The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Hasil gerakan literasi XII MIPA6 SMAN 1 Purwodadi tahun pelajaran 2022/2023

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Triana Hardiningsih, 2023-03-24 08:44:32

SI GELIS XII MIPA6

Hasil gerakan literasi XII MIPA6 SMAN 1 Purwodadi tahun pelajaran 2022/2023

Keywords: literasi,aksinyata

tetapi para petinggi negara sub tropis dan tropis berlomba lomba mengirimkan pesawat ulangaling untuk menyemprotkan gas anti sulfur dioksida di lapisan stratosfer. Dalam jangka waktu yang singkat hal ini membuat iklim berangsur pulih tapi masalah baru muncul. Selama enam bulan sejak suhu kembali normal, tidak ada satupun awan yang terlihat sehingga tidak pernah turun hujan. Itu akan menyebabkan alasan awal kepunahan manusia karena bumi akan dihajar iklim panas ekstrem yang akan menyebabkan kekeringan. Dapat dikatakan bahwa itu terjadi karena keputusan untuk mengintervensi lapisaan statosfer, lapisan statosfer menjadi rusak juga lapisan dibawahnya, troposfer. Dengan cuaca panas yang menjadi alasan kucuran keringat, Lail dan Maryam lulus dari sekolah perawat dan bisa bekerja di rumah sakit. Nilai-nilai sekolah mereka bagus, semua berjalan lancar. Esok datang pada saat wisuda Lail. Esok mengeluarkan sebuah bola logam dari sakunya dan sebuah hologram muncul. Esok menjelaskan mengenai proyek yang selama ini membuatnya sibuk hingga tidak bisa bertemu dengan Lail, proyek kapal besar Proyek Kategori 1,Juga menjelaskan skenario terburuk akibat musim panas ekstrem yang menerpa bumi. Kecerdasan Esok membuat dia terlibat dalam proyek ini. Penduduk yang dapat pergi meninggalkan bumi juga tidak semua, mereka dipilih secara acak. Sayangnya Esok memiliki dua tiket dalam kapal tersebut, suatu ketika wali kota datang kepada Lail, memintanya untuk memberikan tiket itu pada Claudia anak wali kota apabila Lail mendapat tiket itu dari Esok. Terjadi kesalahpahaman dalam hal ini. Lail tumbuh dewasa dan ia seperti mengerti dengan perasaannya. Lail membutuhkan kepastian Esok. Satu hari sebelum pengumumam resmi dari pemerintah, Lail sama sekali belum mendapat kabar dari Esok, perasaannya kalut. Hingga pada detik detik menjelang penerbangan kapal ini, Lail justru memutuskan untuk masuk keruangan modifikasi ingatan. Lail ingin menghilangkan semua bebannya, menghapusnya dari ingatannya. Esok yang ternyata tengah menjalani proses pemindahan data hingga tak bisa menghubungi Lail, tak dapat dihentikan proses operasi itu, sekalipun ia telah membuat banyak teknologi canggih diseluruh dunia, Esok terlambat untuk mencegah Lail melakukan hal itu. Esok tak ingin Lail melupakannya. Namun akhirnya pada detik detik terakhir, sebelum alat modifikasi itu bekerja lail memutuskan untuk memeluk erat semua kenangan menyakitkannya. Benang merah yang menandakan kenangan menyakitkan telah berubah menjadi benang berwarna biru. Lail tidak melupakan Esok. Hari itu juga pemerintah mengumumkan penerbangan kapal luar angkasa itu, Lail dan Esok tetap tinggal di bumi bersama-sama. Satu bulan kemudian mereka menikah. Elijah, fasilitator Lail di ruang operasi mangeri bahwa bukan melupakan yang jadi masalahnya tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tetapi jika dia tak bisa menerima, dia ngga akan bisa melupakan. Nama : Azzahra Nur Hidayatul Fitria Kelas : XII MIPA 6 Absen : 8 Judul buku : My Fated Girl Pengarang : Amateurdreamslan


Jumlah part : 42 part Sumber cerita : Wattpad Ranaya Arabella Raharja, gadis berusia 24 tahun yang memilih pergi dari rumah meninggalkan semua kemewahan yang diberikan oleh orang tuanya demi menolak sebuah perjodohan yang telah diatur oleh ayahnya. Rana yang kalang kabut karena pergi dari rumah tanpa membawa uang sepeser pun memiliki ide untuk bermalam di kantor tempat nya bekerja, namun naas saat menuju ke ruangan nya dia bertemu dengan Aiden Saka Bumi sang wakil CEO yang baru saja selesai lembur, dengan dalih mengambil barang yang tertinggal tidak langsung membuat Aiden pergi begitu saja tetapi malah mengikuti Rana untuk mengambil barang nya karena ingin memastikan bahwa sudah tidak ada karyawan yang lembur di kantor. Berbagi alasan sudah Rana berikan agar Aiden pulang lebih dulu tapi Aiden tetap pada pendiriannya untuk memastikan tidak ada karyawan yang masi berkeliaran di kantor, Rana akhirnya menyerah dan memilih keluar dan berjalan kaki tak tentu arah sambil menghubungi sahabatnya tetapi tak satu pun ada yang di jawab. Tiba tiba Rana dikagetkan dengan klakson mobil yang ternyata adalah Aiden, setelah berbasa basi akhirnya Aiden menawarkan tumpangan untuk mengantarkan Rana pulang ke rumah, tapi diperjalanan ketika Aiden bertanya kepada Rana di mana alamat rumah nya dan Rana menjawab bahwa ia tidak memiliki rumah karena diusir olah ayahnya, setelah mendengar jawaban Rana akhirnya Aiden mengetahui niat Rana datang malam malam ke kantor untuk bermalam di sana tetapi malah ketahuan oleh Aiden. Entah setan dari mana yang merasuki Aiden hingga tiba tiba membuat Aiden menawarkan Rana untuk tinggal di apartemen nya tetapi tidak gratis, Rana yang tidak memiliki pilihan lain akhirnya menerima tawaran Aiden untuk menginap semalam di sana. Setelah menjelaskan di mana letak kamar yang akan di tempati oleh Rana dan aturan yang berlaku Aiden pun memutuskan masuk ke kamar nya dan membersihkan diri, begitupun dengan Rana yang langsung masuk ke kamar untuk mandi dan istirahat karena badannya rasanya sakit semua, tapi ketika sudah tengah malam dan mencoba memejamkan mata tetap tidak bisa tidur dan tiba tiba perutnya berbunyi karena mencium wangi masakan. Karena tidak tahan akhirnya Rana memutuskan keluar kamar untuk melihat siapa yang masak dan terlihat Aiden yang sedang bertempur dengan peralatan dapur, tak lama dari itu tersajilah dua porsi nasi goreng untuk mereka makan. Keesokan paginya setelah membuat sarapan dan mengucapkan terimakasih lewat surat untuk Aiden karena tidak berada di apartemen Rana memutuskan untuk pergi dari sana, saat sedang berjalan sesekali melihat langit untuk memastikan apakah mendung atau tidak Rana dikejutkan oleh Bagas karena ngamen di pinggir jalan, setelah mengetahui alasan Bagas untuk membeli obat adiknya yang sedang sakit di rumah akhirnya Rana bergegas untuk pergi ke rumah Bagas dan membawa Putri adiknya Bagas ke rumah sakit terbaik di kota itu untuk mendapatkan perawatan yang terbaik pula. Seakan lupa dirinya yang sekarang saat akan membayar biaya administrasi Rana akhirnya menjual hp dan kalung yang dipakai nya demi melunasi biaya rumah sakit tersebut Setelah membayar biaya administrasi Rana bergegas kembali ke ruang rawat Putri dan mengajak Bagas untuk makan siang, selesai makan siang Rana dipaksa pulang oleh Bagas untuk beristirahat. Saat di perjalanan menuju rumah kontrakan Bagas karena koper nya berada di sana tiba tiba hujan turun dengan dengar membuat Rana mau tak mau berlari dan berteduh di ruko kosong, seakan de javu Rana bertemu lagi dengan Aiden dan kembali menawari tumpangan. Aiden membawa Rana


ke apartemen nya dan menghubungi asisten rumah tangga untuk menggantikan pakaian Rana yang basah karena hujan, sambil menunggu sang ART Aiden menghubungi dokter untuk memeriksa kondisi Rana untuk memastikan apakah sakit atau tidak karena tadi basah kuyup terkena hujan. Setelah diperiksa dan dinyatakan demam oleh dokter Aiden langsung membuatkan bubur dan membeli obat yang sudah diresepkan oleh doktor tersebut. Kemudian Aiden menyuapi Rana dan memberikannya obat yang sudah dibeli tadi, sore harinya Rana terbangun dari tidur nya dan menemukan Aiden sedang memasak untuk makan malam. Akhirnya Rana memutuskan untuk membantu walaupun pada awalnya Aiden melarang dengan alasan bahwa Rana sedang sakit, tapi apa boleh buat karena dipaksa oleh Rana akhirnya Aiden memilih untuk menyerah dan membiarkan Rana memasak. Selesai makan malam Rana teringat dengan Bagas yang berada di rumah sakit memutuskan untuk membawakan lauk dan nasi tadi untuk makan malam Bagas, dengan diantar oleh Aiden Rana akhirnya sampai di rumah sakit dan menyuruh Bagas untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang untuk istirahat di rumah. Setelah mengajukan cuti ke bagian HRD selama seminggu untuk merawat adikknya yang sedang sakit, Rana akhirnya kembali ke apartemen Aiden dan meminta izin kepada laki laki itu agar bisa tinggal lebih lama di sana. Setelah membahas ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh Rana lakukan selama berada di apartemen, akhirnya Rana dan Aiden menandatangani surat perjanjian itu. Kini Putri sudah diizinkan untuk pulang dan Rana kembali bekerja di kantor. Weekend kali ini digunakan Aiden untuk olahraga ringan di balkon apartemen nya, saat sedang melakukan push up tiba tiba terdengar dering ponsel laki laki itu, ternyata ibunya mengabari bahwa adiknya Renjani akan dipinang oleh laki laki lain dan mendesak Aiden untuk segera menikah agar Renjani juga segera melangsungkan pernikahannya. Sepulang dari kontrakan Bagas dan Putri, Rana bertemu dengan ayahnya di depan gang kontrakan Bagas. Ayahnya menyuruh Rana untuk pulang ke rumah dan melanjutkan perjodohan tersebut, tetapi Rana tetaplah Rana si gadis keras kepala. Dia mengaku bahwa telah berpacaran dengan Aiden, laki laki yang selama ini tinggal dengannya tanpa memikirkan efek apa yang dapat timbul dari omongan nya itu. Untuk mengetahui apakah putrinya berbohong atau tidak Ayahnya menyuruh Rana untuk pulang ke rumah dan mengenalkan Aiden kepadanya. Karena itu lah saat ini Aiden dan Rana berada diperjalanan menuju rumah gadis itu. Saat sudah sampi dan sedikit berbasa basi Ayahnya menyuruh Rana untuk masuk ke kamar nya karena ingin berbicara berdua dengan Aiden. ada di perjalanan pulang menuju apartemen Aiden. Saat Rana sedang menonton tv tiba tiba bel apartemen berbunyi dan terlihat seorang perempuan cantik yang ternyata adalah adik dari Aiden. Setelah Aiden menjelaskan mengapa ada perempuan di dalam apartemen nya dan meminta tolong kepada Renjani agar tidak mengadukan kepada sang ibu, kini Rana, Aiden dan Renjani sedang makan malam. Malam ini Rana tidur satu kamar dengan Renjani karena memang apartemen Aiden hanya terdapat dua kamar tidur. Rana yang tidak bisa tidur karena jantung nya terus berdetak cepat mengira bahwa dia terkena penyakit akhirnya cerita dengan Renjani dan Renjani mengatakan bahwa dia sedang jatuh cinta. Setelah urusan nya selesai di jakarta kini Jani sudah kembali lagi ke jogja. Aiden dan Rana menjadi semakin dekat setelah Aiden menyatakan perasaannya kepada Rana. Saat ini Rana sedang berada di rumah sakit untuk menjenguk temannya yang baru saja melahirkan dan temannya tersebut merupakan istri dari CEO kantor tempat dia bekerja, saat menuju ruangan sahabat nya Rana berpapasan dengan Aiden yang akan ke ruangan yang sama dengan Rana yaitu menjenguk istri dari CEO sekaligus atasan mereka. Tetapi Aiden tidak sendirian melainkan bersama dengan salah satu


karyawan perempuan di kantor tersebut yang membuat Rana mendiamkan Aiden selama di perjalanan pulang. Karena tidak tahan dengan Rana yang mendiamkan nya, Aiden langsung mencium Rana tepat di bibir perempuan itu dan saat itu pula pintu apartemen Aiden terbuka dan terlihat ibu dan adik Aiden. Kini Aiden dan Rana sedang diinterogasi oleh ibu dari Aiden dan memutuskan untuk Rana dan Aiden tidak tinggal satu apartemen Malam itu juga Aiden mengantarkan Rana pulang ke rumah nya.Saat sampai rumah Rana langsung berbicara dengan ayahnya bahwa ia ingin menikah dengan Aiden dan besok laki laki itu akan berkunjung ke rumah nya. Seperti saat pertama kali datang ke rumah, Ayahnya hanya ingin berbicara dengan Aiden mengenai niat laki laki itu dan kebohongan yang mereka lakukan saat datang pertama kali. Melihat kesungguhan Aiden, ayahnya Rana akan memberikan restu tapi dengan syarat Aiden harus menjauhi Rana terlebih dahulu, dan jika selama itu ada perubahan baik dari sikap, tingkah laku dan kelakuan dari Rana yang menunjukkan bahwa perempuan itu benar benar suka dan cinta dengan Aiden maka saat itu juga laki laki itu boleh datang dengan orang tuanya untuk melamar Rana. Dan terbukti setelah menjauhi Rana selama seminggu membuat Rana kalang kabut dan hidup gadis itu menjadi berantakan, bahkan Rana sering lembur di kantor dan menyelesaikan tugas jauh sebelum deadline. Melihat perubahan pada putrinya membuat ayahnya Rana mau tak mau memanggil Aiden dan mengatakan bahwa ia memberikan restu untuk menikahi anaknya dan menunggu kedatangan Aiden dengan orangtua nya. Pada saat mengatakan itu ternyata Rana mendengar percakapan mereka dan terkejut bahwa selama seminggu ini adalah rencana ayahnya yang membuat dirinya kalang kabut bahkan sampai sakit hari ini. Sesuai janjinya kepada ayahnya Rana hari ini Aiden datang kembali ke rumah Rana dengan membawa Ibunya untuk membahas acara pernikahan mereka sekaligus lamaran. Hari yang di tunggu pun tiba, setelah tadi pagi melangsungkan akad nikah kini mereka sedang berada di tempat resepsi pernikahan menyambut tamu undangan yang datang. Malamnya setelah acara resepsi Aiden dan Rana berada di kamar mereka di hotel tempat mereka resepsi sebelum besoknya pindah ke rumah yang telah disiapkan oleh Aiden sebagai hadiah pernikahan mereka. Setelah enam bulan menikah akhirnya mereka mendapatkan kepercayaan untuk memiliki anak dan juga memutuskan untuk membawa Bagas dan Putri ke rumah mereka serta menjadikan mereka berdua adik secara hukum. Nama : Bagas Syifa Pratama No : 09 Kelas : XII MIPA 6


Judul buku : Legenda Rawa pening Penulis : Tri Wahyuni Jumlah halaman : 63 Tanggal terbit : 17 Juni 2016 Dahulu di lembah antara gunung merbabu dan telomoyo terdapat sebuah desa bernama desa ngasem, desa tersebut dipimpin oleh seorang kepala desa yang arif dan bijaksana bernama ki sela gondang. ki sela gondang memiliki seorang putri bernama endang sawitri yang cantik. Pada suatu hari, diperlukan sarana tolak bala berupa pusaka sakti sebagai salah satu syarat agar penyelenggaraan acara desa bisa


berjalan lancar tanpa ada halangan apapun. endang sawitri diutus untuk meminjam pusaka sakti milik ki hajar salokantara, sahabat ki sela gondang. Namun, ki hajar salokantara memberikan pesan kepada endang sawitri untuk jangan meletakkan pusaka di atas pangkuannya. Di tengah perjalanan pulang, endang sawitri melanggar pesan tersebut. Akibatnya, endang sawitri hamil dan ki sela gondang pun memohon agar ki hajar salokantara mau menikahi sang putri untuk menutup aib keluarganya. Dengan berat hati, maka ki hajar salokantara pun menerima endang sawitri sebagai istrinya. Setelah lahir, ternyata anaknya berupa naga dan diberi nama baru klinting. Untuk melepas kutukan pusaka, baru klinting harus menemui ki hajar salokantara yang sedang bertapa di gunung telomoyo. Selanjutnya ki hajar salokantara menyuruh baru klinting untuk bertapa di gunung telomoyo dengan cara melingkari dengan tubuhnya agar dia terlepas dari kutukan pusaka sakti tersebut. Setelah selesai bertapa, baru klinting berubah menjadi manusia. Setelah berubah wujud manusia, baru klinting meminta makanan dan minuman, namun diusir oleh penduduk desa. Hanya seorang janda tua yang bernama nyai latung yang memberikan makanan dan minuman.Pada suatu hari baru, klinting menancapkan sebatang lidi dan mengadakan sayembara siapa yang dapat mencabut lidi, maka ia adalah orang hebat. Tidak ada seorangpun penduduk desa yang sanggup, saat lidi dicabut oleh baru klinting, menyemburlah air yang sangat deras menjadi air bah, pendudukpun memukul kentongan tanda bahaya. Mendengar suara kentongan, nyai latung naik ke atas lesung sesuai dengan pesan dari baro klinting. Air bah tersebut kemudian menjadi genangan luas berbentuk rawa-rawa dengan airnya yang bening. Nyai latung menamakan desa yang tengggelam dengan nama Rawa Pening yang berasal dari genangan air bening yang


membentuk rawa. NAMA : Bintang Islami Ruhhidayah KELAS : XII MIPA 6 NO. ABSEN : 10 Judul Wattpad : Dependency Penulis : Febrianti Start : 4 Juli 2022 Jumlah Bab : 13 Bab


Ringkasan : Ada seorang gadis bernama Leana, selama 17 tahun Ia hidup diranjang rumah sakit tanpa mengenal dunia luar. Setiap hari, Ia hanya tahu rasa sakit karena keadaan tubuhnya yang melemah. Ia di rumah sakit dijaga dan di rawat oleh kakak kesayangannya yaitu Rion. Leana sangat mengharapkan kedua orang tuanya mengunjungi Ia ke rumah sakit, akan tetapi pada saat itu orang tuanya sedang asyik merayakan pesta ulang tahun adik tirinya Leana yaitu Sora. Leana sadar bahwa Ia hanyalah beban dikeluarga ini selama 17 tahun dan kedua orang tuanya membiayai pengobatannya bertahun-tahun tetapi tidak kunjung sembuh juga sampai Ia berpikiran ingin mengakhiri hidupnya saja supaya Ia bisa tenang dan tidak menderita lagi. Pada saat malam hari, Ia bersama kakaknya di rumah sakit meminta kepada kakaknya untuk berjanji besok bisa berhasil membujuk kedua orang tuanya untuk mengunjunginya. Pada saat di rumah, Rion bertemu kedua orang tuanya bersama adik tirinya yang ternyata pada saat itu mereka sedang membelanjakan barang-barang acara ulang tahun Sora. Rion berkata kepada kedua orang tuanya bahwa mereka harus datang ke rumah sakit untuk mengunjungi Leana, akan tetapi kedua orang tuanya tersebut menolak dikarenakan acara ulang tahun Sora. Rion akhirnya kesal dan meninggikan nada bicaranya kepada kedua orang tuanya, Ia berbicara bahwa pada malam itu Leana menangis dan Ia menginginkan mati karena menganggap dirinya sendiri beban dan tidak di butuhkan. Kedua orang tuanya pun hanya termenung. Dan tiba-tiba ponsel Rion berbunyi yang ternyata itu panggilan dari rumah sakit yang memberitahukan bahwa Leana sudah meninggal, mendengar ucapan tadi ekspresi Rion langsung berubah dan menangis seketika. Ia langsung bergegas ke rumah sakit untuk menemui Leana, dan Ia membuka penutup mayatnya terlihat wajahnya yang sangat pucat sambil mengatakan "Kamu sudah menderita, Lea. Pergilah dengan tenang. Semoga Kamu mendapatkan kebahagiaan dikehidupan selanjutnya.”


