48 Menginterpretasikan hasil matematika mencakup kemampuan untuk memahami dan menjelaskan arti dari solusi matematika yang diperoleh dalam konteks situasi yang diberikan. Hal ini melibatkan kemampuan untuk mengaitkan hasil matematika kembali ke situasi awal, mengevaluasi kebermaknaan solusi tersebut, dan mengkomunikasikan interpretasi hasil matematika secara jelas dan tepat. Terdapat 6 level progress pada literasi matematika. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1 Siswa dapat melakukan operasi matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mereka juga seharusnya dapat mengidentifikasi pola sederhana dalam data atau urutan angka. 2 Siswa seharusnya dapat mengaplikasikan konsep matematika dasar dalam situasi nyata. Mereka mampu memecahkan masalah sederhana yang melibatkan pengukuran, geometri dasar, dan pemahaman tentang hubungan matematika. 3 Siswa dapat menggunakan pengetahuan matematika yang lebih kompleks untuk memecahkan masalah yang melibatkan hubungan matematika yang lebih rumit. Mereka mampu menginterpretasikan data, membuat estimasi, dan mengidentifikasi solusi yang tepat. 4 Siswa dapat melakukan penalaran matematika yang lebih mendalam dan kompleks. Mereka mampu mengidentifikasi pola yang kompleks, membuat generalisasi, dan memberikan argumen matematis yang kuat untuk mendukung solusi yang dihasilkan. 5 Siswa dapat mengaitkan konsep matematika yang berbeda dan menerapkannya dalam konteks yang beragam. Mereka mampu melakukan analisis matematis yang mendalam, membuat prediksi berdasarkan data, dan menyusun solusi yang kompleks. 6 Siswa dapat melakukan pemodelan matematika yang kompleks dan menerapkannya dalam situasi non-standar. Mereka mampu mengintegrasikan berbagai sumber informasi matematika, mengembangkan strategi baru untuk menyelesaikan masalah, dan mengkomunikasikan temuan dan argumen matematis secara tepat dan jelas.
49 02.04.03 Lembar Kerja Mahasiswa 3 (Literasi Sains pada Tes PISA) Nama/SIMPKB ID: Chika Putri Herawati / 7000128629 Literasi Sains Mengapa literasi sains dibutuhkan oleh siswa? Literasi sains dibutuhkan oleh siswa karena memberikan mereka kemampuan untuk memahami dunia di sekitar mereka secara lebih mendalam, berpikir kritis, dan membuat keputusan yang berbasis bukti dalam konteks ilmiah. Dengan literasi sains, siswa dapat: 1. Memahami berbagai fenomena alam dan teknologi yang terjadi di sekitar mereka, mulai dari perubahan cuaca hingga perkembangan teknologi. 2. Menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi informasi, dan merancang pertanyaan ilmiah membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. 3. Mengevaluasi bukti-bukti yang ada, menginterpretasi data secara ilmiah, dan membuat keputusan yang didasarkan pada informasi yang valid dan relevan. 4. Mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai konsumen yang cerdas maupun sebagai warga yang terlibat dalam isu-isu sains dan teknologi. Dengan demikian, literasi sains tidak hanya membantu siswa dalam memahami konsep-konsep ilmiah, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan sehari-hari dan karir di masa depan. Literasi sains adalah kemampuan untuk terlibat aktif dalam masalah dan ide yang berhubungan dengan sains. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang yang memiliki literasi dalam sains adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah, dan menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah. Jelaskan masing-masing kompetensi di bawah ini! 1. Menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah: Kemampuan untuk menjelaskan sebuah fenomena secara ilmiah mencakup kemampuan untuk merumuskan penjelasan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan bukti-bukti yang ada. Siswa harus mampu mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, mengaitkan fenomena dengan konsep ilmiah yang relevan, dan menyusun penjelasan yang konsisten dengan prinsip-prinsip sains yang berlaku. 2. Mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah: Kemampuan untuk mengevaluasi dan merancang pertanyaan-pertanyaan ilmiah melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dalam konteks ilmiah, menilai kebermaknaan
50 dan keaslian pertanyaan tersebut, serta merancang pertanyaan-pertanyaan yang dapat diuji secara ilmiah melalui observasi, eksperimen, atau penelitian. 3. Menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah: Kemampuan untuk menginterpretasi data dan bukti-bukti secara ilmiah mencakup kemampuan untuk menganalisis informasi yang diperoleh dari observasi, eksperimen, atau penelitian ilmiah. Siswa harus mampu mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan dalam data, menarik kesimpulan yang didukung oleh bukti-bukti yang ada, dan mengkomunikasikan interpretasi mereka secara jelas dan tepat. Terdapat 6 level progress pada literasi sains. Tuliskan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan jika ada atau melewati level tersebut! Level Apa yang dapat dilakukan siswa 1b Siswa pada level ini dapat menggunakan pengetahuan sains dasar untuk mengenali aspek-aspek fenomena sains yang sederhana. 1a Siswa pada level ini mampu menggunakan pengetahuan konten dan prosedural dasar untuk mengenali atau mengidentifikasi penjelasan fenomena sains sederhana. 2 Siswa pada level ini dapat menjelaskan konsep sains yang lebih kompleks, mengidentifikasi informasi relevan dalam teks ilmiah yang lebih rumit, dan memahami hubungan sebab-akibat dalam konteks ilmiah. 3 Siswa pada level ini mampu mengevaluasi informasi ilmiah, membuat pertanyaan ilmiah yang lebih mendalam, dan menggunakan pengetahuan sains untuk memecahkan masalah sederhana. 4 Siswa pada level ini dapat menggunakan pengetahuan sains yang lebih kompleks atau abstrak untuk membuat penjelasan tentang peristiwa ilmiah yang lebih rumit atau kurang dikenal. 5 Siswa pada level ini dapat menggunakan ide atau konsep sains abstrak untuk menjelaskan fenomena yang tidak biasa dan lebih kompleks, serta mengevaluasi desain eksperimen alternatif dan membenarkan pilihannya. 6 Siswa pada level ini memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai konsep sains dan dapat menggunakan pengetahuan mereka untuk membuat hipotesis eksplanatori tentang fenomena ilmiah yang baru dan kompleks. Mereka juga mampu menghubungkan informasi dari berbagai sumber dan merefleksikan tindakan mereka secara tepat dan jelas.
51 02.04.04 Lembar Kerja Mahasiswa 4 (Lembar Finansial pada Tes PISA) Nama/SIMPKB ID: Chika Putri Herawati / 7000128629 Literasi Finansial Literasi finansial dibutuhkan oleh siswa karena memberikan mereka kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana, membuat keputusan finansial yang cerdas, dan memahami konsep-konsep dasar dalam hal keuangan. Berikut adalah alasan mengapa literasi finansial penting bagi siswa: 1. Membantu siswa untuk memahami bagaimana mengelola uang mereka sendiri, termasuk membuat anggaran, menabung, dan mengelola utang dengan bijaksana. 2. Membantu siswa untuk membuat keputusan finansial yang cerdas, seperti memilih produk keuangan yang sesuai, menginvestasikan uang mereka, dan merencanakan untuk masa depan mereka. 3. Membekali siswa dengan pemahaman tentang konsep-konsep dasar dalam keuangan, seperti bunga, inflasi, investasi, dan risiko keuangan. 4. Membantu siswa untuk mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih stabil secara finansial, termasuk memahami pentingnya perencanaan pensiun, asuransi, dan investasi jangka panjang. 5. Membantu siswa untuk menghindari masalah keuangan, seperti utang berlebihan, pengeluaran yang tidak terkendali, dan ketidakmampuan untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik. Dengan demikian, literasi finansial tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tentang keuangan, tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan mereka dengan bijaksana dan merencanakan masa depan keuangan yang lebih baik. Seseorang yang memiliki literasi finansial adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial. Selain itu, dia juga memiliki kemampuan, motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahamannya untuk membuat keputusan yang efektif pada berbagai konteks masalah-masalah finansial. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat. Literasi finansial juga memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Jelaskan apa makna dari istilah-istilah berikut ini: 1. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan resiko finansial: Pemahaman seseorang tentang konsep-konsep dasar dalam keuangan, seperti bunga, inflasi, investasi, risiko keuangan, dan produk keuangan lainnya. Selain itu, pemahaman tentang risiko finansial membantu seseorang untuk mengidentifikasi potensi risiko dalam keputusan keuangan mereka. 2. Kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan dan pemahaman finansial mereka dalam situasi nyata, seperti membuat anggaran, memilih produk keuangan, mengelola investasi, dan membuat
52 keputusan finansial yang tepat. 3. Motivasi dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman finansial: Dorongan internal seseorang untuk mencari informasi keuangan, belajar, dan membuat keputusan finansial yang bijaksana. Kepercayaan diri dalam konteks ini adalah keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk mengelola keuangan dengan baik. 4. Berbagai konteks masalah-masalah finansial: Beragam situasi atau permasalahan keuangan yang mungkin dihadapi seseorang, seperti perencanaan pensiun, manajemen utang, investasi, asuransi, dan pengelolaan keuangan sehari-hari. 5. Meningkatkan kualitas kehidupan finansial individu maupun masyarakat: Dengan literasi finansial yang baik, individu dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, mengurangi stres keuangan, meningkatkan stabilitas keuangan, dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Secara kolektif, literasi finansial juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. 6. Memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi: Dengan literasi finansial, seseorang dapat aktif terlibat dalam kegiatan ekonomi, seperti berinvestasi, berbisnis, mengelola keuangan pribadi, dan berpartisipasi dalam pasar keuangan dengan pemahaman yang baik tentang konsep-konsep keuangan yang mendasarinya.
