The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Imakulata Edisi XV, Desember 2022 - Januari 2023, "Santo Yosef, Bapak Keluarga Nazareth

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Paroki Kalideres - Bookshelf, 2022-12-23 20:48:05

Majalah Imakulata Edisi XV

Majalah Imakulata Edisi XV, Desember 2022 - Januari 2023, "Santo Yosef, Bapak Keluarga Nazareth

Meja Redaksi

Salam Jumpa untuk Seluruh Pembaca Imakulata,

Natal selalu hadir dalam suasana kekeluargaan,
karena Natal menghadirkan kebersamaan sebuah
keluarga muda yang kita kenal sebagai Keluarga
Kudus Nazareth. Natal adalah tentang Bayi Yesus,
Bunda Maria, Santo Yosef. Natal adalah kekuatan
perjuangan gigih dan pantang menyerah dari
orang-orang pilihan Allah yang selalui dilindungi
dan disertaiNya.

Adalah Santo Yosef, Bapa Keluarga Nazareth,
yang dengan segala keutamaannya menjadi
pilihan Allah sebagai mempelai Maria, ayah asuh
dari Yesus Kristus, Sang Penebus Dunia. Melalui
Sajian Utama edisi kali ini, kami ingin mengajak kita
semua untuk lebih mengenal St. Yosef dan lebih
memahami teladan bapak sejati yang ditunjukkan
olehnya.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi di Paroki kita, juga
tentang Lomba Festival Film Ardas KAJ dan Seksi
Kerasulan Keluarga Paroki kita mengisi rubrik-rubrik
yang ada. Tak ketinggalan, sejumlah artikel menarik
lainnya kami sajikan dalam edisi kali ini.

Selamat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Daftar Isi

Imakulata Edisi XV
Desember 2022 - Januari 2023
”Santo Yosef, Bapak Keluarga Nazareth”

Ruang Batin 4
Santo Yosef, Bapa Keluarga Nazareth

Sajian Utama 13
Dirindukan: Bapak Keluarga Sejati 17
Pastris Corde - Dengan Hati Seorang Bapak 30
Kata Orang Kudus Tentang Santo Yosef

Kesaksian Iman
Menjadi Pria Sejati Katolik 36

Seputar Paroki 41

Pertemuan Antara Klien dan Pengurus PSE Paroki Kalideres,
Konferensi WKRI Cabang Santa Maria Imakulata Paroki Kalideres,
Paduan Suara Gabungan, Hari Disabilitas Sedunia,
Misa Triduum dan Adorasi, Misa Pesta Nama dan Sakremen Krisma

Seksi dan Kategorial
Seksi Kerasulan Keluarga 55

Pojok OMK
Festival Film Ardas KAJ 2022 68
Mari Bangkit Bergegaslah 85

Warita Stasi Kita
Gereja Stasi Santo Vincentius Pallotti 89

Ringan Bermakna
Sejarah Adanya Lagu-Lagu Natal 97

Redaksi 103

RUANG BATIN

St. Yosef,

Bapa Keluarga Nazareth
Oleh: Romo Peter Kurniawan Subagjo, OMI

Saya ingin memulai tulisan ini
dengan mengutip Novena Panjang
“Jubah Suci St. Yosef”:

“Salam, ya, Santo Yosef yang mulia,
engkau yang dipercayakan dengan
harta tak ternilai dari surga dan bumi.
Engkau ayah angkat dari Dia yang
memelihara semua makhluk di alam
semesta. Engkau - setelah Maria –
adalah Orang Suci yang paling layak
mendapatkan cinta dan pengabdian
kami. Engkau sendiri - di atas semua
Orang Suci - dipilih untuk kehormatan
tertinggi dalam tugas yang luhur
dalam membesarkan, membimbing,

4

RUANG BATIN

memelihara, dan bahkan merangkul
Mesias, yang sangat ingin dilihat oleh
begitu banyak raja dan nabi.”

Dalam teks Novena tersebut
terlihat secara jelas peran St.Yosef:
dia harus menjadi “bapak asuh” Yesus
dan suami setia Maria. Dialah yang
di atas semua orang kudus, kecuali
Maria, yang berperan membesarkan
Yesus, membimbingNya, mengajarNya,
dan juga yang bisa memeluk dan
mencium Yesus - terutama ketika Dia
masih muda. Hak istimewa khusus ini
bukan tanpa kewajiban, cobaan dan
tantangan tentunya!

Ada banyak gambaran
kejadian indah dari St. Yosef yang
memperlihatkan peran-perannya
itu. Tapi mari kita kembali ke awal
hubungan antara Maria dan Yosef lebih
dahulu.

Kita tahu bahwa di zaman Alkitab,

5

RUANG BATIN

kebiasaan
pernikahan
Yahudi mengenai
pertunangan jauh
berbeda dan
jauh lebih ketat
daripada yang kita
kenal sekarang
ini, terutama jika
dibandingkan
dengan dunia Barat. Di masa itu,
perkawinan diatur oleh orang tua
kedua mempelai dan seringkali tanpa
berkonsultasi lebih dahulu dengan
pasangan yang akan dinikahkan.
Sebuah kontrak disiapkan, orang
tua mempelai pria membayar mas
kawin. Kontrak semacam itu langsung
dianggap mengikat, dan pasangan
yang dijodohkan tersebut dianggap
telah menikah meski upacara dan
penyempurnaan pernikahan yang
sebenarnya tidak akan terjadi selama
satu tahun setelahnya. Waktu tersebut

6

RUANG BATIN

digunakan untuk semacam pengujian
kesetiaan dengan pasangan yang
memiliki sedikit - jika ada - kontak satu
dengan yang lainnya.