Lalu, tiba-tiba Leane membuka matanya dengan linglung, mata kaburnya berangsur-angsur jelas, pada saat ini Ia melihat 3 orang yang tengah menatapnya tajam dan dingin. Leane mengerjap kebingungan, ini pertama kalinya Leane bertemu orang selain keluarganya, dokter, para suster, dan beberapa orang pasien sakit lainnya. Dan terlihat orang yang sedang memarahinya itu adalah seorang wanita seusia Ibunya, dengan menyebut nama Leane adalah Reane. Dan ada seorang Lelaki yang bernama Robin yang katanya merupakan kakak Reane. Leane merasa bingung, ini adalah sebuah rumah yang sangat asing baginya. Ia menunduk melihat tubuhnya sendiri, lalu tangan, rambut, ini bukanlah dirinya. Kemudian Robin menyuruh Reane untuk cepat pergi sebelum Ayah pulang. Dan tiba-tiba terdengar suara berintonasi tinggi terdengar, sehingga membuat mereka berdua terkejut. Lelaki itu bernama Jersey, Ia memarahi dan menampar Reane karena sudah 5 kali kabur dari sana dan kembali lagi ke rumah ini. Kemudian Robin emosi dan mengatakan "Suami Reane adalah pewaris sebenarnya keluarga Helison, mungkin jika bukan karena Reane Kita bahkan tidak bisa makan seharipun." Lalu akhirnya Jersey terdiam. Robin segera mengajak pergi Reana dari sana, dan ketika sudah sampai Leane membuka matanya dan bertanya siapa Robin? sembari Robin mengobati luka Leane. Robin berkata bahwa Ia adalah kakaknya. Robin pun terheran-heran kepada Reane yang berkata aneh seperti itu. Lalu Robin membukakan mobilnya dan membiarkan adiknya keluar mobil. Leane merasa aneh karena sekarang cara berjalannya normal, tubuhnya tidak ada yang sakit, matanya tidak kabur dan seolah-olah Ia merasakan kebebasan serta merasakan kenikmatan tubuh sehat setiap detiknya. Lalu tiba-tiba terdengar ada yang memanggil nama Reane yang kata kakaknya itu adalah Rayxander Helison panggilannya Ray yang katanya merupakan suami Reane. Kakaknya kemudian meninggalkan mereka berdua disana.


Rayxander Helison seperti tokoh sampingan yang berada di novel bertemakan Romance berjudul ‘In Terms of Love’ yang pernah Leana baca , akan tetapi Ia membacanya tidak sampai tamat, Ia lalu melamunkan kisah


novel tersebut lagi dan Dia heran apakah dirinya ini masuk ke dalam cerita novel tersebut?. Dan tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Leane dan menyuruh Ia masuk dan jangan kabur dari sini, sebelum Leane membuka pintu terdengar suara keributan di dalam dan Ia segera membuka pintu tersebut. Ternyata ada Ray yang sedang marah dan Ia membanting apa saja yang ada disampingnya bahkan ada orang yang berusaha menghentikannya, akan tetapi Ray malah semakin marah. Hingga akhirnya Reane ingin membujuk Ray untuk menghentikan perbuatannya itu Ia tidak peduli jika terkena pecahan kaca atau apapun itu. Dan tiba-tiba Reane merasa kepalanya terbanting sesuatu yang keras hingga membuatnya pusing tak tertahankan dan penglihatannya kabur hingga sepertinya Ia akan pingsan. Akan tetapi, Reane bersikeras tersenyum lembut dan berkata "Tolong jangan melakukan ini lagi, oke? Kamu harus banyak istirahat. Aku khawatir ada pecahan kaca yang melukaimu." mendengar itu Ray seperti terkejut, Ia mundur satu langkah dengan ekspresi tertegun. Tak lama kemudian, Reane terbangun dengan rasa sakit kuat dan pusing di kepalanya. Ia sempat linglung dengan tempat asing yang menyambut pandangannya, tangannya terulur menyentuh kepalanya yang ternyata sudah diperban. Lalu, Pelayan tersebut menanyakan keadaanya dan Dokter memeriksanya lagi. Dan Reane menanyakan keadaan Ray apakah Dia terluka atau tidak, dan jawab pelayannya tidak ada yang luka. Pelayan baru tersebut tak terduga Reane menanyakan hal tersebut. Mereka langsung menyimpulkan bahwa Reane sangat membenci perjodohan ini. Dia berusaha selalu kabur setiap waktu dan setelah keberhasilan Reane kabur, Ray mengamuk dan sikapnya berubah menjadi tertutup dan tidak pernah bicara ke siapa pun. Lalu Reane menanyakan dimana keberadaan Ray ke pelayan tersebut yang ternyata Ia berada dikamarnya setelah 2 jam mengurung dirinya. Reane membuka kamarnya dan melihat seluruh isi kamarnya dan tiba-tiba Reane sangat ingat walaupun


kita menikah tetapi tidak pernah sama sekali tidur di kamar yang sama. Kita menikah karena paksaan, bahkan Reane tidak pernah menganggap dirinya seorang istri. Reane mengingat penyakit mental yang di


alami Ray yaitu skizofrenia yang dimana Dia memiliki gangguan untuk berpikir, merasakan sesuatu, berperilaku, dan sulit untuk berkomunikasi. Lingkungan di sekitarnya sangat berpengaruh, karena Ia tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan pikirannya sendiri. Karena penyakit yang diderita Ray membuat Reane menjadi depresi, Dia selalu menjadi sasaran amukannya dan akhir tragis Reane berada di tangan Ray sendiri. Walaupun hal ini mustahil, Reane harus bisa mempengaruhi kehidupan Ray agar menjadi lebih baik lagi. Tidak peduli semonoton apa kehidupannya nanti. Hingga suatu saat, Ray bisa menjadi pribadi yang normal seperti orang umumnya yang bisa bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Leane yang dulunya di rumah sakit selama 17 tahun, sekarang Ia sangat bersyukur menjadi Reane di novel ini karena Ia bisa menghirup oksigen lewat hidungnya, melihat pemandangan yang indah lewat matanya, bisa berjalan kemana saja dengan kedua kakinya, serta bisa melakukan apa saja dengan kedua tangannya. Reane ingin hidup disini dan tidak pernah kabur lagi dan Ia akan menjadikan tempat ini adalah rumah kedua.


NAMA : DAMAR SARAH WIDYADHANA NO : 11 KELAS XII MIPA 6 CERMIN SI GELIS JUDUL BUKU : BAWANG MERAH BAWANG PUTIH PENULIS : Yustitia Angelia HASIL LITERASI: Pada zaman dahulu kala di sebuah desa, hiduplah sepasang suami isti.Mereka bekerja sebagai petani. Mereka memiliki dua orang putri.Putri yang pertama bernama Bawang Putih, sedangkan adiknya bernama Bawang Merah.Namun, dua saudara itu memiliki watak dan sifat yang berbeda.Bawang Putih sangat rajin membantu ibunya, sedangkan Bawang Merah sangat malas.Pada suatu pagi, sebelum pergi ke pasar, sang ibu menyuruh Bawang Putih dan Bawang Merah untuk menumbuk padi.Padi itu sudah harus menjadi nasi saat ia pulang. “Bantu kakakmu, Bawang Merah,” pinta ibunya. Bawang Merah mengangguk, Pura-pura mengiyakan perintah ibunya. Saat ibunya pergi, Bawang Putih meminta Bawang Merah mengambil padi di lumbung. “Bawang Merah, ayo kita keluarkan padi dari lumbung,” ajak Bawang Putih. “Kakak saja. Nanti aku yang memotong tangkainya,” balas Bawang Merah, Bawang Putih lalu mengeluarkan padi itu sendirian. Untunglah, Bawang Putih terbiasa bekerja keras. “Bawang Merah, padi sudah aku keluarkan dari lumbung. Sekarang giliranmu memotong tangkainya,” kata Bawang Putih. “Kakak saja sekalian, nanti aku yang akan menjemur padi itu,” balas Bawang Merah sambil duduk malas. Bawang Putih pun memotong tangkai padi itu. Bawang Putih kembali meminta Bawang Merah untuk menjemur padi, namun lagi-lagi Bawang Merah menolaknya.Bawang Merah terus menolak setiap Bawang Putih memintanya untuk membantu. Alhasil, Bawang Putih bekerja sendirian hingga padi itu menjadi beras.Saat sore hari, barulah padi itu menjadi nasi.Tubuh Bawang Putih sudah sangat kotor.Ia pun pamit kepada Bawang Merah untuk mandi di sungai.Tak selang berapa lama, ibu pulang dari pasar. Bawang Merah cepat-cepat melumuri tubuhnya dengan dedak. “Tahukah Ibu? Seharian aku bekerja keras sendirian, menumbuk padi hingga menjadi nasi, Aku sungguh lelah, Ibu,” ujar Bawang Merah kepada ibunya, sambil berpura-purer kelelahan. “Memangnya ke mana Bawang Putih?” tanya sang ibu dengan marah. “Bawang Putih kerjanya hanya bersolek. Sekarang, dia sedang mandi di sungai,” jawab Bawang Merah. Saat Bawang Putih pulang ke rumah, sang ibu langsung memarahi Bawang Putih.Ia juga mengusir Bawang Putih dari rumah.Sang ibu sama sekali tak memberikan kesempatan kepada Bawang Putih untuk menceritakan yang sebenarnya.


Setelah bawang putih diusir ibunya dari rumah. Ia pun berlari ke hutan sambil menangis.Sungguh, hatinya sangat sedih karena difitnah oleh adiknya.Saat sedang menangis, Bawang Putih melihat seekor burung berwarna emas sedang bertengger di dahan pohon. Bawang Putih lalu memanggil burung itu. “Hai burung, patuklah kepalaku agar aku mati,” pinta Bawang Putih. Burung itu langsung mematuk kepala Bawang Putih.Tiba-tiba, muncul mahkota emas yang sangat indah di kepala Bawang Putih.Bawang Putih menjadi sangat heran. Tapi, ia tak menyerah.Ia kembali meminta burung untuk mematuk tubuhnya. Olala, bukannya terluka, baju yang dikenakan Bawang Putih malah berubah seperti baju seorang putri kerajaan. “Burung, tolong patuklah telingaku. Aku ingin mati saja,” pinta Bawang Putih kembali. Burung itu mematuk telinga Bawang Putih. Lagi-lagi, terjadi keajaiban.Muncul anting-anting berhias permata yang indah di telinga Bawang Putih.Burung itu kemudian mematuk leher Bawang Putih.Muncullah kalung yang indah pada leher Bawang Putih.Bawang Putih merasa sangat takjub. Kini, dirinya bagaikan seorang putri kerajaan yang sangat cantik. “Kenapa semua ini bisa terjadi?” tanya Bawang Putih, kebingungan. Namun, burung itu sudah menghilang entah ke mana. Bawang Putih lalu berlari ke rumah neneknya.Ia menceritakan apa yang terjadi kepada neneknya.Sang nenek yang melihat penampilan Bawang Putih, juga menjadi heran. Ah, keajaiban itu memang pantas diterima Bawang Putih, karena Bawang Putih adalah anak yang baik hati.Setelah diusir oleh ibunya, Bawang Putih tinggal di rumah neneknya.Namun, kini Bawang Putih memiliki baju dan perhiasan yang amat cantik.Ia seperti seorang putri raja. Suatu hari, Bawang Merah mengunjungi rumah neneknya.Melihat penampilan Bawang Putih yang berubah, Bawang Merah menjadi iri.Ia pun meminta Bawang Putih untuk menceritakan semuanya. Tanpa rasa curiga, Bawang Putih bercerita kepada Bawang Merah dengan jujur.Bawang Merah langsung pulang ke rumahnya.Ia meminta ibunya untuk memarahinya dan mengusirnya dari rumah.Ibunya pun marah besar kepada Bawang MerahBawang Merah menangis dan pergi ke hutan.Benar saja, ia melihat burung berwarna emas sedang bertengger di salah satu dahan pohon. “Burung, patuklah kepalaku, dan hiasilah dengan mahkota yang indah,” pinta Bawang Merah. Burung itu pun mematuk kepala Bawang Merah. Tapi, apa yang terjadi? Olala, bukannya mahkota yang muncul di kepalanya, malah lintah besar yang mengerikan yang muncul.Bawang Merah masih belum menyadari itu, karena ia menutup matanya. “Patuklah telingaku dan leherku. Hiasilah dengan anting-anting dan kalung mutiara yang indah,” pinta Bawang Merah kembali. Burung berwarna emaspun mematuk telinga dan leher bawang putih. Tapi bukan anting dan kalung mutiara yang muncul melainkan ular dan lebah penyengat.Saat burung itu mematuk tubuh bawang merah lainnya, yang muncul justru kalajengking dan lipan berbisa di sekujur tubuh bawang merah.Bawang Merah membuka matanya. Alangkah kagetnya ia ketika mendapati dirinya dililit oleh ular yang besar dan di tubuhnya banyak kalajengking. Dia berteriak meminta tolong. Namun tak ada yang mendengarnya karena ia berada jauh didalam hutan. Itulah buah dari perbuatan jahat yang dilakukan oleh Bawang Merah. Pesan moral dan Kesimpulan Jangan berlaku curang, ya. Itu sungguh tak baik. Dan dengarkan penjelasan dari orang lain, jangan langsung menyalahkan.Kebaikan akan selalu berbuah manis. Maka, teruslah menjadi anak yangbaik.Berbuat baiklah, agar kebaikan pula yang akan kamu dapatkan.


Nama : Deshika Aurelia S. Kelas : XII MIPA 6 No. : 12 Judul : Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 Penulis : Pidi Baiq Penerbit : PT Mizan Pustaka Tahun terbit : 2014 Halaman : 346 Halaman Ringkasan : Dilan merupakan salah satu anggota geng motor yang memiliki sifat nakal dan pemberontak, namun jika dilihat dari sisi lain akan ditemukan juga sisi positif dari dalam dirinya. Suatu ketika, Dilan jatuh hati dengan anak yang bernama Milea. Awalnya, gadis itu bingung dengan cara Dilan mengajaknya berkenalan. Milea merupakan murid baru yang pindah dari Jakarta. Ketika ia berjalan ke sekolah, Milea bertemu salah satu teman sekolahnya yang menjadi peramal. Peramal tersebut berkata kalau mereka nanti akan bertemu lagi di kantin, namun peramal itu salah, karena pada nyatanya Milea tidak pergi ke kantin saat itu. Milea pada mulanya mengabaikan peramal laki-laki itu, namun ia justru diganggu setiap hari. Milea pun memutuskan untuk mencari tahu identitasnya. Akhirnya ia mengetahui peramal itu adalah Dilan. Suatu saat, Milea diikuti Dilan ketika pulang naik angkot. Dilan pun berkata kalau menurutnya Milea itu cantik, namun Dilan belum mencintainya. Tapi belum tahu nanti sore, tunggu saja. Hati


Milea berdebar-debar mendengar perkataan Dilan karena ia sangat kaget. Milea hanya diam mendengarnya, ia memikirkan juga pacarnya di Jakarta yang bernama Beni. Dilan mendekati Milea menggunakan cara yang berbeda sehingga menyebabkan Milea terus memikirkannya. Dilan mengirimkan coklat untuk Milea lewat tukang pos. Selain itu, ia meminta tolong Bi Asih memijat Milea ketika sakit. Saat ulang tahun, Milea mendapat hadiah berupa Teka Teki Silang (TTS). Isi dari TTS tersebut adalah ucapan selamat ulang tahun untuk Milea sekaligus sebagai hadiah. Dilan juga mengungkapkan kalau ia sayang dengan Milea. Namun, TTS itu sudah diisi karena Dilan tidak ingin Milea pusing mengisinya. Hal-hal sederhana inilah yang membuat Milea tersenyum dan menaruh perhatiannya terhadap Dilan. Sampai-sampai Milea lupa bawa ia telah memiliki pacar di Jakarta, yaitu Beni. Hari Senin ketika upacara bendera sedang berlangsung, tiba-tiba Dilan masuk kedalam barisan kelas Milea yang mana hal itu melanggar peraturan karena seharusnya Dilan berada didalam barisan kelasnya sendiri. Milea senang karena Dilan baris disebelahnya, namun tidak dengan guru yang bernama Pak Suripto, guru itu tiba-tiba menarik kerah seragam Dilan. Dilan yang merasa terancam melayangkan protes, namun protes dari Dilan berbuah tamparan dari Pak Suripto. Dilan yang tidak terima akan hal itu langsung menampar balik Pak Suripto dan berakhirlah mereka adu jotos. Beruntung kepala sekolah yang menyadari hal itu langsung menegur mereka dan membawa mereka berdua ke ruang kepala sekolah. Secara perlahan Dilan dan Milea semakin akrab. Milea tak mau kehilangan Dilan. Baginya, Dilan merupakan sesuatu yang membuat hari-harinya lebih berwarna. Tapi, ia tampak sangat jahat kepada Dilan, karena ia mau menerima perhatian dari Dilan, padahal dirinya sudah ada yang memiliki. Milea pun mengetahui banyak hal terkait Dilan dari sepupu Dilan bernama Wati yang juga teman sekelasnya. Sekolah Milea yang berlokasi di Bandung terpilih sebagai peserta cerdas cermat di TVRI. Siswa yang tidak berpartisipasi sebagai peserta disarankan tetap ikut memberi dukungan teman-temanya yang lomba. Milea adalah salah satunya. Di Jakarta nanti, ia ingin bertemu pacarnya, Beni. Ia menunggu Beni lama yang telah berjanji akan datang ke stasiun TV tersebut. Faktanya, Beni tidak muncul-muncul. Milea akhirnya pergi makan dengan Wati dan Nandan. Pada saat itu juga Beni datang kemudian marah melihat Milea dan laki-laki lain makan bersama. Hubungan keduanya berakhir karena kejadian ini. Sepanjang perjalanan pulang setelah kejadian itu, Milea menangis. Dilan berusaha menenangkan hati Milea dengan menghibur Milea menggunakan kata-kata manisnya. Hari-hari berlalu begitu cepat, sering kali Beni masih menghubungi Milea dan berusaha meminta maaf agar mereka dapat kembali menjalin hubungan, namun juga sering kali Milea menolak permintaan Beni tersebut. Milea sudah sepenuh melupakan Beni, dan pada saat itulah Milea semakin jatuh hati kepada Dilan. Dilan yang tak pernah berubah dan selalu mewarnai hari-hari Milea meskipun ia telah tau masa lalu Milea. Pada akhirnya Dilan meminta Milea untuk menjadi kekasihnya, Milea dengan senang hati menerima pernyataan cinta dari Dilan, dengan surat proklamasi cinta bermaterai dan bertanda tangan mereka, akhirnya mereka resmi berpacaran. "Proklamasi Hari ini, di Bandung, tanggal 20 Desember 1990, Dilan dan Milea, dengan penuh perasaan. Telah resmi berpacaran. Hal-hal mengenai penyempurnaan dan kemesraan akan dilaksanakan dalam tempo yang selama-lamanya" - Dilan, 1990 CERMIN SI GELIS NAMA : Devita Elia Citra No. Abs : 13 Kelas : XII Mipa 6 Judul buku : KKN Berujung Petaka


Penerbit : Daryantiedarru 1. MIMPI KEMUNING Menceritakan seorang gadis bernama kemuning yang sedang menjalankan KKN di suatu desa ia bermimpi ada tiga pria bertubuh tinggi tegap mengejar seorang gadis dengan menakutkan penuh nafsu, kemuning berfikir bahwa ketiga pria tersebut bukan berasal dari desa tersebut.Mereka mengejar gadis bekebaya merah,wajahnya cantik, tetapi pucat karena dilanda ketakutan yang luar biasa. Gadis itu tak henti berteriak meminta tolong hingga suaranya habis, namun susasana di kebun singkong desa tersebut dikelilingi hutan yang sepi,gelap dan mencekam. Derap langkah ketiga pria tersebut semakin mendekat ke arah gadis tersebut, ketakutannya semakin menjadi dan berhasil dicekal bahunya. Salah satu pria tersebut menyeret paksa tubuh gadis tengah meronta ke semak belukar, diiringi suara bahak ketiga lelaki itu menggema mengiringi nafsu bejad. Mereka bepesta menggilir tubuh munggil itu dengan buas hingga tak berdaya. Setelah itu kemuning berteriak meminta tolong dan dibanggunkan oleh Ghani temannya, lalu ia menegok sekeliling mobil, angin pedesaan yang sejuk menerpa wajah memonitor sekeliling yang dirasa asing. Baru kali ini kemuning bemimpi bisa melihat jelas kejadian menggerikan. Namun ketika ditannya Renata, kemuning berusaha menutupi mimpinya tersebut. Kemuning lalu mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apakah sudah sampai pada tujuan KKN nya. “Sudah ke mau turun atau mau lanjut tidur?” Suara kekehan Ghani. Kemudian kemuning menjawab “iihh, apaan sih tentu saja mau turun lah”. Melihat yang lain mulai menurunkan baranng dari mobil, ku ikuti gerakan mereka dengan dibantu oleh Ghani, selepas itu mereka melanjutkan tempat yang akan dilakukan penelitian yang tidak dapat dilewati mobil. Perjalanan mereka kurang lebih akan memakan waktu kurang lebih sekitar dua jam. 2. TIBA DI DESA PETUNG Setelah melawati jalanan yang terjal akhirnya mereka sampai, mereka ditugaskan untuk KKN di desa tepencil jauh dari hiruk pikuknya kota. Desa yang terletak di ujung pulau Jawa Timur, sebelumnya tempat tersebut merupakan hasil survey para senior dan Revan yang merupakan salah satu anggotanya. Disana mereka membantu penduduk disana yang minim akan pemahaman dunia medis, penduduknya masih percaya dengan pengobatan secara natural menggunakan tanaman liar, dan kesaktian dukun. 3. MAKAM TAK TERAWAT Kemuning melihat gundukan tanah serupa makam tak terawat, itu merupakan kuburan tiba tiba semerbak bunga kenanga menyerobot lubang hidung. Mereka sampai di depan rumah joglo tua milik mbah Sumejo,yang dulu ditemuinyya untuk meminta ijin melaksanakan KKN. Harum kenanga yang tadi tiba tiba kembali semerbak, mata kemuning membulat memandang pria tua bertubuh kurus menggenakan setelan baju berwarna hitam. Di pundaknya memakai cangkul menginggat mereka akan kisah misteri kakek cangkul, ternyata kata revan itulah mbah sumejo. 4. WANITA KEBAYA MERAH Suasana kamar yang sangat temaram karena di desa tersebut belum ada listrik. Renata tiba tiba ingin menjadikan foto lukisan gadis berkebaya merah foto profil di ponselnya. Kemuning terhenyak seperti ada suara sesuatu yang berat sedang digusur suara itu lambat tapi jelas terdengar menggelilingi rumah joglo yang ditempatinya. Tiba tiba ketakutan menyerap jeritan kemuning menggema seiring tubuhnya loncat mundur dengan gerakan cepat sampai hilang keseimbangan. Kemuning jatuh pingsan dan dirawat oleh teman temannya sembari ditanya apa yamg terjadi pada diri kemuning, ternyata kemuning melihat wanita berkebaya merah denngan rambut riap riapan, tergerai hingga ke tanah, sedang menyeret tubuh pria berkulai tanpa daya. 5. PRIA BERDARAH Kemuning lagi lagi mendengar suara aneh yang lembut tapi jelas, ia melihat wanita berkebaya merah darah dengan rambut semrawut tergerai panjang menyentuh tanah tengah menyeret seorang laki laki yang tubuh dan wajahnya hancur seperti habis dicabik binatang buas. Dalam hatinya kemuning bertanya tanya siapa sosok wanita dan laki laki yang diseretnya. Ingtanku tiba tiba tertuju pada sebuah lukisan yang menggantung di dinding ruang tamu rumah yang ditempatinnya. 6. HILANGNYA RENATA


