kepada Killua “Killu kemaren kamu kemana
kok ga masuk dan tanpa keterangan”, jawab Killua “Ee,
a-aku bangun kesiangan Gon hehehehe, eee tapi jangan

107

bilang siapa siapa ssssstttt,” Jawab Gon “Hahahaha
sudah ku duga, iya iya oke santai aja” Tak lama mereka
berbincang, datanglah cewek yang bernama Kurapika
dengan bestie nya , kurapika masuk ke kelas dengan
berbincang - bincang.

Tak lama datanglah Tracey dan teman teman
lainnya. Setelah teman-teman lainnya berdatangan, tak
terasa jam bel masuk pun berbunyi. Bel masuk berbunyi
teman-teman yang lainnya pun kembali ke tempat duduk
mereka masing-masing, lalu berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.

Setelah bel berdoa selesai, guru mapel pertama
pun masuk, jam mapel pertama dimulai pada pukul
06.45 WIB. Mata pelajaran pertama adalah bahasa
inggris, guru bahasa inggris bernama Miss Amanda.
Mapel pertama berjalan sekitar 2 jam, Gon dan teman-
temannya belajar tentang ucapan kalimat dalam bahasa
inggris. Tak terasa waktu 2 jam pun telah berlalu, lalu

108

masuklah Guru mapel Sastra, mapel ini berjalan kisaran
3 jam.

Guru dari mapel ini adalah Pak Michel. Disaat
jam Pak Michel Gon pingsan, dan membuat teman yang
menyukai Gon yang bernama Tracey teriak histeris.
Killua langsung menggendong Gon dari belakang
pundaknya lalu membawanya ke UKS, saat Gon sudah
sadar Gon ditanyakan oleh Bu UKS yang bernama
Denise, Bu Denise bertanya katanya “Gon kamu kenapa
kamu baik baik saja kan ?” Ucap Bu Denise, Gon
menjawab “Iya bu saya agak pusing sejak tadi pagi
masuk sekolah” Ucap Gon yang badannya masih agak
lemas, Bu Denise bertanya lagi “Gon kamu mau pulang
kerumah atau masih ingin beristirahat di sini?” ucap Bu
Denise.

Gon menjawab “Heemm mungkin coba istirahat dulu
saja buk”, lalu Bu Denise menyuruh Killua untuk
kembali ke kelas. Lalu ketika Killua kembali ke kelas
Killua ditanya oleh pak guru “Bagaimana keadaan Gon
?” Killua menjawab “Silahkan bapak datang ke UKS
sendiri” , karena pak Michel paham dengan sikap Killua

109

maka pak Michel pun tidak memperpanjang urusan.
Setelah 3 jam berlangsung jam pak Michel pun telah
habis, yang menandakan bahwa sekarang waktunya
istirahat.

Pada waktu istirahat tiba, Tracey pun bertanya ke
Killua namun Killua mengabaikannya. Killua pun
kembali ke UKS, lalu dia melihat Gon terbaring lemas
Killua pun merasa tidak tega. Maka dari itu Killua pun
mencari DOI Gon, mungkin dengan Killua mencarinya
mungkin Gon bisa kembali pulih.

Maka dari itu Killua pun langsung mecari nya,
tak lama mencarinya Killua pun menemukannya maka
dengan itu Killua langsung berbicara kepadanya
namanya adalah Kurapika. “Hemm haaii hehehe,
Kurapika yaa? ”, ucap Killua. Lalu Kurapika pun
menjawab “Haii iya aku Kurapika”, Killua pun
langsung to the point “Oke aku to the point ya itu Gon
pingsan tadi dikelas aku minta tolong bangett nih sama
kamu, pliss datang ke UKS dan berkata 1 patah atau 2
patah supaya Gon bangun karena Gon pingsan tadi

110

dalam keadaan yang pucat, jadi aku minta tolong
bangettt sama kamu ya.”

Lalu Kurapika pun menjawab “Heemmm oke
deh”, lalu mereka berdua pun menuju ke UKS. Dibalik
mereka berbicara ternyata ada Tracey orang yang
menggangumi Gon, Tracey nampak emosii karena
Killua meminta tolong pada orang lain. Bukan pada
dirinya laluTracey pun mengikutinyaa, setelah sampai
nya di UKS, Killua meminta ijin pada Bu Denise
katanya “Bu saya bawa seseorang yang dikagumi oleh
Gon mungkin saja jika ibu mengizinkan Orang ini,
mungkin saja bu Gon akan sembuh kembali.”

Jawab bu Denise “Baiklah” , lalu Kurapika pun berkata
“Haii Gon ayo bangun, ayo sembuh ini aku Kurapika
ayo bangun”. Tak lama dari itu Gon pun langsung
bangun, lalu Gon pun melihat Kurapika Gon pun
langsung kaget dan salting, lalu bu UKS dan Killua
berkata “Cieee eekkhhmm” , Gon pun langsung malu
dan berkata “Sudahlah Killua” , lalu Killua tertawa
terbahak - bahak “Hahahahaha.”

111

Kurapika pun pamit ingin kembali ke kelas, di
sisi lain Tracey amarahnyaa sudah tidak bisa tertahan
lagi, dia kembali ke kelas dan melempar buku nya.
Teman-teman yang melihatnya pun berkata “Heeyy ada
apa dengan mu?” Tetapi Tracey mengabaikan temannya.
Setelah bel istirahat masuk berbunyi maka Gon pun
bersiap kembali ke kelas dan mengucapkan terimakasih
kepada Bu Denise, pada saat Gon dan Killua tiba di
kelas mereka tercengang dan kagett.

Gon bertanya kepada teman- eman di kelas
katanya “HAAAHHH kenapa dengan kelas ini?” Teman-
temannya pun menjawab katanya “Ini semua ulah
Tracey” Gon bertanya lagi “mengapa dia melakukan
ini?” , lalu jawab teman-temannya “katanya dia melihat
kamu di UKS dengan cewe lain,” lalu Gon menjawab
lagi “Emang apa masalahnya?” Jawabnya “Masalahnya
dia cinta kepada mu.”