53 02.04.05 Lembar Kerja Mahasiswa 5 (Latihan soal Tes PISA) Nama/SIMPKB IDE : Chika Putri Herawati / 7000128629 Jenjang/Mata Pelajaran yang Diampu : SMP/Matematika Unit/No.Unit : Reading / 3 Judul Soal : Graffiti No. Pertanyaan Jawaban 1. Tentukan solusi untuk soal ini! Pertanyaan 3.1: B. Pendapat tentang graffiti Pertanyaan 3.2 : Sophia menjadikan iklan sebagai acuan karena ingin menunjukkan kontradiksi dalam penilaian masyarakat terhadap iklan dan graffiti. Dia menyoroti fakta bahwa meskipun iklan dan promosi secara luas diterima dalam masyarakat, tetapi graffiti seringkali dianggap sebagai hal yang buruk. Dengan mengaitkan dua hal ini, Sophia mencoba untuk menyoroti perspektif yang berbeda-beda dalam masyarakat terhadap seni jalanan dan komunikasi visual yang lain. Pertanyaan 3.3 : Saya setuju dengan pendapat Helga. Graffiti memang merupakan karya seni yang mengagumkan, namun ketika tidak ada perizinan dalam pelukisan graffiti maka sama saja dengan merusak fasilitas
54 umum. Seniman harus menemukan cara untuk mengekspresikan dirinya dengan tidak merugikan orang lain. Pertanyaan 3.4 : Surat tersebut mengangkat isu seputar graffiti dan iklan, serta pandangan berbeda terhadap keduanya. Surat Helga mengekspresikan ketidakpuasan terhadap graffiti karena dianggap merusak properti dan menimbulkan biaya tambahan bagi masyarakat. Di sisi lain, surat Sophia membandingkan graffiti dengan iklan komersial, menunjukkan bahwa keduanya seharusnya diperlakukan dengan cara yang sama oleh masyarakat. Perbedaan gaya penulisan antara kedua surat tersebut mencakup penggunaan bahasa, struktur surat, dan pilihan kata. Surat Helga menggunakan bahasa yang emosional dan agak agresif, sementara Surat Sophia cenderung lebih tenang dan objektif. Struktur Surat Helga lebih langsung dan sederhana, sedangkan Surat Sophia lebih kompleks dan terperinci. Namun, menurut saya penulisan surat yang lebih baik adalah surat yang ditulis oleh Sophia. Surat tersebut menggunakan bahasa yang lebih netral dan objektif, serta memberikan argumen yang lebih terperinci dan berimbang mengenai isu graffiti dan iklan. 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah - langkah berpikir saya hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah: • Membaca surat satu per satu dan memahami isi setiap surat dengan teliti. • Membandingkan isi surat Helga dan Sophia dan menyusun poin-poin dalam dalam setiap surat berdasarkan kalimat yang diungkapkan pada surat tersebut. • Menggali fakta lebih lanjut berdasarkan opini yang disampaikan dari kedua surat. • Mempertimbangkan solusi-solusi yang bisa di rumuskan berdasarkan fakta dari kedua surat untuk menjawab setiap pertanyaan. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! 4 Fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini: • Dekomposisi Membaca surat satu per satu dan memahami isi setiap surat dengan teliti.
55 • Pengenalan Pola Membandingkan isi surat Helga dan Sophia dan menyusun poin-poin dalam setiap surat berdasarkan kalimat berdasarkan kalimat yang diungkapkan pada surat tersebut. • Abstraksi Menggali fakta lebih lanjut berdasarkan opini yang disampaikan dari kedua surat. • Algoritma Mempertimbangkan solusi-solusi yang bisa di rumuskan berdasarkan fakta dari kedua surat untuk menjawab setiap pertanyaan. Nama/SIMPKB IDE : Chika Putri Herawati / 7000128629 Jenjang/Mata Pelajaran yang Diampu : SMP/Matematika Unit/No.Unit : Mathematics / 7 Judul Soal : Speed of Racing Car No. Pertanyaan Jawaban 1. Tentukan solusi untuk soal ini! Pertanyaan 7.1: B. 1,5 km Pertanyaan 7.2 : C. at about 1,3 km Pertanyaan 7.3 : B. The speed of the car is increasing Pertanyaan 3.4 : B 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah - langkah berpikir saya hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah:
56 • Mengidentifikasi adanya grafik ke arah kanan dan ke arah atas yang menampilkan hubungan antsra kecepatan dan jarak tempuh mobil balap. Amati juga gambaran grafik yang terbentuk dari hubungan kedua hal tersebut. • Kenali bentuk gambaran pola ketika mobil mengurangi kecepatan, ketika mobil kecepatannya konstan, dan ketika mobil kecepatannya semakin tinggi sehingga membentuk grafik seperti yang digambarkan. • Estimasikan kecepatan yang ditempuh mobil berdasarkan data yang diperoleh dari grafik. Susun pola lintasan berdasarkan grafik kecepatan terhadap jarak tempuh mobil. • Menentukan penyelesaian dari permasalahan - permasalahan yang dirumuskan berdasarkan 3 tahapan sebelumnya untuk menentukan solusi yang paling relevan digunakan dalam langkah penyelesaian. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini: • Dekomposisi Mengidentifikasi adanya grafik ke arah kanan dan ke arah atas yang menampilkan hubungan antsra kecepatan dan jarak tempuh mobil balap. Amati juga gambaran grafik yang terbentuk dari hubungan kedua hal tersebut. • Pengenalan Pola Kenali bentuk gambaran pola ketika mobil mengurangi kecepatan, ketika mobil kecepatannya konstan, dan ketika mobil kecepatannya semakin tinggi sehingga membentuk grafik seperti yang digambarkan. • Abstraksi Estimasikan kecepatan yang ditempuh mobil berdasarkan data yang diperoleh dari grafik. Susun pola lintasan berdasarkan grafik kecepatan terhadap jarak tempuh mobil. • Algoritma Menentukan penyelesaian dari permasalahan - permasalahan yang dirumuskan berdasarkan 3 tahapan sebelumnya untuk menentukan solusi yang paling relevan digunakan dalam langkah penyelesaian.
57 Nama/SIMPKB ID : Chika Putri Herawati / 7000128629 Jenjang/Mata Pelajaran yang Diampu : SMP/Matematika Unit/No.Unit : Science Unit / 20 Judul Soal : Tooth Decay No. Pertanyaan Jawaban 1. Tentukan solusi untuk soal ini! Pertanyaan 20.1: H. Bacteria produce Acid Pertanyaan 20.2 : B. The more sugar people eat, the more likely they are to get caries Pertanyaan 20.3 : Yes. Pengaruh fluoride pada kerusakan gigi dapat dijawab dengan eksperimen ilmiah No. Pertanyaan terkait seberapa sering ke dokter gigi tidak dapat dijawab dengan eksperimen ilmiah Pertanyaan 20.4 : Disagree = mengetahui bakteri yang menyebabkan kerusakan gigi dengan menggunakan mikroskop. Agree = mempelajari perkembangan vaksin untuk mencegah kerusakan gigi. Agree = memahami makanan bebas gula dapat menyebabkan kerusakan gigi 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah - langkah berpikir saya hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah: • Membaca dan memahami informasi yang ada dalam ilustrasi gambar dan grafik. • Mencatat informasi penting yang berkaitan dengan soal.