Terdengar suara Renata memanggil kemuning dengan erangan keskaitan, perlahan kemuning mendekati suara tersebut dan didapati tubuh Renata menggantung berayun, kepala terkulai ke samping, lidah menjulur,dan mata hampir putih,dengan kaki Renata yang menggantung pasrah tepat di samping mata. Tiba tiba ada suara aneh dan tampak sesosok wanita duduk bersimpuh ke samping seperti suster ngesot, bersamaan dengan itu tiba tiba Renata menghilang entah kemana. Kini mbah Sumejo dan teman temannya sedang berusaha mencari Renata. 7. MALAM MENCEKAM Setelah beberapa jam pencarian para pria yang mencari Renata kembali dengan tanggan kosong, hingga dua malam disana keberadaan Renata belum juga diketahui. Angin keras menampar kemuning yang terus berusaha mencari Renata, Kemuning dengan langkah terseok menantang hujan deras di tenggah keremangan, ia mencari Renata yang masih menggenakan piyama tidur terakhir sebelum menghilang. Kemuning melihat Renata berjalan dan mematung di bawah pohon beringin besar. Renata bergeming sambil mengangkat tangganya ke atas. Kemuning tersontak kaget karena tanggan Renata dapat menggeluarkan seperti kekuatan halilintar dan menewaskan salah satu temannya bernama Aldi yang menemani Kemuning jalan mencari Renata. 8. TERBONGKARNYA RAHASIA REVAN Dibalik semua kejadian diatas ternyata Revan yang menjadi dalang semua ini, Revan memakai pelet agar bisa menjadikan Keke sebagai kekasihnya. Ternyata selama ini Revan menyukai Keke dan ingin mendapatkan dengan cara yang licik, benar saja Keke akhir akhir ini berubah karena yaitu ulah Revan. Karena dulu kakaknya Revan bernama Reno ia juga hilang tak ada kabar bak ditelan bumi dan kini pada KKN kami juga memakan korban teman kami yaitu Renata ternyata semua kejadian tersebut danyangnya Revan.


Oleh: YOURKIDLEE 01.Prolog Alea Maynanda, biasa dipanggil Ale atau Lea, siswa XI IPA 1 yang bersekolah di Epik High School. IPA 1 hanyalah kelas biasa, biasa dianggap kelas lain dengan sebutan kelas einstein, kaku, dan membosankan. Bukan seperti IPA 3 yang heboh dan para muridnya yang terkenal eksis. Ada wakil ketos, mantan Raja MOS, anak OSN, dan juga most wantednya sekolah. IPA 1 dianggap kelas yang tidak normal, tapi biasanya orang jenius sebenarnya lebih tidak normal dibandingkan manusia lain. Contohnya dulu waktu kelas IPA 1 lagi di lab komputer Arif tiba-tiba lari sambil teriak, “WOI ADA ROBOT MASA DEPAN!!!”. Lalu ada juga Teresa dengan penjelasan membosankannya. Di kelas IPA 1 cuma Jeje yang punya pacar. Yaiya lah dia cowok terganteng di kelas IPA 1. Yang dulu sempat jadi incaran seorang Alea Maynanda. Pacar Jeje anak IPS, Teya namanya. Teya pernah ikut OSN PPKn dan menang. Kayaknya kalem. Tapi Jeje tidak kalem sama sekali.


Dulu waktu tes pernah Jeje nyeletuk “Pak ini nulisnya boleh dikertas?”. Jeje juga mendadak jadi ketua band kelas saat Alea terlambat. Katanya, “ALE ALE YANG RASA BARU TAPI DIA MASIH BAU”. Dan ini cerita Alea dan teman-teman satu kelasnya yang dijuluki ‘Kelas Einstein’. 02. Arjuna Sang Pencari Cinta, Sebenarnya ada anak baru yang lumayan menarik perhatian Alea akhir-akhir ini dia baru masuk sekitar dua bulan lalu, Arjuna namanya tapi biasa dipanggil Ajun. Tubuhnya atletis, dia atlet renang dan saat masuk di sekolah Alea dia langsung bergabung di ekskul basket. Makin jadi most wanted Epik High School tuh anak. Biasanya kalau dibercandain adek kelas bilangnya gini, ‘Kak Arjuna panahi hatiku donggggg’ ‘Kak Arjuna masih mencari cinta? sini aku cintaiii’. Ajun ini mukanya mulus ganteng, walau nggak seganteng Jeje. Jeje tuh putih dan mancung abis rada mirip bule. Kalau Ajun tuh punya rahang tegas, intinya cowok ini punya kharisma tersendiri. Lalu apakah Alea ini pernah naksir seorang Ajun???? Sebenarnya nggak. Awal datang Alea nggak suka sama dia, karena anak baru songong abis. Tapi dia pernah nyepik Alea gini, ”Le, ada jadwal pelajaran ga” “Hm, ada.” “Kalau nomer hape lo?” Alea sampe bengong dengarnya. Tapi makin lama, kedatangan Ajun buat Alea malah ngerasa ‘bebas’ dan lebih kebuka. Alea jadi nggak malu lagi. Nggak ada lagi Alea yang suka jaga image, yang ada Alea nemenin Arif sama Jeje nyanyi-nyanyi di kelas sambil joget-joget. Deket sama Ajun tuh jadi bikin Alea tau rasanya nikmatin masa SMA tuh gimana. Ajun berulang kali mengacak-acak rambut Alea sambil ketawa. Ya, guys. Adegan favorit cewekcewek remaja pembaca novel. Ajun juga menggendong Alea saat Alea melompat di keramaian saat band indie pergi ke sekolah. Dia mengangkat pinggang Alea dengan tubuh atletisnya biar Alea bisa menonton. Dan hati batu ini baper. Lalu apakah dengan gitu Alea dan Ajun akan punya kisah cinta romantis ala-ala teenlit? Hm, lucu. Bagian klimaks plot twistnya, malam itu saat Alea dan Ajun difoto Jeje saat Alea diajarin gitar sama Ajun, dia bilang gini: “Woi jangan ditag ke gue. Nanti pacar gue yang di Bogor liat.” Kalau aja Alea nggak sadarkan diri, mungkin gitar di tangannya udah kelempar ke kepala Ajun. 03. Arka Anak Mamah Yang Ganteng Kebetulan Ark aini tetangga Alea. Jadi, mereka tinggal di perumahan perusahaan, orang tua mereka satu perusahaan. Arka itu tipekal anak tetangga yang suka jadi bahan perbandingan sama anak sendiri, alias di aitu anak kebanggan ibu-ibu komplek. Seperti ibu Alea yang selalu bilang, “kenapa sih nggak bisa kayak Arka yang kalem, penurut, pinter, nggak neko-neko. Lah kamu kayak gini buandel banget baru selesai masuk BK sekarang dipanggil lagi.” Alea pernah main ke rumah Arka untuk kerja kelompok. Karena rumah mereka dekat, Alea lah orang yang pertama datang. Lalu image ‘Arka si murid teladan’ luntur seketika. Arka ada di teras belakang tiduran di paha mamahnya, sambal mainin boneka beruang warna ungu. Bahkan Arka teriak manja ke pembantunya untuk di ambilkan minum untuk teman-temannya yang akan datang. Alea jelas sangat kaget, dia tidak menyangka orang yang sok galak di sekolah ternyata begini kelakuannya kalua sudah di rumah. Lalu anehnya setelah mamah dan pembantunya pergi sifat ‘songong’ Arka keluar lagi. Ada satu fakta yang membuat Alea selalu ingin tertawa, Arka kalua di rumah nama panggilannya adalah Yaya. Wah Alea ada bahan nih buat ngeceng-in Arka. 04. Katakan Cinta


Kelas Alea adalah kumpulan buaya yang kebetulan satu kelas dengan Alea. Yang cuma nyepiknyepik padahal dia nggak Cuma nyepik satu orang saja. Contohnya Heru yang pada hari Jumat bilang ke Alea kalau dia suka sama Alea, yang hanya dijawab, “Apanya?” oleh Alea. Tetapi pada hari senin Alea melihat Heru jok motor Heru tidak lagi kosong melainkan ada cewek di boncengannya. Wow sekali bukan. Waktu Alea tanya ke Arif (teman sebangku Heru) katanya “Oh, itu Restu. Hari Jumat kemaren jadian sama Heru”. Loh loh lohhhh. Lagi-lagi Alea menjadi target baper. Juga Dopid yang berkali-kali mengajak Alea jalan tapi Aleanya nolak terus. Tapi Alea tidak ambil pusing. Kadang Alea frontal bilang, “apa semua cewek itu abis ya sampe gue mulu yang jadi target baper???”. Sampai sekarang pun Dopid masih berusaha ngajak Alea ngedate, ya walaupun dibayarin atau ditraktir Alea tetap bilang tidak. Dan masih banyak lagi. Dikelas Alea Cuma ada dua manusia yang benar-benar nggak pernah sekalipun nyepik atau godain Alea. Medi dan Arka. 05. Rahasia Si Ketua Kelas Medi Gevandi Simatupang adalah Arka versi bobrok. Mereka berdua sama-sama dijadikan panutan oleh guru-guru. Dia ini ketua kelas XI MIPA 1. Medi adalah seorang kakak bagi Alea. Apabila Alea mulai diganggu Jeje atau bahkan Ajun, Medi lah super hero bagi Alea. Medi akan memarahi orang tersebut. Tapi anehnya tidak pernah sekalipun Medi curhat mengenai cewek ke Alea, padahal notabene Alea adalah tempat curhat hampir seluruh penghuni kelas. Dan rahasia besar si ketua kelas adalah Medi suka cewek K-Pop. 06. Panah Arjuna Ajun itu sering ngepost foto bareng Alea di Instagram, yang kemudian memancing kaingintahuan teman-teman basket Ajun. Dia juga sering ngajak jalan Alea. Pokoknya banyak deh cara Ajun ngedeketin Alea. Contohnya dia pernah minjem sisir Rena habis itu nyisirin Alea, Ajun juga ngenalin Alea ke temanteman basketnya, juga ngedeketin di kelas. Siapa yang nggak baper coba. 07. Virus Arka Alea itu anak baru yang masuk di semester dua kelas 10, pindahan dari Kalimantan. Dan orang pertama yang dia kenal adalah Arka karena dia waktu itu menjadi teman sekelasnya sekaligus menjadi tetangganya. Lagi-lagi Ibu Alea banggain Arka, padahal Arka mah anaknya gak jelas abis. 08. Ada Kodok Teresa Zevania cewek manis tetapi tetap macho yang jiwanya itu tomboy abis. Rambutnya selalu dikuncir, rangking satu yang disebut-sebut punya kapasitas otak berlebihan. Dia bisa jawab soal fisika Cuma butuh waktu setengah menit dan juga hafalan senyawa diia cuma butuh waktu satu jam. Dia jago main catur dan kartu remi, dia juga nyambung kalau diajak ngobrol tentang bola. Waktu itu hari jumat, hari bebas dan hari ekskul, tetapi banyak yang di kelas. Tiba tiba Jeje buka jendela selanjutnya Arif seperti melempar sesuatu. Itu kodok. Cewek-cewek di kelas langsung teriak nyaring, ada juga yang loncat bahkan sampai naik di atas meja. Dan kodoknya jatuh di kepala Teresa. Dan akhirnya Teresa ambil kodoknya dan diremas dengan tangan kosong. Alea kaget, baru kali ini lihat cewek meremas kodok begitu. Suasana kelas kembali tenang, lalu Alea menoleh ke sekitar. Ada Arka yang lagi ngusap-usap kepala Nadya yang lagi nangis sambal ngeledek. 09. Do Kyungsoo Kakak Alea itu fans K-Pop, jadi Alea lama-lama juga ikut jadi fans K-Pop. Apalagi ditambah Alea sering menemani Arka menonton drama korea, Arka juga menjelaskan banyak tentang K-Pop. Alea jadi sering menonton video-video MV, moment-moment gemesnya, sampai gif-gif lucunya. Alea yang awalnya hanya ‘suka’ sama K-Pop sekarang jadi beneran masuk ke fandomnya. 10. Jaket Garis Waktu itu ibu Alea baru pulang dari jalan dan ngasih oleh-oleh jaket garis warna oranye-coklatputih. Jaket garis ini sangat ikonik dengan Arka. Arka lemarinya penuh sama jaket garis mulai dari warna hijau, biru, coklat, merah, sampai ungu dan selalu dipakai tiap ke sekolah. Besoknya Alea memakai jaket oranye itu di kelas. Mood Alea udah bagus tetapi tiba-tiba dia papasan sama Arka, dan ya Arka pakai jaket yang sama.


Dan hari itu mereka diledekin si kembar, Upin Ipin kalau kata teman-teman sekelasnya. Ini pasti ulah Ibu Alea dan Mamahnya Arka yang jodoh-jodohin mereka. Di mata mamah Arka, Alea bisa jadi cewek yang ngerti Arka karena selama ini Arka nggak pernah kelihatan dekat sama cewek. 11. Resleting rusak Hari itu hari jumat, sekolah lumayan sepi karena adanya penampilan artis di lapangan. Alea meminjam jaket Arka tapi tiba-tiba resleting jaket Arka rusak. Alea udah panik di depan kelas sambal menunduk benerin resletingnya. Tiba-tiba si Ajun datang, dia bantuin benerin resleting jaketnya Arka. Terdengar suara heboh dari kelas sebelah (kelas mantan gebetannya Ajun), ternyata banyak cewek kelas sebelah yang lagi di depan pintu melihat adegan tersebut. Akhirnya resleting jaketnya udah bener dan tanpa dosa narik resletingnya sampai nutup muka Alea. Berikutnya Ajun ngerangkul Alea yang buat cewek-cewek kelas sebelah yang nonton tambah heboh. 12. Jealous bro? Malam itu Alea sama teman-temannya lagi main di rumah Didip disana ada F4, Resti si Ibu di kelas, Udin si cowok sok buaya, Venny si cewek cantik idaman. Hari itu Alea gabung, padahal mah biasanya main ke rumah Arka nonton film sambal nyemilin popcorn Oishi. Kata Jeje, si Arka lagi pedekate sama Nadya. Tetapi Alea cuma bengong karena dia tidak mendengar apapun dari Arka. 13. Mulai Rumit Semuanya mulai rumit, seakan-akan Alea menjadi pusat perhatian. Kata Jeje, Ajun memang jealous sama Ferdi. Selanjutnya tanpa sadar Alea menunduk dan menangis. Pulang dari rumah Didip, Alea mampir ke rumah Arka yang pada akhirnya mereka malah menonton acara ulang tahun SCTV di rumah Arka. Besoknya saat masuk sekolah Alea bertemu Jeje, Venny, dan Ajun mengobrol di pintu kelas. Ajun hanya melirik ke Alea. Kata Ferdi, “Si Ajun marahnya sama lo, bukan sama gue” 14. Tembakan Kedua Sekolah Alea akan mengadakan kemping, dan yang ikut adalah kelas 11. Saat ini Alea sedang bersama Arka, “Kayaknya gue nggak ikut kamping deh, Le. Nggak bisa bawa Rere…”, kata Arka. Alea yang dari tadi tidak mood langsung membuang muka. Setelah itu Alea mengajak Arka ke Gramedia dan diiyakan oleh Arka. Setelah bel pulang tiba-tiba Venny menarik Alea dan berkata, “Kok lo bisa sih pacaran sama Ajun diam-diam gitu?!”. Alea dengan tegas menjawab mereka tidak pacarana. Selanjutnya Venny berkata kalau sebenarnya Medi suka sama Alea, bahkan Medi selalu menunggu waktu untuk menembak Alea dan berkonsultasi dengan Venny. Lalu tiba-tiba ada chat masuk dari Medi yang mengajak Alea ke mixme (coffeshop dekat sekolah). 15. Ngambek Ala Arka Arka ngambek sama Alea karena Alea melupakan janji mereka begitu saja. Disisi lain Alea harus kabu ke penjuru sekolah karena tidak bisa menolak Medi tapi juga tidak mau ketemu dia. Setelah sampai rumah, ada chat masuk dari Arka yang katanya dia marah ke Alea karena melupakan janjinya. Setelah itu Alea langsung pergi ke rumah Arka. Sesampainya di rumah Arka, Alea langsung dicuekin oleh Arka. Alea bertanya kepada Arka bagaimana pendapatnya mengenai pacarana sekelas, tiba-tiba dia bertanya apakah Alea pacarana dengan Ajun dan berkata, “emang kenapa kalau sekelas? Paling juga diceng-cengin bentar awal jadian, nagih peje. Terus ya biasa aja”. Alea juga bilang kalau Medi suka sama Alea lalu kata Arka, “Tolak dua-duanya. Tegasin kalian temen. Kalau perlu cari cowok lain, pacarin. Biar lo nggak usah berurusan sama masalah ginian lagi”. 16. IPA VS IPS Kata anak-anak IPS, kelas MIPA 1 tuh bagaikan kelas purba yang isinya manusia kaku dan belagu. Di acara kemping nanti seenggaknya ada satu penampilan kelas, jadi MIPA 1 mau menggunakan ruang madding untuk Latihan. Tapi, Pak Fauji si wali kelas IPS 3 mengambil alih ruangan tersebut. Yang kedua yaitu masalah renang. MIPA 1 dijadwalkan renang bareng kelas IPS3 tetapi waktu pulang malah kelas MIPA 1 ditinggal bis. Waktu itu Alea jalan sendiri dari perpustakaan, lalu Ketika sampai di koridor kelas IPS mulai terdengar sindiran-sindiran untuk Alea. Lalu tiba-tiba ada tubuh ngerapat ke belakang Alea, ternyata


Ajun. Dan Ajun mulai bertanya-tanya mengenai malam itu di rumah Didip, apakah Alea benar menangis malam itu? Tetapi Alea hanya mengelak 17. Gara-gara Ulangan Hubungan Alea dengan Medi lama-kelamaan sudah seperti biasanya, mulai membahas tentang drama K-Pop. Dan sekarang Alea juga akur sama Dopid, bahkan dekat. Karena MID Semester kemarin, Dopid duduk di belakang Alea dan bekerja sama saat tes. Belakangan, Alea jadi jarang bareng Arka. Sampai Teresa yang bawel kalau udah dikasih jawaban, mempertanyakan apakah jawaba itu benar. Pokoknya waktu MID Semester kali ini MIPA 1 benar-benar kompak. 18. Jeje dan Ale-ale Jeremy Jehezkiel memang menjadi ikon kelas MIPA1. Selain punya tampang paling ganteng dan blesteran, Jeje juga jadi penghidup suasana dengan kebegoannya dan ketidak faedahannya. Tapi hari ittu Jeje marah, dia tiba-tiba datang ke kelas dan duduk di pojokan sambal diam. Lalu Ajun menjelaskan kalau Jeje habis marah di kelas IPS karena si Teya (pacar Jeje) ketahuan selingkuh. Nggak tahu kenapa Alea berinisiatif membeli minuman Ale-ale jeruk untuk Jeje dan mengajak jeje membuat video Jingle Ale-ale seperti ajakan Jeje dulu. Jeje tersenyum haru melihat Alea berusaha untuk menghiburnya. Selanjutnya Jeje mengajak Alea ke mixme dekat sekolah mereka. 19. Curhat Jeje dan Saran Jeje Jeje yang mengantar Alea pulang hari ini, sambil curhat katanya. Curhat mengenai hubungan Jeje dan Teya harus berakhir karena adanya orang ketiga. Jeje juga bilang kalau Medi suka sama Alea. Dan juga yang paling mengejutkan ternyata Ajun masih saling contact denga mantannya sampai sekarang, jadi masih ada kemungkinan untuk balikan. 20. Camping Hari kemping pun tiba. Diawali dengan Mamah Arka yang datang ke rumah Alea, menitip barang untuk Arka karena Arka pastinya sibuk OSIS. Kelas mendadak dipimpin oleh Arif karena Arka dan Medi sama-sama sibuk di OSIS. Memang ada-ada aja kelakuan anak MIPA 1, ada yang lagi asik makan jajan, ngerumpi, sampai ada yang bikin slime. Alea ingin bertemu Arka untuk sekedar menanyakan sudah makan atau belum, karena Mamahnya Arka berpesan agar Arka tidak boleh telat makan. Mereka bertemu di tangga dan mengobrol banyak. Arka kelihatan sangat kecapekan. Dia nyender ke Alea sambal bilang kalau dia sedang capek. Kemudian dia megusap-usap rambut Alea. Tetapi Arka tiba-tiba bilang, “Sana gih, balik kelas. Entar dicariin Arjuna lo”. Dan dijawab oleh Alea, “Mending lo ikut aja, Nadya pasti juga nyariin lo”. Dan akhirnya Arka Kembali ke kesibukannya. 21. Panah Arjuna Lagi Alea baru membantu mengupas bawang, tetapi lupa menguncir rambutnya. Jadi Alea tidak berhenti untuk mengibaskan rambut karena kegerahan. Tiba-tiba Arjuna datang dan menguncir rambut Alea. Kemudian Alea menyindir Ajun mengenai Syifa (mantan gebetan Ajun). Dan muncul pesan masuk dari Ajun. Arjuna: gue harus ngaku terang-terangan gue suka sama lo biar lo percaya gue serius? 22. The First Kiss Selama di kemping Alea berusaha semaksimal mungkin untuk menghindar dari sosok Ajun. Alea mendapat pesan dari Mamahnya Arka untuk mengantarkan obat ke Arka. Dan sialnya Alea bertemu dengan Ferdi dan Ajun, Ajun ngusir Ferdi yang kemudian Alea dan Ajun jadi jalan berdua. Mereka berdua mendengar suara aneh, ternyata itu suara teman sekelasnya yang berbuat tak senonoh di lingkungan sekolah. Akhirnya mereka kembali ke area kemping. Tetapi disaat mereka masih syok terutama Alea tibatiba Ajun memandang Alea dalam banget. Selanjutnya Ajun mencium pipi Alea. Alea udah mau pingsan aja rasanya. Pipi Alea sesaat langsung menjadi merah seperti tomat. 23. Ba?per Alea meracau dan guling-guling di tenda sampai-sampai Venny, teman setendanya panik tidak karuan. Tiba-tiba Alea ingat untuk menanyakan apakah Arka sudah makan atau belum. Ternyata anaknya baru ngefoto-foto di dekat api unggun, secara sengaja dia juga memotret Alea.


