GENDIS SEWU BERKARYA
NEGERI FANTASI
Story About Magicland
Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Margorejo I/403
Surabaya
NEGERI FANTASI
Penulis : Khanza Putri Azyyati, Alessia
Xerafina Dyaz, Ratu Azkadina
Lubis, dkk.
Desain Sampul : Vivi Ardiyanti
Penyunting : Vivi Ardiyanti, Abdullah Fuad,
dan Masrifah
Penyunting Akhir : Faradilla Elifin Malidin, Vivi
Sulviana, Ayu Dewi A.S.N.,
Rici Alric K, dan Vegasari
Yuniati
Diterbitkan pada tahun 2022
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Jln. Rungkut Asri Tengah 5-7 Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas
partisipasi yang telah diberikan dalam gerakan
melahirkan 1000 penulis dan 1000 pendongeng.
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt.
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu
besar, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan buku ini sebagai bentuk apresiasi
kepada para bibit penulis yang mengikuti Gerakan
Melahirkan 1000 Penulis dan Pendongeng (Gendis
Sewu) dengan baik dan lancar.
Antologi merupakan kumpulan karya dari
para penulis yang merupakan bibit Gendis Sewu
Berkarya tahun 2022 dari SDN Margorejo I/403
Surabaya. Kisah yang ditulis adalah ungkapan
perasaan dan pengalaman serta imajinasi mereka
dalam kehidupan. Penulis yang merupakan siswa
dan siswi usia anak penuh imajinasi rasa dan
pikiran, membuat buku ini memiliki banyak pesan
yang penuh makna dari tiap cerita.
Kami menyadari bahwa sebuah karya
memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam
penyusunan buku ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih ada kekurangan kami
mengharap kritik dan saran yang bisa membangun
dari segenap pembaca buku ini.
Surabaya, 2022
Tim Penulis se-Kecamatan Wonocolo
KATA SAMBUTAN
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayat-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita
selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam ikut
serta membangun Kota Surabaya yang kita cintai.
Kita patut bangga dan memberi apreasiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para petugas TBM se-Kecamatan
Wonocolo yang telah bekerja keras membuat karya
tulis berjudul Negeri Fantasi: Story About
Magicland.
Buku para bibit Gendis Sewu menghasilkan
karya tulis dari anak-anak cerdas yang telah
melalui proses panjang dan berjenjang merupakan
karya-karya imajinatif yang mengandung pesan
moral dengan bahasa yang mudah dipahami juga
sangat baik untuk dinikmati.
Semoga ke depannya akan menjadi
inspirasi untuk berkembangnya budaya literasi dari
berbagai kalangan masyarakat di Kota Surabaya.
Akhir kata, semoga buku Gendis Sewu Berkarya
dengan judul Negeri Fantasi: Story About
Magicland bermanfaat bagi semua pihak dan
perkembangan para bibit Gendis Sewu.
Surabaya, 2022
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya
Mia Santi Dewi, S.H., M.Si.
SEKAPUR SIRIH
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah Swt.
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
sangat bersyukur atas ke hadirat-Nya, hanya
dengan kemurahan Allah Swt. kami dapat
menghimpun berbagai karya tulis para bibit penulis
Gendis Sewu dan menerbitkannya dalam sebuah
buku antologi cerpen dengan judul Negeri Fantasi:
Story About Magicland.
Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan
platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.
Taman Kalimas yang merupakan singkatan dari
Tempat Menampung Karya Literasi Masyarakat
memberikan layanan literasi yang di dalamnya
terdapat tiga layanan sekaligus, antara lain layanan
Taman Kalimas Pembelajaran, Taman Kalimas
Karya, dan Taman Kalimas Publikasi.
Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja
petugas TBM se-Kecamatan Wonocolo yang
berkolaborasi dengan SDN Margorejo I/403
Surabaya.
Membangun kota maka perlu disertai
'membangun' manusia di dalamnya. Tentu tidaklah
mudah, karena awal membangun sering kali terlihat
abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun
begitu, tetap terus 'membangun' karena
'membangun' manusia melalui literasi adalah
sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta
kita Kota Surabaya.
Salam Literasi.
Surabaya, 2022
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Pudji Astuti, S.T.
DAFTAR ISI
Petualangan Luar Angkasa ....................................1
Jasmine di Negeri Boba .........................................6
Portal Dunia Lain..................................................13
Terjebak di Nesam ...............................................22
Hutan Ajaib...........................................................26
Pencarian Harta Karun.........................................31
Pintu Ajaib Sekolah ..............................................36
Negeri Berja .........................................................46
Rumah yang Seram .............................................53
Hutan Teduh ........................................................63
Bakteri di Atas Donat............................................73
PETUALANGAN LUAR ANGKASA
Oleh Khanza Putri Azyyati
Dita, Chika, Putra, dan Edo adalah sahabat
yang akan bertualang ke luar angkasa.
