The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini berisi mengenai cara menulis teks eksposisi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by imas.juidah, 2022-11-10 02:43:58

BUKU EXPERIENTAL

E-Book ini berisi mengenai cara menulis teks eksposisi

Keywords: buku,experiental

4.7 Menulis sebagai Keterampilan Berbahasa
4.7.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang sangat penting untuk dipelajari. Dalam
menulis dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan
sebuah tulisan. Semi (2007: 14) menyatakan bahwa
menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan
gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Sedangkan
Menulis menurut Tarigan (2008: 3) adalah suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Adapun menulis menurut
Jauhari (2013: 16) adalah keterampilan proses karena
hampir semua orang yang membuat tulisan, baik karya
ilmiah, nonilmiah, maupun hanya catatan pribadi, jarang
yang melakukannya secara spontan dan langsung jadi.
Selain itu, Menulis Pendapat Herlina (2016: 1) adalah
suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah keterampilan proses

96

kreatif karena membuat sebuah tulisan itu rumit harus
ada ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau
penyampaian ide secara tidak langsung dan sebuah
tulisan harus sesuai dengan tata ejaan. Namun, membuat
sebuah tulisan akan mudah jika sudah membaca materi
terlebih dahulu dan menguasai tata ejaan seperti
penulisan huruf kapital, penulisan kata, penulisan tanda
baca, penulisan miring dan penulisan angka.

4.6.2 Tahap-tahap Menulis

Dalam membuat karangan menulis tidak hanya
menuangkan gagasan tetapi ada tahap-tahapan yang
harus dilalui. Tahap-tahap penulisan itu, meskipun
hampir semua orang melaluinya, tidak terjadi secara
kaku atau harus selalu berurutan karena bisa saja orang
menulis sambil merevisi dan langsung mengedit, tidak
menunggu tulisan selesai terlebih dulu. Untuk lebih
jelasnya, tahap-tahap menulis sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan
Tahap pertama dalam menulis yang sangat

menentukan kelanjutan proses menulis ialah tahap

97

persiapan. Persiapan yang baik harus mengumpulkan
bahan secara terarah, mengaitpadukan antargagasan
secara runtut serta membahasnya secara luas dan
mendalam. Tahap-tahap persiapan menulis sebagai
berikut:

Sebelum menulis diperlukannya sebuah tahapan
persiapan menurut Jauhari (2013: 17) tahap persiapan
menulis tersebut terdiri dari lima jenis, yaitu pertama,
menentukan topik, artinya memilih topik yang paling
dikuasai dan sesuai dengan keinginan serta paling mudah
dicari dari sumber-sumber informasinya. Kedua,
memperhatikan tujuan menulis, artinya tujuan menulis
harus sudah ditentukan sebelum penulisan dilaksanakan
untuk menentukan gaya tulisan dan jenis karangan.
Ketiga, menentukan calon pembaca, artinya sekelompok
manusia sesuai dengan tingkatannya, baik usia,
pendidikan, profesi, maupun status sosial. Keempat,
mengumpulkan bahan tulisan, artinya seorang penulis
setidaknya memiliki informasi mengenai topik yang
akan ditulis. Namun informasi itu perlu dikembangkan
dengan cara mencari informasi-informasi pendukung
untuk memperkaya isi tulisan. Kelima, membuat

98

kerangka karangan, Artinya pengorganisasian ide-ide
dan informasi dalam sebuah rencana kerja.

Sebuah tulisan akan baik jika adanya tahap
persiapan terlebih dahulu. Tahap persiapan menulis
menurut Semi (2007: 46) kegiatan tahap menulis terdiri
dari empat jenis, yaitu pertama menetapkan topik,
artinya memilih secara tepat dari berbagai kemungkinan
topik yang ada. Kedua, menetapkan tujuan, artinya
menentukan apa yang hendak dicapai atau diharapkan
penulis dengan tulisan yang hendak disusunya. Ketiga,
mengumpulkan informasi pendukung, artinya sebuah
topik yang dipilih akan layak ditulis setelah dikumpulkan
informasi yang memadai tentang topik itu seperti
pendapat beberapa ahli atau penulis tentang topik
tersebut. Keempat, merancang tulisan, artinya topik
tulisan yang telah ditetapkan dipilah-pilah menjadi
subtopik atau sub-subtopik.