Akhirnya mereka membuat popmie dan duduk untuk menonton api unggun. Tiba-tiba ada Ajun di samping kanan Alea sambal memangku gitar. Ajun dan Alea mengobrol, lalu mendadak Arka berdiri dan pergi. Alea mengingatkan Arka untuk meminum vitaminnya tetapi hanya dibalas cuek dengan Arka. Sampai kemah berakhir Alea tidak bertemu Arka. 24. Ada Yang Aneh Hari itu Ajun tiba-tiba menjemput Alea dan mengajaknya pergi ke Jl Adira. Ternyata ada temanteman lainnya juga. Sekarang Alea Kembali ke tabiat aslinya yaitu ekspresif dan sedikit-sedikit ketawa. Besoknya Alea pulang diantar Ajun, yang selanjutnya diceng-cengin sama Ibunya. Rasanya Alea jadi semakin jauh dengan Arka. 25. Bed Scene Alea lagi asik main laptop tiba-tiba mati lampu, rumah Alea sepi hanya ada Alea. Ketika ia keluar rumah, terlihat hanya ada satu rumah yang memakai genset. Siapa lagi kalau bukan rumah Arka. Ternyata Arka lagi sakit. Ketika Alea mengajak ngobrol Arka, hanya dibalas cuek oleh Arka. Alea bergabung tidur di samping Arka. “Nadya nggak ada jenguk? Lo cocok tau sama Nadya, kenapa nggak pacarana aja?”, tanya Alea. Dan Arka balik tanya, “Lo mau gue jadian sama Nadya?”. Alea tidak menjawab, tapi berikutnya si Rere (boneka beruang ungu kesayangan Arka) jatuh di muka Alea. Selanjutnya Alea langsung menyekek Rere lalu dengan cepat Arka merebutnya. Arka dorong Alea sampai terjatuh. Alea merebut Rere Kembali dan melemparnya ke dinding. Dan ia pun lari untuk pulang. 26. Truth Or Drink Hari itu hari jumat dan kelas Alea baru ramai. Dan si Dopid bawa sebotol ABC Sirup Jeruk. Selanjutnya mereka duduk melingkar dan bermain Truth or Drink. Ada Dopid, Arif, Heru, Arka, Teresa, dan Alea. Sistem mainnya yaitu mereka hom-pim-pa dan yang kalah diberi pertanyaan, bila ia tidak bisa menjawab maka harus meminum Sirup ABC Jeruk yang sangat kecut itu. Sampai giliran Arka yang kalah dan harus mendapatkan pertanyaan, Arif mengajukan diri untuk bertanya. “Lo lebih setuju Alea jadian sama Ajun atau Medi?”, tanya Arif. Tapi tiba-tiba Jeje nongol dan teriak ngajakin Alea makan bakso. Tapi Alea masih menantikan jawaban Arka. Sampai di pintu Alea melihat Arka bukannya menjawab pertanyaan malah meminum segelas kecil sirup ABC. 27. Sinetron Pagi ini Alea dihadapkan dengan Arka yang tiba-tiba mengajukan Alea untuk jadi ketua ekskul drama. Arka tahu kalau Ale aitu suka menulis dan suka mengarang cerita, makanya dia mengajukan Alea ke Bu Rahma untuk menjadi ketua ekskul Drama. Dan disini Alea berperan sebagai sutradara dari sebuah pertunjukkan. Disisi lain Alea udah mengumpat ke Arka. Disaat Alea bingung memikirkan alur dramanya, adek kelas 10 sibuk mempermasalahkan tokohnya. Ada yang mau jadi jahat, tokoh utama, sampai ada yang mau jadi Cinderella. Keluar dari lab Bahasa dia melihat Ajun lagi sama Syifa mengobrol di koridor, berikutnya Ajun noleh dan mau ngejar Alea, tapi si Syifa ini menarik tangan Ajun. Sampai Medi datang dan membawa Alea pergi dari situ. Sampai di kelas, Ajun duduk di depan Alea dan ingin bicara empat mata. Tetapi Alea menolak. Lagi-lagi muncul Medi yang mengajak bertemu dengan Bu Rahma. Tetapi sampainya di depan ruang guru, Medinya malah tidak jadi bertemu dengan Bu Rahma. 28. Musuhan Beneran Alea mendapat chat dari Jeje yang berisi tentang Medi ada di rumah Jeje sedang siap-siap untuk menjemput Alea. Sedangkan Ferdi berisi menanyakan apakah Alea masih marah dengan Ajun. Saat di parkiran, lamunan Alea pecah karena melihat seorang yang duduk di atas motor besarnya, itu Arka. Akhirnya Alea pulang bareng Arka. Waktu Alea mengajak mampir untuk beli martabak Arka menolak, sudah ada janji dengan Nadya katanya. Malamnya Alea benar-benar menunggu Arka. Sudah jam setengah Sembilan tapi Arka belum pulang. Dia mulai jongkok dan nunduk di depan rumah Arka. Dan tidak lama Arka sudah sampai di rumahnya lalu melihat Alea dengan tatapan kaget. Waktu ditanya Alea menjawab ingin meminta film tentang teman yang meninggalkan temannya karena dia sudah punya pacar. Arka sebenarnya tau kalau Alea sedang menyindirnya. 29. Roller Coaster Hari itu kelas lumayan sepi karena sebagian ada yang persiapan lomba, festival, dan juga OSIS. Saat itu Alea diajak ke kafetaria sama Dopid, mau makan katanya. Alea curhat ke Dopid tentang Arka.


Mulai dari Arka yang nggak pernah cerita lagi sama Alea, Arka nyindir-nyindir Alea, dan merasa terkhianati. Tapi Dopid juga tau dari sudut pandang Arka. Dopid menjelaskan kalau sebenarnya mereka hanya salah paham. Arka juga cerita ke Dopid mengenai Alea yang sekarang tidak pernah main dengannya lagi karena terlalu asyik dengan Ajun ataupun Medi. Bahkan kemarin Arka bukan pergi dengan Nadya saja tetapi dengan anak-anak mading. Kemarin Arka juga tanya ke Nadya bagaimana notebook yang dipilihnya untuk Alea. Sampai koridor Alea bertemu dengan Syifa dan gengnya yang sedang menyindir Alea. Dan Ketika sampai di lapangan Ajun mendatangi Alea sambal menggenggamnya dan mengenalkan ke anak basket. 30. Bucin Alea baru menemukan titik terang masalahnya dengan Alea tapi semakin rumit saja. Arka seakan makin marah, ngejauh, dan nggak ada negur atau nyapa Alea. Selanjutnya Alea mengobrol dengan Jeje di kelas, lebih tepatnya Jeje curhat tentang Teya. Bel sekolah berbunyi, Jeje mengajak Alea untuk pulang bareng tetapi Medi muncul untuk mengajak Alea pulang bareng juga. Tiba-tiba Ajun muncul juga untuk mengajak Alea jalan. Akhirnya Alea memutuskan untuk ke Lab Bahasa untuk keperluan drama. 31. Seranjang?! Alea memutuskan pergi ke rumah Arka untuk meluruskan sedikit permasalahan diantara mereka. Arka kelihatan sibuk menyusun presentasi. Alea menjalaskan kalau mereka sebenarnya hanya salah paham. Alea yang menyuruh Arka untuk mendekati Nadya dan juga Arka yang tidak mau mengganggu hubungan Alea dan Ajun. Alea menjatuhkan diri ke Kasur Arka, di sana ada Rere. Mumpung ada kesempatan dia menyekek Rere dengan sekuat tenaga. Lalu tanpa sadar Alea ketiduran di Kasur Arka. Setelah beberapa saat Alea merasa ada tangan yang jatuh ke tubuhnya, ternyata tangan Arka. Tiba-tiba Arka mengigau, “Jangan terima siapapun, gue nggak suka…”. Alea terdiam lalu pulang kerumahnya. 32. Canggung Alea datang terlambat hari ini. Hari ini Alea ingin menghindari Arka, tapi sialnya ia malah bertemu Arka pagi ini. Arka bertanya mengenai kejadian semalam, Arka awalnya hanya senderan di pinggir tetapi malah keterusan. Entah kenapa Alea merasa malu di depan Arka dan berusaha menghindari Arka sekuat tenaga. 33. Flower Crown Apa Adanya Hari itu kelas Alea mengadakan praktek di luar kelas, menanam pohon. Alea satu kelompok dengan Arka, Arif, dan Dopid. Dan hari ini MIPA 1 kelihatan gilanya. Mulai dari Jeje bilang ingin mengubur kenangan bersamanya sambal menabur bibit pohon. Sampai Jeje bilang lagi kalau dia ingin mengubur dirinya sendiri. Ajun muncuk dan duduk di samping Alea sambal merangkai kalung dari batang bunga Asoka. Lalu memasangkannya di leher Alea. Ajun lagi-lagi mengajak Alea pulang bareng. Dan juga Ajun memuji Alea cantik sambil menatap mata Alea. 34. Capek Sekolah Makin lama rasanya semua hal makin membingungkan buat Alea. Para cewek MIPA 2 melihat Alea dengan tatapa sinis tapi tanpa nyinyirin frontal, di Instagram juga banyak komen “Ini pacarnya Arjuna ya”, “Pacarnya Ajun folbek dong”, dan masih banyak lagi. Kini Alea harus dihadapkan dengan para adik kelas yang terobsesi jadi pacarnya Boy dan Anak Langit alias anak-anak ekskul drama. Kini Alea bertemu dengan Medi, dia baru saja sedang istirahat OSIS. Lagi-lagi Alea menanyakan apakah Arka sudah makan atau belum. Tiba-tiba ada pesan masuk dari Arka untuk Alea Arka: Mau temenin gue nggak? Beli kado, Nadya ulang tahun Alea: Nggak bisa Ka, Gue mau pergi liat Ajun Latihan basket. 35. Pesta Ulang Tahun Malam itu ulang tahun Nadya, semua teman kelas diundang. Alea duduk di pojok belakang bareng F4 sementara Arka duduk agak depan sama Arif. Disaat acara potong kue, teman-teman sekelas menuyuh Arka maju untuk memakan potongan pertama. Alea juga ikut mendorong-dorong Arka untuk


maju ke depan. Nadya di depan sudah salah tingkah, tetapi disisi lain Alea merasa sedih dan tidak sadar meneteskan air mata. Alea kabur dari kerumunan dan memutuskan untuk pulang ke rumah jalan kaki. Medi yang sadar Alea tidak ada di tempat itu memutuskan untuk menyusul Alea. Dan lagi-lagi Alea menanyakan Arka lagi apa. Akhirnya malam itu Alea pulang bareng Medi. 36. Ditinggalin Setelah malam ulang tahun Nadya, semua jadi asing bagi Alea. Ia merasa nggak punya temen lagi seperti saat awal dulu. Yang Alea lakukan hanyalah nongkrong di Lab Bahasa sambil melihat tingkah adik kelas ekskul drama sambal mendengarkan gossip-gosip. Kelas MIPA 1 rasanya terpisah begitu saja karena siswa-siswanya rata-rata adalah bintang sekolah. Alea ditunjuk untuk menjadi pendukung di pertandingan basket antar sekolah, pertandingannya ada di Depok. Sore itu Alea datang telat jadi dia terpisah dari teman-temannya dan tergabung sama kelas MIPA 2 dan beberapa cewek dari kelas IPS. Bis berhenti sejenak dan siswa diperbolehkan untuk beli makan dan ke toilet. Ketika Alea keluar dari toilet ternyata Alea ditinggal oleh Bis yang ditumpanginya tadi. Alea langsung chat digrup kelas dan Ajun bilang ia akan menjemput Alea. 37. Pahlawan Alea mencoba untuk mencari tempat yang gampang untuk ditemui tapi ia malah semakin tersesat. Alea juga mendapat godaan dari abang-abang gojek, rasanya ia ingin menangis saja. Tiba-tiba ada motor yang melaju ke arahnya, itu Arka. Arka datang langsung mengomel ke Alea. Dan tidak lama setelah itu Ajun datang. Setelah mengobrol sebentar, akhirnya Ajun Kembali ke pertandingan dan Alea pergi dengan Arka. 38. Genggaman Ternyata Arka mengajak ke mini market untuk membeli yakult dan meminumnya di depan mini market tersebut. Mereka berdua berantem kecil membahas siapa yang marah duluan, sampai akhirnya mereka ke topik saat Alea pulang duluan dari acara ulang tahun Nadya. Ternyata pada saat itu Arka juga ke rumah Alea saat pulang, ternyata Aleanya sudah tidur jadi Arka hanya bertemu dengan Ibunya Alea. Sebenarnya Arka bingung, Alea ya g menyuruhnya untuk mendekati Nadya tetapi ketika Arka baru jalan sama Nadya, Alea malah menyindirnya habis-habisan. Akhirnya Alea kembali ke pertandingan bersama dengan Arka. Mereka berdua agak terdorong ke depan, lalu Arka mulai menggenggam tanga Alea dan di masukkan ke saku jaketnya. 39. JENG JENG JENG Hari ini Alea hari pertama halangan dan juga hari ini Alea ingin menghindari Arka, jadi ia memutuskan untuk pergi ke UKS. Tapi saat di koridor ia bertemu Maya dan Rena baru membicarakan Alea. Selanjutnya Alea menguping pembicaraan itu sampai Alea mendengar mengenai 'taruhan'. Jadi anak cowok kelas MIPA 1 taruhan untuk siapa yang bisa mendekati Alea. Akhirnya Alea memutuskan untuk pergi ke UKS, saat di UKS Mbak Indah (penjaga UKS) ingat kalau Lea ini yang diomong-omongkan oleh anak basket yang katanya Pacarnya Ajun. 40. Kejar-kejaran Arka datang ke UKS untuk melihat kondisi Alea, Medi tadi memberitahu Arka. Arka mengajak Alea untum kembali ke kelas. Rasanya Alea ingin menumpahkan semuanya ke Arka, tapi dia masih belum menemukan waktu yang tepat. 41. Rapat Drama Alea ditunjuk oleh Bu Rahma lagi untuk membuat scenario drama untuk mewakili acara festival nanti. Ujung-ujungnya teman-teman kelas Alea rusuh sendiri membahas tokohnya. Dan mereka memutuskan untuk memakai drama seperti Acara TV Cak Lontong “WIB”. Jadi ada guru yang memberi soal tapi jawabannya salah semua, ternyata jawaban yang benar adalah jawaban yang nyeleneh seperti Acara WIB. Disitu para murid ngamuk tidak terima dan porak-pondakan kelas pakai lagu parodi. Pemeran utamanya adalah Venny dan Medi. “Udin, Dopid, Heru, Ferdi, dan Ajun jadi geng yang suka nyontek. Terus kalian ketahuan dan kalian dihukum guling-guling di lantai lalu nggak sengaja ketendang”, kata Alea. Sontak murid-murid


tertawa. Tapi ada sesuatu yang aneh. Ternyata ada yang merekam diam-diam dari pojok, itu Arka. Sontak Alea mengamuk dan memaksa Arka untuk menghapus. 42. Ngambek Kini Alea sedang menunggu Arka yang sedang rapat OSIS di koridor sekolah. Tiba-tiba muncullah Si Mujaer alias Ajun. Dia bertanya kepada Alea tetapi Alea hanya cuek tidak menjawab apapun. Ajun: “Kenapasih Aleaaa?” Alea: “Pergi dari gue.” Ajun: “Kenapa? Gue ma uterus sama lo.” Alea: Biar apa? Biar lo menang?” Garis wajah Ajun langsung berubah. Ia bertanya kepada Alea siapa yang memberitahukan kepada Alea. Ajun mulai menjelaskan kepada Alea menurut sudut pandang Ajun. Lalu Arka muncul dan tiba-tiba menggandeng Alea di koridor sekolah. 43. Labrak Alea pulang bareng Arka. Arka bertanya apa yang terjadi tadi antara Alea dan Ajun da Alea hanya menjawab singkat. Sampai di dekat lobi sekolah ada seseorang yang sedang membicarakan Alea tetapi sengaja ditekankan agar Alea mendengarnya, itu Syifa dan dua temannya. Sontak Arka langsung menghampiri ketiga orang tersebut. Syifa masih bisa berkilah sampai Arka mengeluarkan kuncinya. Arka mempunyai rahasia Syifa, dan jika rahasia ini tersebar tamatlah Riwayat Syifa. Ia langsung diam tak berkutik sementara Alea dan Arka pergi meninggalkannya. 44. Nggak Peka Sampai di parkiran Alea bertanya apa rahasia Syifa sampai-sampai baru diancam sedikit saja dia sudah tidak berkutik. Arka menjelaskan ada video Syifa mencekoki minum anak kelas satu saat di club, tapi belum Arka laporkan, menunggu saat yang tepat. Arka itu anggota PD (Penegak Disiplin) yang diketuai oleh guru terkiller yaitu Pak Jay. Arka berhenti di depan Indomaret dan membeli satu pack yakult. Arka bilang kalau ia harus Kembali ke sekolah karena ada berkas yang harus diurus, tetapi Alea harus pulang bareng Arka dulu. Hingga Arka bertanya kenapa cewek selalu suka badboy daripada cowok baik-baik. Alea menjelaskan Panjang lebar yang intinya kalau cowok berani mengajak jalan cewek, mau badboy ganteng atau badboy hits kalau sukanya sama yang sat set mah nggak bakalan ngaruh. Arka diam sejenak lalu bertanya kepada Alea apakah hari sabtu bisa jalan untuk menonton film atau tidak. 45. Nonton pt 1 Hari ini adalah hari sabtu, Arka dan Alea nonton bareng. Mereka saling berdebat mau menonton film horror atau kartun, tapi akhirnya mereka memilih menonton film horror. Berikutnya mereka upload snapgram hasil foto mereka berdua. Dan Alea mendapat pesan masuk dari Ajun. Ajun bertanya, “Ngapain sama Arka? Gue nyusul kesana”. 46. Nonton pt 2 Alea masih panik karena Ajun mau nyusul ke bioskop dan menjelaskannya ke Arka. Arka melihat pesan Ajun dari smartphone Alea dan membalasnya dengan kata-kata yang kurang enak. Arka masih mencoba untuk menenangkan Alea. 47. Nonton pt 3 Alea masih khawatir apakah Ajun jadi nyusul ke bioskop atau hanya pesan lewat saja. Tetapi Alea tau Ajun itu orangnya nekat. Arka agak bete karena dari tadi Alea membahas Ajun terus. Saat Arka menawarkan untuk pulang, Alea diam tidak menjawab. Sampai akhirnya mereka tidak jadi pulang. Arka bertanya siapa yang ada di hati Alea, tetapi Alea menjawab nyeleneh. Do Kyungsoo katanya. Selanjutnya mereka tidak sengaja membahas mengenai Nadya. Alea bilang kalau Arka dan Nadya itu cocok, karena saat kejadian Teresa meremas kodok waktu itu Nadya menangis di belakang Arka dan Arka mengusap-usap rambut Nadya. Tapi Arka menjelaskan kalau rambut Alea lah yang lebih sering ia usap-usap.