Mereka pergi bertualang ke luar angkasa
dengan menggunakan pesawat ulang-alik.
Sesampai di sana, mereka langsung
memulai petualangan.
“Wah ternyata luas sekali,” kata Chika.
“Ada banyak bintang bertaburan dan
melayang-layang,” sambung Edo.
Mereka berempat tertawa riang. Tak
lupa mereka juga menciptakan pose kreatif
saat melayang-layang di luar angkasa.
Petualangan mereka sangat
menyenangkan. Bertemu meteor yang
beraneka ragam bentuknya. Memancarkan
cahaya berwarna-warni. Membuat meteor itu
terlihat menarik.
1
“Ternyata suasana di luar angkasa ini
sangat menakjubkan, ya,” kata Chika.
“Iya, luar biasa,” kata Putra.
“Kita juga bisa melayang dan terbang,”
kata Dita.
Mereka kemudian melanjutkan
perjalanan dengan hati riang gembira.
Di sini mereka mengelilingi berbagai
planet. Sambil berjalan, mereka meneliti
tentang aneka ragam bentuk planet yang
ada di luar angkasa.
Ternyata planet-planet itu memiliki ciri
khas tersendiri. Merkurius sebagai planet
yang terdekat dengan matahari. Venus
merupakan planet yang terpanas dan
memiliki arah rotasi yang berlawanan
dengan arah jarum jam.
Bumi adalah planet yang berwarna biru
kehijauan dan memiliki diameter sebesar
kurang lebih 12.742 KM. Mars disebut juga
dengan planet merah. Jupiter adalah planet
2
terbesar dalam sistem tata surya Saturnus
planet yang memiliki cincin. Uranus planet
bersuhu dingin dan rotasinya tidak berputar
melainkan menggelinding seperti bola.
Terakhir Neptunus, planet yang berwarna
cerah biru kehijauan dan merupakan planet
gas.
“Perjalanan tadi seru sekali, ya,” kata
Edo.
“Iya, seru ya,” kata Dita.
Mereka beristirahat sebentar setelah
mengelilingi berbagai macam planet.
Kebetulan posisi mereka saat ini berada di
Uranus yang merupakan planet paling
dingin.
Setelah merasa cukup maka mereka
akan melanjutkan petualangannya kembali
ke bumi. Saat bersiap untuk melanjutkan
petualangan, mereka terkejut dan panik
sekali. Pesawat ulang-alik tidak bisa
3
dinyalakan. Semua peralatan penunjuk di
ruang kemudi tidak bisa berfungsi.
Setelah mencari permasalahan,
mereka menemukan terjadinya pembekuan
bahan bakar. Kemudian diputuskan untuk
menghubungi teknisi yang ada di bumi.
Usaha keras dari teknisi yang ada di
bumi, akhirnya ditemukan keberadaan Dita,
Chika, Putra, dan Edo yang tersesat di
planet Uranus. Teknisi pesawat antariksa di
bumi segera mengirimkan bantuan pesawat
ulang-alik yang lebih bagus lengkap dengan
pilotnya untuk menjemput empat sahabat ini.
Mereka sangat bahagia bisa kembali ke
bumi.
“Alhamdulillah, akhirnya kita bisa
kembali ke bumi,” kata Chika.
“Iya, syukurlah,” kata Dita.
Akhirnya mereka semua bisa kembali
ke bumi dengan selamat. Tentu banyak
4
pengalaman yang mereka dapatkan selama
bertualang di luar angkasa.
5
JASMINE DI NEGERI BOBA
Oleh Alessia Xerafina Dyaz
Matahari terlihat sangat cerah pagi itu.
Jasmine, peri bangsawan di Kota Sakura
mendengar suara aneh dari jendela
kamarnya. Suara itu terdengar seperti
bisikan yang memanggil Jasmine untuk
segera mengikuti suara tersebut. Diliputi
rasa penasaran, Jasmine pergi dari
rumahnya untuk mengikuti suara itu.
Setelah mengikuti suara itu, Jasmine
menyadari bahwa ternyata ia sudah jauh dari
rumah dan berada di tengah hutan. Jasmine
sangat ketakutan.
Jasmine melihat cahaya bewarna putih
yang dikelilingi bunga berwarna kuning emas
di hadapannya.