Dari situasi ini kita bisa memahami
mengapa Maria langsung menjadi
bingung dan bertanya kepada Malaikat
Gabriel: “Bagaimana hal itu mungkin
terjadi, karena aku belum bersuami?”
(Luk 1:34) Juga kita melihat karakter
Yosef yang menjadi sangat bingung
dan kaget mendengar berita itu. Maka
kita tahu, Yosef berencana untuk
diam-diam memisahkan diri melalui
proses yang diperbolehkan dalam
hukum Yahudi. Muncul Malaikat dalam
mimpi yang menjelaskan kepadanya
bahwa dia tidak perlu takut mengambil
Maria sebagai istrinya. (bdk. Mat
1:20) Dari sini kita dapat melihat
karakter Yosef yang adil dan bijaksana,
yang ingin melakukan yang terbaik
untuk keluarganya kelak. Dia tidak

7

RUANG BATIN

memiliki pikiran yang jahat ataupun
negatif terhadap Maria, dan dia dapat
menerima pesan Malaikat dalam
mimpinya karena dia memiliki iman
yang dalam kepada Tuhan Allah.

Peristiwa Yosef menerima pesan
dan wawasan dalam mimpinya ini
telah menjadi sebuah devosi yang
agak baru: "Sleeping Joseph – Yosef
Tidur”. Devosi yang dipanjatkan kepada
St. Yosef ketika kita mengalami/
memiliki masalah dan ingin meminta
Tuhan untuk memberikan hikmat dan
keberanian seperti yang Dia berikan

8

RUANG BATIN

kepada St. Yosef. Saya pribadi
menyukai devosi ini karena seringkali
di saat kita tidur atau istrahat, inspirasi
datang kepada kita - jika kita terbuka
kepada Kehendak Allah, seperti yang
terjadi pada St. Yosef.

Sebagai seorang suami, St. Yosef
harus menjadi pelindung keluarga.
Dialah yang mengatur perjalanan
pertama dari Nazareth ke Bethlehem
yang pada masa itu merupakan
perjalanan yang sangat sulit - kira-
kira 150 km. Dialah yang menjaga
Maria tetap aman dan hangat selama
perjalanan ini. Yosef adalah penyedia
dan penyelenggara perjalanan itu.

Sekali lagi, setelah kelahiran Yesus,
Malaikat datang untuk memperingatkan
Yosef bahwa Keluarga Kudus harus
melarikan diri ke Mesir karena Herodes
ingin membinasakan Bayi Yesus.
Perjalanan ini akan menjadi perjalanan
setidaknya 65 km dengan Maria

9

RUANG BATIN

dan Bayi Yesus di atas kuda atau
keledai sementara Yosef akan kembali
memimpin sebagai pelindung, penyedia
dan pemandu. Setelah 3 tahun dari
kejadian itu, Malaikat datang lagi
kepada Yosef untuk memberitahukan
kepadanya bahwa Herodes telah
meninggal dan sekarang sudah aman
bagi Keluarga Kudus untuk kembali
ke Nazareth. Perjalanan dari Mesir ke
Nazareth menjadi perjalanan panjang
yang menempuh lebih dari 170 km.

Seperti yang kita baca dalam
kutipan dari Novena Jubah di awal
tulisan ini, Yosef sebagai ayah angkat
memiliki kesempatan luar biasa
selama masa asuhan Yesus. Dia dekat
sebagai seorang ayah di tahun-tahun
awal Bayi/Kanak-Kanak Yesus. Dia
memeluk Yesus, menciumNya sambil
menggendongNya. Yosef menjadi
guru dan penuntun bagi Yesus, dia
menunjukkan kepadaNya bagaimana

10

RUANG BATIN

melakukan ini dan itu. Juga ketika
Yesus bertambah usia, seperti setiap
anak laki-laki, Dia akan tertarik untuk
mempelajari ketrampilan dari ayah dan
juga mau membantu ayahNya itu di
bengkel kayunya.

Kita tidak bisa mengabaikan
hubungan antara Maria dan Yosef yang
dari permulaan ada banyak kesulitan
tetapi dapat berlanjut dan berkembang
karena iman mereka yang kuat. Hidup
dengan Putra Allah sebagai Anak
mereka bukanlah panggilan yang
mudah. Seperti yang telah disebutkan
di atas, banyak cobaan dan tantangan
yang menghadang, tetapi mereka
menghadapinya bersama. Sebagai
seorang suami, Yosef dapat menerima
peran khusus dari istri tercintanya dan
meneguhkannya serta mendukungnya
dalam misi khususnya.