Lalu Gon bertanya dimana Tracey sekarang, teman-
teman menjawab katanya ada di lapangan. Gon
mengajak Killua untuk ke lapangan, setibanya

112

dilapangan gon melihat Tracey duduk dibawah pohon,
Gon pun menghampirinya.

Setelah kurang lebih 10 menit mereka berbincang
Tracey berkata “jika kamu lebih mencintai dia maka
pergilah bersama dia, biar aku yang mengalah” Katanya.
Lalu Gon pun meninggalkannya sendirian dengan
selembar kertas yang berisi katanya “ jangan terlalu
berharap kepada ku Tracey:).”
Demi tidak terjadi pertengkaran maka Tracey pun mulai
mencoba mengiklaskan Gon. Dan mencoba melupakan
Gon perlahan demi lahan, dan menjadikan kenangan
yang istimewa.

113

PENGALAMAN

Ihsan Abdul Aziz

Ihsan Abdul Aziz, Biasa dipanggil Ihsan dan bisa
juga dipanggil Ican. Saya murid kelas 9, Sekolah di salah
satu sekolah swasta di Kota Sidoarjo. Hobi Saya bermain
alat musik, terutama bermain gitar. Di Sekolah, Saya
mengikuti Ekstrakurikuler Ansambel, tentu saja Saya
menggunakan alat musik gitar. Saya mengikuti
Ekstrakurikuler Ansamble mulai dari Kelas 7 awal
masuk ke Sekolah. Waktu awal mengikuti
Ekstrakurikuler ansamble, Saya tidak mengenal siapapun
selain Naufal.

Naufal adalah teman Saya mulai dari kecil.
Selain mengikuti Ekstrakurikuler bersama Naufal, Saya
juga satu kelas dengannya. Dari semua teman – teman
kelas, Saya hanya kenal dengan Naufal. Saya memasuki
sekolah SMP saat itu sedang pandemi, sekolah saat itu
pun daring. Sekolah online membuat hampir semua
murid malas melakukan aktivitas apapun.

114

Setelah sekitar 2 Tahun kemudian, Sekolah pun
kembali normal. Tetapi tetap memakai masker untuk
menanggulangi Covid-19. Saat awal masuk Sekolah,
Saya bertemu perempuan cantiknan manis. Saat Saya
awal bertemu dengannya, saya seketika mempunyai
perasaan ke Dia. Setelah beberapa hari kemudian, Saya
mengetahui namanya, ternyata namanya Amadea.

Setelah mengenal dia, Saya pun mulai berbicara,
bercerita, dan berbagi pengalaman saat sekolah dasar.
Semakin lama semakin besar perasaan Saya ke Dia.
Semakin jauh pdkt, Saya mulai berani mengajak keluar.
Saya pergi jalan – jalan bersama dia, nonton, dan
sebagainya. Kita sering keluar mengerjakan tugas
bersama.

Mulai mengenal dia, Saya semakin semangat
belajar dan melakukan aktivitas apapun termasuk
Ektrakurikuler. Sejauh Saya mengikuti Ekstrakurikuler,
akhirnya Saya diikutkan Lomba FLS2N dengan Naufal.
Saya mengikuti lomba FLS2N cabang gitar duet. Saat
awal Saya diikutkan Lomba tersebut, Saya dipertemukan

115

dengan Guru dari sekolah lain. Saat awal bertemu
dengan Guru tersebut, tentunya Saya grogi.

Guru tersebut bertanya ke Saya dan Naufal
“Sudah pernah bermain musik klasik? ” ucapnya dengan
wajah sedikit serius.
“Belum pernah pak” ucap saya dan Naufal dengan
sedikit grogi.
“owalah” ucapnya dengan berfikir.

Setelah difikirkan oleh guru tersebut, akhirnya
diputuskan untuk mencoba terlebih dahulu. Setelah Saya
dan Naufal sudah mencoba dalam 1 hari, Guru tersebut
bilang jika ada potensi untuk melanjutkan dan mengikuti
Lomba tersebut. Saya dengan Naufal latihan hampir
setiap hari, meskipun capek tetap tidak boleh menyerah.
Meskipun jari sudah sakit dan capek, Saya dan Naufal
tetap berusaha untuk mendapatkan hasil terbaik. Saya
latihan rutin 4 hari dalam 1 minggu.

Setelah lumayan lama Saya latihan dengan Guru
tersebut, ternyata gurunya baik hati, lembut, sabar, dan

116

rendah hati. Setelah H – 1 lomba, Di sekolah saya di
suruh tampil dan dilihat oleh murid – murid di sekolah
saya. Saat itu saya sangat grogi, Naufal pun juga sama.
Saya berkeringat dan gemetar, Ternyata Naufal juga
sama. Saat itu Saya dan Naufal sangat takut, karena
sangat berantakan dan grogi.

Saat tampil saat di sekolah, Saya dan Naufal
berfikir akan gagal saat Lomba. Karena sangat
berantakan dan tidak tertata cara bermain Saya dan
Naufal. Saya dikasih pesan dari guru pelatih maupun
guru sekolah. Saya dikasih pesan agar tidak grogi, tidak
hanya pesan untuk tidak grogi. Saya dan Naufal
mencoba untuk tidak grogi dan santai.

Saat Hari – H, Saya dan Naufal mencoba yang
direkomendasikan guru Saya agar tidak grogi. Saat
tampil, Amadea menghadiri Lomba Saya. Tentunya Saya
lebih semangat dan percaya diri, tentunya tidak grogi
sedikit pun dan membuat Saya lebih tenang. Saat Saya
maju untuk menampilkan musik, Saya merasa lebih
tenang dan tidak grogi. Dan berakhir memuaskan,
tentunya mendapat juara 1.