58 • Menganalisis jawaban yang sesuai untuk sertiap permasalahan berdasarkan informasi yang disajikan. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini: • Dekomposisi Menguraikan informasi penting yang ada dalam ilustrasi gambar dan grafik yang disajikan • Pengenalan Pola Menganalisis pola grafik dimana semakin banyak gula yang banyak gula yang dikonsumsi maka dikonsumsi maka semakin besar jumlah kerusakan gigi. • Abstraksi Berfokus terhadap permasalahan yang ditanyakan di soal dengan mengidentifikasi bagian dari grafik yang menjadi fokus permasalahan. • Algoritma Menganalisis jawaban yang sesuai untuk persoalan berdasarkan informasi yang disajikan.
59 Tabel 3.1 Penilaian dari Teman Kelompok Penilaian Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Apakah cara mengerjakan soal yang dituliskan dapat dipahami? Dapat dipahami Dapat dipahami Dapat dipahami Dapat dipahami Apakah cara mengerjakan sudah lengkap? Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Apakah cara mengerjakan dapat diikuti tanpa menimbulkan keambiguan? Dapat diikuti Dapat diikuti Dapat diikuti Dapat diikuti Apakah 4 fondasi CT yang ditulis benar? Benar Benar Benar Benar Apakah 4 fondasi CT yang dituliskan dijelaskan dengan lengkap? Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Apakah contoh masalah sehari-hari yang dituliskan sesuai dengan persoalan yang diselesaikan? Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tabel 3.2 Perbaikan yang Perlu dilakukan Unit Hal yang perlu diperbaiki Masukan atau saran perbaikan Reading Tidak ada Tidak ada Mathematics Tidak ada Tidak ada Science Tidak ada Tidak ada Tabel 3.3 Rubrik Penilaian untuk Masing-Masing Kriteria A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang Jika ketiga soal memenuhi kriteria Jika hanya 2 soal yang memenuhi kriteria Jika hanya 1 soal yang memenuhi kriteria Jika ketiga-tiganya tidak memenuhi kriteria Hasil Penilaian = A (Sangat Baik)
60 Subtopik 2 : Soal BEBRAS Nama/SIMPKB IDE : Chika Putri Herawati / 7000128629 Jenjang/Mata Pelajaran yang Diampu : SMP/Matematika No. Pertanyaan Jawaban 1. Tentukan solusi untuk soal ini! 72-11-62-32-43 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah - langkah berpikir saya hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah: • Memahami dengan jelas aturan dan instruksi yang diberikan dalam soal. Hal ini termasuk memahami bagaimana diagram heksagon bekerja dan bagaimana kita harus menggunakan perputaran panah untuk menemukan posisi huruf-huruf dalam kata "WATER". • Menganalisis posisi huruf-huruf dalam kata "WATER" pada diagram heksagon. Hal ini melibatkan memperhatikan kelompok huruf mana yang akan ditunjukkan oleh panah setelah setiap perputaran panah. • Menentukan kode untuk setiap huruf berdasarkan aturan yang diberikan dalam soal dengan menghitung jumlah perputaran panah yang diperlukan untuk mencapai kelompok huruf yang mengandung huruf tersebut, dan menentukan posisi huruf dalam kelompok tersebut.
61 • Memverifikasi solusi tersebut dan menyusunnya menjadi sebuah kata yang sesuai dengan format yang diminta dalam soal. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini: • Dekomposisi Memisahkan setiap langkah dalam proses enkripsi kata "WATER" menjadi langkah-langkah terpisah, seperti menemukan posisi huruf, menghitung putaran panah, dan menentukan kode untuk setiap huruf. • Pengenalan Pola Mengidentifikasi pola-pola yang terkandung dalam soal dan memahami hubungan antara langkah-langkah yang diperlukan. Hal ini membantu dalam memahami pola perputaran panah dan hubungannya dengan posisi huruf dalam diagram heksagon. • Abstraksi Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep umum yang terkandung dalam soal dan mengabaikan detail-detail yang tidak penting. Dalam soal tersebut, yaitu dengan memahami konsep dasar dari proses mengonversi kata “WATER” tanpa terjebak dalam detail yang rumit. • Algoritma Merumuskan langkah-langkah yang diperlukan untuk menemukan posisi huruf, menghitung putaran panah, dan menentukan kode untuk setiap huruf secara berurutan
62 Subtopik 3 : Soal PISA Nama/SIMPKB IDE : Chika Putri Herawati / 7000128629 Jenjang/Mata Pelajaran yang Diampu : SMP/Matematika Unit/No.Unit : Reading / 15 Judul Soal : In Poor Taste No. Pertanyaan Jawaban 1. Tentukan solusi untuk soal ini! Pertanyaan 15.1: A. guilt Pertanyaan 15.2 : Arnold Jago kemungkinan ingin suratnya mendorong pembaca untuk mempertimbangkan kembali prioritas pengeluaran mereka dan mendorong untuk mendukung pergeseran alokasi sumber daya lebih banyak untuk bantuan luar negeri bagi yang membutuhkan. Arnold ingin pembaca merenungkan apakah pengeluaran mereka untuk kemewahan seperti cokelat terlalu berlebihan jika dibandingkan dengan alokasi untuk tujuan kemanusiaan. 2. Tuliskan langkah-langkah berpikir Anda hingga mendapat solusi dari permasalahan ini! Langkah - langkah berpikir saya hingga mendapatkan solusi dari permasalahan ini adalah: • Membaca dengan cermat dan memahami isi dari surat yang ditulis oleh Arnold Jago. Hal ini termasuk memahami pernyataan tentang pengeluaran untuk cokelat dan anggaran bantuan luar negeri serta pertanyaan yang diajukan. • Mengidentifikasi tujuan atau maksud penulis. Dalam hal ini, tujuan Arnold Jago mungkin untuk menyadarkan pembaca tentang ketidakkonsistenan dalam prioritas pengeluaran masyarakat dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali prioritas pengeluaran.
63 • Menganalisis perbandingan pengeluaran untuk cokelat dengan anggaran bantuan luar negeri yang disajikan dalam surat. Ini melibatkan pertimbangan terhadap implikasi moral dan sosial dari perbandingan tersebut. • Menentukan penyelesaian yang sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan pada tiap soal. 3. Identifikasi 4 fondasi CT yang Anda gunakan dalam menyelesaikan masalah ini! Fondasi CT yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini: • Dekomposisi Ketika menjawab soal tentang tujuan Arnold Jago dalam suratnya, saya memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hal ini saya lakukan dengan mengidentifikasi argumen utama yang diajukan oleh Arnold Jago, serta menganalisis bagaimana kalimat-kalimat dalam surat tersebut mempengaruhi perasaan pembaca. • Pengenalan Pola Saya mencari pola dari penggunaan bahasa dan argumen yang digunakan oleh Arnold Jago dalam suratnya. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi pola dalam perbandingan pengeluaran untuk cokelat dan anggaran bantuan luar negeri yang dibuat oleh Arnold Jago. • Abstraksi Saya berfokus pada detail-detail dalam surat dan ide pokok atau pesan yang ingin disampaikan oleh Arnold Jago. • Algoritma Saya merumuskan langkah-langkah untuk memahami dengan cermat tujuan Arnold Jago dalam suratnya, seperti membaca surat dengan seksama, mengidentifikasi argumen utama, dan mempertimbangkan implikasinya.
