The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Paroki Kalideres - Bookshelf, 2022-02-03 21:48:20

Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata

Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata

04 | Seuntai Kata

14 | Pembangunan Gereja

Santa Maria Imakulata

26 | Gedung Gereja dan

Bagian-bagiannya

32 | Ikon-ikon Gereja

44 | Mengapa Santa Maria 69 | Misa Perdana

Imakulata 72 | Apa Kata Mereka

46 | Hymne Santa Maria 80 | Remah-remah Berbagi Rasa

Imakulata 96 | Panitia Peresmian dan

48 | PPG Santa Maria Pemberkatan Gereja

Imakulata Lembar-lembar Syukur dan
Sukacita
65 | Peresmian Gereja

TUHAN MENJADIKAN SEGALA SESUATU ITU INDAH
PADA WAKTUNYA (PKH 3:11)

Itulah yang dikatakan Pengkhotbah dalam Pengkhotbah
3:11. Itu jugalah yang kiranya dirasakan umat Paroki
Trinitas, Cengkareng khususnya mereka yang berada
dalam wilayah pastoral Stasi Santa Maria Imakulata. Gereja
yang didambakan kehadirannya kini telah berdiri dengan
megah, bahkan telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta
pada Sabtu, 08 September 2012 dan telah digunakan untuk
beribadah selama tiga bulan terakhir ini. Sabtu, 08 Desember
2012 - inilah puncaknya - Gereja Santa Maria Imakulata
diberkati secara meriah oleh Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr.
Ignatius Suharyo, Pr.

Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata telah melalui
proses waktu yang tidak singkat. Dalam kurun waktu itu,
ada suka duka, ada kelelahan, ada saat kita menunggu
dalam kecemasan, namun seperti yang dikatakan oleh
Pengkhotbah: “Tuhan menjadikan segala sesuatu itu indah
pada waktunya”. Tuhan menggunakan proses waktu itu
untuk menunjukkan kehadiranNya, dalam perjalanan waktu
itulah tangan Tuhan bekerja untuk menempa kita - umatNya,
dalam kurun waktu itu, kita rasakan sentuhan kasihNya, dan
pada akhirnya genaplah yang dikatakan Pengkhotbah: segala
rancangan Tuhan selalu indah.

Buku Kenangan Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata
ini menyajikan berbagai segi peristiwa yang dialami selama
proses pembangunan gereja berlangsung. Bila dibaca dengan
seksama, maka dapat dirasakan keterlibatan semua pihak, baik
umat Paroki Trinitas, Cengkareng maupun pihak-pihak di luar
Paroki lewat kontribusi berupa dana, sumbangan pemikiran,
kerja keras, kepedulian semua pihak yang merasa terpanggil
untuk mewujudkan berdirinya Rumah Tuhan. Tahun boleh berlalu,
generasi boleh berganti, namun kiranya Buku Kenangan ini akan
tetap menjadi kenangan abadi akan Kasih Tuhan. Membaca
Buku Kenangan ini adalah membaca bagaimana kita mengalami
kasih Tuhan. Selamat membaca dan senantiasalah bersyukur atas
pengalaman Kasih Tuhan dalam hidup Anda, karena kasih Tuhan
itu selalu sama, dahulu, sekarang, dan selama-lamanya.

Jusuf Pontoh | Ketua Panitia Peresmian & Pemberkatan
Gereja Santa Maria Imakulata

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | SEUNTAI KATA

PENGORBANAN ITU MEMBUAT GEREJA KITA SEMAKIN
BERAKAR

Pertama-tama ingin saya ucapkan
PROFICIAT kepada seluruh umat di Paroki
Trinitas, Cengkareng, yang telah berhasil
menyelesaikan pembanguna gedung gereja
dan pada hari ini akan mempersembahkannya
kepada Tuhan. Untuk mewujudkan cita-cita mulia
ini tentulah diperlukan banyak pengorbanan dari
berbagai pihak. Saya yakin kerelaan berkorban
inilah yang membuat gedung baru ini mempunyai
roh yang membuatnya agung, bukan sekedar
kokoh dan kuat. Semoga pengorbanan para Romo/
Ibu/Bapak/Saudari/Saudara sekalian berbuah
kegembiraan bagi pribadi, keluarga dan komunitas
kita masing-masing.

Pemberkatan dan peresmian gedung Gereja
Santa Maria Imakulata ini tentu merupakan
peristiwa di dalam Paroki. Meskipun demikian, peristiwa ini
tidak bisa dipisahkan dari sejarah Keuskupan Agung Jakarta
yang pada masa ini ingin mengembangkan jati diri, panggilan
dan perutusannya sebagaimana dirumuskan dalam Arah
Dasar Pastoral Keuskupan Agung Jakarta. Semoga peristiwa
ini mendorong seluruh umat di Paroki Trinitas, Cengkareng,
khususnya Stasi Santa Maria Imakulata, untuk melibatkan diri –
sesuai dengan peran, kedudukan dan kemampuan yang berbeda-
beda – untuk mewujudkan cita-cita bersama ini.

Secara lebih khusus, pemberkatan dan peresmian gedung
Gereja Santa Maria Imakulata dilaksanakan pada tahun 2012.
Sementara itu Paus Benediktus XVI pada tanggal 11 Oktober
yang lalu membuka Tahun Iman. Keuskupan Agung Jakarta
menterjemahkannya dengan semboyan “Semakin Beriman,
Semakin Bersaudara, Semakin Berbelarasa”. Semoga ibadah-
ibadah yang dilaksanakan dalam gedung gereja ini dan kegiatan-
kegiatan lain yang dilakukan dalam kompleks ini, membantu
semua yang ikut di dalamnya untuk menjadi pribadi, keluarga atau
komunitas yang semakin beriman, bersaudara dan berbelarasa.

Pada kesempatan yang bagus ini, mewakili Keuskupan Agung
Jakarta, saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang tulus
atas segala pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, perasaan dan
berbagai pengorbanan lain yang telah para Romo/ Ibu/Bapak/
Saudari/Saudara berikan demi selesainya pembangunan gedung
Gereja Santa Maria Imakulata dan kemajuan Paroki Trinitas,
Cengkareng, khususnya Stasi Santa Maria Imakulata yang
kita cintai ini. Kita boleh yakin bahwa semua pengorbanan itu
membuat Gereja kita menjadi semakin berakar, bertumbuh dan
berbuah kebaikan yang semakin lebat.

Berkat Tuhan melimpah,
+ Mgr. I. Suharyo | Uskup Keuskupan Agung Jakarta

SEUNTAI KATA | BUKU KENANGAN

MENGARUNGI KURUN WAKTU 14 TAHUN

Ibu/Bapak/Saudari/Saudara yang terkasih dalam Kristus,
Khususnya seluruh umat Paroki Trinitas, Cengkareng yang
berbahagia,

Saya yakin bahwa semangat dan harapan baru sungguh
terasa ketika kita bersama-sama memasuki gereja
baru ini, Gereja Santa Maria Imakulata.

Tak ada seorang pun yang bisa membangun tempat ibadah
sendirian. Kita membaca dalam Kitab 1 Raja-raja Bab 5 dan
6, Raja Salomo membangun Bait Allah dengan bantuan Raja
Hiram dari Tirus serta orang Gebal. Menurut Kitab Suci,
ada 30,000 orang rodi, 70,000 orang kuli, 80,000 tukang
pahat dan diatur oleh 3,300 mandor. Solomo menyelesaikan
bangunan Bait Allah dalam 7 tahun. (Lihat 1 Raja-Raja 6:38)

Saya tidak mau menyamakan Gereja Santa Maria Imakulata
dengan Bait Allah karena jelas skalanya berbeda, namun
keduanya adalah karya yang amat besar dan jelas ada
kerinduan yang dalam untuk mempunyai tempat dengan
tujuan utama untuk umat dapat berkumpul dan secara khusus
bertemu dengan Allah.

Raja Salomo berdoa: “Kiranya mata-Mu terbuka terhadap
rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan:
nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa hamba-Mu
… dan umat-Mu yang mereka panjatkan di tempat ini;…; dan
apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni.”
(1 Raja-Raja 8:29)

Kalau Bait Allah membutuhkan 7 tahun dalam pembangunannya,
umat Trinitas yang jumlahnya lebih dari 20,000 orang, bila dihitung
sejak tanggal pembelian tanah, memerlukan waktu hampir 14
tahun untuk menyiapkan gedung gereja ini sebagai sarana ibadah
bagi umat Paroki Trinitas, Cengkareng, khususnya mereka yang
tinggal di wilayah barat Paroki. Kurun waktu 14 tahun bukanlah
waktu yang singkat. telah terjadi beberapa kali pergantian Dewan
Paroki, termasuk juga pergantian Pastor Paroki, bahkan juga
pergantian Bapa Uskup dan Bapa Suci.

Umat Paroki Trinitas, Cengkareng yang terkasih, dalam
mengarungi kurun waktu 14 tahun itulah sesungguhnya iman
kita diuji. Iman bahwa Allah Bapa senantiasa mendampingi
umatNya dalam situasi sesulit apa pun, khususnya bagi mereka
yang membangun Rumah Tuhan bagiNya. Secara khusus, saya
merasakan tangan Tuhan itu bekerja melalui kehadiran Saudara-
Saudari kita yang tergabung dalam Panitia Pembangunan Gereja,

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | SEUNTAI KATA

MENGARUNGI KURUN WAKTU 14 TAHUN

yang terbagi dalam 3 Kolegial: Kolegial Liturgi dan Perizinan,
Kolegial Dana, Komunikasi Sosial, dan Logistik, Kolegial
Perencanaan dan Pembangunan.