Saat pulang tepatnya di dekat rumah mereka berdua Arka mengucapkan terima kasih kepada Alea. Kata Arka, “Makasih udah jadi temen gue, tapi maaf karena selama ini gue nganggep lo lebih dari temen”. Setelah itu Arka langsung kabur meninggalkan Alea yang mematung. 48. Kompak Pagi ini Alea lari-lari ke sekolah diiringi omelan Ibu Alea yang mengantar Alea. Hari itu ada Upacara bendera. Tiba-tiba Alea melihat Jeje, Ferdi, Didip, dan Ajun meletakkan tas di ujung lapangan dan mendatangi Alea berada di pasukan telat. Medi juga ikut bergabung di barisan telat. Setelah upacara selesai waktunya ditanya alasan telat oleh Pak Fauji, dan menyuruh untuk lari keliling lapangan. Alea mendengar, ternyata para gerombolan telat MIPA 1 kecuali ia dan Medi habis dari club. Menemani Ajun mabok katanya. 49. Kursi kosong Arka Kursi Arka kosong, tadi Alea sempat melihat Arka menjadi petugas upacara bendera. Hari ini saatnya membagikan scenario drama. Tiba-tiba Medi mendekat kea rah Alea dan katanya ingin membicarakan sesuatu. 50. #Np-Cinta dan Rahasia Hari ini Alea lagi-lagi mengurus drama sekolah bersama adik kelas ekskul. Mereka membahas mengenai mengapa Cinderella itu terlalu baik, tetapi terlalu bodoh. Alea jadi kangen Rere, Rere itu boneka beruang ungu Arka. Dia itu anak tunggal yang kesepian di rumah, makanya boneka itulah satusatunya teman Arka saat itu. Alea bertemu dengan Nadya. Kata Nadya, Ale aitu dekat sekali dengan Arka, jadi Nadya meminta tolong Alea untuk menanyakan kepada Arka secara tersirat apakah Arka itu suka dengan Nadya atau tidak. Setelah itu Alea secara tidak sadar menangis, dan bertemu dengan Medi. 51. Musuhan Yang Kesekian Kali Awalnya Alea jalan sendiri di koridor sekolah, tapi mendadak ada suara Langkah kaki mendekat. Itu Arka. Arka menyuruh Alea untuk main ke rumah Arka, tapi Alea menolak. Hari itu Alea pulang bareng Medi, tapi si Arka mengikutinya dari belakang (sebenarnya ini efek rumah Arka dan Alea yang hanya beda 3 rumah). Arka datang ke rumah Alea dengan alibi ingin mengambil katalog Tupperware. Lalu Arka masuk ke rumah Alea. Alea mencoba membujuk Alea menggunakan Chicken wings, dan Alea mau. Sebenarnya Alea mau karena jarak mereka terlalu dekat, tidak enak jika tetangga ada yang lihat. Saat sampai di rumah Arka, Medi menelepon menanyakan apakah nanti jadi jalan atau tidak. Tapi dari tadi Arka terus memanggil Alea. Saat menghampiri Arka, ia baru sibuk karena ada berkas yang harus di urus. Melihat kesempatan tersebut Alea langsung maju dan merebut Rere. Sontak Arka marah dan terjadilah dorong mendorong. Arka menoyor kepala Alea pelan tetapi Alea baru tidak seimbang, akhirnya Alea kejedot Lantai. Setelah itu mereka baikan dan tidak sadar Alea mencubit pipi Arka. Kang Eri (pembantu Arka) yang melihat hal tersebut kaget. 52. Ngamuk Hari itu pelajaran olahraga, kelas MIPA 1 itu rata-rata siswanya benci pelajaran Olahraga. Pasti ada-ada saja kelakuan MIPA 1 ini. Setelah itu mereka ada mapel biologi yang ternyata ada tugas kelompok, Alea satu kelompok dengan Jeje. Mereka dari tadi adu argument karena sama-sama tidak suka mapel biologi sampai ada pesan masuk dari Arka, katanya tidak usah sok imut di depan Jeje. Dan selanjutnya mereka malah membahas tentang mie ayam dan permicinan. Jeje dan Alea berjalan beriringan di koridor, dan bertemu dengan gengnya Teya. Jeje sengaja menarik Alea dan mengajaknya ngobrol. Setelah itu Jeje meminta maaf kepada Alea karena hal tersebut. Jeje menjelaskan kalau Teya tahunya Jeje move on ke Alea karena waktu itu menyusulnya ke bioskop. Padahal Jeje menghampiri Ajun yang ternyata benar menyusul Alea da siap menonjok Arka. Dan kata Jeje, Ajun mabok sambal menyebut nama Alea. Alea tidak sengaja menyenggol Rena, tapi Rena malah membalas dengan sewot. Rena dan Maya semakin nyolot kepada Alea tetapi Alea tidak membalas. Sampai akhirnya Rena maju dan menampar Alea, dan selanjutnya Alea ikut mengamuk dan mencakar muka keduanya dan menjambak rambutnya. Alea pergi ke pojok kafetaria dan menangis, Ajun muncul dan menjelaskan semua yang dikatakan oleh Rena dan Maya


Setelah cukup untuk menenangkan diri, Alea Kembali ke lapangan dan bertemu dengan Arka. Arka ingin mengambilkan Alea jaket, tetapi harus mengambilnya dulu di kelas. Saat di kelas, satu kelas pun menjelaskannya kepada Arka. Karena menunggu terlalu lama, Alea memutuskan untuk pergi ke kelas menyusul Arka, tapi saat sampai di koridor ia bertemu dengan Medi. Medi bangga akhirnya Alea bisa meluapkan kekesalannya itu tetapi dengan cara yang salah. Medi mengajak Alea besok hari sabtu untuk menonton Cover Dance di salah satu Mall. Akhirnya Alea pulang bareng Arka. Nadya datang ke parkiran untuk memberi Alea kuncir rambut. Alea awalnya ingin pulang naik grab saja tetapi Arka mengancam ingin membakar tas Alea. Jadilah Alea pulang bareng Arka. Malamnya teman-teman kelas Alea datang ke rumah Alea sambal membawakan banyak jajanan. 53. Krystal Sore itu Alea dan Medi pergi ke suatu Mall untuk menonton cover dance. Ternyata Medi bermain RP (Role Playing) dan katanya mau bertemu temannya dari dunia RP itu. Dan saat Alea ingin mampir ke toko buku, mereka bertemu dengan Arka dan Nadya. Arka dan Nadya tidak sendirian, ada Dopid dan Heru juga. Arka berantem sedikit dengan Alea karena dari tadi Alea menjawabnya dengan sewot. Akhirnya Medi menarik Alea Kembali ke area cover dance dengan Arka yang membuntuti mereka sementara Medi berjalan menuju area cover dance. Arka menjelaskan kalau Arka pergi dengan Nadya karena keperluan mading. Mereka berdua mampir ke McD dengan Medi yang sudah frustasi tidak segera bertemu dengan Krystal (teman RPnya) dan juga malas dengan Arka. Alea sedang membahas kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan Medi dan teman RP-nya. Lagu Miss A yang dibawakan oleh teman RP Medi sudah diputar mau tidak mau Alea menarik Medi ke area panggung dan meninggalkan Arka yang masih menunggu pesanan makanan. Medi datang tak lama kemudian. Medi dan teman RP-nya bertemu di depan McD, Medi terlihat sangat grogi. Clarissa (teman RP-nya Medi) terlihatt curi pandang ke Arka yang membuat Alea sedikit cemburu. Lalu Medi mengantarkan Clarissa ke area peserta cover dance. 54. Move On Hari ini Jeje dan Alea menumpuk tugas kelompok dan ternyata nilai mereka kurang. Saat berjalan di koridor, Mereka bertemu dengan Teya yang lagi ngutang ke salah satu teman Teya. Jeje bercanda sedikit dengan Teya, tapi Jeje bilang kalau ia ingin move on. Sampai akhirnya Alea tidak sengaja mencomblangkan Jeje dengan Teresa. Saat di kelas, Alea mendapat pesan dari Arka yang katanya, Ia tidak masuk sampai jam terakhir jadi meminta tolong kepada Alea untuk membawakan tasnya. Besoknya Alea kaget dengan perubahan Teresa, ia menggerai rambutnya, pakai bedak jadi kulitnya kelihatan lebih bersinar. Sampai akhirnya Jeje memberitahukan ke Alea kalau sepertinya ia benar-benar suka dengan Teresa. 55. Sok Jagoan Ajun bertanya kepada Alea dan Ajun bagaimana pendapatnya mengenai Teresa, apakah Jeje harus maju atau tidak. Ajun juga bertanya kepada Alea, ia ingin meminta kesempatan kedua. Dan dari jarak agak jauh Dopid berlari ke arah Alea sambal ngos-ngos an. Dopid bilang kalau Arka lagi menyelidiki Kakak Kelas yang diduga ngobat, sekarang Arka malah dikeroyok dan dipukul menggunakan kayu. Alea langsung lemas mendengar hal itu. Alea berlari ke tempat yang Dopid maksud dan Pak Jay menjelaskan kalau Arka hanya luka kecil saja, jadi Arka dibawa ke UKS. Alea langsung pergi ke UKS untuk menemui Arka. Arka duduk di ranjang UKS dengan tubuh penuh luka. Alea disuruh keluar dulu karena Arka baru saja diobati. Sampai di luar UKS Alea langsung menangis khawatir. Saat diizinkan masuk UKS, ternyata Arka lagi tiduran di ranjang UKS. Arka yang melihat Alea sedang menangis sontak menahan air mata Alea dan mengucapkan, “Jangan nangis…”. Nadya juga datang ke UKS sambal menangis, Arka menjelaskan kalau dirinya tidak apa-apa. Nadya dan teman-teman lainnya Kembali ke kelas sementara Alea memutuskan untuk di UKS. Saat mamahnya tahu, Alea pun sedikit dimarahi karena tidak memberitahu keluarga Arka. Alea dan Jeje lupa, ternyata tugas kelompok mereka belum diprint. Mereka langsung menghubungi Venny untuk menumpang ngeprint di rumah Venny. Venny menjelaskan bahwa ada banyak rahasia Arka yang belum Alea ketahui. 56. Insiden Speaker Sekolah


Kelas Alea hari ini mulai sibuk mengurus lomba madding antar kelas juga persiapan pensi. Beberapa diantara mereka disuruh Bu Rahma mengumumkan di speaker sekolah. Saat sampai di ruang pengumuman, mereka tidak sadar kalau speakernya sudah menyala tetapi mereka malah menyetel lagu Bojo Galak. Mereka tidak berheti tertawa dan menahan malu. 57. Primadona Alea mendapat pesan dari Teresa yang katanya si Jeje mengechat Teresa terus. Saat Alea tanya kepada Teresa mengapa ia tiba-tiba belajar make up, katanya Teresa ingin menjadi seperti Alea. Sorenya, Alea dimintai tolong ke rumah Arka untuk mengantarkan katalog. Saat sampai di rumah Arka, ternyata Arka baru saja diobati oleh Mamahnya. Akhirnya Alea membantu Arka untuk mengobati lukanya.58. Teman Yang Baik Arif hilang, teman-teman kelasnya panik untuk mencari Arif dimana. Arka dan Alea sedikit cek cok perkara ingin mengumumkan ke teman-temannya atau tidak. Arka sudah merasakan ada yang membantu Arif untuk kabur dari rumah. Arka dan Alea pergi menuju rumah Nadya, dan ternyata benar Arif ada disana. Arka memanggil Mamahnya untuk membantu bicara ke orang tuanya Arif, masalah pun teratasi. 59. Showtime Hari ini pentas dan MIPA 1 menampilkan drama. Semuanya berjalan dengan bagus walaupun ada beberapa part yang salah. Malamnya Alea pergi ke rumah Arka untuk meminta video drama, ternyata Arka tidak merekam momen tersebut. Arka bilang kalau Nadya dan Dopid akan kemari. Saat Alea membuka ponsel Arka betapa terkejutnya ternyata wallpapernya adalah foto Alea. 60. War and The Bomb Alea ingin melewati lapangan basket tapi malah hujan begitu deras, akhirnya ia meneduh ke belakang pos satpam Bersama Ajun. Tiba-tiba entah dari mana, Arka datang. Ajun dan Arka saling beradu argument sampai akhirnya Ajun bilang kalau sebenarnya Arka juga ikutan anak kelas untuk mengejar Alea. Alea langsung menampar Arka. 61. Rahasia Tadi Alea pulang saat hujan belum reda. Malamnya, Ajun mengirimkan bola ubi ungu untuk Alea. Medi datang ke rumah Alea dan mengajak Alea pergi ke Jl Adira pinggir lapangan baksket. Medi berkata kalau Ia suka dengan Alea. Lalu Ajun datang, katanya ia merasa bersalah dengan Arka. Dan Ajun bilang kalau ternyata Arka tidak ikut dalam taruhan tapi Arka marah saat tau Alea dijadikan taruhan.62. Aliansi Kata Ajun, cowok-cowok di kelas muak karena Arka lah yang selalu mendapatkan posisi di samping Alea. Malam itu Ajun mengantar Alea pulang dan saat sampai di rumah, Arka menunggu di depan rumah Alea. Mereka mengobrol kecil yang membuat Alea sedikit kesal dan masuk ke dalam rumah. Alea, Ajun, dan Medi membuat grup yang bertuliskan Aliansi Shinobi disana mereka membahas mengenai hubungan Arka dan Alea, bagaimana baiknya. 63. Bazar Kini Sekolah Alea sedang mengadakan bazar. Arka baru saja menarik pembeli untuk membeli stand MIPA 1. Arka tiba-tiba batuk kecil lalu Alea mengajak Arka untuk pergi ke UKS. Sampai di koridor mereka mengobrol singkat dan akhirnya Arka menembak Alea. Tiba-tiba ada panggilan dari Pak Jay, Arka disuruh ke ruang guru. 64. Epilog Saat bazar Jeje mengadu ke Alea mengenai Ajun. Lalu Arka datang ikut nimbrung dan Arka pun merangkul Alea. Dan terjadi pertengkaran kecil. Hari itu MIPA 1 yang kaku dan ambisius di dalam satu frame. Kadang kelas ini menyebalkan dan membuat Alea muak, tapi di sisi lain Alea juga saying kelas ini. Nama : Fairuzetha Lintang Putri F Kelas : XII MIPA 6 No.absen : 15


Judul buku : Dikta dan Hukum Pengarang : Dhia’an Farah Tanggal : 22 Juli 2022 DIKTA DAN HUKUM Pradikta atau yang biasanya dipanggil Dikta. Seorang mahasiswa semester akhir ilmu hokum di salah satu perguruan tinggi negeri. Dikta yang kini usianya 23 tahun dihadapkan oleh seorang siswi SMA yang sikapnya sangat menyebalkan bahkan sering kali menguras emosi Dikta yang juga sedang pusing memikirkan skripsiannya. Nadhira namanya. Nadhira merupakan teman sejak kecil Dikta, orang tua mereka sangat dekat. Dikta dengan Nadhira lahir Dikta terlebih dahulu. Jadi bagi Dikta, Nadhira sudah dianggap seperti adek sendiri. Nadhira sering kali merepotkan Dikta dengan berbagai cara, mulai dari menyuruh Dikta untuk mengerjakan tugas sekolahnya, sampai merusak barang milik Dikta. Contohnya seperti beberapa saat yang lalu, Nadhira baru saja menjatuhkan sepeda motornya tepat di bagian sisi kanan mobil Dikta, sehingga menyebabkan ringsek yang mengenaskan. Ingin sekali rasanya Dikta memarahi Nadhira, namun apa boleh buat? Memarahi Nadhira tidak membuat mobilnya kembali utuh lagi dan anak itupun pasti akan membahas hal lain ketika Dikta akan mengungkit kejadian itu, alias percuma. Biarpun cantik dan kelihatan good girl, Nadhira itu tergolong murid cuek dan tidak peduli dengan pendidikan. Padahal, sekarang dia sudah kelas XII, sebentar lagi ujian kelulusan. Saat ini Nadhira sedang kena sial. Dia habis-habisan kena omel guru PKN karena ketahuan tidak ikut andil dalam mengerjakan makalah. Nadhira disuruh membuat makalah sendiri dengan materi terkait penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945 dan harus dikumpulkan nanti sore. Nadhira pun hanya bisa pasrah karena tidak punya pilihan lain. Waktu istirahat pun tiba, Nadhira melangkah tergesa-gesa, berusaha melewati kerumunan padat di hadapannya dan mencari sosok orang yang sangat amat ia butuhkan sekarang. Ketika ia sedang mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, akhirnya seseorang itu telah ia temukan. Seno namanya, Seno merupakan pacar Nadhira yang juga anak kelas XII namun beda jurusan. Nadhira anak IPS, sedangkan Seno anak MIPA. Setelah bisa mengatur nafasnya, Nadhira pun mulai menceritakan kejadian yang telah menimpa dirinya dan Seno hanya bisa tersenyum gemas saat mendengarkan cerita dari Nadhira. Saat sudah selesai bercerita, Nadhira meminjam ponsel Seno dan mencoba untuk menghubungi seseorang yang merupakan satu satunya harapan bagi Nadhira untuk membantunya menyelesaikan hukuman makalah. Dikta , satu-satunya harapan Nadhira kali ini adalah Kak Dikta. Ia meminta tolong Kak Dikta untuk membantunya membuat makalah. Awalnya Dikta menolak keras untuk membantunya, tetapi setelah ia tau kalau Nadhira sedang sakit perut karena nyeri haid, akhirnya Dikta mengiyakan permintaan tersebut. Seperti itulah harinya berlalu. Ternyata, tidak seburuk yang Nadhira kira, karena masuh ada tanga yang bersedia terulur untuknya pada saat genting. Baginya, Dikta adalah sosok yang selalu bisa diandalkan, aneh bukan? Dua anak yang bukan saudara kandung, tapi tidak pernah tega melihat satu daan lainnya kesusahan. Mereka sering kali terlibat perdebatan yang tidak penting dan sangat jauh dari kata akur, padahal dalam lubuk hati terdalam, mereka saling membutuhkan dan mengkhawatirkan. Hingga suatu sore, Dikta menghela napas berat, merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Niatnya ingin tidur, tapi matanya tidak kunjung terpejam. Hingga akhirnya lamunan Dikta tersadar oleh suara panggilan ibunya, dan ternyata Nadhira sedang mampir ke rumah Dikta untuk mengantarkan kue cookies buatan mama Nadhira. Dikta pun menghampiri Nadhira yang berada di ruang tamu. Setelah menerima pemberian Nadhira tadi, Dikta mengajak Nadhira pindah ke kamarnya untuk belajar bersama. Karena Nadhira belum mempunyai persiapan apapun sedangkan ujian sekolah sebentar lagi tiba, akhirnya Dikta lah yang mengambil alih menjadi guru privat Nadhira. Setelah beberapa sesi tanya jawab, Dikta akhirnya membahas tentang perjodohan mereka. Mereka harus terjebak dengan perjodohan tersebut agar menjaga perasaan orang tua mereka, terlebih lagi almarhum ayah Dikta. Almarhum ayah Dikta sebelum meninggal, meminta satu permintaan agar suatu saat nanti ketika Dikta dan Nadhira sudah besar bisa menjadi satu keluarga utuh yang bisa saling melengkapi. Untuk saat ini Dikta sejujurnya sudah pasrah dengan perjodohan ini, tetapi Nadhira tetap kekeuh untuk menolak karena yang dia inginkan adalah Seno bukan Dikta. Namun seiring berjalannnya waktu pula Nadhira mulai menaruh hati karena sikap Dikta yang perhatian dan penyayang. Dikta sangat memperhatikan hal terkecil dari Nadhira, mulai dari warna kuncir rambut yang sering Nadhira bawa sampai makanan yang membuat Nadhira alergi. Sedangkan Seno kurang memperhatikan hal-hal tersebut.