Sebuah tulisan akan menjadi lebih jelas dan
bermakna ketika diawali dengan adanya tahap persiapan.
Tahap persiapan menulis menurut Herlina (2016: 5)
kegiatan tahap persiapan menulis terdiri dari lima jenis,
yaitu pertama, menentukan topik, artinya pokok

99

persoalan yang menjiwai seluruh tulisan. Kedua,
menetapkan tujuan penulisan, artinya tujuan akan
mempengaruhi bentuk (genre) tulisan, gaya
penyampaian, dan tingkat kerincian isi tulisan. Ketiga,
memerhatikan sasaran (pembaca), artinya harus
menyesuaikan tulisan dengan level sosial, tingkat
pengalaman, pengetahuan, kemampuan, kebutuhan
pembaca. Keempat, mengumpulkan informasi
pendukung, artinya penulis perlu mencari,
mengumpulkan, dan memilih infomasi yang dapat
mendukung, memperluas, memperdalam, dan
memperkaya isi tulisan kita. Kelima, mengorganisasikan
ide dan informasi, artinya menata ide-ide atau informasi-
informasi agar menjadi saling bertautan, runtut, dan
padu.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kegiatan tahap persiapan menulis terdiri dari lima
jenis yaitu menentukan topik, menetapkan tujuan,
menentukan calon pembaca, mengumpulkan informasi
pendukung, mengorganisasikan ide dan informasi.
Adapun penjelasannya sebagai berikut.
1) Menentukan Topik

100

Seorang penulis sebelum menulis harus
menentukan topik yang akan dibahas. Ketika memilih
topik pilihlah topik yang dapat dikembangkan oleh
penulis dan sumber-sumber informasinya mudah di
dapat.

2) Menetapkan Tujuan
Tujuan menulis harus sudah di tentukan sebelum

penulisan dilaksanakan supaya tulisan terarah,
menentukan gaya bahasa yang digunakan, dan
menentukan jenis karangan.

3) Menentukan Calon Pembaca
Seorang penulis harus menentukan calon pembaca

sebelum penulisan dilaksanakan karena tulisan harus
sesuai dengan tingkatanya, baik usia, pendidikan,
profesi, maupun status sosial.

4) Mengumulkan Informasi Pendukung
Seorang penulis harus mengumpulkan informasi

pendukung seperti pendapat beberapa ahli atau penulis
tentang topik tersebut dengan cara banyak membaca

101

bacaan yang sesuai dengan topik. Selain itu, bisa
melakukan wawancara yang sesuai dengan topik,
pengamatan yang sesuai dengan topik, dan penelitian
yang sesuai dengan topik.

5) Mengorganisasikan Ide dan Informasi
Menata informasi-informasi yang diperoleh

kemudian diurutkan secara sistematis supaya tulisan
terarah. Informasi mana yang disampaikan terlebih
dahulu dan seterusnya. Pengorganisasian ide ini disebut
dengan kerangka tulisan. Membuat kerangka tulisan
sama seperti membuat daftar isi namun tanpa nomor
halaman.

Dari kelima tahap kegiatan persiapan menulis jika
dilakukan dengan baik maka akan lanjut ke tahap
selanjutnya atau tahap ke dua.

2. Tahap Penulisan
Dari tahap persiapan yang telah dilakukan

kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Jauhari
(2013: 21) menyatakan bahwa pada tahap ini, penulisan
harus berpedoman pada kerangka karangan, tujuan, dan

102

jangan melenceng dari pokok bahasan atau pokok
permasalahan (topik). Tuangkan semua gagasan dan
informasi yang telah dihimpun dan diorganisasikan
dengan cermat untuk mengembangkan sebuah kerangka.

Pada tahap penulisan seseorang akan menuliskan
apa yang ia pikirkan ke dalam sebuah tulisan yang di
tulis pada sebuah kertas. Tahap penulisan menurut Semi
(2007: 47) pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi
penuh penulis terhadap apa yang sedang dituliskan.
Tanpa konsentrasi penuh, tulisan yang berbobot sulit
dihasilkan. Penulis berkontribusi kepada empat hal, yaitu
pertama, konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan.
Kedua, konsentrasi terhadap tujuan penulisan, hal ini
dilakukan agar tulisan tidak melenceng ke tujuan lain.
Ketiga, konsentrasi terhadap kriteria calon pembaca,
artinya pada saat menulis, penulis selalu mengingat siapa
calon pembacanya. Keempat, konsentrasi terhadap
kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan yang
diterbitkan, artinya pada saat menulis mengingat kriteria
yang ditetapkan penerbit tentang tulisan yang
dikehendaki.