64
65 Nama anggota 1 : Addini Septiani Nama anggota 2 : Annisa Rahmah Nama anggota 3 : Chika Putri Herawati Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Soal Bebras dan Program for International Student Assessment (PISA) memiliki kesamaan dalam mengukur kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran komputasional siswa. Keduanya menekankan pada penggunaan Computational Thinking (CT) dalam menyelesaikan berbagai masalah yang melibatkan logika, pola, dan algoritma. Keduanya juga berguna untuk menganalisis kemampuan literasi dan numerasi siswa. Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda dalam penyajiannya, baik soal Bebras maupun PISA bertujuan untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang esensial dalam konteks kehidupan nyata dan dunia kerja. Dengan demikian, kedua jenis tes ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang kemampuan siswa dalam menggunakan CT dalam menangani tantangan dan masalah yang mereka hadapi. Perbedaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: Soal Bebras Soal PISA/AKM • Soal Bebras sering kali memiliki variasi tingkat kesulitan yang lebih luas, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Hal ini memungkinkan untuk menguji berbagai tingkat kemampuan siswa dalam menggunakan CT. • Soal Bebras dirancang untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran komputasional siswa dengan menekankan penggunaan Computational Thinking (CT) dalam berbagai situasi. Fokusnya adalah untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang esensial dalam konteks teknologi. • Soal Bebras mencakup berbagai macam topik dan situasi yang melibatkan CT, seperti matematika, logika, dan pemecahan masalah dalam konteks teknologi. • PISA juga menawarkan variasi tingkat kesulitan, tetapi umumnya soal-soalnya dirancang untuk mencerminkan kemampuan siswa di berbagai tingkat kelas. Kesulitan soal-soal PISA cenderung disesuaikan dengan standar internasional yang diterapkan pada siswa berusia 15 tahun. • PISA atau AKM bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi akademik tertentu, seperti matematika, sains, dan membaca. Tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi sejauh mana siswa telah memahami konsep-konsep kunci dalam kurikulum pendidikan formal. • PISA atau AKM lebih terfokus pada cakupan materi akademik tertentu, seperti matematika, sains, dan membaca. Soal-soalnya dirancang untuk
66 • Soal-soal bebras selalu baru setiap tahunnya dan dipersiapkan dengan proses seleksi terpercaya sehingga kualitas soalnya sudah terjamin. mencerminkan standar internasional dalam kurikulum pendidikan formal. • Saat mengadopsi soal PISA, guru perlu mempertimbangkan apakah soal tersebut sudah sesuai dengan jenjang yang diajar. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Terdapat beberapa kesamaan dalam langkah-langkah penyelesaian kedua jenis persoalan tersebut. Pertama, kedua jenis persoalan memulai dengan analisis masalah yang melibatkan pemahaman yang seksama terhadap pertanyaan yang diajukan. Setelah itu, siswa akan melakukan dekomposisi masalah untuk memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Kemudian, mereka akan menerapkan konsep-konsep yang relevan untuk menyelesaikan masalah dan merumuskan algoritma yang diperlukan. Langkah terakhir adalah menguji solusi yang dihasilkan dan memastikan bahwa solusi tersebut memenuhi syarat dari masalah yang diberikan. Dengan demikian, meskipun dengan konteks dan fokus yang berbeda, langkah-langkah penyelesaian keduanya menunjukkan pendekatan yang sistematis terhadap pemecahan masalah.
67 Hasil Refleksi pada Aksi Nyata Jawaban : 1. Pengalaman menarik yang saya dapatkan dari mengimplementasikan Computational Thinking (CT) adalah memecahkan berbagai masalah yang saya temui ketika menggunakan urutan CT secara sistematis. Selain itu, saya juga mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang Soal Bebras dan AKM/PISA, yang memberi saya wawasan baru tentang jenis-jenis masalah yang biasanya dihadapi dalam konteks ini. Keberhasilan yang saya alami dalam mempelajari CT adalah saya bisa lebih berpikir sistematis dalam memecahkan sebuah permasalahan yang kompleks. Dengan mengikuti langkah-langkah dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma, saya dapat merumuskan solusi dengan lebih efektif. Namun, dalam perjalanan saya, saya juga pernah mengalami kegagalan. Salah satunya adalah ketika saya kesulitan dalam memilah masalah dan menerapkan langkah-langkah CT secara tepat. Akan tetapi, dengan tekad untuk terus belajar dan melatih diri, saya menjadi lebih terampil dan terbiasa menggunakan cara berpikir komputasi dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi. 2. Ya, terjadi perubahan cara berpikir yang saya alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving. Saya dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cara yang lebih runtut dan sistematis, sehingga dapat menemukan solusi terbaik. Sebelumnya, saya juga belum mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam soal-soal Bebras ataupun PISA secara mendalam, namun saat ini saya sudah memiliki pemahaman yang lebih baik tiap kali menyelesaikan permasalahan tersebut. 1. Pengalaman menarik apa saja yang Anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagalan yang Anda alami dalam mempelajari topik ini. 2. Apakah terjadi perubahan cara berpikir yang Anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? 3. Apakah ada perbaikan yang dapat Anda lakukan terhadap cara mengajar Anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving?
68 3. Ya, tentu saja. Setelah mempelajari topik CT dalam problem solving, saya akan melakukan perbaikan terhadap cara mengajar saya dengan mengintegrasikan konsep CT pada mata pelajaran yang saya ampu yaitu matematika. Konsep CT dalam problem solving tersebut akan saya integrasikan ke dalam materi pembelajaran dengan menyajikan materi-materi pembelajaran secara yang memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi pola, merumuskan algoritma, dan memecahkan masalah secara sistematis. Kemudian, saya juga akan memberikan lebih banyak latihan yang menekankan pada pemecahan masalah, serta memberikan tantangan yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis dan kreatif. Selain itu, dengan menerapkan metode pembelajaran aktif, seperti pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berbasis masalah, saya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan CT dalam menyelesaikan masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, sebagai seorang guru saya dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan CT yang sangat diperlukan.
69
70 Jawaban : 1. Pelaksanaan proyek “Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan STEM” memiliki beberapa potensi kendala yang perlu dipertimbangkan. Pertama, keterbatasan sumber daya, karena proyek ini membutuhkan penggunaan teknologi seperti handphone untuk merekam video dan laptop/komputer untuk mengedit konten, serta mendesain kemasan. Akses terhadap perangkat teknologi yang diperlukan tersebut dapat menjadi kendala dalam melaksanakan proyek secara optimal. Kedua, keterampilan khusus dalam menggunakan perangkat teknologi. Kurangnya keterampilan teknis dapat menghambat kemajuan proyek. Ketiga, keterbatasan waktu menjadi faktor lain yang mempengaruhi kelancaran proyek. Proyek ini melibatkan beberapa tahapan aktivitas yang memakan waktu, seperti membuat tape singkong, merekam dan mengedit video, serta mendesain kemasan, yang semuanya memerlukan waktu yang cukup. Dengan waktu yang terbatas, pelaksanaan semua tahapan proyek dengan baik menjadi tantangan tersendiri. 2. Untuk mengatasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan proyek “Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan STEM”, berikut adalah beberapa usulan halhal yang dapat dilakukan : 1) Keterbatasan Sumber Daya Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti sekolah, komunitas, atau perusahaan yang dapat menyediakan akses terhadap perangkat teknologi yang diperlukan. 2) Keterampilan Teknis • Melibatkan mentor atau fasilitator yang memiliki keterampilan teknis untuk membimbing peserta didik selama pelaksanaan proyek. • Mengadakan pelatihan atau workshop singkat bagi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan teknis yang diperlukan sebelum memulai proyek. Berdasarkan apa yang telah Anda pelajari melalui makalah “Infusing Computational Thinking in an Integrated STEM Curriculum: User Reactions and Lessons Learned” (Baek et al., 2021), jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini! 1. Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan? 2. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
71 3) Keterbatasan Waktu Membuat jadwal yang terstruktur dan realistis untuk setiap tahapan proyek agar peserta didik dapat mengelola waktu dengan baik.
72 Lembar Kerja Reflektif Individual (02.02) Nama Chika Putri Herawati SIMPKB ID 7000128629 Judul Proyek STEM yang Dipilih Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan STEM Sumber https://inomatika.unmuhbabel.ac.id/index.php/inomatika/article/download/191/125/ Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih Proyek dalam pembelajaran aritmetika sosial yang dilakukan merupakan salah satu kegiatan STEM yang menarik dan edukatif bagi peserta didik. Peserta didik diberikan tugas proyek yang melibatkan aktivitas seperti membuat tape singkong dan keripik singkong, merekam video pembuatan, mengedit video, mendesain kemasan, dan memahami konsep-konsep matematika terkait seperti bruto, tara, neto, persentase keuntungan, rugi, dan potongan harga ketika menentukan harga jual, keuntungan, serta promo. Melalui proyek ini, peserta didik didorong untuk berperan aktif, berpikir kritis, dan memecahkan masalah dengan pendekatan STEM. Berikut analisis STEM yang terkandung dalam proyek tersebut : • Science : memahami konsep fermentasi dalam pembuatan tape singkong. • Technology : menggunakan handphone untuk merekam video pembuatan tape singkong dan memanfaatkan teknologi dalam mengedit konten video serta mendesain kemasan. • Engineering : merencanakan, membuat, dan menghasilkan produk tape singkong dan keripik pisang/singkong. • Mathematics : memahami tentang pemasukan dan pengeluaran, harga penjualan dan harga pembelian, persentase keuntungan dan kerugian, serta potongan harga atau diskon.