117

Guru – guru Saya tentunya bangga dengan Saya
dan Naufal. Karena telah mendapatkan juara 1. Saya,
Naufal, Guru – guru beserta orang tua Saya tentunya
bangga dengan prestasi Saya, Saya berpikir tidak
mendapatkan juara karena tidak pernah bermain musik
klasik. Tetapi pada akhirnya, Saya mendapatkan juara 1.

118

CINTA DAN SEMESTA

Inamaya

Hai nama aku Mafelina Natasya Kirana. Aku
anak kelas 12 di sekolah SMA Anugrah. Aku
mempunyai teman bernama Angel dan Mirna. Aku
memiliki crush yang bernama Nandra Leximus
Wicaksono. Dia tampan,baik, sopan, pintar, dan dia
wakil ketua OSIS. Tapi dia sangat dingin dengan wanita
bahkan dia terlihat tidak tertarik dengan wanita sedikit
pun. Tapi Mafelina tidak pantang menyerah untuk
mendapatkan hati nadra karna mefelina sangat mencintai
Nandra.

Hari dimana Mafel berpapasan dengan Nadra di
jalan dan Nadra duduk sendirian di taman. Mefel hampir
menghampiri Nandra namun ketika ingin melangkah
Nandra dihampiri seorang wanita muda yang
berpenampilan feminim dan riasan yang cukup cantik.
Dan nandra pergi dengan wanita itu. Seketika hati
Mafelina bertegup dengan kencang mata memerah air
mata seakan tak bisa tahan air itu lolos dari mata cantik

119

wanita itu. Hatinya sakit karna melihat orang ia cintai
ternyata memiliki kekasih.

Keesokan harinya Mafelina berpapasan dengan
Nandra namun berbeda dengan hari ini Mafel
mengabaikan Nandra dan tidak peduli dengan dia. Nadra
merasa cukup aneh dengan wanita yang selalu cerewet
dan wanita yang selalu mengikuti dirinya. Nandra hanya
acuh dengan sikap Mafelina. Teman Mafelina yang
menyadari bahwa teman nya itu sedang tidak baik baik
saja. Mereka berdua mencoba menghibur temannya itu
dengan segala cara namun tak berhasil dan akhirnya
mereka mencoba menannyakan apa yang terjadi dan
Mafelina menjawab dan menceritakan semua yang ia
lihat ditaman kemarin.

Teman - temannya yang paham perasaan
Mafelina langsung memeluk Mafel yang sedang
menangis. Keesokan hari sekolah mereka diundang di
suatu pameran dan di situ Mafel berangkat dengan
temannya. Dari kejauhan ia melihat Nandra
membonceng wanita lain dan wanita itu tiba tiba
memeluk pinggang Nandra disitu Mafel menangis

120

menahan cemburu dan dada Mafel sesak tak karuan.
Teman teman Mafel mencoba menenangakan Mafel
dengan cara mengusap - ngusap punggung nya. Dan
akhirnya Mafel dan teman - temannya masuk ke gedung
pameran itu.

Hati Mafel masih terasa sakit mengingat hal yang
barusan terjadi teman teman Mafel selalu menghiburnya
tanpa henti hingga Mafel bisa tersenyum kembali.
Sepulang acara tanpa Mafel menyadari Nandra terus
memperhatikannya. Dan Nandra sadar Mafel baru saja
menangis, Nandra yang merasa bersalah ingin
menghampiri Mafel namun Mafel terburu pergi dan
pulang karna orang tua Mafel sudah menjemputnya.
Nandra berinisiatif besok di sekolah ia akan meminta
maaf ke Mafel. Di sekolah Nandra berniat meminta maaf
ke Mafel karna kemarin. Jam istirahat Mafel sedang di
kantin sendirian.

Nandra menghampiri Mafel dan duduk di
samping Mafel dan berbicara “maaf”. Dan Nandra
meminta maaf dan ingin mengantar Mafel pulang
sepulang sekolah nanti. Hati Mafel seakan berdegup

121

dengan kencang karena gembira ia yang ditawari oleh
Nandra pun menerima tawaran itu. Bel pulangpun
berbunyi semua anak bergegas ingin pulang sekolah.
Mafel yang ingat dengan ajakan nandra pun menunggu
nya diparkiran.

Setelah menunggu beberapa menit Nandra pun
datang dan langsung mengajak Mafel pulang. Sepanjang
jalan Mafel senyum - senyum sendiri hatinya senang tak
karuan. Nandra yang mencoba mengajak berbicara yang
hanya dijawab singkat oleh Mafel seketika
mengucapkan,

’’Nanti kamu free gak? “- Nandra.

“ free sih kenapa “- Mafel.

“alan yuk “- Nandra.

Hati Mafelina seakan ingin meninggalkan
tempatnya tubuhnya bergetar baru kali orang yang ia
sukai mengajaknya jalan. Mefel yang sedari tadi diam
langsung mengatakan iya mulut seakan tidak bisa
berbohong Malam hari pun tiba Mafel yang sudah
bersiap akan jalan dengan Nandra pun menunggu di

122

depan rumah dengan gembira. Setiba nya Nandra di
depan rumah Mafel ia langsung bergegas menghampiri
lalaki yang mengendarai motor sport tersebut. Yapp itu
Nandra yang baru saja sampai.

Mafel langsung menaiki motor sport milik
Nandra. Mafel mengajak Mafel makan malam disebuah
cafe yang cukup mewah. Disana Nandra berbincang
dengan Mafel dan sekuat tenaga. Mafel berbicara apa
adanya dan dipenghujung kata Nandra menanyakan
apakah Mafel sudah memiliki kekasih atau belum.
Seketika Mafel tertegun dengan ucapan Nandra barusan
langsung dengan nada pelan. Mafel menjawab belum.
Seketika Nandra tersenyum lebar.