Semakin lama, Nadhira mulai menyadari oleh apa yang ia rasakan saat ini. Nadhira menaruh hati ke Dikta namun hubungannya dengan Seno masih ada. Nadhira mencoba mengabaikan perasaan barunya ini tetapi yang ada malah perselisihan dan rasa tidak cocok lagi untuk menjalin hubungannya dengan Seno. Begitu juga dengan Seno, ia merasakan perubahan sikap Nadhira terhadap dirinya. Seno pun paham bahwa hati Nadhira sekarang bukan lagi untuk dirinya, melainkan untuk Kak Dikta. Seno dan Nadhira pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya walau di dalam lubuk hati yang dalam, Seno masih amat sangat menyayangi Nadhira. Namun apa boleh buat? Hubungan cinta sepihak juga terlihat percuma dan hampa. Antara Dikta dan Nadhira, kini mereka merasakan perasaan yang sama. Dikta menyayangi Nadhira, begitupun sebaliknya. Hubungan mereka kian hari kian membaik, saling melengkapi satu sama lain. Nadhira terlihat bahagia ketika bersama Dikta yang amat sangat perhatian kepadanya walaupun tertutup oleh sikapnya yang cuek dan dingin. Tapi lain halnya dengan yang dirasakan oleh Dikta. Bukannya dia tidak sayang kepada Nadhira, bukannya Dikta tidak bahagia, namun ada satu rahasia besar dalam diri Dikta yang terus menerus menghantuinya terlebih lagi kini ia harus selalu berhati-hati agar hal tersebut tidak diketahui oleh Nadhira. Bukannya apa-apa, Dikta hanya tidak ingin membuat Nadhira khawatir, ia juga tidak ingin membuat orang yang mengetahui keadaannya bertambah banyak. Dikta mempunyai gagal ginjal sedari kecil, sehingga menyebabkan ia harus cuci darah secara rutin di harihari tertentu. Namun keadaanya makin hari tidak ada perkembangan. Terlebih lagi saat ini Dikta ada di semester lima yang mengharuskan dia focus untuk skripsian dan mengejar dosen pembimbingnya. Dikta sudah berhenti mengonsumsi makanan dan minuman yang bisa membahayakan ginjalnya, seperti kopi. Namun tetap saja tidak ada perkembangan pada keadaan ginjalnya. Akhir-akhir ini Dikta sering kali merasakan sakit yang amat sangat dibeberapa bagian tubuhnya, wajah yang pucat, dan kesulitan untuk tidur. Dikta juga terkadang melewatkan jadwal cuci darahnya agar bisa menemui dosen pembimbingnya dan begadang untuk menyelesaikan skripsiannya yang masih belum beres. Itulah yang menyebabkan kondisi Dikta tidak semakin membaik. Nadhira sampai saat ini juga belum mengetahui penyakit yang di derita oleh pacarnya itu.yang dia tau hanyalah Dikta yang kelelahan belajar untuk mendapatkan gelar sarjana hukum. Hari-haripun berlalu, semua kebenaran akan terungkap cepat atau lambat. Nadhira mengetahui keadaan Dikta, ia sangat kecewa terhadap dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia pacarnya tetapi tidak mengetahui hal besar seperti ini? Bagaimana bisa dia tidak peka terhadap kondisi pacarnya sendiri? Sungguh tidak peka sekali dirinya, batin Nadhira. Setelah mengetahui kondisi Dikta, kini Nadhira rajin menemani Dikta untuk cuci darah. Namun makin hari, keadaan Dikta semakin menurun. Dikta menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak waktu lagi. Hingga akhirnya Dikta memiliki ide untuk membuat Whist List yang ingin ia lakukan bersama Nadhira sebelum ia benar-benar pergi untuk selamanya. Whist list Dikta adalah pergi bersepeda dengan Nadhira dan berlibur ke pantai bersama Nadhira. Satu whist list Dikta telah tercapai, hingga pada saat ingin mengabulkan whist list Dikta yang terakhir, keadaan Dikta semakin parah, tidak ada lagi semangat hidup yang terpancar dari raut wajahnya. Namun senyuman Dikta masih setia menghiasi wajahnya. Nadhira awalnya menolak mentah-mentah untuk membawa Dikta ke pantai dan harus melepas alat bantu nafasnya, namun Dikta terus memohon kepada ibunya dan Nadhira agar membawanya ke Pantai untuk terakhir kalinya. Ia amat sangat ingin melihat sunset di pantai bersama Nadhira. Akhirnya Nadhira menuruti permintaan Dikta. Ia membawa Dikta pergi ke pantai untuk melihat sunset seperti yang Dikta mau, walau ada rasa khawatir yang berlebih terhadap keadaan Dikta. Setibanya di pantai, Nadhira langsung mengajak Dikta duduk di tepi pantai untuk menikmati suasana pantai dan menantikan sunset. Dikta menikmati suasana dengan menaruh kepalanya di pundak Dikta. Sebenarnya Dikta sudah merasakana pusing dan sakit di sekujur tubuhnya. Tetapi ia tidak mau melewatkan momen ini, dan dia sudah siap untuk apa yang akan terjadi selanjutnya. Dikta mengucapkan terima kasih karna Nadhira sudah membuatnya merasa bahagia, merasa hidup, aman dan tenang ketika sedang berada di sebelah Nadhira. Tepat di akhir kalimatnya, Dikta memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya. Nadhira yang mengetahuinyapun diliputi perasaan campur aduk, panic, takut, dan masih tidak percaya. Nadhira membawa Dikta ke rumah sakit berharap agar Dikta bisa memanggilnya lagi. Namun saying, takdir berkata lain, Dikta benarbenar meninggalkan dirinya. Siapa sangka jika kisah cinta mereka yang saling melengkapi tetapi berakhir dengan kisah keduanya tidak direstui oleh alam semesta. Sekuat apapun sebuah pasal mengikat suatu hukum, tetap akan ada satu hukum tertinggi. Hukum Tuhan, satu-satunya yang berkuasa penuh menentukan akhir dari cerita yang Dikta dan Nadhira yakini akan abadi.


Nama : Fino Firmansyah No : 16 Kelas XII MIPA 6 Judul Buku: Tentang Kamu Penulis: Tere Liye Tebal Buku: 524 halaman Penerbit: Republika Penerbit, Jakarta Tahun Terbit: 24 Oktober 2016 Cerita dimulai dari seorang pengacara muda Indonesia bernama Zaman Zulkarnaen yang mendapat panggilan dari Sir Thompson, seorang senior di firma hukum Thompson & Co untuk mengisi kursi lawyer senior. Namun, Zaman baru bisa mendaatkan kursi bila Ia dapat menyelesaikan masalah pembagian warisan sebesar 19 triliun rupiah. Harta warisan itu tersimpan dalam 1% kepemilikan saham di salah satu perusahhan toiletries di dunia. Pemilik warisan tersebut adalah orang Indonesia berpspor Inggris bernama Sri Ningsih yang. meninggal di sebuah panti jompo di Paris. Permasalahannya adalah tidak ada data mengenai


ahli warisnya sehingga Zaman harus mulai menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Dengan mengandalkan petunjuk dari buku harian Sri Ningsih, ia memulai pencariannya. Perjalanannya dimulai dari Pulau Bungin, yang merupakan tempat kelahiran Sri Ningsih. Di pulau tersebut, Ia berhasil mendapatkan informasi tentang kehidupan masa kecil Sri Ningsih dari seorang tetua. Menurut informasi dari tetua, Sri Ningsih telah ditinggal mati oleh ibunya ketika melahirkan dirinya. Sang ayah yang bernama Nugroho pun memutuskan untuk menikah lagi, dan memiliki seorang anak bernama Tilamuta. Suatu waktu, sang ayah prgi melaut dan tak pernah kembali sehingga Sri pun diasuh oleh ibu tirinya yang kerap mneyiksanya, seperti memukul hingga tidak memberinya makanan. Musibah lainnya kembali datang di mana terjadi kebakaran yang menyebabkan ibu tirinya meninggal. Sejak sat itu, Sri dan adik tirinya tinggal di sebuah pondok pesantren di Surakarta. Zaman pun melanjutkan pencariannya di pondok pesantren di tersebut, Di sana, ia mendapatkan indormasi dari Bu Nur’aini tetang kehidupan remaja Sri Ningsih, mulai dari kisah persahabatanya yang hancur, hingga adik tirinya yang tewas karena serangan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap pesantren tersebut. Berkat petunjuk dari Bu Nur’aini, Zaman kembali mencari sisa-sisa kehidupan Sri Ningsih di Jakarta. Terungkap pula bahwa selama kehidupanya di sana, Sri pernah melakoni berbagai macam pekerjaan, hingga puncaknya ia berhasil mendirikan pabrik sabun sendiri dengan merk “Rahayu”. Namun, pada akhirnya, ia memutuskan pergi ke London. Zaman pun akhirnya kembali ke London. Di sana, ia banyak menemukan faka baru termasuk tentang kehidupan cinta Sri dengan Hakan Karim, kepergian anak mereka, serta musibah yang membuat Sri kabur ke Paris. Pencariannya tidak membuahkan hasil, karena tidak ada satupun keluarga yang dapat ditelusuri jejaknya. Masalah lain muncul ketika firma hukum A&Z Law ingin bernegosiasi dengan firma hukum tempat Zaman bekerja, dengan membawa wanita yang mengaku sebagai mertua dan istri dari Tilamuta. Hal ini membuat Zaman merasa tidak ada yang beres, sehingga ia harus segera mencari surat wasiat dari Sri Ningsih yang ia pikir akan menjadi solusinya. Nama : Friska Sagita Andriyani No.absn : 17 Kelas : XII MIPA 6 Cermin Si Gelis Broken Home -Rike KurniaProlog Karnia Putri, seorang remaja berusia 16 tahun, yang kini duduk di bangku kelas 10 SMA Nusantara. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dia seorang wanita yang mandiri dan memiliki sikap yang dewasa.


Anggara Putra, kakak dari Karnia Putri, dia baik dan penyayang, teutama terhadap keluarganya. Dia berusia 17 tahun, ia bersekolah di sekolah yang sama dengan Karina. Nadira Lestari, adik bungsu Angga dan Kurnia. Dia berusia 2 tahun lebih muda dari Karina. Dia bersekolah di SMP Pelita. Dia adalah wanita yang baik dan senatiasa ceria, meskipun ia memiliki sifat yang sedikit manja. Karina dan keluarganya hidup bahagia dan saling menyayangi satu sama lain. Sampai suatu ketika sang ayah meninggal dunia karena kecelakaan. Beliau meninggal setelah mobilnya menabrak pembatas jalan. Peristiwa itu membuat mereka terpuruk. Mereka hidup serba kekurangan, karena semasa sang ayah hidup, beliaulah tulang punggung keluarga. Sampai akhirnya bunda memutuskan untuk bekerja keluar negeri sebagai TKI, karena itu satu-satunya cara agar ia dan ketiga anaknya dapat hidup dengan layak, agar ketiga anaknya dapat melanjutkan sekolah. Satu “Bunda yakin, akan bekerja keluar negeri?” Karina kurang setuju dengan keputusan bunda untuk bekerja sebagai TKW. Tapi mau bagaimana lagi, keadaan yang memaksa. Karina beserta kakak dan adiknya harus tetap sekolah sebagaimana harapan ayahnya dulu. “Iya, bunda yakin Karin. Kita butuh uang untuk melanjutkan hidup, kita tidak boleh terlalu lama terpuruk dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain.” Ujar ibunda Karin. “Lalu bagaimana dengan kami bunda? Karin, Kak Angga, dan Dira butuh bunda untuk menemani kami di sini. Jika bunda pergi kami tinggal dengan siapa?” “Bunda percaya kalian dapat menjaga diri kalian masing-masing, bunda juga percaya kamu dan kakakmu dapat menjaga Dira. Kalian berdua sudah dewasa, pasti kalian sudah tahu mana yang baik dan buruk.” “Tapi bun...” “Sst, bunda percaya kalian bisa.” *** Tidak terasa, hari ini adalah hari di mana sang bunda akan berangkat keluar negeri. Karina takut, ia tak mampu hidup tanpa bunda. “Angga, selama bunda pergi tolong jaga adik-adikmu.” Pesan bunda pada Angga. “Baik bun, tapi Angga khawatir Angga tidak mampu menjaga amanah dari bunda.” Ternyata Angga sama khawatirnya dengan Karin. “Karin, tolong bantu kakakmu menjaga adikmu, jangan terlalu merepotkannya, dan ingatkan kakakmu apabila ia salah. Bunda tahu kamu anak yang baik, jadi jangan buat bunda kecewa sama kamu.” Karin hanya bisa mengangguk, ia tidak mampu berkata-kata. Ia takut akan mengecewakan bunda nantinya. “Dan kamu Dira.” “Iya bun.” “Tolong kamu patuhi apa yang dikatakan kakak-kakakmu.” “Siap bun.” Mereka berempat berpelukan. Sampai tiba saatnya sang bunda harus segera menuju ke pesawat, karena pesawat akan segera berangkat. Karina tidak dapat membendung air matanya, begitu juga Angga dan Nadira. Mereka merasa tidak mampu hidup tanpa bunda. Dua Sesampainya di rumah, Nadira langsung mau keluar karena ada janji sama temannya. Awalnya Angga tidak memberikan izin, namun Karin memberikan izin dengan syarat sebelum magrib harus sudah pulang.


“Kak Angga minta uangnya dong.” Dira memang seperti itu, setiap akan keluar rumah selalu saja minta uang. “Gak. Uang saku kamu kan masih, entar uang kakak habis kalau terus kamu minta. Lagian ke rumah temen aja pake bawa uang segala.” Begitulah Angga dan Dira, mereka selalu ribut jika sudah berurusan dengan uang. Mereka memiliki sifat yang jauh berbeda. Dira yang sedikit matre, sedangkan Angga yang sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang. “Uang saku Dira sudah habis kak, kemarin kan udah nonton 2 film sekaligus. Hehe.” “Dira, kamu itu harus belajar untuk hemat. Bunda baru akan mentransfer uang ke kita 2 bulan lagi. Apa kamu mau tidak makan selama dua bulan? Nggak kan?” tutur Karin pada Dira. Memang, semasa ayahnya masih hidup dulu, apapun keinginan Dira selalu dituruti oleh ayahnya. Mungkin itu yang membuat Dira menjadi boros seperti sekarang. “Kak Karin sama Kak Angga pelit. Gak asik.” Tanpa mengucap salam ia langsung pergi sambil membanting pintu. Braakk.... “Ini anak sulit banget sih dinasehatin.” Ucap Angga dengan kesal. “Udah lah kak, kita harus sabar menghadapi sikap Dira yang seperti itu” “Tapi Rin, Dira itu kerterlaluan tau nggak. Ah, sudahlah. Kakak capek.” *** Allahuakbar, Allahuakbar.... Adzan magrib telah berkumandang, namun Dira belum kunjung pulang. Karin dan Angga khawatir terhadap Dira. Tidak biasanya ia telat pulang. Karin pun mencoba menghubungi Dira, Nadira Lestri Dira, kamu dimana? 5 menit kemudian... Ini kak aku udah mau pulang, tadi keasyikan mainm di rumah Lila, jadi kelupaan deh. Tahu-tahu udah adzan. Hehe, maaf ya kak. Cepet pulang, kak Angga ngomelngomel terus tuh. Iya kak. 15 menit lagi sampai. Hati-hati. *** 1 jam kemudian Nadira baru sampai di rumah, dan disambut oleh omelan Angga. Nadira pun meminta maaf kepada Angga dan dimaafkan dengan syarat tidak boleh diulang lagi, kalau sampai diulang lagi Nadira tidak boleh pulang sekalian. “Kak ngga boleh gitu sama Dira, kakak belum tahu kan alasan kenapa Dira telat pulang?” ucap Karin. Bukannya Karin membela Dira, tetapi ia juga tidak mau Angga terlalu keras pada Dira. “Iya tuh kak, tadi tuh jalan macet banget. Jadi Dira kemaleman deh.” Sahut Dira. “Bodo.” Ujar Angga. “Ihh, kak Angga nyebelin.” Ujar Dira dengan kesal. Karin semkin khawatir jika kakak dan adiknya selalu bertengkar seperti ini. Dia takut jika nanti keadaan semakin kacau. “Bunda... aku rindu sama bunda.” Gumam Karin. Tiga 2 bulan kemudian.... Dira meminta uang kepada Angga, padahal baru kemarin Dira diberi uang oleh Angga. Namun uang tersebut sudah habis, dengan alasan uang yang kemarin di buat untuk membeli alat-


alat keterampilan oleh Dira. Karena Angga sedang fokus belajar jadi Angga sedikit mengacuhkan Dira. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dira kesal terhadap sikap Angga yang mengacuhkannya. Ide jail muncul dibenakknya, ia mengambil buku yang dibaca oleh Angga dengan paksa. “DIRA!!! Mau kamu apaansih?” Angga marah terhadap Dira yang mengganggunya belajar. “Minta uang.” Jawab Dira dengan menengadahkan tangannya kepada Angga. “Kamu itu taunya cuma uang, uang, dan uang. Kamu lihat ngga sih kakak lagi belajar?” “Abis kakak lama sih.” “Kakak gak mau ngasih uang sama kamu. Kamu terlalu boros Dira. Kita itu harus hemat.” Mendengan keributan antara Angga dan Nadira, Karin pun menghampiri mereka. “Kak Angga nyebelin! Kak Karin, kak Angga jahat!” rengek Dira. “Kak Angga bener Dira, kita itu harus hemat.” Sahut Karin. “Kalian nyebelin, aku benci sama kalian, seandainya ayah masih hidup semua yang aku mau pasti dituruti.” Setelah itu muncul niat buruk di benak Dira, ia akan menggambil uang kiriman bundanya di laci Angga. Sesampainya di kamar Angga, ia langsung mengambil uang yang ada di laci meja Angga. Karena Dira benci kepada kedua kakaknya, akhirnya ia berniat untuk mengadu domba kedua. Ia menaruh setengah uang yang ada di laci meja Angga ke lemari Karin. “Biar tahu rasa kak Karin, siapa suruh nggak belain Dira.” Ujar Dira. *** Karin meminta tolong kepada Angga untuk mengantarkannya belajar kelompok, karena kemarin Angga lupa belum memberi uang kepada karin, Angga pun mengambil uang di kamar untuk diberikan kepada Karin. Betapa terkejutnya Angga setelah melihat uang di lacinya tinggal setengah. “Karin, Dira! Sini kalian!” ujar Angga. “Iya kak, ada apa?” jawab Karin dan Dira bersamaan. “Uang yang kakak taruh dilaci kok tinggal segini, apa ada yang ngambil?” “Aku ngga tahu kak, dari kemarin aku ngga masuk kamar kakak.” Ucap Karina. “Aku juga ngga tahu kak, kemarin aja kakak ngga ngasih.” Sahut Nadira. “Beneran kalian ngga tahu! Jangan bohong ya kalian! Kalo nggak ada yang ngaku akan kakak periksa kamar kalian.” “Silahkan kakak periksa kamar kami, yang jelas kami nggak ngambil uang kakak.” Jawab Karina dengan tegas. Setelah memeriksa kamar Karin betapa terkejutnya Angga melihat setumpuk uang di lemari pakaian Karin. Ia tidak menyangkabahwa adiknya yang ia kira baik dan jujur mengambil uang yang bunda nya berikan untuk keperluan mereka selama dua bulan. “Karin, ini apa?” “Sukurin, kamu kak. Haha.” Batin Dira. Karin pun menyangkalnya, karena ia merasa tidak mengambil uang tersebut. Dira merasa puas karena rencana berhasil. Sedangkan Angga merasa kecewa, tidak percaya adiknya melakukan hal seperti itu. Karin tak kuasa membendung air matanya, baru kali ini Angga memarahinya. Setelah Angga dan Dira keluar dari kamarnya, Karin menangis sejadi-jadinya. Ia tidak habis pikir bagaimana uang itu bisa berada di kamarnya. Empat Semenjak kejadian itu, Angga lebih sering mendiamkan Karin. Berbagai cara telah Karin lakukan agar Angga percaya kepadanya. Namun hasilnya nihil, Angga tetap mendiamkannya. Suatu ketika, Nadira meminta uang SPP kepada Angga. “Kak Angga minta uang!” “Buat apa lagi, Ra?” “Bayar SPP lah kak, bulan ini kan Dira belum bayar.”


“Bukannya minggu lalu uangnya udah kakak berikan sama kak Karin?” “Masa? Kok kak Karin nggak ngasih ke Dira ya? Jangan-jangan...” “Dira kamu ngaak boleh berprasangka buruk sama Karin, siapa tahu dia lupa belum ngasih ke kamu. Coba kakak tanyakan dulu.” Kemudian Angga pergi menuju dapur untuk menemui Karin. “Karin, uang SPP Dira belum kamu kasih?” tanya angga. “Udah kak, dari seminggu yang laluudah Karin kasih ke Dira. Kok kakak nanya seperti itu ke Karin, kenapa kak?” Tiba-tiba Dira datang dan menyela perkataan Karin, “Kak Karin nggak usah bohong ya, orang Dira belum nerima uang SPP dari Kak Karin kok.” Karin pun difitnah oleh Dira. Namun Angga tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah diantara mereka. Angga benar-benar marah dengan kedua adiknya, dia pergi dengan membanting pintu, entah kemana tujuannya tidak ada yang tahu. Di dalam rumah, Nadira tertawa puas telah membuat Angga marah pada Karin. Ia berhasil membuat hubungan kedua kakaknya retak. Di lain sisi, Karin kecewa akan sikap Dira kepadanya.ia berkata seakan-akan Karinlah yang bersalah, seakan-akan Karin menggunakan uang itu untuk keperluan Karin sendiri. Padahal kenyataannya, Dira lah yang menggunakan uang itu, untuk berfoya-foya. Karin menangis meratapi nasipnya. Di sela-sela isak tangisnya ia teringat kata-kata bundanya, “Karin, tolong bantu kakakmu menjaga adikmu, jangan terlalu merepotkannya, dan ingatkan kakakmu apabila ia salah. Bunda tahu kamu anak yang baik, jadi jangan kamu buat bunda kecewa sama kamu.” Mengingat itu semakin membuat hati Karin teriris. Lima Semenjak pertengkaran hebat yang terjadi beberapa hari yang lalu, Angga, Karin, dan Dira jarang terlihat akrab seperti dulu, menyapa pun sangat jarang. Mereka berkomunikasi hanya saat ada sesuatu yang penting. Jika tida mereka akan bersikap seolah-olah tidak saling kenal. Hal itu membuat Dira bebas melakukan apapun yang ia mau tanpa ada larangan dari kedua kakaknya. Sampai suatu ketika, pihak sekolah Dira mengirim surat panggilan kepada orang tuanya. Pihak sekolah menitipkan surat panggilan itu kepada salah seorang siswa bernama Dio. Untuk diberikan kepada orang tua Dira. Dio pun memberikan surat itu kepada Karin. Setelah Dio pergi, Karin cepat-cepat membaca surat itu. Betapa terkejutnya ia, setelah tahu bahwa itu adalah surat panggilan sekolah untuk orang tuannya. Di lain sisi, Dira sedang hangout bersama teman-temannya. Itu sudah menjadi rutinitasnya hampir setiap hari. Apapun yang ia inginkan akan dia lakukan saat itu juga. Dira yang dulu anak yang baik-baik, penurut dan juga penyayang, kini setelah ayahnya meninggal dan bunda bekerja di luar negeri, ia menjadi sombong dan suka menghambur-hamburkan uang yang dia punya. Sementara di rumah Karin sedang menunggu Dira pulang di ruang tamu. Meskipun ia sangt kecewa dengan Dira, tetapi ia tetap sayang pada adiknya. Keesokan harinya... Karin rela izin tidak masuk sekolah demi memenuhi panggilan dari sekolah Dira. Pasalnya, Karin tidak mau kalau sampai Angga tau Dira telah mendapatkan surat panggilan orang tua, yang artinya Dira telah melakukan kesalahan yang lumayan serius. Karin tidak ingin memperburuk keadaan. Karin memasuki ruangan kepala sekolah dengan gugup, karena baru kali ini ia berurusan dengan kepala sekolah. Karena selama ia bersekolah ia tidak pernah berbuat macam-macam, sehingga ia tak pernah mendapat masalah seperti ini. Setelah memasuki ruangan kepala sekolah Karin shock setelah mengetahui bahwa Dira telah bolos sekolah selama 3 minggu. Karin keluar dari ruang kepala sekolah dengan perasan yang campur aduk, antara kesal, sedih, dan kecewa bercampur menjadi satu. Ia tidak menyangka adik yang ia sayangi dan ia banggakan berubah menjadi seperti itu.