Maka saat kita sebagai umat
Kristiani datang untuk merayakan

11

RUANG BATIN

Natal, ada baiknya setiap keluarga
merenungkan Keluarga Kudus: Yosef,
Maria dan Yesus. Masing-masing
memiliki peran khusus untuk dimainkan
dalam rencana Allah. Kita melihat peran
penting Yosef sebagai Bapa Keluarga
yang menyediakan dan melindungi.
Kita melihat panggilan penting Yosef
untuk menjadi guru dan pembimbing
bagi Anaknya, Yesus Kristus. Semoga
Natal kali ini dapat menjadi waktu
khusus untuk berdoa bersama sebagai
satu keluarga dan meminta rahmat
pada Allah Bapa untuk menjalani
kehidupan keluarga kita dengan iman
dan cinta yang kuat seperti Keluarga
Kudus dari Nazareth.

Selamat Natal bagi umat Gereja
Sta. Maria Imakulata, Paroki Kalideres.
Tuhan senantiasa memberkati keluarga
Anda. Amin.

12

SAJIAN UTAMA

Dirindukan:

Bapak Keluarga Yang Sejati

Setiap kali Natal menjelang, kita
senantiasa diingatkan kembali kepada
Keluarga Kudus Nazareth. Bunda
Maria dan Bayi Yesus tampaknya selalu
menjadi pusat perhatian kita selama
masa Natal, tetapi ada satu figur yang
sering lupa kita perhatikan - St. Yosef
- yang mungkin kita anggap sebagai
sosok pelengkap saja. Padahal St.
Yosef memiliki peran yang tidak kalah
besarnya dalam sejarah keselamatan
dunia yang direncanakan oleh Allah
Bapa. St. Yosef mendapat perutusan
yang tidak mudah: menjadi suami dari
perempuan yang mengandung karena
Roh Kudus dan melahirkan Sang

13

SAJIAN UTAMA

Juruselamat, sekaligus menjadi ayah
asuh dari Bayi yang dilahirkan istrinya
itu, yang nantinya akan menebus dunia
dengan wafat di kayu salib dan bangkit
dari antara orang mati.

St. Yosef adalah teladan laki-laki
sejati. Keutamaan-keutamaan St.
Yosef adalah inspirasi bagi mereka
yang secara khusus memiliki peran
sebagai seorang bapak. Betapa dunia
sekarang ini membutuhkan sosok

14

SAJIAN UTAMA

bapak seperti St. Yosef yang pengasih
dan penyayang, taat, beriman teguh
dan percaya akan penyelenggaraan
Tuhannya, lemah-lembut tapi displin.
Ia adalah seorang bapak yang
melindungi, membimbing, menolong,
menjaga, memimpin, menuntun, dan
mendidik. Paus Benediktus XVI bahkan
mengatakan bahwa Yesus Kristus
pernah mengenyam “Sekolah Santo
Yosef” semasa hidupNya di dunia
ini. Paus Fransiskus merefleksikan
keutamaan-keutamaan St. Yosef
dan menuangkannya dalam Surat
Apostolik “Patris Corde”. Beliau juga
mengeluarkan Dekrit untuk memasukkan
St. Yosef ke dalam rumusan Doa Syukur
Agung.

Gelar-gelar yang diberikan Gereja
kepada St. Yosef membuktikan bahwa
ia bukanlah “orang sembarangan”. Di

15

SAJIAN UTAMA

balik kesederhanaan dan sikap tidak
mau muncul dan menonjol (baca:
rendah hati) St. Yosef adalah pribadi
yang super. Mengapa kita ragu untuk
mengenal dan menjadi dekat dengan St.
Yosef? Semoga setiap bapak mau mulai
mengenal dan percaya akan pertolongan
St. Yosef agar mereka dapat menjadi
bapak yang sejati. Semoga setiap ibu
dan anak mau juga mengenal dan
mendoakan suami dan ayah mereka
kepada St. Yosef. Ke dalam tangan
kasih dan perlindungan Bapa Keluarga
Kudus Nazareth kita persembahkan
keluarga kita, dengan harapan agar
Bapa Pelindung Keluarga ini senantiasa
mendoakan dan membawa keluarga kita
ke hadapan Puteranya. (smartis)

16

SAJIAN UTAMA

Patris Corde

- Dengan Hati Seorang Bapa

Dua tahun yang lalu, tepatnya
pada Pesta Maria Dikandung Tanpa
Noda, 08 Desember 2020, Bapa Suci
Paus Fransiskus meluncurkan Surat
Apostolik yang bertajuk “Patris Corde
– Dengan Hati Seorang Bapa”. Pada
hari yang sama, Paus Fransiskus juga
mencanangkan dimulainya Tahun Santo
Yosef yang berlangsung selama satu
tahun hingga 08 Desember 2021.

Bukan tanpa dasar Paus Fransiskus
menetapkan Tahun Santo Yosef
begitu saja, tetapi karena 150 tahun
sebelumnya, di tanggal yang sama,
Beato Paus Pius IX menetapkan St.
Yosef sebagai “Pelindung Gereja

17

SAJIAN UTAMA

Universal”. Juga karena Paus Pius
XII yang memberi St. Yosef gelar
“Pelindung Para Pekerja”, dan karena
penghormatan Santo Paus Yohanes
Paulus II pada St. Yosef dengan
menyebutnya sebagai “Penjaga Sang
Penebus”.

