The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Keterampila berpikir kritis dan kreatif Satutik

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Satutik Rahayu, 2024-02-08 00:23:27

Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif

Keterampila berpikir kritis dan kreatif Satutik

1


2 BAB I KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS A. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu bentuk keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dibutuhkan para peserta didik dalam pengembangan keterampilan abad ke-21 (21st Century Skill). Setiap individu membutuhkan keterampilan berpikir kritis dengan tujuan agar dapat memecahkan masalah dalam situasi sulit yang dihadapinya. Keterampilan berpikir kritis menjadi salah satu kompetensi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan. Lai (2011) menyatakan bahwa Common Core State Standards, berpikir kritis sebagai lintas disiplin ilmu sangatlah penting bagi peserta didik dan pekerja. Lai juga menyebutkan bahwa berpikir kritis meliputi komponen keterampilan-keterampilan menganalisis argumen, membuat kesimpulan menggunakan penalaran yang bersifat induktif atau deduktif, penilaian atau evaluasi, dan membuat keputusan atau memecahkan masalah. Sejalan dengan Lai, DiYanni (2016) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah jenis pemikiran di mana seseorang merenungkan dan menganalisis ketika akan mengambil suatu keputusan dan memecahkan masalah. Menurut DiYanni ciri-ciri seseorang berpikir kritis antara lain memperhatikan secara perseptif dan menjalin hubungan yang cermat; mengajukan pertanyaan menyelidik dan membuat perbedaan yang berarti. Berpikir kritis melibatkan analisis, interpretasi, dan evaluasi bukti; menerapkan pengetahuan; berpikir mandiri dan saling bergantung. Sedangkan Ennis (2011) menyatakan bahawa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus pada pengambilan keputusan tentang apa yang harus diyakini atau dilakukan. Seseorang yang berpikir kritis adalah orang yang mampu dan memiliki kecenderungan untuk percaya dan bertindak sesuai dengan penalarannya. Dalam perkembanganya definisi berpikir kritis mengalami perkembangan Tabel 1. Rangkuman Definisi Berpikir Kritis Filsuf Definisi Socrates Debat penalaran atau proses pertanyaan kritis Dewey Tinjauan berkelanjutan tentang ide dan keyakinan serta alasannya Smith Membuat, menerapkan dan menggunakan konsep


3 Rajiro Pertumbuhan keterampilan penalaran logis Kant Pemikiran liberal, pengetahuan dan tanggung jawab untuk membuat kepusan berkenaan dengan ukuran kinerja Strenberg Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Skerun Mencari hipotesis Ketinjer Penerapan penilaian konstruktif Paul Mengatasi bias, fanatisme dan pemikiran stereotip (Atabaki, et al., 2015) Kritis dan kritik semuanya berasal dari kata Yunani kuno kritikos, yang berarti mampu menilai, membedakan atau memutuskan. Dalam bahasa Inggris modern, ‘kritikus’ adalah seseorang yang tugasnya membuat penilaian evaluatif, misalnya mengenai film, buku, musik, atau makanan. Bersikap ‘kritis’ dalam pengertian ini tidak hanya berarti mencari-cari kesalahan atau menunjukkan rasa tidak suka, meskipun itu adalah arti lain dari kata tersebut. Artiya memberikan pendapat yang adil dan tidak memihak tentang sesuatu. Bersikap kritis dan berpikir kritis bukanlah hal yang sama. Glaser (1941) mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1) Sikap yang cenderung mempertimbangkan secara bijaksana masalah-masalah dan pokok bahasan yang ada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) Pengetahuan tentang metode penyelidikan dan penalaran logis; dan (3) keterampilan dalam menerapkan metode-metode tersebut. Pemikiran kritis memerlukan upaya yang gigih untuk menguji keyakinan atau bentuk pengetahuan apa pun berdasarkan bukti yang mendukungnya dan kesimpulan lebih lanjut yang menjadi kecenderungannya. Keterampilan atau pendekatan apa yang biasanya ditunjukkan oleh para pemikir kritis yang kuat, namun tampaknya tidak dimiliki oleh para pemikir kritis yang lemah? Berikut digambarkan oleh Facione (2011)


4 1. Interpretasi (Interpretation) Interpretasi adalah “untuk memahami dan mengungkapkan makna atau signifikansi dari berbagai pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian, konvensi, keyakinan, aturan, prosedur, atau kriteria. 2. Analisis (Analysis) Analisis adalah “untuk mengidentifikasi hubungan inferensial yang dimaksudkan dan aktual antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk representasi lain untuk mengungkapkan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan, informasi, atau opini.” 3. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi sebagai makna “untuk menilai kredibilitas pernyataan atau representasi lain yang merupakan catatan atau deskripsi persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, keyakinan, atau opini seseorang; dan untuk menilai kekuatan logis dari hubungan inferensial yang sebenarnya atau yang diharapkan antara pernyataan, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk representasi lainnya 4. Inferensi (inference) Inferensi berarti “untuk mengidentifikasi dan mengamankan unsur-unsur yang diperlukan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal; untuk membentuk dugaan dan hipotesis;


5 untuk mempertimbangkan informasi yang relevan dan untuk menyimpulkan konsekuensi yang timbul dari data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, opini, konsep, deskripsi, pertanyaan, atau bentuk representasi lainnya 5. Penjelasan (Explanation) Penjelasan sebagai kemampuan menyajikan hasil penalaran seseorang secara meyakinkan dan koheren. Hal ini berarti mampu memberikan seseorang pandangan utuh mengenai gambaran besarnya: “untuk menyatakan dan membenarkan alasan tersebut dalam kaitannya dengan bukti, konseptual, metodologis, pertimbangan kriteriaologis dan kontekstual yang menjadi dasar hasil; dan menyajikan alasan seseorang dalam bentuk argumen yang meyakinkan.” 6. Pengaturan diri (Self Regulated) Pengaturan diri berarti “sadar diri untuk memantau aktivitas kognitif seseorang, unsurunsur yang digunakan dalam aktivitas tersebut, dan hasil yang dihasilkan, khususnya dengan menerapkan keterampilan dalam analisis, dan evaluasi terhadap penilaian inferensial seseorang dengan maksud untuk mempertanyakan, mengkonfirmasi, memvalidasi , atau mengoreksi alasan atau hasil seseorang.” B. Keterampilan Berpikir Kritis dalam pembelajaran Disiplin intelektual dari pemikiran kritis adalah menganalisis, mensintesis, menyaring, dan/atau mengevaluasi data untuk menghasilkan kesimpulan Berdasarkan informasi yang tersedia, konteks situasi yang diberikan, dan faktor -faktor lain yang relevan yang menunjukkan suatu tertentu yang diberikan tertentu konsep atau ide.(Belecina, Rene R; Ocampo, 2018; Facione, 2000). Keterampilan Berpikir Kritis sangat penting bagi mahasiswa untuk kehidupannya. Keterampilan Berpikir Kritis berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran dan prestasi akademik mahasiswa (Karagö, 2015; Mahapoonyanont, 2012). Di banyak negara, keterampilan berpikir kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan yang hendak dicapai bahkan merupakan salah satu sasaran yang harus dicapai. Keterampilan Berpikir Kritis dapat ditumbuhkan melalui proses pembelajaran yaitu dengan cara melalui proses pembelajaran dengan menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa atau peserta didik berpikir kritis. Selain itu dapat juga dilakukan pengukuran keterampilan berpikir kritis melalui tes hasil hasil belajar. Lima langkah model


6 PUCSC untuk mengajar berpikir kritis yang dikembangkan dari Changwong et al. (2018) yaitu : Tabel 2.3 Lima Langkah Model PUCSC Model Deskripsi Aktivitas P- Preparation Mempersiapkan untuk mengelola pembelajaran Dosen mempersiapkan model/strategi/pendekatan/ metode pembelajaran yang dapat membangkitkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa U- Understanding Memahami selanjutnnya mempraktikannya Dosen harus memahami model/strategi/pendekatan/ metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran C- Cooperative Menyelesaikan secara bersama sama Dosen bersama sama dengan mahasiswa menyelesaikan proses pembelajaran secara bersama-sama S – Sharing Membagikan pengetahuan baru Dosen dan mahasiswa melakukansharing gagasan baru ataupun pengetahuan baru untuk menyelesaikan suatu permadsalahan C- Creation Menciptakan gagasan baru Mahasiswa dapat berkreasi memunculkan gagasan baru atau ide baru Berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis tetapi berpikir kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai- nilai, dasar pemikiran dari permasalahan. Pemahaman konsep yang kuat