Pada kesempatan ini, mewakili Dewan Paroki Trinitas, Cengkareng
dan seluruh umat, saya ingin menyampaikan apresiasi dan
terimakasih sebesar-besarnya kepada Panitia Pembangunan
Gereja Sta. Maria Imakulata, mulai dari para Ketua Kolegial, Wakil
Ketua Kolegial, para Ketua Seksi, dan seluruh anggota dan mitra
pendukungnya, yang telah bekerja keras. Terima kasih kepada
Arsitek gedung gereja, Kontraktor, semua Sub-Kontraktor dan
anak buahnya serta para seniman yang bekerjasama dengan
PPG Sta. Maria Imakulata. Banyak orang di antaranya bahkan
saya saksikan sendiri sempat bekerja keras pagi, siang, malam,
dalam berbagai acara, memastikan gedung Gereja Santa Maria
Imakulata siap diberkati pada hari ini. Tanpa jerih payah mereka
sulit dibayangkan kita bisa menyaksikan berdirinya Gereja Sta.
Maria Imakulata yang megah ini. Kalau waktu itu Raja Salomo
tidak memiliki masalah dalam pendanaan pembangunan Bait
Allah, saya merasa dana yang dibutuhkan begitu jauh dari apa
yang ada pada kami pada awalnya namun karena semua umat
bergiat dan bersemagat mencari dana, maka terimakasih yang tak
terhingga juga saya sampaikan kepada para Donatur yang telah
membantu selesainya pembangunan Gereja Sta. Maria Imakulata,
baik melalui sumbangan dana, benda-benda rohani maupun
partisipasi lainnya dalam berbagai kegiatan pencarian dana.

Apresiasi dan rasa terimakasih juga ingin saya sampaikan kepada:

1.Bapa Uskup Agung Jakarta, Romo Vikaris Jenderal, para Romo
serta seluruh Staff di Keuskupan Agung Jakarta yang sepenuhnya
mendukung pembangunan Gereja Sta. Maria Imakulata;

2.Bapa Kardinal yang tidak pernah lupa memberi perhatian,
dukungan dan semangat bagi kelangsungan pembangunan Gereja
Sta. Maria Imakulata;

3.Romo Antonius Rajabana, OMI, Provinsial OMI Indonesia yang
sekarang dan yang sebelumnya, Romo A. Andri Atmaka, OMI,
yang telah mendukung dengan semangat, doa serta penempatan
tenaga para Oblat di Paroki Trinitas, Cengkareng;

4.Gubernur DKI Jakarta, Walikota Jakarta Barat, Camat Kalideres,
Lurah Pegadungan beserta seluruh jajaran Pemerintah Daerah;

5.Rekan-Rekan Pastor Paroki di Keuskupan Agung Jakarta yang
telah mengizinkan kami mengadakan kegiatan pencarian dana di

SEUNTAI KATA | BUKU KENANGAN

MENGARUNGI KURUN WAKTU 14 TAHUN

Paroki masing-masing;

6.Pimpinan Kantor Kementrian Agama dan Pengurus FKUB baik
Tingkat Provinsi DKI Jakarta maupun Kotamadya Jakarta Barat;

7.Para Pastor Rekan Paroki Trinitas, yang pernah berkarya di
Trinitas serta yang sekarang sedang berkarya: Rm. G. Basir
Karimanto, OMI, Rm. T. Riswanto, OMI dan yang lama berkarya
di Paroki Trinitas, Cengkareng dan sekarang melanjutkan karya
misinya di Paroki lain, Rm. F.X. Sudirman, OMI. Secara khusus
bagi Rm. A. Widiatmoko, OMI, Pastor Stasi Sta. Maria Imakulata,
beserta Anggota Dewan Paroki Harian Trinitas periode tugas
yang lalu maupun yang sekarang, serta Dewan Stasi Sta. Maria
Imakulata dan Dewan Stasi Vincentius Pallotti;

8. Seluruh masyarakat di sekitar gereja atas dukungannya bagi
kehadiran Gereja Sta. Maria Imakulata;

9. Seluruh umat, Kelompok Doa dan Kelompok Kategorial yang
tidak henti-hentinya berdoa bagi pembangunan Gereja Sta. Maria
Imakulata;

10. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu-
persatu.

Ibu/Bapak/Saudari/Saudara terkasih dalam Kristus, kehadiran
Gereja Sta. Maria Imakulata bukan hanya menimbulkan harapan
dan semangat baru, namun pasti juga ada tantangan yang
menyertainya. Sekarang tugas kita bersama menjadikan gereja ini
sebagai Rumah Doa, menjadi sarana untuk kita bersyukur, memuji
dan memuliakan nama Tuhan. Lebih dari itu, biarlah gereja ini
menyatukan kita sebagai umat Allah dalam ikatan persaudaraan
sejati, dan menjadi tempat kita membagikan kasih Allah itu kepada
saudara-saudara kita yang lain. Pada saat kita menghadapi
berbagai tantangan, biarlah dalam doa dan kontemplasi,
kita dikuatkan oleh teladan Bunda Maria, yang senantiasa
“merenungkan segala perkara itu dalam hatinya”.

Jakarta, 08 Desember 2012
Pada Pesta Santa Maria Imakulata, sekaligus Misa Meriah
Pemberkatan Gereja Sta. Maria Imakulata, CitraGarden City 3,
Jakarta Barat

Peter Kurniawan Subagyo, OMI
Pastor Kepala Paroki Trinitas, Cengkareng
Superior Distrik OMI Wilayah Keuskupan Agung Jakarta

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | SEUNTAI KATA

OASE YANG MENYEGARKAN DI BUMI METROPOLIS

Luar Biasa! Puji Tuhan!

Dua kata itu yang langsung muncul di benak saya
ketika memikirkan Gereja Santa Maria Imakulata.
Memang benar. Gereja Santa Maria Imakulata
luar biasa, megah, kokoh dan indah. Dalam gereja yang
mengundang decak kagum itu, terkandung semua hal lain
yang juga luar biasa. Kerja Panitia Pembangunan Gereja,
antusiasme umat untuk mendukungnya, kemurahan hati
umat, keuletan membangun relasi sehingga semua izin
yang diperlukan bisa selesai, semuanya luar biasa. Jumlah
uang yang digunakan untuk pembangunan gereja yang
dipersembahkan untuk Bunda Maria ini juga luar biasa.
Pastor Louis Lougen, OMI, Superior Jenderal OMI ketika
mendengar jumlah yang dihabiskan untuk menyelesaikan
pembangunan gereja ini hanya bisa geleng-geleng
kepala. Apalagi ketika tahu bahwa Panitia Pembangunan tidak
meninggalkan hutang setelah gereja selesai dibangun. “No way,”
katanya. Sepanjang yang Beliau ketahui, pembangunan gereja
dengan biaya sebesar yang dipakai untuk membangun Gereja
Santa Maria Imakulata pasti harus dilunasi dalam waktu yang lama
oleh Panitia. Luar biasa! Hal ini hanya bisa terjadi di Indonesia!

Sebetulnya masih banyak deretan hal luar biasa yang bisa
dijajarkan sepanjang litany Hati Kudus Tuhan Yesus. Namun
yang paling penting adalah Puji Syukur kepada Tuhan atas hal-
hal luar biasa yang telah terjadi berkaitan dengan penyelesaian
pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata ini. Tanpa campur
tangan Tuhan, semua hal yang luar biasa itu mustahil terjadi. Maka
gereja ini dari segi rohani juga mengajak semua umat untuk berani
mempercayakan hidupnya kepada Tuhan karena di dalam tangan
Tuhan semua hal baik akan terjadi. Kita tidak perlu takut dan
khawatir. Sabda Tuhan pasti terlaksana. Maka sangat tepatlah kita
meneladan Bunda Maria yang berani berkata, “Bukan kehendaku,
melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Non Mea Sed Voluntas

SEUNTAI KATA | BUKU KENANGAN

OASE YANG MENYEGARKAN DI BUMI METROPOLIS

Tua. Bersama Tuhan, dan di dalam berkat Tuhan, semua rencana
indah kita akan terlaksana.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini selain mengagumi
karya Allah dan bersyukur atasnya, saya juga atas nama pribadi
dan Provinsi OMI Indonesia ingin mengucapkan terima kasih
banyak atas kerja keras Panitia Pembangun Gereja Santa Maria
Imakulata dan seluruh umat yang telah bersatu padu mewujudkan
cita-cita bersama membangun Rumah Tuhan yang luar biasa
ini. Proficiat atas selesainya pembangunan Gereja Santa Maria
Imakulata. Semoga Rumah Tuhan ini dapat menjadi oase yang
menyegarkan di bumi Metropolis yang kadang ganas dan penuh
tantangan. Semoga dari tempat kudus ini mengalir berkat-berkat
yang menyuburkan iman dan kedamaian dalam hidup bersama
sebagai warga masyarakat.

Proficiat dan terima kasih juga kepada para Pastor OMI di Paroki
Trinitas, Cengkareng yang berjuang bersama umat mewujudkan
tempat suci nan indah ini. Terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya juga saya ucapkan kepada seluruh
lapisan masyarakat, para pejabat Pemerintah yang mendukung
keberadaan Gereja Santa Maria Imakulata ini. Kehadiran tempat
ibadah yang suci pada gilirannya akan membawa berkat bagi
seluruh masyarakat juga, karena Tuhan sendiri yang hadir dan
memberikan berkat-Nya melalui Rumah Kudus-Nya ini. Akhirnya,
selamat kepada kita semua atas berkat Tuhan yang melimpah ini.
Proficiat!