Patris Corde sendiri berbicara
tentang St. Yosef yang kita kenal
sebagai suami Maria, atau ayah Tuhan
Yesus di dunia, dan seorang tukang
kayu. Kita mengenal St. Yosef sebagai
seorang yang pendiam, karena tidak
ada sepatah kata pun darinya yang
terekam dalam Injil, tetapi ia adalah
seorang yang taat, kuat percaya
pada Allah, dan setia dalam doa.
Keutamaan-Keutamaan St. Yosef inilah
yang direfleksikan oleh Paus Fransiskus
dalam Surat Apostoliknya itu.

Bapa Suci menulis 7 keutamaan
St. Yosef sebagai (1) seorang bapa

18

SAJIAN UTAMA

yang dikasihi; (2) seorang bapa yang
lembut dan penuh kasih; (3) seorang
bapa yang taat; (4) seorang bapa yang
menerima; (5) seorang bapa yang
berani secara kreatif; (6) seorang bapa
yang bekerja; dan (7) seorang bapa
dalam bayang-bayang.

Yosef adalah bapa yang dikasihi
karena ia adalah suami Maria dan ayah
Yesus. Ia memberikan diri seutuhnya
bagi seluruh rencana keselamatan
Allah melalui Keluarga Kudus. Yosef
adalah bapa yang lembut dan penuh
kasih yang menyaksikan pertumbuhan
Yesus. Ia melindungi Anaknya dengan
kasih dan kehangatan. Ia adalah bapa
yang taat kepada Allah seperti yang
digambarkan dalam Injil Matius – taat
pada perintah Allah yang dibawa oleh
Malaikat dalam mimpi-mimpinya. Paus
mengajak kita merefleksikan: ada “fiat
Maria”, ada pula “fiat Yosef” yang ia
perlihatkan sebagai ayah dari Yesus

19

SAJIAN UTAMA

di dunia. Sebagai bapa yang siap
menerima, Yosef menunjukkan hal ini
saat ia percaya pada kata-kata Malaikat
Tuhan dan mengambil Maria menjadi
istrinya. Yosef juga menjadi teladan
bagi kita untuk menolak dan melawan
kekerasan terhadap perempuan.

Sebagai seorang bapa yang berani
dan kreatif, Yosef tidak lari dari kesulitan
tetapi ia memilih tindakan yang bukan
seturut pilihannya. Ia melindungi
dan menyelamatkan Keluarga Kudus
dengan cara-cara kreatif karena ia
percaya Tuhan senantiasa melindungi
Keluarga Kudus. Yosef adalah bapa
pekerja yang bekerja keras menafkahi
Keluarga Kudus. Yesus juga belajar
menjadi tukang kayu dari ayahNya
ini. Refleksi Paus Fransiskus atas figur
Yosef sebagai bapa dalam bayang-
bayang sangatlah menarik sehingga
baiklah kita baca perlahan-lahan sambil
merefleksikannya juga:

20

SAJIAN UTAMA

(Disalin dari Patris Corde)

7. Seorang bapak
dalam bayang-
bayang
Seorang penulis
Polandia Jan
Dobraczyński,
dalam bukunya
The Shadow of the
Father, telah menuliskan kehidupan
St. Yusuf dalam bentuk sebuah novel.
Dengan gambaran yang menggugah
hati tentang bayang-bayang, ia
menjelaskan sosok St. Yusuf yang
di hadapan Yesus adalah bayang-
bayang di dunia akan Bapa Surgawi
yang: menjaga-Nya, melindungi-Nya,
tidak pernah meninggalkan-Nya
untuk mengikuti langkah-langkah-
Nya. Marilah kita berpikir tentang
apa yang diperingatkan Musa
kepada Israel: “di padang gurun …
engkau melihat bahwa TUHAN,

21

SAJIAN UTAMA

Allahmu, mendukung engkau,
seperti seseorang mendukung
anaknya, sepanjang jalan yang kamu
tempuh.” (Ul 1:31) Maka, Yusuf telah
melaksanakan peran kebapaannya
sepanjang hidupnya.

Para bapak tidak dilahirkan, tetapi
diciptakan. Seorang laki-laki tidak
menjadi seorang bapak semata-
mata karena seorang anak dilahirkan,
tetapi karena ia merawatnya secara
bertanggungjawab. Kapanpun
seseorang bertanggung jawab
atas kehidupan orang lain, dalam
arti tertentu ia menjalankan peran
kebapaannya terhadap orang itu.

Di masyarakat kita dewasa ini anak-
anak tampak seperti tidak memiliki
bapak. Gereja sekarang ini juga
memerlukan para bapa. Nasihat Santo
Paulus kepada umat di Korintus tetap
aktual: “sekalipun kamu mempunyai

22

SAJIAN UTAMA

beribu-ribu pendidik dalam Kristus,
kamu tidak mempunyai banyak bapa.”
(1Kor 4:15). Setiap imam atau uskup
hendaknya bisa menambahkan, seperti
Rasul itu: “akulah yang dalam Kristus
Yesus telah menjadi bapamu oleh
Injil” (ibid.). Kepada umat di Galatia ia
mengatakan: “Hai anak-anakku, karena
kamu aku menderita sakit bersalin lagi,
sampai rupa Kristus menjadi nyata di
dalam kamu” (4:19).