7 diperlukan bagi siswa yang senang menyelesaikan masalah (Utomo et al., 2015). Wolcott dan Lynch (1997) mendeskripsikan bagaimana langkah- langkah memulai proses berpikir kritis. Tabel Langkah-Langkah Proses Berpikir Kritis Langkah-Langkah Aktivitas Step-1 Mengidentifikasi masalah, informasi yang relevan dan semua dugaan tentang masalah tersebut, termasuk kesadaran akan kemungkinan adanya lebih dari satu solusi. Step-2 Mengeksplorasi, interpretasi dan mengidentifikasi hubungan yang ada. Ini termasuk mengenali bias/prasangka yang ada, menghubungkan alasan yang terkait dengan berbagai alternatif pandangan dan mengorganisir informasi yang ada sehingga menghasilkan data yang berarti. Step-3 Menentukan prioritas alternatif yang ada dan mengkomunikasikan kesimpulan. Ini termasuk proses menganalisis dengan cermat dalam mengembangkan panduan yang dipakai untuk menentukan faktor, dan mempertahankan solusi yang terpilih Step-4 Mengintegrasikan, memonitor dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah. Ini termasuk mengetahui pembatasan dari solusi yang terpilih dan mengembangkan sebuah proses berkelanjutan untuk membangkitkan dan menggunakan informasi baru. Keterampilan Berpikir Kritis dapat ditumbuhkan melalui pemberian latihan pada siswa dengan memberikan permasalahan yang membutuhkan pemecahan kritis(Chikiwa & Schäfer, 2018) Perlakuan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan dan minat siswa (Ong et al., 2020). Pertanyaan panduan untuk melatih keterampilan berpikir kritis diantaranya adalah 1. Apa maksud dan tujuan berpikir tersebut? 2. Pertanyaan atau masalah apa yang sedang dibahas?


8 3. Apa yang dimaksud dengan sudut pandang atau perspektif? 4. Klaim atau gagasan apa yang diajukan, dan mengapa? 5. Fakta, informasi, atau data apa yang mendukung klaim atau gagasan tersebut? 6. Asumsi apa yang dibuat dan asumsi yang mana asumsi mungkin dipertanyakan atau ditentang? 7. Kesimpulan apa yang dibuat, dan kesimpulan apa yang diambil dari mereka? 8. Apa implikasi dan akibat yang dapat disimpulkan? 9. Konsep atau teori apa yang memandu pemikiran tersebut? Berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk mengevaluasi secara kritis apa yang sedang dipelajari. Seorang pemikir kritis sejati memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah : 1) mampu mengemukakan pertanyaan dengan jelas, 2) menyelesaikan tugas selalu memunculkan ide ide baru, 3) mengumpulkan informasi yang relevan dengan permasalahan yang akan dipecahkan, 4) berpikir terbuka. Keterampilan Berpikir Kritis idealnya memiliki kemampuan untuk klarifikasi dasar, dasar membuat keputusan, menyimpulkan, dan klarifikasi lanjutan (Ennis, 2013). Keterampilan Berpikir Kritis dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah fisika, karena fisika berhubungan dengan keterampilan proses sains (KPS). C. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Ennis(1985) mengemukakan 5 indikator dari keterampilan berpikir kritis. Indikator tersebut antara lain adalah : 1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis argumen c. Bertanya dan menjawab pertanyaan yang membutuhkan penjelasan atau tantangan 2. Membangun keterampilan dasar (basic Support) a. Mempertimbangkan kredibilitas sumber b. Melakukan pertimbangan observasi 3. Penarikan kesimpulan (inference)


9 a. Menyusun dan mempertimbangkan deduksi b. Menyusun dan mempertimbangkan induksi c. Menyusun keputusan mempertimbangkan hasilnya 4. Memberikan penjelasan lebih lanjut (Advanced Clarification) a. Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi b. Mengidentifikasi asumsi 5. Mengatur strategi dan taktik a. Menentukan suatu tindakan b. Memberi label D. Kemampuan dalam Berpikir Kritis Seseorang harus memiliki keterampilan berpikir kritis untuk menghadapi persoalan dalam kehidupannya. Idealnya orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis maka memiliki 15 kemampuan sebagai berikut dikutip dari Ennis (2011). 1. Fokus pada pertanyaan a. Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan b. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menilai kemungkinan jawaban c. Simpan pertanyaan dan situasinya dalam pikiran 2. Analisis Argumen a. Identifikasi kesimpulan b. Identifikasi alasan atau premis c. Anggapan atau identifikasi asumsi sederhana (lihat juga kemampuan 10) d. Identifikasi dan tangani hal-hal yang tidak relevan e. Lihat struktur argumen f. Ringkasan 3. Ajukan dan jawab pertanyaan klarifikasi dan/atau tantangan, misalnya sebagai: a. Mengapa? b. Apa poin utama Anda? c. Apa yang Anda maksud dengan·? d. Apa contohnya?


10 e. Apa yang tidak bisa menjadi contoh f. Bagaimana penerapannya pada kasus ini (jelaskan sebuah kasus, yang muncul menjadi contoh tandingan)? g. Apa bedanya? h. Apa faktanya? 4. Nilailah kredibilitas suatu sumber. a. Keahlian b. Kurangnya konflik kepentingan c. Kesepakatan dengan sumber lain d. Reputasi e. Penggunaan prosedur yang telah ditetapkan f. Risiko yang diketahui terhadap g. Kemampuan untuk memberikan alasan h. Kebiasaan hati-hati 5. Mengamati, dan menilai laporan observasi. Kriteria utama a. Kesimpulan minimal yang terlibat b. Interval waktu yang singkat antara observasi dan laporan c. Laporan oleh pengamat, bukan oleh orang lain d. Penyediaan catatan e. Pembenaran f. Kemungkinan pembuktian g. Akses bagus 6. Menyimpulkan, dan menilai deduksi: a. Logika kelas b. Logika bersyarat c. Interpretasi logis d. Penalaran deduktif yang mumpuni (pelonggaran untuk tujuan praktis) 7. Buatlah kesimpulan material a. Untuk generalisasi. Pertimbangan luas: b. Kekhasan data, termasuk pengambilan sampel yang valid jika diperlukan c. banyaknya kasus


11 d. Kesesuaian contoh dengan generalisasi 8. Untuk hipotesis penjelas a. Jenis kesimpulan dan hipotesis penjelas utama: b. Klaim sebab akibat yang spesifik dan umum c. Klaim tentang keyakinan dan sikap masyarakat d. Interpretasi makna yang dimaksudkan penulis 9. Membuat dan menilai penilaian nilai Faktor-faktor penting: a. Fakta latar belakang b. Konsekuensi menerima atau menolak putusan c. Penerapan prinsip-prinsip yang dapat diterima d. Alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang, memutuskan 10. Atribut asumsi yang tidak dinyatakan (kemampuan yang termasuk dalam klarifikasi dasar dan inferensi 11. Pertimbangkan dan bernalar berdasarkan premis, alasan, asumsi, posisi, dan proposisi lain yang tidak mereka setujui atau tidak setuju yang mereka ragu-ragu, tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan mengganggu pemikiran mereka (“pemikiran anggapan”) 12. Mengintegrasikan disposisi dan kemampuan lain dalam membuat dan mempertahankan suatu keputusan 13. Lanjutkan dengan tertib sesuai situasi: a. Ikuti langkah-langkah pemecahan masalah b. Pantau pemikiran mereka sendiri (terlibat dalam metakognisi) c. Gunakan daftar periksa pemikiran kritis yang masuk akal 14. Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan, dan tingkat kecanggihan orang lain 15. Gunakan strategi retoris yang tepat dalam diskusi dan presentasi (lisan dan tulisan), termasuk menggunakan dan bereaksi terhadap label "kekeliruan" dengan cara yang tepat. Dari uraian di atas dapat dikelompokkan berdasarkan kemampuannya adalah : 1. Kemampuan bernomor 1 sampai 3 berikut ini melibatkan klarifikasi dasar; 2. Kemampuan nomor 4 dan 5, dasar pengambilan keputusan; 3. Kemampuan nomor 6 sampai 8, inferensi; 4. Kemampuan nomor 9 dan 10, klarifikasi lanjutan;


12 5. Kemampuan nomor 11 dan 12, anggapan dan integrasi. 6. Kemampuan nomor 13 sampai 15 adalah kemampuan tambahan, bukan merupakan unsur pemikiran kritis, namun sangat membantu.