Jasmine menyentuh cahaya putih
tersebut. Sekejap mata, ia seperti ditelan
cahaya putih bernuansa emas tadi. Jasmine
6
memejamkan matanya. Setelah beberapa
saat, Jasmine membuka matanya. Ia terkejut
karena banyak sekali boneka di
hadapannya.
“Tempat apa ini?” tanya Jasmine
kepada dirinya sendiri.
Jasmine mulai menyusuri tempat
tersebut. Ia bertemu badut raksasa seram
yang memanggil namanya.
“JASMINE …!” seru badut tersebut.
Jasmine ketakutan, ia berlari sekuat
tenaga untuk pergi dari hadapan badut
tersebut.
Syukurlah, Jasmine berhasil selamat
dari badut seram tadi karena ia sembunyi di
bawah boneka teddy bear raksasa.
MEOOONGGG ....
Terdengar suara dari samping
Jasmine. Ternyata suara itu berasal dari
boneka seekor kucing berwarna putih bersih.
7
“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya
boneka kucing tersebut kepada Jasmine.
“Apa? K-kok, kamu bisa berbicara?”
sahut Jasmine kaget dan heran.
“Tentu saja, aku adalah salah satu
penghuni di negeri ini. Apa kamu tersesat?
Aku akan membantumu untuk pulang,” kata
boneka kucing tersebut.
“Oh ya, aku harus memanggilmu apa?”
tanya Jasmine.
“Panggil aku, Ruby,” tambah boneka
kucing tersebut yang ternyata bernama
Ruby.
“Baiklah, terima kasih,” jawab Jasmine.
Jasmine mengikuti Ruby yang berlari
untuk menemukan jalan keluar.
“Ruby, sebenarnya ini tempat apa?”
tanya Jasmine pada Ruby.
“Saat ini kamu sedang berada di
Negeri Boba,” jawab Ruby.
8
“Aku sangat takut ketika melihat badut
tadi. Apa yang ia inginkan dariku?” tanya
Jasmine.
“Mereka ingin kamu menjadi keluarga
mereka di negeri ini,” jawab Ruby.
“Aku ingin pulang, tolong bantu aku,
Ruby!” pinta Jasmine.
“Tentu saja. Aku akan membantumu
keluar dari sini,” kata Ruby.
Di tengah jalan, mereka bertemu
boneka raksasa dengan ukuran kepala yang
lebih besar dari badannya, namanya Boba.
“Wah, ada Boba! Ayo kita lari! Jika
tidak, kamu akan terjebak di sini selamanya
karena ia akan menjadikanmu boneka
mainannya,” kata Ruby memperingatkan.
Boba menyadari keberadaan mereka
kemudian mengejar Jasmine dan Ruby.
Untungnya, Jasmine dan Ruby sudah
dekat dengan cahaya putih bernuansa
emas, tempat Jasmine bisa keluar dari
9
Negeri Ajaib dan kembali ke Kota Sakura.
Mereka segera mempercepat langkah.
Ketika sudah sampai di perbatasan,
Jasmine sangat berterima kasih kepada
Ruby yang sudah menyelamatkannya. Ia
sangat ingin membawa Ruby ke kehidupan
aslinya. Namun, jika Ruby pergi dari Negeri
Ajaib, ia tidak akan bisa berbicara lagi.
“Terima kasih, Ruby, kamu telah
membantuku sejauh ini. Terima kasih telah
menemaniku. Sesungguhnya, aku sangat
ingin membawamu ikut bersamaku,” kata
Jasmine dengan mata yang berkaca-kaca.
“Tidak apa-apa, Jasmine. Aku senang
bertemu dan bisa berkenalan denganmu
meskipun hanya sesaat. Sampai bertemu di
lain waktu, Jasmine,” balas Ruby yang juga
mencoba menahan kesedihan.
Mereka berpelukan untuk terakhir
kalinya. Air mata keduanya pun tumpah.
10
“Cepat pergi, Jasmine!” bentak Ruby
sambil sesenggukan.
Jasmine sangat sedih mendengar
perkataan Ruby dan tidak terasa air mata
menetes di pipinya lagi. Namun, keadaan
yang memaksa mereka untuk berpisah.
Jasmine bergegas untuk menyentuh
cahaya putih itu karena Boba sudah semakin
dekat.
CLIIIINGG ....
Jasmine kembali ke dunianya. Air
matanya kembali menetes. Dia tertunduk
sedih.
MEONG ... MEONG ... MEONGG ....
Seekor kucing putih telah ada di
hadapannya.
“Apakah kamu, Ruby?” tanya Jasmine
tak percaya.