Menjadi seorang bapak berarti
mengenalkan anak kepada
pengalaman hidup, kepada realitas.
Jangan menahannya, jangan
memenjarakannya, jangan memilikinya,
melainkan buatlah ia mampu memilih,
bebas, dan pergi. Barangkali inilah
sebabnya, selain penyebutan sebagai
bapak, tradisi juga telah menempatkan
St. Yusuf sebagai bapak “yang amat
suci.” Sebutan ini bukan hanya
petanda emosional, melainkan sintesis

23

SAJIAN UTAMA

dari suatu sikap yang berlawanan
dengan sikap posesif. Kesucian
adalah bebas dari sikap posesif dalam
seluruh lingkup kehidupan. Hanya
bila kasih itu murni, maka kasih itu
sejati. Cinta yang ingin memiliki pada
akhirnya selalu menjadi berbahaya,
memenjara, mencekik, membuat kita
tidak bahagia. Allah sendiri mengasihi
manusia dengan kasih murni, dengan
membiarkannya bebas bahkan sampai
berbuat kesalahan dan menentang-
Nya. Logika kasih adalah selalu
logika kebebasan. Yusuf mengetahui
bagaimana mengasihi dengan
kebebasan luar biasa. Ia tidak pernah
menempatkan dirinya sebagai pusat.
Ia tahu bagaimana membuat dirinya
bukan sebagai pusat, ia menempatkan
Maria dan Yesus sebagai pusat
kehidupannya.

Kebahagiaan Yusuf bukanlah
sekadar logika pengorbanan diri,

24

SAJIAN UTAMA

melainkan pemberian diri. Orang tidak
pernah melihat sikap frustasi pada
diri Yusuf, tetapi suatu kepercayaan.
Sikap diamnya yang teguh tidak
berisi keluhan-keluhan, tetapi selalu
merupakan sikap penuh kepercayaan.
Dunia membutuhkan para bapak. Dunia
menolak para penguasa, yakni menolak
mereka yang ingin memanfaatkan
sikap posesif terhadap orang lain untuk
mengisi kekosongan mereka sendiri;
menolak mereka yang mengacaukan
otoritas dengan otoritarianisme,
pelayanan dengan penghambaan,
perlawanan dengan penindasan,
amal kasih dengan ketergantungan

25

SAJIAN UTAMA

pasif pada bantuan, kekuatan dengan
perusakan. Setiap panggilan sejati lahir
dari pemberian diri, yang merupakan
buah kematangan dari pengorbanan
sederhana. Jenis kematangan ini juga
dituntut pada imamat dan hidup bakti.
Di mana suatu panggilan, apakah
perkawinan, selibat atau keperawanan,
tidak mencapai kematangan pemberian
diri, itu berhenti hanya pada logika
pengorbanan. Kemudian, alih-
alih menjadi tanda keindahan dan
sukacita kasih, itu justru berisiko
mengungkapkan ketidakbahagiaan,
kesedihan, dan frustrasi. Kebapaan
yang menolak godaan untuk menjiwai
hidup anak-anaknya selalu membuka
ruang-ruang untuk hal-hal yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Setiap
anak selalu membawa bersamanya
suatu misteri, hal yang belum pernah
ada yang hanya bisa diungkapkan
dengan bantuan seorang bapak yang
menghormati kebebasannya. Seorang

26

SAJIAN UTAMA

bapak sadar untuk melaksanakan
tindakan mendidik dan menjalankan
peran kebapaannya sepenuhnya hanya
ketika ia telah membuat dirinya “tak
berguna,” ketika ia melihat bahwa
anak menjadi mandiri dan menapaki
sendiri jalan kehidupannya, ketika ia
menempatkan dirinya dalam situasi
Yusuf, yang selalu mengetahui
bahwa Anak itu bukanlah Anaknya,
melainkan karena semata-mata telah
dipercayakan kepada pemeliharaannya.
Pada dasarnya, inilah apa yang
Yesus maksudkan ketika Dia berkata:
“janganlah kamu menyebut siapapun
bapa di bumi ini, karena hanya satu
Bapamu, yaitu Dia yang di sorga” (Mat
23:9).

Kapanpun kita mendapati diri
kita dalam posisi menjalankan peran
kebapaan, kita harus selalu ingat
bahwa ini tidak pernah menjadi
pelaksanaan sikap posesif, tetapi

27

SAJIAN UTAMA

menjadi suatu “tanda” yang merujuk
pada kebapaan yang lebih tinggi.
Dalam arti tertentu, kita semua selalu
berada dalam keadaan Yusuf: bayang-
bayang Bapa satu-satunya di surga,
yang “menerbitkan matahari bagi orang
yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar.”
(Mat 5:45); dan bayang-bayang yang
mengikuti Putra-Nya. (Surat Apostolik
Patris Corde)

Melalui Patris Corde, Bapa Paus
Fransiskus ingin membantu kita untuk
meningkatkan cinta kita kepada St.
Yosef, mendorong kita untuk memohon
perantaraannya dan meneladan
keutamaan-keutamaannya. Kita diajak
untuk menemukan figur St. Yosef yang
“sangat dekat dengan pengalaman kita
sebagai manusia”, yang sederhana,
bijaksana, percaya diri. St. Yosef
adalah pendukung dan penolong