“ Kamu mau ga jadi pacar aku? “ ucap Nandra ke Mafel

“ Mau, tapi kamu harus jelasin dulu siapa yang kamu
bonceng pas ada pameran waktu itu “

Seketika Nandra tertawa dengan pertanyaan Mafel
lalu ia menjelaskan siapa yang ia boceng waktu itu.

Dan ternyata wanita yang ia bonceng itu adik sepupunya
yang kebetulan sekolahnya sama. Mendengar penjelasan

123

dari Nandra hati Mafel lega. Tanpa ba bi bu Nandra
mengeluarkan sebuah bunga yang sudah ia siapkan sejak
awal datang ke cafe itu dan ia memberikan nya kepada
Mafel.
“Jadi sekarang kita jadian “ – Nandra
“Iya, kita jadian dan aku minta maaf aku udah cuekin
kamu “- Mafel
“Iya, aku juga minta maaf udah bikin kamu cemburu “ –
Nandra

Dan akhirnya mereka jadian dan semoga mereka
menjadi kekasih sampai maut memisahkan mereka. Dan
akhitnya satu sekolah mengetahui bahwa Wakil Osis
Nandra Leximus Wicaksono dan Mafelina Natasya kira
berpacaran. Dan para wanita wanita yang menyukai
Nandra pupus harapan karna Nandra sudah memiliki
kekasih.

124

SAHABAT MASA KECIL

Kevin Kholifatur Assidiq

Kisah sahabat masa kecil menjadi salah satu
peristiwa berharga yang pernah dijalani. Pada tiap
kalimat yang aku susun, aku ingin menceritakan seutas
memori. Ini tentang sosok yang pernah jadi tawaku. Dia
adalah teman semasa kecilku. Sebut saja namanya Arion.
Kami berdua adalah makhluk di bumi pemilik zodiak
Libra, si ramah yang suka senyum, lihat menutupi.

Lokasi tempat tinggal kami berdekatan hanya
terhitung beberapa meter saja. Sewaktu anak-anak kami
sering menghabiskan momen bersama. Aku tak jarang
bermain di rumahnya. Terkadang kami bermain kelereng
atau bola dan aku selalu berakhir dengan kekalahan.
Tapi, mau bagaimanapun permainan anak laki-laki juga
menyenangkan bagiku.

Meski aku selalu kalah, dia tipe anak yang mau
mengalah. Mungkin yang terpenting kami bermain. Saat
kami duduk di bangku sekolah dasar kelas 3 ayahnya
meninggal dunia karena penyakit jantung. Ya, ayahnya

125

memang sering bolak-balik masuk rumah sakit. Hari itu,
meski langit tampak cerah seketika terlihat buram.

Masih belia, namun Arion harus kehilangan
ayahnya untuk selamanya. Saat itu, kami masih berusia 8
tahun. Kisah pertemanan seorang laki-laki dan
perempuan adalah hal yang perlu dijadikan
pertimbangan. Arion menyukaiku, teman-teman sering
mengejek kami karena terlalu dekat. Aku tak begitu
menanggapi, lagi pula kami masih anak-anak.

Bermain lagi seperti biasa saja dan itu terus
berulang. Waktu berlomba dengan cepat, kami
memasuki sekolah menengah pertama. Sejak itu, kami
bagaikan dua orang yang terlampaui jauh untuk
dikatakan kenal. Aku yang lebih sibuk dengan duniaku
dan dia pun begitu. Diriku baru menyadari betapa tidak
enaknya jika aku harus terus berhadapan dengannya
sebagai sahabat.

Di balik rasa suka yang dia miliki dan sederet
ejekan yang menggema di telingaku. Istilah 'murni'
dalam hubungan persahabatan laki-laki dan perempuan

126

jadi kata paling tak mungkin yang mengakar di otakku
sejak kejadian itu. 3 tahun kemudian, kami lulus dari
sekolah menengah pertama yang sama. Meski demikian,
aku dan Arion tak pernah berada di kelas yang sama.
Sepertinya itu lebih baik untuk kami.

Berlanjut memasuki sekolah menengah atas,
kami memilih sekolah yang berbeda. Awalnya, ibuku
menyuruh aku bersekolah di tempat yang sama dengan
Arion. Katanya, biar nanti aku bisa bareng Arion pulang-
pergi ke sekolah. Tapi, aku menolak. Arion memilih
sekolah kejuruan, sedangkan aku lebih memilih sekolah
dengan jurusan Ipa.

Keinginan kami berbanding terbalik. Hubungan
pertemanan itu pun tak pernah lagi membaik seperti
semula. Baru beberapa bulan memasuki sekolah
menengah atas, ibu Arion meninggal dunia karena suatu
penyakit. Aku melihat dia turun dari mobil jenazah
ibunya. Tangis tak henti mengalir dikedua bola matanya.
Hatiku ikut rapuh. Kenyataan memang menyakitkan, di
usianya yang masih 15 tahun Arion harus menerima
kondisi sebagai yatim piatu.

127

"Semesta kau ambil ibunya, saat kebersamaan dengan
ayahnya sebentar sekali," kalimat itu yang terus kucoba
lafalkan.

Kehilangan?

Permata telah meninggalkan Arion. Tanpa kata
pamit, pergi untuk tak kembali. Menabur miliaran duka
di hatinya. Entah datang darimana, tanpa permisi air
mataku ikut menetes. Dia menangis begitu sesenggukan.

Ingin sekali jadi penawar rasa sedihnya. Tapi,
jarak itu sudah membentang sangat jauh di antara kami.
Dunia Arion tak lagi sama, tentang cita-cita sudah
seperti mimpi semata. Setiap pulang sekolah, tak jarang
aku melihatnya menyapu halaman rumah. Tersenyum ke
arahku, seolah semua baik-baik saja.