Kucing itu hanya mengeong lalu
menempelkan tubuhnya pada Jasmine.
Jasmine tertawa kecil dan merasa senang.
11
Meski ia tak tahu apakah kucing ini
adalah Ruby atau bukan. Jasmine
membawanya untuk tinggal di Kota Sakura.
Ia berjanji akan merawat, memberi makan,
dan menjaganya dengan baik.
12
PORTAL DUNIA LAIN
Oleh Ratu Azkadina Lubis
Sinar rembulan tampak indah meski dari
balik jendela. Namun, keindahannya tak bisa
menghentikan rasa kantuk yang dirasakan
Ella. Seperti biasa, sebelum tidur Ella selalu
mencuci kaki dan mengenakan piyama
kesayangannya.
Saat akan mengambil piyama, Ella
mendengar suara dari balik lemari.
Kemudian dia menghampiri dan
membukanya.
WUSS ... WUSS ....
Angin kencang berhembus dari balik
pintu lemari dan ada sesuatu yang menarik
Ella masuk ke dalam lemari.
Ketika membuka mata, dia sudah
berada di kamar yang sama seperti di dalam
buku dongeng. Ada anak perempuan cantik
13
yang duduk di hadapannya dan menatapnya
ramah.
“Hai, kamu sudah sadar?” tanya anak
perempuan itu.
“Siapa kamu dan di mana ini?” Ella
balik bertanya.
“Namaku Isabel. Kamu telah melewati
portal dunia lain dan kamu sekarang berada
di Negeri Sihir. Bolehkah aku mengenalmu?”
sahut Isabel menjawab semua pertanyaan
Ella dengan ramah.
“Namaku Ella, apa kamu yang
membawaku ke sini?” tanya Ella penasaran.
“Ya, aku yang membawamu ke sini,”
jawab Isabel.
Kemudian Isabel menceritakan tentang
Negeri Sihir.
“Negeri Sihir adalah kota yang aman
dan damai, hingga datang seorang penyihir
jahat yang ingin menguasai Negeri Sihir ini.
Penyihir jahat datang ke Istana Raja Hera.
14
Dia bertarung melawan Raja Hera dan
berhasil memenangkan pertarungan. Raja
Hera pun dikurung di ruangan bawah tanah.
Penyihir jahat mengambil alih kekuasaan di
Negeri Sihir hingga sekarang. Negeri Sihir
menjadi negeri yang tidak aman lagi.”
“Oh, jadi begitu ceritanya.”
“Iya, Ella. Sekarang aku ingin
mengalahkan Penyihir Jahat itu, agar Negeri
Sihir kembali aman. Namun, aku tidak bisa
sendirian. Aku membutuhkan bantuanmu,”
kata Isabel.
“Kenapa aku, tidak yang lain?” tanya
Ella penasaran.
“Entahlah, portal dunia lain ini
mengarah ke lemari yang ada di kamarmu.
Jadi, pasti kamu memiliki suatu kelebihan
untuk membantuku,” jawab Isabel.
Ella bingung, karena merasa dirinya
tidak mempunyai kelebihan apapun.
15
“Aku tidak yakin aku bisa
membantumu, Isabel. Tapi aku akan
mencobanya,” kata Ella.
“Terima kasih, Ella,” sahut Isabel
sambil memeluk Ella.
Isabel mulai melatih kekuatan sihirnya
dengan banyak membaca buku-buku sihir
milik orang tuanya yang sudah tiada. Dia
juga mengajarkan Ella cara menggunakan
sihir.
***
Beberapa hari berlalu, Isabel dan Ella
semakin mahir menggunakan sihirnya.
Mereka berencana pergi ke Istana Raja Hera
untuk melawan Penyihir Jahat.
Di perjalanan menuju Istana Raja Hera,
Isabel dan Ella harus melewati Hutan Ajaib.
Ketika sampai di hutan itu, mereka dihadang
oleh sekelompok anak yang diperintahkan
oleh Penyihir Jahat. Mereka juga
mempunyai ilmu sihir.
16
Isabel melawan mereka dengan
sihirnya. Namun, melihat lawannya adalah
anak-anak, Ella mempunyai sebuah ide.
Melalui sihirnya, Ella mengeluarkan buku
dongeng. Kemudian Ella mendongeng untuk
sekelompok anak yang menghadangnya. Di
akhir dongengnya, Ella menyanyikan lagu
Nina Bobo. Sekelompok anak itu pun tertidur
pulas mendengar nyanyian Ella yang
mendayu-dayu.
“Wah, ternyata ini kelebihanmu Ella.