28

SAJIAN UTAMA
yang kebapakan, juga pendukung
spiritual. Kita dapat menemukan
dalam dirinya sosok seorang laki-laki
yang tidak diperhatikan, laki-laki dalam
kehadiran sehari-harinya, laki-laki yang
tersembunyi tetapi selalu mendukung
dan membimbing di saat-saat sulit.
(smartis)

Daftar Pustaka:
Seri Dokumen Gerejawi: Patris Corde, Dokpen
KWI, tahun 2020

29

SAJIAN UTAMA

Kata Orang Kudus
Tentang Santo Yosef

Keutamaan-keutamaan Santo Yosef
– Mempelai Bunda Maria, “Bapa Asuh”
Tuhan kita Yesus Kristus – mempesona
sementara Orang-Orang Kudus. Banyak
yang dapat digali dari sosok rendah
hati dan sederhana ini, banyak pula
keutamaan yang dapat kita teladani dari
Santo Yosef. Berikut adalah beberapa
kutipan dari para Orang Kudus tentang
Santo Yosef.

Santo Josemaria
Escriva:

“Dalam kehidupan
manusia, Yosef adalah
guru Yesus dalam relasi
mereka sehari-harinya,

30

SAJIAN UTAMA

penuh kasih sayang yang lembut, senang
menyangkal dirinya untuk merawat
Yesus dengan lebih baik. Bukankah itu
semua menjadi alasan yang cukup bagi
kita untuk menganggap sosok yang
adil ini, bapa bangsa yang kudus ini,
yang di dalamnya iman Perjanjian Lama
membuahkan hasil penuh, sebagai
penguasa kehidupan batin? Kehidupan
batin hanyalah percakapan terus-menerus
dan langsung dengan Kristus, sehingga
menjadi satu dengan Dia. Dan Yosef
dapat memberitahu kita banyak hal
tentang Yesus. Oleh karena itu jangan
pernah mengabaikan devosi kepadanya—
Ite ad Ioseph: Pergilah kepada Yosef -
sebagaimana dikatakan tradisi Kristiani
dalam kata-kata Perjanjian Lama (Kejadian
41:55)”

Santo Yohanes Newman:

“Santo Yosef memiliki gelar Bapa Putera
Allah, karena ia adalah mempelai Maria,
sang perawan. Santo Yosef adalah

31

SAJIAN UTAMA

bapa dari Tuhan kita,
karena Yesus pernah
taat kepadanya sebagai
seorang anak laki-laki. Ia
adalah bapa dari Tuhan
kita, karena kepadanya
Dia dipercayakan. Yosef
dengan setia memenuhi tugas seorang
bapa dalam melindungi Dia, memberi Dia
rumah, memelihara dan membesarkan
Dia, dan memberi Dia ketrampilan.”

Santa Teresa dari Avila:

“Sebagaimana Yesus
tunduk pada St. Yosef saat
di bumi, mengakui dalam
dirinya otoritas sebagai
ayah angkat dan wali, jadi
sekarang di surga Yesus
dengan senang hati mengabulkan semua
permintaannya.”

32

SAJIAN UTAMA

Santo Alfonsus Liguori:

“Karena Tuhan mau taat
padamu, biarkan aku
melayanimu, Santo Yosef,
menghormatimu dan
mengasihimu sebagai tuan dan guruku.”

Santo Petrus Julianus
Eymard:

“Jadikan St. Yosef pelindung
keluargamu dan engkau
akan dengan segera
mendapatkan bukti nyata
dari tangan penjagaannya.”

Beato William Yosef
Chaminade:

“Memberikan kehidupan
kepada seseorang
adalah hadiah terbesar
dari segala hadiah yang
ada. Menyelamatkan hidup seseorang
adalah yang kemudian. Siapa yang

33

SAJIAN UTAMA

memberi hidup kepada Yesus? Ialah
Maria. Siapa yang menyelamatkan hidup
Yesus? Ialah Yosef. Tanyakan pada
Santo Paulus, siapa yang menganiaya
Dia? Tanyakan kepada Santo Petrus,
siapa yang menyangkal Dia? Tanyakan
kepada semua Orang Kudus, siapa yang
menghukum mati Dia? Tetapi jika kita
bertanya: Siapa yang menyelamatkan
hidupNya? Diamlah para bapa. Diamlah
para nabi. Diamlah para rasul, para bapa
pengakuan, dan para martir. Biarkan
Santo Yosef yang berbicara, karena
kehormatan ini adalah miliknya sendiri,
dia sendiri adalah penyelamat dari
Juruselamatnya.”

Santo Paus Leo XII:

“Dalam Yosef, para kepala
rumah tangga diberkati
dengan perhatian dan
pengawasan kebapakan
yang tak tertandingi.”

34

SAJIAN UTAMA

Santo Paus Yohanes
Paulus II:
“Pertumbuhan
Yesus ‘dalam hikmat
dan perawakan,
dan dikasihi Allah
dan manusia’ (bdk.
Lukas 2:52) terjadi dalam Keluarga
Kudus di bawah pengawasan St.
Yosef yang memiliki tugas penting untuk
‘membesarkan’ Yesus, yaitu memberiNya
makan, pakaian, dan mendidikNya dalam
Hukum dan ketrampilan, seturut dengan
tugas-tugas seorang ayah.”