Padahal saat ibunya masih ada, aku tak pernah
melihat dia menyapu halaman rumah. Berulang kali aku
melihat itu dan menyadari dia telah berubah menjadi
lebih baik. Sejak kepergian kedua orang tua Arion, aku
merasa dia jadi lebih banyak tersenyum. Entahlah, hanya
itu yang dapat tersalur dalam diriku, justru membuatku

128

sesak. Senyuman yang dia tabur, kadang menyakitkan
untukku.

Sementara mimpi tentang berkuliah seperti
matahari terbenam. Keinginan ibunya itu, tak terwujud.
'Andai', jadi kata paling sering yang aku ucapkan. Siapa
yang mau membiayai? Pastinya dalam pikiran Arion
pun, dia juga akan memilih untuk bekerja. Lulus sekolah
menengah atas, dia diterima bekerja.

Tentu aku ikut senang, meski hubungan kami
hanya sekadar berjabat tangan setahun sekali. Tapi,
memori dan dialog-dialog masa kecil tetap terkenang tak
mungkin sekejap hilang. Arion, terima kasih sudah
menjadi ingatan yang baik dalam masa kecilku. Mungkin
takdir tak begitu baik padamu. Tapi, aku percaya
senyuman yang kau pancarkan akan menyinari untuk
hidupmu. Teruslah menjadi versi terbaik. Berjalan
perlahan saja, ketika dunia memang begitu menyulitkan
kau boleh untuk bersedih.

129

PERJUANGAN

Kurniawan Akbar

Ada seorang anak yang bernama “Kurniawan
Akbar” dia lahir di Sidoarjo pada tanggal 31 bulan
desember tahun 2007. Pada saat cerita ini ditulis dia
berumur 14 tahun. Dia bersekolah di SMP Pgri 1
Buduran.. Pada saat baru masuk kelas 7, tepat nya di saat
Indonesia sedang ramainya virus covid19 jadi aktivitas
belajar mengajar di sekolah dilaksanakan dengan cara
daring/pembelajaran jarak jauh.

Banyak cerita di saat menjalani sekolah daring,
dari absen jam 11. Padahal pembelajaran selesai jam 10
sampai sampai tugas pun jarang mengumpulkan sampai
menumpuk. Pada saat kenaikan kelas 8 covid di
Indonesia mulai mereda dan proses belajar mengajar pun
dilaksanakan secara 50%. Yaitu satu hari masuk satu
hari daring, di suatu siang saat jam pelajaran. Dia dan 2
(dua) orang temannya dikumpulkan oleh wali kelas nya,
dia dan teman nya ternyata di amanahi untuk bergabung
dalam pramuka inti.

130

Satu temannya sudah tidak mau mengikuti
pramuka dan sudah menyerah dari awal dan satu
temannya lagi masih sanggup mengikuti latihan
Pramuka. Waktu siang di saat latihan, satu teman nya
mengundurkan diri dari organisasi Pramuka. Akhirnya
tinggal dia sendiri satu-satunya anak di kelasnya yang
tergabung dalam dewan Galang/Pramuka inti. Pada suatu
ketika ada lomba dan lomba tersebut dilaksanakan secara
daring/online. Dia dan teman-teman satu regu nya
berlatih dari siang sampai sore panas maupun hujan. Dia
dan teman teman nya tetam bersemangat dia latihan dari
PBB,jingle,dancesemaphore dan pionering.

Di saat bertepatan dengan bulan puasa dengan
kondisi cuaca yg sangat panas. Ditambah keadaan yang
sedang berpuasa, dia dan teman - temannya masih
sanggup berlatih sampai siang hari. Keringat yang
bercucuran baju basah kuyup terkena keringat,
perjuangan nya untuk meraih nilai dan prestasi. Bulan
November tahun 2022 ini kwartir cabang Sidoarjo
mengadakan lomba tingkat 3 yang berlokasi di
pusdiklatdajawa timur “Argosonya” balong bendo,

131

Sidoarjo. Akbar dan teman - teman seregunya mendapat
amanah untuk mewakili kwartir ranting untuk berangkat
ke lomba tingkat 3.

Banyak pengalaman yang ia dapat saat mengikuti
lomba, pada awal datang sudah di guyur hujan yang
amat sangat deras. Alhasil kita mendirikan tenda, giat
tapak kemah dan upacara pembukaan tertunda. Dengan
kondisi area kemah yang becek ia dan teman temannya
langsung membagi tugas. Ada yang mendirikan tenda
ada yang membuat gapura dan pagar, ada juga yang
mendirikan tenda dapur dan ada yang membuat tapak
kemah/miniatur dari kaveling itu sendiri. Dan
Alhamdulillah semua kegiatan pada lomba tersebut
berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan sampai
upacara penutupan, dan regunya berhasil membawa piala
juara harapan 2, dan pulang dengan selamat.

132

KU RINDU

M. Ridho Maulana

Pada tahun 2016 ada tiga sahabat yang selalu
bermain-bersama rumah mereka sedikit berdekatan,
sehingga ketika keluar rumah mereka selalu bersama.
Saat masih SD mereka berangkat sekolah bersama-sama
dan ketika salah satu dari mereka ada yang belum siap
mereka sabar menunggu, sampai mereka siap, baru
berangkat bersama-sama. Ketiga sahabat itu bernama
Bicin, Nono, dan Memet. Tetapi Memet lebih tua satu
tahun dari kedua temannya tersebut. Bicin dan Nono
masih kelas 2, dan Memet kelas 3 walaupun mereka
berbeda kelas tapi mereka menjaga persahabatanya di
antara mereka.