P. Antonius Rajabana, OMI | Provinsial OMI Indonesia

10

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | SEUNTAI KATA

INILAH BUAH-BUAH DARI PERJALANAN ITU

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari terkasih dalam Kristus,

Membangun rumah
Tuhan kami alami
dan kami jalani
seperti seorang yang
menempuh perjalanan jauh
- sebagai suatu proses
panjang. Dan kini, ketika
kami sudah tiba di ujung
perjalanan, kami akui
bahwa kami menikmati
perjalanan itu dan
bersyukur hal ini pernah
terjadi dalam kehidupan
kami. Saat mendapat
tugas dari Pastor dan Dewan Paroki untuk menjadi Panitia
Pembangunan Gereja, kami yang saat ini bersama-sama menjabat
Ketua Kolegial Panitia Pembangunan Gereja Santa Maria
Imakulata sungguh merasakan beratnya tugas yang kami emban,
meski masing-masing dari kami telah mengalami terlibat langsung
dalam proses pembangunan Gedung Paroki Santo Eugenius de
Mazenod di Paroki Trinitas, Cengkareng dan pembangunan Gereja
Stasi Santo Vincentius Pallotti di Dadap, Tangerang.

Setiap pembangunan gereja mempunyai keunikannya sendiri.
Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata memberikan
kami kenangan dan pengalaman yang paling lengkap. Kami
diperhadapkan dengan berbagai model permasalahan yang
harus kami beri perhatian khusus dan tidak sembarangan dalam
pengambilan keputusan atas satu persatu masalah yang terjadi.
Kenyataan bahwa proses pembangunan Gereja Santa Maria
Imakulata yang bila dihitung dari saat pembelian tanah hingga
terbangunnya gedung telah mengarungi kurun waktu hampir
14 tahun, tentunya diwarnai juga dengan berbagai perubahan
baik di bidang sosial, politik dan ekonomi. Perkenankanlah
kami mengambil kesempatan ini untuk memohon maaf kepada
semua pihak yang karena kata atau tindakan kami sebagai Panitia
Pembangunan Gereja telah menimbulkan ketidaknyamanan dan
salah pengertian.

Pada akhirnya, inilah Gereja Santa Maria Imakulata. Inilah buah
yang kami persembahkan bagi umat Paroki Trinitas, Cengkareng
khususnya, dan seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung
Jakarta. Inilah buah hasil kerja keras kita bersama yang mau
selalu menyandarkan diri untuk percaya pada karya-karya ajaib
Tuhan di tengah-tengah kita. Inilah bukti kasih setia Tuhan yang

11

SEUNTAI KATA | BUKU KENANGAN

INILAH BUAH-BUAH DARI PERJALANAN ITU

nyata selalu hadir dalam peziarahan kita bersama di dunia ini.

Dari lubuk hati kami yang paling dalam, perkenankan kami
mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, beserta para
Romo di Keuskupan Agung Jakarta;

2. Mgr. Julius Kardinal Darmaatmadja yang banyak membantu di
awal proses pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata;

3. Bapak Inggard Joshua sebagai Penasehat Panitia
Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata;

4. Pejabat Pemerintah baik di tingkat Provinsi, Kotamadya,
Kecamatan sampai Kelurahan, Pengurus FKUB tingkat Provinsi
maupun Kotamadya, serta Kepala Kantor Departemen Agama
tingkat Provinsi maupun Kotamadya;

5. Pastor Peter Kurniawan Subagyo, OMI, Kepala Paroki Trinitas,
yang telah memberikan kami kepercayaan sebagai Panitia
Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata; Pastor Antonius
Widiatmoko, OMI yang secara khusus mendampingi Panitia
Pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata;

6. Dewan Paroki Trinitas, Dewan Stasi Santa Maria Imakulata,
Dewan Stasi Santo Vincentius Pallotti, atas dukungan dan
kerjasamanya;

7. Para Pastor Paroki beserta Dewan di seluruh Paroki yang ada di
Keuskupan Agung Jakarta yang telah mengizinkan kami mencari
dana melalui kegiatan ngamen dan kegiatan lainnya di Paroki
setempat;

8. Para Koordinator Wilayah, Ketua Lingkungan, Ketua Seksi,
Kelompok Kategorial, Paduan Suara di Paroki Trinitas yang telah
mendukung program kerja kami;

9. Seluruh umat Paroki Trinitas, melalui partisipasi, sumbangan
dana dan doa bagi pembangunan Gereja Santa Maria Imakulata;

10. Seluruh donatur yang dengan murah hati terus mendukung
program-program penggalangan dana yang diselenggarakan oleh
Panitia Pembangunan Gereja;

11. Para Konsultan, Kontraktor, dan Supplier atas kerjasamanya

12

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | SEUNTAI KATA

INILAH BUAH-BUAH DARI PERJALANAN ITU

dalam pembangunan gereja Santa Maria Imakulata;

12. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, warga masyarakat
yang bermukim di sekitar lokasi Gereja Santa Maria Imakulata atas
semangat persaudaraan dan tali silahturahmi yang terjalin hangat
di antara kami;

13. Seluruh Anggota Panitia Pembangunan Gereja Santa Maria
Imakulata, terima kasih secara khusus atas waktu, kerja keras,
semangat persatuan dan persaudaraan yang dimiliki sehingga
segala tugas dan program kerja kita bersama dapat berjalan
dengan lancar dan baik berkat dukungan tak kenal lelah dari
semua Anggota Panitia Pembangunan Gereja.

14. Semua pihak yang namanya tidak dapat dan tidak sempat
kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya, marilah kita bersama bersyukur atas selesai
dibangunnya Gereja Santa Maria Imakulata. Marilah kita selalu
bersyukur dan bersukacita. Dahulu, tanah yang dibeli masih
kosong, saat itu kita belum memiliki apa-apa. Sekarang, Gereja
Santa Maria Imakulata telah megah berdiri. Inilah Rumah Tuhan
yang kita bangun bersama. Marilah kita gunakan sebagai
sarana untuk bersyukur dan memuji Tuhan, mengagungkan
kemuliaanNya sepanjang masa.

PUJI TUHAN, SYUKUR KEPADA ALLAH.
atas nama Panitia Pembangunan Gereja

Albertus Suriata
Ketua Kolegial Bidang Liturgi dan Perijinan

Julius Husen
Ketua Kolegial Bagian Dana, Logistik, Komunikasi Sosial

Y. Erwin Intan
Ketua Kolegial Bidang Perencanaan dan Pembangunan

13

02 PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH

Gereja Katolik Paroki Trinitas, Cengkareng saat ini memiliki
lebih dari 20.000 umat atau ada sekitar 6.000 Keluarga
Katolik. Penyebaran umat mencakup wilayah Kecamatan
Cengkareng, Kecamatan Kalideres, dan sebagian wilayah
Tangerang yang berbatasan dengan Jakarta Barat. Dikarenakan
luasnya teritori Paroki Trinitas, Cengkareng dengan jumlah
umat yang tersebar di 2 Kecamatan itu, maka Paroki ini harus
menyelenggarakan Misa pada hari Minggu di 4 tempat, yakni
Gereja Trinitas, Kapel Kodam Jaya - Kalideres, Sekolah Seraphine
Bakti Utama – Cengkareng Timur, dan di Gereja St. Vincentius
Pallotti – Dadap.

Dengan begitu banyak umat yang makin hari makin bertambah
jumlahnya datang ke gereja untuk beribadah, membuat keadaan
gereja menjadi sungguh penuh dan terkadang bahkan membuat
umat menjadi tidak nyaman dalam melaksanakan ibadahnya.
Pada masa hari-hari raya khusus seperti Pekan Suci (Paskah)
dan Natal, umat terpaksa harus rela datang jauh lebih awal demi
untuk mendapat tempat duduk. Belum lagi masalah terbatasnya
lahan parkir yang menyebabkan sulitnya mendapat tempat parkir
kendaraan yang dibawa umat dan kemacetan berkepanjangan
saat pulang beribadah.

Perkembangan pembangunan perumahan di Cengkareng
yang kian hari kian banyak, menjadi salah satu buah pemikiran
Dewan Paroki Trinitas yang kemudian berinisiatif murni untuk
memekarkan dirinya. Maka di awal tahun 1999 Dewan Paroki
Trinitas membeli sebidang tanah seluas 8.710 m2 di Perumahan
CitraGarden City 3, Pegadungan, untuk dibangun gereja. Sejak
itu, segala persiapan ke arah pembangunan gereja baru mulai
dilakukan oleh Dewan Paroki Trinitas, salah satunya adalah
melantik Panitia Pembangunan Gereja (PPG) pada 02 Maret 2003.
PPG mulai melakukan langkah awal dengan menyusun program
kerja, sosialiasi kepada masyarakat/tokoh warga di sekitar wilayah
bakal gereja baru, dan mempelajari tata cara serta surat-surat
yang dibutuhkan untuk mengurus perizinan membangun tempat
ibadah sesuai prosedur yang berlaku.

Geliat kegembiraan menyelimuti Paroki Cengkareng saat Izin

14

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH

Prinsip Pembangunan gereja baru didapat pada 24 Maret 2009.
Lebih bersukacita lagi saat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang
selama ini ditunggu-tunggu akhirnya tergenggam di tangan. IMB
bernomor 550/IMB/2010 keluar pada 18 Januari 2010. Sungguh
suatu mukjizat bagi Paroki Cengkareng yang dengan tekun
melambungkan doa-doa permohonannya pada Allah Tritunggal
Mahakudus lewat Bunda Maria Imakulata.