(Sumber: www.yearofstjoseph.org)

35

KESAKSIAN IMAN

Stephanus Sudjono Naliman:

Menjadi Pria Sejati Katolik

Bulan Desember merupakan saat kita
mempersiapkan hati untuk menyambut
kedatangan Tuhan Yesus. Kelahiran-
Nya di kandang domba pun sangat
sederhana. Selain Bunda Maria, Santo
Yosef – mempelainya - tetap setia
mengayomi dan melindungi keluarga
kecil tersebut. Santo Yosef adalah
teladan seorang bapak keluarga yang
sejati.

Gereja Katolik mempunyai berbagai
macam komunitas yang membangun
umat agar semakin dekat dengan Tuhan.
Salah satunya adalah komunitas Pria
Sejati Katolik atau yang dikenal juga

36

KESAKSIAN IMAN

dengan sebutan
Priskat. Komunitas
ini sudah cukup lama
terdengar gaungnya.
Untuk di Jakarta
sendiri sudah mulai
diadakan sekitar
sepuluh tahun yang
lalu. Romo Antotnius
Rajabana, OMI merupakan Romo
Moderator untuk Jakarta.

Dalam kesempatan kali ini, kami
berbincang-bincang dengan Bapak
Stephanus Sudjono Naliman yang
terlibat aktif dalam Komunitas Priskat ini.
Beliau turut serta sebagai Tim Panitia
saat Priskat di Jakarta pertama kali
diadakan. Selain itu, Pak Sudjono juga
merupakan Koordinator Prodiakon di
Gereja SMI, Paroki Kalideres.

Priskat mengajak para pria segala

37

KESAKSIAN IMAN

usia untuk lebih menyadari tugas dan
tanggung jawab sebagai seorang pria.
Para peserta akan dikelompokkan
berdasarkan usia dengan didampingi
fasilitator selama 3 hari 2 malam dalam
suatu kegiatan yang disebut Camp.
Pembicara yang diundang hadir pun
adalah para pria yang secara luar biasa
berhasil menjalani jatuh bangun dalam
kehidupannya.

“Kesempurnaan seorang pria
dan kesempurnaan dengan Kristus
adalah hal yang sama” merupakan

38

KESAKSIAN IMAN

motto dari Pria Sejati Katolik. Teladan
kesempurnaan adalah Kristus. Melalui
komunitas ini, para pria disadarkan akan
fungsi mereka dalam keluarga sebagai
imam, nabi dan raja.

Pak Sudjono menyatakan bahwa
banyak perubahan terjadi setelah
mengikuti Pria Sejati Katolik, seperti
perhatian lebih bertambah untuk
keluarga, dapat membuka diri terhadap
keluarga serta rekonsiliasi hubungan
dalam keluarga. Ada berbagai kesaksian
dari keluarga yang tidak jadi bercerai.
Ada pula hubungan ayah dan anak yang
bersama-sama ikut Pria Sejati Katolik
akhirnya dipulihkan.

Setiap peserta Camp akan
mendapatkan buku “Perjuangan Masuk
Gereja Katolik” yang berisi banyak
kesaksian dari mereka yang telah ikut
Pria Sejati Katolik. Menurut rencana,

39

KESAKSIAN IMAN
pada bulan Mei tahun 2023 akan
diadakan kembali kegiatan Camp untuk
mereka yang tertarik ikut.

“Perubahan bukanlah suatu
perubahan kalau belum terjadi
perubahan. Perubahan itu ada dalam
diri kita dulu. Begitu rumah tangga
berubah, mau mengampuni dan
mengakui kesalahannya, seisi rumah
juga diselamatkan,” demikian pesan Pak
Sudjono. (eys)

40

SEPUTAR PAROKI

Pertemuan Antara Klien
dan Pengurus PSE
Paroki Kalideres

Pada Minggu, 13 November 2022, Pkl. 12.00-
14.00 WIB, Seksi PSE mengadakan pertemuan
bersama klien-klien yang berjumlah 117 orang.
Klien-klien ini adalah para penerima bantuan dari
program AyoKerja PSE Paroki Kalideres. Acara
meliputi perkenalan beberapa perwakilan klien
dengan para Pengurus PSE, juga sambutan
dari Romo Antonius Rajabana, OMI, yang
kemudian dilanjutkan dengan ramah-tamah dalam
kebersamaan. (myl)

41

SEPUTAR PAROKI

42

SEPUTAR PAROKI

Konferensi WKRI
Cabang Sta. Maria Imakulata
Paroki Kalideres

Konferensi Cabang Wanita Katolik Republik
Indonesia, Dewan Pengurus Cabang Santa Maria
Imakulata Paroki Kalideres, dilaksanakan pada
Sabtu, 19 November 2022, di Aula Kasih, Gereja
Santa Maria Imakukata. Konferensi ini dihadiri oleh
anggota WKRI Cabang Santa Maria Imakulata,
Paroki Kalideres, Ibu Suryanti Adisumarta (Ketua
Presidium DPD Jakarta) beserta jajarannya, Romo
Antonius Rajabana, OMI (Romo Pendamping),
Wakil Ketua I Dewan Paroki Bapak Andre Eka
B. Harsobisono (Wakil Ketua I Dewan Paroki
Kalideres), dan perwakilan-perwakilan Ketua
Cabang WKRI se-Dekanat Barat 2.