Setelah pulang sekolah mereka masih bermain
dengan teman-teman yang lain, ketiga sahabat itu sangat
suka bermain sepak bola dan juga sering mandi di
sungai, mereka berkumpul di kebun belakang rumah
setiap pukul 02.00 siang. Bersama teman-temannya
tersebut mereka akan bermain bola di lapangan mereka

133

mengumpulkan uang 2000 untuk membeli bola plastik,
yang harganya, RP 4000, setelah mereka membeli bola
tersebut. Mereka langsung bermain bola sampai
menjelang ashar, saat adzan ashar mereka mengaji tetapi
saat itu hujan turun dan mereka memutuskan tidak pergi
mengaji. Mereka langsung hujan-hujan di jalan dan
ketkia ada mobil pick up lewat mereka ikut naik sampai
jalan besar dan mereka kembalinya dengan jalan kaki.
Setelah itu mereka ke sungai untuk mandi di sungai, hari
mulai gelap mereka pun di panggil orang tuanya untuk
segera pulang.

Ketika habis Maghrib mereka les di guru di dekat
rumah, mereka berangkat bersama-sama sehingga
pulangnya pun juga bersama-sama. Ketika pulang
kerumah mereka selalu mampir dulu kerumah Memet
untuk ngobrol dan bercanda. Walaupun mereka harus
pulang dan beristirahat kadang mereka bertiga bermain
rumah-rumahan di kamar Memet, sampai Nono dan
Bicin di cari oleh ibunya. Keesokan harinya pada hari
Minggu Nono ke rumahnya Memet di sana ia bertemu
dengan ibunya.

134

"Buk Memet nya ada di rumah" sambil melihat
sekeliling ruang tamu.

Nono menceritakan kepada ibunya Memet bahwa
ia akan mengajak Memet untuk pergi ke lapangan untuk
bertanding bola melawan kampung sebelah. Di sana
mereka bermain sampai siang hari. Setelah bermain
mereka pun ke kolam untuk mencuci kaki yang penuh
tanah, dan mereka segera pulang karena sudah mau
dhuhur. Mereka pun tidur dulu, setelah pukul 15.00
mereka langsung berkumpul di rumah Memet mereka
langsung berangkat bermain layang-layang di sawah,
dan saat ada layangan yang putus mereka segera berlari
untuk meraih layangan itu sampai terpeleset di sawah.
Sering sekali pemilik sawah marah karena merusak
tanaman padinya.

Apalagi kalau bulan ramadhan, mereka banyak
sekali kegiatan. Ketika malam hari mereka tadarus di
musholla dan setelah tadarus mereka bermain petak
umpet di halaman musholla sampai malam. Ketika sahur
mereka bermain bola di tengah jalan dengan teman-
teman yang lainya, kemudian ke musholla bersama-

135

sama. Setelah sepulang shalat subuh mereka jalan-jalan
keliling kampung. Saat siang hari mereka berkumpul di
rumah Nono karena rumah Nono di belakangnya sawah
ketika jam 04.00 mereka langsung bersepeda keliling
kampung untuk mencari takjil yang dibagikan di pinggir
jalan.

Setiap hari mereka bermain bersama-sama,
apalagi saat hari libur mereka bermain sampai lupa
waktu. Saat itu mereka bertiga memancing di kolam
orang, saat sedang memancing tiba-tiba pemilik kolam
datang dengan sepeda motor. Mereka pun langsung
berlari terbirit-birit setelah itu mereka bertiga mandi di
sungai di desa sebelah, dengan pulang baju basah kuyup.
Sampai Bicin pun dimarahin ibunya karena pulang
sampai sore. hari demi hari mereka lewati dengan penuh
canda dan tawa.

Ketika Memet sudah masuk ke SMP Memet pun
jarang bermain dan keluar bersama dengan teman-
temannya. Nono dan Bicin juga jarang keluar rumah
karena mereka sibuk dengan pelajaranya. Mereka tekun
belajar apalagi Bicin dan Nono akan menghadapi ujian

136

kelas 6, tapi mereka masih bermain-bersama. Tapi tidak
seperti dulu lagi mereka bermain tidak puas karena tidak
hadirnya Memet. Saat Nono dan bicin sudah naik ke
SMP, mereka memilih sekolah yang berbeda sehingga
mereka tidak bisa berkumpul lagi seperti dulu.

Mereka jarang keluar lagi karena pulang sekolah
nya sore hari. Mereka lelah seharian sekolah, jadi lebih
baik mereka istirahat di rumah. Ketiga remaja itu pun
menekuni pelajaranya masing-masing. Mereka berharap
jika belajar dengan rajin mereka akan mendapatkan nilai
yang bagus, jadi mereka tidak ada waktu sedikitpun
untuk bermain-bersama. Mereka memilih bermain
dengan teman teman di sekolahnya.

Di sekolahnya Nono mendalami sepak bola
dengan mengikuti SSB. Bicin mendalami ekstrakulikuler
berenang di sekolahnya. Dia sering diikutkan lomba
renang. Memet pun mendalami agama nya dengan
mengaji di ustad terdekat. Memet sering ke musholla
untuk mengaji bersama dan mengikuti acara pengajian di
masjid-masjid.

137

Dia menjadi remaja alim yang rajin mengaji dan
shalat di masjid, dan mereka meneruskan keahlian
mereka masing-masing. Ketika mereka sudah bekerja
mereka sibuk dengan kehidupannya masing-masing.
Nono menjadi atlet sepak bola, dan Bicin menjadi guru
renang di sekolahan besar, dan Memet menjadi guru
agama di sekolahan Islam. Saat hari libur mereka
meluangkan waktunya untuk berkumpul sepeti dulu,
mereka berbincang dan ngobrol bersama-sama dan
mengenang masa lalunya.
"memang kita bisa membeli bola sebanyak yang kita
mau tapi tidak dengan kenangannya".

138

TERLALU RENDOM HIDUPKU

Mochammad Fatir Febriyani
Ini cerita saya saat saya lagi ga tau mau buat apa atau
suka suka saya.