13 BAB II KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF A. Hakikat Keterampilan berpikir kreatif Keterampilan berpikir kreatif merupakan aspek penting bagi peserta didik agar dapat memecahkan suatu masalah dan menemukan ide untuk menyelesaikan masalah. Pemecahan suatu masalah membutuhkan kreativitas dengan cara memunculkan beragam ide baru. Kreativitas penting dalam proses belajar mengajar Kreativitas dapat ditingkatkan jika pembelajaran dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Terdapat tiga aspek dalam kreativitas yaitu: Gambar 1.Aspek dalam Kreativitas ((Gafour, Ola W. A., Gafour, 2020) Penjelasan masing masing adalah sebagai berikut : 1. Menentukan fokus Adanya suatu permasalahan yang muncul maka diidentifikasi dan fokus pada permasalahan 2. Struktur untuk berpikir kreatif Mengorganissasi kemampuan ketika permasalahan ada untuk menyelesaikan secara kreatif 3. Evaluasi dan implementasi Mengevaluasi dan mengimplemantasikan kreativitas. Kreativitas dalam pemecahan suatu masalah sangat penting. Berpikir kritis dan kreatif saling terkait erat terintegrasi dalam menghasilkan pemikiran dan pemecahan masalah yang efektif (Masek et al., 2012). Mahasiswa dikatakan kreatif jika menyadari arti pentingnya pengetahuan dan senantiasa selalu belajar hal baru, terbuka terhadap gagasan baru , dan menemukan ide dan menggali gagasan dari berbagai media. B. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif Berpikir kreatif merupakan aktivitas mental yang berhubungan dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi dan ide baru yang tidak biasanya dengan pikiran terbuka Defining the Focus Structure for Creative Thinking Evaluation and Implementation


14 dan dapat menciptakan hubungan dalam memecahkan masalah. Kreativitas mengacu pada kapasitas seseorang untuk mengatasi masalah tertentu dengan cara yang otentik. Kreativitas lebih dari sekedar mencipta dari ketiadaan karena ide atau gagasan pemikiran baru sering kali merupakan variasi dari pemikiran lama atau kombinasi pemikiran yang dimiliki sebelumnya. Berpikir kreatif dapat diartikan sebagai keseluruhan rangkaian aktivitas kognitif yang digunakan oleh individu sesuai dengan objek, masalah dan kondisi tertentu, atau suatu jenis usaha menuju peristiwa dan masalah tertentu berdasarkan kapasitas individu tersebut ( Birgili,2016). Uloli (2021) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah pemikiran yang memungkinkan individu untuk menerapkan imajinasi mereka untukmenghasilkan ide, pertanyaan, dan hipotesis , bereksperimen dengan alternatif dan untuk mengevaluasi ide,produk akhir dan proses mereka sendiri serta teman-temannya. Berpikir kreatif akan membuat individu bergerak untuk melakukan persepsi yang berbeda, konsep yang berbeda, dan titik masuk yang berbeda. Secara umum, berpikir kreatif berkorelasi dengan berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Sebenarnya ada tiga dimensi berpikir kreatif yaitu sintesis, artikulasi dan imajinasi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sintetis (synthetising) Dimensi ini mencakup berbagai kegiatan seperti mendapatkan manfaat dari pemikiran analog, menyimpulkan hasil asli dari bagian-bagian kecil, menyajikan saran-saran baru dan otentik untuk memecahkan masalah. 2. Artikulasi (articulation) Artikulasi melibatkan pembentukan pengetahuan lama dan baru atau memperluas pengetahuan saat ini dengan bantuan pengetahuan baru, membangun hubungan yang tidak biasa untuk menghasilkan solusi otentik dan membuat pemikiran menjadi konkret dengan bantuan imajinasi dan penggunaan bahan. 3. Imajinasi (Imagination) Dimensi ini terdiri dari membangun hubungan antara pemikiran yang valid dan reliabel, menyajikan cara berpikir yang fleksibel dengan bantuan imajinasi, hingga menghasilkan wawasan yang berbeda-beda selama proses menghasilkan ide. Setiap individu bisa menjadi pemikir yang kreatif. Adapun ciri-ciri pemikir kreatif menurut Gofour (2020) adalah : 1. Komunikator


15 Kreativitas dan kepercayaan diri diungkapkan dalam beberapa cara melalui mendengarkan dan berkomunikasi. Inilah sebabnya mengapa pemikir kreatif adalah komunikator yang baik. Kolaborasisangatlah penting untuk pemikiran kreatif, dan komunikasi yang baik juga sangat penting untuk pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari tim. 2. Mempunyai pikiran terbuka Pikiran terbuka adalah pikiran yang menghargai kritik, siap menghadapi solusi dan konsep baru, dan tidak takut mengevaluasi ide. Individu yang berpikiran terbuka bersedia untuk diberitahu baik keberhasilan maupun kesalahannya, mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang 3. Berani mengambil resiko Mengeksplorasi ide dan teknik baru tidak mungkin dilakukan tanpa pengambilan risiko, serta kemauan untuk menghadapi tantangan dan menerima perubahan. Pemikir kreatif adalah orang yang ulet, dan mereka tidak tampak takut mengambil peluang, karena mereka tahu bahwa kita harus berani ketika mengeksplorasi cara-cara inovatif dan orisinal dalam memikirkan dan memecahkan masalah. 4. Berpengetahuan luas Pengetahuan memungkinkan pemikir kreatif untuk menentukan gambaran keseluruhan, itulah sebabnya mereka harus tahu banyak tentang dunia dan mereka ahli dalam apa yang mereka lakukan, dan juga apa yang mendasari keahlian mereka. 5. Fleksibel Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan berpikir di luar pola standar merupakan bagian dari berpikir kreatif, oleh karena itu bersikap fleksibel dapat menjadi ciri khas pemikir kreatif. Berpikir kritis dan kreatif dalam Psikologi pendidikan merupakan dua konsep termasuk dalam bab tentang pikiran atau kognisi, dan biasanya dikaitkan dengan isu-isu perilaku lainnya. Berpikir kritis dan kreatif merupakan dua dua bentuk keterampilan berpikir yang sama sama mencirikan kreativitas, orisinalitas, refleksi serta pemahaman yang lebih dalam tentang realita. Kreativitas seseorang ditandai dengan kemampuan seseorang dalam mengatasi tantangan atau masalah dengan memunculkan gagasan baru untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kritis dengan Dimensi Desain Instruksional oleh Brigili (2015) disajikan pada tabel 1.


16 Tabel 1 Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kritis dengan Dimensi Desain Instruksional Konstruksi Desain Instruksional Dimensi Argumen Analisis Pelajar Keterampilan Berpikir Kreatif (Solusi berbeda terhadap masalah berbeda) Berfungsi untuk menentukan kebutuhan instruksi mana yang merupakan solusinya Keterampilan Berpikir Kritis (Melihat peristiwa dan kondisi secara skeptis) Analisis Konteks Lingkungan belajar mengajar yang terorganisir dalam iklim sekolah Untuk memilih strategi pengajaran, metode dan teknik Organisasi Tujuan Instruksional Pembelajar dan analisis konteks Untuk menulis tujuan yang terukur untuk target pengajaran dengan mempertimbangkan pelajar dan konteksnya Pengembangan pemikiran & pemikiran analitis Pengembangan Strategi Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif: Brainstorming, Pemecahan masalah, studi kasus, proyek, PBL, demonstrasi, bermain peran Pengembangan pemikiran & pemikiran analitis Keterampilan Berpikir Kritis: Bertanya, berdiskusi, PBL, proyek Proses Implementasi Penyampaian instruksional di lingkungan kelas Formatif berdasarkan penilaian kinerja atau otentik Berpikir ganda & solusi, melihat masalah dari sudut pandang berbeda, mendorong