Enam Setelah sampai di rumah Karin ditanya olek kakaknya mengapa ia tidak masuk sekolah. Akhirnya Karin pun memberitahu kakaknya alasan mengapa ia tidak masuk sekolah. Angga pun terkejut setelah mengetahui bahwa Dira bolos sekolah selama 3 minggu. Menjelang pukul 10 malam, Nadira baru pulang, ia berjalan mengendap-endap menuju kamarnya agar ia tidak tertangkap basah oleh kakaknya, Angga. Ia sudah berkali-kali diceramahi oleh Angga, namun seakan-akan apapun yang diucap oleh Angga hanyalah angin lewat. Tanpa diketahui oleh Dira, ternyata Angga telah menunggu kepulangannya di sofa ruang tamu. Semarah-marahnya Angga pada kedua adiknya, tetapi ia tetap peduli kepada mereka. Angga bertanya kepada Dira darimana saja, Dira menjawab kalau ia baru saja pulang dari pesta ulang tahun temannya, dan ia sudah izin kepada Karin. “Tadi Karin bilang dia ngga tau Dira pergi kemana, tapi kata Dira dia udah izin sama Karin. Yang bener yang mana sih?” pikir Angga. *** Suatu malam ketika Karin dan Angga sedang bersantai di ruang keluarga, Dira datang dengan pakaian yang serba minim dari pesta ulang tahun temannya. Angga dan Karin pun menceramahi Dira, namun Dira meninggalkan kedua kakaknya menuju kamar, kemudian membanting pintu kamarnya dengan keras. Angga menyalahkan Karin atas apa yang Dira perbuat. Mereka berduapun saling menyalahkan, tanpa Angga sadari Karin sudah menangis tersedu-sedu, tetapi Angga terus memarahi bahkan membentak Karin. Dengan berlinang air mata Karin berlari menuju kamarnya. Sedangkan Angga, ia merasa tidak becus menjadi seorang kakak, ia tidak mampu menjaga amanah bundanya untuk menjaga adik-adiknya. Tujuh Setelah bertengkar hebat dengan Karin, Angga memutuskan untuk menenangkan diri. Ia meninggalkan rumah tanpa tujuan yang jelas, ia tidak peduli dengan udara yang dingin pada malam itu. Ia terus berjalan mengikuti kemana kakinya melangkah. Sampai pada akhirnya ia menemukan tempat yang tenang, sepi, dan tepat untuk menenangkan diri, yaitu disebuah halte yang lumayan jauh dari rumahnya. Angga muak dengan situasi rumah yang semakin memanas, sehingga malam ini ia memutuskan untuk tidak kembali kerumah. Ketika Angga sedang asik merenung, tiba-tiba dihampiri oleh teman SMP nya bernama Roni. Angga menceritakan masalahnya dari awal hingga akhir kepada Roni. Memang sewaktu SMP, Roni adalah salah satu teman yang Angga percaya untuk mencurahkan isi hatinya. Maka dari itu, Angga tidak keberatan jika Roni mengetahui masalahnya saat ini. Karena menirut Angga, dengan berbagi keluh kesah dengan orang lain yang ia percaya dapat mengangkat sedikit beban yang menghimpitnya. Selama ini Angga enggan bercerita kepada teman-teman SMA nya, karena ia tidak mau teman-temannya mengetahui masalah keluarganya. Karena malami ini Angga tidak pulang ke rumah, jadi Roni menawari untuk menginap di kosan Roni saja. Sesampainya di kosan Roni, Roni mengambil pil setan dari laci disamping tempat tidurnya. Roni membujuk Angga agar mau mengonsumsi pil setan tersebut, agar malam ini bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan masalah. Meskipun kurang yakin, akhirnya Angga termakan rayuan Roni. Beberapa menit kemudian, Angga merasa kepalanya pusing, semakin lama pandanganya semakin kabur dan ia pun tak sadarkan diri. ***


Sudah 2 hari Angga tidak pulang. Karin khawatir terhadap kakaknya, karena semalam Angga tidak pulang ke rumah lagi. Karin merasa bersalah karena ia tidak dapat menahan emosinya yang mengakibatkan Angga marah dan meninggalkan rumah. Tak lama kemudian, Angga pulang dalam kondisi yang terlihat sangat tidak baik. Sangat berbeda dari Angga yang dulu. Angga yang selalu menampakkan raut gembiran dan selalu mengucap slam ketika pulang, namun kali ini ia pulang dengan muka ditekuk dan tanpa mengucap salam. Karin bertanya darimana saja kakaknya pergi, namun Angga langsung membentak dan langsung pergi meninggalkan Karin menuju kamarnya. Karin hanya bisa mengusap dadanya menghadapi sikap baru Angga, ia berfikir mungkin ini karena pertengkaran mereka berdua, dan kedepannya pasti akan kembali seperti semula. Rupanya Angga telah kecanduan, ia menghubungi Roni untuk meminta pil setan itu. Roni pun memberinya dengan gratis. Saat Angga hendak keluar, Karin menegurnya, “Mau kemana kak? Tumben jam segini keluar.” “Bukan. Urusan. LO!” ujar Angga. “Kak...” sahut Karin. “Braakk...” Delapan Satu tahun setelah sang ayah meninggal dunia, kedaan rumah semakin tidak terkendali. Emosi Angga semakin tidak bisa ditebak, terkadang ia marah-marah tanpa sebab, terkadang murung. Hal itu membuat Karin khawatir akan keadaan kakaknya. Seperti hari ini, Angga yang tadi pagi biasa-biasa saja tiba-tiba terlihat murung. “Kak Angga ada masalah?” tanya Karin. Namun Angga tidak merespon sama sekali. “Kak Angga kenapa? Dari tadi kok...” “DIAM!!! Lo ngga usah ganggu gue, gue lagi pengen sendiri. Dan asal lo tahu masalah gue apa? Masalah gue itu lo dan adik lo!” seperti itulah, emosi Angga tidak terduga. Karin sangat terkejut dengan respon Angga yang demikian. Dadanya sesak. Ia berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak jatuh di depan Angga. Ia berusaha untuk tetap tegar. Setelah Angga pergi air mata Karin mengalir dengan sendirinya. Ia tidak sanggup menghadapi sikap Angga yang seperti ini. Ia curiga ada yang salah dari Angga ia berniat mencari tahu sesuatu yang menjadi penyebab dari perubahan sikap Angga. Ketika Angga sedang tidak di rumah, Karin segera masuk ke kamar Angga yang tidak di kunci. Ia menggeledah kamar Angga yang tidak di kunci. Ia menggeledah kamar Angga dan dugaannya benar, Angga menyembunyikan sesuatu dari keluarganya. Angga menyembunyikan beberapa butir obat yang Karin yakini sebagai obat penenang. *** Lain cerita dengan Angga, kini Dira hampir setiap hari pulang malam. Bahkan beberapa kali Karin melihat Dira pulang sambil berjalan sempoyongan menuju kamarnya. Namun Karin hanya memperhatikannya dari jauh, ia tidak ingin situasi rumah menjadi semakin panas. Sampai suatu ketika Karin sudah tidak tahan dengan kelakuan Dira. Bahkan banyak isu miring yang Karin dengar dari tetangganya tentang Dira. Malam ini Karin rela begadang untuk menunggu kepulangan Dira. Sudah pukul 00.30 dini hari Dira belum kunjung pulang. Ketika Karin hampir terlelap karena matanya sudah tk bisa diajak kompromi, ia mendengar suara pintu dibuka. Dan benar, itu Dira. Ia berjalan sempoyongan tanpa memperhatikan keberadaan Karin. “Dira, dari mana kamu?” tanya Karin mencoba berkata sehalus mungkin agar tidak menyulut menyulut kemarahan Dira, apalagi saat ini tengah malam. Karin merasa tidak enak kalo harus bertengkar dengan Dira dan tentunya akan membuat tetangganya terganggu. Dira pulang dengan keadaan mabuk, sedangkan Karin hanya bisa mengelus dada menghadapi sikap kedua saudaranya kini.


Sembilan Sudah satu mnggu, suasana hati Angga telah membaik. Emosinya juga sudah mulai terkontrol, tidak seperti beberapa minggu yang lalu. Menurut Karin, ini merupakan kesempatan yang baik baginya untuk berbicara empat mata dengan Angga tanpa perlu mengeluarkan emosi. Ia berniat membahas Dira tempo hari. Namun belum selesai Karin bicara, tanpa Karin duga, Dira datang dan langsung memotong pembicaran Karin. Dira menyangkal bahwa ia tidak mabuk, dan Dira pun menuduh Karin menfitnah dirinya. “Benar itu Karin? Lo fitnah Dira? Iya? Kok lo gitu sekarang? Semenjak bunda pergi banting tulang buat kita, lo berubah, Rin. Mulai dari lo nyolong uang kiriman bunda, menggunakan uang SPP Dira buat kepentingan lo sendiri, dan kali ini lo nuduh Dira mabuk yang jelas-jelas Dira sendiri bilang kalo dia itu masuk angin. Kita itu saudara lo, Rin, apa untungnya sih lo ngelakun itu, ha?” ucap Angga panjang lebar. “Siapa sih kak yang fitnah Dira? Siapa? Aku itu cuma ingin memberi tahu kakak yang sebenernya. Di mana mata hati kakak? Sampai kakak nggak bisa membedakan mana yang berkata benar dan mana yang berbohong. Aku kecewa sama kakak. Kak Angga yang bijak kini telah pergi.” Setelah mengatakan itu semua, Karin berlalu dari hadapan kakak dan adiknya. Sementara hati Dira sedang berbunga-bunga karena melihat perselisihan kedua kakaknya, Karin merasa amat sangat sedih. Ia sudah tak kuasa menahan air matanya. Ia sudah tidak mampu menghadapi sikap kedua saudaranya sendirian. Oleh karena itu, ia berniat menghubungi bundanya, untuk mencurahkan segala isi hatinya. Tanpa Karin ketahui, Dira telah memantau gerak-gerk Karin melalui pintu kamar Karin yang belum tertutup sempurna. Belum sempat Karin menyampaikan curahan hatinya, Dira secara tiba-tiba merebut handphone Karin dari tangannya, dan menutup telfonnya. Dira pun memiliki niat jahat, agar Karin tidak dapat mengadu sama bundanya lagi Dira menyita handphone Karin. Karin sudah tak kuasa menahan sesak di dadanya, ia berteriak-teriak pun tidak ada gunanya. Tidak ada seorang pun yang simpati padanya di rumah ini, untuk saat ini. Ia hanya bisa menahan tangis dan berdo’a kepada Allah, agar Dira segera sadar akan perbuatannya. Sepuluh Satu bulan berlalu, Karin menuruti keinginan adiknya, Dira, untuk tidak keluar kamar kecuali hanya untuk sekolah. Ia sudah tidak tahan dengan perlakuan Dira terhadapnya. Keesokan harinya setelah pulang sekolah.... Hari ini Karin bertekad untuk tidak pulang ke rumah. Ia ingin tinggal di rumah pamannya untuk selama satu bulan, tanpa diketahui adik dan kakaknya. Setelah satu minggu lebih Karin tinggal di rumah pamannya, kini ia telah membulatkan tekad untuk memberitahu yang sebenarnya kepada bunda. Dengan meminjam telpon rumah pamannya ia menghubungi bunda. Setelah Karin menceritakan semuanya kepada bunda, bunda merasa terkejut. “Astagfirullah,yang beanar Karin? Kamu nggak lagi bercanda kan?” ujar bunda. “Karin serius, dan sekarng Karin lagi nginep di rumah paman untuk nenangin diri, bun. Karin nggak kuat kalo setiap hari harus bertengkar sama saudara Karin sendiri, bun.” Karin mulai terisak, tanpa Karin sadari, bunda pun terisak mendengar cerita Karin. Ia merasa bersalah karena telah meninggalkan ketiga anaknya, tanpa ada pantauan orang dewasa. Tapi mau bagaimana lagi kalau nasi sudah menjadi bubur, meskipun kita telah berusaha mengubahnya menjadi nasi kembali itu sangatlah mustahil. “Karin, jaga diri kamu baik-baik ya, nak. Setelah ini bunda janji akan selalu ada di samping kalian. Assalamu’alaikum.” Setelah itu sambungan terputus. “Wa’alaikumsalam.” Sahut Karin. Sebelas


Setelah suasana hari karin membaik, ia memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ia juga sudah rindu dengan kedua saudaranya. Bagaimanapun juga, mereka adalah saudara kandungnya. Seburuk-buruknya sikap Angga dan Dira terhadapnya, Karin akan tetap menyayangi mereka. Alangkah terkejutnya Karin, bukannya dengan kepergiannya untuk beberapa waktu membuat kondisi rumah membaik, malah sebaliknya. Rumahnya bagaikan kapal pecah. Setelah ia mencari tahu kepada tetangganya, ternyata setiap malam minggu Dira mengadakan pesta di rumahnya. Sedangkan Angga, ia sangat jarang terlihat di rumah. Karin sangat menyesal telah meninggalkan kedua saudaranya tinggal berdua di rumah. Ternyata keputusan yang diambil merupakan kesalahan yang besar. Tetapi, ia tidak akan percaya begitu saja dengan orang lain sebelum ia melihat sendiri apa yang terjadi. Kebetulan sekali ini adalah hari Sabtu, yang artinya Dira akan mengadakan pesta di rumah. Ia akan membuktikan apa yang dikatakan oleh tetangganya itu. *** Malam pun tiba, ia akan membuktikan cerita tetanggaanya siang tadi. Sudah pukul 8 malam belum ada tanda-tanda apapun, Dira juga belum terlihat sejak ia pulang tadi. Namun, menjelang pukul 9 Dira baru pulang ke rumah, bersama itu beberapa orang remaja seusianya datang ke rumah dengan pakaian yang terkesan kurang sopan. Tak beberapa lama setelah itu pesta pun dimulai, ia juga baru menyadari terdapat beberapa botol minuman keras terletak di meja. Karin tak habis pikir adiknya, Dira, akan berkelakuan seperti itu. Hatinya miris melihat apa yang terjadi di rumahnya. Ia bingung bagaimana menjelaskan semua ini kepada bunda. Yang pasti,bundanya juga akan merasa malu setelah tahu kelakuan Dira yang seperti ini. Bersama itu,Karin melihat kakaknya masuk rumah melalui pintu belakang. Kondisinya terlihat kacau.Kantung matanya membesar disertai lingkaran hitam di sekelling matanya,ia terlihat sangat lelah. Bisa dipastikan Angga sedang banyak pikiran. Di samping itu Angga juga terlihat membawa kantung kresek kecil, yang entah apa isinya Karin tidak tahu. Oleh sebab itu, ia berniat mencari tahu apa isi kantong plastik itu. Karin melihat Angga memasuki kamarnya,kebetulan sekali Angga tidak menutup rapat pintu kamarnya. Cukup lama Karin menunggu Angga mengeluarkan isi kantung kresek itu. Ternyata isi kantung kresek itu adalah beberapa butir pil yang dibungkus dengan plastik klip. Kemudian Angga mengambil beberapa pil itu dan menelannya,setelah itu ia berbaring,dan tak berapa lama ia pun terlelap. Karin menduga bahwa obat itu adalah obat tidur. Karin tak habis pikir saudaranya menjadi seperti itu. Padahal 6 bulan lagi Angga dan Dira akan menghadapi Ujian Nasional. Bukannya rajin belajar untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian, malah melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Menasehati pun tidak ada gunanya,yang ada akan membuatnya naik darah. Ia hanya bisa pasrah kepada Yang Maha Kuasa agar kedua saudaranya dapat kembali seperti sediakala. Dua Belas Sejak kejadian beberapa minggu lalu, ia berusaha untuk memperbaiki keadaan. Ia berusaha untuk tidak tersulut emosi dalam menghadapi kedua saudaranya. Setiap pagi Karina menyiapkan sarapan untuk kedua saudaranya, setelah Karin berteriak-teriak memanggil saudaranya. Angga tak kunjung turun, Karin pun menghampiri kakaknya. Sesampainya di depan kamar Angga, Karin heran tidak biasanya jam segini kamar Angga masih sepi. Angga pun menyuruh Karin dan Dira untuk sarapan terlebih dahulu. Tak berapa lama setelah Karina dan Dira menyantap makanannya, Angga datang menghampiri. Ia terlihat menahan sakit sambil memegang pinggangnya. Karin dan Dira bertanya kepada Angga apa yang terjadi, Angga menjawab hanya pegal aja dikarenakan terlalu lama jongkok saat dihukum menyabutu rumput di lapangan voli.


Setelah selesai sarapan mereka bertiga segera berangkat ke sekolah karena sudah hampir jam 7. Ketika jam pelajaran ketiga, tepatnya saat pelajaran Biologi, Angga merasakan pinggangnya sakit lagi, kali ini wajahnya juga terlihat pucat. Teman sebangku Angga yang bernama Yuda khawatir dengan kondisi Angga, selama hampir tiga tahun kenal dengan Angga ia belum pernah melihat wajah Angga sepucat itu. Yuda pun meminta izin kepada Pak Candra, guru biologi, untuk engantarkan Angga ke UKS. Pak Candra pun meneliti apakah Angga benar-benar sakit, setelah ia melihat wajah Angga sangat pucat akhirnya ia mengizinkan Angga dan Yuda untuk ke UKS. Setelah mendapat izin Pak Candra mereka pun keluar kelas. Yuda memapah Angga menuju UKS, karena Angga terlihat sangat lemah. Belum sampai di UKS Angga sudah pingsan duluan. Yuda panik, akhirnya dengan bersusah payah ia menggendong Angga menuju UKS. *** Setelah hampir dua jam Angga tidak sadarkan diri, akhirnya Angga membuka matanya. Kata dokter yang jaga di UKS, Angga harus segera periksa ke rumah sakit. Karena tidak ingin adiknya khawatir, Angga bilang ke Karin kalau pulang sekolah Angga ada kerja kelompok. Setelah berada di rumah sakit, Angga di periksa dan divonis Angga menderita gagal ginjal. Angga shock setelah mendengar penuturan dari dokter. Penyakit gagal ginyal ini bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat, mengonsumsi obat-obatan yang berlebih, atau bisa juga karena faktor lain. Tetapi berdasarkan uji laboratorium, penyakit Angga ini disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi obar-obatan. Jadi untuk membantu fungsi ginjal Angga, setiap dua minggu sekali ia harus melakukan cuci darah dan tidak boleh mengonsumsi obat-obatan tanpa petunjuk dokter. Setelah Angga keluar dari ruang dokter, Yuda langsung menyambut dengan berbagai pertanyaan. Angga pun memberitahu Yuda tentang penyakitnya, dengan syarat Yuda harus janji tidak akan memberi tahu siapapun tentang penyakitnya. Setelah Yuda mengetahui tentang penyakit yang di derita sahabatnya, Yuda pum memeluk sahabatnya. Angga tak dapat menyembunyikan kesedihanya. Suaranya sudah bergetar, namun ia tetap berusaha agar tidak menangis. Tiga Belas Keesokan harinya bertepatan dengan hari Minggu, Angga berniat meminta maaf dan menebus kesalahannya pada Karin dan Dira. Di ruang makan, keadaan masih seperti biasanya. Hening, tidak ada suara apapun kecuali suara sendok yang beradu dengan piring. Sampai akhirnya Angga memulai percakapan dengan mengajak adik-adikya jalan. Karin dan Dira merasa aneh dengan sikap kakaknya. Namun Dira terlihat kurang senang dengan ajakan kakaknya. Akhirnya Angga dengan Karin memutuskan untuk pergi ke taman. Di tempat inilah mereka bertiga dulu sering bermain bersama. Masa-masa indah sebelum masalah datang menghampiri mereka. Sesampainya di tepi kolam yang ditumbuhi banyak bunga teratai, Angga mengutarakan niat utamanya untuk meminta maaf. Karin pun memaafkan kakaknya. Lalu Angga menyampaikan kabar gembira bahwa bundanya akan pulang dua bulan lagi. Empat Belas Dua bulan setelah Angga memperbaiki hubungan dengan kedua saudaranya, namun mau dinasehati seperti apapun Dira tetap tidak ada perubahan, dia tetap berbuat semaunya sendiri. Di lain sisi, kondisi Angga semakin memburuk. Ia memutuskan untuk berhenti melakukan cuci darah, karena menurutnya dengan melakukan cuci darah hanya membuang-buang biaya toh kondisinya juga semakin memburuk. Ia juga tidak mau menyusahkan keluarga.