103

Sejalan dengan itu, tahap penulisan menurut
Herlina (2016: 6) pada tahap ini, isi tulisan menyajikan
bahasan topik atau ide utama, disertai dengan hal-hal
yang memperjelas atau mendukung ide tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tahap penulisan adalah penulisan yang
berpedoman pada topik, tujuan, calon pembaca, dan
kerangka karangan. Semua gagasan dan informasi yang
ada di kerangka karangan kemudian kembangkan
menjadi sebuah karangan.

3. Tahap Perbaikan
Tahap berbaikan ialah tahap ketiga. Ketika semua

ide sudah tertuangkan dalam bentuk isi namun belum
tentu semua ejaan, tanda baca dan lain-lain sudah betul
menurut PEUBI. Jauhari (2013: 23) ketika semua ide
sudah tertuangkan dalam bentuk draf. Draf adalah tulisan
kasar yang belum dianggap selesai karena diketahui
masih banyak kekurangannya, maka perlu diadakan
penyuntingan. Penyuntingan adalah pemeriksaan dan
perbaikan unsur mekanik karangan seperti ejaan, tanda
baca, pembentukan kalimat, pembuaatan paragraf, gaya

104

bahasa, dan konvensi penulis lainnya. Tomkins dan
Hoskisson, 1995:216-222 (dalam Jauhari, 2013:23)
adapun revisi lebih pada perbaikan isinya. Dalam bagian
revisi ini dapat mengubah, menambah, memperbaiki,
mengganti, menghilangkan, dan menyusun kembali isi
sebuah karangan. Dalam bagian perbaikan, bak
pengeditan maupun penyuntingan, sebaiknya mintalah
bantuan orang lain.

Sebelum hasil tulisan kita disebarluaskan kepada
para pembaca maka diperlukannya tahap perbaikan
menulis menurut Semi (2007: 50) pada tahap ini,
terdapat dua kegiatan utama, yaitu pertama,
penyuntingan yaitu kegiatan membaca kembali dengan
teliti draf tulisan dengan melihat ketepatannya dengan
gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan
kriteria penerbitan. Kedua, penulisan naskah jadi yaitu
naskah jadi ditulis ulang dengan rapi dan dengan
memperhatikan secara serius masalah perwajahan.

Setelah melewati tahap persiapan dan tahap
penulisan dibutuhkannya cetak coba sebab dengan cetak
coba inilah kita akan menemukan kesalahan-kesalahan
dalam tulisan, cetak coba tersebut terdapat pada tahap

105

perbaikan. Tahap perbaikan menulis menurut Herlina
(2016: 7) kegiatan ini terdiri atas penyuntingan dan
perbaikan revisi. Penyuntingan adalah pemeriksaan dan
perbaikan unsur mekanik tulisan seperti ejaan, diksi,
pengalineaan, gaya bahasa, pencatatan kepustakaan, dan
masalah teknik penulisan lainnya. Sedangkan perbaikan
atau revisi lebih mengarah pada pemeriksaan atau
perbaikan isi tulisan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tahap perbaikan adalah suatu proses
pemeriksaan suatu isi karangan tentang mekanik
karangan seperti ejaan, tanda baca, pembentukan
kalimat, pembuatan paragraf, dan gaya bahasa.

.

4.6.3 Manfaat Menulis

Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, selain dapat melatih kreatifitas
seseorang. Menulis memiliki banyak manfaat. Suparno
(dalam Jauhari, 2013: 14) menjelaskan manfaat menulis
sebagai berikut.

106

1. Meningkatkan Kecerdasan
Menulis sebagai peningkatan kecerdasan. Daya

nalar berjalan, selain mengeluarkan ide-ide, dan juga
mengingat-ingat informasi yang pernah di dapat. Hal
seperti itu sama dengan melatih ketajaman dan daya
tangkap otak. Anak yang biasa belajar dengan berlatih
dan menghafal ketajaman otaknya jauh lebih baik
daripada anak di daerah terpencil yang aktivitas sehari-
harinya hanya bermain dan mencari makanan.

2. Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Penulis ketika melihat suatu fenomena alam pasti

ingin menuliskan dan mendokumentasikan atau
memberitahukannya. Hal demikian disebut inisiatif.
Kemudian penulis yang ingin melakukan penelitian
karena menemukan fenomena alam dan hasilnya ditulis
dalam bentuk karya ilmiah, hal itu disebut kreatif.

3. Penumbuhan Keberanian
Banyak orang yang tidak menyampaikan

gagasannya secara langsung atau lisan. Karena mereka
takut keliru dan tidak percaya diri. Padahal dalam tulisan

107

sebelum disampaikan kepada orang lain, dapat
dipertimbangkan terlebih dulu dan diperbaiki jadi tidak
ada alasan takut atau tidak percaya diri dalam menulis.

4. Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan
informasi
Topik yang sudah ditentukan untuk dibahas dalam

tulisan tidak akan berkembang tanpa dukungan
informasi-informasi yang sesuai dengan topik itu. Maka
dalam proses menulis ada tahap persiapan. Dalam tahap
ini ada bagian pencarian bahan-bahan tulisan. Bahan-
bahan tulisan yang dimaksud ialah buku, hasil
wawancara, pengamatan, dan lain-lain.

4.6.2 Tujuan Menulis

Setiap orang hendak menulis tentu mempunyai
maksud yang ingin dicapai dengan tulisan itu. Tujuan
merupakan langkah awal yang penting dalam menulis.
Tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

108

Dalam kegiatan pembelajaran menulis memiliki
tujuan penugasan. Hugo Harting (dalam Tarigan 2008:
25) Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan
kemauan sendiri. Sedangkan Herlina (2016: 2) terkadang
menulis bukan atas keinginan sendiri melainkan karena
diminta seseorang.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tujuan penugasan yaitu untuk
menjalankan tugas dari seseorang. Biasanya penugasan
ini dilakuakan oleh para pelajar untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh guru. Bentuk tulisan tersebut berupa
karya ilmiah ataupun karangan bebas.

2. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Dalam menulis salah satu tujuannya adalah

altruistik atau menghibur. Tujuan Altruistik dalam
menulis menurut Hugo Harting (dalam Tarigan 2008:
25) Penulis bertujuan untuk menyenangkan para
pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan

109

karyanya itu. Sedangkan Herlina (2016: 2) Menulis
altruistik bertujuan mengenai sesuatu hal yang
menghibur.

Berdasarkan pemaparan tersebur, dapat
disimpulkakn bahwa tujuan menulis altuistik yaitu
tulisan yang menghibur pembacanya karena di dalam
tulisan altuistik terdapat maksud lucu.

3. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Salah satu tujuan menulis adalah persuasif atau

menyakinkan orang lain agar percaya dengan hasil
tulisan tersebut. Tujuan persuasif dalam menulis menurut
Hugo Harting (dalam Tarigan 2008: 25) Tulisan yang
bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan. Sedangkan Herlina (2016: 2)
tujuan persuasif untuk mengajak pembaca untuk
melakukan atau membeli sesuatu yang diiklankan.
Contohnya pada iklan-iklan, brosur-brosur maupun
koran. Sejalan dengan itu, tujuan persuasif menurut Semi
(2007: 19) adakalanya orang menulis untuk meyakinkan
orang lain tentang pendapat atau pandangannya
mengenai sesuatu. Karena orang sering berbeda pendapat

110

tentang banyak hal. Suatu ketika, seseorang ingin
mengajak orang lain untuk percaya dengan
pandangannya karena dia merasa apa yang dipikirkannya
dan dilakukannya merupakan sesuatu yang benar.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tujuan persuasif untuk meyakinkan pembaca
tentang pemaparan penulis.

4. Information Purpose (Tujuan Informasi, Tujuan
Penerangan)
Salah satu fungsi dari menulis adalah memberikan

sebuah informasi mengenai berbagai fenomena yang
terjadi pada kehidupan nyata. Hugo Harting
(dalamTarigan 2008: 26) tujuan informasi adalah tulisan
yang bertujuan memberi informasi atau
keterangan/penerangan kepada para pembaca.
Sedangkan Herlina (2016: 3) menulis dengan tujuan
informasi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, buku dan majalah. Dalam buku dan majalah
tersebut banyak sekali artikel yang membahas tentang
sesuatu dengan tujuan untuk menginformasikannya
kepada pembaca.