17 keterampilan berpikir tingkat tinggi C. Pemikiriran Divergen dan Konvergen Berpikir divergen (DT) dan berpikir konvergen (CT), yang sering dikaitkan dengan kreativitas, merupakan keterampilan yang diinginkan untuk pembelajaran siswa di semua disiplin ilmu. Berpikir divergen dan berpikir konvergen dianggap sebagai dua proses kognitif penting untuk berpikir kreatif Pemikiran kreatif sering digambarkan dalam istilah pemikiran divergen, dan sebagian besar penilaian pemikiran kreatif hingga saat ini berfokus pada pengukuran proses kognitif pemikiran divergen (Thinking & Draft, 2019). Penilaian berpikir divergen mengacu pada orisinalitas, kebaruan, kelancaran, fleksibilitas, elaborasi, dan penjelasan (Suherman & Vidákovich, 2022). Keterampilan Berpikir Kreatif merupakan bagian integral dari kesiapan kognitif (Hong, 2014). Keterampilan Berpikir Kreatif berhubungan dengan keterampilan proses sains (Rizal et al., 2022). Keterampilan Berpikir Kreatif penting dikembangkan pada pembelajaran fisika, karena karakteristik fisika berhubungan dengan pemecahan masalah. Keterampilan berpikir kreatif merupakan kemampuan dimana mahasiswa mampu memecahkan permasalahan, memberikan ideide baru, mengembangkan suatu gagasan, serta dapat mengambil keputusan dalam menyelesaikan permasalahan fisika. Keterampilan berpikir kreatif merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk membantu mahasiswa menjadi pembelajar yang sukses, serta individu yang percaya diri. Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang berhubungan dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi dan ide baru yang tidak biasanya sehingga dapat menciptakan hubungan dalam memecahkan suatu masalah (Nehe et al., 2017). Berpikir kreatif melibatkan fase divergen dan fase konvergen. Karakteristik orang cara berpikir divergen ditandai dengan kemampuan seseorang dalam memberikan ide-ide dan solusi dalam setiap menghadapai suatu persoalan. seseorang dengan kemampuan ini maka akan memiliki gagasanyang muncul secara spontan. Orang-orang dengan kemampuan berpikir divergen biasanya melakukan brainstorming dan menuliskan apa yang ada


18 dibenaknya. Pada umumnya seseorang yang berpikir divergen selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar, berani mengambil resiko, dan memiliki kegigihan yang kuat. Guilford menawarkan tiga aspek pokok dalam pola berpikir divergen: yaitu fluency, flexibility dan originality. Guilford (1950) mengatakan bahwa pemikiran divergen adalah pemikiran dimana kita dapat menemukan kemampuan kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), orisinalitas (originality) dan elaborasi yang terkait dengan kinerja kreatif (Forrance, 1968). Kreatifitas berhubungan dengan keterampilan pemecahan masalah (Silver, 1977). Penggunaan model pembelajaran pemecahan masalah dapat mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif (Tri Isti Hartini, Acep Kusdiwelirawan, 2014). Hubungan indikator kreativitas dengan pemecahan masalah. Tabel 1 Hubungan antara Kreativitas dan Pemecahan Masalah Indikator Kreativitas Pemecahan Masalah Lancar Penyelidikan masalah menggunakan interpretasi dan cara yang berbeda Fleksibel Siswa menyelesaikan tugas dengan satu atau beragam cara Kebaharuan Membuat percobaan dengan cara yang berbeda untuk mengembangkan metode baru. (Silver, 1977) Sedangkan aspek-aspek Keterampilan Berpikir Kreatif menurut (Munandar, 2014) sebagai berikut: a. Kemampuan berpikir lancar (Fluent thinking) b. Kemampuan berpikir luwes (Flexible thinking) c. Menghasilkan banyak gagasan, jawaban . d. Berpikir Orisinil (Original thinking) e. Keterampilan mengelaborasi f. Memperkaya serta mengembangkan suatu gagas


19 C. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Keterampilan berpikir kreatif merupakan bagian dari proses pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi pebelajar sukses, individu yang percaya dirim maka penting dikembangkan agar mampu mengembangkan kreativitasnya serta kreatif dalam memecahkan masalah. Indikator keterampilan berpikir kreatif menurut Treffinger (2002) terdapat 5 indikator keterampilan berpikir kreatif diantaranya adalah : 1. Fluency (kelancaran), Kelancaran yaitu kemampuan untuk memunculkan banyak ide, cara, saran, pertanyaan, gagasan, ataupun alternatif jawaban dengan lancar dalam waktu tertentu secara cepat dan ditekankan pada kualitas. Contoh soal Fisika Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif - Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi. Indikator soal: - Menerapkan hukum pokok hidrostatika untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari Soal : 2. Flexibility (keluwesan),


20 Keluwesan meliputi kemampuan mengeluarkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi di mana gagasan atau jawaban tersebut diperoleh dari sudut pandang yang berbedabeda dengan mengubah cara pendekatan atau pemikiran; Contoh Soal 1. Aspek flexibility (keluwesan) Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif - Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap gambar, cerita atau masalah, Indikator soal - Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis. Soal : 3. Originality (keaslian), Keaslian yaitu kemampuan mengeluarkan ungkapan, gagasan, atau ide untuk menyelesaikan masalah atau membuat kombinasi bagian-bagian atau unsur secara tidak lazim, unik, baru yang tidak terpikir oleh orang lain. Contoh Soal : Indikator Keterampilan Berpikir kreatif : - Setelah membaca dan mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru, Indikator soal:


21 - Menerapkan konsep viskositas pada permasalahan-permasalahan fisika. Soal : 4. Elaboration (kerincian), Elaborasi merupakan kemampuan untuk memperkaya, mengembangkan, menambah, menguraikan, atau merinci detail-detail dari objek gagasan, ide pokok atau situasi sehingga lebih menarik; Indikator keterampilan Berpikir Kreatif - Mencari arti yang mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan menggunakan langkah-langkah yang terperinci, Indikator soal: - Menerapkan persamaan tekanan hidrostatika dalam persoalan fisika Soal : (Abdullah, M. et al, 2020)


22 5. Metaphorical thinking (berpikir metafora), Berpikir metafora merupakan kemampuan untuk menggunakan perbandingan atau analogi untuk membuat keterkaitan baru Setiap peserta didik dalam berpikir kreatif masing-masing memiliki level tertentu dimana satu sama lain tidak sama semuanya. Tingkat Keterampilan Berpikir Kreatif peserta didik dikembangkan dari Siswono disajikan pada tabel 2. Tabel 2.Tingkat Berpikir Kreatif Tingkat Berpikir Kreatif Indikator Level 4(sangat kreatif) Siswa dapat menunjukkan kelancaran, fleksibilitas, kebaruan, dan detail dalam menyelesaikan masalah yaitu siswa dapat menyelesaian suatu persoalan dengan menggunakan beragam solusi pemecahan masalah dengan solusi penyelesaiannya memiliki kebaharuan (novelty) Level 3 (kreatif) Siswa dapat menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah yaitu siswa dapat menyelesaian suatu persoalan dengan menggunakan beragam solusi pemecahan masalah dengan salah satu solusi memiliki kebaharuan (novelty) Level 2 (cukup kreatif) Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan satu solusi orisinal namun tidak memenuhi kelancaran dan fleksibilitas. Level 1 (kurang kreatif) Siswa mampu menyelesaikan suatu masalah dengan lebih dari satu solusi tetapi tidak dapat menunjukkan cara lain untuk menyelesaikannya. Solusinya tidak memenuhi orisinalitas Level 0 (tidak kreatif) Siswa tidak mampu menunjukkan kefasihan, keluwesan, kebaruan, dan detail dalam menyelesaikan masalah Sedangkan untuk score pengitungan level atau tingkatan berpikir kreatif sebagai berikut: Tabel 3 Score Tingkatan Berpikir Kreatif Score Tingkatan 40 ≤ S <50 Level 4(sangat kreatif) 30 ≤ S <40 Level 3 (kreatif) 20 ≤ S <30 Level 2 (cukup kreatif) 10 ≤ S <20 Level 1 (kurang kreatif) 0 ≤ < 10 Level 0 (tidak kreatif)


23 BAB III TEKNIK PENGEMBANGAN INSTRUMEN A. Instrumen Penelitian Di dalam proses penelitian tentunya terdapat instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan sejumlah data. Instrumen penelitian dapat berbabgai macam bentuknya sesuai dengan judul dan tujuan dari penelitian. Sugiono (2013) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Macam-macam instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif, terdiri dari lembar observasi, kuesioner (angket), dan tes hasil belajar. Pada bab ini tidakmembahas mengenai lembar observasi maupun kuesioner tetapi membahas tentang tes hasil belajar. Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang telah diajarkan peserta serta untuk mengetahui tingkat perkembangan peserta didik. Berdasarkan kontruksinya tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok .yaitu : 1. Menurut bentuknya Menurut bentuknya tes dibagi menjadi dua yaitu: a) tes bentuk objektif (objective test) Tes objektif adalah tes yang berisi sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh peserta tes yang hanya memiliki satu jawaban yang benar Tes objektif dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam bentuknya yaitu (1) tes objektif bentuk benar-salah, (2) tes objektif bentuk pilihan ganda, (3) tes objektif bentuk menjodohkan dan (4) tes objektif bentuk isian. Pada pelaksanaanya untuk level sekolah menengah dan perguruan tinggi biasanya menggunakan jenis tes objektif bentukpilihan ganda (multiple Choice). Tes objektif bentuk pilihan ganda merupakan bentuk tes yang menyediakan lebih dari 2 (dua) alternatif jawaban untuk dipilih oleh peserta tes dengan hanya satu pilihan jawaban yang bena.Jika jawaban benar biasanya bernilai 1 sedangkan jika jawaban salah maka bernilai 0.