Tak berlama-lama membuang kesempatan, PPG bergerak
cepat. Pemberkatan lahan sekaligus peletakan batu pertama
dijadwalkan secepat mungkin terlaksana. Pada 13 Maret 2010,
diselenggarakan Ibadat Syukur dan Peletakkan Batu Pertama
Gereja Sta. Maria Imakulata yang dipimpin oleh Romo Roy
Djakaria, Pr, sebagai wakil dari Keuskupan Agung Jakarta
(KAJ). Ternyata, ujian masih datang juga. Terjadi hambatan
dalam pelaksanaan proses pembangunan selanjutnya. Romo
A. Widiatmoko, OMI sebagai Romo Pendamping PPG dan Stasi
Sta. Maria Imakulata saat itu berujar: “… saya minta seluruh
umat tetap tenang dan tidak terbawa arus emosi. Sudah ada
bagian-bagian di PPG yang menangani hal ini. Sudah dari dulu
kita punya hubungan baik dan penuh persaudaraan dengan
masyarakat sekitar. Pembangunan gereja Sta. Maria Imakulata
sudah mendapat izin resmi dari Pemerintah Negara kita, ini berarti
kita berjalan di dalam jalur hukum ketatanegaraan yang tidak
melenceng. Kita ingin pembangunan gereja berjalan dengan
damai dan tanpa friksi.”

Waktu terus berjalan. Sementara PPG terus giat menggalang
dana pembangunan gereja, kepastian dimulainya pembangunan
fisik gereja itu belum juga terlihat. Banyak umat yang bertanya-
tanya, bahkan ada yang mulai ragu kalau-kalau gereja dapat
dibangun. Di akhir bulan November 2010, Romo A. Widiatmoko,
OMI dan Seksi Liturgi PPG mengajak peranserta seluruh umat
untuk mengadakan Novena Sta. Maria Imakulata dengan ujud
khusus bagi pembangunan gereja baru. Tuhan mendengarkan
doa orang beriman – begitu Pemazmur berujar, dan memang
demikianlah adanya.

Di pertengahan bulan Januari 2011, mulai tampak kegiatan di
lokasi gereja baru. Beberapa orang sibuk menata rumput-rumput.
Kegiatan terus berlanjut dengan pembangunan bedeng kontraktor
bangunan dan mulai masuknya alat-alat berat penunjang
pembangunan. Semua berjalan dengan baik dan lancar dalam

15

PEMBANGUNAN GEREJA | BUKU KENANGAN

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH

suasana kondusif. Segala kegiatan ini memiliki muara yang
satu, persiapan pemancangan tiang pertama tanda dimulainya
pembangunan gereja yang memang terjadi pada 31 Januari 2011.
Ibadat Pemberkatan dan Pemancangan Tiang Pertama digelar
di lokasi gereja baru dengan dihadiri sejumlah undangan dan
umat Paroki Cengkareng. Ibadat berjalan rapih dan lancar. Tiang
pertama pun berhasil dipancang dengan teknik baru – bukan
lagi dipalu melainkan ditekan masuk menghujam bumi. Dari hari
pemancangan tiang pertama pembangunan gereja baru dapat
berjalan dan terus berlanjut tanpa hambatan. Perkembangan
pembangunan pun dapat dengan mudah terlihat mata. Harapan
utama tentulah agar pembangunan gereja impian bersama ini
dapat selesai sesuai garis rencana tanpa hambatan dan nantinya
dapat pula menjadi Gereja yang membanggakan. Inilah sebuah
pekerjaan rumah besar untuk Gereja Katolik Paroki Trinitas,
Cengkareng.

Ternyata, tangan Sang Maha Kuasa sendiri yang ikut berkarya
dalam pembangunan RumahNya ini. Pembangunan dapat
berjalan dalam suasana tenang dan kondusif, jauh dari aral
rintangan dan permasalahan berat. Topping off atau pemasangan
atap bangunan dilaksanakan pada 10 September 2011. Topping
off menjadi hal yang tidak pernah dilewatkan dalam mendirikan
sebuah bangunan karena hal ini berarti pembangunan fisik
akan segera mencapai garis akhir dan lalu masuk dalam
tahap “finishing” bangunan yang berupa pengecatan ruang,
pemasangan pintu dan jendela, penempatan perlengkapan
ruangan, serta pekerjaan mekanikal/elektrikal.

Setelah keluarnya Izin Penggunaan Bangunan, maka gereja Santa
Maria Imakulata siap digunakan untuk peribadatan. Dewan
Paroki dan Panitia Pembangunan Gereja tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Panitia Peresmian dan Pemberkatan Gereja
pun dibentuk dengan tugas utama menyelenggarakan 2 pokok
acara penting ini. Pada 08 September 2012, Gereja Santa Maria
Imakulata diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak
Fauzi Bowo, dan pada 08 Desember 2012, gereja yang sama
diberkati secara meriah oleh Bapa Uskup Agung Jakarta, Mgr.
Ignatius Suharyo.

Pada akhirnya, hanya tarikan nafas lega dan rasa haru bangga
yang membahana dalam dada: Rumah Tuhan dambaan bersama
terwujud sudah.

16

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
PEMBELIAN TANAH DAN PENGIKATAN NOTARIS

KUNJUNGAN
FKUB PROVINSI KE
TANAH BAKAL GEREJA

17

PEMBANGUNAN GEREJA | BUKU KENANGAN

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
PELETAKAN
BATU PERTAMA:
13 Maret 2010

KUNJUNGAN BAPA
USKUP AGUNG JAKARTA,
MGR. IGN. SUHARYO
KE TANAH BAKAL GEREJA,
23 APRIL 2010

18

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
DESEMBER 2010

PANCANG TIANG PERTAMA: 31 JANUARI 2011

FEBRUARI 2011

19

PEMBANGUNAN GEREJA | BUKU KENANGAN

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
MARET 2011

APRIL 2011

MEI 2011

20

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
JUNI 2011

JULI 2011

21

PEMBANGUNAN GEREJA | BUKU KENANGAN

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
AGUSTUS 2011

TOPPING OFF:
10 SEPTEMBER 2011

OKTOBER 2011

22

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
NOVEMBER 2011

DESEMBER 2011

JANUARI 2012

23

PEMBANGUNAN GEREJA | BUKU KENANGAN

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
FEBRUARI 2012

MARET 2012

APRIL 2012

24

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | PEMBANGUNAN GEREJA

RUMAH TUHAN DAMBAAN BERSAMA TERWUJUD SUDAH
MEI 2012

DIRESMIKAN: 08 SEPTEMBER 2012

DIBERKATI: 08 DESEMBER 2012

25

03 GEDUNG GEREJA
DAN BAGIAN-BAGIANNYA

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA

IMAKULATA Bentuk bangunan Gereja Santa Maria Imakulata adalah oval
dengan celah terbuka di salah satu ujungnya. Penentuan
tampilan gedung yang demikian ini mempunyai arti
tersendiri yaitu mengambil bentuk rahim seorang wanita yang
melambangkan bahwa Bunda Maria telah dipilih dan ditetapkan
Allah Bapa untuk menjadi ibu dari PuteraNya sebelum ia dijadikan
sehingga saat Bunda Maria dikandung dan dilahirkan oleh ibunya,
Bunda Maria adalah suci tanpa noda.

Tampilan kompleks Gereja Santa Maria Imakulata terbagi dalam
beberapa lantai:

Lantai Dasar berupa parkir mobil, rencana gedung pastoran, area
penerimaan, taman, Gua Maria dan taman prosesi Jalan Salib,
Kapel untuk Misa Harian dan Pemberkatan Pernikahan, toko

buku/benda rohani, ruang-ruang kerja Pastor dan
Seksi, ruang Dewan Stasi, Sekretariat Gereja,
dan toilet.

Lantai 1 yang dapat dicapai dengan tangga atau
juga ramp (bagi yang menggunakan kursi roda)
memuat Ruang Adorasi Sakramen Mahakudus
Abadi, ruang-ruang fungsional seperti ruang
serba guna atau aula berkapasitas 500 orang
beserta ruang pendukungnya dibelakang
panggung, aula sedang dengan kapasitas 175
orang, aula kecil dengan kapasitas 75 orang,
ruang-ruang rapat, ruang P3K, dan toilet.

Lantai 2 adalah gereja utama dengan kapasitas
850 orang, Ruang Sakristi Imam, Ruang Sakristi
Gereja, 4 Kamar Pengakuan Dosa, Ruang
Devosi Santa Maria Berdukacita (Patung Pieta),
dan toilet khusus petugas liturgi.

Lantai 3 adalah mezzanine gereja – berupa
balkon yang dapat menampung 350 orang
dengan selasar (kiri-kanan) yang dapat memuat
95 orang, dan ruang sound system.