73 Lembar Kerja Reflektif Individual (01.03) Jawaban : 3. Pelaksanaan proyek “Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan STEM” memiliki beberapa potensi kendala yang perlu dipertimbangkan. Pertama, keterbatasan sumber daya, karena proyek ini membutuhkan penggunaan teknologi seperti handphone untuk merekam video dan laptop/komputer untuk mengedit konten, serta mendesain kemasan. Akses terhadap perangkat teknologi yang diperlukan tersebut dapat menjadi kendala dalam melaksanakan proyek secara optimal. Kedua, keterampilan khusus dalam menggunakan perangkat teknologi. Kurangnya keterampilan teknis dapat menghambat kemajuan proyek. Ketiga, keterbatasan waktu menjadi faktor lain yang mempengaruhi kelancaran proyek. Proyek ini melibatkan beberapa tahapan aktivitas yang memakan waktu, seperti membuat tape singkong, merekam dan mengedit video, serta mendesain kemasan, yang semuanya memerlukan waktu yang cukup. Dengan waktu yang terbatas, pelaksanaan semua tahapan proyek dengan baik menjadi tantangan tersendiri. 4. Untuk mengatasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan proyek “Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan STEM”, berikut adalah beberapa usulan hal-hal yang dapat dilakukan : 1) Keterbatasan Sumber Daya : Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti sekolah, komunitas, atau perusahaan yang dapat menyediakan akses terhadap perangkat teknologi yang diperlukan. 2) Keterampilan Teknis : Melibatkan mentor atau fasilitator yang memiliki keterampilan teknis untuk membimbing peserta didik selama pelaksanaan proyek. Mengadakan pelatihan atau workshop singkat bagi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan teknis yang diperlukan sebelum memulai proyek. 3) Keterbatasan Waktu : Membuat jadwal yang terstruktur dan realistis untuk setiap tahapan proyek agar peserta didik dapat mengelola waktu dengan baik. 1. Jika Anda memilih proyek STEM yang sudah pernah Anda lakukan, kendala apakah yang Anda hadapi dalam melaksanakan proyek STEM tersebut? Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan? 2. Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas!
74 Hasil Kerja pada Ruang Kolaborasi 1. Proyek STEM sebelum Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok A Anggota Kelompok 1. Addini Septiani 4. Citra Putri Shevana 2. Annisa Rahmah 5. Dhania Qisti Ramadhia 3. Chika Putri Herawati Judul Proyek STEM yang Dipilih “Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” Peningkatan pemahaman statistika (penyajian data) melalui pendekatan PjBL dengan visualisasi data kreatif dalam konteks STEM Sumber Faradilla, Amelia., dkk. (2021). “Peningkatan Hasil Belajar Penyajian Data Menggunakan Model Pembelajaran Porject Based Learning”. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 3261-3267. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1380/1215 Pratiwi, Widya Chandra,. dkk. (2023) “Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII”. Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 31-36. https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/inteligensi/index Deskripsi Singkat tentang Proyek STEM yang Dipilih “Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” merupakan salah satu proyek yang mempelajari konsepkonsep statistika melalui pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Dalam proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori statistika dan penyajian data, tetapi juga mengembangkan keterampilan komputasional, pemecahan masalah, dan kolaborasi dalam konteks yang relevan dengan dunia nyata Kaitannya dengan STEM. Dalam bidang matematika, Siswa akan menerapkan konsep matematika dalam mengolah data, membuat grafik, dan menginterpretasikan informasi dari visualisasi
75 data. Dalam bidang teknologi, Siswa akan menggunakan teknologi dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data. Mereka dapat memanfaatkan aplikasi grafis atau perangkat lunak khusus untuk membuat visualisasi data yang menarik dan informatif. Penggunaan teknologi juga memungkinkan siswa untuk menyajikan proyek secara online dan berkolaborasi secara digital dengan anggota kelompok. Melalui proyek ini, siswa akan: Mengumpulkan dan Mengelola Data, Menerapkan Konsep Statistika, Merancang Visualisasi Data, Menggunakan Teknologi, Berkolaborasi dalam Kelompok, 2. Proyek STEM setelah Diintegrasikan dengan CT Nomor Kelompok A Anggota Kelompok 1. Addini Septiani 4. Citra Putri Shevana 2. Annisa Rahmah 5. Dhania Qisti Ramadhia 3. Chika Putri Herawati Nama Proyek “Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” Deskripsi Singkat Proyek “Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” merupakan salah satu proyek yang mempelajari konsep-konsep statistika melalui pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Dalam proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori statistika dan penyajian data, tetapi juga mengembangkan keterampilan komputasional, pemecahan masalah, dan kolaborasi dalam konteks yang relevan dengan dunia nyata Kaitannya dengan STEM. Dalam bidang matematika, Siswa akan menerapkan konsep matematika dalam mengolah data, membuat grafik, dan menginterpretasikan informasi dari visualisasi data. Dalam bidang teknologi, Siswa akan 4
76 menggunakan teknologi dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data. Mereka dapat memanfaatkan aplikasi grafis atau perangkat lunak khusus untuk membuat visualisasi data yang menarik dan informatif. Penggunaan teknologi juga memungkinkan siswa untuk menyajikan proyek secara online dan berkolaborasi secara digital dengan anggota kelompok. Melalui proyek ini, siswa akan: Mengumpulkan dan Mengelola Data, Menerapkan Konsep Statistika, Merancang Visualisasi Data, Menggunakan Teknologi, Berkolaborasi dalam Kelompok, Outline Proyek Tahapan Pertama: Mengumpulkan Data Peserta didik diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan melalui google sheet. (contoh pertanyaan: media sosial yang sering digunakan, cara berangkat ke sekolah, hobi, ataupun kegemaran lainnya) Tahapan Kedua: Pertanyaan Dasar Peserta didik diminta untuk mengamati hasil pengumpulan data pada tahapan 1 lalu mereka diminta untuk menyebutkan dalam bentuk apa saja data tersebut dapat disajikan. (misal, diagram lingkaran) Tahapan Ketiga: Menyusun Perencanaan Proyek (Mengelola Data dan Menerapkaan Konsep Statistika) Peserta didik dibentuk menjadi beberapa kelompok dan diarahkan untuk menyusun dan melaksanakan proyek. Sebelum melakukan proyek, peserta didik dibantu oleh guru untuk mengolah data hingga menjadi bentuk persen. Tahapan Keermpat: Melaksanakan Proyek (Merancang Visualisasi Data dan Menggunakan Teknologi) 5
77 Peserta didik memilih bentuk penyajian data (diagram lingkaran, garis, batang, ataupun tabel). Peserta didik dapat menyajikan data tersebut dalam bentuk yang dipilih baik pada kertas HVS maupun aplikasi grafis lainnya. Peserta didik menyusun proyek dengan menarik dan sekreatif mungkin. Tahapan Kelima: Pengumpulan dan Penyajian Proyek (Menggunakan Teknologi dan Berkolaborasi dalam Kelompok) Proyek dikumpulkan secara online dan akan ditampilkan oleh guru untuk dipresentasikan setiap kelompok. Tujuan Pembelajaran • Melalui kegiatan berkelompok, peserta didik dapat membuat proyek penyajian visual data secara kreatif • Melalui kegiatan membuat proyek, peserta didik dapat mengelola data dan menyajikannya dalam berbagai macam bentuk. Driving Question • Bagaimana cara kita mengelola data ? • Dalam bentuk apa sajakan data dapat disajikan? Produk Akhir Penyajian Visualisasi Data Hands-on Activities Perancangan dan hasil kreativitas terhadap penyajian visualisasi data. Asesmen Asesmen yang digunakan menggunakan asesmen psikomotorik (keterampilan) untuk menilai hasil proyek peserta didik menggunakan rubrik penilaian. Resources yang Dibutuhkan Google form, HVS, alat tulis berwarna ataupun aplikasi grafis/perangkat lunak visualisasi data Integrasi CT dalam proyek STEM (Baek et al., 2021) Abstraksi: Peserta didik akan mengidentifikasi informasi penting dari data yang dikumpulkan untuk fokus pada konsep statistika