Sepulang sekolah sangat lah membosankan sekali
hidup saya saat di rumah sendiri. Saya memutuskan
untuk keluar bersama temen teman saya di komplek
rumah. Saya sehari hari suka sekali memancing ikan itu
juga termasuk hobi saya terkadang di laut kalo Bukan di
kolam pemancingan ikan. Saya suka sekali mendapatkan
ikan mujaer, nila, dan bandeng. Kalo saya memancing di
laut saya suka mendapatkan ikan krapu, kakap putih
tempat memancing yang biasanya suka adalah dibawah
jembatan Suramadu memakai perahu milik paman saya
sendiri.

139

PENGALAMAN

Muhamad Ardiansah Pratama

Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik
Informatika di salah satu Perguruan Tinggi favorit di
Jogjakarta. Setiap hari bertemu dengan aku di kampus.
Suatu hari, dia bercerita tentang masalah hidupnya. Dia
berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan
bahagia terlepas dari masalah yang dialami dalam
hidupnya. Mereka seperti terlihat orang-orang yang tak
memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya, Andi
merasa tidak terlalu suka saat melihat teman-temannya
tersenyum bahagia.

“Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa
kehidupan orang lain selalu baik-baik saja bahkan
terlihat seperti tidak punya masalah, beda banget sama
kehidupan aku yang rasanya punya banyak beban terus
aku juga merasa tidak bisa bahagia.” Ucap Andi kepada
Haikal.

Pada waktu itu aku juga mengatakan Andi bahwa
setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup

140

yang ditanggung olehnya. Pastinya masing-masing
beban hidup yang dialami setiap orang pasti berbeda-
beda. Jika beban dianggap selalu dibandingkan dengan
orang lain maka tidak percaya bahwa semua itu akan
semakin berat.

Yang selama ini menghargai Andi tentang
orang lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri
tidak tahu betul bahwa orang lain selalu baik-baik saja
bisa jadi kebalikannya, serta perjuangan orang-orang
bagaimana kondisi baik dirinya sendiri. Bisa saja mereka
telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam
hidupnya.

Setelah itu, dia hanya membacai kata-kataku.
Dia melihat apa yang aku katakan saat itu. Meskipun
terkadang menasehati orang lain tidak menasehati diri
sendiri. kadang aku sendiri masih suka membanding-
bandingkan diri dengan orang lain.

Waktu dulu aku juga pernah merasakan
seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu juga ada yang
menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban

141

masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing
orang. Oleh karena itu respon dari orang-orang pun juga
berbeda-beda, terkadang ada yang merasa dibebani ada
juga yang tidak.

“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa
menghadapi masalah yang diberikan oleh-Nya, maka
dari itu kalau soal porsi juga ya, karena kita tahu kalau
Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang
kepadaku.

Mulai saat itu aku mulai introspeksi dengan
diriku sendiri. Aku berusaha untuk menyelesaikan segala
permasalahan yang menimpaku dengan hati yang lapang.
Karena dengan begitu aku bisa menjadi bahagia. Aku
juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang
lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan
aku yang kemarin. Maka dari itu aku bisa menjadi
pribadi yang lebih baik hingga saat ini.

Aku juga percaya jika setiap masalah yang
menimpaku nantinya bisa menjadi masalah yang
mungkin terjadi. Karena selalu ada hikmah yang bisa

142

aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat
saya selalu yakin adalah setiap permasalahan yang
datang dan dirancang oleh-Nya.

143

KUCING YANG MALANG

Muhammad Dimas Ramadhan

Namaku Muhammad Dimas Ramadhan yang
dipanggil Dimas. Kemarin saya melihat kucing di tengah
jalan dengan badan yang begitu kotor sekali. Tampaknya
kucing itu telah tercebur di selokan depan gang rumah.
Lalu dia mengeong ngeong sepertinya dia kelaparan.
Ternyata benar dia kelaparan segara aku ambilkan
makanan dan kucing itu memakannya dengan lahap

Sore harinya saya mengajak dia untuk bermain
ditaman dan dia aktif sekali waktu bermain. Waktu
sudah menjelang malam. Saya memberikan kucing itu
makan lagi lalu saya membuatkan kandang untuk dia
tidur. Keesokan harinya kucing itu lapar dan saya
memberikannya makan dan juga saya kasih minum.
Setelah itu saya tinggal dia untuk pergi kesekolah
sepulang sekolah saya ketiduran. Lalu tiba-tiba saat saya
terbangun kucing sudah tertidur di samping saya.

Saya ajak dia bermain dengan saya sehabis
makan. Saya mengajaknya ke taman sampai sore

144

menjelang malam. Terus saya balik kerumah lalu saya
langsung mandi dan saya bersiap untuk berangkat ke
masjid bersama teman-teman saya. Saya langsung
pulang untuk mengerjakan tugas yang tadi diberikan
oleh guru. Dan saya tidur malam karena terlalu cape saat
mengerjakan tugas saya sampai telat untuk berangkat ke
sekolah. Lalu saya kena hukuman yaitu hukumannya
adalah lari memutari lapangan.

Saat istirahat sekolah saya kelupaan membawa
uang saku dan saya memilih untuk tidur. Sebangun tidur
pelajaran sudah dimulai. Saya langsung menanyakan
tugas keteman sebangku saya. Lalu saya mengerjakan
tugas bersama teman-teman saya. Guru mengira saya
mencontek dengan teman-teman saya padahal tidak kami
dihukum bersama sama dengan tertawa berbahak bahak.

Sepulang sekolah saya berkumpul terlebih dahulu
bersama teman-teman saya untuk membeli jajan-jajan
an. Setelah itu saya pamit terlebih dahulu untuk pulang
menuju rumah saya sampainya dirumah. Kucing saya
mengeong ngeong terus tampaknya ia kelaparan dan
ternyata benar dia memakan makanannya dengan lahap.