Lantai 4 adalah pemanfaatan dak gereja
berupa ruang terbuka yang dapat dipakai untuk

26

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | GEDUNG GEREJA DAN
BAGIAN-BAGIANNYA

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

LANTAI 2

27

GEDUNG GEREJA DAN BAGIAN-BAGIANNYA | BUKU KENANGAN

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

LANTAI 3

kegiatan OMK atau juga meditasi.
Dengan konsep bangunan yang demikian, maka tampilan gereja
terlihat tinggi, megah, dan dapat menampung banyak umat.
Saat tiba di depan pintu masuk gereja, mata kita akan langsung
tertuju pada Salib Benediktus berukuran 5,5 meter yang
terpampang di Panti Imam yang luas. Salib Benediktus ini
memang menjadi titik pusat perhatian utama saat mata melihat
ke dalam gereja.
Melangkah sedikit ke dalam, terlihat deretan kaca patri di
kanan dan kiri jendela-jendela besar yang menyerupai pintu.
Pada kaca-kaca patri itu tergambar perjalanan hidup seorang
Bunda Maria. Jika ingin membaca gambar-gambar tersebut,
menolehlah pertama ke arah kiri yang menyajikan 18 jendela
yang mewakili 10 peristiwa dalam hidup Bunda Maria:
1. Maria dipersembahkan ke Bait Allah (1 jendela)
2. Maria mendapat kabar dari Malaikat Gabriel (2 jendela)

Kaca patri kiri:
5 Peristiwa hidup Bunda

Maria
28

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | GEDUNG GEREJA DAN
BAGIAN-BAGIANNYA

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

3. Maria mengunjungi Elisabeth (1 jendela)
4. Maria melahirkan Yesus (1 jendela)
5. Bersama gembala (2 jendela)
6. Tiga orang Majus (2 jendela)
7. Santo Yosef diingatkan oleh malaikat (3 jendela)
8. Maria dalam perjalanan (2 jendela)
9. Mempersembahkan Yesus ke Bait Allah (2 jendela)
10. Perjalanan ke Bait Allah (2 jendela)
Setelah selesai dengan seri pertama kisah hidup Bunda Maria,
maka menolehlah ke arah kanan untuk melanjutkan membaca
gambar-gambar seri kedua yang dituangkan ke dalam 17
jendela:
1. Yesus ditemukan di Bait Allah (2 jendela)
2. Bersama keluarga (2 jendela)
3. Maria di pesta Kanaan (1 jendela)
4. Berjumpa dengan Yesus (3 jendela)
5. Di saat Yesus wafat di salib (3 jendela)
6. Saat Yesus diturunkan dari salib (2 jendela)
7. Saat Yesus dimakamkan (2 jendela)
8. Saat Roh Kudus turun atas para rasul (2 jendela)
Sebenarnya masih ada kelanjutan dari kisah hidup Bunda
Maria, yang dipatrikan ke 4 kaca yang berada di depan pintu
keluar gereja yangmengarah ke Sakristi. Keempat kaca ini
mengandung 2 Peristiwa Mulia terakhir dalam rangkaian
Rosario: Bunda Maria diangkat ke surga dan Bunda Maria
dimahkotai di surga.
4 Ruang Pengakuan Dosa terletak masing-masing 2 Ruang
di sayap sebelah kanan dan kiri gereja. Patung Keluarga
Kudus Nazareth setinggi 1,6 meter berbahan dasar aluminium
menghiasi sayap kiri gereja setelah 2 Ruang Pengakuan Dosa.

Saat duduk dan menengadah sedikit ke arah
kanan dan kiri gereja, terlihat 14 Perhentian Jalan
Salib yang mengitari gereja.
Memandang Panti Imam dengan mudah akan
terlihat Tabernakel berlapis emas berukuran 60
x 60 cm. Meja Altar dari kayu veener berukuran
2,8 x 1,1 x 0,9 meter berlapis pahatan perjamuan
terakhir Yesus Kristus bersama para muridNya.

Peristiwa hidup Bunda Maria
pada kaca patri sebelah kiri

29

GEDUNG GEREJA DAN BAGIAN-BAGIANNYA | BUKU KENANGAN

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

Patung Bunda Maria berbahan marmer berukuran 1,7 meter
diletakkan di sebelah kiri Panti Imam, sedangkan patung
Yesus Kristus juga dari marmer dengan tinggi 1,7 meter
diletakkan di sebelah kanan Panti Imam yang berlantai
marmer dengan 5 anak tangga.
Latar belakang Panti Imam dipilih berupa partitur kayu
yang mampu memberi kesan sederhana dan alamiah
untuk mendukung suasana religius panti imam. Pada
Salib Benediktus dipasang lampu penanda Warna Liturgi
Gereja yang dipakai untuk Perayaan Ekaristi yang akan
dilangsungkan. Terpampang juga 2 layar monitor masing-
masing di sebelah kanan dan kiri dari Panti Imam.
Mezzanine gereja yang berupa balkon memuat bangku-
bangku umat yang disusun bertaraf di bagian yang
menghadap Panti Imam. Sedangkan di kanan dan kiri
lorong balkon, diletakkan bangku-bangku umat secara
berbaris. Pada ujung lorong balkon sebelah kanan adalah
tempat untuk Paduan Suara yang bertugas dalam Misa
Kudus.
Disain megah gereja tampak pada pemilihan langit-langit
yang dibuat bulat pada Panti Imam, dengan pemilihan
bahan kedap suara yang mampu juga menetralisir gema
yang terjadi. Dalam gereja inilah kita bisa merasakan bentuk
oval dari bangunan yang memberi kesan luas tapi anggun.

Peristiwa hidup Bunda Maria
pada kaca patri sebelah kanan

30 Panti Imam

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | GEDUNG GEREJA DAN
BAGIAN-BAGIANNYA

BERJALAN DI DALAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

Di dalam Panti Imam

31



IKON-IKON GEREJA 04

SALIB BENEDIKTUS TERGANTUNG DI DINDING
PANTI IMAM GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

Saat kita masuk ke Gereja Santa Maria Imakulata, maka yang
paling pertama akan menarik perhatian mata kita adalah
Salib Benediktus yang tergantung di Altar. Salib berukuran
cukup besar serasa mendominasi Altar dan memancarkan karisma
tersendiri. Mengapa Salib Benediktus?

Gereja Paroki Trinitas menyimpan kenangan indah kunjungan
Bapa Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia di tahun 1989.
Pada saat hendak menyelenggarakan Misa Kudus di Stadion
Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), Keuskupan
Agung Jakarta (KAJ) mencari salib yang lumayan besar yang
mungkin dimiliki oleh salah satu Paroki di KAJ. Pada waktu
itu, gereja Trinitas sedang dalam tahap pembangunan dan
memang memerlukan salib untuk nantinya ditempatkan di
Panti Imam. Singkat cerita, KAJ menyerahkan pengadaan salib
itu kepada Paroki Trinitas, Cengkareng yang kemudian mulai
mempersiapkannya. Salib yang mengambil bentuk dari tongkat
kegembalaan Bapa Paus Yohanes Paulus II ini diberkati langsung
oleh Bapa Paus sendiri saat memimpin Misa Kudus pada 09
Oktober 1989.

Mengingat kenangan akan Salib Trinitas itulah maka para Romo
Paroki bersepakat dengan Dewan Paroki dan PPG Sta. Maria
Imakulata untuk menetapkan Salib Benediktus sebagai salib di
Panti Imam Gereja Sta. Maria Imakulata. Selain sesuai dengan
nama gembala yang dipilih oleh Bapa Paus yang sekarang, Paus
Benediktus XVI, salib ini juga memiliki latar belakang sejarah yang
mengagumkan.

Salib Benediktus adalah Salib dengan Kristus yang tergantung
padanya (Corpus Christi) yang memiliki latarbelakang Medali St.
Benediktus, seorang Rahib yang lahir di Italia pada tahun 480 dan
wafat di tahun 547. Selama hidupnya, St. Benediktus dikenal
banyak melakukan mukjizat, memiliki devosi yang kuat pada Salib
Kristus, dan melakukan banyak mukjizat lewat Tanda Salib yang
dibuatnya.

St. Benediktus yang tak kenal lelah mewartakan Sabda Kristus
memiliki banyak pengikut. Pada waktu yang sama, iblis selalu
mencoba menggodanya lewat orang-orang di sekitarnya.

33

IKON-IKON GEREJA | BUKU KENANGAN

SALIB BENEDIKTUS TERGANTUNG DI ALTAR
GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

Sekelompok orang yang tak menyukai pewartaannya mencoba
membunuhnya lewat racun yang ditaruh dalam anggur yang akan
diminumnya. Saat St. Benediktus memberkati makanan yang hendak
disantapnya itu dengan Tanda Salib, tiba-tiba gelas anggur beracun
itu pecah berantakan. Banyak mukjizat yang dilakukannya selama
hidupnya tak lepas dari imannya yang kuat akan Salib Kristus.

Bagian depan dari Medali St. Benediktus adalah
gambar diri dari Santo tersebut yang sedang
memegang Salib Kristus di tangan kanannya dan Buku
Aturan Hidup di tangan kirinya. Disebelah kanannya
tampak gambar gelas dengan anggur beracun yang
pecah saat ia memberkatinya dengan Tanda Salib.
Di bagian kirinya tergambar sebongkah roti beracun
yang dibawa pergi oleh seekor burung gagak – suatu
tanda kelepasan Santo Benediktus atas percobaan
pembunuhannya lewat racun yang ditaruh di dalam roti.

Gambar Santo Benediktus dilingkari dengan tulisan
dalam Bahasa Latin: “Eius in obitu nostroprasentia
muniamur!” atau dalam Bahasa Indonesia berarti
“Semoga kita dikuatkan dengan kehadiranNya di
saat kematian kita.” Di bawah kaki Santo Benediktus
ada tertulis dalam Bahasa Latin: “ex SM Casino MDCCCLXXX”
yang berarti “Dari Monte Cassino yang kudus, 1880”. Medali
Santo Benediktus memang pertama kali dibuat di tahun 1880 untuk
memperingati ulang tahun St. Benediktus yang ke-1.400.

Tampak depan medali St. Benediktus ini tidak terlihat di bagian muka
dari Salib, karena memang biasanya tampak depan medali diletakkan
di belakang Salib. Yang terpampang di bagian muka dari Salib justru
adalah tampak belakang dari medali St. Benediktus yang sebenarnya
merupakan rumusan doa kuat kuasa terhadap serangan dan godaan
si jahat.

Huruf “C.S.P.B” yang ada di pinggir kanan dan kiri salib adalah
Bahasa Latin dari “Crux S. Patris Benedicti” – “Salib dari Bapa Suci
kita, Benediktus”.