111

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tujuan informasi yaitu memberikan suatu
penjelasan kepada pembaca baik itu berupa politik,
ekonomi, pendidikan ataupun agama. Biasanya
ditemukan di surat kabar, buku dan majalah.

5. Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)
Menulis mempunyai tujuan pernyataan diri yaitu

untuk mengetahui perjalanan hidup seorang tokoh.
Tujuan pernyataan diri dalam menulis menurut Hugo
Harting (Tarigan 2008: 26) Tulisan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca. Sedangkan Herlina (2016: 2)
Seperti biografi dan autobiografi yang isinya mengenai
perjalanan hidup seseorang, mulai dari lahir hingga
sekarang sukses bahkan sampai meninggal. Jadi, dalam
tulisan tersebut seseorang menyatakan dirinya melalui
pengalaman hidup. Sejalan dengan itu, Semi (2007: 14)
setiap orang mempunyai pengalaman hidup.
Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai
maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa
yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tahu apa

112

yang diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis.
Dengan begitu, terjadi kegiatan berbagi pengalaman,
perasaan, dan pengetahuan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pernyataan diri yaitu pembaca
bisa mengetahui perjalanan hidup seseorang meliputi
perjuangan dalam menggapai impiannya dan motivasi
hidupnya. Dengan begitu terjadi kegiatan berbagi
pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.

6. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)
Sebuah karya didalamnya pasti memiliki cerita

tersendiri dan dibutuhkannya sebuah tulisan untuk
meningkatkan sebuah kreatifitas. Tujuan kreatif dalam
menulis menurut Tarigan (2008: 24) tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan
melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang
bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian. Sedangkan Herlina (2016: 3) menyatakan

113

bahwa tujuan kreatif adalah penulis menulis berdasarkan
ide kreatif yang dia miliki.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tujuan ini melibatkan diri dengan
keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal
atau seni idaman. tulisan yang bertujuan mencapai nilai-
nilai artistik atau nilai-nilai kesenian. Tujuan kreatif
dalam menulis umumnya tulisan tersebut terbentuk karya
sastra. Menulis karya sastra dibutuhkan imajinasi dan
gagasan agar terciptanya sebuah karya sastra yang baik.

7. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan
Masalah)
Dikehidupan banyak terdapat maslah yang belum

terselesaikan karena itulah dibutuhkannya tulisan untuk
memecahkan suatu masalah. Tujuan pemecahan masalah
dalam menulis menurut Tarigan (2008: 26) menyatakan
bahwa dalam tulisan seperti ini penulis ingin
memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
mejelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para

114

pembaca. (Hipple, 1973: 309-311). Sedangkan Herlina
(2016: 4) hasil-hasil penelitian yang disajikan baik dalam
bentuk esai, makalah, atau jurnal merupakan hasil
menulis yang bertujuan untuk memecahkan masalah.
Jadi, kita menulis karena ada masalah yang harus
dipecahkan agar tidak ada lagi keraguan dan pertanyaan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tujuan pemecahan masalah yaitu
penulis menulis karena ada masalah dan penulisan ini
bertujuan ingin memecahkan masalah yang dihadapi.
Penulis akan menjelaskan suatu topik dengan
gagasannya sendiri secara cermat agar dapat dimengerti
oleh pembaca.

4.7 Teks Eksposisi sebagai Suatu Keterampilan
Menulis

1. Pengertian Teks Eksposisi

Teks memiliki berbagai jenis diantaranya teks
eksposisi, teks eksplanasi, teks anekdot dan masih
banyak lagi. Dari berbagai jenis teks tersebut salah
satunya adalah teks eksposisi. (Kemendikbud, 2016: 77)

115

teks eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang
bertujuan agar orang lain memahami pendapatnya yang
disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis
atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu.
Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis
atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis.