Kamu pintar sekali mendongeng dan
menyanyi. Mereka sampai tertidur, tersihir
mendengar suaramu,” kata Isabel takjub.
“Ah, bisa saja kamu, Isabel. Ayo kita
lanjutkan perjalanan kita!” ajak Ella sambil
tersipu malu.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju
Istana Raja Hera. Namun, lagi-lagi ada yang
mengadang mereka. Kali ini ada seekor
beruang yang sangat besar akan menerkam
17
mereka. Isabel dengan sigap segera
menggunakan kekuatan sihirnya dan
berhasil membuat beruang menjadi jinak.
Beruang itu membantu Isabel dan Ella
masuk ke Istana Raja Hera dan
menunjukkan di mana Penyihir Jahat
berada. Mereka pun berhasil menemukan
Penyihir Jahat.
“Apa tujuan kalian datang ke sini? Apa
kalian ingin dikurung bersama Raja Hera?
Hahaha ...,” tanya Penyihir Jahat.
“Lepaskan Raja Hera dan biarkan
Negeri Sihir ini kembali aman dan damai
seperti dulu!” jawab Isabel tegas.
“Kalau kalian ingin Raja bebas,
lawanlah aku! Hahaha ….”
Penyihir Jahat mengambil tongkat
sihirnya dan menggunakannya untuk
menyerang Isabel.
“Aaaa …!” teriak Ella yang melihat
beruang tergeletak di lantai.
18
Beruang mempertaruhkan nyawanya
untuk melindungi Isabel dari serangan
Penyihir Jahat. Isabel dan Ella sedih karena
tidak bisa menolong beruang.
“Hahaha, itulah akibatnya jika berani
melawanku,” kata Penyihir Jahat.
“Aku tidak akan mundur. Terimalah ini!”
Isabel menyerang Penyihir Jahat
dengan sihirnya. Kemudian Penyihir Jahat
balik menyerang Isabel. Isabel terluka.
“Hahaha ... bagaimana masih berani
kau melawanku?”
Penyihir Jahat itu terus saja mengoceh.
Ella ingat pada perkataan Isabel, kalau
kekuatan Penyihir Jahat terletak pada
tongkat ajaibnya. Saat Penyihir Jahat
lengah, Ella memanfaatkan kesempatan itu
untuk mengambil tongkat sihirnya dan dia
berhasil.
19
“Penyihir jahat lebih baik kamu
menyerah saja. Tongkat sihirmu sudah jadi
milik kami,” ujar Ella.
Penyihir Jahat akhirnya menyerah
karena sudah tidak memiliki tongkat sihir
yang menjadi sumber kekuatannya.
Kemudian Isabel dan Ella membebaskan
Raja Hera. Negeri Sihir pun kembali aman
dan damai.
Isabel dan Ella mendapatkan
penghargaan dari Raja Hera karena telah
menyelamatkan Negeri Sihir. Namun, Isabel
sedih karena harus berpisah dengan Ella
yang harus kembali ke dunia asalnya.
Isabel memberikan gelang kepada Ella,
sebagai tanda persahabatan.
“Itu adalah hadiah untukmu agar kamu
selalu mengingatku dan karena sudah
membantu menyelamatkan Negeri Sihir ini.
Jaga baik-baik, ya!” kata Isabel sambil
memakaikan gelang di tangan Ella.
20
“Tentu saja, aku akan mengingatmu
dan aku berjanji akan menjaga gelang ini,”
janji Ella sambil memeluk Isabel.
Ella pun berjalan ke arah portal yang
akan membawanya kembali pulang.
***
Ella sudah berada di dalam kamarnya
dan masih menggunakan gelang pemberian
Isabel. Dia masih tidak percaya dengan apa
yang sudah dialaminya. Dia membuka pintu
lemarinya lagi dan hanya menemukan
tumpukan baju yang rapi.
21
TERJEBAK DI NESAM
Oleh Revina Jasmine Angelina Irawan
Pagi hari yang cerah, saat sinar sang
mentari menyelinap masuk jendela. Tampak
seorang anak perempuan yang bernama
Axel sedang membaca buku berjudul
Nesam, Negeri Sampah. Dia membaca buku
tersebut dengan serius.
Axel terlihat sangat sedih karena begitu
banyak sampah pada cerita buku itu. Saat
sedang serius membaca, dia merasakan
angin berhembus sangat kencang. Membuat
tubuh Axel terseret masuk ke dalam buku.
Axel pun berteriak dengan sekencang-
kencangnya. Namun, suaranya tercekat. Ibu
berlari menghampiri Axel yang sedang di
kamar sendirian.
“Axel…!” teriak ibu.