Konferensi Cabang terlaksana dengan lancar.
Dalam Pemilihan dan Pelantikan Ketua Cabang
Baru Periode 2022-2025, Ibu Theresia Tjen terpilih
menjadi Ketua, Ibu Paulina Nidia selaku Wakil
Ketua I, dan Ibu Lusia MJF Siska Rengka selaku
Wakil Ketua II. Para pengurus baru ini kemudian
diberkati oleh Romo Antonius Rajabana, OMI.
Lagu Indonesia Raya, Mars WKRI, dan Hymne

43

SEPUTAR PAROKI

WKRI pun dengan indah dikumandangkan dan
dipimpin oleh Ibu Theresia Susanto.
Selamat berkarya bagi Ketua Cabang dan jajaran
pengurusnya yang baru terpilih! (myl)

44

SEPUTAR PAROKI

Paduan Suara Gabungan
Misa Hari Raya Tuhan Kita
Yesus Kristus Raja Semesta
Alam

Siapa yang tahu, ada berapa banyak koor
yang ada di Gereja SMI? Ya! Ada 20 lebih
kelompok koor, baik itu Koor Wilayah maupun
Koor Gabungan yang terbentuk di masa pandemi.
Dari sekian banyaknya, ada yang masih aktif,
namun ada juga yang sudah non-aktif.

Lalu, dari sekian banyak koor tersebut, lagu-
lagu yang dinyanyikan pada saat Misa Kudus
berlangsung memang terdengar hanya yang itu-
itu saja, karena koor pun berharap umat turut

45

SEPUTAR PAROKI

bernyanyi pada saat Misa sehingga lagu yang
dinyanyikan pun yang sudah dikenal oleh umat. Di
sisi lain, diharapkan koor pun dapat mengenalkan
lagu baru kepada umat untuk dapat dinyanyikan
bersama-sama. Lalu bagaimana agar lagu-lagu
dapat lebih menghidupkan suasana Misa Kudus
tanpa keluar dari pakem yang ada?

Dari sinilah tercetus ide dari Romo Alya Denny
Haloho, OMI untuk menyanyikan kembali lagu-
lagu dari buku Madah Bakti yang sudah cukup
lama ditinggalkan sejak kita mulai memakai buku
Puji Syukur. Padahal banyak sekali lagu dari buku
Madah Bakti yang indah untuk dinyanyikan dan
tentunya akan lebih meriah lagi jika dinyanyikan
secara kolaborasi oleh seluruh anggota koor yang
ada di Gereja SMI. Umat pun tentunya juga akan
lebih semangat dan terbawa untuk ikut bernyanyi
bersama-sama.

Maka untuk pertama kalinya, Paduan Suara
Gabungan dari seluruh koor yang ada di Gereja
SMI bersama-sama bernyanyi di Misa Hari Raya

46

SEPUTAR PAROKI

Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam,
Sabtu, 19 November 2022, Pkl. 17.00 WIB.
Setelah sebelumnya berlatih bersama-sama
sebanyak 2 kali di Aula Kasih dan melakukan Gladi
Resik di tanggal 17 November 2022, sebanyak
137 orang anggota koor menyatukan suara dari
balkon gereja dan memuliakan kebesaran Tuhan
bersama-sama.

Pada Misa tersebut diperkenalkan ordinarium
Apokayan kepada umat, sebagai alternatif dari
ordinarium yang sering dinyanyikan (Misa Kita,
Misa Raya, Lauda Sion, dsb). Lagu-lagu yang
dibawakan pun ada yang tidak asing bagi umat
yang sempat mengenal buku Madah Bakti,

47

SEPUTAR PAROKI

seperti lagu: Tuhanku Gembala, Dikau Tuhan dan
Kawanku, Gereja Bagai Bahtera.

Semoga ide kreatif Paduan Suara Gabungan
ini menjadi awal yang baik dalam memasuki tahun
liturgi yang baru. Koor menjadi lebih semangat
dalam bertugas melayani di setiap Misa Kudus,
dan koor yang non-aktif pun tergerak untuk dapat
menghidupkan kembali koor di Wilayahnya, dan
tentunya, umat pun semakin tergerak untuk turut
bernyanyi di setiap Perayaan Ekaristi. Amin. (vrn)

48

SEPUTAR PAROKI

Hari Disabilitas
Sedunia

Setiap tanggal 03 Desember, dunia
memperingati Hari Disabilitas Internasional atau
“International Day of Persons with Disabilities”.
Peringatan ini bertujuan untuk memperjuangkan
hak dan kesejahteraan para difabel dalam
segala bidang. Paroki Kalideres mengundang
seluruh umat yang memiliki anggota keluarga
difabel untuk hadir dalam Perayaan Ekaristi
yang diadakan pada Sabtu, 03 Desember
2022, pukul 17.00 WIB, di Gereja Santa Maria
Imakulata. (myl)

49

SEPUTAR PAROKI

50


Click to View FlipBook Version