Huruf “C.S.S.M.L” yang tertulis di batang vertikal salib adalah Bahasa
Latin dari “Crux Sacra Sit Mihi Lux” – “Salib Suci jadilah penerangku”

Huruf “N.D.S.M.D” pada batang salib horisontal adalah Bahasa Latin
dari “Non Draco Sit Mihi Dux” – “Pemimpinku bukanlah si jahat”.

Lalu kita membaca huruf-huruf selanjutnya yang mengitari salib yang
kesemuanya berasal dari Bahasa Latin:

34

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | IKON-IKON GEREJA

SALIB BENEDIKTUS TERGANTUNG DI ALTAR
GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

Di atas salib tertulis “PAX” – “Damai”.

Mulailah membaca seturut perputaran arah jarum
jam, yaitu dari kanan ke kiri:

“V.R.S.” – “Vade Retro Satana” – “Mundurlah, hai
iblis”.

“N.S.M.V.” – “Numquam Suade Mibi Vana”
- “Jangan biarkan aku tergoda dengan
kesombonganmu (iblis)”.

“S.M.Q.L.” – “Sunt Mala Quae Libas” – “Kejahatan
adalah minumanmu (iblis)” (yang engkau tawarkan
padaku adalah jahat.)

“I.V.B.” - Ipse Venena Bibas” – “Minumlah sendiri racun itu.”

Salib St. Benediktus biasanya dibawa dalam saku atau dikenakan
di leher. Ada juga kebiasaan sementara orang beriman untuk
meletakkan Salib St. Benediktus pada saat mereka hendak
membangun pondasi rumah atau gedung, menaruh Salib ini di
dalam mobil untuk menjadi berkat Tuhan dan perlindungan dari
St. Benediktus sendiri. Dengan mengenakan Salib Benediktus,
seseorang telah berdoa dalam hening untuk kedamaian dan
penolakan terhadap godaan si jahat.

St. Benediktus memiliki kecintaan besar terhadap Salib yang
dikatakan Beliau sebagai simbol imannya akan Tuhan Yesus dan
Roh Kudus, devosinya terhadap kekristenan, dan panggilannya
yang menyala-nyala untuk membawa terang dan Roh Tuhan
kepada semua orang yang ditemuinya. Baginya, Salib Yesus
adalah symbol dari jalan hidup Yesus Kristus saat Ia berjalan
bersama kita dalam rupa manusia di dunia ini, kematian ego diri
dan kelahiran kembali/kebangkitan dari Roh Tuhan.

St. Benediktus menggunakan Salib untuk mengusir si jahat dan
melepaskan orang yang kerasukan. Salib St. Benediktus menjadi
pengingat terus-menerus bagi umat Kristiani untuk menolak
godaan si jahat, berjuang untuk terus menjadi suci, terus berbelas
kasih dan berkeadilan terhadap sesama. Salib St. Benediktus
menjadi pengingat kita akan panggilan Yesus Kristus untuk
memanggul salib dan mengikuti Dia dalam jalan cinta, belas kasih,
dan persatuan. (disusun dengan bantuan berbagai sumber situs St.
Benediktus)

35

IKON-IKON GEREJA | BUKU KENANGAN

PATUNG SANTA MARIA IMAKULATA
KESUCIAN MENGALAHKAN YANG JAHAT

Ada banyak jenis patung Santa Maria Imakulata yang dibuat
untuk menggambarkan Bunda Maria Imakulata. Mengapa
Gereja Santa Maria Imakulata memilih model yang satu ini?

Tampilan patung Santa Maria Imakulata besar dari bahan fiber
dengan tinggi 2,7 meter yang diletakkan di depan areal masuk
gedung gereja memang menjadi daya tarik tersendiri. Bunda
Maria terlihat berpakaian kuning keemasan, bermahkotakan 12
bintang. Wajahnya menengadah sekaligus menatap jauh ke
depan, dengan tangan kanan yang ditaruh di dadanya, dan tangan
kiri yang terulur seperti ingin memberikan sesuatu. Bunda Maria
berdiri di atas bumi, menginjak bulan dengan salah satu kakinya
dan dengan kaki lainnya menginjak ular besar yang sedang
menggigit buah .
“Maka tampaklah suatu tanda besar di langit. Seorang
perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah
kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas
kepalanya. ” (Wahyu 12:1)

Kutipan Kitab Wahyu di atas dan ayat-ayat selanjutnya dapat
menjadi penggambaran jelas Santa Maria Imakulata sebagai
seorang perempuan yang terberkati sejak dari dalam kandungan
ibunya, yang sudah dipersiapkan Allah sejak sebelum dilahirkan
untuk menjadi ibu bagi Putera TunggalNya yang diutus ke dalam
dunia mengambil rupa manusia demi penebusan bangsa-bangsa.
Perempuan yang berselubungkan matahari, membuat dirinya
tersiram cahaya matahari yang terang benderang, apalagi dengan
bermahkotakan 12 bintang yang juga memancarkan sinar. Maka
Bunda Maria tampak berkilauan dalam sinar matahari dan bintang,
membawanya menjadi terlihat berwarna kuning keemasan. Bunda
Maria menginjak ular besar yang sedang menggigit buah. Tentu
ini mengacu pada Kitab Kejadian saat manusia pertama jatuh ke
dalam dosa (Kejadian Bab 3). Dalam Kitab Wahyu Bab 12, iblis/
kekuatan yang jahat yang selalu ingin menghancurkan kesucian
digambarkan dengan “naga merah padam yang besar…”
Ada kisah lain di balik pemilihan tampilan patung Bunda Maria
Imakulata ini. Patung berjenis sama terdapat di Kapel Rumah
Jenderal Pemimpin Tarekat Oblat Maria Imakulata (OMI) di Roma,
Italia. Bagi para Oblat, patung ini memiliki nilai historis perjalanan
Tarekat mereka, bahkan memiliki karisma dan daya kekuatan
penyertaan Bunda Maria Imakulata bagi Tarekat OMI. Patung di

36



Oblate Madonna IKON-IKON GEREJA | BUKU KENANGAN
38
PATUNG SANTA MARIA IMAKULATA
KESUCIAN MENGALAHKAN YANG JAHAT

Kapel Rumah Jenderal OMI di Roma ini dikenal dengan sebutan
“Oblate Madonna”.

Pada 15 Agustus 1822, St. Eugenius de Mazenod, Bapa Pendiri
Tarekat OMI, memberkati patung Santa Maria Imakulata di gereja
Aix-en-Provence, Perancis. St. Eugenius begitu mengagumi
tampilan patung itu dan menulis dalam catatannya: “Kepalanya
dimahkotai dengan 12 bintang, terarah ke surga dalam sikap
berdoa. Bunda mengenakan kerudung emas, sama dengan warna
emas baju dan jubahnya. Bunda menggambarkan Konsep Maria
Imakulata yang jelas: satu kaki di atas bulan sabit, yang lainnya
menghancurkan ular. Tangan kanannya ada pada hatinya, sedang
yang satunya lagi terulur untuk menebarkan berkat bagi anak-
anak yang berdoa padanya.”

Tradisi di kalangan para Oblat juga menyebutkan bahwa saat
St. Eugenius memberkati patung Maria Imakulata itu sedang
dalam keadaan cemas akan kelangsungan hidup Tarekat OMI
yang didirikannya. Begitu banyak yang bergabung, tetapi begitu
banyak juga yang pergi meninggalkan Tarekat itu. Pada saat
St. Eugenius memberkati patung itu, ia melihat Bunda Maria
Imakulata yang tersenyum padanya. Bunda membuka matanya
dan mengangguk pada St. Eugenius. Penglihatan ini menjadi
sebuah kekuatan besar bagi St. Eugenius untuk yakin dan percaya
bahwa segala yang telah dikerjakannya bagi Tarekatnya adalah
berasal dari Tuhan dan direstui sepenuhnya oleh Tuhan. Tradisi ini
begitu kuat hidup dalam Tarekat OMI yang memang menjadikan
Santa Maria Imakulata sebagai Pelindung Tarekat bahkan nama
diri Tarekat itu sendiri.

Di bawah patung Bunda Maria Imakulata yang ada di Gereja Sta.
Maria Imakulata, terdapat tulisan kata-kata Fiat Bunda Maria,
“Non mea, sed voluntas Tua” – “Sesungguhnya aku ini adalah
hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lukas
1:38) Ucapan Bunda Maria ini menjadi puncak imannya sekaligus
sebagai titik awal dimulainya peziarahan imannya. Lewat kata-
kata itu Bunda Maria mempersembahkan seluruh dirinya kepada
Allah tanpa syarat, penuh kebebasan dalam ketaatan dan
kesetiaan.