24 Tes objektif memiliki kelebihan maupun kelemahan. Adapun kelebihan dari tes objektif yaitu: a. materi yang akan diteskan bisa sangat luas b. Dapat mengukur proses berpikir semua jenjang baik C1,C2,C3,C4,C5 maupun C6. c. Kadar vaiditas dan reliabilitasnya sangat tinggi. d. lebih praktis e. Bisa digunakan untuk yang peserta tes yang jumlahnya banyak. f. Mudah dalam penskorannya karena dapat menggunakan kunci tes. g. Pengolahan hasil tes lebih mudah dan cepat Sedangkan kelemahannya adalah : a. Sebagain besar tes objektif hanya dapat mengukur kemampuan tingkat rendah. b. Penyusunan Pertanyaan pada tes objektif relatif sukar c. Peserta tes tidak bisa mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya sendiri kerena semua alternative jawaban dalam setiap soal sudah ditentukan b) tes bentuk uraian (essay test) Tes uraian merupakan bentuk tes yang pertanyaan membutuhkan suatu jawaban berupa pembahasan yang relatif panjang. 2. Menurut tipenya Menurut tipenya tes dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe, yaitu tes uraian terbatas (restricted essay), dan tes uraian bebas (extended essay). Tes uraian juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan tes uraian aadalah a. Tes uraian sangat sesuai untuk menilai proses bepikir tingkat tinggi dan tidak sematamata hanya mengingat fakta atau konsep saja. b. Tes uraian dalam menjawab memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan ide, gagasannya ke bahasanya sendiri c. Bentuk tes mudah disusun dan tidak menghabiskan waktu yang panjang Sedangkan kelemahan tes uraian adalah : a. Kadar validitas dan reliabilitas bentuk tes uraian rendah b. Materi yang digunakan untukpembuatan soal juga terbatas c. Proses penilaiannya juga tidak mudah


25 B. Langkah-langkah penyusunan Tes Tes merupakan suatu teknik atau cara digunakan dalam melaksanakan kegiatan penilaian atau pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dijawab oleh peserta didik. Penyusunan tes hasil belajar harus mengikuti langkah-langkah penyusunan hasil belajar.Adapun langkah-langkah penyusunan hasil belajar adalah : 1. Menetapkan tujuan tes. 2. Analisis kurikulum. 3. Analisis sumber materi belajar. 4. Menyusun kisi-kisi soal. 5. Menulis indikator soal. 6. Menulis soal. 7. Reproduksi tes terbatas 8. Uji coba tes . 9. Analisis soal. 10.Revisi soal. 11. Menentukan soal-soal yang baik. 12.Merakit soal menjadi tes.


26 BAB IV PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN A. Pendahuluan Ketrampilan berpikir kritis merupakan salah satu kecakapan hidup personal yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan. Ennis (2001) tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, dapat dibedakan menjadi tes spesifik untuk suatu topik dan tes yang umum (untuk semua topik). Tes berpikir kritis spesifik untuk suatu topik mengukur hanya satu topik atau subjek saja, sedangkan tes berpikir kritis umum mengunakan konten dari berbagai bidang atau bersifat umum. Menurut Ennis, asesmen yang dikembangkan untuk kemampuan berpikir kritis sebaiknya berformat tes open ended dibandingkan dengan tes pilihan ganda, karena tes open ended dinyatakan lebih komprehensif. Berikut ini beberapa macam asesmen berpikir kritis berformat tes open ended yang disampaikan Ennis (2011). 1. Tes pilihan ganda dengan penjelasan tertulis. 2. Tes essay berpikir kritis 3. Tes unjuk kerja (performance assessment) Pada beberapa penelitian terdapat beberaapa ragam tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik. Tiruneh, D.T et al (2016) merangkum beberapa penelitian tentang keterampilan berpikir kritis. Tabel 1.Gambaran Tes Critical Thinking (CT) Umum Instrumen Berpikir Kritis (Critical Thinking) Target Komponen Critical Thinking Bentuk Item California Critical Thinking Skills Tes (CCST) Keterampilan analisis, evaluasi, inferensi, deduksi, induksi, dan penalaran secara keseluruhan Multiple choice Cornell Critical Thinking Test– Level Z (CCTT) Induksi, deduksi, kredibilitas, prediksi dan perencanaan eksperimental, Multiple choice


27 kesalahan, dan identifikasi asumsi Ennis-Weir CT essay test Menyampaikan maksud, mengidentifikasi alasan dan asumsi, menyatakan sudut pandang, memberikan alasan yang baik, melihat kemungkinan lain, dan merespons dengan tepat dan/atau menghindari kelemahan argumen Essay (open-ended) Halpern Critical Thinking Assessment (HCTA) Penalaran verbal, analisis argumen, pengujian hipotesis, analisis kemungkinan/ ketidakpastian, dan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Antara forced-choice dan constructed-response Watson-Glaser Critical Thinking Appraisa Inferensi, pengenalan asumsi, deduksi, interpretasi, dan evaluasi argumen Multiple choice Pada usulan asesmen berpikir kritis dalam tulisan ini, lebih cenderung pada format tes essay. Format asesmen ini disusun berdasarkan berbagai pertimbangan, di antaranya bentuk soal tes yang sering digunakan para pendidik di Indonesia. B. Penyusunan Soal Tes Dalam membuat soal tes uraian maupun tes obyektif ada rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh pembuat soal, seperti dalam membuat soal tes uraian rambu-rambunya adalah: 1. Butir soal hendaknya dirumuskan secara jelas dan tegas batas-batasnya, 2. Menggunakan bahasa yang baku


28 3. Butir soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit 4. Butir soal harus sesuai dengan indikator 5. Setiap soal hendaknya sudah mengandung maksud tentang jawaban yang dikehendaki oleh penyusun soal, 6. Kunci jawaban hendaknya dibuat serempak bersamaan dengan penyusunan soal, 7. Seluruh bahan ujian hendaknya diolah dan dipadukan. Sebelum membuat soal tes untuk mengukur keterampilan berpikir kritis, terlebih dahulu harus menyiapkan kisi-kisi soal yaitu meliputi indikator dari tes tersebut. Berikut contoh penyusunan indikator, sub indikator dari keterampilan berpikir kritis. Tabel Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Indikator berpikir kritis Sub indikator berpikir kritis Perincian sub indikator Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban yang mungkin. Menjawab suatu penjelasan atau tantangan. Menjawab pertanyaan “mengapa?” Menganalisis argumen Mencari persamaan dan perbedaan Membangun keterampilan dasar (basic support) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri Menyimpulkan (inference) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Menggeneralisasikan Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification) Mengidentifikasi asumsi Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argument Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi Strategi Definisi Menyusun strategi dan taktik (strategy and tactics). Memutuskan suatu tindakan Merumuskan alternatifalternatif untuk solusi