Ibu hanya melihat Axel yang sedang
tertidur di meja belajarnya. Ayah Axel juga
22
ikut masuk ke dalam kamar untuk
memastikan kondisi putrinya.
“Mungkin itu hanya halusinasiku saja,”
kata ibu.
“Kasihan sekali Axel, dia terlalu sibuk
membaca buku hingga kelelahan,” kata
ayah.
“Sudahlah aku akan melanjutkan
memasak,” kata ibu.
Ibu dan ayah pergi meninggalkan kamar
Axel. Mereka berpikir mungkin hanya
halusinasinya saja. Namun ternyata, Axel
terseret masuk ke dalam buku cerita yang
berjudul Nesam tadi.
***
Di Negeri Sampah, Axel begitu
kebingungan. Axel terus berjalan sampai
bertemu dengan Lilo, si robot petualang. Lilo
mengajak Axel keliling untuk melihat kondisi
di Nesam.
23
“Banyak sekali sampah ya, Lilo?” tanya
Axel.
“Iya, banyak sekali sampah karena
manusia di sini banyak membuang sampah
sembarangan di jalan, sungai, dan selokan,”
jawab Lilo.
“Bagaimana cara mengatasi semua ini,
Lilo? Apa yang bisa aku lakukan?” tanya
Axel.
“Caranya, bantu aku dengan
memasang spanduk, memberitahu orang
lain agar tidak membuang sampah, Xel,”
jawab Lilo.
“Begitu ya caranya,” jawab Axel.
“Selain itu yang paling penting adalah
kesadaran masyarakat agar selalu
membuang sampah pada tempatnya,” kata
Lilo.
Setelah memberi penjelasan kepada
Axel tentang permasalahan sampah. Lilo
24
berpamitan dan menyampaikan bahwa dia
telah menyelesaikan misinya.
Setelah itu Axel pun terbangun dari
tidurnya. Ternyata kejadian terjebak di
Negeri Sampah yang dialaminya tadi hanya
mimpi.
Walaupun hanya mimpi, namun
sekarang Axel sadar. Begitu pentingnya
menjaga lingkungan dengan membuang
sampah pada tempatnya.
25
HUTAN AJAIB
Oleh Audrey Keisya Nada
Lily dan Jay merupakan saudara kandung.
Pagi ini mereka bersiap-siap untuk
berangkat sekolah. Mama sudah
menyiapkan makanan untuk bekal. Sarapan
juga siap dihidangkan.
“Mama, kami sudah siap berangkat
sekolah,” kata Lily.
“Iya, ini makanan sudah siap semua,”
kata mama.
Mereka sarapan bersama dengan
lahapnya. Menu sarapan ini ada nasi goreng
jawa dan ayam goreng.
Setelah selesai makan, saatnya
mereka berangkat ke sekolah untuk mencari
ilmu sebagai bekal masa depan.
“Kami berangkat dulu ya, Ma,” kata
Jay.
26
“Iya Sayang, hati-hati di jalan!” kata
mama.
Saat perjalanan menuju ke sekolah,
Lily dan Jay bertemu Zachi, Olive, dan Eka.
Mereka kemudian berjalan bersama
menyusuri jalan setapak di tengah
persawahan.
“Ini kita di mana teman-teman?” tanya
Zachi.
“Pasti ini jalan menuju sekolah, apakah
kalian lupa?” jawab Lily.
“Tapi, aku merasa tidak pernah
melewati jalan ini,” kata Jay.
Ternyata tanpa disadari, mereka sudah
masuk ke hutan imajinasi. Di sini mereka
seakan terjebak di dunia lain. Ada beraneka
ragam jenis tumbuhan. Berbagai macam
binatang juga ada di dalamnya.
Mereka semua sangat ketakutan.
Tanpa ada persiapan sebelumnya, sekarang
27
mereka langsung berhadapan dengan
harimau.
“Bagaimana ini teman-teman?” tanya
Eka.
“Aku juga takut, baru kali ini kita
menghadapi harimau,” kata Lily.
“Tenang, kita pasti bisa menghadapi
masalah ini,” kata Zachi mencoba
menenangkan suasana.
Harimau putih yang mereka hadapi
terus mengaum seolah menantang kelima
anak tersebut untuk bertarung. Tentu bukan
sebuah pertarungan yang seimbang antara
anak manusia dangan harimau. Di tengah
situasi yang begitu sulit, muncullah sebuah
ide dari Jay.
“Aku akan berusaha untuk
berkomunikasi dengan harimau ini,” kata
Jay. yakin bisa
“Apakah kamu
melakukannya?” tanya Lily.