Hari ini adalah hari di mana bunda akan pulang. Angga dan Karin sangat antusias untuk menjemput bunda, mereka tidak sabar untuk bertemu dengan bunda. Lain halnya dengan Dira, ia tidak suka dengan kepulangan bundanya, ia merasa jika bunda pulang ia tidak akan bisa bebas. Setelah hampir satu jam menunggu di bandara, akhirnya pesawat yang ditumpangi bunda tiba di bandara. Tak lama kemudian bunda menghampiri mereka di ruang tunggu. Seminggu setelah bunda pulang ke Indonesia, Dira mulai menampakkan sifat aslinya. Ia suka berbuat semena-mena terutama kepada Karin. “Bun, belikan Dira motor dong! Sebentar lagi kan Dira sudah melaksanakan ujian nasional, yang artinya Dira akan masuk SMA jadi Dira ingin bisa naik motor sendiri ke sekolah.” Rajuk Dira. “Kalau kamu mau naik motor kan bisa pakai motor bunda.” Tawar bunda. “Nggak mau, pokoknya Dira mau motor baru, motor bunda jelek.” Deg, bunda merasa sakit hati karena perkataan Dira, ia tidak menyangka jika Dira akan seperti itu. “Kok bunda diam? Kalau bunda nggak mau ya udah, Dira nggak mau sekolah.” “Oke, bunda akan belikan kamu motor, dengan syarat kamu tidak boleh berbuat semenamena pada kakak kamu.” “Makasih, bun. Bunda baik deh.” Kemudian tanpa mengucap izin dan salam Dira langsung pergi meninggalkan rumah. “Dira benar-benar keterlaluan.” Gumam bunda. Lima Belas Ujian nasional tinggal menghitung hari. Angga mempersiapkan yang terbaik agar ia dapat memperoleh nilai yang memuaskan. Dan mungkin ini adalah ujian terakhir yang akan ia hadapi, jadi ia menjadikan nilai ujian ini sebagai persembahan terakhir untuk keluarganya. Sebaliknya Dira acuh dengan ujian yang akan ia hadapi,toh meskipun ia tidak belajar ia akan tetap memperoleh nilai yang baik, pikir Dira. Ia akan memanfaatkan teman-temannya untuk membantu mengerjakan soal-soal ujian. Karin kasihan melihat bundanya yang sering begadang hanya untuk menanti kepulangan Dira. Dira tidak peduli apakah itu bunda atau kakaknya, ia akan tetap melawan nasehat keluarganya dan ia lebih mementingkan egonya. Sesampainya Dira di rumah, Karin langsung membukakan pintu untuk Dira, namun Dira malah tak menghiraukan Karin, ia langsung masuk begitu saja. Bunda pun bertanya kepada Dira mengapa ia tak belajar, sedangkan sebentar lagi ia akan menghadapi ujian. Namun Dira menjawab “Mau belajar atau nggak sama aja bun, Dira pasti lulus kok. Bunda tenang aja. Ehm, bun, Dira ngantuk mau tidur, selamat malam bunda.” Mendengar keributan di luar Angga yang masih setia dengan bukunya menghentikan aktivitasnya untuk melihat apa yang terjadi. Setelah keluar dari kamarnya, ia melihat Dira sedang adu mulut dengan bunda. “DIRA STOP! Kamu boleh membentak aku sama Karin, tapi jangan sekali-kali kamu membentak bunda! Apa kamu lupa, kalau bunda yang telah melahirkan kamu? Kamu itu berhutang nyawa sama bunda, jadi jangan buat pengorbanan bunda sia-sia.” Setelah mengatakan itu dengan emosi, tiba-tiba rasa sakit di pinggang Angga kembali terasa, mungkin ia kini tidak boleh terlalu lelah. Sedangkan Karin ia berdiri mematung di depan pintu, ia tidak menyangka Dira akan berani membentak bunda. Ia tidak bisa berkata apa-apa, setetes demi setets air mengalir dari kelopak matanya. “Cukup! Kalian berdua masuk ke kamar kalian masing-masing.” Perintah bunda dengan suara yang bergetar. Setelah Dira dan Angga tidak terlihat, bunda menangis sejadi-jadinya. Ia tidak tahu akhirnya akan seperti ini setelah ia kembali ke Indonesia. Melihat bunda menangis tersedu-sedu, Karin menghampiri dan memeluk bundanya, la berusaha menenangkan bundanya meskipun ia sendiri juga terluka, “Bunda yang sabar ya menghadapi Dira, ia tidak bisa dinasehati dengan kekerasan bun. Semakin dia kita paksa, dia akan semakin tidak terkendali.”


“Karin maafin bunda, gara-gara bunda ninggalin kalian, situasinya jadi seperti ini, hikss.” “Bunda nggak salah, bunda pergi juga demi kita, bun. Bunda nggak usah nyalahin diri bunda.” “Terima kasih Karin, karena kamu sudah mengerti posisi bunda, bunda janji nggak akan ninggalin kalian lagi.” Enam Belas Ujian nasional telah usai, baik untuk siswa SMA maupun siswa SMP. Begitu pula dengan Angga dan Dira, mereka telah menyelesaikan ujian mereka. Semakin hari kondisi Angga semakin memburuk, seperti hari ini ia terlihat lemas dan juga sangat pucat. Hal ini membuat bunda yang tidak tahu perihal penyakit Angga khawatir. Hari ini adalah hari di mana siswa-siswi kelas 12 SMA Nusantara diwisuda. Begitu juga Angga. Namun di hari yang ia nanti-nantikan ini, ia merasa tidak bersemangat. Acara wisuda akan dimulai pukul 8.30 dan kini sudah pukul 8.00, Angga belum juga menampakkkan batang hidungnya. Hal ini membuat bunda sedikit cemas, jarena tidak biasanya Angga seperti ini, “Angga, ini udah Hampir jam 8, cepetan turun! Kamu nggak mau kan telat datang ke Acara wisuda?” “Enggak lah bun, ini Angga juga sudah siap. Ayo bun kita berangkat!” jawab Angga sambil berjalan menuruni tangga. “Eh, tunggu-tunggu! Kok kak Angga pucet. Kak Angga sakit?” Tanya Karin yang baru saja sampai di ruang keluarga. “Nggak, kakak baik-baik saja kok. Tadi malam itu kakak Cuma nggak bisa tidur, kakak deg-degan banget menantikan hari ini.” Alibi Angga. “Beneran? Kalo kurang tidur kan biasanya ada lingkaran hitam di bawah mata, kalo ini nggak. Mata kakak terlihat sayu, dan juga bibir kakak putih banget.” Sangkal Karin. “Ehm, bun kita segera berangkat yuk! Entar telat lagi, tuh Dira juga udah nunggu.” Ucap Angga mengalihkan pembicaraan. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit, akhirnya Angga dan keluarganya sampai di gedung tempat acara wisuda berlangsung tak menunggu lama acara pun dimulai. Tak terasa, acara demi acara pun telah berlalu. Kini saatnya pengumuman kelulusan dibacakan. Semua siswa-siswi beserta keluarga yang hadir dalam acara tersebut menunggu dengan harap-harap cemas, begitu juga Angga dan Yuda. “Yud, perasaan gue dari semalem kok nggak enak ya. Gue takut kalo hasil ujian gue buruk.” Ucap Angga. “Lo harus positif thinking, Ngga. Gue yakin nilai lo nggak bakalan mengecewakan.” Ucap Yuda menenangkan, padahal ia juga merasa khawatir akan nilainya. “.... dari 350 siswa-siswi SMA Nusantara yang telah melaksanakan ujian nasional tahun ini dinyatakan lulus 100%.” Ucap kepala sekolah dengan suara yang menggelegar di seluruh penjuru ruangan. Semua pihak yang hadir di ruangan tersebut pun bertepuk tangan dengan meriah, “Dan siswa dengan nilai tertinggi se-SMA Nusantara diraih oleh..... .ananda Anggara Putra...” Mendengar namanya disebut sebagai peraih nilai tertinggi Angga merasa terharu, ia tidak pernah membayangkan ia akan meraih nilai UN tertinggi di sekolahnya. “Kepada ananda Anggara Putra, kami persilahkan untuk naik ke atas panggung.” Ucap sang MC. “Ini beneran Yud? Gue bener-bener nggak nyangka. Ini bukan mimpi kan?” tanya Angga meyakinkan dirinya sendiri. “Lebay lo, Ngga. Udah cepetan naik, udah ditunggu itu.” Ucap Yuda, sambil mendorong tubuh Angga agar segera berdiri. “Argh...” erang Angga. Tiba-tiba saja rasa sakit di pinggangnya kembali terasa, bersama itu kepalanya juga terasa pusing. Namun ia berusaha Untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan. “Ngga, lo kenapa? Pinggang lo sakit lagi? Lo kuat kan buat jalan ke atas panggung?” tanya Yuda bertubi-tubi. Ia khawatir akan kondisi Angga. Mengingat Angga sudah tidak pernah lagi melakukan cuci darah yang membuat kondisinya semakin memburuk.


“Gue baik-baik aja kok, gue masih kuat, lo nggak usah khawatir.” Ucap Angga meyakinkan Yuda. Sesampainya di atas panggung, rasa sakit di pinggangnya semakin menjadi-jadi, begitu pula rasa pusing yang ia tahan sejak tadi pagi. Belum sempat ia mengucapkan sepatah katapun tubuh Angga pun roboh. Melihat Angga terjatuh dan tidak sadarkan diri, membuat segenap hadirin terkejut. Begitu pula dengan keluarga Angga, spontan mereka berlari menghampiri Angga. Di sisa kesadarannya, Angga mendengar bunda beserta kedua adiknya mendekat sambil memanggil namanya dengan penuh rasa khawatir. Tak lama kemudian kesadaran Angga menghilang sepenuhnya. Tujuh Belas Kini Angga telah berada di rumah sakit. Ia sedang diperiksa oleh dokter. Sementara keluarganya menunggu dengan perasaan cemas di ruang tunggu. Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruang IGD, ruang di mana Angga ditangani. Akhirnya bunda dan Karin pun mengetahui penyakit yang di derita Angga selama 3 bulan terakhir. Kini telah satu minggu Angga terbaring di ranjang rumah sakit dengan beberapa selang dan kabel melekat di tubuhnya, selama itu pula Angga tidak kunjung membuka matanya. Hari ini merupakan hari pengumuman kelulusan bagi Dira. Ia berangkat sekolah dengan semangat dengan mengendarai sepeda motor barunya. Tidak sampai 15 menit Dira telah sampai di gerbang sekolahnya. Tepat pukul 8.00 guru piket menempelkan kertas-jertas yang berisi nilai hasil ujian siswa beserta keterangannya di papan pengumuman. Tak lama kemudian, seluruh siswa-siswi kelas 9 berbondong-bondong mengerubungi papan penguman tersebut, begitu juga dengan Dira. Setelah cukup lama mencari namanya di papan pengumuman tersebut. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat keterangan yang terdapat pada barisan namanya. “Nggak mungkin!” ucap Dira dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Tanpa menghiraukan teman-teman yang memperhatikannya, ia berlari menuju ruang kepala sekolah untuk meminta penjelasan. “Maksudnya apa, pak?!” tanya Dira kepada kepala sekolah. Tanpa dijelaskan pun, kepala sekolah telah mengerti apa yang Dira maksud, “Sebenarnya bapak juga nggak enak hati, tapi melihat sikap kamu, baik di dalam maupun lingkungan sekolah yang sangat-sangat tidak mencerminkan sikap seorang pelajar. Dengan berat hati kami menyatakan kamu tidak lulus.” Jelas kepala sekolah dengan panjang lebar. “Bapak nggak bisa gitu! Ini nggak adil buat saya! Saya nggak terima diperlakukan seperti ini!” ucap Dira dengan amarah yang telah memuncak, la tidak peduli dengan siapa ia berbicara saat ini. “Apalagi melihat kamu yang tidak memiliki etika seperti ini, saya semakin yakin atas keputusan yang telah disepakati untuk tidak meluluskan kamu.” Ucap sang kepala sekolah dengan nada bicara yang ia haalus-haluskan. “Terserah bapak saja kalo gitu!” ucap Dira, kemudiaan pergi sambil membanting pintu. Brakkk.... “Dasar anak ngga punya etiak.” Gumam kepala sekolah. Tanpa memperdulikan satpam selolah yang meneriakinya, Dira melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Kini perasaannya campur aduk, antara marah, kecewa, dan malu bercampur menjadi satu. Tanpa memperdulikan pengguna jalan yang lain ia terus memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Karena ia sedang tidak berkonsentrasi, ia tidak mengetahui bahwa lambu lalu lintas sedang berwarna merah. Bersama itu, sebuah mobil sedan warna hitam melaju kencang dari arah kiri. Ciiiit.....brakkk......


Kecelakaan tak bisa dihindari, Dira membanting setir ke arah kanan. Dan saat itu juga motor yang ia kendarai oleng dan terseret sejauh 15 meter. Setelah itu, ia merasakan tubuhnya seakan mati rasa. Dan tak lama kemudian kesadarannya pun lenyap. Kondisi Dira pasca kecelakaan lumayan parah, helm yang ia kenakan terlepas, sehingga darah segar mengalir dari kepalanya. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan luka. Untung saja saat itu tidak ada kendaraan lain yang melintas. Tak lama kemudian ambulans dan polisa datang ke lokasi. Setelah diperiksa oleh petugas kesehatan tak lama kemudian, Dira langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Delapan Belas “Dira kecelakaan, bun.” Seketika itu pula air mata bunda mengalir membasahi pipi. “Sekarang Dira di mana, Rin?” tanya bunda. “Di rumah sakit yang sama dengan kak Angga, bun. Rumah Sakit Sehat Sentosa.” Seketika bunda segera meninggalkan supermarket menuju rumah sakit. La ingin segera mengetahui bagaimana kondisi anak bungsunya. Setelah cukup lama Karin dan bunda menanti di ruang tunggu, akhirnya dokter yang menangani Dira keluar dari IGD. Serta menyampaikan kodisi Dira, dikarenakan benturan yang sangat keras pada kepala saat kecelakaan, sehingga Dira mengalami gagar otak dan belumbisa dipastikan kapan Dira akan siuman. Dua hari pasca kecelakaan akhirnya Dira pun membuka matanya, dan memanggil bunda. Bunda yang saat itu tertidur di sisi kiri ranjang tempat Dira berbaring langsung terbangun, bunda sangatbahagia melihat anak bungsunya yang telah terbangun dari tidurnya. Ia tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa. Tak lama kemudian Karin datang dengan membawa dua bungkus makanan. Hening. Bunda, Karin, dan Dira larut dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Dira angkat bicara, Dira meminta maaf kepada bunda dan kakanya, serta berpesan jika Dira sudah tiada Dira mau ginjalnya diberikan kepada Angga. “Sst... Kamu ngga boleh ngomong gitu. Kamu pasti sembuh Dira.” Ucap Karin. Ia tidak habis pikir dengan apa yang baru Dira katakan. “Bunda, kak Karin aku sayang kalian, te..terima ka..sih.” Tiiiiiitttt...... Tak menunggu lama dokter datang memeriksa kondisi Dira. Bunda dan Karin tidak menyangka hari ini adalah hari terakhir bagi Dira. Mereka kembali kehilangan orang yang mereka cintai. *** Dua hari setelah pemakaman Dira, Angga pun siuman pasca ia melakukan oprasi transplantasi ginjal. Di ruangan tempat ia dirawat, ia hanya melihat bunda dan Karin. Ia tidak melihat Dira di sana sejak ia siuman 3 jam yang lalu. Meskipun ia sudah biasa dengan ketidakhadiran Dira, namun kali ini ia merasa ada sesuatu yang janggal. Sampai akhirnya ia menanyakan Dira kepada bunda. Hening. Bunda tidak menjawab pertanyaan Angga. Tak lama kemudian bunda kembali terisak mengingat kepergian Dira. Akhirnya Karin memutuskan menjawab pertanyaan Angga, “Di..Dira udah ngga ada, kak.” Angga merasa tidak yakin dengan apa yang ia dengar, kemudian Karin menceritakan kronologisnya pada Angga dan tentang pesan terakhir Dira. Angga terdiam mendengar cerita Karin. “Innalillahi wainnailaihi rojiun.” Karin, Angga, dan juga bunda larut dalam pikirannya masing-masinh. Hanya isakan tangis yang terdengar pilu di ruangan tersebut. Mereka masih belum percaya bahwa mereka kehilangan orang yang mereka cintai. Lagi.


The End Epilog 2 tahun kemudian..... Hari ini merupakan hari di mana Dira berusia genap 17 tahun. Pada usia ini merupakan usia yang paling dinanti-nantikan oleh setiap remaja. Yang mana di usia 17 tahun ini setiap remaja akan beranjak dewasa. Namun lain dengan Dira, ia telah meninggalkan dunia ini sejak 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan yang dialaminya. Meskipun Dira telah tiada, Karin Angga, beserta bunda tetap menganggap Dira masih berada di sisi mereka. Hari ini mereka berniat berziarah ke makam Dira untuk memperingati ulang tahunnya. Dan di sinilah mereka sekarang, di sebuah makam tempat Dira disemayamkan. Karin, Angga, dan bunda berpakaian serba putih dengan membawa se-bucket bunga dan sebuah kue yang di atasnya terdapat lilin berangka 17. “Happy Sweet Seventeen adik ku, meskipun kita tidak lagi bisa bersama di dunia ini tapi kakak harap kita dapat dipertemukan lagi di akhirat kelak. Kakak doakan semoga kamu tenang di alam sana, semoga Allah senantiasa menjagamu. Amiin.” Ucap Karin. Dan kini giliran Angga, “Ra, Happy Sweet Seventeen ya! Padahal kakak masih ingin bisa lihat kamu di usiamu yang ke 17 ini,” Angga berhenti berucap, ia membayangkan jika Dira masih hidup dan kini sedang merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya, “tapi apa daya Allah berkehendak lain. Allah lebih sayang sama Dira. Maaf kakak nggak ada di samping Dira di detik-detik terakhirmu. Dan terima kasih, berkat ginjal yang telah kamu berikan pada kakak, kakak janji akan menjaganya dengan baik. Dira, semoga kamu tenang di alam sana.” Setelelah Angga selesai kini giliran bunda, “Selamat ulang tahun, nak. Bunda kangen banget sama Dira. Nggak terasa kamu udah 2 tahun lamanya ninggalin bunda. Pasti sekarang kamu sudah bertemu ayahkan? Tenang aja, suatu saat nanti bunda pasti akan nyusul kalian. Bunda sayang Dira!” “Ra, sekarang aku, kak Angga, dan juga bunda pulang dulu, ya. Lain kali pasti kita akan berkunjung lagi. Assalamu’alaikum.” Pamit Karin sambil mengelus nisan Dira. Setelah itu Karin, Angga dan bunda meninggalkan makam karena cuaca saat itu yang kurang mendukung. Dan benar saja, baru beberapa langkah meninggalkan makam, hujan pun turun dengan derasnya. Memang nggak ada yang tahu berapa usia seseorang sebelum maut menjemput. Kita di dunia ibarat hanya berhenti untuk minum dan setelah itu perjalanan kita masih sangatlah panjang. Tugas kita sebagai makhluk-Nya di dunia ini hanyalah memperbanyak ibadah untuk mendapatkan rido-Nya.


Nama : Irfan Syaifullah Widodo Kelas : XII MIPA 6 No. : 18 THE TRANSFORMERS Dimulai dari peperangan perebutan Kubus yang memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu dan ketika peperangan terjadi kubus tersebut hilang di luar angkasa lalu jatuh di bumi dan membuat seluruh robot yang berperang mengejar kubus yang bernama “All Spark” tersebut datang ke bumi berbondong-bondong terdapat 2 kubu yang ada yaitu Autobots dan Decepticons Sam bertemu dengan salah satu scout dari Autobots yaitu Bumblebee yang ditugaskan oleh pemimpin para Autobots untuk menjaga Sam dari kejaran para Decepticons agar letak All Spark tidak diketahui/ didapatkan oleh para Decepticons agar kedamaian di bumi tetap terjaga. Terdapat banyak meteor yang jatuh menuju bumi, yang ternyata bukanlah sebuah meteor biasa melainkan para anggota Autobots yang lain, yang menyusul keberadaan Bee yang sudah menemukan target para robot baik Autobots maupun Decepticons, yaitu Sam Witwicky yang kemudian dipertemukan dengan anggota Autobots yang lain. Diceritakan bahwa letak “All Spark” telah dituliskan pada kaca di kacamata capt. Witwicky, kakek dari sang karakter utama Sam Witwicky. Karena Decepticons membutuhkan “All Spark” agar dapat menguasai planet asal para robot tersebut maka para Autobots lah yang menjadi tameng bagi Sam Dengan Optimus Prime sebagai pemimpin para Autobots dan Megatron sebagai pemimpin para Decepticons. Karena pihak manusia mendapat serangan dari robot makhluk asing maka pemerintah mencari dan menelusuri jejak jejak yang ada yang kemudian menunjukkan ke Sam dan para Autobots. Dengan kondisi manusia yang sedang krisis para pemerintah menganggap para Autobots adalah musuh yang mestinya dimusnahkan. Para Decepticons mulai meretas system milik pemerintahan agar para Decepticons dapat dengan mudah menjalankan misinya tanpa adanya gangguan dari manusia dan dengan mudah menemukan letak All Spark dan juga Megatron yang masih dalam kondisi beku yang sedang diteliti oleh pihak khusus yang dibuat untuk meneliti hal hal tersebut secara mendetail. Pada akhirnya para Decepticons menemukan tempat persembunyian divisi khusus tersebut sekaligus keberadaan All Spark dan Megatron


Click to View FlipBook Version