29 C. Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap proses pembelajaran memerlukan suatu evaluasi penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didik, yaitu berupa tes atau ujian. Rubrik penilaian dapat menjadi pedoman penilaian yang objektif dan konsisten dengan kriteria yang jelas, sebagai pedoman dalam proses belajar maupun penilaian hasil belajar. Rubrik penilaian dapat dibuat dengan mengikuti degradasi nilai yang konsisten. Sistem penilaian essai dengan rubrik penilaian dapat memberikan alternatif cara penilaian untuk dapat mempercepat proses penilaian jawaban ujian essai. Secara umum penilaian essai dilakukan dengan mengukur kesamaan jawaban antara jawaban peserta didik dengan kunci jawaban. Rubrik Penskoran Keterampilan Berpikir Kritis Deskriptor Skor/poin - Semua konsep benar, jelas dan spesifik - Semua uraian jawaban benar, jelas, dan spesifik, didukung oleh alasan yang kuat, benar, argumen jelas - Alur berpikir baik, semua konsep saling berkaitan dan terpadu - Tata bahasa baik dan benar - Langkah-langkah penyelesaian soalnya tepat - Jawaban lengkap, urut dan benar - Semua aspek nampak, bukti baik dan seimbang 5 - Sebagian besar konsep benar, jelas namun kurang spesifik - Sebagian besar uraian jawaban benar, jelas, namun kurang spesifik - Alur berpikir baik, sebagian besar konsep saling berkaitan dan terpadu - Tata bahasa baik dan benar, ada kesalahan kecil - Langkah-langkah penyelesaian soal sedikit kurang tepat - Jawaban kurang lengkap dan ada sedikit kurang benar - Semua aspek nampak, namun belum seimbang 4


30 Deskriptor Skor/poin - Sebagian kecil konsep benar dan jelas - Sebagian kecil uraian jawaban benar dan jelas namun alasan dan argumen tidak jelas - Alur berpikir cukup baik, sebagian kecil saling berkaitan - Tata bahasa cukup baik, ada kesalahan pada ejaan - Langkah-langkah penyelesaian soal sebagian kecil benar - Jawaban kurang lengkap, ada sebagian yang masih salah - Sebagian besar aspek yang nampak benar 3 - Konsep kurang fokus atau berlebihan atau meragukan - Uraian jawaban tidak mendukung - Alur berpikir kurang baik, konsep tidak saling berkaitan - Tata bahasa baik, kalimat tidak lengkap - Jawaban kurang benar ada beberapa yang masih salah - Sebagian kecil aspek yang nampak benar 2 - Semua konsep tidak benar atau tidak mencukupi - Alasan tidak benar - Alur berpikir tidak baik - Tata bahasa tidak baik - Langkah-langkah penyelesaian soal tidak benar - Jawaban sebagain besar salah - Secara keseluruhan aspek tidak mencukupi 1 - Tidak ada jawaban atau jawaban salah 0 (modifikasi Finken dan Ennis (1993))


31 BAB V PENGEMBANGAN SOAL TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS A. Penentuan Materi Pembelajaran Langkah utama sebelum membuat soal tes keterampilan berpikir kritis adalah seorang pendidik telah mengajarkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran disepakati untuk diajarkan oleh pendidik dengan mempertimbangkan segalas esuatunya. Penilaian hasil belajar jika yang akan dinilai keterampilan berpikir kritisnya tentunya penggunaan model atau strategi pembelajaran juga harus disesuaikan. Contoh dalam buku ini adalah pembelajaran Fisika Dasar pada jenjang Perguruan Tinggi. Adapun Materi yang akan diajarkan adalah : 1. Kinematika Dalam Satu Dimensi 2. Kinematika Dalam Dua Dimensi 3. Dinamika 4. Kerja dan Energi 5. Momentum Linear B. Kisi-Kisi Soal Kisi-Kisi soal merupakan suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang hendak disusun. Format ini juga bisa diartikan sebagai test blue-print atau table of specification yang memuat deskripsi materi yang akan diujikan, indikator, serta tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembuatan kisi-kisi bertujuan untuk menentukan ruang lingkup dan petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi tersebut biasanya terdiri dari 2 aspek, yakni aspek isi pengetahuan dan aspek tujuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Kisi-kisi keterampilan berpikir kritis disajikan pada tabel berikut:


32 Indikator berpikir kritis Sub indikator berpikir kritis Perincian sub indikator No soal Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) Memfokuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menentukan jawaban yang mungkin. 1 Menjawab suatu penjelasan atau tantangan. Menjawab pertanyaan “mengapa?” 2 Menganalisis argumen Mencari persamaan dan perbedaan 3 Membangun keterampilan dasar (basic support) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri 6 Menyimpulkan (inference) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi Menggeneralisasikan 7 Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification) Mengidentifikasi asumsi Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argument 9 Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi Strategi Definisi 10 Menyusun strategi dan taktik (strategy and tactics). Memutuskan suatu tindakan Merumuskan alternatifalternatif untuk solusi 4, 5,8 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis No Materi Pokok Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Jumlah KBK1 KBK2 KBK3 KBK4 KBK5 Soal 1 Kinematika Dalam Satu Dimensi 1, 2,3 3 2 Kinematika Dalam Dua Dimensi 4 1 3 Dinamika 6 5 2 4 Kerja dan Energi 7 1 5 Momentum Linear 9,10 8 3 Jumlah 3 1 1 2 3 10 Keterangan : KBK 1 = Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification)


33 KBK 2 = Membangun keterampilan dasar (basic support) KBK 3 = Menyimpulkan (inference) KBK 4 = Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification) KBK 5 = Menyusun strategi dan taktik (strategy and tactics). C. Bentuk Soal Contoh instrumen tes keterampilan berpikir kritis TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Petunjuk pengerjaan Soal 1. Tuliskan identitas pada lembar jawaban 2. Kerjakan soal secara mandiri 3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang menurut anda mudah =================================================================== Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar di bawah ini . (a) (b) (a) Sebuah batu dan bulu ayam dijatuhkan secara bersamaan dalam ruang/tabung berisi udara, terlihat bahwa batu akan jatuh terlebih dahulu sampai dasar tabung dibandingkan dengan bulu ayam (b) Sebuah batu dan bulu ayam dijatuhkan secara bersamaan di dalam tabung hampa udara, terlihat bahwa batu dan bulu ayam jatuh bersamaan sampai dasar tabung bersamaan. Dari ilustrasi di atas, buatlah rumuskan pertanyaan yang tepat serta jelaskan mengapa kasus (a) dan (b) berbeda! Udara Hampa Udara


34 2. Sebuah mobil memiliki percepatan nol, apakah berarti kecepatannya juga nol ? jelaskan disertai dengan contoh! 3. Berikut disajikan tabel perbedaan antara kelajuan dengan kecepatan. Perhatikan tabel di bawah ini! No Kelajuan Kecepatan 1 Besaran vector Besaran Skalar 2 Kelajuan adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi waktu tempuh yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut Kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan 3 Nilainya selalu positif Bisa bernilai positif maupun negatif 4 − = ℎ ℎ − = ℎ ℎ 5 Alat untuk mengukur speedometer Alat untuk mengukur speedometer Pernyataan yang sesuai untuk kelajuan dan kecepatan ditunjukkan pada nomor berapakah ? Jelaskan alasannya! 4. Ahmad akan pergi ke suatu kota dari kota dengan menggunakan pesawat terbang. Kota ke kota harus melalui 2 persinggahan. Pesawat dari kota bergerak ke Timur ke kota sepanjang 500 , kemudian pesawat dari kota bergerak ke Utara 90 ke kota sepanjang 200 . Berapakah besar perpindahan pesawat dari kota ke kota ? 5. Dua buah kotak dihubungkan dengan tali dan katrol. Kotak pertama memiliki massa 6 berada di atas meja kasar dengan koefisien gesekan kinetik antara kotak pertama dengan meja sebesar 0,2. Massa benda kedua 5 menggantung diseutas tali yang terhubung dengan katrol dan benda pertama. Jika massa tali dan massa katrol serta gesekan katrol diabaikan, berapakah percepatan sistem ? 6. Pada suatu hari anda sedang naik mobil, mobil bergerak dengan kecepatan konstan kemudian tiba tiba mobil dipercepat dan direm mendadak, apakah yang terjadi pada anda ? jelaskan hubungannya dengan Hukum Newton I (kelembaman)! 7. Permasalahan 1 Sebuah peti dengan massa 50 ditarik oleh Andi sejauh 40 sepanjang lantai horizontal dengan gaya konstan yang diberikan sebesar 100 , yang bekerja membentuk sudut 45 jika lantai kasar dan memberikan gaya gesekan 50 .