Saat tiba di Gereja Santa Maria Imakulata, kita disambut oleh
Bunda Maria Imakulata dengan kata-kata Fiatnya. Semoga kita
semua mampu meneladan Bunda Maria yang selalu taat dan setia
kepada segala rencana Tuhan bagi dirinya. Setia dan taat pada
jalan panggilan hidup kita masing-masing senantiasa. (disusun
dengan bantuan situs omiworld.org, dan berbagai sumber lainnya)

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | IKON-IKON GEREJA

PATUNG PIETA DI RUANG DEVOSI GEREJA SANTA MARIA
IMAKULATA

Dalam ruang devosi yang dapat menampung nyaman
30 orang ini terdapat replika patung Pieta karya maha
agung aliran Renaissance dari pemahat terkenal dunia
Michelangelo yang menciptakannya pada tahun 1499. Patung
terbuat dari fiber berukuran tinggi 1,7 meter mampu membawa
yang menatapnya untuk merenung dan berefleksi. BundaMaria
yang memangku jasad Anaknya yang baru saja diturunkan
dari salib. Bunda Maria menatap Puteranya dengan dukacita
mendalam namun tetap pasrah pada kehendak Bapa di surga.
Patung Pieta selalu mengingatkan kita pada salah satu gelar
Bunda Maria: Bunda Dukacita.
Gelar “Bunda Dukacita” diberikan kepada Bunda Maria dengan
menitikberatkan pada sengsara dan dukacitanya yang luar
biasa selama sengsara dan wafat Kristus. Menurut tradisi,
sengsara Bunda Maria ini tidak terbatas hanya pada peristiwa-
peristiwa sengsara dan wafat Kristus; melainkan meliputi “tujuh
dukacita” Maria, seperti yang dinubuatkan Nabi Simeon yang
memaklumkannya kepada Maria, “Sesungguhnya Anak ini
ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak
orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan

39

IKON-IKON GEREJA | BUKU KENANGAN

PATUNG PIETA DI RUANG DEVOSI GEREJA SANTA MARIA
IMAKULATA

Dikutip dari sumber perbantahan - dan suatu pedang akan menembus
di bawah ini dengan jiwamu sendiri -, supaya menjadi nyata pikiran hati
penambahan paragraph banyak orang.” (Lukas 2:34-35). Tujuh Dukacita
awal. Bunda Maria meliputi Nubuat Simeon, Pengungsian
“Straight Answers: Mother Keluarga Kudus ke Mesir; Kanak-kanak Yesus
of Sorrows” by Fr. William Hilang dan Diketemukan di Bait Allah; Bunda
P. Saunders; Arlington Maria Berjumpa dengan Yesus dalam Perjalanan-
Catholic Herald, Inc; Nya ke Kalvari; Bunda Maria berdiri di kaki Salib
Copyright ©2003 Arlington ketika Yesus Disalibkan; Bunda Maria Memangku
Catholic Herald. All rights Jenasah Yesus setelah Ia Diturunkan dari Salib;
reserved; HYPERLINK dan kemudian Yesus Dimakamkan. Secara
“http://www.catholicherald. keseluruhan, nubuat Simeon bahwa sebilah pedang
com” www.catholicherald. akan menembus hati Bunda Maria digenapi dalam
com peristiwa-peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, Bunda
Diterjemahkan oleh Maria terkadang dilukiskan dengan hatinya terbuka
YESAYA: www.indocell. dengan tujuh pedang menembusinya. Dan yang
net/yesaya atas ijin The terpenting ialah bahwa setiap dukacita diterima
Arlington Catholic Herald. Bunda Maria dengan gagah berani, dengan penuh
kasih, dan dengan penuh kepercayaan, seperti
digemakan dalam Fiat-nya, “Jadilah padaku
menurut perkataan Tuhan,” yang diucapkannya
pertama kali dalam peristiwa Kabar Sukacita.

St. Bernardus (wafat tahun 1153) menulis,
“Sungguh, ya Bunda Maria, sebilah pedang telah menembus
hatimu…. Ia wafat secara jasmani oleh karena kasih yang jauh
lebih besar daripada yang dapat dipahami manusia. Bunda-
Nya wafat secara rohani oleh karena kasih seperti yang tak
dapat dibandingkan selain dengan kasih-Nya.” (De duodecim
praerogatativs BVM).
Dengan menekankan belas kasihan Bunda Maria, Bapa Suci kita,
Paus Yohanes Paulus II, mengingatkan umat beriman, “Bunda
Maria yang Tersuci senantiasa menjadi penghibur yang penuh
kasih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan, baik
fisik maupun moral, yang menyengsarakan serta menyiksa umat
manusia. Ia memahami segala sengsara dan derita kita, sebab ia
sendiri juga menderita, dari Betlehem hingga Kalvari. ‘Dan jiwa
mereka pula akan ditembusi sebilah pedang.’ Bunda Maria adalah
Bunda Rohani kita, dan seorang ibunda senantiasa memahami
anak-anaknya serta menghibur dalam penderitaan mereka.
Dengan demikian, Bunda Maria mengemban suatu misi istimewa
untuk mencintai kita, misi yang diterimanya dari Yesus yang
tergantung di Salib, untuk mencintai kita selalu dan senantiasa,
dan untuk menyelamatkan kita! Lebih dari segalanya, Bunda Maria
menghibur kita dengan menunjuk pada Dia Yang Tersalib dan
Firdaus!” (1980).

40

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | IKON-IKON GEREJA

RELIEF JALAN SALIB GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA

“Kalau untuk Tuhan, maka segalanya harus yang serba Perhentian IV
luar biasa dan lain dari pada yang lain,” begitu yang Perhentian XII
ada di benak seorang umat yang berpikir lain dari
biasanya. Ide yang ada di kepalanya adalah membuat relief Jalan
Salib yang akan terlihat megah dan mewah dengan bahan yang
berasal dari alam. Ide itu kemudian diwujudnyatakan dengan
menggandeng seorang pemahat berpengalaman yang masih
temannya satu daerah.

Relief Jalan Salib yang ada di dalam gedung gereja terbuat dari
batu marmer asal Blora, Jawa Tengah. Setiap relief dipahat
dengan seksama sehingga memunculkan detil-detil hidup dari
setiap gambar sengsara Yesus Kristus. Bahkan untuk perhentian
ke-12: Yesus Wafat di Kayu Salib, batu marmer yang digunakan
dipilih yang berwarna abu-abu tua untuk melukiskan “kegelapan
yang menyelimuti seluruh daerah tempat Yesus Kristus disalibkan
mulai dari jam 12 sampai jam 3.” (bdk. Matius 27:45)
Dengan ukuran 50 x 70 x 20 cm, setiap relief Jalan Salib
dapat mencapai berat hingga 200 kilogram. Maka pada saat
pemasangan relief-relief ini pada tempatnya yang sekarang di
dalam gereja, dibutuhkan hingga 7 orang untuk mengangkat dan
menahan relief supaya dapat tepat terpampang di tempat yang
telah disediakan.

41

IKON-IKON GEREJA | BUKU KENANGAN

GUA MARIA DAN PROSESI JALAN SALIB DI GEREJA
SANTA MARIA IMAKULATA

Ada keunikan dari tampilan Gua Maria di Gereja Santa Maria
Imakulata. Dengan dilatarbelakangi untuk mendapatkan
disain Gua Maria yang terbaik yang sesuai dengan inspirasi
umat Paroki Trinitas, Cengkareng dan agar umat juga mendapat
kesempatan untuk sumbangsih ide dan kreasinya atas Gua Maria
di gereja baru, maka Kolegial Perencanaan dan Pembangunan,
PPG Sta. Maria Imakulata (PPG SMI) mengadakan Lomba Disain
Gua Maria Gereja Santa Maria Imakulata.

Setelah melalui beberapa tahapan lomba, terjaring 11 peserta
yang memasukkan karya/ disainnya. Lewat penjurian yang
ketat oleh Dewan Juri, maka ditetapkan Pemenang I adalah Sdr.
Stefanus Lauw, Pemenang II adalah Bpk. Gregorius Gun Ho
dan Bpk. Timotius Eko Sethiono (Wilayah 28), dan Pemenang III
adalah Sdri. Michelle Nawang. Melihat keistimewaan tersendiri
dari 2 disain pemenang, maka Dewan Juri sepakat untuk
menggabungkan 2 disain tersebut untuk diwujudnyatakan di
lokasi, yaitu disain Gua Maria dari Pemenang I dan disain tata
ruang luar dan prosesi Jalan Salib dari Pemenang II. Para
pemenang ini juga diajak terlibat dalam masa pra-konstruksi dan
konstruksi dengan membantu mempersiapakan gambar-gambar
kerja dan supervisi di lapangan.

Sdr. Stefanus Lauw yang aktif di kegiatan Antiokhia pernah
mengikuti Lomba Disain Miniatur/Maket Gereja Santa Maria
Imakulata dari bahan-bahan bekas yang diadakan oleh
Seksi Komunikasi Sosial Stasi Sta. Maria Imakulata. Hanya
pada waktu itu, ia mengemban tugas sebagai Pembimbing
untuk adik-adiknya, 4 pelajar SMP dari Lingkungannya, Sta.
Faustina, yang mengikuti Lomba ini. 4 “Anak didiknya” ini
memang keluar sebagai Juara Pertama. Yang membuatnya
terharu adalah hadiah yang didapat ke-4 anak ini langsung
diserahkan kembali kepada PPG Sta. Maria Imakulata sebagai
kontribusi mereka untuk pembangunan gereja Sta. Maria
Imakulata.

Sdr. Stefanus Lauw Kali ini, setelah membaca persyaratan Lomba Disain Gua
Maria Gereja Santa Maria Imakulata, ia langsung mengajukan
disain yang dituntaskannya dalam waktu 2 hari. Apa
yang menarik dari disainnya? “Gua Maria merupakan
pengejawantahan detil yang ada di Rosario. 3 anak tangga
mencerminkan 3 butir pertama dari rangkaian Rosario yang
dipersembahkan untuk Bunda Maria: Salam Puteri Allah Bapa,
Salam Bunda Allah Putera, Salam Mempelai Allah Roh Kudus. 4
pilar menggambarkan 4 Peristiwa: Peristiwa Gembira, Peristiwa
Sedih, Peristiwa Mulia, Peristiwa Terang. Model atap dan dinding

42

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | IKON-IKON GEREJA

GUA MARIA DAN PROSESI JALAN SALIB DI GEREJA
SANTA MARIA IMAKULATA

Gua saya sesuaikan dengan model
yang dipakai pada bangunan gereja,”
jelas Sdr. Stefanus.