28
“Tenang saja, pasti ada sesuatu yang
ingin disampaikan binatang ini.”
“Iya, harimau juga mahluk hidup sama
seperti kita,” sahut Zachi.
Sejenak kemudian Jay terlihat
mendekati harimau tersebut. Perlahan dia
mengelus kepalanya dengan penuh kasih
sayang. Akhirnya harimau itu menghilang
entah kemana. Tidak ada seorang pun
diantara anak-anak itu yang mengetahui
larinya.
“Memang apa yang kamu lakukan tadi
Jay?” tanya Zachi.
“Aku hanya memberinya kasih sayang
sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan.
Seharusnya kita saling menyayangi dengan
semua mahluk,” kata Jay.
Setelah peristiwa itu, mereka menjadi
lebih menyadari pentingnya berbagi kasih
sayang terhadap semua mahluk ciptaan
Tuhan. Mereka pun kembali ke jalan yang
29
benar untuk melanjutkan perjalanan menuju
ke sekolahnya.
30
PENCARIAN HARTA KARUN
Oleh Ahmad Zidni Ilma
Liburan sekolah semester ini harus ada
sesuatu yang beda dibandingkan dengan
sebelumnya. Riko dan Raka merencanakan
untuk berpetualang mencari harta karun.
Sepulang sekolah mereka mulai membahas
rencana tersebut.
“Kita jadi berpetualang mencari harta
karun ‘kan?” tanya Riko.
“Pasti, nanti kita ajak Reni dan Rina
juga!” jawab Raka.
“Baiklah kalau begitu nanti mereka
kuajak,” kata Riko.
Mereka pulang ke rumah masing-
masing.
Sesampai di rumah, Riko langsung
menyampaikan rencana tersebut kepada
ibu. Dia sangat berharap agar ibu
menyetujui. Walaupun rencana itu terlihat
31
mustahil, tetapi Riko sudah bertekad untuk
melakukannya. Setelah meyakinkan ibu,
sekarang saatnya mengajak Reni dan Rina.
***
Hari yang ditunggu pun tiba, saat sang
mentari mulai menyinari alam semesta. Riko
dan teman-temannya berkumpul di taman
depan perumahan. Sebelum berangkat
menuju hutan mereka menyusun rencana.
“Nanti selama di hutan kita akan
berpetualang mencari harta karun,” kata
Riko.
“Terus apa saja yang akan kita
lakukan?” tanya Reni.
“Aku sudah mempunyai petanya,
semoga petualangan kita menghasilkan,”
Mereka menuju hutan bersama-sama.
Setiba di tempat tujuan, mereka langsung
berjalan menyusuri hutan yang begitu lebat
penuh dengan pepohonan. Riko masih yakin
harta karun itu ada.
32
Di tengah perjalanan ada jurang yang
membentang. Langkah mereka pun
terhalang.
“Apa yang harus kita lakukan untuk
menyeberangi jurang ini?” tanya Reni.
“Kita harus memikirkan solusinya, ada
yang punya ide?” kata Riko.
“Aku punya ide,” kata Raka.
“Iya, Raka. Apa yang harus kita
lakukan?” tanya Reni.
“Kita berbagi tugas, aku dan Riko
mencari ranting pohon yang ada di sekitar
hutan ini.”
“Reni dan Rina sementara kalian di sini
saja, nanti tugas kalian merakitnya,” jelas
Raka.
Sesaat kemudian, Riko dan Raka
sudah berhasil mengumpulkan ranting
pohon yang akan digunakannya untuk
membuat jembatan darurat. Reni dengan
cekatan merakitnya karena hari sudah mulai
33
beranjak malam. Mereka memutuskan untuk
menginap di situ. Rina menyiapkan tenda
dan perlengkapan yang lainnya.
Hari telah berganti, sang surya kembali
terbit dari ufuk timur. Mereka sudah siap
melanjutkan petualangan. Jembatan darurat
yang dibuat semalam sudah bisa digunakan
untuk menyeberangi jurang. Mereka dengan
penuh keyakinan menyusuri hutan belantara
berbekal peta yang dibawa.
Setelah beberapa jam melewati
berbagai macam rintangan, akhirnya sampai
di tempat tujuan sesuai petunjuk peta.
Alangkah terkejutnya mereka, ternyata harta
karun itu benar-benar ada.
“Ternyata ini harta karun yang kita cari
itu?” tanya Reni.
“Iya benar, ya ini yang aku maksud
harta karun,” jawab Riko.
Mereka semua bersorak gembira
sambil tertawa bersama. Ternyata harta
34
karun yang dimaksud adalah sepaket
mainan lego.