35 Permasalahan 2 Sebuah peti dengan massa 50 tersebut ditarik oleh Ahmad dengan gaya 200 yang bekerja membentuk sudut 45 jika lantai kasar dan memberikan gaya gesekan 50 . a) gambarkan gaya-gaya yang bekerja b) Bandingkan besarnya kerja total dari permasalahan 1 dan 2 c) Bagaimana kesimpulan anda ? 8. Sebuah gerbong kereta api memiliki massa 10.000 yang berjalan dengan kecepatan 25 / menabrak sebuah gerbong kereta api sejenis yang berada didepannya yang sedang berjalan searah dengan kecepatan 10 /. Akibat dari tabrakan kedua gerbong tersebut, kedua gerbong tersambung dan bergerak bersama sama. (a) buatlah ilustrasinya , (b) berapakah kecepatan kedua gerbong tersebut setelah tumbukan? 9. Sebuah pendulum balistik digunakan untuk mengukur laju proyektil seperti peluru. Peluru dengan massa 20 ditembakkan ke balok kayu yang massanya 2 digantung seperti pendulum. Akibat dari tumbukan sebuah peluru bersarang didalam kayu kemudian berayun sampai ketinggian maksimal 20 . a) Gambarkan sketsa dari permasalahan tersebut! a) Terjadi perubahan energi apakah setelah terjadi tumbukan ? b) Berapa besarnya kelajuan akhir setelah tumbukan? 10. Pada suatu permainan tenis lapangan, alat yang digunakan untuk permainan diantaranya adalah raket dan bola. Seseorang sedang memukul bola dari lawan dengan memberikan gaya () yang besar terhadap bola, maka akan terlihat bola menempel pada raket selama selang waktu (∆) yang sangat singkat dan kemudian bola bergerak ke arah lawan. Berdasarkan peristiwa di atas peristiwa apakah ? Jelaskan serta bagaimana bentuk persamaanya!


36 Soal Keterampilan Berpikir Kritis dan Jawabannya Indikator : Memberikan Penjelasan Sederhana Sub Indikator : Memfokuskan pertanyaan 1. Perhatikan gambar di bawah ini . (b) (c) Sebuah batu dan bulu ayam dijatuhkan secara bersamaan dalam ruang/tabung berisi udara, terlihat bahwa batu akan jatuh terlebih dahulu sampai dasar tabung dibandingkan dengan bulu ayam (d) Sebuah batu dan bulu ayam dijatuhkan secara bersamaan di dalam tabung hampa udara, terlihat bahwa batu dan bulu ayam jatuh bersamaan sampai dasar tabung bersamaan. Dari ilustrasi di atas, buatlah rumuskan pertanyaan yang tepat serta jelaskan mengapa kasus (a) dan (b) berbeda! Penyelesaian : Rumusan Masalah : Mengapa sebuah batu dan bulu ayam yang dijatuhkan pada ketinggian yang sama pada ruang hampa udara akan jatuh dalam waktu bersamaan ? Penjelasan Pada gambar (a) udara pada tabung berperan sebagai hambatan untuk benda-benda yang sangat ringan dengan permukaan yang luas sedangkan untuk gambar (b) tanpa adanya udara (hampa udara) benda-benda ringan maupun berat akan jatuh bebas dengan percepatan konstan. Indikator : Memberikan Penjelasan Sederhana Sub Indikator : Menjawab suatu penjelasan atau tantangan. Udara Hampa Udara


37 2. Sebuah mobil memiliki percepatan nol, apakah berarti kecepatannya juga nol ? jelaskan disertai dengan contoh! Penyelesaian : Sebuah mobil memiliki percepatan nol tidak berarti kecepatannya juga bernilai nol. Contoh : Sebuah mobil bergerak di sepanjang jalanan bebas hambatan yang lurus dengan kecepatan konstan 40 /. Kecepatan konstan berarti kecepatan awal dan kecepatan akhir memiliki nilai yang sama yaitu 40 /. Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan per waktu yang diperlukan. Jika kecepatan awal dan akhir konstan maka percepatan rata-rata mobil yang bergerak di jalan lurus bebas hambatan besarnya adalah nol. Indikator : Memberikan Penjelasan Sederhana Sub indikator : Menganalisis argument 3. Berikut disajikan tabel perbedaan antara kelajuan dengan kecepatan. Perhatikan tabel di bawah ini! No Kelajuan Kecepatan 1 Besaran vector Besaran Skalar 2 Kelajuan adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi waktu tempuh yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut Kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan 3 Nilainya selalu positif Bisa bernilai positif maupun negatif 4 − = ℎ ℎ − = ℎ ℎ 5 Alat untuk mengukur speedometer Alat untuk mengukur speedometer Pernyataan yang sesuai untuk kelajuan dan kecepatan ditunjukkan pada nomor berapakah ? Jelaskan alasannya! Penyelesaian : Pernyataan yang sesuai adalah nomor 2,3 dan 4 Penjelasan : Kelajuan


38 - Kelajuan adalah jarak yang ditempuh sepanjang lintasan dibagi dengan waktu tempuh yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. - Persamaan − = ℎ ℎ - Kelajuan merupakan besaran skalar karena kelajuan tidak memiliki arah dan hanya memiliki nilai - Kelajuan bernilai positif - Alat untuk mengukur kelajuan adalah speedometer Kecepatan - Kecepatan adalah perpindahan yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan - Persamaan : − = ℎ ℎ - Kecepatan merupakan besaran vektor karena perpindahan pasti memiliki nilai dan arah - Kecepatan dapat bernilai positif dan negatif, positif dan negatif menunjukkan arah perpindahan - Alat untuk mengukur kecepatan adalah velocitometer Indikator : Strategi dan teknik Sub indikator : Memutuskan suatu tindakan 4. Ahmad akan pergi ke suatu kota dari kota dengan menggunakan pesawat terbang. Kota ke kota harus melalui 2 persinggahan. Pesawat dari kota bergerak ke Timur ke kota sepanjang 500 , kemudian pesawat dari kota bergerak ke Utara 90 ke kota sepanjang 200 . Berapakah besar perpindahan pesawat dari kota ke kota ? Penyelesaian : Sketsa Utara Timur Barat Selatan


39 Diketahui : = 500 = 200 Ditanya = ⋯ ? Jawab : = √2 + 2 = √(500) 2 + (200) 2 = √250000 + 40000 = √290000 = 538,4 Indikator : Strategi dan teknik Sub indikator : Memutuskan suatu tindakan 5. Dua buah kotak dihubungkan dengan tali dan katrol. Kotak pertama memiliki massa 6 berada di atas meja kasar dengan koefisien gesekan kinetik antara kotak pertama dengan meja sebesar 0,2. Massa benda kedua 5 menggantung diseutas tali yang terhubung dengan katrol dan benda pertama. Jika massa tali dan massa katrol serta gesekan katrol diabaikan, berapakah percepatan sistem ? Penyelesaian : Diketahui 1 = 6 2 = 4 = 0,2 1 2


40 Massa katrol, massa tali serta gesekan katrol diabaikan Ditanya : = ⋯ ? Jawab : Penguraian satu persatu Benda satu tidak bergerak pada arah vertikal, sehingga gaya normal hanya mengimbangi gaya beratnya. ‘ Arah vertikal − = 0 = = = 6 (9,8 2 ) = 58,8 Arah horisontal Pada arah horizontal terdapat dua buah gaya yaitu gaya tegangan tali dan gaya gesekan = = 0,2 (58,8 ) = 11,76 Menggunakan hukum Newton II ∑ = ∑ = 1 − = 1 − 11,76 = 6 = 6 + 11,76 ………… persamaan (1) = 1


41 Pada arah horisontal untuk benda kedua ∑ = 2 − = 2 = − 2 = (4 ) (9,8 2 ) − 4 () = 39,2 − 4 Persamaan (2) Subtitusi persamaan (1) dan (2) = 6 + 11,76 39,2 − 4 = 6 + 11,76 39,2 − 11,76 = 6 + 4 27,44 = 10 = 27,44/10 = 2,744 2 Jadi percepatan sistem sebesar 2,7 2 Indikator : Membangun keterampilan dasar (basic support) Sub Indikator : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 6. Pada suatu hari anda sedang naik mobil, mobil bergerak dengan kecepatan konstan kemudian tiba tiba mobil dipercepat dan direm mendadak, apakah yang terjadi pada anda ? jelaskan hubungannya dengan Hukum Newton I (kelembaman)! Penyelesaian : Pada saat mobil bergerak dipercepat dan tiba tiba direm mendadak maka badan akan terdorong ke depan, agar tidak jatuh maka saya akan mempertahankan diri dari keadaan awal (semula). = 2 2