78 yang relevan dalam proyek "Visualisasi Data". Mereka akan menyederhanakan informasi kompleks menjadi elemenelemen yang lebih mudah dipahami untuk proses visualisasi data. Misalkan peserta didik hanya menggunakan data setelah diolah Algoritma: Peserta didik akan merancang langkah-langkah logis untuk mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data dalam bentuk visualisasi yang kreatif. Mereka akan membuat rencana kerja yang sistematis untuk menyelesaikan proyek dengan efisien. - Gunakan Google Sheet untuk mengumpulkan data seperti informasi media sosial, cara berangkat ke sekolah, hobi, dan kegemaran lainnya - Pastikan data relevan dan akurat. - Amati hasil pengumpulan data dan tentukan bentuk penyajian data. - Bentuk kelompok dan rencanakan proyek berdasarkan data. - Guru bantu olah data menjadi persen sebelum proyek. - Rancang visualisasi data berdasarkan konsep statistika. - Gunakan teknologi untuk visualisasi data. - Lakukan proyek sesuai rencana. - Kumpulkan proyek secara online. - Presentasikan visualisasi data secara kreatif. Komunikasi: Peserta didik akan berkomunikasi dengan anggota kelompok untuk berbagi ide, mempresentasikan hasil kerja, dan menjelaskan konsep-konsep statistika yang digunakan dalam proyek. Mereka juga akan berkomunikasi dengan guru dalam proses asesmen proyek. Conditional Logic: 7
79 Peserta didik akan menggunakan logika kondisional untuk mengatur tata letak visualisasi data berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, mereka dapat menentukan tampilan data berdasarkan rentang nilai tertentu atau jenis data yang diolah. Pengumpulan Data: Peserta didik akan mengumpulkan data melalui google sheet dan mengelolanya untuk disajikan dalam bentuk visualisasi. Mereka akan memastikan data yang dikumpulkan relevan dan akurat untuk mendukung tujuan proyek. Struktur Data, Analisis dan Representasi Data: Peserta didik akan memahami struktur data yang digunakan dalam proyek, seperti tabel atau grafik. Mereka akan menganalisis data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi pola dan hubungan, serta merepresentasikan informasi tersebut secara visual. Dekomposisi: Peserta didik akan memecah proyek menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, seperti mengidentifikasi jenis visualisasi data yang akan digunakan, menentukan metode pengolahan data, dan merancang presentasi proyek. Hal ini membantu mereka mengelola proyek dengan lebih efektif. Pengenalan Pola: Peserta didik akan mencari pola atau hubungan dalam data yang dikumpulkan untuk memperkuat presentasi visualisasi data. Mereka akan mengidentifikasi tren atau insight penting dari data yang dapat disajikan secara menarik. Pemodelan dan Simulasi: Peserta didik akan menggunakan teknologi untuk membuat model visual dari data yang dikumpulkan, seperti grafik, diagram lingkaran, atau grafik batang. Mereka akan mensimulasikan cara data disajikan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. 8
80 3. Perbedaan Proyek STEM sebelum dan sesudah Diintegrasikan dengan CT Sebelum Integrasi CT: • Fokus pada peningkatan pemahaman statistika melalui pendekatan Project Based Learning (PjBL) dengan visualisasi data kreatif dalam konteks STEM . • Tidak menekankan identifikasi informasi penting dari data yang dikumpulkan untuk fokus pada konsep statistika yang relevan. • Tidak melibatkan penyederhanaan informasi kompleks menjadi elemen-elemen yang lebih mudah dipahami untuk proses visualisasi data. Sesudah Integrasi CT: • Menekankan identifikasi informasi penting dari data yang dikumpulkan untuk fokus pada konsep statistika yang relevan. • Melibatkan penyederhanaan informasi kompleks menjadi elemen-elemen yang lebih mudah dipahami untuk proses visualisasi data • Melibatkan perancangan langkah-langkah logis untuk mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data dalam bentuk visualisasi yang kreatif. • Menggunakan teknologi untuk membuat model visual dari data yang dikumpulkan Dengan demikian, integrasi CT membawa tambahan nilai dalam proyek STEM dengan memperkuat aspek identifikasi informasi penting, penyederhanaan informasi kompleks, dan penggunaan teknologi untuk visualisasi data. Hal ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan yang lebih holistik dan relevan dengan tuntutan dunia nyata dalam bidang matematika dan statistika. 9
81 Feedback yang diberikan Dosen dan Kelompok Lain Nomor Kelompok Kelompok A Anggota Kelompok 1. Addini Septiani 2. Annisa Rahmah 3. Chika Putri Herawati 4. Citra Putri Shevana 5. Dhania Qisti Ramadhia Nama Proyek “Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” Catatan-catatan Perbaikan yang Perlu Dilakukan Berdasarkan Masukan Dari Dosen dan Kelompok Lain Melengkapi Tabel Implementasi Pembelajaran Matematika berbasis STEM dengan menjelaskan secara detail Science, Technology, Engineering, dan Mathematics yang terdapat pada proyek yang dipilih. (Tabel Implementasi: terlampir pada halaman selanjutnya)
Tabel: Implementasi PembelSTEM Activities Tujuan Pembelajaran Science Te“Visualisasi Data: Kreativitas dalam Penyajian Data (Statistika)” • Melalui kegiatan berkelompok, peserta didik dapat membuat proyek penyajian visual data secara kreatif • Melalui kegiatan membuat proyek, peserta didik dapat mengelola data dan menyajikannya dalam berbagai macam bentuk. Rencana tujuan pembelajaran berdasarkan konsep Sains yang kontekstual: Mengembangkan pemahaman mendalam tentang konsep statistika dan hubungannya dengan fenomena alam dan ilmu pengetahuan lainnya. Peserta didik akan mempelajari bagaimana statistika digunakan untuk menganalisis data dari eksperimen ilmiah, mengidentifikasi pola, dan membuat prediksi yang relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Keterammengemberbasis Pemilihaakan dmencakuplatformlunak ymenghasdata yaninformatakan bberbagaiyang duntuk visualisaefektif, teknologdengan proyek m
82 ajaran Matematika berbasis STEM echnology Engineering Mathematics mpilan mbangkan Media Teknologi baru: an bahan yang digunakan akan up pemilihan m dan perangkat ang tepat untuk silkan visualisasi ng menarik dan tif. Peserta didik belajar tentang i alat dan teknik dapat digunakan membuat asi data yang serta memilih gi yang sesuai kebutuhan mereka. Strategi Pembelajaran dengan mendesain proyek: Persiapan desain akan melibatkan pengembangan rencana proyek yang terstruktur, termasuk penentuan tujuan proyek, tahapan pelaksanaan, dan alokasi sumber daya. Peserta didik akan belajar bagaimana merancang proyek secara sistematis, mulai dari identifikasi masalah hingga penyelesaian, dengan fokus pada penggunaan teknologi dan kreativitas dalam proses desain. Media yang tepat dalam mengkomunikasikan ide dan menyelesaikan matematika: Mengkomunikasikan ide dengan media hasil akan melibatkan penggunaan grafik, diagram, dan visualisasi data lainnya untuk menyajikan temuan statistik secara jelas dan persuasif. Peserta didik akan belajar bagaimana menggunakan media visual untuk menggambarkan hubungan matematika kompleks secara intuitif, sehingga memfasilitasi pemahaman yang lebih baik bagi audiens yang beragam.
83 Jawaban : • Integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam proyek STEM melibatkan penggunaan keempat fondasi berpikir komputasional, yaitu pengenalan pola, dekomposisi, algoritma, dan abstraksi untuk memperkuat keterampilan pemecahan masalah siswa. Pertama, siswa diperkenalkan dengan konsep pengenalan pola untuk membantu mereka mengidentifikasi data atau fenomena alam. Selanjutnya, mempelajari dekomposisi, membantu mereka memecah masalah kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih mudah dikelola. Dalam pembelajaran algoritma, siswa merancang langkah-langkah sistematis untuk menyelesaikan masalah. Terakhir, dengan abstraksi, siswa menyederhanakan masalah dan menemukan pola umum atau konsep yang relevan, memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang dipelajari. Integrasi CT ke dalam proyek STEM memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang kuat dan memperluas pemahaman mereka tentang konsep-konsep kunci dalam science, technology, engineering, dan mathematics. • Terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengintegrasikan konsep CT ke dalam proyek STEM. Pertama, mengintegrasikan konsep CT dalam mengajar siswa membutuhkan waktu dan latihan yang cukup, sehingga guru dan siswa harus memiliki kesabaran serta dedikasi dalam prosesnya. Kedua, akses terbatas terhadap teknologi dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menerapkan konsep-konsep CT juga dapat menjadi hambatan, terutama di sekolah-sekolah dengan anggaran terbatas. Ketiga, kesulitan dalam menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan elemen-elemen CT, terutama bagi guru yang belum terbiasa dengan pendekatan tersebut. Keempat, tantangan dalam menilai perkembangan siswa dalam keterampilan komputasi yang dimiliki, karena pengukuran ini tidak selalu terwakili dengan baik dalam tes standar. Oleh karena itu, pendekatan yang Secara individual, tuliskanlah: • Kesimpulan Anda tentang bagaimana CT dapat diintegrasikan ke dalam proyek STEM! • Tantangan-tantangan mungkin akan dihadapi ketika mengintegrasikan CT ke dalam proyek STEM! • Tambahkan juga solusi apa yang dapat Anda usulkan untuk mengatasi tantangantantangan tersebut.