145

Lalu saya makan sehabis makan saya langsung berbaring
untuk tidur. Terbangunnya saya dari tidur suara adzan
maghrib mulai berkumandang saya segera pergi mandi
dan bersiap untuk sholat magrib.

Sehabis selesai sholat, saya langsung
mengerjakan pekerjaan rumah yang terlah diberikan
kepada saya sampai waktu menjelang malam dan
menyiapkan buku untuk esok sekolah. Keesokan harinya
sepulang sekolah saya melihat kucing yang tergeletak di
tengah-tengah jalan.yang sudah berceceran darah lalu
saya memastikan kucing itu sudah mati atau belum
setelah memastikan kucing itu sudah mati saya langsung
menggali pasir untuk mengubur kucing yang tergeletak
sudah tak bernyawa itu. Keliatannya kucing itu habis
tertabrak dan yang nabrak tidak mau bertanggung jawab.

Sesampainya dirumah saya langsung mengambil
nasi dan langsung makan karena saya sudah kelaparan.
Sore harinya saya ber siap-siap untuk sholat maghrib
sehabis sholat maghrib saya bermain game dengan
teman-teman rumah saya. Ternyata bermain dengan

146

teman rumah saya seru juga. Setelah itu saya pulang
menuju rumah lalu saya tidur untuk besok sekolah.

Kebetulan, malam ini adalah malam minggu.
Aku berencana membawa kucingku ketaman. Saat ingin
membawa kucingku, aku melihat kucing lain yang lebih
besar sedang terduduk menghadap rumah kecil yang di
dalamnya ada anak kucing yang tengah bermain. Batinku
mengatakan ‘Apa jangan-jangan kucing ini adalah
induknya?’ ya sudahlah terserah kucing itu akan
melakukan apa.

Aku langsung membawa kardus yang berisi anak
kucing ke tempat klinik hewan. Setelah memberi
keluhanku terhadap kucing- kucing ini kepada dokter.
Kucing itu akan diberi obat cacing untuk sementara.
Beberapa hari kemudian, keadaan anak kucing itu
membaik. Aku memutuskan menitipkannya pada
temanku agar dia merawatnya.

Semenjak itu, aku merasa kesepian. Biasanya
kucing itu lah yang selalu menemani dan menghiburku.
Setelah berbulan-bulan tak bertemu, aku mendapatkan

147

sebuah berita dari teman-teman ku aku minta maaf .. aku
tak bisa merawat kucing itu dengan baik, tadi pagi aku
menemukannya tergeletak dengan penuh busa di
mulutnya,” aku terdiam cukup lama. Aku bingung ingin
berkata apa.

Aku tentu saja sedih mendengarkannya. Namun
aku tak bisa melakukan apa-apa. Dalam hatiku berkata,
‘Selamat tinggal cing, semoga kau tenang di sana..
maafkan aku jika selama ini tak bisa merawatmu dengan
baik.’ Atas kejadian itu, aku mempunyai sebuah
pelajaran. Ternyata tak mudah merawat seekor hewan
seperti kucing.

Keesokan harinya saya kesepian karena tidak ada
kucing itu lagi. Tentu saja aku sangat sedih karena dia
yang setiap hari menemani hari' ku. Hingga aku sampai
lupa makan berhari hari sampai ibu ku pun ikut sedih
karena sampai lupa untuk makan. Terus saya paksakan
makan terus ibu saya tersenyum bahagia karena saya
sudah mau makan kembali. Setelah itu hidup saya
kembali seperti bi

148

RANDOM CERITA

Mukhammad Nourel Efendi

Nama saya M. Nourel efendi saya sedang berada
di desa. Pada hari Sabtu saya begadang menunggu pagi
hari. Saat pagi hari saya mengajak teman saya untuk lari
pagi/joging mulai pada jam 06.00 dan pulang pada pukul
jam 08.00 pagi. Setelah itu saya mandi, pada saat jam
08.30 saya pun tidur dan saya di jemput teman saya pada
jam 13.00 kita pun merencanakan untuk pergi
memancing. Saat saya sampai di pemancingan dan saya
bersama dengan teman-teman pun mulai memancing.
Karena terlihat langit sudah mulai gelap kita pun pulang
sambil membawa ikan hasil pancingan kami.

Pada malam hari sehabis solat isya saya dan
teman saya berencana memasak ikan yang kita pancing
dan memakannya bersama sama sambil bercanda dan
bercerita. Sehabis makan kita pun mempunyai ide untuk
bermain PlayStation tidak terasah kita sudah bermain
PlayStation sampai jam 12 malam dan kita pun pulang.
Ketika kita perjalanan pulang kita bertemu kakek-kakek

149

yang sedang kesusahan mendorong gerobak sampah.
Kita berempat pun menolong kakek itu untuk
mendorong gerobak sampah itu sampai ke rumah kakek
tersebut.

Saat sampai di rumah kakek tersebut saya dan
teman-teman saya beristirahat sebentar di sugukan air
dan roti oleh kakek tersebut. Kita pun memakai dan
meminum sambil kakek itu bercerita tentang hidup
kakek yang tidak memiliki siapa-siapa lagi dan di
tinggalkan anaknya kakek bercerita sambil
menangis.Saat kita perjalanan pulang kita pun di
kejutkan suara azan subuh kita pun segera ke masjid
untuk melakukan kewajiban solat subuh. Setelah solat
subuh kita pun pulang kerumah masing-masing.

Keesokan harinya aku pun pulang ke Sidoarjo
bersama keluargaku dan meninggalkan kawan-kawan
dan keluarga yang ada di kampung. Saat aku di
perjalanan pulang ke Sidoarjo aku melihat pemandangan
kota yang penuh polusi udara sangat berbeda dengan
pemandangan di desa yang udaranya sangat segar dan
berwarna hijau.

150


Click to View FlipBook Version