42 Hal ini sesuai dengan hukum Newton I (Kelembaman ) bahwa benda-benda cenderung untuk mempertahankan kondisi geraknya, bila dia diam akan tetap diam dan bila bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, selama tidak ada pengaruh luar yang mengubah kondisi geraknya. Indikator : Menyimpulkan Sub Indikator : Menginduksi dengan mempertimbangkan hasil induksi 7. Permasalahan 1 Sebuah peti dengan massa 50 ditarik oleh Andi sejauh 40 sepanjang lantai horizontal dengan gaya konstan yang diberikan sebesar 100 , yang bekerja membentuk sudut 45 jika lantai kasar dan memberikan gaya gesekan 50 . Permasalahan 2 Sebuah peti dengan massa 50 tersebut ditarik oleh Ahmad dengan gaya 200 yang bekerja membentuk sudut 45 jika lantai kasar dan memberikan gaya gesekan 50 . a) gambarkan gaya-gaya yang bekerja b) Bandingkan besarnya kerja total dari permasalahan 1 dan 2 c) Bagaimana kesimpulan anda ? Penyelesaian: Permasalahan 1 Permasalahan 2 f 40 45 cos Kasar = f 40 45 cos Kasar =


43 Besarnya Kerja Kerja yang dilakukan oleh gaya gravitasi dan gaya normal sama dengan nol, karena tegak lurus terhadap perpindahan ( = 90 ) = cos 90 = 0 = cos 90 = 0 Kerja yang dilakukan oleh Andi Kerja yang dilakukan Ahmad = cos = cos = (100 )(40 ) cos 450 = (200 )(40 ) cos 450 = (4000 )(0,7) = (8000 )(0,7) = 2800 J = 5600 J Kerja yang dilakukan oleh gaya gesek pada permasalahan 1 dan 2 = cos = (50 )(40 ) cos 1800 = (2000)(−1) = - 2000 J Gaya gesek melawan arah gerak maka bernilai negatif. Jadi kerja total permasalahan 1 dan 2 = + + + = + + + = 0 + 0 + 2800 + (−2000 ) = 0 + 0 + 5600 + (−2000 ) = 800 = 3600 Kesimpulannya : Semakin besar gaya yang diberikan untuk menarik peti maka kerja total juga semakin besar Indikator : Strategi dan teknik Sub indikator : Memutuskan suatu tindakan 8. Sebuah gerbong kereta api memiliki massa 10.000 yang berjalan dengan kecepatan 25 / menabrak sebuah gerbong kereta api sejenis yang berada didepannya yang sedang berjalan searah dengan kecepatan 10 /. Akibat dari tabrakan kedua gerbong tersebut, kedua gerbong tersambung dan bergerak bersama sama. (a) buatlah ilustrasinya , (b) berapakah kecepatan kedua gerbong tersebut setelah tumbukan?


44 Penyelesaian : 9. Ilustrasi Diketahui: 1 = 10.000 2 = 10.000 1 = 25 / 2 = 10 / Ditanya : ′ = ⋯ ? Jawab: Hukum kekekalan momentum = ℎ 11 + 22 = (1 + 2 ) ′ (10.000 )(25 /) + (10.000 )(10 /) = (10.000 + 10.000 ) ′ 250.000 . / + 100.000 . /) = (20.000 ) ′ 350.000 . / = (20.000 ) ′ ′ = 350.000 . / 20.000 ′ = 17,5 / Jadi kecepatan akhir setelah terjadi tumbukan adalah 17,5 / Indikator: Membuat penjelasan lebih lanjut 1 2 1 2 Sebelum tumbukan 1 2 ′ Setelah tumbukan


45 Sub indikator: Mengidentifikasi asumsi 9. Sebuah pendulum balistik digunakan untuk mengukur laju proyektil seperti peluru. Peluru dengan massa 20 ditembakkan ke balok kayu yang massanya 2 digantung seperti pendulum. Akibat dari tumbukan sebuah peluru bersarang didalam kayu kemudian berayun sampai ketinggian maksimal 20 . a) Gambarkan sketsa dari permasalahan tersebut! b) Terjadi perubahan energi apakah setelah terjadi tumbukan ? c) Berapa besarnya kelajuan akhir setelah tumbukan? Penyelesaian : Diketahui : = 20 = 0,02 = 2 ℎ = 20 = 0,2 Ditanya : a) Gambar sketsa b) Perubahan energi yang terjadi c) ′ = … ?


46 Jawab a) Gambar sketsa Sebelum tumbukan Setelah tumbukan b) Dengan menganggap tumbukan yang sangat singkat, peluru berhenti di dalam balok sebelum balok bergerak berayun pada ketinggian maksimal sehingga tidak terdapat gaya luar. Hukum kekekalam momentum 11 = 22 = ( + )′ Pada saat pendulum bergerak terdapat gaya luar total (gravitasi, yang cenderung menarik balok pada posisi vertikal) sehingga setelah tumbukan terjadi perubahan energi yaitu energi kinetik langsung berubah seluruhnya menjadi energi potensial gravitasi ketika pendulum mencapai pada ketinggian maksimal (ℎ) c) Pada saat tumbukan dan kemudian pendulum berayun maka berlaku hukum kekekalan energi mekanik 1 + 1 = 2 + 2 1 2 1 2 + ℎ1 = 1 2 2 + ℎ2 1 2 ( + ) ′2 + 0 = 0 + ( + )ℎ 1 2 ( + ) ′2 = ( + )ℎ ′2 = 2ℎ +


47 ′ = √2ℎ ′ = √2(9,8)(0,2) ′ = √3,92 ′ = 1,98 / Indikator : memberikan penjelasan lanjut Sub indikator : Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi 10. Pada suatu permainan tenis lapangan, alat yang digunakan untuk permainan diantaranya adalah raket dan bola. Seseorang sedang memukul bola dari lawan dengan memberikan gaya () yang besar terhadap bola, maka akan terlihat bola menempel pada raket selama selang waktu (∆) yang sangat singkat dan kemudian bola bergerak ke arah lawan. Berdasarkan peristiwa di atas peristiwa apakah ? Jelaskan serta bagaimana bentuk persamaanya! Penyelesaian : Peristiwa dari permasalahan tersebut adalah Impuls. Impuls adalah peristiwa gaya yang diberikan pada suatu benda dalam waktu yang sangat singkat. Persamaan Impuls () = ∆


48


49 BAB VI PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF 1. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Indikator dan Sub Indikator Kerpikir Kreatif (Creative Thinking) Indikator Sub indikator Berpikir lancar (fluency) - Mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah - Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan - Memberikan banyak cara untuk melakukan berbagai hal. Berpikir luwes (flexibility) - menghasilkan variasi-variasi gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan. - dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. - menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbedabeda. Berpikir orisinal (originality) - Memberikan gagasan yang relatif baru dalam menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan. - Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Berpikir Terperinci (Elaboration) - Mengembangkan atau memperkaya gagasan. - Menambahkan, menata atau memperinci suatu gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut. 2. Rubrik Penilaian Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Aspek yang diukur Respon mahasiswa terhadap soal Skor Berpikir lancar (fluency) Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan penyelesaiannya benar dan jelas 4 Memberikan sedikit ide yang relevan dan jawabannya benar, penjelasan tidak lengkap 3 Memberikan sebuah ide yang relevan tetapi sebagian jawaban salah 2 Memberikan sebuah ide yang tidak relevan dengan pemecahan masalah. 1


50 Tidak menjawab 0 Berpikir luwes (flexibility) Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam), proses perhitungan dan hasilnya Benar 4 Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) tetapi hasilnya ada yang salah karena terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan 3 Memberikan jawaban dengan satu cara, proses perhitungan dan hasilnya benar 2 Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi memberikan jawaban salah. 1 Tidak memberikan jawaban. 0 Berpikir orisinal (originality) Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan benar dan hasilnya juga benar. 4 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri , tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga salah hasilnya. 3 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitungan sudah terarah tetapi tidak selesai 2 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri tetapi tidak benar 1 Tidak memberikan jawaban 0 Berpikir Terperinci (Elaboration) Memberikan jawaban yang benar dan rinci 4 Memberikan jawaban benar tetapi tidak disertai dengan perincian. 3 Terdapat kesalahan dalam jawaban tetapi disertai dengan perincian yang kurung mendetail. 2 Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai dengan perincian 1 Tidak memberikan jawaban 0 3. Kisi-Kisi Soal Indikator dan Sub Indikator Kerpikir Kreatif (Creative Thinking) Indikator Sub indikator No Soal Berpikir lancar (fluency) - Mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah - Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan - Memberikan banyak cara untuk melakukan berbagai hal. 1,2


Click to View FlipBook Version