Teks eksposisi menurut Kosasi (2016: 25)
merupakan teks yang menyajikan pendapat atau gagasan
yang dilihat dari sudut pandang penulisnya dan berfungsi
untuk meyakinkan pihak lain bahwa argumen-argumen
yang disampaikannya itu benar dan berdasarkan fakta.
Sedangkan Mahsun (2018: 31) pada teks tipe ini, berisi
paparan atau usulan sesuatu yang bersifat pribadi

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa teks eksposisi merupakan teks yang
berisi gagasan berdasarkan sudut pandang penulisnya
disertai argumen dan fakta supaya orang lain memahami
pendapatnya.

116

4.7.2 Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan bentuk teks yang
menarik untuk dipelajari karena bisa mengetahui sebuah
informasi tertentu yang menjadi perhatian penulisnya
dan dikupas secara spesifik. teks eksposisi dibentuk oleh
tiga bagian yaitu tesis, rangkaian argumentasi, dan
penegasan ulang. Dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Tesis

Pada bagian awal dalam struktur teks eksposisi
yaitu dengan menuliskan pendapat umum. Kosasi (2016:
24) tesis yaitu bagian yang memperkenalkan persoalan,
isu, atau pendapat umum yang merangkum keseluruhan
isi tulisan. Pendapat tersebut biasanya sudah menjadi
kebenaran umum yang tidak terbantahkan lagi. Selain
itu, Mahsun (2018: 31) struktur tesis atau pernyataan
pendapat berisi penulis memberikan pandangan atau
pendapat tentang topik. Sedangkan menurut
(Kemendikbud, 2017: 78) adalah bagian pembuka dalam
teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum

117

yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang
diangkat dalam teks eksposisi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa tesis adalah menjelaskan sebuah pernyataan
tentang permasalahan yang diangkat dalam teks
eksposisi yang bersifat umum.

2. Rangkaian Argumentasi

Pada bagian kedua stuktur teks eksposisi yaitu
rangkaian argumentasi. Kosasi (2016: 25) menjelaskan
rangkaian argumentasi, yang berisi sejumlah pendapat
dan fakta-fakta yang mendukung tesis. Selain itu,
Mahsun (2018: 31) menjelaskan struktur alasan atau
argumentasi berisi penulis memberikan alasan untuk
memperkuat tesis. Sedangkan (Kemendikbud, 2017: 78)
menjelaskan rangkaian argumentasi merupakan unsur
penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan.
Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil
temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli.

118

Argumentasi yang baik harus mampu mendukung
pendapat yang disampaikan penulis atau pembicara.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa argumentasi adalah rangkaian yang berisi
sejumlah pendapat penulis yang bersifat fakta sesuai
dengan topik yang dibahas untuk mendukung tesis.

3. Penegasan Ulang

Pada bagian ketiga stuktur teks eksposisi yaitu
penegasan ulang. Kosasi (2016: 25) menyatakan bahwa
penegasan ulang, yang berisi penegasan kembali tesis
yang diungkapkan pada bagian awal. Sedangkan Mahsun
(2018: 32) struktur teks penegasan ulang berisi
penegasan yang lebih berupa simpulan untuk
mempertegas apa yang diungkapkan. Selaini itu,
menurut Kemendikbud (2017: 78) bertujuan untuk
menegaskan pendapat awal serta menambah
rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang
diangkat.

Berdasarkann pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa penegasan ulang teks eksposisi

119

adalah berisi penegasan masalah yang telah dipaparkan
pada bagian tesis serta menambah rekomendasi atau
saran atas permasalahan yang sedang di bahas.

4.7.3 Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi

Menulis sebuah teks harus sesuai dengan kaidah
teks. Setiap teks memiliki kaidah penulisan yang
berbeda-beda. Kaidah tersebut dapat digunakan sebagai
pembeda antar jenis teks. Dengan demikian teks
eksposisi memiliki kaidah kebahasaan tersendiri. Berikut
akan dipaparkan kaidah kebahasaan teks eksposisi
sebagai berikut.

1. Menggunakan Istilah dalam Bidang yang Dibahas
penggunaan istilah tersebut membantu penulis

memperkuat gagasan yang disampaikan.

2. Menggunakan Makna Abjektiva (Kata Sifat)
penggunaan makna abjektiva membantu penulis

dalam menjelaskan kondisi suatu hal.