84 komprehensif dan terus menerus diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan ini dan memastikan integrasi yang efektif dari CT ke dalam proyek STEM. • Untuk mengatasi tantangan-tantangan yang tersebut, berikut beberapa strategi efektif yang dapat diterapkan. Pertama, guru harus mengikuti pelatihan dan pengembangan diri yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang Computational Thinking (CT) dan cara mengajarinya secara efektif kepada siswa. Selain itu, kolaborasi antara guru dari berbagai disiplin ilmu dan penggunaan sumber daya digital yang tersedia dapat membantu mengatasi kendala akses terhadap teknologi. Guru juga dapat merancang proyek kolaboratif dan praktikum yang membantu siswa dalam menerapkan konsep CT dalam konteks nyata, serta menggunakan penilaian berbasis kinerja untuk mengevaluasi kemajuan siswa secara lebih akurat. Dengan menerapkan beberapa solusi ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan keterampilan komputasi siswa dan memfasilitasi integrasi dari CT ke dalam proyek STEM.
85 Hasil Refleksi pada Aksi Nyata Jawaban : 1. Integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam proyek STEM memberikan saya berbagai pengalaman berharga. Melalui proses ini, sebagai guru saya dapat mengembangkan keterampilan baru dalam menggunakan keterampilan berpikir komputasional untuk memecahkan masalah. Saya dapat merancang pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan siswa, memilih topik dan proyek yang menarik serta mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan dunia nyata. Lebih lanjut, integrasi CT meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran STEM dengan membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif. Saya juga belajar untuk memfasilitasi kolaborasi dan pemecahan masalah secara berkelompok, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam merancang solusi untuk masalah yang kompleks. 2. Sebagai guru, saya merasa bersemangat dan termotivasi saat mengerjakan modul ini. Integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam proyek STEM memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru, merancang pembelajaran yang menarik, dan melibatkan siswa dalam cara yang inovatif. Saya juga merasa tertantang oleh kompleksitas materi yang harus diajarkan, sekaligus juga merasa antusias mengenai potensi pembelajaran yang mendalam yang dapat dicapai oleh siswa melalui pendekatan ini. Sebagai guru, saya akan melihat pengalaman ini sebagai kesempatan untuk terus belajar dan mengemangkan diri secara profesional, sehingga dapat memberikan dampak positif pada pembelajaran siswa. 3. Rencana saya dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang saya ajar kelak yaitu dimulai dengan melakukan penelitian untuk memilih proyek STEM yang relevan dengan kurikulum dan menarik minat siswa, sambil memastikan bahwa proyek tersebut menekankan penerapan konsep CT. Selanjutnya, saya akan merencanakan pembelajaran yang terstruktur 1. Pengalaman apa saja yang Anda dapatkan dari proses melakukan integrasi CT ke dalam proyek STEM? 2. Bagaimana perasaan Anda pada saat mengerjakan modul ini? 3. Jelaskan bagaimana rencana Anda dalam mengintegrasikan CT di dalam proyek STEM di kelas yang Anda ajar kelak.
86 dengan mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengintegrasikan konsep CT, menggunakan teknologi yang sesuai, dan mencari dukungan serta kolaborasi dengan rekan guru. Selama implementasi, saya akan secara teratur mengevaluasi kemajuan siswa dalam memahami konsep CT dan kinerja mereka dalam proyek STEM, serta siap untuk menyesuaikan rencana pembelajaran jika diperlukan. Dengan rencana ini, saya berharap dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermanfaat dan memuaskan bagi siswa, yang mempersiapkan mereka untuk tantangan di masa depan dalam bidang STEM.
87
88 Jawaban : Ya, menurut saya Computational Thinking (CT) dapat diintegrasikan secara dalam mata pelajaran yang saya ampu, yaitu matematika. CT tersusun dari 4 fondasi, yaitu dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan algoritma yang semuanya berkaitan erat dengan matematika. Dengan mengintegrasikan CT dalam pembelajaran matematika, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam mengenai konsep-konsep matematika dan keterampilan berpikir kritis. Misalnya, dalam memecahkan masalah matematika kompleks, siswa perlu memecahnya menjadi langkahlangkah yang lebih kecil, menerapkan algoritma, dan menggunakan keterampilan untuk menghasilkan solusi. Selain itu, CT membantu siswa dalam memahami hubungan antara matematika dan dunia nyata, dengan membantu mereka untuk menerapkan konsep matematika dalam konteks yang berbeda, seperti dalam pemodelan situasi nyata atau dalam analisis data. Untuk guru SD: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran tematik yang Anda lakukan? Jelaskan jawaban Anda! Untuk guru SMP/SMA: Menurut Anda, apakah CT dapat diintegrasikan pada mata pelajaran yang akan Anda ampu? Jelaskan alasan dari jawaban Anda!
89 Jawaban : 1. Pada makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what isthe role of the computer science education community?” (Barr & Stephenson, 2011) diberikan beberapa contoh implementasi konsep CT dan keterampilannya yang diimplementasikan pada berbagai bidang yaitu ilmu komputer, Matematika, Sains, Studi Sosial, Bahasa dan Seni. Dalam upaya untuk mendefinisikan budaya kelas yang paling mendukung computational thinking, para peserta mengidentifikasi strategi atau karakteristik yang dapat dianggap bermanfaat secara luas untuk pengalaman belajarapa pun. Diantaranya: a. Peningkatan penggunaan oleh guru dan siswa dalam kosakata komputasional jika diperlukan untuk menjelaskan masalah dan solusinya; b. Penerimaan oleh guru dan siswa terhadap percobaan solusi yang gagal, dengan menyadari bahwa kegagalan awal sering kali membawa Anda menuju hasil yang berhasil; Kerja tim oleh siswa dengan penggunaan eksplisit, yaitu: a. Dekomposisi : memecahkan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang mungkin lebih mudah diselesaikan, b. Abstraksi : menyederhanakan dari konkret menjadi umum saat solusi dikembangkan. c. Negosiasi : kelompok-kelompok dalam tim bekerja bersama untuk menggabungkan bagian-bagian solusi menjadi satu kesatuan, dan d. Pembangunan konsensus : bekerja untuk membangun solidaritas kelompok dibalik satu ide atau solusi. Intisari apa saja yang Anda dapatkan saat mempelajari makalah “Bringing computational thinking to K-12: what is Involved and what is the role of the computer science education community” (Barr & Stephenson, 2011)? Tuliskan juga kaitan makalah tersebut dengan mata pelajaran yang Anda ampu! Masing-masing kelompok hanya perlu mengisi satu lembar kerja reflektif.
90 2. Proyek CT : Membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung. Fondasi CT Implementasi pada materi ajar yang sudah pernah dibuat Algoritma • Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah terstruktur untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan tertentu. • Dalam konteks proyek ini, algoritma dapat menggambarkan langkahlangkah yang diperlukan untuk membuat jaring-jaring bangun ruang, mulai dari pemilihan bangun ruang yang akan dijaring hingga langkahlangkah spesifik untuk membuat jaring-jaringnya. • Contoh algoritma untuk proyek ini mungkin mencakup langkahlangkah seperti: 1. Identifikasi Bangun Ruang: Tentukan bentuk bangun ruang yang akan dibuat jaring-jaringnya, misalnya kubus, balok, prisma segitiga, atau bangun ruang lainnya. 2. Analisis Komponen: Hitung jumlah titik sudut dan panjang rusuk bangun ruang tersebut. Ini membantu dalam memahami struktur geometris yang akan dijaring. 3. Pemilihan Pola Jaring-jaring: Pilih pola jaring-jaring yang sesuai dengan bentuk dan struktur bangun ruang. Misalnya, untuk kubus, pola sederhana dapat digunakan di mana setiap titik sudut dihubungkan dengan titik yang berlawanan. 4. Identifikasi Koordinat: Tentukan koordinat titik sudut yang akan dihubungkan oleh jaring-jaring. Ini melibatkan pemetaan titik sudut dalam ruang tiga dimensi ke dalam sistem koordinat. 5. Pembuatan Jaring-Jaring: Mulailah menggambar jaring-jaring berdasarkan koordinat yang telah diidentifikasi. Pastikan setiap titik sudut dihubungkan dengan yang sesuai sesuai dengan pola yang telah ditentukan. 6. Verifikasi: Periksa kebenaran dan kelengkapan jaring-jaring. Pastikan tidak ada kesalahan dalam menggambar, dan semua titik sudut telah terhubung sesuai kebutuhan.