“Kamu dapat peta dari mana Riko?”
tanya Reni dan Rina.
“Sebenarnya ini semua ideku, aku yang
merencanakan semuanya,” jelas Riko.
Petualangan mencari harta karun ini
sebenarnya ide Riko untuk mengisi waktu
liburan agar berkesan.
35
PINTU AJAIB SEKOLAH
Oleh Alya Carissa Rizky Salsabila
Matahari mulai memancarkan sinarnya di
ufuk timur. Ayam jago pun berkokok
serentak untuk membangunkan orang-orang
yang masih terlelap dalam tidurnya.
Naya terbangun dari tidur nyenyaknya.
Dia segera beranjak menuju kamar mandi
dan bersiap berangkat sekolah. Setelah
menghabiskan sarapannya, Naya pun
berpamitan pada ayah dan bundanya.
Hari ini memang Naya sengaja
berangkat sekolah lebih awal karena dia
bersama tiga orang teman lainnya harus
melaksanakan piket kelas.
Sesampai di sekolah, Naya sudah
disambut oleh teriakan Keisya, Bryan, dan
Rizky.
“Nayyyy kok baru datang sih!” teriak
mereka bertiga kompak.
36
Naya hanya tersenyum malu karena
memang harusnya dia datang lebih awal.
Empat sekawan itu melanjutkan piket
kelasnya, hingga akhirnya semua pekerjaan
selesai tepat waktu. Naya dan Keisya
merapikan alat-alat kebersihan yang telah
selesai mereka gunakan. Bryan dan Rizky
pergi menemui pak Rohmat, satpam
sekolah.
“Permisi, Pak, kita mau
mengembalikan alat-alat kebersihan,” ucap
Bryan.
Pak Rohmat terlihat kelelahan pun
menyerahkan kunci gudang sekolah pada
Bryan dan Rizky. Padahal biasanya pak
Rohmat tidak pernah mengizinkan siapapun
masuk gudang sekolah.
Pak Rohmat yang selalu menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan para guru dan
siswa dari dalam gudang. Pak Rohmat juga
37
yang nantinya mengembalikan peralatan-
peralatan tersebut ke gudang.
Sebelum bel tanda masuk berbunyi,
Naya, Keisya, Bryan, dan Rizky segera
membawa semua peralatan kebersihan ke
gudang sekolah.
Sesampai di depan pintu gudang, Naya
segera membuka kuncinya.
“Cepet, Nay!” desak Bryan.
“Sabar, ini susah dibuka!” sahut Naya.
CEKLEKK ....
Pintu gudang akhirnya terbuka.
Namun, alangkah terkejutnya mereka
berempat karena di balik pintu tersebut
terbentang hutan belantara luas. Mulut
mereka ternganga karena kagum.
“Wow, pintu ajaib!” seru Naya.
Tanpa disadari, mereka melangkah
masuk ke dalam hutan tersebut.
BRAAAKKK ....
38
Pintu gudang tertutup dengan
sendirinya. Saat mereka mencoba
membukanya kembali, usaha mereka hanya
sia-sia. Pintu tersebut telah terkunci dari
luar.
Mereka panik, takut, bingung, bahkan
Naya dan Keisya hampir menangis. Mereka
membayangkan apa yang akan dihadapi di
hutan luas tersebut. Bryan dan Rizky juga
masih memeluk sapu dan pel di tangan
mereka.
“Duh, bagaimana ini? Kita di mana?”
tanya Keisya dengan mata berkaca-kaca.
“Aku mau pulang,” kata Naya sudah
menangis.
Bryan dan Rizky mencoba
menenangkan sahabatnya. Meskipun
sebenarnya, mereka juga merasakan hal
yang sama.
Akhirnya mereka berempat mencoba
mencari tahu di mana mereka sekarang.
39
Sambil bergandengan tangan, mereka
melangkahkan kaki perlahan menyusuri
hutan tersebut.
Mereka menemukan aneka tanaman
yang tumbuh subur. Ada juga suara kicauan
burung yang saling bersautan dan banyak
hal lain yang mereka dapatkan selama
menjelajah di hutan tersebut.
Tanpa terasa hari sudah semakin
siang.
“Kalian tidak hauskah?” tanya Rizky
pada teman-temannya.
“Tentu saja haus,” balas Naya.
“Kita harus mendapatkan air dan
makanan agar dapat bertahan!” seru Keisya.
“Aha! Kita harus mencari mata air di
hutan ini. Kita juga harus mencari buah-
buahan untuk makan,” sahut Bryan.
“Tapi di mana kita bisa mencarinya?”
tanya Naya.
40