120

3. Perubahan Jenis Kata karena Afiksasi
(Pengimbuhan)
Membantu penulis dalam menambahkan sebuah

kata di awal, tengah, akhir untuk membuat makna baru
yang artinya berhubungan dengan kata pertama.

4. Banyak Digunakan Kalimat Verba (Kata Kerja)
Membantu penulis dalam menyatakan suatu

tindakan atau perbuatan. (Kemendikbud, 2017:70).

Dalam sebuah teks eksposisi dibutuhkan sebuah
aturan pasti sebagai patokan atau kaidah kebahasaan
yang membedakan teks eksposisi dengan teks-teks lain.
Kaidah kebahasaan teks menurut Kosasi (2014: 25)
sebagai berikut.

1. Menggunakan Pernyataan-Pernyataan Persuasif
Penggunaan pernyataan-pernyataan persuasif

membantu penulis untuk meyakinkan pendapatnya
kepada orang lain.

121

2. Menggunakan Pernyataan yang Menyatakan Fakta
untuk Mendukung atau Membuktikan Kebenaran
Argumentasi Penulis/Penuturnya
Penggunaan pernyataan fakta membantu penulis

menyatakan sesuatu sesuai apa yang terjadi di kehidupan
nyata untuk membuktikan sesuatu itu benar-benar
terjadi.

3. Menggunakan Pernyataan atau Ungkapan yang
Bersifat Menilai atau Mengomentari
Penggunaan ungkapan yang bersifat mengomentari

suatu objek bertujuan untuk membantu pembaca dalam
memahami suatu objek tersebut.

4. Menggunakan Konjungsi yang Berkaitan dengan
Sifat dari Isi Teks itu Sendiri
Penggunaan konjungsi yang bertujuan untuk

menyambungkan kata yang disampaikan oleh penulis
supaya kata tersebut tidak bersifat ambigu.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kaidah kebahasaan teks eksposisi sebagai berikut.

122

1. Menggunakan Istilah dalam Bidang yang Dibahas
Sebuah penulisan dalam teks eksposisi

menggunakan istilah supaya pembaca mengerti apa yang
disampaikan oleh penulis dan membiasakan
menggunakan bahasa baku dalam sebuah tulisan.

2. Menggunakan Makna Abjektiva (Kata Sifat)
Teks eksposisi membahas berbagai masalah.

Dengan demikian dalam penjelasan yang ingin
disampaikan dapat menggunakan kata sifat yaitu untuk
menjelaskan kondisi suatu hal.

3. Perubahan Jenis Kata karena Afiksasi
(Pengimbuhan)
Penulisan tidak hanya menggunakan kata dasar

saja untuk menyampaikan sesuatu akan tetapi dari kata
dasar tersebut dapat di afiksasikan dengan huruf yang
sesuai dalam penulisan.

4. Banyak digunakan Kalimat Verba (Kata Kerja)

123

Jika menjelaskan suatu hal bisa dengan kata sifat.
Di dalam teks eksposisi juga menggunakan kata kerja
untuk menyatakan suatu tindakan.

5. Menggunakan Pernyataan-pernyataan Persuasif
Pernyataan persuasif ini untuk meyakinkan

pembaca bahwa teks eksposisi yang telah penulis buat
dapat diterima atau dipercaya oleh pembaca.

6. Menggunakan Pernyataan yang Menyatakan Fakta
untuk Mendukung atau Membuktikan Kebenaran
Argumentasi Penulis/Penuturnya
Teks eksposisi memiliki struktur salah satunya

argumentasi penulis untuk meyakinkan pembaca dan
disertai sebuat fakta karena teks eksposisi ini bukan
suatu hayalan tapi suatu fakta.

7. Menggunakan Pernyataan atau Ungkapan yang
Bersifat Menilai atau Mengomentari
Pernyataan ulang dalam struktur teks eksposisi

berupa ungkapan yang menilai atau mengomentari
tulisan yang telah dibuat dalam teks eksposisi.

124

8. Menggunakan Konjungsi yang Berkaitan dengan
Sifat dari Isi Teks itu Sendiri
Penulisan perlu adanya konjungsi karena sebuah

kata akan bermakna jika ada konjungsi yang sesuai
dengan penulisan supaya menjadi sebuah kalimat yang
efektif.