91 Dekomposisi • Dekomposisi melibatkan pemecahan masalah besar menjadi submasalah yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. • Dalam proyek ini, dekomposisi dapat dilakukan dengan memecahtugas pembuatan jaring-jaring menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih mudah diimplementasikan. • Contoh dekomposisi untuk proyek ini bisa mencakup langkah- langkah seperti: 1. Pemisahan Komponen Bangun Ruang: Identifikasi komponenkomponen bangun ruang, seperti titik sudut, rusuk, dan mungkin bidang-bidangnya tergantung pada kompleksitas bangun ruang tersebut. 2. Pemecahan Proses Pembuatan Jaring-Jaring: Pisahkan proses pembuatan jaring-jaring menjadi langkah-langkah yang lebih kecil seperti penentuan pola, identifikasi koordinat, dan pembuatan secara fisik. Pengenalan Pola • Pengenalan pola melibatkan identifikasi pola atau hubungan yang mungkin ada dalam data atau masalah. • Dalam proyek ini, pengenalan pola dapat membantu dalam memahami struktur dan hubungan antara titik-titik pada bangun ruangyang akan dijaring. • Contoh pengenalan pola untuk proyek ini terjadi pada: 1. Pola Jaring-Jaring: Mengidentifikasi pola yang sesuai untuk menghubungkan titik-titik sudut bangun ruang. Misalnya, untuk kubus, pola yang sederhana dan berulang di sepanjang rusukdapat diterapkan. • Pola Koordinat: Mengenali pola dalam koordinat titik sudut yang dapat mempermudah dalam pembuatan jaring-jaring.
92 Abstraksi • Abstraksi melibatkan penyederhanaan masalah atau data dengan mengabaikan detail yang tidak penting sehingga fokus pada konsep atau pola yang lebih umum. • Dalam proyek ini, abstraksi dapat mengacu pada penyederhanaan bangun ruang menjadi serangkaian titik-titik sudut yang dapat dihubungkan untuk membentuk jaring-jaring, tanpa perlu memperhatikan detail-detail internal bangun ruang tersebut. • Contoh abstraksi untuk proyek ini dapat berupa: 1. Penyederhanaan Geometri: Mengabaikan detail-detail kecil dalam bentuk bangun ruang yang tidak mempengaruhi proses pembuatan jaring-jaring. 2. Penyederhanaan Matematis: Mengabaikan kompleksitas matematis yang tidak diperlukan untuk tujuan pembuatan jaringjaring. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, proses pembuatan jaring-jaring bangun ruang dapat dilakukan dengan lebih sistematis, efisien, dan dapat diulang dengan berbagai jenis bangun ruang. Anda boleh menambahkan keterampilan lain yang terdapat pada materi ajar tersebut (contoh: mengacu ke Tabel 6.1 atau sesuai kepentingan persoalan Anda). Tabel 6.1. Implementasi CT pada Mata Pelajaran Matematika Konsep CT Matematika Pengumpulan data Mengumpulkan informasi geometris dan melakukan latihan probabilitas untuk konstruksi jaring-jaring Analisis data Menggunakan algoritma untuk mengukur panjang sisi, sudut, atau volume bangun ruang. Representasi data dan analisis data Menggunakan pemrograman komputer untuk memvisualisasikan data geometris dan memodelkan bangun ruang dalam lingkungan virtual seperti Python atau MATLAB. Abstraksi Pembentukan pola berulang dari bentuk-bentuk geometris dasar, seperti persegi, segitiga, atau heksagon, untuk membangun jaringjaring yang kohesif dan simetris.
93 Analisis dan validasi model Memastikan jaring-jaring yang dihasilkan memenuhi kriteria kualitas dan keakuratan yang diinginkan. Otomatisasi Membuat jaring-jaring bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung dapat dilakukan melalui pengembangan algoritma dan perangkat lunak khusus, yang membuat bangun ruang menjadi presisi dan efisien. Pengujian dan verifikasi Menggunakan perangkat lunak atau skrip untuk memvisualisasikan jaring-jaring yang dihasilkan dari model matematis, serta untuk menghitung properti seperti luas permukaan, volume, dan kekuatan struktural.
94 Nama anggota 1: Nama anggota 2: Nama anggota 3: Nama anggota 4: Nama anggota 5: Addini Septiani Annisa Rahmah Chika Putri HerawatiCitra Putri Shevana Dhania Qisti Ramadhia Mata pelajaran: Matematika Materi ajar: Bangun Ruang Tujuan pembelajaran: Di akhir fase D peserta didik dapat membuat jaring-jaring bangun ruang (prisma, tabung, limas, dan kerucut) dan membuat bangun ruangtersebut dari jaring-jaringnya. Deskripsi penyampaian materi sebelum integrasi CT Sebelum integrasi Computational Thinking (CT), penyampaian materi tentang bangun ruang seringkali dilakukan secara konvensional. Pembelajaran yang dilakukan terpusat pada penerapan rumus-rumus matematika dan teorema-teorema geometri untuk memecahkan masalah tertentu atau menghitung nilai bangun ruang. Siswa seringkali diminta untuk menyelesaikan latihan-latihan, yang didesain untuk menguji pemahaman mereka tentang konsep-konsep matematika yang terkait dengan bangun ruang, seperti volume, luas permukaan, atau hubungan antara elemen-elemen bangun ruang.
95 Deskripsi penyampaian materi setelah integrasi CT Setelah integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam penyampaianmateri bangun ruang, pengalaman pembelajaran menjadi lebih dinamisdan berinteraktif. Guru dapat menggunakan simulasi komputer yang telah dikembangkan dengan memanfaatkan CT untuk membantu siswa memahami konsep-konsep geometri dalam pembuatan jaring-jaring bangun ruang dalam berbagi bentuk dan ukuran. Siswa dapatmelakukan eksplorasi sendiri, menguji hipotesis, dan melihat dampak dari perubahan yang mereka buat dalam pembuatan jaring-jaring bangun ruang dengan menggunakan komputer. Penjelasan konsep CT yang diintegrasikan pada materi ajar Integrasi Computational Thinking (CT) ke dalam pembelajaran materi bangun ruang membawa pendekatan yang terstruktur dan sistematis dalam memahami konsep geometri. Siswa belajar untuk merumuskan masalah geometri, merancang algoritma, dan menggunakan pemrograman komputer untuk membangun jaring-jaring bangun ruang. Mereka juga mengembangkan keterampilan analisis data dengan menggunakan perangkat lunak komputer untuk mengumpulkan dan menganalisis data geometris. Dengan memodelkan bangun ruang dalam berbagai bentuk dan ukuran serta membuat simulasi interaktif, siswa dapat memvisualisasikan konsep-konsep geometri dengan lebih baik. Tuliskan perbedaan yang terdapat pada materi ajar yang belum diintegrasikan dengan CT dan materi ajar yang telah diintegrasikan dengan CT! Perbedaan antara materi bangun ruang yang belum diintegrasikan dengan Computational Thinking (CT) dan materi yang telah diintegrasikan terutama terletak pada pendekatan pembelajarannya. Materi tradisional cenderung menggunakan metode paparan teori dan latihan soal, sementara materi yang telah diintegrasikan dengan CT mengadopsi pendekatan yang lebih interaktif dan pemecahan masalah. Integrasi CT memungkinkan siswa untuk terlibat lebih aktif dalam pembelajaran melalui penggunaan simulasi komputer, pemrograman, dan analisis data. Materi yang telah diintegrasikan dengan CT juga membantu siswa membuat koneksi yang lebih kuat antara konsep bangun ruang dengan aplikasi dunia nyata, meningkatkan relevansi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan persiapan untuk tantangan teknologi masa depan.
96 Kelompok Presentasi Nama anggota 1: Nama anggota 2: Nama anggota 3: Nama anggota 4: Nama anggota 5: Addini Septiani Annisa Rahmah Chika Putri Herawati Citra Putri Shevana Dhania Qisti Ramadhia Kelompok yang Memberikan Evaluasi Nama anggota 1: Nama anggota 2: Nama anggota 3: Efira Yesika Evy Tri Nadiah Fajar Widi Pramono Mata pelajaran: Matematika Materi ajar: Bangun Ruang Ide baru yang didapatkan terkait integrasi CT di dalam mata pelajaran: 1. Pengembangan permainan atau aplikasi edukatif yang menekankan pemecahan masalah geometris dan konstruksi jaring-jaring. Misalnya, aplikasi tersebut dapat memungkinkan pengguna untuk merancangbangun ruang dengan berbagai bentuk dan ukuran, lalu menguji kekuatan konstruksinya melalui simulasi. 2. Memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan memikat bagi siswa, membuat mereka merasakan peran sebagai arsitek atau insinyur dalam merancang bangun ruang. 3. Pengembangan platform pembelajaran virtual untuk mengamati struktur dan properti geometris dari berbagai sudut pandang.