Taman Prosesi Jalan Salib yang
diambil dari disain Bpk. Gregorius
Gun Ho dan Bpk. Timotius Eko
Sethiono mengambil konsep go
green. Prosesi Jalan Salib dibuat
berbentuk salib dengan kepala salib
menjadi tempat keberadaan Gua
Maria. 14 Perhentian Jalan Salib
dibuat berkeliling dengan Perhentian
ke-12 – Yesus Wafat di Kayu Salib
- dibuat berupa sebuah salib besar
yang letaknya bertepatan dengan sudut lekukan lahan gereja.
“Kami mencoba menerapkan konsep ramah lingkungan – go
green – dengan prosesi Jalan Salib yang berada di tengah-tengah
nuansa taman dengan pohon-pohon yang asri, hijau dan rindang
sehingga berkesan teduh dan damai,” terang Pak Gun Ho yang
mengatakan bahwa prosesi Jalan Salib di taman ini nantinya dapat
dilakukan oleh sekelompok kecil orang saja, “Antara 5-6 orang,
tetapi akan kami usahakan untuk bisa dilakukan hingga maksimal
10 orang.”

Gua Maria dan Taman Jalan Salib di Gereja Santa Maria Imakulata
ini semoga dapat menjadi kebanggaan kita bersama, yang mampu
memberikan kekhusyukan dan kenyamanan bagi umat untuk
berdevosi.

43

05

“Apalah arti sebuah nama?
Setangkai bunga yang kita
namai mawar, akan sama
harumnya jika disebut dengan nama
lain,” begitu Shakespeare, pengarang
banyak puisi dan drama terkenal,
penulis besar di zamannya yang
berasal dari Inggris bertanya lewat
tokoh dramanya, Juliet Capulet.

Nama diri sungguh bisa menjadi jati
diri, melekat pada diri selamanya.
Dengan nama diri itulah kita dipanggil,
dikenal, dan diingat. Begitu juga
dengan nama diri Gereja. Mengapa
sulit memilih nama untuk sebuah
bangunan gereja dan kumpulan
umatnya? Harus dirembukkan di
antara wakil Gereja, lalu diajukan ke
Bapa Uskup Agung untuk persetujuan.
Mengapa tidak langsung saja
mengambil nama-nama para kudus
yang sangat banyak jumlahnya?

Pengajuan nama “Santa Maria
Imakulata” sebagai nama bakal gereja
yang saat itu belum menentu kapan akan mulai dibangun memiliki
sejarah tersendiri. Selain Santa Maria Imakulata adalah Pelindung
Tarekat para Pastor yang berkarya di Paroki Trinitas, Cengkareng
– Tarekat Oblat Maria Imakulata (OMI), Santa Maria Imakulata
juga dipandang memiliki ikatan tak perpisahkan dengan paham
Tritunggal Mahakudus (Trinitas).

Pada 08 Desember 1854, Bapa Suci Paus Pius IX
memproklamirkan Dogma Maria Yang Dikandung Tanpa Dosa
(Dogma Konsepsi Imakulata): “Sejak saat pertama dikandungnya,
Perawan Maria yang amat terberkati, berkat kasih karunia yang
istimewa dari Allah Yang Mahakuasa, berdasarkan jasa Yesus
Kristus, Juruselamat umat manusia, terlindung dari segala noda
dosa asal.”

44

PEMBANGUNAN GEREJA SANTA MARIA IMAKULATA | MENGAPA “SANTA MARIA IMAKULATA”

IKATAN YANG TAK TERPISAHKAN DARI TRINITAS

Seperti kita ketahui, Adam dan Hawa adalah manusia pertama
yang diciptakan Tuhan. Tuhan memberikan kepada mereka apa
saja yang mereka inginkan di Firdaus, Taman Eden. Tetapi Allah
berfirman bahwa mereka tidak diperbolehkan makan buah dari
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Lucifer, raja
iblis, datang kepada mereka dan membujuk mereka makan buah
pohon tersebut. Adam dan Hawa memakan buah itu; mereka tidak
taat kepada Tuhan dan karenanya mereka diusir dari Firdaus. Oleh
karena dosa pertama itu, semua manusia yang dilahirkan sesudah
Adam dan Hawa mewarisi apa yang disebut “dosa asal”. Itulah
sebabnya, ketika seorang bayi lahir, ia segera dibaptis supaya
dosa asal itu dibersihan dari jiwanya sehingga ia menjadi kudus
dan suci, menjadi anak Allah.

Ketika Allah Bapa hendak mengutus Putera-Nya, Yesus Kristus,
ke dunia untuk menyelamatkan kita, Bapa memerlukan kesediaan
seorang perempuan yang kudus untuk mengandung Yesus
Kristus dalam rahimnya. Bapa memutuskan bahwa perempuan
ini harus dibebaskan dari dosa asal Adam dan Hawa, haruslah
seseorang yang istimewa serta amat suci dan kudus. Sama halnya
seperti jika kita mempunyai satu termos air jeruk segar, maka
kita tidak akan menuangkannya ke dalam gelas yang kotor untuk
meminumnya, bukan? Kita akan menuangkan air jeruk segar itu ke
dalam gelas yang bersih untuk meminumnya. Demikian juga Tuhan
tidak ingin Putera Tunggal-Nya ditempatkan dalam rahim seorang
perempuan berdosa. Oleh karena itulah Tuhan membebaskan
Maria dari dosa asal sejak Maria hadir dalam rahim ibunya,
Santa Anna. Inilah yang disebut Dogma Dikandung Tanpa Dosa
- memang suatu istilah yang sulit, tetapi artinya ialah Maria tidak
mewarisi dosa Adam dan Hawa, sehingga Maria dapat menjadi
seorang bunda yang kudus yang mengandung Yesus dalam
rahimnya.

Dengan mengandung Kristus, melahirkanNya, membesarkanNya,
menghadapkanNya kepada Bapa di Kenisah, serta dengan
ikut menderita bersama Putranya yang wafat dikayu salib,
Bunda Maria secara sungguh istimewa bekerjasama dengan
karya Juruselamat, dengan ketaatannya, iman, pengharapan serta
cinta kasihnya yang berkobar, untuk membaharui hidup adikodrati
jiwa-jiwa. Oleh karena itu, dalam tata rahmat, ia menjadi Bunda
kita. (Lumen Gentium 61).
(disusun ulang dengan penambahan seperlunya dan penyaduran dari “In
Defense of the Blessed Virgin Mary”; www.qni.com/~catholic/defense.htm
yang diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya)

45

06 Idealnya, sebuah Gereja – sekumpulan umat – memiliki sebuah
Hymne – lagu pujian bagi kemuliaan Tuhan yang dilambungkan
46 oleh seluruh umat yang bermadah di dalam Rumah Tuhan.
Begitu juga dengan Gereja Sta. Maria Imakulata. Meski masih
dalam taraf pembangunan, tetapi sebuah lagu telah secara khusus
disiapkan dan diberi nama “Hymne Santa Maria Imakulata”.
Misa Pembukaan Tahun Imam yang diselenggarakan di Paroki
Keluarga Kudus, Rawamangun memang spesial, karena juga
dihadiri oleh hampir semua Uskup yang ada di Indonesia yang
sedang menghadiri Rapat Tahunan di kantor KWI. Beberapa
anggota Tim Dana PPG Sta. Maria Imakulata yang sedang
menemani Romo Antonius Andri Atmaka, OMI - Provinsial
OMI Indonesia saat itu - untuk mengikuti Misa Kudus tersebut
tertegun mendengar indahnya alunan suara dari lagu-lagu yang
dilambungkan oleh koor yang bertugas saat itu. Penasaran,
setelah Misa selesai, para anggota Tim Dana PPG ini lalu mencari
tahu tentang koor tersebut. Ternyata yang bertugas adalah
Paduan Suara MIA Patria yang dipimpin oleh Bapak Linus Putut
Pudyantoro.
Setelah dirapatkan bersama, ada suatu keinginan untuk memiliki
sebuah hymne untuk Gereja Sta. Maria Imakulata yang sedang
dibangun. Maka lewat jasa Bapak Erwin Harjadi, seorang
mantan umat Paroki Trinitas, Cengkareng yang masih terus
aktif membantu di Tim Dana PPG, beberapa anggota Tim Dana
lalu diutus bertemu dan berdiskusi dengan Bapak Putut untuk
menjajaki kemungkinan kerjasama dalam pembuatan album CD
lagu-lagu rohani dengan lagu utama Hymne Santa Maria Imakulata
yang hasil penjualannya dapat menjadi pemasukan dana bagi
pembangunan gereja.
Bapak Putut yang menciptakan Hymne Santa Maria Imakulata
berujar: “Hymne ini adalah salah satu lagu terbaik saya dan
yang paling saya sukai. Kata-kata yang terkandung di dalamnya
merupakan gambaran penghormatan kepada Bunda Maria.
Inspirasi penulisan Hymne datang begitu cepat dan terasa
mudah.”
Hymne Santa Maria Imakulata memiliki aransemen musik yang
anggun penuh hikmat dan memuat untaian kata-kata sungguh
sarat makna bagai sebuah rangkaian doa permohonan penuh
ketulusan dan kerendah-hatian dari yang melantunkannya.
Peluncuran CD “Pimpinlah Langkahku Menuju Istana Cintamu”
yang memuat Hymne Santa Maria Imakulata dilaksanakan secara
meriah pada 09-10 Oktober 2010 di setiap Misa Kudus yang
diselenggarakan di Paroki Trinitas, Cengkareng. Bapak Putut dan
Paduan Suara MIA Patria berkesempatan hadir bahkan tampil di
setiap Misa Kudus.
“Santa Maria Imakulata, Santa Maria Tak Bernoda. Doakan kami,
Lindungi kami, selamanya.”


Click to View FlipBook Version