125

DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. B., Kayes, D. C., & Kolb, D. A. 2004.
Experiential learning in teams. Artikel. Tersedia di:
http://www.learningfromexperience.com/research_
library pada tanggal 11 Januari 2009.

Arsoy, A. & Özad. 2005. The experimental learning
cycle in visual design. The Turkish Online Journal of
Education Tecnology. 3(2). 1-7.
Surakarta.

Alfan, Azizi. dkk. (2013). Penerapan Model Experiental

Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pokok

Bahasan Unsur Lingkaran Siswa Kelas VIII SMP

Salafiyah Miftahul Huda Jenggawah Tahun Ajaran

2012/2013. (Online).Tersedia:

http://jurnal.unej.ac.id/index.php/kadikma/article/vie

w/1138/pdf. (5 Feb 2015).

Arifin,Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya.

Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.

126

Djemari. (2012). Pengukuran Penilaian & Evaluasi
Pendidikan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran
Inovatif. yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA.

Herlina, Eli. 2016. Bekal Buat Menulis. Yogyakarta:K-
Media.

Hidayat, Isnu. 2019. 50 Strategi Pembelajaran Populer.
Yogyakarta: Diva Press.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajaran.

Iskandarwasid. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bundung: PT Remaja Rosdakarya.

Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung:
Nuansa Cendekia.

Jihad, Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Penerbit Multi Pressindo.

Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia kelas X.
Balitbang: Pusat Kurikulum dan Pembukuan.

Kusuma, Y.A. (2014). Penerapan ModelExperiental
Learning Pada Materi Luas Dan Keliling Persegi
Panjang Di Kelas VII-1 SMP Negeri 22 Surabaya.
(Online). Tersedia:

127

Kosasih, E. 2016. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama
Widya.

Mahsun. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Berbasis Teks. Depok: Rajawali Pers.

Majid, A. (2013). Straregi Pembelajaraan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2014). Penilaian Autentik Proses Dan Hasil
Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Rudini. (2014). Pengaruh Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Macam – Macam Sumber Daya
Ekonomi. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan
Ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak
diterbitkan.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Untuk Guru, Karyawan
dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya.Wina. (2008). Strategi Pembelajaran.
Jakarta.Kencana. Semi, Atar. 2007. Dasar-dasar
keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

128

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana,N.(2014). Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Sutikno, S. (2009). Belajar Dan Pembelajaran.
Bandung: Prospect Bandung

Sugiyono,A. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif R&D. Bandung: Penerbit ALFABETA.

Sugiyono,B. (2013). Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: ALFABETA.

Sugiyono,C. (2013). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: ALFABETA.

Sobur, Alex. 2012. Analisis Teks Media. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Perdana
Media Group

Warsito, Viky. Penerapan Model Experiental Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Fisika
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Palu.
(Online).Tersedia:

129

Yakop, P. (2016). Penerapan Model Pembelajaraan
Kooperatif Tipe Students Teams Achevement
Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Pokok Bahasan Kebutuhan Manusia Dan
Kelangkaan Sumber Daya. Skripsi pada STKIP
Persada Khatulistiwa Sintang: Tidak Diterbitkan

Yani, Ahmad. 2013. Mindset Kurikulum 2013. Bandung:
Alfabeta.

Zainurrahman. 2018. Menulis dari Teori Hingga Praktik
(Penawar Racun Plagiarisme). Bandung:
ALFABETA.

http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/vi
ew/1443/pdf. (8Juni 2015)

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article
/view/12958/pdf. (9 Agustus 2015).

http://www.romadhon-byar.com/2012/09/model-
pembelajaran-experiental-
psikologi.html#ixzz2PHmshYMO

http://albyjmahfudz.blogspot.com/2011/05/model-
pembelajaran-experiential.html

http://kumpulansoal-ujian-
nasional.blogspot.com/2012/03/teori-belajar-pendukung-
experiential.html

130

BIBLIOGRAFI PENULIS

EMBANG LOGITA, lahir di Bandung 06, Agustus
1974. Mengenyam Pendidikan di SDN Sukawarna II
Kota Bandung, SMPN 29 Kota Bandung, SMEA Negeri
I Kota Bandung, Menempuh S1 IKOPIN 1997, S1
STKIP Siliwangi Bandung Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (2010), Pascasarjana (S2) Pendidikan
Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI)2015

131

132


Click to View FlipBook Version